PENDAHULUAN
1
kondisi saluran eksisting pada saat ini. Sedangkan wawancara dilakukan
kepada warga sekitar yaitu Bapak Wahyudi, yang mana data yang didapatkan
cukup akurat karena narasumber telah lama menghuni di lokasi terkait, serta
berkontribusi dalam proses pembangunan dan didapatkan data berupa analisis
kondisi saluran sebelum, masa percobaan, dan kondisi terkini saluran.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Terdapat dua aspek yang terkait dalam perencanaan jalan yaitu aspek
geometri dan aspek perkerasan. Geometri dari jalan yang dimaksud meliputi
alinyemen vertikal, alinyemen horizontal serta dimensi dan bentuk melintang
jalan termasuk fasilitas jalan yang diperlukan sedangkan perkerasan meliputi
dengan kebutuhan untuk menyediakan landasan yang mampu
menahan/memikul beban lalu lintas yang bergerak di atasnya. Alinyemen
horisontal merupakan proyeksi garis sumbu jalan pada bidang horisontal
sedangkan alinyemen vertikal merupakan proyeksi garis sumbu jalan pada
bidang vertikal yang melalui sumbu jalan.
3
2.2 Pelebaran Perkerasan Jalan
4
mempengaruhi kebutuhan akan pelebaran perkerasan dan biaya pelaksanaan
jalan tersebut.
5
BAB III
PENYAJIAN DATA
6
Gambar 3.2 Alinyemen Vertikal STA 0+925
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Semarang)
7
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Semarang)
3.2 Data Berdasarkan Wawacara
Data yang kami dapatkan dari warga sekitar dengan cara mewawancarai
responden yang bernama Pak Arif, umur 31 tahun, bekerja sebagai mekanik
bengkel yang bertempat di Jalan Imam Soeparto depan SPBU Meteseh
1. Jalan ini memiliki volume kendaraan yang cukup ramai dengan jam
puncak pukul 06.30-07.30 pagi dan pukul 16.00-17.00 sore
2. Kendaraan yang sering lewat, yaitu sepeda motor, mobil penumpang,
dan truk angkut
3. Sebagian besar arah pergerakan kendaraan truk angkut dari Kota
Semarang menuju Purwodadi
4. Sebagian besar arah pergerakan sepeda motor, mobil penumpang
dari Tembalang menuju Kedungmundu dan Meteseh
5. Sering terjadi kecelakaan sebelum adanya perbaikan jalan dengan
pelebaran perkerasan bahu akibat rem tidak berfungsi, dan off-
tracking
6. Menurut responden di waktu sekarang ini apabila terjadi kecelakaan
langsung dilarikan ke puskesmas terdekat(Puskesmas Rowosari)
8
Informasi yang kami dapatkan dari anggota Kepolisian Sektor
Tembalang yang bernama Bapak Hendar melalui wawancara didapatkan
bahwa :
1. Tanah pada lokasi sekitar STA 0+000 sampai 2+300 dari proyek
perbaikan Jalan Imam Soeparto pada gambar 3.1 merupakan tanah
ekspansif.
2. Pada STA 0+925 sebelah dalam tikungan diberi borepile untuk
mengatasi tanah ekspansif dan perkerasan bahu pada bagian luar
tikungan sebagai bagian dari paket perbaikan Jalan Imam Soeparto
tahun 2017.
9
jalan dan jenis kendaraan dominan yang memakai jalan tersebut.
Pertimbangan biaya tentu juga ikut nnenentukan kendaraan rencana yang
dipilih sebagai kriteria perencanaan.
10
Gambar 3.4 Kendaraan Rencana
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan pada Jalan Imam Soeparto,
kami mengetahui bahwa angka kecelakaan kendaraan pada jalan tersebut
cukup besar. Kecelakaan yang terjadi diduga mempunyai beberapa penyebab
sebagai berikut : faktor manusia, faktor kendaraan, dan faktor geometri jalan.
Sehingga perlu adanya peninjaunan ulang terutama tentang geometri jalan
pada tikungan Jalan Imam Soeparto untuk memenuhi aspek keamanan
Tikungan.
12
an Perkotaan
Keterangan :
e = Superelevasi maksimum
f = Koefisien gesek melintang
V = Kecepatan rencana (km/jam)
R = Radius lengkung (m)
d) Perhitungan
i) Survei / Lapangan
R = Ri = 50 m
Keterangan :
Ri = radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada
lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam. Besarnya Ri
dipengaruhi oleh jarak gandar kendaraan (p).
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
Rc diasumsikan :
Rc = Ri + ½ b
13
= 50 + ½ (2,4)
= 51,2 m
Keterangan :
Rc = radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang
besarnya dipengaruhi oleh sudut α.
b = lebar kendaraan recana
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
2
B =√{√𝑅𝑐 2 − (𝑝 + 𝐴)2 + 12 𝑏} + (𝑝 + 𝐴)2 − √(𝑅𝑐 2 − (𝑝 + 𝐴)2 + 12 𝑏
2
=√{√51,22 − (6,5 + 1.3)2 + 12 2,5} + (6,5 + 1,3)2 − √(51,22 − (6,5 + 1,3)2 + 12 2,5
= 3,08 m
U =B–b
= 3.08 – 2,5
= 0,58 m
Keterangan :
U = Off Tracking
ii) Perencanaan
R = Ri = 90 m
Keterangan :
14
Ri = radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada
lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam. Besarnya Ri
dipengaruhi oleh jarak gandar kendaraan (p).
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
Rc diasumsikan :
Rc = Ri + ½ b
= 90 + ½ (2,4)
= 91,2 m
Keterangan :
Rc = radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α.
b = lebar kendaraan recana
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
2
B =√{√𝑅𝑐 2 − (𝑝 + 𝐴)2 + 12 𝑏} + (𝑝 + 𝐴)2 − √(𝑅𝑐 2 − (𝑝 + 𝐴)2 + 12 𝑏
2
=√{√91,22 − (6,5 + 1.3)2 + 12 2,5} + (6,5 + 1,3)2 − √(91,22 − (6,5 + 1,3)2 + 12 2,5
= 2,830 m
U =B–b
= 2,830 – 2,5
= 0,330 m
Keterangan :
U = Off Tracking
15
(Sumber : Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994)
a) Survei / Lapangan
0,105 V
Z =
√R
0,105 x 50
=
√50
= 0,742 m
Bt = n (B + C) + Z
= 2 (3,08 + 1) + 0,742
= 8,902 m
Δb = Bt – Bn
= 9,902 – 7,0
= 1,902 m
Keterangan :
V = Kecepatan (km/jam)
C = Kebebasan samping = 1 m
n = Jumlah lajur
16
b) Perencanaan
0,105 V
Z =
√R
0,105 x 50
=
√90
= 0,553 m
Bt = n (B + C) + Z
= 2 (2.83 + 1) + 0,553
= 8,213 m
Δb = Bt – Bn
= 8,213 – 7,0
= 1,213 m
Keterangan :
V = Kecepatan (km/jam)
C = Kebebasan samping = 1 m
n = Jumlah lajur
17
4.3 Hasil Perhitungan
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
19