2
Perencanaan Jalan
d. Pada waktu itu pula John Mc Adam (1756 – 1836), memperkenalkan kontruksi perkerasan
dengan prinsip “tumpang-tindih” dengan menggunakan batu-batu pecah dengan ukuran
terbesar (± 3“). Perkerasan sistem ini sangat berhasil pula dan merupakan prinsip pembuatan
jalan secara masinal/mekanis (dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut “Sistem Mc.
Adam”.
Perencanaan Geometrik Jalan :
Merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik jalan
sehingga dapat memenuhi, fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan optimum (keamanan
dan kenyamanan) pada arus lalu-lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dalam lingkup
perencanaan geometrik jalan tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan walaupun dimensi
dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan jalan seutuhnya, demikian pula dengan drainase
jalan.
Jalan Kolektor :
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
Jalan Lokal :
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirri-ciri
perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
B. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas yang dinyatakan dalam muatan
sumbu terberat (MST) dengan satuan ton.
1 Datar D <3
2 Perbukitan B 3-25
3 Pegunungan G >25
Bagian yang bermanfaat untuk lalu lintas, terdiri dari: jalur lalu lintas, lajur
lalu lintas, bahu jalan, trotoar, median.
Jalur lalu lintas (travelled/carriage way)
Adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas
kendaraan.
Bahu jalan
Adalah jalur yang terletak pada berdampingan jalur lalu lintas dengan ataupun tanpa
diperkeras.
Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton;
Jalan kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
Jalan kelas III C, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan, dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi dalam :
Arteri Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak
berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang
kedua.
Kolektor Primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota
jenjang kedua lainnya, atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.
Kolektor Sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara pusat jenjang kedua,
atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga
Lokal Primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada semua
jenjang.