Anda di halaman 1dari 111

1

Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia.
Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi yang dapat menunjang
pengembangan suatu wilayah. Semakin lancar transportasi maka semakin cepat
suatu wilayah berkembang. Meningkatnya jumlah penduduk akan diikuti dengan
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, sehingga perlu dilakukan
perencanaan jalan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk saat ini.
Untuk membangun ruas jalan raya baru maupun peningkatan yang
diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan
memerlukan metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar
diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan
pengguna jalan dan tidak mengganggu ekosistem.
Syarat-syarat yang diperlukan oleh jalan raya terutama adalah untuk
memperoleh :
a. Permukaan yang rata dengan maksud agar lalu lintas dapat berjalan dengan
lancar.
b. Mampu memikul berat kendaraan beserta beban yang ada diatasnya.
c. Dapat dilalui dengan aman dan nyaman sesuai dengan rencana.
Dewasa ini manusia telah mengenal sistem perencanaan jalan yang baik dan
mudah dikerjakan serta pola perencanaannya yang makin sempurna. Meskipun
demikian, seorang teknik sipil selalu dituntut untuk dapat merencanakan suatu
lintasan jalan yang paling efektif dan efisien dari alternatif-alternatif yang ada,
dengan tidak mengabaikan fungsi-fungsi dasar dari jalan. Oleh karena itu, dalam
merencanakan suatu lintasan jalan, seorang teknik sipil harus mampu
menyesuaikan keadaan dilapangan dengan teori-teori yang ada, sehingga akan
diperoleh hasil yang maksimal.
Pada dasarnya, perencanaan konstruksi jalan raya terdiri dari beberapa
bagian besar. Bagian-bagian itu adalah perencanaan geometrik jalan, perencanaan

Syauwalul Rizqi
1804101010049
2
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

perkerasan material jalan dan perencanaan dalam pembangunan serta


administrasinya.
a. Perencanaan Geometrik Jalan
Terdiri dari ukuran-ukuran jalan serta bentuk-bentuk lintasan yang
diperlukan. Ukuran-ukuran tersebut mencakup lebar bagian-bagian jalan dan
fasilitasnya yang dikaitkan dengan kendaraan dan kelincahan geraknya, tinggi
mata pengemudi, rintangan dan sebagainya. Bentuk permukaan dan lintasan
dikaitkan dengan keamanan jalan dan lalu lintas.
b. Perencanaan Perkerasan/ Material Jalan
Perkerasan adalah lapisan jalan yang diperlukan untuk memenuhi syarat-
syarat utama jalan yaitu permukaan jalan harus mampu memikul berat kendaraan
dan dapat melalui dengan kecepatan tinggi. Perkerasan ini dibuat dari material-
material alam.
c. Perencanaan Pembangunan dan Administrasi Jalan Raya
Pelaksanaan pembangunan jalan sangat memerlukan ketrampilan
tersendiri sesuai dengan jenis jalan dan kemudahan yang ada, baik dari segi
material, tenaga (ahli), peralatan dan waktu. Sehingga dalam semua proses
tersebut diperlukan suatu administrasi tersendiri.

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari perencanaan suatu jalan raya adalah untuk merencanakan
suatu lintasan dan dimensi yang sesuai dengan Peraturan Perencanaan Geometrik
Jalan Raya (PPGJR) No. 13 tahun 1970, sehingga dapat menjamin keamanan dan
kelancaran lalu lintas. Dari perencanaan itu juga didapat suatu dokumen yang
dapat memperhitungkan bobot pekerjaan baik galian maupun timbunan, pekerjaan
tanah dan sebagainya sehingga bisa dilakukan perencanaan yang seekonomis
mungkin.

1.3 Ruang Lingkup Tugas yang dilakukan

Syauwalul Rizqi
1804101010049
3
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Dalam tugas rencana ini, perhitungan dilakukan terdiri dari beberapa


tinjauan. Peninjauan ini meliputi penentuan lintasan, alinyemen horizontal,
alinyemen vertikal, penampang melintang, dan kubikasi.
1.3.1 Penentuan Trase Rencana
Penentuan lintasan dilakukan berdasarkan peta topografi yang disediakan,
dimana titik asal (origin) dan tujuan (destination) telah ditentukan, dilakukan
pencarian lintasan.
Langkah awal adalah memperhatikan situasi medan, kontur tersebut terus
ditelusuri untuk mencari lintasan yang sesuai dengan PPGJR (Peraturan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya) No. 13 tahun 1970 serta ketentuan-ketentuan
lain yang diberikan dalam tugas rancangan ini.
Dalam perencanaan ini dibuat tiga alternatif lintasan, kemudian dipilih
satu lintasan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

1.3.2 Perencanaan alinyemen horizontal


Perencanaan alinyemen horizontal merupakan perencanaan tikungan
lengkap komponen-komponennya. Dalam perencanaan tikungan pada rancangan
ini meliputi Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) dan Full Circle (FC).

1.3.3 Perencanaan alinyemen vertikal


Alinyemen vertikal ini merupakan memanjang jalan, pada potongan ini
terlihat tikungan dan besarnya tanjakan.
Perencanaan alinyemen vertikal ini didasarkan pada beberapa syarat, yaitu
syarat keamanan, kenyaman dan drainase untuk ,masing-masing beda kelandaian
yang ada.

1.3.4 Penentuan volume galian (cut) dan timbunan (fill)


Penentuan volume galian dan timbunan berdasarkan proyeksi sumbu jalan
pada bidang horizontal (alinyemen horizontal) dan proyeksi sumbu jalan bidang
vertikal (alinyemen vertikal) yang telah direncanakan, dapat digambarkan
penampang melintang jalan pada setiap stasioner yang diinginkan. Dalam tugas

Syauwalul Rizqi
1804101010049
4
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

perencanaan ini, penampang melintang jalan digambarkan untuk setiap jarak 50


m. Volume galian dan timbunan ditentukan berdasarkan penampang melintang
jalan yang telah digambarkan tersebut.
Cut dan fill yaitu pemotongan dan penimbunan pada keadaan tanah/muka
tanah yang telah ditentukan. Pada keadaan cut, tanah digunakan untuk mengisi ke
daerah fill dan apabila tidak cukup/kurang maka dapat diambil dari borrow pit,
seandainya kelebihan dapat dibuang ke disposal place.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
5
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Perencanaan Geometrik Jalan


Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan
yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi
fungsi dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu
lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan
dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna
jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan geometrik jalan raya
adalah kelas jalan, kecepatan rencana, keadaan topografi, standar perencanaan,
penampang melintang, volume lalu lintas,alinyemen horizontal, alinyemen
vertikal, dan bentuk tikungan.

2.1.1 Kelas jalan


Jalan dibagi dalam kelas-kelas yang penempatannya didasarkan pada
fungsinya juga dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang
diharapkan akan menggunakan jalan yang bersangkutan.

2.1.2 Kecepatan rencana


Kecepatan rencana yang dimaksud adalah kecepatan maksimum yang
diizinkan pada jalan yang akan direncanakan sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi pemakai jalan tersebut. Dalam hal ini harus disesuaikan dengan tipe jalan
yang direncanakan.
Adapun pengaruh keadaan medan terhadap perencanaan suatu jalan raya
meliputi hal-hal sebagai berikut :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
6
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

a. Tikungan : Jari-jari tikungan pada pelebaran perkerasan diambil sedemikian


rupa sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan jalannya
kendaraan dan pandangan bebas harus cukup luas.
b. Tanjakan : Dalam perencanaan diusahakan agar tanjakan dibuat dengan
kelandaian sekecil mungkin.
2.1.3 Keadaan topografi
Untuk memperkecil biaya pembangunan, maka suatu standar perlu
disesuaikan dengan keadaan topografi. Dalam hal ini, jenis medan dibagi dalam
tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam
arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.

2.2 Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah garis proyeksi sumbu jalan yang tegak lurus
pada bidang peta alinyemen (garis tujuan). Horizontal merupakan trase jalan yang
terdiri dari garis lurus (tangen) yang merupakan bagian lurus dan lengkung
horizontal yang disebut tikungan.
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian
tikungan, dimana terdapat gaya yang dapat melemparkan kendaraan keluar daerah
tikungan yang disebut gaya sentrifugal. Atas dasar itu maka perencanaan
tikungan diusahakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan,
sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Jari-jari lengkung minimum
Untuk setiap kecapatan rencana ditentukan berdasarkan miring maksimum
dengan koefisien gesekan melintang maksimum.
b. Lengkung peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan
untuk mengadakan peralihan dari bagian lurus kebagian lengkung atau
sebaliknya.
c. Pelebaran perkerasan
Pada tikungan sangat bergantung pada:
R = Jari-jari tikungan

Syauwalul Rizqi
1804101010049
7
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

β = Sudut tikungan
Vr = Kecepatan rencana
Rumus yang digunakan adalah rumus yang dikutip dari “Dasar-Dasar
Perencanaan Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) halaman 142 yaitu sebagai
berikut:

B = √{ } +64−√ ( R
2
√R c
2 −64+1,25
c
2 −64 ) +1, 25 ..........……......…(2.1)
dimana:
B = lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
sebelah dalam
Rc = radius lajur sebelah dalam - ½ lebar perkerasan + ½ b
b = lebar kendaraan rencana

0,105×V
Z = √Rc . …........…........…(2.2)
V = kecepatan, km/jam

Bt =n ( B+C )+ Z ……..............…..(2.3)
dimana:
Bt = lebar total perkerasan di tikungan
Z = lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan
C = lebar kebebasan samping di kiri dan di kanan kendaraan sebesar 0,5
m, 1 m, dan 1,25 m cukup memadai untuk jalan dengan lebar lajur 6
m , 7 m, dan 7,50 m.
Sehingga,
Δb=Bt −Bn ......………..........(2.4)
dimana:
∆b = tambahan lebar perkerasan di tikungan
Bn = lebar total perkerasan pada bagian lurus
d. Jarak pandangan pada lengkung horizontal

Syauwalul Rizqi
1804101010049
8
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Jarak pandangan pengemudi kendaraan yang bergerak pada lajur tepi


sebelah dalam sering kali dihalangi oleh gedung-gedung, hutan-hutan
kayu, tebing galian dan lain sebagainya. Demi menjaga keamanan pemakai
jalan, panjang sepanjang jarak pandangan henti minimum harus terpenuhi
di sepanjang lengkung horizontal. Dengan demikian terdapat batas
minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang (m).
Penentuan batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam ke
penghalang ditentukan berdasarkan kondisi dimana jarak pandangan
berada di dalam lengkung atau jarak pandangan < panjang lengkung
horizontal. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat gambar 2.1 di bawah
ini.

Gambar 2.1 Jarak PandanganΦpada Lengkung Horizontal S ≤ L

Garis AB : Garis pandangan


Lengkung AB : Jarak pandangan
n TS - ST : Panjang busur lingkaran , m(L)
m : Ordinat tengah sumbu jalur ke penghalang
Φ : Setengah sudut pusat busur lingkaran S (°)
S : jarak pandangan, m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
9
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

L : panjang busur lingkaran, m


R’ : radius sumbu lajur sebelah dalam, m

π Φ R'
S =90 …..…………..…(2.5)
90 0 s
Φ = πR …..…………..…(2.6)
m = R’ (1-cos Φ ) …..……......……(2.7)
2.2.1 Bentuk lengkung horizontal
Bentuk lengkung horizontal pada suatu jalan raya ditentukan oleh tiga
faktor:
1. Sudut tangent (∆) yang besarnya dapat diukur langsung pada peta
2. Kecepatan rencana, tergantung dari kelas jalan yang akan direncanakan.
3. Jari-jari kelengkungan, hubungan antara kecepatan rencana dengan jari-
jari kelengkungan minimum dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini,

Tabel 2.2 Hubungan antara Kecepatan Rencana dan Jari- jari Minimum.
Jari – jari Lengkung Minimum KecepatanRencana
(meter) (Km/jam)
2000 120
1500 100
1100 80
700 60
300 40
150 20
Sumber : Sukirman (1999:156)

Bentuk-bentuk lengkung horizontal ada tiga macam yaitu:


a. Bentuk tikungan Full Circle (FC)

Syauwalul Rizqi
1804101010049
10
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Bentuk ini digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari besar


dan sudut tangent yang relative kecil. Batas yang diambil untuk bentuk
circle adalah sebagai berikut:
Rumusan yang digunakan untuk bentuk full circle dalam menentukan
harga-harga T, L danEs.
T
 Tan ½ ∆ = R …..……………..(2.8)
 T = R tan ½ ∆ …..…………..…(2.9)
 Es = T tan ¼ ∆ …..……………(2.10)
Δ
2 πR
 L = 3600
L = 0,01745. ∆. R …..……………(2.11)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:


.

Gambar 2.2 Bentuk Tikungan Full Circle (F-C):

Dimana:
R = Jari-jari lengkung minimum (m)
∆ = Sudut tangent yang diukur dari gambar trase.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
11
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Es = Jarak PI ke lengkung peralihan (m)


L = Panjang bagian tikungan (m)
T = Jarak antara TC dan PI (m)

b. Bentuk tikungan Spiral Circle Spiral (S-C-S)


Rumus yang digunakan :
Besar Sudut Spiral :
Ls . 90
θ s=
πR ......……........…(2.12)
Besar pusat busur lingkaran
θ c=Δ−2 θ s ......………........(2.13)
Panjang Lengkung Circle
Δc
2 πR
Lc=360 …..……………(2.14)
Ls 2
Yc = 6 R …..……………(2.15)
Ls 3
Ls−
Xc = 40 R2 ......……………(2.16)
L = 2Ls + Lc …..……………(2.17)

k = Ls - 40 { }
Ls 3
. R 2
−RSin θs
…..……………(2.18)
Ls 2
p= −Rc (1−cosθs )
6 Rc …..……………(2.19)
Δ
Ts = (R + P) tan 2 + k …..……………(2.20)
Δ
Es= (R + P) Sec 2 -R …..……………(2.21)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3:

Syauwalul Rizqi
1804101010049
12
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 2.3 Bentuk Tikungan Spiral Circle Spiral (S-C-S)

c. Bentuk tikungan Spiral – Spiral (S-S)


Rumus yang digunakan :
Besar Sudut Spiral :
1
θ s= Δ
2 …..……………(2.22)
Besar pusat busur lingkaran
θ c=0
Panjang spiral
Lc= 0

Ls 2
Yc = 6 R …..……………(2.23)
Ls 3
Ls−
Xc = 40 R2 …..……………(2.24)
L = 2Ls ......……........…(2.25)

k = Ls -
{ }
Ls 3
40 . R 2
−RSin θs
......……........…(2.26)

Ls 2
p= −Rc (1−cosθs )
6 Rc ......………........(2.27)
Δ
Ts = (R + P) tan 2 + k ......…........……(2.28)

Syauwalul Rizqi
1804101010049
13
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Δ
Es = (R + P) Sec 2 -R ......………........(2.29)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.4 Bentuk Tikungan Spiral Spiral (S-S)

2.3 Alinyemen Vertikal


Alinyemen vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya
jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap
kemampuan kendaraan dalam keadaan naik dan bermuatan penuh (dimana truck

Syauwalul Rizqi
1804101010049
14
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

digunakan sebagai kendaraan standar), alinyemen vertikal sangat erat


hubungannya dengan besar biaya pembangunan, biaya penggunaan, maka pada
alinyemen vertikal yang merupakan bagian kritis justru pada bagian yang lurus.
Landai maksimum yang dipakai pada perencanaan ini adalah sebesar 10 % dan
panjang kritis sebesar 120 meter.
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen) adalah:
1. Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.
2. Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.
Persamaan-persamaan lengkung vertikal yang digunakan adalah:
A = g1 – g2 ………(2.30)
dimana:
A = perbedaan aljabar kelandaian (selisih % kelandaian antara dua
lintasan pada pertemuan lengkung
g1 dan g2 = besarnya kelandaian bagian tangen, kelandaian (g1 dan g2)
diberi tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negatif jika
terjadi penurunan, yang ditinjau dari kiri.

A x Lv
Ev = 800 …......…(2.31)

dimana:
Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung
Lv = panjang lengkung vertikal sama dengan panjang proyeksi lengkung
pada bidang horizontal.

2.3.1 Landai minimum

Syauwalul Rizqi
1804101010049
15
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Berdasarkan kepentingan arus lalu-lintas, landai ideal adalah landai datar


(0 %). Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainase jalan, jalan
berlandailah yang ideal.
Dalam perencanaan disarankan menggunakan:
a) Landai datar untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan yang tidak
mempunyai kereb.
b) Landai 0,15 % dianjurkan untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan dengan
medan datar dan mempergunakan kereb.
c) Landai minimum sebesar 0,13 % - 0,5 % dianjurkan dipergunakan untuk
jalan-jalan di daerah galian atau jalan yang memakai kereb.

2.3.2 Landai maksimum


Kelandaian 3 % mulai memberikan pengaruh kepada gerak kendaraan
mobil penumpang, walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan gerakan
kendaraan truk yang terbebani penuh. Pengaruh dari adanya kelandaian ini dapat
terlihat dari berkurangnya kecepatan jalan kendaraan atau mulai dipergunakan
gigi rendah. Kelandaian tertentu masih dapat diterima jika kelandaian tersebut
mengakibatkan kecepatan jalan tetap lebih besar dari setengah kecepatan rencana.
Untuk membatasi pengaruh perlambatan kendaraan truk terhadap arus lalu-lintas,
maka ditetapkan landai maksimum untuk kecepatan rencana tertentu. Bina Marga
menetapkan kelandaian maksimum seperti pada Tabel 2.1, yang dibedakan atas
kelandaian maksimum standard dan kelandaian mkasimum mutlak. Jika tidak
terbatasi oleh kondisi keuangan, maka sebaiknya dipergunakan kelandaian standar
AASHTO yang membatasi kelandaian maksimum berdasrkan keadaan medan
apakah datar, perbukitan atau pegunungan.

Tabel 2.1 Kelandaian Maksimum Jalan


Jalan Arteri luar kota Kecepata
Jalan antar kota (Bina Marga)
(AAHSTO '90) n

Syauwalul Rizqi
1804101010049
16
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Kelandaian Kelandaian
Pegununga Perbukitan Datar Rencana
Maksimum Mutlak Maksimum Standar
n (%) (%) (%) (km/jam)
(%) (%)
11 7 40
10 6 50
8 6 5 64
9 5 60
8 4 7 5 4 80
6 4 3 96
5 4 3 113
Sumber : Sukirman (1999:156)

2.3.3 Jarak pandangan lengkung vertikal


Pada lengkung vertikal, pembatasan berdasarkan jarak pandangan dapat
dibedakan atas 2 keadaan yaitu :
1. Jarak pandangan berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S < L)
2. Jarak pandangan berada di luar dan di dalam daerah lengkung (S > L)
Jika dalam perencanaan dipergunakan jarak pandangan henti menurut Bina
Marga, h1 = 10 cm = 0,1 m
h2 = 120 cm = 1,2 m,
Dan jika dalam perencanaan dipergunakan jarak pandangan menyiap
menurut Bina Marga, h1 = 120 cm = 1,2 m
h2 = 120 cm = 1,2 m.
Jadi, jarak pandangan pada vertikal adalah :

S = d1 + d2 =√ A A √
200 h1 L 200 h 2 L
+
......……........…(2.32)

2.4 Jarak Pandangan

Syauwalul Rizqi
1804101010049
17
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Kemungkinan untuk melihat kedepan adalah faktor dalam suatu operasi di


jalan agar tercapai keadaan yang aman dan efisien, untuk itu harus diadakan jarak
pandang yang cukup panjang sehingga pengemudi dapat memilih kecepatan dari
kendaraan dan tidak menghambat barang tak terduga diatas jalan. Demikian pula
untuk jalan dua jalur yang memungkinkan pengendara berjalan diatas jalur
berlawanan untuk menyiap kendaraan dengan aman. Jarak pandangan ini untuk
keperluan perencanaan dibedakan atas:

2.4.1 Jarak pandangan henti minimum


Jarak ini minimum harus dipenuhi oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan
di depannya.
Jarak ini merupakan jumlah dua jarak dari:

1. Jarak yang ditempuh dari saat melihat benda sampai mengijak rem adalah d1,

d1 = kecepatan ¿ waktu

d1 = V ¿ t ……........…(2.33)

dimana:

d1 = Jarak dari saat melihat rintangan sampai menginjak pedal rem (m)
V = Kecepatan (km/jam)
t = Waktu reaksi (waktu PIEV + waktu yang dibutuhkan untuk menginjak
rem) = 1,5 detik + 1 detik = 2,5 detik
maka,

d1 = 0,278 ¿ V ¿ t ……………(2.34)

2. Jarak untuk berhenti setelah mengijak rem adalah d2,


V2
d2 = 2g×fm ……........…(2.35)
dimana:

Syauwalul Rizqi
1804101010049
18
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang
jalan

d2 = Jarak mengerem (m)


V = kecepatan kendaraan (km/jam)
g = gaya gravitasi (9,81 m/det2)
G = berat kendaraan (ton)
maka:
v2
d2 =254×fm ………........(2.36)

Jadi, Rumus umum dari jarak pandangan henti minimum adalah :


v2
d = 0,278 V.t +254×fm ……........…(2.37)

Pada jalan-jalan berlandai terdapat harga berat kendaraan sejajar permukaan


jalan, yang memberikan pengaruh cukup berarti pada penentuan jarak mengerem.
Pada jalan-jalan menurun jarak mengerem akan bertambah panjang, sedangkan
untuk jalan-jalan mendaki jarak mengerem akan bertambah pendek. Dengan
demikian persamaan di atas akan menjadi :
G
2
G ¿ fm ¿ d2 ± G ¿ L ¿ d2 = 1/2 g×v ……........…(2.38)

v2
d = 0,278 ¿ V ¿ t + 254×( fm±L ) ……........…(2.39)
dimana :
L = besarnya landai jalan dalam desimal
+ = untuk pendakian
- = untuk penurunan

2.4.2 Jarak pandangan menyiap

Syauwalul Rizqi
1804101010049
19
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Jarak pandangan menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk menyusul


kendaraan lain yang dipergunakan hanya pada jalan 2 jalur. Besarnya jarak
pandang menyiap minimum dapat dilihat dalam daftar II PPGRJ No. 13/1970.
Jarak pandang diukur dari ketinggian mata pengemudi kepuncak
penghalang. Untuk jarak pandang henti ketinggian mata pengemudi adalah 125
cm dan ketinggian penghalang adalah 10 cm, sedang untuk jarak pandang
menyiap ketinggian mata pengemudi adalah 125 cm dan ketinggian penhalang
125 cm.
Jarak pandang menyiap standar untuk jalan dua lajur dua arah dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

d = d1 + d2 + d3 + d4 ……........…(2.40)
dimana:

d1 = 0,278 ¿ t1 ¿
( v−m+
a×t 1
2 ) ……........…(2.41)

d1 = jarak yang ditempuh kendaraan yang hendak menyiap selama waktu


reaksi dan waktu membawa kendaraanya yang hendak membelok ke
lajur kanan.

t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung dari kecepatan yang dapat

ditentukan dengan korelasi t1 = 2,12 + 0,026¿ V


m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang disiap =
15 km/jam
V = kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap, dalam perhitungan dapat
dianggap sama dengan kecepatan rencana, km/jam
a = percepatan rata-rata besarnya tergantung dari kecepatan rata-rata
kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan
mempergunakan korelasi a = 2,052 + 0,0036¿ V

d2 = 0,278 ¿ V ¿ t2 .……......…(2.42)

Syauwalul Rizqi
1804101010049
20
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

dimana:

d2 = jarak yang ditempuh selama kendaraan yang menyiap berada pada lajur
kanan

t2 = waktu dimana kendaa yang menyiap berada pada lajur kanan yang

dapat ditentukan dengan mempergunakan korelasi t 2 = 6,56 + 0,048


¿ V

d3 = diambil 30 – 100 meter


2
d4 = 3 ¿ d2 ……........…(2.43)

2.5 Penampang Melintang


Penampang melintang jalan adalah pemotongan suatu jalan tegak lurus
sumbu jalan, yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan dalam
arah melintang.
Penampang melintang jalan yang digunakan harus sesuai dengan kelas jalan
dan kebutuhan lalu lintas yang dilayaninya. Penampang melintang utama dapat
dilihat pada daftar I PPGJR.
2.5.1 Lebar perkerasan
Pada umumnya lebar perkerasan ditentukan berdasarkan lebar jalur lalu
lintas normal yang besarnya adalah 3,5 meter sebagaimana tercantum dalam daftar
I PPGJR, kecuali:
- Jalan penghubung dan jalan kelas II c = 3,00 meter
- Jalan utama = 3,75 meter

2.5.2 Lebar bahu


Untuk jalan kelas III lebar bahu jalan minimum adalah 1,50 – 2,50 m
untuk semua jenis medan.

2.5.3 Drainase

Syauwalul Rizqi
1804101010049
21
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Drainase merupakan bagian yang sangat penting pada suatu jalan, seperti
saluran tepi, saluran melintang, dan sebagainya, harus direncanakan berdasarkan
data hidrologis setempat seperti intensitas hujan, lamanya frekuensi hujan, serta
sifat daerah aliran.

2.5.4 Kebebasan pada jalan raya


Kebebasan yang dimaksud adalah keleluasaan pengemudi di jalan raya
dengan tidak menghadapi rintangan. Lebar kebebasan ini merupakan bagian kiri
kanan jalan yang merupakan bagian dari jalan (PPGJR No. 13/1970).

2.6 Perhitungan Kubikasi


Perhitungan kubikasi ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu:
V = Luas tampang galian/timbunan ¿ panjang galian timbunan
Hasil perkalian harus disesuaikan apakah dia bentuk kubus, kerucut dan
sebagainya. untuk itu perlu dicari panjang galian/timbunan.

BAB III
PENCARIAN TRASE
3.1 Perencanaan Trase

Perencanaan trase dilakukan berdasarkan keadaan topografi. Topografi


merupakan bentuk permukaan tanah asli yang digambarkan secara grafis pada
bidang kertas kerja dalam bentuk garis–garis yang sering disebut transis. Garis-
garis transis ini digambarkan pada setiap kenaikan atau penurunan 1 meter.
Menurut Diwiryo (1975), pemilihan lintasan trase yang menguntungkan dari
sudut biaya adalah pemilihan trase yang menyusuri atau sejajar garis transis.
Namun demikian pemilihan trase seperti tersebut diatas sulit dipertahankan
apabila medan yang dihadapi merupakan medan berat, yaitu medan yang terdiri

Syauwalul Rizqi
1804101010049
22
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

dari pegunungan dan lembah–lembah dengan luas pengukuran topografi yang


relatif sempit.
Pada perencanaan trase dengan mempertimbangkan volume pekerjaan
tanah, dilakukan berdasarkan posisi garis-garis transis relatif mengikuti arah
memanjang pengukuran peta topografi, maka perencanaan trase relatif menyusuri
garis transis tersebut. Sebaliknya apabila posisi garis–garis transis relatif
melintang dari arah memanjang pengukuran peta topografi dalam jumlah yang
banyak serta jarak yang rapat, maka pemilihan trase dilakukan dengan cara
memotong garis–garis tersebut.
Untuk menentukan posisi titik awal, titik akhir, dan panjang trase dilakukan
dengan sistem koordinat stasiun, yaitu berdasarkan letak titik yang ditinjau
terhadap koordinat peta topografi yang berskala 1 : 5000.
Dalam perencanaan ini, pencarian trase dilakukan dengan cara coba–coba
dengan memperhatikan batasan–batasan yang telah ditetapkan, dalam tugas ini
yaitu memiliki sekurang–kurangnya tiga tikungan.
Peta topografi yang ditentukan pada tugas rancangan ini merupakan:
 Keadaan gunung
 Beda tinggi antara dua garis transis adalah 1 meter.
Langkah awal dari pencarian trase dimulai dengan cara menarik garis
rencana yang agak sejajar dengan garis kontur supaya diperoleh kelandaian yang
kecil, Menurut Bina Marga kelandaian maksimal 10%. Selanjutnya juga
diperhatikan jumlah tikungan serta jarak lintasan yang diperoleh. Setelah
diperoleh lintasan dengan berbagai kriteria diatas, perlu diperhatikan lagi volume
cut dan fill yang terjadi. Dalam hal ini disarankan agar penimbunan tidak
dilakukan pada tanjakan dan tidak lebih dari 4 meter. Pemilihan yang terakhir
didasarkan pada kelandaian, tanjakan, jumlah tikungan, jarak tempuh, dan volume
cut dan fill. Diusahakan agar pemilihan dapat seekonomis mungkin.

3.2 Perhitungan Trase Jalan

Tabel 3.1 Perhitungan Koordinat Asli

Syauwalul Rizqi
1804101010049
23
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Jarak Titik
Koor. Asli Koor. Acuan Sumbu Titik
Gambar
9546720,5 -1,59 9546800 X
S
546700,0 4,00 546500 Y
9547252,0 1,04 9547200 X
PI1
546291,0 3,82 546100 Y
9547490,0 1,80 9547400 X
PI2
546042,0 2,84 545900 Y
9548370,0 3,40 9548200 X
PI3
545406,8 -1,86 545500 Y
9548779,2 -0,42 9548800 X
X
545519,0 0,38 545500 Y
9549074,7 1,493 9549000 X
R
545600,0 2 545500 Y

Koordinat Asli = (Jarak Titik Gambar x Skala) + Koordinat Acuan


Keterangan:
Jarak Titik Gambar = Diukur dari peta
Koordinat Acuan = Diperolah dari peta

Langkah – langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :


a. Trase jalan dari titik S ke titik R seperti di peta transis :
1) Titik S (x= 9546720,5 ; y = 546700,0) ke titik PI1 (x = 9547252,0 ; y =
546291,0)
2) Titik PI1 (x = 9547252,0 ; y = 546291,0) ke titik PI2 (x = 9547490,0 ; y =
546042,0)
3) Titik PI2 (x = 9547490,0 ; y = 546042,0) ke titik PI3 (x = 9548370,0 ; y =
545406,8)
4) Titik PI3 (x = 9548370,0 ; y = 545406,8) ke titik X (x = 9548779,2 ; y =
545519,0)
5) Titik X (x = 9548779,2 ; y = 545519,0) ke titik R (x = 9549074,7 ; y =
545600,0)

b. Perhitungan jarak antara titik potong :


 S – PI1
= √¿¿

Syauwalul Rizqi
1804101010049
24
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

= √¿ ¿
= 670,651 m

 PI1 – PI2
= √¿¿
= √¿ ¿

= 344,449 m

 PI2 – PI3
= √¿ ¿
=√ ¿ ¿
= 1085,301 m

 PI3 – X
= √¿¿
=√ ¿ ¿
= 424,304 m

 X–R
= √¿ ¿
=√ ¿ ¿
= 306,352 m
Panjang Trase = 670,651 + 344,449 + 1085,301 + 306,352
= 2831,057 m

c. Sudut Azimut masing – masing titik perpotongan


x
Sudut Azimut = arc tan y
( x C 3 −x C2 ) ( x C 2 −xC 1 )

Δ PI1 = (arc tan ( y C 3 − y C 2 ) arc tan ( y C 2 − y C 1 ) )
(9547490 , 0−9547252 , 0) (9547252 , 0−9546720 , 5)
= (arc tan - arc tan
(546042 , 0−546291 ,0) (546291 , 0−546700 ,0)

)
= 8,715º

Syauwalul Rizqi
1804101010049
25
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

( x C 4 −x C 3 ) ( x C 3 −x C2 )

Δ PI2 = arc tan ( y C 4 − y C 3 ) arc tan ( y C 3 − y C 2 )
(9548370 , 0−9547490 , 0) (9547490 , 0−9547252 , 0)
= arc tan -arc tan
(545406 ,8−546042 , 0) (546042 , 0−546291 ,0)
= 10,471º

(x C 5−x C 4 ) (x C 4−x C 3)
Δ PI3 = 180 - (arc tan −¿ arc tan )
( y C 5− yC 6 ) ( y C 4 −x C 3)
(9549074 ,7−9548370 , 0)
= 180 – (arc tan −¿ arc tan
(545600 ,0−545406 , 8)
(9548370 , 0−9547490 , 0)
)
(545406 ,8−546042 , 0)
= 51,155º

Maka, sudut tikungan maksimum = 51,155º

d. Menentukan kemiringan jalan


Titik S ke titik PI1
 Elevasi muka tanah S : 35,00
 Elevasi muka tanah PI1 : 54,00
 d S – PI1 : 670,651 m

54 , 00−35 , 00
i (S – PI1) = x100 %
670,651
= 2,83 % < 10 % ……………(aman)

Titik PI1 ke titik PI2


 Elevasi muka tanah PI1 : 54,00
 Elevasi muka tanah PI2 : 57,00
 d PI1 – PI2 : 344,449 m
57 , 00−54 ,00
i (PI1 – PI2) = x 100 %
344,449
= 0,87 % < 10 % ……………(aman)

Syauwalul Rizqi
1804101010049
26
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Titik PI2 ke titik PI3


 Elevasi muka tanah PI2 : 57,00
 Elevasi muka tanah PI3 : 53,00
 d PI2 – PI3 : 1085,301 m
58 ,00−47 ,00
i (PI2 – PI3) = x 100 %
1081,149
= -0,37 % < 10 % ……………(aman)

Titik PI3 ke titik X


 Elevasi muka tanah PI3 : 53,00
 Elevasi muka tanah X : 58,00
 d PI3 – R : 424,304 m
58 ,00−53 , 00
i (PI2 – PI3) = x 100 %
424,304
= 1,18 % < 10 % ……………(aman)

Titik X ke titik R
 Elevasi muka tanah X : 58,00
 Elevasi muka tanah R : 66,00
 d PI3 – R : 306,352 m
66 , 00−58 , 00
i (PI2 – PI3) = x 100 %
306,352
= 2,61 % < 10 % ……………(aman)
Maka, gradien maksimum = 2,83 %
3.3 Perhitungan Titik Kritis

Berdasarkan perhitungan pada sub bab 3.2, didapatkan panjang trase adalah
2831,057 meter. Berikut diuraikan perhitungan titik kritis trase untuk
mendapatkan besarnya tinggi pekerjaan tanah (galian dan timbunan).
Xs = 9546720,5 dan elevasi = 35

STA 0+050

Elevasi muka tanah = 37,09 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
27
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Elevasi muka jalan = 35 + (2,83 % x 50)


= 36,42 m
Dengan demikian pada STA 0+050 terdapat timbunan sebesar :
= 36,42 – 37,09
= (-) 0,678 m (galian)
STA 0+100
Elevasi muka tanah = 40,01 m
Elevasi muka jalan = 36,42 + (2,83 % x 50)
= 37,83 m
Dengan demikian pada STA 0+100 terdapat timbunan sebesar :
= 37,83 – 40,01
= (-) 2,177 m (galian)
STA 0+150
Elevasi muka tanah = 43,51 m
Elevasi muka jalan = 37,83 + (2,83 % x 50)
= 39,25 m
Dengan demikian pada STA 0+150 terdapat timbunan sebesar :
= 39,25 – 43,51
= (-) 4,262 m (galian)
STA 0+200
Elevasi muka tanah = 45,93 m
Elevasi muka jalan = 39,25 + (2,83 % x 50)
= 40,67 m
Dengan demikian pada STA 0+200 terdapat galian sebesar :
= 40,67 – 45,93
= (-) 5,268 m (galian)
STA 0+250
Elevasi muka tanah = 48,07 m
Elevasi muka jalan = 40,67 + (2,83 % x 50)
= 42,08 m
Dengan demikian pada STA 0+250 terdapat galian sebesar :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
28
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

= 42,08 – 48,07
= (-) 5,986 m (galian)
Perhitungan titik kritis untuk setiap trase dirangkum dan dilampirkan pada
tabel dibawah ini :

Kedalaman (m) Elevasi (m) Jarak Jarak Titik


Kemiringan Titik
Kumulatif Kritis
Timbunan Galian Jalan Tanah m cm
0,00 0,00 35,00 35 2,83% 0,00 0 0 I S
0,07 0,00 35,07 35 2,83% 2,50 2,50 0,05 K1 13,431
0,00 0,22 35,78 36 2,83% 27,70 25,20 0,504 K2
0,00 0,63 36,37 37 2,83% 48,20 20,50 0,41 K3
0,00 1,10 36,90 38 2,83% 67,20 19,00 0,38 K4
0,00 1,61 37,39 39 2,83% 84,35 17,15 0,343 K5
0,00 2,17 37,83 40 2,83% 99,85 15,50 0,31 K6
0,00 2,77 38,23 41 2,83% 114,05 14,20 0,284 K7
0,00 3,40 38,60 42 2,83% 127,05 13,00 0,26 K8
0,00 4,00 39,00 43 2,83% 141,05 14,00 0,28 K9
0,00 4,51 39,49 44 2,83% 158,55 17,50 0,35 K10
0,00 4,96 40,04 45 2,83% 178,05 19,50 0,39 K11
0,00 5,29 40,71 46 2,83% 201,55 23,50 0,47 K12
0,00 5,64 41,36 47 2,83% 224,55 23,00 0,46 K13
0,00 5,96 42,04 48 2,83% 248,55 24,00 0,48 K14
0,00 6,36 42,64 49 2,83% 269,55 21,00 0,42 K15
0,00 6,70 43,30 50 2,83% 293,05 23,50 0,47 K16
0,00 6,95 44,05 51 2,83% 319,55 26,50 0,53 K17
0,00 5,33 45,67 51 2,83% 376,55 57,00 1,14 K18
0,00 3,11 46,89 50 2,83% 419,55 43,00 0,86 K19
0,00 1,39 48,61 50 2,83% 480,55 61,00 1,22 K20
0,00 1,17 49,83 51 2,83% 523,30 42,75 0,855 K21
0,00 1,32 50,68 52 2,83% 553,55 30,25 0,605 K22
0,00 1,51 51,49 53 2,83% 582,05 28,50 0,57 K23
0,03 0,00 54,03 54 2,83% 671,55 89,50 1,79 K24
0,00 0,66 54,34 55 0,87% 707,55 36,00 0,72 K25 PI1
0,00 1,50 54,50 56 0,87% 726,55 19,00 0,38 K26 6,899
0,00 2,34 54,66 57 0,87% 744,05 17,50 0,35 K27
0,00 3,13 54,87 58 0,87% 768,05 24,00 0,48 K28
0,00 3,52 55,48 59 0,87% 838,05 70,00 1,4 K29
0,00 2,83 56,17 59 0,87% 917,30 79,25 1,585 K30
0,00 1,54 56,46 58 0,87% 950,80 33,50 0,67 K31
0,00 0,17 56,83 57 0,87% 993,30 42,50 0,85 K32
0,03 0,00 57,03 57 0,87% 1016,50 23,20 0,464 K33
0,00 1,10 56,90 58 -0,37% 1051,50 35,00 0,7 K34 PI2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
29
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0,00 2,18 56,82 59 -0,37% 1074,50 23,00 0,46 K35 21,7115


0,00 3,27 56,73 60 -0,37% 1097,20 22,70 0,454 K36
0,00 3,43 56,57 60 -0,37% 1142,10 44,90 0,898 K37
0,00 2,50 56,50 59 -0,37% 1159,10 17,00 0,34 K38
0,00 1,54 56,46 58 -0,37% 1171,10 12,00 0,24 K39
0,00 0,58 56,42 57 -0,37% 1182,60 11,50 0,23 K40
0,38 0,00 56,38 56 -0,37% 1194,10 11,50 0,23 K41
1,32 0,00 56,32 55 -0,37% 1208,10 14,00 0,28 K42
2,24 0,00 56,24 54 -0,37% 1231,60 23,50 0,47 K43
2,87 0,00 55,87 53 -0,37% 1330,10 98,50 1,97 K44
2,74 0,00 55,74 53 -0,37% 1365,60 35,50 0,71 K45
1,68 0,00 55,68 54 -0,37% 1382,10 16,50 0,33 K46
0,65 0,00 55,65 55 -0,37% 1391,10 9,00 0,18 K47
0,00 0,38 55,62 56 -0,37% 1399,60 8,50 0,17 K48
0,00 1,42 55,58 57 -0,37% 1410,60 11,00 0,22 K49
0,00 2,46 55,54 58 -0,37% 1421,60 11,00 0,22 K50
0,00 3,50 55,50 59 -0,37% 1432,10 10,50 0,21 K51
0,00 4,55 55,45 60 -0,37% 1446,10 14,00 0,28 K52
0,00 5,60 55,40 61 -0,37% 1459,60 13,50 0,27 K53
0,00 6,68 55,32 62 -0,37% 1479,60 20,00 0,4 K54
0,00 6,98 55,02 62 -0,37% 1560,60 81,00 1,62 K55
0,00 6,12 54,88 61 -0,37% 1599,10 38,50 0,77 K56
0,00 5,21 54,79 60 -0,37% 1623,95 24,85 0,497 K57
0,00 4,27 54,73 59 -0,37% 1640,45 16,50 0,33 K58
0,00 3,32 54,68 58 -0,37% 1654,95 14,50 0,29 K59
0,00 2,37 54,63 57 -0,37% 1668,45 13,50 0,27 K60
0,00 1,43 54,57 56 -0,37% 1685,15 16,70 0,334 K61
0,00 0,52 54,48 55 -0,37% 1707,15 22,00 0,44 K62
0,00 0,85 54,15 55 -0,37% 1798,38 91,23 1,8245 K63
0,00 2,00 54,00 56 -0,37% 1838,88 40,50 0,81 K64
0,00 3,08 53,92 57 -0,37% 1860,88 22,00 0,44 K65
0,00 4,15 53,85 58 -0,37% 1878,88 18,00 0,36 K66
0,00 5,21 53,79 59 -0,37% 1895,88 17,00 0,34 K67
0,00 6,26 53,74 60 -0,37% 1910,38 14,50 0,29 K68
0,00 7,34 53,66 61 -0,37% 1930,58 20,20 0,404 K69
0,00 7,56 53,44 61 -0,37% 1991,08 60,50 1,21 K70
0,00 6,64 53,36 60 -0,37% 2010,93 19,85 0,397 K71
0,00 5,69 53,31 59 -0,37% 2026,93 16,00 0,32 K72
0,00 4,75 53,25 58 -0,37% 2041,13 14,20 0,284 K73
0,00 3,79 53,21 57 -0,37% 2053,63 12,50 0,25 K74
0,00 2,83 53,17 56 -0,37% 2064,88 11,25 0,225 K75
0,00 1,88 53,12 55 -0,37% 2076,38 11,50 0,23 K76
0,00 0,92 53,08 54 -0,37% 2088,58 12,20 0,244 K77
0,03 0,00 53,03 53 -0,37% 2102,08 13,50 0,27 K78
1,22 0,00 53,22 52 1,18% 2118,08 16,00 0,32 K79 X

Syauwalul Rizqi
1804101010049
30
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

2,45 0,00 53,45 51 1,18% 2138,08 20,00 0,4 K80 8,505


3,17 0,00 54,17 51 1,18% 2199,08 61,00 1,22 K81
2,55 0,00 54,55 52 1,18% 2231,58 32,50 0,65 K82
1,84 0,00 54,84 53 1,18% 2256,08 24,50 0,49 K83
1,07 0,00 55,07 54 1,18% 2275,58 19,50 0,39 K84
0,30 0,00 55,30 55 1,18% 2294,83 19,25 0,385 K85
0,00 0,46 55,54 56 1,18% 2314,83 20,00 0,4 K86
0,65 0,00 57,65 57 1,18% 2493,83 179,00 3,58 K87
0,04 0,00 58,04 58 1,18% 2527,33 33,50 0,67 K88
0,00 0,29 58,71 59 2,61% 2552,83 25,50 0,51 K89 PI3
1,32 0,00 60,32 59 2,61% 2614,83 62,00 1,24 K90 6,126
3,86 0,00 62,86 59 2,61% 2711,83 97,00 1,94 K91
3,45 0,00 63,45 60 2,61% 2734,33 22,50 0,45 K92
2,97 0,00 63,97 61 2,61% 2754,33 20,00 0,4 K93
2,44 0,00 64,44 62 2,61% 2772,33 18,00 0,36 K94
1,86 0,00 64,86 63 2,61% 2788,58 16,25 0,325 K95
1,24 0,00 65,24 64 2,61% 2803,23 14,65 0,293 K96
0,63 0,00 65,63 65 2,61% 2818,13 14,90 0,298 K97
0,04 0,00 66,04 66 2,61% 2831,057 15,50 0,31 K98
43,15 224,94 Total
0,44 2,27 Rata - Rata

Syauwalul Rizqi
1804101010049
31
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

BAB IV

PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL

4. 1 Alinyemen Horizontal
Direncanakan pembuatan jalan kelas II untuk jalan baru. Dimensi
geometrik yang digunakan berdasarkan soal yang diberikan dan mangaju pada
Peraturan Perencanaan jalan Raya (PPGR) No. 13 tahun 2014 standar geometrik
adalah sebagai berikut :
 Klafikasi Jalan : Kelas II
 Kecepatan Rencana : 60 km/jam
 Lebar perkerasan : 2 x 3,50 m
 Lebar Bahu jalan : 2 x 1,5 m
 Miring Melintang Jalan (Transversal) : 2% - 10%
 Miring Melintang Bahu Jalan : 4%
 Miring memanjang jalan (longitudinal) maksimal : 10%
 Kemiringan Talud :1:2
 Tebal Galian Maksimum :8m
 Tebal Timbunan Maksimum :4m

Pada trase jalan yang direncanakan terdapat tiga tikungan horizontal yaitu:
1) Lengkung horizontal PI1 = 8,715˚ ≤ 20° → F-C
2) Lengkung horizontal PI2 = 10,471˚ ≤ 20° → F-C
3) Lengkung horizontal PI3 = 51,155˚ ≥ 20° → S-C-S

Perhitungan Alinyemen Horizontal :


4.2 Lengkung Horizontal PI1 (F-C)
4.2.1 Komponen Tikungan
Direncanakan bentuk tikungan Full Circle (FC). Perencanaan data
lengkung horizontal diperoleh berdasarkan tabel 4.7. Dasar-dasar Perencanaan
Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) :
39

Syauwalul Rizqi
1804101010049
32
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

β = 8,715˚
V = 60 Km/Jam
Direncanakan jari-jari Rc = 716 m
Dari lampiran Tabel. 4.7 dengan trial and error, panjang lengkung
peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (Metode Bina Marga)
diperoleh:
e = 0,029 dan Ls = 50 m
Maka,
1
Tc = Rc x tan β
2
Tc = 716 x tan (1/2)*8,715˚
Tc = 54,559 m

1
Ec = Tc tan β
4
Ec = 54,559 x tan (1/4)*8,715˚
Ec = 2,076 m

Lc = 0,01745 x β x Rc
Lc = 0,01745 x 8,715˚ x 716
Lc = 108,886 m

Superelevasi untuk Tc adalah :


3
Ls
4 (x +2)
=
Ls (2 , 9+2)
3
Ls
4 (x +2)
=
Ls (2 , 9+2)
X = 1,675%

Data lengkung dari lengkung horizontal berbentuk F-C di atas adalah :


V = 60 km/jam

Syauwalul Rizqi
1804101010049
33
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

β = 8,715˚
Rc = 716 m
e = 0,029
Ls = 50 m
Tc = 54,559 m
Ec = 2,076 m
Lc = 108,886 m

( e normal+ e maks) × Lebar jalan


Landai relatif =
Ls
( 0 , 02+ 0,029 ) × 3 , 5
Landai relatif = =0 , 00 34
50

Keterangan :
Rc = Jari-jari lengkung rencana (m)
β = Sudut tangent yang diukur dari gambar trase.
Ec = Busur lingkaran lengkung circle
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
Tc = Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran
(circle)
e = Superelevasi
Ls = Panjang lengkung peralihan (m)
Lc = Panjang lengkung circle (panjang busur lingkaran) (m)
Ec = Busur lingkaran lengkung circle

Syauwalul Rizqi
1804101010049
34
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 4.1 : Lengkung Horizontal PI1

Gambar 4.2 : Diagram Superelevasi PI1

Syauwalul Rizqi
1804101010049
35
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 4.3 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI1

4.2.2 STA di Tikungan PI1


STA S = 0,000 m
STA PI1 = STA A + d(S-PI1) = 0,000 + 670,651 = 0 + 670,651 m
STA TC1 = STA PI1 - TC = 670,651 – 54,559 = 0 + 616,093 m
STA CT1 = STA TC1 + LC = 616,093 + 108,886 = 0 + 724,979 m

4.3 Lengkung Horizontal PI2 (F-C)


4.3.1 Komponen Tikungan
Direncanakan bentuk tikungan Full Circle (FC). Perencanaan data
lengkung horizontal diperoleh berdasarkan tabel 4.7. Dasar-dasar Perencanaan
Geometrik Jalan (Silvia Sukirman) :
β = 10,471˚
V = 60 Km/Jam
Direncanakan jari-jari Rc = 716 m
Dari lampiran Tabel. 4.7 dengan trial and error, panjang lengkung
peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (Metode Bina Marga)
diperoleh:
e = 0,029 dan Ls = 50 m
Maka,
1
Tc = Rc x tan β
2
Tc = 716 x tan (1/2)*10,471˚
Tc = 65,612 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
36
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

1
Ec = Tc tan β
4
Ec = 65,612 x tan (1/4)*10,471˚
Ec = 3,000 m

Lc = 0,01745 x β x Rc
Lc = 0,01745 x 10,471˚ x 716
Lc = 130,833 m

Superelevasi untuk Tc adalah :


3
Ls
4 (x +2)
=
Ls (2 , 9+2)
3
Ls
4 (x +2)
=
Ls (2 , 9+2)
X = 1,675%

Data lengkung dari lengkung horizontal berbentuk F-C di atas adalah :


V = 60 km/jam
β = 10,471˚
Rc = 716 m
e = 0,029
Ls = 50 m
Tc = 65,612 m
Ec = 3,000 m
Lc = 130,833 m

( e normal+ e maks) × Lebar jalan


Landai relatif =
Ls
( 0 , 02+ 0,029 ) × 3 , 5
Landai relatif = =0 , 00 34
50

Syauwalul Rizqi
1804101010049
37
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Keterangan :
Rc = Jari-jari lengkung rencana (m)
β = Sudut tangent yang diukur dari gambar trase.
Ec = Busur lingkaran lengkung circle
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
Tc = Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran
(circle)
e = Superelevasi
Ls = Panjang lengkung peralihan (m)
Lc = Panjang lengkung circle (panjang busur lingkaran) (m)
Ec = Busur lingkaran lengkung circle

Syauwalul Rizqi
1804101010049
38
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 4.4 : Lengkung Horizontal PI2

Gambar 4.5 : Diagram SuperelevasI PI2

Gambar 4.6 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI2

4.3.2 STA di Tikungan PI2


STA PI2 = STA PI1 + d(PI1-PI2) = 670,651+344,449 = 1 + 015,100 m
STA TC2 = STA PI2 - TC = 1015,100 – 65,612 = 0 + 949,489 m
STA CT2 = STA TC2 + LC = 949,489 + 130,833 = 1 + 080,322 m

4. 4 Lengkung Horizontal PI3 (S-C-S)


4.4.1 Komponen Tikungan
Menggunakan lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan
(Spiral–Lingkaran–Spiral) :
β = 51,155˚

Syauwalul Rizqi
1804101010049
39
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

V = 60 Km/Jam
Direncanakan jari-jari Rc = 159 m
Dari lampiran Tabel. 4.7 dengan trial and error, panjang lengkung
peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (Metode Bina Marga)
diperoleh:
e = 0,091 dan Ls = 50 m

a. Besar sudut spiral


Ls x 90
θ S= =9,009 °
π x 159

b. Besar pusat busur lingkaran


θc=β−2 θs
= 51,155° − (2 x 9,009°)
= 33,137°

c. Panjang lengkung circle


θc
Lc = × 2× π × Rc
360
33,137
¿ × 2× π ×159=91,959 m(¿ 20 m)
360
Maka,
L = Lc + 2 Ls
= 91,959 + (2 x 50)
= 191,959 m

Ls2
= −Rc (1−cosθs )
P 6Rc
2
50
P = −159 ( 1−cos ( 9,009 ) )
6 ×159
= 0,659 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
40
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Ls3
=Ls− −Rc sin θs
k 40Rc2
3
50
=50− 2
−159 sin 9,009
40 x 159
= 24,979 m

Ts = (Rc + P) tg ½ β + k
= (159 + 0,659) tg ½51,155˚ + 24,979
= 101,398 m
Es = (Rc + p) sec ½ β - Rc
= (159 + 0,659) sec ½51,155˚ – 159
= 18,005 m

Kontrol :
L< 2 Ts
191,959 m < (2 x 101,398) m
191,959 m < 202,796 m ……………………(OK)

Data lengkung dari lengkung horizontal berbentuk S-C-S di atas adalah :


V = 60 km/jam
β = 51,155˚
Rc = 159 m
e = 0,091
Ls = 50 m
Lc = 91,959 m
L = 191,959 m
p = 0,659 m
k = 24,979 m
Ts = 101,398 m
θs = 9,009˚
θc = 33,137o

Syauwalul Rizqi
1804101010049
41
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Es = 18,005 m

( e normal+ e maks) × Lebar jalan


Landai relatif =
Ls
( 0 , 02+ 0,091 ) × 3 ,5
Landai relatif = =0 , 0078
50

Keterangan :
- θs : Besar sudut lengkung spiral
- θc : Besar sudut pusat busur lingkaran
- p : Koordinat sembarang pada lengkung spiral
- k : Koordinat sembarang pada lengkung spiral
- Ts : Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran
(spiral)
- Es : Busur lingkaran

Gambar 4.7 : Lengkung Horizontal PI3

Syauwalul Rizqi
1804101010049
42
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 4.8 : Diagram Superelevasi PI3

Gambar 4.9 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal C3

4.4.2 STA di Tikungan PI3


STA PI3 = STA PI2 + d(PI2-PI3) = 1015,100 + 1085,301= 2 + 100,042 m
STA TS3 = STA PI3 – TS = 2100,402 – 101,398 = 1 + 999,004 m
STA SC3 = STA TS3 + LS = 1999,004 + 50 = 2 + 049,004 m
STA CS3 = STA SC3 + LC = 2049,004 – 91,959 = 2 + 140,962 m
STA ST3 = STA CS3 + LS = 1240,962 + 50 = 2 + 190,962 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
43
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

BAB V
PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

5.1 Perencanaan Alinyemen Vertikal


Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang lain dilakukan dengan
menggunakan lengkung vertikal. Lengkung vertikal tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehinggga memenuhi keamanan dan kenyamanan drainase.
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen) adalah:
1. Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.
2. Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.
Dalam perencanaan alinyemen vertikal, diperoleh satu buah lengkung
vertikal cekung dan dua buah lengkung vertikal cembung.

5.2 Perhitungan Lengkung Vertikal


5.2.1 Lengkung Vertikal Cembung PPV I (PI1)

Elevasi PPV1 = 54 meter


g1(Kemiringan) = 2,83 %
g2 (Kemiringan) = 0,87 %

Perbedaan aljabar landai , A = g1 – g2


= (2,83 %) – (0,87 %) = 1,962 %
Dari Gambar 5.1 halaman 34 buku “Perencanaan Trase Jalan Raya” (Lampiran
5.1), dengan nilai A = 1,962 % dan V = 60 km/jam diperoleh Lv = 40 m, diambil
Lv = 40 m.
A×Lv 1,962 ×40
= =¿
Ev = 800 800 0,0981 m

STA PPV1 = STA 0 + 671,550


= 0 + 671,550

Syauwalul Rizqi
1804101010049
44
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

STA PLV1 = PPV – ½ LV


= (0 + 671,550) – ½ (40)
= 0 + 651,550
STA PTV1 = PPV + ½.Lv
= (0 + 671,550) + ½ (40)
= 0 + 691,550

Dari variabel – variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal cembung I,


seperti Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Lengkung Vertikal PPV1

5.2.2 Lengkung Vertikal Cembung PPV II (PI2)

Elevasi PPV2 = 57 meter


g1(Kemiringan) = 0,87 %
g2 (Kemiringan) = -0,37 %

Perbedaan aljabar landai , A = l g1 – g2 l


= (0,87%) – (-0,37 %) = 1,24 %
Dari Gambar 5.1 halaman 34 buku “Perencanaan Trase Jalan Raya” (Lampiran
5.1), dengan nilai A = 1,24 % dan V = 60 km/jam diperoleh Lv = 40 m, diambil
Lv = 40 m.
A×Lv 0,194 × 40
= =¿
Ev = 800 800 0,0620 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
45
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

STA PPV2 = 671,550 + 344,950


= 1 + 016,500
STA PLV2 = PPV – ½ LV
= (1 + 016,500) – ½ (40)
= 996,500
STA PTV2 = PPV + ½.Lv
= (1 + 016,500) + ½ (40)
= 1 + 036,500

Dari variabel – variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal cembung II,
seperti Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Lengkung Vertikal PPV2

5.2.3 Lengkung Vertikal Cekung PPV III (PI3)

Elevasi PPV3 = 53 meter


g1(Kemiringan) = -0,37 %
g2 (Kemiringan) = 1,18 %

Perbedaan aljabar landai , A = l g1 – g2 l


= (-0,37%) – (1,18 %) = 1,547 %
Dari Gambar 5.1 halaman 34 buku “Perencanaan Trase Jalan Raya” (Lampiran
5.1), dengan nilai A = 1,547 % dan V = 60 km/jam diperoleh Lv = 40 m, diambil
Lv = 40 m.
A×Lv 1,547 ×40
= =¿
Ev = 800 800 0,0773 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
46
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

STA PPV3 = 1016,500 + 1085,301


= 2 + 102,075
STA PLV3 = PPV – ½ LV
= (2 + 102,075) – ½ (40)
= 2 + 082,075
STA PTV3 = PPV + ½.Lv
= (2 + 102,075) + ½ (40)
= 2 + 122,075

Dari variabel – variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal cekung I,


seperti Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Lengkung Vertikal PPV3

5.2.4 Lengkung Vertikal Cekung PPV IV (PI4)

Elevasi PPV4 = 58 meter


g1(Kemiringan) = 1,18 %
g2 (Kemiringan) = 2,61 %

Perbedaan aljabar landai , A = l g1 – g2 l


= (1,18%) – (2,61 %) = 1,433 %
Dari Gambar 5.1 halaman 34 buku “Perencanaan Trase Jalan Raya” (Lampiran
5.1), dengan nilai A = 1,433 % dan V = 60 km/jam diperoleh Lv = 40 m, diambil
Lv = 40 m.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
47
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

A×Lv 1,433 ×40


= =¿
Ev = 800 800 0,0716 m

STA PPV4 = 2102,075 + 424,304


= 2 + 527,325
STA PLV4 = PPV – ½ LV
= (2 + 527,325) – ½ (40)
= 2 + 507,325
STA PTV4 = PPV + ½.Lv
= (2 + 527,325) + ½ (40)
= 2 + 547,325

Dari variabel – variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal cekung II,
seperti Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Lengkung Vertikal PPV4

5.3 Perhitungan Jarak Pandangan


Jarak pandangan pada lengkung vertikal dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus-rumus yang diuraikan pada sub bab 2.4.2. Dalam
perencanaan jalan ini, dari sketsa jalan diperoleh dua lengkung vertikal cembung.
Oleh karena itu, perhitungan jarak pandangan dihitung berdasarkan jenis
lengkung.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
48
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

5.3.1 Lengkung Vertikal Cembung PI1


5.3.1.1 Jarak Pandangan Henti
Jarak pandangan henti dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L= 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
399

S=
√ 399 xL
A

S=
√ 399 x 40
1,962
S=90 ,19 m (S < L)  tidak memenuhi

Maka direncanakan S > L:


399
L=2 S−
A
399
2S = +L
A
399+( AxL)
S=
2A
399+(1,962 × 40)
S=
2 ×1,962
S = 121,68 m (S > L)  memenuhi

5.3.1.2 Jarak Pandangan Menyiap


Jarak pandangan menyiap dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini. Direncanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
960

S=
√ 960 x L
A

S=
√ 960 x 40
1,962

Syauwalul Rizqi
1804101010049
49
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

S=139 ,90 m (S < L)  Tidak Memenuhi

Maka direncanakan S > L:


960
L=2 S−
A
960
2 S= +L
A
960+( A × L)
S=
2A
960+(1,962 × 40)
S=
2× 1,962
S=264 , 63 m (S > L)  memenuhi

5.3.2 Lengkung Vertikal Cembung PI2


5.3.2.1 Jarak Pandangan Henti
Jarak pandangan henti dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L= 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
399

S=
√ 399 xL
A

S=
√ 399 x 40
1,240
S=113 , 47 m (S < L)  tidak memenuhi

Maka direncanakan S > L:


399
L=2 S−
A
399
2S = +L
A
399+( AxL)
S=
2A

Syauwalul Rizqi
1804101010049
50
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

399+(1,240 × 40)
S=
2 ×1,240
S = 180,95 m (S > L)  memenuhi
5.3.2.2 Jarak Pandangan Menyiap
Jarak pandangan menyiap dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini. Direncanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
960

S=
√ 960 x L
A

S=
√ 960 x 40
1,240
S=176 , 01m (S < L)  Tidak Memenuhi

Maka direncanakan S > L:


960
L=2 S−
A
960
2 S= +L
A
960+( A × L)
S=
2A
960+(1,240 × 40)
S=
2× 1,240
S=407 , 25 m (S > L)  memenuhi

5.3.3 Lengkung Vertikal Cekung PI3


5.3.3.1 Jarak Pandangan Henti
Jarak pandangan henti dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L= 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
3480

S=
√ 3480 xL
A

Syauwalul Rizqi
1804101010049
51
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

S=
√ 3480 x 40
1,547
S=299,971m (S < L)  tidak memenuhi

Maka direncanakan S > L:


399
L=2 S−
A
399
2S = +L
A
3480+( AxL)
S=
2A
3480+(1,547 × 40)
S=
2 ×1,547
S = 1144,785 m (S > L)  memenuhi

5.3.3.2 Jarak Pandangan Menyiap


Jarak pandangan menyiap dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini. Direncanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
960

S=
√ 960 x L
A

S=
√ 960 x 40
1,547
S=157 ,55 m (S < L)  Tidak Memenuhi

Maka direncanakan S > L:


960
L=2 S−
A
960
2 S= +L
A
960+( A × L)
S=
2A

Syauwalul Rizqi
1804101010049
52
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

960+(1,547 × 40)
S=
2× 1,547
S=330 ,29 m (S > L)  memenuhi

5.3.4 Lengkung Vertikal Cekung PI4


5.3.4.1 Jarak Pandangan Henti
Jarak pandangan henti dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini, dengan perencanaan S < L (L = 40 m) atau S > L (L= 40 m). Di
rencanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:
2
A×S
L=
3480

S=
√ 3480 xL
A

S=
√ 3480 x 40
1,433
S=311,674m (S < L)  tidak memenuhi

Maka direncanakan S > L:


399
L=2 S−
A
399
2S = +L
A
3480+( AxL)
S=
2A
3480+(1,433 × 40)
S=
2 ×1,433
S = 1234,260 m (S > L)  memenuhi

5.3.4.2 Jarak Pandangan Menyiap


Jarak pandangan menyiap dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
dibawah ini. Direncanakan S < L maka, perhitungan sebagai berikut:

Syauwalul Rizqi
1804101010049
53
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

2
A×S
L=
960

S=
√ 960 x L
A

S=
√ 960 x 40
1,433
S=163 ,70 m (S < L)  Tidak Memenuhi

Maka direncanakan S > L:


960
L=2 S−
A
960
2 S= +L
A
960+( A × L)
S=
2A
960+(1,433 × 40)
S=
2× 1,433
S=354 , 97 m (S > L)  memenuhi

Syauwalul Rizqi
1804101010049
54
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

BAB VI
PERHITUNGAN GALIAN (CUT) DAN TIMBUNAN (FILL)

Dari sketsa jalan yang telah ditentukan pada peta topografi, dapat dilihat
bagian timbunan maupun galian. Tampang galian dan timbunan dapat dihitung
dengan menentukan tampang melintang jalan. Pada bagian jalan yang terletak
pada bagian galian, bagian yang bersambung dapat dihitung volumenya secara
menyeluruh. Apabila diantara dua luas tampang tertentu, maka harus dihitung luas
tampang melintang rata-rata dan dikalikan jarak antara dua tampang yang
bersangkutan.
Lain halnya bila pias yang dihitung antara dua tampang yang berbeda,
yang satu galian dan yang lain timbunan. Maka harus dihitung titik potong muka
tanah dengan permukaan jalan, atau batas antara galian dan timbunan tersebut
seperti:

Gambar 6.1 Perhitungan Pias jika Terdapat Galian dan Timbunan

a:b = (L – x) : x
ax =b.L–b.x
ax + bx = b . L
(a + b)x = b . L
b×L
x = a+b

Syauwalul Rizqi
1804101010049
55
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Dengan demikian dapat diketahui panjang bagian galian maupun


timbunan, sehingga volumenya dapat dihitung. Tampang melintang jalan normal
adalah sebagai berikut:

Gambar 6.2 Penampang Jalan Normal

Dimana lebar perkerasan jalan 2 ¿ 3,5 m dengan kemiringan melintang


2% dan bahu jalan 2 ¿ 1,5 m dengan kemiringan melintangnya 4%. Dimensi
saluran drainase direncanakan dengan talud 1 : 2, b = 50 cm dan h = 100 cm.

6.1 Perhitungan Luas Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)


6.1.1 STA 0+000 (Titik S)

Gambar 6.3 Penampang Jalan Pada STA 0+000

Perhitungan luas per pias dilakukan menggunakan rumus :


a ×t
Luas segitiga=
2

Luas trapesium= ( a+2 b ) ×t


Galian : Timbunan :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
56
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 0,41075 m2 VI = 0,0525 m2
II = 0,6525 m2 VII = 0,0375 m2
III = 0,39425 m2 XI = 0,001204 m2
IV = 0,3375 m2 Total Timbunan = 0,091204 m2
V = 0,2975 m2
VIII = 0,24075 m2
IX = 0,4775 m2
X = 0,2204616 m2
Total Galian = 3,0312116 m2

6.1.2 STA 0+100

Gambar 6.4 Penampang Jalan Pada STA 0+100

Galian :
I = 1,4943 m2 VI = 7,532 m2
II = 1,736 m2 VII = 3,213 m2
III = 1,47775 m2 VIII = 1,31925 m2
IV = 3,588 m2 IX = 1,561 m2
V = 7,882 m2 X = 1,30275 m2
Total Galian = 31,10605 m2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
57
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.3 STA 0+200

Gambar 6.5 Penampang Jalan Pada STA 0+200

Galian :
I = 2,982 m2 VI = 18,354 m2
II = 3,2636 m2 VII = 7,911 m2
III = 2,982 m2 VIII = 2,8953 m2
IV = 8,1135 m2 IX = 3,1405 m2
V = 18,529 m2 X = 2,8888 m2
Total Galian = 71,0597 m2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
58
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.4 STA 0+300

Gambar 6.6 Penampang Jalan Pada STA 0+300

Galian :
I = 3,743 m2 VI = 23,751 m2
II = 3,998 m2 VII = 10,1865 m2
III = 3,743 m2 VIII = 3,653 m2
IV = 10,4614 m2 IX = 3,898 m2
V = 24,101 m2 X = 3,643 m2
Total Galian = 91,1779 m2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
59
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.5 STA 0+400

Gambar 6.7 Penampang Jalan Pada STA 0+400

Galian :
I = 2,5756 m2 VI = 14,3605 m2
II = 2,8237 m2 VII = 6,027 m2
III = 2,5573 m2 VIII = 2,2405 m2
IV = 6,777 m2 IX = 2,4737 m2
V = 15,0605 m2 X = 2,2073 m2
Total Galian = 57,1031

6.1.6 STA 0+500

Gambar 6.8 Penampang Jalan Pada STA 0+500

Galian :
I = 1,0687 m2 VI = 4,1825 m2
II = 1,3072 m2 VII = 1,74 m2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
60
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

III = 1,0408 m2 VIII = 0,824 m2


IV = 2,2658 m2 IX = 1,0572 m2
V = 4,7075 m2 X = 0,7908 m2
Total Galian = 18,9845 m2

6.1.7 STA 0+600

Gambar 6.9 Penampang Jalan Pada STA 0+600

Galian :
I = 0,9318 m2 VI = 4,6445 m2
II = 1,1832 m2 VII = 2,0655 m2
III = 0,935 m2 VIII = 0,949 m2
IV = 2,0655 m2 IX = 1,1975 m2
V = 4,592 m2 X = 0,9468 m2
Total Galian = 19,5108 m2

6.1.8 STA 0+616,093

Gambar 6.10 Penampang Jalan Pada STA 0+616,093

Galian :
I = 0,803 m2 VI = 3,7485 m2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
61
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

II = 1,0545 m2 VII = 1,674 m2


III = 0,807 m2 VIII = 0,822 m2
IV = 1,6365 m2 IX = 1,0702 m2
V = 3,696 m2 X = 0,8188 m2
Total Galian = 16,1305 m2

6.1.9 STA 0+670,651

Gambar 6.11 Penampang Jalan Pada STA 0+670,652

Galian : Timbunan :
II = 0,1764 m2 I = 0,0071 m2
III = 0,4275 m2 V = 0,0037 m2
IV = 0,1894 m2 VI = 0,186 m2
IX = 0,2299 m2 VII = 0,315 m2
X = 0,3375 m2 VIII = 0,0199 m2
XI = 0,3943 m2
XII = 0,6525 m2
XIII = 0,4108 m2
Total Galian = 2,8183 m2 Total Timbunan = 0,5317 m2

6.1.10 STA 0+724,979

Gambar 6.12 Penampang Jalan Pada STA 0+724,979

Syauwalul Rizqi
1804101010049
62
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Galian :
I = 0,9825 m2 VI = 5,642 m2
II = 1,2407 m2 VII = 2,628 m2
III = 0,9993 m2 VIII = 1,1575 m2
IV = 2,253 m2 IX = 1,4157 m2
V = 5,292 m2 X = 1,1743 m2
Total Galian = 22,785 m2
6.1.11 STA 0+800

Gambar 6.13 Penampang Jalan Pada STA 0+800


Galian :
I = 1,9308 VI = 12,453
II = 2,1892 VII = 5,547
III = 1,9475 VIII = 2,1308
IV = 5,097 IX = 2,3892
V = 12,0155 X = 2,1475
Total Galian = 47,8475

Syauwalul Rizqi
1804101010049
63
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.12 STA 0+900

Gambar 6.14 Penampang Jalan Pada STA 0+900

Galian :
I = 1,8245 VI = 12,2045
II = 2,0912 VII = 5,4405
III = 1,8578 VIII = 2,0953
IV = 4,9155 IX = 2,3537
V = 11,767 X = 2,112
Total Galian = 46,662

6.1.13 STA 0+949,489

Gambar 6.15 Penampang Jalan Pada STA 0+949,489

Galian :
I = 1,013 VI = 5,796
II = 1,268 VII = 2,679

Syauwalul Rizqi
1804101010049
64
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

III = 1,023 VIII = 1,1715


IV = 2,319 IX = 1,4332
V = 5,446 X = 1,1948
Total Galian = 23,3435
6.1.14 STA 1+015,100

Gambar 6.16 Penampang Jalan Pada STA 1+015,100

Galian :
I = 0,2925 VI = 0,735
II = 0,5475 VII = 0,5625
III = 0,3025 VIII = 0,4693
IV = 0,135 IX = 0,7275
V = 0,2975 X = 0,4858
Total Galian = 4,5551

6.1.15 STA 1+080,322

Gambar 6.17 Penampang Jalan Pada STA 1+080,322


Galian :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
65
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 1,4893 VI = 9,1875
II = 1,7477 VII = 4,1475
III = 1,506 VIII = 1,6643
IV = 3,7725 IX = 1,9227
V = 8,8375 X = 1,681
Total Galian = 35,956

6.1.16 STA 1+100

Gambar 6.18 Penampang Jalan Pada STA 1+100

Galian :
I = 1,9715 VI = 12,243
II = 2,2215 VII = 5,457
III = 1,9715 VIII = 2,1008
IV = 5,1195 IX = 2,359
V = 11,893 X = 2,1173
Total Galian = 47,4541

Syauwalul Rizqi
1804101010049
66
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.17 STA 1+200

Gambar 6.19 Penampang Jalan Pada STA 1+200

Galian : Timbunan :
II = 0,0242 I = 0,1187
III = 0,1555 V = 0,1183
IV = 0,0242 VI = 1,0785
XI = 0,0242 VII = 2,744
XII = 0,1555 VIII = 2,744
XIII = 0,0242 IX = 1,0785
X = 0,1183
XIV = 0,1187
Total Galian = 0,4078 Total Timbunan = 8,119

6.1.18 STA 1+300

Gambar 6.20 Penampang Jalan Pada STA 1+300

Timbunan :
I = 1,1618 VI = 7,9275
II = 0,885 VII = 3,0375
III = 1,1083 VIII = 0,7308
IV = 3,9525 IX = 0,4725
V = 8,8025 X = 0,7143
Total Timbunan = 28,7927

Syauwalul Rizqi
1804101010049
67
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.19 STA 1+400

Gambar 6.21 Penampang Jalan Pada STA 1+400

Galian :
I = 0,6703 VI = 2,2015
II = 0,9117 VII = 0,9885
III = 0,6535 VIII = 0,5853
IV = 1,116 IX = 0,8267
V = 2,289 X = 0,5685
Total Galian = 10,811

6.1.20 STA 1+500

Gambar 6.22 Penampang Jalan Pada STA 1+500

Galian :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
68
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 3,8628 VI = 26,327
II = 4,121 VII = 11,568
III = 3,8793 VIII = 4,1378
IV = 10,893 IX = 4,396
V = 25,627 X = 4,1543
Total Galian = 98,9662

6.1.21 STA 1+600

Gambar 6.23 Penampang Jalan Pada STA 1+600

Galian :
I = 3,047 VI = 22,106
II = 3,3052 VII = 9,909
III = 3,0638 VIII = 3,6013
IV = 8,5215 IX = 3,8677
V = 20,706 X = 3,6345
Total Galian = 81,762
6.1.22 STA 1+700

Syauwalul Rizqi
1804101010049
69
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 6.24 Penampang Jalan Pada STA 1+700

Galian :
I = 0,7148 VI = 3,2673
II = 0,9712 VII = 1,797
III = 0,728 VIII = 0,8805
IV = 1,4295 IX = 1,1387
V = 2,9173 X = 0,8973
Total Galian = 14,7416

6.1.23 STA 1+800

Gambar 6.25 Penampang Jalan Pada STA 1+800

Galian :
I = 0,823 VI = 4,207
II = 1,078 VII = 2,199
III = 0,833 VIII = 1,0148
IV = 1,749 IX = 1,2732
V = 3,7695 X = 1,0315
Total Galian = 17,978

Syauwalul Rizqi
1804101010049
70
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.24 STA 1+900

Gambar 6.26 Penampang Jalan Pada STA 1+900

Galian :
I = 3,0498 VI = 20,111
II = 3,3082 VII = 8,784
III = 3,0665 VIII = 3,2248
IV = 8,454 IX = 3,4832
V = 19,761 X = 3,2415
Total Galian = 76,484

Syauwalul Rizqi
1804101010049
71
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.25 STA 2+000

Gambar 6.27 Penampang Jalan Pada STA 2+000

Galian :
I = 3,88 VI = 25,0775
II = 4,13 VII = 10,845
III = 3,88 VIII = 3,88
IV = 10,845 IX = 4,13
V = 25,0775 X = 3,88
Total Galian = 95,625
6.1.26 STA 2+049,004

Gambar 6.28 Penampang Jalan Pada STA 2+049,004


Galian :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
72
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 2,447 VI = 14,9975
II = 2,702 VII = 6,756
III = 2,4563 VIII = 2,5278
IV = 6,6037 IX = 2,7845
V = 14,875 X = 2,5413
Total Galian = 58,6911

6.1.27 STA 2+100,402

Gambar 6.29 Penampang Jalan Pada STA 2+100,402

Galian :
I = 0,4933 VI = 1,4315
II = 0,7517 VII = 1,0095
III = 0,51 VIII = 0,6183
IV = 0,762 IX = 0,8767
V = 1,204 X = 0,635
Total Galian = 8,292

6.1.28 STA 2+140,962

Gambar 6.30 Penampang Jalan Pada STA 2+140,962


Timbunan :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
73
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 1,1205 VI = 9,3397
II = 0,8622 VII = 3,5685
III = 1,1038 VIII = 0,8913
IV = 4,056 IX = 0,6247
V = 9,7772 X = 0,858
Total Timbunan = 32,2019

6.1.29 STA 2+200

Gambar 6.31 Penampang Jalan Pada STA 2+200

Timbunan :
I = 1,122 VI = 9,5865
II = 0,872 VII = 4,011
III = 1,122 VIII = 1,072
IV = 4,161 IX = 0,822
V = 9,7615 X = 1,072
Total Timbunan = 33,602

6.1.30 STA 2+300

Gambar 6.32 Penampang Jalan Pada STA 2+300


Galian :

Syauwalul Rizqi
1804101010049
74
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

I = 0,639 VI = 2,3905
II = 0,889 VII = 1,122
III = 0,639 VIII = 0,639
IV = 1,122 IX = 0,889
V = 2,3905 X = 0,639
Total Galian = 11,359

6.1.31 STA 2+400

Gambar 6.33 Penampang Jalan Pada STA 2+400

Galian :
I = 0,404 VI = 1,855
II = 0,6622 VII = 1,08
III = 0,4208 VIII = 0,654
IV = 0,5175 IX = 0,9122
V = 1,33 X = 0,6708
Total Galian = 8,5065

6.1.32 STA 2+500

Gambar 6.34 Penampang Jalan Pada STA 2+500

Galian : Timbunan :
II = 0,1001 I = 0,0353
III = 0,323 V = 0,0275
IV = 0,1088 VI = 0,501

Syauwalul Rizqi
1804101010049
75
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

IX = 0,0241 VII = 0,959


X = 0,2115 VIII = 0,2831
XI = 0,3648
XII = 0,623
XIII = 0,3813
Total Galian = 2,1366 Total Timbunan = 1,8059

6.1.33 STA 2+600

Gambar 6.35 Penampang Jalan Pada STA 2+600

Galian : Timbunan :
IX = 0,0073 I = 0,466
X = 0,1047 II = 0,2077
XI = 0,0158 III = 0,4493
IV = 2,0925
V = 4,76
VI = 4,235
VII = 1,4925
VIII = 0,1852
XII = 0,1276
Total Galian = 0,1278 Total Timbunan = 14,0158

Syauwalul Rizqi
1804101010049
76
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

6.1.34 STA 2+700

Gambar 6.36 Penampang Jalan Pada STA 2+700

Timbunan :
I = 1,7925 VI = 12,7645
II = 1,5257 VII = 5,223
III = 1,7593 VIII = 1,4425
IV = 5,973 IX = 1,1757
V = 13,4645 X = 1,4093
Total Timbunan = 46,53

6.1.35 STA 2+800

Gambar 6.37 Penampang Jalan Pada STA 2+800

Galian : Timbunan :
IX = 0,1255 I = 0,2983
X = 0,3685 II = 0,0315
XI = 0,147 III = 0,2648
IV = 1,4895
V = 3,003
VI = 2,128

Syauwalul Rizqi
1804101010049
77
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

VII = 0,5895
VIII = 0,0237
XII = 0,0117
Total Galian = 0,641 Total Timbunan = 7,84

6.1.36 STA 2+831,057

Gambar 6.38 Penampang Jalan Pada STA 2+831,057

Galian : Timbunan :
II = 0,0276 m2 I = 0,1228 m2
III = 0,188 m2 V = 0,0736 m2
IV = 0,0448 m2 VI = 0,756 m2
X = 0,0271 m2 VII = 1,4665 m2
XI = 0,2963 m2 VIII = 0,7665 m2
XII = 0,563 m2 IX = 0,0331 m2
XIII = 0,3298 m2
Total Galian = 1,4766 m2 Total Timbunan = 3,2185 m2

6.2 Perhitungan Volume Galian (cut) dan Timbunan (fill)


Untuk mendapatkan volume antara dua penampang, dapat ditempuh
dengan menggunakan rumus berikut:
Luas tampang 1+Luas tampang 2
× jarak
2
V=

Dimana jarak adalah x pada gambar di bawah ini:

Syauwalul Rizqi
1804101010049
78
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Gambar 6.33 Penentuan Jarak Cut and Fill


1) Pias antara STA : 0 + 000 ke STA : 0 + 100
STA 0 + 100 ( m2 ) STA 0 + 000 ( m2 ) Luas Pias
2 2
0m 0m Timbunan
1
1,4943 m2 0,41075 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
2
1,736 m2 0,6525 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
3
1,47775 m2 0,39425 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
4
3,588 m2 0,3375 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
5
7,882 m2 0,2975 m2 Galian
0 m2 0,0525 m2 Timbunan
6
7,532 m2 0 m2 Galian
0 m2 0,0375 m2 Timbunan
7
3,213 m2 0 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
8
1,31925 m2 0,24075 m2 Galian
0 m2 0 m2 Timbunan
9
1,561 m2 0,4775 m2 Galian
0 m2 0,001204 m2 Timbunan
10
1,30275 m2 0,2204616 m2 Galian

Tampang pada STA 0 + 000 dan STA 0 + 100 adalah sebagian


galian dan sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(0,0912 + 34,1373) x = 34,1373 x 100

x=99,73354 m

34,1373 3
V galian= x 99,73354=1702,315 m
2

0,0912 3
V timbunan= x 0,266=0,012 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
79
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

2) Pias antara STA : 0 + 100 ke STA : 0 + 200


STA 0 + 200 ( m2 ) STA 0 + 100 ( m2 ) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
2,982 1,4943 Galian
0 0 Timbunan
2
3,2636 1,736 Galian
0 0 Timbunan
3
2,982 1,47775 Galian
0 0 Timbunan
4
8,1135 3,588 Galian
0 0 Timbunan
5
18,529 7,882 Galian
0 0 Timbunan
6
18,354 7,532 Galian
0 0 Timbunan
7
7,911 3,213 Galian
0 0 Timbunan
8
2,8953 1,31925 Galian
0 0 Timbunan
9
3,1405 1,561 Galian
0 0 Timbunan
10
2,8888 1,30275 Galian

Tampang pada STA 0 + 100 dan STA 0 + 200 adalah galian.


102,1658 3
V galian= x 100=5108,288 m
2

3) Pias antara STA : 0 + 200 ke STA : 0 + 300

STA 0 + 300 ( m2 ) STA 0 + 200 ( m2 ) Luas


Pias
0 0 Timbunan
1
3,743 2,982 Galian
0 0 Timbunan
2
3,998 3,2636 Galian
0 0 Timbunan
3
3,743 2,982 Galian
0 0 Timbunan
4
10,4614 8,1135 Galian
0 0 Timbunan
5
24,101 18,529 Galian

Syauwalul Rizqi
1804101010049
80
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0 0 Timbunan
6
23,751 18,354 Galian
0 0 Timbunan
7
10,1865 7,911 Galian
0 0 Timbunan
8
3,653 2,8953 Galian
0 0 Timbunan
9
3,898 3,1405 Galian
0 0 Timbunan
10
3,643 2,8888 Galian

Tampang pada STA 0 + 200 dan STA 0 + 300 adalah galian.


162,2376 3
V galian= x 100=8111 , 88 m
2

4) Pias antara STA : 0 + 300 ke STA : 0 + 400


STA 0 + 400 ( m2 ) STA 0 + 300 ( m2 ) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
2,5756 3,743 Galian
0 0 Timbunan
2
2,8237 3,998 Galian
0 0 Timbunan
3
2,5573 3,743 Galian
0 0 Timbunan
4
6,777 10,4614 Galian
0 0 Timbunan
5
15,0605 24,101 Galian
0 0 Timbunan
6
14,3605 23,751 Galian
0 0 Timbunan
7
6,027 10,1865 Galian
0 0 Timbunan
8
2,2405 3,653 Galian
0 0 Timbunan
9
2,4737 3,898 Galian
0 0 Timbunan
10
2,2073 3,643 Galian
Tampang pada STA 0 + 300 dan STA 0 + 400 adalah galian.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
81
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

148,281 3
V galian= x 100=7414 , 05 m
2

5) Pias antara STA : 0 + 400 ke STA : 0 + 500


STA 0 + 500 ( m2 ) STA 0 + 400 ( m2 ) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,0687 2,5756 Galian
0 0 Timbunan
2
1,3072 2,8237 Galian
0 0 Timbunan
3
1,0408 2,5573 Galian
0 0 Timbunan
4
2,2658 6,777 Galian
0 0 Timbunan
5
4,7075 15,0605 Galian
0 0 Timbunan
6
4,1825 14,3605 Galian
0 0 Timbunan
7
1,74 6,027 Galian
0 0 Timbunan
8
0,824 2,2405 Galian
0 0 Timbunan
9
1,0572 2,4737 Galian
0 0 Timbunan
10
0,7908 2,2073 Galian

Tampang pada STA 0 + 400 dan STA 0 + 500 adalah galian.


76,0876 3
V galian= x 100=3804 , 38 m
2
6) Pias antara STA : 0 + 500 ke STA : 0 + 600
STA 0 + 600 ( m2 ) STA 0 + 500 ( m2 ) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,9318 1,0687 Galian
0 0 Timbunan
2
1,1832 1,3072 Galian
0 0 Timbunan
3
0,935 1,0408 Galian
0 0 Timbunan
4
2,0655 2,2658 Galian
0 0 Timbunan 5

Syauwalul Rizqi
1804101010049
82
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

4,592 4,7075 Galian


0 0 Timbunan
6
4,6445 4,1825 Galian
0 0 Timbunan
7
2,0655 1,74 Galian
0 0 Timbunan
8
0,949 0,824 Galian
0 0 Timbunan
9
1,1975 1,0572 Galian
0 0 Timbunan
10
0,9468 0,7908 Galian

Tampang pada STA 0 + 500 dan STA 0 + 600 adalah galian.


38,4953 3
V galian= x 100=1924,765 m
2

7) Pias antara STA : 0 + 600 ke STA : 0 + 616,093


STA 0+616,093 (m2) STA 0+600 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,803 0,9318 Galian
0 0 Timbunan
2
1,0545 1,1832 Galian
0 0 Timbunan
3
0,807 0,935 Galian
0 0 Timbunan
4
1,6365 2,0655 Galian
0 0 Timbunan
5
3,696 4,592 Galian
0 0 Timbunan
6
3,7485 4,6445 Galian
0 0 Timbunan
7
1,674 2,0655 Galian
0 0 Timbunan
8
0,822 0,949 Galian
0 0 Timbunan
9
1,0702 1,1975 Galian
0 0 Timbunan
10
0,8188 0,9468 Galian

Tampang pada STA 0 + 600 dan STA 0 + 616,093 adalah galian.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
83
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

35,6413 3
V galian= x 16,093=286,785 m
2

8) Pias antara STA : 0 + 616,093 ke STA : STA 0+670,651


STA 0+670,651 (m2) STA 0+616,093 (m2) Luas Pias
0,0071 0 Timbunan
1
0,1764 0,803 Galian
0 0 Timbunan
2
0,4275 1,0545 Galian
0,0037 0 Timbunan
3
0,1894 0,807 Galian
0,186 0 Timbunan
4
0 1,6365 Galian
0,315 0 Timbunan
5
0 3,696 Galian
0,0199 0 Timbunan
6
0,2299 3,7485 Galian
0 0 Timbunan
7
0,3375 1,674 Galian
0 0 Timbunan
8
0,3943 0,822 Galian
0 0 Timbunan
9
0,6525 1,0702 Galian
0 0 Timbunan
10
0,4108 0,8188 Galian

Tampang pada STA 0 + 616,093 dan STA 0 + 670,651 adalah


sebagian galian dan sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(0,5317 + 18,9488) x = 18,9844 x 54,559

x=53,0694 m

18,9488 3
V galian= x 53,0694=502,801 m
2

0,5317 3
V timbunan= x 1,489=0,396 m
2

9) Pias antara STA : STA 0+670,651 ke STA 0+724,979

Syauwalul Rizqi
1804101010049
84
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

STA 0+724,979 (m2) STA 0+670,651 (m2) Luas Pias


0 0,0071 Timbunan
1
0,9825 0,1764 Galian
0 0 Timbunan
2
1,2407 0,4275 Galian
0 0,0037 Timbunan
3
0,9993 0,1894 Galian
0 0,186 Timbunan
4
2,253 0 Galian
0 0,315 Timbunan
5
5,292 0 Galian
0 0,0199 Timbunan
6
5,642 0,2299 Galian
0 0 Timbunan
7
2,628 0,3375 Galian
0 0 Timbunan
8
1,1575 0,3943 Galian
0 0 Timbunan
9
1,4157 0,6525 Galian
0 0 Timbunan
10
1,1743 0,4108 Galian

Tampang pada STA 0 + 670,651 dan STA 0 + 724,979 adalah sebagian


galian dan sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(0,5317 + 25,6033) x = 25,6033 x 54,328

x=53,22225 m

25,6033 3
V galian= x 53,22225=681,333 m
2

0,5317 3
V timbunan= x 1,105=0,294 m
2

10) Pias antara STA 0+724,979 ke STA 0+800


STA 0+800 (m2) STA 0+724,979 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,9308 0,9825 Galian
0 0 Timbunan 2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
85
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

2,1892 1,2407 Galian


0 0 Timbunan
3
1,9475 0,9993 Galian
0 0 Timbunan
4
5,097 2,253 Galian
0 0 Timbunan
5
12,0155 5,292 Galian
0 0 Timbunan
6
12,453 5,642 Galian
0 0 Timbunan
7
5,547 2,628 Galian
0 0 Timbunan
8
2,1308 1,1575 Galian
0 0 Timbunan
9
2,3892 1,4157 Galian
0 0 Timbunan
10
2,1475 1,1743 Galian

Tampang pada STA 0 + 724,979 dan STA 0 + 800 adalah galian.


70,6325 3
V galian= x 75,021=2649,465 m
2

11) Pias antara STA : 0 + 800 ke STA : 0 + 900


STA 0+900 (m2) STA 0+800 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,8245 1,9308 Galian
0 0 Timbunan
2
2,0912 2,1892 Galian
0 0 Timbunan
3
1,8578 1,9475 Galian
0 0 Timbunan
4
4,9155 5,097 Galian
0 0 Timbunan
5
11,767 12,0155 Galian
0 0 Timbunan
6
12,2045 12,453 Galian
0 0 Timbunan
7
5,4405 5,547 Galian
0 0 Timbunan
8
2,0953 2,1308 Galian
0 0 Timbunan 9

Syauwalul Rizqi
1804101010049
86
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

2,3537 2,3892 Galian


0 0 Timbunan
10
2,112 2,1475 Galian

Tampang pada STA 0 + 800 dan STA 0 + 900 adalah galian.


94,5095 3
V galian= x 100=4725,475 m
2

12) Pias antara STA : 0 + 900 ke STA : 0 + 949,489


STA 0+949,489 (m2) STA 0+900 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,013 1,8245 Galian
0 0 Timbunan
2
1,268 2,0912 Galian
0 0 Timbunan
3
1,023 1,8578 Galian
0 0 Timbunan
4
2,319 4,9155 Galian
0 0 Timbunan
5
5,446 11,767 Galian
0 0 Timbunan
6
5,796 12,2045 Galian
0 0 Timbunan
7
2,679 5,4405 Galian
0 0 Timbunan
8
1,1715 2,0953 Galian
0 0 Timbunan
9
1,4332 2,3537 Galian
0 0 Timbunan
10
1,1948 2,112 Galian

Tampang pada STA 0 + 900 dan STA 0 + 949,489 adalah galian.


70,0055 3
V galian= x 49,489=1732,238 m
2

13) Pias antara STA : 0 + 949,489 ke STA : 1 + 015,1


STA 1+015,100 (m2) STA 0+949,489 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,2925 1,013 Galian
0 0 Timbunan 2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
87
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0,5475 1,268 Galian


0 0 Timbunan
3
0,3025 1,023 Galian
0 0 Timbunan
4
0,135 2,319 Galian
0 0 Timbunan
5
0,2975 5,446 Galian
0 0 Timbunan
6
0,735 5,796 Galian
0 0 Timbunan
7
0,5625 2,679 Galian
0 0 Timbunan
8
0,4693 1,1715 Galian
0 0 Timbunan
9
0,7275 1,4332 Galian
0 0 Timbunan
10
0,4858 1,1948 Galian

Tampang pada STA 0 + 949,489 dan STA 1 + 015,100 adalah galian.


27,8986 3
V galian= x 65,612=915,236 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
88
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

14) Pias antara STA : 1 + 015,1 ke STA : 1 + 080,322


STA 1+080,322 (m2) STA 1+015,100 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,4893 0,2925 Galian
0 0 Timbunan
2
1,7477 0,5475 Galian
0 0 Timbunan
3
1,506 0,3025 Galian
0 0 Timbunan
4
3,7725 0,135 Galian
0 0 Timbunan
5
8,8375 0,2975 Galian
0 0 Timbunan
6
9,1875 0,735 Galian
0 0 Timbunan
7
4,1475 0,5625 Galian
0 0 Timbunan
8
1,6643 0,4693 Galian
0 0 Timbunan
9
1,9227 0,7275 Galian
0 0 Timbunan
10
1,681 0,4858 Galian

Tampang pada STA 1 + 015,100 dan STA 1 + 080,322 adalah galian.


40,5111 3
V galian= x 65,221=1321,096 m
2

15) Pias antara STA : 1 + 080,322 ke STA : 1 + 100


STA 1+100 (m2) STA 1+080,322 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
1,9715 1,4893 Galian
0 0 Timbunan
2
2,2215 1,7477 Galian
0 0 Timbunan
3
1,9715 1,506 Galian
0 0 Timbunan
4
5,1195 3,7725 Galian
0 0 Timbunan
5
11,893 8,8375 Galian
0 0 Timbunan 6

Syauwalul Rizqi
1804101010049
89
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

12,243 9,1875 Galian


0 0 Timbunan
7
5,457 4,1475 Galian
0 0 Timbunan
8
2,1008 1,6643 Galian
0 0 Timbunan
9
2,359 1,9227 Galian
0 0 Timbunan
10
2,1173 1,681 Galian

Tampang pada STA 1 + 080,322 dan STA 1 + 100 adalah galian.


83,4101 3
V galian= x 19,678=820,688 m
2

16) Pias antara STA : 1 + 100 ke STA : 1 + 200


STA 1+200 (m2) STA 1+100 (m2) Luas Pias
0,1187 0 Timbunan
1
0,0242 1,9715 Galian
0 0 Timbunan
2
0,1555 2,2215 Galian
0,1183 0 Timbunan
3
0,0242 1,9715 Galian
1,0785 0 Timbunan
4
0 5,1195 Galian
2,744 0 Timbunan
5
0 11,893 Galian
2,744 0 Timbunan
6
0 12,243 Galian
1,0785 0 Timbunan
7
0 5,457 Galian
0,1183 0 Timbunan
8
0,0242 2,1008 Galian
0 0 Timbunan
9
0,1555 2,359 Galian
0,1187 0 Timbunan
10
0,0242 2,1173 Galian

Tampang pada STA 1 + 100 dan STA 1 + 200 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

Syauwalul Rizqi
1804101010049
90
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

(8,1190 + 47,8619) x = 47,8619 x 100

x=85,49684 m

47,8619 3
V galian= x 85,49684=2046,021 m
2

8,1190 3
V timbunan= x 1,105=58,876 m
2

17) Pias antara STA : 1 + 200 ke STA : 1 + 300


STA 1+300 (m2) STA 1+200 (m2) Luas Pias
1,1618 0,1187 Timbunan
1
0 0,0242 Galian
0,885 0 Timbunan
2
0 0,1555 Galian
1,1083 0,1183 Timbunan
3
0 0,0242 Galian
3,9525 1,0785 Timbunan
4
0 0 Galian
8,8025 2,744 Timbunan
5
0 0 Galian
7,9275 2,744 Timbunan
6
0 0 Galian
3,0375 1,0785 Timbunan
7
0 0 Galian
0,7308 0,1183 Timbunan
8
0 0,0242 Galian
0,4725 0 Timbunan
9
0 0,1555 Galian
0,7143 0,1187 Timbunan
10
0 0,0242 Galian

Tampang pada STA 1 + 200 dan STA 1 + 300 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(36,9117 + 0,4078) x = 0,4078 x 100

x=1,092726 m

Syauwalul Rizqi
1804101010049
91
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0,4078 3
V galian= x 1,092726=0,223 m
2

36,9117 3
V timbunan= x 98,907=1825,418 m
2

18) Pias antara STA : 1+ 300 ke STA : 1 + 400


STA 1+400 (m2) STA 1+300 (m2) Luas Pias
0 1,1618 Timbunan
1
0,6703 0 Galian
0 0,885 Timbunan
2
0,9117 0 Galian
0 1,1083 Timbunan
3
0,6535 0 Galian
0 3,9525 Timbunan
4
1,116 0 Galian
0 8,8025 Timbunan
5
2,289 0 Galian
0 7,9275 Timbunan
6
2,2015 0 Galian
0 3,0375 Timbunan
7
0,9885 0 Galian
0 0,7308 Timbunan
8
0,5853 0 Galian
0 0,4725 Timbunan
9
0,8267 0 Galian
0 0,7143 Timbunan
10
0,5685 0 Galian

Tampang pada STA 1 + 300 dan STA 1 + 400 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(28,7927 + 10,811) x = 10,811 x 100

x=27,29795 m

10,811 3
V galian= x 27,29795=147,559 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
92
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

28,7927 3
V timbunan= x 72,702=1046,644 m
2

19) Pias antara STA : 1 + 400 ke STA : 1 + 500


STA 1+500 (m2) STA 1+400 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
3,8628 0,6703 Galian
0 0 Timbunan
2
4,121 0,9117 Galian
0 0 Timbunan
3
3,8793 0,6535 Galian
0 0 Timbunan
4
10,893 1,116 Galian
0 0 Timbunan
5
25,627 2,289 Galian
0 0 Timbunan
6
26,327 2,2015 Galian
0 0 Timbunan
7
11,568 0,9885 Galian
0 0 Timbunan
8
4,1378 0,5853 Galian
0 0 Timbunan
9
4,396 0,8267 Galian
0 0 Timbunan
10
4,1543 0,5685 Galian

Tampang pada STA 1 + 400 dan STA 1 + 500 adalah galian.


109,7772 3
V galian= x 100=5488,860 m
2

20) Pias antara STA : 1 + 500 ke STA : 1 + 600


STA 1+600 (m2) STA 1+500 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
3,047 3,8628 Galian
0 0 Timbunan
2
3,3052 4,121 Galian
0 0 Timbunan
3
3,0638 3,8793 Galian
0 0 Timbunan
4
8,5215 10,893 Galian
0 0 Timbunan 5

Syauwalul Rizqi
1804101010049
93
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

20,706 25,627 Galian


0 0 Timbunan
6
22,106 26,327 Galian
0 0 Timbunan
7
9,909 11,568 Galian
0 0 Timbunan
8
3,6013 4,1378 Galian
0 0 Timbunan
9
3,8677 4,396 Galian
0 0 Timbunan
10
3,6345 4,1543 Galian

Tampang pada STA 1 + 500 dan STA 1 + 600 adalah galian.


180,7282 3
V galian= x 100=9036,410 m
2

21) Pias antara STA : 1 + 600 ke STA : 1 + 700


STA 1+700 (m2) STA 1+600 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,7148 3,047 Galian
0 0 Timbunan
2
0,9712 3,3052 Galian
0 0 Timbunan
3
0,728 3,0638 Galian
0 0 Timbunan
4
1,4295 8,5215 Galian
0 0 Timbunan
5
2,9173 20,706 Galian
0 0 Timbunan
6
3,2673 22,106 Galian
0 0 Timbunan
7
1,797 9,909 Galian
0 0 Timbunan
8
0,8805 3,6013 Galian
0 0 Timbunan
9
1,1387 3,8677 Galian
0 0 Timbunan
10
0,8973 3,6345 Galian

Tampang pada STA 1 + 600 dan STA 1 + 700 adalah galian.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
94
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

96,5036 3
V galian= x 100=4825,180 m
2

22) Pias antara STA : 1 + 700 ke STA : 1 + 800


STA 1+800 (m2) STA 1+700 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,823 0,7148 Galian
0 0 Timbunan
2
1,078 0,9712 Galian
0 0 Timbunan
3
0,833 0,728 Galian
0 0 Timbunan
4
1,749 1,4295 Galian
0 0 Timbunan
5
3,7695 2,9173 Galian
0 0 Timbunan
6
4,207 3,2673 Galian
0 0 Timbunan
7
2,199 1,797 Galian
0 0 Timbunan
8
1,0148 0,8805 Galian
0 0 Timbunan
9
1,2732 1,1387 Galian
0 0 Timbunan
10
1,0315 0,8973 Galian

Tampang pada STA 1 + 700 dan STA 1 + 800 adalah galian.


32,7196 3
V galian= x 100=1635,980 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
95
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

23) Pias antara STA : 1 + 800 ke STA : 1 + 900


STA 1+900 (m2) STA 1+800 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
3,0498 0,823 Galian
0 0 Timbunan
2
3,3082 1,078 Galian
0 0 Timbunan
3
3,0665 0,833 Galian
0 0 Timbunan
4
8,454 1,749 Galian
0 0 Timbunan
5
19,761 3,7695 Galian
0 0 Timbunan
6
20,111 4,207 Galian
0 0 Timbunan
7
8,784 2,199 Galian
0 0 Timbunan
8
3,2248 1,0148 Galian
0 0 Timbunan
9
3,4832 1,2732 Galian
0 0 Timbunan
10
3,2415 1,0315 Galian

Tampang pada STA 1 + 800 dan STA 1 + 900 adalah galian.


94,462 3
V galian= x 100=4723 , 1 m
2

24) Pias antara STA : 1 + 900 ke STA : 2 + 000


STA 2+000 (m2) STA 1+900 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
3,88 3,0498 Galian
0 0 Timbunan
2
4,13 3,3082 Galian
0 0 Timbunan
3
3,88 3,0665 Galian
0 0 Timbunan
4
10,845 8,454 Galian
0 0 Timbunan
5
25,0775 19,761 Galian
0 0 Timbunan 6

Syauwalul Rizqi
1804101010049
96
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

25,0775 20,111 Galian


0 0 Timbunan
7
10,845 8,784 Galian
0 0 Timbunan
8
3,88 3,2248 Galian
0 0 Timbunan
9
4,13 3,4832 Galian
0 0 Timbunan
10
3,88 3,2415 Galian

Tampang pada STA 1 + 900 dan STA 2 + 000 adalah galian.


172,1090 3
V galian= x 100=8605,450 m
2

25) Pias antara STA : 2 + 000 ke STA : 2 + 094,004


STA 2+049,004 (m2) STA 2+000 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
2,447 3,88 Galian
0 0 Timbunan
2
2,702 4,13 Galian
0 0 Timbunan
3
2,4563 3,88 Galian
0 0 Timbunan
4
6,6037 10,845 Galian
0 0 Timbunan
5
14,875 25,0775 Galian
0 0 Timbunan
6
14,9975 25,0775 Galian
0 0 Timbunan
7
6,756 10,845 Galian
0 0 Timbunan
8
2,5278 3,88 Galian
0 0 Timbunan
9
2,7845 4,13 Galian
0 0 Timbunan
10
2,5413 3,88 Galian

Tampang pada STA 2 + 000 dan STA 2 + 094,004 adalah galian.


154,3161 3
V galian= x 49,004=3781,024 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
97
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

26) Pias antara STA : 2 + 049,004 ke STA : 2 + 100,402


STA 2+100,402 (m2) STA 2+049,004 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,4933 2,447 Galian
0 0 Timbunan
2
0,7517 2,702 Galian
0 0 Timbunan
3
0,51 2,4563 Galian
0 0 Timbunan
4
0,762 6,6037 Galian
0 0 Timbunan
5
1,204 14,875 Galian
0 0 Timbunan
6
1,4315 14,9975 Galian
0 0 Timbunan
7
1,0095 6,756 Galian
0 0 Timbunan
8
0,6183 2,5278 Galian
0 0 Timbunan
9
0,8767 2,7845 Galian
0 0 Timbunan
10
0,635 2,5413 Galian

Tampang pada STA 2 + 049,004 dan STA 2 + 100,402 adalah galian.


66,9831 3
V galian= x 51,398=1721,396 m
2

27) Pias antara STA : 2 + 100,402 ke STA : 2 + 140,962


STA 2+140,962 (m2) STA 2+100,402 (m2) Luas Pias
1,1205 0 Timbunan
1
0 0,4933 Galian
0,8622 0 Timbunan
2
0 0,7517 Galian
1,1038 0 Timbunan
3
0 0,51 Galian
4,056 0 Timbunan
4
0 0,762 Galian
9,7772 0 Timbunan
5
0 1,204 Galian

Syauwalul Rizqi
1804101010049
98
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

9,3397 0 Timbunan
6
0 1,4315 Galian
3,5685 0 Timbunan
7
0 1,0095 Galian
0,8913 0 Timbunan
8
0 0,6183 Galian
0,6247 0 Timbunan
9
0 0,8767 Galian
0,858 0 Timbunan
10
0 0,635 Galian

Tampang pada STA 2 + 100,402 dan STA 2 + 140,962 adalah sebagian


galian dan sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(32,2019 + 8,292) x = 8,292 x 40,561

x=8,306 m

8,292 3
V galian= x 8,306=34,435 m
2

32,2019 3
V timbunan= x 32,255=519,337 m
2
28) Pias antara STA : 2 + 140,962 ke STA : 2 + 200
STA 2+200 (m2) STA 2+140,962 (m2) Luas Pias
1,122 1,1205 Timbunan
1
0 0 Galian
0,872 0,8622 Timbunan
2
0 0 Galian
1,122 1,1038 Timbunan
3
0 0 Galian
4,161 4,056 Timbunan
4
0 0 Galian
9,7615 9,7772 Timbunan
5
0 0 Galian
9,5865 9,3397 Timbunan
6
0 0 Galian
4,011 3,5685 Timbunan
7
0 0 Galian
1,072 0,8913 Timbunan 8

Syauwalul Rizqi
1804101010049
99
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0 0 Galian
0,822 0,6247 Timbunan
9
0 0 Galian
1,072 0,858 Timbunan
10
0 0 Galian

Tampang pada STA 2 + 140,962 dan STA 2 + 200 adalah timbunan.


65,8039 3
V timbunan= x 59,038=1942,455 m
2

29) Pias antara STA : 2 + 200 ke STA : 2 + 300


STA 2+300 (m2) STA 2+200 (m2) Luas Pias
0 1,122 Timbunan
1
0,639 0 Galian
0 0,872 Timbunan
2
0,889 0 Galian
0 1,122 Timbunan
3
0,639 0 Galian
0 4,161 Timbunan
4
1,122 0 Galian
0 9,7615 Timbunan
5
2,3905 0 Galian
0 9,5865 Timbunan
6
2,3905 0 Galian
0 4,011 Timbunan
7
1,122 0 Galian
0 1,072 Timbunan
8
0,639 0 Galian
0 0,822 Timbunan
9
0,889 0 Galian
0 1,072 Timbunan
10
0,639 0 Galian

Tampang pada STA 2 + 200 dan STA 2 + 300 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(33,602 + 11,359) x = 11,359 x 100

Syauwalul Rizqi
1804101010049
100
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

x=25,264 m

11,359 3
V galian= x 25,264=143,488 m
2

33,602 3
V timbunan= x 74,736=1255,638 m
2

30) Pias antara STA : 2 + 300 ke STA : 2 + 400


STA 2+400 (m2) STA 2+300 (m2) Luas Pias
0 0 Timbunan
1
0,404 0,639 Galian
0 0 Timbunan
2
0,6622 0,889 Galian
0 0 Timbunan
3
0,4208 0,639 Galian
0 0 Timbunan
4
0,5175 1,122 Galian
0 0 Timbunan
5
1,33 2,3905 Galian
0 0 Timbunan
6
1,855 2,3905 Galian
0 0 Timbunan
7
1,08 1,122 Galian
0 0 Timbunan
8
0,654 0,639 Galian
0 0 Timbunan
9
0,9122 0,889 Galian
0 0 Timbunan
10
0,6708 0,639 Galian
Tampang pada STA 2 + 300 dan STA 2 + 400 adalah galian.
19,8655 3
V galian= x 100=993,275 m
2

31) Pias antara STA : 2 + 400 ke STA : 2 + 500


STA 2+500 (m2) STA 2+400 (m2) Luas Pias
0,0353 0 Timbunan
1
0,1001 0,404 Galian
0 0 Timbunan
2
0,323 0,6622 Galian

Syauwalul Rizqi
1804101010049
101
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0,0275 0 Timbunan
3
0,1088 0,4208 Galian
0,501 0 Timbunan
4
0 0,5175 Galian
0,959 0 Timbunan
5
0 1,33 Galian
0,0241 0 Timbunan
6
0,2831 1,855 Galian
0 0 Timbunan 7
0,2115 1,08 Galian
0 0 Timbunan
8
0,3648 0,654 Galian
0 0 Timbunan
9
0,623 0,9122 Galian
0 0 Timbunan
10
0,3813 0,6708 Galian

Tampang pada STA 2 + 400 dan STA 2 + 500 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(1,8059 + 10,6431) x = 10,6431 x 100

x=85,4936 m

10,6431 3
V galian= x 85,4936=454,959 m
2

1,8059 3
V timbunan= x 14,506=13,099 m
2

32) Pias antara STA : 2 + 500 ke STA : 2 + 600


STA 2+600 (m2) STA 2+500 (m2) Luas Pias
0,466 0,0353 Timbunan
1
0 0,1001 Galian
0,2077 0 Timbunan
2
0 0,323 Galian
0,4493 0,0275 Timbunan
3
0 0,1088 Galian
2,0925 0,501 Timbunan 4

Syauwalul Rizqi
1804101010049
102
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

0 0 Galian
4,76 0,959 Timbunan
5
0 0 Galian
4,235 0,0241 Timbunan
6
0 0,2831 Galian
1,4925 0 Timbunan
7
0 0,2115 Galian
0,1852 0 Timbunan
8
0,0073 0,3648 Galian
0 0 Timbunan
9
0,1047 0,623 Galian
0,1276 0 Timbunan
10
0,0158 0,3813 Galian

Tampang pada STA 2 + 500 dan STA 2 + 600 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(15,8217 + 2,2644) x = 2,2644 x 100

x=12,5201 m

2,2644 3
V galian= x 12,5201=14,175 m
2

15,8217 3
V timbunan= x 87,480=692,040 m
2
33) Pias antara STA : 2 + 600 ke STA : 2 + 700
STA 2+700 (m2) STA 2+600 (m2) Luas Pias
1,7925 0,466 Timbunan
1
0 0 Galian
1,5257 0,2077 Timbunan
2
0 0 Galian
1,7593 0,4493 Timbunan
3
0 0 Galian
5,973 2,0925 Timbunan
4
0 0 Galian
13,4645 4,76 Timbunan
5
0 0 Galian
12,7645 4,235 Timbunan
6
0 0 Galian

Syauwalul Rizqi
1804101010049
103
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

5,223 1,4925 Timbunan


7
0 0 Galian
1,4425 0,1852 Timbunan
8
0 0,0073 Galian
1,1757 0 Timbunan 9
0 0,1047 Galian
1,4093 0,1276 Timbunan
10
0 0,0158 Galian

Tampang pada STA 2 + 600 dan STA 2 + 700 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(60,546 + 0,128) x = 0,128 x 100

x=0,21064 m

0,128 3
V galian= x 0,21064=0,013 m
2

60,546 3
V timbunan= x 99,789=3020,913 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
104
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

34) Pias antara STA : 2 + 700 ke STA : 2 + 800


STA 2+800 (m2) STA 2+700 (m2) Luas Pias
0,2983 1,7925 Timbunan
1
0 0 Galian
0,0315 1,5257 Timbunan
2
0 0 Galian
0,2648 1,7593 Timbunan
3
0 0 Galian
1,4895 5,973 Timbunan
4
0 0 Galian
3,003 13,4645 Timbunan
5
0 0 Galian
2,128 12,7645 Timbunan
6
0 0 Galian
0,5895 5,223 Timbunan
7
0 0 Galian
0,0237 1,4425 Timbunan
8
0,1255 0 Galian
0 1,1757 Timbunan
9
0,3685 0 Galian
0,0117 1,4093 Timbunan
10
0,147 0 Galian

Tampang pada STA 2 + 700 dan STA 2 + 800 adalah sebagian galian dan
sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(54,37 + 0,641) x = 0,641 x 100

x=1,1652 m

0,641 3
V galian= x 1,1652=0,373 m
2

54 ,37 3
V timbunan= x 98,835=2686,823 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
105
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

35) Pias antara STA : 2 + 800 ke STA : 2 + 831,057


STA 2+831,057 (m2) STA 2+800 (m2) Luas Pias
0,1228 0,2983 Timbunan
1
0,0276 0 Galian
0 0,0315 Timbunan
2
0,188 0 Galian
0,0736 0,2648 Timbunan
3
0,0448 0 Galian
0,756 1,4895 Timbunan
4
0 0 Galian
1,4665 3,003 Timbunan
5
0 0 Galian
0,7665 2,128 Timbunan
6
0 0 Galian
0,0331 0,5895 Timbunan
7
0,0271 0 Galian
0 0,0237 Timbunan
8
0,2963 0,1255 Galian
0 0 Timbunan
9
0,563 0,3685 Galian
0 0,0117 Timbunan
10
0,3298 0,147 Galian

Tampang pada STA 2 + 800 dan STA 2 + 831,057 adalah sebagian galian
dan sebagian timbunan.
( a+ b ) x=b . L

(11,0585 + 2,1176) x = 2,1176 x 31,057

x=4,99139 m

2,1176 3
V galian= x 4,99139=5,285 m
2

11,0585 3
V timbunan= x 26,066=144,125 m
2

Syauwalul Rizqi
1804101010049
106
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Tabel 6.1 Rekap Hasil Perhitungan Luas Galian (cut) dan Timbunan (fill)
Luas (m²)
STA
Timbunan ( Fill ) Galian ( Cut )
0,0912 3,0312 0+0
0,0000 31,1061 0 + 100
0,0000 71,0597 0 + 200
0,0000 91,1779 0 + 300
0,0000 57,1031 0 + 400
0,0000 18,9845 0 + 500
0,0000 19,5108 0 + 600
0,0000 16,1305 0 + 616,093
0,5317 2,8183 0 + 670,651
0,0000 22,7850 0 + 724,979
0,0000 47,8475 0 + 800
0,0000 46,6620 0 + 900
0,0000 23,3435 0 + 949,489
0,0000 4,5551 1 + 15,100
0,0000 35,9560 1 + 80,322
0,0000 47,4541 1 + 100
8,1190 0,4078 1 + 200
28,7927 0,0000 1 + 300
0,0000 10,8110 1 + 400
0,0000 98,9662 1 + 500
0,0000 81,7620 1 + 600
0,0000 14,7416 1 + 700
0,0000 17,9780 1 + 800
0,0000 76,4840 1 + 900
0,0000 95,6250 2 + 0,00
0,0000 58,6911 2 + 49,004
0,0000 8,2920 2 + 100,402
32,2019 0,0000 2 + 140,962
33,6020 0,0000 2 + 200
0,0000 11,3590 2 + 300
0,0000 8,5065 2 + 400
1,8059 2,1366 2 + 500
14,0158 0,1278 2 + 600
46,5300 0,0000 2 + 700
7,8400 0,6410 2 + 800
3,2185 1,4766 2 + 831,057
176,7487 1027,5315 Total

Syauwalul Rizqi
1804101010049
107
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Tabel 6.2 Rekap Hasil Perhitungan Volume Galian (cut) dan Timbunan (fill)
Volume (m³)
STA
Timbunan (fill) Galian (cut)
0,012 1702,315 0 + 100 - 0+0
0,000 5108,288 0 + 200 - 0 + 100
0,000 8111,880 0 + 300 - 0 + 200
0,000 7414,050 0 + 400 - 0 + 300
0,000 3804,380 0 + 500 - 0 + 400
0,000 1924,765 0 + 600 - 0 + 500
0,000 286,785 0 + 616,093 - 0 + 600
0,396 502,801 0 + 670,651 - 0 + 616,093
0,294 681,333 0 + 724,979 - 0 + 670,651
0,000 2649,465 0 + 800 - 0 + 724,979
0,000 4725,475 0 + 900 - 0 + 800
0,000 1732,238 0 + 949,489 - 0 + 900
0,000 915,236 1 + 15,100 - 0 + 949,489
0,000 1321,096 1 + 80,322 - 1 + 15,100
0,000 820,688 1 + 100 - 1 + 80,322
58,876 2046,021 1 + 200 - 1 + 100
1825,418 0,223 1 + 300 - 1 + 200
1046,644 147,559 1 + 400 - 1 + 300
0,000 5488,860 1 + 500 - 1 + 400
0,000 9036,410 1 + 600 1 + 500
0,000 4825,180 1 + 700 - 1 + 600
0,000 1635,980 1 + 800 - 1 + 700
0,000 4723,100 1 + 900 - 1 + 800
0,000 8605,450 2 + 0,00 1 + 900
0,000 3781,024 2 + 49,004 - 2 + 0,00
0,000 1721,396 2 + 100,402 2 + 49,004
519,337 34,435 2 + 140,962 2 + 100,402
1942,455 0,000 2 + 200 2 + 140,962
1255,638 143,488 2 + 300 2 + 200
0,000 993,275 2 + 400 2 + 300
13,099 454,959 2 + 500 2 + 400
692,040 14,175 2 + 600 2 + 500
3020,913 0,013 2 + 700 2 + 600
2686,823 0,373 2 + 800 2 + 700
144,125 5,285 2 + 831,057 2 + 800
13206,070 85357,999
1320,60701 8535,799915 Faktor Keamanan (10%)
14526,677 93893,799 Total

Syauwalul Rizqi
1804101010049
108
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

Dari hasil yang didapat diatas dapat kita lihat selisih antara volume galian
dan volume timbunan, yaitu: 93893,799 m3 – 14526,677 m3 = 79367,122 m3.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa volume galian lebih banyak dari pada volume
timbunan yaitu sebesar 79367,122 m3 .

Syauwalul Rizqi
1804101010049
109
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan pembahasan pada bab–bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik – titik yang dilewati oleh trase jalan dalam perencanaan ini adalah:
 Titik S (x = 9546720,5; y = 546700,0)
 Titik PI1 (x = 9547252,0; y = 546291,0)
 Titik PI2 (x = 9547490,0; y = 546042,0)
 Titik PI3 (x = 9548370,0; y = 545406,8)
 Titik X (x = 9548779,2; y = 545519,0)
 Titik R (x = 9549074,7; y = 545600,0)

2. Kemiringan masing – masing penggal jalan sebagai berikut:


a) i S - PI1 = 2,83 % (+) < 10 % …………(aman)
b) i PI1 - PI2 = 0,87 % (+) < 10 % …………(aman)
c) i PI2 – PI3 = 0,37 % (-) < 10 % …………(aman)
d) i PI3 - X = 1,18 % (+) < 10 % …………(aman)
e) i X - R = 2,61 % (+) < 10 % …………(aman)

3. Sudut tikungan pada perencanaan horizontal yaitu :


a. Full – Circle β = 8,715º
b. Full – Circle β = 10,471º
c. Spiral – Circle – Spiral β = 51,155º

4. Dalam perencanaan alinyemen vertikal, diperoleh empat (4) lengkung


vertikal, yaitu dua (2) lengkung cembung dan dua (2) lengkung cekung.

5. Total volume pekerjaan tanah pada perencanaan ini adalah :


a. Timbunan sebesar 14.526,677 m3

b. Galian sebear 93.893,799 m3

Syauwalul Rizqi
1804101010049
110
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

8.2 Saran
1. Pada saat pencarian 3 alternatif trase jalan, difokuskan pada keadaan
topografi sehingga tidak terdapat titik-titik kritis galian dan timbunan.
2. Penentuan jenis tikungan adalah berdasarkan besarnya sudut tikungan,
sehingga perlu direncanakan trase dengan sudut tikungan lebih besar dan
lebih kecil dari 20o. Hal ini agar terdapat tikungan jenis F-C dan S-C-S.
3. Untuk mendapatkan lengkung vertikal yang aman jarak pandangnya
digunakan K-Value lebih besar dari minimum.
4. Dari perhitungan volume galian dan timbunan diusahakan nilai volume
pekerjaannya seimbang, dan kalaupun tidak seimbang diusahakan agar
galian lebih besar dari pada timbunan, karena jalan yang dibuat dari tanah
yang digali lebih kuat dari pada jalan dari tanah yang ditimbun.

Syauwalul Rizqi
1804101010049
111
Perencanaan Geometrik Jalan Raya I

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Anonim, 1970, Peraturan Perencanaan geometrik Jalan Raya, Direktorat


Jenderal Bina Marga.
2. R.A. Bukhari, Maimunah., 2005, Perencanaan Trase jalan Raya, Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3. Sukirman, S., 1999, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit
Nova, Bandung.
4. Public Works Departement., 2015, A Guide on Geometric Desifn of
Roads, Ministry of Works, Malaysia, Kuala Lumpur.

Syauwalul Rizqi
1804101010049

Anda mungkin juga menyukai