Anda di halaman 1dari 112

BAB II

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BARU

2.1 TEORI UMUM


Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana
untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional,
serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih
luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang besar dalam pengembangan suatu
wilayah, baik wilayah secara nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota sesuai
dengan fungsi dari jaringan jalan tersebut. Untuk itu diperlukan perbaikan jalan
untuk menunjang dan mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam seckor
transportasi.

2.1.1 Penentuan Standar Teknis Jalan


Penentuan Standar Teknis Jalan perencanaan biasanya dikembangkan di
kantor pusat dan kemudian diteruskan ke tenaga lokal dalam bentuk instruksi atau
sebagai petunjuk teknis. Keputusan-keputusan detail akhir membutuhkan
pengetahuan tentang lingkungan, kualitas tanah, penempatan struktur, lokasi
penggalian, dan sebagainya. Tersedianya peta, gambar dan statistik tidak dapat
diharapkan berisi detail yang disediakan untuk setiap proyek jalan. Tersedianya
informasi tersebut membutuhkan survei lapangan. Aspek perencanaan teknis yang
harus dilakukan oleh kantor pusat adalah parameter standar untuk jenis-jenis
pekerjaan. Standar ini meliputi hal-hal yang dapat dilakukan oleh tenaga lokal.
Penentuan Standar Perencanaan Teknis Jalan umumnya menyediakan acuan
yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi: referensi untuk tempat-tempat yang akan dilayani dan hambatan utama
yang akan dihindari, seperti daerah basah (kondisi tanah jelek), perkebunan dan
penyebrangan sungai yang sulit.
2. Persyaratan alinyemen : Instruksi untuk setting ruas jalan.

7
8

3. Kinerja teknik: spesifikasi dari kemiringan maksimum, kurva minimum


horisontal dan vertikal, jarak pandang, kenaikan, penurunan, dan lain-lain.
4. Kebutuhan bahan/material: spesifikasi dari jenis, kualitas, metode pemadatan,
perawatan (curing) dan test yang perlu dilakukan.
5. Struktur: Rekomendasi pada penggunaan material bangunan lokal, seperti batu,
kayu, dan pada perencanaan jembatan, saluran air (gorong-gorong) dan
pekerjaan pelindung jalan.
Lokasi jalan dan bentuk jalan merupakan hal penting ketika diterapkan pada
metode berbasis tenaga kerja. Standar bentuk jalan yang tinggi yang bertujuan
untuk mengurangi jumlah lengkungan dan kemiringan, diperlukan khususnya di
daerah perbukitan dan pegunungan, dan juga perlu mempertimbangakan
pemindahan tanah searah jalan yang mana tidak dapat dilakukan oleh tenaga kerja
secara ekonomis. Oleh karena itu, Site enginner harus sadar untuk memilih bentuk
jalan dimana pada umumnya pekerjaan tanah memotong dan menimbun ke arah
lateral/melintang pada bentuk jalan arah horisontal maupun vertikal diusahakan
tidak menimbulkan masalah pengangkutan.

2.1.2 Koordinat Trase


Koordinat trase pada perencanaan teknik jalan diperlukan untuk menjamin
suatu perencanaan teknik jalan raya yang baik dan menghasilkan keamanan serta
kenyamanan bagi pengemudi kendaraan yang melalui jalan tersebut. Koordinat
trase menggambarkan posisi suatu titik terhadap suatu titik ikat atau BM tertentu.
Koordiant titik dapat dihitung berdasarkan panjang garis dan azimut.
Dimisalkan koordinat titik A(x1,y1) dan koordinat titik B(x2,y2) maka :
Absis x2 = x1 + A – B Sin β dan ordinat y2 = y1 + A – B Cos β
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan koordinat
trase diantaranya yaitu :
1. Perencanaan garis trase dibuat sependek mungkin.
2. Dipilih route rencana jalan dipilih sedatar mungkin mengikuti garis kontur atau
transis.
9

3. Syarat antara sudut belokan pertama dan sudut belokan kedua diusahakan
sepanjang – panjangnya. (4,0 cm pada gambar dengan skala 1 : 10.000).
4. Perencanaan sudut belok pada masing-masing tikungan disesuaikan dengan
kecepatan rencana kendaraan (Vr).

2.1.3 Alinyemen Horizontal


Alinyemen horizontal adalah bentuk gambar jalan secara horizontal dilihat
dari atas yang menggambarkan gabungan bentuk jalan lurus dan lengkung
(belokan) sesuai dengan arah mata angin. Dengan demikian gambar alinyemen
horizontal dibuat dengan mem-plot trase jalan pada peta kontur suatu daerah yang
akan dilalui oleh trase tersebut.
Pada bagian lurus secara geometrik tidak ada masalah, sedangkan yang
perlu mendapatkan perhatian adalah pada bagian lengkung, karena stabilitas
gerakan kendaraan di daerah lengkung akan mengalami gangguan seperti adanya
gaya sentrifugal akibat gerakan membelok. Beberapa hal penting yang perlu
mendapat perhatian di daerah lengkung adalah kecepatan rencana, jari-jari
lengkung, jenis dan panjang kurva, superelevasi dan pelebaran jalur.

2.1.4 Stasiun
Stationing digunakan untuk menetukan panjang suatu lokasi jalan atau jarak
dari suatu tempat sampai ke tempat lain pada suatu lokasi jalan. Yang dimaksud
dengan stationing adalah penentuan jarak langsung yang diukur dari titik awal,
sedangkan stasiun (Sta) adalah jarak langsung yang diukur dari titik awal (Sta.
0+000) sampai titik yang dicari stasiunnya. Untuk menentukan stasiun (Sta) pada
suatu titik diberikan contoh seperti pada gambar 2.40. Dari hasil pengukuran dan
perhitungan maka akan didapatkan titik-titik tertentu yaitu : A; TC; CT; TS1;
SC1; CS1; SC1; dan B serta panjang d1; Lc; d2; Lt1; dan d3.
Titik-titik awal penting harus ditetapkan atau dihitung stasiunnya. Dalam
menghitung stasiun patok-patok pengukuran memanjang yang lain diluar patok-
patok penting diatas dilakukan dengan cara yang sama. Perlu diperhatikan dalam
memasang patok-patok pengukuran sebaiknya:
10

1. Untuk daerah dataran, jarak antar patok + 100 m


2. Untuk daerah perbukitan, jarak antar patok + 50 m
3. Untuk daerah pegunungan, jarak antar patok + 25 m
4. Untuk bagian lengkung, jarak patok harus dibuat lebih pendek menurut
keperluan ketelitian.

2.1.5 Penentuan Kondisi Medan Jalan


Kondisi medan jalan didefinisikan sebagai besarnya kemiringan melintang
lahan tanah asli yang diukur tegak lurus dengan sumbu jalan dinyatakan dalam %.

V
Kemiringan melintang lahan = x 100 %. Klasifikasi kondisi medan ditetapkan
H
dengan standar medan berupa datar, bukit, dan gunung dengan batasan
kemiringan lahan. Penetapan klasifikasi kondisi medan untuk membatasi biaya
pembangunan jalan yang disesuaikan dengan keadaan topografi.
Teori dari kondisi mendan jalan adalah sebagai berikut:
1. Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan
medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
2. Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan
keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan
perubahan–perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.
3. Klasifikasi medan jalan untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1 Kemiringan Medan
Jenis Medan Lereng Melintang
D (Datar) 0 – 9.9 %
B (Bukit) 10 % – 24.99 %
G (Gunung) > 25 %

2.1.6 Jarak Pandang


11

1. Jarak Pandang Henti


Jarak Pandang Henti (JPH) merupakan hal penting dalam perancangan
geometrik jalan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pengemudi. JPH harus diperhitungkan sedemikian sehingga di setiap titik
sepanjang jalan terpenuhi, sehingga kendaraan yang melaju sesuai dengan
kecepatan rencana bila melihat penghalang, pada lintasannya, di atas
permukaan jalan, dapat menghentikan kendaraannya sebelum menabrak
penghalang tersebut. Dengan demikian JPH merupakan dua jarak, yaitu jarak
sejak pengemudi melihat penghalang sampai ia memutuskan untuk menginjak
rem (jarak tanggap) dan jarak yang diperlukan selama proses pengereman,
dimulai dari pertama kali menginjak rem sampai berhenti. Bina Marga
menetapkan waktu tanggap pada batas normal sebesar 2,5 detik. Jarak tanggap
yang diperlukan adalah kecepatan dikalikan waktu tanggap. Nilai V dikonversi
dari km/jam ke m/detikk dengan 1000 m / 3600 detik atau 1/3,6 .
V 2
V 3,6
D= x t+
3,6 2 gf

Dengan: D = Jarak Pandang Henti Minimum (m)


V = Kecepatan Laju (km/jam) = Kecepatan Rencana
t = Waktu tanggap = 2,5 detik
g = Percepatan grafitasi = 9,8 m/detik2

2. Jarak Pandang Menyiap


Jarak Pandang Menyiap (JPM) adalah jarak yang dibutuhkan oleh pengemudi
untuk melakukan gerakan menyiap kendaraan di depannya sehingga ia dapat
kembali ke lajur semula di depan kendaraan yang disiap dengan aman. Dalam
hal digunkan regulasi lalulintas kiri maka ketika kedaraan dalam keadaan
menyiap/mendahului ia berada pada posisi kanan. Dalam keadaan ini
kendaraan dari arah berlawanan harus dapat dilihat pada jarak pandang
menyiap sampai kembali ke lajur kiri ditambah jarak bebas secukupnya antara
12

ia dengan kendaraan yang berlawanan arah, sehingga tidak terjadi tabrakan.


JPM diperlukan pada jalan 2 lajur atau lebih yang tidak ada pemisahnya (non
devider road way), baik oleh pemisah biasa (devider) atau oleh median,
sehingga memungkinkan kendaraan melintas masuk ke lajur berlawanan.
Dalam hal JPM yang dibutuhkan tidak dapat terpenuhi oleh bentuk geometri
jalan maka dibuat marka larangan mendahului pada jalan dua lajur berupa gars
putih lurus/tidak puts-putus. Sebaliknya apabila bentuk geometrik sedemikian
sehingga JPM dapat terpenuhi, berarti tidak ada larangan menyiap maka garis
putih marka pembatas arah dibuat putus-putus. Bina Marga menetapkan dua
macam JPM, yaitu JPM total dan JPM minimum. JPM total adalah seluruh
panjang jalan yang dibutuhkan oleh kendaraan yang akan menyiap dimulai dari
gerakan masuk ke lajur kanan sampai masuk kembali ke lajur kiri ditambah
jarak bebas dengan kendaraan yang berlawanan pada saat yang bersamaan.

2.1.7 Pelebaran di Tikungan


1. Pelebaran Jalan yang Dilewati Truk
R1=R c −Lebar Jalur
1
Rc =R 1+ b
2
Rw = √ ¿ ¿

B=Rw +1,25−√ Rc 2−64


∈=B−b
2. Pelebaran Jalan yang Dilewati Semi Trailler
R1=R c −Lebar Jalur
1
Rc =R 1+ b
2
Rw = √ ¿ ¿

B=Rw +1,25−√ Rc 2−109,09


∈=B−b
Keterangan:
b = 2,5 m (semua kendaraan)
13

Rc = Jari-jari radius lengkung untuk lintasan luas untuk bagian roda depan
Rw = Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan
R1 = Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan

2.1.8 Diagram Superelevasi


Diagram superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi dari lereng
normal ke superelevasi penuh, sehingga dengan mempergunakan diagram
superelevasi dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap titik di
suatu lengkung horizontal yang direncanakan. Diagram superelevasi digambar
berdasarkan elevasi tepi luar sebagai sumbu putar. Elevasi tepi perkerasan pada
saat kemiringan penuh, diberi tanda negatif. Pada saat kemiringan normal, tepi
perkerasan sebelah dalam selalu bertanda negatif.
Pencapaian superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang
normal pada bagian jalan yang lurus sampai ke superelevasi penuh pada bagian
lengkung. Pada tikungan tipe S-C-S, pencapaian superelevasi dilakukan secara
linier, diawali dari bentuk normal pada titik TS, kemudian meningkat secara
berangsur-angsur sampai mencapai superelevasi penuh pada titik SC. Pada
tikungan tipe Full Circle (FC) pencapaian superelevasi dilakukan secara linier.
Karena lengkung hanya berbentuk busur lingkaran saja, maka pencapaian
superelevasi dilakukan pada bagian jalan lurus dan sebagian lagi pada bagian
lengkung. Karena bagian lengkung peralihan itu sendiri tidak ada, maka panjang
daerah pencapaian kemiringan disebut sebagai panjang peralihan fiktip (Ls’). Bina
Marga menempatkan ¾ Ls’ dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan ¼ Ls’
ditempatkan dibagian lengkung (Kanan TC atau kiri CT). Sedangkan AASHTO
menempatkan 2/3 Ls’ dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan 1/3 Ls’
ditempatkan dibagian lengkung (kanan TC atau kiri CT).

2.1.9 Alinyemen Vertikal


Alinyemen vertikal adalah perpotongan antara bidang vertikal dengan
sumbu jalan. Untuk jalan dengan dua lajur, alinyemen vertikal ini adalah
perpotongan bidang vertikal melalui sumbu jalan, sedangkan untuk jalan dengan
14

jumlah lajur banyak, dengan median yang dimaksud dengan alinyemen vertikal
adalah perpotongan bidang vertikal melalui tepi dalam masing-masing perkerasan.
Didalam perancangan geometri jalan harus diusahakan agar alinyemen
vertikal mendekati permukaan tanah asli yang secara teknis berfungsi sebagai
tanah dasar, untuk dapat mengurangi pekerjaan tanah. Agar tidak terjadi kesulitan
didalam masalah pengaliran air drainase permukaan jalan, sedapat mungkin
diusahakan agar permukaan jalan berada diatas permukaan tanah asli. Namun
demikian, perlu juga diperhatikan aspek lain yang berkaitan dengan alinyemen
horizontal. Didalam perancangan alinyemen vertikal perlu juga diperhatikan
elevasi genangan air ditempat-tempat tertentu permukaan jalan tidak terendam air
pada saat terjadi genangan. Didaerah perbukitan, perancangan alinyemen jalan
harus diusahakan agar jumlah galian dan timbunan pada jarak pengangkutan yang
berdekatan berimbang. Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam perancangan
alinyemen vertikal, sekurang-kurangnya harus memperhatikan keadaan tanah
dasar, keadaan topografi medan, persyaratan jalan sesuai fungsi serta
klasifikasinya, permukaan genangan air, permukaan air tanah dan kelandaian jalan
yang masih memungkinkan.

2.1.10 Koordinasi Alinyemen Horizontal dan Alinyemen Vertikal


Alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal merupakan unsur permanen
didalarn perancangan geometrik jalan. Di dalam perancangan jalan, kedua unsur
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Rancangan alinyemen yang baik
jika digabungkan dengan rancangan vertikal yang baik, tidak selalu akan
menghasilkan suatu alinyemen jalan yang baik. Oleh karena itu kedua unsur ini
harus dirancang secara selaras. Ketidakselarasan antara rancangan alinyemen
vertikal dan alinyemen horisontal ini akan berakibat pada kenampakan fisik ruas
jalan, yaitu jalan akan nampak terbelit dan akan memperpendek jarak pandangan.
Hal ini akan menyulitkan pengemudi dan mengurangi tingkat keselamatan. Perlu
diperhatikan alinyemen bahwa di dalam pereneanaan jalan, keterpaduan
kombinasi alinyemen vertikal dan horizontal ini sangat penting, karena untuk
15

memperbaiki geometrik jalan yang sudah jadi akan sangat sulit dan memerlukan
biaya yang besar.
Untuk dapat memperoleh kombinasi lengkung horizontal dan vertikal yang
selaras di dalam perancangan perlu diperhatikan beberapa petunjuk di bawah ini:
1. Jika di dalam perencanaan terdapat lengkung vertikal yang berada pada daerah
lengkung horisontal, maka alinycmen horisontal harus satu fase dengan
alinyemen vertikal.
2. Jika alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal tidak satu fase, maka ruas
jalan akan Nampak terputus sehingga pengemudi akan mengalami kesulitan
dalam memperkirakan bentuk jalan.
3. Pada bagian bawah langsung vertikal cembung dan dibagian atas lengkung
vertikal cekung perlu dihindari adanya tikungan tajam.
4. Titik balik dari dua tikungan yang berurutan dan berbeda arah tidak boleh
ditempatkan di bagian atas lengkung vertikal cembung dan dibagian bawah
lengkung vertikal cekung.
5. Didalam satu tikungan tidak diperbolehkan ada lebih dari satu lengkung
vertikal.

2.2 TRASE 1 (SATU)


2.2.1 Penentuan Standar Teknis Jalan Trase 1 (Satu)
Hasil survei koridor lalulintas 2016:
Tabel 2.2 Hasil Survei Koridor Lalu Lintas Tahun 2016
DATA LALU LINTAS PER TIPE KENDARAAN
AADT 1 2 3 4 5A 5B 6A 6B 7A 7B 7C 8
2,23 2,1 1,35 1,22
74 7 88 154 68 16 0 0
9 45 6 1
Sumber : Kerangka Acuhan Kerja Perencanaan Jalan 2017
16

Hasil survey koridor diekuivalensikan menjadi satuan dalam SMP:


Tabel 2.3 Ekuivalensi Satuan AADT Menjadi Satuuan SMP
Gol Tipe c LHR 2016 LHR 2018 LHR 2029
. Jenis kendaraan Gandar (Kend/Hari) (Kend/Hari) (Kend/Hari)
1 Motor 1,1 0,2 2239 2592 4866
2 Sedan, Jeep 1,1 1 2145 2484 4663
3 Minibus 1,2 2 1356 1570 2948
4 Pick-up 1,2L 3 1221 1414 2655
5A Bus Kecil 1,2 3 74 86 162
5B Bus Besar 1,2 3 7 9 17
6A Truk 2 sumbu 4 roda 1,2H 3 88 102 192
6B Truk 2 sumbu 6 roda 1,22 3 154 179 337
7A Truk 3 sumbu 1,2,2 5 68 79 149
7B Truk Gandengan 1,2+2,2 5 16 19 36
7C Truk Semi trailer 1,2,2+2,2 - 0 0 0
1,2,2+2,2, -
8 KTB 2 0 0 0
Jm
l 7368 8534 16025
Sumber : Kerangka Acuhan Kerja Perencanaan Jalan 2017

2.2.2 Perhitungan Koordinat Trase 1 (Satu)


1. Koordinat Titik
Tabel 2.4 Rekapitulasi Titik Koordinat Trase 1
No. Titik x,m y,m
434592,82000 9125962,18000
1 A
435384,00010 9126167,00000
2 B
436014,10350 9126858,27010
3 C
435555,91010 9127539,10000
4 D

2. Menentukan Panjang Trase


2 2

D
AB = √ ( x B−x A ) +( y B− y A )

=
√ ( 435384,00010−434592,820 )2+( 9126167−9125962 ,18 )2= 817,262 m
17

DBC =

√ ( 436014,10350−435384,0001)2+( 9126858,2701−9126167 )2=935,35629 m


DCD = √ ( 435555,9101−436014,1035 )2+( 9127539,1−9126858 ,2701 )2=820,65257 m

Tabel 2.5 Rekapitulasi Panjang Trase 1


No Nama Panjang (D) , m
1 AB 817,262
2 BC 935,35629
3 CD 820,65257

3.
Menghitung Azimut

Y 1 Ya
y 1− y A
| x 1−x A | | X 1 Xa|
αA = 90º +arc tg

9126167−9125962,18
90°+Arc Tgn | |=75,48596 °
α1 = 435384,00010−434592,82
9126858,2701−9126167
90°+Arc Tgn | |=42,34966 °
α2 = 436014,1035−435384,0001
9127539,1−9126858,2701
90 °+Arc Tgn | |=326,05974 °
α3 = 435555,91−436014,1035

Tabel 2.6 Rekapitulasi Azimuth pada Trase 1


No Nama Hasil (°)
1 α1 75,48596
2 α2 42,34966
3 α3 326,05974

4. Menentukan ∆
ΔB = α 2 −α 1 =42 , 34966 °−75 , 48596 °=33, 13630°
ΔC = α 3−α 2=3 26, 05974 °−42,34966 °=76 ,2899 °
18

Tabel 2.7 Rekapitulasi Menentukan Δ pada Trase 1


No Titik ∆
1 B 33,13630
2 C 76,2899

2.2.3 Perhitungan Aliyemen Horizontal Trase 1 (Satu)


a. Perencanaan Tikungan Trase 1
1. Tikungan 1
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ1 = 33,13630o
e (dari tabel) = 0,02
Ls (dari tabel) = 40 m
R (rencana) = 1432 m
D1 = 817,262 m
R min =

Vr2 602
( 127×( emak + fmak )
=)(
127×( 0 .1+0 . 15 )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
40x90
1432x Π )
=0 ,80022 °

Δc = Δ 1 −2×θs=39 ,274 °−( 2×1,996 ° )=31,53585°


Lc =

(Δc
360 )
×2 π×R=(
35,281 °
360 )×2 π ×574=788,17919
m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S
19

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×40 )+ 353,451=868,17919


m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=40+( 12 ×353,451 )= 434,08959 m
Jarak titik pokok :
Ls3 403
Xc =
Ls−
( 40×R 2)=40−
(
40×5742 )
=39,99922
m
Ls2 402
= =0,18622
Yc = 6×R 6×574 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=0,465−( 574×( 1−Cos 1,996 ° ) )


P

=0,04656 m

K = Xc−( R×Sin θs )=39 , 995−( 574×Sin 1,996 ° )=19,99979 m


1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 574+ 0,116 ) ×Tgn 39,274 °+ 19 , 999
Ts = 2 2
=446,04475 m

( R+ p ) ( 574+ 0 ,116 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2
) (
−R=
1
Cos 39,274 °
2
)
−574=62,07886

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×446,04475>868,17919 m
=8 92 ,0895>¿ ¿ 868,17919 m…OK

Tabel 2.8 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 1 pada Trase 1


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
457,67634
kaki terpendek M
20

817,26200
Jarak A-B M
457,67634
jarak B-B’ M
113,38600
R min M
Ls 40 M
Rc 1432 M
33,13630 o
Δ
0,80022 o
θs
31,53585 o
Δc
788,17919
Lc M
868,17919
Ltotal M
434,08959
1/2 Ltotal M
39,99922
Xc M
0,18622
Yc M
0,04656
P M
19,99979
K M
446,04475
Ts M
62,07886
Es M

2. Tikungan 2
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ2 = 21,793o
e (daritabel) = 0,034
Ls (daritabel) = 40 m
R (rencana) = 574 m
D2 = 809,969 m
21

Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386 m

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
40x90
574x Π )
=1,996 °

Δc = Δ 1 −2×θs=21 ,793 °−( 2×1,996 ° )=17,800 °

Lc =
(Δc360 )×2 π×R=(17,800
360
°
)×2 π×574=178,322 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×40 )+ 178,322=258,322 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=40+ ( 12 ×178,322 )= 129,161 m
Jarak titik pokok :
Ls3 403
Xc =
Ls−
( 40×R 2 )
=40−
(
40×5742 )
=39,995
m
Ls2 402
= =0,465
Yc = 6×R 6×574 m

= Yc −( R× (1−Cos θs ) )=0,465−( 574×( 1−Cos 1,996 ° ) )


P

0,116 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=39 , 995−( 574×Sin 1,996 ° )=19 , 999 m


1 1
( R+ p )× Tgn Δ 1 +k =( 574+ 0,116 ) ×Tgn 21,793°+ 19 , 999
Ts = 2 2

130 ,518 m
=

( R+ p ) ( 574+0,116 )

Es =
( ) (1
Cos Δ 1
2
−R=
1
Cos 21,793°
2 )
−574=10,657

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×130,518>258,322 m
=261,036>¿ ¿ 258,322 m…OK
22

Tabel 2.9 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 2 pada Trase 1


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 213,529 M
Jarak B-C 809.969 M
jarak C-D 447,059 M
R min 113,386
Ls 40 M
Rc 574 M
o
Δ 21,793
θs 1,996 o

Δc 17,800 o

Lc 178,322 M
Ltotal 258,322 M
1/2 Ltotal 129,161 M
Xc 39,995 M
Yc 0,465 M
P 0,116 M
K 19,999 M
Ts 130,518 M
Es 10,657 M

3. Tikungan 3
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ3 = 16,586 o
e (daritabel) = 0,062
Ls (daritabel) = 50 m
R (rencana) = 287 m
23

D3 = 447,059 m
Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15)
=113,386)
Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
50x90
287x Π )
=4,991°

Δc = Δ 1 −2×θs=16 , 586°−( 2×4 , 991° )=6,604 °

Lc =
(Δc
360 )×2 π×R=(
6,604 °
360 )×2 π ×287=33,079 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×50 ) +33 , 079=113 , 079 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=50+ ( 12 ×33,079)= 66,54 m
Jarak titik pokok :
Ls3 503
Xc =
Ls−
( 40×R 2)=50−
(
40×287 2 )
=49 , 962
m
Ls2 50 2
= =1,452
Yc = 6×R 6×287 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=1,452−( 287× (1−Cos4,991° ) )


P

0,3636 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=49 , 921− (287×Sin 4,991° )=24 , 994 m


1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 287+0,364 )×Tgn 16,586 °+ 24 , 994
Ts = 2 2
66,879 m
=

( R+ p ) (287 +0,364 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2
) (
−R=
1
Cos 16,587°
2
)
−287=3,400

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×66 . 879>133 . 079 m
24

=133 . 758>¿ ¿ 133.079 m…OK

Tabel 2.10 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 3 pada Trase 1


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 90,174 M
Jarak C-D 447,059 M
jarak D-E 200,349 M
R min 113,386
Ls 50 M
Rc 287 M
o
Δ 16,587
θs 4,991 o

Δc 6,604 o

Lc 33,079 M
Ltotal 133,079 M
1/2 Ltotal 66,540 M
Xc 49,962 M
Yc 1,452 M
P 0,364 M
K 24,994 M
Ts 66,879 M
Es 3,400 M

4. Tikungan 4
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ4 = 17,315 o
e (daritabel) = 0,062
25

Ls (daritabel) = 50 m
R (rencana) = 287 m
D3 = 200,349 m
Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15)
=113,386 )
Lsx90 50x90
Θs =
( Rcx Π
= )(
287x Π )
=4,991°

Δc = Δ 1 −2×θs=17 , 315°−( 2×4 , 991° ) =7,333°

Lc =
(Δc
360 )
×2 π×R=(
7,333 °
360 )×2 π×287=36,732 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×50 ) +36 , 732=136 , 732 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=50+ ( 12 ×36,732)= 68,366 m
Jarak titik pokok :
Ls3 503
Xc =
Ls−
( 40×R 2 )
=50−
(
40×287 2 )
=49 , 962
m
Ls2 50 2
= =1,452
Yc = 6×R 6×287 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=1,452−( 287× (1−Cos4,991° ) )


P

0,3636 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=49 , 921− (287×Sin 4,991° )=24 , 994 m


1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 287+0,364 )×Tgn 17,315 °+ 24 . 994
Ts = 2 2

=
68,748 m

( R+ p ) ( 287+0,3636 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2
−R=
) ( 1
Cos 17,315°
2
)
−287=3,676

m
26

Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×68,748>136 , 732 m
=137,496>¿ ¿ 136,732 m…OK

Tabel 2.11 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 4 pada Trase 1


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 90,174 M
Jarak D-E 200,349 M
jarak E-F 520,344 M
R min 113,386
Ls 50 M
Rc 287 M
o
Δ 17,315
θs 4,991 o

Δc 7,333 o

Lc 36,732 M
Ltotal 136,732 M
1/2 Ltotal 68,366 M
Xc 49,962 M
Yc 1,452 M
P 0,364 M
K 24,994 M
Ts 68,748 M
Es 3,676 M

5. Tikungan 5
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
27

Δ5 = 9,651 o
e (daritabel) = 0,034
Ls (daritabel) = 40 m
R (rencana) = 410 m
D3 = 520,344 m
Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
40x90
410x Π )
=2,795 °

Δc = Δ 1 −2×θs=9 , 651°−( 2×2 , 795° ) =4,061 °

Lc =
(Δc
360 )×2 π×R=(
4,061°
360 )×2 π×410=29,059 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×40 )+ 29 ,059=109 , 059 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=40+ ( 12 ×29,059 )= 54,529 m
Jarak titik pokok :
Ls3 403
Xc =
Ls−
( 40×R 2) (
=40−
40×410 2 )
=39 , 9905
m
Ls2 402
= =0,650
Yc = 6×R 6×410 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=0,650−( 410×( 1−Cos2,795° ) )


P

0,1627 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=39 , 991−( 410×Sin 2,795° )=19 , 998 m


1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 410+ 0,163 )×Tgn 9,651 °+19 , 998
Ts = 2 2
54,623 m
=
28

( R+ p ) ( 410+0,163 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2
) (
−R=
1
Cos 9,651°
2
)
−287=1,622

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×54 . 623>109 . 059 m
=109 . 247>¿ ¿ 109.059 m…OK

Tabel 2.12 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 5 pada Trase 1


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 276,134 M
Jarak E-F 520,344 M
jarak F-G 572,269 M
R min 113,386
Ls 40 M
Rc 410 M
o
Δ 9,651
θs 2,795 o

Δc 4,061 o

Lc 29,059 M
Ltotal 109,059 M
1/2 Ltotal 54,529 M
Xc 39,991 M
Yc 0,650 M
P 0,163 M
K 19,998 M
Ts 54,623 M
Es 1,622 M
29

2.2.4 Perhitungan Stasiun Trase 1 (Satu)


1. Tikungan 1

Sta A = 0+0,00
Sta Ts1 = S ta A+ ( ( AB)−Ts )
= 0 + (710,956-224,849 )
= 0 + 486,107 m

Sta Sc1 = Sta Ts 1 +Ls 1


= 0 + (486,107+40)
= 0 + 526,107 m

Sta Cs1 = Sta Sc+Lc


= 0 + (526,107 + 353,451)
= 0 + 879,558 m

Sta St1 = Sta Cs 1 +Ls 1


= 0 + (879,558+ 40)
= 0 + 919,558 m
StaB1 = Sta ST1+ (Jarak BC-Ts1)
= 0 + (919,558 + 809,969 – 224,849)
= 1 + 504,678 m
Tabel 2.13 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 1 pada Trase 1
Tikungan 1
Titik Stasiun
A 0 + 0
Ts1 0 + 486,107
Ss1 0 + 526,107
Cs1 0 + 879,558
St1 0 + 919,558
B' 1 + 504,678

2. Tikungan 2
Sta B1 = Sta B1 + 20
= 1 + (504,678 + 20)
= 1 + 524,678
30

Sta Ts2 = Sta B1 + (C’C – Ts)


= 1 + (524,678 + 394,985 – 130,518 )
= 1 + 789,145 m

Sta Sc2 = Sta Ts 2 +Ls


= 1 + (789,145 + 40)
= 1 + 829,145 m
Sta Cs2 = Sta Sc + Lc
= 1 + (829,145 + 178,322)
= 2 + 7,467 m
Sta St2 = Sta Cs2 + Ls
= 2 + (7,467 + 40)
= 2 + 47,467 m
StaC1 = StaST2 + (Jarak CD – Ts)
= 2 + (47,467 + 447,059 – 130,518)
= 2 + 364,008 m

Tabel 2.14 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 2 pada Trase 1


Tikungan 2
Titik Stasiun
B'' 1 + 524,678
Ts2 1 + 789,145
Sc2 1 + 829,145
Cs2 2 + 7,467
St2 2 + 47,467
C' 2 + 364,008

3. Tikungan 3
Sta C'' = Sta C' + 20
= 2 + (364,008 + 20)
= 2 + 384,008
Sta Ts3 = Sta C'' + (D’D – Ts)
= 2 + (384,008 + 213,529 – 66,879 )
= 2 + 530,658 m
31

Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls


= 2 + (530,658 + 50)
= 2 + 580,658 m
Sta Cs3 = Sta Sc3 + Lc
= 2 + (580,658+33,079)
= 2 + 613,738 m
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls
= 2+(613,738+50)
= 2+663,738 m
Sta D' = StaST3+ (Jarak DE – Ts)
= 2 + (663,738 + 200,349 – 66,879)
= 2 + 797,208 m
Tabel 2.15 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 3 pada Trase 1
Tikungan 3
Titik Stasiun
C'' 2 + 384,008
Ts3 2 + 530,658
Sc3 2 + 580,658
Cs3 2 + 613,738
St3 2 + 663,738
D' 2 + 797,208

4. Tikungan 4
Sta D'' = Sta D' + 20
= 2 + (797,207 + 20)
= 2 + 817,207
Sta Ts4 = Sta D'' + (E’E – Ts)
= 2 + (817,207 + 90,174 – 68,748)
= 2 + 838,634 m
Sta Sc4 = Sta Ts4 + Ls
= 2 + (838,634 + 50)
= 2 + 888,634 m
Sta Cs4 = Sta Sc4 + Lc
32

= 2 + (888,634+36,732)
= 2 + 925,366 m
Sta St4 = Sta Cs4 + Ls
= 2+(925,366+50)
= 2+975,366 m
Sta E' = StaSt4+ (Jarak EF – Ts)
= 2 + (975,366 + 520,344 – 68,748 )
= 3 + 426,961 m

Tabel 2.16 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 4 pada Trase 1


Tikungan 4
Titik Stasiun
D'' 2 + 817,207
Ts4 2 + 838,634
Sc4 2 + 888,634
Cs4 2 + 925,366
St4 2 + 975,366
E' 3 + 426,961

5. Tikungan 5
Sta E'' = Sta E' + 20
= 3 + (426,961 + 20)
= 3 + 446,961
Sta Ts5 = Sta E'' + (F’F – Ts)
= 3 + (446,961 + 250,172 – 54,623)
= 3 + 642,510 m
Sta Sc5 = Sta Ts5 + Ls
= 3 + (642,510 + 40)
= 3 + 682,510 m
33

Sta Cs5 = Sta Sc5 + Lc


= 3 + (682,510+29,059)
= 3 + 711,568 m
Sta St5 = Sta Cs5 + Ls
= 3+(711,568+40)
= 3+751,568 m
Sta F' = StaSt5 + (Jarak FG – Ts)
= 3 + (751,568 + 572,269 – 54,623 )
= 4 + 269,214 m

Tabel 2.17 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 5 pada Trase 1


Tikungan 5
Titik Stasiun
E'' 3 + 446,961
Ts5 3 + 642,510
Sc5 3 + 682,510
Cs5 3 + 711,568
St5 3 + 751,568
F' 4 + 269,214

2.2.5 Penentuan Kondisi Medan Jalan Trase 1 (Satu)


x1
Elevasi Rumija =
el .atas-
[( x1+x2 )
×( el . atas−el . bawah )
]
a. Rumija Kiri
21,236
1. Potongan 1 – 1 =
412,5-
[( 21,236+98 ,265 )
×( 412, 5−400 )
]
= 410,279 m
22,730
2. Potongan 2 – 2 =
412,5-
[( 22,730+33 , 015 )
×(412 , 5−400)
]
34

= 407,403 m

3. Potongan 3 – 3 =
412,5- ([ 24,314
24,314 +10 ,177 )
×( 412, 5−400 )
]
= 403,688 m

4. Potongan 4 – 4 =
425- ([ 37,452
37,452 +2 , 186 )
×( 425−412 ,5 )
]
= 413,189 m

5. Potongan 5 – 5 =
425- ([ 9,997
9,997 +31 , 051 )
×( 425−412 ,5 )
]
= 421,956 m

b. Rumija Kanan
56,467
1. Potongan 1 - 1 =
400-
[( 56,467 +262 , 477 )
×(400−412 ,5 )
]
= 402,213 m
15,107
2. Potongan 2 - 2 =
400-
[( 15,107 + 40 ,121 )
×( 400−412 ,5 )
]
= 403,419 m
30,680
3. Potongan 3 - 3 =
387,5-
[( 30,680+4 , 830 )
×( 387 , 5−400 )
]
= 398,300 m
25,089
4. Potongan 4 - 4 =
400-
[( 25,089 +12 , 031 )
×( 400−412, 5 )
]
= 408,449 m
16,702
5. Potongan 5 - 5 =
412,5-
[( )
16,702 +24 , 173
×(412 , 5−425)
]
= 417,608 m
35

el. atas−el .bawah


| ×100 %|
c. Kemiringan Medan = lebar trase
402,213−410,279
| ×100 %|=53,771 %
1. Potongan 1 – 1 = 15
403, 419−410,279
| ×100 %|=26,558 %
2. Potongan 2 – 2 = 15
398 , 300−403 ,688
| ×100 %|=35,922 %
3. Potongan 3 – 3 = 15
408, 449−413,189
| ×100 %|= 31,604%
4. Potongan 4 – 4 = 15
417 ,608−421 ,956
| ×100 %|=28 ,987 %
5. Potongan 5 – 5 = 15
Dari hasil kemiringan medan maka dapat disimpulkan bahwa golongan medan
merupakan pegunungan.
Tabel 2.18 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 1
RUMIJA KIRI
Potongan Elevasi Atas Elevasi Bawah X1 X2 Elevasi
A-A 412,5 400 21,236 98,265 410,279
1-1 412,5 400 22,730 33,015 407,403
2-2 412,5 400 24,314 10,177 403,688
3-3 425 412,5 37,452 2,186 413,189
4-4 425 412,5 9,997 31,051 421,956
5-5 437,5 425 45,768 6,265 426,505
6-6 437,5 425 28,022 21,461 430,421
7-7 437,5 425 31,044 40,305 432,061
8-8 437,5 437,5 53,856 177,492 437,500
9-9 425 425 27,207 77,818 425
10-10 425 437,5 28,136 45,469 429,778
11-11 425 437,5 23,565 4,913 435,343
12-12 425 437,5 19,268 5,946 434,552
13-13 425 437,5 11,281 10,598 431,445
14-14 425 437,5 12,249 14,475 430,729
15-15 425 437,5 21,865 17,615 431,923
16-16 425 437,5 4,052 34,125 426,327
17-17 412,5 425 15,121 7,927 420,701
18-18 412,5 425 14,744 3,838 422,418
19-19 412,5 425 16,858 0,441 425
36

20-20 412,5 425 19,715 2,099 423,797


21-21 412,5 425 15,592 10,185 420,061
22-22 412,5 425 9,664 17,894 416,884
23-23 412,5 425 3,980 15,778 415,018
24-24 412,5 425 12,982 6,427 420,861
25-25 412,5 437,5 21,670 14,102 427,645
26-26 400 412,5 12,593 4,859 409,020
27-27 375 387,5 19,614 5,488 384,767
28-28 375 387,5 20,442 0,199 387,500
29-29 387,5 400 8,624 9,397 393,482
30-30 400 412,5 4,687 12,301 403,449
31-31 400 412,5 3,192 17,865 401,895
32-32 387,5 400 13,192 4,235 396,963
33-33 387,5 400 5,896 9,164 392394
34-34 387,5 400 1,740 12,035 389,079
35-35 375 387,5 0,605 13,841 375,001
36-36 362,5 375 10,899 5,653 370,731
37-37 362,5 387,5 13,698 13,491 375,095
Lanjutan Tabel 2.18 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 1
38-38 375 387,5 3,586 9,648 378,387
39-39 375 387,5 1,146 12,219 376,072
40-40 350 375 14,006 14,117 362,451
41-41 337,5 350 17,836 4,077 347,674
42-42 337,5 350 19,192 10,521 345,574
43-43 337,5 350 13,075 19,931 342,452
44-44 325 337,5 48,914 19,697 333,912
45-45 337,5 350 3,923 30,305 338,933

Tabel 2.19 Rekapitulasi Perhitungan Rumija Kanan pada Trase 1


RUMIJA KANAN
Potongan Elevasi Atas Elevasi Bawah X1 X2 Elevasi
A-A 400 412,5 56,467 262,477 402,213
1-1 400 412,5 15,107 40,121 403,419
2-2 387,5 400 30,680 4,830 398,300
3-3 400 412,5 25,089 12,031 408,449
4-4 412,5 425 16,702 24,173 417,608
5-5 412,5 425 32,582 7,984 422,540
6-6 425 437,5 6,310 44,296 426,559
7-7 425 437,5 18,422 55,440 428,118
8-8 425 425 23,340 77,300 425,000
9-9 425 425 63,435 66,410 425,000
10-10 437,5 425 19,164 48,145 433,941
11-11 450 437,5 21,391 10,370 441,581
37

12-12 450 437,5 15,393 8,605 441,982


13-13 450 437,5 35,446 5,309 439,128
14-14 450 437,5 37,855 0,717 437,500
15-15 437,5 425 2,863 36,574 436,593
16-16 437,5 425 19,787 19,285 431,170
17-17 437,5 425 28,050 6,697 427,409
18-18 437,5 425 6,746 11,136 432,784
19-19 437,5 425 10,910 15,117 432,260
20-20 437,5 425 12,097 12,858 431,441
21-21 437,5 425 21,384 4,365 427,119
22-22 425 412,5 2,850 24,487 423,697
23-23 425 412,5 0,831 18,930 424,999
24-24 437,5 425 10,463 8,111 430,459
25-25 450 437,5 17,032 0,625 437,500
26-26 425 412,5 8,238 9,166 419,083

Lanjutan Tabel 2.19 Rekapitulasi Perhitungan Rumija Kanan pada Trase 1


27-27 400 387,5 14,041 9,500 392,544
28-28 400 387,5 7,440 14,861 395,830
29-29 412,5 400 12,793 4,546 403,277
30-30 425 412,5 14,576 2,345 414,232
31-31 412,5 400 3,006 18,130 410,722
32-32 412,5 400 7,745 10,568 407,213
33-33 412,5 400 9,089 5,921 404,931
34-34 412,5 400 10,377 3,092 402,869
35-35 400 387,5 13,356 1,057 388,417
36-36 387,5 375 7,602 9,316 381,883
37-37 400 387,5 12,254 1,447 388,820
38-38 400 387,5 7,960 5,300 392,496
39-39 400 387,5 10,596 2,682 390,025
40-40 387,5 375 13,560 0,529 375,000
41-41 362,5 350 3,820 10,773 359,228
42-42 362,5 350 12,616 4,361 353,211
43-43 350 337,5 5,274 28,060 348,022
44-44 337,5 337,5 1,908 125,661 337,500
45-45 350 337,5 22,116 11,945 341,884

Tabel 2.20 Rekapitulasi Perhitungan Elevasi Muka Tanah, Elevasi Rencana,


Stasiun, dan Jarak

ELEVASI ELEVASI
STASIUN TITIK JARAK
MUKA RENCANA
38

TANAH
406,246 406 0.00 + 0.00 0.00 A 0.00
405,411 406 0.00 + 100.00 100.00 1 100.00
400,994 406 0.00 + 200.00 200.00 2 100.00
410,819 414 0.00 + 300.00 300.00 3 100.00
419,782 414,77 0.00 + 400.00 400.00 4 100.00
424,522 418 0.00 + 450.00 450.00 5 50.00
428,490 422 0.00 + 500.00 500.00 6 50.00
430,089 423,54 0.00 + 550.00 550.00 7 50.00
431,250 423,54 0.00 + 600.00 600.00 8 50.00
425,000 426 0.00 + 650.00 650.00 9 50.00
431,860 430 0.00 + 700.00 700.00 10 50.00
438,462 432,32 0.00 + 750.00 750.00 11 50.00

Lanjutan Tabel 2.20 Rekapitulasi Perhitungan Elevasi Muka Tanah, Elevasi


Rencana, Stasiun, dan Jarak
438,267 432,32 0.00 + 800.00 800.00 12 50.00
435,287 434 0.00 + 850.00 850.00 13 50.00
434,115 438 0.00 + 900.00 900.00 14 50.00
434,258 441,09 1.00 + 0.00 1000.00 15 100.00
428,748 436,18 1.00 + 100.00 1100.00 16 100.00
424,055 432,32 1.00 + 200.00 1200.00 17 100.00
427,601 428,18 1.00 + 300.00 1300.00 18 100.00
428,630 424,18 1.00 + 350.00 1350.00 19 50.00
427,619 423,54 1.00 + 400.00 1400.00 20 50.00
423,590 423,54 1.00 + 450.00 1450.00 21 50.00
420,290 423,54 1.00 + 500.00 1500.00 22 50.00
420,009 423,54 1.00 + 550.00 1550.00 23 50.00
425,660 426,91 1.00 + 600.00 1600.00 24 50.00
432,573 430,91 1.00 + 650.00 1650.00 25 50.00
414,052 427,32 1.00 + 750.00 1750.00 26 100.00
388,656 420,12 1.00 + 850.00 1850.00 27 100.00
391,665 416,12 1.00 + 900.00 1900.00 28 50.00
398,379 413,72 1.00 + 950.00 1950.00 29 50.00
408,841 409,72 2.00 + 0.00 2000.00 30 50.00
406,308 403,32 2.00 + 100.00 2100.00 31 100.00
402,088 399,32 2.00 + 150.00 2150.00 32 50.00
398,662 396,92 2.00 + 200.00 2200.00 33 50.00
395,974 388,92 2.00 + 300.00 2300.00 34 100.00
381,709 383,32 2.00 + 400.00 2400.00 35 100.00
39

376,307 377,72 2.00 + 500.00 2500.00 36 100.00


381,957 370,91 2.00 + 600.00 2600.00 37 100.00
385,442 370,91 2.00 + 650.00 2650.00 38 50.00
383,048 369,72 2.00 + 700.00 2700.00 39 50.00
368,726 362,14 2.00 + 800.00 2800.00 40 100.00
353,451 356,12 2.00 + 900.00 2900.00 41 100.00
349,393 350,52 3.00 + 0.00 3000.00 42 100.00
345,237 344,6 3.00 + 100.00 3100.00 43 100.00
335,706 336,92 3.00 + 200.00 3200.00 44 100.00
340,408 335,82 3.00 + 239.35 3239.35 45 39.35

2.2.6 Perhitungan Jarak Pandang Trase 1 (Satu)


1. Perhitungan Jarak Pandang Henti (JPH)
Data:
Vr = 60 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/s
f = 0,33
Vr
JPH =[ xt ¿ + [¿ ¿
3.6
60 2
60 ( )
= [ x 2.5¿ +[ 3.6
3.6 ¿
2 x 9.81 x 0.33
= 84,569 m
2. Perhitungan Jarak Pandang Menyiap (JPM)
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
T1 = 2,12 + ( 0,026 x Vr)
= 2,12 + ( 0,026 x60 )
= 3.68 detik
T2 = 6,56 + ( 0,048 x Vr)
= 6,56 + ( 0,048 x 60 )
= 9.44 detik
40

a = 2,052 + ( 0,0036 x Vr)


= 2,052 + ( 0,0036 x 60)
= 2,268 km / jam / detik
m = 15 km / jam
a  T1
D1 = 0,278 x T1 x ( Vr – m + 2 )
2,268 x 3.68
= 0,278 x 3,68 x (60 –15 + )
2
= 50,306 m = 50 m
D2 = 0,278 x Vr x T2
= 0,278 x 60 x 9,44
= 157,459 m =157 m
D3 = 50 m
2
D4 = 3 x D2
2
= 3 x 157,459
= 104,972 m = 105 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 50,306 + 157,459 + 50 + 104,972
= 362,737 m = 363 m

2.2.7 Perhitungan Pelebaran di Tikungan Trase 1 (Satu)


Perhitungan pelebaran pada tikungan dapat diformulasikan sebagai berikut:
Diketahui data:
Lebar bahu jalan (b) =1m
Lebar jalan satu jalur =3m

1. Tikungan A-B-C’
Vrenc = 60 km/jam
Rrenc = 574 m
41

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 574 – 3
= 571 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 571 +( 0,5 x 1)
= 571,5 m

Rw =
 Rc' 64  1,25  64
2
2

2
= √ (|571,5 −64+1,25) +64
2

= 572,750 m

B = Rw+1,25−√ Rw 2 −64
572 ,750+1 ,25− √572 ,750 2−64
=

= 1,306 m
ε =B–b
= 1,306 – 1
= 0,306 m
b. Pelebaran Untuk Semi Trailer

Rw =
 Rc  28,09  1,25  28,09
2
2

2
= √ (|571,52−28,09+1,25) +28,09
= 572,750 m

B =
Rw  1.25  Rc'2 109,09

= 572,750+1,25− √571,5 2−109,09


= 2,560 m
ε =B–b
42

= 2,560 – 1
= 1,560 m

2. Tikungan B'-C-D'
Vrenc = 60 km/jam
Rrenc = 574 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 574 – 3
= 571 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 571 +( 0,5 x 1)
= 571,5 m
2
Rw = √ (|Rc' −64+1,25) +64
2

2
= √ (|571,5 −64+1,25) +64
2

= 572,750 m

= Rw  1,25  Rw  64
2
B

= 572 ,750+1 , 25− √ 572 ,750 2−64


= 1,306 m
ε =B–b
= 1,306 – 1
= 0,306 m

b. Pelebaran Untuk Semi Trailer


2
Rw = √ (|Rc −28,09+1,25) +28,09
2
43

2
= √ (|571,52−28,09+1,25) +28,09
= 572,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 572,750+1,25− √571,5 2−109,09


= 2,560 m
ε =B–b
= 2,560 – 1
= 1,560 m

3. Tikungan C''-D-E'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 287 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 287 – 3
= 284 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 284 +( 0,5 x 1)
= 284,5 m
2
Rw = √ (|Rc' −64+1,25) +64
2

2
= √ (|284,5 −64+1,25) +64
2

= 285,750 m

B = Rw+1,25−√ Rw 2 −64

= 285 ,750+ 1, 25−√285 , 7502 −64


= 1,362 m
44

ε =B–b
= 1,362 – 1
= 0,362 m
b. Pelebaran Untuk Semi Trailer
2
Rw = √ (|Rc2−28,09+1,25) +28,09
2
= √ (|284,52−28,09+1,25) +28,09
= 285,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 285,750−√ 284 ,5' 2−109, 09


= 1,442 m
ε =B–b
= 1,442 – 1
= 0,442 m

4. Tikungan D''-E-F'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 287 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 287 – 3
= 284 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 284 +( 0,5 x 1)
= 284,5 m
2
Rw = √ (|Rc' −64+1,25) +64
2
45

2
= √ (|284,52−64+1,25) +64
= 285,750 m

B = Rw+1,25−√ Rw 2 −64

= 285 ,750+ 1, 25−√285 , 7502 −64


= 1,362 m
ε =B–b
= 1,362 – 1
= 0,362 m
b. Pelebaran Untuk Semi Trailer
2
Rw = √ (|Rc −28,09+1,25) +28,09
2

2
= √ (|284,5 −28,09+1,25) +28,09
2

= 285,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 285,750−√ 284 ,5' 2−109, 09


= 1,442 m
ε =B–b
= 1,442 – 1
= 0,442 m

5. Tikungan E''-F-G'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 410 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 410 – 3
46

= 407 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 407 +( 0,5 x 1)
= 407,5 m
2
Rw = √ (|Rc' −64+1,25) +64
2

2
= √ (|407,5 −64+1,25) +64
2

= 408,750 m

B = Rw+1,25−√ Rw 2 −64

= 408 , 750+1 ,25−√ 408 , 7502 −64


= 1,328 m
ε =B–b
= 1,328 – 1
= 0,328 m

b. Pelebaran Untuk Semi Trailer


2
Rw = √ (|Rc2−28,09+1,25) +28,09
2
= √ (|407,52−28,09+1,25) +28,09
= 408,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 408,750− √ 407,5' 2−109, 09


= 1,384 m
ε =B–b
= 1,384 – 1
47

= 0,384 m

2.2.8 Diagram Superelevasi Trase 1 (Satu)


1. Superelevasi Tikungan 1

Gambar 2.1 Superelevasi Tikungan 1

2. Superelevasi Tikungan 2
48

Gambar 2.2 Superelevasi Tikungan 2

3. Superelevasi Tikungan 3

Gambar 2.3 Superelevasi Tikungan 3

4. Superelevasi Tikungan 4
49

Gambar 2.4 Superelevasi Tikungan 4

5. Superelevasi Tikungan 5

Gambar 2.5 Superelevasi Tikungan 5

2.2.9 Perhitungan Alinyemen Vertikal Trase 1 (Satu)


1. Perhitungan Kelandaian Trase 1
50

406−406
×100 %=0 %
Kelandaian (g1) = 320-0
418 , 79−406
×100 %=4 %
Kelandaian (g2) = 639,74 - 320
418 , 79−418 ,79
×100 %=0 %
Kelandaian (g3) = 839,740-639,74
406−418 , 79
×100 %=-4 %
Kelandaian (g4) = 1159,49-839,74
406−406
×100 %=0 %
Kelandaian (g5) = 1650-1159,49

Tabel 2.21 Rekapitulasi Kelandaian pada Trase 1


Elevasi
Nama Stasiun
Rencana Kelandaian (%)
A 406 0 gA 0,000
PPV1 406 320,000 g1 0,000
PPV2 418,79 639,740 g2 4,000
PPV3 418,79 839,740 g3 0,000
PPV4 406 1159,490 g4 -4,000
PPV5 406 1650,000 g5 0,000
PPV6 393,21 1979,230 g6 -3,885
PPV7 393,7 2278,410 g7 0,164
PPV8 380,94 2437,900 g8 -8,001
PPV9 380,94 2717,900 g9 0,000
PPV10 368,18 2877,390 g10 -8,001
D 368,18 3239,350 g11 0,000

2. Perhitungan PPV Trase 1


a. PPV 1
g1 =0%
g2 =4%
Δ1 = |4-0| = 4 %
b. PPV 2
g2 =4%
g3 =0%
Δ2 = | 0- 4| = 4 %
c. PPV 3
51

g3 =0%
g4 =4%
Δ3 = |4 – 0| = 4 %
d. PPV 4
g4 =4%
g5 = 0%
Δ4 = |0 - 4| = 4%
e. PPV 5
g5 =0%
g6 = -3,885 %
Δ5 = |-3,885 - 0| = 3,885 %

Tabel 2.22 Rekapitulasi Detail Aliyemen Vertikal pada Trase 1


Nama PPV Nama∆ ∆ (%) A/100
PPV1 320,000 ∆1 4,000 0,04
PPV2 319,996 ∆2 4,000 0.04
PPV3 200,000 ∆3 4,000 0,04
PPV4 320,006 ∆4 4,000 0,04
PPV5 490,510 ∆5 3,885 0,039
PPV6 329,478 ∆6 4,049 0,040
PPV7 299,180 ∆7 8,164 0,082
PPV8 160,000 ∆8 8,001 0,080
PPV9 280,000 ∆9 8,001 0,080
PPV10 160,000 ∆10 8,001 0,080

3.
Perhitungan LV

JPH 2 x1
398
LV1 =
2
84 , 569 x 4
398
=

= 71,881 m
52

2
JPH xΔ2
398
LV2 =
2
84 , 569 x 4
398
=

= 71,881 m
2
JPH xΔ3
398
LV3 =
2
84 , 569 x 4
398
=

= 71,881 m
2
JPH xΔ4
398
LV4 =
2
84 , 569 x 4
398
=

= 71,881 m
2
JPH xΔ5
398
LV5 =
2
84,569 x3 ,885
398
=

= 69,809 m

Tabel 2.23 Rekapitulasi Perhitungan Lv pada Trase 1


Perhitungan Lv
53

D = JPH 84,569
Lv1 71,881
Lv2 71,881
Lv3 71,879
Lv4 71,879
Lv5 69,809
Lv6 72,753
Lv7 146,710
Lv8 143,767
Lv9 143,767
Lv10 143,767

4. Perhitungan Ev
Δ1
xLv1
Ev1 = 800
4
x 71 , 881
= 800
= 0,359
Δ2
xLv2
Ev2 = 800
4
x 71 , 881
= 800
= 0,359
Δ3
xLv3
Ev3 = 800
4
x 71 , 881
= 800
= 0,359
Δ4
xLv 4
Ev4 = 800
4
x 71 , 881
= 800
= 0,359
Δ5
xLv 5
Ev5 = 800
3 , 885
x69 , 809
= 800
= 0,339
54

Tabel 2.24 Rekapitulasi Perhitungan Ev pada Trase 1


Nama EV
EV1 0,359
EV2 0,359
EV3 0,359
EV4 0,359
EV5 0,339
EV6 0,368
EV7 1,497
EV8 1,438
EV9 1,438
EV10 1,438

5. Perhitungan PPV
Tabel 2.25 Rekapitulasi Perhitungan VPI pada Trase 1
Jarak - Jarak
No Nama ∆ Elevasi X Elevasi Stasiun
PPV -PPV
1 PPV1 320,00 0,00 320,00 320,00 406,00 320,00
2 PPV2 319,74 12,79 319,48 319,74 418,78 639,74
3 PPV3 200,00 0,00 200,00 200,00 418,79 839,74
4 PPV4 319,75 -12,79 319,49 319,75 406,01 1159,49
5 PPV5 490,51 0,00 490,51 490,51 406,00 1650,00
6 PPV6 329,23 -12,79 328,98 329,23 393,22 1979,23
7 PPV7 299,18 0,49 299,18 299,18 393,70 2278,41
8 PPV8 159,49 -12,76 158,98 159,49 380,98 2437,90
9 PPV9 280,00 0,00 280,00 280,00 380,94 2717,90
10 PPV10 159,49 -12,76 158,98 159,49 368,22 2877,39

6. Perhitungan PVC
g1
Elevasi PVC1 = Elev PPV1 - ( 0,5 x Lv1) x 100
0
= 406 - ( 0,5 x 71,881) x 100
= 406
g2
Elevasi PVC2 = Elev PPV2 - ( 0,5 x Lv2) x 100
4
= 418,78 - ( 0,5 x 71,881) x 100
55

=417,34
g3
Elevasi PVC3 = Elev PPV3 - ( 0,5 x Lv3) x 100
0
= 418,79 - ( 0,5 x 71,881) x 100
= 418,79
g4
Elevasi PVC4 = Elev PPV4 - ( 0,5 x Lv4) x 100
−4
= 406,01 - ( 0,5 x 71,881) x 100
= 407,45
g5
Elevasi PVC5 = Elev PPV5 - ( 0,5 x Lv5) x 100
0
= 406 - ( 0,5 x 69,809) x 100
= 406
Stasiun PVC1 = Stasiun PPV1 - (0,5 x Lv1)
= 320 - (0,5 x 71,881)
= 284,06
Stasiun PVC2 = Stasiun PPV2 - (0,5 x Lv2)
= 639,74 - (0,5 x 71,881)
= 603,80
Stasiun PVC3 = Stasiun PPV3 - (0,5 x Lv3)
= 839,74- (0,5 x 71,881)
= 803,80
Stasiun PVC4 = Stasiun PPV4 - (0,5 x Lv4)
= 1159,49 - (0,5 x 71,881)
= 1123,55
Stasiun PVC5 = Stasiun PPV5 - (0,5 x Lv5)
= 1650 - (0,5 x 69,809)
= 1615,10
56

Tabel 2.26 Rekapitulasi Perhitungan VPC pada Trase 1


No Nama Elevasi Stasiun
1 PVC1 406,00 284,06
2 PVC2 417,34 603,80
3 PVC3 418,79 803,80
4 PVC4 407,45 1123,55
5 PVC5 406,00 1615,10
6 PVC6 394,63 1942,85
7 PVC7 393,58 2205,05
8 PVC8 386,73 2366,01
9 PVC9 380,94 2646,02
10 PVC10 373,97 2805,50

7. Perhitungan PVT
g1
))
Elevasi PVT 1 = Elevasi PPV 1 + (0,5 x Lv1 x ( 100
0
))
= 406 + (0,5 x 71,881 x ( 100
= 407,44
7
))
Elevasi PVT 2 = Elevasi PPV 2 + (0,5 x Lv2 x ( 100
4
))
= 418,78 + (0,5 x 71,881 x ( 100
= 418,78
g3
))
Elevasi PVT 3 = Elevasi PPV 3 + (0,5 x Lv3 x ( 100
0
))
= 418,79 + (0,5 x 71,881 x ( 100
= 417,35
g4
))
Elevasi PVT 4 = Elevasi PPV 4 + (0,5 x Lv4 x ( 100
−4
))
= 406,01+ (0,5 x 71,881 x ( 100
57

= 406,01
g5
))
Elevasi PVT 5 = Elevasi PPV 5 + (0,5 x Lv5 x ( 100
0
))
=406 + (0,5 x 69,809 x ( 100
= 404,64
Stasiun PVT 1 = Stasiun PPV 1+ (0,5 x LV1)
= 320+ (0,5 x 71,881)
= 355,94
Stasiun PVT 2 = Stasiun PPV 2 + (0,5 x LV2)
= 639,74 + (0,5 x 71,881)
= 675,68

Stasiun PVT 3 = Stasiun PPV 3+ (0,5 x LV3)


= 839,74+ (0,5 x 71,881)
= 875,68
Stasiun PVT 4 = Stasiun PPV 4 + (0,5 x LV4)
= 1159,49 + (0,5 x 71,881)
= 1195,43
Stasiun PVT 5 = Stasiun VPI 5 + (0,5 x LV5)
= 1650+ (0,5 x 69,809)
= 1684,90

Tabel 2.27 Rekapitulasi Perhitungan PVT pada Trase 1


No Nama Elevasi Stasiun
1 PVT1 407,44 355,94
2 PVT2 418,78 675,68
3 PVT3 417,35 875,68
4 PVT4 406,01 1195,43
5 PVT5 404,64 1684,90
6 PVT6 393,28 2015,61
7 PVT7 387,83 2351,77
8 PVT8 380,98 2509,78
9 PVT9 375,19 2789,78
58

10 PVT10 368,22 2949,27

8. Perhitungan Elevasi Lengkung


Tabel 2.28 Perhitungan Elevasi Lengkung pada Trase 1
No Nama X Elevasi Stasiun
1 PPV1 0 406,000 284,059
2 PPV2 50 416,084 653,799
3 PPV3 0 418,790 803,800
4 PPV4 50 403,315 1173,550
5 PPV5 0 406,000 1615,095
6 PPV6 48 390,715 1990,831
7 PPV7 1 393,698 2206,058
8 PPV8 50 376,285 2416,013
9 PPV9 0 380,940 2646,016
10 PPV10 50 363,525 2855,503

9. Detail Alinyemen Vertikal


Tabel 2.29 Rekapitulasi PPV pada Trase 1
59

PPV1
Δx = 14,376    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC   406 284,059
1 14,376 406,058 298,438
2 28,753 406,230 312,812
3 43,129 406,518 327,188
4 57,505 406,920 341,564
5 71,881 407,438 355,941
PPV2
Δx = 14,376    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 417,342 603,799
1 14,376 417,860 618,175
2 28,753 418,262 632,551
3 43,129 418,550 646,928
4 57,505 418,722 661,304
5 71,881 418,780 675,680
PPV3
Δx = 14,376    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 418,790 803,800
1 14,376 418,732 818,176
2 28,752 418,560 832,552
3 43,127 418,272 846,928
4 57,503 417,870 861,304
5 71,879 417,352 875,680
PPV4
Δx = 14,376    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 407,448 1123,550
1 14,376 406,930 1137,926
2 28,752 406,528 1152,302
3 43,127 406,240 1166,678
4 57,503 406,068 1181,053
5 71,879 406,010 1195,429

Lanjutan Tabel 2.29 Rekapitulasi PPV pada Trase 1


60

PPV5
Δx = 13,962    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 406,000 1615,095
1 13,962 405,946 1629,057
2 27,924 405,783 1643,019
3 41,886 405,512 1656,981
4 55,848 405,132 1670,943
5 69,809 404,644 1684,905
PPV6
Δx = 14,551    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 394,633 1942,853
1 14,551 394,126 1957,404
2 29,101 393,738 1971,954
3 43,652 393,467 1986,505
4 58,202 393,314 2001,055
5 72,753 393,279 2015,606
PPV7
Δx = 29,342    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 393,580 2205,055
1 29,342 393,388 2234,397
2 58,684 392,718 2263,739
3 88,026 391,568 2293,081
4 117,368 389,939 2322,423
5 146,710 387,831 2351,765
PPV8
Δx = 28,753    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 386,732 2366,013
1 28,753 384,662 2394,767
2 57,507 383,051 2423,520
3 86,260 381,901 2452,273
4 115,014 381,211 2481,027
5 143,767 380,981 2509,78

Lanjutan Tabel 2.29 Rekapitulasi PPV pada Trase 1


61

PPV9
Δx = 28,753    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 380,940 2646,016
1 28,753 380,710 2674,770
2 57,507 380,020 2703,523
3 86,260 378,870 2732,277
4 115,014 377,259 2761,03
5 143,767 375,189 2789,784
PPV10
Δx = 28,753    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 373,972 2805,503
1 28,753 371,902 2834,257
2 57,507 370,291 2863,01
3 86,260 369,141 2891,763
4 115,014 368,451 2920,517
5 143,767 368,221 2949,27

Berikut merupakan grafik alinyemen vertikal PPV1 dan PPV2.


62

420.0

415.0

410.0
Elevasi (m)

405.0

400.0

395.0
0 100 200 300 400 500 600 700
Stasiun (m)

Gambar 2.6 Grafik Alinyemen Vertikal PPV 1

420.0

415.0

410.0
Elevasi (m)

405.0

400.0

395.0
200 300 400 500 600 700 800 900
Stasiun (m)

Gambar 2.7 Grafik Alinyemen Vertikal PPV 2

2.3 TRASE 2 (DUA)


2.3.1 Penentuan Standar Teknis Jalan Trase 2 (Dua)
63

Hasil survei koridor lalulintas 2016:

Tabel 2.30 Hasil Survei Koridor Lalu Lintas Tahun 2016


DATA LALU LINTAS PER TIPE KENDARAAN
AADT 1 2 3 4 5A 5B 6A 6B 7A 7B 7C 8
2.23 2.1 1.35 1.22
74 7 88 154 68 16 0 0
9 45 6 1
Sumber : Kerangka Acuhan Kerja Perancangan Jalan 2016

Hasil survey koridor diekuivalensikan menjadi satuan dalam SMP:


Tabel 2.31 Ekuivalensi Satuan AADT Menjadi Satuan SMP
LHR
Golongan Keterangan (SMP/Hari)

1 sepeda motor 2370


2 sedan, jeep 2936
3 pick-up,angkot 1528
4 pick-up box 1421
5a bus 3/4 83
5b bus besar 12
6a truk 2 sumbu 4 roda 110
6b truk 2 sumbu 6 roda 158
7a truk 3 sumbu 78
7b truk gandeng 26
7c semi trailer 0
8 KTB 0
8722

Sumber : Kerangka Acuhan Kerja Perancangan Jalan 2016

2.3.2 Perhitungan Koordinat Trase 2 (Dua)


a. Koordinat Titik
Tabel 2.32 Koordinat pada Trase 2
No. Titik x,m y,m
1 A 434592,82 9125962,18
2 B 435383,9999 9126167
3 C 435867,9067 9126858.2014
Lanjutan Tabel 2.32 Koordinat pada Trase 2
4 D 435555,91 9127539,1
64

b. Menentukan Panjang Trase


2 2

D
AB = √ ( x B−x A ) +( y B− y A )
2 2
=√ (434592,82−435383,9999) +(9125962,18−9126167)

=817,26181 m
DBC = √ (435383,9999−435867,9067)2 +(9126167−9126858 ,2014)2
=843,75658 m
DCD = √ (435867,9067−435555,91)2 +(9126858 ,2014−9127539,1)2
=748,97586 m

Tabel 2.33 Rekapitulasi Panjang Trase 2


No Nama Panjang (D) , m
1 AB 817,26181
2 BC 843,75658
3 CD 748,97586

c.
Menghitung Azimut

Y 1 Ya
y 1− y A
| x 1−x A | | X 1 Xa|
αA = 90º +arc tg

9064609 ,524−9064537
90 °+Arc Tgn | |=82, 7707 °
α1 = 701101,7358−700530
9064063 ,448−9064609,524
90°+Arc Tgn | |=149 ,980°
α2 = 701417,266−701101,736
9064038 ,861−9064063 ,448
90°+Arc Tgn | |=90,932°
α3 = 702928,215−701417 ,266

Tabel 2.34 Rekapitulasi Azimuth pada Trase 2


65

No Nama Hasil (°)


1 α1 82,771
2 α2 149,980
3 α3 90,932
4 α4 55,543
5 α5 88,373
6 α6 35,748

d. Menentukan ∆
ΔB = α 2 −α 1 =149,980 °−82 , 771°=67,209 °
ΔC = α 2 −α 3 =149,980 °−90 , 932 °=59,048 °
= α 3 −α 4 =90 , 932° −55 ,543 °=35,389 °
ΔD

= α 4 −α 5 =55 ,543 , °−88 , 373 °=32,829 °


ΔE

= α 5 −α 6 =88 ,375 °−35 , 748 °=52,625°


ΔF

Tabel 2.35 Rekapitulasi Menentukan Δ pada Trase 2


No Titik ∆
1 B 67,209
2 C 59,048
3 D 35,389
4 E 32,829
5 F 52,625

2.3.3 Perhitungan Aliyemen Horizontal Trase 2 (Dua)


a. Perencanaan Tikungan Trase 2
1. Tikungan 1
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ1 = 67,209o
e (daritabel) = 0,04
Ls (daritabel) = 40 m
R (rencana) = 478 m
D1 = 576,317 m
66

R min =

Vr2 602
( 127×( emak + fmak )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
40x90
478x Π )
=2 ,397 °

Δc = Δ 1 −2×θs=67 , 209° −( 2×2,397 ° )=62,415°

Lc =
(Δc
360 )
×2 π×R=(
62,415°
360 )×2 π×478=520,705
m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×40 )+ 520,705=600 , 705 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=40+ ( 12 ×520,705 )= 300,353 m
Jarak titik pokok :
Ls3 403
Xc =
Ls−
( 40×R 2 )
=40−
(
40×478 2 )
=39,993
m
Ls2 402
= =0,558
Yc = 6×R 6×478 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=0,558−( 478×( 1−Cos 2,397° ) )


P

=0,140 m

K = Xc−( R×Sin θs )=39 , 993−( 478×Sin 2,397 ° ) =19 ,999 m


1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 478+ 0,140 )×Tgn 67,209 °+ 19 , 999
Ts = 2 2
=337 ,730 m

( R+ p ) ( 478+0 ,140 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2 ) (
−R=
1
Cos 67,209°
2 )
−478=96 , 082

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×337 , 730<600 , 705 m
67

=675,460>¿ ¿ 600,705 m…OK

Tabel 2.36 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 1 pada Trase 2


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 305,340 m
Jarak A-B 576,317 m
jarak B-C 630,681 m
R min 113,386
Ls 40 m
Rc 478 m
o
Δ 67,209
θs 2,397 o

Δc 62,415 o

Lc 520,705 m
Ltotal 600,705 m
1/2 Ltotal 300,353 m
Xc 39,993 m
Yc 0,558 m
P 0,140 m
K 19,999 m
Ts 337,730 m
Es 96,082 m

2. Tikungan 2
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ2 = 59,048o
e (daritabel) = 0,079
Ls (daritabel) = 60 m
R (rencana) = 205 m
D2 = 630,681 m
68

Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386 m

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
60x90
205x Π )
=8,385°

Δc = Δ 1 −2×θs=59 , 048°−( 2×8,385 ° )=42,278°

Lc =
(Δc360 )×2 π×R=(360
42,278 °
)×2 π ×205=151,268 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×60 ) +151,268=271,268 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=60+ ( 12 ×151,268)= 135,634 m
Jarak titik pokok :
Ls3 603
Xc =
Ls−
( 40×R 2 )
=60−
(
40×2052 )
=59,872
m
Ls2 60 2
= =2,927
Yc = 6×R 6×205 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=2,927−( 205×( 1−Cos 8,385 ° ) )


P
0,736 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=59 , 872−( 205×Sin 8,385 ° ) =29 , 978 m


1 1
( R+ p )× Tgn Δ 1 +k =( 205+0,736 )×Tgn 59,048 °+ 29 , 978
Ts = 2 2

= 146,491 m

( R+ p ) ( 205+0,736 )

Es =
( ) (1
Cos Δ 1
2
−R=
1
Cos 59,048°
2 )
−205= 31,437

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×146,491>271,268 m
= 292,983>¿ ¿ 271,268 m…OK
69

Tabel 2.37 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 2 pada Trase 2


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 745,575 m
Jarak B-C 630,681 m
jarak C-D 1511,149 m
R min 113,386
Ls 60 m
Rc 205 m
o
Δ 59,048
θs 8,385 o

Δc 42,278 o

Lc 151,268 m
Ltotal 271,268 m
1/2 Ltotal 135,634 m
Xc 59,872 m
Yc 2,927 m
P 0,736 m
K 29,978 m
Ts 146,491 m
Es 31,437 m

3. Tikungan 3
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ3 = 35,389 o
e (daritabel) = 0,079
Ls (daritabel) = 60 m
R (rencana) = 205 m
D3 = 1511,149 m
70

Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
60x90
205x Π )
=8 ,385 °

Δc = Δ 1 −2×θs=35 ,389 °− ( 2×8 , 385 ° )= 18,620°

Lc =
(Δc
360 )×2 π×R=(
18,620 °
360 )×2 π×205= 66,619 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×60 ) +66 , 619=186 , 619 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=60+ ( 12 ×66,619 )= 93,310 m
Jarak titik pokok :
Ls3 603
Xc =
Ls−
( 40×R )
2
=60−
(
40×2052 )
=59 , 872
m
Ls2 60 2
= = 2,927
Yc = 6×R 6×205 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=2,927−( 287×( 1−Cos 8,385 ° ) )


P

= 0,736 m

K = Xc−( R×Sin θs )=59, 872−( 205×Sin 8,385° ) =29 ,615 m

1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 205+0,736 )×Tgn 35 , 389 °+29. 615
Ts = 2 2
95,615 m
=

( R+ p ) ( 205+0,736 )

Es =
( ) ( 1
Cos Δ 1
2
−R=
1
Cos 35,389°
2 )
−205=10,952

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×95,615>186 ,619 m
=191,231>¿ ¿ 186,619 m…OK
71

Tabel 2.38 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 3 pada Trase 2


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 215,532 m
Jarak C-D 1511,149 m
jarak D-E 451,064 m
R min 113,386
Ls 60 m
Rc 205 m
o
Δ 35,389
θs 8,385 o

Δc 18,620 o

Lc 66,619 m
Ltotal 186,619 m
1/2 Ltotal 93,310 m
Xc 59,872 m
Yc 2,927 m
P 0,736 m
K 29,615 m
Ts 95,615 m
Es 10,952 m

4. Tikungan 4
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ4 = 32,829 o
e (daritabel) = 0,079
Ls (daritabel) = 60 m
R (rencana) = 205 m
D4 = 451,064 m
72

Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
60x90
205x Π )
=8,385°

Δc = Δ 1 −2×θs=32 ,829 °− (2×8 , 385° )=16,060°

Lc =
(Δc
360 )×2 π×R=(
16,060 °
360 )×2 π×205=57,460 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×60 ) +57 , 460=177 , 460 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=60+ ( 12 ×57,460)= 88,730 m
Jarak titik pokok :
Ls3 603
Xc =
Ls−
( 40×R )
2
=60−
(
40×2052 )
=59 , 872
m
Ls2 60 2
= =2,927
Yc = 6×R 6×205 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=2,927−( 205×( 1−Cos8,385 ° ) )


P
0,736 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=59, 872−( 205×Sin 8,385° ) =29 ,268 m

1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 205+0,736 )×Tgn 32,829 °+29 ,268
Ts = 2 2

= 90,587 m

( R+ p ) ( 205+0,736 )

Es =
( 1
Cos Δ 1
2
) (
−R=
1
Cos 32,829°
2
)
−205=9,477

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×90,587>177 , 460 m
=181,173>¿ ¿ 177,460 m…OK
73

Tabel 2.39 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 4 pada Trase 2


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 215,532 m
Jarak D-E 451,064 m
jarak E-F 249,010 m
R min 113,386
Ls 60 m
Rc 205 m
o
Δ 32,829
θs 8,385 o

Δc 16,060 o

Lc 57,460 m
Ltotal 177,460 m
1/2 Ltotal 88,730 m
Xc 59,872 m
Yc 2,927 m
P 0,736 m
K 29,268 m
Ts 90,587 m
Es 9,477 m

5. Tikungan 5
Data :
Kecepatan rencana (V) = 60 Km/Jam
Δ5 = 52,625 o
e (daritabel) = 0,079
Ls (daritabel) = 60 m
R (rencana) = 205 m
D5 = 249,010 m
74

Vr2 602
R min =
( 127×( e +f )
= )(
127×( 0 .1+0 . 15) )
=113,386

Θs =
(Lsx90
Rcx Π )=(
60x90
205x Π )
=8,385°

Δc = Δ 1 −2×θs=52 ,625 °−( 2×8 , 285° ) =35,855°

Lc =
(Δc
360 )×2 π×R=(
35,855 °
360 )×2 π×205=128,288 m
Karena Lc >20, maka dipakai Lengkung S - C - S

Ltotal = ( 2×Ls )+ Lc=( 2×60 ) +128 , 288=248 , 288 m

Panjang ½ Tikungan =
Ls + ½ Lc=60+ ( 12 ×128,288)= 124,144 m
Jarak titik pokok :
Ls3 603
Xc =
Ls−
( 40×R )
2
=60−
(
40×2052 )
=59 , 872
m
Ls2 60 2
= =2,927
Yc = 6×R 6×205 m

= Yc−( R× (1−Cos θs ) )=2,927−( 205×( 1−Cos8,385 ° ) )


P
0,736 m
=

K = Xc−( R×Sin θs )=59 , 872−( 205×Sin 8,385° ) =29 , 978 m

1 1
( R+ p )×Tgn Δ 1 +k =( 205+0,736 )×Tgn 52,625 °+29 , 978
Ts = 2 2

= 131,715 m

( R+ p ) ( 205+0,736 )

Es =
( ) ( 1
Cos Δ 1
2
−R=
1
Cos 52,625°
2
)
−205=24,516

m
Check :
Syarat Lengkung=2×Ts>L total =2×131,715>248 , 288 m
=263,429>¿ ¿ 248,288 m…OK
75

Tabel 2.40 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 5 pada Trase 2


Nilai Satuan
Vr 60 km/jam
Emax 0,1
Fmax 0,15
kaki terpendek 106,352 m
Jarak E-F 249,010 m
jarak F-G 232,704 m
R min 113,386
Ls 60 m
Rc 205 m
o
Δ 52,625
θs 8,385 o

Δc 35,855 o

Lc 128,288 m
Ltotal 248,288 m
1/2 Ltotal 124,144 m
Xc 59,872 m
Yc 2,9268 m
P 0,736 m
K 29,978 m
Ts 131,715 m
Es 24,516 m

2.3.4 Perhitungan Stasiun Trase 2 (Dua)


1. Tikungan 1

Sta A = 0+0,00
Sta Ts1 = S ta A+ ( (AB)−Ts )
= 0 + (576,317 – 337,730 )
= 0 + 238,587 m

Sta Sc1 = Sta Ts 1 +Ls 1


76

= 0 + (238,587+40)
= 0 + 278,578 m

Sta Cs1 = Sta Sc+Lc


= 0 + (278,578 + 520,705)
= 0 + 799,292 m

Sta St1 = Sta Cs 1 +Ls 1


= 0 + (799,292+ 40)
= 0 + 839,292 m
StaB1 = Sta ST1+ (Jarak BC-Ts1)
= 0 + (839,292 + 630,681 – 337,730)
= 1 + 132,243 m

Tabel 2.41 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 1 pada Trase 2


Tikungan 1
Titik Stasiun
A 0 + 0
Ts1 0 + 238,587
Ss1 0 + 278,587
Cs1 0 + 799,292
St1 0 + 839,292
B' 1 + 132,243

2. Tikungan 2
Sta B1 = Sta B1 + 20
= 1 + (132,243 + 20)
= 1 + 152,243
Sta Ts2 = Sta B1 + (C’C – Ts)
= 1 + (152,243 + 305,340 – 146,491 )
= 1 + 311,092 m

Sta Sc2 = Sta Ts 2 +Ls


= 1 + (311,092 + 60)
= 1 + 371,092 m
Sta Cs2 = Sta Sc + Lc
77

= 1 + (371,092 + 151,268)
= 1 + 522,361 m
Sta St2 = Sta Cs2 + Ls
= 1 + (522,361 + 60)
= 1 + 582,361 m
StaC1 = StaST2 + (Jarak CD – Ts)
= 1+ (582,361+ 1511,149 – 146,491)
= 2 + 947,018 m

Tabel 2.42 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 2 pada Trase 2


Tikungan 2
Titik Stasiun
B'' 1 + 152,243
Ts2 1 + 311,092
Sc2 1 + 371,092
Cs2 1 + 522,361
St2 1 + 582,361
C' 2 + 947,018

3. Tikungan 3
Sta C'' = Sta C' + 20
= 2 + (947,018 + 20)
= 2 + 967,018
Sta Ts3 = Sta C'' + (D’D – Ts)
= 2 + (967,018 + 745,575 – 95,615 )
= 3 + 616,978 m
Sta Sc3 = Sta Ts3 + Ls
= 3 + ( 616,978 + 60)
= 3 + 676,978 m
Sta Cs3 = Sta Sc3 + Lc
= 3 + (676,978+66.619)
= 3 + 743,597 m
Sta St3 = Sta Cs3 + Ls
78

= 3+(743,597+60)
= 3+803,597 m
Sta D' = StaST3+ (Jarak DE – Ts)
= 3 + (803,597 + 451,064 – 95,615)
= 4 + 159,045 m

Tabel 2.43 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 3 pada Trase 2


Tikungan 3
Titik Stasiun
C'' 2 + 967,018
Ts3 3 + 616,978
Sc3 3 + 676,978
Cs3 3 + 743,597
St3 3 + 803,597
D' 4 + 159,045

4. Tikungan 4
Sta D'' = Sta D' + 20
= 4 + (159,045 + 20)
= 4 + 179,045
Sta Ts4 = Sta D'' + (E’E – Ts)
= 4 + (179,045 + 215,532 – 90,587)
= 4 + 303,991 m
Sta Sc4 = Sta Ts4 + Ls
= 4 + (303,991 + 60)
= 4 + 363,991 m
Sta Cs4 = Sta Sc4 + Lc
= 4 + (363,991+57,460)
= 4 + 421,451 m
Sta St4 = Sta Cs4 + Ls
= 4+(421,251+60)
= 4+481,451 m
Sta E' = StaSt4+ (Jarak EF – Ts)
79

= 4 + (481,451 + 249,010 – 90,587 )


= 4 + 639,874 m
Tabel 2.44 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 4 pada Trase 2
Tikungan 4
Titik Stasiun
D'' 4 + 179,045
Ts4 4 + 303,991
Sc4 4 + 363,991
Cs4 4 + 421,451
St4 4 + 481,451
E' 4 + 639,874

5. Tikungan 5
Sta E'' = Sta E' + 20
= 4 + (639,874 + 20)
= 4 + 659,874
Sta Ts5 = Sta E'' + (F’F – Ts)
= 4 + (659,874 + 114,505 – 131,715)
= 4 + 642,665 m
Sta Sc5 = Sta Ts5 + Ls
= 4 + (642,665 + 60)
= 4 + 702,665 m
Sta Cs5 = Sta Sc5 + Lc
= 4 + (702,665+128,288)
= 4 + 830,952 m
Sta St5 = Sta Cs5 + Ls
= 4+(830,952+60)
= 4+890,952 m
Sta F' = StaSt5 + (Jarak FG – Ts)
= 4 + (890,952 + 232,704 – 131,715 )
= 4 + 759,237 m

Tabel 2.45 Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Tikungan 5 pada Trase 2


Tikungan 5
80

Titik Stasiun
E'' 4 + 659,874
Ts5 4 + 642,665
Sc5 4 + 702,665
Cs5 4 + 830,952
St5 4 + 890,952
F' 4 + 759,237

2.3.5 Penentuan Kondisi Medan Jalan Trase 2 (Dua)


x1
Elevasi Rumija =
el .atas-
[( x1+x2 )
×( el . atas−el . bawah )
]
a. Rumija Kiri
19,588
1. Potongan 1 – 1 =
387,5-
[( 19,588+98 , 380 )
×(387 ,5−375)
]
= 385,424 m
37,259
2. Potongan 2 – 2 =
387,5-
[( 37,259+17 , 133 )
×(387 , 5−375)
]
= 378,937 m
19,278
3. Potongan 3 – 3 =
375 -
[( 19,278+16 , 363 )
×(375−362 ,5 )
]
= 368,239 m
12,590
4. Potongan 4 – 4 =
375-
[( 12,590 +24 , 784 )
×(375−362 , 5)
]
= 370,299 m
5,179
5. Potongan 5 – 5 =
375-
[( 5,179 + 32, 888 )
×(375−362 , 5)
]
= 373,299 m
b. Rumija Kanan
1,679
1. Potongan 1 - 1 =
375-
[( 1,679 + 53 , 472 )
×( 375−387 ,5 )
]
= 381,437 m
81

2. Potongan 2 - 2 =
375- ([ 1,679
1,679 + 53 , 472 )
×( 375−387 ,5 )
]
= 375,380 m

3. Potongan 3 - 3 =
362,5- ([ 1,759
1,759+34 , 792 )
×(362 , 5−375 )
]
= 363,101 m

4. Potongan 4 - 4 =
362,5- ([ 10,042
10,042 + 27 ,350 )
×(362 ,5−375 )
]
= 365,857 m

5. Potongan 5 - 5 =
362,5- ([ 17,865
17,865 + 20 ,369 )
×( 362 ,5−375)
]
= 368,062 m
el. atas−el .bawah
| ×100 %|
c. Kemiringan Medan = lebar trase
381,437−385,424
| ×100 %|=26,579 %
1. Potongan 1 – 1 = 15
375,380−378 ,937
| ×100 %|=23,713 %
2. Potongan 2 – 2 = 15
363, 101−368,239
| ×100 %|=34,250 %
3. Potongan 3 – 3 = 15
365 ,857−370 ,789
| ×100 %|= 32,882%
4. Potongan 4 – 4 = 15
368 ,341−373,299
| ×100 %|=33,057 %
5. Potongan 5 – 5 = 15
Dari hasil kemiringan medan maka dapat disimpulkan bahwa golongan medan
merupakan pegunungan.
Tabel 2.46 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 2
RUMIJA KIRI
Potongan Elevasi Atas Elevasi Bawah X1 X2 Elevasi
A-A 387,5 375 19,588 98,379 385,424
1-1 387,5 375 37,259 17,133 378,937
2-2 375 362,5 19,278 16,363 368,239
82

3-3 375 362,5 12,590 24,784 370,789


4-4 375 362,5 5,179 32,888 373,299
5-5 375 362,5 4,165 36,187 373,710
6-6 375 362,5 8,359 39,454 372,815
7-7 375 362,5 15,995 42,616 371,589
8-8 375 362,5 22,689 51,427 371,173
9-9 387,5 375 51,122 3,217 375,740
10-10 387,5 375 10,479 41,404 384,975
11-11 400 387,5 11,269 27,878 396,402
12-12 412,5 387,5 48,157 49,829 400,213
13-13 400 387,5 36,389 6,118 389,299
14-14 375 375 24,839 21,423 375,000
15-15 400 387,5 31,391 21,883 392,634
16-16 412,5 400 39,019 27,891 405,211
17-17 425 412,5 42,283 33,166 417,995
18-18 437,5 425 122,519 24,799 427,104
19-19 437,5 425 61,350 91,332 432,477
20-20 437,5 425 21,279 141,970 435,871
21-21 450 437,5 44,026 63,893 444,901
22-22 450 437,5 22,552 20,212 443,408
23-23 450 437,5 49,109 10,752 439,745
24-24 450 437,5 4,525 73,868 449,278
25-25 462,5 450 23,382 38,379 457,768
26-26 462,5 450 29,559 6,842 452,350
27-27 450 437,5 6,736 33,975 447,932
28-28 450 437,5 4,134 39,679 448,821
29-29 450 437,5 3,429 46,261 449,138
30-30 462,5 450 55,645 22,112 453,555
31-31 462,5 462,5 54,526 116,607 462,500
32-32 462,5 462,5 80,892 31,092 462,500
33-33 450 462,5 52,254 30,082 457,933
34-34 450 462,5 86,575 32,750 459,069
35-35 450 450 75,132 140,049 450,000
36-36 450 462,5 62,712 38,244 457,765
37-37 462,5 475 3,905 74,040 463,126
Lanjutan Tabel 2.46 Rekapitulasi Rumija Kiri pada Trase 2
38-38 462,5 475 16,499 36,385 466,400
39-39 462,5 475 45,458 38,504 469,268
40-40 462,5 475 38,856 37,572 468,855
41-41 462,5 475 11,885 44,568 465,132
42-42 450 462,5 6,507 12,393 454,304
43-43 425 450 19,826 20,147 437,400
83

44-44 412,5 425 25,635 0,673 424,680


45-45 412,5 425 15,491 8,442 420,591
46-46 412,5 425 2,849 18,695 414,153
47-47 387,5 400 23,339 4,989 397,798
48-48 375 387,5 16,159 14,698 381,546
49-49 350 362,5 10,463 10,562 356,221
50-50 312,5 325 1,462 39,343 312,948
51-51 312,5 325 0,560 33,602 312,705

Tabel 2.47 Rekapitulasi Perhitungan Rumija Kanan pada Trase 2


RUMIJA KANAN
Potongan Elevasi Atas Elevasi Bawah X1 X2 Elevasi
A-A 375 387,5 69,556 65,504 381,437
1-1 375 387,5 1,679 53,472 375,380
2-2 362,5 375 1,759 34,792 363,101
3-3 362,5 375 10,042 27,351 365,857
4-4 362,5 375 17,865 20,369 368,341
5-5 362,5 375 21,185 19,170 369,062
6-6 362,5 375 23,128 24,195 368,609
7-7 362,5 375 24,769 30,739 368,078
8-8 362,5 375 36,119 38,175 368,577
9-9 362,5 375 55,463 6,825 373,630
10-10 375 387,5 28,555 20,197 382,321
11-11 387,5 400 13,922 23,260 392,180
12-12 387,5 400 33,903 7,566 397,719
13-13 375 387,5 32,298 5,064 385,806
14-14 362,5 375 104,477 17,389 373,216
15-15 387,5 400 43,227 55,356 392,981
16-16 400 412,5 137,368 59,479 408,723
17-17 412,5 412,5 25,306 32,439 412,500
18-18 425 437,5 41,819 313,779 426,470
19-19 425 425 68,270 80,024 425,000
20-20 425 425 60,312 162,067 425,000
21-21 437,5 450 45,914 54,552 443,213
Lanjutan Tabel 2.47 Rekapitulasi Perhitungan Rumija Kanan pada Trase 2
22-22 437,5 450 5,843 36,808 439,212
23-23 425 437,5 39,514 3,654 436,442
24-24 437,5 450 57,3562 15,613 447,325
25-25 450 462,5 12,674 58,124 452,238
26-26 437,5 450 28,478 7,849 447,299
27-27 437,5 450 18,927 21,759 443,315
28-28 437,5 450 24,731 19,113 444,551
29-29 437,5 450 31,215 18,462 445,355
84

30-30 450 462,5 6,392 75,777 450,972


31-31 462,5 462,5 74,699 118,318 462,500
32-32 462,5 450 6,935 150,813 461,950
33-33 462,5 450 8,412 264,413 462,115
34-34 462,5 450 15,906 78,439 460,393
35-35 462,5 462,5 52,757 211,481 462,500
36-36 462,5 450 14,292 123,096 461,200
37-37 475 462,5 53,117 18,694 465,754
38-38 475 462,5 21,908 31,193 469,843
39-39 475 462,5 8,895 72,334 473,631
40-40 475 462,5 19,641 56,910 471,793
41-41 475 462,5 25,005 25,485 468,809
42-42 475 462,5 37,209 1,702 463,047
43-43 450 437,5 6,786 12,853 445,681
44-44 437,5 425 11,799 14,246 431,837
45-45 437,5 425 18,044 6,446 428,290
46-46 425 412,5 5,942 15,339 421,510
47-47 412,5 400 22,207 3,905 401,869
48-48 387,5 375 9,049 16,773 383,120
49-49 362,5 350 19,247 17,366 355,929
50-50 325 312,5 37,087 41,081 319,069
51-51 325 312,5 18,818 15,308 318,107

Tabel 2.48 Rekapitulasi Perhitungan Elevasi Muka Tanah, Elevasi Rencana,


Stasiun, dan Jarak

ELEVASI ELEVASI
STASIUN TITIK JARAK
MUKA
RENCANA
TANAH
383,431 358,43 0.00 + 0.00 0.000 A 0.000
377,159 358,43 0.00 + 100.00 100.000 1 100.000
365,670 361,43 0.00 + 200.00 200.000 2 100.000
368,323 364,43 0.00 + 300.00 250.000 3 50.000
85

370,820 367,43 0.00 + 400.00 300.000 4 50.000


371,386 368,01 0.00 + 450.00 350.000 5 50.000
370,712 368,01 0.00 + 500.00 400.000 6 50.000
369,833 368,01 0.00 + 550.00 450.000 7 50.000
369,875 368,83 0.00 + 600.00 500.000 8 50.000
374,685 373,43 0.00 + 650.00 550.000 9 50.000
383,648 376,43 0.00 + 600.00 600.000 10 50.000
394,291 377,6 0.00 + 650.00 650.000 11 50.000
398,966 377,6 0.00 + 700.00 700.000 12 50.000
387,552 379,43 0.00 + 800.00 800.000 13 100.000
374,108 385,43 0.00 + 900.00 900.000 14 100.000
392,808 387,18 1.00 + 0.00 1000.000 15 100.000
406,967 387,18 1.00 + 50.00 1050.000 16 50.000
415,247 387,18 1.00 + 100.00 1100.000 17 50.000
426,787 391,43 1.00 + 150.00 1150.000 18 50.000
428,739 394,43 1.00 + 200.00 1200.000 19 50.000
430,435 396,76 1.00 + 250.00 1250.000 20 50.000
444,057 396,76 1.00 + 350.00 1350.000 21 100.000
441,310 400,43 1.00 + 450.00 1450.000 22 100.000
438,094 406,35 1.00 + 550.00 1550.000 23 100.000
448,302 406,34 1.00 + 650.00 1650.000 24 100.000
455,003 409,43 1.00 + 750.00 1750.000 25 100.000
449,824 415,43 1.00 + 850.00 1850.000 26 100.000
445,623 415,93 1.00 + 950.00 1950.000 27 100.000
446,686 418,43 2.00 + 50.00 2050.000 28 100.000
447,246 424,43 2.00 + 150.00 2150.000 29 100.000
452,264 425,51 2.00 + 250.00 2250.000 30 100.000
462,500 423,59 2.00 + 350.00 2350.000 31 100.000
462,225 417,59 2.00 + 450.00 2450.000 32 100.000

Lanjutan Tabel 2.48 Rekapitulasi Perhitungan Elevasi Muka Tanah, Elevasi


Rencana, Stasiun, dan Jarak
460,024 415,93 2.00 + 500.00 2500.000 33 50.000
459,731 415,93 2.00 + 550.00 2550.000 34 50.000
456,250 415,93 2.00 + 600.00 2600.000 35 50.000
459,482 413,6 2.00 + 650.00 2650.000 36 50.000
464,440 410,6 2.00 + 700.00 2700.000 37 50.000
468,121 407,6 2.00 + 750.00 2750.000 38 50.000
471,449 406,34 2.00 + 850.00 2850.000 39 100.000
470,324 403,61 2.00 + 950.00 2950.000 40 100.000
86

466,970 400,61 3.00 + 0.00 3000.000 41 50.000


458,675 397,61 3.00 + 50.00 3050.000 42 50.000
441,540 396,76 3.00 + 100.00 3100.000 43 50.000
428,259 396,76 3.00 + 150.00 3150.000 44 50.000
424,440 396,62 3.00 + 200.00 3200.000 45 50.000
417,831 393,62 3.00 250.00 3250.000 46 50.000
399,834 390,62 3.00 300.00 3300.000 47 50.000
382,333 387,18 3.00 350.00 3350.000 48 50.000
356,075 387,18 3.00 400.00 3400.000 49 50.000
316,009 386,63 3.00 500.00 3500.000 50 100
315,406 384,95 3.00 528.077 3528.077 51 28.077

2.3.6 Perhitungan Jarak Pandang Trase 2 (Dua)


1. Perhitungan Jarak Pandang Henti (JPH)
Data:
Vr = 60 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/s
f = 0,33
Vr
JPH =[ xt ¿ + [¿ ¿
3.6
60 2
60 ( )
= [ x 2,5¿ +[ 3.6
3,6 ¿
2 x 9,81 x 0,33
= 84,569 m
2. Perhitungan Jarak Pandang Menyiap (JPM)
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
T1 = 2,12 + ( 0,026 x Vr)
= 2,12 + ( 0,026 x60 )
= 3,68 detik
T2 = 6,56 + ( 0,048 x Vr)
= 6,56 + ( 0,048 x 60 )
= 9,44 detik
a = 2,052 + ( 0,0036 x Vr)
87

= 2,052 + ( 0,0036 x 60)


= 2,268 km / jam / detik
m = 15 km / jam
a  T1
D1 = 0,278 x T1 x ( Vr – m + 2 )
2,268 x 3.68
= 0,278 x 3,68 x (60 –15 + )
2
= 50,306 m = 50 m
D2 = 0,278 x Vr x T2
= 0,278 x 60 x 9,44
= 157,459 m =157 m
D3 = 50 m
2
D4 = 3 x D2
2
= 3 x 157,459
= 104,972 m = 105 m
JPM = D1 + D2 + D3 + D4
= 50,306 + 157,459 + 50 + 104,972
= 362,737 m = 363 m

2.3.7 Perhitungan Pelebaran di Tikungan Trase 2 (Dua)


Perhitungan pelebaran pada tikungan dapat diformulasikan sebagai berikut:
Diketahui data:
Lebar bahu jalan (b) =1m
Lebar jalan satu jalur =3m
1. Tikungan A-B-C’
Vrenc = 60 km/jam
Rrenc = 478 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
88

= 478 – 3
= 475 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 475 +( 0,5 x 1)
= 475,5 m

Rw =
 Rc' 64  1,25
2
2
 64

2
= √ (|475,5 −64+1,25) +64
2

= 476,750 m

B = Rw+1,25−√ Rw 2 −64
476 ,750+1,25−√ 476 ,7502 −64
=

= 1,317 m
ε =B–b
= 1,317 – 1
= 0,317 m
b. Pelebaran Untuk Semi Trailer

Rw =
 Rc 2
 2
 28,09  1,25  28,09

2
= √ (|475,52−28,09+1,25 ) +28,09
= 476,750 m

= Rw  1.25  Rc' 109,09


2
B

= 476,750+1,25−√ 476 ,7502−109,09


= 1,364 m
ε =B–b
= 1,364 – 1
= 0,364 m
89

1. Tikungan B'-C-D'
Vrenc = 60 km/jam
Rrenc = 205 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 205 – 3
= 202 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 202 +( 0,5 x 1)
= 202,5 m
2
Rw = √ (|Rc'2−64+1,25) +64
2
= √ (|202,52−64+1,25 ) +64
= 203,750 m

= Rw  1,25  Rw  64
2
B

= 203 ,750+ 1, 25−√203 , 7502 −64


= 1,407 m
ε =B–b
= 1,407 – 1
= 0,407 m

b. Pelebaran Untuk Semi Trailer


2
Rw = √ (|Rc −28,09+1,25) +28,09
2

2
= √ (|202,5 −28,09+1,25) +28,09
2

= 203,750 m
90

B = Rw+1.25− √ Rc' 2−109,09

= 203,750+1,25−√203,7502−109,09
= 1,518 m
ε =B–b
= 1,518 – 1
= 0,518 m

2. Tikungan C''-D-E'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 205 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 205 – 3
= 202 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 202 +( 0,5 x 1)
= 202.5 m
2
Rw = √ (|Rc'2−64+1,25) +64
2
= √ (|202,52−64+1,25 ) +64
= 203,750 m

= Rw  1,25  Rw  64
2
B

= 203 ,750+ 1, 25−√203 , 7502 −64


= 1,407 m
ε =B–b
= 1,407 – 1
= 0,407 m
91

b. Pelebaran Untuk Semi Trailer


2
Rw = √ (|Rc −28,09+1,25) +28,09
2

2
= √ (|202,5 −28,09+1,25) +28,09
2

= 203,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 203,750+1,25−√203,7502−109,09
= 1,518 m
ε =B–b
= 1,518 – 1
= 0,518 m

3. Tikungan D''-E-F'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 205 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 205 – 3
= 202 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
= 202 +( 0,5 x 1)
= 202,5 m
2
Rw = √ (|Rc'2−64+1,25) +64
2
= √ (|202,52−64+1,25 ) +64
= 203,750 m
92

= Rw  1,25  Rw  64
2
B

= 203 ,750+ 1, 25−√203 , 7502 −64


= 1,407 m
ε =B–b
= 1,407 – 1
= 0,407 m

b. Pelebaran Untuk Semi Trailer


2
Rw = √ (|Rc2−28,09+1,25) +28,09
2
= √ (|202,52−28,09+1,25) +28,09
= 203,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 203,750+1,25−√203,7502−109,09
= 1,518 m
ε =B–b
= 1,518 – 1
= 0,518 m

4. Tikungan E''-F-G'
Vren = 60 km/jam
Rrenc = 205 m

a. Pelebaran jalan yang dilewati Truck


Ri = Rrenc – lebar jalur
= 205 – 3
= 202 m
Rc’ = Ri + (0,5.b)
93

= 202 +( 0,5 x 1)
= 202,5 m
2
Rw = √ (|Rc'2−64+1,25) +64
2
= √ (|202,5 −64+1,25 ) +64
2

= 203,750 m

= Rw  1,25  Rw  64
2
B

= 203 ,750+ 1, 25−√203 , 7502 −64


= 1,407 m
ε =B–b
= 1,407 – 1
= 0,407 m
b. Pelebaran Untuk Semi Trailer
2
Rw = √ (|Rc2−28,09+1,25) +28,09
2
= √ (|202,52−28,09+1,25) +28,09
= 203,750 m

B = Rw+1,25−√ Rc' 2−109,09

= 203,750+1,25−√203,7502−109,09
= 1,518 m
ε =B–b
= 1,518 – 1
= 0,518 m
94

2.3.8 Diagram Superelevasi Trase 2 (Dua)


1. Superelevasi Tikungan 1

Gambar 2.8 Superelevasi Tikungan 1

2. Superelevasi Tikungan 2
95

Gambar 2.9 Superelevasi Tikungan 2


3. Superelevasi Tikungan 3

Gambar 2.10 Superelevasi Tikungan 3

4. Superelevasi Tikungan 4

Gambar 2.11 Superelevasi Tikungan 4


96

5. Superelevasi Tikungan 5

Gambar 2.12 Superelevasi Tikungan 5

2.3.9 Perhitungan Alinyemen Vertikal Trase 2 (Dua)


1. Perhitungan Kelandaian Trase 1
368 , 01−358 , 43
×100 %= 6,046 %
Kelandaian (g1) = 309,710-151,250
368 , 01−368 , 01
×100 %=0 %
Kelandaian (g2) = 461,380-309,710
377 , 6−368 , 01
×100 %=6,068 %
Kelandaian (g3) = 619,430-461,380
377 , 6−377 ,6
×100 %=0 %
Kelandaian (g4) = 769,430-619,430
387 , 18−377 , 6
×100 %=6,094 %
Kelandaian (g5) = 926,640-769,430
97

Tabel 2.49 Rekapitulasi Kelandaian pada Trase 2


Elevasi
Nama Stasiun
Rencana Kelandaian (%)
A 358,43 151,250 gA 0
PPV1 368,01 309,710 g1 6,046
PPV2 368,01 461,380 g2 0
PPV3 377,6 619,430 g3 6,068
PPV4 377,6 769,430 g4 0
PPV5 387,18 926,640 g5 6,094
PPV6 387,18 1080,800 g6 0
PPV7 394,26 1240,100 g7 4,444
PPV8 396,76 1390,100 g8 1,667
PPV9 406,34 1551,250 g9 5,945
PPV10 406,34 1699,810 g10 0
PPV11 415,93 1859,940 g11 5,989
PPV12 415,93 2008,280 g12 0
PPV13 425,51 2167,990 g13 5,998
PPV14 425,51 2317,990 g14 0
PPV15 415,93 2478,540 g15 -5,967
PPV16 415,93 2612,450 g16 0
PPV17 406,34 2772,580 g17 -5,989
PPV18 406,34 2905,250 g18 0
PPV19 396,76 3065,790 g19 -5,967
PPV20 396,76 3197,630 g20 0
PPV21 387,18 3358,590 g21 -5,952
D 387,18 3507,310 dD 0

2. Perhitungan PPV Trase 2


a. PPV 1
g1 = 6,046 %
g2 =0%
Δ1 = |0 – 6,046| = 6,046 %
c. PPV 2
g2 =0%
g3 = 6,068 %
Δ2 = | 6,068- 0| = 6,068 %
d. PPV 3
g3 = 6,068 %
98

g4 =0%
Δ3 = |0 – 6,068| = 6,068 %
e. PPV 4
g4 =0%
g5 = 6,094 %
Δ4 = |6,094 - 0| = 6,094%
f. PPV 5
g5 = 6,094 %
g6 =0%
Δ5 = |0 - 6,094| = 6,094 %

Tabel 2.50 Rekapitulasi Detail Aliyemen Vertikal pada Trase 2


Nama PPV Nama∆ ∆ (%)
PPV1 158,749 ∆1 6,046
PPV2 151,670 ∆2 6,068
PPV3 158,341 ∆3 6,068
PPV4 150,000 ∆4 6,094
PPV5 157,502 ∆5 6,094
PPV6 154,160 ∆6 4,444
PPV7 159,457 ∆7 2,778
PPV8 150,021 ∆8 4,278
PPV9 161,435 ∆9 5,945
PPV10 148,560 ∆10 5,989
PPV11 160,417 ∆11 5,989
PPV12 148,340 ∆12 5,998
PPV13 159,997 ∆13 5,998
PPV14 150,000 ∆14 5,967
PPV15 160,836 ∆15 5,967
PPV16 133,910 ∆16 5,989
PPV17 160,417 ∆17 5,989
PPV18 132,670 ∆18 5,967
PPV19 160,826 ∆19 5,967
PPV20 131,840 ∆20 5,952
PPV21 161,245 ∆21 5,952
99

3 Perhitungan LV

JPH 2 x1
398
LV1 =
2
84.569 x6.046
398
=

= 108.640 m
2
JPH xΔ2
398
LV2 =
2
84.569 x6.068
398
=

= 109.035 m
2
JPH xΔ3
398
LV3 =
2
84.569 x6.068
398
=

= 109.035 m
2
JPH xΔ4
398
LV4 =
2
84.569 x6.094
398
=

= 109.504 m
100

2
JPH xΔ5
398
LV5 =
2
84.569 x6.094
398
=

= 109.504 m

Tabel 2.51 Rekapitulasi Perhitungan Lv pada Trase 2


Perhitungan Lv
D = JPH 84,569
Lv1 108,640
Lv2 109,035
Lv3 109,035
Lv4 109,504
Lv5 109,504
Lv6 79,866
Lv7 49,916
Lv8 76,877
Lv9 106,826
Lv10 107,619
Lv11 107,619
Lv12 107,789
Lv13 107,789
Lv14 107,226
Lv15 107,226
Lv16 107,619
Lv17 107,619
Lv18 107,232
Lv19 107,232
Lv20 106,952
Lv21 106,952
101

4. Perhitungan Ev
Δ1
xLv1
Ev1 = 800
6 . 046
x108.640
= 800
= 0.821
Δ2
xLv2
Ev2 = 800
6. 068
x 109 .035
= 800
= 0.827
Δ3
xLv3
Ev3 = 800
6. 068
x 109 .035
= 800
= 0.827
Δ4
xLv 4
Ev4 = 800
6 .094
x109. 504
= 800
= 0.834
Δ5
xLv 5
Ev5 = 800
6 .094
x109. 504
= 800
= 0.834

Tabel 2.52 Rekapitulasi Perhitungan Ev pada Trase 2


Nama EV
EV1 0,821
EV2 0,827
EV3 0,827
EV4 0,834
EV5 0,834
102

EV6 0,444
EV7 0,173
EV8 0,411
EV9 0,794
EV10 0,806
EV11 0,806
EV12 0,808
EV13 0,808
EV14 0,800
EV15 0,800
EV16 0,806
EV17 0,806
EV18 0,800
EV19 0,800
EV20 0,796
EV21 0,796

5. Perhitungan PPV
Tabel 2.53 Rekapitulasi Perhitungan VPI pada Trase 2
Jarak - Jarak
No Nama ∆ Elevasi X Elevasi Stasiun
PPV -PPV
1 PPV1 158,46 9,58 158,17 158,46 367,99 309,71
2 PPV2 151,67 0,00 151,67 151,67 368,01 461,38
3 PPV3 158,05 9,59 157,76 158,05 377,58 619,43
4 PPV4 150,00 0,00 150,00 150,00 377,60 769,43
5 PPV5 157,21 9,58 156,92 157,21 387,16 926,64
6 PPV6 154,16 0,00 154,16 154,16 387,18 108,80
7 PPV7 159,30 7,08 159,14 159,30 394,25 124,10
8 PPV8 150,00 2,50 149,98 150,00 396,76 1390,10
9 PPV9 161,15 9,58 160,86 161,15 406,32 1551,25
10 PPV10 148,56 0,00 148,56 148,56 406,34 1699,81
11 PPV11 160,13 9,59 159,84 160,13 415,91 1859,94
12 PPV12 148,34 0,00 148,34 148,34 415,93 2008,28
13 PPV13 159,71 9,58 159,42 159,71 425,49 2167,99
14 PPV14 150,00 0,00 150,00 150,00 425,51 2317,99
15 PPV15 160,55 -9,58 160,26 160,55 415,95 2478,54
16 PPV16 133,91 0,00 133,91 133,91 415,93 2612,45
17 PPV17 160,13 -9,59 159,84 160,13 406,36 2772,58
18 PPV18 132,67 0,00 132,67 132,67 406,34 2905,25
19 PPV19 160,54 -9,58 160,25 160,54 396,78 3065,79
20 PPV20 131,84 0,00 131,84 131,84 396,76 3197,63
21 PPV21 160,96 -9,58 160,67 160,96 387,20 3358,59
103

6. Perhitungan PVC
g1
Elevasi PVC1 = Elev PPV1 - ( 0,5 x Lv1) x 100
6,046
= 367,99 - ( 0,5 x 108,64) x 100
= 364,71
g2
Elevasi PVC2 = Elev PPV2 - ( 0,5 x Lv2) x 100
0
= 368,01 - ( 0,5 x 109,035) x 100
=368,01

g3
Elevasi PVC3 = Elev PPV3 - ( 0,5 x Lv3) x 100
6,068
= 418,79 - ( 0,5 x 109,035) x 100
= 374,27
g4
Elevasi PVC4 = Elev PPV4 - ( 0,5 x Lv4) x 100
0
= 406,01 - ( 0,5 x 109,504) x 100
= 377,60
g5
Elevasi PVC5 = Elev PPV5 - ( 0,5 x Lv5) x 100
6,094
= 406 - ( 0,5 x 109,504) x 100
= 383,83
Stasiun PVC1 = Stasiun PPV1 - (0,5 x Lv1)
= 309,71 - (0,5 x 108,64)
= 255,39
Stasiun PVC2 = Stasiun PPV2 - (0,5 x Lv2)
= 461,38 - (0,5 x 109,035)
104

= 406,86
Stasiun PVC3 = Stasiun PPV3 - (0,5 x Lv3)
= 619,43- (0,5 x 109,035)
= 564,91
Stasiun PVC4 = Stasiun PPV4 - (0,5 x Lv4)
= 769,43 - (0,5 x 109,504)
= 714,68
Stasiun PVC5 = Stasiun PPV5 - (0,5 x Lv5)
= 926,64 - (0,5 x 109,504)
= 871,89

Tabel 2.54 Rekapitulasi Perhitungan PVC pada Trase 2


No Nama Elevasi Stasiun
1 PVC1 364,71 255,39
2 PVC2 368,01 406,86
3 PVC3 374,27 564,91
4 PVC4 377,60 714,68
5 PVC5 383,83 871,89
6 PVC6 387,18 1040,87
7 PVC7 393,14 1215,14
8 PVC8 396,12 1351,66
9 PVC9 403,15 1497,84
10 PVC10 406,34 1646,00
11 PVC11 412,69 1806,13
12 PVC12 415,93 1954,39
13 PVC13 422,26 2114,09
14 PVC14 425,51 2264,38
15 PVC15 419,15 2424,93
16 PVC16 415,93 2558,64
17 PVC17 409,58 2718,77
18 PVC18 406,34 2851,63
19 PVC19 399,98 3012,17
20 PVC20 396,76 3144,15
21 PVC21 390,38 3305,11
105

7. Perhitungan PVT
g1
))
Elevasi PVT 1 = Elevasi PPV 1 + (0,5 x Lv1 x ( 100
6 ,046
))
= 367,99 + (0,5 x 108,640 x ( 100
= 367,99
7
))
Elevasi PVT 2 = Elevasi PPV 2 + (0,5 x Lv2 x ( 100
0
))
= 461,38 + (0,5 x 109,035 x ( 100
= 371,32

g3
))
Elevasi PVT 3 = Elevasi PPV 3 + (0,5 x Lv3 x ( 100
6 ,068
))
= 619,43 + (0,5 x 109,035 x ( 100
= 377,58
g4
))
Elevasi PVT 4 = Elevasi PPV 4 + (0,5 x Lv4 x ( 100
0
))
= 769,43+ (0,5 x 109,504 x ( 100
= 380,94
g5
))
Elevasi PVT 5 = Elevasi PPV 5 + (0,5 x Lv5 x ( 100
6 ,094
))
=926,64 + (0,5 x 109,504 x ( 100
= 387,16
Stasiun PVT 1 = Stasiun PPV 1+ (0,5 x LV1)
= 309,71+ (0,5 x 108,640 )
= 364,03
Stasiun PVT 2 = Stasiun PPV 2 + (0,5 x LV2)
106

= 461,38 + (0,5 x 109,035)


= 515,90
Stasiun PVT 3 = Stasiun PPV 3+ (0,5 x LV3)
= 619,43+ (0,5 x 109,035)
= 673,95
Stasiun PVT 4 = Stasiun PPV 4 + (0,5 x LV4)
= 769,43 + (0,5 x 109,504)
= 824,18
Stasiun PVT 5 = Stasiun VPI 5 + (0,5 x LV5)
= 926,64+ (0,5 x 109,504)
= 981,39

Tabel 2.55 Rekapitulasi Perhitungan PVT pada Trase 2


No Nama Elevasi Stasiun
1 PVT1 367,99 364,03
2 PVT2 371,32 515,90
3 PVT3 377,58 673,95
4 PVT4 380,94 824,18
5 PVT5 387,16 981,39
6 PVT6 388,95 1120,73
7 PVT7 394,67 1265,06
8 PVT8 399,04 1428,54
9 PVT9 406,32 1604,66
10 PVT10 409,56 1753,62
11 PVT11 415,91 1913,75
12 PVT12 419,16 2062,17
13 PVT13 425,49 2221,88
14 PVT14 422,31 2371,60
15 PVT15 415,95 2532,15
16 PVT16 412,71 2666,26
17 PVT17 406,36 2826,39
18 PVT18 403,14 2958,87
19 PVT19 396,78 3119,41
20 PVT20 393,58 3251,11
21 PVT21 387,20 3412,07
107

8. Perhitungan Elevasi Lengkung


Tabel 2.56 Perhitungan Elevasi Lengkung pada Trase 2
No Nama X Elevasi Stasiun
1 PPV1 50 364,274 305,389
2 PPV2 0 368,010 406,862
3 PPV3 50 373,853 614,911
4 PPV4 0 377,600 714,678
5 PPV5 50 383,420 921,887
6 PPV6 0 387,180 1040,867
7 PPV7 80 388,917 1295,142
8 PPV8 19 396,979 1371,141
9 PPV9 50 402,655 1547,836
10 PPV10 0 406,340 1646,001
11 PPV11 50 412,223 1856,129
12 PPV12 0 415,930 1954,385
13 PPV13 50 421,798 2164,094
14 PPV14 0 425,510 2264,377
15 PPV15 50 412,268 2474,926
Tabel 2.56 Perhitungan Elevasi Lengkung pada Trase 2
16 PPV16 0 415,930 2558,641
17 PPV17 50 402,667 2768,769
18 PPV18 0 406,340 2851,634
19 PPV19 50 393,098 3062,173
20 PPV20 0 396,760 3144,154
21 PPV21 50 383,525 3355,113
108

9. Detail Alinyemen Vertikal


Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2
109

PPV1
Δx = 23,174    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 364,49 251,775
1 23,174 365,751 274,949
2 46,347 366,732 298,122
3 69,521 367,432 321,296
4 92,694 367,852 344,469
5 115,868 367,992 367,643
PPV2
Δx = 23,258    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 368,01 403,235
1 23,258 368,151 426,493
2 46,516 368,574 449,751
3 69,774 369,280 473,009
4 93,032 370,268 496,267
5 116,289 371,538 519,525
PPV3
Δx = 23,258    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 374,054 561,284
1 23,258 375,324 584,542
2 46,516 376,312 607,800
3 69,774 377,018 631,058
4 93,032 377,441 654,316
5 116,289 377,582 677,574
PPV4
Δx = 23,358    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 377,6 711,036
1 23,358 377,742 734,393
2 46,716 378,169 757,751
3 70,073 378,881 781,109
4 93,431 379,877 804,467
5 116,789 381,158 827,824

Lanjutan Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2


110

PPV5
Δx = 23,358    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 383,604 868,244
1 23,358 384,885 891,602
2 46,716 385,881 914,960
3 70,073 386,593 938,318
4 93,431 387,020 961,676
5 116,789 387,162 985,033
PPV6
Δx = 17,036    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 387,180 1038,210
1 17,036 387,256 1055,246
2 34,072 387,483 1072,282
3 51,108 387,861 1089,318
4 68,143 388,391 1106,354
5 85,179 389,073 1123,390
PPV7
Δx = 10,647    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 393,070 1213,481
1 10,647 393,514 1224,129
2 21,295 393,898 1234,776
3 31,942 394,223 1245,423
4 42,590 394,490 1256,071
5 53,237 394,697 1266,718
PPV8
Δx = 16,398    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 396,076 1349,104
1 16,398 396,280 1365,503
2 32,797 396,342 1381,901
3 49,195 396,265 1398,299
4 65,593 396,047 1414,697
5 81,991 395,689 1431,096

Lanjutan Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2


111

PPV9
Δx = 22,787    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 402,937 1494,282
1 22,787 404,156 1517,069
2 45,573 405,104 1539,856
3 68,360 405,781 1562,642
4 91,147 406,188 1585,429
5 113,933 406,323 1608,216
PPV10
Δx = 22,956    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 406,340 1642,421
1 22,956 406,477 1665,376
2 45,912 406,890 1688,332
3 68,867 407,577 1711,288
4 91,823 408,540 1734,244
5 114,779 409,777 1757,199
PPV11
Δx = 22,956    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 412,476 1802,55
1 22,956 413,713 1825,505
2 45,912 414,675 1848,461
3 68,867 415,363 1871,417
4 91,823 415,775 1894,373
5 114,779 415,913 1917,328
PPV12
Δx = 22,992    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 415,930 1950,8
1 22,992 416,068 1973,792
2 45,984 416,482 1996,784
3 68,976 417,171 2019,776
4 91,969 418,137 2042,768
5 114,961 419,378 2065,76

Lanjutan Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2


112

PPV13
Δx = 22,992    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 422,045 2110,509
1 22,992 423,286 2133,501
2 45,984 424,252 2156,493
3 68,976 424,941 2179,485
4 91,969 425,355 2202,477
5 114,961 425,493 2225,469
PPV14
Δx = 22,872    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 396,076 2260,81
1 22,872 396,280 2283,682
2 45,744 396,342 2306,554
3 68,616 396,265 2329,426
4 91,487 396,047 2352,298
5 114,359 395,689 2375,17
PPV15
Δx = 22,872    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 419,359 2421,359
1 22,872 418,131 2444,231
2 45,744 417,175 2467,103
3 68,616 416,493 2489,975
4 91,487 416,084 2512,847
5 114,359 415,947 2535,719
PPV16
Δx = 22,956    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 415,930 2555,061
1 22,956 415,793 2578,016
2 45,912 415,380 2600,972
3 68,867 414,693 2623,928
4 91,823 413,730 2646,884
5 114,779 412,493 2669,839

Lanjutan Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2


113

PPV17
Δx = 22,955    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 409,794 2715,190
1 22,955 408,557 2738,145
2 45,911 407,595 2761,101
3 68,867 406,907 2784,057
4 91,823 406,495 2807,013
5 114,77 406,357 2829,968
PPV18
Δx = 22,873    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 406,340 2848,067
1 22,873 406,204 2870,94
2 45,747 405,794 2893,813
3 68,620 405,112 2916,687
4 91,493 404,156 2939,56
5 114,366 402,928 2962,433
PPV19
Δx = 22,873    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 400,189 3008,606
1 22,873 398,961 3031,479
2 45,747 398,006 3054,352
3 68,620 397,323 3077,226
4 91,493 396,914 3100,099
5 114,366 396,777 3122,972
PPV20
Δx = 22,814    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 396,760 3140,596
1 22,814 396,624 3163,41
2 45,627 396,217 3186,223
3 68,441 395,538 3209,037
4 91,254 394,587 3231,85
5 114,068 393,365 3254,664

Lanjutan Tabel 2.57 Rekapitulasi PPV pada Trase 2


114

PPV21
Δx = 22,814    
Titik X Elevasi Stasiun
PVC 390,592 3301,555
1 22,814 389,369 3324,369
2 45,627 388,419 3347,182
3 68,441 387,740 3369,996
4 91,254 387,333 3392,809
5 114,068 387,197 3415,623

Berikut merupakan grafik alinyemen vertikal PPV1 dan PPV2.

450.0
440.0
430.0
420.0
410.0
400.0
390.0
Elevasi (m)

380.0
370.0
360.0
350.0
340.0
330.0
320.0
310.0
300.0
100 150 200 250 300 350 400 450 500
Stasiun (m)

Gambar 2.13 Grafik Alinyemen Vertikal PPV 1


115

450.0
440.0
430.0
420.0
410.0
400.0
390.0
Elevasi (m)

380.0
370.0
360.0
350.0
340.0
330.0
320.0
310.0
300.0
250 300 350 400 450 500 550 600 650
Stasiun (m)

Gambar 2.14 Grafik Alinyemen Vertikal PPV 2


116

2.3.10 Koordinasi Alinyemen Vertikal dan Horizontal


Berdasarkan analisis perhitungan alinyemen horizontal dan alinyemen
vertikal yang telah dilakukan pada trase 1 (satu) dan trase 2 (dua), maka di dapat
hasil berupa gambar alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Selanjutnya
yaitu mengkoordinasikan gambar alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
tersebut dengan maksud untuk mengetahui aman atau tidaknya trase jalan yang di
rencanakan.

2.4.1 Trase 1

Gambar 2.15 Rencana Trase 1


117

2.4.2 Trase 2

Gambar 2.16 Rencana Trase 2


118

2.4 PEMILIHAN TRASE YANG DIGUNAKAN


Dalam menentukan trase yang akan digunakan, maka perlu ada
perbandingan antar kedua trase tersebut sebagaimana ditunjukkan pada tabel
berikut ini :

Tabel 2.58 Perbandingan Trase 1 dan Trase 2


No. Tinjauan Trase 1 Trase2
1 Panjang Total Trase 3216.037 m 3650.924 m
2 Jumlah Tikungan Horizontal 5 5
3 Jumlah Lengkung Vertikal 10 21
4 Tinggi Galian Max 26 m 70 m
5 Tinggi Timbunan Max 32.47 m 70 m
6 Kelandaian Jalan Max 8% 6%
7 Kondisi Medan Pegunungan Pegunungan

Berdasarkan tinjauan diatas, jarak tempuh trase 1 lebih dekat daripada trase
2. Tinggi galian dan timbunan diatas lebih kecil trase 1 dari pada trase 2. Sehingga
pemilihan trase yang digunakan pada pembuatan jalan baru ini yaitu trase 1,
karena adanya pertimbangan-pertimbangan diatas.

Anda mungkin juga menyukai