PENERAPAN K3
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
KATA PENGANTAR rahmat-NYA, Modul Penerapan K3 dalam kurikulum
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul
diklat ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..............................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................2
B. Pengertian................................................................................3
C. Ketentuan Hukum yang Berlaku di Indonesia..........................4
D. Tujuan Pembelajaran..............................................................4
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok........................................4
F. Estimasi Waktu.........................................................................4
ii
G. Tempat-tempat Kerja yang Tinggi..........................................18
H. Bahaya Jatuh Kedalam Air......................................................19
I. Kebisingan Getaran (Vibrasi)..................................................19
J. Penghindaran terhadap Orang yang Tdak Berwenang...........19
K. Struktur Bangunan dan Peralatan Konstruksi Bangunan........19
L. Pemeriksaan dan Pengujian Pemeliharaan............................20
M. Perlengkapan Peringatan.......................................................21
N. Perlindungan terhadap Benda-benda Jatuh dan Bagian
Bangunan yang Roboh............................................................21
O. Perlindungan Agar Orang Tidak Jatuh/Terali Pengamanan dan
Pinggir Pengamanan...............................................................22
P. Pencegahan terhadap Kebakaran dan Alat Pemadam
Kebakaran..............................................................................22
Q. Perlengkapan Keselamatan Kerja...........................................24
R. Inspeksi dan Pengawasan.......................................................24
S. Pembuatan RMK3..................................................................25
T. Latihan Soal............................................................................29
U. Rangkuman............................................................................29
BAB V PENUTUP....................................................................................30
A. Evaluasi Kegiatan Belajar........................................................31
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut..............................................31
C. Kunci Jawaban........................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
GLOSARIUM..............................................................................................35
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Format Instruksi Kerja.....................................................................27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perlengkapan Keselamatan Kerja................................................24
Gambar 2. Dokumen Sistem Mutu untuk Kontak 1.......................................25
Gambar 3. Dokumen Sistem Mutu untuk Kontak 2.......................................26
iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan. Oleh karena itu,
sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan beberapa petunjuk berikut ini.
v
BAB I PENDAHULUAN
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan konstruksi adalah suatu pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi.
Berbagai proyek dengan skala besar mempunyai potensi rawan kecelakaan
terutama pada saat pelaksanaan. Untuk itu diperlukan ketentuan dan
pedoman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar kecelakaan kerja
dapat dibuat seminimal mungkin.
Bentuk kecelakaan bidang konstruksi antara lain terpeleset jatuh dari lantai
yang lebih tinggi, kena benda jatuh dari atas, terpukul, kena benda tajam,
terbakar, kena aliran listrik, terbakar, kekurangan oksigen, dan sebagainya.
Yang semuanya mengakibatkan beberapa bagian tubuh pekerja kurang atau
tidak berfungsi secara maksimal. Hal ini jelas akan mengakibatkan
berkurangnya produktivitas pelaksana bidang kosntruksi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau
dari segi materi, sistematika penulisan, maupun tata bahasanya. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua
dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Penerapan K3 2
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
B. PENGERTIAN
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja, biasa disingkat K3 adalah
suatu upaya bersama antara penyedia jasa dan pengguna jasa serta
stakeholder terkait pelaksanaan konstruksi untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama di bidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja
dalam rangka pencegahan kecelakaan kerja konstruksi.
2. Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Penerapan K3 3
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
F. ESTIMASI WAKTU
Penerapan K3 4
BAB II KETENTUAN ADMINISTRATIF
Indikator keberhasilan
A. KEWAJIBAN UMUM
Berikut ini adalah kewajiban umum dalam melaksanakan K3:
1. Penyedia Jasa Kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja, dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan.
2. Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa mesin-mesin peralatan,
kendaraan, atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan
sesuai dengan peraturan Keselamatan Kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3. Penyedia Jasa Kontraktor turut mengadakan pengawasan terhadap
tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan
dalam keadaan selamat dan sehat.
4. Penyedia Jasa Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang
karena jabatannya di dalam organisasi Kontraktor, bertanggung jawab
mengawasi kordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan
risiko bahaya kecelakaan.
5. Penyedia Jasa Kontraktor memberikan pekerjaan yang cocok untuk
tenaga kerja sesuai dengan keahlian umur, jenis kelamin, dan kondisi
fisik/kesehatannya.
6. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa
semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya demi
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Pengurus atau Kontraktor dapat memasang papan-papan pengumuman,
papan-papan peringatan, serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan
kecelakaan, lingkungan kerja, dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Pengurus dan Kontraktor.
Penerapan K3 6
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
C. LAPORAN KECELAKAAN
Berikut ini adalah bagaimana cara melaporkan bila terjadi kecelakaan:
1. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus
dilaporkan kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.
2. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan:
Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja.
Penerapan K3 7
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 8
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
12. Isi dari kotak obat-obatan dan alat P.P.P.K. harus diperiksa secara teratur
dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
13. Kereta untuk mengangkat orang sakit (Carrying basket) harus selalu
tersedia.
14. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain,
alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
15. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan
adanya risiko tenggelam atau keracunan atau alat-alat penyelamatan
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
16. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat semacam ini.
17. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik
(strategis) yang memberitahukan:
Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat alat P.P.P.K.,
ruang P.P.P.K., ambulans, kereta untuk orang sakit, dan tempat
dimana dapat dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
Tempat telpon terdekat untuk menelpon/memanggil ambulans,
nomor telpon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
Nama, alamat, nomor telpon dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat/
emergency.
Penerapan K3 9
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
2. Oleh karena itu, baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat
melakukan langkah persiapan, pelaksanaan, dan pengawasannya.
F. LATIHAN SOAL
Berikut ini sebagai alat ukur mengukur tingkat pemahaman pelatihan dalam
pembelajaran materi penerapan K3, adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan kewajiban penyedia jasa yang terkait dengan tempat kerja dan
peralatan!
2. Jelaskan kewajiban penyedia jasa untuk memberi petunjuk terhadap
bahaya!
3. Jelaskan mengenai organisasi K3 yang harus dibuat oleh kontraktor!
G. RANGKUMAN
Untuk penerapan K3 terdapat kewajiban penyedia jasa/kontraktor untuk
mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja, dan tata cara
kerja diatur agar tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan. Penyedia
jasa/kontraktor menjamin bahwa mesin peralatan, kendaraan, atau alat-alat
sesuai dengan peraturan K3, mengadakan pengawasan terhadap tenaga
kerja, menunjuk petugas K3, menjamin adanya petunjuk terhadap potensi
bahaya dan pencegahanya melalui papan pengumuman, spanduk dan
berbagai media petunjuk, melakukan pemeriksaan berkala terhadap tempat
kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, dan cara pelaksanaan kerja
yang aman.
Penerapan K3 10
BAB III IDENTIFIKASI POTENSI
BAHAYA DAN PENYEBABNYA
Indikator keberhasilan
B. PENYEBAB KECELAKAAN
1. Faktor Manusia
Bahaya kecelakaan yang disebabkan manusia pada umumnya dipengaruhi
oleh kurangnya pengertian tentang Kesehatan dan Keselamtan Kerja, kurang
disiplin, dan sebab-sebab oleh kondisi mental, seperti sifat-sifat emosional
dan kejenuhan.
Penerapan K3 12
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
C. LATIHAN SOAL
Berikut ini, sebagai alat ukur mengukur tingkat pemahaman pelatihan dalam
pembelajaran materi penerapan K3, adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan tujuan pelaksanaan Identifikasi Bahaya!
2. Jelaskan jenis-jenis potensi bahaya!
3. Jelaskan pencegahan potensi bahaya tersebut!
D. RANGKUMAN
Sebelum memulai pekerjaan perlu dilakukan Identifikasi Bahaya guna
mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan. Dilakukan bersama
pengawas pekerjaan dan inspektor K3 dengan menggunakan teknik yang
sudah baku seperti checklist. Hasil identifikasi tersebut didokumentasikan
dan jadi pedoman dalam setiap pelaksanaan pekerjaan. Identidikasi bahaya
dilakukan setiap tahapan proyek. Jenis potensi bahaya antara lain, alat
pemanas, bahan yang mudah terbakar, cairan yang mudah terbakar, benda-
benda yang dapat jatuh dari bangunan yang roboh, lubang yang terbuka,
Penerapan K3 13
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 14
BAB IV PENCEGAHAN DAN
PENGAWASAN K3
Indikator keberhasilan
Penerapan K3 16
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 17
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 18
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
3. Jika perlu untuk menghindari bahaya terhadap tenaga kerja pada tempat
yang tinggi, atau tempat lainnya dimana tenaga kerja dapat jatuh lebih
dari ketinggian 2 m harus dilengkapi dengan jaring (jala) perangkap,
pelataran (platform), atau dengan menggunakan ikat pinggang (sabuk
pengaman) yang dipasang.
Penerapan K3 19
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 20
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
M. PERLENGKAPAN PERINGATAN
1. Papan pengumuman dipasang pada tempat-tempat yang menarik
perhatian; tempat yang strategis yang menyatakan dimana kita dapat
menemukan.
2. Alarm kebakaran terdekat.
3. Nomor telpon dan alat-alat Dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat.
Penerapan K3 21
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 22
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 23
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 24
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
S. PEMBUATAN RMK3
Dokumen Rencana Mutu kontrak berisikan strategi perusahaan untuk
mencapai mutu hasil kerja yang sesuai persyaratan seperti yang ditetapkan
didalam spesifikasi teknis, dan menyajikan gambaran secara ringkas
(summary) dari pekerjaan yang informatif.
Prosedur
Mutu
Kantor
Manual
& Rencana
Prosedur Mutu
Mutu Kontrak
Perusahaan
Prosedur
Mutu
Proyek
Penerapan K3 25
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Prosedur
Mutu
Kantor
Manual Prosedur
& Mutu Rencana
Prosedur Desain Mutu
Mutu Kontrak
Perusahaan
Prosedur
Mutu Rencana
Konstruksi Mutu
Kontrak
Dokumen Sistem Mutu untuk Kontraktor rancang – bangun (design & built).
Penerapan K3 26
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 27
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 28
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
T. LATIHAN SOAL
Berikut ini, sebagai alat ukur mengukur tingkat pemahaman pelatihan dalam
pembelajaran materi penerapan K3, adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pencegahan pada tempat kerja dan peralatan!
2. Jelaskan pencegahan pada bahan yang mudah terbakar!
3. Pencegahan pada lantai terbuka dan lubang pada lantai!
U. RANGKUMAN
Pencegahan terjadi kecelakaan antara lain pada tempat kerja dan peralatan,
pada alat pemanas, pada bahan yang mudah terbakar, pada cairan yang
mudah terbakar, lantai terbuka dan lubang pada lantai , tempat kerja yang
tinggi, kebisingan dan getaran, dan penghindaran terhadap orang yang
berwenang.
Penerapan K3 29
BAB V PENUTUP
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Tindak lanjut adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes
formatif dan mendapatkan umpan balik. Siswa yang telah mencapai hasil
baik dalam tes formatif dapat meneruskan ke bagian pelajaran selanjutnya
atau mempelajari bahan tambahan untuk memperdalam pengetauan yang
telah dipelajarinya. Siswa yang mendapatkan hasil kurang dalam tes formatif
harus mengulang isi pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan
Penerapan K3 31
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
instruksional yang sama atau berbeda. Petunjuk dari pengajar tentang apa
yang harus dilakukan siswa merupakan salah satu bentuk pemberian tanda
dan bantuan kepada siswa untuk memperlancar kegiatan belajar selanjutnya
C. KUNCI JAWABAN
Berikut adalah kunci jawaban untuk soal-soal yang ada dalam setiap akhir
bab modul ini.
Penerapan K3 32
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
Penerapan K3 33
DAFTAR PUSTAKA
Brown, S., & Vranesic, Z. (2005). Fundamentals of Digital Logic with VHDL
Design (Vol. II). New York: Mc Graw-Hill.
Permen PU No.19 tahun 2011 tentang persyaratan teknis jalan dan criteria
perencanaan teknis jalan
https://kumparan.com/aditiarizkinugraha/deretan-kecelakaan-maut-di-tol-
cipularang#qb4oBead6W5Y2zqg.99, Oktober 2017.
34
GLOSARIUM
Jalan perkotaan : Jalan di daerah perkotaan yang mempunyai
perkembangan secara permanen dan menerus
sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan,
minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa
perkembangan lahan atau bukan; jalan di atau dekat
pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000
iiwa selalu digolongkan dalam kelompok ini, jalan di
daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari
100.000 jiwa juga digolongkan dalam kelompok ini
jika mempunyai perkembangan samping jalan yang
permanen dan menerus. (MKJI, Tahun 1997)
Jalan arteri : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata
tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna. (Undang Undang Rl No. 38 Tahun 2004 tentang
Jalan)
Jalan kolektor : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak
sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan
masuk dibatasi. (Undang Undang Rl No. 38 Tahun
2004 tentang Jalan)
Jalan lokal : Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
selempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
(Undang Undang Rl No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan)
Jalan arteri primer : Jalan yang menghubungkan secara efisien antar pusat
kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan wilayah.
Jalan kolektor primer : Jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan
35
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
Jalan arteri sekunder : Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan atau menghubungkan kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu
atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder kedua.
Alinyemen horisontal : Proyeksi garis sumbu jalan pada bidang horizontal.
Alinyemen vertikal : Proyeksi garis sumbu jalan pada bidang vertikal yang
melalui sumbu jalan.
Jarak pandang (S) : Jarak di sepanjang tengah-tengah suatu muka jalur
jalan dari mata pengemudi ke suatu titik di muka
pada garis yang sama yang dapat dilihat oleh
pengemudi.
Jarak pandang menyiap : Jarak pandangan pengemudi ke depan yang
(Sp) dibutuhkan untuk dengan aman melakukan gerakan
mendahului dalam keadaan normal, didefinisikan
sebagai jarak pandangan minimum yang diperlukan
sejak pengemudi memutuskan untuk menyusul,
kemudian melakukan pergerakan penyusulan dan
kembali ke lajur semula. Sp diukur berdasarkan
anggapan bahwa tinggi mata pengemudi adalah 108
cm dan tinggi halangan adalah 108 cm diukur dari
permukaan jalan. (AASHTO, 2001)
Jarak pandang henti : Jarak pandangan pengemudi ke depan untuk berhenti
(Ss) dengan aman dan waspada dalam keadaan biasa,
didefinisikan sebagai jarak pandangan minimum yang
diperlukan oleh seorang pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu
melihat adanya halangan di depannya; Ss diukur
berdasarkan anggapan bahwa tinggi mata pengemudi
adalah 108 cm dan tinggi halangan adatah 60 cm
diukur dari permukaan jalan. (AASHTO, 2001)
Superelevasi : Kemiringan melintang permukaan jalan khusus di
36
tikungan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya
sentrifugal.
Kecepatan rencana (Vr) : Kecepatan yang dipilih untuk mengikat komponen
perencanaan geometrik jalan dinyatakan dalam
kilometer per jam (km/h).
Waktu reaksi : Waktu yang diperlukan oleh seorang pengemudi sejak
dia melihat halangan didepannya, membuat
keputusan dan sampai dengan saat akan memulai
reaksi.
Ekivalen mobil : Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe
penumpang (emp) kendaraan dibandingkan kendaraan ringan terhadap
kecepatan, kemudahan bermanufer, dimensi
kendaraan ringan dalam arus lalu lintas (untuk mobil
penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya
mirip; emp = 1,0). (MKJI, tahun 1997)
Mobil penumpang : Setiap kendaraan bermotor beroda empat atau lebih
yang dilengkapi sebanyak-banyaknya delapan tempat
duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan
bagasi.
Badan jalan : Bagian jalan yang meliputi jalur lalu lintas, dengan
atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan.
Bahu jalan : Bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan
dengan jalur latu lintas untuk menampung kendaraan
yang berhenti, keperluan darurat dan untuk
pendukung samping bagi pondasi bawah, pondasi
atas, dan permukaan.
Kereb : Bangunan pelengkap jalan yang dipasang sebagai
pembatas jalur lalu lintas
Dengan bagian jalan lainnya dan berfungsi juga
sebagai penghalang/ pencegah kendaraan keluar dari
jalur lalu lintas, pengaman terhadap pejalan kaki,
mempertegas tepi perkerasan jalan, dan estetika.
Lajur : Bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa
37
marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu
kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda
motor. (PP Rl No. 43 Tahun 1993)
Jalur lalu lintas untuk : Bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk
kendaraan lintasan kendaraan bermotor.
Jalur lalu lintas untuk : Bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk
pejalan kaki pejalan kaki.
Jalur hijau : Bagian dari jalan yang disediakan untuk penataan
tanaman (pohon, perdu atau rumput) yang
ditempatkan menerus berdampingan dengan trotoar
atau dengan jalur sepeda atau dengan bahu jalan
atau pada pemisah jalur (median jalan).
Jalur tepian : Bagian dari median yang ditinggikan atau separator
yang berfungsi memberikan ruang bebas bagi
kendaraan yang berjalan pada jalur lalu lintasnya.
Trotoar : Jalur lalu lintas untuk pejalan kaki yang umumnya
sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan (untuk menjamin
keselamatan pejalan kaki).
Median jalan : Bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh
kendaraan dengan bentuk memanjang sejajar jalan
terletak di sumbu/ tengah jalan, dimaksudkan untuk
memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan.
Median dapat berbentuk median yang ditinggikan
(raised), median yang diturunkan (depressed) atau
median datar (flush).
38
39