AREAL PENDARATAN
1. Standar Perencanaan Lapangana Terbang
Selanjutnya yang kita uraikan adalah persyaratan dari ICAO dan FAA
dengan titik berat pembahasan klasifikasi pelabuhan udara, landasan
, taxiway, apron dan pemisahan bebas halangan ( saparation
clearance )
2. Klasifikasi Lapangan Terbang
Klasifakasi untuk ICAO membuat dalam kode huruf dan kode nomor sedangkan
Ffa membuatnya dalam group – group pesawat.
a) Klasifikasi Menurut ICAO ( international civil Aviation organisation)
Sebelumnya Klasifikasi Menurut ICAO membagi klas – klas lapangan terbang
berdasarkan panjangnya saja dengan kode huruf
Lapangan Terbang Huruf A adalah terpanjang 2.000 m lebih
Lapangan Terbang Huruf E adalah terpendek 600 m sampai 750 m
6. Clearway
Telah diterangkan kelompok sebelumnya kemiringan tidak boleh lebih dari 11Τ4 %
Persyaratan yang dibuat FAA mirip sekali dengan Persyaratan ICAO,dalam pembahasan ini tidak di
jelaskan satu – satuu persatu di berikan tabel sebagai garis besar persyaratan yang diminta FAA.lihat
pada tabel berikut
7. Taxiway
Kecepataan pesawat yang sudah masuk atau keluar taxyway menuju kandas pacu tidas sebesar
kecepatan pesawat pada landas pacunya, maka persyaratan kemiringan memanjang, kurva vertikal
dan jarak pandangan tidaklah seketat pada landasan
Kecepatan lebih rendah sehingga lebar taxyway lebih kecil dari pada landasannya
Penampang melintang taxiway dapat dilihat pada gambar 4.6
Persyaratan yang dikeluarkan oleh ICAO dan FAA akan di bicarakan di bawah ini
ICAO
Wheel clearance : untuk perencanaan taxiway apabila cockpit pesawat dimana taxiway itu
direncanankan ,beradaa diatas marking sumbu taxiway, jarak bebas antara sisi terluar roda
utama pesawat dan sisi perkerasan taxiway luar tidak boleh lebih kecil dari harga yang
diberikan pada tabel 4.7 berikut ini
Keterangan :
# taxiway direncanankan penggunaan untuk pesawat dengan Wheel base sama
ataulebih besar dari 18 m (60 ft)
••Taxiway direncanakan penggunaannya untuk pesawat dengan wheel base kurang dari 18
m (60 ft)
Lebar :
lebar taxiway Dan lebar total taxiway bersama dengan bahu landas pada bagian yang lurus
tidak boleh kurang dari yang di tunjukan pada tabel 4.8 di bawah ini :
Cara 2 dan 3 pemecahan yang lebih ekonomis tetapi ada kelemahannya yaitu jarak
penglihatan (Vasibility) sedang jelek atau operasi penerbangan mala hari cara 2 dan 3
kurang baik
Beberapa cara yang di saraankan ICAO untuk merencanakan fillet
1. Denan simulasi gerakan pesawat menggunakan model
2. Perhitungan fillet
3. Menggunakan grafik – grafik akan menghasilkan data – data pendekatan dari garis
garis pesawat.
9. Exit Taxiway
Fungssi dari exit taxiway atau turn off adalah menekan sekecil mungkin waktu penggunaan
landasan oleh pesawat mendarat
Exit taxiway dapat ditempatkan gengan menyudut siku siku pada landasan atau bisa
ter[aksa menyudut yang lain juga bisa
Exit taxiway yang sudut 30° di sebut “Kecepatan tinggi” atau “cepat keluar”
Penempatan exit taxiway tergantung pada pesawat campuran, kecepatan waktu,tingkat
pengereman yang tergantung pada kondisi permukaan perkerasan basah atau kering serta
jumlah exit taxiway yang direncanakan dibuat.
Keputusan untuk merencanakan exit taxiway menydut siku siku didasarkan pada analisa
lali lintas yang ada
Apabila lalu lintas rencana pada jam jam puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat dan
lepas landas). Exit taxiway menyudut siku cukup memadai
Exit taxiway menyudut bisa dibnagun dengan dana yang murah dari pada exit taxiway
dengan kecepatan tinggi dan apabila di tempatkan dengan semestinya akan menghasilkan
aliran lalu lintas pesawat yang efisien
b. Exit taxiway kecepatan tinggi
High Speed Exit Taxiway/Rapit Exit Taxiway
Dengan adanya high exit taxiway pada sebuah landasan menambah kapsitas landasan itu landasan
untuk menampung arus gerak mendarat dan lepas landas pesawat
Maka disarankan satu saja standar perencanaan gambar 4.9
Alasan mengapa memilih perencanaan ini untuk semua lapangan terbang adalah :
1. Kemudahan bagi sebagian besar konfigurasi roda pendaratan pesawat untuk
membuat belokan
2. Sisi perkerasan yang lapang didapatkan antara sisi luar roda pendaratan dengan
tepi perkerasan taxiway
3. Muara yang diperluas dari exit taxiway memberikan kemingkinan beberapa variasi
sumbu belokan ke taxiway, bila pesawat tidak memulai belokannya dari titik yang
ditandai pada landasan.(titik A pada gambar 4.9)
4. Konfigurasi memungkinkan pesawat belok walau dengan kecepatan tinggi 50 knot
(93 km/jam)