GEOMETRI
JALAN
DI SUSUN OLEH :
HELMINA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas pertolongan-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas besar “Geometri Jalan“ ini dengan baik.
Laporan ini sebagai syarat untuk mendapatkan surat puas dari Bapak dan/Ibu Ir. Achmad
Fadilah, MT dan Nika Devi Wijayana, ST, MT selaku pengajar dan pembina tugas ini. Selain
itu, tugas ini juga sebagai persyaratan untuk mengambil program perkuliahan pada semester
selanjutnya.
Pada prinsipnya laporan ini berisi tentang teori perencanaan jalan baru dengan cara
menentukan lokasi, perencanaan alinyemen Horisontal dan Vertikal, perencanaan Stationing
dan panjang jalan, menghitung pelebaran pada tikungan dan potongan melintang jalan,
perhitungan galian dan timbunan, menghitung lebar perkerasan lentur dan kaku yang di
sesuaikan dengan metode Bina Marga. Disamping itu juga di sertai gambar dari hasil analisa
perhitungan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,untuk itu kritik
dan saran sangat di butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
1. Alinyemen Horizontal
Diketahui data sebagai berikut:
Klasifikasi Jalan ( Kelas Jalan ) II
Termasuk pada daerah datar
Lebar Jalan = ( 2x3,5 ) m
Kecepatan Rencana (VR) = 70 km/jam
∆ = 66°
F max = ( - 0,00065 VR) + 0,192
= (-0,00065*70) +0,192
= 0,1465
Menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun
1999, VR =70 km/ jam diperoleh :
2
R min = 𝑣
127 (𝑒+ƒ)
2
R min = 70
127 (0,1+0,146)
= 3721,11 m
Et = Tt Tan 1 66°
4
= 1102,24 m
∆2𝜋 𝑥 𝑅𝑐
Lc = 360°
= 6600,49 m
Sehingga, diperoleh kontrol, sebagai berikut :
Kontrol
2.Tt >Lc
7442,21102 6600,49
Tt<Dab
3721,11 400
Tt<dBC
3721,11 350
= 744,22 m
Et = Tt Tan 1 66°
4
= 220,45 m
∆2𝜋 𝑥 𝑅𝑐
Lc = 360°
= 1320,10 m
Sehingga, diperoleh kontrol, sebagai berikut :
Kontrol
2.Tt > Lc
1488,442 1320,10
Tt<Dab
744,22 400
Tt<dBC
744,22 350
2
P= 𝐿𝑠 – Rc (1– cos 𝜃s)
6 𝑥 Rc
602
=6 𝑥 159 –159 (1– cos 10, 81)
= 0, 95 m
3
K = Ls - 𝐿𝑠
– Rc 𝑥 sin 𝜃s
40 𝑥 𝑅𝑐2
3
= 60 – 60
159 𝑥 sin 10,81
40 𝑥 1592
= 29, 970 m
Et = (Rc + P) x sec ½∆ - Rc
= (159 + 0,95) x sec ½ 660 + 159
= 31, 7m
Ts = (Rc + P) x tan ½∆ + K
= (159 + 0,95) x tan ½ 660 + 29, 970
= 133, 84 m
𝐿𝑠3
Xc = Ls (1 – )
40 𝑥 𝑅𝑐3
603
= 60 (1 – )
40 𝑥 1593
= 59, 79 m
2
Yc = 𝐿𝑠 602 = 3, 77 m
6 𝑥 𝑅𝑐 = 6𝑥
159
L’ = Rc 𝑥∆ 𝑥 0,01744’
Lt < 2. Ts (OK)
∆sc-s > 0 (OK)
Ts < Dab (OK)
Ts < Dbc (OK)
- Karena kontrol pada SS ( Spiral- Spiral ) telah memenuhi, barulah
kita menggambar diagram superelevasi.
KETERANGAN:
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
∆ = Sudut perpotongan ( ° )
𝑒max = Superelevasi maksimum (%)
𝑒n = Superelevasi normal (%)
ƒ𝑚 = Koefisien gesek maksimum
Rc = Jari-jari rencana (m)
Ls = Panjang lengkung peralihan (m)
𝜃s = Sudut lengkung spiral ( ° )
P = Pergeseran tangen spiral (m)
K = Absis dan P pada tangen spiral (m)
L = Panjang total (m)
Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran (m)
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke Ts (m)
1. Perhitungan Stasioning
D1 =400 m
D2 = 350 m
Lc1 atau L’1 = 123, 158 m ; Ls1 = 60 m ; Ts1 = 133,84m
STA = 0 + 00
STA Ts1 = 0 + d1 – Ts1
= 0 + 400 – 133,84
= 266 m
STA Sc1 = 0 + STA Ts1 + Ls1
= 0 + 266 + 60
= 326 m
STA Cs1 = 0 + STA Sc1 + Lc1
= 0 + 326+ 123,158
= 449,318 m
STA ST = 0 + STA Cs1 + Ls1
= 0 + 449,318 + 60
= 509, 318 m
C = 0 + STA Cs1 +d2-Ts1
= 0 + 449,318 + 350-133,84
= 725,5 m
Jadi panjang jalan yang akan direncanakan adalah 725,5 m
2. Perlebaran Pada Tikungan
Tikungan I
Vr = 70
km/jam Rc =
159 m
n =2 ( jumlah jalur
lintasan ) c = 0,8 m ( kebebasan
samping )
b = 2,6 m ( lebar lintasan kendaraan sedang pada jalur )
p = 7,4 m ( jarak antara as roda depan danbelakang kendaraan sedang)
A = 2,1 m ( tonjolan depan sampai bemper kendaraan sedang )
Secara Analitis:
B = n (b’ + c ) + (n - 1) Td + z
Dimana: B = lebar perkerasan pada
tikungan n= jumlah lajur lintas (2)
b = lebar lintasan kendaraan pada
tikungan c = kebebasan samping (0,8 m)
Td = lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
b” = Rc − √𝑅𝑐2 − 𝑝2
= 159− √1592 − 7,42
= 0,172295 m
b’ = b + b”
= 2,6 + 0,172295
= 2,772295 m
= 0,105 x 70
√159
= 0,582893 m
B = 2 (2,772295 + 0,582893) + (2-1) 0,111565 + 0,582893
= 7,839047 m
Lebar pada tikungan I 2 x 3,5 = 7
m Ternyata: B>7
7,839047> 7
7,839047 –7= 0,839 m
Jika B > W, Maka diperlukan pelebaran pada tikungan I sebesar 0,839 m
3. Jarak Kebebasan Pandangan Samping
A. Tikungan I
Rc = 159 m
Vr = 70 km/jam
L = 243,061 m
Lebar jalan = 2* (2 x 3,5 )
R’ = Rc − 1⁄2jalur
M = 226,14
m
4. Alinyemen Horizontal
Lengkung cekung
Kelandaian maks untuk Vr = 70 km/jam ; Standar = 4% ; Mutlak = 8%
A +178 m
B +185 m C + 193
Elevasi A = + 178 m
Elevasi B = + 185 m
Elevasi C = + 193
m Kelandaian Rencana
178−185
gl = 400 x 100
= 1,75 %
178−193
g2 = 350 x 100
= 4,29 %
A = g2 − g1
= 4,29 – 1,75
= 2,54 %
Panjang lengkung Vertikal Cembung berdasarkan jarak pandang henti (Jh)
Jh diambil dari jarak pandangan henti minimum pada buku Silvia Sukirman 1999 pada
halaman 54.
Jika Lv < Jh h1=0,10 h2=1,20
𝐴𝑥𝐽ℎ2
Lv = 100 (√2 𝑥 ℎ1+√2 𝑥 ℎ2)2
2,54 𝑥 110,282
=100 (√2 𝑥 0,10+√2 𝑥 1,20)2
= 91,2382889 m
Lv < Jh
91,2382889 < 110,28 m (OK!)
Jika Lv > Jh
100−(√2 𝑥 ℎ1+√2 𝑥 ℎ2)2
Lv = 2 x Jh -
100−(√ 2 𝑥 0,10 + √2 𝑥 1,20)2
= 2 x 110,28 − 2,54
= 121,285 m
Lv =838, 381 m
838, 381 m > 437 m (OK!)
Berdasarkan kenyamanan
perjalanan Lv = 3 detik x VR
= 3 detik x 70 km/jam
= 210 m
Berdasarkan ketentuan
drainase Lv = 35 x A
= 35 x 2,54
= 88,75 m
𝐴 𝑥 𝐿𝑣
Ev = 800
2,54𝑥88,57
= 800
= 0,28131 m
7. Menghitung Volume Galian dan Timbunan
BEDA TINGGI LUAS RATA- VOLUME
TITIK JARAK
GALIAN TIMBUN GALIAN TIMBUN RATA GALIAN TIMBUN
A 2,000 38 50
38 1900
1 2,000 38 50
2 2,000 38 50
47,5 2375
3 3,000 57 50
4 1,000 19 50 0
0
5 0,000 0 50 0
6 3,000 57 50
28,5 1425
B 0,000 0 50
7 0,000 0 0 50 0
8 1,000 19 50
19 950
9 1,000 19 50
10 2,000 38 50
57 2850
11 4,000 76 50
12 7,000 133 50
66,5 3325
C 0,000 0 50
JUMLAH 750 11400 1425
Dengan syarat G > T (OK) atau G = T (OK
Penggambaran Elevasi, Superelevasi, dan Galian dan Timbunan
194 Series1
192
190
188
186
184
182
180
178
176 0 2 4 6 8 10 12 14 16