Anda di halaman 1dari 41

E

A N ID
G

N A B
R

SA E
A
M

K
B

A
E
T

EL C
R
E

P O
N

D E N N/ C

O TA
ET BA N B E
TO

M M ATA
JEE M B
J
LINGKUP PEKERJAAN
I. Umum
• Mobilisasi
• Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas
• Cofferdam dan Pekerjaan Dewatering (Lokasi Sungai)
• Pengamanan Lingkungan Hidup
II. Pekerjaan Tanah
• Timbunan biasa dari sumber galian
• Timbunan pilihan dari sumber galian
• Galian Struktur
II. Pekerjaan Drainase
• Galian Saluran Air
• Pasangan Batu
• Gorong - gorong
LINGKUP PEKERJAAN
III. Perkerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen
• Perkerasan Beton Semen
IV. Pekerjaan Struktur
• Pondasi (Pancang / Bor)
• Beton Abutment / Pier
• Plat Injak
• Bearinng Pad
• Beton Girder / Gegagar
• Beton Diafragma
• Beton Lantai Jembatan
• Beton Dinding dan Trotoar
V. Penutup
LINGKUP PEKERJAAN STRUKTUR

Penyelidikan
Tanah

Pondasi Pile

Pekerjaan Kepala
Jembatan
(Abutment) dan
Pilar Pekerjaan Gelagar
Induk, Gelagar
Melintang, dan
Plat Lantai (Beton)

Pekerjaan
Bangunan Struktur Bawah Sandaran Railing

Pekerjaan Oprit
Bangunan Struktur Atas Jembatan
PEKERJAAN STRUKTUR / BETON
1. Pondasi (Pancang / Bor)
2. Beton Abutment / Pier
3. Plat Injak
4. Bearinng Pad
5. Beton Girder / Gegagar
6. Beton Diafragma
7. Beton Lantai Jembatan
8. Beton Dinding dan Trotoar
PEKERJAAN PONDASI
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Pemilihan pondasi akan
mempengaruhi terhadap metode pelaksanaan yang digunakan. Umumnya pondasi
yang sering digunakan adalah Tiang Pancang dan Bored Pile.
METODE PEKERJAAN TIANG PANCANG
Setelah Tiang pancang telah tiba di lokasi pekerjaan, sebelum memulai
pemancangan terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan titik-titik lokasi yang akan
dipancang. Apakah lahannya sudah siap dan alat-alat yang digunakan telah ready.
Setelah semuanya telah siap maka tiang pancang kemudian diangkat dengan crane
on track kemudian didirikan tegak lurus dengan pile driver, selanjutnya dipancang
dengan menggunakan hammer sampai tiang pancangnya mendapatkan/menyentuk
titik keras tanah. Untuk posisi pemacangan di tengah sungai, maka tiang pancang
sedianya diangkat dan dibawah dengan menggunakan ponton. Perlu diperhatikan
disini dalam pengerjaan pancang ditengah sungai lebih berisiko karena beban arus
aliran sungai.
PEKERJAAN TIANG PANCANG
1. Penyusunan tiang pancang di lapangan.

Pengangkatan dan penyusunan tiang


pancang yang disimpan di lapangan harus
memperhatikan titik angkat dan titik tumpu
untuk penyimpanan material, sesuai dengan
petunjuk teknis dari produsen tiang pancang.
PEKERJAAN TIANG PANCANG
2. Pemeriksaan material tiang pancang

Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk
pemantauan kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan
harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang
dilampirkan pada surat pengiriman barang.
Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali :
• Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah
maka harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen tiang pancang sebelum
digunakan
• Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan
penempatannya pada gambar konstruksi
• Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup
umur maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai
PEKERJAAN TIANG PANCANG
3. Persiapan tiang untuk pemancangan.
Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk keperluan
pemantauan pada saat pemancangan dilakukan :
• Tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya.
• Diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang.
• Untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang
disambung.
• Tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang
dikerjakan – supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika
diperlukan penyambungan.
PEKERJAAN TIANG PANCANG
4. Pemantauan pelaksanaan pemancangan
Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya
dari 2 arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti
ketentuan spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan
dengan pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak
mengganggu posisi bandul (harus bisa diam/stabil).
• Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang jika
tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah dan dipantau berkala oleh
operator alat pancang dan helper counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5
m’ atau per 1 m’
• Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau
oleh helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi
miring, maka harus dihentikan dulu pemancangannya
PEKERJAAN TIANG PANCANG
• Jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan sumbu tiang dan jika
kemiringan bertambah semakin parah di luar toleransi, pemancangan
dihentikan.
• Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh
lebih dari 2,5 m kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas, namun
tidak boleh lebih dari 3 m dalam segala kondisi pelaksanaan.
• Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang
• Jika terdapat lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus dengan tidak
mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material
• Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set yaitu:
- Harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop hammer).
- dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel hammer dan
hydraulic hammer.
PEKERJAAN TIANG PANCANG
Pengambilan final set dilakukan dengan kalendering :

• Menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa


fotocopy).
• Dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan
tidak luntur jika terkena air dan oli, tidak boleh dengan spidol atau
pensil yang memberikan garis yang tebal sehingga menyulitkan
pembacaan garis grafik.
• Pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh
penurunan tiang saat dipukul.
• Arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada
kertas record/milimeter.
• Grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya
dan tidak miring.
• Diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan.
• Jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka
pemancangan harus dilanjutkan dan diambil lagi final setnya pada
lembar yang sama, sampai tercapai final set yang ditetapkan.
PEKERJAAN TIANG PANCANG
Bahan / Material:
1. Tiang Pancang
Peralatan:
1. Crane on Track
2. Ponton
3. Pile Driver + Hammer
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
PEKERJAAN ABUTMENT

Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar –
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup dan mati pada
jembatan.
PEKERJAAN ABUTMENT
Pada pekerjaan struktur abutment terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Pekerjaan Lantai Kerja
Pekerjaan lantai kerja abutmen dibuat dengan mutu beton dan ketebalan yang telah ditentukan.
Pekerjaabn ini dilaksanakan dengan survey control elevasi dan mixer yg berada di samping galian
sehingga adukan dapat segera dituang pada penyalur untuk dikerjakan pada lokasi.

2. Pekerjaan Pembesian dan Bekisting


Sementara pekerjaan lantai kerja dilakukan, pembuatan/ perakitan tulagan pun sementara
dilaksanakan. Pekerjaan abutment bagian bawah, yang pertama dilakukan adalah pembuatan
bekisting sesuai dengan ukuran gambar rencana. Setelah bekisting siap, letakkan tulangan yang
sudah dirakit sesuai posisi.
pada pekerjaan ini perlu diperhatikan:
- Kesesuaian ukuran dan bentuk besi beton dengan bar-list
- Kesiapan Bekisting
- Kebersihan Lokasi
- Gambar Kerja dan Detailnya
- Tata cara bengkok dan ikatan
PEKERJAAN ABUTMENT
3. Pekerjaan Pengecoran
Setelah tulangan selesai dipasang, maka pengecoran siap dimulai.
Pengecoran dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
• footing
• badan dan wing wall
• head abutment dan pilar
PEKERJAAN ABUTMENT
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan
JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi
Lapangan. Agregat beton fc’ MPa dicampur sesuai dengan komposisinya
agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi
lapangan dan konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya.
Campuran beton mutu sedang fc’ MPa kemudian diangkut dengan truck
mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah
terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan
dengan concrete vibrator.
Selain itu perlu diperhatikan hal – hal berikut :
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain
untuk mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton
dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh
perancah/bekesting yang akan digunakan dan harus memperoleh
persetujuan direksi pekerjaan.
PEKERJAAN ABUTMENT
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex mm, pembuatan
bekesting sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja
di bawah arahan mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan
beton yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ MPa dicampur di Concrete Pan
Mixer/Batching Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada
percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh
konsultan dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer
atau Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran
material tersebut dimasukkan ke dalam truck mixer.
PEKERJAAN ABUTMENT
3. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
4. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
5. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
6. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter dari
tempat awal kerja.
7. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
8. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa
menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
9. Beton mutu sedang fc’ MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama
masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck dan ditutup
dengan karung goni atau curing compound.
PEKERJAAN ABUTMENT
Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
6. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
GELAGAR JEMBATAN

Balok gelagar merupakan komponen struktur lentur yang tersusun dari


beberapa elemen pelat yang mempunyai fungsi sebagai pemikul beban
bergerak (kendaraan mobil, kereta api, dan manusia)
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR
Bentang … meter … Mpa

Gelagar Tipe I Jembatan ini dipesan melalui pembuat dan pemasok Beton
Pracetak dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu beton sesuai
dengan spesifikasi teknik atau atas persetujuan konsultan pengawas dan
direksi lapangan. Dalam hal ini pembuat dan pemasok gelagar ini sendiri
harus memiliki izin sertifikat dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah
bentangan tiba di lokasi pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali
dudukan/abutment sebagai tempat dudukan Gelagar Pracetak. Apakah
Dudukan gelagarnya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya Gelagar Pracetak
ini diangkat dengan menggunakan Crane on Track dimana minimal harus
terdapat 2 Crane on Track yang mengangkat gelagar ini dimasing-masing
ujung gelagar dan dapat pula dibantu oleh excavator. Gelagar diangkat dan
didudukan di kedua abutment. Dalam Pengangkatan Gelagar ini penyedia
jasa terutama operator crane in track harus berhati-hati dan sangat teliti
dalam mengangkan dan mendudukan gelagar pracetak ini sambal
mengikuti arahan dan petunjuk dari konsultan pengawas.
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR
Pelaksanan Perakitan Gelagar :
Untuk perakitan gelagar jembatan ini dibutuhkan suatu daerah persiapan yang
mempunyai panjang sebesar bentang gelagar. Sebagai tambahan diperlukan pula daerah
untuk menyimpan balok-balok beton yang nantinya berfungsi sebagai penopang
sementara gelagar. Pemasangan girder harus dilakukan secara hati-hati sesuai arahan
dari arsitek dan kontraktor. Kedua crane harus mengangkat secara bersamaan dan
seimbang tidak boleh melebihi dan saling mendahului karena dapat menyebabkan girder
menjadi tidak seimbang dan jatuh. Dengan menggunakan crane gelagar diletakkan pada
posisi memanjang di atas alat bantuan tumpuan, lalu dilakukan penyatuan gelagar,
dengan menggunakan metode stressing atau post tension
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR
Pelaksanaan Stressing :
dilakukan apabila kekuatan beton sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan initial
jacking force yang telah diapproval. Langkah-langkah stressing adalah sebagai berikut ,
• Memasukan strand
kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan pemotongan
diusahakan seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang, berikutnya kabel
strand dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan, lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel.

• Setting angkur
Kepala angkur dipasang dengan cara memasukan ujung stressing length ke lobang
kepala angkur lalu mendorongnya kearah casting sedekat mungkin. Selanjutnya wedges
(baji) dipasang sesuai dengan jumlah strand yang ada
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR
• Stressing
Dongkrak hidrolik dua arah digerakan dengan tenaga listrik selama stressing dicatat
pembacaaan manometer dan perpanjangan strand yang terjadi pda formulir stressing.
Data yang telah dicatat dibandingkan dengan perhitungan teoritis bahwa deviasi terhadap
teoritis tidak boleh satu kurang dari 5 %.

• Pemotongan strand
Kalau tekanan yang diperlukan sudah tercapai, torak dikembalikan pada posisi semula.
Penguncian baji (wedges) terjadi tarik masuk 6 mm pada kawat untaian (strand).

• Grouting dan patching


Bahan grout terdiri dari campuran semen dengan air dan ditambahkan non shrinkage additive,
air yang digunakan untuk grouting adalah air yang dapat diminum dan adukan yang
mengandung klorida atau nitrat tidak boleh digunakan. Pelaksanaan grouting adalah bahan
grout dimasukan ke dalam duct dengan pompa grouting (injeksi) dengan tekanan sebesar 5
kg/cm2.
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR

• Finishing
Selanjutnya alu pada sisi kanan dan kiri balok girder yang terdapat tulangan disambung
dan diberi tulangan lagi lalu dicor dengan mutu terbaik agar balok girder saling mengikat
dan tidak terlepas dari dudukannya. Pemasangan girder ini dapat ditentukan lurus atau
tidaknya menggunakan Structural Health Monitoring System (SHMS) yang berupas sistem
untuk memantau kondisi suatu struktur bangunan melalui sensor yang terhubung ke layar
monitor.
PEMASANGAN UNIT PRACETAK GELAGAR
Bahan / Material:
1. Gelagar Pracetak Tipe I Bentang 25,6 Meter 40 Mpa
Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Excavator
3. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
DIAFRAGMA
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara
PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah
horisontal. Diafragma bearti komponen tranversal jembatan yang menghubungkan
balok-balok atau girder-girder pada arah memanjang yang bersebelahan.
BETON DIAFRAGMA
Bentang … meter .. MPa
Setelah pekerjaan pemasangan balok girder selesai, dilanjutkan dengan
pemasangan beton diafragma. Beton diafragma di cetak di lokasi atau dicetak di
tempat lain dengan mutu dan bentuk sesuai dengan spesifikasi/gambar rencana dan
telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas maupun direksi lapangan.
Perlu diperhatikan sebelum pekerjaan diafragma dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan penyatuan gelagar dengan menggunakan metode Post Tension. Metode
Post Tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.
Pengikatan tersebut dilakukandengan melakukan stretching antar gelagar dengan
balok diafragma supaya diperoleh kestabilan tiap gelagar supaya presisi. Streching
pada diafragma pun dilakukan pada saat diafragma sudah dalam posisi vertikal
antar gelagar.
BETON DIAFRAGMA CAST IN SITU
Metode pelaksanaan diafragma terderi dari tahapan berikut :
1. Pemasangan stager sementara untuk bekerja
2. Pemasangan besi tulangan
3. Pemasangan bekisting
4. Pengecoran diafragma dengan concreat pump
5. Curing
6. Pembongkaran bekisting
BETON DIAFRAGMA
Bahan:
1. Beton Diafragma fc’ Mpa
Peralatan:
1. Crane on Truck
2. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
PLAT LANTAI
Pelat lantai merupakan komponen utama jembatan yang berkontak langsung dari
beban kendaraan pada jembatan jalan raya. Plat lantai jembatan berfungsi untuk
menahan beban yang bekerja di atas jembatan secara merata dan agar mendapat
permukaan yang rata.
PEKERJAAN PLAT LANTAI
Beton Mutu fc’ Mpa

Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan
JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat
beton fc’ MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton,
semen dicampur dalam concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix
design yang disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan pengawas, kemudian
dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ MPa kemudian
diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai
perlu diperhatikan lahan, bekisting dan pembesian lantai jembatan telah terpasang
atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada dokumen kontrak.
PEKERJAAN PLAT LANTAI
Urutan pelaksanaan pekerjaan plat lantai jembatan adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan bekisting plat lantai
2. Pelaksanaan pekerjaan pembesian
3. Metode pelaksaan pekerjaan pengecoran beton

Prosedur pelaksanaan bekisting:


1. Menentukan lahan yang akan dipasangi bekisting,
2. Melakukan pengukuran rencana lokasi pengecoran sesuai gambar rencana,
3. Membersihkan lokasi bekisting dari segala macam kotoran,
4. Menyiapkan komponen-komponen dan panel-panel bekisting besi di lapangan,
5. Merakit dan setting panel/komponen bekisting di lapangan dengan kuat dan tepat,
6. Melakukan pengecekan apakah letak dan posisi bekisting sudah sesuai, dan
7. Olesi dengan pelumas bagian dalam bekisting yang akan dilapisi beton basah, agar mudah
untuk membuka dan menghasilkan beton keras yang bagus dan tidak keropos.
PEKERJAAN PLAT LANTAI
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
1. Menyiapkan material besi tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang
sudah direncanakan,
2. Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan,
3. Menyiapkan peralatan dan tenaga pembesian sesuai dengan kebutuhan,
4. Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilangan tumpang tindih,
5. Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana,
6. Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari
segala kotoran, dan
7. Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
PEKERJAAN PLAT LANTAI
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pengecorann yaitu:
1. Siapkan perijinan untuk memulai pekerjaan (request) yang disetujui oleh direksi
pekerjaan,
2. Cek bersama dengan direksi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran,
3. Lakukan pengecoran dan setiap melakukan pengecoran maka campuran beton
sudah harus dilakukan pengecekan terhadap kadar airnya dengan slump test
dan buat silinder untuk pengujian kuat tekan beton tersebut,
4. Pastikan skor-skor dan perancah kuat menopang beton basah sehingga
didapatkan hasil yang sesuai dengan gambar, dan
5. Lakukan pemeliharaan beton dengan penyiraman terus menerus atau dengan
pemberian karung goni sampai beton mencapai umur 28 hari
PEKERJAAN PLAT LANTAI
Bahan / Material:
1. Beton Mutu fc’ MPa
2. Baja Tulangan U-
3. Kayu Peracah/ Multiplex
Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
3. Pekerja
BETON DINDING DAN TROTOAR
Fc’ MPa
Agregat beton fc’ MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir
beton, semen dicampur dalam concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi
mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan, kemudian dicampur
dengan air secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ MPa kemudian diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting
sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran
sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.
BETON DINDING DAN TROTOAR
Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

Anda mungkin juga menyukai