Anda di halaman 1dari 94

Perancangan Geometrik Jalan Raya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


Perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia.
Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi yang dapat menunjang
pengembangan suatu wilayah. Semakin lancar transportasi maka semakin cepat
suatu wilayah berkembang. Meningkatnya jumlah penduduk akan diikuti dengan
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, sehingga perlu dilakukan
perencanaan jalan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk saat ini.
Untuk membangun ruas jalan raya baru maupun peningkatan yang
diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan
memerlukan metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar
diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan
pengguna jalan dan tidak mengganggu ekosistem.
Syarat-syarat yang diperlukan oleh jalan raya terutama adalah untuk
memperoleh :
a. Permukaan yang rata dengan maksud agar lalu lintas dapat berjalan dengan
lancar.
b. Mampu memikul berat kendaraan beserta beban yang ada diatasnya.
c. Dapat dilalui dengan aman dan nyaman sesuai dengan rencana.
Dewasa ini manusia telah mengenal sistem perencanaan jalan yang baik dan
mudah dikerjakan serta pola perencanaannya yang makin sempurna. Meskipun
demikian, seorang teknik sipil selalu dituntut untuk dapat merencanakan suatu
lintasan jalan yang paling efektif dan efisien dari alternatif-alternatif yang ada,
dengan tidak mengabaikan fungsi-fungsi dasar dari jalan. Oleh karena itu, dalam
merencanakan suatu lintasan jalan, seorang teknik sipil harus mampu
menyesuaikan keadaan dilapangan dengan teori-teori yang ada, sehingga akan
diperoleh hasil yang maksimal.
Pada dasarnya, perencanaan konstruksi jalan raya terdiri dari beberapa
bagian besar. Bagian-bagian itu adalah perencanaan geometrik jalan, perencanaan

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

perkerasan material jalan dan perencanaan dalam pembangunan serta


administrasinya.
a. Perencanaan Geometrik Jalan
Terdiri dari ukuran-ukuran jalan serta bentuk-bentuk lintasan yang
diperlukan. Ukuran-ukuran tersebut mencakup lebar bagian-bagian jalan dan
fasilitasnya yang dikaitkan dengan kendaraan dan kelincahan geraknya, tinggi
mata pengemudi, rintangan dan sebagainya. Bentuk permukaan dan lintasan
dikaitkan dengan keamanan jalan dan lalu lintas.
b. Perencanaan Perkerasan/ Material Jalan
Perkerasan adalah lapisan jalan yang diperlukan untuk memenuhi syarat-
syarat utama jalan yaitu permukaan jalan harus mampu memikul berat kendaraan
dan dapat melalui dengan kecepatan tinggi. Perkerasan ini dibuat dari material-
material alam.
c. Perencanaan Pembangunan dan Administrasi Jalan Raya
Pelaksanaan pembangunan jalan sangat memerlukan ketrampilan tersendiri
sesuai dengan jenis jalan dan kemudahan yang ada, baik dari segi material, tenaga
(ahli), peralatan dan waktu. Sehingga dalam semua proses tersebut diperlukan
suatu administrasi tersendiri.

1.2 Ruang Lingkup Tugas yang dilakukan


Dalam tugas rencana ini, perhitungan dilakukan terdiri dari beberapa
tinjauan. Peninjauan ini meliputi penentuan lintasan, alinyemen horizontal,
alinyemen vertikal, penampang melintang, dan kubikasi.

1.2.1 Penentuan trase rencana


Penentuan lintasan dilakukan berdasarkan peta topografi yang disediakan,
dimana titik asal (origin) dan tujuan (destination) telah ditentukan, dilakukan
pencarian lintasan.
Langkah awal adalah memperhatikan situasi medan, kontur tersebut terus
ditelusuri untuk mencari lintasan yang sesuai dengan PPGJR (Peraturan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya) No. 13 tahun 1970 serta ketentuan-ketentuan
lain yang diberikan dalam tugas rancangan ini.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

Dalam perencanaan ini dibuat tiga alternatif lintasan, kemudian dipilih satu
lintasan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

1.2.2 Perencanaan alinyemen horizontal


Perencanaan alinyemen horizontal merupakan perencanaan tikungan
lengkap komponen-komponennya. Dalam perencanaan tikungan pada rancangan
ini meliputi Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) dan Full Circle (FC).

1.2.3 Perencanaan alinyemen vertikal


Alinyemen vertikal ini merupakan memanjang jalan, pada potongan ini
terlihat tikungan dan besarnya tanjakan.
Perencanaan alinyemen vertikal ini didasarkan pada beberapa syarat, yaitu
syarat keamanan, kenyaman dan drainase untuk ,masing-masing beda kelandaian
yang ada.

1.2.4 Penentuan volume galian (cut) dan timbunan (fill)


Penentuan volume galian dan timbunan berdasarkan proyeksi sumbu jalan
pada bidang horizontal (alinyemen horizontal) dan proyeksi sumbu jalan bidang
vertikal (alinyemen vertikal) yang telah direncanakan, dapat digambarkan
penampang melintang jalan pada setiap stasioner yang diinginkan. Dalam tugas
perencanaan ini, penampang melintang jalan digambarkan untuk setiap jarak 100
m. Volume galian dan timbunan ditentukan berdasarkan penampang melintang
jalan yang telah digambarkan tersebut.
Cut dan fill yaitu pemotongan dan penimbunan pada keadaan tanah/muka
tanah yang telah ditentukan. Pada keadaan cut, tanah digunakan untuk mengisi ke
daerah fill dan apabila tidak cukup/kurang maka dapat diambil dari borrow pit,
seandainya kelebihan dapat dibuang ke disposal place.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam merencanakan suatu jalan raya diinginkan pekerjaan yang relatif


mudah dengan menghindari pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fill) yang besar.
Dilain pihak kendaraan yang beroperasi di jalan raya menginginkan jalan yang
relatif lurus, tidak ada tanjakan atau turunan. Objek keinginan itu sulit kita jumpai
mengingat keadaan permukaan bumi yang relatif tidak datar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan geometrik jalan raya adalah:
 Kelas Jalan
 Kecepatan Rencana
 Alinyemen Horizontal
 Alinyemen Vertikal
 Jarak Pandangan
 Penampang Melintang
 Perhitungan Kubikasi

2.1 Kelas Jalan


Jalan dibagi dalam kelas-kelas yang penempatannya didasarkan pada
fungsinya juga dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang
diharapkan akan menggunakan jalan yang bersangkutan.

2.2 Kecepatan Rencana


Kecepatan rencana yang dimaksud adalah kecepatan maksimum yang
diizinkan pada jalan yang akan direncanakan sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi pemakai jalan tersebut. Dalam hal ini harus disesuaikan dengan tipe jalan
yang direncanakan.
Adapun pengaruh keadaan medan terhadap perencanaan suatu jalan raya
meliputi hal-hal sebagai berikut :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

a. Tikungan : Jari-jari tikungan pada pelebaran perkerasan diambil sedemikian


rupa sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan jalannya
kendaraan dan pandangan bebas harus cukup luas.
b. Tanjakan : Dalam perencanaan diusahakan agar tanjakan dibuat dengan
kelandaian sekecil mungkin.

2.3 Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah garis proyeksi sumbu jalan yang tegak lurus
pada bidang peta alinyemen (garis tujuan). Horizontal merupakan trase jalan yang
terdiri dari garis lurus (tangen) yang merupakan bagian lurus dan lengkung
horizontal yang disebut tikungan.
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian
tikungan, dimana terdapat gaya yang dapat melemparkan kendaraan ke luar
daerah tikungan yang disebut gaya sentrifugal. Atas dasar itu maka perencanaan
tikungan diusahakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan,
sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Jari-jari lengkung minimum
Untuk setiap kecapatan rencana ditentukan berdasarkan miring maksimum
dengan koefisien gesekan melintang maksimum.
b. Lengkung peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan
untuk mengadakan peralihan dari bagian lurus ke bagian lengkung atau
sebaliknya.
c. Pelebaran perkerasan
Pada tikungan sangat bergantung pada :
R = Jari-jari tikungan
β = Sudut tikungan
Vr = Kecepatan rencana
Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikutip dari “Dasar-Dasar
Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) halaman 142 yaitu sebagai
berikut:

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

√ {√ } √
2
R 2 −64+1,25 +64− ( R 2 −64 ) +1, 25
B= c c . . . . . . . . . (2.1)

dimana:
B = lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada
lajur sebelah dalam
Rc = radius lajur sebelah dalam - ½ lebar perkerasan + ½ b
b = lebar kendaraan rencana

0,105×V
Z = √Rc . . . . . . . . . (2.2)
V = kecepatan, km/jam

Bt =n ( B+C )+ Z . . . . . . . . . (2.3)
dimana:
Bt = lebar total perkerasan di tikungan
Z = lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
C = lebar kebebasan samping di kiri dan di kanan kendaraan sebesar 0,5
m, 1 m, dan 1,25 m cukup memadai untuk jalan dengan lebar lajur 6
m , 7 m, dan 7,50 m.
Sehingga,

Δb=Bt −Bn . . . . . . . . . (2.4)


dimana:
∆b = tambahan lebar perkerasan di tikungan
Bn = lebar total perkerasan pada bagian lurus
d. Jarak pandangan pada lengkung horizontal

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

Jarak pandangan pengemudi kendaraan yang bergerak pada lajur tepi


sebelah dalam seringkali dihalangi oleh gedung-gedung, hutan-hutan kayu, tebing
galian dan lain sebagainya. Demi menjaga keamanan pemakai jalan, panjang
sepanjang jarak pandangan henti minimum harus terpenuhi di sepanjang lengkung
horizontal. Dengan demikian terdapat batas minimum jarak antara sumbu lajur
sebelah dalam dengan penghalang (m).
Penentuan batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam ke
penghalang ditentukan berdasarkan kondisi dimana jarak pandangan berada di
dalam lengkung atau jarak pandangan < panjang lengkung horizontal. Untuk lebih
jelasnya kita dapat melihat gambar 2.1 di bawah ini.

TS ST

Gambar 2.1 Jarak Pandangan pada Lengkung Horizontal S ≤ L

Garis AB : Garis pandangan


Lengkung AB : Jarak pandangan
n TS - ST : Panjang busur lingkaran , m(L)
m : Ordinat tengah sumbu jalur ke penghalang
Φ : Setengah sudut pusat busur lingkaran S (°)
S : jarak pandangan, m
L : panjang busur lingkaran, m
R’ : radius sumbu lajur sebelah dalam, m

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

π Φ R'
S = 90 . . . . . . . . . (2.5)
90 0 s
Φ = πR . . . . . . . . . (2.6)
m = R’ (1-cos Φ ) . . . . . . . . . (2.7)

2.3.1 Bentuk lengkung horizontal


Bentuk lengkung horizontal pada suatu jalan raya ditentukan oleh tiga
faktor:
1. Sudut tangent (∆) yang besarnya dapat diukur langsung pada peta
2. Kecepatan rencana, tergantung dari kelas jalan yang akan direncanakan.
3. Jari-jari kelengkungan, hubungan antara kecepatan rencana dengan jari-jari
kelengkungan minimum dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini,

Tabel 2.2 Hubungan antara Kecepatan Rencana dan Jari- jari Minimum.

Kecepatan Rencana Jari – jari Lengkung Minimum


(km/jam) (meter)

120 2000

100 1500

80 1100

60 700

40 300

20 150

Bentuk-bentuk lengkung horizontal ada tiga macam yaitu:


a. Bentuk tikungan Full Circle (FC)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya

Bentuk ini digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari besar dan
sudut tangent yang relatif kecil. Batas yang diambil untuk bentuk circle adalah
sebagai berikut:
Rumusan yang digunakan untuk bentuk full circle dalam menentukan harga-
harga T, L dan Es.
T
 Tan ½ ∆ = R . . . . . . . . . (2.8)
 T = R tan ½ ∆ . . . . . . . . . (2.9)
 Es = T tan ¼ ∆ . . . . . . . . (2.10)
Δ
2 πR
 L = 3600
L = 0,01745. ∆. R . . . . . . . . (2.11)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:


.


.

Gambar 2.2 Bentuk Tikungan Full Circle (F-C):

Dimana:
R = Jari-jari lengkung minimum (m)
∆ = Sudut tangent yang diukur dari gambar trase.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Es = Jarak PI ke lengkung peralihan (m)


L = Panjang bagian tikungan (m)
T = Jarak antara TC dan PI (m)

b. Bentuk tikungan Spiral Circle Spiral (S-C-S)


Rumus yang digunakan :
Besar Sudut Spiral :
Ls . 90
θ s=
πR . . . . . . . . (2.12)
Besar pusat busur lingkaran
θ c=Δ−2 θ s . . . . . . . . (2.13)
Panjang Lengkung Circle
Δc
2 πR
Lc = 360 . . . . . . . . (2.14)
Ls 2
Yc = 6 R . . . . . . . . (2.15)
Ls 3
Ls−
Xc = 40 R2 . . . . . . . . (2.16)
L = 2Ls + Lc . . . . . . . . (2.17)

k = Ls -
{ }
Ls 3
40 . R 2
−RSin θs
. . . . . . . . (2.18)
Ls 2
p= −Rc (1−cosθs )
6 Rc . . . . . . . . (2.19)
Δ
Ts = (R + P) tan 2 + k . . . . . . . . (2.20)
Δ
Es = (R + P) Sec 2 -R . . . . . . . . (2.21)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3:


.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 2.3 Bentuk Tikungan Spiral Circle Spiral (S-C-S)

c. Bentuk tikungan Spiral – Spiral (S-S)


Rumus yang digunakan :
Besar Sudut Spiral :
1
θ s= Δ
2 . . . . . . . . (2.22)
Besar pusat busur lingkaran
θ c=0
Panjang spiral
Lc =0
Ls 2
Yc = 6 R . . . . . . . . (2.23)
Ls 3
Ls−
Xc = 40 R2 . . . . . . . . (2.24)
L = 2Ls . . . . . . . . (2.25)

k = Ls -
{ }
Ls 3
40 . R 2
−RSin θs
. . . . . . . . (2.26)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Ls 2
p= −Rc (1−cos θs )
6 Rc . . . . . . . . (2.27)
Δ
Ts = (R + P) tan 2 + k . . . . . . . . (2.28)
Δ
Es = (R + P) Sec 2 -R . . . . . . . . (2.29)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.4 Bentuk Tikungan Spiral Spiral (S-S)


2.4 Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya
jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap
kemampuan kendaraan dalam keadaan naik dan bermuatan penuh (dimana truck
digunakan sebagi kendaraan standar), alinyemen vertikal sangat erat hubungannya
dengan besar biaya pembangunan, biaya penggunaan, maka pada alinyemen
vertikal yang merupakan bagian kritis justru pada bagian yang lurus. Landai
maksimum yang dipakai pada perencanaan ini adalah sebesar 10 % dan panjang
kritis sebesar 120 meter.
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen) adalah:
1. Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung dimana titik perpotongan antara
kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.
2. Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Persamaan-persamaan lengkung vertikal yang digunakan adalah:


A = g1 – g2 . . . . . . . . (2.30)
dimana:
A = perbedaan aljabar kelandaian (selisih % kelandaian antara dua
lintasan pada pertemuan lengkung
g1 dan g2 = besarnya kelandaian bagian tangen, kelandaian (g 1 dan g2)
diberi tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negatif jika
terjadi penurunan, yang ditinjau dari kiri.

A x Lv
Ev = 800 . . . . . . . . (2.31)

dimana:
Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung
Lv = panjang lengkung vertikal sama dengan panjang proyeksi lengkung
pada bidang horizontal.

2.4.1 Landai minimum


Berdasarkan kepentingan arus lalu-lintas, landai ideal adalah landai datar (0
%). Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainase jalan, jalan berlandailah yang
ideal.
Dalam perencanaan disarankan menggunakan:
a) Landai datar untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan yang tidak
mempunyai kereb.
b) Landai 0,15 % dianjurkan untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan dengan
medan datar dan mempergunakan kereb.
c) Landai minimum sebesar 0,13 % - 0,5 % dianjurkan dipergunakan untuk
jalan-jalan di daerah galian atau jalan yang memakai kereb.

2.4.2 Landai maksimum

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Kelandaian 3 % mulai memberikan pengaruh kepada gerak kendaraan mobil


penumpang, walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan gerakan kendaraan
truk yang terbebani penuh. Pengaruh dari adanya kelandaian ini dapat terlihat dari
berkurangnya kecepatan jalan kendaraan atau mulai dipergunakan gigi rendah.
Kelandaian tertentu masih dapat diterima jika kelandaian tersebut mengakibatkan
kecepatan jalan tetap lebih besar dari setengah kecepatan rencana. Untuk
membatasi pengaruh perlambatan kendaraan truk terhadap arus lalu-lintas, maka
ditetapkan landai maksimum untuk kecepatan rencana tertentu. Bina Marga
menetapkan kelandaian maksimum seperti pada Tabel 2.1, yang dibedakan atas
kelandaian maksimum standard dan kelandaian mkasimum mutlak. Jika tidak
terbatasi oleh kondisi keuangan, maka sebaiknya dipergunakan kelandaian standar
AASHTO yang membatasi kelandaian maksimum berdasrkan keadaan medan
apakah datar, perbukitan atau pegunungan.

Tabel 2.1 Kelandaian Maksimum Jalan

Jalan Arteri luar kota (AAHSTO Jalan antar kota (Bina


Kecepatan
'90) Marga)

Kelandaian Kelandaian
Pegununga
Rencana Datar Perbukitan Maksimum Maksimum
n
(km/jam) (%) (%) Standar Mutlak
(%)
(%) (%)

40 7 11

50 6 10

64 5 6 8

60 5 9

80 4 5 7 4 8

96 3 4 6

113 3 4 5

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Sumber : Sukirman (1999:156)

2.4.3 Jarak pandangan lengkung vertikal


Pada lengkung vertikal, pembatasan berdasarkan jarak pandangan dapat
dibedakan atas 2 keadaan yaitu :
1. Jarak pandangan berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S < L)
2. Jarak pandangan berada di luar dan di dalam daerah lengkung (S > L)
Jika dalam perencanaan dipergunakan jarak pandangan henti menurut Bina
Marga, h1 = 10 cm = 0,1 m
h2 = 120 cm = 1,2 m,
Dan jika dalam perencanaan dipergunakan jarak pandangan menyiap
menurut Bina Marga, h1 = 120 cm = 1,2 m
h2 = 120 cm = 1,2 m.
Jadi, jarak pandangan pada vertikal adalah :

S = d1 + d2 = √ 200 h1 L
A
+
√ 200 h 2 L
A . . . . . . . . (2.32)

2.5 Jarak Pandangan


Kemungkinan untuk melihat kedepan adalah faktor dalam suatu operasi di
jalan agar tercapai keadaan yang aman dan efisien, untuk itu harus diadakan jarak
pandang yang cukup panjang sehingga pengemudi dapat memilih kecepatan dari
kendaraan dan tidak menghambat barang tak terduga diatas jalan. Demikian pula
untuk jalan dua jalur yang memungkinkan pengendara berjalan diatas jalur
berlawanan untuk menyiap kendaraan dengan aman. Jarak pandangan ini untuk
keperluan perencanaan dibedakan atas:

2.5.1 Jarak pandangan henti minimum


Jarak ini minimum harus dipenuhi oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan
di depannya.
Jarak ini merupakan jumlah dua jarak dari :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

1. Jarak yang ditempuh dari saat melihat benda sampai mengijak rem adalah
d1,

d1 = kecepatan ¿ waktu

d1 = V ¿ t . . . . . . . . (2.33)
dimana:

d1 = Jarak dari saat melihat rintangan sampai menginjak pedal rem (m)
V = Kecepatan (km/jam)
t = Waktu reaksi (waktu PIEV + waktu yang dibutuhkan untuk
menginjak rem) = 1,5 detik + 1 detik = 2,5 detik
maka,

d1 = 0,278 ¿ V ¿ t . . . . . . . . (2.34)
2. Jarak untuk berhenti setelah mengijak rem adalah d2,

V2
d2 = 2g×fm . . . . . . . . (2.35)
dimana:
fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang
jalan

d2 = Jarak mengerem (m)


V = kecepatan kendaraan (km/jam)
g = gaya gravitasi (9,81 m/det2)
G = berat kendaraan (ton)
maka:
v2
d2 =254×fm . . . . . . . . (2.36)

Jadi, Rumus umum dari jarak pandangan henti minimum adalah :


v2
d = 0,278 V.t +254×fm
………(2.37)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Pada jalan-jalan berlandai terdapat harga berat kendaraan sejajar permukaan


jalan, yang memberikan pengaruh cukup berarti pada penentuan jarak mengerem.
Pada jalan-jalan menurun jarak mengerem akan bertambah panjang, sedangkan
untuk jalan-jalan mendaki jarak mengerem akan bertambah pendek. Dengan
demikian persamaan di atas akan menjadi :
G
2
G ¿ fm ¿ d2 ± G ¿ L ¿ d2 = 1/2 g×v . . . . . . . . (2.38)

v2
d = 0,278 ¿ V ¿ t + 254×( fm±L ) . . . . . . . . (2.39)
dimana :
L = besarnya landai jalan dalam desimal
+ = untuk pendakian
- = untuk penurunan

2.5.2 Jarak pandangan menyiap


Jarak pandangan menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk menyusul
kendaraan lain yang dipergunakan hanya pada jalan 2 jalur. Besarnya jarak
pandang menyiap minimum dapat dilihat dalam daftar II PPGRJ No. 13/1970.
Jarak pandang diukur dari ketinggian mata pengemudi kepuncak
penghalang. Untuk jarak pandang henti ketinggian mata pengemudi adalah 125
cm dan ketinggian penghalang adalah 10 cm, sedang untuk jarak pandang
menyiap ketinggian mata pengemudi adalah 125 cm dan ketinggian penhalang
125 cm.
Jarak pandang menyiap standar untuk jalan dua lajur dua arah dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

d = d1 + d2 + d3 + d4 . . . . . . . . (2.40)
dimana:

d1 = 0,278 ¿ t1 ¿
( v−m+
a×t 1
2 ) . . . . . . . . (2.41)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

d1 = jarak yang ditempuh kendaraan yang hendak menyiap selama waktu


reaksi dan waktu membawa kendaraanya yang hendak membelok ke
lajur kanan.

t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung dari kecepatan yang dapat

ditentukan dengan korelasi t1 = 2,12 + 0,026¿ V


m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang
disiap = 15 km/jam
V = kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, dalam perhitungan
dapat dianggap sama dengan kecepatan rencana, km/jam
a = percepatan rata-rata besarnya tergantung dari kecepatan rata-rata
kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan
mempergunakan korelasi a = 2,052 + 0,0036¿ V

d2 = 0,278 ¿ V ¿ t2 . . . . . . . . (2.42)

dimana:

d2 = jarak yang ditempuh selama kendaraan yang menyiap berada pada


lajur kanan

t2 = waktu dimana kendaa yang menyiap berada pada lajur kanan yang

dapat ditentukan dengan mempergunakan korelasi t2 = 6,56 + 0,048


¿V

d3 = diambil 30 – 100 meter


2
d4 = 3 ¿ d2 . . . . . . . . (2.43)
2.6 Penampang Melintang
Penampang melintang jalan adalah pemotongan suatu jalan tegak lurus
sumbu jalan, yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan dalam
arah melintang.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Penampang melintang jalan yang digunakan harus sesuai dengan kelas jalan
dan kebutuhan lalu lintas yang dilayaninya. Penampang melintang utama dapat
dilihat pada daftar I PPGJR.

2.6.1 Lebar perkerasan


Pada umumnya lebar perkerasan ditentukan berdasarkan lebar jalur lalu
lintas normal yang besarnya adalah 3,5 meter sebagaimana tercantum dalam daftar
I PPGJR, kecuali:
- Jalan penghubung dan jalan kelas II c = 3,00 meter
- Jalan utama = 3,75 meter

2.6.2 Lebar bahu


Untuk jalan kelas III lebar bahu jalan minimum adalah 1,50 – 2,50 m untuk
semua jenis medan.

2.6.3 Drainase
Drainase merupakan bagian yang sangat penting pada suatu jalan, seperti
saluran tepi, saluran melintang, dan sebagainya, harus direncanakan berdasarkan
data hidrologis setempat seperti intensitas hujan, lamanya frekuensi hujan, serta
sifat daerah aliran.

2.6.4 Kebebasan pada jalan raya


Kebebasan yang dimaksud adalah keleluasaan pengemudi di jalan raya
dengan tidak menghadapi rintangan. Lebar kebebasan ini merupakan bagian kiri
kanan jalan yang merupakan bagian dari jalan (PPGJR No. 13/1970).

2.7 Perhitungan Kubikasi


Perhitungan kubikasi ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu:
V = Luas tampang galian/timbunan ¿ panjang galian timbunan
Hasil perkalian harus disesuaikan apakah dia bentuk kubus, kerucut dan
sebagainya. untuk itu perlu dicari panjang galian/timbunan.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

BAB III
PENENTUAN TRASE JALAN

3.1 Perencanaan Trase

Perencanaan trase dilakukan berdasarkan keadaan topografi. Topografi


merupakan bentuk permukaan tanah asli (alam) yang digambarkan secara grafis
pada bidang kertas kerja dalam bentuk garis-garis yang sering disebut transis.
Garis-garis transis ini digambarkan pada peta topografi yang disajikan.

Menurut Diwiryo (1975), pemilihan lintasan trase yang menguntungkan dari


sudut biaya adalah pemilihan trase yang menyusuri atau sejajar garis transis.
Namun demikian pemilihan trase seperti ini sulit dipertahankan apabila medan
yang dihadapi merupakan medan berat, yaitu medan yang terdiri dari pegunungan
dan lembah-lembah dengan luas pengukuran topografi yang relatif sempit.

Dalam perencanaan ini, pencarian trase dilakukan dengan cara coba-coba


dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam tugas ini
yaitu kelandaian < 10 %.

Peta topografi yang ditentukan pada tugas perencanaan ini merupakan :


 Keadaan Gunung dan Lembah
 Skala 1 : 2000
 Pada titik awal diberi nama titik A
elevasi muka tanah = + 36,00 m dpl
 Pada titik akhir diberi nama titik Z
elevasi muka tanah = + 50,00 m dpl

Langkah awal dari pencarian trase dimulai dengan cara menarik garis
rencana yang agak sejajar dengan garis kontur supaya diperoleh kelandaian yang
kecil, karena situasi medan merupakan medan berbukit maka alternatif ini
dihadapkan dengan tikungan tajam serta jarak lintasan menuju titik terjauh.

Pada langkah awal perencanaan lintasan ini adalah menelusuri garis-garis


transis dengan pertimbangan-pertimbangan agar diperoleh kelandaian yang relatif
kecil, maksimal mencapai kelandaian yang disyaratkan pada tugas rancangan ini,

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

yaitu 10 %. Kemudian diperhatikan jumlah tikungan serta jarak lintasan yang


diperoleh. Setelah diperoleh lintasan dengan berbagai kriteria di atas, perlu
diperhatikan lagi volume cut dan fill yang terjadi. Dalam hal ini disarankan agar
penimbunan tidak dilakukan pada tanjakan dan tidak lebih dari 8 meter. Pemilihan
yang terakhir didasarkan pada kelandaian, tanjakan, jumlah tikungan, jarak
tempuh dan volume cut dan fill. Hal ini akan terlihat pada alinyemen vertikal.

Dalam rancangan ini ditentukan tiga alternatif yang nantinya akan dipilih
satu alternatif yang menjadi trase terbaik. Pemilihan trase didasarkan pada trial
dan error.

3.2 Perhitungan Trase Jalan

3.2.1 Perhitungan alternatif 1 (trase 1)

Langkah-langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :

 Trase jalan dari titik A ke titik Z seperti di peta transis :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822) ke titik PI1 (x = 9548378 ; y =


542833)
2. Titik PI1 (x = 9548378 ; y = 542833) ke titik PI2 (x = 9548910 ; y =
542694)
3. Titik PI2 (x = 9548910 ; y = 542694) ke titik PI3 (x = 9549510 ; y =
542257)
4. Titik PI3 (x = 9549510 ; y = 542257) ke titik Z (x = 9549848 ; y =
541794)

 Perhitungan jarak antara titik potong :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822)


2. Titik PI1 (x = 9548378 ; y = 542833)
3. Titik PI2 (x = 9548910 ; y = 542694)
4. Titik PI3 (x = 9549510 ; y = 542257)
5. Titik Z (x = 9549848 ; y = 541794)

d A – PI1 = √ (xPI 1−xA)2 +( yPI 1− yA )2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

= √ (9548378−9547826)2 +(542833−542822)2
= 551,714 m

d PI1 – PI2 = √ (xPI 2−xPI 1)2+( yPI 2− yPI 1)2

= √ (9548910−9548378)2 +(542694−542833)2
= 550,583 m

d PI2 – PI3 = √ (xPI 3−xPI 2)2 +( yPI 3− yPI 2)2

= √ (9549510−9548910)2 +(542257−542694)2
= 742,067 m

d PI3 – Z = √ (xZ −xPI 3)2+( yZ− yPI 3)2

= √ (9549848−9549510)2 +(541794−542257)2
= 573,645 m

Total panjang trase 1 = 2418,009 m

 Sudut azimut masing – masing titik perpotongan :

x
Sudut Azimut = arc tan y

xPI 2−xPI 1 xPI 1−xA


β PI1 = arctan −arctan
yPI 2− yPI 1 yPI 1− yA
9548910−9548378 9548378−9547826
= arctan 542694−542833 −arctan 542833−542822

= 15,765 ˚

xPI 3−xPI 2 xPI 2−xPI 1


β PI2 = arctan −arctan
yPI 3− yPI 2 yPI 2− yPI 1
9549510−9548910 9548910−9548378
= arctan −arctan
542257−542694 542694−542833
= 21,496 ˚

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

xZ−xPI 3 xPI 3−xPI 2


β PI3 = arctan −arctan
yZ− yPI 3 yPI 3− yPI 2
9549848−9549510 9549510−9548910
= arctan −arctan
541794−542257 542257−542694
= 17,751 ˚

 Menentukan kemiringan jalan :

Titik A ke titik PI1

 Elevasi muka tanah A : 36,00


 Elevasi muka tanah PI1 : 44,00
 Jarak titik A – PI1 : 551,714 m
36 , 00−44 , 00
i (A – PI1) = x 100 % = -0,73 % < 10 % (aman)
551,714
Titik PI1 ke titik PI2

 Elevasi muka tanah PI1 : 44,00


 Elevasi muka tanah PI2 : 40,00
 Jarak titik PI1 – PI2 : 550,583 m
44 ,00−40 , 00
i (PI1 – PI2) = x 100 % = 0,67 % < 10 % (aman)
550,583
Titik PI2 ke titik PI3

 Elevasi muka tanah PI2 : 40,00


 Elevasi muka tanah PI3 : 45,00
 Jarak titik PI2 – PI3 : 742,067 m
40 , 00−45 , 00
i (PI2 – PI3) = x 100 % = 0,87 % < 10 % (aman)
742,067
Titik PI3 ke titik Z

 Elevasi muka tanah PI3 : 45,00


 Elevasi muka tanah Z : 50,00
 Jarak titik PI3 – Z : 573,645 m
45 , 00−50 ,00
i (PI3 – Z) = x 100 % = 0,87 % < 10 % (aman)
573,645

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

3.2.2 Perhitungan alternatif 2 (trase 2)

Langkah-langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :

 Trase jalan dari titik A ke titik Z seperti di peta transis :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822) ke titik PI1 (x = 9548310 ; y =


542695)
2. Titik PI1 (x = 9548310 ; y = 542695) ke titik PI2 (x = 9548806 ; y =
542367)
3. Titik PI2 (x = 9548806 ; y = 542367) ke titik PI3 (x = 9549256 ; y =
542408)
4. Titik PI3 (x = 9549256 ; y = 542408) ke titik Z (x = 9549848 ; y =
541806)

 Perhitungan jarak antara titik potong :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822)


2. Titik PI1 (x = 9548310 ; y = 542695)
3. Titik PI2 (x = 9548806 ; y = 542367)
4. Titik PI3 (x = 9549256 ; y = 542408)
5. Titik Z (x = 9549848 ; y = 541806)

d A – PI1 = √ (xPI 1−xA)2 +( yPI 1− yA )2

=√ (9548310−9547826)2 +(542695−542822)2
= 500,233 m

d PI1 – PI2 = √ (xPI 2−xPI 1)2+( yPI 2− yPI 1)2

= √ (9548806−9548310)2 +(542367−542695)2
= 595,197 m

d PI2 – PI3 = √ (xPI 3−xPI 2)2 +( yPI 3− yPI 2)2

= √ (9549256−9548806)2 +(542408−542367)2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

= 451,447 m

d PI3 – Z = √ (xZ −xPI 3)2+( yZ− yPI 3)2

= √ (9549256−9549256)2 +(541806−542408)2
= 844,026 m

Total panjang trase 2 = 2390,903 m

 Sudut azimut masing – masing titik perpotongan :

x
Sudut Azimut = arc tan y
xPI 2−xPI 1 xPI 1−xA
β PI1 = arctan −arctan
yPI 2− yPI 1 yPI 1− yA
9548806−9548310 9548310−9547826
= arctan −arctan
542367−542695 542695−542822
= 18,851 ˚

xPI 3−xPI 2 xPI 2−xPI 1


β PI2 = arctan −arctan
yPI 3− yPI 2 yPI 2−xPI 1
9549256−9548806 9548806−9548310
= arctan −arctan
542408−542367 542367−542695
= -38,672 ˚

xZ−xPI 3 xPI 3−xPI 2


β PI3 = arctan −arctan
yZ− yPI 3 yPI 3−xPI 2
9549256−9549256 9549256−9548806
= arctan −arctan
541806−542408 542408−542367
= 50,608 ˚

 Menentukan kemiringan jalan :

Titik A ke titik PI1

 Elevasi muka tanah A : 36,00


 Elevasi muka tanah PI1 : 40,00

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

 Jarak titik A – PI1 : 500,233 m


36 , 00−40 , 00
i (A – PI1) = x 100 % = 0,80 % < 10 % (aman)
500,233
Titik PI1 ke titik PI2

 Elevasi muka tanah PI1 : 40,00


 Elevasi muka tanah PI2 : 40,00
 Jarak titik PI1 – PI2 : 595,197 m
40 , 00−40 , 00
i (PI1 – PI2) = x 100 % = 0,00 % < 10 % (aman)
595,197
Titik PI2 ke titik PI3

 Elevasi muka tanah PI2 : 40,00


 Elevasi muka tanah PI3 : 40,00
 Jarak titik PI2 – PI3 : 451,447 m
40 , 00−40 , 00
i (PI2 – PI3) = x 100 % = 0,00 % < 10 % (aman)
451,447
Titik PI3 ke titik Z

 Elevasi muka tanah PI3 : 40,00


 Elevasi muka tanah B : 50,00
 Jarak titik PI3 – Z : 844,026 m
40 , 00−50 ,00
i (PI3 – B) = x 100 % = 1,18 % < 10 % (aman)
844,026

3.2.3 Perhitungan alternatif 3 (trase 3)

Langkah-langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :

 Trase jalan dari titik A ke titik Z seperti di peta transis :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822) ke titik PI1 (x = 9548418 ; y =


542980)
2. Titik PI1 (x = 9548418 ; y = 542980) ke titik PI2 (x = 9549036 ; y =
542884)
3. Titik PI2 (x = 9549036 ; y = 542884) ke titik PI3 (x = 9549452; y =
542180)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

4. Titik PI3 (x = 9549452; y = 542180) ke titik Z (x = 9549848 ; y =


541806)

 Perhitungan jarak antara titik potong :

1. Titik A (x = 9547826 ; y = 542822)


2. Titik PI1 (x = 9548418 ; y = 542980)
3. Titik PI2 (x = 9549036 ; y = 542884)
4. Titik PI3 (x = 9549452; y = 542180)
5. Titik Z (x = 9549848 ; y = 541806)

d A – PI1 = √ (xPI 1−xA)2 +( yPI 1− yA )2

= √ (9548418−9547826)2 +(542980−542822)2
= 613,108 m

d PI1 – PI2 = √ (xPI 2−xPI 1)2+( yPI 2− yPI 1)2

= √ (9549036−9548418)2 +(542884−542980)2
= 624,499 m

d PI2 – PI3 = √ (xPI 3−xPI 2)2 +( yPI 3− yPI 2)2


= √ 9549452−9549036 ¿2 +(542180−542884)2 ¿
= 818,272 m

d PI3 – Z = √ (xZ −xPI 3)2+( yZ− yPI 3)2

= √ (9549848−9549452)2 +(541806−542180)2
= 544,711 m

Total panjang trase 3 = 2600,590 m

 Sudut azimut masing – masing titik perpotongan :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

x
Sudut Azimut = arc tan y
xPI 2−xPI 1 xPI 1−xA
β PI1 = arctan −arctan
yPI 2− yPI 1 yPI 1− yA
9549036−9548418 9548418−9547826
= arctan −arctan
542884−542980 542980−542822
= 23,702 ˚

xPI 3−xPI 2 xPI 2−xPI 1


β PI2 = arctan −arctan
yPI 3− yPI 2 yPI 2−xPI 1
9549452−9549036 9549036−9548418
= arctan −arctan
542180−542884 542884−542980
= 50,642 ˚

xZ−xPI 3 xPI 3−xPI 2


β PI3 = arctan −arctan
yZ− yPI 3 yPI 3−xPI 2
9549848−9549452 9549452−9549036
= arctan −arctan
541806−542180 542180−542884
= -16,107 ˚

 Menentukan kemiringan jalan :

Titik A ke titik PI1

 Elevasi muka tanah A : 36,00


 Elevasi muka tanah PI1 : 45,00
 Jarak titik A – PI1 : 613,108 m
36 , 00−45 , 00
i (A – PI1) = x 100 % = 1,47 % < 10 % (aman)
613,108
Titik PI1 ke titik PI2

 Elevasi muka tanah PI1 : 45,00


 Elevasi muka tanah PI2 : 49,00

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

 Jarak titik PI1 – PI2 : 624,499 m


45 , 00−49 , 00
i (PI1 – PI2) = x 100 % = 0,64 % < 10 % (aman)
624,499
Titik PI2 ke titik PI3

 Elevasi muka tanah PI2 : 49,00


 Elevasi muka tanah PI3 : 52,00
 Jarak titik PI2 – PI3 : 818,272 m
49 , 00−52 , 00
i (PI2 – PI3) = x 100 % = 0,37 % < 10 % (aman)
818,272
Titik PI3 ke titik Z

 Elevasi muka tanah PI3 : 52,00


 Elevasi muka tanah Z : 50,00
 Jarak titik PI3 – Z : 544,711 m
52, 00−50 , 00
i (PI3 – Z) = x 100 % = -0,37 % < 10 % (aman)
544,711

3.3 Perhitungan Kedalaman Galian dan Timbunan Trase Jalan

3.3.1 Perhitungan pada Trase 1

Titik K3

 Elevasi muka tanah = 38 m


 Elevasi muka jalan = 40,21 + 30,8 x (1,45%)
= 40,65 m
 Kedalaman timbunan = 40,65 – 38
= 2,65 m

Titik K15

 Elevasi muka tanah = 49 m


 Elevasi muka jalan = 43,42 + 17,6 x (-0,73%)
= 43,29 m
 Kedalaman galian = 49 – 43,29
= 5,71 m

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Titik K30

 Elevasi muka tanah = 37 m


 Elevasi muka jalan = 40,43 + 22,8 x (0,67%)
= 40,58 m
 Kedalaman timbunan = 40,43 – 37
= 3,58 m

Titik K49

 Elevasi muka tanah = 51 m


 Elevasi muka jalan = 46,23 + 69,60 x (0,87%)
= 46,84 m
 Kedalaman galian = 51 – 46,84
= 4,16 m

3.3.2 Perhitungan pada Trase 2

Titik K4

 Elevasi muka tanah = 39 m


 Elevasi muka jalan = 37,68 + 91,2 x (0,80%)
= 38,41 m
 Kedalaman galian = 39 – 38,41
= 0,59 m

Titik K18

 Elevasi muka tanah = 39 m


 Elevasi muka jalan = 39,98 + 16,8 x (0,00%)
= 39,98 m
 Kedalaman timbunan = 39,98 – 39
= 0,98 m

Titik K42

 Elevasi muka tanah = 36 m


 Elevasi muka jalan = 39,98 + 46,6 x (0,00%)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

= 39,98 m
 Kedalaman timbunan = 39,98 – 36
= 3,98 m

Titik K63

 Elevasi muka tanah = 52 m


 Elevasi muka jalan = 46,71 + 27,2 x (1,18%)
= 47,04 m
 Kedalaman galian = 52 – 47,04
= 4,96 m

3.3.3 Perhitungan pada Trase 3

Titik K10

 Elevasi muka tanah = 41 m


 Elevasi muka jalan = 42,41 + 26,8 x (1,47%)
= 42,81 m
 Kedalaman timbunan = 42,81 – 41
= 1,81 m

Titik K50

 Elevasi muka tanah = 47 m


 Elevasi muka jalan = 50,57 + 12,8 x (0,64%)
= 50,65 m
 Kedalaman timbunan = 50,65 – 47
= 3,65 m

Titik K69

 Elevasi muka tanah = 53 m


 Elevasi muka jalan = 51,99 – 10,4 x (0,37%)
= 52,03 m
 Kedalaman galian = 53 – 52,03
= 0,97 m

Titik K97

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

 Elevasi muka tanah = 54 m


 Elevasi muka jalan = 53,56 + 56,4 x (-0,37%)
= 53,35 m
 Kedalaman galian = 54 – 53,35
= 0,65 m

Tabel Rekapitulasi Trase 1

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Titik Jarak Jarak Elevasi (m) Kedalaman (m)


Titik Kemiringan
Kritis cm m Kumulatif Tanah Jalan Galian Timbunan
A I 0 0 0,00 1,45% 36 36,00 0,00 0,00
13,77 K1 6,25 250,00 250,00 1,45% 36 39,63 0,00 3,63
K2 1 40,00 290,00 1,45% 37 40,21 0,00 3,21
K3 0,77 30,80 320,80 1,45% 38 40,65 0,00 2,65
K4 0,66 26,40 347,20 1,45% 39 41,03 0,00 2,03
K5 0,5 20,00 367,20 1,45% 40 41,32 0,00 1,32
K6 0,42 16,80 384,00 1,45% 41 41,57 0,00 0,57
K7 0,42 16,80 400,80 1,45% 42 41,81 0,19 0,00
K8 0,81 32,40 433,20 1,45% 43 42,28 0,72 0,00
K9 1,43 57,20 490,40 1,45% 44 43,11 0,89 0,00
K10 1,51 60,40 550,80 1,45% 44 43,99 0,01 0,00
PI1 K11 0,75 30,00 580,80 -0,73% 45 43,77 1,23 0,00
13,34 K12 0,4 16,00 596,80 -0,73% 46 43,65 2,35 0,00
K13 0,39 15,60 612,40 -0,73% 47 43,54 3,46 0,00
K14 0,42 16,80 629,20 -0,73% 48 43,42 4,58 0,00
K15 0,44 17,60 646,80 -0,73% 49 43,29 5,71 0,00
K16 0,53 21,20 668,00 -0,73% 50 43,14 6,86 0,00
K17 1,13 45,20 713,20 -0,73% 50 42,81 7,19 0,00
K18 0,75 30,00 743,20 -0,73% 49 42,59 6,41 0,00
K19 0,8 32,00 775,20 -0,73% 48 42,36 5,64 0,00
K20 1,24 49,60 824,80 -0,73% 47 42,00 5,00 0,00
K21 4,87 194,80 1019,60 -0,73% 46 40,58 5,42 0,00
K22 0,06 2,40 1022,00 -0,73% 45 40,56 4,44 0,00
K23 0,32 12,80 1034,80 -0,73% 44 40,47 3,53 0,00
K24 0,31 12,40 1047,20 -0,73% 43 40,38 2,62 0,00
K25 0,3 12,00 1059,20 -0,73% 42 40,29 1,71 0,00
K26 0,31 12,40 1071,60 -0,73% 41 40,20 0,80 0,00
K27 0,32 12,80 1084,40 -0,73% 40 40,11 0,00 0,11
PI2 K28 0,56 22,40 1106,80 0,67% 39 40,26 0,00 1,26
18,54 K29 0,61 24,40 1131,20 0,67% 38 40,43 0,00 2,43
K30 0,57 22,80 1154,00 0,67% 37 40,58 0,00 3,58
K31 0,57 22,80 1176,80 0,67% 36 40,73 0,00 4,73
K32 2,24 89,60 1266,40 0,67% 36 41,34 0,00 5,34
K33 4,91 196,40 1462,80 0,67% 37 42,66 0,00 5,66
K34 1,23 49,20 1512,00 0,67% 38 42,99 0,00 4,99
K35 1,68 67,20 1579,20 0,67% 39 43,44 0,00 4,44
K36 0,81 32,40 1611,60 0,67% 40 43,66 0,00 3,66
K37 2,24 89,60 1701,20 0,67% 40 44,27 0,00 4,27
K38 0,38 15,20 1716,40 0,67% 40 44,37 0,00 4,37
K39 0,63 25,20 1741,60 0,67% 41 44,54 0,00 3,54
K40 0,47 18,80 1760,40 0,67% 42 44,66 0,00 2,66
K41 0,49 19,60 1780,00 0,67% 43 44,80 0,00 1,80
K42 0,56 22,40 1802,40 0,67% 44 44,95 0,00 0,95
K43 0,59 23,60 1826,00 0,67% 45 45,11 0,00 0,11
PI3 K44 0,63 25,20 1851,20 0,87% 46 45,33 0,67 0,00
15,47 K45 0,69 27,60 1878,80 0,87% 47 45,57 1,43 0,00
K46 0,56 22,40 1901,20 0,87% 48 45,76 2,24 0,00
K47 0,49 19,60 1920,80 0,87% 49 45,93 3,07 0,00
K48 0,85 34,00 1954,80 0,87% 50 46,23 3,77 0,00
K49 1,74 69,60 2024,40 0,87% 51 46,84 4,16 0,00
K50 0,6 24,00 2048,40 0,87% 52 47,05 4,95 0,00
K51 3,65 146,00 2194,40 0,87% 53 48,32 4,68 0,00
K52 1,34 53,60 2248,00 0,87% 52 48,79 3,21 0,00
K53 0,79 31,60 2279,60 0,87% 51 49,06 1,94 0,00
Z K54 2,98 119,20 2398,80 0,87% 50 50,10 0,00 0,10
Total 98,90 67,40

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Tabel Rekapitulasi Trase 2


Titik Jarak Jarak Ele vasi (m) Ke dalaman (m)
Titik Ke miringan
Kritis cm m Kumulatif Tanah Jalan Galian Timbunan
A I 0 0 0,00 0,80% 36 36,00 0,00 0,00
12,44 K1 2,78 111,2 111,20 0,80% 37 36,89 0,11 0,00
K2 1,34 53,6 164,80 0,80% 38 37,32 0,68 0,00
K3 1,12 44,8 209,60 0,80% 39 37,68 1,32 0,00
K4 2,28 91,2 300,80 0,80% 39 38,41 0,59 0,00
K5 0,57 22,8 323,60 0,80% 38 38,59 0,00 0,59
K6 0,55 22 345,60 0,80% 37 38,76 0,00 1,76
K7 1,2 48 393,60 0,80% 36 39,15 0,00 3,15
K8 1,2 48 441,60 0,80% 36 39,53 0,00 3,53
K9 0,44 17,6 459,20 0,80% 37 39,67 0,00 2,67
K10 0,36 14,4 473,60 0,80% 38 39,79 0,00 1,79
K11 0,31 12,4 486,00 0,80% 39 39,89 0,00 0,89
K12 0,29 11,6 497,60 0,80% 40 39,98 0,02 0,00
PI1 K13 0,3 12 509,60 0,00% 41 39,98 1,02 0,00
14,79 K14 0,3 12 521,60 0,00% 42 39,98 2,02 0,00
K15 0,34 13,6 535,20 0,00% 42 39,98 2,02 0,00
K16 0,4 16 551,20 0,00% 41 39,98 1,02 0,00
K17 0,38 15,2 566,40 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
K18 0,42 16,8 583,20 0,00% 39 39,98 0,00 0,98
K19 0,41 16,4 599,60 0,00% 38 39,98 0,00 1,98
K20 1,44 57,6 657,20 0,00% 37 39,98 0,00 2,98
K21 0,57 22,8 680,00 0,00% 36 39,98 0,00 3,98
K22 0,47 18,8 698,80 0,00% 36 39,98 0,00 3,98
K23 0,51 20,4 719,20 0,00% 37 39,98 0,00 2,98
K24 0,54 21,6 740,80 0,00% 38 39,98 0,00 1,98
K25 0,85 34 774,80 0,00% 39 39,98 0,00 0,98
K26 1,35 54 828,80 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
K27 0,63 25,2 854,00 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
K28 0,88 35,2 889,20 0,00% 44 39,98 4,02 0,00
K29 0,79 31,6 920,80 0,00% 44 39,98 4,02 0,00
K30 1,01 40,4 961,20 0,00% 43 39,98 3,02 0,00
K31 1,63 65,2 1026,40 0,00% 42 39,98 2,02 0,00
K32 0,88 35,2 1061,60 0,00% 41 39,98 1,02 0,00
K33 0,69 27,6 1089,20 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
PI2 K34 0,87 34,8 1124,00 0,00% 41 39,98 1,02 0,00
11,21 K35 1,07 42,8 1166,80 0,00% 42 39,98 2,02 0,00
K36 0,83 33,2 1200,00 0,00% 42 39,98 2,02 0,00
K37 0,5 20 1220,00 0,00% 41 39,98 1,02 0,00
K38 0,39 15,6 1235,60 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
K39 0,35 14 1249,60 0,00% 39 39,98 0,00 0,98
K40 0,37 14,8 1264,40 0,00% 38 39,98 0,00 1,98
K41 0,5 20 1284,40 0,00% 37 39,98 0,00 2,98
K42 1,16 46,4 1330,80 0,00% 36 39,98 0,00 3,98
K43 0,65 26 1356,80 0,00% 36 39,98 0,00 3,98
K44 1,06 42,4 1399,20 0,00% 37 39,98 0,00 2,98
K45 0,89 35,6 1434,80 0,00% 38 39,98 0,00 1,98
K46 0,99 39,6 1474,40 0,00% 39 39,98 0,00 0,98
K47 0,97 38,8 1513,20 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
K48 0,61 24,4 1537,60 0,00% 40 39,98 0,02 0,00
PI3 K49 0,44 17,6 1555,20 1,18% 41 40,19 0,81 0,00
21,77 K50 0,38 15,2 1570,40 1,18% 42 40,37 1,63 0,00
K51 0,42 16,8 1587,20 1,18% 43 40,57 2,43 0,00
K52 0,49 19,6 1606,80 1,18% 44 40,80 3,20 0,00
K53 0,86 34,4 1641,20 1,18% 45 41,21 3,79 0,00
K54 0,44 17,6 1658,80 1,18% 45 41,41 3,59 0,00
K54 1,65 66 1707,20 1,18% 44 42,20 1,80 0,00
K55 1,06 42,4 1749,60 1,18% 44 42,70 1,30 0,00
K56 0,82 32,8 1782,40 1,18% 45 43,09 1,91 0,00
K57 2,96 118,4 1900,80 1,18% 46 44,49 1,51 0,00
K58 0,49 19,6 1920,40 1,18% 47 44,72 2,28 0,00
K59 0,89 35,6 1956,00 1,18% 48 45,14 2,86 0,00
K60 1,23 49,2 2005,20 1,18% 49 45,73 3,27 0,00
K61 0,94 37,6 2042,80 1,18% 50 46,17 3,83 0,00
K62 1,14 45,6 2088,40 1,18% 51 46,71 4,29 0,00
K63 0,68 27,2 2115,60 1,18% 52 47,04 4,96 0,00
K63 1,5 60 2175,60 1,18% 52 47,75 4,25 0,00
K64 0,9 36 2211,60 1,18% 51 48,17 2,83 0,00
K65 0,78 31,2 2242,80 1,18% 50 48,54 1,46 0,00
Z K66 3,7 148 2390,80 1,18% 50 50,30 0,00 0,30
Total 81,16 54,33

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Tabel Rekapitulasi Trase 3


Titik Jarak Jarak Ele vas i (m) Ke dalaman (m)
Titik Ke miringan
Kritis cm m Kumulatif Tanah Jalan Galian Timbunan
A I 0 0,0 0,00 1,47% 36 36,00 0,00 0,00
15,55 K1 1,93 77,2 77,20 1,47% 35 37,13 0,00 2,13
K2 1,21 48,4 125,60 1,47% 35 37,84 0,00 2,84
K3 1,99 79,6 205,20 1,47% 36 39,01 0,00 3,01
K4 1,15 46,0 251,20 1,47% 36 39,69 0,00 3,69
K5 0,26 10,4 261,60 1,47% 36 39,84 0,00 3,84
K6 1,01 40,4 302,00 1,47% 37 40,43 0,00 3,43
K7 1,19 47,6 349,60 1,47% 38 41,13 0,00 3,13
K8 1,21 48,4 398,00 1,47% 39 41,84 0,00 2,84
K9 0,97 38,8 436,80 1,47% 40 42,41 0,00 2,41
K10 0,67 26,8 463,60 1,47% 41 42,81 0,00 1,81
K11 0,64 25,6 489,20 1,47% 42 43,18 0,00 1,18
K12 0,79 31,6 520,80 1,47% 43 43,64 0,00 0,64
K13 1,08 43,2 564,00 1,47% 44 44,28 0,00 0,28
K14 0,85 34,0 598,00 1,47% 45 44,78 0,22 0,00
K15 0,6 24,0 622,00 1,47% 45 45,13 0,00 0,13
PI1 K16 0,54 21,6 643,60 0,64% 44 45,27 0,00 1,27
23,31 K17 0,31 12,4 656,00 0,64% 43 45,35 0,00 2,35
K18 0,35 14,0 670,00 0,64% 42 45,44 0,00 3,44
K19 0,31 12,4 682,40 0,64% 41 45,52 0,00 4,52
K20 0,44 17,6 700,00 0,64% 40 45,63 0,00 5,63
K21 2,37 94,8 794,80 0,64% 40 46,24 0,00 6,24
K22 1,3 52,0 846,80 0,64% 41 46,57 0,00 5,57
K23 1,18 47,2 894,00 0,64% 41 46,87 0,00 5,87
K24 1,09 43,6 937,60 0,64% 40 47,15 0,00 7,15
K25 0,79 31,6 969,20 0,64% 39 47,35 0,00 8,35
K26 0,81 32,4 1001,60 0,64% 38 47,56 0,00 9,56
K27 0,72 28,8 1030,40 0,64% 37 47,75 0,00 10,75
K28 0,74 29,6 1060,00 0,64% 36 47,94 0,00 11,94
K29 0,83 33,2 1093,20 0,64% 35 48,15 0,00 13,15
K30 0,69 27,6 1120,80 0,64% 35 48,33 0,00 13,33
K31 0,49 19,6 1140,40 0,64% 36 48,45 0,00 12,45
K32 0,3 12,0 1152,40 0,64% 37 48,53 0,00 11,53
K33 0,28 11,2 1163,60 0,64% 38 48,60 0,00 10,60
K34 0,28 11,2 1174,80 0,64% 39 48,67 0,00 9,67
K35 0,31 12,4 1187,20 0,64% 40 48,75 0,00 8,75
K36 0,42 16,8 1204,00 0,64% 41 48,86 0,00 7,86
K37 1,76 70,4 1274,40 0,64% 41 49,31 0,00 8,31
K38 0,73 29,2 1303,60 0,64% 40 49,50 0,00 9,50
K39 0,5 20,0 1323,60 0,64% 39 49,62 0,00 10,62
K40 0,51 20,4 1344,00 0,64% 38 49,76 0,00 11,76
K41 0,92 36,8 1380,80 0,64% 38 49,99 0,00 11,99
K42 0,32 12,8 1393,60 0,64% 39 50,07 0,00 11,07
K43 0,29 11,6 1405,20 0,64% 40 50,15 0,00 10,15
K44 0,25 10,0 1415,20 0,64% 41 50,21 0,00 9,21
K45 0,26 10,4 1425,60 0,64% 42 50,28 0,00 8,28
K46 0,26 10,4 1436,00 0,64% 43 50,34 0,00 7,34
K47 0,28 11,2 1447,20 0,64% 44 50,42 0,00 6,42
K48 0,3 12,0 1459,20 0,64% 45 50,49 0,00 5,49
K49 0,31 12,4 1471,60 0,64% 46 50,57 0,00 4,57
K50 0,32 12,8 1484,40 0,64% 47 50,65 0,00 3,65
K51 0,45 18,0 1502,40 0,64% 48 50,77 0,00 2,77
K52 1,3 52,0 1554,40 0,64% 49 51,10 0,00 2,10
PI2 K53 0,53 21,2 1575,60 0,37% 48 51,18 0,00 3,18
19,88 K54 0,43 17,2 1592,80 0,37% 47 51,24 0,00 4,24
K55 0,37 14,8 1607,60 0,37% 46 51,30 0,00 5,30
K56 0,34 13,6 1621,20 0,37% 45 51,35 0,00 6,35
K57 0,34 13,6 1634,80 0,37% 44 51,40 0,00 7,40
K58 0,36 14,4 1649,20 0,37% 43 51,45 0,00 8,45
K59 1,62 64,8 1714,00 0,37% 43 51,69 0,00 8,69
K60 0,42 16,8 1730,80 0,37% 44 51,75 0,00 7,75
K61 0,26 10,4 1741,20 0,37% 45 51,79 0,00 6,79
K62 0,25 10,0 1751,20 0,37% 46 51,82 0,00 5,82
K63 0,22 8,8 1760,00 0,37% 47 51,86 0,00 4,86
K64 0,18 7,2 1767,20 0,37% 48 51,88 0,00 3,88
K65 0,19 7,6 1774,80 0,37% 49 51,91 0,00 2,91
K66 0,17 6,8 1781,60 0,37% 50 51,94 0,00 1,94
K67 0,16 6,4 1788,00 0,37% 51 51,96 0,00 0,96
K68 0,21 8,4 1796,40 0,37% 52 51,99 0,01 0,00
K69 0,26 10,4 1806,80 0,37% 53 52,03 0,97 0,00
K70 0,84 33,6 1840,40 0,37% 53 52,15 0,85 0,00
K71 0,37 14,8 1855,20 0,37% 52 52,21 0,00 0,21
K72 0,36 14,4 1869,60 0,37% 51 52,26 0,00 1,26
K73 0,31 12,4 1882,00 0,37% 50 52,30 0,00 2,30
K74 0,26 10,4 1892,40 0,37% 49 52,34 0,00 3,34
K75 0,23 9,2 1901,60 0,37% 48 52,38 0,00 4,38
K76 0,2 8,0 1909,60 0,37% 47 52,40 0,00 5,40
K77 0,2 8,0 1917,60 0,37% 46 52,43 0,00 6,43
K78 0,2 8,0 1925,60 0,37% 45 52,46 0,00 7,46
K79 0,21 8,4 1934,00 0,37% 44 52,49 0,00 8,49
K80 0,22 8,8 1942,80 0,37% 43 52,53 0,00 9,53
K81 0,25 10,0 1952,80 0,37% 42 52,56 0,00 10,56
K82 0,31 12,4 1965,20 0,37% 41 52,61 0,00 11,61
K83 1,16 46,4 2011,60 0,37% 41 52,78 0,00 11,78
K84 0,41 16,4 2028,00 0,37% 42 52,84 0,00 10,84
K85 0,37 14,8 2042,80 0,37% 43 52,89 0,00 9,89
K86 0,35 14,0 2056,80 0,37% 44 52,94 0,00 8,94
K87 0,39 15,6 2072,40 0,37% 45 53,00 0,00 8,00
K88 0,44 17,6 2090,00 0,37% 46 53,07 0,00 7,07
K89 0,49 19,6 2109,60 0,37% 47 53,14 0,00 6,14
K90 0,53 21,2 2130,80 0,37% 48 53,22 0,00 5,22
K91 0,57 22,8 2153,60 0,37% 49 53,30 0,00 4,30
K92 2,6 104,0 2257,60 0,37% 50 53,68 0,00 3,68
K93 1,3 52,0 2309,60 0,37% 51 53,87 0,00 2,87
K94 1 40,0 2349,60 0,37% 52 54,02 0,00 2,02
PI3 K95 1,06 42,4 2392,00 -0,37% 53 53,86 0,00 0,86
9,95 K96 2,05 82,0 2474,00 -0,37% 54 53,56 0,44 0,00
K97 1,41 56,4 2530,40 -0,37% 54 53,35 0,65 0,00
K98 0,69 27,6 2558,00 -0,37% 53 53,25 0,00 0,25
K99 0,43 17,2 2575,20 -0,37% 52 53,19 0,00 1,19
K100 0,85 34,0 2609,20 -0,37% 51 53,06 0,00 2,06
K101 0,5 20,0 2629,20 -0,37% 50 52,99 0,00 2,99
K102 2,34 93,6 2722,80 -0,37% 50 52,65 0,00 2,65
Z K103 0,62 24,8 2747,60 -0,37% 50 52,56 0,00 2,56
Total 3,14 567,39

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 36

Grafik trase 1

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 37

Grafik Trase 2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 38

Grafik Trase 3

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

3.4 Analisis Penentuan Trase Terpilih

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa trase yang dipilih hendaknya
memenuhi syarat-syarat. Berdasarkan pemilihan trase ini dapat disimpulkan
bahwa untuk memilih trase yang lebih ekonomis tidak dapat hanya berpedoman
pada panjangnya trase. Trase terpendek belum tentu merupakan yang paling
ekonomis. Dari tiga trase yang direncanakan yang dipilih adalah trase 2 dengan
panjang trase rencana 2390,903 m. Berdasarkan gambar rencana trase ini
memiliki dua jenis lengkung yaitu SCS (PI2 dan PI3) dan FC (PI1). Trase ini dipilih
karena jarak antar tikungan tidak berdekatan, dan memiliki galian dan timbunan
yang seimbang.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

BAB IV
PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL

4.1 Alinyemen Horizontal

Direncanakan geometrik jalan raya untuk jalan baru (kolektor). Peraturan


Perencanaan Jalan Raya (PPGJR) N0.13/1970 standar geometrik adalah sebagai
berikut :

 Kecepatan Rencana : 60 km/jam


 Lebar Perkerasan : 2 x 3,75 m
 Lebar Bahu Jalan : 2 x 1,5 m
 Miring Melintang Jalan (Transversal) : 2 %
 Miring Melintang Bahu Jalan :4%
 Miring Memanjang Jalan Maksimal : 10 %
 Kemiringan Talud :1:2

Dari peta topografi, trase jalan yang direncanakan merupakam trase jalan
alternatif 3 yang terdapat tiga tikungan horizontal yaitu :

1. Lengkung horizontal PI1 = 18,851°


2. Lengkung horizontal PI2 = 38,672°
3. Lengkung horizontal PI3 = 50,608°

4.2 Lengkung Horizonal PI3

4.2.1 Komponen Tikungan

Lengkung horizontal PI1 menggunakan lengkung Full Circle (F-C). Perencanaan


data lengkung horizontal diperoleh berdasarkan tabel 4.7 Metode Bina Marga,
Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) :

V = 60 km/jam.

Δ = β = 18,851°

Rc = 716 m

e = 0,029

Ls = 50 m

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

 Tc=Rc × tan ( 12 β)=716× tan ( 12 ×18,851)=118,860m


Ec=Tc × tan ( β )=118,860× tan ( ×18,851 )=9,799 m
1 1

4 4
 Lc=0,01745 × β × Rc=0,01745 ×18,851 ×716=235,526 m
( e normal+ e maks) × Lebar jalan
Landai relatif =
Ls
( 0 , 02+ 0,029 ) × 3 , 5
Landai relatif = =0,0034
50

4.2.2 STA di Tikungan PI1

STA PI1 = STA A + d(A-PI1) = 0 + 500,233 = 0+500,233 m

STA TC = STA PI1 – Tc = 500,233 – 118,860= 0+381,373 m

STA CT = STA TC + Lc = 381,373 + 235,526 = 0+616,900 m

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 4.1 : Lengkung Horizontal PI1

3/4 Ls x +2
=
Ls 2 , 9+2

3
x 50
4 x+2
=
50 4,9

x=1,675 %

Gambar 4.2 : Diagram Superelevasi PI1

4.3 Lengkung Horizontal PI2

4.3.1 Komponen Tikungan

Lengkung horizontal PI2 menggunakan lengkung Spiral-Circle-Spiral (S-C-


S). Perencanaan data lengkung horizontal diperoleh berdasarkan tabel 4.7 Metode
Bina Marga, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) :

V = 60 km/jam.

Δ = β = 38,672°

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Rc = 205 m

e = 0,1
Ls = 50 m

Ls ×90 50× 90
 θ s= = =6,987 °
π × Rc π × 205
 θc = β−2θ s=38,672−( 2× 6,987 )=24,698°
θc 24,698
 Lc = × 2× π × Rc= × 2× π × 205=88,367 m > 20 m
360 360
 L=Lc +2 Ls=88,367+2 ( 50 )=188,367 m
2 2
Ls 50
 p= −Rc ( 1−cos θ s )= −205 ( 1−cos ( 6,987 ) )=0,510 m
6 Rc 6 ×205

Jika mempergunakan tabel 4.10 (besaran p* dan k*) diperoleh p* = 0,0065934


3 3
Ls 50
 k =Ls− 2
−Rc × sinθ s=50− 2
−205 × sin ( 6,987 )
40 × Rc 40 ×205
k =24,988 m

Jika mempergunakan tabel 4.10 (besaran p* dan k*) diperoleh k* = 0,4998970

 k =k∗x Ls=0,4998970 x 50=24,995 m

 Es=( Rc+ p ) sec ( 12 β)−Rc=( 205+0 ,5 10) sec 17,690−205


Es=12,795 m

 Ts=( Rc + p ) tan ( 12 β )+ k= ( 205+0,510) tan 19 , 33+24,988


Ts=97,102m

Kontrol :

L < 2Ts

188 , 37m < 2(97,102) m

188 , 37m < 194,204 m (aman)

( e normal+ e maks) × Lebar jalan


Landai relatif =
Ls

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

( 0 , 02+ 0 , 08 ) × 3 ,5
Landai relatif = =0 , 007
50

4.3.2 STA di Tikungan PI2

STA PI1 = 500,233 m

STA PI2 = STA PI1 + d(PI1 – PI2) = 500,233 + 595,197 = 1+095,430 m

STA TS = STA PI2 – Ts = 1095,430 –9 7,102 = 0+998,328 m

STA SC = STA TS + Ls = 998,328 + 50 = 1+048,328 m

STA CS = STA SC + Lc = 1048,328 + 88,367 = 1+136,695 m

STA ST = STA CS + Ls = 1136,695 + 50 = 1+186,695 m

Gambar 4.3 : Lengkung Horizontal PI2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 4.4 : Diagram Superelevasi PI2

4.4 Lengkung Horizontal PI3

4.4.1 Komponen Tikungan

Lengkung horizontal PI3 menggunakan lengkung Spiral-Circle-Spiral (S-C-


S). Perencanaan data lengkung horizontal diperoleh berdasarkan tabel 4.7 Metode
Bina Marga, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) :

V = 60 km/jam

Δ = β = 50,608°

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Rc = 205 m

e = 0,08
Ls = 50 m

Ls ×90 50× 90
 θ s= = =6,987 °
π × Rc π × 205
 θc = β−2θ s=50,608−( 2× 6,987 ) =36,633°
θc 36,633
 Lc = × 2× π × Rc= × 2× π × 205=131 , 07 m> 20 m
360 360
 L=Lc +2 Ls=131 , 07+2 ( 50 ) =231 , 07 m
2 2
Ls 50
 p= −Rc ( 1−cos θ s )= −205 ( 1−cos 6,987 )=0,510 m
6 Rc 6 ×205

Jika mempergunakan tabel 4.10 (besaran p* dan k*) diperoleh p* = 0,0043919


3 3
Ls 50
 k =Ls− 2
−Rc × sinθ s=50− 2
−205 × sin ( 6,987 )
40 × Rc 40 ×205
k =24,988 m

Jika mempergunakan tabel 4.10 (besaran p* dan k*) diperoleh k* = 0,4999542

 k =k∗x Ls=0 , 4999542 x 50=24,998 m

 Es=( Rc+ p ) sec ( 12 β)−Rc=( 205+0 ,51) sec 25 , 3−205


Es=22,321 m

 Ts=( Rc + p ) tan ( 12 β )+ k= ( 205+0 , 51) tan 25 ,3+ 24,988


Ts=122,148 m

Kontrol :

L < 2Ts

231 , 07 m < 2 (122,148 ) m

231 , 07 m < 244,297 m (aman)

( e normal+ e maks) × Lebar jalan


Landai relatif =
Ls

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

( 0 , 02+ 0 ,1 ) ×3 , 5
Landai relatif = =0,007
50

4.4.2 STA di Tikungan PI3

STA PI3 = STA PI2 + d(PI2 – PI3) = 1095,43 + 451,447 = 1+546,877 m

STA TS = STA PI3 – Ts = 1546,877 – 1 22,148 = 1+424,729 m

STA SC = STA TS + Ls = 1424,729 + 50 = 1+474,729 m

STA ST = STA SC + Lc = 1474,729 + 131,07 = 1+605,799 m

STA CS = STA ST + Ls = 1605,799 + 50 = 1+655,709 m

Gambar 4.5 : Lengkung Horizontal PI3

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 4.6 : Diagram Superelevasi PI3

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Dari semua tikungan yang sudah dihitung, dimuat dalam suatu tabel
sebagai berikut :

PI 1 2 3
STA 0 + 500,233 1 + 095,430 1 + 546,877
X 9548310 9548806 9549256
Y 542695 542367 542408
β 18,851˚ 38,672˚ 50,608˚
VR 60 km/jam 60 km/jam 60 km/jam
Rc 716 m 205 m 205 m
Ls 50 m 50 m 50 m
θs - 6,987˚ 6,987˚
θc - 24,698˚ 36,633˚
Ts - 97,102 m 122,148 m
Tc 118,86 m - -
Es - 12,795 m 22,321 m
Ec 9,799 m - -
Lc 235,526 m 88,367 m 131,07 m
L - 188,367 m 231,07 m
e 2,9 % 8% 8%
Jenis Lengkung F-C S-C-S S-C-S

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

BAB V
PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

5.1 Perencanaan Alinyemen Vertikal

Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang lain dilakukan dengan


menggunakan lengkung vertikal. Lengkung vertikal tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehinggga memenuhi keamanan dan kenyamanan drainase.

Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen) adalah:

1. Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung dimana titik perpotongan antara


kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.

2. Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung dimana titik perpotongan


antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.

Persamaan-persamaan lengkung vertikal yang digunakan adalah:

A = g1 – g2

dimana:

A = perbedaan aljabar kelandaian (selisih % kelandaian antara dua


lintasan pada pertemuan lengkung

g1 dan g2 = besarnya kelandaian bagian tangen, kelandaian (g 1 dan g2) diberi


tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negatif jika terjadi
penurunan, yang ditinjau dari kiri.

A x Lv
Ev=
800

dimana:

Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung

Lv = panjang lengkung vertikal sama dengan panjang proyeksi lengkung pada


bidang horizontal.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Dalam perencanaan alinyemen vertikal, diperoleh satu buah lengkung


vertikal cembung dan satu buah lengkung vertikal cekung.

5.1.1 Lengkung vertikal cembung pada STA 0 + 500,233

g1 = 0,8 %

g2 = 0,0 %

A = | g1 - g2 | = 0,8 % – 0,0 %

= 0,8 %

Berdasarkan nilai A = 0,8 % dan V = 60 km/jam, dari grafik V PPMJR


(buku kuning) diperoleh Lv = 37 m, diambil Lv min = 40 m.

A×Lv 0 , 8 x 40
=
800 800
Ev = = 0,04 m

 Posisi titik di lengkung vertikal cembung STA 0+500,233

PLV1 = PPV – ½.Lv

= (0 + 500,233) – ½ (40)

= 0 + 480,233

Titik antara PLV dan PPV = STA (0 + 480,233) + ¼ Lv

= (0 + 480,233) + ¼ (40)

= 0 + 490,233

PPV = STA 0 + 500,233

= 0 + 500,233

Titik antara PPV dan PTV = STA (0 + 500,233) + ¼ LV

= (0 + 500,233) + ¼ (40)

= 0 + 510,233

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

PTV = PPV + ½.Lv

= (0 + 500,233) + ½ (40)

= 0 + 520,233

Dari variable-variabel diatas, dapat digambarkan lengkung vertical cekung ,


seperti berikut :

Gambar 5.1 Lengkung Vertikal Cembung

5.1.2 Lengkung vertikal cekung pada STA 1 + 546,877

g1 = 0,0 %

g2 = 1,185 %

A = | g1 - g2 | = 0,0 % – 1,185 %

= - 1,185 %

Berdasarkan nilai A = -1,185 % dan V = 60 km/jam, dari grafik V PPMJR


diperoleh Lv = 37 m, diambil Lv min = 40 m.

A×Lv −1,185 x 40
=
800 800
Ev = = - 0,0592 m

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

 Posisi titik di lengkung vertikal cembung STA 1+546,877

PLV1 = PPV – ½.Lv

= (1+546,877) – ½ (40)

= 1+ 526,877

Titik antara PLV dan PPV = STA (0 + 450,329) + ¼ Lv

= (1+ 526,877) + ¼ (40)

= 1+ 536,877

PPV = STA 1 + 546,877

= 1 + 546,877

Titik antara PPV dan PTV = STA (1 + 546,877) + ¼ Lv

= (1 + 546,877) + ¼ (40)

= 1 + 556,877

PTV = PPV + ½.Lv

= (1 + 546,877+ ½ (40)

= 1 + 566,877

Dari variable-variabel diatas, dapat digambarkan lengkung vertical cekung, seperti


berikut :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 5.2 Lengkung Vertikal Cekung


5.2 Perhitungan Jarak Pandangan

Jarak pandangan pada lengkung vertikal dapat ditentukan dengan


menggunakan rumus-rumus yang diuraikan pada sub bab 2 dalam perencanaan
jalan ini, dari sketsa jalan diperoleh satu lengkung vertical cembung dan satu
lengkung vertical cekung. Oleh karena itu, perhitungan jarak pandangan dihitung
berdasarkan jenis lengkung.

5.2.1 Lengkung Vertikal Cembung PI1

5.2.1.1 Jarak Pandangan Henti


Jarak pandangan henti dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L = 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
399

S=
√ 399 xL
A

S=
√ 399 x 40
0,8
S=141, 28 m (S < L)  tidak memenuhi
Maka direncanakan S > L:
399
L = 2 S−
A
399
2S = +L
A

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

399+( AxL)
S=
2A
399+(0 ,8 × 40)
S=
2 ×0 , 8
S = 269,49 m (S > L)  memenuhi

5.2.1.2 Jarak Pandangan Menyiap


Jarak pandangan menyiap dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini. Direncanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
960

S=
√ 960 x L
A

S=
√ 960 x 40
0 ,8
S=219 ,14 m (S < L)  Tidak Memenuhi

Maka direncanakan S > L:


960
L=2 S−
A
960
2 S= +L
A
960+( A × L)
S=
2A
960+(0 , 8 × 40)
S=
2× 0 , 8
S=620 ,28 m (S > L)  memenuhi

5.2.2 Lengkung Vertikal Cekung PI3

5.2.2.1 Jarak Pandang Bebas


Jarak pandang bebas dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L = 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

2
A×S
L=
3480

S=
√ 3480 xL
A

S=
√ 3480 x 40
1,185
S=342, 77 m (S < L)  tidak memenuhi
Maka direncanakan S > L:
3480
L = 2 S−
A
3480
2S = +L
A
3480+( AxL)
S=
2A
3480+(1,185 × 40)
S=
2 ×1,185
S = 1488,6 m (S > L)  memenuhi

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

BAB VI
PERHITUNGAN PEKERJAAN TANAH

Dari sketsa jalan yang telah ditentukan pada peta topografi, dapat dilihat
bagian timbunan maupun galian. Tampang galian dan timbunan dapat dihitung
dengan menentukan tampang melintang jalan. Pada bagian jalan yang terletak
pada bagian galian, bagian yang bersambung dapat dihitung volumenya secara
menyeluruh. Apabila di antara dua luas tampang tertentu, maka harus dihitung
luas tampang melintang rata-rata dan dikalikan jarak antara dua tampang yang
bersangkutan.
Lain halnya bila pias yang dihitung antara dua tampang yang berbeda,
yang satu galian dan yang lain timbunan. Maka harus dihitung titik potong muka
tanah dengan permukaan jalan, atau batas antara galian dan timbunan tersebut
seperti :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

(L - x) GALIAN b

x
a TIMBUNAN

Gambar 6.1 Perhitungan Pias Jika Terdapat Galian dan Timbunan

a:b = (L – x) : x
ax =b.L–b.x
ax + bx =b.L
(a + b) x =b.L
b× L
x=
a + b

Dengan demikian dapat diketahui panjang bagian galian maupun


timbunan, sehingga volumenya dapat dihitung.
Tampang jalan normal adalah sebagai berikut :

4% 2% 2% 4%

1m
1:2
0,5m

0,5m

0,5m

0,5m

0,5m

0,5m
1,5m

1,5m

3,75m 3,75m

Gambar 6.2 Penampang Jalan Normal

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Dimana lebar perkerasan jalan 2 x 3,5 m dengan kemiringan melintang


2% dan bahu jalan 2 x 1,5 m dengan kemiringan melintang 4%. Dimensi saluran
drainase direncanakan dengan talud 1.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 60

6.1 Perhitungan Luas Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)


Tabel 6.1 Perhitungan kontur tanah
TITI KIRI KANAN
JARAK Stasioning Titik Tengah
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.000 G STA 0+0 35.641 35.713 35.784 35.856 35.928 36.000 36.072 36.144 36.216 36.289 36.361
100.000 1 STA 0 + 100 36.263 36.372 36.482 36.591 36.702 36.812 36.922 37.033 37.144 37.256 37.368
100.000 2 STA 0 + 200 38.148 38.262 38.378 38.493 38.609 38.725 38.841 38.958 39.075 39.192 39.309
100.000 3 STA 0 + 300 38.504 38.620 38.736 38.853 38.970 39.087 39.204 39.322 39.440 39.558 39.677
81.373 4 STA 0 + 381 36.394 36.358 36.322 36.285 36.249 36.213 36.177 36.141 36.104 36.068 36.032
18.627 5 STA 0 + 400 36.092 36.056 36.020 35.984 35.948 35.912 35.876 35.840 35.804 35.769 35.733
100.000 6 STA 0 + 500 39.711 39.671 39.632 39.592 39.553 39.513 39.473 39.434 39.395 39.355 39.316
1.233 7 STA 0 + 501 39.925 39.885 39.845 39.805 39.766 39.726 39.686 39.647 39.607 39.567 39.528
98.767 8 STA 0 + 600 47.147 47.100 47.053 47.006 46.959 46.912 46.865 46.818 46.771 46.725 46.678
16.900 9 STA 0 + 617 47.785 47.737 47.690 47.642 47.595 47.547 47.499 47.452 47.405 47.357 47.310
83.100 10 STA 0 + 700 45.535 45.444 45.353 45.263 45.172 45.082 44.992 44.902 44.812 44.722 44.633
100.000 11 STA 0 + 800 42.110 42.026 41.942 41.858 41.774 41.691 41.608 41.524 41.441 41.358 41.276
100.000 12 STA 0 + 900 44.846 44.712 44.578 44.444 44.312 44.179 44.046 43.914 43.783 43.651 43.520
98.328 13 STA 0 + 998 42.724 42.681 42.639 42.596 42.554 42.511 42.468 42.426 42.384 42.341 42.299
1.672 14 STA 1 + 000 42.711 42.668 42.626 42.583 42.540 42.498 42.456 42.413 42.371 42.328 42.286
48.328 15 STA 1 + 048 42.418 42.291 42.164 42.038 41.912 41.787 41.662 41.537 41.412 41.288 41.164
47.102 16 STA 1 + 095 41.841 41.716 41.591 41.467 41.343 41.219 41.095 40.972 40.849 40.727 40.604
4.570 17 STA 1 + 100 41.820 41.695 41.570 41.446 41.322 41.198 41.074 40.951 40.828 40.706 40.584
36.695 18 STA 1 + 137 42.310 42.183 42.057 41.931 41.806 41.681 41.556 41.431 41.307 41.183 41.060
50.000 19 STA 1 + 187 42.916 42.788 42.660 42.532 42.405 42.278 42.151 42.025 41.899 41.773 41.648
13.305 20 STA 1 + 200 42.724 42.596 42.469 42.342 42.215 42.089 41.963 41.837 41.711 41.586 41.461
100.000 21 STA 1 + 300 36.912 36.875 36.838 36.801 36.765 36.728 36.691 36.655 36.618 36.581 36.545
100.000 22 STA 1 + 400 36.368 36.477 36.587 36.697 36.807 36.918 37.029 37.140 37.251 37.363 37.475

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 61

24.729 23 STA 1 + 425 37.340 37.377 37.415 37.452 37.489 37.527 37.565 37.602 37.640 37.677 37.715
50.000 24 STA 1 + 475 38.333 38.448 38.564 38.680 38.796 38.913 39.030 39.147 39.264 39.382 39.500
25.271 25 STA 1 + 500 39.967 40.007 40.047 40.087 40.127 40.167 40.207 40.247 40.288 40.328 40.368
46.877 26 STA 1 + 547 41.498 41.623 41.748 41.874 42.000 42.126 42.252 42.379 42.506 42.634 42.762
53.123 27 STA 1 + 600 43.443 43.574 43.705 43.837 43.969 44.101 44.233 44.366 44.499 44.633 44.766
5.799 28 STA 1 + 606 43.658 43.790 43.921 44.053 44.186 44.319 44.452 44.585 44.719 44.853 44.988
50.000 29 STA 1 + 656 44.337 44.470 44.604 44.738 44.873 45.008 45.143 45.278 45.414 45.551 45.687
44.201 30 STA 1 + 700 44.009 44.097 44.186 44.274 44.363 44.452 44.541 44.630 44.719 44.809 44.898
100.000 31 STA 1 + 800 44.604 44.694 44.783 44.873 44.963 45.053 45.143 45.233 45.324 45.415 45.505
100.000 32 STA 1 + 900 36.975 36.938 36.893 36.840 36.783 36.728 36.768 36.801 36.827 36.846 36.853
100.000 33 STA 2 + 000 48.845 48.796 48.737 48.668 48.592 48.519 48.572 48.616 48.650 48.674 48.684
100.000 34 STA 2 + 100 51.157 51.106 51.045 50.972 50.892 50.816 50.872 50.918 50.953 50.979 50.989
100.000 35 STA 2 + 200 51.798 51.797 51.796 51.795 51.794 51.793 51.791 51.794 51.795 51.796 51.797
100.000 36 STA 2 + 300 50.001 50.003 50.006 50.004 50.008 50.001 50.008 50.007 50.009 50.006 50.003
90.800 H STA 2 + 391 49.750 49.800 49.850 49.900 49.950 50.000 50.050 50.100 50.150 50.200 50.251

Tabel 6.2 Perhitungan kontur jalan

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 62

KIRI KANAN
Titik
TITI Talud Talud Talud
JARAK Stasioning Tenga
K Talud Bawa E. 4% E. 4% Bawa Bawa
h
1 Bawah h Bahu E. 2% Jalan E. 2% Jalan Bahu h h 10
ST 35.87 34.87 35.87 35.87 34.87 34.87
0.00 G 0+0
A 0 34.870 0 0 35.930 36.000 35.930 0 0 0 35.870
100.0 ST 36.67 35.67 36.67 36.67 35.67 35.67
1 0 + 100
0 A 0 35.670 0 0 36.730 36.800 36.730 0 0 0 36.670
100.0 ST 37.46 36.46 37.46 37.46 36.46 36.46
2 0 + 200
0 A 9 36.469 9 9 37.529 37.599 37.529 9 9 9 37.469
100.0 ST 38.26 37.26 38.26 38.26 37.26 37.26
3 0 + 300
0 A 9 37.269 9 9 38.329 38.399 38.329 9 9 9 38.269
ST 39.04 38.04 39.04 38.92 37.92 37.92
81.37 4 0 + 381
A 8 38.048 8 8 39.108 39.050 38.980 0 0 0 38.920
ST 39.19 38.19 39.19 39.06 38.06 38.06
18.63 5 0 + 400
A 7 38.197 7 7 39.257 39.199 39.129 9 9 9 39.069
100.0 ST 39.99 38.99 39.99 39.86 38.86 38.86
6 0 + 500
0 A 7 38.997 7 7 40.057 39.998 39.928 8 8 8 39.868
ST 40.04 39.04 40.04 39.84 38.84 38.84
1.23 7 0 + 501
A 9 39.049 9 9 40.109 40.008 39.906 6 6 6 39.846
ST 40.00 39.00 40.00 39.87 38.87 38.87
98.77 8 0 + 600
A 6 39.006 6 6 40.066 40.008 39.938 8 8 8 39.878
ST 40.00 39.00 40.00 39.87 38.87 38.87
16.90 9 0 + 617
A 6 39.006 6 6 40.066 40.008 39.938 8 8 8 39.878
ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
83.10 10 0 + 700
A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878
100.0 ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
11 0 + 800
0 A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878
100.0 ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
12 0 + 900
0 A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 63

ST 39.87 38.87 39.87 40.01 39.01 39.01


98.33 13 0 + 998
A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 40.078 8 8 8 40.018
ST 39.87 38.87 39.87 40.01 39.01 39.01
1.67 14 1 + 000
A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 40.078 8 8 8 40.018
ST 39.66 38.66 39.66 40.22 39.22 39.22
48.33 15 1 + 048
A 8 38.668 8 8 39.728 40.008 40.288 8 8 8 40.228
ST 39.66 38.66 39.66 40.22 39.22 39.22
47.10 16 1 + 095
A 8 38.668 8 8 39.728 40.008 40.288 8 8 8 40.228
ST 39.66 38.66 39.66 40.22 39.22 39.22
4.57 17 1 + 100
A 8 38.668 8 8 39.728 40.008 40.288 8 8 8 40.228
ST 39.66 38.66 39.66 40.22 39.22 39.22
36.70 18 1 + 137
A 8 38.668 8 8 39.728 40.008 40.288 8 8 8 40.228
ST 39.87 38.87 39.87 40.01 39.01 39.01
50.00 19 1 + 187
A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 40.078 8 8 8 40.018
ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
13.31 20 1 + 200
A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878
100.0 ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
21 1 + 300
0 A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878
100.0 ST 39.87 38.87 39.87 39.87 38.87 38.87
22 1 + 400
0 A 8 38.878 8 8 39.938 40.008 39.938 8 8 8 39.878
ST 40.01 39.01 40.01 39.87 38.87 38.87
24.73 23 1 + 425
A 8 39.018 8 8 40.078 40.008 39.938 8 8 8 39.878
ST 40.22 39.22 40.22 39.66 38.66 38.66
50.00 24 1 + 475
A 8 39.228 8 8 40.288 40.008 39.728 8 8 8 39.668
ST 40.22 39.22 40.22 39.66 38.66 38.66
25.27 25 1 + 500
A 8 39.228 8 8 40.288 40.008 39.728 8 8 8 39.668
ST 40.22 39.22 40.22 39.66 38.66 38.66
46.88 26 1 + 547
A 8 39.228 8 8 40.288 40.008 39.728 8 8 8 39.668
ST 40.85 39.85 40.85 40.29 39.29 39.29
53.12 27 1 + 600
A 7 39.857 7 7 40.917 40.637 40.357 7 7 7 40.297

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 64

ST 40.92 39.92 40.92 40.36 39.36 39.36


5.80 28 1 + 606
A 6 39.926 6 6 40.986 40.706 40.426 6 6 6 40.366
ST 41.30 40.30 41.30 41.16 40.16 40.16
50.00 29 1 + 656
A 9 40.309 9 9 41.369 41.299 41.229 9 9 9 41.169
ST 41.69 40.69 41.69 41.69 40.69 40.69
44.20 30 1 + 700
A 2 40.692 2 2 41.752 41.822 41.752 2 2 2 41.692
100.0 ST 42.87 41.87 42.87 42.87 41.87 41.87
31 1 + 800
0 A 7 41.877 7 7 42.937 43.007 42.937 7 7 7 42.877
100.0 ST 44.06 43.06 44.06 44.06 43.06 43.06
32 1 + 900
0 A 2 43.062 2 2 44.122 44.192 44.122 2 2 2 44.062
100.0 ST 45.24 44.24 45.24 45.24 44.24 44.24
33 2 + 000
0 A 7 44.247 7 7 45.307 45.377 45.307 7 7 7 45.247
100.0 ST 46.43 45.43 46.43 46.43 45.43 45.43
34 2 + 100
0 A 1 45.431 1 1 46.491 46.561 46.491 1 1 1 46.431
100.0 ST 47.61 46.61 47.61 47.61 46.61 46.61
35 2 + 200
0 A 6 46.616 6 6 47.676 47.746 47.676 6 6 6 47.616
100.0 ST 48.80 47.80 48.80 48.80 47.80 47.80
36 2 + 300
0 A 1 47.801 1 1 48.861 48.931 48.861 1 1 1 48.801
ST 49.87 48.87 49.87 49.87 48.87 48.87
90.80 H 2 + 391
A 7 48.877 7 7 49.937 50.007 49.937 7 7 7 49.877

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.1 STA 0+000

Gambar 6.3 Penampang Jalan Pada STA 0+000

Luas Galian : 2,965 m2


Luas Timbunan : 0,024 m2

6.1.2 STA 0+100

Gambar 6.4 Penampang Jalan Pada STA 0+100

Luas Galian : 3,151 m2


Luas Timbunan : 0,211 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.3 STA 0+200

Gambar 6.5 Penampang Jalan Pada STA 0+200

Luas Galian : 3,180 m2


Luas Timbunan : 0,240 m2

6.1.4 STA 0+300

Gambar 6.6 Penampang Jalan Pada STA 0+300

Luas Galian : 3,186 m2


Luas Timbunan : 0,245 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.5 STA 0+381,373 (TC)

Gambar 6.7 Penampang Jalan Pada STA 0+381,373 (TC)

Luas Galian : 2,368 m2


Luas Timbunan : 0,043 m2

6.1.6 STA 0+400

Gambar 6.8 Penampang Jalan Pada STA 0+400

Luas Galian : 2,369 m2


Luas Timbunan : 0,043 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.7 STA 0+500

Gambar 6.9 Penampang Jalan Pada STA 0+500

Luas Galian : 2,362 m2


Luas Timbunan : 0,036 m2

6.1.8 STA 0+501,233 (PI1)

Gambar 6.10 Penampang Jalan Pada STA 0+501,233 (PI1)

Luas Galian : 2,407 m2


Luas Timbunan : 0,137 m2

6.1.9 STA 0+600

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.11 Penampang Jalan Pada STA 0+600

Luas Galian : 2,350 m2


Luas Timbunan : 0,021 m2
6.1.10 STA 0+616,9 (CT)

Gambar 6.12 Penampang Jalan Pada STA 0+616,9 (CT)

Luas Galian : 2,348 m2


Luas Timbunan : 0,02 m2

6.1.11 STA 0+700

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.13 Penampang Jalan Pada STA 0+700

Luas Galian : 3,050 m2


Luas Timbunan : 0,112 m2

6.1.12 STA 0+800

Gambar 6.14 Penampang Jalan Pada STA 0+800

Luas Galian : 3,077m2


Luas Timbunan : 0,800m2

6.1.13 STA 0+900

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.15 Penampang Jalan Pada STA 0+900

Luas Galian : 3,233 m2


Luas Timbunan : 0,292 m2

6.1.14 STA 0+998,328 (TS1)

Gambar 6.16 Penampang Jalan Pada STA 0+998,328 (TS1)

Luas Galian : 2,637 m2


Luas Timbunan : 0,347m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.15 STA 1+000

Gambar 6.17 Penampang Jalan Pada STA 1+000

Luas Galian : 2,637 m2


Luas Timbunan : 0,367 m2

6.1.16 STA 1+048,328 (SC1)

Gambar 6.18 Penampang Jalan Pada STA 1+048,328 (SC1)

Luas Galian : 3,864 m2


Luas Timbunan : 1,587 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.17 STA 1+095,430 (PI2)

Gambar 6.19 Penampang Jalan Pada STA 1+095,430 (PI2)

Luas Galian : 3,853 m2


Luas Timbunan : 1,576 m2

6.1.18 STA 1+100

Gambar 6.20 Penampang Jalan Pada STA 1+100

Luas Galian : 2,637m2


Luas Timbunan : 0,367 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.19 STA 1+136,695 (CS1)

Gambar 6.21 Penampang Jalan Pada STA 1+136,695 (CS1)

Luas Galian : 3,862 m2


Luas Timbunan : 1,586 m2
6.1.20 STA 1+186,695 (ST1)

Gambar 6.22 Penampang Jalan Pada STA 1+186,695 (ST1)

Luas Galian : 3,077 m2


Luas Timbunan : 0,800 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.21 STA 1+200

Gambar 6.23 Penampang Jalan Pada STA 1+200

Luas Galian : 3,233 m2


Luas Timbunan : 0,292 m2

6.1.22 STA 1+300

Gambar 6.24 Penampang Jalan Pada STA 1+000

Luas Galian : 2,937 m2


Luas Timbunan : 0,000 m2

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

6.1.23 STA 1+400

Gambar 6.25 Penampang Jalan Pada STA 1+400

Luas Galian : 3,153 m2


Luas Timbunan : 0,213 m2

Gambar 6.26 Penampang Jalan Pada STA 1+424,729 (TS2)

6.1.24 STA 1+424,729 (TS2)

Luas Galian : 2,62 m2


Luas Timbunan : 0,343 m2

6.1.25 STA 1+474,729 (SC2)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.27 Penampang Jalan Pada STA 1+474,729 (SC2)

Luas Galian : 3,809m2


Luas Timbunan : 1,534m2

6.1.26 STA 1+500

Gambar 6.28 Penampang Jalan Pada STA 1+500

Luas Galian : 3,362 m2


Luas Timbunan : 1,091 m2

6.1.27 STA 1+546,877 (PI3)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.29 Penampang Jalan Pada STA 1+546,877 (PI3)

Luas Galian : 3,870 m2


Luas Timbunan : 1,594 m2

6.1.28 STA 1+600

Gambar 6.30 Penampang Jalan Pada STA 1+600

Luas Galian : 3,908 m2


Luas Timbunan : 1,631 m2

6.1.29 STA 1+605,799 (CS2)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.31 Penampang Jalan Pada STA 1+605,799 (CS2)

Luas Galian : 3,912 m2


Luas Timbunan : 1,635 m2

6.1.30 STA 1+655,799 (ST2)

Gambar 6.32 Penampang Jalan Pada STA 1+655,799 (ST2)

Luas Galian : 3,124 m2


Luas Timbunan : 0,847 m2

6.1.31 STA 1+700

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.33 Penampang Jalan Pada STA 1+700

Luas Galian : 3,044 m2


Luas Timbunan : 0,106 m2

6.1.32 STA 1+800

Gambar 6.34 Penampang Jalan STA 1+800

Luas Galian : 3,049 m2


Luas Timbunan : 0,111 m2

6.1.33 STA 1+900

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.35 Penampang Jalan Pada STA 1+900

Luas Galian : 3,749 m2


Luas Timbunan : 0 m2

6.1.34 STA 2+000

Gambar 6.36 Penampang Jalan Pada STA 2+000

Luas Galian : 4,01 m2


Luas Timbunan : 0 m2

6.1.35 STA 2+100

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.37 Penampang Jalan Pada STA 2+100

Luas Galian : 4,06 m2


Luas Timbunan : 0 m2

6.1.36 STA 2+200

Gambar 6.38 Penampang Jalan Pada STA 2+200

Luas Galian : 2,944 m2


Luas Timbunan : 0 m2

6.1.37 STA 2+300

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Gambar 6.39 Penampang Jalan Pada STA 2+300

Luas Galian : 2,989 m2


Luas Timbunan : 0 m2

6.1.38 STA 2+390,800

Gambar 6.40 Penampang Jalan Pada STA 2+390,800

Luas Galian : 2,939 m2


Luas Timbunan : 0,003 m2

6.2 Perhitungan Volume Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Untuk mendapatkan volume antara dua penampang, dapat ditempuh


dengan menggunakan rumus berikut :

Luas Tampang 1+ Luas Tampang 2


V= × Jarak
2

6.2.1 Pias Antara STA 0+000 Sampai STA 0+100


Tampang pada STA 0 + 000 adalah galian dan timbunan, dan STA 0 + 100
adalah galian dan timbunan, maka :

2,965+3,151 (2,965+3,151) x 100


V galian = × =294,485 m3
2 2,965+3.151+0,024 +0,211

0,024+ 0,211 ( 0,024 +0,211 ) x 100


V timbunan = × =0,435 m3
2 2,965+3,151+0,024 +0,211

6.2.2 Pias Antara STA 0+100 Sampai STA 0+200


Tampang pada STA 0 + 100 adalah galian dan timbunan, dan STA 0 + 200
adalah galian dan timbunan, maka :

3,151+ 3,180 ( 3,151+3,180 ) x 100


V galian = × =295 , 5 m3
2 3,151+3,180+0,211+0,240

0,211+0,240 (0,211+0,240) x 100


V timbunan = × =1 ,5 m3
2 3,151+3,180+0,211+ 0,240

Hasil perhitungan selanjutnya dapat di lihat di tabel Rekapitulasi


Perhitungan Volume galian dan timbunan :

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 85

Rekapitulasi perhitungan volume galian dan timbunan

Jalan Kemiringan Jalan Luas (m²)


STA JARAK Tanah Kemiringan Bahu Volume (m³)
Kiri Kanan Badan Jalan
Titik Horizontal Tenga Jalan
Jalan h Badan Bahu Badan Bahu
(m) Tengah Kiri Kanan Galian Timbunan Galian Timbunan
Jalan Jalan Jalan Jalan
35.2
G STA 0+0 0.00 0.80% 36.00 35.30 35.30 35.24 2.965 0.024 0 0
36.000 4
36.0
1 STA 0 + 100 100.00 0.80% 36.80 36.10 36.10 36.04 3.151 0.211
36.812 4 294.485 0.435
36.8
2 STA 0 + 200 100.00 0.80% 37.60 36.90 36.90 36.84 3.180 0.240
38.725 4 295.500 1.500
37.6
3 STA 0 + 300 100.00 0.80% 38.40 37.70 37.70 37.64 0.02 0.02 3.186 0.245
39.087 4 295.767 1.717
38.2
4 STA 0 + 381 81.37 0.80% 39.05 38.35 38.35 38.29 2.368 0.043
36.213 9 214.833 0.578
38.4
5 STA 0 + 400 18.63 0.80% 39.20 38.50 38.50 38.44 2.369 0.043
35.912 4 0.04 43.331 0.014
39.2
6 STA 0 + 500 100.00 0.80% 40.00 39.30 39.30 39.24 2.362 0.036
39.513 4 232.665 0.065
39.2 0.02
7 STA 0 + 501 1.23 0.80% 40.01 39.31 39.31 39.25 0.029 2.407 0.137
39.726 5 9 2.837 0.004
39.2
8 STA 0 + 600 98.77 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 2.350 0.021
46.912 5 227.366 0.251
39.2
9 STA 0 + 617 16.90 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 2.348 0.020
47.547 5 0.02 0.02 39.355 0.003
39.2
10 STA 0 + 700 83.10 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.050 0.112
45.082 5 218.933 0.131
11 STA 0 + 800 100.00 41.691 0.00% 40.01 39.31 39.2 39.31 39.25 3.077 0.800 266.658 5.908

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 86

5
39.2
12 STA 0 + 900 100.00 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.233 0.292
44.179 5 268.955 8.055
39.2
13 STA 0 + 998 98.33 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 2.637 0.347
42.511 5 260.261 3.084
39.2
14 STA 1 + 000 1.67 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 2.637 0.367
42.498 5 3.883 0.071
39.2
15 STA 1 + 048 48.33 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.864 1.587
41.787 5 120.786 10.912
39.2
16 STA 1 + 095 47.10 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.853 1.576
41.219 5 128.907 21.656
0.08 0.08
39.2
17 STA 1 + 100 4.57 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.852 1.576
41.198 5 12.495 2.091
39.2
18 STA 1 + 137 36.70 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.862 1.586
41.681 5 100.385 16.867
39.2
19 STA 1 + 187 50.00 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.077 0.800
42.278 5 129.088 15.263
39.2
20 STA 1 + 200 13.31 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.233 0.292
42.089 5 35.784 1.072
39.2
21 STA 1 + 300 100.00 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 0.02 0.02 2.937 0.000
36.728 5 294.560 0.660
39.2
22 STA 1 + 400 100.00 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.153 0.213
36.918 5 294.210 0.360
39.2
23 STA 1 + 425 24.73 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 2.62 0.343
37.527 5 65.048 0.604
39.2
24 STA 1 + 475 50.00 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.809 1.534
38.913 5 124.286 10.611
39.2 0.08 0.08
25 STA 1 + 500 25.27 0.00% 40.01 39.31 39.31 39.25 3.362 1.091
40.167 5 66.329 8.888
26 STA 1 + 547 46.88 42.126 0.00% 40.01 39.31 39.2 39.31 39.25 3.870 1.594 123.614 17.039

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 87

5
39.8
27 STA 1 + 600 53.12 1.18% 40.64 39.94 39.94 39.88 3.908 1.631
44.101 8 146.042 25.107
39.9
28 STA 1 + 606 5.80 1.18% 40.71 40.01 40.01 39.95 3.912 1.635
44.319 5 15.994 2.790
40.5
29 STA 1 + 656 50.00 1.18% 41.30 40.60 40.60 40.54 3.124 0.847
45.008 4 130.031 16.181
41.0
30 STA 1 + 700 44.20 1.18% 41.82 41.12 41.12 41.06 3.044 0.106
44.452 6 118.073 2.819
42.2
31 STA 1 + 800 100.00 1.18% 43.01 42.31 42.31 42.25 3.049 0.111
45.053 5 294.173 0.373
43.4
32 STA 1 + 900 100.00 1.18% 44.19 43.49 43.49 43.43 3.749 0.000
36.728 3 334.439 0.089
44.6
33 STA 2 + 000 100.00 1.18% 45.38 44.68 44.68 44.62 0.02 0.02 4.010 0.000
48.519 2 387.950 0.000
45.8
34 STA 2 + 100 100.00 1.18% 46.56 45.86 45.86 45.80 4.060 0.000
50.816 0 403.500 0.000
46.9
35 STA 2 + 200 100.00 1.18% 47.75 47.05 47.05 46.99 2.944 0.000
51.793 9 350.200 0.000
48.1
36 STA 2 + 300 100.00 1.18% 48.93 48.23 48.23 48.17 2.989 0.000
50.001 7 296.650 0.000
49.2
H STA 2 + 391 90.80 1.18% 50.01 49.31 49.31 49.25 2.939 0.003
50.000 5 268.995 0.000
Total 6906.365 175.195

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya | 88

Perbandingan elevasi muka tanah dan jalan rencana terhadap STA

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik – titik yang dilewati oleh trase jalan (trase 2) dalam perencanaan ini
adalah:

Titik A (x = 9547826 ; y = 542822)


Titik PI1 (x = 9548310 ; y = 542695)
Titik PI2 (x = 9548806 ; y = 542367)
Titik PI3 (x = 9549256 ; y = 542408)
Titik Z (x = 9549848 ; y = 541806)
2. Kemiringan masing – masing penggal jalan sebagai berikut pada trase jalan
(trase 2) adalah:

a. A - PI1 = 0,8 % < 10 % …(aman)

b. PI1 - PI2 = 0,0 % < 10 % …(aman)

c. PI2 - PI3 = 0,0 % < 10 % …(aman)

d. PI3 - Z = 1,18 % < 10 % …(aman)

3. Perencanaan geometrik jalan meliputi beberapa hal yaitu :

a. Pada perencanaan alinyemen horizontal ada tiga lengkung horizontal yang


terdiri dari :

 Lengkung horizontal PI1, Full-Circle dengan jari-jari 716 m dan sudut ∆


= 35,380o,
 Lengkung horizontal PI2, Spiral-Circle-Spiral dengan jari-jari 205 m dan
sudut ∆ = 38,672o ,
 Lengkung horizontal PI3, Spiral-Circle-Spiral dengan jari-jari 205 m dan
sudut ∆ = 50,608o.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

b. Pada perencanaan alinyemen vertikal diperoleh dua lengkung vertikal,


terdiri dari satu lengkung vertikal cembung dan satu lengkung vertikal
cekung:

 Lengkung vertikal cembung STA 0 + 500,23 , dengan Lv = 40 m dan Ev


= 0,04 m.

 Lengkung vertikal cekung STA 1 + 546,877 , dengan Lv = 40 m dan Ev


= -0,0592 m.

c. Kecepatan rencana adalah sebesar 60 km/jam.

4. Total volume pekerjaan tanah pada perencanaan ini adalah :

a. Galian sebesar 6906,365 m3

b. Timbunan sebesar 175,195 m3

7.2 Saran
1. Pekerjaan penimbunan (fill) pada daerah tanjakan dan turunan diusahakan
tidak terlalu besar, karena usaha pemadatan akan sulit dilakukan.

2. Dari perhitungan volume galian dan timbunan diusahakan nilai volume


pekerjaannya seimbang, dan kalaupun tidak seimbang diusahakan agar galian
lebih besar dari pada timbunan, karena jalan yang dibuat dari tanah yang digali
lebih kuat dari pada jalan dari tanah yang ditimbun.

3. Pada tanjakan, diusahakan tidak terjadi timbunan yang relatif besar karena
dapat menyebabkan longsoran.

4. Hasil dari kelebihan galian sebaiknya dipindahkan ketempat yang curam, atau
tempat aman lainnya, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
kelongsoran akibat penimbunan tanah hasil galian yang terlalu besar.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1970, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Direktorat Jendral
Bina Marga.
R.A. Bukhari, Maimunah, 2005, Perencanaan Trase Jalan Raya, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Sukirman, Silvia, 1999, Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit
Novva, Bandung.

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

LAMPIRAN

Lampiran 4.1 Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang


Dibutuhkan (e maksimum = 10%; Metode Bina Marga)

Sumber : Sukirman (1999 : 113)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Lampiran 5.1 Grafik Untuk Lengkung Vertikal Cekung (PPV I)

Sumber : Bukhari Dan Maimunah (2005 : 34)

Ramadhan (1804101010088)
Perancangan Geometrik Jalan Raya |

Lampiran 5.2 Grafik Untuk Lengkung Vertikal Cembung (PPV II)

Sumber : Bukhari Dan Maimunah (2005 : 34)

Ramadhan (1804101010088)

Anda mungkin juga menyukai