Anda di halaman 1dari 24

Kegagalan Bangunan

Dasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Kontruksi
Peraturan Pelaksana
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2O2O TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2
TAHUN 2OI7 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Peraturan Pelaksana
• PERMENPUPEAR No. 02/PRT/M/2018 • PERMEN PPN/Kepala Bappenas No. 4 Tahun
Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas 2018 Tentang Pengembangan dan Pembinaan
PERMEN PU No. 05/PRT/M/2014 Jasa Konsultan Kementerian Perencanaan
Tentang Pedoman Sistem Managemen Pembangunan Nasional Badan Perencanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pembangunan Nasional.
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum • Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional No. 1 Tahun 2017
• PERMENPUPEARNo. 25/PRT/M/2017
Tentang Tatacara Percepatan Registrasi
Tahun 2017 Tentang Pedoman Umum
Sertifikat Badan Usaha (SBU), Sertifikat
Pengawasan Intern Di Kementerian Keahlian Kerja (SKA), dan Sertifikat
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Keterampilan Kerja (SKTK) Tambahan.
Peraturan Pelaksana
• Peraturan Menteri Perhubungan No. • SE Menteri PUPERA No. 10/SE/M/2018
PM 69 Tahun 2018 Tentang Sistem Tahun 2018 Tentang Pemberlakuan Standar
Dokumen Pemilihan Pengadaan Jasa
Manajemen Keselamatan Konstruksi Dalam Rangka Lelang Dini Di
Perkeretaapian. Kementerian PUPERA Untuk Tahun
Anggaran 2019
• PERMENPUPERA No.
18/PRT/M/2018 Tahun 2018 Tentang • PERMENPUPERA No. 24/PRT/M/20178
Tahun 2018 Tentang Akreditasi dan Registrai
Penggunaan Aspal Buton Untuk
Asosiasi Pengembang Perumahan Serta
Pembangunan dan Preservasi Jalan Sertifikasi dan Registrasi Pengembang
Perumahan
Pengertian

“Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan


bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan
setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi”. Pasal 1
angka 10 ,UU no.2 tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Kegagalan Bangunan
• Sebagai keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia
jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi dengan baik secara
keseluruhan maupun sebagian, dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang
menyimpang sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan/atau Pengguna
Jasa.
UU Jasa Konstruksi 1999
PENYEDIA JASA DALAM KEGAGALAN
BANGUNAN
• Penyedia Jasa wajib mengganti atau memperbaiki Kegagalan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) yang
disebabkan kesalahan Penyedia Jasa, Dalam hal penyelenggaraan Jasa
Konstruksi tidak memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Pengguna Jasa
dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung jawab
terhadap Kegagalan Bangunan (Pasal 60 ayat (1) jo. Pasal 63)
JANGKA WAKTU DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEGAGALAN BANGUNAN

• Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam


jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi
(Pasal 65 ayat (1).
• Dalam hal rencana umur konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
lebih dari 10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas
Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi (Pasal
65 ayat (2).
• Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2). (Pasal 65 ayat (3)
• Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan
Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dinyatakan
dalam Kontrak Kerja Konstruksi. (Pasal 65 ayat (4)
• Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan pertanggungjawaban Penyedia
Jasa atas Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah (Pasal 65 ayat (5)
• Pengguna Jasa dan/atau pihak lain yang dirugikan akibat Kegagalan
Bangunan dapat melaporkan terjadinya suatu Kegagalan
Bangunan kepada Menteri (Pasal 66 ayat (1).
• Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa wajib memberikan ganti kerugian
dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 65 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). (Pasal 67 ayat (1).
• Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan danf
atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa
Konstruksi
• PP NOMOR 22 TAHUN 2O2O TENTANG PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7
TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pengertian
• Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau
tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa
Konstruksi.
PP No.14 tahun 2021,tentang PERUBAHAN ATAS PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKS
PENANGUNG JAWAB KEGAGALAN
BANGUNAN
• Dalam hal penyelenggaraan Jasa Konstruksi tidak memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59, Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapat
menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap Kegagalan Bangunan
(Pasal 60 ayat (1).UUJK N0.2 TAHUN 2017
PENANGGUNG JAWAB KEGAGALAN
BANGUNAN
• Pasal 85 PP NO 22 TAHUN 2020
• (1) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
Kegagalan Bangunan akibat dari tidak terpenuhinya Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84 ayat (1).
• (2) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan setelah
ditetapkan oleh Penilai Ahli.
• (3) Penilai Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat berkoordinasi
dengan pihak yang berwenang terkait.
• (4) Penetapan oleh Penilai Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat
(21bersifat finaI dan mengikat.
• (5) Tanggung jawab atas Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 ,berupa: a. penggantian atau perbaikan Kegagalan Bangunan
oleh Penyedia Jasa; dan b. pemberian ganti kerugian oleh Pengguna Jasa
dan/ atau Penyedia Jasa.
• Pasal 86
• (1) Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu
yang ditentukan sesuai dengan rencana umur Konstruksi.
• (2) Dalam hal rencana umur Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 10
(sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam
jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan
Jasa Konstruksi.
• (3) Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (21 bertanggung jawab atas
Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 88
• (1) Pertanggungjawaban atas penggantian atau perbaikan Kegagalan Bangunan oleh
Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (5) huruf a pada:
a. Layanan Usaha jasa Konsultansi Konstruksi berupa:
• 1. pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
• 2. pengawasan; dan/atau
• 3. manajemen penyelenggaraan konstruksi.
b. Layanan Usaha Pekedaan Konstruksi; dan/atau c. Layanan Usaha Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi.
• (2) Pertanggungjawaban pengkajian, perencanaan, dan perancangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka i dilakukan selama
dokumen hasil perancangan pengkajian, perencanaan, dan perancangan belum
atau tidak diubah.
• (3) Pertanggungjawaban pengawasan, manajemen penyelenggaran Konstruksi,
penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, dan penyelenggaraan Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2,
angka 3, huruf b, dan huruf c dilakukan dengan mengacu kepada dokumen
kontrak kerja Konstruksi.
PASAL 90
• (1) Pengguna Jasa danf atau Penyedia Jasa yang ditetapkan oleh Penilai Ahli sebagai pihak yang
bertanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) wajib memberikan ganti
kerugian kepada pihak yang dirugikan akibat Kegagalan Bangunan.
• (2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pihak yang berwenang
berdasarkan laporan dari Penilai Ahli.
• (3) Ganti Kerugian yang diderita oleh pihak yang dirugikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa: a. santunan bagi pihak yang dirugikan yang meninggal dunia; b. santunan bagi pihak
yang dirugikan yang menderita luka yang mengakibatkan cacat tetap; c. ganti kerugian atas biaya
pengobatan yang nyatanyata dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan atau bagian biaya pelayanan
lainnya; dan d. ganti kerugian atas musnah, rusak, atau hilangnya akibat Kegagalan Bangunan.
• (4) Proses ganti kerugian yang dilakukan oleh pihak yang bertanggung
jawab harus dimulai dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
• (5) Pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dialihkan kepada pihak ketiga berupa asuransi.
• Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh penilai ahli (Pasal 60 ayat (2). Penjelasan: Yang dimaksud “penilai
ahli” adalah penilai ahli di bidang konstruksi. Penetapan Kegagalan
Bangunan oleh penilai ahli dimaksudkan untuk menjaga objektivitas
dalam penilaian dan penetapan suatu kegagalan.
• Menteri harus menetapkan penilai ahli dalam waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan mengenai
terjadinya Kegagalan Bangunan.
KRITERIA PENILAI AHLI DALAM
KEGAGALAN BANGUNAN
• memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja pada jenjang jabatan ahli di bidang
yang sesuai dengan klasifikasi produk bangunan yang
mengalami Kegagalan Bangunan (Pasal 61 ayat (1) huruf a)
• memiliki pengalaman sebagai perencana, pelaksana, dan/atau pengawas
pada Jasa Konstruksi sesuai dengan klasifikasi produk bangunan yang
mengalami Kegagalan Bangunan. (Pasal 61 ayat (1) huruf b)
• terdaftar sebagai penilai ahli di kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Jasa Konstruksi (Pasal 61 ayat (1) huruf c)
TUGAS PENILAI AHLI DALAM
KEGAGALAN BANGUNAN
a. menetapkan tingkat kepatuhan terhadap Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. menetapkan penyebab terjadinya Kegagalan Bangunan;
c. menetapkan tingkat keruntuhan dan/atau tidak berfungsinya bangunan;
d. menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan;
e. melaporkan hasil penilaiannya kepada Menteri dan instansi yang mengeluarkan izin membangufl,
paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja terhitung- sejak tanggal pelaksanaan tugas; dan
f. memberikan rekomendasi kebijakan kepada Menteri dalam rangka pencegahan terjadinya
Kegagalan Bangunan.
• Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki Kegagalan
Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dikenai sanksi administratif berupa:
• peringatan tertulis;
• denda administratif;
• penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau
• pencabutan izin.

Anda mungkin juga menyukai