Anda di halaman 1dari 12

Resume 2

Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika SMA


Dosen Pengampu : Ratu Mauladaniyati, M. Pd.
Nama Mahasiswa : Lukman Hakim
NIM : 407200009

PERTIDAKSAMAAN, PERSAMAAN LINEAR, DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR.

PERTIDAKSAMAAN

A. Sifat-sifat Pertidaksamaan

 a > b ⇔ ac > bc untuk c > 0


 a > b ⇔ ac < bc untuk c < 0
 a > b ⇔ a + c > b + c untuk c ∈ R
 ab > 0 maka a/b > 0
 ab < 0 maka a/b < 0
 Jika a > b dan b > c maka a > c
 a2 > 0 untuk setiap a ∈ R

B. Harga mutlak
 √ x 2=|x|= { ¿
 |x|<a maka – a< x< a
 |x|>a maka x< – a atau x> a
 ¿ x∨¿∨ y∨⇔ x 2 > y 2 ⇔(x – y )( x + y)>0
 |x|<| y|⇔ x2 < y 2 ⇔ ( x – y ) ( x + y ) <0

C. Irasional
 {√ f (x)<a , a> 0 } ⇔ {√ f (x)> a2 ∧ f (x )≥ 0 }
 √ f ( x)> √ g ( x ) ⇔ { f ( x ) > g ( x ) ∧ f ( x ) ≥ 0 ∧ g( x )≥ 0 }
2
 √ f ( x)< √ h ( x ) ⇔ f ( x ) <[ h (x)] ∧ f ( x ) ≥ 0 ∧h ( x ) >0
PERSAMAAN LINEAR

Persamaan linear adalah suatu persamaan dengan satu variabel (satu peubah) yang
memiliki pangkat bulat positif dan pangkat tertinggi variabelnya satu.
Bentuk umum persamaan linear adalah:
ax +b=0
Keterangan:
a : Koefisien
x : Variabel
b : Konstanta
Dalam menyelesaikan persamaan linear dapat dilakukan dengan memisahkan
variabel dan dengan konstanta pada ruas yang berbeda.

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

A. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

¿ a1 x+b 1 y =c 1
1. Bentuk umum : {
¿ a2 x +b 2 y =c 2

2. Dapat diselesaikan dengan metode grafik, substitusi, eliminasi, dan


determinan.
3. Metode determinan:
a1 b1
D= | |
a 2 b2
= a1b2 – a2b2;

c1 b1 a1 c 1
Dx = | |
c 2 b2
; Dy = | |
a2 c2
;

Dx Dy
x= ; y=
D D

B. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)


¿ a1 x+ b1 y + c1 z=d 1
1.
{
Bentuk umum : ¿ a2 x+ b2 y + c2 z=d 2
¿ a3 x+b 3 y + c3 z=d 3

2. Dapat diselesaikan dengan metode eliminasi bertingkat dan determinan.


3. Metode determinan:
= (a1b2c3 + b1c2a3 +
a1 b1 c 1

| |
D = a2 b2 c 2 =
a 3 b3 c 3
c1a2b3) –
(a3b2c1 + b3c2a1 +
c3a2b1)
d1 b1 c1 a1 d 1 c1 a1 b1 d 1

| |
Dx = d2 b2 c2 ;
d3 b3 c3 | | |
Dy = a2 d 2 c2 ;
a 3 d 3 c3
Dz = a2
a3 |
b2 d 2 ;
b3 d 3

Dx D Dz
x= ; y = y; z=
D D D
Resume 2
Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika SMA
Dosen Pengampu : Ratu Mauladaniyati, M. Pd.
Nama Mahasiswa : Lukman Hakim
NIM : 407200009

PERSAMAAN GARIS, PERSAMAAN KUADRAT, DAN FUNGSI KUADRAT.

PERSAMAAN GARIS

Suatu persamaan yang jika digambarkan ke dalam bidang koordinat Cartesius maka
akan membentuk suatu garis lurus. Sedangkan garis lurus itu sendiri terbentuk atas
kumpulan titik-titik yang letaknya sejajar.
 Bentuk eksplisit
Bentuk umum persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai y = mx + c, dengan x
dan y variabel atau peubah, m gradien dan c konstanta. Bentuk persamaan tersebut
dinamakan bentuk eksplisit. Dalam hal ini m sering dinamakan koefisien arah atau
gradien dari garis lurus. Sehingga untuk garis yang persamaannya y = 2x + 1
mempunyai gradien m = 2.

 Bentuk implisit
Persamaan y = 2x + 1 dapat diubah ke bentuk lain yaitu 2x – y + 1 = 0.
Sehingga bentuk umum yang lain untuk persamaan garis lurus dapat dituliskan
sebagai ax + by + c = 0, dengan x dan y peubah serta a koefisien x, b koefisien y, dan
c konstanta. Bentuk tersebut dinamakan bentuk implisit.

PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

A. Persamaan Kuadrat
1. Bentuk umum persamaan kuadrat : ax2 + bx + c = 0, a  0
2. Nilai determinan persamaan kuadrat : D = b2 – 4ac
3. Akar–akar persamaan kuadrat dapat dicari dengan memfaktorkan ataupun
dengan rumus:
−b ± √ D
x 1,2=
2a
4. Pengaruh determinan terhadap sifat akar:
a) Bila D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang berbeda
b) Bila D = 0, maka persamaan kuadrat memiliki 2 akar real yang kembar
dan rasional
c) Bila D < 0, maka akar persamaan kuadrat imajiner (tidak memiliki akar–
akar)
5. Jumlah, selisih, dan hasil kali akar–akar persamaan kuadrat
Jika x1, dan x2 adalah akar–akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka:
−b
a) Jumlah akar–akar persamaan kuadrat : x 1 + x2 =
a
D
b) Selisih akar–akar persamaan kuadrat : x 1−x 2= |√ |a
, x1 > x 2

c
c) Hasil kali akar–akar persamaan kuadrat : x 1 ⋅ x 2=
a
d) Beberapa rumus yang biasa digunakan saat menentukan jumlah dan hasil
kali akar–akar persamaan kuadrat
1) x 21+ x22 = ¿
2) x 31+ x32 = ¿
Catatan:
Jika koefisien a dari persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, bernilai 1, maka
1. x1 + x2 = – b
2. x 1−x 2=√ D
3. x1 · x2 = c

B. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat merupakan fungsi dari persamaan kuadrat yang telah dibahas di
atas dengan bentuk umum seperti berikut ini:
f(x) = ax2 + bx + c, a ≠ 0
dengan f(x) = y yang merupakan variabel terikat, x adalah variabel bebas,
sedangkan a, dan b merupakan koefisien dan c adalah suatu konstanta.
1. Jenis-jenis Fungsi Kuadrat
a) Jika pada y = ax2 + bx + c nilai b dan c adalah 0, maka fungsi kuadrat
menjadi: y = ax2
yang membuat grafik pada fungsi ini simetris pada x = 0 dan memiliki nilai
puncak di titik (0,0).
b) Jika pada y = ax2 + bx + c nilai b bernilai 0, maka fungsi kuadrat akan
berbentuk: y = ax2 + c
yang membuat grafik pada fungsi ini simetris pada x = 0 dan memiliki titik
puncak di (0,c)
c) Jika titik puncak ada di titik (h,k), maka fungsi kuadrat menjadi:
y = a(x – h)2 + k
dengan hubungan a, b, dan c dengan h, k adalah sebagai berikut:

b 2−4 ac
[ (
(h , k )=
−b
2a
,−
4a )]
2. Grafik Fungsi Kuadrat
Setelah kita memahami jenis-jenis fungsi kuadrat yang lain, selanjutnya kita
akan membahas cara melukis sebuah grafik fungsi kuadrat. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a) Menentukan sumbu simetri: x = – b/2a
b) Menentukan titik potong kurva dengan sumbu x:
misalkan y = 0, maka ax2 + bx + c = 0
c) Menentukan titik potong dengan sumbu y: misalkan x = 0, maka y = c

b2−4 ac
d) Menentukan titik puncak: y=− ( 4a )
Dari ciri khusus yang dijelaskan di atas, berikut di bawah ini merupakan
bentuk-bentuk grafik fungsi kuadrat secara umum beserta sedikit
penjelasannya:
Resume 3
Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika SMA
Dosen Pengampu : Ratu Mauladaniyati, M. Pd.
Nama Mahasiswa : Lukman Hakim
NIM : 407200009

TRIGONOMETRI I
A. Trigonometri Dasar
y
 sin  =
r
x
 cos  =
r
y
 tan  =
x
B. Perbandingan trigonometri sudut Istimewa (30º, 45º, 60º)
Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa dapat dicari dengan
menggunakan segitiga siku-siku istimewa (gambar 1 dan gambar 2)
º sin cos tan
3 1
½ ½√ 3 √3
0 3
4
½ √2 ½ √2 1
5
6 gambar 1 gambar 2
½√ 3 ½ √3
0

C. Perbandingan Trigonometri sudut berelasi


Perbandingan trigonometri sudut berelasi dapat dicari dengan menggunakan
bantuan lingkaran satuan seperti pada gambar berikut:
1. Sudut berelasi (90º – )
b) sin(90º – ) = cos 
c) cos(90º – ) = sin 
d) tan(90º – ) = cot 
2. Sudut berelasi (180º – )
a) sin(180º – ) = sin 
b) cos(180º – ) = – cos 
c) tan(180º – ) = – tan 
3. Sudut berelasi (270º – )
a) sin(270º – ) = – cos 
b) cos(270º – ) = – sin 
c) tan(270º – ) = cot 
4. Sudut berelasi (– )
a) sin(– ) = – sin 
b) cos(– ) = cos 
c) tan(– ) = – tan 

D. Rumus–Rumus dalam Segitiga


a b c
1. Aturan sinus : = = =2 r
sin A sin B sin C
Aturan sinus digunakan apabila kondisi segitiganya adalah:
b b

c
a. 2 sudut dan satu sisi b. 2 sisi dan satu sudut di depan sisi sisi

2. Aturan Kosinus : a2 = b2 + c2 – 2bc cos A


Aturan kosinus digunakan jika kondisi segitiganya:

b b
a

c c

a. sisi sisi sisi b. sisi sudut sisi

3. Luas segitiga
a) L = ½ a · b sin C :  dengan kondisi “sisi sudut sisi”
a2 ⋅sin B ⋅sin C
b) L= :  dengan kondisi “sudut sisi
2sin (¿ B+C )¿
sudut”
c) L = √ s ( s−a)(s−b)( s−c ):  dengan kondisi “sisi sisi sisi”
dimana, s = ½(a + b + c)
Resume 4
Mata Kuliah : Kapita Selekta Matematika SMA
Dosen Pengampu : Ratu Mauladaniyati, M. Pd.
Nama Mahasiswa : Lukman Hakim
NIM : 407200009

RELASI & FUNGSI, FUNGSI KOMPOSISI, DAN FUNGSI INVERS.


RELASI DAN FUNGSI

 Relasi : setiap anggota himpunan daerah asal (domain) boleh punya pasangan
lebih dari satu atau boleh juga tidak memiliki pasangan.
 Fungsi : setiap anggota himpunan daerah asal (domain) diharuskan punya
pasangan dan hanya tepat satu dipasangkan dengan anggota himpunan daerah
kawannya (kodomain).
1. Fungsi injektif (satu-satu)
Jika fungsi f : A → B, disebut fungsi injektif jika setiap anggota himpunan B
hanya memiliki satu pasangan dengan anggota himpunan A

2. Fungsi surjektif (onto)Pada fungsi f : A → B, disebut fungsi surjektif jika


setiap anggota himpunan B merupakan pasangan dari anggota himpunan A.
dengan kata lain, setiap anggota himpunan B atau kodomain merupakan range.

3. Fungsi bijektif (korespondensi satu-satu)


Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif
atau korespondensi satu-satu.
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

Fungsi komposisi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan yang
akan menghasilkan sebuah fungsi baru.
A. Domain Fungsi (DF)

1. f(x) = √ f ( x) , DF semua bilangan R, dimana f(x)  0


f (x)
2. f(x) = g(x ) , DF semua bilangan R, dimana g(x)  0

B. Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi


1. (f ∘ g)(x) = f(g(x))
2. (f ∘ g ∘ h)(x) = f(g(h(x)))
3. (f ∘ g)– 1 (x) = (g– 1 ∘ f– 1)(x)
ax+b −dx+b
4. f(x) = cx+d , maka f (x) = cx−a
– 1

5. f(x) = alog x, maka f– 1(x) = ax


6. f(x) = ax, maka f– 1(x) = alog x

Anda mungkin juga menyukai