UDARA
ENDANG WIDJAJANTI
MINGGU 5
TAXIWAY
Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor:
SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknik
Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara
Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai
suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat
terbang sebagai akses dari apron menuju landasan
pacu (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu
menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk
akses dari apron menuju landasan pacu disebut
‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu
menuju apron disebut ‘exit taxiway’. Kedua jalur akses
ini merupakan by‐pass taxiway.
FUNGSI SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG
Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah
• untuk mengatur proses pergerakan pesawat terbang
dari apron menuju landasan pacu yang akan
melakukan lepas landas (take‐off) maupun pesawat
terbang setelah melakukan pendaratan (landing) dan
meninggalkan landasan pacu menuju apron.
• Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan
penghubung adalah panjang bentang sayap (wing
span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread),
dan panjang badan pesawat terbang rencana.
KOMPONEN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG
Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :
‐ Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh
pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk
meninggalkan landasan pacu menuju apron
‐ Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan
oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju
landasan pacu untuk melakukan lepas landas
‐ Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat
dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat
terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir
sebelum melakukan take‐off atau menunggu ijin lepas
landas dari menara ATC
BANDAR UDARA INTERNASIONAL MACAU
single runway
parallel runway
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG
‐ Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance
taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran
untuk melakukan take‐off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush‐
hour).
Komponen‐komponen pada sistem landasan penghubung
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG
Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan
penghubung adalah untuk :
(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta
mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam
pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan
pendaratan)
(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek
mungkin dari apron menuju landasan pacu
(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup,
sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional
penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari
arah apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Menurut peraturan dari Federal Aviation
Administration (FAA) Airport Design and Engineering
Advisory Circular 150/5300‐13,
wing‐tip clearance adalah jarak kebebasan dari ujung
sayap pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat
terbang yang lain dan berfungsi untuk memudahkan
mobilitas atau pergerakan pesawat terbang di apron
maupun di jalur taxiway agar tidak terjadi konflik
dengan pesawat terbang lain
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Wing-tip clearance 20 ft 26 ft 34 ft 44 ft 53 ft
Pada taxiway (6 m) (8 m) (10,5 m) (13,5 m) (16 m)
Wing-tip clearance 15 ft 18 ft 22 ft 27 ft 31 ft
Pada apron / (4,50 m) (5,50 m) (6,50 m) (8 m) (11 m)
taxilane
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP
CLEARANCE
Menurut Peraturan FAA AC 150/5360‐13
disyaratkan bahwa jarak antara hidung pesawat
terbang dengan bagian depan gedung terminal
adalah 4,5 – 9 m tergantung dari kelompok
pesawat terbang rencana (Airplane Design Group)
Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada
apron dan mobilitas dari dan menuju ke landasan
pacu, dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi
pesawat terbang untuk menghindarkan pengaruh
semburan jet dari mesin pesawat ke arah gedung
terminal sejarak 150 m
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Lay‐out posisi pesawat terbang pada jalur taxiway
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Lay‐out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (1)
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Lay‐out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (2)
PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING‐TIP CLEARANCE
Lay‐out posisi pesawat terbang pada apron
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU DAN
LANDASAN PENGHUBUNG
• Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design
Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan
landasan pacu (runway) dan landasan penghubung
(taxiway) secara geometrik. Klasifikasi ini didasarkan atas
karakteristik pesawat terbang, yakni pada dimensi
panjang sayap (wing span), dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1 Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung
digunakan referensi perencanaan dari FAA :
Tabel 2 Ukuran Komponen Pada Taxiway Dengan Referensi Airplane Design Group
Komponen pd Taxiway Airplane Design Group
I II III IV V
I II III IV V
Jari-jari tikungan 60 ft 60 ft 60 ft 85 ft 85 ft
tambahan ( F) 18 m 18 m 18 m 25,5 m 25,5 m
Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :
Diketahui pesawat terbang rencana B‐737‐200 dengan wing span 32,92
m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 1). sehingga dari tabel
1 dan tabel 3 diperoleh :
• Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
• Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)
• Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)
• Jari‐jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline (F) =
60 ft (18 m)
• Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway (L) = 150 ft (45 m)
• Jari‐jari tikungan (R) = 100 ft (30 m)
PERENCANAAN
GEOMETRIK PADA
LANDASAN
PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Gambar Rencana :
Perencanaan
Tikungan pada
Taxiway dengan
pesawat terbang
rencana B-737-200
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
2. Perencanaan by‐pass taxiway (exit taxiway dan entrance
taxiway)
Dalam perencanaan by‐pass taxiway (exit taxiway dan
entrance taxiway) yang perlu untuk diperhatikan adalah
penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat
akan memasuki area sistem landasan penghubung.
Penentuan kecepatan rencana ini dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
R = V^2____
(125.µ)
V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)
R = jari‐jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan Airplane Design Group
atau hasil perhitungan ( m )
µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan perkerasan (0,13)
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
R = V^2____
(125.µ)
sehingga : V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)
R = jari‐jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan Airplane Design
Group atau hasil perhitungan ( m )
µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan perkerasan (0,13)
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Jika penentuan jari‐jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran
wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear dan roda
depan/nose gear) dan komponen‐komponennya maka dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
R = 0,388 . 2B_
((W/2) – D)
dengan :
R = jari‐jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )
B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )
W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m )
D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear
dan tepi jalur taxiway ( m )
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by‐pass
taxiway :
Diketahui pesawat terbang rencana B‐737‐200 dengan wing
span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III sehingga
dari tabel perencanaan komponen taxiway dari FAA
diperoleh :
Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
Untuk pesawat terbang rencana B‐737‐200, maka Ukuran
wheel base (B) = 11,38 m
Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat
utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Maka : R = 0,388 . 2B_
((W/2) – D)
= 0,388 . 2(11,38)
((15/2) – 3,75)
= 13.399 m
≈ 14 m
Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki tikungan
adalah :
V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
= 11,18 √(14 x 0,13)
= 15 m/dt
= 15 x 3,6
= 54 km/jam