GEOMETRI JALAN
KELAS SIPIL A
ARMAN MAULANA (219 190 022)
DIAN MARDIA (219 190 006)
AHMAD AKBAR (219 190 015)
MUH. FAHRUL AKBAR (219 190 010)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua orang
tua dan temanteman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan
Demikian, makalah ini saya hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan.Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat saya
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu persyaratan dari perencanaan jalan yang merupakan rancangan
arah dan visualisasi dari trase jalan agar jalan memenuhi persyaratan selamat, aman,
nyaman, efisien. Tidak selalu persyaratan itu bisa terpenuhi karena adanya faktor –
faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan antara lain keadaan lokasi, topografi,
geologis, tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini bisa berpengaruh terhadap
Alinyemen Vertikal dan penampang melintang sebagai bentuk efisiensi dalam batas
yang berbeda sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh hubungan
Alinyemen Horisontal pada Pertigaan Jalan Brigjen Sudiarto – Terminal Bus Pucang
Gading Surabaya“.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain :
LANDASAN TEORI
Geometrik jalan adalah suatu bangun jalan raya yang menggambarkan tentang
maupun aspek lain yang terkait dengan bentuk fisik jalan. Secara filosofis, dalam
rupa sehingga jalan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas
Geometrik jalan raya mencakup berbagai hal / ketentuan yang telah ditetapkan
jalan, bagian-bagian jalan serta hal-hal yang menyangkut teknis jalan lainnya
dapat melayani lalu lintas dengan nyaman, efisien serta aman. Kapasitas suatu jalan
merupakan suatu faktor pada jalan – jalan , dengan keselamatan merupakan suatu
a. Alinyemen Horisontal
dimana akan terlihat jalan tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke
kanan. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung berbentuk lingkaran
dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus kebentuk kebentuk lingkaran.
Perencanaan geometrik jalan memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari
elevasi dan gaya gesek jalannya, hindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan
paling tajam pada ruas jalan tersebut sehingga pengemudi merasa tidak nyaman
dengan kondisi ini. Besar kecilnya radius lengkung horizontal disesuaikan dengan
kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut, tabel dibawah ini menunjukkan besarnya
Alinyemen Vertikal atau penampang memanjang jalan disini akan terlihat apakah
jalan tersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan alinyemen
medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan, jarak pandang, dan
fungsi jalan.
Pada jalan – jalan berlandai dan volume yang tinggi, seringkali kendaraan –
kecepatan rencana, jenis kendaran yang sering menjadi penghalang adalah jenis truk.
menggunakan landai datar untuk jalan – jalan diatas tanah timbunan yang tidak
mempunyai kereb. Lereng melintang jalan dianggap cukup untuk mengalirkan air di
atas badan jalan dan kemudian ke lereng jalan. Landai 15 % dianjurkan untuk jalan –
jalan diatas tanah timbunan dengan medan datar dan menggunakan kereb. Kelandaian
ini cukup membantu mengalirkan air hujan ke inlet atau saluran pembuangan. Landai
galian atau jalan yang memakai kereb. Lereng melintang hanya cukup untuk
mengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan, sedangkan landai jalan
PEMBAHASAN
geometrik jalan yang ada masih dapat memenuhi syarat atau tidak. Evaluasi
Alinyemen Horisontal
kondisi – kondisi yang ada masih memenuhi syarat geometrik jalan. Syarat – syarat
Rc > Rminimum untuk kecepatan rencana dan jenis lengkung yang sesuai.
Jarak antara 2 tikungan > ½ * ( Ltotal kedua tikungan) untuk dua buah tikungan
yang berdekatan.
- Sudut tangen = 31 º 00 ’
KESIMPULAN
Hubungan lebar jalan, alinyemen horisontal dan vertikal serta jarak pandang
dasarnya memberikan efek besar pada keamanan berkendara. Umumnya lebih peka
bila mempertimbangkan faktor – faktor ini bersama – sama karena mempunyai efek
psikologis pada para pengemudi dan mempengaruhi pilihannya pada kecepatan gerak.
Misalnya memperlebar alinyemen jalan yang tadinya sempit dan tidak memenuhi
persyaratan akan dapat mengurangi kecelakaan bila kecepatan tetap sama setelah
perbaikan jalan. Akan tetapi, kecepatan biasanya semakin besar karena adanya rasa
permukaan jalan serta alinyemen yang dilaksanakan secara terisolasi juga mempunyai
setelah setiap jenis perbaikan jalan dan mengecek lebar jalur, jarak pandang dan
diperkirakan.
Pemilihan bahan untuk lapisan jalan yang sesuai dengan kebutuhan lalu lintas
dengan bagian tepi yang rendah koefisien gayanya beberapa kali lipat akan mudah
mengalami kecelakaan selip dibanding lokasi – lokasi lain yang sejenis yang
mempunyai nilai – nilai yang tinggi. Hal ini penting bila pengereman atau
persimpangan pada saat mendekati tempat pemberhentian bis, penyeberang dan pada
jalan jalan miring, maka perlu diberi permukaan jalan yang cocok.
Lengkung Horisontal dan Naik Serta Turun Vertikal, sehingga pengaruh terhadap
angka kecelakaan bisa didapatkan suatu hubungan yang signifikan / dapat ditekan
seminimal mungkin.
studi empiris perlu diadakan studi sejenis pada wilayah yang berbeda.
SARAN
Sebagai seorang calon tenaga ahli teknik sipil yang professional, harus
dipahami bahwa menata suatu konstruksi ruas jalan dibutuhkan berbagai perhitungan
yang matang, akurat dan ketelitian yang tinggi agar faktor-faktor yang dipersyaratkan
pekerjaan dapat terpenuhi. Hal ini untuk menjaga kualitas jalan dan faktor
Mada,Yogyakarta.