BADAN JALAN
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
KATA PENGANTAR rahmat-NYA, Modul Pelaksanaan Dan Pengawasan
Badan Jalan dalam kurikulum Diklat Teknis Jabatan Dasar
II Bidang Jalan dan Jembatan ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan modul diklat ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..............................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................2
B. Deskripsi Singkat.................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................5
D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok..................................................6
E. Estimasi waktu....................................................................................7
BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN......................................8
A. Mobilisasi............................................................................................9
B. Base Camp...........................................................................................9
C. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas..........................................9
D. Rekayasa Lapangan...........................................................................10
E. Jaminan Mutu...................................................................................12
F. Bahan dan Penyimpanan..................................................................13
G. Pekerjaan Pembersihan.....................................................................14
H. Latihan soal.......................................................................................16
I. Rangkuman.......................................................................................16
BAB III PEKERJAAN BADAN JALAN.........................................................17
A. Penyiapan Badan Jalan......................................................................18
B. Pekerjaan Galian...............................................................................20
C. Pekerjaan Timbunan.........................................................................23
D. Pengawasan Mutu.............................................................................27
ii
E. Tahapan Pekerjaan Tanah.................................................................28
F. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan dipengaruhi..................................29
G. Cara pengukuran dan pembayaran...................................................29
H. Latihan soal.......................................................................................30
I. Rangkuman.......................................................................................31
BAB IV PEKERJAAN SALURAN SAMPING/DRAINASE, PASANGAN BATU
DENGAN ADUKAN, GORONG-GORONG DAN SALURAN BETON.................32
A. Pengaruh Air Pada Konstruksi Jalan..................................................33
B. Saluran Samping/Drainase................................................................34
C. Pasangan batu dengan adukan.........................................................34
D. Gorong-Gorong dan Saluran Beton...................................................35
E. Latihan Soal.......................................................................................36
F. Rangkuman.......................................................................................36
BAB V PENYIAPAN TANAH DASAR (SUBGRADE) DAN BAHU JALAN.......37
A. Penyiapan Tanah Dasar (subgrade Preparation)..............................38
B. Bahu Jalan.........................................................................................40
C. Latihan Soal.......................................................................................43
D. Rangkuman.......................................................................................43
BAB VI PENUTUP....................................................................................44
A. Evaluasi Kegiatan Belajar...................................................................45
B. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut.........................................................45
C. Kunci Jawaban...................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................47
GLOSARIUM..............................................................................................48
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persyaratan Gradasi Agregat Kelas C...............................................42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kondisi Volume Galian Lebih Kecil Daripada Volume Timbunan. 30
Gambar 2. Kondisi Volume Galian Lebih Besar Daripada Volume Timbunan 30
iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
v
BAB I PENDAHULUAN
Diklat Teknis Jabatan Dasar II Bidang Jalan dan Jembatan
A. LATAR BELAKANG
1. Fungsi Jalan
Jalan berfungsi melayani lalu lintas dan dilalui kendaraan setiap hari,
akan mengalami degradasi baik oleh kelelahan akibat repetisi
kendaraan, terjadi kerusakan pada bagian-bagian jalan seperti
perkerasan, badan jalan dan bahu jalan akibat tekanan gandar
kendaraan, atau bagian-bagian lain seperti selokan samping, gorong-
gorong, tebing kiri kanan jalan, hal tersebut semua perlu penanganan
yang baik agar jalan selalu tetap berfungsi.
Fungsi dari badan jalan atau tanah dasar adalah mampu mendukung
beban lalu lintas diatasnya dan sebagai alas kerja untuk beroperasinya
peralatan beserta muatannya dalam melaksanakan perkerasan.
Elevasi subgrade diupayakan minimal 30 cm diatas muka air tanah
untuk menghindari kerusakan akibat muka air yang tinggi dan salah
satu upaya dalam menurunkan muka air tanah dengan pembuatan
subdrain.
Prinsip badan jalan adalah semakin kuat subgrade maka semakin tipis
perkerasan sehingga biaya akan lebih murah. Sebagaimana diketahui
kekuatan jalan tersebut 70% terletak pada daya dukung tanahnya
yakni pada badan jalannya dibandingkan perkerasannya. Sedangkan
biayanya berbanding terbalik, pekerjaan perkerasan jauh lebih mahal
dibanding pekerjaan badan jalan. Diupayakan lokasinya terletak pada
tanah berpasir dibanding dengan tanah lempung agar daya
dukungnya tinggi. Harus berada diatas permukaan air dan diupayakan
adaya bahu jalan yang berfungsi sebagai counterweigh dan apabila
terdapat lereng yang tinggi dibutuhkan analisa stabilitas lereng dalam
perhitungan perencanaannya.
3. Program Mutu
a. Rencana Mutu, merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu
hirarki 3 Departemen Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Unit
Pelaksana/Manajer kegiatan (Kepala Satker, Pejabat Pembuat
Komitmen) disemua lini jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga
baik yang ada di pusat maupun daerah termasuk SKPD.
b. Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disetujui oleh
direksi lapangan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak
dan dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan.
c. Program mutu sekurang-kurangnya berisi:
1) Informasi mengenai pengadaan.
2) Organisasi proyek, pengguna jasa dan penyedia jasa.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul pelatihan ini membekali peserta tentang proses pelaksanaan dan
pengawasan Badan Jalan yang berisi tentang tahapan pelaksanaan
pekerjaan persiapan , pelaksanaan dan pengawasan badan jalan,
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan saluran samping/drainase,
pasangan batu dengan adukan, gorong-gorong dan saluran beton, serta
pelaksanaan dan pengawasan penyiapan tanah dasar (subgrade) dan bahu
jalan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan
pelaksanaan dan pengawasan badan jalan .
2. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan yang diharapkan adalah peserta dapat menerapkan
proses pelaksanaan dan pengawasan badan jalan dan mampu
memahami tentang pengertian, fungsi, prinsip badan jalan dan
pekerjaan persiapan pelaksanaan dimana badan jalan memegang
peranan penting dan pengaruhnya sangat signifikan dalam daya
dukung konstruksi jalan. Disamping itu peserta mampu mengawasi
dan menerapkan pekerjaan badan jalan termasuk menjelaskan peran
(tipe dan fungsi bahu jalan) , hal hal yang perlu mendapat perhatian dari
bahu jalan, peralatan utama untuk pelaksanaan bahu jalan.
E. ESTIMASI WAKTU
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk mata diklat Pelaksanaan Dan Pengawasan Badan Jalan pada peserta
diklat ini adalah 6 (enam) jam pelajaran.
Indikator keberhasilan
A. MOBILISASI
Yang disebut dengan Mobilisasi adalah mobilisasi personil yang akan bekerja
di proyek tersebut. Personil dimaksud ialah tenaga pimpinan dan Staf,
tenaga-tenaga terampil, alat-alat laboratorium, operator dan mekanik,
pekerja, alat-alat berat maupun ringan dan lain-lain dari tempat lain ke
lokasi pekerjaan.
B. BASE CAMP
Base camp adalah suatu bidang lahan letaknya dekat dengan proyek,
merupakan tempat sebagai pusat kegiatan proyek/pekerjaan. Di atasnya
didirikan bangunan-bangunan untuk:
1. Kantor Direksi.
2. Kantor Kontraktor dan Konsultan.
3. Kelengkapan alat komunikasi.
4. Gudang penyimpanan bahan dan barang.
5. Bangunan laboratorium beserta fasilitas pengujiannya.
6. Bedeng para pekerja.
7. Tempat pengolahan batu pecah (stone crusher).
8. Tempat pengolahan aspal (Asphalt Mixing Plant).
9. Tempat parkir truk-truk dan alat-alat berat dan lain-lain.
Lalu lintas dalam konteks ini adalah lalu lintas kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki. Dalam keadaan khusus,
penyedia jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih sementara.
Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
saat lalu lintas padat, dan selama periode pekerjaan yang sedang
dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan. Dalam pekerjaan jalan atau
jembatan sementara, penyedia jasa harus menyediakan, memelihara, dan
membongkar semua jalan, jembatan, jalan masuk dan sejenisnya yang
dibutuhkan. Jalan sementara itu harus dibangun sampai diterima oleh
Direksi Pekerjaan, meskipun demikian penyedia jasa tetap harus
bertanggungjawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi atau disebabkan
oleh jalan sementara ini.
D. REKAYASA LAPANGAN
1. Meneliti Gambar-Gambar Asli
Sebelum pekerjaan survei dimulai penyedia jasa harus mempelajari
Gambar asli untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan
harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan
yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama,
lokasi setiap pelebaran perkerasan dan struktur drainase. Penyedia
jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam
menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar
ini.
Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi
Pekerjaan setelah revisi minor terhadap rancangan telah selesai,
dimana revisi minor ini harus berdasarkan data survei lapangan yang
dikumpulkan oleh Kontraktor sebagai bagian dari cakupan pekerjaan
dalam Kontrak.
E. JAMINAN MUTU
1. Sewaktu Pengadaan
Dalam pengadaaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memeriksa
dengan detail ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan
dan standar yang disebutkan, dan memeriksa bahwa bahan-bahan
yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi
ketentuan yang disyaratkan.
2. Sewaktu Pelaksanaan
Direksi Pekerjaan berhak untuk menolak hasil pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan minimum yang disyaratkan. Direksi pekerjaan
juga berhak, dan tanpa merugikan pihak lain untuk menerima hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan dengan cara mengadakan
penyesuaian terhadap harga satuan atau nilai pekerjaan tersebut.
4. Standar
Penggunaan standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan
organisasi-organisasi berikut:
disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir
atau kerikil setebal 10 cm sedemikian hingga diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
G. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus memelihara
pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah,
yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan,
semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh
permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pembersihan Akhir:
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai pemilik. Penyedia jasa juga
harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
H. LATIHAN SOAL
1. Coba jelaskan jenis mobilisasi yang anda ketahui ?
2. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan rekayasa lapangan?
I. RANGKUMAN
Bab 2 Pekerjaan Persiapan Pelaksanaan peserta akan dijelaskan
tentang proses kegiatan pelaksanaan mobilisasi personil dan
peralatan, penyiapan base camp, pemeliharaan dan pengaturan lalu
lintas, rekayasa lapangan (meneliti gambar asli, survai lapangan oleh
kontraktor, survai revisi oleh direksi pekerjaan), jaminan mutu, bahan
dan penyimpanan, dan pekerjaan pembersihan (pembersihan selama
pelaksanaan dan pembersihan akhir).
Indikator keberhasilan
1. Pekerjaan galian dan timbunan pada jalan yang sudah ada hampir tidak
ada, kalaupun ada, volumenya relatif tidak terlalu besar. Pekerjaan
galian dan timbunan terjadi apabila ada pelebaran jalan. Bobot
pekerjaan ada pada pekerjaan perbaikan kerusakan-kerusakan,
peningkatan kekuatan perkerasan dan lapisan aspal permukaan.
2. Pekerjaan penyiapan badan jalan ini mencakup penyiapan, penggaruan
dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil
lama atau lapis perkerasan lama yang rusak berat untuk penghamparan
lapis pondasi di daerah jalur lalu lintas termasuk jalur tempat
pemberhentian dan persimpangan.
a. Bahan.
Tanah dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan,
lapis pondasi agregat atau tanah asli di daerah galian yang
memenuhi syarat sesuai dengan klasifikasi tanah yang telah
ditetapkan. Material badan jalan harus bebas bahan organis, bukan
tanah lempung (plastis tinggi), untuk urugan biasa CBR Soak >6%,
untuk urugan pilihan CBR >10%. Pemadatan harus dilakukan dalam
keadaan jenuh dan urugan pilihan maksimum Plastis Indeks (PI) 6 %.
c. Toleransi Dimensi.
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah 1 cm dari yang disyaratkan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untu kmenjamin berlakunya aliran bebas
dari air permukaan.
3. Pekerjaan galian dan timbunan yang besar terjadi pada pembuatan jalan
baru yaitu untuk membuat dan membentuk badan jalan. Hal ini jelas
terlihat apabila alinemen jalan berada pada daerah perbukitan dan
pegunungan. Bobot pekerjaan galian dan timbunan jauh lebih besar dari
pekerjaan lainnya seperti perkerasan/aspal, saluran, gorong-gorong dan
lain-lain. Pada pembangunan jalan tol, bobot pekerjaan galian dan
timbunan bisa mencapai 60% - 70% dari harga total pekerjaan.
Hal tersebut karena ada ketentuan kecepatan rencana pada jalan tol
yaitu minimal 80 km/jam dan kelandaian maksimum 4 %.
b. Jenis-jenis pemadatan :
1) Pemadatan statis yakni pemadatan yang diakibatkan dengan
berat sendiri dan beban lalu lintas diatasnya.
c. Tujuan pemadatan :
1) Untuk mengurangi settlement/konsolidasi, meningkatkan daya
dukung tanah.
2) Mengurangi rongga yang bersifat rembesan air dan kapiler
tanah
3) Mengurangi pengembangan massa tanah (volume tanah)
d. Pelaksanaan Pemadatan :
1) Dalam melaksanakan pemadatan harus dilakukan pemadatan
percobaan
2) Mengetahui jumlah lintasan dan jenis pemadatan
3) Penentuan tebal perkerasan
4) Penentuan kadar air optimum sehingga diperoleh pemadatan
yang effisien.
B. PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan galian terdiri dari:
a. Galian biasa
b. Galian batu
c. Galian Struktur
d. Galian Perkerasan Beraspal
2. Disamping itu perlu diketahui jenis dan sifat-sifat fisik tanah yang akan
digali. Sifat-sifat tanah ini akan menentukan bentuk dan kemiringan
lereng tebing kiri kanan jalan. Pada galian yang dalam akan terdapat
tebing yang tinggi.
misalnya cadas, tinggi tangga bisa lebih daru 4 m dan kemiringan tebing
bisa lebih tegak.
Namun pada galian dengan volume besar perlu alat-alat berat yaitu
Excavator untuk memotong perbukitan, menggali tanah dan
material yang dapat langsung dipindahkan ke Dump Truck, Bulldozer
untuk membongkar material dan menggusur tanah, Dump Truck
untuk membuang mateial hasil galian, Wheel Loader untuk
mengangkat matarial hasil galian dan hasil gusuran keatas Dump
Truck dll.
Pada daerah bukit, penggalian dimulai dari yang tinggi ke bagian yang
lebih rendah dan dibuat terasering.
a. Perhatikan penempatan drainase dan gorong-gorong/cross drain
b. Bila Galian batu dengan peledakan harus mendapat ijin
c. Pengecekan material permukaan badan jalan /subgrade
d. Pemebentukan badan jalan / grading
e. Test pemadatan (kadar air optimum)
f. Pemadatan
g. Pemeriksaan hasil pemadatan
h. Pengukuran hasil pemadatan
C. PEKERJAAN TIMBUNAN
Sama seperti pada pekerjaan galian, pada pekerjaan timbunanpun jenis dan
sifat-sifat fisik tanah perlu diketahui. Jadi perlu penyelidikan laboratorium
geoteknik. Jenis dan sifat-sifat tanah tersebut akan menentukan
kemiringanlereng tebing timbunan. Jenis tanah lempung tidak dapat
1. Timbunan dibagi tiga jenis yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan
timbunan pilihan diatas tanah rawa. Timbunan pilihan digunakan
sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar dan didaerah saluran air dimana bahan yang plastis
sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan
untuk stabilitas lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan
untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana pemanfaatan kekuatan
timbunan adalah merupakan faktor yang kritis.
Timbunan pilihan diatas rawa digunakan untuk melintasi daerah yang
rendah dan selalu tergenang air.
2. Bahan timbunan yang baik adalah tanah merah bercampur pasir. Kondisi
tanah seperti ini mudah dipadatkan pada kadar air optimum. Oleh
karena itu sebelum penimbunan dilakukan perlu diketahui besarannya
kadar air optimum. Rentang kadar air yang disyaratkan berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air
optimum. Kadar air optimum (W Opt) adalah kadar air pada kepadatan
tanah kering yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
7. Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase
beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa
agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir
sama.
10. Pemadatan diatas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan
air dimana timbunan terendam, dengan perlatan yang disetujui.
a. Bulldozer
b. Excavator
c. Dump Truck
d. Motor Grader
e. Water Tank
f. Whell Loader
g. Compactor (Vibrating Roller, Sheepfoot Roller)
Tipe atau kapasitas alat berat beserta jumlahnya bisa ditentukan dan
dihitung berdasarkan volume timbunan dan waktu disediakan atau
sebaliknya alat ditentukan dahulu, kemudian berpaa kemmapuan
kapasitas alat tersebur untuk dpat mengerjakan suatu volume tertentu.
D. PENGAWASAN MUTU.
Pengawasan mutu terdiri dari:
2. Toleransi Dimensi
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus +/- 2 cm dari
yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata
dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari
10 cm dari garis profil yang ditentukan.
d. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat
>20 cm atau dalam lapisan tebal padat <10cm
4. Pengendalian Mutu
Metode yang digunakan untuk menghitung kepadatan lapangan:
a. Metode Sand Cone
b. Metode Rubber Ballon
c. Non Destructive Nuclear Test
3. Galian
a. Galian biasa
b. Galian batu
4. Timbunan
a. Timbunan biasa
b. Timbunan pilihan
Cara pengukuran:
a. Volume Galian I tidak ada pembayaran
b. Volume Timbunan II diukur dan dibayarkan timbunan biasa dari
galian
c. Volume Timbunan III diambil dari borrow material dan dibayar
timbunan biasa dari sumber galian.
Cara Pengukuran:
a. Volume Galian I dibayar dengan galian biasa
b. Volume Galian II tidak diukur untuk pembayaran
c. Volume Timbunan III dibayar dengan volume timbunan biasa dari
galian.
H. LATIHAN SOAL
1. Coba saudara jelaskan pengertian, fungsi dan prinsip dari badan jalan!
I. RANGKUMAN
Pada Bab 3 Pekerjaan Badan Jalan peserta dijelaskan tentang
penyiapan badan jalan (pekerjaan clearing/grubbing seperti
pembersihan damija, pembuangan akar pohon, semak dan humus
tanah, bahan, pelaksanaan penyiapan badan jalan, toleransi dimensi),
pekerjaan galian ( jenis galian, analisa pekerjaan galian, langkah langkah
penanganan galian, mata pembayaran dalam proses galian, peralatan
utama untuk pekerjaan galian), pekerjaan timbunan (jenis timbunan,
pemadatan timbunan, langkah langkah penanganan timbunan,
peralatan utama pekerjaan timbunan), pengawasan mutu (mutu bahan,
toleransi dimensi, kepadatan timbunan tanah), tahapan pekerjaan
tanah, perhitungan kuantitas pekerjaan, cara pengukuran dan
pembayaraan.
Indikator keberhasilan
B. SALURAN SAMPING/DRAINASE
Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan saluran
samping/drainase:
2. Bentuk profil dimensi dan kelandaian saluran dibuat sesuai gambar dan
spesifikasi yang terdapat dalam kontrak.
3. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh
berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan dalam gambar. Alinemen
dan profil melintang saluran yang telah selesai dikerjakan tidak boleh
bergeser lebih dari 5 cm. Semua bahan galian harus dibuang atau
diratakan ditempat yang ditentukan.
1. Pekerjaan ini terdiri dari pemasanganan lapis pelindung pada tepi atau
dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan lantai olak, kantung
lumpur dan bangunan saluran air kecil sejenis lainnya dengan pasangan
batu dengan adukan semen yang dibangun di atas suatu dasar yang
telah dipersiapkan untuk menjamin aliran air yang bebas dan tanpa
genangan.
4. Bentuk gorong-gorong ada berupa pipa dan ada juga empat persegi.
Gorong-gorong dengan bentuk empat persegi (box culvert)
digunakan untuk mengalirkan air yang debitnya cukup besar atau pada
persilangan jalan.
E. LATIHAN SOAL
1. Coba jelaskan fungsi dan manfaat drainase yang anda ketahui ?
2. Coba uraikan secara singkat cara pemasangan dan penempatan
gorong-gorong yang baik ?
F. RANGKUMAN
Dalam Bab 4 Pekerjaan saluran samping/drainase, pasangan batu
dengan adukan, gorong gorong dan saluran beton peserta akan
dijelaskan tentang pengaruh air pada konstruksi jalan, proses
pembuatan saluran samping, pasangan batu dengan adukan, gorong-
gorong dan saluran beton.
Indikator keberhasilan
b. Ketinggian Akhir
Untuk mencapai ketinggian akhir yang dikehendaki pekerjaan
timbunan tanah biasa sebaiknya dihentikan pada ketinggian 15 cm
dibawah ketinggian rencana. Kemudian pekerjaan timbunan
dilanjutkan dengan menggunakan material pilihan sekaligus diikuti
dengan pekerjaan perataan, pengukuran ketinggian dan
pemadatan sampai ketinggian rencana tercapai.
Catatan:
Uraian pekerjaan tersebut juga berlaku untuk tanah dasar dari pipa
selokan berpasangan, tanah dasar dari galian pipa atau pondasi struktur,
dan tanah dasar dari pekerjaan pelebaran perkerasan. Demikian pula
halnya apabila yang dijumpai adalah jenis tanah yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai tanah dasar (misalnya nilai CBR terlalu rendah).
c. Tenggang Waktu
Disarankan agar tenggang waktu antara penyiapan tanah dasar
dan peletakan lapis pondasi diatasnya tidak terlalu lama, untuk
menghindarkan timbulnya kerusakan pada tanah dasar karena
lalu lintas, yang akan memerlukan biaya besar untuk
memperbaikinya.
d. Jadwal Kerja
1) Gorong-gorong, tembok kepala dan pekerjaan-pekerjaan
struktur minor lainnya dibawah elevasi tanah dasar harus
sudah selesai seluruhnya sebelum pekerjaan penyiapan tanah
dasar dimulai. Demikian pula seluruh pekerjaan drainase
harus dalam kondisi berfungsi sehingga menjamin drainase
yang efektif, dengan demikian membantu mencegah
kerusakan tanah dasar dari gerusan air permukaan.
2) Guna menghindarkan timbulnya pembiayaan yang besar
akibat kerusakan tanah dasar dari pengaruh lalu lintas, perlu
diperhatikan bahwa volume penyelesaian penyiapan tanah
dasar harus dibatasi, disesuaikan dengan kemampuan
peralatan Kontraktor untuk memeliharanya.
e. Pemadatan
Pemadatan tanah dasar dilaksanakan dengan cara yang sama
dengan pemadatan pada pekerjaan urugan. Demikian pula
persyaratan kepadatan tanah dasar sama dengan persyaratan
pemadatan pada pekerjaan urugan, antara lain :
1) Pemadatan dilaksanakan hanya bila kadar dari material
berada dalam rentang kurang dari 3 % dari kadar air optimum,
yaitu kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
f. Pelaporan
Kontraktor segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, menyusul selesainya suatu bagian dari pekerjaan dan
sebelum persetujuan dapat diberikan untuk pemasangan dari
pondasi diatasnya, maka :
1) Hasil dari pengujian kepadatan, sebagaimana dipersyaratkan
pada butir e. 1) sudah dipenuhi.
2) Hasil dari pengujian pengukuran permukaan dan data survey
yang membuktikan dipersyaratkan pada butir e. 2) dan e. 3),
telah terpenuhi.
2. Peralatan Utama
Peralatan Utama yang diperlukan untuk pekerjaan penyiapan tanah
dasar adalah: Dump Truck, Motor Grader, Vibrating Compactor,
Watertank Truck dan Alat Ukur.
B. BAHU JALAN
Bahu jalan adalah bagian perkerasan jalan yang terletak di kedua sisi luar
jalur lalu lintas. Salah satu fungsi bahu jalan adalah sebagai penahan
perkerasan jalan pada jalur lalu lintas terhadap gerakan mendatar, untuk itu
bahu jalan harus memiliki ciri kokoh dan tidak mudah mengalami perubahan
bentuk.
a. Rujukan
Secara umum, semua ketentuan yang diatur dalam pekerjaan-
pekerjaan penyiapan tanah dasar dan lapis pondasi agregat juga
berlaku untuk pekerjaan bahu jalan.
b. Toleransi Dimensi
Bahu jalan tanpa penutup, permukan padat akhir tidak boleh
bervariasi 1.5 cm di bawah atau di atas ketinggian rencana, pada
setiap titik.
c. Material
Untuk bahu jalan tanpa penutup umumnya digunakan Agregat
Kelas B atau Kelas C. Persyaratan untuk material Agregat Kelas B
sama dengan persyaratan pada pekerjaan lapis pondasi agregat
(sifat, gradasi, agregat kasar), sedangkan untuk Agregat Kelas C
diharuskan memenuhi persyaratan berikut:
Tabel 1. Persyaratan Gradasi Agregat Kelas C
Agregat Kelas C dapat terdiri dari kerikil pecah, padas pecah atau
kerikil alam bulat yang memenuhi persyaratan gradasi seperti
tabel dibawah
d. Pelaporan
Ketentuan mengenai pelaporan yang ditetapkan untuk pekerjaan
Lapis Pondasi Agregat juga berlaku sepenuhnya untuk pekerjaan
bahu jalan.
e. Lain-lain
1) Penghamparan material bahu jalan pada umumnya
dilaksanakan dalam dua tahap:
a) Sampai dengan ketinggian Lapis Pondasi bawah,
dilaksanakan bersamaan dengan penghamparan material
lapis pondasi bawah, termasuk pemadatannya.
b) Sisanya, yang merupakan penyelesaian akhir,
dilaksanakan setelah pekerjaan lapis permukaan pada
jalur lalu lintas selesai dikerjakan. Untuk menjamin
kemiringan melintang yang sempurna serta mencegah
terjadinya cacat karena goresan motor grader pada tepi
aspal, khusus untuk pekerjaan ini diperlukan operator
yang berpengalaman.
c) Perhatian khusus perlu diberikan pada keselamatan
pengguna jalan, dengan memberikan tanda-tanda yang
cukup apabila masih terdapat selisih tinggi antara
permukaan jalur lalu lintas dan bahu jalan yang sedang
dalam penyelesaian.
4. Peralatan Utama
Peralatan utama yang diperlukan untuk pekerjaan bahu jalan
adalah: Dump Truck, Motor Grader, Compactor, Watertank, Truck
dan Alat Ukur.
C. LATIHAN SOAL
1. Coba saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan Optimum
Moisture Content (OMC) pada pemadatan?
2. Coba saudara jelaskan fungsi dan kegunaan dari bahu jalan!
D. RANGKUMAN
Pada bab 5 pekerjaan penyiapan tanah dasar (subgrade) dan bahu jalan
peserta akan dijelaskan tentang pengertian penyiapan tanah
dasar/subgrade, hal hal yang perlu mendapat perhatian (rujukan, toleransi
dimensi, material, pelaporan dan lain2), peralatan utama penyiapan
subgrade, pengertian bahu jalan (type dan fungsi bahu jalan), hal-hal yang
perlu mendapat perhatian, peralatan utama untuk pelaksanaan bahu jalan .
C. KUNCI JAWABAN
Berikut adalah kunci jawaban untuk soal-soal yang ada dalam setiap akhir
bab modul ini.
48
GLOSARIUM
Badan Jalan :
adalah bagian jalan yang terdiri dari tubuh
jalan, bahu jalan dan median
49
Saluran Samping : berfungsi menampung air dari permukaan
jalan atau dari tebing jalan kemudian
dialirkan dan dibuang ke sungai atau lembah.
Berfungsi untuk mencegah air masuk ke
badan jalan, yang bisa mengubah kandungan
air tanah dan merusak badan jalan.
Tebing Kiri Kanan : Jalan yang terletak pada daerah datar, tebing
Jalan boleh dikatakan tidak ada, kecuali apabila
badan jalan terdiri dari timbunan yang tinggi.
Tetapi apabila jalan berada pada daerah
perbukitan, terlebih lagi apabila di
pegunungan, maka disisi badan jalan akan
terdapat tebing. Pada timbunan yang dalam,
tebing terdapat pada kedua sisi badan jalan.
Pada galian, tebing terdapat diluar badan
jalan. Jalan berada pada lereng tebing, tebing
pada satu sisi berada di badan jalan, yang sisi
lain berada di luar badan jalan.
50