Anda di halaman 1dari 61

ASSALAMUALAIKUM WR. WB.

LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI


KETIGA MATERI MATEMATIKA
( BAB 6 BAB 10 )

Fatmawati, S.Pd
HOME

Pembahasan
Pembahasan

Profile Penutup
Penutup
Nama Peserta : Fatmawati, S.Pd
NUPTK : 3257762663300093
Nomor Peserta PLPG : 17061118010017
Bidang Studi Sertifikasi : Matematika
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Sinabang
PEMBAHASAN

A. Ringkasan Materi

B. Materi Yang Sulit Di E. Jawaban Latihan Soal


Pahami Uraian

C. Materi Essential Yang D. Materi Yang Tidak


Tidak Ada Dalam Essential Namun Ada
Sumber Belajar Dalam Sumber Belajar
6. Persamaan Kuadrat

7. Program Linier

A. Ringkasan Materi 8. Sistem Bilangan Real &


Perpangkatan

9. Logika Matematika

10. Bangun Datar


A. RINGKASAN MATERI

6. PERSAMAAN KUADRAT

6.1 Rumus jumlah dan hasil kali akar akar persamaan kuadrat

Jika persamaan kuadrat ax 2 bx c 0 dan a 0 mempunyai


akar-akar x1 dan, x2 maka :

b
x1 x2
a
c
x
x1. 2
a
D
x1 x2
a
Menentukan persamaan kuadrat baru uang akar akarnya x1 dan x2 ,

x x1 x x2 0
x 2 x1 x2 x x1. x2 0
Rumus yang sering digunakan :
1 1 x1 x2

x1 x2 x1 x2

x12 x x1 x2 . x1 x2
2

x12 x x1 x2 x1 x2

x1 x2 x1 x2 2 4 x1 x2

x1 x2 x12 x22

x2 x1 x1 x2
6.2 Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi kuadrat dengan
menggunakan diskriminan

Jika persamaan kuadrat ax 2 bx c 0 dan a 0 maka nilai


diskriminan (D) adalah D b 2 4ac

a) Jenis jenis akar-akar persamaan kuadrat :


1. D 0, karena real / nyata
D > 0, kedua akar real berlainan
D = 0, kedua akar real kembar/ sama
2. D < 0 , kedua akar tidak real kembar/ sama
3. D = r2, kedua akar rasional (cara menentukan akar lebih
mudah menggunakan pemfaktoran).
b) Hubungan akar akar persamaan kuadrat :

1. Dua akar positif.


D0
x1 x2 < 0 3.Dua akar berbeda tanda.
x1 . x2 > 0
D>0
x1 . x2 < 0

2.Dua akar negatif.


D0
x1 x2 4.Dua akar saling berkebalikan.
x1 . x2 > 0 D0
x1 . x2 0
c. Fungsi kuadrat f (x) = ax2 + bx + c dengan a 0 , koordinat titik puncak
b D

2 ,
dan grafik berbentuk parabola :
a 4a
a>0 Grafik terbuka ke atas
a
a<0 Grafik terbuka ke bawah
b>0
Puncak di sebelah kiri sumbu y
a>0

b b<0
Puncak di sebelah kanan sumbu y
a>0

b=0 Puncak tepat di sumbu y

c>0 Grafik memotong sumbu y positif

c c<0 Grafik memotong sumbu y negatif

c=0 Grafik melalui titik ( 0,0 )

D>0 Grafik memotong sumbu x

d D=0 Grafik menyinggung sumbu x

D<0 Grafik tidak memotong sumbu x


d. Kedudukan garis g: y = mx + c terhadap fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c :
Substitusikan g ke f (x), lalu cari nilai D.

D>0 Berpotongan di dua titik (memotong)

D=0 Berpotongan di satu titik ( menyinggung)

D<0 Tidak berpotongan ( terpisah )

e. Fungsi kuadrat definit positif atau negatif


Definit Positif
Grafik fungsi kuadrat seluruhnya berada di
atas sumbu x, artinya untuk setiap nilai x
maka nilai y selalu positif.
Syarat : a > 0 dan D < 0

Definit Negatif
Grafik fungsi kuadrat seluruhnya berada di
bawah sumbu x, artinya untuk setiap nilai x
maka nilai y selalu negatif.
Syarat : a < 0 dan D > 0
Contoh soal 1 :
Sebuah roket ditembakkan ke atas. Setelah t detik peluru
mencapai ketinggian yang dirumuskan denagn h(t) = 40t 5t2 dalam
meter. Tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tinggi maksimum dan berapa tinggi maksimum yang dicapai?

Penyelesaian :

h(t) = 40t 5t2


Waktu saat mencapai tinggi maksimum
b 40
t 4 detik
2a 10
Tinggi maksimum pada saat t = 4 detik
h(t) = 40 (4) 5(4)2
= 160 80
= 80 meter
7. PROGRAM LINEAR
7.1 Sistem Persamaan Linear
Sistem persamaan linear adalah kumpulan lebih dari satu persamaan
linear yang dapat membentuk terhingga banyaknya solusi, tak hingga
banyaknya solusi atau tidak mempunyai solusi. Berikut ini adalah
bentuk umum dari sistem persamaan linear dengan dua variabel :

Sedangkan bentuk umum sistem persamaan tiga variabel:


Penyelesaian dari sistem persamaan linear (SPL) yang melibatkan
dua variabel atau tiga variabel dapat dilakukan dengan salah satu
metode atau gabungan metode berikut :

a. Metode grafik
b. Metode substitusi
c. Metode eliminasi
d. Metode gabungan eliminasi dan substitusi
e. Metode determinan matriks

Penyelesaian SPL tiga variabel adalah dengan mengubah bentuk


SPL tiga variabel menjadi bentuk SPL dua variabel melalui eliminasi
salah satu variabel lalu dilanjutkan dengan substitusi dua variabel
pada SPL dua variabel yang dihasilkan ke salah satu persamaan
linear tiga variabel.
7.2 Program Linier

a. Menyelesaikan masalah program linear

Program linear adalah suatu metode yang digunakan untuk


memecahkan masalah yang berkaitan dengan optimasi linear
(nilai maksimum dan nilai minimum).
Program linear tidak lepas dengan sistem pertidaksamaan linear.
Khususnya pada tingkat sekolah menengah, sistem
pertidaksamaan linear yang dimaksud adalah sistem
pertidaksamaan linear dua variabel.

b. Daerah himpunan penyelesaian

Menyelesaikan program linear sangat terkait dengan kemampuan


melakukan sketsa daerah himpunan penyelesaian sistem.
Berikut ini adalah teknik menetukan daerah himpunan penyelesaian
Buat sumbu koordinat kartesius
Tentukan titik potong pada sumbu x dan y dari semua
persamaan-persamaan linearnya.
Sketsa grafiknya dengan menghubungkan antara titik-titik
potongnya
Pilih salah satu titik uji yang berada di luar garis
Substitusikan pada persamaan
Tentukan daerah yang dimaksud.

7.3 Model Matematika


Program linear juga membutuhkan kemampuan untuk mengubah
bahasa cerita menjadi bahasa matematika atau model matematika. Model
matematika adalah bentuk penalaran manusia dalam menerjemahkan
permasalahan menjadi bentuk matematika (dimisalkan dalam variabel x
dan y) sehingga dapat diselesaikan.
Berikut ini adalah latihan untuk mengubah soal cerita menjadi
model matematika;
Sebuah area parkir dengan luas 3.750 m2, maksimal hanya dapat
ditempati 300 kenderaan yang terdiri atas sedan dan bus. Jika luas
parkir untuk sedan dan bus. Jika luas parkir untuk sedan 5 m2 dan
bus 15 m2, tentukanlah model matematikanya !
Jawab :
Misalkan :
x = banyaknya sedan
y = banyaknya bus
Sedan Bus Pertidaksamaan
Total
(x) (y) Linear
Banyak
1 1 300 x + y 300
Kenderaan
Luas
5 15 3750 5x + 15y 3750
Kenderaan
Jadi berdasarkan pertidaksamaan tersebut, model matematikanya
adalah :
Untuk banyaknya kenderaan : x y 300
Untuk luas kenderaan : 5 x 15 y 3750 ; disederhanakan menjadi
x 3 y 750

Banyaknya sedan (x) tidak mungkin negatif : x 0


Banyaknya bus (y) tidak mungkin negatif : y 0
8. SISTEM BILANGAN REAL DAN PERPANGKATAN

8.1 Sistem Bilangan Real


Himpunan bilangan real dinotasikan sebagai R merupakan gabungan dari
himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional. Bilangan
a
rasional merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk b
dengan a, b Z ( dibaca: a, b anggota himpunan bilangan bulat Z )
dan, b 0 dengan Z merupakan himpunan bilangan bulat yang terdiri
dari bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dan bilangan bulat nol,
himpunan bilangan bulat dinotasikan sebagai
Z 0, 1, 2, ,3,......
Himpunan bilangan rasional dinotasikan sebagai

a
Q r r , dengan a, b Z , b 0
b
Perhatikan bahwa setiap bilangan real dapat ditulis sebagai bentuk
desimal dan bilangan rasional dapat ditulis sebagai bentuk desimal yang
berhenti atau berulang, sebagi contoh
2 2.0000....(bentuk desimal yang berhnti)

1
0.2500....(bentuk desimal yang berhnti)
4
1
0.3333....(bentuk desimal yang berulang )
3
1
0.0833....(bentuk desimal yang berulang )
12
Jadi bilangan rasional bisa berbentuk bilangan bulat, pecahan dan
campurannya. Pecahan didefinisikan sebagai bilangan yang dapat
a
dinyatakan sebagai b ,, a, ba R , b 0 dan a kb untuk setiap k Z . Pada
pecahan yang berbentuk b , di sini a disebut pembilang dan b disebut
sebagai penyebut. Bentuk desimal yang tidak berhenti atau tidak
berulang disebut sebagai bilangan irrasional misalnya 2 1,4142 ......
dan 3.14159 .....
1. Sifat sifat Bilangan Real
Terhadap Operasi Penjumlahan
Untuk setiap a, b R berlaku ;
1) Sifat Tertutup : a b R
2) Sifat Komutatif : a + b = b + a
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan) : (a + b) + c = a + (b + c)
4) Terdapat 0 b R sehingga untuk setiap a R berlaku a + 0 = a
5) Setiap a R terdapat a R sehingga a + (-a) = 0

Terhadap Operasi Perkalian


Untuk setiap a, b R berlaku ;
1) Sifat Tertutup : a x b R
2) Sifat Komutatif : a x b = b x a
3) Sifat Asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)
4) Terdapat 1 R sehingga untuk setiap a R berlaku a x 1 = a
5) Setiap a R , a 0 terdapat 1 R sehingga a x 1 1
a a
Sifat Distributif

1) a x ( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c )
2) a x ( b - c ) = ( a x b ) - ( a x c )

Berikut ini adalah hal hal yang perlu diperhatikan dalam operasi
hitung pada sistem bilangan real:

a) Penjumlahan dan pengurangan berada pada tingkat yang sama.


b) Perkalian dan pembagian berada pada tingkat yang sama.
c) Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya
daripada operasi penjumlahan dan pengurangan sehingga harus
dikerjakan terlebih dahulu.
d) Apabila terdapat operasi hitung campuran setingkat, maka yang
harus dikerjakan terlebih dahulu adalah yang terletak sebelah kiri.
e) Apabila dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung,
maka yang terlebih dahulu dikerjakan adalah operasi hitung yang
terletak pada tanda kurung.
2. Persen
Persen disebut sebagai perseratus yaitu pecahan yang berpenyebut
100 yang dinotasikan dengan %. Jadi, persen menyajikan hubungan
dengan bilangan 100.
Contoh :
35
1. 35%
100
27
2. 27%
100
Dengan demikian, mengubah suatu pecahan biasa ke dalam bentuk
persen cukup dengan cara mengubah penyebutnya menjadi 100 atau
dengan mengalikan pecahan tersebut dengan 100 %.
3. Bilangan Berpangkat
Perhatikan bahwa
a x a x a x a xa x a..............x a = an.
perkalian sebanyak n
a disebut sebagai bilangan pokok dan n merupakan pangkat.
Misalkan a, b merupakan bilangan real dan m,n merupakan bilangan
bulat positif maka ;
1) a
m
x a n a m n
) a
m n m xn
2) ( a
3) ( a x b) m
a m
x b m

m 1
4) a m , a 0
a
5) a 0
1 , a 0

BENTUK AKAR

Untuk setiap a, m dan n merupakan bilangan real dan a, n maka :


BENTUK AKAR

Untuk setiap a, m dan n merupakan bilangan real dan a, n maka :


m
a n am
n

SIFAT-SIFAT BENTUK AKAR


Untuk setiap a, b, c dan n merupakan bilangan real positif maka berlaku :

1) a n c bn c (a b)n c

2) n a xb n a x n
b

3) m xn
n m
a a
4) (a b) 2 ab a b
9. LOGIKA MATEMATIKA
9.1 Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis
Pernyataan adalah kalimat yang memiliki nilai benar saja atau salah
saja, tetapi tidak kedua duanya, ingkaran/negasi dilambangkan ~
dibaca tidak benar bahwa p. Jadi apabila pernyataan p bernilai benar
maka ingkarannya bernilai salah begitupun sebaliknya. Berikut ini
merupakan jenis jenis dari pernyataan majemuk :
Konjungsi ( p q , dibaca: p dan q )
Konjungsi : bernilai benar jika p dan q keduanya bernilai benar
Tabelnya :
p q pq
B B B
B S S
S B S
S S S
Disjungsi ( p v q , dibaca: p atau q )
Disjungsi : bernilai salah hanya jika pernyataan p dan q keduanya bernilai
salah.
p q pvq
Tabelnya : B B B
B S B
S B B
S S S

Implikasi (p) , dibaca: jika p maka q )


Implikasi : bernilai salah hanya jika pernyataan p bernilai benar dan q salah.
Tabelnya :
p q p q
B B B
B S S
S B B
S S B
Biimplikasi ( p dibaca: p jika dan hanya jika q)
Biimplikasi : bernilai benar hanya jika pernyataan p dan q keduanya memiliki
nilai kebenaran yang sama.
Tabelnya : p q p q
B B B
B S S
S B S
S S B

9.2 Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk atau


pernyataan berkuantor
Jenis Kuantor :

Kuantor Penulisan Cara Baca


Universal x , P ( x ) Untuk semua x berlaku P(x)
Eksistensial x, P( x) Ada beberapa x berlaku P(x)
Ingkaran Kuantor :
Ingkaran Berkuantor Cara Baca
~ x, P( x) x, ~ P( x) Ada beberapa x bukan P(x)

~ x, P( x) x, ~ P( x) Semua x bukan P(x)

Ingkaran dari Pernyataan Majemuk


~ p q ~ p ~ q

~ p q ~ p ~ q

~ p q p ~ q

~ p q ( p ~ q) (q ~ p)
Kesetaraan dari Pernyataan Majemuk
Pernyataan Senilai/ Setara dengan Implikasi :
p q (~ p q) bukan atau
p q (~ q ~ p) kontraposisi
9.3 Jenis jenis Penarikan Kesimpulan
Cara Penarikan Kesimpulan dari dua premis :

Premis 1 : pq
1. Modus Ponens Premis 2 :p
Kesimpulan : q

Premis 1 : pq
2. Modus Tollens Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p

Premis 1 : pq
Premis 2 :q r
3. Silogisme
Kesimpulan : p r
10. BANGUN DATAR
10.1 Beberapa istilah dasar dalam geometri
a. Titik
Titik dilambangkan dengan bulatan kecil (dot), hanya memiliki
kedudukan/posisi dan tidak memiliki panjang, lebar ataupun
ketebalan.
b. Garis
Garis dinotasikan sebagai PQ , mempunyai panjang tetapi
tidak memiliki lebar maupun ketebalan, garis bisa diperpanjang
dikedua arahnya (arah P maupun Q).
Perhatikan gambar berikut ini :

c. Sudut
Sudut merupakan gabungan dari duah buah sinar yang
memiliki titik pangkal yang sama.
10.2 Segitiga

Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi.


Poligon merupakan bangun datar tertutup yang dibatasi
oleh sisi-sisi yang berupa ruas garis-ruas garis lurus.

Gambar di atas merupakan contoh segitiga ABC dengan A, B


dan C merupakan titik sudut dan ruas garis AB , BC , dan AC
merupakan sisi sisi pada segitiga ABC.
a. Jenisjenis segitiga berdasarkan kesamaan panjang sisi nya

Segitiga Segitiga sebarang adalah segitiga yang


Sembarang ketiga sisi-sisinya tidak sama panjang.

Segitiga Segitiga sama sisi adalah segitiga yang


Sama Sisi ketiga sisi-sisinya sama panjang.

Segitiga Segitiga sama kaki adalah segitiga


minimal memiliki 2 sisi yang sama
Sama Kaki panjang.
b. Jenisjenis segitiga berdasarkan jenis sudutnya.

Segitiga Segitiga siku siku adalah segitiga dengan salah satu


Siku Siku sudutnya adalah sudut siku-siku ( besar sudut : 900 ).

Segitiga Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya


merupakan sudut lancip ( sudut yang besar diantara
Lancip 00 dan 900).

Segitiga Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu


sudutnya merupakan sudut tumpul ( sudut yang
Tumpul besarnya diantara 900 dan 1800 ).
c. Sifat-sifat pada segitiga
1). Jumlahan dari dua sisinya lebih panjang dari sisi yang lainnya.
2). Selisih panjang dari sisi-sisinya kurang dari panjang sisi yang
lain.
3). Jumlah sudut-sudut pada suatu segitiga adalah 1800.

d. Keliling dan luas segitiga

Keliling (K) dari suatu segitiga ABC adalah K = a + b + c


Dengan a = BC b AC, c AB
Luas (L) dari suatu segitiga :
Perhatikan segitiga siku-siku PQR, dengan menggunakan pendekatan
luas persegi panjang PQSR yang kita ketahui luasnya adalah p x l .
Perhatikan bahwa :
Luas persegi panjang PQSR = L1 ( Luas PQR ) L 2 ( Luas QSR )
p x l = 2 x L1 ( Luas L1 = Luas L2 )
1
x p x l L1 ( LuasPQR )
2
Misal p = a (alas segitiga) dan l = t (tinggi segitiga) diperoleh
1
luas PQR xa xt
2

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa luas (L) dari suatu segitiga
adalah
1
L x a xt
2
Dengan a = alas segitiga, t = tinggi segitiga
10.3 Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar segiempat dengan
keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku dan sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang. Segiempat merupakan poligon yang
memiliki 4 buah sisi dan 4 buah titik sudut.

Sebuah persegi panjang adalah jumlah dari sisi-sisi persegi


panjang tersebut yaitu: K = PQ QR, SR PS p 1 p 1 2( p 1)
Dengan p merupakan panjang dan l merupakan lebar dari persegi
panjang tersebut. Selanjutnya perhatikan gambar berikut
Persegi panjang PQRS merupakan persegi
panjang dengan panjang 7 persegi satuan dan
lebar 5 persegi satuan. Disini peroleh luas dari
persegi panjang PQRS sama dengan banyaknya
persegi dalam area PQRS yaitu sebanyak 35 satuan
yang dapat juga diperoleh dari hasil kali panjang
dan lebar dari Persegi panjang PQRS. Dengan
demikian luas (L) dari persegi panjang adalah

L=pxl
Dengan p merupakan panjang dan l merupakan
lebar dari persegi panjang tersebut.
10.4 Persegi

Persegi merupakan bangun datar segiempat yang sudut-


sudutnya merupakan sudut siku-siku dan semua sisi-sisinya sama
panjang.
Keliling (K) dari suatu persegi adalah jumlahan dari sisi-sisi persegi
tersebut yaitu ;
K=a+a+a+a=4xa
Dengan a merupakan sisi dari suatu persegi. Suatu persegi yang
memiliki panjang yang sama dengan lebarnya atau p = l = a memiliki
luas (L) yaitu
L=axa
Dengan a merupakan sisi dari suatu persegi.
10.5 Jajaran Genjang

Jajaran genjang merupakan bangun datar segiempat


yang memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar, memiliki dua pasang sudut yang masing-masing
sama besar dengan sudut dihadapannya, jumlah sudut yang
berdekatan 1800 dan kedua diagonalnya saling berpotongan
ditengah-tengah bidang jajar genjang tersebut.
Keliling jajar genjang ( K) merupakan jumlah dari
panjang sisi-sisinya. Pada jajar genjang PQRS diperoleh


K PQ QR SR PS 2 x QR 2 SR PS QR dan PQ SR 2 x c ().

Luas ( L) jajar genjang PQRS sama dengan luas PQS ditambah


dengan luasQRS. Sehingga diperoleh; L = luas PQS + luas
QRS =
1
x r x t x r x t r x 10
2

Dengan r merupakan alas jajar genjang dan t merupakan


tinggi jajar genjang.
10.6 Belah Ketupat

Belah ketupat merupakan jajar genjang yang keempat sisi-sisinya


sama panjang dan diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.
Keliling (K) dari belah ketupat merupakan jumlah dari panjang sisi-sisi
belah ketupat, yaitu : K PQ QR SR PS 4 x a

Dengan a merupakan sisi dari belah ketupat tersebut.


1 1
Luas ( L) luas PQR luas RSP x PR x ST x PR x TQ
2 2
1 1
x PR x ( ST TQ) x PR x SQ
2 2
Jadi diperoleh luas dari suatu belah ketupat adalah setengah dari hasi kali
diagonal-diagonalnya yaitu : L 1 x (d d )
1 2
2
10.7 Layang-layang
Layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang dibentuk
oleh 2 pasang sisi yang sepasang sisi-sisinya sama panjang, sepasang
sudut yang berhadapan sama besar, salah satu dari diagonalnya membagi
dua diagonal yang lain atas dua bagian yang sama panjang dan kedua
diagonal.


Keliling ( K ) SR RQ SP PQ 2 x SR 2 x SP

2 x SR SP
Luas ( L) dari suatu layang-layang PQRS adalah jumlah dari luas PRS
ditambah dengan luas QRS yaitu :
1 1
L Luas PRS PQR x ST x RP x TQ x RP
2 2

1
2
1

x RP x ST TQ x RP x SQ
2
Jadi diperoleh Luas layang-layang adalah setengah dari hasil kali diagonal-
diagonalnya yaitu:
1

L x d1 d 2
2

Dengan dan merupakan diagonal-diagonal dari layang-layang.
10.8 Trapesium

Trapesium merupakan bangun datar segiempat yang memiliki


sepasang sisi yang sejajar, berhadapan tetapi tidak sama panjang.

Keliling ( K) dari suatu trapesium adalah jumlah dari sisi-sisinya, yaitu :

K PS QR PQ SR

Luas ( L) dari suatu trapesium adalah jumlah sisi sejajar dikali tinggi
dibagi dua.
1

L x PQ SR x TS
2
BACK
B. Materi Yang Sulit Di Pahami

Menurut saya materi yang sulit dipahami


adalah materi bangun datar. Karena materi
bangun datar berkaitan dengan menggambar
atau menghayal gambar. Apalagi kesulitannya
ketika muncul di soal, saya sangat kesulitan
mengaplikasikan soal cerita / soal pernyataan
kedudukan titik atau garis di bangun datar ke
bidang gambar, sering salah menafsirkan soal
ke bidang gambar sehingga memperoleh
jawaban yang salah. BACK
C. MATERI ESSENSIAL YANG TIDAK ADA
DALAM SUMBER BELAJAR

Menurut saya materi essensial tapi tidak ada


dalam sumber belajar adalah mengenai materi
mencari luas segitiga menggunakan aturan
sinus pada bab bangun datar. Materi ini
menurut saya penting untuk dituliskan di
sumber belajar karena pada soal uraian bab
bangun datar muncul soal yang sangat erat
hubungannya dengan mencari luas segitiga
menggunakan aturan sinus. BACK
D. MATERI YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN
ADA DALAM SUMBER BELAJAR.

Menurut saya semua materi yang ada


dalam sumber belajar adalah semua materi
yang essensial. Karena semua materi yang
sudah ada dalam sumber belajar sangat
penting untuk diketahui dan juga merupakan
pokok- pokok atau inti sari dari pelajaran
matematika. Dan semua materi tersebut
diperlukan dalam menjawab soal-soal uraian
yang ada.
BACK
E. JAWABAN LATIHAN SOAL URAIAN
BAB 6 : Persamaan Kuadrat
1. Pak Musa mempunyai kebun berbentuk persegi panjang dengan
luas 192 m. Selisih panjang dan lebar kebun adalah 4 m. Apabila
sekeliling dalam kebun dibuat jalan dengan lebar 2 m, luas jalan
tersebut adalah?
Penyelesaian :
L p l 192
p l 4 maka p 4 l
jadi
4 l l 192
4l l 2 192
l 2 4l 192 0
l 12l 16 0
l 12 atau l 16
karna lebar tidak mungkin negatif maka l 12
p 4l
4 12
16
dibuat jalan dengan lebar 2 meter di keliling dalamnya, jadi luas jalannya
adalah:
L 16 12 16 4 12 4
192 12 8
192 96
96 m 2
BAB 7 : Program Linier
1. Untuk menambah penghasilan, seorang ibu setiap harinya memproduksi
dua jenis kue untuk dijual. Setiap kue jenis I modalnya Rp200 dengan
keuntungan 40%, sedangkan setiap kue jenis II modalnya Rp300 dengan
keuntungan 30%. Jika modal yang tersedia setiap harinya adalah
Rp100.000 dan paling banyak hanya memproduksi 400 kue, berapa
persen keuntungan terbesar yang dapat dicapai ibu tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan kue jenis I adalah x dan kue jenis II adalah y.
Maka dari permasalahan di atas, diperoleh sistem pertidaksamaan
berikut:
200x + 300y 100.000 atau 2x + 3y 1000
2x + 3y 1000 .... 1)
x + y 400 .... 2)
x 0 .... 3)
y 0 .... 4)
dimana fungsi objektifnya z = 80x + 90y
Berikut adalah gambar grafik penyelesaiannnya
Titik potong B dapat diperoleh dengan;
800 1000 200 1000 1200 200
y 200 dan X 200
23 1 23 1
sehingga nilai maksimumnya dapat diperoleh melalui titik-titik uji
sebagai berikut:
untuk titik A (400,0) maka z = 80 (400) + 90 (0) = 32.000
untuk titik B (200,200) maka z = 80 (200) + 90 (200) = 34.000
1000 1000
untuk titik C (0, ) maka Z = 80 (0) + 90 30.000
3 3
Jadi keuntungan terbesar yang dapat dicapai ibu tersebut adalah
Rp34.000,00 atau 34%.
BAB 8 : Sistem Bilangan Real dan Perpangkatan
1. Harga sebuah buku kalkulus mula-mula Rp 80.000,00. Jika harga buku
tersebut naik kemudian turun dari harga baru. Tentukan terakhir harga
buku kalkulus tersebut!
Penyelesaian:
Misal: x0 = harga buku mula-mula
x1 = harga buku setelah naik 60%
x2 = harga buku terakhir
60 30
x1 x0 ( x0 ) x2 x1 ( x1 )
100 100
60 30
x1 80.000 (80.000) x2 128.000 (128.000)
100 100
x1 80.000 48.000 x2 128.000 38.400
x1 128.000 x2 89.600
Jadi, harga terakhir buku kalkulus adalah Rp. 89.600
BAB 9 : Logika Matematika
1. Tentukan Kesimpulan dari premis-premis di bawah ini !
p V q
~q

Jawab:
p V q ~p q
~q ~q
Modus Tollens

Jadi p Jadi ~ ~ p p
2. Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi berikut ini adalah...
~p q
q r

Jawab:
~p q
Silogisme
q r
~ pr p V r
3. Tentukan Kontraposis dari pernyataan majemuk p ( p ~ q)
Jawab:
Implikasi p (p ~ q)
Kontraposisi ~ ( p ~ q) ~ p

(~ p q ) ~ p

4. Pernyataan yang setara dengan Jika harga BBM naik maka harga
kebutuhan pokok akan naik adalah
Jawab:
P q ~ pq ~ q ~ p
~ pq harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik
~ q ~ p jika harga kebutuhan pokok tidak naik maka harga BBM tidak
naik
BAB 10 : Bangun Ruang
1. Diketahui ABCD jajaran genjang. Titik P dan Q berada secara berurutan
di sisi AB dan DP sehingga AP=1/3 AB , DQ=1/3 DP. Jika luas jajaran
genjang ABCD adalah 36 cm2, maka luas segitiga QBC adalah
Penyelesaian:

LABCD 3x.3 y. sin P 9



LQPB 1
.2 x.2 y. sin P 2
2
36 9

LQPB 2

36.2
LQPB 8 cm 2
9
LABCD 3 x.3 y. sin P

LAPD 1
x.3 y. sin (180 0 P )
2
LABCD 3 x.3 y. sin P

LAPD 1
x.2 y. sin P
2
36 9
3
L APD 2

36 3
9:
LAPD 2
36 2
9
LAPD 3
36
6
LAPD
36
LAPD 6 cm 2
6
LABCD 3x.3 y. sin P

LCDQ 1
3x. y. sin D
2
LABCD 3x.3 y. sin P

LCDQ 1
3x. y. sin (1800 P)
2
LABCD 3 x.3 y. sin P

LCDQ 1
3 x. y. sin P
2
36 9
3
LCDQ 2

36
6
LCDQ
36
LCDQ 6 cm 2
6
BACK

Next

maka LBQC LABCD ( LQPB LAPD LCDQ )

36 (8 6 6)

36 (20)
Terima kasih atas
perhatiannya semoga
hal ini dapat
menambah wawasan
dan ilmu pembaca

Anda mungkin juga menyukai