C.
Ft = 1 + (0.01 x (T- (15-0.0065E)
Dimana : Ft = factor koreksi akibat temperature
T = Airport Reference Teperature (C.)=30 C (Data PT. AP-II)
E = Elevasi runway = 19,161 m (contoh)
Jadi :
Ft = 1+ (0,01x (30- (15-0,0065x19,161)
= 1,151
dikoreksi kalau runway dalam kondisi basah (slippery) sebesar 15 %, sehingga panjang
runway untuk landing menjadi : L = 2000 + (0,15 x 2000) = 2300 m.
Runway Strips : suatu bidang persegi panjang yang diratakan bersih tanpa benda-benda yang
mengganggu, diberi dilengkapi drainase dan mencakup landasan pacu, daerah henti dan
dipergunakan untuk mendukung peralatan pemeliharaan serta dalam keadaan darurat harus
mampu mendukung pesawat udara bila keluar dari landasan pacu.
Runway end safety area (RESA): Suatu bidang persegi panjang yang diratakan, bebas dari
rintangan yang membentang dari ujung strip landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah landasan pacu, dan dipersiapkan guna mengurangi bahaya
kerusakan pesawat udara yang tergelincir keluar (over shooting) dari landasan serta untuk
pergerakan kendaraan pemadam kebakaran.
Stopway: Suatu bidang persegi panjang yang terletak pada ujung landasan pacu yang
disediakan sebagai tempat yang aman untuk berhenti bagi pesawat yang gagal lepas landas.
Clearway: Suatu bidang persegi panjang yang membentang dari ujung landasan pacu dan
simetris terhadap perpanjangan garis tengah landasan pacu, bebas dari rintangan tetap.
Taxiway: Suatu bidang tertentu di dalam lokasi bandar udara yang menghubungkan antara
landasan pacu dengan apron di daerah bangunan terminal atau runway dengan apron di
daerah hanggar pemeliharaan.
Apron: Suatu bidang tertentu di dalam bandar udara yang dipergunakan untuk
menaikan/menurunkan penumpang ke/dari pesawat udara, bongkar muat barang atau pos,
pengisian bahan bakar, parkir dan pemeliharaan pesawat udara;
Holding bay: Suatu bidang tertentu berbentuk apron kecil yang ditempatkan dekat ujung
landasan pacu yang berfungsi sebagai suatu tempet pesawat udara menunda lepas landas,
tanpa menyebabkan tertundanya pesawat udara lain yang ada di belakangnya dan sebagai
tempat pemeriksaan terakhir sebelum lepas landas bagi pesawat bermesin piston dan bagi
semua jenis pesawat udara untuk menunggu izin lepas landas.
Rambu: Simbol atau sekelompok simbol yang diletakkan atau dipasang di daerah pergerakan
pesawat udara yang bertujuan memberikan informasi penerbangan.
2. Landasan Hubung (Runway)
Perencanaan runway yang paling umum adalah menentukan orientasi arah runway dan
menentukan panjang runway. Arah runway dapat ditentukan dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
a) Data angin diperoleh dari BMKG di area bandar udara dengan rentang waktu minimum
5 tahun terakhir dan untuk kalibrasi dilakukan dengan pengadaan data primer yang dilakukan
dengan survei sesaat minimum satu bulan pada lokasi bandar udara.
b) Data angin meliputi arah, kecepatan, frekuensi angin harian, bulanan, tahunan yang
tercatat dari statistik 5 tahunan. Pada tahun terakhir data disampaikan per tiga jam baik untuk
arah, kecepatan, dan frekuensi angin.
c) Data angin dianalisis berdasarkan katagori arah angin berdasarkan 16 penjuru angin dan
prosentase kecepatan angin dengan kelompok kecepatan angin sebagai berikut : 4-15 mph,
15-31 mph, 31-47 mph dan angin katagori tenang (calms) antara 0-4 mph.
d) Berdasarkan kelompok kecepatan angin dapat digambarkan windrose dan dari
pembacaan windrose diperoleh arah angin dengan prosentasi terbesar yang dipakai sebagai
arah landasan pacu.
e) ICAO menentukan bahwa landasan pacu harus diorientasi sehingga pesawat udara dapat
mendarat dengan usability factor minimum 95%. Kecepatan angin samping (cross wind)
maksimum 23 mil/jam (20 knot) untuk panjang landasan pacu 1.500 m atau lebih; 15 mil/jam
(13 knot) untuk panjang landasan pacu antara 1.200 dan 1.500 m dan 11,5 mil/jam (10 knot)
untuk panjang landasan pacu kurang dari 1.200 m.
Adapun untuk menentukan panjang runway, cara yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan data-data ARFL (Aeroplane Reference Field Length) yang dikoreksi terhadap
elevasi, suhu dan slope runway. Berikut ini adalah uraian penentuan panjang runway tersebut.
a) Penentuan panjang
Penentuan panjang aktual dilakukan dengan mengkoreksi panjang ARFL. ARFL adalah
panjang landasan minimum bagi pesawat
untuk take off pada keadaan standar yaitu pada keadaan beban lepas landas maksimum atau
Maximum Take Off Weight / MTOW,
ketinggian/ elevasi bandara nol (0) terhadap permukaan air laut, kondisi atmosfer standar,
keadaan tanpa angin, dan kemiringan
landasan pacu nol (0). ARFL tersebut dikoreksi terhadap elevasi landasan pacu, temperatur
dan kemiringan memanjang landas
pacu. Berikut ini adalah uraian perhitungan panjang landasan pacu dimaksud.
b) Koreksi terhadap elevasi landasan pacu (Fe)
Setelah ditetapkan bahwa panjang landasan pacu dasar harus ditingkatkan sebesar 7% setiap
kenaikan elevasi 300 m dari
permukaan air laut rata-rata.
Fe = 0,007 x (h/300)
Dimana Fe adalah faktor koreksi terhadap elevasi dan h adalah elevasi landasan pacu
(dinyatakan dalam +m di atas permukaan laut
atau dpl).
c) Koreksi terhadap suhu (Ft)
Untuk setiap pertambahan suhu 1C dari suhu standar, panjang landasan pacu ditingkatkan
1%. Standar suhu di permukaan laut
adalah 15C. Untuk ketinggian (h) meter di atas permukaan laut, faktor koreksi dapat dicari
dengan rumus
Ft = 0,01 x (T-0,0065 h)
Dimana Ft adalah faktor koreksi panjang landasan pacu terhadap suhu di lokasi, h adalah
elevasi landasan pacu dan T adalah suhu di
sekitar bandar udara.
c) Koreksi terhadap kemiringan landasan pacu (Fs)
Untuk setiap kemiringan 1 % panjang landasan pacu ditambah 10 %.
Fs = 0,1 x S
Dimana Fe adalah faktor koreksi panjang landasan pacu terhadap kemiringan dan S adalah
kemiringan landas pacu
d) Panjang koreksi
Ketiga faktor koreksi di atas yaitu elevasi bandar udara, suhu udara, kemiringan landasan
pacu digunakan untuk menentukan
panjang landasan pacu untuk kebutuhan lepas landas pesawat yaitu:
Panjang landasan pacu yang dibutuhkan (terkoreksi)=ARFL x Fe x Ft x Fs
Sedangkan untuk kebutuhan pendaratan pesawat, panjang landasan pacu hanya memerlukan
koreksi terhadap elevasi.
Perencanaan runway yang lebih rinci meliputi perencanaan perkerasan runway (flexible atau
rigid), perencanaan drainase runway
(surface atau sub surface) hingga penempatan marka dan peralatan navigasi di sekitarnya.
Untuk fasilitas-fasilitas lain umumnya direncanakan menggunakan standar-standar dari ICAO
dan disesuaikan dengan rencana
konsep bandar udara yang akan dibangun. Jika teman2 ingin memperdalam terkait fasilitasfasilitas sisi udara yang lain dapat
menghubungi via email saya . . .:)