Anda di halaman 1dari 77

Modul II.

Perkerasan Kaku Jalan (rigid


Pavement)
URAIAN MATERI I : Pengertian dan jenis susun
an lapisan Perkerasan Kaku

OLEH : SUGIYANTO
Perkerasan kaku
Susunan Lapisan konstruksi kaku terdiri da
ri komponen.
 Tanah dasar
 Lapis pondasi bawah
 Lapis Beton
 Lapis Permukaan aus.
Pekerasan Kaku
Perkerasan kaku dari kekuatan harus.
• 1). Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah das
ar sebagai akibat beban lalu lintas sampai batas bat
as yang masih mampu dipikul tanah dasar.
• 2). Direncanakan dalam dimensi ukuran panjang da
n lebar perkerasan dengan bagian sambungan mam
pu mengatasi pengaruh kembang susut dan penurun
an kekuatan tanah dasar, cuaca dan kondisi lingkun
ga
Perkerasan Kaku
Dalam perencanaan perkerasan kaku, tebal plat
beton mampu memikul beban yang menimbul
kan tegangan yang ditimbulkan oleh:

1) Beban roda kendaraan jenis niaga.


2) Perubahan suhu dan kadar air.
3) Perubahan volume pada lapisan dibawahnya.
Perkerasan Kaku
Rancangan tebal perkerasan kaku, agar dapat mempuny
ai usia layan sesuai dengan rancangan dan didasarkan a
sumsi:
• Kekuatan tanah dasar tanah dasar dalam kode (k) satuan kg/em2. sa
tuan CBR
• Jenis material lapisan pondasi base dan sub base, lalu lintas jenis kend
araan berat.
• Pemilihan material lapisan pondasi dan material beton mulai dari pemb
uatan martal, pemasangan penghamparan saat pelaksanaan lapisan p
engecoran, perawatan.
• Sistem pemompaan dan perubahan volume tanah dasar, akibat cuaca
dan air permukaan .
• Mengkondisi dan melaksanakan penghamparan material lapisan ponda
si .
• Kekuatan bahan beton dalam satuan kuat lenturtarik(MR) .
• Dalam perencanaan kekuatan beton tegangan lentur tarik yang berlebi
han pada bagian penampang.
Perkerasan Kaku

Bentuk Susunan Lapisan Perkerasan Kaku


Perkerasan kaku
Perkerasan kaku dari bahan beton dapat disusun dari.
Perkerasan Kaku
Rancangan Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton
semen, merupakan bagian yang berfungsi sebagai berik
ut.
1. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah akibat te
rjadinya air permukaan tanah tinggi .
2. Mencegah intrusi air dan pemompaan pada sambungan
konstruksi perkerasan beton, keretakan pada tepi-tepi pel
at sambungan antara perkerasan.
3. Memberikan dukungan mantap kesetabilan dan seragam
pada pelat perkerasan pada sisi memanjang longitudinal
dan melintang transversal.
4. Sebagai lapisan yang berfungsi sebagai perkerasan lanta
i kerja selama pelaksanaan konstruksi.
Perkerasan Kaku

Fungsi lapisan tanah pondasi (Sub-Grade) pada perkera


san kaku:
• Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen
bersifat tetap
• Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (Modulus of
Sub Grade Reaction= K), menjadi Modulus reaksi kompos
it(Modulus of Composit Reaction).
• Mengurangi kerusakan akibat pembekuan (frost action).
• Melindungi gejala plumping, dimana butiran-butiran agreg
at halus tanah pada daerah sambungan terjadi retakan da
n sudut dan sisi samping perkerasan neton.
• Mengurangi terjadinya bahaya retak pada lapisan perkera
san.
Perkerasan Kaku
Pelaksanaan Stabilitas Tanah, dipehatikan :
1. Diperlukan kekuatan yang dapat mendukung beban atau kekakua
n dari tanah yang telah distabilisir.
2. Diperlukan untuk mengurangi efek stabilitas tanah dan menjamin s
tabilitas.
3. Ketersediaan bahan tanah yang berdekatan pada lokasi pembang
unan.
4. Dihindari pengunaan bahan tanah yang tidak memenuhi syarat tek
nis sebagai bahan bantu campuran gradasi.
5. Penambahan pada pemadatan yang tidak cukup
6. Diperlukan untuk konstruksi badan jalan sebagai bahan tambahan.
7. Dapat menjamin stabilitas hasil pengalian berupa lereng.
8. Diperlukan sebagai bahan perbaikan untuk tanah.
Perkerasan Kaku
Metode Pelaksanaan peningkatan daya dukung
tanah dilakukan dengan memperhatikan jenis, d
an proses dan bahan stabilisasi tanah.

1. Mekanis untuk mendapatkan tanah yang bergradasi b


aik (well graded) untuk memenuhi spesifikasi tanah ses
uai speck.
2. Kimia, dengan bantuan bahan campuran dari bahano
lahan parik dan hasil tambang.
Perkerasan Kaku
Faktor yang perlu diperhaikan dalam pelaksanaan pengh
amparan dan pemadatan material tanah timbunan, adal
ah:
• Karakteristik dari material bahan timbunan.
• Kadar air material timbunan.
• Jenis alat pemadatan yang digunakan.
• Massa (berat) alat pemadatan yang tergantung pada lebar
roda atau plat dasar.
• Ketebalan lapisan material yang dipadatkan dalam kondisi
tidak lebih dari 2 kali ketebalan rencana.
• Jumlah lintasan yang diperlukan dalam pemadatan.
• Pekerjaan pemadatan tanah disesuaikan dengan tujuan d
an fungsi bangunan yang akan didukung/ditopang.
• Memilih mesin pemadat yang cocok untuk mendapatkan
pemadatan yang baik.
Perkerasan Kaku
Dalam setiap kegiatan pelaksanan pemadatan diperluka
n pelaksanaan stabilitas pemadatan tanah adalah :

1. Menghamparkan bahan secara merata pada saat pelaks


anaan timbunan tanah secara berlapis-lapis.
2. Mengatur kadar air bahan tanah secara tepat sesuai den
gan jenis dan karakteristik tanah.
3. Memilih mesin penghampar dan pemadat yang cocok unt
uk mendapatkan pemadatan yang baik.
4. Menghindarkan lokasi pekerjaaan selama penghamparan
dan pemadatan dari pengenangan atau infiltrasi air hujan
.
Perkerasan Kaku
Faktor diperlukan dalam Pelaksanaan Penghamparan da
n Pemadatan :
1. Karakteristik dari material bahan timbunan.
2. Kadar air material timbunan.
3. Jenis alat pemadatan yang digunakan.
4. Massa (berat) alat pemadatan yang tergantung pada leb
ar roda atau plat dasar.
5. Ketebalan lapisan material yang dipadatkan dalam kondi
si tidak lebih dari 2 kali ketebalan rencana.
6. Jumlah lintasan yang diperlukan dalam pemadatan.
7. Pekerjaan pemadatan tanah disesuaikan dengan tujuan
dan fungsi bangunan yang akan didukung/ditopang.
8. Memilih mesin pemadat yang cocok untuk mendapatkan
pemadatan yang baik.
Perkerasan Kaku
Perbaikan Stabiitas dengan Penyesuaian
Gradasi Tanah;
1. Pembuatan Campuran Gradasi.
2. Tempat Penimbunan material.
3. Pelaksanaan Penghamparan.
4. Pelaksanaan Stabilitasi
5. Jenis Peralatan Pekerjaan Tanah.
Perkerasan Kaku
Penimbunan material selektif, penghamparan dan pemadatan.
Perkerasan Kaku
Stabiliats tanah dengan campuran kimia dilakuakan

1. Kondisi tanah yang jelek daya dukung, ditingkatkan mutu


kekauatan gradasinya.
2. Bahan kemampuan pondasi yang terbatas, khususnya ti
ngginya plastisitas bahan pondasi, perlu diturunkan angk
a plastisitas tanah.
3. Pengedalian kadar air pada lapiran butiran tanah dibawa
h dan sekitar pondasi. Sehingga tanah tidak mudah men
gisap air dan mengkondisikan tanah tidak basah berair.
4. Mendaatkan tinggi bahan lapisan tanah yang memiliki ke
mampuan dukung sesuai kemampuan bangunan.
Perkerasan Kaku
Pelaksanaan dan merencanakan pencampuran
bahan material sebelum dicampur perlu dilakuk
an hal sebagai berikut:

1. Dilakukan penyelidikan tanah mengenai kadar air, gr


adasi butiran dan konsistensi tanah yang akan dist
abilisir.
2. Penentuan bahan stabilisir sesuai dengan karakteris
tik bahan stabilisir kapur atau semen.
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Jenis bahan stabilitas grouting pada l
apisan tanah dibagi menjadi 3 jenis:

1. Bahan partikel suspensi : pasta semen, cair


an kapur.
2. Larutan stabilisir : Bahan inorganis seperti w
aterglass dan kalsium chloride dan bahan ya
ng terdiri dari berbagai persenyawaan polym
er tinggi.
3. Bahan gabungan cement dan waterglass.
Perkerasan kaku
Bahan Geotekstil
Merupakan lembaran serat sintesis tenunan dengan tambah
an bahan anti ultraviolet yang dibuat untuk menanggulangi te
rjadinya penurunan tanah (setlement) dan perubahan lapisan
labil dan sebagai memperkokoh pembuatan landasan jalan
dan konstruksi yang tanah mengalami pergerakan atau jenis
tanah ekpansif.
Perkerasan kaku
Bahan Geotekstil
Merupakan lembaran serat sintesis tenunan dengan tambah
an bahan anti ultraviolet yang dibuat untuk menanggulangi te
rjadinya penurunan tanah (setlement) dan perubahan lapisan
labil dan sebagai memperkokoh pembuatan landasan jalan
dan konstruksi yang tanah mengalami pergerakan atau jenis
tanah ekpansif.
Perkerasa Kaku
Sistim stabilisasi lereng dengan micropile digunakan untuk m
eningkatkan kemampuan daya dukung tanah lanau jika men
galami ekanan rendah akibat beban konstruksi dan meningk
atkan kestabilan lereng di semua jenis tanah
Perkerasan kaku

MATERI II :
Posisi Beban dan material Lapsan
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Pondasi Lapisan Bawah ( subase- course)

1. Bahan unbound Gradasi atau bound gradasi cemen


treated subase (CTSb)
2. Jenis beton kurus giling padat atau Lean roller concr
ete. Tegangan tekan min 5,0 Mpa ( 50 kg/cm2)

Dalam peraturan dan standart penentuan tebal lapisan pond


asi minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai mutu dan
persyaratan teknis menurut SNI 03-63888-2000 dan AASHT
O M-155 serta SNI 03-1743-1989
Perkerasan Kaku
Tebal pondasi Bawah minimum untuk perkerasan beton sem
en
Perkerasan Kaku
Hubungan CBR tabah dasar dan tebal Pondasi bawah
Perkerasan Kaku
Hubungan antara Lapis Pemecah Ikatan dan Gesek
an
No Lapis Pemecah Ikatan Koefisien Gesekan (µ)

1 Lapis resap ikat aspal di atas permukaan pondasi bawah 1.0

2 Laburan paraffin tipis pemecah ikat 1.5

3 Karet kompon (A Cloribnated Rubber Curing Compound) 2.0


Perkerasan Kaku
Persyaratan Agregat Halus S NIS -04- 1989
• Butirannya tajam, kuat dan keras.
• Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.
• Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat
• J ika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12
%
• J ika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum
10 %
• Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian yang d
apat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 5 %. Apabila lebih d
ari 5 % maka pasir harus dicuci.
• Tidak boleh mengandung zat organik.
• Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik,
Perkerasan Kaku
Agregat kasar memiliki syarat teknis antar lain;
• Butirannya tajam, kuat dan keras
• Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh c
uaca.
• S ifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat
Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur ( bagian y
ang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 1 %. Apa
bila lebih dari 1 % maka kerikil harus dicuci.
• Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yan
g dapat merusak campuran aspal beton.
• Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik,
atau gradasi rapat (Dense Graded) :
Perkerasan Kaku

UR AIAN MATE R I III :


Karakteristik Material Beton
dan S ambungan Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Beberapa sifat beton yang timbul jika telah mengeras antara
lain :
1. Getas, artinya mudah retak atau patah disatu penampan
g dan bersifat liat.
2. Mengalami penyusutan yang cukup besar jika saat pelak
sanaan cuaca udara kering
3. S ehingga terjadi kecenderung cacat seperti retak-retak h
alus pada permukaan yang berhubungan dengan cuaca
kering.
4. Hasil yang didapat dipengaruhi oleh kemampuan saat pel
aksanaan beton
Perkerasan Kaku
Sifat-sifat Beton basah Selama proses pelaks
anaan beton basah akan ditentukan oleh antar
a lain :

1. Stabilitas kekentalan.
2. Mobilitas.
3. kompaktibilita
Perkerasan Kaku
Pemasangan Tulangan

1. Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapa


t dipertahankan.
2. Memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang ag
ar dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehin
gga dapat meningkakan kenyamanan.
3. Mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan, jumla
h tulangan yang diperlukan dipengaruhi posisi jarak sam
bungan susut, sedangkan pada posisi beton bertulang m
enerus, diperlukan jumlah tulangan yang sesuai (As min)
mengurangi sambungan susut.
Perkerasan Kaku
Menurut pedoman dalam NAAS R A (National As
sociation of Austalian State Road Authorities) a
da jenis perkerasan kaku,

1. Perkerasan beton semen bersambung tan


pa tulangan (jointed plain concrete paveme
nt).
2. Perkerasan beton menerus dengan tulanga
n (continuosly reinforced concrete pavemen
t).
Perkerasan Kaku
Hubungan kuat tekan beton dengan baja memperoleh angk
a ekivalen

f’c kekuatan beton N

175-225 10

235-285 8

20-k3 atas 6
Perkerasan Kaku
Penerapan tulangan umumnya dilaksanakan pada:

• Pelat dengan bentuk tak lazim (odd-shaped slabs).


• Pelat tersebut tidak lazim bila perbandingan antara panjan
g dengan lebar lebih besar dari 1,25 atau bila pola sambu
ngan pada pelat tidak benar-benar berbentuk bujur sangk
ar atau empat persegi panjang.
• Pelat dengan sambungan tak sejalur (mismatched joints).
• Pelat berlubang karena ada saluran pemisah (pits or str
uctures).
Perkerasan kaku
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Untuk menjamin agar tidak diperoleh retakan-retakan yang h
alus dan jarak antara tulangan yang optimum, maka diperluk
an:

1. Persentase tulangan dan perbandingan antara keliling da


n luas tulangan harus besar.
2. Perlu menggunakan tulangan ulir (deformed bars) untuk
memperoleh tegangan lekat yang lebih tinggi.
3. J arak retakan teoritis yang dihitung dengan persamaan di
atas harus memberikan hasil antara 100 dan 250 cm.
4. J arak antara tulangan 100 mm-225 mm. Diameter batang
tulangan memanjang berkisar antara 12 mm dan 20 mm.
Perkerasan Kaku
Penulangan melintang
Pemakaian Luas tulangan melintang (As) yang
diperlukan pada perkerasan beton menerus de
ngan tulangan dihitung menggunakan persama
an seperti penulangan memanjang. Tulangan m
elintang dapat direkomendasikan sebagai berik
ut. :
• Diameter batang ulir lebih kecil dari 12 mm
• J arak maksimum tulangan sumbu ke sumbu
75 cm
Perkerasan Kaku
Macam Pemasangan Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Kekuatan Beton semen

• Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik len


tur (Flexural, strenght) umur 28 hari, yang didapat dari ha
sil penhujian balok pembebanan tiga titik (AS TM C-78) ya
ng besarnya mencapai tipikal sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/c
m²)
• Kuat tarik lentur beton, harus mencapai kuat tarik lentur 5
- 5,5 Mpa (50 - 55 kg/cm²). Kekuatan rencana harus dinya
takan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang dibulatka
n hingga 0,25 Mpa (25 kg/cm²) terdekat.
Perkerasan kaku
Kuat tarik lentur dapat juga ditentukan dari hasil
uji kuat tarik belah beton yang dilakukan menur
ut SNI 03-2491-1991:

• Fcf = 1,37 x Fcs dalam Mpa atau


• Fcf = 13,44 dalam kg/cm²
Dengan pengertian bahwa bahan beton :
• Fcs : kuat tarik belah beton 28 hari
Perkerasan Kaku
Posisi langan sambungan
Perkerasan Kaku
Posisi dan Fungsi Tulangan Melintang’

1. Tulangan sambungan melintang disebut juga dowel


2. Berfungsi sebagai „sliding device‟ dan „load transfer dev
ice’.
3. Berbentuk polos, bekas potongan rapi dan berukuran bes
ar.
4. S atu sisi dari tulangan melekat pada pelat beton, sedang
kan satu sisi yang lain tidak lekat pada pelat beton
5. Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar dengan sumbu ja
lan
Perkerasan Kaku
Posisi dan Fungsi Tulangan memanjang

1. Tulangan sambungan memanjang disebut juga Tie Bar.


2. Berfungsi sebagai unsliding devices dan rotation device
s.
3. Berbentuk deformed / ulir dan berbentuk kecil.
4. Lekat di kedua sisi pelat beton.
5. Lokasi di tengah tebal pelat beton dan tegak lurus sumbu
jalan.
6. perolehan Luas tulangan memanjang dihitung dengan ru
mus seperti pada tulangan melintang.
Perkerasan Kaku
Sambungan pada perkerasan beton semen digunakan a
ntara lain, untuk:

1. Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang diseb


abkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta bahan lal
u lintas
2. Memudahkan pelaksanaan
3. Mengakomodasi gerakan pelat akibat perubahan volume
lapisan pondasi.
Perkerasan Kaku
Tipikal S ambungan melintang dan Mamanjang
Perkerasan Kaku
Ukuran standart Penguncian sambungan Memanjang dan m
elintang.
Perkerasan Kaku
S ambungan S usut Melintang tanpa ruji (dowel)
Perkerasan Kaku
S pesifikasi Diameter Tulangan
Perkerasan Kaku
Tipykal S ambungan Pelaksanaan direncanakan dan tidak dir
encanakan untuk apengecoran lajur perkerasan
Perkerasan Kaku
Tipykal S ambungan Isolasi
Perkerasan Kaku
S ambungan isolasi harus dilengkapi dengan bahan penutup
(joint sealer) setebal 5- 7 mm dan sisanya diisi dengan baha
n pengisi (joint filter)
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Hubungan sambungan isolasi atara diamete
r uji (dowel) dengan Ketebalan plat Beton
Perkerasan Kaku
Varian sambungan isolasi pada lobang kontrol ( manhol
e) dan sambungan Lubang air masuk saluran tepi jalan
Perkerasan Kaku
Varian sambungan pada potongan melintang jalan
Perkerasan Kaku
Pengunaan Angker Panel dan angker blok pada jalan de
ngan kemiringan kelandaian memanjang curam
Kemiringan (%) Angker Panel Angker Blok
3-6 Setiap panel ketiga Pada bagian awal kemiringan
6-10 Setiap panel kedua Pada bagian awal kemiringan
>10 Setiap panel Pada bagian awal kemiringan dan pada
setiap interval 30 meter berikutnya
Perkerasan Kaku

Uraian Materi IV :
Metode Analisis Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Fungsi perkerasan kalu dalam memikul beban, maka perkera
san harus:

1. Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar samp


ai batas-batas yang masih mampu dipikul tanah dasar ter
sebut tanpa menimbulkan perbedaaan lendutan/penurun
an yang dapat merusak perkerasan itu sendiri.
2. Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu mengatasi pengaruh kembang susut dan penuru
nan kekuatan tanah dasar serta pengaruh cuaca dan kon
disi lingkungan.
Perkerasan Kaku
Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, antara lain:
• Peranan perkerasan kaku dan intensitas lalu lintas dilayani.
• Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan roda, beban sumbu, u
kuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur
dan arah lalu lintas.
• Umur rencana perkerasan kaku ditentukan atas dasar pertimban
gan-pertimbangan peranan perkerasan, pola lalu lintas dan nilai
ekonomi perkerasan serta faktor pengembangan wilayah.
• Kapasitas perkerasan yang direncanakan
• Daya dukung dan keseragaman tanah dasar . kekuatan pelat pe
rkerasan.
• Lapis pondasi bawah meskipun bukan merupakan bagian utama
dalam menahan beban.
Perkerasan Kaku
Faktor Penentuan Tebal perkerasan Kaku
1.Umur Rencana
2.Variasi Lalu Lintas Rencana.
J umlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana di
hitung dengan rumus berikut:
J S KN =J S KNH x 365 x R x C
Dengan ketentuan:
J S KN : J umlah total sumbu kendaraan niaga selama um
ur rencana
J S KNH : jumlah total sumbu kendaraan niaga perrhari p
ada saat jalan dibuka
Perkerasan Kaku
3. Koefisien Distribusi Kendaraan
a) Dan ditinjau dari konfigurasi jenis sumbu kendaraan meli
puti
b) S umbu tunggal dengan roda tunggal (S TR T)
c) S umbu tunggal dengan roda ganda (S TR G)
d) S umbu tandem/ganda dengan roda ganda (S GR G)
e) S umbu tridem roda ganda (S TrR G)
Perkerasan Kaku
4. Faktor Keamanan sesuai Peranan J alan

Peranan Jalan Faktor Keamanan


Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/Lokal 1,0

5. Kekuatan Tanah Dasar.


6. Pertumbuhan Lalu Lintas
Perkerasan Kaku
Langkah analisis dalam menentukan perencanaan tebal pela
t pada perkerasan kaku dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Memilih dan mengasumsikan tebal perkerasan bersasarkan


nilai konfigurasi beban pada suatu tebal pelat dalam nomo
gram.
2. Pada setiap kombinasi konfigurasi dan beban sumbu serta
suatu harga tanah dukung (k)
3. Tegangan tarik lentur yang terjadi pada pelat beton ditentuk
an dengan menggunakan nomogram korelasi beban sumbu
dan harga kekuatan tanah (k),
4. Terdapat 3 nomogram, untuk sumbu tunggal roda tunggal,
sumbu tunggal roda ganda dan sumbu ganda roda ganda.
Perkerasan Kaku
1. Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegan
gan tarik lentur yang
2. terjadi pada pelat dengan kuat tarik lentur ijin (MR ) beton.
3. J umlah pengambilan jumlah pengulangan beban yang dii
jinkan ditentukan berdasarkan harga Perbandingan tega
ngan dengan nilai jumlah pengulangan beban yang diijin
kan.
4. Persentase fatigue untuk tiap -tiap kombinasi / beban su
mbu ditentukan dengan membagi jumlah pengulangan b
eban rencana dengan jumlah pengulangan beban yang d
iijinkan.
5. Mencari total fatigue dengan menjumlahkan persentase f
atigue dari seluruh kombinasi konfigurasi beban sumbu.
Perkerasan Kaku
1. ika dalam perhitungan mengalami kendala dan tebal palt
terlampui akibat tegangan ijin, dari tengan kuat tarik lentu
r terjadi, maka Langkah – langkah 1 sampai 3 diulangi hi
ngga didapatkan tebal pelat terkecil dengan total fatigue
yang lebih kecil atau sama dengan nilai 100%.
2. Tebal minimum pelat untuk perkerasan kaku adalah 150
mm.
Perkerasan Kaku
Tabel J umlah pengulangan Bebab yang Diijinkan
Perbandingan Jumlah Pengulangan Perbandingan Jumlah Pengulangan
Tegangan Beban yang diijinkan Tegangan Beban yang diijinkan
0,1 400.000 0,69 2.500
0,52 300.000 0,70 2.000
0,53 240.000 0,71 1.500
0,54 180.000 0,72 1.000
0,55 130.000 0,73 850
0,56 100.000 0,74 650
0,57 75.000 0,75 490
0,58 57.000 0,76 360
0,59 42.000 0,77 270
0,60 32.000 0,78 210
0,61 24.000 0,79 160
0,62 18.000 0,80 120
0,63 14.000 0,81 90
0,64 11.000 0,82 70
0,65 8.000 0,83 50
0,66 6.000 0,84 40
0,67 4.500 0,85 30
0,68 3.500
Perkerasan Kaku
Tahapan pelaksanaan Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
Perkerasan Kaku
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai