dimaksudkan agar pekerjaan dapat berjalan dengan terarah dan selesai tepat waktunya. Rencana
Kerja tersebut adalah sebagai berikut ini :
a. Survai Pendahuluan
b. Survai Lapangan dan Analisa Data :
- Pengukuran topografi
- Survai kondisi jalan
- Survai lalu lintas
- Survai hidrologi
- Penyelidikan tanah
- Survai material/bahan konstruksi jalan
- Survai landscape
c. Pekerjaan Perencanaan Jalan dan Jembatan
- Perencaanaan geometrik
- Perencanaan perkerasan
- Perencanaan lalu lintas (Perhitungan Volume)
d. Penggambaran
e. Perhitungan volume dan perkiraan biaya (RAB)
f. Penyiapan dokumen lelang
g. Penyiapan laporan
III - 1
3.7.1. SURVEI PENDAHULUAN
Dalam survei pendahuluan, konsultan akan mengumpulkan sebanyak mungkin data (data-
data sekunder maupun primer) yang mungkin telah bersedia dan selanjutnya diperlukan untuk
pekerjaan perencanaan. Untuk itu konsultan akan melakukan hal-hal berikut :
1.Mengumpulkan dan mereview data mengenai alinyement jalan dan situasinya serta
informasi lainnya secara umum, termasuk didalamnya konfirmasi ruas yang akan
ditangani.
2.Mengumpulkan dan mereview data lalulintas
3.Mengumpulkan dan mereview data mengenai bahan/material maupun peralatan yang
tersedia yang dapat menentukan jenis konstruksi.
4.Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan dan material di lokasi.
5.Membuat foto-foto dokumentasi mengenai kondisi lapangan dari ruas jalan yang
bersangkutan
6.Memperhatikan usulan lainnya baik dari masyarakat, Dinas maupun PPKOM.
7.Menyusun rencana jadwal pelaksanaan di lapangan.
8.Mengumpulkan data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting .
Semua hasil survai pendahuluan akan d ilaporkan dalam bentuk Laporan Survai Pendahuluan
lengkap dengan foto asli untuk dikonsultasikan kepada pemberi tugas dan sebagai dasar
persiapan langkah selanjutnya.
Pengukuran topografi dilakukan sepanjang sumbu (as jalan) rencana jalan dan jembatan dan
jalan masuk / keluar serta daerah-daerah sekitarnya yang diperlukan dalam pembuatan
rencana detail, meliputi lebar daerah milik jalan ditambah dengan daerah sebelah kiri dan
kanan dari daerah pengawasan jalan, sesuai dengan kebutuhan untuk perencanaan teknis.
Pekerjaan pengukuran ini meliputi pekerjaan :
1.Pengukuran titik-titik kontrol harizontal dan vertikal (poligon utama)
2.Pengukuran situasi, penampang memanjang dan penampang melintang.
a. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi akan dilakukan secara cermat, semua data lapangan/bangunan
permanen diukur misalnya : bangunan gedung, rumah permanen, pinggir bahu jalan,
pinggir selokan, letak gorong-gorong serta dimensinya, tiang-tiang telepon serta
bangunan-bangunan lain yang dianggap perlu.
III - 2
Patok Km dan Hm jika ada, serta patok-patok tanda-tanda penting lainnya yang ada
di tepi jalan akan diambil dan dihitung koordinatnya.
b. Pengukuran Penampang Memanjang
Pengukuran penampang memanjang diambil pada sumbu dari lintasan yang
diusulkan.
c. Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 50 meter pada bagian yang
lurus dan landai dan setiap jarak 25 m untuk daerah tikungan/miring terjal yang
diusulkan.
Lebar pengukuran meliputi daerah seluas/sejauh 50 m kesisi dalam pada bagian
jalan yang menikung atau sesuai kebutuhan.
3.Pemasangan patok-patok untuk titik ikat serta patok-patok tanda.
4.Perhitungan dan Penggambaran Peta
Survai kondisi jalan dan jembatan dilakukan untuk mengetahui jenis konstruksi yang tepat dan
kondisi lainnya untuk mendapatkan data yang diperlukan guna perencanaan lebih lanjut.
Survai lalu lintas dilakukan untuk mengetahui perkiraan volume dan komposisi lalu lintas yang
akan dilayani oleh jalan tersebut selama masa pelayanannya untuk merencanakan struktur
perkerasan dan geometrik jalan dan jembatan
Survai persimpangan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi persimpangan/pertemuan jalan
baik situasi fisik maupun kondisi lalu lintas antara lain komposisi, distribusi menurut waktu dan
arah, dan lain-lain.
Pelaksanaan survai ini mengikuti pedoman survai lalu lintas yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jendral Bina Marga No. 017/BNKT/1990 dan pedoman yang berlaku lainnya serta sesuai
dengan permintaan Pemberi Tugas.
Survai ini dilakukan untuk menginventarisasi tentang situasi, panjang jalan, lebar perkerasan,
lebar bahu, drainase, persimpangan-persimpangan dengan jalan lain bangunan-bangunan
pelengkap jalan dan lain-lain yang berada dalam daerah pengawasan jalan dengan jarak
III - 3
interval pengamatan setiap jarak minimal 50 meter dan maximum 100 meter didaerah yang
lurus dan daerah tikungan minimal setiap jarak 25 meter atau sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai CBR tanah dasar yang dilakukan pada ruas-ruas
jalan yang belum beraspal seperti jalan tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak
hingga tampak lapisan pondasinya serta untuk keperluan pelebaran.
Alat DPC terdiri : Hammer seberat 9,07 kg (20 lbs) dilanjutkan dari ketinggian 50,8 cm (20
inch), ujung alat berbentuk kerucut/konus dari baja keras dengan luas 1,61 cm2 (0,5 in2)
bergaris tengah 1,6 cm (5/8 inch) dengan sudut 300 atau 600, meteran pita logam panjang 100
cm ditempel pada batang besi DCP dan dapat bergerak bebas sewaktu alat DPC menjalani
penetrasi.
Perlengkapan survai lain yang diperlukan antara lain : satu buah kendaraan roda empat, alat
tulis, skop/cangkul.
Selama pemeriksaan perlu dicatat keadaan-keadaan khusus sebagaimana diminta pada
formulir standar DCP.
Untuk mengetahui nilai CBR tiap titik pengujian, pada formulir standar plot data kedalaman
dan komulatif tumbukan menjadi sebuah grafik dan korelasikan dengan grafik di kanan bawah
formulir standar dengan bantuan penggaris segitiga, kemudian didapat nilai CBR yang sesuai.
Alinyemen horisontal adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang gambar.
Alinyemen horizontal sering juga disebut dengan situasi jalan atau trase jalan. Trase yang
dimaksud secara umum menunjukkan dari arah jalan yang bersangkutan.
III - 4
Perencanaan alinyemen horisontal berupa :
- Perencanaan tikungan
- Kecepatan rencana
- Jari-jari kelengkungan
- Superelevasi
1. Full Circle
III - 5
L = panjang bagian tikungan
TC = tangent circle
CT = circle tangent
e = (-emaks/Dmaks2)*D + (2*emaks/Dmaks)*D
V2
127∗R
f= emaks = 10%
2
V
127∗(e maks +f )
Rmin =
120 2000
11 1500
III - 6
Kecepatan Rencana (Km/jam) Jari-jari lengkung minimum (m)
80 1100
60 700
40 300
30 180
Untuk tikungan yang jari-jarinya lebih kecil dari pada harga diatas, bentuk tikungan yang
dipakai adalah Spiral-Circle-Spiral.
Lengkungan spiral merupakan peralihan dari bagian lurus kebagian circle. Panjang
lengkung peralihan diperhitungkan dengan mempertimbangkan bahwa perubahan
gaya sentrifugal dari nol (pada bagian lurus).
Jari-jari lengkung diambil sesuai dengan kecepatan rencana yang ditentukan serta
tidak mengakibatkan adanya kemiringan tikungan yang melebihi harga maksimum.
Kemiringan tikungan maksimum dibedakan antara untuk jalan didalam kota yaitu 6%
dengan luar kota sebesar 8% dengan kecepatan rencana 30 km/jam dan jalan luar
kota sebesar 10 % untuk kecepatan rencana 30 km/jam.
V2
127∗(e maks +f )
Rmin =
Dimana :
III - 7
Gambar 3. 2 Tikungan Bentuk Spiral-Circle-Spiral
PI = Point of intersection
α
πR
180
Lc =
L = Lc + 2 Ls
III - 8
Pada daerah tikungan terjadi perubahan kemiringan pada profil melintang jalan dari
lereng normal ke kemiringan penuh.
Untuk Full Circle tidak ada lengkung peralihan, maka kita harus menentukan lengkung
fiktif (L’s) sebagai awal perubahan kemiringan.
Alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan pekerjaan galian dan timbunan,
kenyamanan dan keamanan berlalu lintas. Oleh sebab itu dalam penentuan besarnya
kelandaian jalan sedapat mungkin mengikuti medan yang ada. Di dalam perancangan
aliyemen vertikal perlu juga diperhatikan elevasi genangan air di tempat – tempat tertentu,
permukaan jalan tidak terendam air pada saat terjadi genangan.
a. Landai Maksimum
Landai maksimum pada jalan kabupaten dapat dilihat pada tabel Klasifikasi Jalan
Kabupaten. Dalam perencanaan landai maksimum perlu pula diperhatikan panjang
landai kritis yang masih dapat menghasilkan pengurangan kecepatan yang wajar tanpa
mengganggu kelancaran jalan lalulintas. Panjang landai kritis tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12 16
Panjang
480 330 250 200 170 150 135 120 100
Landai Kritis
Jika panjang kritis ini dilampaui, maka harus ditambah suatu jalur pendakian khusus
untuk kendaraan berat.
b. Lengkung Vertikal
III - 9
Panjang minimum lengkung vertikal cembung, hanya dibentuk oleh syarat jarak
pandang henti seperti yang terlihat pada jarak pandang menyiap, hanya digunakan
untuk membuat tanda tidak boleh menyiap.
A∗Lv
800
Ev = (ketentuan parabola)
( )
2
X
l∗Lv
Y=
4 . X A . Lv A
Ev= = = X
Lv 800 200
Keterangan :
Ev = pergeseran vertikal (m)
X = jarak horisontal dari setiap titik pada garis kelandaian terhadap PLV
Y = panjang pergeseran vertical dari titik yang bersangkutan
A = perbedaan aljabar dari kelandaian (%)
Lv = panjang lengkung = jarak PLV dengan PTV (m)
Di dalam perencanaan jalan raya diusahakan agar volume galian sama dengan timbunan
tanah. Dengan mengkombinasikan alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
memungkinkan untuk menghitung banyaknya volume galian dan timbunan tanah.
III - 10
b. Penggambaran profil memanjang (alinyemen vertikal) yang memperlihatkan perbedaan
tinggi muka tanah asli dengan tinggi muka perkerasan yang akan direncanakan.
c. Penggambaran profil melintang pada tiap titik stationing, sehingga didapat luas
penampang galian dan timbunan tanah yang diukur dengan alat planimetri.
d. Menghitung volume galian dan timbunan tanah dengan mengalikan luas penampang
rata-rata dari galian atau timbunan tanah dengan jarak antara patok.
e. Jarak profil melintang 50 m (daerah bukit) dan dengan adanya data penampang
galian ataupun timbunan yang telah dihitung (diukur) luasnya dari profil melintang tadi,
maka dapat dihitung volume galian dan timbunannya.
III - 11
4. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan berjalan lancar. Hal ini sehubungan dengan
terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat-alat besar atau
karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari
pengaruh cuaca.
III - 12
Tabel 3. 2 Faktor Regional (FR)
4.Indeks permukaan
Untuk menentukan perencanaan perkerasan jalan digunakan indeks permukaan
(IP) atau Serviceability Index sebagai ukuran dasar dalam menentukan nilai
perkerasan ditinjau dari kepentingan lalu-lintas.
IP = 1,0 : Adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat
sehingga sangat menganggu lalu lintas kendaraan.
IP = 1,5 : Adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
IP = 2,0 : Adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 2,5 : Adalah menyatakan jalan masih cukup stabil dan baik.
III - 13
LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal.
Catatan : Pada proyek-proyek penunjang jalan, IAPAT/jalan mutah atau
jalan darurat maka IP dapatdiambil 1,0
Catatan : Kuat tekan stabilisasi dengan semen diperiksa pada hari ke-7. Kuat
tekan stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke-21.
III - 14
3.Batas-batas minimum tebal lapisan
Batas-batas minimum tebal lapisan ditentukan sebagai berikut :
Tebal
HP Minimum Bahan
(cm)
Batu pecah, stab. Tanah dengan semen, Stab. Tanah
< 3,00 15
dengan kapur
10 Laston Atas
Batu pecah, stab. Tanah dengan semen, Stab. Tanah
20
3,50-9,99 dengan kapur
15 Laston Atas
Secara garis besar rencana kerja yang akan dilakukan merupakan penjabaran dari tahapan
pelaksanaan pekerjaan. Dimana rencana ini mempunyai arti penting dalam realisasi
operasional di lapangan, sehingga pekerjaan dapat berjalan secara terkoordinasi dengan
tepat dan efisien. Sesuai dengan konsep optimalisasi yang sedang dimaksudkan maka
tahapan yang akan dilakukan pada Pekerjaan DED Jalan UNDIP – Jangli 2011 dijabarkan
dalam skema dibelakang.
III - 15
3.7.15. WAKTU PELAKSANAAN
Tahapan kegiatan yaitu seluruh rangkaian kegiatan yang diperlukan berkaitan dengan
keluaran yang harus dihasilkan dan lingkup substansi yang harus dihasilkan akan
berpengaruh pada tahapan dan jadwal pelaksanaan
Kedua hal tersebut menjadi input untuk merumuskan rencana kerja dengan batasan waktu
yang telah ditetapkan. perincian kegiatan dengan alokasi waktu dapat dilihat pada Tabel
berikut:
III - 16
Tabel 3. 6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
BULAN KE
No. KETERANGAN I II III
KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN
- Persiapan Tim dan Mobilisasi tenaga ahli
- Melakukan kajian-kajian literatur
- Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi
- Pengukuran Topografi
a. Pengukuran titik kontrol horisontal
b. Pengukuran situasi
c. Pengukuran penampang memanjang-melintang
d. Perhitungan dan penggambaran peta
e. Pengukuran realinyemen jalan(bila ada)
- Diskusi Laporan Pendahuluan
- Revisi Laporan Pendahuluan
- Pengumpulan Laporan Pendahuluan
II. PENYUSUNAN LAPORAN ANTARA
- Perhitungan dan penggambaran peta
- Tes Penyelidikan tanah/data CBR
- Melakukan Inventarisasi sumber matrial
a. sirtu
b. pasir
c. Agregat
d. Tanah Urugan
- Melakukan penyelidikan tanah
- Inventarisasi /pendataan lokasi tertentu yang memungkinkan
III - 17
BULAN KE
No. KETERANGAN I II III
KETERANGAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
untuk direncanakan gorong-gorong, box culvert
- Penyusunan Laporan
- Diskusi Laporan Antara
- Revisi Laporan Antara
- Pengumpulan Laporan Antara
III. PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR
- Analisis data lapangan, desain dan data pemeriksaan tanah di
laboratorium
- Menyiapkan gambar rencana detail ukuran A3
- Menyusun daftar kuantitas pekerjaan
- Meneliti konsistensi atau isi dokumen
- Menyusun ketentuan – ketentuan yang akan di terapkan baik
dalam proses lelang maupun dalam proses pelaksanaan.
- Penyusunan Laporan
- Diskusi Laporan Akhir
- Revisi Laporan Akhir
- Pengumpulan Laporan Akhir
IV PENYERAHAN DOKUMEN FINAL
III - 18
3.7.16. SISTEM DISKUSI
Laporan dikumpulkan dibagi dalam tiga produk laporan, yaitu Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, dan Laporan Akhir. Masing-masing laporan dikumpulkan untuk kebutuhan
diskusi/pembahasan.
Pembahasan dilakukan oleh pihak konsultan dengan tim teknis. Pembahasan dimaksudkan
untuk kesempurnaan hasil akhir dalam arti mengakomodasi semua masukan dan aspirasi dari
semua pihak, baik dari tim teknis maupun stake holder.
Laporan-laporan dalam Pekerjaan DED Jalan UNDIP – Jangli 2011 disajikan dalam
beberapa tahap diskusi yaitu:
1. Pembahasan Laporan Pendahuluan dengan peserta masing-masing 15 orang
Untuk mencapai tujuan dan maksud dari pekerjaan DED Pembangunan Jalan UNDIP - JANGLI Tahun
Anggaran 2011, serta agar pekerjaan ini menghasilkan output seperti tertera dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dibutuhkan dukungan dan keterlibatan tenaga ahli profesional yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dalam menangani pekerjaan
tersebut diatas.
Berikut uraian dan deskripsi personil yang ditugaskan serta jadwal penugasan personil dalam
pekerjaan ini.
Uraian tugas personil untuk melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketua Tim (Team Leader)/ Traffic Highway Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian di bidang sipil. Ketua Tim disyaratkan minimal
Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) Jurusan Sipil lulusan unversitas/ perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta terakreditasi, atau yang telah lulus
ujian negara atau lulusan perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
telah berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan jalan,
jembatan, dan bengunan pelengkapannya selama minimal 14 tahun efektif kerja
untuk yang berpendidikan S1, atau 10 tahun pengalaman efektif kerja untuk yang
berpendidikan S2, atau 6 tahun pengalaman efektif kerja untuk yang
berpendidikan S3 (dibuktikan dengan foto copy ijasah pendidikan terakhir dan
.
III-19
foto copy SKA). Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah
memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
.
III-20
foto copy SKA). Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi ke-PU-an dari LPJK. Dibutuhkan 2 (dua) orang Tenaga Ahli Teknik
Sipil Transportasi, dengan tugas utama sebagai berikut :
Menentukan relokasi jalan bila ada.
Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yang diperlukan.
Menentukan survai lapanagan yang dibutuhkan dan data yang diperlukan
untuk melaksankan detail desain teknis.
Mempersiapkan rencana kerja detaill untuk pekerjaan penyelidikan
(investigasi) dan mengkoordinir semua kegiatan team lapangan dalam
melaksanakan rencana kerja lapangan.
Menganalisa data survey lapangan dan data lain yang tersedia, menyiapkan
detail desain, prakiraan jumlah dan harga teknik demikian pula gambar-
gambar teknik dari semua jlan dan jembatan yang akan direncanakan.
.
III-21
e. Estimator/ Cost Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian di bidang sipil. Tenaga Ahli disyaratkan minimal
Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1) Jurusan Sipil lulusan unversitas/ perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta terakreditasi, atau yang telah lulus
ujian negara atau lulusan perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
telah berpengalaman di bidang perhitungan cost dan dokumen lelang khususnya
pada proyek jalan raya, selama minimal 8 tahun efektif kerja untuk yang
berpendidikan S1, atau 4 tahun pengalaman efektif kerja untuk yang
berpendidikan S2 (dibuktikan dengan foto copy ijasah pendidikan terakhir dan
foto copy SKA). Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultansi ke-PU-an dari LPJK. Dibutuhkan 2 (dua) orang Tenaga Ahli Estimasi
Biaya, dengan tugas utama sebagai berikut :
Mengadakan analisa perhitungan harga satuan mengumpulkan data harga
bahan/ material serta peralatan untuk proyek-proyek yang sedang berjalan
sebagai pembanding.
Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan
desain yang ada.
Bertanggung Jawab atau perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai
dengan disainnya.
.
III-22
Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pelelangan dan
dokumen kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
Membuat Spesifikasi Teknis sehubungan dengan kebutuhan pelaksanaan
fisik dilapangan.
Mengadakan analisa perhitungan harga satuan mengumpulkan data harga
bahan/ material serta peralatan untuk proyek-proyek yang sedang berjalan
sebagai pembanding.
Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan
diasin yang ada.
Bertanggung jawab atau perhitungan harga dan biaya
.
III-23
Tabel 3. 7 Penugasan Personil
Laporan final merupakan buku yang mencakup isi Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan
Laporan Akhir yang telah disempurnakan dengan berpedoman pada hasil keputusan forum
diskusi beserta album peta. Laporan ini akan dilengkapi dengan kelengkapan lainnya, yaitu :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisikan metoda atau cara pelaksanaan kegiatan, jadwal rinci pelaksanaan
kegiatan, dan personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Laporan
pendahuluan ini akan disampaikan pada bulan ke 1 (satu) setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dikeluarkan, sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar
b. Laporan Antara
Laporan ini akan berisikan informasi dan data lapangan. Laporan ini akan diserahkan pada
bulan ke 2 (dua) setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, sebanyak 10 (dua
puluh) eksemplar.
c. Laporan Akhir
Laporan akhir ini akan berisikan penyempurnaan sesuai dengan catatan tim teknis atas hasil–
hasil diskusi, Laporan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dikeluarkan, sebanyak 10 (dua puluh) eksemplar.
.
III-24
d. Laporan Eksekutif Summary
Laporan eksekutif summary ini akan berisikan penyempurnaan sesuai dengan catatan tim
teknis atas hasil–hasil diskusi, Laporan ini diserahkan 3 (tiga) bulan setelah Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, sebanyak 15 (Lima Belas) eksemplar.
e. Gambar Perencanaan
Gambar perencanaan akan berisikan gambar trase, gambar detail perencanaan sesuai
dengan catatan tim teknis atas hasil–hasil diskusi, gambar ini diserahkan 3 (tiga) bulan
setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, sebanyak 7 (tujuh) eksemplar.
buku ini akan berisikan hasil survey dan pengukuran lokasi lapangan, buku ini diserahkan 3
(tiga) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, sebanyak 2 eksemplar.
g. Lain-lain
Softcopy dari seluruh naskah laporan yang dibuat oleh Konsultan harus diserahkan kepada
pemberi kerja dalam bentuk media elektromagnetis berupa Disk atau Compact Disc (CD)
yang digandakan sebanyak 2 keping dan menjadi salah satu bagian dari dokumen yang
dimiliki oleh pemberi kerja. Penyalinan (peng-copy-an) dan penggunaan data/informasi yang
terkait dengan pekerjaan ini harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pemberi pekerjaan.
.
III-25
3.1. SURVEI PENDAHULUAN.............................................................................2
3.2. PENGUKURAN TOPOGRAFI........................................................................2
3.3. SURVEI KONDISI JALAN..............................................................................3
3.4. SURVEI LALU LINTAS..................................................................................3
3.5. SURVEI INVENTARISASI JALAN................................................................3
3.6. PEMERIKSAAN DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)...................4
3.7. PERENCANAAN GEOMETRIK....................................................................4
3.8. PENAMPANG MEMANJANG JALAN........................................................10
3.9. VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN TANAH.........................................10
3.10. PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN.................................11
3.11. CARA MENENTUKAN TEBAL PERKERASAN JALAN.......................12
3.12. RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN..............................................15
3.13. WAKTU PELAKSANAAN.......................................................................15
3.14. SISTEM DISKUSI.......................................................................................19
3.15. TENAGA AHLI YANG DITUGASKAN...................................................19
3.16. SISTEM PELAPORAN...............................................................................24
.
III-26