PAKET :
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB.
BANYUASIN. TJ. API-API (REHABILITASI JEMBATAN)
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
A.1. Persiapan
A.2. Tahapan Rancangan Operasi
A.3. Tahapan Masa Pemeliharaan
B. PROGRAM K3L
B.1. Pengendalian Kebersihan Dan Kerapihan Lokasi Kerja Dan Penempatan Peralatan.
B.2. Pengendalian Safety Awareness Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
B.3. Penerapan Safety Awareness Terhadap Personil Dan Peralatan
A. PENDAHULUAN
UMUM
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Konstruksi adalah keterangan yang detail, yang tersusun rapi dan
menerangkan tentang konstruksi proyek, yang terdiri dari :
•Keterangan tentang lingkup pekerjaan dan detail pekerjaan
•Keterangan tentang urutan pekerjaan secara umum dan detail
•Zona kerja
•Hubungan timbal balik antar pekerjaan
•Penjelasan detail dari metode
•Peralatan yang digunakan
•Teknologi yang digunakan
•Sumber daya yang digunakan
•Target dari jadwal pekerjaan
URAIAN KETERANGAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
Nama Proyek : (REHABILITASI JEMBATAN)
LOKASI PEKERJAAN
PETA INDONESIA
Lokasi Pekerjaan
PETA INDONESIA
LOKASI PEKERJAAN
Kab. Banyuasin- Sumatera Selatan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Proyek
Flowchart Pekerjaan
MULAI
KONTRAK KERJA
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
JEMBATAN JALAN
PEMELIHARAAN
SERAH TERIMA 2
SELESAI
Flowchart Pekerjaan
A
MULAI
KONTRAK KERJA
JEMBATAN AIR JEMBATAN JEMBATAN DOUBLE
BOX CULVERT
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
(PEK. PERSIAPAN)
A1 A2 A3
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI JEMBATAN AIR AYU JEMBATAN AIR
TERUSAN SEBALIK
JEMBATAN JALAN
A2
C1
A B
JEMBATAN MUARA JEMBATAN GASING JEMBATAN JALUR JEMBATAN JALUR JEMBATAN JALUR
SUGIH 21 17 19
C2
A2
C3
Flowchart Pekerjaan
B B1 B11
PEK. GALIAN
PERKERASAN
BERASPAL TANPA
CMM YA
PEK. TIMBUNAN
BIASA
TIDAK
YA
TIDAK
PEK. GALIAN
PERKERASAN
BETON YA
PEK. LAPIS
PONDASI AGREGAT
KELAS S
YA TIDAK
YA
TIDAK
PEK. GALIAN
PERKERASAN
BERBUTIR YA
PEK. TIMBUNAN
PILIHAN
YA TIDAK
PEK. TIMBUNAN
PILIHAN
TIDAK
PEK. TIMBUNAN
RINGAN qu= 800 Kpa
B1 B11
Flowchart Pekerjaan
B2 B21 D
YA
PEK. TIMBUNAN
PEK. LAPIS PEREKAT
RINGAN qu= 2000 Kpa
TIDAK
YA
PEK. AC BACE
C1 C2 C3 C4
PEK. LAPIS
PEREKAT
E
Flowchart Pekerjaan
E B5
PEMELIHARAAN
SERAH TERIMA 2
PEK. LAPIS RESAP
PENGIKAT
SELESAI
B6
Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk menjamin dan memastikan bahwa semua proses produksi suatu proyek bisa berjalan sesuai dengan
yang direncanakan dari faktor Biaya, Mutu dan Waktu maka kita harus mengetahui bagaimana proses produksi
dijalankan
PLAN DO
DO CHECK
CHECK ACTION
ACTION
PLAN
Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.
Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi dan serah terima pekerjaan.
Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi
Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK)
dan juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
A.1.PERSIAPAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Pekerjaan kantor proyek antara lain meliputi bangunan kantor, rumah staff, barak kerja, gudang, bengkel kerja, laboratorium
dan bangunan lainnya yang dilengkapi dengan sistim distribusi air, listrik dan komunikasi, dll.
Tabel rencana kebutuhan bangunan kantor proyek (dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek)
Ilustrasi Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
PEKERJAAN PERSIAPAN
Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
PEKERJAAN PERSIAPAN
Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
SITE OFFICE
Bangunan Penunjang
Fasilitas penunjang seperti kantor lapangan akan menggunakan Kontainer yang di design
sedemikian rupa , gudang dan workshop akan ditempatkan pada area sekitar lokasi
pekerjaan atau ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
Bangunan fasilitas direncanakan dengan menyewa lahan kosong disekitar lokasi proyek
atau ditentukan lain oleh pihak Pemberi Tugas.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyediaan Fasilitas Air Bersih
• Sistim Distribusi Air Bersih
Air bersih untuk operasional proyek sebelum digunakan akan dilakukan uji laboratorium sehingga dapat dipastikan
kondisinya bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan
air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
• Kebutuhan Air Bersih Area Kantor Proyek dan Bangunan Fasilitas Sementara
Kebutuhan air bersih dengan pembuatan sumur bor dan sebagai alternatif jika kondisi tidak memungkinkan akan disuplai
dari luar terutama untuk keperluan konsumsi.
Jl. Akses
KETERANGAN:
9 1. Kantor
2. Rumah Staff
6
1 3. Barak/ Mess Pekerja
4. Gudang
11 5. Bengkel/ Workshop
5 6. Mushola
7. Klinik
8. Pos Jaga
BBM 4 2 9. Laboratory
10. Rumah Genset
11. Parkir
10 WT
BBM = Bahan Bakar Minyak
3 67 8 WT = Water Tanker
= Pipa Distribusi
Gbr. Rencana Distribusi Air bersih Kantor Proyek
PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyediaan Sistem Listrik
• Listrik Kantor Proyek dan Barak Pekerja
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari genset tergantung dari
efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan besi, keramik,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya dan sebagai cadangan/ backup
digunakan genset.
• Listrik Lokasi Pekerjaan
Listrik untuk bekerja di lokasi proyek/ pekerjaan diperoleh dari genset atau ditentukan lain oleh Direksi.
Untuk pekerjaan yang diharuskan pada malam hari, penerengan akan menggunakan lampu HPI-T atau sejenisnya yang ditempatkan
pada beberapa titik sesuai kebutuhan.
Jl. Akses
KETERANGAN:
1. Kantor
9 2. Rumah Staff
3. Barak/ Mess Pekerja
6
1 4. Gudang
5. Bengkel/ Workshop
6. Laboratory
11 7. Mushola
5 8. Klinik
9. Pos Jaga
10. Rumah Genset
11. Parkir
BBM 4 2 BBM = Bahan Bakar Minyak
WT = Water Tanker
= Kabel Distribusi
10 WT = Distribusi Bagi ke Bangunan
a. Telepon
Untuk kantor Kontraktor dan Direksi sistim komunikasi menggunakan jaringan telepon dengan
penyambungan jaringan Telkom setempat. Jaringan ini nantinya dapat digunakan sebagai alat komunikasi
untuk operasinal bangunan.
b. VHF (Very High Frequency) Sistim
Sistim radio komunikasi Handy Talky (HT) akan digunakan untuk komunikasi di lapangan pada saat
pelaksanaan. Jumlah Handy Talky akan disediakan sesuai keperluan lapangan.
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang
diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik,meliputi :
1. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Papan nama proyek berisi informasi mengenai nama proyek, Pemilik proyek, Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas,
Kontaktor Pelaksana serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktifitas Pekerjan .
2. Dokumentasi dan Administrasi Proyek
Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0% sampai 100% , yang terkumpul
dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan kepada pemilik
proyek.
Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan, Progress pekerjaan berupa harian ,
mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing, Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelancaran
proses pekerjaan dsb, dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistematis, rapi dan akurat dengan melaksanakan prosedur-
prosedur yang ada pada sistem Standard ISO yang dimiliki Kontraktor
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran
Dalam tahap awal setelah penyerahanlokasi, tim survey langsung melakukan pengukuran ulang atas kondisi lokasi tersebut
dengan titik acuan Bench mark/ starting point yang telah di tentukan sebelumnya. Pengukuran ini dimaksudkan untuk
mengecek bangunan yang sudah di approve/disetujui apakah sudah sesuai dengan data gambar rencana yang dilapangan.
Apabila belum, kontraktor akan memberikan informasi mengenai data pengukuran tersebut ke MK untuk dapat di proses
perencanaan atau revisinya.
Metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran, meliputi pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, meliputi :
1. Pengukuran batas luas lahan (site)
2. Pengukuran as
3. Penemuan peil berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench Mark)
PEKERJAAN PERSIAPAN
Peralatan Pengukuran
Surveying Equipment
Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di lapangan.Peralatan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mampu melayani/mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauannya dan tidak
mengganggu bangunan yang ada dalam radius jangkauannya.
Untuk kelancaran jalannya aktifitas di Site kami menyiapkan armada yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan berupa
kendaraan roda empat untuk distribusi baik kedalam maupun keluar proyek.
Kegiatan mobilisasi meliputi :
- Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staff kantor maupun pelaksana lapangan yang diusulkan.
Mobilisasi peralatan kerja dan material ke lokasi proyek.Mobilisasi /pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan terlebih
dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan.
Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
Pada dasarnya mobilisasi peralatan dilaksanakan mengikuti jadwal pelaksanaan item pekerjaan sebagaimana pada jadwal
waktu pelaksanaan. Kebutuhan perlatan disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing lokasi pekerjaan
Mobilisasi Perlatan utama
• Mobilisasi Alat berat secara umum akan didatangkan dari wilayah Jakarta dan sekitar project melalui jalur darat dengan
menggunakan trailer, truck atau sejenisnya (sesuai kondisi lapangan).
• Skedul mobilisasi alat berat dilakukan secara bertahap sesuai dengan skedul pekerjaan yang dilaksanakan. Skedul
Penggunaan Peralatan secara lengkap dapat dilihat dalam dokumen penawaran
Daftar Perlatan utama
Jumlah
No Uraian Alat Kapasitas
(unit)
1 ASPHALT MIXING 60 Ton/Jam 1
PLANT
2 ASPHALT FINISHER TRACK 10 Ton 1
4 DUMP TRUK 8 m3 15
5 EXCAVATOR 140 HP 2
10 TRUK MIXER 5 M3 10
11 JACK HAMMER 50 HP 3
Jumlah
No Uraian Alat Kapasitas
(unit)
15 BABY ROLER 2 TON 1
16 TAMPER 4,7 HP 1
IDENTIFIKASI
PENETAPAN
RENCANA DAFTAR
REKANAN
KEBUTUHAN REKANAN / KONTRAK PURCHASING
DAN
BAHAN SUPLIER PENGADAAN ORDER
PROSES
/MATERIAL
NEGOISASI
PENGIRIMAN
PENERIMAAN
GUDANG/LOGISTIK
PROSES PENERIMAAN MATERIAL
1. Delivery material
- Sopir / Kenet memberitahukan
Petugas keamanan pada
Proyek / Base camp
- Kendaraan tidak diijinkan
masuk Parkir di luar pintu
masuk
2. Pelaporan
Petugas Keamanan /Jaga Kofirmasi
perihal kedatangan material kerja ke
Petugas Penjaga Gudang dan juga
dengan Petugas Logistik
2
3. Ijin Masuk
- Cek dan Koordinasi OK
- Kendaraan diijinkan masuk
MONITORING MATERIAL
PROSES PENERIMAAN MATERIAL
4. Ceking Material
- Petugas Logistik Cek
material yang dating
dengan mengacu pada
buku pesanan / Permintaan
barang
- Jika barang sesuai dengan
Volume pemesanan dan
Spesifikasi teknis, 4
dipersilahkan material
diturunkan
- Jika tidak sesuai, maka 5. Material diturunkan
Petugas berhak menolak Material diturunkan
Petugas mengatur penumpukan
ataupun letak material dan
metode penurunkan dan kepaihan
material
Setelah selesai, selanjutnya surat
jalan / berkas penerimaan barang
akan ditanda tangani oleh
5
petugas
6. Kendaraan angkut material
dipersilahkan meninggalkan
lokasi / site
Petugas Logistik dan keamanan
mengecek bak kendaraan,
Kosong OK
Selanjutnya Petugas keamanan
mencatatan buku keluar – masuk
kendaraan sesuai procedure yang
berlaku.
Pintu / Portal kembali ditutup 6
untuk monitoring Pihak yang
tidak berkepentingan oleh
Petugas keamanan
MONITORING MATERIAL
Penumpukan material
Besi tidak diletakan langsung Material On Site Tertata Dengan Baik & Rapi
diatas tanah
Formwork disusun dengan Formwork ditata dan Besi dipilah menurut Hasil Pabrikasi
RAPI dipilah ukuran ditata Rapi
PROSES PENERIMAAN MATERIAL
Alur Pengajuan Approval Material
Start
Cek • Brosur
Kelengkapan
OK OK Pembuatan • RKS
Approval & Kesesuaian • Sampel
4 hari 3 hari Dokumen Approval Material • Shop Dwg
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
STRATEGI PERCEPATAN PROYEK
PENGADAAN MATERIAL
Procurement Material
Proses pembelian didasarkan pada spesifikasi teknik yang diminta dalam dokumen ,untuk menjaga agar jumlah,
mutu, ukuran, dan persyartan lain maka pengajuan atau penyusunan material requisition dilakukan koordinasi
bersama antara bidang engineering, pengendalian mutu, dan logistic.
Pengecekan Suplier
Pengecekan material ke supplier atau kunjungan pabrik bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyediaan barang
atau material sesuai dengan spesifikasi ,sesuai dengan kuantitas dan kapasitas produksinya untuk mengantisipasi
keterlambatan pasokan material agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek nantinya. Kunjungan ke
beberapa perusahaan atau pabrik yang potensial akan menjadi rekanan proyek ,akan merupakan bahan
pertimbangan pokok untuk menentukan supplier pemasok material.
3. Mobilisasi SDM
Pendatangan sumber daya manusia disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan juga keahlian yang dimiliki oleh pekerja.
- Tenaga pekerja dalam proyek ini sebagian akan diambil dari tenaga kerja lokal wilayah sekitar lokasi pekerjaan .
- Tenaga tukang yang mempunyai spesialisasi khusus akan didatangkan dari daerah lain sesuai dengan
kebutuhannya.
- Untuk Barak/ bedeng yang jaraknya cukup jauh dari lokasi pekerjaan, mobilisasi pekerja dilakukan secara kolektif
dengan truck, mobil bak (pick up) atau sejenisnya.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai
Peningkatan Produktivitas
Penambahan jam kerja, sdm, alat, & mitra kerja Pekerjaan dapat selesai lebih cepat
Pembuatan target penyelesaian pekerjaan yang direview dan Pekerjaan akan tersistematis dan terpacu akibat target, sehingga
dikontrol setiap hari sdm, alat, & material akan menyesuaikan target
Penambahan personil yang bertanggungjawab memantau Pemantauan akan menghasilkan keseriusan pekerja dalam
pekerjaan dengan sistem shift mencapai target pekerjaan agar sesuai dengan target
Rapat koordinasi lapangan yang dilakukan setiap hari, antara Meminimalisir konflik, ketidaksesuaian antara gambar dan
engineering, komersial, dan lapangan, dan dipantau progress desain, dan meningkatkan ketangkasan terhadap penanganan
pekerjaanya setiap hari masalah di lapangan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
A.1.4.SITE MANAJEMEN
PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS
LAPANGAN DAN DAFTAR IDENTIFIKASI POTENSI
GANGGUAN
PENGENDALIAN TEKNIS
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil pekerjaan sesuai
dengan yang dipersyaratakan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil pekerjaan untuk selanjutnya
diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO).
Kelompok kegiatan yang menjadi dasar pengendalian teknis adalah sebagai berikut :
A. Dokumen Kontrak Pekerjaan,terdiri atas :
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak, Spesifikasi Teknis, Tata cara
pembayaran dan pengukuran, Addendum Kontrak (jika ada). Dan rujukannya yaitu Peraturan Teknis Kontruksi dan
pengadaan barang konstruksi, Addendum Kontrak (jika ada).
B.Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama, pengecekan kesiapan Lahan, proses
Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan / persetujuan material konstruksi,dokumentasi, Quality
Control Plan (QCP), test, inspection & cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang / bahan,
peraturan dan perijinan yang berlaku.
C. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan :
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek yang terdiri dari personal inti. Team
manajemen proyek membuat rancangan urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam
dokumen kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja
sesuai dengan item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
cara pelaksanaan yang effektif dan effisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan
resiko selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.
C.1. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan,bahan dan tenaga yang disesuaikan dengan
urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan diterapkan.
Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (disebut PHO) kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan
minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan
baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO).Dengan telah diterbitkannya Sertifikat FHO
maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam
tuntutan.
Untuk menjamin dan memastikan bahwa semua proses produksi suatu proyek bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan dari
faktor Biaya, Mutu dan Waktu maka kita harus mengetahui bagaimana proses produksi dijalankan
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK
Dalam mengidentifikasi gangguan, perlu dipahami penyebab gangguan tersebut, dampak yang ditimbulkan oleh gangguan, dan
usaha penanganan yang akan dilakukan oleh Tim PT. Brantas Abipraya sehingga dampak akibat gangguan tersebut dapat dihindari
dan atau diminimalisir. Berikut merupakan daftar gangguan internal dan eksternal, penyebab dan dampak serta cara
penanganannya.
Beda perencanaan dan • Kurang koordinasi dan pemahaman Pengulangan pekerjaan Peningkatan kontrol terhadap
pelaksanaan antara Engineering dan Lapangan pekerjaan
Cashflow tidak balance • Progres penarikan termyn yang Pembayaran terhadap subkon Kontrol & koordinasi terkait
terhambat dan pekerja tertunda penarikan termyn agar tidak
Penundaan pembayaran telat
menyebabkan demotivasi kerja
dan penurunan produktifitas
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK
Konflik dengan warga • Kurang koordinasi dengan warga Terjadi demonstrasi Mediasi terhadap konflik
sekitar sekitar
• Kurang pemberdayaan warga sekitar Pengrusakan & tindakan Koordinasi dengan instansi
anarkis terkait
Konflik dengan LSM • Ketidaksesuaian dengan kontraktor Terjadi demonstrasi Mediasi terhadap konflik
• Kurang pemberdayaan warga sekitar Penutupan Jalan dengan LSM
Koordinasi dan
pemberdayaan warga sekitar
Akses material sulit • Jalan akses masuk terbatas dan Pengiriman material terhambat Pelebaran jalan akses
tidak lebar Pekerjaan terlambat akibat material
penurunan produktifitas Penambahan jam kerja
Hilangnya Material di • Pengamanan yang kurang Harus order material lagi Peningkatan pengamanan,
Proyek pasang CCTV di area
strategis
• Kurangnya kerjasama dengan Peningkatan kerjasama
instansi pengamanan sekitar dengan instansi (Polisi,
Tentara, dll)
Terlambatnya Pengiriman • Persetujuan material yang lama Pekerjaan menjadi tidak sesuai Kontrol & koordinasi yang
Material schedule tepat dengan MK dan Owner
Koordinasi & Monitoring
• Terhambat oleh instansi lain Pekerjaan menjadi tidak sesuai pengiriman material
(pelabuhan, dll) schedule
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK
Gangguan Eksternal : Penyebab, Dampak, dan Penanganan (Lanjutan)
Gangguan Eksternal Penyebab Dampak Penanganan
Gangguan pada jalan • Tingginya arus lalu lintas proyek Jalan menjadi rusak & rawan Menyediakan rambu &
umum sekitar proyek kecelakaan flagman, serta koordinasi
dengan DLLAJ terkait
• Material berjatuhan dari truk angkut Jalan umum menjadi kotor dan Penyiraman jalan dengan
berdebu water tanker
Faktor Cuaca • Pada musim Hujan terus menerus Jalan akses rusak Pembuatan jalan akses kerja
dan tidak menentu, dengan yang bagus dan kokoh
intensitas sedang-tinggi Kerja secara frontal sesuai
Terhambat pada pekerjaan kondisi cuaca
timbunan & jalan
Pengambilan keputusan • Dikarenakan pejabat yang Persetujuan menjadi lama Konfirmasi dan pengontrolan
dalam persetujuan berwenang tidak hadir di tempat terhadap segala hal yang
terkait
persetujuan/keputusan
Lebaran • Pekerja banyak yang mudik Produktivitas menurun drastis Harus dilakukan
penambahan jam kerja untuk
mengejar target pekerjaan
Alat Rusak • Usia sudah tua Pekerjaan terhenti Panggil Tukang servis
• Kurang perawatan Sediakan spare part sebagai
cadangan
Sediakan cadangan Peralatan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
A.1.5.PENGUASAAN LAPANGAN
PENGUASAAN LAPANGAN
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan;
1. Jalan akses menggunakan Jalan Existing arah masuk Lokasi Pekerjaan atau ditentukan lain sesuai Petunjuk Direksi.
2. Pekerjaan sesuai BQ yang telah disepakati
A. Metode Pekerjaan untuk mendapatkan Pelaksanaan Pekerjaan dengan “ Tepat Waktu & Mutu Sesuai
Spesifikasi teknis”
Percepatan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan sesuai gambar kerja & BQ
2. Pekerjaan ini secara Khusus terdiri atas Pekerjaan Preservasi perkerasan jalan dan preservasi Jembatan , Hotmix,
dsb. Untuk mempercepat pelaksanaan (agar tepat schedule) dan memenuhi Mutu yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi teknis, Kontraktor akan memberdayakan sumber (tenaga, dan Peralatan, Mis: Produksi Hotmix dilakukan
dengan AMP, Aggregate dilakukan dengan Stone Crusher, Beton dengan Banthing Plant (Beton Ready Mix) secara
maksimal estimasi pekerjaan tepat waktu dan mutu.
B. Site Development / Site Management / Pengaturan Lokasi Pekerjaan
B.1. Sirkulasi Operasional Peralatan
Pekerjaan di Jalan Sepanjang Lokasi Jalan Bts Palembang/ Bts. Banyuasis sampai Pelabuhan Tanjung Api Api Dengan
konstruksi yang berpencar, Jadwal Pekerjaan dan Peralatan yang dipakai, maka diassumsikan Pelaksanaan Pekerjaan
Struktur Jembatan dilaksanakan secara Bersamaan / Frontal.
Peralatan kerja diletakkan disekitar Lokasi Pekerjaan dan segera mungkin untuk dilakukan mobilisasi ke lokasi pekerjaan
pada saat akan dimulainnya pekerjaan yang dimaksud.
Sirkulasi Peralatan;
- Sirkulasi Peralatan secara umum adalah mobile / dinamis, artinya tidak ada peralatan kerja yang statis
- Seluruh sirkulasi peralatan kerja menggunakan lahan sepanjang rencana pembangunan jalan yang cukup lebar
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, dengan jadwal waktu pelaksanaan yang
telah dijadwalkan, dijabarkan lagi menjadi jadwal 2 (dua) mingguan, mingguan hingga harian.
Monitoring jadwal harian dilaksanakan setiap hari dan selalu di “Up Date” sesuai pelaksanaan dilapangan, bila terjadi
keterlambatan pada hari tersebut maka keterlambatan tersebut harus dapat digantikan pada hari berikutnya, Misalnya dengan
menambah jam kerja atau cara lain sehingga keterlambatan tersebut dapat dipenuhi.
2.Monitoring Kerjasama dengan pihak Supplier untuk penggunaan Bahan bangunan dan Sub kontraktor untuk
pekerjaan khusus / spesifik
Kontraktor akan menjalin kerjasama dengan Sub kontraktor dan Supplier yang berkompeten dibidangnya dan atas persetujuan
dari direksi / Owner. Secara teratur dan periodik, kontraktor akan mengevaluasi hasil kerja dan bahan, dimana hasil evaluasi
tersebut menjadi acuan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Jika hasil Evaluasi pada sub kontraktor dan Supplier tersebut memuaskan (hasil sesuai spesifikasi teknis), maka kontraktor akan
terus menggunakan jasa dari sub kontraktor dan supplier selama proses pelaksanaan, jika tidak maka kontraktor akan mencari
pengganti dengan pihak lain yang berkompeten dibidangnya dan atas persetujuan dari direksi / Owner
3. Sistem Pelaporan
Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0% sampai 100% , yang
terkumpul dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan
kepada pemilik proyek.
Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan, Progress pekerjaan berupa harian
, mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing, Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kelancaran proses pekerjaan dsb dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistemmatis, rapi dan akurat dengan
melaksanakan prosedur-prosedur yang ada pada sistem Standard ISO 9001-2000 dan ISO-14001:2004
FLOW CHART (KOORDINASI PELAPORAN) Pelaporan Harian,
Bulanan, berisi:
Mingguan,
START - Foto-Foto
Bebas)
- Dsb
Persetujuan:
Pelaporan Harian, Mingguan,
- Konsultan Pengawas Bulanan, berisi:
Pelaksanaan Item Pekerjaan
<100% (periode sesuai yg
-Pengguna Jasa / Owner - Foto-Foto
dipersyaratkan)
- Asbuilt Drawing
- Dsb
Persetujuan:
- Foto-Foto
- Asbuilt Drawing
- Dsb
Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.
Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi dan serah terima pekerjaan.
Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi
Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK)
dan juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya.
SIMULASI ALUR KERJA DAN KOORDINASI : EKSTERNAL
Pendahuluan
• Alur Kerja Eksternal Proyek dirancang sebagai acuan koordinasi antara Tim Kontraktor – Konsultan MK –
Tim Owner dalam menjalankan proyek, yang dibuat dalam bentuk flowchart.
Start
Finish
Start
Cek • Brosur
OK OK Kelengkapan • RKS
Approval & Kesesuaian
Pembuatan • Sampel
4 hari 3 hari Dokumen Approval Material • Shop Dwg
Arsip Dok.
Registrasi dokumen Approval
approved Material
1 hari
Copy Copy
Distribusi dokumen • Lapangan
dokumen dokumen
approved • Komersial
approved approved
• Subkon
1 hari
Finish
Start
• Brosur
• RKS
OK OK Cek metode Pembuatan • Shop Dwg
Approval • Approval
4 hari 3 hari kerja Methods Statement Material
Arsip Dok.
Registrasi dokumen Methods’
approved Statement
1 hari
Copy Copy
Distribusi dokumen • Lapangan
dokumen dokumen
approved • Komersial
approved approved
• Subkon
1 hari
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Ijin Kerja
Start
• Shop Dwg
• Pengadaan
material
dan alat
Persiapan Lahan
Kerja
Cek
OK OK Kelengkapan
Pengajuan Ijin • Mapping Area Kerja
Approval & Kesesuaian
1 hari
• Checklist Pekerjaan
1 hari 1 hari Dokumen Kerja
Pelaksanaan
Pekerjaan
Start
Not Ok
• RKS
OK Ceklist OK Ceklist Not Ok Pelaksanaan • Shop Dwg
1 hari Eksternal 1 hari Eksternal Pekerjaan • Form Checklist
Not Ok
Ceklis
1 hari Internal
OK
Arsip Dok.
Registrasi dokumen checklist
approved Pekerjaan
1 hari
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Site Instruction
Start
• Kesalahan
Pembuatan Site pelaksanaan
Persetujuan 1 hari Instruction • Perubahan
desain
1 hari
Tindak lanjut
terhadap SI
1 hari
Finish
Start
Pelaksanaan Joint
Survey
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Kedatangan Material (Material On Site)
Start
Undangan Undangan
Pembuatan Undangan • Material On
Kedatangan Kedatangan Pemeriksaan Material Site
material material On Site
1 hari
Pelaksanaan
Pemeriksaan Material
On Site
Cek
OK OK Kelengkapan • Surat Jalan
Pembuatan Berita • Foto Dok.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Acara • Daftar Hadir
Start
• Contoh
Undangan Undangan Pembuatan Undangan
Pekerjaan
Pemeriksaan Mock Up
Mock Up Mock Up Terpasang
1 hari
Pelaksanaan
Pemeriksaan Mock
Up
Cek
OK OK Kelengkapan • Surat Jalan
Pembuatan Berita • Foto Dok.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Acara • Daftar Hadir
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Pelaksanaan Pengujian Material
Start
Pengambilan dan
Pelaksanaan Pengujian
Material
1 hari
Start
Cek
OK OK Kelengkapan • Volume
Pembuatan Laporan Pekerjaan
Approval & Kesesuaian • Personil &
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Harian
alat
1 hari
Copy Copy
Laporan Laporan Distribusi Copy
harian harian Laporan harian
1 hari
Start
Cek
OK OK Kelengkapan
Pembuatan Laporan • Rekap Vol.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Mingguan Mingguan
1 hari
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Laporan Bulanan beserta Dokumentasi
Start
Cek
OK OK Kelengkapan • Rekap Vol.
Pembuatan Laporan
Approval & Kesesuaian Bulanan
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Bulanan • Foto Dok.
1 hari
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan As Built Drawings
Start
OK • Shop
Approval OK Cek Pembuatan As Built Drawing
4 hari Gambar 3 hari Gambar Drawings • Pengukuran
Lapangan
Kebutuhan
Final
Account
Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
Alur Pengajuan Termyn (Tagihan)
Pembuatan BAP
1 hari
7 hari
Termyn Cair
Finish
• Perubahan
Volume
pekerjaan
(tambah/
kurang)
• Perubahan
Lingkup
Pekerjaan
Approval • Perubahan
Addendum Waktu
Pekerjaan
7 hari
• RAB Addendum
OK • Schedule
Registrasi Addendum
Dokumen Approved • Kontrak Addendum
1 hari
Penyesuaian
Pekerjaan
Start
Gambar
Lelang
Pembuatan
shopdrawin
g
1 hari
Persetujuan
Persetujuan
(Eksternal)
Arsip Registrasi
shopdrawin shopdrawin
g g
1 hari
Distribusi Copy Shop Copy Shop Copy Shop Copy Shop
Copy Shop Drawing Drawing Drawing Drawing
Drawing
1 hari
Finish *Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan
Alur Penunjukkan Supplier
Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
• Sho Lapangan Manager Manajemen
p
Dra Start
win
g
• RA
B
• RK
S Pengajuan
• Bro Approval
sur, Material
Dll
1 hari
Registrasi
Dokumen
Keluar
1 hari
Persetujuan
(Eksternal)
1 hari > 1M
Usulan Penunjuk-
Penunjukan
Supplier kan
1 hari
< 1M
Penetapan
1 hari 1 hari
Pemenang
1 hari
Finish
*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan
Alur Penunjukkan Subkon
Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
• Sho Lapangan Manager Manajemen
p
Dra Start
win
g
• RAB
• RKS
• App
rova
l Cari rekanan
Mat
erial 1 hari
Seleksi dan
evaluasi
rekanan
1 hari
Klarifikasi &
Negosiasi
1 hari
Penilaian
1 hari
Penunjuk-
Pengusulan Penunjukkan
kan >1M
1 hari
<1M
1 hari 1 hari
Penetapan
Pemenang
Finish
Abipraya
• Shop
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi Dewan
Dra Lapangan Manager 3 Manajemen
wing
• RAB
Start
• RKS
• Bros
ur
• Appr
oval Hitung Hitung
Kebutuhan Kebutuhan
Lapangan Lapangan
Cek Jenis 1 hari
Cek Volume
Material
1 hari 1 hari
Order
Material
1 hari
Cek Mutu &
Pendatangan
Material
Pembayaran Kesesuaian
Material
1 hari 1 hari
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pekerjaan Pekerjaan
Finish
Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
Lapangan Manager Manajemen
Arsip
Dokumen Finish
Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi Dewan
Lapangan Manager 3 Manajemen
• Mapping Area
Kerja
Start
• RAB
pelaksanaan
sesuai kontrak
Pembuatan Pembuatan
Dok. Opnam Dok. Opnam
• Mapping
• Foto
Dokume 1 hari Pembuatan
ntasi Sertifikat
Mutu & K3
Konfirmasi Verifikasi
Pekerjaan Volume 1 hari
Selesai Opnam
1 hari Sertifikat K3
1 hari
dan Mutu
Persetujuan
Opnam
1 hari
Pembayaran
Opnam
14 hari
Finish
5. Alat
Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus
Menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh pekerjaan.
6. Subkontraktor
Mengurangi lingkup pekerjaan subkontraktor yang bermasalah dan menggantinya dengan subkontraktor yang terpercaya.
Mengambil alih pekerjaan subkontraktor yang berpotensi terlambat.
Jumlah subkontraktor pada suatu pekerjaan diusahakan lebih dari satu.
Meminta setiap subkontraktor agar menempatkan wakilnya yang dapat memutuskan masalah.
Aktif komunikasi via surat untuk masalah—masalah yang krusial
7. Tenaga Kerja
Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih produktif. Durasi pekerjaan proyek konstruksi sangat tergantung
pada produktifitas tenaga kerja.
Menambah jam kerja atau lembur. Lembur yang efektif adalah sampai dengan jam 24.00. Di atas jam tersebut biasanya
produktifitas menurun.
Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja. Waktu yang hilang atas ketidakdisiplinan tenaga kerja berdampak cukup besar.
Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja. Tempat tinggal yang tidak sehat, akan menyebabkan tingginya angka
pekerjaan yang sakit. Hal tersebut akan menambah loss time di proyek.
Aktif berkomunikasi dengan pekerja mengenai kesulitan pelaksanaan dalam event meeting atau safety talk
Memberikan training secara rutin kepada pekerjan agar keahlian pekerja meningkat sehingga akhirnya produktifitasnya
bertambah.
Menyediakan tempat istirahat pekerja pada lokasi yang sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan
Meniadakan warung di dalam dan sekitar lokasi proyek. Adanya warung akan membuat waktu istirahat pekerja lebih panjang.
Disarankan untuk mengkoordinir pengadaan makan pada saat istirahat pekerja. Ini akan memangkas waktu hilang yang
menurunkan produktifitas.
Tenaga kerja harus disebar pada area pekerjaan sedemikian masih tetap dapat dimonitor dengan baik. Jangan menyebarkan
pekerja pada area yang terlalu luas sehingga menurunkan tingkat pengawasan
8. Design dan Metode Pelaksanaan
Aktif menemukan metode pelaksanaan baru yang lebih efisien dan efektif dari pada metode eksisting.
Aktif mengevaluasi metode pelaksanaan yang ada sehingga didapatkan metode pelaksanaan yang paling efisien dan efektif.
Melakukan review design sedemikian design yang baru memberikan waktu penyelesaian yang lebih singkat dengan tanpa
mengabaikan kehandalan fungsi design.
Membuat metode pelaksananaan sedemikian dapat meminimalisir dampak cuaca buruk. Misalnya mempercepat pekerjaan struktur
agar pekerjaan finishing dapat segera dimulai. Contoh lain adalah menyediakan atap terpal sehingga pekerjaan dapat terus
dilaksanakan walaupun terjadi hujan.
Melakukan review design sehingga volume pekerjaan yang kritis berkurang
9. Kontrak
Melakukan negosiasi ulang kontrak apabila penyebab keterlambatan adalah karena kontrak.
Mencatat secara harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menjadi penyebab keterlambatan serta menyampaikan dengan
surat kepada Owner dimana hal-hal tersebut secara kontraktual dapat menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan proyek /
addendum waktu.
Kalaupun ada pekerjaan tambah dan kurang, harus didasarkan pada upaya melakukan percepatan. Usahakan pekerjaan tambah
adalah pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis dan memiliki durasi pekerjaan yang singkat. Demikian pula dengan pekerjaan
kurang haruslah pekerjaan yang berada di jalur kritis dan memiliki durasi yang panjang dimana aspek fungsi konstruksi masih
dapat dipertahankan.
10. Site
Mengevaluasi site dan penataannya. Perhatian pada alur proses pekerjaan dan material. Site harus dievaluasi agar
menghasilkan suatu design site yang menghasilkan alur proses yang efektif atau jalur alur sependek mungkin
Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat menghalangi alur proses dan material. Contoh adalah jalan kerja harus
memadai.
Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air berpotensial menghambat laju pergerakan alur proses pelaksanaan dan
material.
Lokasi site harus diupayakan dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis para pekerja
yang bekerja di proyek.
Memastikan akses masuk proyek sedemikian arus keluar masuk material tidak terhambat
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Dari masing – masing group kerja tersebut di pimpin oleh seorang mandor, dan untuk pekerjaan yang khusus seperti pekerjaan pemeliharan Jembatan
dikerjaan oleh sub kontraktor yang telah ditunjuk.
1. PEMBAGIAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR
Zoning pekerjaan struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi
tulangan dan beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
Lahan yang tersedia untuk stok material
Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur. Arah pekerjaan struktur akan
menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
2. PENGATURAN JAM KERJA / SHIFT WAKTU
Perhitungan kebutuhan sumber daya dibutuhkan baik pada siang hari maupun malam hari baik pada musim hujan maupun musim kemarau,namun
kebutuhan ini lebih dominan pada pelaksanaan pekerjaan malam hari dan pada musim hujan. Manajemen pengaturan pekerjaan dimalam hari ada
beberapa hal yang dilakukan antara lain:
• Pekerja yang bekerja didalam proyek di bagi manjadi 2 shift (kerja pagi dan kerja malam).
• Pemasangan penerangan diarea yang akan dikerjakan untuk mendukung pekerjaan .
• Pemeriksaan pekerjaan secara berkala dengan bekerjasama dengan instansi kesehatan disekitar proyek.
• Penyediaan bahan dan alat yang memadai sehingga pekerjaan dalam terus dilaksanakan
• Penyediaan alat pelindung diri untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
• Pengajuan izin kerja lembur setiap hari untuk memonitoring pekerjaan.
Manajemen pengaturan pekerjaan ketika musim hujan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain:
Pembuatan los/bedeng pekerja sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan meskipun cuaca hujan.
Pelindungan terhadap material yang sensitif cuaca agar material tidak rusak atau cacat
Pemasangan rambu pada lubang bekas bongkaran mengamankan pekerja dari kecelakaan kerja.
Pengaturan Jam Kerja malam Hari
Pengaturan jam kerja normal pada pelaksanaan proyek sampai jam 22.00 WIB kecuali ada pekerjaan khusus yang membutuhkan kerja sampai 24 jam
(pengecoran) atas ijin Manajemen Konstruksi.Untuk lembur pada malam hari dibagi menjadi dua shift :
- shift yang 1 = Jam 08.00 s/d 17.00 WIB
- shift yang 2 = Jam 17.00 s/d 22.00 WIB (atas ijin MK)
Pengaturan waktu kerja dimaksud untuk memastikan pekerja dalam kondisi bugar saat bekerja, pertimbangan safety (K3) dan sebagai antisipasi
percepatan pekerjaan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan on time kontraktor dapat melaksanakan pembangunan sesuai dengan schedule. Selain itu,
sebelum melakukan pekerjaan semua pekerja mengikuti tool box meeting untuk diberikan penjelasan tentang pekerjaan yang akan dikerjakan oleh
pekerja di lapangan, dan hal-hal khusus yang perlu diperhatikan demi kelancaran pekerjaan dan keamanan pekerja.
Jam kerja malam hari bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan lalu lintas ataupun gangguan terhadap lingkungan sekitar jika pekerjaan tersebut
dilaksanakan pada siang hari.
b. Pengaturan Jam kerja Di Musim Hujan
- Salah satu hambatan pelaksanaan proyek adalah musim hujan. Pada saat terjadi hujan pengamanan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara
penyiapan APD (Alat Pelindung Diri), Meliputi :
1. Helm
2. Mantel (Jas Hujan)
3. Sarung tangan karet
4. Sepatu boot anti air
5. Kaca mata
6. Penutup Telinga
- Meminimalkan dampak pengaruh musim hujan terhadap kelancaran pelaksanaan pekerjaan antara lain :
1. Penutup area kerja yang terbuka dengan terpal sebagai penutup apabila hujan tiba,
2. Penanggulangan banjir atau genangan air hujan membuat saluran pembuangan air permukaan akibat hujan,
3. Mencegah pencemaran dan dampak terhadap lingkungan
4. PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK
Percepatan dilakukan dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja, jam kerja, serta kombinasi antara penambahan jumlah peralatan
dan jam kerja serta digunakan metode penjadwalan dalam time schedule.
PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK
2. Laporan harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara pelaksana dan pengawas harian sebagai tanda persetujuan. Apabila
terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan persoalan kepada konsultan pengawas harian/ kepada
pelaksana untuk mendapatkan penyelesaian.
3. Laporan Mingguan
Membuat laporan mingguan yang berisikan kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai minggu
dimaksud. Laporan ini harus dijilid sebanyak 5 (lima) rangkap dan diserahkan kepada pemberi tugas dan atau konsultan pengawas
paling lambat pada hari senin siang.
Penanggung
Penanggung Jawab
Jawab
Pelaksana Pelaksana
Pekerjaan Pekerjaan
Jembatan Jalan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
B. PROGRAM K3L
PROSEDUR K3L
KOMITMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
MISI
“Menyediakan produk konstruksi bermutu tinggi secara profesional dan berkelanjutan.”
Artinya :
1. Memberikan produk yang bersaing dalam hal harga, mutu, pelayanan dan ramah terhadap lingkungan serta
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja..
2. Bekerja secara efisien menurut standar yang unggul dan diakui secara internasional (ISO, OHSAS, SMK3, SNI,
COSO, MBCfPE, dll).
3. Selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder.
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
WAJIB TERPASANG DI AREA KANTOR (LUAR)
1. Kebijakan lengkap, P2K3 dan sertifikat Perusahaan (ISO, SMK3, dll.) di ruang PM, ruang Meeting dan ruang
Tamu.
2. Tersedia APAR.
3. Tempat Ibadah.
4. Kamar mandi (dipisahkan laki dan wanita) apabila ada kary. wanita.
5. Ruang Meeting (Ukuran panjang lebar menyesuaikan)
6. Ruang Tamu (Ukuran menyesuaikan)
7. Tempat sampah biasa di masing2 ruangan.
8. Meja kerja selalu rapi dan barang/kertas2 yang tidak terpakai untuk tidak ada di atas meja.
PROSEDUR K3
Besi tidak diletakan langsung Material On Site Tertata Dengan Baik & Rapi
diatas tanah
Formwork disusun dengan Formwork ditata dan Besi dipilah menurut Hasil Pabrikasi
RAPI dipilah ukuran ditata Rapi
PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA
• Eye wash
• Kotak pasir (untuk
tumpahan)
• Safety Data Sheet
• Rumah Solar
• Rumah Genset
• TPS B3
• Grounding
PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA
WASHING BAY
Pembersihan & Perawatan Berkala
Jalan yang dilalui sebagai akses material akan menjadi kotor dan
berdebu. Solusi permasalahan ini adalah dengan melakukan
pembersihan / penyiraman / penyemprotan jalan dengan
menggunakan air secara berkala.
Papan nama proyek yang mencangkup nama kontraktor, lokasi pekerjaan dan lamanya pekerjaan,
informasi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan.
Papan nama proyek dijaga sedemikian rupa supaya reflektif, bebas debu, bersih dari coretan agar dapat
dibaca pemakai jalan pada malam hari.
Media Informasi lainnya perlu disampaikan kepada penngguna jalan melalui: Spanduk, Radio, televisi,
Surat Kabar, atau leaflet sebelum pelaksanaan, dan biasanya pemberitahuan melalui radio dan televisi
bersifat dinamis dan dapat menjelaskan situasi terakhir.
Untuk penanganan keluhan terkait traffic management plan, akan dilakukan sosialisasi terkait kegiatan
proyek selama pelaksanaan pekerjaan pemindahan material, termasuk dampak-dampak yang akan
terjadi. Sedangkan keluhan dapat disampaikan melalui bidang Humas,
PENGUKURAN K3 DAN LINGKUNGAN
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
c. Referensi
• Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• Undang – undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• PP RI Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
• Peraturan pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3
• Peraturan pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang perubahan atas pengelolaan limbah B3
• PerMen LH No. 14 tahun 2013 tentang simbol dan lebel limbah B3
• PerMen LH No. 30 tahun 2009 tata cara perizinan limbah B3
d. Definisi
• BAPEDAL : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan adalah instansi pemerintah yang mengawasi dampak lingkungan
yang dihasilkan dari proses produksi
• LB3 : Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
• MENLH : Menteri Lingkungan Hidup
• PP : Peraturan Pemerintah
SOP PENANGANAN LIMBAH B3 (LANJUTAN)
e. Prosedur
Persyaratan Umum Tempat / Lokasi Penyimpanan Limbah B3
• Merupakan daerah bebas banjir dengan jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 100 meter
• Tempat penyimpanan limbah B3 harus kedap air dan harus dibuatkan bak penampungan untuk antisipasi apabila
terjadi kebocoran
• Tempat penyimpanan harus diindentifikasi (diberi rambu – rambu atau label) dan memiliki persediaan pemadam api /
kebakaran yang memadai.
• Memiliki tempat bongkar muat limbah B3 yang memadai denganlantai kedap air
Domestik (sampah
Non Domestik (sisa
warung, kantor, bedeng,
pekerjaan konstruksi)
& sampah dari pekerja)
Pemisahan Pemisahan
Layak
Organik Anorganik Pakai
Pengumpulan Pengumpulan
Saluran Washing
Bio Septic bay
Tersier
Tank
(lokal)
Bak
Kontrol
Bak
Kontrol
Saluran Sekunder
(Riol Proyek)
Saluran
Sungai/Kali Primer
(Riol Kota)
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
Pemantauan
Tindakan Perbaikan
Mesin/Alat
Tumpahan
Limbah B3
Limbah B3
Pewadahan
Pengumpul
Limbah
Proyek B3
Pengangkutan
Pembuangan Akhir
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
RUANG LIMBAH B3
RUANG LIMBAH B3
LIMBAH B3
LIMBAH B3
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3
Penanganan Terhadap Tumpahan Limbah B3
1 Tumpahan Kecil Tidak ada Koordinator Jika terjadi tumpahan dalam jumlah kecil
Berupa ceceran area/Petugas yang (ceceran), segera lap dengan kain majun
telah ditunjuk Buang kain majun yang digunakan kedalam
tempat sampah B3
2 Tumpahan Sirine Koordinator Beri tanda pekerja agar tidak memasuki area
dalam jumlah area/Petugas yang tumpahan
besar telah ditunjuk Lokalisir tumpahan agar tidak meluas
(kebocoran Siram pasir diatas tumpahan
tangki atau Buang pasir kedalam drum Penampungan
drum) limbah B3, setelah semua tumpahan terserap
Bersihkan sisa tumpahan dengan detergen
Siram dengan air secukupnya
Keringkan dengan kain lap
Alat penyerap tumpahan(pasir/lap/serbuk
gergaji) yang terkontaminasi tumpahan B3
harus ditangani sebagai limbah B3
(dikumpulkan ke tempat sampah B3)
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
Identifikasi Sumber Limbah B3 (koordinasi tim K3 termasuk proses
mobilisasi menuju lokasi pekerjaan)
Sumber Area
NO Limbah Tindakan Pencegahan dan Penanganan
Limbah Tumpahan
1 Aspalt Proses AMP Tempat Penyimpanan Drum Aspal di cor Lantai Kerja
Pencampuran Proses Handling yang benar untuk aspal drum
Aspalt Aoabila terjadi tumpahan, aspal dapat di kumpulkan dan di gunakan
kembali
Apabila terjadi di luar area AMP, aspal harus di kumpulkna dan dibawa
ke lokasi AMP
2 Solar Proses AMP Pencegahan dengan membuat rumah solar yang dilengkapi dengan :
Pencampuran 1. Bundwall kapasitas 80% tangki tunggal dan 60% tangki ganda
Aspalt 2. Penyalur petir dan grounding tangki dan truk tangki pengiriman
3. Ruang semi permanen dan terdapat ventilasi
4. Kotak pasir untk penanganan tumpahan
5. APAR powder
6. MSDS
7. Eyewash
8. Lampu non Explosive
3 Beton Proses Batching Pencegahan dengan membuat bak penampungan sisa beton dengan :
pengecoran Plant 1. Membuat bak pembuangan
2. Membuat bak sedimentasi berjumlah 3 bak dengan urutanm bak
pembuangan, sedeimentasi 1, sedimentasi 2, dan sedimentasi 3.
3. Setelah bak sedimentasi 3, air dapat dialirkan ke luar
4. Hasil endapan beton dapat diangkat setelah mengering (padat)
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI
Kerjasama Medical Check Pengukuran
Asuransi Ruang P3K TOILET
Dengan Faskes Up Lingkungan
• PMI • BPJS • Petugas P3K • Awal • Air Bersih • Toilet Portable
• Puskesmas Ketenagakerjaan • Perawat • Berkala • Air Minum Di lokasi kerja
• Rumah Sakit • BPJS Kesehatan Hiperkes • Khusus • Air Limbah • Toilet di kantor
• Kotak P3K dan • Suhu lapangan
isinya • Kelembaban
• Tandu • Pencahayaan
• Tabung Oksigen • Udara Ambient
• Emisi gas Buang
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI
Asuransi
• BPJS
Ketenagakerjaan
Ruang P3K
• Petugas P3K
• Perawat Hiperkes
• Kotak P3K dan isinya
• Tandu
• Tabung Oksigen
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI
LAPORAN
LAPORANBULANAN
BULANANKINERJA
KINERJALINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Proyek :
Proyek :
Lokasi :
Lokasi :
Periode :
Periode :
Penilaian
No. Pencemaran Air Penilaian Bobot Hasil
No. Pencemaran Air Ya Tidak Bobot Hasil
Ya Tidak
1 Instalasi sanitasi dikelola dengan benar (sesuai shop drawing)
1 Instalasi sanitasi dikelola dengan benar (sesuai shop drawing)
2 Memiliki tempat pembuangan sampah sementara (Organik & Anorganik)
2 Memiliki tempat pembuangan sampah sementara (Organik & Anorganik)
3 Pembuangan sampah telah dikelola dengan baik
3 Pembuangan sampah telah dikelola dengan baik
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase
Penilaian
No. Pencemaran Udara Penilaian Bobot Hasil
No. Pencemaran Udara Ya Tidak Bobot Hasil
Ya Tidak
1 Pengukuran Emisi Gas Buang
1 Pengukuran Emisi Gas Buang
2 Pengukuran Tingkat Kebisingan
2 Pengukuran Tingkat Kebisingan
3 Pengukuran Tingkat Getaran
3 Pengukuran Tingkat Getaran
H
Jumlah
Jumlah
Presentase
O
Presentase
T
Penggunaan Sumber Daya Alam Penilaian
No. Penggunaan Sumber Daya Alam RBP REALISASI DEVIASI Penilaian Bobot Hasil
No. Secara Efisien RBP REALISASI DEVIASI Ya Tidak Bobot Hasil
Secara Efisien Ya Tidak
N
1 Pemakaian Kayu (M3)
1 Pemakaian Kayu (M3)
2 Pemakaian BBM (Ltr)
CO
2 Pemakaian BBM (Ltr)
3
3
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase
Penilaian
No. Estetika Penilaian Bobot Hasil
No. Estetika Presentasi % Bobot Hasil
Presentasi %
1 Hasil penilaian house keeping assesement
1 Hasil penilaian house keeping assesement
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Nilai Pencapaian Environmental Performance
Nilai Pencapaian Environmental Performance
Keterangan :
Keterangan :
1 : Memenuhi
1 : Memenuhi
0 : Tidak Memenuhi
0 : Tidak Memenuhi
NA : Tidak Ada Penilaian
NA : Tidak Ada Penilaian
Tangerang, ......................... 2014
Tangerang, ......................... 2014
H
Sub Total 19 Sub Total 55 Pekerja Uditch 11
O
Security 4
T
Sub Total 283
N
2. KINERJA K3L
CO
Kumulatif Pekerja
Informasi yang diperlukan Satuan Jumlah
PT Brantas Subkontraktor Total
Total Pekerja Orang 357 74 283 357
Total Manhours Jam Org 8 Jam 592 2264 2856
Near Miss (Hampir Celaka) Kali -
Kecelakaan (Fatality) Kali -
Kecelakaan Ringan Kali -
Kecelakaan Sedang Kali -
Kecelakaan Berat Kali -
Kecelakaan Property Damage Kali -
Kecelakaan Pencemaran Lingkungan Kali -
Lost Time Injuries (LTI) Hari -
FR (Frekuensi Rate) Kejadian -
SR (Saverity Rate) Hari -
Biaya Pengobatan (Rp) Rupiah -
Jumlah Kecelakaan Kali -
Jumlah Safety Induction yang Kali -
Jumlah Temuan Inspeksi/Patrol Temuan 4 4
Jumlah Izin Kerja yang Dilakukan Kali -
5. ASPEK K3L
Kondisi
No ITEM ASPEK K3 Keterangan
Baik Buruk
1 Alat Pelindung Diri (APD) v
2 Alat Pengaman Kerja (APK) v
3 Rambu-Rambu/Slogan K3L v
4 Alat Berat (excavator) -
5 Alat Berat (mobil crane) v
6 Alat Berat (bor Pile) -
7 Lift Alimax -
8 Genset -
H
9 Tabung bertekanan (LPG, Oxigen) -
O
10 Permesinan -
T
11 Perizinan v
N
12 Pekerjaan Ketinggian -
13 Pekerjaan Penggalian -
CO
14 Perkerjaan Pengelasan -
15 Perancah, Scaffolding -
16 Pekerjaan Pembongkaran -
17 Tenaga Kerja Sementara -
18 MSDS -
19 Pengelolaan B3 dan LB3 -
20 Label B3 -
21 Instalasi kelistrikan, Kabel, Panel -
22 Alat emergency (Alarm, APAR, P3K) v
23 Kebersihan, Kerapihan Lingkungan v
24 Keet Proyek -
25 Barak Pekerja -
26 Pos Security/Pos Jaga -
27 Ruang Mesin -
28 Jalan Sementara v
29 Penanganan Sampah v
30 Penempatan Alat Material v
31 Penempatan Material v
32 Gudang Terbuka -
33 Gudang Tertutup v
34 Los Kerja Kayu -
35 Los Kerja Besi -
36 Papan Nama v
37 Pagar Proyek -
38 Kartu Pengenal -
39 Tempat Makan Pekerja v
40 Toilet v
CONTOH LAMPIRAN LAPORAN HARIAN HSE INSPECTOR
Lampiran Dokumentasi Temuan Ketidaksesuaian dari Item Aspek K3 dan Temuan Inpeksi/Patrol
H
pastikan driver dalam kondisi sehat
pada saat mengendara
O
5. gunakan APD yang sesuai ketika
T
memasuki area kerja
N
6. lakukan pengawasan
CO
DOKUMENTASI POTENSI BAHAYA REKOMENDASI
1. tangan / kaki terkena benda tajam pada 1. lakukan safety induction pada setiap
saat melakukan pekerjaan pemasangan joint anggota baru
silent 2. 2. lakukan safety talk sebelum
posisi/cara kerja yang salah atau tidak melakukan aktifitas kerja
ergonomi sehingga mudah lelah 3. gunakan APD yang sesuai
4. lakukan pengawasan langsung
1. tangan / kaki kejatuhan hand tools 1. lakukan safety induction pada setiap
2. tangan terpukul hand tools pada saat pekerja baru
kerja manual pembersihan u ditch 2. lakukan safety talk pada pekerja
3. gunakan APD yang sesuai
4. lakukan pekerjaan sesuai dengan
SOP 5. lakukan pengawasan
H
di sekitar pengurugan CTB
O
- Melengkapi APD berupa Pekerja tidak terkena UU no 1 Tahun 1970 Tentang
T
masker dan kacamata penyakit akibat kerja Keselamatan Kerja
N
pada pekerja
CO
3 - Debu CTB - Pekerja Menggunakan Mengawasi pekerjaan Lokasi bersih, pekerja Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
masker pada saat berada dan melengkapi APD tidak terkena ISPA Tahun 1999
di sekitar pengurugan CTB
Melengkapi APD berupa Pekerja tidak terkena UU no 1 Tahun 1970 Tentang
masker dan kaca mata penyakit akibat kerja Keselamatan Kerja
pada pekerja
- Mobilisasi kendaraan - Tidak berdebu d area - Penyiraman halaman Jalan tidak berdebu Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
material service road dan sekitar setiap saat Tahun 1999
area proyek
- Tidak ada kotoran tanah - Washing ban dan Service road bersih UU no 1 Tahun 1970 Tentang
yang menempel pada ban pembersihan jalan setiap Keselamatan Kerja
kendaraan sehingga saat
mengotori jalan service
road
K Pekerjaan Rigid
1 - Mobilisasi kendaraan - Tidak berdebu d area - Penyiraman halaman Jalan tidak berdebu Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
material service road dan sekitar setiap saat Tahun 1999
area proyek
- Tidak ada kotoran tanah - Washing ban dan Service road bersih UU no 1 Tahun 1970 Tentang
yang menempel pada ban pembersihan jalan setiap Keselamatan Kerja
kendaraan sehingga saat
mengotori jalan service
road
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) untuk mencegah kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
( PAK ).
• Sistem manajemen lingkungan, untuk menciptakan proses kerja yang ramah lingkungan dan mencegah pencemaran
lingkungan.
• Sistem manajemen perlindungan informasi untuk mejaga kerahasiaan dan menyediakan informasi yang akurat.
• Pedoman SOP ( Standard Operasional Perusahaan ) berdasarkan prinsip – prinsip good corporate governance ( GCG )
dalam mematuhi dan melaksanakan perundangan yang berlaku atau ditetapkan.
2. Pemenuhan Peraturan Perundang – undangan dan Persyaratan Lainya a. Acuan Dasar Hukum dan Referensi
• Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
• UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
• Peraturan menteri PU No.09/PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ( SMK3 )
• Seluruh undang – undang dan peraturan pemerintah RI yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri pada area yang telah ditentukan berupa Helm, Tali dagu, Sepatu (standar safety) dan Rompi jaring (Bagi
pekerja)
Ketentuan ini diberlakukan untuk seluruh ;
2. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang berstandar SNI dan Alat Pengaman Kerja (APK) untuk semua pekerjanya sesuai jenis pekerjaanya
d) Helm, Tali dagu Sepatu (Standar Safety) dan Rompi jaring (Untuk Pekerja)
e) Full Body Harness untuk pekerjaan di atas ketinggian atau kedalaman 2 (Dua) meter
f) Face Protection/ Alat Pelindung wajah dan kaca mata untuk pekerjaan pemotongan besi, kaca, pembobokan, pembongkaran dan
lainnya
g) Kaca mata / Kedok las, Sarung tangan las, Masker, Body protector dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
h) Flashback arrestor di regulator tabung Elpiji,Oksigen dan meletakkan tabung dalam rangka tabung/ rangka besi.
i) Sarung tangan untuk pekerjaan pemancangan, pengeboran, pembesian, pembongkaran bekisting, pembobokan, finishing,
pengangkatan material serta pembersihan.
j) Masker untuk pekerjaan pengelasan, fogging, pembersihan dan berada di area berdebu.
k) Earplug atau Earmuff untuk pekerjaa di area dekat dan di dalam ruang mesin, genset dan area dengan kebisingan tinggi.
3. Setiap pekerja yang baru masuk,sebelum melakukan aktifitas wajib melapor ke petugas HSE untuk di induction dan dibuatkanID Card/ tanda
pengenal pekerja dengan membawa KTP/ SIM asli yang masih berlaku dan foto copy KTP/ SIM masing masing pekerja
4. Wajib menyediakan Alat pemadam api ringan (APAR) dari jenis Dry Chemical (Serbuk) yang masih aktif dalam kondisi baik, untuk di letakkan
diruang mesin, Excavator, Tower crane pada pekerjaan pengelasan, Gudang material dan lainnya (kecuali mandor).
10 GOLDEN RULE SAFETY HEALTH & ENVIRONMENTAL
5. Pimpinan subkontraktor/ mandor wajib mengikuti HSE Talk/Toolbox Meeting dan HSE meeting mingguan yang minimal diadakan sekali
dalam sebulan. Wakil subkontraktor, wakil mandor, pekerja wajib mengikuti HSE talk/Toolbox Meeting sesuai dengan scheedule.
6. Semua Subkontraktor dan Mandor harus menjaga kebersihan lingkungan kerja disekitarnya, termasuk sirkulasi udara/ ventilasi udara
diruangan kantor, barak pekerja maupun di gudang yang digunakan
7. Setiap Subkontraktor dan Mandor Wajib membuat Surat Izin Kerja (SIK)/ Permit To Work (PTW) sebelum melakukan aktifitas di
lapangan
8. Selama bekerja dan berada di lingkungan proek semua pihak tidak dibenarkan/ dilarang keras :
a) Melepas atau tidak menggunakan Alat Pelindung diri (APD) yang seharusnya digunakan pada saat bekerja Seperti, Pakaian, Helm,
Sepatu, Kaos Kerja, dan alat pelindung diri lain nya sesuai dengan jenis pekerjaan dan area kerja
b) Melakukan pekerjaan tanpa menggunakan Surat Izin Kerja (SIK)/ Permit to Work (PTW) yang telah disetujui oleh petugas
Health, Safety & Environment (HSE)
c) Membuang sampah bukan pada tempatnya
d) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah rusak atau tidak layak di gunakan
e) Menggunakan pakaian/ Baju tanpa lengan, Celana pendek dan celana Panjang robek.
f) Bekerja di atas ketinggian lebih dari 2 (Dua) meter tanpa menggunakan Full body Harness
g) Menggunakan Alat listrik yang tidak layak pakai dan kabel alat tidak di lengkapi dengan steker
h) Tidak membersihkan area kerja sebelum dan setelah bekerja
j) Menggantung dan menjemur pakaian di atas panel/ kabel listrik dan meletakkan pakaian bukan pada tempatnya .
k) Membawa dan mengkonsumsi obat obatan telarang (Narkoba), Minuman keras/ Bekadar alkohol serta zat aktif yang dilarang
secara hukum.
10 GOLDEN RULE SAFETY HEALTH & ENVIRONMENTAL
b) Merusak fasilitas Safety, Health & Environmental seperti rambu rambu, Safety line, Baricade, Railing pengaman,
Tabung Apar, Bedeng pekerja dan Fasilitas lainnya.
c) Mengeluarkan barang jenis apapun dari dalam proyek tanpa surat izin resmi
9. Wajib menyediakan petugas HSE untuk pengawasan terhadap masing-masing pekerjanya (kecuali mandor).
10. Memiliki jasmani dan rohani yang sehat, memiliki budi pekerti yang baik dan menjalankan ibadah keagamaan sesuai
agamanya.
PUNISHMENT
SANKSI DENDA
PELANGGARAN HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENTAL
1. Tidak menggunakan Helm, atau menggunakan helm rusak dan tanpa isi helm saat bekerja maupun pada saat berada di area lokasi
kerja
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
2. Tidak menggunakan sepatu saat bekerja.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
3. Tidak menggunakan seragam,kaos /Bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek saat bekerja maupun pada saat berada di lokasi
area kerja .
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
4. Tidak menggunakan Full Body Harness atau tidak mencantolkan full Body Harness saat bekerja pada ketinggian di atas 2 (Dua) meter
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek)
5. Tidak menggunakan stekker listrik untuk peralatan yang menggunakan arus listrik.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek)
6. Merokok pada saat bekerja di area yang ada tanda larangan merokok,atau pada gudang/tangki BBM yang mengandung bahan mudah
terbakar
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
7. Membawa dan Mengkonsumsi Obat-obatan terlarang (Narkoba) dan meminum,minuman keras / kadar ber alcohol serta zat aktif yang
dilarang secara hukum.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
PUNISHMENT
8. Berkelahi,Berjudi,Melakukan pencurian maupun melawan tindakan melawan hukum lainnya . Sanksi Denda : Disesuaikan
dengan kebijakan proyek
9. Merusak Fasilitas Safety,Healt & Environmental seperti, Rambu rambu K3,Safety line,Railing pengaman, tabung APAR,
baricade, bedeng pekerja dan lainnya.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
10. Mengambil fasilitas yang telah disediakan oleh PT.BRANTAS ABIPRAYA (Persero) untuk keperluan pribadi seperti
lampu,Kabel,listrik dan lainnya
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
11. Mengeluarkan barang jenis apapun dari area proyek tanpa surat izin resmi
12. Buang air besar dan Buang air kecil sembarang tempat.
14. Membuat dan menyalakan api yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran
16. Tidak memasang flashback arrestor pada tabung bertekanan (Oksigen maupun Elpiji) yang digunakan
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
PUNISHMENT
17. Tidak mengikuti HSE Talk mingguan ;
• Pekerja
• Perusahaan / Mandor
21. Tidak mengajukan PTW/Izin kerja dan JSA (Job safety analysis) sebelum melakukan pekerjaan
KETERERANGAN:
3. Pekerja yang melanggar peraturan/ Tata tertib lebih dari 2 (Dua) kali,Langsung di keluarkan.
4. Sanksi akan di potong melalui Opname/ Penagihan Progress Pekerjaan
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
PENGHENTIAN PEKERJAAN
CONTOH
Syarat memiliki SWA adalah minimal
memiliki Sertifikat Ahli Muda K3
Konstruksi
FORMULIR INFORMASI KECELAKAAN KERJA
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
EVALUASI KINERJA K3L
Waskita-Adhi-Abipraya
Waskita-Adhi-Abipraya
KSO
KSO
CONTOH
PERIODE: BULAN ............. 20... PERIODE: BULAN ............. 20...
PROYEK : ......................................................................
ALAMAT : ........................................................................................ PROYEK : ......................................................................
PHONE : .............................................. ALAMAT : ........................................................................................
EMAIL : ......................................................... PHONE : ..............................................
EMAIL : .........................................................
MONITORING FORM
CONTOH
MONITORING FORM
CONTOH
MONITORING DAN EVALUASI K3L
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
CONTOH
PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
IJIN KERJA BERBAHAYA
JOB SAFETY ANALYSIS
Doc No: 0062 /HSE/AK/IX/16
TO H
Dust/weldingmask
Cartridge-filter mask
SCBA/SABA
Coveralls
Chemical clothing
Leather/chemical gloves
Safety harness/lifelines
Life vest
Leather/chemical boots
Hard hats
Welding helmet
Others
N
CO
IF YOU DON’T MEET THE REQUIREMENTS AS STATED IN THIS PROCEDURE DO NOT PROCEED WITH PERFORMING THE JOB
Risk Level Safety Shoes
Machine/Equipment/Tool Potential Hazard/Loss before Control Statement Risk Level
JOB STEP involved in each step Mitigate after Mitigate
(H,M,L)
1 Safety Breefing PTW Kesalahan dalam penulisanTidak L Periksa Permit/Izin L
JSA disampaikan ke pekerja
Topik yang dibicarakan tidak dapat L Harus dilakukan Breefing Sebelum L
dipahami dengan benar dimulainya pekerjaan terutama yang terlibat
Salah hazard identifikasi L langsung L
TO H
N
CO
JOB SAFETY ANALYSIS
IDENTIFIKASI RISIKO/PELUANG PENILAIAN AWAL RISIKO/PELUANG PENGENDALIAN RISIKO PENILAIAN AKHIR RISIKO/PELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengendalian Risiko
Kesesuaian 1. Menghilangkan risiko
Tingkat Awal Toleransi Tingkat Awal Toleransi
Kondisi Risiko/Peluan Peraturan Nilai Kategori Kategori
Potensi Bahaya & Aspek Peraturan Perundangan Nilai Risiko / Risiko / 2. Substitusi risiko Nilai Nilai Risiko / Risiko /
NO Aktifitas, Produk dan Jasa K3/L (R, NR, N, Potensi Risiko/Peluang g Perundangan Kemungkina Risiko / 3. Engineering Risiko /
Lingkungan Terkait Keparahan Peluang Peluang Kemungkinan Keparahan Peluang Peluang
AN, E) (R / P) (S, TS, SS, n Peluang Peluang
(10 x 11) ( Y/T) 4. Administrasi (16 x 17) ( Y/T)
TA) 5. APD
1 Pekerjaan Beton
A Perapian area Pekerja tidak menggunakan Kaki pekerja luka oleh benda 1. Melakukan TBM sebelum
- UU No. 1 tahun 1970
sepatu safety saat bekerj tajam sekitar area paron bekerja
- PP No. 50 tahun 2012
K3 R R S 3 4 12 Menengah T 2. Memberikan pengarahan 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun
kepada pekerja untuk
1980
menggunakan APD
Material bekas perapian tidak Dapat terkena pesawat yang - UU No. 1 tahun 1970 1. Mengunakan pagar pembatas
tersusun rapi sedang melintas - PP No. 50 tahun 2012 areal kerja dengan arela aman
Debu berterbangan Memberikan dampak yang - Permenaker No. 01 Tahun 2. Menyiapkan termporary
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Rendah Y
kurang nyaman pada 1980 stockyard pada areal kerja
penumpang 3. Menyiram secara rutin areal
kerja
B Pembesian Sling angkut besi tidak dalam Material besi menimpa - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan pngecekan alat
kondisi baik pekerja - PP No. 50 tahun 2012 angkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 2. Melakukan TBM sebelum
1980 bekerja
Sisa potongan besi Dapat melukai pekerja dan - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan pembersihan areal
OH
stake holder proyek - PP No. 50 tahun 2012 kerja secara rutin
R - Permenaker No. 01 Tahun S 3 3 9 Menengah T 2. Potongan besi dikumpulkan 1 1 1 Rendah Y
1980 pada satu tempat
3. Melakukan area wajib APD
Perakitan besi Tangan pekerja tergores oleh - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan TBM saat
NT
K3 R
besi - PP No. 50 tahun 2012 bekerja
R S 3 2 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 2. Menggunakan sarung tangan
1980
Lalu lintas mobilisasi besi kecelakaan lalu lintas dan - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan trafic manajemen
CO
truk memasuki areal yang - PP No. 50 tahun 2012 dengan berkoordinasi dengan
tidak diizinkan - Permenaker No. 01 Tahun pihak AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Memberi pengarahan kepada 2 2 4 Rendah Y
supir dan menempatkan tim
flgman untuk memandu jalur lalu
lintas
C Bekisting Keletihan pekerja Tangan pekerja terkena - UU No. 1 tahun 1970 1. Memeriksa kondisi pekerja dan
martil saat fabrikasi dan - PP No. 50 tahun 2012 memberikan istirahat kepada
install bekisting - Permenaker No. 01 Tahun pekerja yang keletihan
1980 2. Melakukan MCU kepada
R R S 3 2 6 Menengah T 2 2 4 Rendah Y
pekerja
K3 dan L 3. Melakukan senam pagi untuk
memberikan olahraga dan hiburan
kepada pekerja
Sisa material bekisting 1. Pekerja dan penumpang - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan temporari
R tertusuk paku R - PP No. 50 tahun 2012 S 2 2 4 Menengah T stockyard untuk sampah bekisting 1 1 1 Rendah Y
2. Serbuk kayu yang dapat - Permenaker No. 01 Tahun 2. melakukan pembersihan areal
mengganggu pernapasan 1980 kerja secara rutin
JOB SAFETY ANALYSIS PEKERJAAN
Per ser o
P T B RANTAS AB IP RAYA
La mp
Dokum en
i ran
Ha la man
:2-000
:
:
-5
8.2
1-
7-01
1
/ 10
N am a Pro ye k /Pabri k :
Re vis i ke :
IDENTIFIKAS I RISIKO/ P ELUANG PENILAIA N AWA L R IS IKO/ PELUA NG PENGEN DALIAN RIS IKO PENILAIAN AKHIR RISIKO/ P ELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P eng end al i an Ri s i k o
K es es ua ia n 1. M en gh ila n gk an r i s iko
Ti ng k at Aw al Tol erans i Ting k at Awal To le rans i
K o ndisi R is ik o/ Pe luan P eraturan N il ai Kateg ori 2. Su b s t it us i ris iko Kat e go ri
Po tens i Bahaya & A s pek P eraturan P erunda nga n Ni la i R is ik o / Ri s i ko / Ni l ai Ni l ai Ri s i ko / Ri s i k o /
NO Ak tifi tas , P roduk dan Ja s a K3/L (R, NR , N, P otens i Ri s i k o/ Pe luang g P erund a nga n Ke mun g k i na Ri s i k o / 3. En g in eerin g R is ik o /
L i ng kung an Ter kai t Keparahan P el uang P elua n g Kemungk i nan Kepa rahan Pel uang Pel uang
AN , E) (R / P ) (S, TS , SS , n P el u an g 4. A d m in is t ras i P el uang
(1 0 x 1 1 ) ( Y/ T ) (1 6 x 1 7 ) ( Y / T)
TA) 5. A PD
1 Pekerjaa n Bet o n
A P er apia n a rea Pe ke rja t idak mengg unakan Ka ki pe k e rja luka ol e h be nda 1. Mela k ukan T B M se belum
- UU No. 1 t a h un 1970
sepa t u saf et y sa at be ker j t aja m se kit ar a re a pa ron beke rja
- PP N o . 50 t a hun 2012
K3 R R S 3 4 12 Me nenga h T 2. Membe rikan pe n ga ra h an 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun
kepa d a pe k e rja untuk
1980
me ng gu na k a n AP D
Ma t e rial beka s per apia n tida k Da pat te rkena pe saw at ya ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mengu naka n pagar pe mbat as
t er susun ra pi se d a ng me linta s - PP N o . 50 t a hun 2012 a re al k e rja de ng a n a re la a man
De b u b e rt e rbangan Mem b e rikan da mpak ya ng - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Menyi a pk a n t e rmpo r ar y
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Ren d ah Y
ku r ang nyama n pa d a 1980 st ock ya rd pa d a a re a l ke rja
penumpang 3. Menyi r am se c ara rutin ar ea l
ker ja
B P em be sian Sling a n gku t be si t idak da la m Mat e ria l bes i me nimpa - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan png e c eka n al at
ko ndi si baik peke rja - PP N o . 50 t a hun 2012 an gkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mela k ukan T B M se belum
1980 beke rja
Sisa potongan besi Da pat me lukai peker ja dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan pe mber sih a n a re al
st ake holder pro ye k - PP N o . 50 t a hun 2012 ker ja sec a ra r u t in
R - P er me n ake r No. 01 Ta hun S 3 3 9 Me nenga h T 2. P o t ong a n besi d ikumpu lkan 1 1 1 Ren d ah Y
1980 pada sa t u te mpat
3. Mela k ukan are a w ajib AP D
P e rakit an be si Ta nga n pe ker ja t er gore s ole h - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan T BM sa a t
K3 R
besi - PP N o . 50 t a hun 2012 beke rja
R S 3 2 6 Me nenga h T 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mengg un a kan sa rung t ang an
1980
La lu linta s mobilisasi besi kec e laka an l alu lint as dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan tra fic ma n a je men
t ruk me ma su ki ar ea l yang - PP N o . 50 t a hun 2012 dengan be rko ordin a si d e ng an
t ida k diizinkan - P er me n ake r No. 01 Ta hun pih a k AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Membe ri p en ga ra h a n kepa d a 2 2 4 Ren d ah Y
sup ir da n m enem p a tka n t im
flgma n un t uk me ma n du ja lur la lu
linta s
C Be kisting Ke let ihan pe ker j
a Ta nga n p e ker ja t er kena - UU No. 1 t a h un 1970 1. Meme riksa kon disi pe k e rja da n
ma rt il sa a t fa brikasi dan - PP N o . 50 t a hun 2012 me mber ik a n ist ira h a t ke p a da
insta ll be kist ing - P er me n ake r No. 01 Ta hun peke rja yang kele t ih an
1980 2. Mela k ukan MC U k e pada
R R S 3 2 6 Me nenga h T 2 2 4 Ren d ah Y
peke rja
K3 da n L 3. Mela k ukan senam pa g i un tuk
me mber ik a n olahra ga dan h ibu r an
kepa d a pe k e rja
Sisa m at e ria l be kist ing 1. P e k e rja da n penu mp a ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan t e mpo r ar i
t er tusuk paku - PP N o . 50 t a hun 2012 st ock ya rd untuk sa mpah b ek ist ing
R R S 2 2 4 Me nenga h T 1 1 1 Ren d ah Y
2. Se rbuk k a yu yang dapa t - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. me lakuk a n pem b e rsiha n ar ea l
me ng ga n ggu pe rna pa san 1980 ker ja sec a ra r u t in
D Pengecoran E Akses jalan truk mixer licin Truk Mixer (bermuatan) - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan Y
dan labil tergelincir/selip di jalan akses - PP No. 50 tahun 2012 perawatan/perbaikan rutin untuk
pada waktu hujan karena licin - Permenaker No. 01 Tahun jalan akses serta dilengkapi
dan tidak stabil. 1980 dengan rambu-rambu peringatan
R S 2 4 8 Menengah T 1 3 3 Rendah
yang diperlukan.
2. Pekerja memakai alat
pelindung diri
E Pengecoran dengan concrete pipa penyalur dari concrete - UU No. 1 tahun 1970 Periksa/inspeksi kesempurnaan Y
pump tidak kuat menahan pump beton lepas atau pecah - PP No. 50 tahun 2012 pemasangan dan sambungan
tekanan sehingga mencelakai pekerja - Permenaker No. 01 Tahun antar pipa sebelum digunakan.
dan sarana lainnya. 1980
R S 2 5 10 Menengah T 1 4 4 Rendah
H
TO
R Pekerja tidak mengenakan 1. Kaki pekerja terperosok - UU No. 1 tahun 1970 1. Berdiri di atas akses/platform Y
sepatu saat bekerja diantara besi tulangan - PP No. 50 tahun 2012 yang disediakan.
R S 3 4 12 Menengah T 1 3 3 Rendah
2. Terluka karena ikatan - Permenaker No. 01 Tahun 2. Mengenakan alat pelindung
kawat bendrat yang tajam. 1980 diri.
R Penggunaaan vibrator yang 1. Mata terkena percikan air R - UU No. 1 tahun 1970 1. Penempatan kabel sedemikian Y
kurang berhati-hati semen pada saat penuangan - PP No. 50 tahun 2012 hingga tidak berada di lokasi yang
atau pemadatan dengan - Permenaker No. 01 Tahun akan dicor.
N
vibrator 1980 2. Menyediakan sarana kotak
2. Tangan terbakar akibat obat-obatan P3K.
selang vibrator yang terlalu 3. Penerangan yang cukup pada
panas. pengecoran malam.
3. Tersandung kabel listrik
CO
atau tersengat kabel listrik S 3 4 12 Menengah T 2 2 4 rendah
pada pengecoran malam hari.
R Truck mixer tidak dibersihkan Truck Mixer mengotori jalan - UU RI No. 18 Tahun 2008 1. Ban Truck Mixer di cuci
R S 3 3 9 Menengah T 1 3 3 Rendah Y
setelah selesai cor. umum pada saat selesai - PP RI No. 74 Tahun 2001 sebelum meninggalkan area
2 HMA Interlayer
A Perapian area Pekerja tid ak menggunakan Kaki pekerja luka oleh benda 1. Melakukan TBM s ebelum bekerja
- UU No. 1 tahun 1970
sepatu safety s aat bekerj tajam s ekitar area paron 2. Memberikan pengarahan kep ada
K3 R R - PP No. 50 tahun 2012 S 3 4 12 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
pekerja untuk menggunakan APD
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
Material bekas perapian tidak Dapat terkena pesawat yang - UU No. 1 tahun 1970 1. Mengunakan pagar pembatas areal
tersusun rapi s edang melintas - PP No. 50 tahun 2012 kerja dengan arela aman
K3 R Debu berterbangan Memberikan dampak yang R - Permenaker No. 01 Tahun 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Menyiapkan termporary stockyard 1 1 1 Rendah Y
kurang nyaman pada pada areal kerja
penumpang 3. Menyiram secara rutin areal kerja
B Pekerjaan HMA Lalu lintas mob ilis asi HMA kecelakaan lalu lintas dan truk - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan trafic manajemen
memas uki areal yang tidak - PP No. 50 tahun 2012 dengan berkoordinasi dengan pihak
diizinkan - Permenaker No. 01 Tahun 1980 AP 2
R TS 3 5 15 Tinggi T 2 2 4 Rendah Y
2. Memberi pengarahan kepada supir
dan menempatkan tim flgman un tuk
K3 R memandu jalur lalu lintas
Pengamparan HMA HMA yang mas ih panas - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan rambu-rambu dilarang
mengenai pekerja - PP No. 50 tahun 2012 melintas
R - Permenaker No. 01 Tahun 1980 S 3 3 9 Menengah T 2. Melakukan TBM s eblum bekerja 1 1 1 Rendah Y
3. menggunakan sepatu safety s aat
penghamparan HMA
Limbah HMA Pencemaran lin gkungan - UU No. 1 tahun 1970 1. Menyiapkan gudang B3
- PP No. 50 tahun 2012 2. Melakukan kerjasama dengan
L R S 3 3 9 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 1980 pihak ke 3 untuk pengurus an limbah
B3
JOB SAFETY ANALYSIS
No. Dokum en :2-000-57-01/ 10
Per ser o
P T B RANTAS AB IP RAYA La mp i ran : 8.2
Ha la man
: 1- 1
IDENTIFIKAS I RISIKO/ P ELUANG PENIL AIA N AWA L R IS IKO/ PELUA NG PE NG E N DALIAN RIS IKO PENILAIAN AK HIR RISIKO/ P ELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P eng end al i an Ri s i k o
K es es ua ia n 1. M en gh ila n gk an r i s iko
Ti ng k at Aw al Tol erans i Ting k at Awal To le rans i
K o ndisi R is ik o/ Pe luan P eraturan N il ai Kateg ori 2. Su b s t it us i ris iko Kat e go ri
Po tens i Bahaya & A s pek P eraturan P erunda nga n Ni la i R is ik o / Ri s i ko / Ni l ai Ni l ai Ri s i ko / Ri s i k o /
NO Ak tifi tas , P roduk dan Ja s a K3/L (R, NR , N, P otens i Ri s i k o/ Pe luang g P erund a nga n Ke mun g k i na Ri s i k o / 3. En g in eerin g R is ik o /
L i ng kung an Ter kai t Keparahan P el uang P elua n g Kemungk i nan Kepa rahan Pel uang Pel uang
AN , E) (R / P ) (S, TS , SS , n P el u an g 4. A d m in is t ras i P el uang
(1 0 x 1 1 ) ( Y/ T ) (1 6 x 1 7 ) ( Y / T)
TA) 5. A PD
1 Pekerjaa n Bet o n
A P er apia n a rea Pe ke rja t idak mengg unakan Ka ki pe k e rja luka ol e h be nda 1. Mela k ukan T B M se belum
- UU No. 1 t a h un 1970
sepa t u saf et y sa at be ker j t aja m se kit ar a re a pa ron beke rja
- PP N o . 50 t a hun 2012
K3 R R S 3 4 12 Me nenga h T 2. Membe rikan pe n ga ra h an 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun
kepa d a pe k e rja untuk
1980
me ng gu na k a n AP D
Ma t e rial beka s per apia n tida k Da pat te rkena pe saw at ya ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mengu naka n pagar pe mbat as
t er susun ra pi se d a ng me linta s - PP N o . 50 t a hun 2012 a re al k e rja de ng a n a re la a man
De b u b e rt e rbangan Mem b e rikan da mpak ya ng - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Menyi a pk a n t e rmpo r ar y
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Ren d ah Y
ku r ang nyama n pa d a 1980 st ock ya rd pa d a a re a l ke rja
penumpang 3. Menyi r am se c ara rutin ar ea l
ker ja
B P em be sian Sling a n gku t be si t idak da la m Mat e ria l bes i me nimpa - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan png e c eka n al at
ko ndi si baik peke rja - PP N o . 50 t a hun 2012 an gkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mela k ukan T B M se belum
1980 beke rja
Sisa potongan besi Da pat me lukai peker ja dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan pe mber sih a n a re al
st ake holder pro ye k - PP N o . 50 t a hun 2012 ker ja sec a ra r u t in
R - P er me n ake r No. 01 Ta hun S 3 3 9 Me nenga h T 2. P o t ong a n besi d ikumpu lkan 1 1 1 Ren d ah Y
1980 pada sa t u te mpat
3. Mela k ukan are a w ajib AP D
P e rakit an be si Ta nga n pe ker ja t er gore s ole h - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan T BM sa a t
K3 R
besi - PP N o . 50 t a hun 2012 beke rja 1 Ren d ah Y
R S 3 2 6 Me nenga h T 1 1
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mengg un a kan sa rung t ang an
1980
La lu linta s mobilisasi besi kec e laka an l alu lint as dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan tra fic ma n a je men
t ruk me ma su ki ar ea l yang - PP N o . 50 t a hun 2012 dengan be rko ordin a si d e ng an
t ida k diizinkan - P er me n ake r No. 01 Ta hun pih a k AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Membe ri p en ga ra h a n kepa d a 2 2 4 Ren d ah Y
sup ir da n m enem p a tka n t im
flgma n un t uk me ma n du ja lur la lu
linta s
C Be kisting Ke let ihan pe ker j
a Ta nga n p e ker ja t er kena - UU No. 1 t a h un 1970 1. Meme riksa kon disi pe k e rja da n
ma rt il sa a t fa brikasi dan - PP N o . 50 t a hun 2012 me mber ik a n ist ira h a t ke p a da
insta ll be kist ing - P er me n ake r No. 01 Ta hun peke rja yang kele t ih an
1980 2. Mela k ukan MC U k e pada
R R S 3 2 6 Me nenga h T 2 2 4 Ren d ah Y
peke rja
K3 da n L 3. Mela k ukan senam pa g i un tuk
me mber ik a n olahra ga dan h ibu r an
kepa d a pe k e rja
Sisa m at e ria l be kist ing 1. P e k e rja da n penu mp a ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan t e mpo r ar i
R t er tusuk paku R - PP N o . 50 t a hun 2012 S 2 2 4 Me nenga h T st ock ya rd untuk sa mpah b ek ist ing 1 1 1 Ren d ah Y
2. Se rbuk k a yu yang dapa t - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. me lakuk a n pem b e rsiha n ar ea l
me ng ga n ggu pe rna pa san 1980 ker ja sec a ra r u t in
H
3. bekerja sesuai lokasi yang
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 TS 2 3 6 Menengah T 1 2 2 Rendah Y
dosyaratkan
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
4. melakukan TBM
O
Tersengat Aliran listrik yang Cidera berat hingga fatality
masih aktif dilokasi pekerjaan
T
5 Pekerjaan Drainase
A Galian Galian tidak stabil 1. Galian longsor dan mengenai 1. Menggunakan sloping pada galian
pekerja yang sedang bekerja dalam
- UU No. 1 tahun 1970
dib awah S 2 3 6 Menengah T 2. Memberi rambu peringatan 2 2 4 Rendah Y
N
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012
2. Pekerja terperosok kedalam disekitar areal galian
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
galian
Utilitas sekitar area galian pekerja tersengat listtrik S 2 3 6 Menengah T
CO
B Pekerjaan Uditch Handling dan ins tall Uditch 1. Sling putus dan mengenai 1. Melakukan pengecekan alat
pekerja angkut s ecara rutin
2. Pekerja terhimpit s aat 2. Memberikan aba-aba kep ada
- UU No. 1 tahun 1970
penurunan ud itch operator.
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 3 3 9 Menengah T 2 2 4 Rendah Y
3. Uditch terguling dan 3. Memilih operator dan pekerja yang
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
mengenai pekerja telah berpen galaman
4. Penempatan u ditch dengan benar
dan diganjal agar tid ak guling
6 Electrikal
A Pemasangan instalasi pemasangan yang tidak benar Tersengan listrik 1. Menerapkan LOTO deng an baik
- UU No. 1 tahun 1970
dan adanya aliran listrik yang 2. menggunakan APD
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
belum dimatikan s aat bekerja
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
7 Pekerjaan Bobokan
A Bobokan Material sisa bobokan Pekerja terluka oleh material 1. Memberi rambu disekitar arah
- UU No. 1 tahun 1970
bobokan seperti mengenai mata bobokan
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
s aat membobok, tergores oleh 2. menggunakan APD
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
material bobokan
Cara Bobokan yang kurang Dapat merusak struktur yang memberi dilatasi sebelum memb obok
- UU No. 1 tahun 1970
benar tidak ingin dibobok struktur
NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
…………..……,………………
….
Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,
HIRARKI
- Lokasi Kemungk Keparah NILA Kemungk Keparah
Deskripsi Potensi si NILAI KONTROL
No - Peralatan inan an I Pengendalian yang Ada inan an
Bahaya Penyebab Konsek Y/T P/T P/T TAMBAHAN
- Perkakas KMxK KMxK
uensi KM KP KM KP
- Material P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
- Masker
47 Penyemprotan Badan Terpercik panas Luka UU No 1 2 2 4 p ► E; tidak ada 1 1 1 T
TACK COAT jalan aspal bakar Th 1970
panas pasal 3 &
13 ► S: tidak ada
► APD
- Wear pack
- Kacamata
- Sarung tangan
Menghirup uap panas
ISPA
T
Ya
O H
3
1
3
p
- Safety shoes
► E: tidak ada
1
1
1 T
uap panas aspal
N
CO
UU No 1 ► S: Tidak ada
Th 1970 ► EC: tidak ada
pasal 3 & ► ADM:
13
- Jaga jarak dengan tempat
penyemprotan
► APD:
- Masker
1 1 1 T
Terciprat Uap panas Iritasi Ya 3 2 6 p ► E: tidak ada
uap mata
panas / debu UU No 1 ► S: Tidak ada
debu Th 1970
pasal 3 & ► EC: tidak ada
13 ► ADM:
- Jaga jarak dengan tempat
penyemprotan
► APD:
- Kacamata
IAL (Identifikasi Aspek Lingkungan)
Risiko Awal
Risiko SisaA
Legislasi
Aktivitas Tingkat
- Lokasi Tingkat
Kondisi Operasi Risiko (R)
No. - Peralatan Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Pengendalian Yang Ada Risiko Pengendalian Tambahan
(N/AB/D) Kemun Kepa
- Perkakas (R)
gkinan rahan P/T Kemun Kepa
- Material (KM) (KP) gkinan rahan P/T
(KM) (KP)
Y/T KM x KP KMxKP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ceceran minyak
N
dan sisa air dari Pencemaran air dan air tanah N Y 3 2 6 P EC : (wadah), kemudian tumpahan dilokalisir ke 1 1 1 T
kegiatan tempat penampungan limbah B3
Y
Kep
Penurunan kenyamanan
MenLH
Kebisingan komunitas sekitar proyek, N 3 1 3 P EC : Pemasangan alat peredam kebisingan 1 1 1 T
No. 48
pencemaran udara
Tahun
1996
PERENCANAAN BIDANG K3L :
1. Identifikasi Undang-undang Dan Persyaratan Lain Yang Berlaku Sesuai Dengan Aktivitas Proyek
K 3 & S MK3
6 U U RI No . 01 Tah u n 1 9 70 K esel
am atan Ker j a Pdf. -
7 P P R I 50 Tah u n 2 01 2 P ener apan Sist em Man ajem en K3 Pdf. -
8 P erm en aker RI No . PE R-0 1/ MEN/1 9 80 K esel
am atan dan Kes eh at anker j a P ad a K o n str uks i B ang u nan Pdf. -
9 P erm en P U N o. 0 5/ P RT /M/ 20 1 4 P edo man Sist em M an ajem en K eselamat an d an K eseh atan Ker j a Pdf. Okt- 1 6
(S MK 3) K on st ru ksi Bi
d an g P eker j aan Umu m
Jasa Konstruksi
13 UU RI No. 02 Tahun 2017 Jasa Konstruksi Pdf. 5-Oct-17
PERENCANAAN BIDANG K3L :
2. Identifikasi Undang-undang Dan Persyaratan Lain Yang Berlaku Sesuai Dengan
Aktivitas Proyek
Tgl.
No. Nomor Peraturan Judul Peraturan Perundangan File
Pengarsipan
2 Permen LH No. 07 T ahun 2009 T entang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor T ipe Pdf.
Baru
4 Surat Kep Men Perindustrian nomor:250/M/SK/10/1994 Pedoman T eknis Penyusunan Pengendalian Dampak T erhadap Pdf.
Lingkungan Hidup pada Sektor Industri
Kesehatan Lingkungan
5 PP RI No. 66 T ahun 2014 Kesehatan Lingkungan Pdf. 27-Okt-16
AMDAL/UPL/UKL
4 PP RI No. 27 tahun 2012 Izin Lingkungan Pdf.
5 Permen LH No. 05 T ahun 2012 Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan yang Wajib memiliki Pdf.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
6 Permen LH No. 16 T ahun 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Pdf.
7 Permen LH No. 17 T ahun 2012 Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Pdf. 27-Okt-16
Lingkungan
8 Permen LH No. 14 T ahun 2010 Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan yang Pdf.
T elah Memiliki Izin Usaha dan/ atau Kegiatan T etapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
PERENCANAAN BIDANG K3L :
3. Tujuan, Sasaran Dan Program Kerja K3L
PERENCANAAN BIDANG K3L :
4. Tujuan, Sasaran Dan Program Kerja K3L
No. Tujuan SASARAN PROGRAM PENANGGUNG JAWAB
1 Terciptanya Lost Time Injury Melengkapi HIRADC untuk semua kegiatan Proyek Tim proyek
lingkungan kerja (LTI) Tidak ada Melakukan evaluasi implementasi HIRADC K3LP
yang aman Membuat RK3LMP dan mensosialisasikannya Tim proyek
Memberikan induksi kepada Tamu, Karyawan, Sub Kon, Mandor, dan para pekerja sebelum memasuki Tim proyek
area proyek
Melengkapi APD sesuai dengan bahaya dari pekerjaan K3LP
Melakukan Inspeksi Harian K3L K3LP
Melakukan Safety Morning / Briefing Morning setiap hari Tim proyek
Sosialisasi dan pengawasan penggunaan APD sesuai dengan bahaya dari pekerjaan Pelaksana, K3LP
Pemasangan rambu petunjuk / himbauan K3LP
Pemasangan rambu larangan K3LP
Pemasangan railing / baricade pembatas di area berbahaya Pelaksana, K3LP
Membuat Wajib Lapor Ketenagakerjaan ke Disnaker KSDM
Membuat Prosedur Gawat Darurat K3LP
Memasang petunjuk arah evakuasi, denah evakuasi dan tempat berkumpul K3LP
Menempatkan fasilitas tanggap darurat di area kerja (ex: APAR, Lifebuoy, dll) K3LP
Melakukan sosialisasi prosedur tanggap daarurat K3LP
Melakukan simulasi tanggap darurat K3LP
Melakukan evaluasi tanggap darurat K3LP
Membuat traffic manajemen plan K3LP
Melakukan pengaturan lalulintas di area proyek dan area keluar masuk proyek K3LP
Memasukkan materi K3LMP dalam rapat koordinasi tim proyek Tim proyek
Melakukan identifikasi Legislasi yang berhubungan dengan K3
CONTOH
Melakukan evaluasi kesesuaian implemantasi di lapangan dengan legislasi K3 yang berlaku
Menyediakan Ruang P3K dan Petugas P3K yang kompeten / bersertifikat Hyperkes
K3LP
K3LP
K3LP
Membuat laporan mingguan kinerja K3LP K3LP
Membuat laporan bulanan kinerja K3LP K3LP
Melakukan pemantauan housekeeping di area kerja Pelaksana, K3LP
Melakukan pemeriksaan konsidi keamanan alat dan kendaraan Loglat, K3LP
Melakukan inspeksi LOTO Loglat, K3LP
Menyediakan Smoking Area K3LP
Membuat media promosi K3 (poster, leaflet, spanduk) K3LP
SIKLUS IMPLEMENTASI K3LMP
Kebijakan
K3 Legislasi Dokumen
(UU, Permen, Kontrak
Kepmen, dll )
HIRADC
ACTION
Sasaran K3 ACTION Perbaikan/
Pencegahan Improvement
PLAN
Program K3
DO
Inspeksi
REVIEW
Implementasi Monitoring
Audit
YANG WAJIB DI PENUHI K3
Membuat HSE Komit (terpasang di lokasi kantor dan lokasi kerja).
Membuat papan informasi dan HSE Performance
Membuat Team Tanggap Darurat.
Membuat Laporan Inverstigasi (apabila ada kecelakaan baik kecil/nearmiss wajib
untuk di laporkan).
Wajib mengeluarkan SWA apabila ada tidak kesesuaian dan tindakan tidak aman.
Merevew JSA (Job Safety Analisys) yang di buat oleh ahli
teknik/pelaksana/sederajat.
Menerbitkan Ijin Kerja/PTW (Permit to Work).
Memastikan sudah melakukan TBM di masing-masing lokasi kerja.
Membuat panismen dan memberika reward kedisiplinan pekerja.
Membuat program House Keeping.
PROGRAM KERJA HSE
PERENCANAAN HOUSE
TARGET HSE INDUCTION HSE TALK HSE PATROL HSE MEETING TRAINING HSE AUDIT HSE
HSE KEEPING
HSE PLAN TARGET : ZERO PEKERJA BARU SEMINGGU SETIAP HARI DAN SEMINGGU - DASAR-DASAR K3L - LINGKUNGAN
ACCIDENT & - PERUSAHAAN SEKALI SETIAP MINGGU SEKALI -P3K 6 BULAN SEKALI
KERJA BERSIH,
SAKIT AKIBAT - SUBKON/MANDOR - TANGGAP
DARURAT RAPI DAN SEHAT.
KERJA - TAMU
- PEMADAMAN API - PEMBERSIHAN
- PEKERJA YANG
AKAN - GEMPA BUMI MASAL SETIAP
MELAKUKAN - EVAKUASI DLL SABTU ( RUTIN )
PEKERJAAN
Pencatatan
Pencatatan Tamu
Tamu Pelaksanaan
Pelaksanaan Induksi
Induksi
HSE INDUCTION
PROGRAM KERJA HSE
MENGINGATKAN KONDISI BAHAYA
TOOL BOX MEETING (TBM)
NO PROSEDUR KETERANGAN
QHSE Induction
Tes Kesehatan Awal
Prosedur Tanggap 1 K3LM-04-03 Induksi K3LM
darurat
Penyediaan fasilitas P3K 2 K3LM-04-05 Kuisioner Riwayat Kesehatan Sebelum Bekerja
Ringan :
P3K -> Rumah
Sakit
Berat :
Rumah Sakit ->
Depnaker ->
BPJS
Ketenagakerjaan
Meninggal :
Kepolisian ->
Rumah Sakit ->
Depnaker ->
BPJS
Ketenagakerjaan
PROGRAM KERJA HSE
MENYIAPKAN RUANG & PERALATAN P3K
PROGRAM KERJA HSE
MENYIAPKAN RUANG & PERALATAN FIRST AIDER
KOTAK P3K
KOTAK P3K
EYE WASH
EYE WASH
PERSYARATAN
EYE WASH
1. Mampu
memancarkan air
ke arah 2 kelopak
mata
2. Menggunakan air
bersih yang
dibuktikan dengan
pengetesan air
3. Air bersih diganti
setiap minggu
PROGRAM KERJA HSE
Proses
pekerjaan
PROGRAM KERJA HSE
Proses
pekerjaan
PROGRAM KERJA HSE
MENYIAPKAN APAR
2016. 12. 23 07 : 41
2107. 01. 13 07 : 47 2016. 12. 23 07 : 47
PROGRAM KERJA HSE
PELAKSANAAN PELATIHAN
Pelatihan Cara pemakaian full body harness yang baik dan benar kepada
seluruh Karyawan dan Pekerja. Terutama bagi pekerja di ketinggian
STRUKTUR ORGANISASI
TANGGAP DARURAT
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
A. Project Manager
1. Menentukan skema K3L sehingga mendukung kelancaran, keamanan dan keselamatan pelaksanaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
2. Menentukan tim K3L dalam rangka memastikan sumber daya manusia terpenuhi ( skill)
3. Menentukan fasilitas proyek dan jaminan-jaminan yang diperlukan dalam rangka mendukung aktivitas pelaksanaan Preservasi Jalan Ruas Bts.
Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
4. Merencanakan dan mengontrol revisi RBP (Rencana Biaya Pelaksanaan) yang sudah tidak relevan dalam rangka ketersediaan RBP yang terkini
5. Mengarahkan dan mengontrol implementasi K3L berjalan dalam rangka memastikan kesehatan keselamatan kerja
6. Mengarahkan dan mengontrol sistem kerja Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi
Jembatan)
7. Menentukan, membangun dan mengarahkan SDM K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-
Api (Rehabilitasi Jembatan)
9. Mengarahkan kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure Pekerjaan
Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
10. Mengontrol dan mengarahkan pengelolaan serta mitigasi atas risiko K3L dalam rangka terciptanya manajemen risiko K3L yang baik dan benar
di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
B. HSE MANAGER
1. Mengawasi waktu dan keselamatan kerja pelaksanaan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj.
Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
2. Melaksanakan manajemen ISO 14001, ISO 45001 & SMK3 di lingkungan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Tinjauan Manajemen (TM) K3L di Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin
Tj. Api-Api(Rehabilitasi Jembatan) dan menyusun laporannya
4. Melakukan penyusunan program K3L
5. Melakukan inspeksi K3L
6. Melakukan koordinasi pembinaan dan peningkatan K3L dengan HSE Officer
7. Melakukan evaluasi kinerja K3L
8. Menyusun laporan pelaksanaan K3L
9. Mengidentifikasi, menindaklanjuti, serta melakukan pemantauan bahaya dan dampak K3L sesuai aktifitas Pekerjaan Preservasi Jalan
Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) dalam rangka mencapai tujuan/sasaran K3L
10. Melakukan pengukuran kinerja K3L dan menyusun laporan kinerja K3L
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
C. Site Engineering Manager (SEM)
1. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
2. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan), Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
E. Quality Control
3. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
4. Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
5. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
6. Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
KOMPETENSI
STRUKTUR ORGANISASI P2K3 :
PELAKSANA HARIAN
(Teknik)
SEKRETARIS
(Ahli K3/Pelaksana K3)
A. KETUA
1. Memimpin rapat P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk memimpin rapat.
2. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-
Api (Rehabilitasi Jembatan) ke Pemberi Kerja, dengan tembusan kepada P2K3 Divisi Operasi 3 / P2K3 Kantor Pusat PT Brantas
ABIPRAYA
4. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3 di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
B. SEKRETARIS
C. ANGGOTA
Kegiatan ini dilaksanakan minimal 1 (satu) kali untuk tenaga kerja/pekerja baru, dan harus diberikan saat tenaga kerja / pekerja akan
mulai bekerja atau sebelum bekerja atau kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu banyaknya jumlah materi yang hendak
disampaikan.
TOOLBOX MEETING
Toolbox Meeting adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari pada awal shift sebelum mulai bekerja untuk mengingatkan pekerja
mengenai cara kerja aman, risiko, dan tindakan pencegahan pada proses pekerjaannya. Kegiatan ini dilakukan sebelum pekerjaan
dimulai, dalam bentuk kelompok kerja.
HSE TALK
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada para pekerja dan staff Pekerjaan
Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) tentang isu-isu terkini terkait
keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja masing-masing.
Anggota HSE Talk adalah: semua anggota kelompok pekerja pegawai / karyawan/ pekerja baru yang terlibat dalam proses produksi
pekerjaan secara langsung dilapangan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara periodik satu minggu sekali dengan jadwal yang ditetapkan oleh Manager dan dihadiri oleh semua Tim
Pekerjaan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
RAPAT P2K3
Rapat P2K3 ini dilakukan oleh Tim P2K3 Proyek, sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Rapat ini membahas isu-
isu K3L yang terjadi dan dipimpin oleh Ketua P2K3 di masing-masing Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api
PEKERJAAN KHUSUS
PT Brantas Abipraya (Persero) memiliki Prosedur Cara Kerja Aman untuk penanganan pekerjaan khusus, dengan
klasifikasi pekerjaan panas, pekerjaan di ruang terbatas, pekerjaan di ketinggian, serta pekerjaan menggunakan material
atau bahan-bahan kimia berbahaya. Semua pekerjaan yang menyangkut dengan kondisi-kondisi tersebut diatas diatur
dalam petunjuk kerja masing-masing untuk diaplikasikan di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) dengan menggunakan Izin Kerja / Work Permit. Work Permit
merupakan sistem tertulis secara formal yang digunakan untuk mengontrol tipe pekerjaan yang dinilai berbahaya. Izin
Kerja / Work Permit ini berbentuk form yang juga berfungsi sebagai media komunikasi antara pelaksana pekerjaan, HSE
Inspector serta Pimpinan Tertinggi Unit.
PENYEDIAAN APD
PENYEDIAAN APD
STANDAR APD
STANDAR APD
PEKERJA STRUKTUR
1. Pondasi
2. Galian
3. Bekisting
KUNING 4. Pembesian
5. Pengecoran
6. Perkerasan
1. Pekerja Finishing
BIRU 2. Pekerja Landscape
CM TERBAKAR
TERBAKAR BAGI
BAGI
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Rambu panah
Rambu hati-hati
Petugas bendera dan petugas rambu ditunjuk untuk mengatur proses lalu lintas supaya aman dan
nyaman bagi pengguna jalan dan proyek.
Jumlah petugas ini berdasarkan skala pekerjaan dan kompleksitas pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera membawa bendera merah pada siang hari atau senter merah pada malam
hari/mendung/ hujan, serta menggunakan rompi reflektif atau jaket reflektif pada saat hujan atau
malam hari.
Petugas ini harus berada di lokasi yang ditentukan, juga mengatur keluar masuk kendaraan proyek.
Petugas rambu selalu memeriksa urutan rambu, posisi rambu, jumlah rambu. Pengontrolan ini bersifat
berkala, dan apabila ada rambu yang jatuh atau rusak perlu diperbaiki, lengkapi rambu bila jumlahnya
kurang, termasuk memperhatikan jarak antar rambu.
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
• Jalan yang menjadi akses keluar masuk proyek • Menempatkan Flagman untuk menjaga lalulintas
diberi rambu “Hati-Hati Keluar Masuk keluar masuk material dan alat berat
Kendaraan Proyek”
• Jika membutuhkan buka tutup jalan akses maka
• Rambu dibuat dengan bahan SpotLight agar diperlukan minimal 2 orang flagman yang dilengkapi
dapat terlihat saat malam hari dengan radio kominikasi (HT)
• Di atas rambu tersebut diberi lampu rotari yang • 100 M dari lokasi dipasang rambu “Kurangi Kecepatan
berfungsi sebagai tanda pengguna jalan dari Sekarang”
kejauhan sudah harus berhati-hati
• Di area tersebut juga dipasang rubber cone sebagai
• Lampu rotari tersebut wajib dinyalakan pada tanda area berbahaya
malam hari
• Rambu tersebut juga dipasang di depan lokasi
direksi keet yang bertemu dengan jalan umum
HATI-HATI
60 cm KELUAR MASUK
KENDARAAN PROYEK
90 cm
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
Penugasan & Penempatan Petugas Rambu dan Flagman
Penugasan & Penempatan Petugas Rambu dan Flagman
Petugas bendera dan petugas rambu ditunjuk untuk mengatur proses lalu lintas supaya aman dan nyaman bagi
pengguna jalan dan proyek.
Jumlah petugas ini berdasarkan skala pekerjaan dan kompleksitas pengaturan lalu lintas.
Petugas bendera membawa bendera merah pada siang hari atau senter merah pada malam hari/mendung/ hujan, serta
menggunakan rompi reflektif atau jaket reflektif pada saat hujan atau malam hari.
rambu. Pengontrolan ini bersifat berkala, dan apabila ada rambu yang
dipergunakan pada
jatuh atau rusak perlu diperbaiki, lengkapi rambu bila jumlahnya siang hari untuk
pengaturan lalu lintas
kurang, termasuk memperhatikan jarak antar rambu.
Rompi Reflektor
FLAGMAN
Senter Merah, uk.
3 batery
dipergunakan pada
malam hari untuk
pengaturan lalu lintas
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
Flagman
PEMENUHAN PERATURAN K3
NO.
NAMA STANDAR/PERATURAN NOMOR SERI
URUT
A KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1 Ketenagalistrikan UU No 30 Tahun 2009
2 Keselamatan Kerja UU RI No. 1/1970
3 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja PP RI No. 50/2012
4 Pengawasan Ketenagakerjaan PERPRES RI No 21 Tahun 2010
5 Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja KepPres RI No 22 Tahun 1993
6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Ekskalator PERMENAKER RI No. 6/2017
7 Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut PERMENAKER RI PER.09/MEN/VII/2010
Perubahan Atas Peraturan Menaker Per 03/men/1999 Tentang syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk
8 PERMENAKER RI No 32 Tahun 2015
Pengangkutan Orang dan Barang
9 Syarat - syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang PERMENAKER RI No . 03 Tahun 1999
10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi PERMENAKER RI No. 38/2016
11 Pesawat Tenaga dan Produksi PERMENAKER RI No 04 Tahun 1985
12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun PERMENAKER RI No. 37/2016
13 Bejana Tekanan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1982
14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian PERMENAKER RI No. 9/2016
Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
15 PERMENAKER RI No. 33/2015
Tempat Kerja
16 Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalut Petir PERMENAKER RI No. 31/2015
17 Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No. 23/2015
18 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja PERMENAKER RI No. 12/2015
19 Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid PERMENAKER No .01/1992
20 Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan di Tempat Kerja PERMEN Perburuhan No 7 Tahun 1964
MONITORING dan EVALUASI K3L
PEMENUHAN PERATURAN K3
21 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1980
22 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelanggaraan Keselamatan Kerja PERMENAKER RI No 02 Tahun 1980
23 Syarat -Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan PERMENAKER RI No 04 Tahun 1980
24 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja PERMENAKER RI No 03 Tahun 1982
25 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik PERMENAKER RI No 02 Tahun 1983
26 Pesawat Angkat dan Angkut PERMENAKER RI No 05 Tahun 1985
27 Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Keran Angkat PERMENAKER RI No 01 Tahun 1989
28 Tata Cara Penunjukan Kewajiban dna wewenang Ahli Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 02 Tahun 1992
29 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan PERMENAKER RI No 03 Tahun 1998
30 Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasehat PERMENAKER RI No 04 Tahun 1998
31 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja PERMENAKER RI No 01 Tahun 1981
32 Kwalifikasi Juru Las PERMENAKER RI No 02 Tahun 1982
33 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja PERMENAKER RI No 04 Tahun 1987
34 Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1998
35 Kesehatan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainya di PERMENAKER RI No 11 Tahun 2005
36 Tempat
PedomanKerja
Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 01 Tahun 2007
37 P3K di Tempat Kerja PERMENAKER RI No 15 Tahun 2008
38 Pedoman Diagnosis Kecelakaan dan PAK PERMENAKER RI No 25 Tahun 2008
39 Alat Pelindung Diri PERMENAKER RI No 08 Tahun 2010
40 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja PERMENAKER RI 05 Tahun 2018
41 NAB Faktor Kimia dan Fisika di Tempat Kerja PERMENAKER RI No 13 Tahun 2011
Perubahan atas PERMEN PU RI No 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMEN PU RI No 02 Tahun 2018
42
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
43 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum PERMEN PU RI No 05 Tahun 2014
44 Larangan Penggunaan HCFC di Bidang Perindustrian PERMENPERIN RI No 41 Tahun 2014
45 Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik PERMEN ESDM RI No 13 Tahun 2012
46 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan PERMENPU No 26/PRT/M/2008
47 Penghematan Penggunaan Air Tanah PERMEN ESDM RI No 15 Tahun 2012
48 Higiene Sanitasi Jasaboga PERMENKES No 1096/MENKES/PER/VI/2011
49 Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran PERMEN KES RI No 48 Tahun 2016
50 Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 26 Tahun 2014
MONITORING dan EVALUASI K3L
PEMENUHAN PERATURAN K3
51 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 05 Tahun 1996
52 Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI PER.18/MEN/XI/2008
53 Pelaksanaan Audit Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja KEPMENAKER RI KEP.19/MEN/1997
54 Pemberlakuan SNI 04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja KEPMENAKER No 75 Tahun 2002
55 Disgnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja KEPMENAKER No 333 Tahun 1989
56 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja KEPMENAKER No 147 Tahun 1998
57 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat Kerja KEPMENAKER No 51 Tahun 1999
58 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja KEPMENAKER No 187 Tahun 1999
59 Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja KEPMENAKER No 186 Tahun 1999
60 Keselamatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi KEPMENAKER No 174 Tahun 1986
61 Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja KEPMEN PU No 1135 Tahun 1987
62 Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja KEPMENAKER No 68 Tahun 2004
63 Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan KEPMEN PU No 384 Tahun 2004
64 Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja KEPMENAKER No 609 Tahun 2012
65 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Instruksi Menaker RI No 11/M/BW/1997
66 Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Surat Edaran MenPU No 66 Tahun 2015
67 Persyaratan Teknis dan Tata Cara Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran serta Hidran Halaman PERGUB DKI Jakarta No 92 Tahun 2014
INSPEKSI LAPANGAN
INSPEKSI LAPANGAN
Inspeksi Harian Lapangan (Safety Patrol)
Hanya ilustrasi
Gagasan Implementasi K3L
Inspeksi ini ditujukan untuk memastikan area kerja aman sebelum pekerja
melakukan aktivitas nya.
Tim ini diberikan fasilitas mobil khusus patrol yang mana dilakukan setiap hari
pada pukul 08.00 WIB.
Apabila ada unsafe condition maka tim tersebut bertanggung jawab melakukan
tindakan perbaikan serta dilaporkan kepada Kepala Proyek
INVESTIGASI INCIDENT DAN ACCIDENT
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
Emergency Preparedness
• Sirine
• APAR
• Fireblanket
• Palu pemecah Kaca
• Pelampung
• Perahu Karet
• Muster Point
• Mobil Ambulance
(Evakuasi)
Emergency
preparedness proyek
merupakan langkah
awal pertolongan
pertama. Untuk
perawatan selanjutnya
dirujuk ke Puskesmas
atau RS.
CONTOH FORM PROGRAM PENGELOLAAN K3
5
PROGRAM PENGELOLAAN K3
Periode : Oktober 2016
II Organisasi
- Organisasi K3L - SPD Prosedur Penerapan SMK3 - Organisasi K3L Kepala Proyek
- Job Description - SPD No : 2-000-57-01 - Sasaran K3L Kasie ADM & Keu
H
- Sasaran dan Target K3L - SPD WI Pelaksanaan Pekerjaan - Hasil Pengukuran Kinerja K3
NTO
CO
- Identifikasi Persyaratan K3 PT. BA - SPD - Prosedur Pengendalian - Prosedur/WI K3L Kepala Proyek
- Identifikasi Persyaratan K3 Proyek - SPD Dokumen No : 2-000-70-02 Kasie Operasi
- Prosedur-Prosedur/WI K3 Proyek Petugas K3L
PROGRAM PENGELOLAAN K3
Periode : Oktober 2016
VIII Kesehatan
- Pelayanan kesehatan di Puskesmas atau - Sesuai kebutuhan - Semua yang terlibat diproyek - Prosedur-prosedur - Rekaman hasil kunjungan Kepala Proyek
Rumah Sakit terdekat yang membutuhkan permintaan pelayanan kesehatan Kasie ADM & Keu
di Puskesmas/Rumah Sakit
- Kerja bakti kebersihan lingkungan - Mingguan - Semua yang terlibat diproyek
IX Tanggap Darurat
- Alur penanganan tanggap darurat - Setiap saat - Lapangan - Prosedur-prosedur - Alur penanganan tanggap darurat Kepala Proyek
- Kesiapan tanggap darurat - Mingguan - Lokasi Proyek - Daftar periksa keadaan darurat Petugas K3L
CONTOH FORM TUJUAN/SASARAN K3 & PROGRAM KERJA
- Hampir Fatal
- Cacat permanen total Jumlah orang yang mengalami Kepala Proyek 0 - Sosialisasi pemahaman K3 Insidential Evaluasi Kinerja
cacat permanen total akibat Kasie Operasi (zerro accident) ke setiap karyawan
kecelakaan per tahun Team K3 - Inspeksi secara berkala
- Kasus kecelakaan Komulatif jam kerja hilang Kepala Proyek Waktu Pelaksanaan Proyek (A) - Meningkatkan sosialisasi dan Insidential Meningkatkan
H
- Jam kerja hilang per tahun (6 hari kerja/tahun) Kasie Operasi ( A / 12 ) x 12 penyuluhan pengawasan
O
Team K3 - Meningkatkan kesadaran dan
kepedulian K3
NT
Kepala Proyek
Kasie Operasi
= (100) x (25 x 8) x 7
= 14.000 jam
CO
(1 bulan = 25 hari efektif, Team K3
8 jam / sesuai waktu
pelaksanaan & jumlah tenaga)
- Nilai kerugian akibat Total biaya accident/ Kepala Proyek ( 3,00 x 300.000 ) atau - Mentransfer resiko kepada Insidential - Evaluasi Kinerja
kecelakaan kecelakaan Kasie Operasi 8/12 x 3 = 2 kejadian kecelakaan pihak lain - Adanya Inspeksi
Team K3 2 x Rp. 300.000,- = Rp.600.000,- - Mencegah terjadinya insiden
kecelakaan
B. FREQUENCY RATE (FR) FR = (dalam proyek hanya boleh Kepala Proyek 3 / (100 org x 8 jam x 7 bln x 25 hr) - Mencatat setiap kemungkinan Bulanan - Identifikasi resiko
(Tingkat kekerapan) 3 kejadian per tahun) / 100 org) Kasie Operasi x 1.000.000 adanya kecelakaan - Daftar Absensi
x 1.000.000 Team K3 = 2,14 atau 2 kejadian - Mendeteksi jumlah karyawan - Daftar Jam Kerja
bekerja
C. SAVERITY RATE (SR) SR = (jumlah hari kerja hilang / Kepala Proyek 6 / (100 org x 8 jam x 7 bln x 25 hr) - Mencatat setiap terjadinya Bulanan - Laporan bulanan K3
(Tingkat keparahan) jumlah jam kerja) x 1.000.000 Kasie Operasi x 1.000.000 kecelakaan - Daftar Jam Kerja
Team K3 = 4,29 % - Mencatat jumlah waktu jam
kerja hilang
- Mencatat jumlah biaya yang
timbul karena jam kerja hilang
(JKH)
CONTOH SCHEDULE SAFETY PROGRAM
SCHEDULE OF SAFETY PROGRAM PERIOD 2016 - 2017
PT. BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)
PEKERJAAN OVERLAY RUNWAY 09-27 DAN PERBAIKAN TURNING AREA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
REVIEW & Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
N/A DESCRIPTIONS
CHECKING 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.0 SITE SAFETY PREPARATION
1.1 Site Safety Requirement / PPE During Project
1.2 First Aid Box Anytime
1.3 Fire Extinguisher Anytime
2.0 SITE SAFETY ACTIVITY PROGRAM
2.1 Safety Induction for New worker Any Time
2.2 Internal Induction Any Time
2.3 Site Safety Meeting :
- Morning Safety Talk Weekly
- Coordination Meeting (P2K3) Monthly
2.3 Safety Board Any Time
2.4 House Keeping Weekly
2.5 Equipment Inspection
- Tool and Equipment Inspection Monthly
- Fire Extinguisher& first aid Inspection Monthly
- Scafolding Inspection daily
H
- Visual Work Monitoring daily
2.6 Safety Observation Weekly
O
2.7 Fire and Safety Construction & Any Time
T
Coordination
N
2.8 Safety Assesment : Any Time
CO
Every a new construction
Precomm & Comissioning activity
2.9 Work Permit and JSA Any Time
3.0 SITE SAFETY ADMINISTRATION
3.1 Site Safety Rules/Regulation Any Time
3.2 Site Safety Works Instruction Any Time
3.3 Safety Procedure Any Time
3.4 Weekly Report Weekly
3.5 Monitoring of Distribution PPE Monthly
3.6 Monthly Report Monthly
3.7 Accident/Incident Report Any Time
4.0 SAFETY TRAINING PROGRAM
4.1 Training Internal Any Time
5.0 SAFETY CAMPAIGN PROGRAM
5.1 K3LH Campaign 2 Monthly
5.2 Safety Sign/banner/poster/bag Anytime
5.3 Safety Reward Employed 1 Monthly
Prepared by,
HSE Officer
CONTOH FORM CEKLIST INSPEKSI HOUSE KEEPING
No Item Iya Tidak N/A Keterangan
Persero No. Dokumen : 2-000-57-03/01
Gudang /TPS B3
Lampiran : 8.3 H
PT BRANTAS ABIPRAYA 1 Bersih & Rapih
Halaman : 1-2
CEKLIST INSPEKSI 2 Bahan yg tidak terpakai ditempatkan terpisah
3 Terlindung dari Becek
HOUSE KEEPING
4 Penyusunan teratur sesuai jenis & ukuran
Tanggal : Jenis Inspeksi : Mingguan
5 Tidak mengganggu lalu lintas proyek
Lokasi : I Fasilitas Penunjang di Lokasi
Proyek : Bulanan 1 Tempat sampah dipisah sesuai kriteria
Berilah tanda Ceklis (V) pada bagian di inspeksi 2 TPA Sampah (Dibuang rutin sesuai rencana)
No Item Iya Tidak N/A Keterangan 3 Tersedia area bebas merokok (Sesuai rencana)
A Pagar Proyek dan Pintu Proyek 4 Musholla bersih dan rapi
1 Bentuk dan warna sesuai standar, bersih dan rapi J Barak Pekerja
2 Jalan Masuk & Pintu Pagar Rapi
1 Dihuni/ditempati sesuai kapasitas
3 Tersedia pintu kecil
2 Ventilasi udara cukup
4 Konstruksi kokoh
5 Mudah dibuka dan ditutup 3 Penerangan Cukup
B Kantor/Direksi Kit 4 Kebersihan Terjaga
1 Ada penghijauan 5 Tersedia Tempat Sampah
2 Penerangan cukup 6 Tersedia tempat Jemur Pakaian
3 Ruangan bersih dan rapi K Gudang /TPS B3
4 Toilet bersih dan tersedia air bersih 1 Apakah ada prosedurnya
5 Halaman bersih dan rapi Apakah tersedia MSDS yang sesuai
2
C Pos Jaga
3 Apakah sign/label yang sesuai telah terpasang
1 Ada buku Laporan (Jaga)
2 Selalu ada Petugas Jaga 4 Apakah bangunan sesuai standard
3 Penerangan Cukup 5 Apakah pemisahan material kimia dilakukan
4 Tersedia APD untuk Tamu 6 Apakah tersedia APAR
5 Tersedia Tempat Sampah L Toilet
6 Bersih & Rapih 1 Air Tersedia
7 Tersedia alat komunikasi 2 Penyedotan rutin dilakukan
D Tempat Parkir 3 Kebersihan
1 Bersih & Rapih
4 Kelengkapan fasilitas toilet
2 Tidak becek
3 Ada rambu & marka parkir
4 Penerangan cukup
5 Ada petugas yang mengecek kebersihan ban kendaraan CATATAN :
E Pabrikasi Besi
1 Besi utuh ditumpuk menurut ukuran
2 Los kerja kokoh & rapi
3 Lokasi kerja bersih
4 Rangkaian besi ditumpuk rapi
F. Gudang Tertutup
1 Bersih & Rapih
2 Lantai Kering
3 Barang tersusun sesuai ketentuan
…………..……,…………………..
4 Penerangan Cukup
Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,
5 Ada Pintu yang dapat dikunci
G Gedung Terbuka
1 Bersih & Rapih
2 Bahan yg tidak terpakai ditempatkan terpisah
3 Terlindung dari Becek Project Manager SQM/HSE Koordinator
4 Penyusunan teratur sesuai jenis & ukuran
5 Tidak mengganggu lalu lintas proyek
CONTOH FORM IDENTIFIKASI K3L - BULANAN
Proyek :
Periode : 1 Agustus s/d 31 Agustus 2015
TO H
N
CO
TOTAL
Ony Agtiffantono
Kepala Proyek Petugas K3
CONTOH FORM IDENTIFIKASI ASPEK K3L , PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO
H
yang berbeda.
O
1.3.3 Harus tersedia sarana pengaturan/ pengamanan lalu
T
lintas yang cukup memadai, misal : lampu peringatan,
blok-blok beton, rambu-rambu lalu lintas, dll
N
CO
2 BASE CAMP / BARAK KERJA 2.1. Kebakaran Belum ada 5 3 15 N 2.1.1. Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai dan 3 2 6 Y
sumber pompa air
2.1.2. Dipasang rambu-rambu bahaya kebakaran
2.1.3. Instalasi listrik dengan sarana yang memadai dan
pemasangan yang rapi
2.2. Kebocoran dan keruntuhan Belum ada 5 3 15 N 2.2.1. Dipastikan atap yang tertutup rapat dari lobang kebocoran 3 2 6 Y
Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt
Pengendalian
No. Kegiatan Bahaya Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi Pengendalian Yang Disyaratkan Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi
Yang Ada
(R) (L) ( Rt ) Y/N (R) (L) ( Rt ) Y/N
3 KEBERSIHAN & KERAPIHAN KONDISI LOKASI 3.1. Kesehatan Belum ada 3 3 9 N 3.1.1. Menjaga kebersihan lingkungan dan dipasang rambu- 3 2 6 Y
PEKERJAAN rambu jaga kebersihan
3.1.2. Tersedianya ruangan yg memadai
3.1.3. Tersedia MCK yang terpisah dari barak dan bersih serta
memadai
3.1.4. Tersedianya P3K dan tandu
3.1.5. Tersedianya ventilasi/sirkulasi udara yang cukup
3.1.6. Penerangan cukup
3.1.7. Tersedianya tempat pembuangan sampah/kotoran
3.2. Terkena benda tajam/serpihan material, terpeleset, Belum ada 3 3 9 N 3.2.1. Lokasi proyek harus bebas dari sisa bongkaran/puing- 2 1 2 Y
tersandung, terbentur puing, serpihan material, pengaturan/penempatan stock
material harus rapi
3.2.2. Pekerja harus memakai sepatu safety, helm, sarung
tangan.
3.2.3. Harus terpasang lantai untuk kerja (plat form), tangga
kerja dan jalan kerja dengan pengaman pagar
3.2.4. Penerangan harus memadai pada pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan pada malam hari
4 ASPHALT MIXING PLANT 4.1. Asap/gas buang beracun, ketumpahan aspal pada Belum ada 5 5 25 N 4.1.1. Tenaga kerja harus memakai sepatu bot karet, sarung 4 2 8 N
lokasi asphalt mixing plant tangan, pelindug dada, helm, masker/ penutup hidung
4.1.2. Pemasangan pembatas area bahaya/ rambu-rambu
peringatan
H
4.1.3. Pemasangan filter asap beracun dengan koordinasi
dengan pihak terkait
O
4.1.4. Tersedianya alat pemadam kebakaran yang sesuai dan
T
memadai
N
4.2. Terkena/terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 4.2.1. Harus ada pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu di 4 2 8 N
dalam area dan luar area plant
CO
5 PEKERJAAN PEREKATAN ASPAL 5.1. Terkena lentingan material dan debu Belum ada 3 3 9 N 5.1.1. Pekerja menggunakan pakaian lengan panjang dan 2 2 4 Y
(Tackout ) menggunakan celana panjang
5.1.2. wajib menggunakan APD sarung tangan, sepatu
boots, safety googles, safety helmet, dan masker
6 PEKERJAAN PEREKATAN ASPAL 6.1. kulit Terkontaminsi cairan perekat aspal Belum ada 3 3 9 N 7.1.1. Pekerja menggunakan pakaian lengan panjang dan 2 2 4 Y
(Tackout ) menggunakan celana panjang
7.1.2. wajib menggunakan APD sarung tangan, sepatu
boots, safety googles, dan masker
7 PEKERJAAN PENGHAMPARAN ASPHALT 7.1. Terkena aspal panas pada kegiatan penghamparan Belum ada 4 3 12 N 8.1.1. Tenaga kerja harus memakai sarung tangan, helm, 4 1 4 Y
OPERASIONAL ALAT BERAT (finisher ) penutup muka dan safety shoes
8.1.2. Pemasangan pembatas area bahaya/ rambu-rambu
peringatan
7.2. Pekerja terkena alat kerja Belum ada 3 3 9 N 8.2.1. Tenaga kerja harus memakai sarung tangan, helm dan 2 2 4 Y
safety shoes
7.3. Terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 8.3.1. Operator harus sudah terlatih/ bersertifikat 3 2 6 N
8.3.2. Maintenance alat dilakukan secara periodik
8 PENGERJAAN PEMADATAN ASPAL 8.1. Terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 9.1.1. Pemasangan pembatas area bahaya/rambu-rambu 3 2 6 N
OPERASIONAL ALAT BERAT (TR, TANDEM) peringatan
9.1.2. Operator harus sudah terlatih/ bersertifikat
9.1.3. Maintenance alat dilakukan secara periodik
CONTOH FORM IDENTIFIKASI ASPEK K3L , PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO
Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt
Pengendalian
No. Kegiatan Bahaya Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi Pengendalian Yang Disyaratkan Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi
Yang Ada
(R) (L) ( Rt ) Y/N (R) (L) ( Rt ) Y/N
TO H
10.1. Terkena benda tajam/serpihan material, terpeleset, Belum ada 3 3 9 N 10.1.1. Lokasi proyek harus bebas dari sisa bongkaran/puing-
puing, serpihan material, pengaturan/penempatan stock
material harus rapi
2 2 4 Y
N
10.1.2. Pekerja harus memakai sepatu safety, helm, sarung
CO
tangan.
Catatan :
Keparahan ( R ) Kemungkinan ( L ) Pembuat, Pengesahan,
1 = No/trivial effect (hampir tidak ada efeknya) 1 = almost impossible (hampir tidak mungkin)
2 = minor injury (injury kecil) 2 = very unlikely (kecil kemungkinannya)
3 = lost time injury (injury menimbulkan waktu kerja hilang) 3 = possible (mungkin)
4 = incapacity (hampir fatal) 4 = probable (sangat mungkin) Project Manager
HSE Officer
5 = fatality (fatal) 5 = certain (pasti)
Ketika resiko dipertimbangkan tidak dapat ditoleransi, proses pengujian harus diulang
CONTOH FORM SAFETY PATROL
No Dokumen : 2-000-57-07/04
Persero Lampiran : 8.8
PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman : 1-1
Catatan :
Hasil
NAMA ALAT URAIAN
FIT FIT (Catatan) TIDAK FIT
Kebersihan Suara Mesin/ Engine Start Level indikator Oli Fuse Grounding Kabel Terminal Switch (On / ESD (Emergency Safety Pengaman dari Indikator (Voltage, Bahan bakar,
Up Mesin Off) Safety Device) benda berputar Temperatur)
Power Generator
(Genset)
Kabel supply Earth Cable / Pole Industrial Plug / Battery Koneksi Socket Kap tutup Tanda Inspeksi Mesin terletak pada APAR berada pada area sekitar
quality - rating Connector bahan bakar lokasi yang aman
Kondisi general ELCB (Earth Leakage Kondisi Plug dan Kondisi Kabel Tanda Inspeksi Rambu Kondisi Switch Supply cable proper Indikator (voltage, Sistem
Distribusi Panel / kontrol panel Circuit Breaker) socket Peringatan on/off isulated ampere) Pembumian/
Extension Panel * grounding
Operator Trained Certificate Kondisi selang Kondisi Separator Emergency Shut Indikator bahan Injector Kondisi keseluruhan Nozzle Injection Koneksi Batre APAR (sekitar
Down (ESD) bakar / Kebersihan area)
Kompresor Udara
(Air compressor)
Kondisi Belt Kondisi Hose / Clamps Ban/ Roda / Track Condition of Air Condition of Air
Drives Tank Pressure Gauge
Body ( cabin ) Konektor Preesure gauge Hose dan clamps Kondisi Pad eye / Tanda Inspeksi Switch (On / Sertifikat Tanki Air
Air Receiver lifting point Off) receiver
RPM Switch ON/OFF Pegangan (Handle) Kondisi Disc / Batu ELCB Kondisi kabel Grinder Safety
Mesin Gerinda Granite Terminal Guard (penutup)
Spark arrestor Sistem Insulation exhaust Electrical/ kabel Sistem ESD Konektor Socket/ Kabel elektrik Indikator Sistem kabel Sistem Safety guarding ELCB (30 mA)
koneksi las Power supply insulasi Ampere Grounding terpasang
Mesin las
(welding Kebocoran mesin dan sistem bahan bakar Lifting point/ pad APAR tersedia Kondisi badan secara Ceklis Tanda Inspeksi
machine) eye condition didekat mesin umum perawatan
(certified) harian
Kondisi kabel Kondisi Switch (on/off) Kabel suplai terinstal Kondisi Koneksi Indikators (Voltage, Sistem Work Clamp Kebersihan Mesin Kondisi Electrode Mesin terletak
terminal Soket Ampere, temperature) Pembumian / dalam kondisi Holder pada tempat yang
Welding rectivier/ Grounding baik aman
travo Kabel Hanger Terdapat APAR disekitar Tanda Inspeksi
Area
RPM Kondisi Kabel Terminal Switch ON/OFF ELCB Pegangan
Mesin Bor
Tangan
Hydraulic Jack/ Berat Tonase Kebersihan alat Koneksi Hose & Kalibrasi Kebocoran Safety Device Tanda Inspeksi
Dongkrak tertera hydraulic
Body ( Cabin ) konektor Hose dan Clamp Kondisi Filter Anti w-hip system Kondisi Valve Indikator Tekanan/ Presure
Air Filter Tanda Inspeksi
RPM Switch ON/OFF Pegangan / Handle Kondisi Pisau Disc/ Front safety Cover Kondisi Kabel Kondisi Kabel Pengaman Safety Kebersihan Mesin
Cutting Wheel Saw Socket Cutting Wheel
Portable RPM Switch ON/OFF Pegangan untuk Kondisi Badan / Kondisi Kabel Kondisi Socket Blower Frame Kondisi Kipas Penutup Kipas
Ventilator mengangkat Bodi
(Blower)
Periksa Kebocoran Periksa Kerusakan Badan Periksa Seluruh Periksa Baut Roda Periksa Ban Serep Periksa Periksa Sabuk Periksa Permukaan Periksa Perlengkapan Periksa Sticker Jadwal Perawatan
Oli Mesin Mobil Roda Permukaan Oli Keselamatan Bahan Bakar P3K
Kendaraan Mesin
Operasional Periksa Permukaan Periksa Permukaan Minyak Periksa Permukaan Tes Klakson Tes Fungsi Tes Fungsi Rem Tes Fungsi Rem Parkir Periksa APAR
Oli Steering Rem Air Radiator Periksa Air Kemudi
Tes Lampu Hazard
Pembersih Kaca
CATATAN :
…………..……,…………………..
Diketahui Oleh, Dibuat Oleh,
Bulan
No Uraian Keterangan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Box Hydrant
2 Kepala Hydrant Valve/valve hydrant
3 Selang+coupling
4 Pipa Pemancar Hydrant
5 Hose Rack
6 Break Glass
7 Lampu
Diperiksa Oleh
CONTOH FORM INSPEKSI KOTAK P3K
Persero
No. Dokumen : 2-000-57-07/04
PT BRANTAS ABIPRAYA
Lampiran 8.7
Halaman : 1-1
PENGUKURAN
PEKERJAAN PENGUKURAN
Peralatan Pengukuran
Surveying Equipment
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
PEKERJAAN DRAINASE
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
PEKERJAAN DRAINASE
Asumsi:
• Pekerjaan dengan alat mekanik (alat Berat), Pekerja dan alat bantu.
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator untuk menggali
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
Uraian :
Pekerjaaan ini meliputi semua galian dalam batas DAMIJA, pemindahan, pengangkutan, dan
pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka, sesuai
spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam
gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN HANDLING MATERIAL
HANDLING MATERIAL
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN SALURAN U-DS
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN SALURAN U-DS
Pekerjaan Pemasangan
Pemasangan Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m
untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang
lainnya pada sisi luar precast untuk kelurusan pamasangan saluran.
Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah dikerjakan. Dengan bantuan
peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat digunakan flatbed truck atau Excavator dengan tetap mengacu
prosedur Handling), satu persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan sebaiknya dari
arah hilir ke hulu.
Pengurugan kembali lapis demi lapis ( 15 s/d 20 Cm perlapis ) dengan pemadatan dapat dikerjakan dengan Stamper
atau lainnya dengan material yang sesuai persyaratannya hingga ke finishing surface.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN SALURAN U-DS
1. Pengadaan Material
2. Urugan Pasir dan pas.
Material Saluran (Precast) Batu pecah / material lain
dengan mutu dan bentuk
sesuai gambar kerja dan yang dipersyaratkan.
spesifikasi dihasilkan oleh
Penghamparan material
supplier (termasuk dalam pasir dengan tebal sesuai
material Pabrikasi).
gambar kerja.
Material Precast di hantar Pemadatan dengan Hand
dari pabrik ke lokasi Tamper.
pekerjaan dengan truk,
penempatan disamping
lokasi pekerjaan yang telah
dipersiapkan.
3. Pemasangan Bowplank
4. Penyiapan Saluran Beton
Pemasangan bouwplank Tipe U.
pada galian untuk
pengecekan kelurusan Saluran Beton Tipe U
maupun elevasi dengan diangkut ke lokasi
jarak maksimum 20 m
untuk menghindari pekerjaan dan siap untuk
lendutan benang acuan. di instalasi
Untuk mengangkat dan
penyetelkan dapat
digunakan mobil Flat Bad
atau excavator dengan
tetap mengacu prosedur
handling.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN SALURAN U-DS
5. Saluran Beton Tipe U 6. Pekerjaan Sambungan antar
dipasang satu persatu profil.
disambungkan di lokasi Tahapan pekerjan Pengambungan
pekerjaan. dan material penyambungan
Erection dapat dilaksanakan sesuai dengan
menggunakan Flat Bed spesifikasi teknis dan Gambar
Crane Truck atau rencana
Excavator
7. Penimbunan kembali.
Lokasi dibersihkan dari
material sisa dan kotoran
sebelum di timbun.
Penimbunan dilaksanakan
layer per layer, dan dipadatkan
dengan Hand stamper.
8. Penutupan U ditch (Pada Lokasi
sesuai Gambar kerja
Tutup Udict Ptacetak (dimensi dan
mutu sesuai tender dokumen)
didatangkan dan di installasi di
lokasi pekerjaan
METODE PELAKSANAAN
FLOWCHART PEKERJAAN SALURAN
PEKERJAAN SALURAN U-DS
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN GALIAN SALURAN DRAINASE
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
GALIAN BIASA
METODE PELAKSANAAN
TIPIKAL GALIAN BIASA
Pekerjaan Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukkan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan
untuk kegiatan penyelesaian proyek.
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator untuk menggali
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
Batasan/Toleransi:
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
Pekerjaan Galian dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
1. Menggali
• Pelaksanaan penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator. Pekerjaan galian dilakukan dari bagian atas ke bawah lapis demi lapis sehingga
mencapai elevasi sesuai dengan yang direncanakan dalam shop drawing.
• Penggalian dilakukan sedemikian rupa sehingga bila terjadi hujan, air tidak menggenang di tempat galian dan aktivitas selanjutnya tidak terganggu.
Pengamanan ini bisa dilakukan dengan membuat slope/kemiringan yang memadahi sehingga air hujan bisa mengalir keluar dari tempat galian, atau
apabila kondisi sekitar galian tidak memungkinkan dilakukan hal ini, maka genangan air harus dibuang keluar dengan pompa.
• Memperhatikan letak pembuangan sementara sebelum pengangkutan pada lokasi proyek agar tidak mengganggu arus lalu lintas di bagian badan jalan
yang sedang digunakan.
2. Pengangkutan
• Material hasil galian diangkut keluar dengan menggunakan Dump truck untuk dibuang di tempat yang telah ditentukan.
• Pada saat pengangkutan harus diperhatikan kebersihan jalan yang dilewati Dump Truck dan faktor keamanan. Untuk itu, selama pengangkutan material
sebaiknya ditutup dengan terpal dan apabila pengangkutan melewati jalan raya, maka roda dump truck harus dicuci dan disediakan rambu-rambu
peringatan.
• Perawatan jalan kerja dan penentuan interval Dump Truck menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk kelancaran pekerjaan ini.
3. Penempatan Material Hasil Galian
Setelah pengangkutan sampai di tempat yang telah ditentukan, maka dilakukan penempatan/dropping material.
METODE PELAKSANAAN
TIPIKAL GALIAN BIASA
START
START
MC-0
MC-0Kondisi
KondisiEksisting
Eksisting
Mempersiapkan
Mempersiapkangambar
gambarkerja\
kerja\
,,kuantitas
kuantitas pekerjaandan
pekerjaan danIjin
IjinKerja
Kerja Tidak
Diajukan
Diajukanke
keKonsultan
Konsultan
Diterima
Excavator untuk memotong / menggali di
MC-0
MC-0Timbunan
TimbunanBorrow
Borrow
lokasi galian/pekerjaan dan dari proses galian
dituang ke bak dump truck untuk selanjutnya
dihantar ke lokasi timbunan / Lokasi Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran
Pembuangan Dump Truck Menghantar
material galian ke lokasi timbunan.
Pekerjaan
Pekerjaangalian
galian
FINISH
FINISH
METODE PELAKSANAAN
GALIAN BIASA
GALIAN BIASA UNTUK DIBUANG
Pelaksanaan
• Tipikal daerah galian
Penggalian menggunakan excavator yang langsung diloading ke atas dump truck untuk dihauling ke stock pile,
disposal atau lokasi timbunan.
• Tipikal daerah galian-timbunan
Tanah hasil galian excavator akan langsung ditempatkan ke area timbunan atau material hasil galian akan
ditempatkan di sekitar bulldozer untuk kemudian didorong ke lokasi timbunan.
• Galian akan dilaksanakan dengan sistem open cut atau penggalian akan dilaksanakan secara langsung tanpa
perlakuan khusus sebelumnya, seperti pembuatan konstruksi penahan, dsb.
• Galian untuk jalan akan dilakukan secara simultan/ paralel dengan galian bahu jalan dan galian saluran drainase untuk
menghindari terjadinya genangan air di area konstruksi.
METODE PELAKSANAAN
GALIAN BIASA
HANDLING MATERIAL
1 SAFETY HELMET
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER
6 BODY HARDENESS
7 ROMPI
8 EAR PLUG
BODY HARDNESS
ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN GALIAN
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan beraspal
tanpa cold milling machine sama dengan menggunakan cold
milling machine.
Gambar Pekerjaan Markingan
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat
berat (tanpa breaker),
• Jack Hammer untuk pengerukan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer.
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
METODE PELAKSANAAN
GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beraspal / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu
Excavator
Start
Start
Perrsiapan
Perrsiapan Alat
Alat
Pengukuran
Pengukuran dan
dan Pemasangan
Pemasangan Marking
Marking
Pengerukan
Pengerukan dengan
dengan Jack
Jack Hammer/Excavator
Hammer/Excavator
Pengangkutan
Pengangkutan Hasil
Hasil Galian
Galian Perkerasan
Perkerasan Beraspal
Beraspal Dengan
Dengan DT
DT
Perapihan
Perapihan Hasil
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan
Finish
Finish
GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beraspal / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu
Excavator
Start
Start
Perrsiapan
PerrsiapanAlat
Alat
Pengukuran
Pengukurandan
danPemasangan
PemasanganMarking
Marking
Pengerukan
Pengerukandengan
denganJack
JackHammer/Excavator
Hammer/Excavator
Pengangkutan
PengangkutanHasil
HasilGalian
GalianPerkerasan
PerkerasanBerbutir
Berbutir Dengan
DenganDT
DT
Perapihan
PerapihanHasil
HasilPekerjaan
Pekerjaan
Finish
Finish
GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan Beton (Rigid)
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat
berat (tanpa breaker),
• Jack Hammer untuk pengerukan
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer.
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
METODE PELAKSANAAN
GALIAN PERKERASAN BETON
• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beton / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu
Excavator
Start
Start
Perrsiapan
PerrsiapanAlat
Alat
Pengukuran
Pengukurandan
danPemasangan
PemasanganMarking
Marking
Pengerukan
Pengerukandengan
denganJack
JackHammer/Excavator
Hammer/Excavator
Pengangkutan
PengangkutanHasil
HasilGalian
GalianPerkerasan
PerkerasanBeton
BetonDengan
DenganDT
DT
Perapihan
PerapihanHasil
HasilPekerjaan
Pekerjaan
Finish
Finish
GALIAN PERKERASAN BETON
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
GALIAN PERKERASAN BETON
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
Penyiraman air jika kadar air tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan
Pada Lokasi widening adalah variable, maka ada beberapa lokasi yang tidak memungkinkan pekerjaan dengan alat berat,
maka pekerjaan pengghamparan dilaksanakan oleh pekerja dan alat bantu. Pemadatan dengan menggunakan Hand
Stamper ataupun pedestrian Roller
1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary) for 1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary) for
Roller / Mini Roller water rate as according to technical Roller / Mini Roller water rate as according to technical 1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary) for
specification specification Roller / Mini Roller water rate as according to technical
specification
FLOWCHART PELAKSANAAN
TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Mulai
Galian di
Borrow Pit
Compactor of Layer
area
2N
Tdk dipakai dipakai
Area Timbunan
Cek Top
Spreding Layer 1
Level
Ketebalan >20cm
Selesai
Cek density
of layer 1
Spreding of layer
2N
TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
- Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan
- Yang terpenting adalah kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih
dari kotoran apapun diatasnya.
- Derajat Kepadatan 100 % (Standard Proctor)
- Jenis tes yang dilakukan: sand cone, CBR test atau ditentukan lain oleh Direksi.
- Pekerjaan ini pada dasarnya dilaksanakan untuk pembentukan /sub grade preparation sebagai tempat bagi pekerjaan
perkerasan diatasnya
- Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar, untuk penghamparan Lapis
Pondasi Agregat atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas.
- Untuk sub grade/permukaan tanah dasar untuk ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh tebih tinggi atau lebih
rendah satu sentimeter dari yang diisyaratkan/disetujui dan sesuai gambar rencana.
- Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar/sub grade dibentuk/diratakan dengan alat motor grader.
- Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar ( Vibratory Roller)
- Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari
permukaan.
METODE PELAKSANAAN
PENYIAPAN BADAN JALAN
• Peralatan
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan badan jalan:
- Water Tanker untuk Penyediaan air
- Vibratory roller, untuk pemadatan timbunan tanah
- Whell Loader untuk leveling dan pembentukan kemiringan
• Pelaksanaan
- Setelah timbunan (embankment) mencapai nilai spesifikasi (kepadatan, elevasi, dsb) yang ditentukan, dilanjutkan
pekerjaan persiapan penyiapan badan jalan (sub grade). Pelaksanaan dilaksanakan persetengah badan jalan.
- Pembentukan kemiringan jalan menggunakan motor grader dan diakhiri dengan pemadatan ulang hingga
memenuhi spesifikasi yang ditentukan menggunakan vibro roller. Jika diperlukan akan dilakukan penyiraman
dengan water tank truck untuk memenuhi nilai kadar air tanah sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Sub Grade Preparation pada lokasi permukaan galian Sub Grade Preparation pada lokasi permukaan
Whell Loader
Vibro Roller
Rencana Top elevasi
Vibratory Roller
Galian di
Borrow Pit
Compactor of
area
Layer 2N
Tdk dipakai dipakai
Galian dan
Transportasi
Forming Finish
Grade
Area Timbunan
Check Top
Spreading Layer 1
Level
Ketebalan >25cm
ketebalan
Selesai
Check density
of layer 1
Spreading of layer
2N
PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PEKERJAAN PREVENTIV
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
PEKERJAAN PREVENTIV
Penambalan Dangkal Perkerasan
Beton Semen Bersambung Tanpa
Tulangan
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan, dan
Penambalan dengan perkerasan beton semen
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan
badan jalan:
- Excavator untuk Menggali
- Jack Hammer, untuk pengerukan Gambar Pekerjaan Markingan
- Dump Truk untuk leveling dan pembentukan
kemiringan
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer. pekerja
dan alat bantu
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
• Hasil galian yang sudah dibersihkan dilapisi dengan bahan
perekat sebelum memasang bahan tambalan (AASHTO
M235M/M235-13)
• Pencampuran beton dilakukan secara manual atau dengan
concrete mixer atau bahan jadi
• Melakukan Penambalan dan Perataan Secara Manual
dengan peralatan manual seperti papan kaku
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Bongkaran dan Loading langsung menggunakan
Excavator
Excavator
START
Pe rsia p a n Ala t
Pe n g u ku ra n d a n Pe m a sa n g a n Ma rkin g
Pe n g e ru ka n d e n g a n Ja c k h a m m e r
Pe n g a n g ku t a n Ha sil Ga lia n d e n g a n DT
Pe ra p ih a n h a s il p e ke rja a n
SELESAI
Penambalan
FINISH
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PEKERJAAN PREVENTIV
Penambalan Penuh Perkerasan Beton
Semen Bersambung Tanpa Tulangan
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan, dan
Penambalan dengan perkerasan beton semen
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan
badan jalan:
- Excavator untuk Menggali Gambar Pekerjaan Markingan
- Jack Hammer, untuk pengerukan
- Dump Truk untuk leveling dan pembentukan kemiringan
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking dengan mempertimbangkan sambungan
penyalur beban (dowel) Gambar Pemotongan
• Melakukan pemotongan pada batas yang sudah diberi
tanda dan dilanjutkan pengerukan dengan alat Jack
Hammer dan alat bantu
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan Gambar Pekerjaan pengerukkan
dan dowel penyalur beban dipasang dengan dibor tegak
lurus vertikal dari perkerasan beton
• Pelaksananan pengecoran dilakukan dengan mengunakan
beton readymix dengan pencapaian kepadatan dan tingkat
kerataan dengan beton disekitar
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Bongkaran dan Loading langsung menggunakan
Excavator
Excavator
START
Persiapan Alat
FINISH
Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PERKERASAN BERBUTIR
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
PERKERASAN BERBUTIR
LAPIS PONDASI AGGREGATE KELAS A
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PERKERASAN BERBUTIR
LAPIS PONDASI AGGREGATE KELAS S
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S
1.Pengadaan material
• Material agregat dari
sumber galian, selanjutnya
diolah di Crusher dengan
komposisi sesuai
spesifikasi.
• Material dari Crusher di
loading ke dump truck
dengan whell loader,
excavator atau sejenisnya.
Gbr. Ilustrasi Pengadaan Material Agregat
2. Proses penghamparan
• Material agregat diturunkan
dari dump truck kemudian
dihamparkan menggunakan
Whell Loader.
3. Peralatan yang digunakan
- Whell Loader
- Dumptruck
- Vibratory Roller
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
Setelah percobaan komposisi campuran hot mix dilaksanakan dan disetujui oleh direksi dilanjutkan dengan percobaan trial compaction yang
dilakukan pada dasar pondasi yang telah disiapkan, untuk menentukan tebal hotmix (belum padat) dan kombinasi jumlah passing pemakaian
tandem roller dan Pneumatic tired roller, sehingga didapat ketebalan padat yang dipersyaratkan.
HOTMIX PRODUCTION :
Selanjutnya hasil-hasil yang didapat dari trial mix di AMP dan trial compaction tersebut dipakai sebagai dasar/acuan untuk memproduksi hotmix di
PERSIAPAN LAPANGAN :
DELIVERY
OF HOTMIX :
Sebelumnya Lokasi pekerjaan telah dipersiapkan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratkan dalam spesifikasi teknik. Pengiriman hotmix ke
lapangan menggunakan Dump truck yang dilengkapi penutup dari kanvas/terpal untuk melindungi hotmix dari pengaruh cuaca dan mempertahankan
suhu hot mix, setiap Dump truck ditimbang beratnya minimal sekali setiap penggantian pekerjaan.
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
Sebelum dihampar :
- Cek Suhu Hot Mix (130 - 150 oC), bila suhu <130oC maka hot mix tidak dipakai/rejected.
- Terpal tetap tertutup sampai dengan hot mix siap digelar Aspalt Finiser.
- Alat harus dalam kondisi siap operasi di site sebelum hot mix sampai di lokasi.
- Penghamparan hotmix dilaksanakan menggunakan Bituminous paver/Asphalt Finisher , self contained dan self propelled unit dilengkapi secreed,
dihamparkan pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi yang ditentukan serta dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan lebar dan ketebalan dalam gambar, dengan suhu penghamparan 130 °C – 150 °C .
- Breakdown rolling dilaksanakan pada suhu min 125 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam
- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.
- Arah passing dari Tandem Roller diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan
- Dilaksanakan pada suhu min 100 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan,.
- Menggunakan Pneumatic Tire Roller (PTR) tekanan roda dibuat sama untuk semua roda dengan tekanan yang telah ditentukan.
- Kecepatan PTR < 10 km/jam dengan jalur lintasan harus konstan/perubahan jalur smoth dan tidak secara mendadak/patah.
- Arah passing dari PTR diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan berikutnya bisa
maju dst.
- Roda karet selalu dijaga kebersihannya, dan ditugaskan pekerja khusus dengan lap setengah basah untuk hal tersebut.
- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.
- Dilaksanakan pada suhu > 95 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam dokumen
pelelangan,dilaksanakan sementara bahan yang bersangkutan masih berada dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua bekas
- Arah passing dari Tandem Roller diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan
- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.
- OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Peralatan yang digunakan
1. Compresor
2. Asphalt Sprayer
3. Air Compresor
Uraian
1. Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai
dgn spesifikasi teknis kemudian dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair/lapisan perekat
2.Permukaan yang akan dilapisi lapis perekat dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan air compressor
3.Kemudian lapis perekat disemprotkan dengan asphalt
sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis
4.Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan
Dump Truck
FLOW CHART
START
Pembersihan Lokasi
Delivery Pekerjaan
FINISH
LAPIS RESAP PENGIKAT – ASPAL CAIR (PRIME COAT)
Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang
mengikat lambat (slow setting) memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis
kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionic. Aspal emulsi jenis
lkationik harus digunakan pada permukaan yang berbasis acidic
(dominika silica) , sedang kan Janis anionic harus digunakan pada
permukaan berbasis basaltic (dominan karbonat) . Sumber Spesifikasi
Umum 2018 Dinas Pekerjaan Umum
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A.
Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan
berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat
kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen atau sesuai
dengan yang di isyaratkan didalam dokumen spesifikasi teknis. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap
kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan
pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh Gambar pelaksanaan lapis resap pengikat
karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan (Prime Coat) menggunakan asphalt distributor
agar pasir tersebut diselimuti aspal.
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8
cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan
lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Setelah pekerjaan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8 cm dilaksanakan dilanjutkan dengan penghamparan Lapis
perekat dan lapis resap pengikat dengan asphal Sprayer, Setelah itu baru dilanjutkan dengan penghamparan lapis antara (AC-BC.
Lapisan ini digunakan untuk mengurangi tegangan atau regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan bawahnya.
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik., Lapis Aus (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak
paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non structural Lapis Aus (AC-WC) dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor
Metoda Kerja:
• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
Breakdown rolling Intermediate rolling Finish rolling / Pemadatan Akhir
OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis.
PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
2. PEK AC-BACE
PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
2. PEK AC-BC
2. PEK AC-WC
FLOWCHART PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
START
START
Quality
Quality Test
Test ofof Material
Material
(Aggregate
(Aggregate && Asphalt)
Asphalt) and
and
Trial
Trial Mix
Mix
Uji
Uji Lintasan
Lintasan
N
o
Transporting
Transporting No
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
To
To Site
Site
Preparation
Preparation of
of Surface
Surface
Check
Check // Test
Test
Prime
Prime Coat
Coat // Tack
Tack Coat
Coat
Spreading Asphalt
Pengontrolan QC
Ok
Spreading
Spreading Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
Compacting
Compacting
No
Check
Check // Test
Test
Compacting Tandem Roller – Pneumatic Tire Roller – Tandem Roller
Pass
Finish
Finish
FLOWCHART PENGENDALIAN PERKERASAN ASPAL
ALUR PENGENDALIAN MUTU PERKERASAN HOTMIX.
Aspal curah
- Softening point dll. YA YA
- Kesinambungan Dipesan Test Masuk
suplai Tangki
Tidak
Test routine
Aggregat halus YA
YA Abrasi <40 YA
Aggregat kasar Tes awal
Dipesan kepipihan
Fine Abrasi <40
Kadar
Filler kepipihan
organik
Pengolahan di
Tidak AMP
Tolak /
cari
Altenatif
Pengangkutan
Hotmix
Penghamparan
Hotmix
Pemadatan
Hotmix
Tidak
Uji mutu
- Core
Drill
Ya
FINISH
DOKUMENTASI PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL :
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS — Index of Retained
Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambah bahan
anti pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan. Stabilitas Ulan anti pengelupasan Bahan anti
pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP
dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum diiakukan proses pencampuran
basah di pugrnil. Penambaban bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspaI hanya diperkenankan
atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4%
terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan hams digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak
boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif. Persyaratan bahan anti pengelupasan
haruslah memenuhi Tabel dan kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam Tabel.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
PEKERJAAN STRUKTUR
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
PEKERJAAN STRUKTUR
2. Bahan Material
Material ringan mortar-busa harus berupa campuran cairan busa , semen , pasir, dan air, dengan komposisi tertentu sehingga
memenuhi spesifikasi teknis sebagai pengganti tanah timbunan.
a. Semen yang digunakan sesuai SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004 dan SNI 15-0302-2004
b. Aggregat halus yaitu pasir yang digunakan tidak boleh mangandung lumpur , tanah liat dan material material
gembur/mudah hancur (clay lumps and fariable particles ) lebih dari 4% (SNI 03-6819-2002) Aggrega pasir harus bebas
dari arang m, bnda benda dari kayu serta kotoran kotoran lainnya yang tidak dikehendaki
c. Cairan Busa (Foam Agent) harus menghasilkan gelembung dengan nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila
bercampur dengan air menggunakan alat pembangkit busa
d. Air untuk mencampur material ringan mortar busa harus sesuai spesifikasi SNI 03-6861-2002
METODE PELAKSANAAN
FLOW CHART PROSEDUR PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN MORTAR BUSA
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Peralatan: Alat penunjang :
1. Mixer
Pada prinsipnya pekerjaan pengadukan mortar
yang akan dilaksanakan harus diaduk di suatu
central mixing plant (stationary mixer) type wet-
mix yang dilengkapi alat penimbang, alat
pengontrol kelembaban dan kadar air agregat
serta alat pengontrol lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan spesifikasi
1. Persiapan Kerja
Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan, perbaikan ketidakrataan tanah dan
pembuatan lantai kerja atau lean concrete serta semua peralatan dan operator sudah siap. Lahan
yang akan dihamparkan harus tertutup agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung maupun
hujan.
2. Pemasangan anyaman baja Wiremesh M-10
Pada timbunan jalan menggunakan mortar busa yang menggunakan anyaman baja wiremesh M-10,
lebar dan panjang anyaman baja harus di atur sedemikian rupa sehingga pada saat dipasang agar
anyaman baja tersebut tepat pada posisi dan tidak bergeser.
Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar pengecoran dengan panjang yang cukup
untuk memungkinkan agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa kelebihan anyaman. Untuk
mencegah anyaman bergeser maka lembaran anyaman yang berdampingan harus diikat kuat.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
3.Pemasangan Bekisting
Papan-papan cetakan atau bekisting dibentuk dengan baik dengan ketinggian bekisting 40 – 50 cm dan harus dipasang tegak
lurus dalam arti tidak berbelok-belok sesuai dengan dimensi yang direncakan agar tegak lurus dilakukan pengukuran dengan
bantuan alat waterpass. Papan-papan tersebut harus kokoh sehingga tidak mudah berubah tempat, miring atau melengkung
bila pengecoran telah dimulai.
Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar busa. Papan cetakan harus dipasang secara rapi
berdasarkan bentuk timbunan ringan yang kana dicor. Bekisting dipasang sesuai persyaratan tinggi papan cetakan dipasang
melebihi tinggi mortar busa yang akan dituang.
Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat sehingga tidak terjadi kebocoran. Untuk
bekisting pada abutment harus ditunjang denga tiang yang kaut untuk menyangga papan cetakan. Bekisting dibuat sesuai
kemampuan mortar busa yang dihasilkan.
Wiremesh
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN PILIHAN DENGAN MORTAR-BUSA
4.Penuangan (Pengecoran)
• Sebelum mortar busa dihamparkan pada daerah timbunan maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan
densitas basah dan flow sesuai spesifikasi dan pengecekan densitas kering diperoleh dari hasil
pengujian mortar busa yang berbentuk silinder kemudian diuji tekan sehingga diperoleh target kekuatan
sesuai spesifikasi.
• Pembuatan mortar busa dapat dilakukan di batching plat atau langsung dihamparkan dengan
menggunakna truck mixer di lapangan.
• Campuran mortar busa harus dicor dengan menuangkan mortar busa dari alat pengangkut
sesuai dengan batas bekisting (retaining wall/ wing wall). Tata cara pencampuran sesuai dengan
tata cara pengadukan dan pengecoran beton, sesuai spesifikasi.
• Mortar busa harus dihampar dengan takaran yang cukup untuk mengecor seluruh lebar mortar
busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material‐
material pembentuk mortar busa sendiri. Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan
harus diatur level pada kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja rencana.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
• Pengecoran dapat juga dilakukan dengan mesin pompa (Mortar pump) untuk memompa
campuran mortar busa basah ke lokasi pengecoran, apabila tidak bisa dijangkau oleh truck
mixer dan harus dijaga untuk tidak menimbulkan segregasi atau pemisahan material
pembentuk mortar busa sendiri.
• Tinggi jatuh pelaksanaan pengecoran maksimum 50 centimeter, jika harus menggunakan pipa atau
trimie, untuk menghindari hasil pelaksanaan pengecoran terjadi buih yang terlalu besar, yang akan
mengakibatkan segregasi atau penurunan hasil pengecoran sehingga keroposnya permukaaan
atas hasil pengecoran.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN PILIHAN DENGAN MORTAR-BUSA
5. Perataan
6.Perawatan (Curing)
Mortar busa yang telah selesai dicor segera ditutup dengan
bahan penutup (terpal, plastik tebal) agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan untuk menghindari retakan.
Lahan yang akan dicor harus ditutup agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung, hujan, atau angin
7.Pembukaan Bekisting
Cetakan tidak boleh dibuka dari saat mortar busa di cor sampai finial setting time atau dihitung 3 hari
setelah pengecoran atau dengan pengecekan UCS. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada mortar busa.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
5) Pengecoran mortar busa 6)Pengecoran bertahap dengan 7)Pengecoran Tahap Selanjutnya 8) Pekerjaan Selesai
(lanjutan) ketebalan 40-50 cm , dan pada
tiap ketebalan 1 m dipasang
tulangan wiremesh M-10
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Pengendalian Mutu :
Pengujian permukaan timbunan ringan dengan mortar busa sebagai berikut :
1. Permukaan timbunan jalan menggunakan mortart busa harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang
3 meter, harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar.
2. Pengujian untuk pemerikasaan toleransi kerataan yang diisyaratkan harus mulai dilaksanakan segera
setelah penghamparan dan perataan, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengam mebuang
atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan.
a. Ketentuan berat isi, UCS, dan flow
Berat isi dan kekuatan tekan bebas timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) dan flow
harus sesuai dengan persyaratan timbunan menggunakan mortar busa.
b.Jumlah pengambilan benda uji
Jumlah pengambilan benda uji umumnya dilakukan di unit produksi mortar busa dengan frekuensi
pengujian setiap pengecoran 10 m adukan harus diambil benda uji silinder/ kubus secara uji petik
(random sampling) untuk setiap minimum 3 kali pengujian dan setidak-tidaknya setiap 1 hari sekali
yang cukup mewakili (representative) untuk pengecoran hari itu, juga sebanyak untuk minimum 3 kali
pengujian
3.Untuk menguji kekuatan tekan timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) mengikuti
spesifikasi. Pada saat awal-awal pengecoran, ahrus mengambil minimum sebanyak 20 buah benda uji
silinder yang masing-masing di tes pada umur 7 hari dan 14 hari.
4.Dari haris pengetesan benda uji tersebut diatas, maka harus dipakai sebagi dasar untuk
mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran (mix design) dan cara
pelaksanaan.
5.Benda-benda uji tersebut harus dibuat/dipersiapkan menurut cara standar tentang pembuatna dan
perawatan benda uji di laboratorium .
6.Pengetesan/ pengujian dilaksanakan setelah benda uji mencapai umur tertentu dan setiap pengujian
harus teridir dari 3 buah benda uji. Jadi setiap rangkai pengujian @3 benda uji.
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK
1 SAFETY HELMET
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER
6 BODY HARDENESS
7 ROMPI
8 EAR PLUG
BODY HARDNESS
ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PEKERJAAN STRUKTUR
2. Bahan Material
Material ringan mortar-busa harus berupa campuran cairan busa , semen , pasir, dan air, dengan komposisi tertentu sehingga
memenuhi spesifikasi teknis sebagai pengganti tanah timbunan.
a. Semen yang digunakan sesuai SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004 dan SNI 15-0302-2004
b. Aggregat halus yaitu pasir yang digunakan tidak boleh mangandung lumpur , tanah liat dan material material
gembur/mudah hancur (clay lumps and fariable particles ) lebih dari 4% (SNI 03-6819-2002) Aggrega pasir harus bebas
dari arang m, bnda benda dari kayu serta kotoran kotoran lainnya yang tidak dikehendaki
c. Cairan Busa (Foam Agent) harus menghasilkan gelembung dengan nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila
bercampur dengan air menggunakan alat pembangkit busa
d. Air untuk mencampur material ringan mortar busa harus sesuai spesifikasi SNI 03-6861-2002
METODE PELAKSANAAN
FLOW CHART PROSEDUR PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN MORTAR BUSA
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Peralatan: Alat penunjang :
1. Mixer
Pada prinsipnya pekerjaan pengadukan mortar
yang akan dilaksanakan harus diaduk di suatu
central mixing plant (stationary mixer) type wet-
mix yang dilengkapi alat penimbang, alat
pengontrol kelembaban dan kadar air agregat
serta alat pengontrol lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan spesifikasi
1. Persiapan Kerja
Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan, perbaikan ketidakrataan tanah dan
pembuatan lantai kerja atau lean concrete serta semua peralatan dan operator sudah siap. Lahan
yang akan dihamparkan harus tertutup agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung maupun
hujan.
2. Pemasangan anyaman baja Wiremesh M-10
Pada timbunan jalan menggunakan mortar busa yang menggunakan anyaman baja wiremesh M-10,
lebar dan panjang anyaman baja harus di atur sedemikian rupa sehingga pada saat dipasang agar
anyaman baja tersebut tepat pada posisi dan tidak bergeser.
Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar pengecoran dengan panjang yang cukup
untuk memungkinkan agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa kelebihan anyaman. Untuk
mencegah anyaman bergeser maka lembaran anyaman yang berdampingan harus diikat kuat.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
3.Pemasangan Bekisting
Papan-papan cetakan atau bekisting dibentuk dengan baik dengan ketinggian bekisting 40 – 50 cm dan harus dipasang tegak
lurus dalam arti tidak berbelok-belok sesuai dengan dimensi yang direncakan agar tegak lurus dilakukan pengukuran dengan
bantuan alat waterpass. Papan-papan tersebut harus kokoh sehingga tidak mudah berubah tempat, miring atau melengkung
bila pengecoran telah dimulai.
Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar busa. Papan cetakan harus dipasang secara rapi
berdasarkan bentuk timbunan ringan yang kana dicor. Bekisting dipasang sesuai persyaratan tinggi papan cetakan dipasang
melebihi tinggi mortar busa yang akan dituang.
Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat sehingga tidak terjadi kebocoran. Untuk
bekisting pada abutment harus ditunjang denga tiang yang kaut untuk menyangga papan cetakan. Bekisting dibuat sesuai
kemampuan mortar busa yang dihasilkan.
Wiremesh
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
4.Penuangan (Pengecoran)
• Sebelum mortar busa dihamparkan pada daerah timbunan maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan
densitas basah dan flow sesuai spesifikasi dan pengecekan densitas kering diperoleh dari hasil
pengujian mortar busa yang berbentuk silinder kemudian diuji tekan sehingga diperoleh target kekuatan
sesuai spesifikasi.
• Pembuatan mortar busa dapat dilakukan di batching plat atau langsung dihamparkan dengan
menggunakna truck mixer di lapangan.
• Campuran mortar busa harus dicor dengan menuangkan mortar busa dari alat pengangkut
sesuai dengan batas bekisting (retaining wall/ wing wall). Tata cara pencampuran sesuai dengan
tata cara pengadukan dan pengecoran beton, sesuai spesifikasi.
• Mortar busa harus dihampar dengan takaran yang cukup untuk mengecor seluruh lebar mortar
busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material‐
material pembentuk mortar busa sendiri. Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan
harus diatur level pada kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja rencana.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
• Pengecoran dapat juga dilakukan dengan mesin pompa (Mortar pump) untuk memompa
campuran mortar busa basah ke lokasi pengecoran, apabila tidak bisa dijangkau oleh truck
mixer dan harus dijaga untuk tidak menimbulkan segregasi atau pemisahan material
pembentuk mortar busa sendiri.
• Tinggi jatuh pelaksanaan pengecoran maksimum 50 centimeter, jika harus menggunakan pipa atau
trimie, untuk menghindari hasil pelaksanaan pengecoran terjadi buih yang terlalu besar, yang akan
mengakibatkan segregasi atau penurunan hasil pengecoran sehingga keroposnya permukaaan
atas hasil pengecoran.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
5. Perataan
6.Perawatan (Curing)
Mortar busa yang telah selesai dicor segera ditutup dengan
bahan penutup (terpal, plastik tebal) agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan untuk menghindari retakan.
Lahan yang akan dicor harus ditutup agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung, hujan, atau angin
7.Pembukaan Bekisting
Cetakan tidak boleh dibuka dari saat mortar busa di cor sampai finial setting time atau dihitung 3 hari
setelah pengecoran atau dengan pengecekan UCS. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada mortar busa.
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
5) Pengecoran mortar busa 6)Pengecoran bertahap dengan 7)Pengecoran Tahap Selanjutnya 8) Pekerjaan Selesai
(lanjutan) ketebalan 40-50 cm , dan pada
tiap ketebalan 1 m dipasang
tulangan wiremesh M-10
METODE PELAKSANAAN
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Pengendalian Mutu :
Pengujian permukaan timbunan ringan dengan mortar busa sebagai berikut :
1. Permukaan timbunan jalan menggunakan mortart busa harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang
3 meter, harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar.
2. Pengujian untuk pemerikasaan toleransi kerataan yang diisyaratkan harus mulai dilaksanakan segera
setelah penghamparan dan perataan, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengam mebuang
atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan.
a. Ketentuan berat isi, UCS, dan flow
Berat isi dan kekuatan tekan bebas timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) dan flow
harus sesuai dengan persyaratan timbunan menggunakan mortar busa.
b.Jumlah pengambilan benda uji
Jumlah pengambilan benda uji umumnya dilakukan di unit produksi mortar busa dengan frekuensi
pengujian setiap pengecoran 10 m adukan harus diambil benda uji silinder/ kubus secara uji petik
(random sampling) untuk setiap minimum 3 kali pengujian dan setidak-tidaknya setiap 1 hari sekali
yang cukup mewakili (representative) untuk pengecoran hari itu, juga sebanyak untuk minimum 3 kali
pengujian
3.Untuk menguji kekuatan tekan timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) mengikuti
spesifikasi. Pada saat awal-awal pengecoran, ahrus mengambil minimum sebanyak 20 buah benda uji
silinder yang masing-masing di tes pada umur 7 hari dan 14 hari.
4.Dari haris pengetesan benda uji tersebut diatas, maka harus dipakai sebagi dasar untuk
mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran (mix design) dan cara
pelaksanaan.
5.Benda-benda uji tersebut harus dibuat/dipersiapkan menurut cara standar tentang pembuatna dan
perawatan benda uji di laboratorium .
6.Pengetesan/ pengujian dilaksanakan setelah benda uji mencapai umur tertentu dan setiap pengujian
harus teridir dari 3 buah benda uji. Jadi setiap rangkai pengujian @3 benda uji.
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK
1 SAFETY HELMET
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER
6 BODY HARDENESS
7 ROMPI
8 EAR PLUG
BODY HARDNESS
ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
PEKERJAAN STRUKTUR
2. Setelah galian timbunan eksisting sudah mencapai elevasi, dilanjutkan pengecoran lantai kerja harus rata sesuai elevasi rencana
METODE PELAKSANAAN
Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
Persiapan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk pengecoran lean concrete. Adapun peralatan dan material yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
• Kaso untuk bekisting, stamper, talang cor, dan jidar.
• Beton sesuai spesifikasi volume beton diberikan oleh QS, konfirmasi order beton ke Batching Plan maksimal 5 jam sebelum pengecoran.
• Marking koordinat dan elevasi lean concrete sesuai dengan shop drawing.
• Area lean concrete digali dan dipadatkan menggunakan stamper, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dan koordinat.
• Apabila elevasi dan koordinat sudah benar, maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Tetapi jika elevasi dan koordinat belum tepat maka harus diperbaiki.
• Pasang bekisting lean concrete dan talang cor.
• Pembersihan area cor meliputi pembersihan serpihan material dan kotoran lain, selain itu area cor harus dipastikan dalam keadaan kering.
• Lakukan pengujian nilai slump ketika beton datang, apabila nilai slump tidak sesuai maka beton harus direject.
• Beton dituang dari truck mixer ke area cor lean concrete menggunakan talang cor, lalu diratakan menggunakan jidar.
3. Pengecoran : Adonan campuran dituang secara merata (tidak dituang pada satu titik) dan ditutup dengan terpal
Setelah bekisting dan tulangan sudah diperiksa pengawas, selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecoran,
Proses pengecoran pada Timbunan dilaksanakan dalam beberapa tahapan cor sesuai Tahapan bentang yang akan
dicor. Persiapan terakhir sebelum dilakukan pengecoran adalah pembersihan lokasi, pembesian dari kotoran berupa
sisa-sisa kawat bendrat maupun kotoran lain yang dapat mengganggu pada saat pengecoran. Pengecoran dilakukan
dengan menggunakan material Mortar Busa UCS 2000 Kpa, yang sudah dilakukan trial mix sebelumnya dan telah ditetapkan.
Pengecoran ini menggunakan Mortar Busa yang diproduksi di Batching plant, dibawa ke lokasi menggunakan Concrete T
ruck Mixer. Penuangan beton menggunakan Concrete Pump dengan pemadatan menggunakan electric concrete vibrator.
4. Lokasi yang sudah dilakukan pengecoran dilakukan curing dengan menutup dengan terpal dan perawatan beton
METODE PELAKSANAAN
Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
START
START
Mix
MixDesign
Design(UCS
(UCS2000
2000 Kpa)
Kpa)
Cek
Tidak
Diajukan
Diajukanke
keKonsultan
Konsultan
Diterima
Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran
Pengecoran
PengecoranLantai
LantaiKerja
Kerja
Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran(Bekisting)
(Bekisting)
Penghamparan
PenghamparanMorttar
MorttarBusa
Busa
Curing
Curing
FINISH
FINISH
Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
1 SAFETY HELMET
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER
6 BODY HARDENESS
7 ROMPI
8 EAR PLUG
BODY HARDNESS
ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
• Mobilisasi/ pengadaan material batu dari quarry dengan menggunakan dump truck.
• Pelaksanaan pasangan batu dimulai pada bagian pondasi dan lantai saluran dilanjutkan pada bagian lining.
• Setelah setting out dilanjutkan pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2- 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu
tersebut agar terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/ mampat.
• Untuk bangunan yang tingginya lebih dari 1 meter, maka tinggi pengerjaan pasangan batu per layer dengan maksimum 1
meter. Penghentian pelaksanaan bertangga/ trap agar sambungan pasangan lama dan pasangan berikut diatasnya bisa
terjadi satu ikatan yang kuat.
• Pekerjaan penyusunan batu parallel dengan pemasangan wheep hole dengan jarak sesuai spesifikasi.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pemasangan Batu
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
Batu dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu
terpasang
Batu tidak menggeser atau memindahkan batu yang terpasang.
Pada saat pemasangan dilakukan pemasangan lubang sulingan dengan lokasi pemasangan dan material sulingan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Untuk Elevasi Permukaan dapat dibantu dengan menggunakan patok kayu yang yang diberi benang antara patok tersebut
- Toleransi Dimensi :
Sisi muka masing —masing batu dari permukaan pas. Batu tidak boleh > 1 cm dari profil permukaan rata-rata pas. Batu dg
mortar disekitarnya.
Profil permukaan rata-rata selokan & saluran air yg dibentuk tidak berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai
saluran yang ditentukan, dan tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang yang ditentuka.
Tebal minimum 10 cm
Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap (catch pits) dan lantai golak tidak
bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan (pekerjaan Akhir Batu) dilakukan sesuai dengan persyaratan dan tahapan
pekerjaan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis pada dokumen pelelangan
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Peralatan kerja;
Peralatan Kerja :
1.
1. Concrete Mixer
Concrete Mixer
2.
2. Alat
Alatbantu
Bantu
Pekerjaan dibantu
Pekerjaan dibatu dengan
dengan peralatan perancah/
scafolding dari bambu yang dirangkai.
scaffolding dari bamboo yang dirangkai
Timbunan Lokasi sesuai gambar kerja
1. Pada Lokasi yang tidak memungkinkan dilaksanakan
pekerjaan dengan alat berat
2. Pekerjaan Timbunan pada lokasi Retaining wall dan
Lokasi lainnya sesuai gambar kerja
3. Penghamparan oleh pekerja dan alat bantu Pemadatan
dengan Hand Stamper atau dengan mini roller
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal
1. Lokasi
• Lokasi pekerjaan : sesuai shop drawing.
2. Uraian
• Material marka didatangkan dari pabrik/supplier sesuai spesifikasi teknis.
• Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
Perbersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan yang bergemuk.
Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu.
Penandaan lokasi permukaan perkerasan yang akan dicat dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
• Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis
dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa
berhenti dan mulai berjalan lagi). Pengecatan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
atau ditentukan lain sesuai gambar kerja.
• Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis.
• Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperature 204-218°C, atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis.
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
1. Menggunakan metode prefabrikasi. Fabrikasi dan perangkaian dikerjakan di workshop/ pabrik dan dilokasi pekerjaan
hanya intalasi.
2. Mobilisasi ke lokasi pekerjaan menggunakan truck atau sejenisnya. Untuk regulatory and warning signs type-B akan
dilakukan galian pondasi secara manual dengan alat bantu.
3. Pengangkatan, penyetelan, pembautan rambu secara manual, untuk lokasi diketinggian dapat dibantu truck . Pada type-B
sebelum pengecoran akan diberi support dari besi, bamboo atau lainya hingga kokoh dan dilanjutkan dengan pengecoran
pondasinya.
4. Plat untuk rambu jalan harus merupakan lembaran rata dari campuran alumunium keras dan harus mempunyai ketebalan
minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus bebas dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses
sebelum digunakan sebagai Pelat Rambu Jalan.
5. Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran alumunium alloy yang diekstrusi dari campuran logam.
Pelat Rambu Jalan harus diberi tambahan rangka pengaku bila ukuran melebihi 1 meter.
6. Tiang Rambu harus merupakan pipa baja berdiameter dalam minimum 40 mm, digalvanisir dengan proses celupan panas,
semua ujung yang terbuka harus diberi tutup untuk mencegah masuknya air.
7. Siapkan bekisting dan galian tanah pondasi untuk tiang rambu jalan tunggal
8. Pemasangan Rambu Jalan Tunggal pada lokasi dan jumlah sesuai dengan shop drawing yang disetujui
9. Apabila Pelat/Tiang Rambu Jalan Tunggal ada yang cacat pengecatannya akibat pemasangan ataupun handling, maka
perlu dicat/difinish kembali dengan material cat yang sama seperti semula
RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN
Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan
Peralatan yang digunakan
1. Compresor
2. Asphalt Sprayer
3. Air Compresor
Uraian
1. Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai
dgn spesifikasi teknis kemudian dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair/lapisan perekat
2.Permukaan yang akan dilapisi lapis perekat dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan air compressor
3.Kemudian lapis perekat disemprotkan dengan asphalt
sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis
4.Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan
Dump Truck
FLOW CHART
START
Pembersihan Lokasi
Delivery Pekerjaan
FINISH
LAPIS RESAP PENGIKAT – ASPAL CAIR (PRIME COAT)
Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang
mengikat lambat (slow setting) memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis
kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionic. Aspal emulsi jenis
lkationik harus digunakan pada permukaan yang berbasis acidic
(dominika silica) , sedang kan Janis anionic harus digunakan pada
permukaan berbasis basaltic (dominan karbonat) . Sumber Spesifikasi
Umum 2018 Dinas Pekerjaan Umum
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A.
Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan
berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat
kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen atau sesuai
dengan yang di isyaratkan didalam dokumen spesifikasi teknis. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap
kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan
pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh Gambar pelaksanaan lapis resap pengikat
karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan (Prime Coat) menggunakan asphalt distributor
agar pasir tersebut diselimuti aspal.
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8
cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan
lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PELAKSANAAN LAPIS ANTARA AC-BC
Setelah pekerjaan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8 cm dilaksanakan dilanjutkan dengan penghamparan Lapis
perekat dan lapis resap pengikat dengan asphal Sprayer, Setelah itu baru dilanjutkan dengan penghamparan lapis antara (AC-BC.
Lapisan ini digunakan untuk mengurangi tegangan atau regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan bawahnya.
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik., Lapis Aus (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak
paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non structural Lapis Aus (AC-WC) dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor
Metoda Kerja:
• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
Breakdown rolling Intermediate rolling Finish rolling / Pemadatan Akhir
OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis.
PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
2. PEK AC-BACE
PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
2. PEK AC-BC
2. PEK AC-WC
FLOWCHART PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL
START
START
Quality
Quality Test
Test ofof Material
Material
(Aggregate
(Aggregate && Asphalt)
Asphalt) and
and
Trial
Trial Mix
Mix
Uji
Uji Lintasan
Lintasan
N
o
Transporting
Transporting No
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
To
To Site
Site
Preparation
Preparation of
of Surface
Surface
Check
Check // Test
Test
Prime
Prime Coat
Coat // Tack
Tack Coat
Coat
Spreading Asphalt
Pengontrolan QC
Ok
Spreading
Spreading Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
Compacting
Compacting
No
Check
Check // Test
Test
Compacting Tandem Roller – Pneumatic Tire Roller – Tandem Roller
Pass
Finish
Finish
FLOWCHART PENGENDALIAN PERKERASAN ASPAL
ALUR PENGENDALIAN MUTU PERKERASAN HOTMIX.
Aspal curah
- Softening point dll. YA YA
- Kesinambungan Dipesan Test Masuk
suplai Tangki
Tidak
Test routine
Aggregat halus YA
YA Abrasi <40 YA
Aggregat kasar Tes awal
Dipesan kepipihan
Fine Abrasi <40
Kadar
Filler kepipihan
organik
Pengolahan di
Tidak AMP
Tolak /
cari
Altenatif
Pengangkutan
Hotmix
Penghamparan
Hotmix
Pemadatan
Hotmix
Tidak
Uji mutu
- Core
Drill
Ya
FINISH
DOKUMENTASI PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL :
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Perbaikan terhadap lapis pondasi Bawah beton kurus yang tidak memenuhi ketentuan, dilakukan sebagai
berikut ini :
• Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus tidak boleh berbeda lebih dari 10
mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm) dan untuk Perkerasan Beton Semen juga
tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm).
Lapis Pondai Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0,3 % diperrbaiki dengan dibongkar dan diganti lapisan baru
PEBAIKAN LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS
2 SAFETY SHOES
3 SAFETY GLOVES
4 SAFETY GLASSES
5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI
8 EAR PLUG
Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Kinerja Jalan didefinisikan pada tiga tingkatan (meskipun kontrak yang sederhana tidak menggunakan semua kriteria di bawah
ini):
• Ketersediaan Lajur Jalan.
• Daya Tahan (Keawetan) Jalan.
• Kenyamanan Pengguna Jalan.
Indikator Kinerja Jalan
• ukuran yang dipakai untuk menggambarkan mutu bagian-bagian jalan, yang berdampak langsung terhadap Pengguna
Jalan.
Tingkat Layanan Jalan
• standar mutu jalan dengan panjang tertentu, yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Jalan.
Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dengan memelihara atau memperbaiki kerusakan perkerasan
dan bahu jalan seperti
• menutup celah/retak permukaan (sealing),
• penambalan lubang-lubang (patching),
• perataan setempat (spot leveling),
• perbaikan tepi perkerasan,
• pelaburan aspal, perbaikan retak,
• perbaikan permukaan yang bergelombang atau keriting (corrugations) dan
• meratakan alur (rutting) yang dalam untuk mempertahankan lereng melintang jalan yang standar.
PEMELIHARAAN KINERJA JALAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
A. Pemeliharaan Rutin
• Pembersihan Jembatan
Pembersihan Jembatan meliputi pekerjaan pembersihan pada seluruh struktur jembatan termasuk
sampah, kotoran yang ada pada dan sekitar bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa
cucuran dan lantai jembatan, sambungan siar muai , landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat
serta daerah aliran sungai, 100 meter arah hulu / hilir jembatan
• Perbaikan Pasangan batu
perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak adukan, pecah , gompal, pasangan
batu pada bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah timbunan (jalan pendekat),
pengaman bangunan bawah parapet.
• Perbaikan sandaran
Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran dengan tiang sandaran beton dan sandaran
horizontal baja atau tiang sandaran baja dan sandaran horizontal baja atau sandaran dengan jenis dinding
beton serta sandaran horizontal dan vertical dari bahan baja
• Perbaikan Kereb pada trotoar atau median
Perbaikan kereb pada trotoar atau median pada pemeliharaan kinerja jembatan ini yaitu perbaikan dan
pengecatan kereb pada trotoar atau median.
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN
B. Pemeliharaan Berkala
• Pengecatan
Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan yang bersifat dekoratif maupun protektif. Pengecatan
yang bersifat dekoratif dapat digolongkan sebagai pengecatan sederhana pada pemeliharaan kinerja
jembatan
• Perbaikan / Penggantian sambungan siar muai
Perbaikan atau penggatian sambungan siar muai meliputi pekerjaan perbaikan sambungan siar
muai jenis asphaltic plug.
Padat Karya
Untuk jenis pekerjaan pembersihan jembatan dan pengecatan sederhana yang berupa pengecatan dekoratif (dengan bahan sesuai spesifikasi
sebagai jenis cat yang bersifat dekoratif)
Dengan pengawasan dan arahan yang cukup ketat.
Kontraktor akan menyampaikan program padat karya yang disahkan oleh Pengawas Pekerjaan yang sekurang-kurangnya meliputi
jenis pekerjaan,
lokasi pekerjaan,
jadwal pelaksanaan dan
perkiraan jumlah tenaga kerja setempat yang dilibatkan.
Pengajuan Kesiapan Kerja
jadwal semua kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan disampaikan pada Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
melakukan pembersihan struktur jembatan sebelum pemeriksaan detail kondisi jembatan, dengan memperhitungkan nilai kondisi, volume
kerusakan, volume lalu lintas, fungsi jalan, umur layan jembatan, pengamatan dan pengukuran geometri jembatan (termasuk jalan pendekat) dan
lingkungan sekitar jembatan, kondisi perambuan dan perlengkapan jembatan lainnya untuk keselamatan pengguna jembatan
memberikan contoh bahan yang akan digunakan untuk perbaikan yang sesuai dengan pekerjaan terkait dalam Divisi 8
menyiapkan program kerja yang sekurang-kurangnya meliputi
metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan,
jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai untuk setiap jenis pekerjaan,
kebutuhan volume material,
kebutuhan jenis peralatan,
jumlah tenaga kerja,
pengaturan lalu-lintas,
pengendalian mutu pekerjaan dan
kemungkinan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan.
PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN
Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
ORGANISASI TIM PENGENDALI MUTU
ORGANISASI TIM PENGENDALI MUTU
KEPALA PROYEK
SITE MANAGER
QUALITY CONTROL
Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
A.Pengendalian kwalitas dan Kuantitas pekerjaan.
• Untuk menjamin terlaksananya pengendalian kwalitas/mutu proyek dipergunakan Sistim Manajemen Mutu Standard ISO
(standard International) yang dimiliki kontraktor dengan cara antara lain :
• Membuat Rencana Mutu Proyek.
• Membuat Prosedur Kerja.
• Membuat Instruksi Kerja Pekerjaan.
• Membuat Rencana Inspeksi dan Test.
Untuk menjamin bahwa setiap material yang akan dipergunakan telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan setiap
proses produksi telah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi dan setiap hasil akhir
dari setiap pekerjaan betul-betul telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar, diperlukan suatu Rencana Mutu
Proyek (Project Quality Plan) berdasarkan Spesifikasi Teknik.
Untuk menjamin terlaksananya Sistem Jaminan Mutu maka diperlukan suatu cara pengendalian mutu yaitu dengan
melaksanakan Audit Mutu Internal dan Audit Mutu Eksternal yang dilaksanakan secara periodik selama periode kontrak.
B. Kendali Waktu & Biaya
1. Kendali Waktu
Untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen maka
perlu dibuat suatu perencanaan waktu yang baik dan sederhana dan mudah pengendaliannya.
Perencanaan waktu dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menggunakan cara CPM
(Critical Path Method) atau Barchart atau kombinasi keduanya dengan memanfaatkan program komputer (Microsoft
Project) yang dilengkapi cara pengendaliannya dengan Updating program secara periodik.
Pengendalian waktu/updating harus dilakukan secara periodik sekali seminggu atau paling sedikit sekali sebulan
dengan memanfaatkan Approved Master Schedule sebagai acuan (Baseline).
Dengan melakukan updating schedule secara periodik tersebut akan dapat diketahui apakah terjadi keterlambatan
schedule atau sebaliknya.
Apabila terjadi keterlambatan schedule khususnya pada aktifitas pada lintasan kritis, maka agar tidak berkibat pada
mundurnya waktu pelaksanaan, perlu diberikan suatu perhatian khusus pada aktifitas tersebut misalnya dengan
mengusahakan agar keterlambatan yang terjadi pada periode sebelumnya dapat dikejar pada periode updating
berikutnya yaitu dengan cara menambah sumberdaya misalnya: Mesin, Tenaga kerja,
Lingkup kegiatan
a) Instruksi ini dilaksanakan untuk kegiatan Cash Flow / Transaksi Penggunaan dana Proyek (Uang muka / Termind
ataupun MC) untuk keperluan Penyelesaian Proyek.
b) Instruksi ini mencakup hubungan Uang Yang diterima, Progress Pekerjaan, Biaya Produksi dsb, dimana diharapkan
agar tercipta kesinambungan dan terjaganya pengendalian Biaya untuk proyek tersebut.
Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan menerapkan “Prosesur
Pelaksanaan K-3”.
Untuk Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / Penyedia Jasa mempergunakan
prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem Management Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dan Sertifikat OHSAS.
Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama dengan Pihak keamanan terkait, kemanan dari internal yang
menggunakan tenaga yang handal di bidangnya.
Kontraktor juga akan mengadakan Program Asuransi saat dimulai, proses dan akhir pelaksaan proyek sesuai yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis / dokumen Pelelangan.
C. Aspek Teknis keselamatan kerja dan Keamanan Aset
Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan menerapkan “Prosesur
Pelaksanaan K-3”.
Untuk Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / Penyedia Jasa mempergunakan
prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem Management Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dan Sertifikat OHSAS.
Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama dengan Pihak keamanan terkait, kemanan dari internal
yang menggunakan tenaga yang handal di bidangnya.
Kontraktor juga akan mengadakan Program Asuransi saat dimulai, proses dan akhir pelaksaan proyek sesuai yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis / dokumen Pelelangan.
E. Shop Drawing & As Build drawing
Ruang Lingkup
Prosedur ini mengatur proses Pembuatan Shop drawing atau perubahan Shop drawing setelah proses peninjauan
gambar tender, modifikasi / perubahan, rekayasa engginer pada waktu MC0 dan distribusi gambar.
Pembuatan As built drawing setelah Bentuk Fisik Struktur / Pelaksanaan Item pekerjaan telah disetujui oleh pihak
konsultan pengawas dan Owner
Tujuan adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya (shop drawing) dan Bukti otentik Kebenaran
Dokumen untuk Perusahaan (shop drawing dan As bulid Drawing).
Sasaran adalah:
• Prosedure yang dipersyaratkan dilaksanakan
• Dalam Pelaksanaan pekerjaan di dukung oleh bukti yang kuat dan telah disetujui oleh pihak Konsultan pengawas
dan Owner (shop drawing)
• Hasil akhir pekerjaan telah didokumentasikan dalam bentuk Asbuild drawing (baik dalam bentuk soft Copy maupun
hard copy) yang telah disetujui oleh piahk konsultan pengawas maupun pihak Onwer
• Memudahkan pengarsipan dan penggadaan Pihak owner / Pengguna Jasa maupun oleh kontraktor pelaksana sendiri
FLOW CHART (SHOP DRAWING & AS BUILT DRAWING)
START
Persetujuan Konsultan
Perubahan
Pengawas
Gambar Pelaksanaan/Shop
Drawing
Persetujuan Konsultan
Pengawas
Repair Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan
Final
Check
Approved for Construction
issued
FINISH
Material-material
Untuk baja tulangan, kayu, dsb material didatangkan ke base camp untuk selanjutnya disimpan dalam
gudang Proyek / Storage
G. Kebersihan
Selama Pekerjaan berlangsung.
Pekerjaan pembersihan disini dilakukan pada setiap pekerjaan sedang berlangsung (waktu malam adalah
untuk pekerjaan mayor dan waktu siang untuk pekerjaan minor), lokasi dibersihkan dari peralatan kerja,
kendaraan keluar - masuk site dan material yang tidak terpakai.Pekerjaan ini dilakukan sebagai procedure
standar bagi keselamatan, keamanan (personil ataupun peralatan), dan kebersihan kerja.
Untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, dengan jadwal
waktu pelaksanaan yang telah dijadwalkan, dijabarkan lagi menjadi jadwal mingguan hingga harian.
Monitoring jadwal harian dilaksanakan setiap hari dan selalu di “Up Date” sesuai pelaksanaan dilapangan,
bila terjadi keterlambatan pada hari tersebut maka keterlambatan tersebut harus dapat digantikan pada
hari berikutnya, Misalnya dengan menambah jam kerja atau cara lain sehingga keterlambatan tersebut
dapat dipenuhi.
Untuk garansi kualitas Proyek menggunakan standar internasional sistem menajemen mutu (kualitas)
dengan aplikasi dari ISO 9001-2008. Komitmen PT.BRANTAS ABIPRAYA untuk kualitas ditunjukkan dalam
kebijakan perusahaan.
Dalam proyek konstruksi, kontrol dasar dari kualitas mengacu pada:
• ISO 9001-2008
• Spesifikasi teknik dari proyek
• Target kualitas
• Kualitas manajemen
Roda manajemen mutu perusahaan berdasarkan siklus PDCA (plan, do, check, action). Roda manajemen
mutu perusahaan adalah plan – train – action – monitor – improve – review. Atau perencanaan – latihan –
tindakan – monitor – peningkatan – review. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :
Roda manajemen mutu perusahaan
1.Perencanaan / plan
• Quality target PT.BRANTAS ABIPRAYA dan Spesifikasi teknis
• Presentasi subkontraktor / supplier
• Training – training
• Flow chart dan SOP Quality Control
• Form check list
• Kalibrasi, Serifikasi (mill certificate)
• Kunjungan ke work shop
2.Pelaksanaan
• Ijin pelaksanaan
• Pembuatan mock up
• Sampling and testing
• Rapat kualitas dan Kontrol proses
3.Monitor / kontrol
• Melakukan check list membuat Defect list
• Membuat evaluasi kualitas
• Corrective Action and Preventive Action
• Monitoring and Inspection
Pada pelaksanaan kontrol kualitas, setiap proyek dapat menetapkan SOP atau standar operating
procedure. SOP melibatkan beberapa personil maupun pejabat terkait yaitu SEM (Site Engineering
Manager), SOM (Site Operational Manager), QC (Quality Control) dan pihak mandor / supplier /
subkont.
SOP QUALITY QONTROL
1. SEM membuat dan menyetujui kontrak / SPK dengan mengacu pada spesifikasi / ketentuan yang
disyaratkan.
2. Pihak supplier / subkontraktor membuat metode pelaksanaan yang mengacu pada metode pelaksanaan
umum proyek, spesifikasi dan ketentuan lain yan disyaratkan
3. Metode diperiksa oleh SEM dan QC
4. Jika ada beberapa koreksi maka pihak supplier / subkontraktor harus memperbaiki
5. Supplier / subkontraktor mempresentasikan metode tersebut pada SEM, SOM dan QC. Jika diperlukan
metode dipresentasikan kepada pihak Owner untuk meyakinkan hasil yang akan dicapai.
6. Setelah disetujui, metode dapat dilaksanakan
7. Pelaksanaan dikontrol oleh SOM dan QC.
8. Jika ada ketidak sesuaian, maka QC dan SOM meminta untuk diperbaiki dengan menggunakan check list
9. Supplier / subkontraktor harus memperbaiki pekerjaan berdasarkan check list.
10. QC dan SOM melakukan check atas perbaikan pekerjaan. Jika sudah sesuai maka pekerjaan dianggap
selesai.
Skema SOP Pelaksanaan Pekerjaan Skema SOP Perbaikan Kualitas pekerjaan
Secara Umum Secara Umum
PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero )
Cabang III – Jakarta
Proyek Maryland Kemang Apartment
PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero )
Cabang III – Jakarta
STANDARD OPERATING PROCEDURE Proyek Maryland Kemang Apartment
PELAKSANAAN PEKERJAAN
MANDOR / STANDARD OPERATING PROCEDURE
SEM QC SOM
SUBKONT. PERBAIKAN KUALITAS PEKERJAAN
NCP
NO PERIKSA OK METODE
PERBAIKAN
PERIKSA
PERSIAPAN
PERBAIKI
NO OK
PERIKSA
PRESENTASI
PERBAIKI
PROSES
ACTION KONTROL
PROSES
ACTION KONTROL
NO CHECK OK
PERBAIKAN
PENYELESAIAN
LIST NO CHECK OK
PENYELESAIAN PERBAIKAN
LIST
SELESAI SELESAI
A.Form Checklist
Sebagai bagian dari proses kontrol adalah adanya lembar pengecekan atau yang sering disebut sebagai
Checklist form. Form ini dibuat untuk masing-masing pekerjaan.
Checklist yang baik akan menjadi fungsi kontrol terhadap kualitas. Adanya ketidaksesuaian akan dengan
cepat diketahui dan dapat ditangani dengan segera. Seperti yang telah disampaikan dalam SOP Quality
Control, proses check list dilakukan bertahap dimulai dari GSP, QC, hingga Construction Manager ( CM ).
Setelah CM menyatakan setuju terhadap checklist yang adalah, dokumen check list baru disampaikan
kepada pengawas. Apabila terdapat checklist yang tidak sesuai, maka harus segera diperbaiki.
Di dalam form checklist harus menyertakan spesifikasi teknis dan target kualitas yang disyaratkan,
holdpoint pekerjaan, toleransi kualitas, item pekerjaan yang di check, review hasil check, rencana
perbaikan, dan petugas yang terkait.
B. Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses untuk menskala ulang alar-alat ukur yang digunakan di proyek agar sesuai dengan
rencana. Proses ini harus dilakukan secara rutin sesuai dengan spesifikasi alat. Proses dan laporan
kalibrasi alat dibuat mengikuti standar Work Instruction Sistem Manajemen Mutu PT.BRANTAS ABIPRAYA.
C. Sertifikasi
Sertifikasi adalah proses pembuatan sertifikat produk / material dan di produksi oleh pabrik untuk memberi
jaminan akan kualitas produk yang digunakan di proyek. Umumnya sertifikasi ini dilakukan pada material
besi tulangan.
D. Visit Workshop
Proses ini adalah untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan oleh pihak ke tiga dari sisi pelaksanaan /
proses pembuatan produk. Kunjungan workshop ini dilakukan secara periodik dimana dapat diyakinkan
bahwa proses produksi sesuai persyaratan, disamping sebagai kontrol terhadap kemampuan produksi.
Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Lantai
TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
TO H
N
CO
TO H
N
CO
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
KONTROL KUALITAS
Untuk menghasilkan pekerjaan timbunan yang kualitas/ mutu sesuai spesisikasi teknis maka harus
dilakukan kontrol kualitas oleh tenaga laborat bersama-sama Enginer mulai dari pekerjaan belum
dilaksanakan sampai dengan pekerjaan selesai dilaksanakan.
Beberapa alternatif kontrol kualitas dan mutu pada pekerjaan antara lain:
A. Tes Laboratorium
Pelaksanaan tes laboratorium terhadap material yang akan digunakan sebagai material timbunan.
Test laboratorium antara lain:
1. Proctor test
Uji pemadatan Proctor adalah metode laboratorium untuk menentukan eksperimental kadar air
yang optimal di mana suatu jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai
kepadatan kering maksimum.
Hasil Bacaan
KONTROL KUALITAS
TES
TES KUAT
KUAT TEKAN
TEKAN BETON
BETON
KONTROL KUALITAS
B. Test Lapangan
Pelaksanaan test dilapangan akan dilakukan tiap elevasi tertentu sesuai ketentuan.
Test ini antara lain:
1. Slump Test
Tahapan Uji Slump:
1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah
2. Letakkan cetakan di atas plat
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak
merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi dilakukan
dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi
menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak 25-
30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2
menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di plat.
7. Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
8. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan
perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
9. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm
10. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan
Kontrol Kualitas Lainnya
J E N I S FREKWENSI KRITERIA A L A T METODE PENANGGUNG
JAWAB
INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES KEBERTERIMAAN INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES
PENGUKURAN Tiap titik BM / STA o Elevasi dan o Theodolith; Total Data Survey dan Q/Assuranc
Survey Koordinat station Joint Survey e.
(INSPEKSI) mengikuti BM o Waterpass/Water Surveyor.
yang telah Level
ditetapkan o Meteran
bersama-sama
antara Direksi,
Konsultan dan
Kontraktor
PEKERJAAN
TANAH Tiap 100 m2 atau Batas Luas & Elevasi Waterpas/Water Level Metode/Instruksi Q/Assuranc
Galian Biasa ditentukan lain Galian sesuai Patok Kerja Inspeksi e & Laborat
(INSPEKSI) sesuai spesifikasi Tanda Pekerjaan Tanah Surveyor
teknis
Galian Biasa Tiap 1000 m3 atau Tanah dipadatkan Sand Cone Test AASHTO T-99. Quality
(TES) ditentukan lain setebal 20 cm dengan atau ditentukan Assurance
sesuai spesifikasi kekeringan maks. lain sesuai & Laborat
teknis 90%. spesifikasi teknis
Beton Sesuai standar Kubus / Silinder AASHTO T 126 o Q/Assuranc
persyaratan (ASTM C 192) e&
AASHTO T 126 (ASTM Laborat
C 192) dan Dan Persyaratan
persyaratan lain yang lain yang
ditentukan dalam ditentukan dalam
dokumen spesifikasi dokumen
spesifikasi
Kontrol Kualitas laninnya
J E N I S FREKWENSI KRITERIA A L A T METODE PENANGGUNG
JAWAB
INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES KEBERTERIMAAN INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES
Beton Sesuai standar Kubus / Silinder AASHTO T 126 o Q/Assurance
persyaratan (ASTM C 192) &
AASHTO T 126 (ASTM C Laborat
192) dan persyaratan lain Dan Persyaratan lain
yang ditentukan dalam yang ditentukan
dokumen spesifikasi dalam dokumen
spesifikasi
Besi Beton Sesuai Standar Uji tarik/strength AASHTO M55 dan o Q/Assurance
persyaratan : M31 &
Baja Anyaman sesuai Laborat
AASHTO M 55 Dan Persyaratan lain
Baja tarik sesuai yang ditentukan
AASHTO M 31 dalam dokumen
dan persyaratan lain yang spesifikasi
ditentukan dalam
dokumen spesifikasi
Borrow Material Tiap 500 m³atau 1000m² o Bebas dari Bahan o Visual. Metode/Instruksi
(INSPEKSI =Kepadatan dan Organik. o Meteran. Kerja Inspeksi Q/Assurance
5000m²=CBR, atau o Tebal Hamparan o Alat-Alat Tes Tanah Pekerjaan Tanah & Laborat
ditentukan lain sesuai tiap lapis 20 cm. Laboratorium
spesifikasi teknis dan o Bukan Jenis OL, sesuai Spesifikasi.
arahan dari direksi OH, PT.
pekerjaan.
CONTOH PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN
Diameter besi
Jarak atau jumlah besi Elevasi bekisting Instalasi inbow &
Ikatan besi Kerapatan sambungan sparing ME
Beton decking Kebersihan
MENCEGAH TERJADINYA
KETIDAKSESUAIAN MUTU
KOMPETENSI PERSONIL
PERSYARATAN DALAM PROSES
KEBERTERIMAAN PRODUK PELAKSANAAN & PENILAIAN
HASIL PRODUK
Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
SERTIFIKASI
SERTIFIKASI