Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Desain jalan raya.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Desain jalan raya yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga laporan Desain jalan raya ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kamis, 14-01-2021
Vauzhea Sherlina
ii
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.1 Teori Pendukung............................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 10
1.3 Tujuan............................................................................................ 10
BAB II PERMASALAHAN........................................................................... 11
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 19
4.2 Saran
iii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin maju ini, transportasi menjadi hal vital dalam
kehidupan manusia. Kesuksesan bertransportasi sangatlah dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. Salah satunya adalah
jalan raya.
Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam simpul distribusi lalu lintas
perekonomian suatu daerah karena pembangunan prasarana jalan berfungsi
menunjang kelancaran arus barang, jasa dan penumpang sehingga dapat
memperlancar pemerataan hasil pembangunan dalam suatu negara. Disamping hal
tersebut pembangunan prasarana jalan juga merupakan upaya dalam memecahkan
isolasi bagi daerah-daerah pengembangan yang cukup potensial, sehingga dengan
terbukanya daerah-daerah tersebut akan meningkatkan kegiatan
perekonomian.Dengan demikian, jalan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menunjang kemajuan serta mempercepat proses pembangunan.
Kenyamanan, keamanan, kelayakan suatu jalan mempunyai suatu pengaruh yang
cukup besar dalam menentukan baik tidaknya suatu jalan.
Keadaan Geografi
Keadaan Geografi adalah keadaan permukaan (medan)
dari daerah-daerah yang akan dilalui oleh jalan yang akan
dibuat yang dapat dilihat dalam peta topografi. Peta topografi
ini perlu untuk menghindari sejauh mungkin bukit-bukit,
tanah yang berlereng terjal, tanah yang berawa-rawa dan
lainnya. Apabila diperlukan, maka dapat dilakukan survey
pengukuran topografi ulang demi ketelitian kerja.
Keadaan Geologi
Keadaan Geologi dari daerah yang akan dilalui, harus
diperhatikan juga karena banyak fakta yang menunjukan
adanya bagian jalan yang rusak akibat pengaruh keadaan
geologi. Dengan adanya data yang menyatakan keadaan
geologi permukaan medan dari daerah yang akan dibuat,
dapat dihindari daerah yang rawan. Contohnya adalah adanya
bagian jalan yang patah atau longsor sebagai akibat dari tidak
adanya data geologi saat jalan direncanakan (RSNI. T-14-
2004).
a. Alinyemen Horizontal
Alinyemen Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada
bidang horizontal, yang dikenal juga dengan nama “situasi jalan”
atau “trase jalan”. Alinyemen Horizontal terdiri dari garis-garis
lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung yang terdiri
dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja
atau busur lingkaran saja.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan
alinyemen horizontal, yaitu :
Penentuan nilai Fmaks bertolak ukur pada tabel 4.1 yang
tercantum dalam Buku Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik
Jalan.
Tabel 4.1 Besar R min dan D mak untuk beberapa kecepatan rencana
4
Gambar 5. Spiral-spiral
(RSNI. T-14-2004)
Gambar 6. Spiral-circle-spiral
(RSNI. T-14-2004)
(RSNI. T-14-2004)
7
b. Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal jalan adalah perpotongan bidang vertikal
dengan bidang permukaan perkerasan jalan untuk jalan 2 lajur 2
arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan
dengan median. Seringkali disebut potongan memanjang jalan.
Alinyemen vertikal disebut terdiri dari garis-garis lurus dan
garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar, mendaki atau
menurun, biasanya disebut berlandai.
Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang lain
dilakukan dengan mempergunakan lengkung vertikal. Lengkung
vertikal tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi
keamanan, kenyamanan dan drainase.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan alinyemen horizontal, yaitu :
Penentuan panjang kritis untuk kelandain yang melebihi
kelandaian maksimum standar, berdasarkan tabel 5.2 pada
buku Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan
BAB II PERMASALAHAN
1. Tikungan 1
∆1 = 63°
Ambil Rc = 100 m
90 Ls
θs =
π
x Rc
90 40
=
π
x 100
= 11,464o
Ls 2
P = – Rc (1 – cos θs)
6 Rc
402
= – 100 (1 – cos 11,464o)
6 x 100
= 0,672 m
Ls 2
Xs = Ls (1 - )
40 Rc
402
= 40 (1 - )
40 x 100
= 24 m
Ls 2
Ys =
6 Rc
402
=
6 x 100
= 2,667 m
Ls2
K = Ls - – Rc sin θs
40 Rc2
402 o
= 40 - 2 – 100 sin 11,464
40 x 100
= 20,121 m
Ts = (Rc + P) tan ½ ∆ + K
= (100 + 0,672) tan ½ 63o + 20,121
= 48,57 m
Es = (Rc + P) sec ½ ∆ - Rc
= (100 + 0,672) sec ½ 63o - 100
= 17,79 m
(∆−2 θs)
Lc = x π x Rc
180
(63−2 x 11,464)
= x π x 100
180
= 69,94 m
Ltot = Lc + 2Ls
= 69,94 + 2 x 40
= 149,94 m
2
√
B = ( √ Rc2 −64+1,25) −√ Rc2−64+1,25
2
= √ ( √ 100 −64+1,25) −√ 100 −64+ 1,25
2 2
= 2,5 m
STA 5 – STA 6 25
STA 6 – STA 7 50
STA 7 – STA 8 25
1. Perhitungan gradien
Titik STA 1 – STA 2
52−49
G1 = x 100%
100
=3%
A1 = G2 – G1
= 0 % - 3%
= -3%
A2 = G3 – G2
= -4% - 0%
= -4%
A3 = G4 – G3
= -4% - (-4%)
= 0%
A4 = G5 – G4
= -4% - (-4 %)
= 0%
A5 = G6 – G5
= 0% - (-4%)
= 4%
A6 = G7 – G6
= 0% - 0%
= 0%
VR 50 Km/jam
Maka Panjang Lengkung 40 – 80 m (Tabel II.24 Panjang
(LV) Minimum Lengkung Vertikal (Bina
Marga)
Diambil 50 m
4. Tipe lengkungan
Tipe lengkungan cembung apabila nilai kelandaian (A) adalah negative
(-).
Tipe lengkungan cekung apabila nilai kelandaian (A) adalah positif (+).
Tipe lengkungan datar apabila nilai kelandaian (A) adalah nol (0).
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jalan akan dirancang mengikuti kelas jalan kolektor III A luar kota dengan
sudut luar jalan yaitu 63° dan kecepatan rata-rata yang digunakan ialah 50
km/jam. Meninjau dari hasil perhitungan dimana P > 0,25, maka lenggkungan
peralihan diperlukan dan tipe tikungan adalah spiral circle spiral (SCS).
Xs = 24 m
Ys = 2,667 m
K = 20,121 m
Ts = 81,81 m
Es = 17,79 m
Ls = 69,74
Lto = 149,94
t
Maka, tikungan dianggap aman. Pada tikungan akan dilakukan pelebaran
jalan dengan jarak 2,5 m. Dalam perhitungan jarak pandang, didapati jarak
pandang henti (Ss) 65 m dan daerah bebas samping ditikungan 5,236 m.
4.2 Saran
a. Lebih cermat dalam melakukan perhitungan
b. Untuk perhitungan komponen tikungan diharapkan dapat memnuhi
faktor aman