Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke
tempat lain. Arti lintasan menyangkut tanah yang diperkuat (diperkeras) dan jalur tanah tanpa
perkerasan. Sedangkan lalu lintas menyangkut semua benda dan mahluk yang melewati jalan
tersebut, baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor seperti : sepeda,
manusia dan hewan.
Bentuk geometrik jalan raya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang
bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya.
Menurut peraturan No. 13/1980 tentang jalan, sistem jaringan jalan primer didefinisikan
sebagai berikut: “Jaringan jalan primer merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan
merupakan sistem jalan untuk membantu pembangunan semua daerah dengan
menghubungkan pusat-pusat untuk pelayanan masyarakat yang merupakan atau akan menjadi
kota-kota”. Kemudian peraturan itu mengelompokan jalan raya menjadi 3 kategori berdasarkan
fungsinya sebagai berikut :
a. Jalan Arteri
Jalan Arteri ini melayani angkutan primer yang memerlukan rute jarak jauh, kecepatan rata-rata
yang tinggi dan jumlah jalan masuk yang terbatas yang dipilih secara efisien.
b. Jalan Kolektor
Jalan kolektor melayani penampungan dan pendistribusian transportasi yang memerlukan jarak
sedang, Kecepatan rata-rata yang sedang dan mempunyai jalan masuk yang jumlahnya
terbatas.
c. Jalan Lokal
Jalan lokal melayani transportasi lokal yang memerlukan rute jarak pendek, kecepatan rata-rata
yang rendah dan mempunyai jalan masuk dalan jumlah yang tak terbatas.
Fungsi Jalan
Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas:
o Jalan Arteri (Utama) Merupakan jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jauh kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jaln masuk dibatasi secara efisien dalam komposisi
lalu lintasnya tidak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya dalam
kelas ini merupakan jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis
yang terbaik.
Tujuannya adalah untuk mendesain suatu penampang jalan yang memadai untuk keperluan lalu
lintas, tidak saja memperhatikan keamanan dan ekonomisnya biaya, tetapi juga nilai
strukturalnya. Kita harus lebih teliti dalam memilih lokasi perencanaan geometrik sehingga
suatu jalan menjadi nyaman dan aman akan stabilitas.
TEKNIK PERENCANAAN GEOMETRI JALAN RAYA
Ditinjau dari keseluruhan, penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin keselamatan
maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk mencapai tujuan ini anatara lain perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
· Sedapat mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang hanya
dipisahkan oteh tangent yang pendek
· Pada bagian yang relative lurus dan panjang jangan sampai terdapat tikungan yang tajam
yang akan mengejutkan pengemudi
· Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan
tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan mendatang
· Dalam hal kita terpaksa menghadapi tikungan dengan lengkung majemuk harus
diusahakan agar R1>1,5 R2
· Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangent diantara kedua tikungan harus
cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.
Alinyemen vertical / penampang memanjang jalan adalah garis potong yang dibentuk oleh
bidang vertical melalui sumbu jalan dengan bidang permukaan pengerasan jalan yang biasa
disebut puncak tanjakan dan lembah turunan (jalan turun).
· Sedapat mungkin menghindari broken back, grad line atinya jangan sampai kita
mendesaign lengkung vertikal searah (cembung maupun cekung) yang hanya dipisahkan oleh
tangen yang pendek.
· Menghindari hidden dip, artinya kalau kita mempunyai alinymen vertikal yang relatif datar
dan lurus, jangan sampai didalamnnya terdapat lengkung-lengkung cekung yang pendek yang
dari jauh kelihatannya tidak ada atau tersembunyi.
· Landai penurunan yang tajam dan panjang harus diikuti oleh pendakian agar secara
otomatis kecepatan yang besar dari kendaraan dapat dikurangi.
· Kalau pada suatu potongan jalan kita menghadapi alinyemen vertikal dengan kelandaian
yang tersususun dari prosentase kecil sampai besar, maka kelandaian yang paling curam harus
ditaruh pada bagian permulaan landai, berturut-turut kemudian kelandaian yang lebih kecil.
Sampai akhirnya yang paling kecil.
1) Saluran samping
2) Kemiringan melintang jalur lalu lintas
3) Kemiringan melintang bahu
4) Kemiringan lereng
1) Kereb
2) Pengaman tepi