JALAN KAKU
2
PERKERASAN KAKU
Perkerasan Kaku
Semua jenis lapisan : 40 tahun
Umur Rencana < Kapasitas Jalan pada saat UR
4
Struktur perkerasan yang umum dapat dilihat pada dan Gambar 1-2.
Perkerasan Beton
Lapis pondasi Beton Kurus (LMC)
Lapis Drainase Agregat Kelas A
Concrete
Tanah Dasar
Perkerasan Beton
Lapis pondasi Beton Kurus (LMC)
Concrete
Lapis Drainase Agregat Kelas A
Tanah Dasar
Perkerasan Beton
Lapis pondasi Beton Kurus (LMC)
Lapis Drainase Agregat Kelas A
Tanah Dasar
Peningkatan Tanah Dasar tebal
850 mm 850 mm CBR ≥ 4% (jika dibutuhkan) Pondasi
5
Struktur Perkerasan Kaku Pada Galian
2. KELOMPOK SUMBU KENDARAAN
NIAGA DESAIN YG LEWAT SELAMA
UR
Distribusi Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga
Untuk Perkerasan Kaku, Pd T-14-2003: Lampiran A
Heavy Vehicle Axle Group (HVAG) & bukan CESA
6
7
Gambar 10-1 Jenis kendaraan dan jumlah kelompok sumbu
8
FAKTOR DAYA RUSAK KENDARAAN
(VEHICLE DAMAGE FACTOR = VDF , BINA MARGA)
adalah perbandingan antara daya rusak oleh muatan sumbu suatu kendaraan terhadap daya rusak oleh beban sumbu standar. Perbandingan ini
tidak linier, melainkan exponensial sbb:
4
Beban Sumbu Kendaraan
VDF =
Beban Sumbu Standar
4
P
VDF = P=6 T, VDF = 1.6425
5.3
4
P
VDF = P=10 T, VDF = 2.2555
8.16
9
FAKTOR DAYA RUSAK KENDARAAN
(VEHICLE DAMAGE FACTOR = VDF , BINA MARGA)
4 4
P P
VDF = = X 0,266
15 8,16
P=18 T, VDF = 2.0362
4 4
P P
VDF = = X 0,028
18 8,16
10
Distribusi Beban Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga (1)
untuk Jalan Lalu Lintas Berat (untuk desain perkerasan kaku)
Beban Jenis Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga
kelompok
Sumbu STRT STRG STdRT STdRG STrRG
14
GAMBAR 7-1, hal 7-3
CBR Maksimum Tanah Dasar untuk Permukaan Tanah Lunak yang diberi Lapis
Penopang
16
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH DASAR (3)
HAL 7-4
20
Batas yang Penanganan pencegahan
Jenis penurunan Kelas Jalan Uraian
diijinkan tipikal
Kasus Umum Total Semua jalan nasional, Penurunan mutlak Total 100 mm a) Pra-pembebanan sebelum
Penurunan propinsi dan kolektor setelah dimulainya pelaksanaan perkerasan (pra
pelaksanaan perkerasan pembebanan pada oprit
(setara dengan di struktur, sebesar periode
samping bangunan konsolidasi primer mungkin
struktur) dibutuhkan kecuali
penanganan tambahan
diberikan)
b) wick drain atau beban
timbunan tambahan
sementara (surcharge) bila
diperlukan untuk
mempercepat konsolidasi
c) penggantian tanah atau
pemancangan pada bagian
oprit struktur
Perbedaan Penurunan Jalan bebas hambatan Di antara setiap dua titik 0,003:1 Seperti untuk total settlement
dan Penurunan Total jika atau jalan raya dengan secara memanjang dan (perubahan
bersampingan dengan kecepatan rencana 100 - melintang termasuk yang kemiringan 0,3%)
bangunan struktur 120 km/j bersampingan dengan 0,006:1 (0,6%)(nilai Seperti di atas
Jalan raya atau jalan kecil struktur tertanam dan antara bisa dipakai
dengan kecepatan atau pada relief slab untuk kecepatan
rencana 60 kpj atau lebih abutment jembatan rencana lainnya)
rendah
Penurunan Rangkak Jalan bebas hambatan Digunakan pada 4 mm di Tinggi timbunan minimum sesuai
(Creep Settlement) atau jalan raya dengan perkerasan kaku dengan sambungan Gambar 7, atau dukungan dari
akibat beban dinamis kecepatan rencana 100 - sambungan micro pile dan cakar ayam atau
dan statis 120 km/j tulangan menerus.
Jalan raya atau jalan kecil 8 mm di
dengan kecepatan sambungan 21
rencana 60 km/j atau lebih
rendah
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH
DASAR (6)
PERHATIAN,
(hal 7-8)
Beton bertulang hendaknya digunakan ketika salah satu dari
kondisi berikut ini tidak bisa dipenuhi:
23
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH DASAR (8)
7.6 Waktu Pra-Pembebanan pada Tanah Lunak, hal 9-9
Catatan :
1. Wick drain, surcharge, konsolidasi vakum atau penanganan lainnya agar
dipertimbangkan untuk mengurangi waktu pra-pembebanan sehubungan
dengan waktu yang tersedia untuk pra-pembebanan yang terbatas.
2. Penilaian geoteknik dibutuhkan untuk menentukan waktu pra-pembebanan
yang sebenarnya.
3. Timbunan > 3 m diatas tanah lunak membutuhkan penyelidikan geoteknik
menyeluruh terutama untuk stabilitas lereng.
25
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH
DASAR (9)
7.7 Tinggi Minimum Timbunan untuk Mendukung
Perkerasan Kaku diatas Tanah Lunak Tanpa Perbaikan
26
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH DASAR (10) (HAL. 7-9 )
Tinggi-tinggi tersebut merupakan nilai minimum. Tinggi
tambahan harus ditambahkan pada nilai alinyemen vertikal
yang ditunjukkan dalam Gambar untuk mengantisipasi:
KLAS 3C
Penurunan pasca konstruksi.
Perbedaan superelevasi atau lereng melintang dari titik
rendah ke garis kendali alinyemen vertikal, termasuk
untuk desain pelebaran.
27
3. DAYA DUKUNG EFEKTIF TANAH
DASAR (11), HAL 7-10
Diambil tinggi 2100 mm sebagai tinggi minimum timbunan
yang memenuhi 4 kondisi di bawah ini:
30
5. LAPISAN DRAINASE & LAPISAN
SUBBASE
Tebal lapisan diperoleh dari Bagan Desain 4, hal 8-6
31
6. MENETAPKAN JENIS SAMBUNGAN
(UMUMNYA DOWEL) (1)
Lihat ketentuan-ketentuan dari Pd T-14-2003
Sambungan :
Tujuan
Membatasi tegangan & pengendalian retak akibat
penyusutan, lenting dan beban lalu lintas
Memudahkan pelaksanaan
Mengakomodasi gerakan pelat
Jenis Sambungan
Sambungan memanjang
Sambungan melintang
Sambungan isolasi
Mengakomodasi gerakan pelat
Semua sambungan harus ditutup dng joint sealer kecuali
sambungan isolasi diisi dulu dng joint filler 32
6. MENETAPKAN JENIS SAMBUNGAN
(UMUMNYA DOWEL) (2)
Sambungan Memanjang dgn Batang pengikat (Tie
Bar) :
35
6. MENETAPKAN JENIS SAMBUNGAN
(UMUMNYA DOWEL) (4)
Sambungan Susut Memanjang :
Diamater Ruji
37
38
7. JENIS BAHU JALAN
Bahu Berpengikat:
Jika terdapat kerb
Gradien Jalan > 4%
Sisi yg lebih tinggi pada kurva superelevasi
LHRT > 10.000
Jalan Tol atau Jalan Bebas Hambatan
Dalam hal untuk lalu lintas sepeda motor
40
9. DETAILED DESAIN MELIPUTI DIMENSI PELAT BETON,
PENULANGAN, POSISI ANKER, KETENTUAN
SAMBUNGAN, DSB (1)
Tebal pelat beton dari Bagan Desain 4 & 4A
Struktur Perkerasan R1 R2 R3 R4 R5
Kelompok sumbu kendaraan berat
<4.3x106 <8.6 x 106 < 25.8x106 <43 x 106 <86 x 106
(overloaded)11
Perlu dicatat bahwa bagan di dalam Pd T-14-2003 tidak boleh digunakan untuk
desain perkerasan kaku tersebut didasarkan pada ketentuan berat kelompok
kendaraan resmi yang tidak realistis dengan kondisi Indonesia. Para desainer
harus menggunakan pembebanan kelompok beban yang aktual. LAMPIRAN A
memberikan pembebanan kelompok sumbu yang mewakili untuk Indonesia.42
Bagan Desain 4A: (hal 8-6)
Perkerasan Kaku untuk Jalan dng Beban Lalu Lintas Rendah
Perkerasan Kaku untuk Jalan Desa dengan Lalu Lintas rendah, jalan untuk jumlah
kendaraan niaga rendah dan lalu lintas seperti dalam Bagan Desain 5A
Tanah dasar Tanah Lunak dengan Lapis Dipadatkan Normal
Penopang
Bahu Terikat Ya Tidak Ya Tidak
Tebal Pelat Beton (mm)
Akses terbatas hanya mobil penumpang dan 160 175 135 150
motor
Dapat diakses oleh truk 180 200 160 175
Tulangan distribusi retak Ya Ya jika daya dukung
pondasi tidak seragam
Dowel Tidak dibutuhkan
LMC Tidak dibutuhkan
Lapis Pondasi Kelas A 30 mm 125 mm
Jarak sambungan transversal 4m
43
44
9. DETAILED DESAIN MELIPUTI DIMENSI PELAT BETON,
PENULANGAN, POSISI ANKER, KETENTUAN SAMBUNGAN,
DSB(3)
Sambungan Isolasi :
45
46
47
9. DETAILED DESAIN MELIPUTI DIMENSI PELAT BETON,
PENULANGAN, POSISI ANKER, KETENTUAN
SAMBUNGAN, DSB (4)
Pola Sambungan :
51
Penggunaan Angker Panel dan Angker Blok pada
Jalan dengan Kemiringan Memanjang yang Curam
Kemiringan (%) Angker Panel Angker Blok
3–6 Setiap panel ketiga Pada bagian awal kemiringan
6 – 10 Setiap panel kedua Pada bagian awal kemiringan
>10 Setiap panel Pada bagian awal kemiringan dan 52
pada setiap interval 30 m berikutnya
9.2. KEBUTUHAN DAYA DUKUNG TEPI
PERKERASAN (1)
Daya dukung tepi perkerasan sangat diperlukan,
terutama bila terletak pada tanah lunak atau
tanah gambut (peat).
Ketentuan minimum :
Setiap jenis lapisan pekerasan harus dipasang sampai lebar yg ≥
nilai min. dalam Gambar 9.1 di bawah ini
Timbunan tanpa penahan pada tanah lunak (CBR < 2%) atau
tanah gambut (peat) harus dipasang pada kemiringan tidak lebih
curam dari 1V : 3H
Lapis penopang dan peningkatan daya dukung tanah dasar harus
diperpanjang di bawah median sebagai-mana dalam Gambar
9.1. Area median harus terdrainase baik atau diisi dengan lean
mix concerete atau dengan bahan pengisi kedap untuk
menghindari pengumpulan air yg merusak tepi perkerasan
53
10. KEBUTUHAN DAYA DUKUNG TEPI PERKERASAN (2)
Tempat keluarnya air (daylight) melalui lapisan rembesan
yang lebih bawah
Tepi luar
P+S+C P
.
Tempat keluarnya
.
air (daylight) melalui
lapisan rembesan yg
lebih bawah
54
10. KEBUTUHAN DAYA DUKUNG TEPI PERKERASAN (3)
55
56