DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
Geometri jalan merupakan bekal awal untuk mendalami dan memahami pengertian
dasar dari suatu bentukan konstruksi yaitu konstruksi jalan raya. Sesudahnya baru
didekati lagi dengan pendekatan struktur, yang lebih mengarah pada bentuk fisik dan
kekuatan konstruksi jalan, yang memerlukan penelaahan perencanaan yang lebih
matang
adalah suatu bentuk perencanaan route jalan yang lengkap dan mencangkup segala
aspek yang sesuai dengan kondisi di lapangan serta tetap berdasarkan peraturan yang
berlaku.suatu bentuk perencanaan geometrik jalan selalu terkait dengan route yang
akan di buat.panjang dan lebar jalan.desain tikungan.jumlah tanjakan dan turunan
serta ketinggianya faktor jarak pandang dan lain lain
Yang di bahas di atas adalah faktor yang di sebut faktor teknis sedangkan masih ada
faktor non teknis yang juga perlu di perhatikan dalam geometrik jalan
Bagian yang terpenting dari suatu perencanaan geometrik jalan adalah dari
karakteristik kendaraan yang akan melalui jalan tersebut meliputi
Setiap kendaraan memiliki jarak putaran yang berbeda beda dan hal itu berpengaruh
pada perencanaan .besar putaran masing masing kendaraan berbeda beda dan
memengaruhi lebar jalan yang dibutuhkan
menentukGambar 2.6
Volume lalu lintas rencana harian adalah perencanaan volume lalu lintas harian pada
akhir taun rencana lalu lintas harian yang di nyatakan dalam satuan smp/hari .volume
jam rencana vjr adalah perkiraan volume lalu lintas pada jam jam ,sibuk tahun
rencana lalu lintas dinyatakan dalam satuan smp/jam dan bisa menggunakan rumus
Fungsi VJR adalah untuk menghitung kepadatan volume kendaraan dan di gunakan
untuk menentukan perkiraan lajur jalan yang sesuai sehingga di harapkan mampu
menciptakan lalulintas yang efisien.volume 1 jam yang dapat di pergunakan sebagai
VJR adalah harus sedemikian rupa sehingga volume tersebut tidak boleh terlalu
sering terdapat pada distribusi arus lalu lintas setiap jam untuk priode 1 tahun.apabila
terapat volume lalu lintas setiap jam melebihi volume perencanaan maka nilai
lebihnya tidak boleh telalu besar.volume perencanaan juga tidak boleh sangatlah
besar sehingga mampu menyebabkan pemborosan biaya
2.3.3 kapasitas
Kapasitas adalah volume lalu lintas yang mampu melewati suatu bagian jalan dalam
kurun waktu tertentu
Faktor lalu lintas yang meliputi sifat sifat lalu lintas adalah
Kebebasan samping
Lebar perkerasan
Lebar bahu jalan
Tikungan dan kelandaian jalan
Kondisi permukaan jalan
Jadi faktor kapasitas sangat bergantung dengan faktor faktor di atas.selain itu hal
yang harus di perhatikan salah satunya adalah kemampuan pelayanan jalan.
Beberapa kapasitas jalan yang di sesuaikan dengan penggunaanya adalah
a. Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang mampu melewati
suatu bagian jalan dalam waktu 1 jam dalam keadaan lalu lintas yang ideal
b. Kapasitas mungkin jumlah kendaraan maksimum yang mampu lewat dalam
waktu satu jam dalam kondisi tidak lancar tapi masih mungkin
c. Kapasitas rencana adalah kemampuan kapasitas lalu lintas yang mampu di
pertahankan dalam kurun waktu tertentu denga batas batas toleransi yang di
tentukan
Dalam bahasan kapasitas ini mencangkup jumlah maksimum kendaraan yang mampu
lewat
Adalah tolak ukur kemampuan jalan dalam melayani lalu lintas .faktor yang menjadi
tolak ukurnya adalah kecepatan lalu lintas dan perbandingan antara volume dan
kapsitas.makin cepat arus lalu lintas berarti tingkat pelayananya semakin baik
begitupun sebaliknya.dalam kasus ini biasa di kenal 6 pembagi dalam kualitas
pelayanan
Kualitas pelayanan A
1.arus lalu lintas lancar
2.volume lenggang
3.kecepatan dapat di tentukan oleh pengemudi
Kualitas pelayanan B
1.lalu lintas stabil
2.kecepatan mulai menyesuaikan keramaian
Kualitas pelayanan C
1.arus lalu lintas stabil
2.pengemudi mulai menentukan kecepatan kendaraanya sesuai dengan
keadaan volume dan kapasitas jalan
Kualitas pelayanan D
1. Arus mulai tidak stabil
2 perubahan kecepatan menyesuaikan volume kendaraan
Kualitas pelayana E
1.arus lalu lintas sudah tidak stabil
2.volume hampir sama dengan kapasitas
Kecepatan rencana adalah suatu perkiraan kecepatan yang di lakuakn oleh perencana
sebagai dasar perencanaan yang di ambil berdasarkan kemungkinan kendaraan
kendaraan bergerak dalam kondisi cuaca cerah lalu lintas yang lenggang dan tidak
mendapat pengaruh dari samping jalan
Gambar 2.8 kecepatan rencana
data lalu lintas sangat penting dalam proses perencanaan jalan karena dengan data
tersebut para perencana mampu membuat jalan se efisien mungkin untuk tingkat
kebutuhan lalu lintas.banyaknya kendaraan yang akan melewati jalan tersebut akan
berpengaruh dalam lebar jalan dan pembagian jalur.sedangkan jenis kendaraan yang
akan melewati jalan akan berdampak pada jenis beban sumbu yang akan berpengaruh
pada pengerasan jalan raya.
bila kendaraan melaju pada bidang datar atau menikung benda akan mengalami
kecepatan tertentu dan akan mengalami bebgabai macam gaya salah satunya adalah
gaya sentrifugal.gaya sentrifugal adalah gaya yang menyebabkan benda keluar dari
arah lintasanya dan se arah dengan kecepatanya.gaya ini menyebabkan rasa tidak
nyaman pada kendaraan yang sedang melaju pada jalan.untuk itu perlu komponen
gaya yang mampu mengimbangi gaya sentrifugal yaitu gesekan melintang antara ban
dan permukaan jalan yang di lalui dan komponen berat kendaraan.
Jika di rumuskan gaya sentrifugal akan menjadi 𝐹𝑆 = 𝑚 ∗ 𝑣 2 /𝑅
M = masa kendaraan
V = kecepatan kendaraan
R = jari jari kelengkungan jalan
Untuk itu perlu perencanaan khusus dalam pembuatan sebuah jalan khususnya
tikungan sehingga efek dari gaya sentrifugal ini tidak menjadi masalah serius
Jarak pandang .adalah suatu batas pandangan aman yang memungkingkan untuk
melakukan manuver yang aman dan nyaman.seorang perencana jalan harus mampu
membuat jalan atau route yang se aman mungkin dan senyaman mungkin termasuk
juga dalam segi jarak pandang.jarak pandang di bagi menjadi dua yaitu jarak pandang
henti (Jh) dan jarak pandang mendahului (Jd)
Jarak henti (Jh) adalah jarak minumum yang di perlukan oleh setiap
pengendara untuk memperhentikan kendaraanya saat ada halangan di
depanya. Jarak pandang henti di bagi menjadi dua yaitu
1. jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang di tempuh oleh seorang
pengemudi saat mulai melihat objek hingga memutuskan untuk
mengerim
2. jarak pengereman (Jhr) adalah jarak yang di butuhkan untuk
melakukan pengereman hingga kendaraan berhenti.
Dari faktor jarak pandang tadi di simpulkan pembuataan jalan sebisa mungkin
memaksimalkan jarak pandang sehingga ke amanan dan kenyamanan pengguna jalan
mampu di maksimalkan
seperti yang sudah di bahas di uraian di atas adalah sarat sarat yang di penuh i untuk
menciptakan suatu jalan yang efisien dan memiliki nilai guna yang baik dan optimal
selain faktor teknis di ats faktor lain yang sangat penting dalam perencanaan
geometrik jalan adalah dari faktor alam itu sendiri yang meliputi
adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang bidang horizontal trase jalan terdiri dari
garis garis lurus yang di hubungkan dengan garis garis lengkung .garis lengkung
tersebut mampu di hubungkan dengan garis busur juga untuk memperjelas. Keadaan
trase jalan juga mampu di pengaruhi oleh faktor topografi.dan iklim sehingga perlu di
lakuakn berbagai cara perbaikan seperti penimbunan dan pengerukan
sangat penting dalam perencanaan geometri jalan karena bisa sangat berpengaruh
pada penetapan alinemen.kelandaian jalan.jarak pandang.penampang melintang .jika
daerah relatif rata maka faktor topografi tidak terlalu berpengaruh dengan trase
jalan.rute bisa di tarikkemana saja tinggal menentukan arah tujuan namun
jikatopografi mulai tidak rata seperti di pegunungan hal pemilihan trase jalan mula
terpengaruh faktor topografi selain rute yang berubah bisa juga di tambahkan fasilitas
fasilitas pendukung seperti contohnya perluasan suatu titik jalan yang di kira
ekstrim.selain pada bentuk geometrik jalan faktor topografi juga berpengaruh pada
jenis kekuatan jalan.seperti contohnya jalan yang di gunakan untuk daerah industri
cenderung di siapkan untuk kendaraan kendaraan besar.
3.1.4. faktor geologi
faktor geologi juga di gunakan untuk menentukan trase jalan biasnya trase jalan
selalu menghindari daerah daerah dengan faktor geologi bukur seperti
patahan.amblesan dan sering longsor tapi apabila daerah tersebut tidak bisa di hindari
maka terpaksa harus di buat fasilitas penunjang khusus yang memerlukan biaya lebih.
hal ini sangat mendasari pembuatan trase jalan seperti contohnya jelas dalam
pembuatan jalan untuk wilayah industri dan jalan untuk wilayah pemukiman pasti
akan berbeda baik dari geometrik maupun dari segi kekerasanya. Dan di masa kini
tuntutan pembuatan jalan juga harus mencangkup analisa mengenai dampak
lingkungan .pembuatan jalan harus mampu meningkatkan efek positif bagi
lingkunganya bukan malah membuat dampak negatif dalam lingkunganya.
Alinemen horizontal adalah suatu proyeksi dari sumbu jalan pada bidang horizontal
.alinyemen horizontal biasa di kenal dengan situasi jalan atau trase jalan .alinyemen
horizontal terdiri dari garis garis lurus dan garis lengkung yang di hubungkan.garis
lengkung ini bisa berupa busur atau lengkung biasa
Adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan .dan
sering kali di sebut sebagai penampang memanjang jalan
(dasar dasar perencanaan geometrik jalan silvia sukiman .153)
secara sederhana ini menyangkut tentang tanjakan dan turunan suatu jalan. Jika di
lakukan menurut permukaan jalan maka biaya yang di butuhkan akan cenderung
rendah namun jalan yang di hasilkan biayasnya akan terlalu banyak tanjakan dan
turunan tapi apabila perlu di lakukan dengan pengerukan atau penimbunn maka akan
menyebabkan adanya biaya tambahan
Jangan sampai membuat tanjakan dan turunan yang memiliki jarak yang
pendek
Jangan sampai membuat tanjakan dan turunan yang tiba tiba setelah jalan
lurus yang relatif panjang
Jalan landai yang menurun panjang harus di ikuti dengan tanjakan agar
kecepatan kendaraan bisa stabil lagi
Kalau pada potongan jalan kita menjumpai kelandaian yang tersusun dari
tingkat tinggi hingga rendah maka kita harus memulai dari yang tinggi dulu
1. Jaringan jalan primer : jalan yang menghubungkan semua jasa distribusi untuk
pusat kegiatan dan pengembangan wilayah. Jaringan jalan primer dibagi tiga :
a. Jalan arteri primer
Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang
kedua.
Ciri-cirinya :
Kecepatan > 60 km/jam
Lebar badan jalan tidak kurang 8m
Kapasitas > volume lalu lintas
Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas apapun
Jalan masuk dibatasi
b. Jalan kolektor primer
Yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kedua, kota
jejang kesatu dengan kota jenjang ketiga. ciri-ciri nya
Kecepatan > 40 km/jam
Lebar badan jalan > 7,0 m
Kapasitas jalan > volume lalu lintas
Jalan masuk dibatasi agar kecepatan dan jalan tidak terganggu
Jalan tidak terputus walaupun masuk daerah kota
c. Jalan local primer
Jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga,
kota jenjang ketiga dengan persil dan seterusnya. Ciri-cirinya
Kecepatan > 20 km/jam
Lebar jalan raya > 6,0 m
Jalan tidak terputus walau masuk daerah desa
sumber : Saodang, Hamirhan. 2004. Konsruksi Jalan Raya Buku 1 Geometri Jalan
1. Jalan Nasional : merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi : merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan Kabupaten : merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang tidak termasuk jalan Nasional dan jalan Provinsi, yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan local.
4. Jalan Kota : jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, serta menghubungkan
antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan desa : merupakan jalan umum yang menghubungkan permukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan.
sumber : Saodang, Hamirhan. 2004. Konsruksi Jalan Raya Buku 1 Geometri Jalan
a. jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan
Bermotor dengan ukuran lebar < 2.500 milimeter, ukuran panjang < 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10
ton;
b. jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar < 2.500 milimeter, ukuran
panjang < 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan
sumbu terberat delapan ton;
c. jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat
dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar < 2.100 milimeter, ukuran
panjang < 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan
sumbu terberat 8 ton; dan
d. jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter,ukuran panjang melebihi 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat
lebih dari 10 ton.
KESIMPULAN :
Jadi dalam perencanaan geometric jalan perlu diperhatikan berbagai factor salah
satunya dari parameter agar terciptanya jalan yang efisien, aman, serta nyaman untuk
lalu lintas. Selain itu kondisi alam tempat jalan itu dibuat juga akan berpengaruh pada
bentuk jalan dan apabila kondisi alam terlalu berbahaya maka perlu dilakukan rekayasa
jalan namun dengan catatan membutuhkan biaya lebih.
DAFTAR PUSTAKA