GEOMETRIK JALAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Peng. Bangunan Jalan, Jembatan dan
Bangunan Air
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Farhan Arradzumar Gustaman 171121040
2. Feisal Achdiansyah Budiman 171121041
3. Freya Fernanda 171121042
4. Hanifah Dewi Sudarno 171121043
5. Irawan 171121044
3) Keadaan topografi
kondisi medan dibedakan berdasarkan besarnya kemiringan
melintang rata-rata dari potongan melintang tegak lurus di jalan
raya.
Jenis medan : datar, perbukitan, dan pegunungan.
Daerah datar :
-geometrik mudah,
-drainasi perlu mendapat perhatian.
Daerah perbukitan / pegunungan :
-geometrik agak terbatas, sebab sumbu jalan sudah agak tertentu.
-drainasi mudah.
-Kadang perlu ditambah lajur pendakian (climbing lane) untuk
menampung kendaraan yang berjalan lambat (truk).
b. Lalu lintas
1) kendaraan rencana
Kendaraan (vehicle)
merupakan komponen terbesar yang menggunakan jalan berupa
kendaraan bermotor dan tidak bermotor, memiliki variasi
ukuran dari kecil sampai besar, berkecepatan rendah sampai cepat.
Kendaraan bermotor
adalah alat angkut yang digerakkan oleh peralatan teknik yang ada
pada alat angkut tersebut, untuk mengangkut barang atau orang
yang berjalan di jalan, tetapi tidak termasuk alat angkut yang
berjalan di atas rel.
Alat untuk membelokkan kendaraan adalah setir.
Jejak roda setiap kendaraan pada saat membelok akan selalu
lebih besar dari lebar kendaraannya sendiri.
Roda belakang akan mempunyai jejak yang berbeda dengan
roda depan(disebut off tracking).
Lebar maksimum jejak roda tersebut terjadi pada jari-jari
minimum saat membelok dengan kecepatan 10 Km/jam
Maka konsep kendaraan rencana sangat diperlukan.
Kendaraan rencana / kendaraan standar (design vehicle) :
adalah kendaraan yang berat, dimensi, dan radius
putarnya dipilih sebagai acuan dalam perencanaan
geometrik jalan, agar dapat menampung kendaraan dari tipe
yang telah ditentukan.
Lebar kendaraan, berpengaruh terhadap :
– penentuan lebar dan jumlah lajur,
– penentuan lebar bahu jalan
– area parkir.
Panjang kendaraan berpengaruh terhadap :
– Penentuan alinemen horizontal (tikungan)
– Penentuan jarak pandangan
– lebar median dimana kendaraan diperkenankan untuk
membelok (U-turn).
Tinggi kendaraan, berpengaruh terhadap :
– clearance / ruang bebas : 4,5 m dari permukaan perkerasan
– bawah jembatan
Berat kendaraan, berpengaruh terhadap :
– Alinemen vertikal
– Input bagi perencanaan jembatan
– Tebal perkerasan
– Kerusakan yang timbul pada perkerasan
Kendaraan rencana (kendaraan standar) merupakan ukuran
standar terbesar yang mewakili setiap kelompoknya.
Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam 3 kategori:
(1) Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;
(2) Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 atau bus
(3) Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.
Kendaraan rencana yang akan dipilih sebagai dasar
perencanaan geometrik jalan ditentukan berdasarkan :
– fungsi jalan
– jenis kendaraan yang dominan memakai jalan tersebut
– biaya
Jenis dan ukuran kendaraan yang digunakan sebagai kendaraan
standar untuk setiap negara berbeda-beda.
Amerika Serikat dalam AASHTO 1984 mengenal 7 jenis
kendaraan standar yaitu : Passenger vehicle, Single unit, Bus,
Articulated Bus, WB-12, WB-18.
Sedangkan dalam AASHTO 1994 kendaraan standar
bertambah menjadi 15 jenis, dengan menambahkan WB-
19,WB-20, WB-29, Recreation vehicle yang terdiri atas Motor
Home, Car and Camper Trailer, Car and Boat Trailer, serta
Motor Home and Boat Trailer.
Inggris mengenal 3 jenis kendaraan standar yaitu : Car, Rigid
vehicle, dan Articulated bus.
Kanada mengenal 5 jenis kendaraan standar yaitu : Passenger
vehicle, Single unit, Bus, WE-12, WB15.
Australia menggunakan 3 jenis kendaraan standar yaitu :
Passenger vehicle, Bus/Single unit. Articulated Truck.
2) kecepatan kendaraan
Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang
ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuhnya (satuan km/jam
atau mph).
Kecepatan rencana (vR) / design speed adalah kecepatan yang
dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang
memungkinkan kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman
dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang, dan
pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
Kecepatan rencana digunakan untuk perancangan :
– tikungan,
– kemiringan jalan,
– tanjakan dan turunan,
– jarak pandangan.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kecepatan rencana :
Kondisi Medan / (terrain)
- vR di daerah datar > vR di daerah perbukitan & gunung
- Kecepatan truk di daerah datar bisa menyamakan
kecepatan kendaraan kecil, tetapi di daerah perbukitan,
kecepatan truk akan berkurang. Bahkan di daerah
gunung kadang-kadang diperlukan jalur khusus untuk
truk (jalur pendakian).
- Kondisi medan ruas jalan yang diproyeksikan harus
diperkirakan untuk keseluruhan panjang jalan.
- Perubahan medan untuk bagian kecil ruas jalan dapat
diabaikan.
sifat dan tingkat penggunaan daerah
Untuk jalan arteri mempunyai vR yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jalan kolektor maupun jalan lokal.
Jalan raya untuk daerah luar kota akan mempunyai vR yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan jalan di dalam kota.
Kecepatan sesaat ( spot speed ) : kecepatan kendaraan yang
terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Kecepatan tempuh rata-rata (average running speed) : kecepatan
yang merupakan hasil bagi dari panjang jalan dan waktu
tempuhnya.
Jika :
fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam
daerah memanjang jalan
d2 = jarak mengerem (m)
v = kecepatan kendaraan (km/jam)
g = 9,81 m/det2
maka :
𝑣2
d2 = 254 𝑓
𝑚
d4 = 2⁄3d2
2. Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
3. Spiral-Spiral (S-S)
Keterangan:
L = Panjang lengkung vertikal (m)
A = Perbedaan grade (m)
Jh = Jarak pandangan henti (m)
Jd = Jarak pandangan mendahului atau menyiap (m)
1) Kelandaian maksimum
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk
yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan
kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula
tanpa harus menggunakan gigi rendah.
1) Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi
perkerasannya, perlu dibuat kelandaian minimum 0,5%
untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena
kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk
mengalirkan air kesamping.
2) Panjang kritis
3) suatu kelandaian Panjang kritis ini diperlukan sebagai
batasan panjang kelandaian maksimum agar
pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari
separuh Vr
BAHU JALAN
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan
Jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai:
1. ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang
mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin
berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk
beristirahat.
2. ruangan untuk menghindarkan diri pada saat-saat darurat,
sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
3. memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian
dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan.
4. memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari
arah samping.
5. ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan
perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat-
alat, dan penimbunan bahan material).
6. ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli,
ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti
terjadinya kecelakaan.
Jenis bahu
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat
dibedakan atas:
• Bahu yang tidak diperkeras, yaitu bahu yang hanya dibuat dari
material perkerasan jalan tanpa bahan pengikat. Biasanya
digunakan material agregat bercampur sedikit lempung. Bahu
yang tidak diperkeras ini dipergunakan untukdaerah-daerah
yang tidak begitu penting, dimana kendaraan yang berhenti dan
mempergunakan bahu tidakbegitu banyak jumlahnya.
• Bahu yang diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan
mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih
kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras Bahu
jenis ini dipergunakan : untuk jalan-jalan dimanakendaraan
yang akan berhenti dan memakai bagian tersebut besar
jumlahnya, seperti di sepanjang jalan tol, di sepanjang jalan
arteri yang melintasi kota,dan di tikungan-tikungan yang tajam.
MEDIAN
Pada arus lalu lintas yang tinggi seringkali dibutuhkan
median guna memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah,
Jadi median adalah jalur yang terletak ditengah Jalan untuk
membagi Jalan dalam masing-masing arah.
Secara garis besar median berfungsi sebagai:
menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana
pengemudi masih dapat mengontrol kendaraannya pada
saat-saat darurat.
menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/
mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan
yang berlawanan arah.
menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi
setiap pengemudi.
mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah
arus lalu lintas.
Untuk memenuhi keperluan-keperluan tersebut di atas, maka
median serta batas-batasnya harus dapat dilihat nyata oleh setiap
mata pengemudi baik pada siang hari maupun pada malam hari serta
segala cuaca dan keadaan. Lebar median bervariasi antara 1,0 -12
meter
Median dengan lebar sampai 5 meter sebaiknya ditinggikan
dengan kereb atau dilengkapi dengan pembatas agar tidak dilanggar
kendaraan. Semakin lebar median semakin baik bagi lalu lintas
tetapi semakin mahal biaya yang dibutuhkan.
Jalur tepian median
Di samping median terdapat apa yang dinamakan jalur tepian
median, yaitu jalur yang terletak berdampingan dengan median
(pada ketinggian yang sama dengan jalur perkerasan). Jalur tepian
median ini berfungsi untuk mengamankan kebebasan samping dari
arus lalu lintas. Lebar jalur tepian median dapat bervairiasi antara
0,25 - 0,75 meter dan dibatasi dengan marka berupa garis putih
menerus.
SALURAN SAMPING
Saluran samping terutama berguna untuk :
· mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari
bagian luar jalan,
· menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan
kering tidak terendam air.
Umumnya bentuk saluran samping trapesium, atau empat
persegi panjang. Untuk daerah perkotaan, dimana daerah
pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka saluran samping
dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton dan
ditempatkan di bawah trotoar, sedangkan di daerah pedalaman
dimana pembebasan jalan bukan menjadi masalah, saluran samping
umumnya dibuat berbentuk trapezium. Dinding saluran dapat
mempergunakan pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar
saluran disesuaikan dengan besarnya debit yang
diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar
30 cm.
Landai dasar saluran biasanya dibuatkan
mengikuti kelandaian dari jalan. Tetapi pada kelandaian jalan yang
cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli, kelandaian
dasar saluran tidak lagi mengikuti kelandaian Jalan. Hal ini untuk
mencegah pengkikisan oleh aliran air.
Kelandaian dasar saluran dibatasi sesuai dengan material
dasar saluran, Jika terjadi perbedaan yang cukup besar antara
kelandaian dasar saluran dan kelandaian jalan, maka perlu
dibuatkan terasering.
Talud untuk saluran samping yang berbentuk trapesium dan
tidak diperkeras adalah 2H:1V, atau sesuai dengan kemiringan yang
memberikan kestabilan lereng yang aman. Untuk saluran samping
yang mempergunakan pasangan batu, talud dapat dibuat 1:1.
KEREB
Yang dimaksud dengan kereb adalah penonjolan atau
peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan, yang terutama
dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase, mencegah
keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan, dan memberikan
ketegasan tepi perkerasan.
Pada umumnya kereb digunakan pada jalan-Jalan di daerah
perkotaan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb hanya
dipergunakan jika jalan tersebut direncanakan untuk lalu
lintas dengan kecepatan tinggi atau apabila melintasi
perkampungan
Berdasarkan fungsi dari kereb, maka kereb dapat dibedakan
atas :
Kereb peninggi (mountable curb), adalah kereb yang
direncanakan agar dapat didaki kendaraan, biasanya terdapat di
tempat parkir di pinggir jalan/jalur lalu lintas. Untuk kemudahan
didaki oleh kendaraan maka kereb harus mempunyai bentuk
permukaan lengkung yang baik. Tingginya berkisar antara 10-
15 cm.
Kereb penghalang (barrier curb), adalah kereb yang
direncanakan untuk menghalangi atau mencegah kendaraan
meninggalkan jalur lalu lintas, terutama di median, trotoar, pada
jalan-jalan tanpa pagar pengaman. Tingginya berkisar antara 25
- 30 cm.
Kereb berparit (gutter curb), adalah kereb yang direncanakan
untuk membentuk sistem drainase perkerasan Jalan. Kereb ini
dianjurkan pada jalan yang memerlukan sistem drainase
perkerasan lebih baik. Pada jalan lurus diletakkan di tepi luar
dari perkerasan, sedangkan pada tikungan diletakkan pada tepi
dalam. Tingginya berkisar antara 10-20 cm.
Kereb penghalang berparit (barrier gutter curb), adalah kereb
penghalang yang direncanakan untuk membentuk sistem
drainase perkerasan jalan. Tingginya berkisar antara 20 - 30 cm.
PENGAMAN TEPI
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi
badan jalan. Jika terjadi kecelakaan, dapat mencegah kendaraan
keluar dari badan jalan. Umumnya dipergunakan di sepanjang jalan
yang menyusur jurang, pada tanah timbunan dengan tikungan yang
tajam, pada tepi-tepi jalan dengan tinggi timbunan lebih besar dari
2,5 meter, dan pada jalan-jalan dengan kecepatan tinggi.
http://tekniksipil888.blogspot.co.id/2011/11/parameter-perencanaan-
geometri-jalan.html
http://wawank-berkarya.blogspot.co.id/2015/01/perencanaan-
geometrik-jalan-raya.html
https://jidinmsirajuddin.wordpress.com/2014/01/23/geometrik-jalan-
raya/
https://benhamcivil.wordpress.com/2011/12/06/perencanan-geometrik-
jalan-raya/
http://kusumaliyandi.blogspot.co.id/2014/09/geometrik-jalan-
raya.html?m=1
http://pendidikan-dan-teknologi.blogspot.co.id/2012/06/geometrik-
jalan-khusus-jurusan-teknik.html?m=1
http://fadhilsii03.blogspot.co.id/2017/03/perencanaan-geometrik-jalan-
raya.html
http://fadhilsii03.blogspot.co.id/2017/06/perhitungan-geometrik-jalan-
raya.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
d=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjuyIGXkZrWAhUIqI8KHcNk
AUsQFggwMAE&url=https%3A%2F%2Fjurnal.untirta.ac.id%2Finde
x.php%2Fjft%2Farticle%2Fdownload%2F1253%2F1012&usg=AFQj
CNHiYL9BBjMI9R_yiMC0Ka63L9HbrQ
http://terbin.blogspot.co.id/2016/08/perencanaan-jalan-raya.html
http://jurnal.sttgarut.ac.id