Anda di halaman 1dari 540

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL V

PAKET :
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB.
BANYUASIN. TJ. API-API (REHABILITASI JEMBATAN)
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN
A.1. Persiapan
A.2. Tahapan Rancangan Operasi
A.3. Tahapan Masa Pemeliharaan

B. PROGRAM K3L
B.1. Pengendalian Kebersihan Dan Kerapihan Lokasi Kerja Dan Penempatan Peralatan.
B.2. Pengendalian Safety Awareness Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
B.3. Penerapan Safety Awareness Terhadap Personil Dan Peralatan

C. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


C.1. Metode Pelaksanaan
C.2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

D. RENCANA KENDALI MUTU


D.1. Pengendalian Kualitas , Prosedur Pengujian, Laporan Dan Documentasi.
D.2. Pengendalian Kualitas
D.3. Prosedur Pengujian (Kontrol Kualitas)
D.4. Sertifikasi ISO
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A. PENDAHULUAN
UMUM

PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Konstruksi adalah keterangan yang detail, yang tersusun rapi dan
menerangkan tentang konstruksi proyek, yang terdiri dari :
•Keterangan tentang lingkup pekerjaan dan detail pekerjaan
•Keterangan tentang urutan pekerjaan secara umum dan detail
•Zona kerja
•Hubungan timbal balik antar pekerjaan
•Penjelasan detail dari metode
•Peralatan yang digunakan
•Teknologi yang digunakan
•Sumber daya yang digunakan
•Target dari jadwal pekerjaan

PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN

• Merupakan factor kunci dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan


• Hasil pembahasan ,diskusi dan referensi dari berbagai sumber
• Dituangkan dalam gambar – gambar kerja serta urut – urutan pelaksanaan pekerjaan
(procedure, work instruction) yang menjadi acuan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan
UMUM
Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
• Perencanaan jadwal pelaksanaan mengacu kepada batas waktu penyelesaian yang dituangkan
dalam kontrak
• Disusun Time Schedule berupa bar chart dan dilengkapi dengan kurva S yang dapat berupa
Jadwal Pelaksanaan Induk (Master Schedule).

Pengendalian Waktu Pelaksanaan


Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan Time Schedule berupa CPM network dan
Barchart dilengkapi "S" curve rencana.

Pengendalian Mutu Pelaksanaan


Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaannya akan mengacu pada spesifikasi
teknis yang ada didalam dokumen tender, Berita acara rapat tinjauan lapangan, addendum (jika
ada) dan dikendalikan dengan Quality Control Plan.
Data Umum Proyek

URAIAN KETERANGAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
Nama Proyek : (REHABILITASI JEMBATAN)

Lokasi Proyek : Kab. Banyuasin , Sumatera Selatan

Nilai Pagu : ± Rp. 168.161.636.000.000


Total jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 540 (Lima Ratus Empat
Puluh ) hari kalender terdiri dari Long Segment Pada Ruas Batas Kota
Palembang. BTS Kab. Banyuasin Tanjung Api-Api (N 039) Dengan Total
Masa Jangka Waktu Pelaksanaan Penanganan Jalan Sepanjang 83,60 KM dan Jembatan Sepanjang 1.294 m
(Dokument) : dengan Lingkup Pekerjaan
 Preservasi Rekonstruksi, dan Rehabilitasi Jalan
 Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan
 Preservasi Jembatan
 Preservasi Rutin Jembatan
Sumber dana : SBSN Tahun Anggaran 2020-2022
Lokasi Pekerjaan

LOKASI PEKERJAAN

Kab. Banyuasin , Provinsi Sumatera


Selatan

PETA INDONESIA
Lokasi Pekerjaan
PETA INDONESIA

LOKASI PEKERJAAN
Kab. Banyuasin- Sumatera Selatan
Lokasi Pekerjaan

SATKER PELAKSANAAN JALAN


NASIONAL WILAYAH I PROVINSI
SUMATERA SELATAN
NAMA PAKET : PRESERVASI JALAN RUAS BTS.
KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB.
BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)
NILAI PAGU : Rp. 168.161.636.000,00

Lokasi Proyek
Flowchart Pekerjaan
MULAI

KONTRAK KERJA

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


(PEK. PERSIAPAN)

SURVEI LOKASI & PENYIAPAN DOKUMEN


PENGUKURAN TEKNIS, ADMINISTRASI DAN
K3

PELAKSANAAN
KONSTRUKSI

JEMBATAN JALAN

SERAH TERIMA 1 PENYIAPAN DOKUMEN TEKNIS,


ADMINISTRASI DAN K3 PASCA
KONSTRUKSI

PEMELIHARAAN

SERAH TERIMA 2

SELESAI
Flowchart Pekerjaan
A
MULAI

KONTRAK KERJA
JEMBATAN AIR JEMBATAN JEMBATAN DOUBLE
BOX CULVERT
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
(PEK. PERSIAPAN)
A1 A2 A3

SURVEI LOKASI & PENYIAPAN DOKUMEN


PENGUKURAN TEKNIS, ADMINISTRASI DAN
K3 A1

PELAKSANAAN
KONSTRUKSI JEMBATAN AIR AYU JEMBATAN AIR
TERUSAN SEBALIK

JEMBATAN JALAN

A2
C1

A B

JEMBATAN MUARA JEMBATAN GASING JEMBATAN JALUR JEMBATAN JALUR JEMBATAN JALUR
SUGIH 21 17 19

C2

A2

JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN


DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX DOUBLE BOX
KM 67+442 KM 68+302 KM 69+332 KM 59+762 KM 60+702 KM 61+672 KM 64+602 KM 65+312 KM 66+662

C3
Flowchart Pekerjaan
B B1 B11

PEK. GALIAN
PERKERASAN
BERASPAL TANPA
CMM YA

PEK. TIMBUNAN
BIASA
TIDAK
YA
TIDAK
PEK. GALIAN
PERKERASAN
BETON YA

PEK. LAPIS
PONDASI AGREGAT
KELAS S
YA TIDAK
YA
TIDAK
PEK. GALIAN
PERKERASAN
BERBUTIR YA

PEK. TIMBUNAN
PILIHAN

YA TIDAK

PEK. TIMBUNAN
PILIHAN
TIDAK

PEK. TIMBUNAN
RINGAN qu= 800 Kpa

PEK. LAPIS B21


PONDASI AGREGAT B2
KELAS A.

B1 B11
Flowchart Pekerjaan
B2 B21 D

YA

PEK. TIMBUNAN
PEK. LAPIS PEREKAT
RINGAN qu= 2000 Kpa

TIDAK

YA

PEK. LAPIS PEK. LAPIS RESAP


PONDASI AGREGAT PENGIKAT
KELAS A
TIDAK

PEK. AC BACE
C1 C2 C3 C4

PEK. LAPIS
PEREKAT

E
Flowchart Pekerjaan

E B5

PEK. LAPIS RESAP


PEK. AC-WC
PENGIKAT

PEK AC-BC PEK AC-BC

PEK LAPIS SERAH TERIMA 1 PENYIAPAN DOKUMEN TEKNIS,


PEREKAT ADMINISTRASI DAN K3 PASCA
KONSTRUKSI

PEMELIHARAAN

SERAH TERIMA 2
PEK. LAPIS RESAP
PENGIKAT

SELESAI

B6
Dasar Pelaksanaan Pekerjaan
PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROSES PRODUKSI SUATU PROYEK

 Untuk menjamin dan memastikan bahwa semua proses produksi suatu proyek bisa berjalan sesuai dengan
yang direncanakan dari faktor Biaya, Mutu dan Waktu maka kita harus mengetahui bagaimana proses produksi
dijalankan

PLAN DO
DO CHECK
CHECK ACTION
ACTION
PLAN

SPK/KONTRAK PERSIAPAN APPROVAL PELAKSANAAN SERAH TERIMA

 Hasil sesuai keberterimaan mutu


 Approval Material  Schedule kerja mingguan
 Approval Shop drawing di RKS
 Ijin kerja & ceklist  Proses defect list
 Pembuatan Plan/Rencana  Approval S Curve  Ijin kerja K3LMP  As built drawing
 RK3L, dll  Penagihan termiyn  Cek dokumen tes hasil pekerjaan
 Pagar proyek, fasum proyek,  Laporan kinerja K3LMP  BA Serah terima ke-1
Air kerja, Listrik kerja dll
 Penagihan termiyn 100%
 BPJS Ketenagakerjaan,
Lapor Disnaker
 Pengecekan gambar for construction  Pengajuan
Pengajuan bahan/produk
bahan/produk
 Schedule Pelaksanaan
 S curve, bahan, alat & tenaga kerja
PROSES  Approval
Approval shop
shop drawing
drawing &
& bahan
bahan
 Ijin kerja
Ijin kerja
 Gambar  Metode
Metode kerja
kerja
Gambar kontrak
kontrak && Gambar
Gambar
pelaksanaan  Monitoring
Monitoring pekerjaan
pekerjaan
pelaksanaan
 Rencana  Pelaporan
Pelaporan progress
progress
Rencana kerja
kerja syarat
syarat
 Serah  Dll
Dll
Serah terima
terima lahan
lahan
 Dll
Dll
SIMULASI ALUR KERJA DAN KOORDINASI : UMUM

 Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.

 Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi dan serah terima pekerjaan.

Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi

Serah Terima Serah Terima


Pekerjaan 1 Pekerjaan 2

 Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK)
dan juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.PERSIAPAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.1.PERSIAPAN UNTUK PELAKSANAAN


PEKERJAAN
 
1. Access Road / Jalan kerja sementara
 
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, terlebih dahulu meminta ijin memanfaatkan jalan access yang ada / jalan existing ke
lokasi dengan lebar jalan dimana dimaksudkan peralatan dan material dapat mencapai ke lokasi pekerjaan.Pemanfaatan jalan ini
seijin pihak terkait (DLLAJ, Kepolisian dan pihak terkait lainya).
 
2. Pekerjaan Persiapan / Pembersihan Lahan
 
Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti akar pohon atau batu-batu besar atau
bangunan lama saja tetapi lebih mendalam lagi adalah tanah jelek (humus).Tanah jelek ( humus ) harus dibuang keluar
karena akan mempengaruhi daya dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus dalam pembersihan
area pekerjaan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai kedalaman 10 - 15 cm.Yang menjadi kritikal poin adalah
area pembuangan yang perlu dicermati.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja, tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu
sendiri. Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat diperlukan dimana
rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan.
 
3. Tanggap lingkungan dan Periijinan
 
Kontraktor akan melakukan ijin – ijin yang berkaitan langsung dan tidak langsung ke Pihak Terkait (juga pihak-pihak yang terkait
disekitar lingkungan proyek / sosialisasi), Ini penting dilakukan untuk menjamin “Kelancaran Proses” pelaksanaan pekerjaan agar
dapat dicapai “Tepat Waktu” sesuai jadwal / schedule pelaksanaan. Dalam pelaksanaan perijinan ini, kontraktor akan meminta
kerjasama dan bantuan dari Pihak pemilik Proyek untuk memudahkan Proses perijinan terkait.
4. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
 
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta
memberitahukan / ijin setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
serta untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.
 
5. Gambar Kerja ( Shop Drawing ), As Built Drawing dan Dokumentasi
 
- Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan ditandatangani oleh Project Manager sebelum diserahkan
ke Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan ke masing-masing Pelaksana Proyek untuk dijadikan
acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.
- Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.
- Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan laporan pelaksanaan proyek.
- Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak proyek dimulai hingga berakhirnya masa
pelaksanaan proyek.
 
6. Material / Bahan
 
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material / bahan yang akan dipergunakan diajukan contoh untuk mendapat persetujuan
dari MK/Pengawas.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur
serta mengacu kepada persyaratan / RKS dan ketentuan teknik.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
8. Manajemen pelaksanaan Pekerjaan
 
Dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa manajemen pelaksanaan sebagai penunjang dalam rangka mencapai target
pelaksanaan proyek, yaitu:
 Manajemen Koordinasi Pekerjaan
 Manajemen Kualitas
Spesifikasi teknik dari proyek adalah dokumen yang menjadi kualitas standar dari material, metode konstruksi, tes dan hasil
konstruksi yang harus dilaksanakan oleh yang dibutuhkan oleh owner dari proyek.
Target kualitas membuat hasil standar dari pekerjaan dan meningkatkan kualitas dan menyeragamkan benchmark kualitas yang
diinginkan.
Managemen dari kualitas (quality management) adalah pengaturan dari kualitas yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan
dari rencana kualitas, terget kualitas, papan penilaian, spesifikasi teknik. Managemen dari kualitas terdiri dari rencana kualitas,
jaminan kualitas dan kontrol kualitas
 Manajemen K3
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan dari konstruksi yang harus dilakukan oleh yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target keselamatan adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh dengan tujuan
untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi keselamatan dan menyeragamkan benchmark keselamatan yang
diinginkan.
Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana
keselamatan, terget keselamatan, papan penilaian, spesifikasi teknik. Managemen keselamatan terdiri dari rencana keselamatan,
pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana keselamatan. Penjelasan detail tentang rencana keselamatan dijelaskan dalam
bagian lain dalam metode pelaksanaan ini.
 Manajemen Housekepping
Proyek konstruksi membutuhkan pengaturan untuk menyusun kondisi lapangan yang bersih dan rapi. Penataan kondisi lapangan
tersebut umumnya disebut sebagai Manajemen Housekeeping. Manajemen Housekeeping ini meliputi pengelolaan kebersihan area
proyek termasuk siklus pengelolaan sampah proyek, kebersihan kantor, gudang, penataan siklus material, dll.
 Manajemen Tim Pelaksana Proyek / Tim Manajemen Proyek
Dalam pelaksanaan proyek ini, Tim manajemen proyek dibuat berdasarkan standar struktur organisasi . Di samping itu, Tim
manajemen proyek juga disesuaikan dengan kebutuhan dari kondisi proyek yang dapat berupa lingkup pekerjaan, kompleksitas,
tingkat kesulitan, koordinasi dan komunikasi yang diperlukan, dan pertimbangan yang lainnya.
Untuk proyek ini, tim manajemen proyek yang direncanakan untuk melaksanakan proyek diberikan dalam struktur organisasi proyek
dalam lampiran. Pada lampiran diberikan pula data yang lebih detil mengenai personil yang akan ditugaskan pada proyek ini.
 Manajemen Masa Pemeliharaan  Akhir Proyek (masa Pemeliharaan).
Sistem manajemen selama masa pemeliharaan adalah sistem manajemen proyek selama masa pemeliharaan yang
dilakukan oleh yang berhubungan dengan peraturan untuk memenuhi klausul kontrak. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melaksanakan pemeliharaan yang dimulai saat tanggal dari penandatanganan Provisional Hand Over (PHO) sampai waktu yang
telah diterangkan di dokumen kontrak (Masa Pemeliharaan). Periode ini akan berakhir dengan Final Hand Over (FHO).
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.2.KELENGKAPAN FASILITAS LAPANGAN


PENYEDIAAN FASILITAS SEMENTARA PROYEK
PERENCANAAN SITE MANAGEMENT
Perencanaan Site Management pada prinsipnya adalah perencanaan tata letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang
diperlukan selama pelaksanaan proyek. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud antara lain:
• Kantor proyek / direksi keet
• Gudang material dan peralatan
• Stock yard dan pabrikasi
• Jalan kerja & Washing bay
• Pos jaga
• Toilet / Kamar Mandi
• Parkir
• Instalasi air bersih & kotor
• Instalasi listrik
Dalam membuat lay out untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing-masing
fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan
disesuaikan dengan desain lay out proyek yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan
dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap harus dipertimbangkan adalah bahwa
seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan
nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan ke gudang peralatan kontraktor.
 SITE OFFICE

Pekerjaan kantor proyek antara lain meliputi bangunan kantor, rumah staff, barak kerja, gudang, bengkel kerja, laboratorium
dan bangunan lainnya yang dilengkapi dengan sistim distribusi air, listrik dan komunikasi, dll.
Tabel rencana kebutuhan bangunan kantor proyek (dapat disesuaikan dengan kebutuhan proyek)

Luas Estimasi (M2)


No. Fasilitas Keterangan Jl. Akses
Bangunan Lahan
Kantor lapangan Luasan dapat berubah sesuai kondisi
1.  - - lapangan 9
Rumah Staff Luasan dapat berubah sesuai kondisi 6
2. - - lapangan
1
3. Barak Pekerja Luasan dapat berubah sesuai kondisi 11
- - lapangan 5
Luasan dapat berubah sesuai kondisi
4.  Gudang Material - - lapangan 2
BBM 4
5.  Bengkel Kerja Luasan dapat berubah sesuai kondisi
- - lapangan 10 WT
6. Laboratorium Luasan dapat berubah sesuai kondisi 3 7 8
- - lapangan
7.  Mushola Luasan dapat berubah sesuai kondisi
- - lapangan
KETERANGAN:
1. Kantor
8.  Klinik/ Kesehatan Luasan dapat berubah sesuai kondisi 2. Rumah Staff
- - lapangan 3. Barak/ Mess Pekerja
4. Gudang
9. Pos Jaga Luasan dapat berubah sesuai kondisi
- - lapangan
5.
6.
Bengkel/ Workshop
Laboratory
10 Rumah Genset Luasan dapat berubah sesuai kondisi 7. Mushola
- - lapangan
8. Klinik
9. Pos Jaga
11. Parkir Luasan dapat berubah sesuai kondisi 10. Rumah Genset
- - lapangan 11. Parkir
Total   BBM = Bahan Bakar Minyak
WT = Water Tanker
 

Gbr. Rencana Layout Kantor Proyek


 PEKERJAAN PERSIAPAN

Ilustrasi Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya

DIREKSI KEET & KANTOR LAPANGAN

BARAK PEKERJA GUDANG


 PEKERJAAN PERSIAPAN
Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
 PEKERJAAN PERSIAPAN

Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
 PEKERJAAN PERSIAPAN

Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
 PEKERJAAN PERSIAPAN

Standard fasilitas sementara yang diterapkan pada proyek – proyek PT. Brantas Abipraya
 SITE OFFICE

Bangunan Penunjang

Gbr. Alternatif Kantor Lapangan

Fasilitas penunjang seperti kantor lapangan akan menggunakan Kontainer yang di design
sedemikian rupa , gudang dan workshop akan ditempatkan pada area sekitar lokasi
pekerjaan atau ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
Bangunan fasilitas direncanakan dengan menyewa lahan kosong disekitar lokasi proyek
atau ditentukan lain oleh pihak Pemberi Tugas.
 PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyediaan Fasilitas Air Bersih
• Sistim Distribusi Air Bersih
Air bersih untuk operasional proyek sebelum digunakan akan dilakukan uji laboratorium sehingga dapat dipastikan
kondisinya bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan
air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.

• Kebutuhan Air Bersih Area Kantor Proyek dan Bangunan Fasilitas Sementara
Kebutuhan air bersih dengan pembuatan sumur bor dan sebagai alternatif jika kondisi tidak memungkinkan akan disuplai
dari luar terutama untuk keperluan konsumsi.

• Air Bersih Lokasi Pekerjaan


Secara umum kebutuhan air bersih akan disuplai dari luar menggunakan truk tanki, water reservoir atau sejenisnya.

Jaringan distribusi untuk air bersih dilokasi kantor proyek


dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Jl. Akses
KETERANGAN:
9 1. Kantor
2. Rumah Staff
6
1 3. Barak/ Mess Pekerja
4. Gudang
11 5. Bengkel/ Workshop
5 6. Mushola
7. Klinik
8. Pos Jaga
BBM 4 2 9. Laboratory
10. Rumah Genset
11. Parkir
10 WT
BBM = Bahan Bakar Minyak
3 67 8 WT = Water Tanker
= Pipa Distribusi
 
Gbr. Rencana Distribusi Air bersih Kantor Proyek
 PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyediaan Sistem Listrik
• Listrik Kantor Proyek dan Barak Pekerja
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari genset tergantung dari
efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan besi, keramik,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya dan sebagai cadangan/ backup
digunakan genset.
• Listrik Lokasi Pekerjaan
Listrik untuk bekerja di lokasi proyek/ pekerjaan diperoleh dari genset atau ditentukan lain oleh Direksi.
Untuk pekerjaan yang diharuskan pada malam hari, penerengan akan menggunakan lampu HPI-T atau sejenisnya yang ditempatkan
pada beberapa titik sesuai kebutuhan.

Jl. Akses
KETERANGAN:
1. Kantor
9 2. Rumah Staff
3. Barak/ Mess Pekerja
6
1 4. Gudang
5. Bengkel/ Workshop
6. Laboratory
11 7. Mushola
5 8. Klinik
9. Pos Jaga
10. Rumah Genset
11. Parkir
BBM 4 2 BBM = Bahan Bakar Minyak
WT = Water Tanker
= Kabel Distribusi
10 WT = Distribusi Bagi ke Bangunan

3 7 8 = Tiang Listrik dgn Lampu


= Tiang Listrik Tanpa lampu

Gbr. Rencana Distribusi Listrik Kantor Proyek


 PEKERJAAN PERSIAPAN

Penyediaan Sistem Telekomunikasi

a. Telepon
Untuk kantor Kontraktor dan Direksi sistim komunikasi menggunakan jaringan telepon dengan
penyambungan jaringan Telkom setempat. Jaringan ini nantinya dapat digunakan sebagai alat komunikasi
untuk operasinal bangunan.
b. VHF (Very High Frequency) Sistim
Sistim radio komunikasi Handy Talky (HT) akan digunakan untuk komunikasi di lapangan pada saat
pelaksanaan. Jumlah Handy Talky akan disediakan sesuai keperluan lapangan.
 PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
 
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang
diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
 
 Persiapan pada tahap untuk memulai pekerjaan fisik,meliputi :
 
1. Pembuatan Papan Nama Proyek.
 
Papan nama proyek berisi informasi mengenai nama proyek, Pemilik proyek, Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas,
Kontaktor Pelaksana serta hal-hal lain yang berkaitan dengan aktifitas Pekerjan .
 
2. Dokumentasi dan Administrasi Proyek
 
Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0% sampai 100% , yang terkumpul
dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan kepada pemilik
proyek.
 
Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan, Progress pekerjaan berupa harian ,
mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing, Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelancaran
proses pekerjaan dsb, dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistematis, rapi dan akurat dengan melaksanakan prosedur-
prosedur yang ada pada sistem Standard ISO yang dimiliki Kontraktor
 PEKERJAAN PERSIAPAN

Pengukuran
Dalam tahap awal setelah penyerahanlokasi, tim survey langsung melakukan pengukuran ulang atas kondisi lokasi tersebut
dengan titik acuan Bench mark/ starting point yang telah di tentukan sebelumnya. Pengukuran ini dimaksudkan untuk
mengecek bangunan yang sudah di approve/disetujui apakah sudah sesuai dengan data gambar rencana yang dilapangan.
Apabila belum, kontraktor akan memberikan informasi mengenai data pengukuran tersebut ke MK untuk dapat di proses
perencanaan atau revisinya.
Metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran, meliputi pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, meliputi :
1. Pengukuran batas luas lahan (site)
2. Pengukuran as
3. Penemuan peil berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench Mark)
 PEKERJAAN PERSIAPAN

Ilustrasi Pekerjaan Pengukuran

Peralatan Pengukuran

Surveying Equipment

  Titik Acuan Titik Bench Mark

Kegiatan Pelaksanaan Pengukuran


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.3.MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Peralatan, Bahan dan Tenaga
KELENGKAPAN FASILITAS LAPANGAN
1. Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan

Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di lapangan.Peralatan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mampu melayani/mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauannya dan tidak
mengganggu bangunan yang ada dalam radius jangkauannya.
Untuk kelancaran jalannya aktifitas di Site kami menyiapkan armada yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan berupa
kendaraan roda empat untuk distribusi baik kedalam maupun keluar proyek.

 
Kegiatan mobilisasi meliputi :
- Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staff kantor maupun pelaksana lapangan yang diusulkan.
 
Mobilisasi peralatan kerja dan material ke lokasi proyek.Mobilisasi /pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan terlebih
dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan.
Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
Pada dasarnya mobilisasi peralatan dilaksanakan mengikuti jadwal pelaksanaan item pekerjaan sebagaimana pada jadwal
waktu pelaksanaan. Kebutuhan perlatan disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing lokasi pekerjaan
 Mobilisasi Perlatan utama
• Mobilisasi Alat berat secara umum akan didatangkan dari wilayah Jakarta dan sekitar project melalui jalur darat dengan
menggunakan trailer, truck atau sejenisnya (sesuai kondisi lapangan).
• Skedul mobilisasi alat berat dilakukan secara bertahap sesuai dengan skedul pekerjaan yang dilaksanakan. Skedul
Penggunaan Peralatan secara lengkap dapat dilihat dalam dokumen penawaran
 Daftar Perlatan utama

DAFTAR PERALATAN UTAMA YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN UTAMA

Jumlah
No Uraian Alat Kapasitas
(unit)
1 ASPHALT MIXING 60 Ton/Jam 1
PLANT
2 ASPHALT FINISHER TRACK 10 Ton 1

3 FOAM GENERATOR 0,2 Mpa 4

4 DUMP TRUK 8 m3 15

5 EXCAVATOR 140 HP 2

6 WHELL LOADER 1,5 M3 1

7 TANDEM ROLLER 6 TON 1

8 PNEUMATIC TIRE ROLLER 8 TON 2

9 VIBRATORY ROLLER 6 TON 2

10 TRUK MIXER 5 M3 10

11 JACK HAMMER 50 HP 3

12 CONCRETE CUTER 130 Feet/Mnt 3

13 WATER TANK TRUCK 4000 Liter 2

14 BATCHING PLANT 50 M3/JAM 1


 Daftar Perlatan utama (lanjutan)

DAFTAR PERALATAN UTAMA YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN UTAMA

Jumlah
No Uraian Alat Kapasitas
(unit)
15 BABY ROLER 2 TON 1

16 TAMPER 4,7 HP 1

17 AIR COMPRESSOR 4000 Ltr/Menit 1

18 ASPHALT DISTRIBUTOR 4000 Ltr 2

19 ASPHALT SPRAYER 850 Ltr 2


 Demobilisasi Perlatan utama
- Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak juga merupakan bagian dari mobilisasi yaitu meliputi kegiatan: pembongkaran
semua instalasi dan peralatan yang sudah tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula. Pekerjaan
ini dilaksanakan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan
ke pool dengan persetujuan Direksi/Pimpro.
 
Uraian
- Mobilisasi sumberdaya manusia dilakukan secara berangsur-angsur baik jumlah maupun kualifikasi/kompetensi disesuaikan
dengan jadwal proyek dan persyaratan.
- Mobilisasi peralatan kerja dilakukan sesuai kebutuhan pelaksanaan.
- Jadwal mobilisasi peralatan serta jumlah peralatan yang dibutuhkan disesesuai dengan Time Schedule dan kebutuhan tiap
masing-masing lokasi pekerjaan.
- Mobilisai juga dilakukan pada malam hari untuk menghindari kemacetan, hal ini dilakukan pada waktu pekerjaan
pengecoran.
STRATEGI PERCEPATAN PROYEK
 PENGADAAN ALAT

Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai


Pengadaan Alat
 Proyek akan menjadi padat alat, sehingga pemanggilan  Mobilisasi alat dan penyediaan armada angkut akan menjadi
subkontraktor dan supplier alat akan dilakukan di awal lebih cepat
 Solar sebagai bahan bakar Peralatan akan dikalkulasikan  Tidak ada hambatan pekerjaan akibat kehabisan solar pada
kebutuhannya dan akan didatangkan di awal, serta dimonitor peralatan penting
dalam pemakaiannya
 Penyertaan tenaga maintenance alat sepanjang pelaksanaan  Terkendalinya serta terjaganya kualitas alat sehingga dapat
proyek, dan berkoordinasi dengan subkontraktor penyedia alat selalu beroperasi dengan baik
terkait sparepart alat
2. Mobilisasi Material
Material utama seperti material semen, besi beton, material asphalt akan didatangkan dari Suplier yang telah ditunjuk. Rute transportasi pengadaan material sama
dengan pengadaan peralatan kerja yaitu menggunakan jalur darat dengan truck melalui jalan nasional, jalan provinsi dan jalan lain di sekitar lokasi proyek dan melalui
jalur laut bila didatangkan dari luar pulau. Untuk material alam didatangkan dari lokasi atau quary setempat.
Evaluasi Penentuan Suplier
Sebelum menentukan supplier kontraktor mengadakan evaluasi atas penawaran yang masuk dari beberapa
vendor ,termasuk analisis dan penjelasan penyimpangan yang mungkin ada terhadap spesifikasi dan syarat yang
ditentukan dalam dokumen yang bertujuan untuk mendapatkan supplier yang kompeten ,penentuan ini didasarkan
dengan harga yang kompetitif setelah diadakannya penyesuaian –penyesuaian dan hasil evaluasi teknis.

Kontrak Pengadaan (Purchase Order)


Ikatan yang terjadi atau kontrak pengadaan dituangkan dalam Surat Kontrak Pengadaan atau Purchase Order (PO),
Di dalam Surat Kontrak Pengadaan disamping syarat komersial, seperti harga material ,biaya angkutan, cara
pembayaran, potongan harga, dan jaminan, juga perlu dicantumkan syarat –syarat umum yang meliputi lokasi
penyerahan, jadwal pengiriman,tujuan pengiriman, prosedur pemeriksaan, peraturan pemerintah yang harus
dipenuhi, pajak, bea masuk, dan lain-lain.
Dengan dikeluarkannya PO, berarti langkah penting proses pengadaan material telah dilaksanakan, tetapi ini belum
berarti material dan peralatan yang dipesan dengan sendirinya akan tiba dilokasi pekerjaan pada waktu dan kondisi
sesuai dengan yang diharapkan . Pemantauan terhadap mutu, jadwal, dan kinerja peralatan pada proses
manufaktur yang diperlukan.
 PROSES DISTRIBUSI
PROSES PEMESANAN MATERIAL

IDENTIFIKASI
PENETAPAN
RENCANA DAFTAR
REKANAN
KEBUTUHAN REKANAN / KONTRAK PURCHASING
DAN
BAHAN SUPLIER PENGADAAN ORDER
PROSES
/MATERIAL
NEGOISASI

PENGIRIMAN

PENERIMAAN

GUDANG/LOGISTIK
 PROSES PENERIMAAN MATERIAL

1. Delivery material
- Sopir / Kenet memberitahukan
Petugas keamanan pada
Proyek / Base camp
- Kendaraan tidak diijinkan
masuk  Parkir di luar pintu
masuk

2. Pelaporan
Petugas Keamanan /Jaga Kofirmasi
perihal kedatangan material kerja ke
Petugas Penjaga Gudang dan juga
dengan Petugas Logistik

2
3. Ijin Masuk
- Cek dan Koordinasi  OK
- Kendaraan diijinkan masuk

 MONITORING MATERIAL
 PROSES PENERIMAAN MATERIAL

4. Ceking Material
- Petugas Logistik Cek
material yang dating
dengan mengacu pada
buku pesanan / Permintaan
barang
- Jika barang sesuai dengan
Volume pemesanan dan
Spesifikasi teknis, 4
dipersilahkan material
diturunkan
- Jika tidak sesuai, maka 5. Material diturunkan
Petugas berhak menolak Material diturunkan
  Petugas mengatur penumpukan
ataupun letak material dan
metode penurunkan dan kepaihan
material
Setelah selesai, selanjutnya surat
jalan / berkas penerimaan barang
akan ditanda tangani oleh
5
petugas
6. Kendaraan angkut material  
dipersilahkan meninggalkan
lokasi / site
Petugas Logistik dan keamanan
mengecek bak kendaraan,
Kosong  OK
Selanjutnya Petugas keamanan
mencatatan buku keluar – masuk
kendaraan sesuai procedure yang
berlaku.
Pintu / Portal kembali ditutup 6
untuk monitoring Pihak yang
tidak berkepentingan oleh
Petugas keamanan
 
 
 MONITORING MATERIAL
 Penumpukan material

Besi tidak diletakan langsung Material On Site Tertata Dengan Baik & Rapi
diatas tanah

Formwork disusun dengan Formwork ditata dan Besi dipilah menurut Hasil Pabrikasi
RAPI dipilah ukuran ditata Rapi
 PROSES PENERIMAAN MATERIAL
 Alur Pengajuan Approval Material

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Cek • Brosur
Kelengkapan
OK OK Pembuatan • RKS
Approval & Kesesuaian • Sampel
4 hari 3 hari Dokumen Approval Material • Shop Dwg

Not Ok, Revisi


Not Ok, Revisi

Registrasi Arsip Dok.


dokumen Approval
Material
approved
1 hari

Copy Copy Distribusi • Lapangan


dokumen dokumen dokumen • Komersial
approved approved approved • Subkon
1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
STRATEGI PERCEPATAN PROYEK
 PENGADAAN MATERIAL

Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai


Pengadaan Material
 Approval Material – dilakukan proses percepatan dalam approval  Proses PO dapat dilakukan lebih awal apabila approval material
material, yaitu dengan berkoordinasi dengan subkontraktor dilakukan dengan cepat
dalam pelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk approval
material, dll
 Ketika melakukan submit approval material, ditentukan terlebih  Durasi menjadi kunci dalam approval material, sehingga
dahulu durasi dalam approval material, dengan kesepakatan penetapan durasi dalam alur kerja eksternal terkait approval
bersama anatara Kontraktor, MK, dan Owner agar tidak material akan mempercepat proses order material dan juga akan
terhambat di salah-satu pihak. Approval material akan dipantau menghindari risiko keterlambatan pada proses PO.
dan dimonitor oleh tim kontraktor dalam kurun waktu 3 hari di
MK, dan 4 hari di Owner
 Material Alam – mempercepat proses kontrak dengan subkon  Proses kontrak yang cepat akan menghasilkan mobilisasi alat
dan quarry di sekitar proyek dan penetapan lokasi quarry yang cepat
 Material Pabrikan Lokal – mempercepat proses kontrak terhadap  Material pabrikan lokal tidak mengganggu lalu lintas yang akan
supplier, serta pengaturan arah lalu lintas menjadi padat akibat pekerjaan pengiriman material alam,
sehingga pendatangan material juga tidak terlambat
TAHAPAN PENGADAAN MATERIAL / SUBKONTRAKTOR

Pengadaan Material dan Subkontraktor


Setelah menentukan lingkup pekerjaan proyek ,maka akan terlihat jenis dan material serta peralatan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pembangunan proyek.dari data –data tersebut untuk menentukan pengadaan atau pembelian
dan subkontraktor untuk pekerjaan yang perlu di subkontraktorkan .

Procurement Material
Proses pembelian didasarkan pada spesifikasi teknik yang diminta dalam dokumen ,untuk menjaga agar jumlah,
mutu, ukuran, dan persyartan lain maka pengajuan atau penyusunan material requisition dilakukan koordinasi
bersama antara bidang engineering, pengendalian mutu, dan logistic.

Pengecekan Suplier
Pengecekan material ke supplier atau kunjungan pabrik bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyediaan barang
atau material sesuai dengan spesifikasi ,sesuai dengan kuantitas dan kapasitas produksinya untuk mengantisipasi
keterlambatan pasokan material agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek nantinya. Kunjungan ke
beberapa perusahaan atau pabrik yang potensial akan menjadi rekanan proyek ,akan merupakan bahan
pertimbangan pokok untuk menentukan supplier pemasok material.
3. Mobilisasi SDM
Pendatangan sumber daya manusia disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan juga keahlian yang dimiliki oleh pekerja.
- Tenaga pekerja dalam proyek ini sebagian akan diambil dari tenaga kerja lokal wilayah sekitar lokasi pekerjaan .
- Tenaga tukang yang mempunyai spesialisasi khusus akan didatangkan dari daerah lain sesuai dengan
kebutuhannya.
- Untuk Barak/ bedeng yang jaraknya cukup jauh dari lokasi pekerjaan, mobilisasi pekerja dilakukan secara kolektif
dengan truck, mobil bak (pick up) atau sejenisnya.

Fig. Illustrate of Transportation Labors


STRATEGI PERCEPATAN PROYEK
 PENGADAAN SDM

Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai


Pengadaan SDM
 Penyerapan SDM lokal untuk pekerjaan yang disesuaikan dengan  Dekat dengan proyek, dapat difungsikan sebagai tenaga kerja
kebutuhan dan juga keahlian untuk pekerjaan yang umum (seperti pek. saluran, dll), selain
itu juga mengurangi ketimpangan social sekitar proyek yang
bisa berdampak pada demonstrasi dan pemblokiran pekerjaan
 Pendatangan SDM yang sesuai dengan keahlian yang telah  SDM yang sesuai bidang akan meningkatkan produktivitas kerja
diperhitungkan dengan matang sesuai kebutuhan mandor dan sesuai bakat dan minatnya, karena sudah sesuai dengan
subkontraktor, tidak saling pinjam pekerja keahliannya
 Pengadaan logistic/keperluan pekerja di lapangan (warung non  Warung, dll dimanfaatkan pekerja untuk memenuhi kebutuhan
permanen, kantin, dll) dengan bekerjasama dengan warga pangan saat istirahat, sehingga kebutuhan pekerja juga dapat
sekitar untuk diberdayakan terpenuhi dan dapat meningkatkan semangat kerja
 Pembangunan barak pekerja yang disesuaikan dengan rencana  Barak pekerja yang aman dan nyaman akan membuat pekerja
jumlah total pekerja di lapangan dengan aman dan nyaman betah dapat beristirahat dengan cukup, dan meminimalisir
adanya pendatangan pekerja berulang kali
STRATEGI PERCEPATAN PROYEK
 PENGADAAN DANA KERJA

Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai


Pengadaan Dana Kerja
 Mempermudah proses penyiapan dana kerja dari kantor pusat  Apabila penyiapan dana kerja lebih mudah, maka proses DP
(mempersingkat birokrasi) untuk material maupun pembayaran pekerja sebelum proses
termin bisa dilakukan
 Mempercepat dalam proses opnam mandor dan subkon  Pembayaran pekerja berdasarkan progress 2 mingguan,
sehingga mengurangi potensi mangkraknya pekerjaan akibat
pekerja tidak dibayar
 Mempercepat proses penagihan termyn  Penagihan termyn mempengaruhi cashflow dan akan stabil
apabila dilakukan percepatan pengurusan termyn
STRATEGI PERCEPATAN PROYEK

 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Strategi Percepatan Proyek Hasil yang Akan Tercapai
Peningkatan Produktivitas
 Penambahan jam kerja, sdm, alat, & mitra kerja  Pekerjaan dapat selesai lebih cepat
 Pembuatan target penyelesaian pekerjaan yang direview dan  Pekerjaan akan tersistematis dan terpacu akibat target, sehingga
dikontrol setiap hari sdm, alat, & material akan menyesuaikan target
 Penambahan personil yang bertanggungjawab memantau  Pemantauan akan menghasilkan keseriusan pekerja dalam
pekerjaan dengan sistem shift mencapai target pekerjaan agar sesuai dengan target
 Rapat koordinasi lapangan yang dilakukan setiap hari, antara  Meminimalisir konflik, ketidaksesuaian antara gambar dan
engineering, komersial, dan lapangan, dan dipantau progress desain, dan meningkatkan ketangkasan terhadap penanganan
pekerjaanya setiap hari masalah di lapangan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.4.SITE MANAJEMEN
PENGENDALIAN TEKNIS / PENGUASAAN TEKNIS
LAPANGAN DAN DAFTAR IDENTIFIKASI POTENSI
GANGGUAN
PENGENDALIAN TEKNIS

Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil pekerjaan sesuai
dengan yang dipersyaratakan di dalam dokumen kontrak. Kepuasan suatu hasil pekerjaan untuk selanjutnya
diwujudkan dalam bentuk diterbitkan Sertifikat Serah Terima Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO).
Kelompok kegiatan yang menjadi dasar pengendalian teknis adalah sebagai berikut :
A. Dokumen Kontrak Pekerjaan,terdiri atas :
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill of Quantity, Gambar kontrak, Spesifikasi Teknis, Tata cara
pembayaran dan pengukuran, Addendum Kontrak (jika ada). Dan rujukannya yaitu Peraturan Teknis Kontruksi dan
pengadaan barang konstruksi, Addendum Kontrak (jika ada).
 
B.Engineering :
Kegiatan meliputi dan tidak terbatas pada Pengukuran / perhitungan bersama, pengecekan kesiapan Lahan, proses
Approved Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, proses usulan / persetujuan material konstruksi,dokumentasi, Quality
Control Plan (QCP), test, inspection & cek untuk pekerjaan. Proses persetujuan dan pengadaan barang / bahan,
peraturan dan perijinan yang berlaku.
 
C. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan :
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek yang terdiri dari personal inti. Team
manajemen proyek membuat rancangan urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang ada di dalam
dokumen kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut dibuat metode kerja
sesuai dengan item pembayaran sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
cara pelaksanaan yang effektif dan effisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan
resiko selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.
C.1. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan,bahan dan tenaga yang disesuaikan dengan
urutan pekerjaan dan metode kerja yang akan diterapkan.

C.2. Urutan pekerjaan


Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan dan sangat penting dan
sebagai dasar untuk memobilisasi / demobilisasi tenaga, alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu
pada saat dibutuhkan.
 
PENGENDALIAN TEKNIS

C.3. Metode kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara rinci sesuai dengan persyaratan teknis
konstruksi dan persyaratan lain yang dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target produktivitas yang telah dirancang dan juga
berfungsi untuk tools pengendalian mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitment kontrak.
 
C.4. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)
Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan maka dibuatlah pedoman pengendalian
mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan shop
drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan proses pemilihan tenaga pelaksana trampil.
 
C.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek maupun pihak lain harus dijamin yaitu dengan mengadakan
team K-3 proyek.
 
D. Pengendalian Waktu
Berdasar metode kerja yang telah dipilih maka baik keterurutan, produkstivitas dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat
diendalikan sehingga waktu yang yang telah dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.
 
 
E. Pemeliharaan pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan(PHO/FHO)
Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak maka pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah
selesai dan sesuai dengan persyaratan teknisnya.

Tahapan serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama (disebut PHO) kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan
minor pekerjaan untuk selanjutnya sesuai dengan batas waktu masa pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan
baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (disebut FHO).Dengan telah diterbitkannya Sertifikat FHO
maka seluruh tanggung jawab telah diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam
tuntutan.
 
 Untuk menjamin dan memastikan bahwa semua proses produksi suatu proyek bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan dari
faktor Biaya, Mutu dan Waktu maka kita harus mengetahui bagaimana proses produksi dijalankan
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK

 Gangguan Internal : Penyebab, Dampak, dan Penanganan

Dalam mengidentifikasi gangguan, perlu dipahami penyebab gangguan tersebut, dampak yang ditimbulkan oleh gangguan, dan
usaha penanganan yang akan dilakukan oleh Tim PT. Brantas Abipraya sehingga dampak akibat gangguan tersebut dapat dihindari
dan atau diminimalisir. Berikut merupakan daftar gangguan internal dan eksternal, penyebab dan dampak serta cara
penanganannya.

Gangguan Internal Penyebab Dampak Penanganan


 Konflik sesama • Alur pekerjaan tidak jelas  Terhambatnya pekerjaan  Mediasi antar pihak yang
pegawai/staf bermasalah
 Konflik pekerja di lapangan • Permasalahan interpersonal,  Baku hantam di lapangan  Peningkatan pengawasan
kesalahan kerja, kurang koordinasi oleh pelaksana K3, peleraian

 Beda perencanaan dan • Kurang koordinasi dan pemahaman  Pengulangan pekerjaan  Peningkatan kontrol terhadap
pelaksanaan antara Engineering dan Lapangan pekerjaan
 Cashflow tidak balance • Progres penarikan termyn yang  Pembayaran terhadap subkon  Kontrol & koordinasi terkait
terhambat dan pekerja tertunda penarikan termyn agar tidak
 Penundaan pembayaran telat
menyebabkan demotivasi kerja
dan penurunan produktifitas
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK

 Gangguan Eksternal : Penyebab, Dampak, dan Penanganan

Gangguan Eksternal Penyebab Dampak Penanganan

 Konflik dengan warga • Kurang koordinasi dengan warga  Terjadi demonstrasi  Mediasi terhadap konflik
sekitar sekitar
• Kurang pemberdayaan warga sekitar  Pengrusakan & tindakan  Koordinasi dengan instansi
anarkis terkait
 Konflik dengan LSM • Ketidaksesuaian dengan kontraktor  Terjadi demonstrasi  Mediasi terhadap konflik
• Kurang pemberdayaan warga sekitar  Penutupan Jalan dengan LSM
 Koordinasi dan
pemberdayaan warga sekitar

 Akses material sulit • Jalan akses masuk terbatas dan  Pengiriman material terhambat  Pelebaran jalan akses
tidak lebar  Pekerjaan terlambat akibat material
penurunan produktifitas  Penambahan jam kerja

 Hilangnya Material di • Pengamanan yang kurang  Harus order material lagi  Peningkatan pengamanan,
Proyek pasang CCTV di area
strategis
• Kurangnya kerjasama dengan  Peningkatan kerjasama
instansi pengamanan sekitar dengan instansi (Polisi,
Tentara, dll)
 Terlambatnya Pengiriman • Persetujuan material yang lama  Pekerjaan menjadi tidak sesuai  Kontrol & koordinasi yang
Material schedule tepat dengan MK dan Owner
 Koordinasi & Monitoring
• Terhambat oleh instansi lain  Pekerjaan menjadi tidak sesuai pengiriman material
(pelabuhan, dll) schedule
IDENTIFIKASI GANGGUAN PADA PROYEK
 Gangguan Eksternal : Penyebab, Dampak, dan Penanganan (Lanjutan)
Gangguan Eksternal Penyebab Dampak Penanganan
 Gangguan pada jalan • Tingginya arus lalu lintas proyek  Jalan menjadi rusak & rawan  Menyediakan rambu &
umum sekitar proyek kecelakaan flagman, serta koordinasi
dengan DLLAJ terkait
• Material berjatuhan dari truk angkut  Jalan umum menjadi kotor dan  Penyiraman jalan dengan
berdebu water tanker
 Faktor Cuaca • Pada musim Hujan terus menerus  Jalan akses rusak  Pembuatan jalan akses kerja
dan tidak menentu, dengan yang bagus dan kokoh
intensitas sedang-tinggi  Kerja secara frontal sesuai
 Terhambat pada pekerjaan kondisi cuaca
timbunan & jalan
 Pengambilan keputusan • Dikarenakan pejabat yang  Persetujuan menjadi lama  Konfirmasi dan pengontrolan
dalam persetujuan berwenang tidak hadir di tempat terhadap segala hal yang
terkait
persetujuan/keputusan
 Lebaran • Pekerja banyak yang mudik  Produktivitas menurun drastis  Harus dilakukan
penambahan jam kerja untuk
mengejar target pekerjaan
 Alat Rusak • Usia sudah tua  Pekerjaan terhenti  Panggil Tukang servis
• Kurang perawatan  Sediakan spare part sebagai
cadangan
 Sediakan cadangan Peralatan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.5.PENGUASAAN LAPANGAN
PENGUASAAN LAPANGAN
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan;
1. Jalan akses menggunakan Jalan Existing arah masuk Lokasi Pekerjaan atau ditentukan lain sesuai Petunjuk Direksi.
2. Pekerjaan sesuai BQ yang telah disepakati
 
A. Metode Pekerjaan untuk mendapatkan Pelaksanaan Pekerjaan dengan “ Tepat Waktu & Mutu Sesuai
Spesifikasi teknis”
 Percepatan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan sesuai gambar kerja & BQ
 
2. Pekerjaan ini secara Khusus terdiri atas Pekerjaan Preservasi perkerasan jalan dan preservasi Jembatan , Hotmix,
dsb. Untuk mempercepat pelaksanaan (agar tepat schedule) dan memenuhi Mutu yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi teknis, Kontraktor akan memberdayakan sumber (tenaga, dan Peralatan, Mis: Produksi Hotmix dilakukan
dengan AMP, Aggregate dilakukan dengan Stone Crusher, Beton dengan Banthing Plant (Beton Ready Mix) secara
maksimal  estimasi pekerjaan tepat waktu dan mutu.
 
B. Site Development / Site Management / Pengaturan Lokasi Pekerjaan
B.1. Sirkulasi Operasional Peralatan
Pekerjaan di Jalan Sepanjang Lokasi Jalan Bts Palembang/ Bts. Banyuasis sampai Pelabuhan Tanjung Api Api Dengan
konstruksi yang berpencar, Jadwal Pekerjaan dan Peralatan yang dipakai, maka diassumsikan Pelaksanaan Pekerjaan
Struktur Jembatan dilaksanakan secara Bersamaan / Frontal.
 
Peralatan kerja diletakkan disekitar Lokasi Pekerjaan dan segera mungkin untuk dilakukan mobilisasi ke lokasi pekerjaan
pada saat akan dimulainnya pekerjaan yang dimaksud.
 
Sirkulasi Peralatan;
- Sirkulasi Peralatan secara umum adalah mobile / dinamis, artinya tidak ada peralatan kerja yang statis
- Seluruh sirkulasi peralatan kerja menggunakan lahan sepanjang rencana pembangunan jalan yang cukup lebar
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.6 SISTEM MONITORING TERHADAP HASIL


PEKERJAAN
1. Antisipasi waktu kritis

Untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, dengan jadwal waktu pelaksanaan yang
telah dijadwalkan, dijabarkan lagi menjadi jadwal 2 (dua) mingguan, mingguan hingga harian.

Monitoring jadwal harian dilaksanakan setiap hari dan selalu di “Up Date” sesuai pelaksanaan dilapangan, bila terjadi
keterlambatan pada hari tersebut maka keterlambatan tersebut harus dapat digantikan pada hari berikutnya, Misalnya dengan
menambah jam kerja atau cara lain sehingga keterlambatan tersebut dapat dipenuhi.

2.Monitoring Kerjasama dengan pihak Supplier untuk penggunaan Bahan bangunan dan Sub kontraktor untuk
pekerjaan khusus / spesifik

Kontraktor akan menjalin kerjasama dengan Sub kontraktor dan Supplier yang berkompeten dibidangnya dan atas persetujuan
dari direksi / Owner. Secara teratur dan periodik, kontraktor akan mengevaluasi hasil kerja dan bahan, dimana hasil evaluasi
tersebut menjadi acuan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Jika hasil Evaluasi pada sub kontraktor dan Supplier tersebut memuaskan (hasil sesuai spesifikasi teknis), maka kontraktor akan
terus menggunakan jasa dari sub kontraktor dan supplier selama proses pelaksanaan, jika tidak maka kontraktor akan mencari
pengganti dengan pihak lain yang berkompeten dibidangnya dan atas persetujuan dari direksi / Owner

3. Sistem Pelaporan

Selama pelaksanaan proyek perlu dokumentasi foto yang yang mengambarkan pekerjaan dari 0% sampai 100% , yang
terkumpul dalam album untuk laporan Mingguan dan bulanan atau ditentukan sesuai spesifikasi teknis dan akan diserahkan
kepada pemilik proyek.

Semua adminsitrasi proyek dari ; Kontrak kerja, Perijinan, Shop drawing, Request pekerjaan, Progress pekerjaan berupa harian
, mingguan dan bulanan, surat-menyurat, As build drawing, Pengarsipan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
kelancaran proses pekerjaan dsb dilaksanakan oleh pihak kontraktor secara sistemmatis, rapi dan akurat dengan
melaksanakan prosedur-prosedur yang ada pada sistem Standard ISO 9001-2000 dan ISO-14001:2004
FLOW CHART (KOORDINASI PELAPORAN) Pelaporan Harian,
Bulanan, berisi:
Mingguan,

START - Foto-Foto

- Ukuran Aktual existing


PELAKSANAAN
- Rencana Lokasi
PEKERJAAN
Koordinasi: - Sosialisasi Pekerjaan

- Pengguna Jasa / Owner Dokumentasi Kondisi - Kesiapan Lokasi Pek.


Existing
- Konsultan Pengawas - Keabsahan lahan (Lahan

Bebas)

- Dsb

Persetujuan:
Pelaporan Harian, Mingguan,
- Konsultan Pengawas Bulanan, berisi:
Pelaksanaan Item Pekerjaan
<100% (periode sesuai yg
-Pengguna Jasa / Owner - Foto-Foto
dipersyaratkan)

(jika dipersyaratkan) - Hasil Opname Pekerjaan

- Pembuatan Dokumen Laporan

- Asbuilt Drawing

- Dsb
Persetujuan:

- Konsultan Pengawas Pelaksanaan Item Pekerjaan


= 100% Pengguna Jasa / Owner
-Pengguna Jasa / Owner

(jika dipersyaratkan) Pelaporan Harian, Mingguan,


Bulanan, berisi:

- Foto-Foto

- Hasil Opname Pekerjaan


FINISH
- Pembuatan Dokumen Laporan

- Asbuilt Drawing

- Dsb

Pengguna Jasa / Owner


SIMULASI ALUR KERJA DAN KOORDINASI : UMUM

 Sebelum melakukan analisis terhadap alur kerja dan koordinasi pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan
analisis terhadap garis besar pekerjaan pada proyek ini secara umum.

 Alur Kerja umum menceritakan tentang proses pelaksanaan proyek ini secara umum, dimulai SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) sampai dengan proses produksi dan serah terima pekerjaan.

Penerbitan Proses
Start Pemeliharaan Finish
SPMK Produksi

Serah Terima Serah Terima


Pekerjaan 1 Pekerjaan 2

 Alur kerja pada proses produksi dibedakan atas dua, yakni eksternal (dengan pihak Owner dan MK)
dan juga alur kerja internal (dalam organisasi proyek), seperti dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya.
SIMULASI ALUR KERJA DAN KOORDINASI : EKSTERNAL
 Pendahuluan

• Alur Kerja Eksternal Proyek dirancang sebagai acuan koordinasi antara Tim Kontraktor – Konsultan MK –
Tim Owner dalam menjalankan proyek, yang dibuat dalam bentuk flowchart.

• Alur Kerja Eksternal menjelaskan tentang koordinasi terkait :


 Review Desain (DED)
 For Cont Drawings Kebutuhan perencanaan
 Shop Drawings
 Approval Material
 Metode Kerja (Method’s Statements)
 Ijin Kerja
 Checklist Pekerjaan
 Site Instruction Kebutuhan pelaksanaan konstruksi
 Request For Information
 Pengukuran Bersama (Joint Survey)
 Kedatangan Material
 Pelaksanaan Pengujian Material
 Pelaporan (harian, mingguan, bulanan)
 As Built Drawings
Kebutuhan finansial, addendum & finalisasi
 Pengajuan Termyn
pekerjaan
 Pengajuan Addendum

• Alur Kerja yang resmi akan dilaksanakan setelah Kick-off meeting


 Alur Pengajuan Shop Drawings

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

OK Approval OK Cek Pembuatan shop For Cont


4 hari Gambar 3 hari Gambar drawing Drawing

Not Ok, Revisi


Not Ok, Revisi

Registrasi gambar Arsip Shop


Drawings
approved
1 hari

Copy Shop Copy Shop Distribusi Copy • Lapangan


Drawings Drawings Shop Drawings • Komersial
• Subkon
1 hari

Finish

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan


 Alur Pengajuan Approval Material

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Cek • Brosur
OK OK Kelengkapan • RKS
Approval & Kesesuaian
Pembuatan • Sampel
4 hari 3 hari Dokumen Approval Material • Shop Dwg

Not Ok, Revisi


Not Ok, Revisi

Arsip Dok.
Registrasi dokumen Approval
approved Material
1 hari

Copy Copy
Distribusi dokumen • Lapangan
dokumen dokumen
approved • Komersial
approved approved
• Subkon
1 hari

Finish

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan


 Alur Pengajuan Metode Kerja

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

• Brosur
• RKS
OK OK Cek metode Pembuatan • Shop Dwg
Approval • Approval
4 hari 3 hari kerja Methods Statement Material

Not Ok, Revisi


Not Ok, Revisi

Arsip Dok.
Registrasi dokumen Methods’
approved Statement
1 hari

Copy Copy
Distribusi dokumen • Lapangan
dokumen dokumen
approved • Komersial
approved approved
• Subkon
1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Ijin Kerja

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start
• Shop Dwg
• Pengadaan
material
dan alat

Persiapan Lahan
Kerja

Cek
OK OK Kelengkapan
Pengajuan Ijin • Mapping Area Kerja
Approval & Kesesuaian
1 hari
• Checklist Pekerjaan
1 hari 1 hari Dokumen Kerja

Not Ok, Revisi


Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Dok. Ijin


Kerja
approved
1 hari

Pelaksanaan
Pekerjaan

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan Finish


 Alur Pengajuan Checklist Pekerjaan

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start
Not Ok

• RKS
OK Ceklist OK Ceklist Not Ok Pelaksanaan • Shop Dwg
1 hari Eksternal 1 hari Eksternal Pekerjaan • Form Checklist

Not Ok

Ceklis
1 hari Internal

OK

Arsip Dok.
Registrasi dokumen checklist
approved Pekerjaan

1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Site Instruction

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

• Kesalahan
Pembuatan Site pelaksanaan
Persetujuan 1 hari Instruction • Perubahan
desain

1 hari

Registrasi dokumen Arsip Site


Instruction
approved
1 hari

Distribusi dokumen • Lapangan


approved • Komersial
• Subkon
1 hari

Tindak lanjut
terhadap SI
1 hari

Finish

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan


 Alur Pengajuan Pengukuran Bersama (Joint Survey)

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Undangan Undangan Pembuatan


• Mapping area
Joint Survey Joint Survey Undangan Joint
Survey
1 hari

Pelaksanaan Joint
Survey

Cek • Mapping area


OK OK Kelengkapan Foto Dok.
Pembuatan Berita •
Approval & Kesesuaian • Daftar Hadir
4 hari 3 hari Dokumen Acara • Data Survey

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dokumen Arsip Berita


Acara
approved
1 hari

Copy Copy Distribusi Copy


Berita Acara Berita Acara Berita Acara
1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Kedatangan Material (Material On Site)

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Undangan Undangan
Pembuatan Undangan • Material On
Kedatangan Kedatangan Pemeriksaan Material Site
material material On Site
1 hari

Pelaksanaan
Pemeriksaan Material
On Site

Cek
OK OK Kelengkapan • Surat Jalan
Pembuatan Berita • Foto Dok.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Acara • Daftar Hadir

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Berita


Acara
approved
1 hari

Copy Copy Distribusi Copy


Berita Acara Berita Acara Berita Acara
1 hari

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan Finish


 Alur Pengajuan Mock Up

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

• Contoh
Undangan Undangan Pembuatan Undangan
Pekerjaan
Pemeriksaan Mock Up
Mock Up Mock Up Terpasang

1 hari

Pelaksanaan
Pemeriksaan Mock
Up

Cek
OK OK Kelengkapan • Surat Jalan
Pembuatan Berita • Foto Dok.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Acara • Daftar Hadir

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dokumen Arsip Berita


Acara
approved
1 hari

Copy Copy Distribusi Backup


Berita Acara Berita Acara Berita Acara
1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Pelaksanaan Pengujian Material

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Undangan Undangan • Mapping Area


Pembuatan Undangan
pengujian pengujian Pelaksanaan Pengujian
• Daftar test
material
material material Material
1 hari

Pengambilan dan
Pelaksanaan Pengujian
Material
1 hari

Cek • Laporan hasil


OK OK Kelengkapan pengujian
Pembuatan Berita
4 hari
Approval & Kesesuaian • Foto Dok.
3 hari Dokumen 3 hari Acara • Daftar Hadir

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Berita


Acara
approved
1 hari
Copy Copy Distribusi Copy
Berita Acara Berita Acara Berita Acara
1 hari
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan Finish
 Alur Pengajuan Laporan Harian beserta Dokumentasi

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Cek
OK OK Kelengkapan • Volume
Pembuatan Laporan Pekerjaan
Approval & Kesesuaian • Personil &
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Harian
alat

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Laporan


Harian
approved

1 hari

Copy Copy
Laporan Laporan Distribusi Copy
harian harian Laporan harian

1 hari

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan Finish


 Alur Pengajuan Laporan Mingguan beserta Dokumentasi

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Cek
OK OK Kelengkapan
Pembuatan Laporan • Rekap Vol.
Approval & Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Mingguan Mingguan

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Laporan


Mingguan
approved
1 hari

Copy laporan Copy laporan Distribusi copy


mingguan mingguan laporan mingguan

1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Laporan Bulanan beserta Dokumentasi

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

Cek
OK OK Kelengkapan • Rekap Vol.
Pembuatan Laporan
Approval & Kesesuaian Bulanan
4 hari 3 hari Dokumen 3 hari Bulanan • Foto Dok.

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi dok. Arsip Laporan


Bulanan
approved
1 hari

Copy laporan Copy laporan Distribusi copy


bulanan bulanan laporan Bulanan

1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan As Built Drawings

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya

Start

OK • Shop
Approval OK Cek Pembuatan As Built Drawing
4 hari Gambar 3 hari Gambar Drawings • Pengukuran
Lapangan

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Registrasi gambar Arsip As Built


Drawings
approved
1 hari

Copy As Built Copy As Built Distribusi Copy


• Komersial
Drawings Drawings As Built Drawings
• Subkon
1 hari

Kebutuhan
Final
Account

Finish
*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan
 Alur Pengajuan Termyn (Tagihan)

INTSTANSI Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya


TERKAIT
Start
• Rekap Progres
Pekerjaan
Cek • Mapping Area Kerja
OK Approval OK Kelengkapan Pembuatan • Foto dok. Progres
& Kesesuaian Pengajuan Termyn • Kontrak
4 hari Termyn 3 hari Dokumen • Jaminan pelaksanaan
• Laporan Bulanan

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

Pembuatan BAP
1 hari

Penerbitan bukti Pembuatan invoice


bayar 1 hari & faktur pajak

7 hari

Termyn Cair

Finish

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan


 Alur Pengajuan Addendum (Biaya/Waktu)

Pemberi Kerja Konsultan MK Abipraya


• Surat Permohonan
Start Addendum
• RAB Addendum
(Rencana)
• Kronologis
Cek Cek
• Data Teknis
OK Kelengkapan
OK Kelengkapan & Pengajuan • Data Pendukung
& Kesesuaian Kesesuaian
4 hari 3 hari Dokumen Addendum • Schedule
Dokumen Addendum
(Rencana)
• Kontrak Addendum

Not Ok, Revisi Not Ok, Revisi

• Perubahan
Volume
pekerjaan
(tambah/
kurang)
• Perubahan
Lingkup
Pekerjaan
Approval • Perubahan
Addendum Waktu
Pekerjaan

7 hari
• RAB Addendum
OK • Schedule
Registrasi Addendum
Dokumen Approved • Kontrak Addendum

1 hari

Penyesuaian
Pekerjaan

*Durasi Hari merupakan usulan Kontraktor untuk Strategi Percepatan Finish


SIMULASI ALUR KERJA DAN KOORDINASI : INTERNAL
• Alur Kerja Internal Proyek dirancang sebagai acuan koordinasi antar personil dalam
organisasi proyek tim kontraktor dalam menjalankan proyek (proses produksi), yang
dibuat dalam bentuk flowchart.

• Alur Kerja Internal menjelaskan tentang koordinasi terkait :


 Desain
 Pembuatan Gambar Kerja
 Order Material
 Penunjukkan Subkon
 Penunjukkan Supplier
 Order Material
 Pelaksanaan Pekerjaan
 Pembayaran Opnam Subkon/Mandor
 Alur Pembuatan Gambar Kerja
Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
Lapangan Manager Manajemen

Start
Gambar
Lelang
Pembuatan
shopdrawin
g
1 hari

Persetujuan

1 hari Hitung Persetujuan


Vol. & shopdrawin
Biaya 1 hari g
1 hari
Registrasi
shopdrawin
g
1 hari

Persetujuan
(Eksternal)

Arsip Registrasi
shopdrawin shopdrawin
g g
1 hari
Distribusi Copy Shop Copy Shop Copy Shop Copy Shop
Copy Shop Drawing Drawing Drawing Drawing
Drawing
1 hari

Finish *Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan
 Alur Penunjukkan Supplier

Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
• Sho Lapangan Manager Manajemen
p
Dra Start
win
g
• RA
B
• RK
S Pengajuan
• Bro Approval
sur, Material
Dll
1 hari
Registrasi
Dokumen
Keluar
1 hari

Persetujuan
(Eksternal)

Arsip Registrasi Copy


Dokumen Dokumen Dokumen
Approved Approved Approved

1 hari > 1M

Usulan Penunjuk-
Penunjukan
Supplier kan
1 hari
< 1M
Penetapan
1 hari 1 hari
Pemenang
1 hari

Finish
*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan
 Alur Penunjukkan Subkon

Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
• Sho Lapangan Manager Manajemen
p
Dra Start
win
g
• RAB
• RKS
• App
rova
l Cari rekanan
Mat
erial 1 hari

Seleksi dan
evaluasi
rekanan
1 hari

Klarifikasi &
Negosiasi
1 hari

Penilaian
1 hari

Penunjuk-
Pengusulan Penunjukkan
kan >1M
1 hari
<1M
1 hari 1 hari
Penetapan
Pemenang

Finish

*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan


 Alur Order Material

Abipraya
• Shop
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi Dewan
Dra Lapangan Manager 3 Manajemen
wing
• RAB
Start
• RKS
• Bros
ur
• Appr
oval Hitung Hitung
Kebutuhan Kebutuhan
Lapangan Lapangan
Cek Jenis 1 hari
Cek Volume
Material
1 hari 1 hari

Order
Material
1 hari
Cek Mutu &
Pendatangan
Material
Pembayaran Kesesuaian
Material
1 hari 1 hari

Pelaksanaan Pelaksanaan
Pekerjaan Pekerjaan

Finish

*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan


 Alur Pelaksanaan Pekerjaan

Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi 3 Dewan
Lapangan Manager Manajemen

• Shop Drawing Start


• Mapping Area
Kerja
• Order Material
Penyiapan Penyiapan
Pekerja, Pekerja,
Material, Material,
Alat Alat
Registrasi
Pekerja &
Alat
Pembuatan 1 hari
Ijin Ijin Ijin
Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan
Lapangan Lapangan Lapangan
1 hari Approved Approved
Registrasi 1 hari Briefing
Dokumen Pekerja
Keluar
1 hari
1 hari

Persetujuan Mobilisasi Mobilisasi


(Eksternal) Material, Material,
Alat, & Alat, &
Pekerja Pekerja
Registrasi
1 hari
Dokumen
Approved Pelaksanaan
1 hari Pekerjaan
Sesuai Shop
Drawing

Arsip
Dokumen Finish

*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan


 Alur Pembayaran Opnam Mandor/Subkontraktor

Abipraya
Engineering Komersial Financial Site/ Subkont. QHSE Project Divisi Dewan
Lapangan Manager 3 Manajemen
• Mapping Area
Kerja
Start
• RAB
pelaksanaan
sesuai kontrak

Pembuatan Pembuatan
Dok. Opnam Dok. Opnam
• Mapping
• Foto
Dokume 1 hari Pembuatan
ntasi Sertifikat
Mutu & K3
Konfirmasi Verifikasi
Pekerjaan Volume 1 hari
Selesai Opnam
1 hari Sertifikat K3
1 hari
dan Mutu

Persetujuan
Opnam
1 hari
Pembayaran
Opnam
14 hari

Finish

*Durasi Hari merupakan Komitmen Kontraktor dalam melakukan Strategi Percepatan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.7 METODE PERCEPATAN PELAKSANAAN


PEKERJAAN
STRATEGI PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Strategi paling tepat dalam mengantisipasi keterlambatan proyek konstruksi adalah dengan membuat manajemen resiko yang
berdampak atas waktu pelaksanaan. Bagian penting atas manajemen resiko tersebut adalah adanya manajemen penanganan dan
tentu monitoringnya.
Pada proyek yang sudah terlanjur mengalami keterlambatan artinya risiko yang berdampak atas waktu pelaksanaan telah terjadi.
Risiko yang terjadi adalah problem. Ini terjadi karena kurang memadainya risk management yang dibuat.
Strategi percepatan proyek identik dengan manajemen penanganan dalam manajemen resiko. Hanya saja pada risiko yang telah
terjadi. Strategi diterapkan berdasarkan prioritas jika faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek jumlahnya cukup banyak.
Dengan melihat karakteristik khusus proyek konstruksi dan faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek, berdasarkan
pengalaman diusulkan rekomendasi strategi dalam melakukan percepatan proyek konstruksi, yaitu:
1. Manajerial
 Dalam situasi krisis terhadap waktu, Jalur kritis harus dikomunikasikan dan disepakati oleh Tim proyek.
 Menjaga kedisiplinan Tim proyek. Kedisiplinan akan mempengaruhi suasana kerja di proyek.
 Melakukan rapat harian yang membahas segala hal terkait usaha untuk menjaga agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Rapat harian harus dihadiri oleh Pejabat proyek yang mampu mengambil keputusan atas suatu masalah.
Jangan pernah mengulur pengambilan keputusan pada rapat harian saat proyek mengalami krisis. Rapat harian harus dihadiri
oleh Tim proyek terkait, Mandor, dan wakil subkontraktor.
 Aktif menggali informasi mengenai potensi masalah kepada subkontraktor dan Mandor. Hal ini agar masalah yang berpotensi
terjadi dapat diantisipasi lebih dini
 Melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM). Semakin sering akan semakin baik. Dapat pula membuat simulasi-simulasi
atas rencana-rencana proyek agar didapatkan strategi yang paling efisien dan efektif.
 Selalu memberikan motivasi yang terbaik kepada karyawan dan pekerja agar attitude dan mental kerja lebih baik.
 Menambah jam kerja dengan lembur.
STRATEGI PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
 Menambah Personil proyek agar dapat meningkatkan pengawasan.
 Menjaga kualitas pekerjaan. Kualitas yang tidak baik menyebabkan pengulangan pekerjaan.
 Memastikan ketersediaan dana dan mengusahakan dana pendamping untuk hal-hal yang bersifat emergency.
 Membantu mempercepat proses penagihan termijn bagi subkontraktor
 Aktif berkomunikasi dengan Owner dan Pengawas pekerjaan mengenai strategi percepatan proyek. Usahakan untuk
mendapatkan dukungan mereka.
 Memberikan reward atas tercapainya setiap tahapan milestone kepada tim proyek, subkontraktor dan kepada pekerja.
 Tim proyek harus fokus terhadap Safety. Kecelakaan akan membuat loss time.
 Cek silang. Teknik ini adalah dengan mendatangkan orang lain yang memahami tentang proyek konstruksi ke proyek yang
mengalami keterlambatan. Adakalanya dikarenakan tekanan yang terus menerus, Tim proyek menjadi kurang sensitif terhadap
terjadinya masalah keterlambatan proyek. Orang lain dapat personel manajemen atas atau tim proyek lain.
 Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen administrasi vendor. Sering kali pekerjaan di lapangan
terhambat oleh masalah prosedur administrasi.
 Melakukan Serah terima Parsial ketika pada sub bidang pekerjaan telah selesai dilaksanakan,
2. Scope atau Lingkup Pekerjaan
 Membuat checklist daftar sisa pekerjaan (Update WBS) dimana tingkat detil yang baik dan memadai. Daftar atau checklist ini akan sangat
membantu dalam proses-proses berikutnya.
 Daftar sisa pekerjaan dengan melihat secara keseluruhan dokumen kontrak yaitu gambar, BQ, dan spesifikasi.
 Meminimalisir adanya perubahan lingkup dan pekerjaan tambah-kurang. Perubahan lingkup akan membuat pekerjaan semakin kompleks
dan sulit dikelola. Perlu effort yang lebih besar dengan adanya perubahan lingkup.

3. Critical Path Method


 Membuat schedule sisa pekerjaan dimana target selesainya pekerjaan dibuat lebih maju untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga
 Membuat CPM berdasarkan update WBS yang cukup detil dan schedule sisa pelaksanaan agar dapat diidentifikasi item pekerjaan yang
masuk dalam kategori pekerjaan kritis. CPM adalah alat yang paling powerfull dalam membantu percepatan pada saat situasi proyek kritis.
 Memprioritaskan pekerjaan yang masuk dalam jalur pekerjaan kritis agar pekerjaan kritis tersebut tidak delay dari yang direncanakan.
 Mengurangi sebanyak mungkin jumlah pekerjaan kritis yang terdapat dalam rangkaian jalur pekerjaan kritis (CPM).
 Menyebarkan suatu rangkaian pekerjaan kritis menjadi beberapa jalur pekerjaan kritis atau membuat jalur pekerjaan kritis yang semula
berupa satu rangkaian seri menjadi beberapa rangkaian yang tersusun paralel. Teknik ini akan membuat total durasi akan semakin pendek.
Biasanya dilakukan dengan membagi suatu pekerjaan dalam zone yang lebih kecil yang berdiri sendiri
 Menentukan target milestone pekerjaan. Hal ini untuk mengurangi kompleksitas dalam pengendalian dan monitor waktu pelaksanaan
proyek.
 Sesegera mungkin memulai suatu pekerjaan dimana lahan telah siap. Harus diingat bahwa jalur kritis dapat berpindah-pindah sesuai
perkembangan di lapangan. Suatu pekerjaan yang tidak kritis, bisa saja menjadi kritis karena terlambat mulai dilaksanakan.
 Memastikan pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis selesai sesuai target. Melesetnya realisasi waktu pelaksanaan suatu pekerjaan juga
dapat mengubah jalur kritis. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan yang terlambat bisa menjadi kritis.
4. Material dan Supplier
 Aktif memonitor proses pengiriman dengan meminta bukti manifest pengiriman material
 Melakukan pengecekan langsung lokasi material yang akan dikirim ke proyek. Ini untuk memastikan bahwa material dalam
kondisi ready untuk dikirim.
 Jumlah supplier untuk suatu jenis material diusahakan lebih dari satu.
 Mengganti material import dengan material yang ready stock dengan spesifikasi yang setara.
 Mengganti material yang langka dengan material lain yang ready stock dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan..

5. Alat
 Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
 Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
 Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus
 Menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
 Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
 Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh pekerjaan.

6. Subkontraktor
 Mengurangi lingkup pekerjaan subkontraktor yang bermasalah dan  menggantinya dengan subkontraktor yang terpercaya.
 Mengambil alih pekerjaan subkontraktor yang berpotensi terlambat.
 Jumlah subkontraktor pada suatu pekerjaan diusahakan lebih dari satu.
 Meminta setiap subkontraktor agar menempatkan wakilnya yang dapat memutuskan masalah.
 Aktif komunikasi via surat untuk masalah—masalah yang krusial
7. Tenaga Kerja
 Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih produktif. Durasi pekerjaan proyek konstruksi sangat tergantung
pada produktifitas tenaga kerja.
 Menambah jam kerja atau lembur. Lembur yang efektif adalah sampai dengan jam 24.00. Di atas jam tersebut biasanya
produktifitas menurun.
 Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja. Waktu yang hilang atas ketidakdisiplinan tenaga kerja berdampak cukup besar.
 Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja. Tempat tinggal yang tidak sehat, akan menyebabkan tingginya angka
pekerjaan yang sakit. Hal tersebut akan menambah loss time di proyek.
 Aktif berkomunikasi dengan pekerja mengenai kesulitan pelaksanaan dalam event meeting atau safety talk
 Memberikan training secara rutin kepada pekerjan agar keahlian pekerja meningkat sehingga akhirnya produktifitasnya
bertambah.
 Menyediakan tempat istirahat pekerja pada lokasi yang sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan
 Meniadakan warung di dalam dan sekitar lokasi proyek. Adanya warung akan membuat waktu istirahat pekerja lebih panjang.
 Disarankan untuk mengkoordinir pengadaan makan pada saat istirahat pekerja. Ini akan memangkas waktu hilang yang
menurunkan produktifitas.
 Tenaga kerja harus disebar pada area pekerjaan sedemikian masih tetap dapat dimonitor dengan baik. Jangan menyebarkan
pekerja pada area yang terlalu luas sehingga menurunkan tingkat pengawasan
8. Design dan Metode Pelaksanaan
 Aktif menemukan metode pelaksanaan baru yang lebih efisien dan efektif dari pada metode eksisting.
 Aktif mengevaluasi metode pelaksanaan yang ada sehingga didapatkan metode pelaksanaan yang paling efisien dan efektif.
 Melakukan review design sedemikian design yang baru memberikan waktu penyelesaian yang lebih singkat dengan tanpa
mengabaikan kehandalan fungsi design.
 Membuat metode pelaksananaan sedemikian dapat meminimalisir dampak cuaca buruk. Misalnya mempercepat pekerjaan struktur
agar pekerjaan finishing dapat segera dimulai. Contoh lain adalah menyediakan atap terpal sehingga pekerjaan dapat terus
dilaksanakan walaupun terjadi hujan.
 Melakukan review design sehingga volume pekerjaan yang kritis berkurang

9. Kontrak
 Melakukan negosiasi ulang kontrak apabila penyebab keterlambatan adalah karena kontrak.
 Mencatat secara harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menjadi penyebab keterlambatan serta menyampaikan dengan
surat kepada Owner dimana hal-hal tersebut secara kontraktual dapat menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan proyek /
addendum waktu.
 Kalaupun ada pekerjaan tambah dan kurang, harus didasarkan pada upaya melakukan percepatan. Usahakan pekerjaan tambah
adalah pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis dan memiliki durasi pekerjaan yang singkat. Demikian pula dengan pekerjaan
kurang haruslah pekerjaan yang berada di jalur kritis dan memiliki durasi yang panjang dimana aspek fungsi konstruksi masih
dapat dipertahankan.
10. Site
 Mengevaluasi site dan penataannya. Perhatian pada alur proses pekerjaan dan material. Site harus dievaluasi agar
menghasilkan suatu design site yang menghasilkan alur proses yang efektif atau jalur alur sependek mungkin
 Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat menghalangi alur proses dan material. Contoh adalah jalan kerja harus
memadai.
 Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air berpotensial menghambat laju pergerakan alur proses pelaksanaan dan
material.
 Lokasi site harus diupayakan dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis para pekerja
yang bekerja di proyek.
 Memastikan akses masuk proyek sedemikian arus keluar masuk material tidak terhambat
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.1.8 METODE SISTEM KERJA


METODE SISTEM KERJA
Untuk penyelesaian pekerjaan tepat waktu pada pelaksanaan proyek Preservasi jalan Ruas BTS. Kota Palembang/BTS. Kab Banyuasin. Tj. Api Api
diperlukan pembagian group kerja yang dapat mendukung percepatan pelaksanaan proyek.
Pembagian group kerja meliputi :
 
 Group kerja untuk pekerjaan Jalan
 Group kerja untuk pekerjaan Saluran
 Group kerja untuk pekerjaan sarana penunjang
 Group Kerja Pemeliharaan

Dari masing – masing group kerja tersebut di pimpin oleh seorang mandor, dan untuk pekerjaan yang khusus seperti pekerjaan pemeliharan Jembatan
dikerjaan oleh sub kontraktor yang telah ditunjuk.
 
1. PEMBAGIAN ZONING PEKERJAAN STRUKTUR

Zoning pekerjaan struktur yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan dan flow pengadaan sumber daya yang terkait yaitu bekisting, besi
tulangan dan beton ready mix. Dalam perencanaan zoning pekerjaan struktur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
 Kapasitas pengecoran harian rata-rata suatu daerah
 Volume material beton, besi dan bekisting serta flow pengadaannya
 Lahan yang tersedia untuk stok material
 Ketersediaan tenaga kerja dan siklusnya.
 Kondisi peralatan yang ada dan tingkat kesibukannya,dll
Dalam menentukan zoning ini, perlu diperhatikan batas-batas antar zone.
Disamping penentuan jumlah zoning, pada pekerjaan struktur juga diperlukan perencanaan arah / flow pekerjaan struktur. Arah pekerjaan struktur akan
menentukan hampir semua arah metode pelaksanaan.
2. PENGATURAN JAM KERJA / SHIFT WAKTU

 Perhitungan kebutuhan sumber daya dibutuhkan baik pada siang hari maupun malam hari baik pada musim hujan maupun musim kemarau,namun
kebutuhan ini lebih dominan pada pelaksanaan pekerjaan malam hari dan pada musim hujan. Manajemen pengaturan pekerjaan dimalam hari ada
beberapa hal yang dilakukan antara lain:
• Pekerja yang bekerja didalam proyek di bagi manjadi 2 shift (kerja pagi dan kerja malam).
• Pemasangan penerangan diarea yang akan dikerjakan untuk mendukung pekerjaan .
• Pemeriksaan pekerjaan secara berkala dengan bekerjasama dengan instansi kesehatan disekitar proyek.
• Penyediaan bahan dan alat yang memadai sehingga pekerjaan dalam terus dilaksanakan
• Penyediaan alat pelindung diri untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
• Pengajuan izin kerja lembur setiap hari untuk memonitoring pekerjaan.

Manajemen pengaturan pekerjaan ketika musim hujan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain:
 Pembuatan los/bedeng pekerja sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan meskipun cuaca hujan.
 Pelindungan terhadap material yang sensitif cuaca agar material tidak rusak atau cacat
 Pemasangan rambu pada lubang bekas bongkaran mengamankan pekerja dari kecelakaan kerja.
 
 Pengaturan Jam Kerja malam Hari

Pengaturan jam kerja normal pada pelaksanaan proyek sampai jam 22.00 WIB kecuali ada pekerjaan khusus yang membutuhkan kerja sampai 24 jam
(pengecoran) atas ijin Manajemen Konstruksi.Untuk lembur pada malam hari dibagi menjadi dua shift :
- shift yang 1 = Jam 08.00 s/d 17.00 WIB
- shift yang 2 = Jam 17.00 s/d 22.00 WIB (atas ijin MK)

Pengaturan waktu kerja dimaksud untuk memastikan pekerja dalam kondisi bugar saat bekerja, pertimbangan safety (K3) dan sebagai antisipasi
percepatan pekerjaan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan on time kontraktor dapat melaksanakan pembangunan sesuai dengan schedule. Selain itu,
sebelum melakukan pekerjaan semua pekerja mengikuti tool box meeting untuk diberikan penjelasan tentang pekerjaan yang akan dikerjakan oleh
pekerja di lapangan, dan hal-hal khusus yang perlu diperhatikan demi kelancaran pekerjaan dan keamanan pekerja.
Jam kerja malam hari bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan lalu lintas ataupun gangguan terhadap lingkungan sekitar jika pekerjaan tersebut
dilaksanakan pada siang hari.
b. Pengaturan Jam kerja Di Musim Hujan
 
- Salah satu hambatan pelaksanaan proyek adalah musim hujan. Pada saat terjadi hujan pengamanan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara
penyiapan APD (Alat Pelindung Diri), Meliputi :

1. Helm
2. Mantel (Jas Hujan)
3. Sarung tangan karet
4. Sepatu boot anti air
5. Kaca mata
6. Penutup Telinga  

- Meminimalkan dampak pengaruh musim hujan terhadap kelancaran pelaksanaan pekerjaan antara lain :
1. Penutup area kerja yang terbuka dengan terpal sebagai penutup apabila hujan tiba,
2. Penanggulangan banjir atau genangan air hujan membuat saluran pembuangan air permukaan akibat hujan,
3. Mencegah pencemaran dan dampak terhadap lingkungan
4. PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK
 Percepatan dilakukan dengan cara penambahan jumlah tenaga kerja, jam kerja, serta kombinasi antara penambahan jumlah peralatan
dan jam kerja serta digunakan metode penjadwalan dalam time schedule.
PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK

PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA


PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA

PENJADWALAN KERJA LEMBUR / SHIFT KERJA


PENJADWALAN KERJA LEMBUR / SHIFT KERJA

PENAMBAHAN PERALATAN KERJA


PENAMBAHAN PERALATAN KERJA

PENAMBAHAN MATERIAL KERJA


PENAMBAHAN MATERIAL KERJA

PERUBAHAN METODE KONSTRUKSI DI LAPANGAN


PERUBAHAN METODE KONSTRUKSI DI LAPANGAN

PEMILIHAN SUMBER DAYA YANG BERKUALITAS


PEMILIHAN SUMBER DAYA YANG BERKUALITAS

PENAMBAHAN SUB KONTRAKTOR


PENAMBAHAN SUB KONTRAKTOR
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.2.TAHAPAN RANCANGAN OPERASI


RANCANGAN OPERASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENYERAHAN PEKERJAAN & PROSEDUR SERAH TERIMA PEKERJAAN
Setelah proses Serah Terima I, kegiatan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan Cacat (defect list) akan diselesaikan dengan
baik. Instruksi dari Pengguna Jasa sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan cacat (defect) diluar defect list harus
dituangkan secara tertulis dan diverifikasi oleh Ketua Tim Pemeliharaan.
Kegiatan pemeliharaan harus dilaksanakan secara berkualitas untuk mengatasi/memenuhi instruksi tersebut sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan. Tindak lanjut kegiatan pemeliharaan dikendalikan sesuai batasan waktu yang ditentukan.
Satu (satu) bulan sebelum berakhirnya Masa Pemeliharaan, maka Tim Pemeliharaan mengirimkan surat kepada Pengguna
Jasa untuk melakukan pemeriksaan bersama atas penyelesaian kewajiban Perusahaan dalam Masa Pemeliharaan.
 
Setelah ditandatangani, Berita Acara Serah Terima II agar diserahkan kepada Fungsi Keuangan untuk proses tagihan
retensi bilamana masih ditahan oleh Pengguna Jasa sesuai persyaratan kontrak.
Setelah dilakukan BAST 2 untuk mempererat kerjasama dengan Pengguna Jasa,maka Kontraktor Pelaksana
melaksanakan kegiatan service building dalam artian Kontraktor Pelaksana akan mengerjakan/ memperbaiki terhadap
komplain Pengguna Jasa terutama dalam konteks lingkup pekerjaan sesuai kontrak sebelumnya dalam batasan tertentu.
Apabila permintaan Pengguna Jasa diluar scope kontrak maka akan dilakukan kesepakatan kedua belahpihak.
Adapun personil dan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor akan menempatkan personil dan tenaga kerja selama masa pemelihraan di bawah tanggung jawab dari
PM
2. Tim akan selalu siap di lokasi selama masa pemeliharaan
3. Tugas utama dari tim ini adalah untuk menjamin perbaikan dari pekerjaan cacat selama masa konstruksi untuk
pekerjaan yang tidak sempurna
4. Tim ini bertugas:
a. Mengkoordinasi pekerja untuk memperbaiki pekerjaan cacat
b. Mengikuti inspeksi yang berhubungan dengan temuan pekerjaan cacat
c. Membuat laporan
 
Setelah proses verbal FHO dilaksanakan seperti diuraikan dan kerusakan-kerusakan diperbaiki seperti dijelaskan maka
pada saat yang sama "Retention Money" yang masih tertinggal dikembalikan.
Persyaratan Administrasi
Persyaratan Administrasi yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi untuk menunjang jalanya pekerjaan sebagai bukti aktual
progress pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Harian
Laporan harian meliputi catatan-catatan yang terjadi setiap hari antara lain :
• Jenis dan banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari
• Bahan bangunan yang datang yang telah dipergunakan dan yang di tolak atau diterima
• Kemajuan dari pekerjaan

2. Laporan harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara pelaksana dan pengawas harian sebagai tanda persetujuan. Apabila
terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan persoalan kepada konsultan pengawas harian/ kepada
pelaksana untuk mendapatkan penyelesaian.

3. Laporan Mingguan
Membuat laporan mingguan yang berisikan kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan sampai minggu
dimaksud. Laporan ini harus dijilid sebanyak 5 (lima) rangkap dan diserahkan kepada pemberi tugas dan atau konsultan pengawas
paling lambat pada hari senin siang.

4. Laporan Akhir Proyek


Membuat laporan akhir proyek setelah proyek dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh pemberi tugas dan / atau konsultan
pengawas. Laporan ini merupakan rangkaian laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan-perubahan penting selama
berlangsungnya proyek. Laporan ini harus dijilid sebanyak 10 (sepuluh) dan diserahkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah serah
terima pekerjaan.

5. Laporan Masa Pemeliharaan


Laporan pemeliharaan dibuat selama masa pemeliharaan yang berisi kegiatan selama masa pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam
rangkap 5 (lima) dan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya masa pemeliharaan.

6. Dokumentasi Selama Proyek


Laporan dokumentasi berupa foto berwarna dan video areal dan bagian-bagian pekerjaan yang sedang berlangsung/ dilaksanakan dan
yang telah selesai dilaksanakan seperti yang diminta oleh pemberi tugas dan/ atau konsultan pengawas. Hasil rekaman dan foto dipilih
oleh pemberi tugas dan/ atau konsultan pengawas di serahkan dalam bentuk softcopy CD/DVD sebanyak 3 (tiga) set.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

A.3. TAHAPAN MASA PEMELIHARAAN


1. RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN MASA PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan proyek adalah masa perawatan pasca pembangunan selesai dalam waktu yang telah disepakati antara pemilik bangunan dan
kontraktor dalam kontrak kerja konstruksi. Waktunya bervariasi antara proyek yang satu dengan lainya, tergantung kesepakatan atau berdasarkan
peraturan undang-undang jika bangunan yang dikerjakan milik negara dengan biaya pemerintah. pada proyek swasta biasanya pemilik proyek
menginginkan adanya masa perawatan dalam waktu selama mungkin agar apabila ada kerusakan bangunan maka dapat langsung meminta kontraktor
untuk memperbaiki.
 
2. MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Sistem manajemen selama masa pemeliharaan adalah sistem manajemen proyek selama masa pemeliharaan yang dilakukan oleh yang berhubungan
dengan peraturan untuk memenuhi klausul kontrak. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pemeliharaan yang dimulai saat tanggal dari
penandatanganan Provisional Hand Over (PHO) sampai waktu yang telah diterangkan di dokumen kontrak (Masa Pemeliharaan). Periode ini akan
berakhir dengan Final Hand Over (FHO).
Adapun prosedur standar dari masa pemeliharaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kontraktor mempunyai tim yang dibentuk secara khusus untuk menangani proyek yang sedang dalam masa pemeliharaan.
2. Tim ini akan bekerja sama dengan tim proyek yang dipimpin oleh PM selama masa pemeliharaan proyek.
3. Sebelum masa pemeliharaan dimulai, PM menyampaikan pesan tertulis kepada manajemen konstruksi / wakil pemilik proyek yang berisi
informasi relevan dari masa pemeliharaan proyek.
4. PM adalah pegawai yang bertanggung jawab selama masa pemeliharaan proyek.
5. Tanggung jawab Kontraktor selama masa pemeliharaan proyek adalah :
- Memperbaiki kerusakan atau ketidaksempurnaan pekerjaan yang terdapat di dalam daftar kerusakan yang ada dalam Provisional Hand Over
(PHO)
- Membuat laporan yang dibutuhkan untuk dihubungkan dengan administrasi pekerjaan pemeliharaan
6. Variation order (VO) yang diminta oleh owner selama periode ini harus mengikuti kondisi dari dokumen kontrak
7. Kontraktor akan memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan berdasarkan spesifikasi teknik, dokumen kontrak dan standar kualitas dari dari
Kontraktor.
8. Aspek Keselamatan, housekeeping dan lingkungan akan dipertimbangkan secara konsisten oleh tim selama masa pemeliharaan ini.
9. Jika tim yang ditugaskan tidak bisa melaksanakan tugas-tugas mereka berdasar pada prosedur dengan baik, PM akan menyusun pengganti.
10. Ketika masa pemeliharaan berakhir dan pekerjaan perbaikan dalam list kerusakan dan komplain telah dilaksanakan menurut standar dan
spesifikasi, PM akan menyampaikan laporan bahwa periode kewajiban telah selesai dan menyertakan informasi terkait tentang penyelesaian dari
daftar kerusakan dan komplain lainnya.
11. Owner / managemen konstruksi akan memeriksa laporan bersama-sama dengan Kontraktor
12. Hasil dari pemeriksaan yang dibuat dalam form “minutes of inspection” akan ditandatangani bersama oleh owner / manajemen konstruksi dan
Kontraktor
13. Final Hand Over ( FHO ) ditandatangani oleh owner dan Kontraktor
3. JENIS KERUSAKAN PADA KONSTRUKSI (Beton Bertulang dan Lainnya)
Setelah Pekerjaan Seluruh Konstruksi Selesai (PHO) dan telah disetujui oleh Pihak Owner yang dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung
(termasuk kondisi 100 % beserta file dokumentasi), tahap selanjutnya akan di kerjakan (Tahap Pemeliharaan).
 
Selama masa pemeliharaan tersebut (dengan jangka waktu telah ditetapkan), jika terdapat kerusakan maka konstraktor akan segera memperbaikinya
sesuai kondisi awal (acuan PHO). Adapun dalam Tahap perbaikan tersebut dilakukan dengan beberapa tahap pelaksanaan;
- Identifikasi Lokasi kerusakan (lokasi sesuai dengan lingkup pekerjaan)
- Identifikasi dan Investigasi Jenis dan penyebab kerusakan
- Perbaikan Kerusakan yang telah teridentifikasi dan Investigasi sesuai dengan Persyaratan Spesifikasi Teknis dalam dokumen lelang dan
Gambar as Build Drawing yang telah selesai
- Contoh Tahapan Perbaikan Kerusakan pada pekerjaan beton
 Identifikasi dan Investigasi.
 Penyebab kerusakan di tentukan dari hasil investigasi Konsultan Ahli.
- Dilanjutkan perbaikan sesuai Persyaratan Spesifikasi Teknis dalam dokumen lelang dan Gambar as Build Drawing yang telah selesai

4. STRUKTUR ORGANISASI PEMELIHARAAN


Untuk penyelenggaraan seluruh tugas-tugas layanan pemeliharaan oleh seluruh tenaga yang terkait dengan tugas/aktivitasnya yang
dikoordinir/dipimpin oleh Penanggung Jawab.
Penanggunag jawab berkewajiban melaksanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan memonitor seluruh kegiatan angota pelaksana.

Penanggung
Penanggung Jawab
Jawab

Pelaksana Pelaksana
Pekerjaan Pekerjaan
Jembatan Jalan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

B. PROGRAM K3L
PROSEDUR K3L
 KOMITMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

KOMITMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN
PT. Brantas Abipraya (Persero)
Kami berkomitmen untuk menjalankan Sistem Manajemen K3 sesuai peraturan
perundangan dan Prosedur yang berlaku dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya
melalui penyedia sumber daya yang cukup untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sehat dan aman terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja untuk mencapai
tujuan proyek yaitu NIHIL FATALITY, NIHIL PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN
NIHIL PENCEMARAN LINGKUNGAN, sebagai syarat tercapainya proses kerja yang
efisien, efektif, dan produktif.
Kami tidak akan melakukan kelalaian dalam bentuk apapun dimana hal tersebut dapat
membahayakan bahkan mengakibatkan kecelakaan kerja.
VISI & MISI PERUSAHAAN
VISI
• "Menjadi perusahaan terpercaya dalam industri konstruksi”
Artinya :
• 1. Memiliki segala persyaratan profesional yang memadai.
• 2. Dalam 5 (lima) tahun ke depan mampu menjadi 5 (lima) besar perusahaan konstruksi nasional.

MISI
“Menyediakan produk konstruksi bermutu tinggi secara profesional dan berkelanjutan.”
Artinya :
1. Memberikan produk yang bersaing dalam hal harga, mutu, pelayanan dan ramah terhadap lingkungan serta
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja..
2. Bekerja secara efisien menurut standar yang unggul dan diakui secara internasional (ISO, OHSAS, SMK3, SNI,
COSO, MBCfPE, dll).
3. Selalu menjaga hubungan yang baik dengan seluruh stakeholder.
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
WAJIB TERPASANG DI AREA KANTOR (LUAR)

1. Tempat Sampah (Organik, Non Organik & Limbah B3)


2. Banner /kata-kata slogan K3 (Kata-kata disesuaikan masing-masing Proyek)
3. Banner “Area Wajib APD”Bendera
4. Banner Kebijakan ada 5 (Lima)
5. Papan Monitoring/Mading
6. HSE Komitment (terpasang di area kantor & Area kerja)
7. Banner dari Jamsostek terpasang di kantor/area kerja.
8. Bendera, Merah Putih, K3 dan Brantas (Terpasang di depan kantor)
9. Nilai Budaya dan 5R (di kanan kiri pintu depat kantor)
10. Pos Security
11. Ruang Area Smoking
WAJIB TERPASANG RUANG DALAM KANTOR

1. Kebijakan lengkap, P2K3 dan sertifikat Perusahaan (ISO, SMK3, dll.) di ruang PM, ruang Meeting dan ruang
Tamu.
2. Tersedia APAR.
3. Tempat Ibadah.
4. Kamar mandi (dipisahkan laki dan wanita) apabila ada kary. wanita.
5. Ruang Meeting (Ukuran panjang lebar menyesuaikan)
6. Ruang Tamu (Ukuran menyesuaikan)
7. Tempat sampah biasa di masing2 ruangan.
8. Meja kerja selalu rapi dan barang/kertas2 yang tidak terpakai untuk tidak ada di atas meja.
PROSEDUR K3

a) Bagi pekerja Baru, Wajib mengikuti Safety Induction.


b) Pekerja wajib mengisi data pribadi dan kontak person kel. yang bisa di hub.
(disediakan oleh PT. Brantas Abipraya).
c) Menerbitkan Sticker Induction bagi pekerja yang telah mengikuti Safety Induction.
d) Masing2 Subcont wajib untuk mengadakan petugas K3, 2 orang di setiap
Zona/KM/KPA.
e) Petugas K3 wajib mengisi Laporan Harian K3 yang telah diterbitkan oleh HSE PT.
Brantas Abipraya.
Contoh Form pengisian data
pekerja/karyawan.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

B.1. PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN


LOKASI KERJA DAN PENEMPATAN PERALATAN
KERAPIHAN DAN KEBERSIHAN SELAMA PEKERJAAN
 Manajemen K3
Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan dari konstruksi yang harus dilakukan oleh
yang dibutuhkan oleh pemilik proyek. Target keselamatan adalah standar keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh
dengan tujuan untuk standarisasi keselamatan dan meningkatkan kondisi keselamatan dan menyeragamkan benchmark
keselamatan yang diinginkan.
• JSA masing masing tahapan pekerjaan
• Safety induction pekerja
Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari
rencana keselamatan, terget keselamatan, papan penilaian, spesifikasi teknik. Managemen keselamatan terdiri dari
rencana keselamatan, pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana keselamatan. Penjelasan detail tentang rencana
keselamatan dijelaskan dalam bagian lain dalam metode pelaksanaan ini.
 
 Manajemen Housekepping
Proyek konstruksi membutuhkan pengaturan untuk menyusun kondisi lapangan yang bersih dan rapi. Penataan kondisi
lapangan tersebut umumnya disebut sebagai Manajemen Housekeeping.
Manajemen Housekeeping ini meliputi pengelolaan kebersihan area proyek termasuk siklus pengelolaan sampah proyek,
kebersihan kantor, gudang, penataan siklus material, dll.
 
KERAPIHAN DAN KEBERSIHAN SELAMA PEKERJAAN
• Kebersihan Peralatan dan lokasi pekerjaan
 Pembersihan & pemeliharaan serta pengadaan jalan masuk kantor / ke lokasi pekerjaan dan saluran sementara.
 
 Pembersihan Lokasi
Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti akar pohon atau batu-batu
besar atau bangunan lama.
Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal pekerjaan saja, tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas
proyek itu sendiri. Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah sangat
diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak beraturan.
 
 Pekerjaan selesai dan dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan dari peralatan, sisa material pekerjaan, dan lain-lain yang
telah diperintahkan saat selesai jam kerja.
 
 Pembersihan sepanjang jalan yang di lalui kendaraan proyek di sekitar lokasi pekerjaan dari tumpahan material,
menggunakan tenaga manusia
 
 Cleaning Pit
Disediakan tempat khusus (Cleaning Pit) Untuk membersihkan Roda setiap kendaraan pengangkut tanah (atau kendaraan
dengan material menempel pada roda mobil), sehingga setiap kendaraan proyek yang keluar dari lokasi proyek dapat
dipastikan kebersihannya dan tidak mengotori lingkungan sekitar proyek.
 PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA DAN PENEMPATAN PERALATAN

Bedeng pekerja bersih Penyemprotan nyamuk KM pekerja bersih

Kantin Pekerja Bersih Area Parkir Bersih - Panel Listrik Rapi


- Ada Gambar Rencana
- Tersedia Stopkontak/ Pengambilan
Power

Kebersihan Jalan Sekitar


Adanya Flagman Yang Mengatur Lalu Lintas Kend. Proyek
Lokasi Proyek
 PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA DAN PENEMPATAN PERALATAN

Besi tidak diletakan langsung Material On Site Tertata Dengan Baik & Rapi
diatas tanah

Formwork disusun dengan Formwork ditata dan Besi dipilah menurut Hasil Pabrikasi
RAPI dipilah ukuran ditata Rapi
 PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA

• Eye wash
• Kotak pasir (untuk
tumpahan)
• Safety Data Sheet
• Rumah Solar
• Rumah Genset
• TPS B3
• Grounding
 PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN KERAPIHAN LOKASI KERJA

 WASHING BAY
 Pembersihan & Perawatan Berkala

 Jalan yang dilalui sebagai akses material akan menjadi kotor dan
berdebu. Solusi permasalahan ini adalah dengan melakukan
pembersihan / penyiraman / penyemprotan jalan dengan
menggunakan air secara berkala.

 Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menyertakan


masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja pembersihan jalan
akses material.

 Untuk perawatan berkala, akan dilakukan penambalan dan atau


perapihan terhadap jalan-jalan yang rusak akibat kegiatan
pemindahan material menggunakan dump truck / tronton serta
Pembersihan Jalan
trailer truck.

Perawatan Jalan Berkala


 Pengaturan Kendaraan yang Melintas

 Ban Kendaraan proyek dibersihkan dari lumpur, semen, tack


coat, cat, dan tanah sebelum keluar dari lokasi proyek (dapat
menggunakan fasilitas Washing Bay).

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan Fasilitas Washing Bay Proyek
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Kendaraan proyek yang beroperasi harus menyalakan rotator,


dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi
kendaraan di sekitarnya, terutama pada malam hari. (salah satu
jenis rotator adalah lampu strobo warna kuning). Truk dengan penutup terpal

Strobo untuk kendaraan yang beroperasi


 Pelayanan Informasi & Keluhan

 Papan nama proyek yang mencangkup nama kontraktor, lokasi pekerjaan dan lamanya pekerjaan,
informasi ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan.

 Papan nama proyek dijaga sedemikian rupa supaya reflektif, bebas debu, bersih dari coretan agar dapat
dibaca pemakai jalan pada malam hari.

 Media Informasi lainnya perlu disampaikan kepada penngguna jalan melalui: Spanduk, Radio, televisi,
Surat Kabar, atau leaflet sebelum pelaksanaan, dan biasanya pemberitahuan melalui radio dan televisi
bersifat dinamis dan dapat menjelaskan situasi terakhir.

 Untuk penanganan keluhan terkait traffic management plan, akan dilakukan sosialisasi terkait kegiatan
proyek selama pelaksanaan pekerjaan pemindahan material, termasuk dampak-dampak yang akan
terjadi. Sedangkan keluhan dapat disampaikan melalui bidang Humas,
 PENGUKURAN K3 DAN LINGKUNGAN
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Identifikasi Jenis Sampah/Limbah

Berdasarkan jenisnya, Sampah/Limbah pada proyek digolongkan menjadi 4, yakni:


• Limbah Padat
• Limbah Cair
• Limbah Gas
• Limbah B3

Berdasarkan sumbernya, Sampah/Limbah pada proyek digolongkan menjadi 2,


yakni:
• Limbah Domestik
• Limbah Non Domestik
 SOP PENANGANAN LIMBAH B3
a) Tujuan dan Ruang Lingkup
 
a. Tujuan
• Memberikan pedoman pelaksanaan penanganan limbah B3 agar tidak mencemari lingkungan hidup,
dengan mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku.
b. Ruang Lingkup
• Oli bekas atau minyak pelumas bekas, accu bekas, drum aspal, BBM
• ( Bahan Bakar Minyak ) dan sisa bahan B3 dari sisa kegiatan dana atau proses produksi perusahaan.
• Penanggung jawab implementasi penanganan ini adalah bagian yang menghasilkan limbah B3 bagian
gudang dan kepala peralatan.

c. Referensi
• Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• Undang – undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• PP RI Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
• Peraturan pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3
• Peraturan pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang perubahan atas pengelolaan limbah B3
• PerMen LH No. 14 tahun 2013 tentang simbol dan lebel limbah B3
• PerMen LH No. 30 tahun 2009 tata cara perizinan limbah B3

d. Definisi
• BAPEDAL : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan adalah instansi pemerintah yang mengawasi dampak lingkungan
yang dihasilkan dari proses produksi
• LB3 : Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
• MENLH : Menteri Lingkungan Hidup
• PP : Peraturan Pemerintah
 SOP PENANGANAN LIMBAH B3 (LANJUTAN)
e. Prosedur
Persyaratan Umum Tempat / Lokasi Penyimpanan Limbah B3
• Merupakan daerah bebas banjir dengan jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 100 meter
• Tempat penyimpanan limbah B3 harus kedap air dan harus dibuatkan bak penampungan untuk antisipasi apabila
terjadi kebocoran
• Tempat penyimpanan harus diindentifikasi (diberi rambu – rambu atau label) dan memiliki persediaan pemadam api /
kebakaran yang memadai.
• Memiliki tempat bongkar muat limbah B3 yang memadai denganlantai kedap air

Persayaratn Penyimpanan Limbah B3 Dengan Menggunakan Kemasan Drum


• Karakteristik kemasan harus sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang akan disimpan, bisa berupa drum plastik
atau drum logam
• Penyimpanan drum harus dibuat dengan sistem blok, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap
setiap kemasan dan apabila terjadi kebocoran / kerusakan kemasan agar dapat segera ditangani
• Lebar antara blok harus memenuhi persyaratan peruntukanya, sehingga dapat dilewati kendaraan pengangkut atau
minimal 60 cm agar dapat dilewati saat dilakukan pemeriksaan
• Apabila penumpukan kemasan harus dilakukan
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah Padat

Dalam Area Proyek


Sampah Padat dari
Proyek

Domestik (sampah
Non Domestik (sisa
warung, kantor, bedeng,
pekerjaan konstruksi)
& sampah dari pekerja)
Pemisahan Pemisahan

Layak
Organik Anorganik Pakai

Pewadahan Pewadahan Produksi


kembali Pengolahan
Bak Bak
Sampah Sampah Tidak
Hijau Kuning Terpakai

Pengumpulan Pengumpulan

TPS Sementara TPS Sementara


Area Basecamp Area Proyek

Luar Area Proyek


Koordinasi Pihak 3 Pengangkutan Tempat
(Dinas Kebersihan, Pembuangan Akhir
Pengepul, dll) (Disposal Area)
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah Padat


 Penanganan Terhadap Sampah Padat

Sesuai panduan pelaksanaan Green Construction,


penanganan sampah menjadi pre-qusite (wajib) yang
harus dijalankan dengan tahapan:
1. Tempat penimbunan sampah sementara
• Lokasi TPS sementara jangan sampai
mengganggu estetika site facilities proyek
• Terlindung dari pengaruh cuaca (hujan)

2. Tempat sampah di area kerja


• Tempat sampah harus diberi penutup
• Tempat sampah dipisah menjadi organic (bin
hijau), non-organic (bin kuning) dan diberi
keterangan contoh sampahnya
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah Cair


Dalam Area Proyek
Limbah Cair dari
Proyek

Domestik (air buangan Non Domestik (limbah proses


warung, wc kantor, wc konstruksi, air semen, sisa oli,
bedeng, dll) washing bay dll)

Grey Water Black Water

Saluran Washing
Bio Septic bay
Tersier
Tank
(lokal)
Bak
Kontrol
Bak
Kontrol

Saluran Sekunder
(Riol Proyek)

Luar Area Proyek

Saluran
Sungai/Kali Primer
(Riol Kota)
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah Gas


Dalam Area Proyek
Limbah Gas Proyek

Bergerak Tidak Bergerak


(Kendaraan bermotor) (genset, compressor)

Pemantauan

Tindakan Perbaikan
Mesin/Alat

Uji Emisi Mesin/Alat

Luar Area Proyek

Buang ke Udara Bebas


MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3


Dalam Area Proyek
Limbah B3

Tumpahan
Limbah B3
Limbah B3

Pewadahan

Tindakan Pewadahan Bak Sampah


Penanganan B3
Pengumpulan

Pengumpul
Limbah
Proyek B3

Pengangkutan

Luar Area Proyek


Unit Pengolahan
Limbah B3
(bersertifikat)
Pengolahan

Pembuangan Akhir
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3


 Penanganan Limbah B3

1) Membuat daftar bahan yang setelah digunakan


termasuk dalam kategori limbah B3
2) Membuat tempat penyimpanan sementara bahan B3
dengan persyaratan :
 Lokasi bebas dari banjir
 Terlindung dari air hujan dan cuaca
 Bangunan harus ada sistim ventilasi yang dipasang
pengaman untuk mencegah masuknya binatang kecil
(misalnya burung )
 Dilengkapi dengan gutter & sumpit
 Dilengkapi dengan penangkal petir dan grounding
 Dilengkapi APAR
 Memiliki sistim penerangan dengan saklar berada
diluar
 Dipasang simbol limbah B3 sesuai jenis bahan yang
disimpan
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3


 Penanganan Limbah B3

RUANG LIMBAH B3
RUANG LIMBAH B3

LIMBAH B3

LANTAI TPS LIMBAH


B3

LIMBAH B3
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3
 Penanganan Terhadap Tumpahan Limbah B3

Perlengkapan Penyimpanan Bahan B3


MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
 Skema Pengelolaan Sampah/Limbah B3
 Penanganan Terhadap Tumpahan Limbah B3

NO Insiden Tanda Bahaya Instruksi Dari Tindakan

1 Tumpahan Kecil Tidak ada Koordinator  Jika terjadi tumpahan dalam jumlah kecil
Berupa ceceran area/Petugas yang (ceceran), segera lap dengan kain majun
telah ditunjuk  Buang kain majun yang digunakan kedalam
tempat sampah B3

2 Tumpahan Sirine Koordinator  Beri tanda pekerja agar tidak memasuki area
dalam jumlah area/Petugas yang tumpahan
besar telah ditunjuk  Lokalisir tumpahan agar tidak meluas
(kebocoran  Siram pasir diatas tumpahan
tangki atau  Buang pasir kedalam drum Penampungan
drum) limbah B3, setelah semua tumpahan terserap
 Bersihkan sisa tumpahan dengan detergen
 Siram dengan air secukupnya
 Keringkan dengan kain lap
 Alat penyerap tumpahan(pasir/lap/serbuk
gergaji) yang terkontaminasi tumpahan B3
harus ditangani sebagai limbah B3
(dikumpulkan ke tempat sampah B3)
MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH
 Identifikasi Sumber Limbah B3 (koordinasi tim K3 termasuk proses
mobilisasi menuju lokasi pekerjaan)
Sumber Area
NO Limbah Tindakan Pencegahan dan Penanganan
Limbah Tumpahan
1 Aspalt Proses AMP  Tempat Penyimpanan Drum Aspal di cor Lantai Kerja
Pencampuran  Proses Handling yang benar untuk aspal drum
Aspalt  Aoabila terjadi tumpahan, aspal dapat di kumpulkan dan di gunakan
kembali
 Apabila terjadi di luar area AMP, aspal harus di kumpulkna dan dibawa
ke lokasi AMP

2 Solar Proses AMP  Pencegahan dengan membuat rumah solar yang dilengkapi dengan :
Pencampuran 1. Bundwall kapasitas 80% tangki tunggal dan 60% tangki ganda
Aspalt 2. Penyalur petir dan grounding tangki dan truk tangki pengiriman
3. Ruang semi permanen dan terdapat ventilasi
4. Kotak pasir untk penanganan tumpahan
5. APAR powder
6. MSDS
7. Eyewash
8. Lampu non Explosive
3 Beton Proses Batching  Pencegahan dengan membuat bak penampungan sisa beton dengan :
pengecoran Plant 1. Membuat bak pembuangan
2. Membuat bak sedimentasi berjumlah 3 bak dengan urutanm bak
pembuangan, sedeimentasi 1, sedimentasi 2, dan sedimentasi 3.
3. Setelah bak sedimentasi 3, air dapat dialirkan ke luar
4. Hasil endapan beton dapat diangkat setelah mengering (padat)
 FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI
Kerjasama Medical Check Pengukuran
Asuransi Ruang P3K TOILET
Dengan Faskes Up Lingkungan
• PMI • BPJS • Petugas P3K • Awal • Air Bersih • Toilet Portable
• Puskesmas Ketenagakerjaan • Perawat • Berkala • Air Minum Di lokasi kerja
• Rumah Sakit • BPJS Kesehatan Hiperkes • Khusus • Air Limbah • Toilet di kantor
• Kotak P3K dan • Suhu lapangan
isinya • Kelembaban
• Tandu • Pencahayaan
• Tabung Oksigen • Udara Ambient
• Emisi gas Buang
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI

Asuransi
• BPJS
Ketenagakerjaan

Ruang P3K
• Petugas P3K
• Perawat Hiperkes
• Kotak P3K dan isinya
• Tandu
• Tabung Oksigen
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI

Medical Check up dilakukan kepada Seluruh tenaga kerja.


Medical Check Up MCU mencakup :
1. Awal : dilakukan untuk seluruh tenaga kerja baru
2. Berkala : Dilakukan menyeluruh secara berkala dan dilakukan
• Awal dilembaga independen (Laboratorium)
• Berkala 3. Khusus : Dilakukan untuk tenaga kerja berpotensi terpapar PAK
• Khusus seperti debu, fume, dsb. MCU ini juga untuk penjamah
makanan pada katering Tenaga kerja
FASILITAS KESEHATAN DAN SANITASI
Pengukuran lingkungan dilakukan dengan 2 metode :
Pengukuran Lingkungan 1. Pengukuran internal, dilakukan menggunakan alat
internal yang telah terkalibrasi oleh KAN, dapat
dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan
• Air Bersih
• Air Minum 2. Pengukuran Eksternal, dilakukan oleh lembaga
• Air Limbah independen bersertifikasi KAN. Contoh BLH,
• Suhu Sucofindo, dsb. Pengukuran ini dilakukan minimal
• Kelembaban 1 tahun sekali.
• Pencahayaan
• Udara Ambient
• Emisi gas Buang
LAPORAN BULANAN KINERJA LINGKUNGAN

LAPORAN
LAPORANBULANAN
BULANANKINERJA
KINERJALINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Proyek :
Proyek :
Lokasi :
Lokasi :
Periode :
Periode :

No. Komitmen dan Tanggung Jawab Manajemen Penilaian Bobot Hasil


No. Komitmen dan Tanggung Jawab Manajemen Penilaian Bobot Hasil
Kehadiran Kepala Proyek dalam Morning SHE Talk
1 Kehadiran Kepala Proyek dalam Morning SHE Talk
1 ( jumlah Prosentase thd jadwal Morning SHE Talk )
( jumlah Prosentase thd jadwal Morning SHE Talk )
Kehadiran Kepala Proyek dalam SHE Meeting
2 Kehadiran Kepala Proyek dalam SHE Meeting
2 ( jumlah Prosentase thd jadwal SHE Meeting)
( jumlah Prosentase thd jadwal SHE Meeting)
Penyediaan untuk fasilitas Lingkungan memadai
3 Penyediaan untuk fasilitas Lingkungan memadai
3 (sesuai dengan kondisi lapangan)
(sesuai dengan kondisi lapangan)
Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan, Pemantauan dan Monitoring Up to date
4 Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan, Pemantauan dan Monitoring Up to date
4 (Isi sesuai dengan Prosedur Penerapan SMK3 No. 2-000-57-01)
(Isi sesuai dengan Prosedur Penerapan SMK3 No. 2-000-57-01)
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase

Penilaian
No. Pencemaran Air Penilaian Bobot Hasil
No. Pencemaran Air Ya Tidak Bobot Hasil
Ya Tidak
1 Instalasi sanitasi dikelola dengan benar (sesuai shop drawing)
1 Instalasi sanitasi dikelola dengan benar (sesuai shop drawing)
2 Memiliki tempat pembuangan sampah sementara (Organik & Anorganik)
2 Memiliki tempat pembuangan sampah sementara (Organik & Anorganik)
3 Pembuangan sampah telah dikelola dengan baik
3 Pembuangan sampah telah dikelola dengan baik
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase

Penilaian
No. Pencemaran Udara Penilaian Bobot Hasil
No. Pencemaran Udara Ya Tidak Bobot Hasil
Ya Tidak
1 Pengukuran Emisi Gas Buang
1 Pengukuran Emisi Gas Buang
2 Pengukuran Tingkat Kebisingan
2 Pengukuran Tingkat Kebisingan
3 Pengukuran Tingkat Getaran
3 Pengukuran Tingkat Getaran

H
Jumlah
Jumlah
Presentase

O
Presentase

T
Penggunaan Sumber Daya Alam Penilaian
No. Penggunaan Sumber Daya Alam RBP REALISASI DEVIASI Penilaian Bobot Hasil
No. Secara Efisien RBP REALISASI DEVIASI Ya Tidak Bobot Hasil
Secara Efisien Ya Tidak

N
1 Pemakaian Kayu (M3)
1 Pemakaian Kayu (M3)
2 Pemakaian BBM (Ltr)

CO
2 Pemakaian BBM (Ltr)
3
3
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase

Penilaian
No. Estetika Penilaian Bobot Hasil
No. Estetika Presentasi % Bobot Hasil
Presentasi %
1 Hasil penilaian house keeping assesement
1 Hasil penilaian house keeping assesement
Jumlah
Jumlah
Presentase
Presentase

KESIMPULAN
KESIMPULAN
Nilai Pencapaian Environmental Performance
Nilai Pencapaian Environmental Performance

Keterangan :
Keterangan :
1 : Memenuhi
1 : Memenuhi
0 : Tidak Memenuhi
0 : Tidak Memenuhi
NA : Tidak Ada Penilaian
NA : Tidak Ada Penilaian
Tangerang, ......................... 2014
Tangerang, ......................... 2014

Diketahui Oleh, Dinilai Oleh,


Diketahui Oleh, Dinilai Oleh,

Kepala Proyek Petugas K3


Kepala Proyek Petugas K3
LAPORAN HARIAN HSE INSPECTOR
No. Dokumen : 3-000-57-09/01
Lampiran : 9.2
Halaman : 1-3

LAPORAN HARIAN HSE INSPECTOR


1. INFORMASI UMUM
Informasi Keterangan
Hari Rabu
Tanggal 01 Agustus 2018
Waktu 13.00 - 17.00
Lokasi Proyek Bandara Internasional Juanda Surabaya

DATA JUMLAH KARYAWAN


Posisi Total Posisi Total Posisi Total
Project Manager 1 HSE Inspector 2 Subcon Rigid / Mandor Yadi 48
Site Operational Manager 2 Safety Man 1 Mandor Bangkit 53
Site Engineer Manager 1 Staff 38 Mandor Bari 30
Administrasi Teknik 2 Drafter 2 Subcon Joint Sealant 6
Administrasi Umum 5 Driver 6 harian kebersihan 18
Pelaksana 2 Konsultan 6 Subcon TMS 78
LAB 6 Pekerja Pembesian 35

H
Sub Total 19 Sub Total 55 Pekerja Uditch 11

O
Security 4

T
Sub Total 283

N
2. KINERJA K3L

CO
Kumulatif Pekerja
Informasi yang diperlukan Satuan Jumlah
PT Brantas Subkontraktor Total
Total Pekerja Orang 357 74 283 357
Total Manhours Jam Org 8 Jam 592 2264 2856
Near Miss (Hampir Celaka) Kali -
Kecelakaan (Fatality) Kali -
Kecelakaan Ringan Kali -
Kecelakaan Sedang Kali -
Kecelakaan Berat Kali -
Kecelakaan Property Damage Kali -
Kecelakaan Pencemaran Lingkungan Kali -
Lost Time Injuries (LTI) Hari -
FR (Frekuensi Rate) Kejadian -
SR (Saverity Rate) Hari -
Biaya Pengobatan (Rp) Rupiah -
Jumlah Kecelakaan Kali -
Jumlah Safety Induction yang Kali -
Jumlah Temuan Inspeksi/Patrol Temuan 4 4
Jumlah Izin Kerja yang Dilakukan Kali -

3. IZIN KERJA YANG DITERBITKAN


No No Izin Kerja Jenis Pekerjaan Tanggal Mulai Tanggal Selesai Jumlah Pekerja
LAPORAN HARIAN HSE INSPECTOR (LANJUTAN)
4. AKTIFITAS K3L
1 Mengawasi Pekerjaan CTB
2 Mengawasi Pekerjaan Rigid
3 Mengawasi pekerjaan pemasangan box culvert
4 Patrol Kebersihan
5 Patrol Rambu dan baricade area berbahaya
6
7
8
9
10

5. ASPEK K3L
Kondisi
No ITEM ASPEK K3 Keterangan
Baik Buruk
1 Alat Pelindung Diri (APD) v
2 Alat Pengaman Kerja (APK) v
3 Rambu-Rambu/Slogan K3L v
4 Alat Berat (excavator) -
5 Alat Berat (mobil crane) v
6 Alat Berat (bor Pile) -
7 Lift Alimax -
8 Genset -

H
9 Tabung bertekanan (LPG, Oxigen) -

O
10 Permesinan -

T
11 Perizinan v

N
12 Pekerjaan Ketinggian -
13 Pekerjaan Penggalian -

CO
14 Perkerjaan Pengelasan -
15 Perancah, Scaffolding -
16 Pekerjaan Pembongkaran -
17 Tenaga Kerja Sementara -
18 MSDS -
19 Pengelolaan B3 dan LB3 -
20 Label B3 -
21 Instalasi kelistrikan, Kabel, Panel -
22 Alat emergency (Alarm, APAR, P3K) v
23 Kebersihan, Kerapihan Lingkungan v
24 Keet Proyek -
25 Barak Pekerja -
26 Pos Security/Pos Jaga -
27 Ruang Mesin -
28 Jalan Sementara v
29 Penanganan Sampah v
30 Penempatan Alat Material v
31 Penempatan Material v
32 Gudang Terbuka -
33 Gudang Tertutup v
34 Los Kerja Kayu -
35 Los Kerja Besi -
36 Papan Nama v
37 Pagar Proyek -
38 Kartu Pengenal -
39 Tempat Makan Pekerja v
40 Toilet v
CONTOH LAMPIRAN LAPORAN HARIAN HSE INSPECTOR
Lampiran Dokumentasi Temuan Ketidaksesuaian dari Item Aspek K3 dan Temuan Inpeksi/Patrol

DOKUMENTASI POTENSI BAHAYA REKOMENDASI


1. gangguan pernafasan akibat debu dari 1. lakukan safety induction kepada
proses pemotongan riggid setiap pekerja baru
2. kaki / tangan terjepit mesin cutting 2. lakukan safety talk pada setiap
pekerja sebelum melakukan pekerjaan
3. pastikan pekerja kompetent
4. cek kembali kelayakan alat cutting
yang digunakan
5. gunakan APD yang sesuai

1. pekerja yang lalu lalang di area 1. lakukan safety induction kepada


penyiraman terlindas/ tertabrak water tank setiap pekerja baru
2. kendaraan menabrak material/alat/ bidang 2. lakukan safety talk sebelum
pekerjaan melakukan pekerjaan
3. hati - hati pada saat lalu lalang area
kerja 4.

H
pastikan driver dalam kondisi sehat
pada saat mengendara

O
5. gunakan APD yang sesuai ketika

T
memasuki area kerja

N
6. lakukan pengawasan

CO
DOKUMENTASI POTENSI BAHAYA REKOMENDASI
1. tangan / kaki terkena benda tajam pada 1. lakukan safety induction pada setiap
saat melakukan pekerjaan pemasangan joint anggota baru
silent 2. 2. lakukan safety talk sebelum
posisi/cara kerja yang salah atau tidak melakukan aktifitas kerja
ergonomi sehingga mudah lelah 3. gunakan APD yang sesuai
4. lakukan pengawasan langsung

1. tangan / kaki kejatuhan hand tools 1. lakukan safety induction pada setiap
2. tangan terpukul hand tools pada saat pekerja baru
kerja manual pembersihan u ditch 2. lakukan safety talk pada pekerja
3. gunakan APD yang sesuai
4. lakukan pekerjaan sesuai dengan
SOP 5. lakukan pengawasan

………………… , ……. …….. ………


Dibuat Oleh, Diperiksa Oleh,

HSE Inspector Project Manager


CONTOH IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN PEKERJAAN

Persero No. Dokumen : 2-000-57-02/03


PT BRANTAS ABIPRAYA Lampiran :
Halaman :

ACTION PLAN IDENTIFIKASI ADL


Proyek : Perluasan Apron dan Taxiway Berikut Fasilitas Penunjangnya Di Bandara Internasional Juanda Surabaya
Periode : Januari 2018
Regulasi /
No.AP No. Aspek Aspek Lingkungan Objektif Program / Pengendalian Target Lokasi
Perundang undangan

J Pengurugan Sirtu, CTB, CBR, rigid


1 - Debu Pasir - Pekerja Menggunakan - Mengawasi pekerjaan Lokasi bersih, pekerja Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
masker pada saat berada dan melengkapi APD tidak terkena ISPA Tahun 1999
di sekitar pengurugan sirtu
- Melengkapi APD berupa Pekerja tidak terkena UU no 1 Tahun 1970 Tentang
masker dan kacamata penyakit akibat kerja Keselamatan Kerja
pada pekerja
2 - Debu LPA - Pekerja Menggunakan - Mengawasi pekerjaan Lokasi bersih, pekerja Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
masker pada saat berada dan melengkapi APD tidak terkena ISPA Tahun 1999

H
di sekitar pengurugan CTB

O
- Melengkapi APD berupa Pekerja tidak terkena UU no 1 Tahun 1970 Tentang

T
masker dan kacamata penyakit akibat kerja Keselamatan Kerja

N
pada pekerja

CO
3 - Debu CTB - Pekerja Menggunakan Mengawasi pekerjaan Lokasi bersih, pekerja Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
masker pada saat berada dan melengkapi APD tidak terkena ISPA Tahun 1999
di sekitar pengurugan CTB
Melengkapi APD berupa Pekerja tidak terkena UU no 1 Tahun 1970 Tentang
masker dan kaca mata penyakit akibat kerja Keselamatan Kerja
pada pekerja

- Mobilisasi kendaraan - Tidak berdebu d area - Penyiraman halaman Jalan tidak berdebu Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
material service road dan sekitar setiap saat Tahun 1999
area proyek
- Tidak ada kotoran tanah - Washing ban dan Service road bersih UU no 1 Tahun 1970 Tentang
yang menempel pada ban pembersihan jalan setiap Keselamatan Kerja
kendaraan sehingga saat
mengotori jalan service
road
K Pekerjaan Rigid
1 - Mobilisasi kendaraan - Tidak berdebu d area - Penyiraman halaman Jalan tidak berdebu Baku Mutu Udara : PP No.41 Project Apron
material service road dan sekitar setiap saat Tahun 1999
area proyek
- Tidak ada kotoran tanah - Washing ban dan Service road bersih UU no 1 Tahun 1970 Tentang
yang menempel pada ban pembersihan jalan setiap Keselamatan Kerja
kendaraan sehingga saat
mengotori jalan service
road
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

B.2. PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS DALAM


PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 
Segenap pimpinan dan karyawan PT.Brantas Abipraya (Persero) bertekad mencapai visi dan misi dan melaksanakan nilai nilai
utama perusahaan secara konsisten dalam menerapkan :
 
• Sistem manajemen mutu.
• Sistem manajemen resiko dalam pencapaian hasil usaha.

• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) untuk mencegah kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
 ( PAK ).
• Sistem manajemen lingkungan, untuk menciptakan proses kerja yang ramah lingkungan dan mencegah pencemaran
lingkungan.
• Sistem manajemen perlindungan informasi untuk mejaga kerahasiaan dan menyediakan informasi yang akurat.
• Pedoman SOP ( Standard Operasional Perusahaan ) berdasarkan prinsip – prinsip good corporate governance ( GCG )
dalam mematuhi dan melaksanakan perundangan yang berlaku atau ditetapkan.

2. Pemenuhan Peraturan Perundang – undangan dan Persyaratan Lainya a. Acuan Dasar Hukum dan Referensi
• Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
 
• UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 
• UU nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
 
• Peraturan menteri PU No.09/PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ( SMK3 )  
• Seluruh undang – undang dan peraturan pemerintah RI yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS

3. Kebijakan Alkohol ( Minuman Keras ) dan Obat Terlarang


 
Adalah menjadi kebijakan perusahaan untuk tidak memberikan toleransi bagi pengguna obat – obatan terlarang dan minum –
minuman keras ( Alkohol ) sewaktu masa kerja, adapun hal – hal yang harus ditaati adalah :
 
• Penggunaan alkohol dan obat - obatan terlarang dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja, oleh karena itu
pemanfaatan dan penggunaan obat – obatan terlarang dan alkohol disaat bekerja tidak akan diberikan toleransi.
• Tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan warung ( tanpa resep dokter ) sebelum bekerja, maka dari itu wajib
melaporkan ke supervisor atau K3 atau leader masing – masing agar dibawa berobat ke dokter.
• Karyawan bertanggung jawab untuk melaporkan semua penggunaan jenis obat resep maupun non-resep sebelum
memulai bekerja.
• Dilarang mengkonsumsi alkohol, jika ditemukan karyawan atau pekerja membawa atau mengkonsumsi alkohol diarea
kerja atau pada saat bekerja maka akan diberikan sanksi tegas ( pemberhentian kerja ) oleh perusahaan.
• Perusahaan berhak melakukan pemeriksaan terhadap karyawan atas penggunaan obat – obatan yang dikonsumsi.
10 GOLDEN RULE SAFETY HEALTH & ENVIRONMENTAL
 KEWAJIBAN :

1. Menggunakan Alat Pelindung Diri pada area yang telah ditentukan berupa Helm, Tali dagu, Sepatu (standar safety) dan Rompi jaring (Bagi
pekerja)
Ketentuan ini diberlakukan untuk seluruh ;

a) Staff Management Konsultan dan Kontraktor

b) Tamu atau Costumer.

c) Subkontraktor, Mandor dan Pekerja

2. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang berstandar SNI dan Alat Pengaman Kerja (APK) untuk semua pekerjanya sesuai jenis pekerjaanya

d) Helm, Tali dagu Sepatu (Standar Safety) dan Rompi jaring (Untuk Pekerja)

e) Full Body Harness untuk pekerjaan di atas ketinggian atau kedalaman 2 (Dua) meter

f) Face Protection/ Alat Pelindung wajah dan kaca mata untuk pekerjaan pemotongan besi, kaca, pembobokan, pembongkaran dan
lainnya

g) Kaca mata / Kedok las, Sarung tangan las, Masker, Body protector dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
h) Flashback arrestor di regulator tabung Elpiji,Oksigen dan meletakkan tabung dalam rangka tabung/ rangka besi.
i) Sarung tangan untuk pekerjaan pemancangan, pengeboran, pembesian, pembongkaran bekisting, pembobokan, finishing,
pengangkatan material serta pembersihan.
j) Masker untuk pekerjaan pengelasan, fogging, pembersihan dan berada di area berdebu.

k) Earplug atau Earmuff untuk pekerjaa di area dekat dan di dalam ruang mesin, genset dan area dengan kebisingan tinggi.

3. Setiap pekerja yang baru masuk,sebelum melakukan aktifitas wajib melapor ke petugas HSE untuk di induction dan dibuatkanID Card/ tanda
pengenal pekerja dengan membawa KTP/ SIM asli yang masih berlaku dan foto copy KTP/ SIM masing masing pekerja
4. Wajib menyediakan Alat pemadam api ringan (APAR) dari jenis Dry Chemical (Serbuk) yang masih aktif dalam kondisi baik, untuk di letakkan
diruang mesin, Excavator, Tower crane pada pekerjaan pengelasan, Gudang material dan lainnya (kecuali mandor).
10 GOLDEN RULE SAFETY HEALTH & ENVIRONMENTAL

5. Pimpinan subkontraktor/ mandor wajib mengikuti HSE Talk/Toolbox Meeting dan HSE meeting mingguan yang minimal diadakan sekali
dalam sebulan. Wakil subkontraktor, wakil mandor, pekerja wajib mengikuti HSE talk/Toolbox Meeting sesuai dengan scheedule.
6. Semua Subkontraktor dan Mandor harus menjaga kebersihan lingkungan kerja disekitarnya, termasuk sirkulasi udara/ ventilasi udara
diruangan kantor, barak pekerja maupun di gudang yang digunakan
7. Setiap Subkontraktor dan Mandor Wajib membuat Surat Izin Kerja (SIK)/ Permit To Work (PTW) sebelum melakukan aktifitas di
lapangan
8. Selama bekerja dan berada di lingkungan proek semua pihak tidak dibenarkan/ dilarang keras :

a) Melepas atau tidak menggunakan Alat Pelindung diri (APD) yang seharusnya digunakan pada saat bekerja Seperti, Pakaian, Helm,
Sepatu, Kaos Kerja, dan alat pelindung diri lain nya sesuai dengan jenis pekerjaan dan area kerja
b) Melakukan pekerjaan tanpa menggunakan Surat Izin Kerja (SIK)/ Permit to Work (PTW) yang telah disetujui oleh petugas
Health, Safety & Environment (HSE)
c) Membuang sampah bukan pada tempatnya

d) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah rusak atau tidak layak di gunakan

e) Menggunakan pakaian/ Baju tanpa lengan, Celana pendek dan celana Panjang robek.

f) Bekerja di atas ketinggian lebih dari 2 (Dua) meter tanpa menggunakan Full body Harness

g) Menggunakan Alat listrik yang tidak layak pakai dan kabel alat tidak di lengkapi dengan steker
h) Tidak membersihkan area kerja sebelum dan setelah bekerja

i) Merokok saat bekerja, di area kerja yang sudah di tentukan

j) Menggantung dan menjemur pakaian di atas panel/ kabel listrik dan meletakkan pakaian bukan pada tempatnya .
k) Membawa dan mengkonsumsi obat obatan telarang (Narkoba), Minuman keras/ Bekadar alkohol serta zat aktif yang dilarang
secara hukum.
10 GOLDEN RULE SAFETY HEALTH & ENVIRONMENTAL

a) Berkelahi, Berjudi, Melakukan pencurian maupun tindakan melawan hukum lainnya

b) Merusak fasilitas Safety, Health & Environmental seperti rambu rambu, Safety line, Baricade, Railing pengaman,
Tabung Apar, Bedeng pekerja dan Fasilitas lainnya.
c) Mengeluarkan barang jenis apapun dari dalam proyek tanpa surat izin resmi

d) Buang air besar/ Buang Air kecil di sembarang tempat

e) Membuat dan Menyalakan Api yang dapat meimbulkan bahaya kebakaran.

9. Wajib menyediakan petugas HSE untuk pengawasan terhadap masing-masing pekerjanya (kecuali mandor).

10. Memiliki jasmani dan rohani yang sehat, memiliki budi pekerti yang baik dan menjalankan ibadah keagamaan sesuai
agamanya.
PUNISHMENT

SANKSI DENDA
PELANGGARAN HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENTAL
1. Tidak menggunakan Helm, atau menggunakan helm rusak dan tanpa isi helm saat bekerja maupun pada saat berada di area lokasi
kerja
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
2. Tidak menggunakan sepatu saat bekerja.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
3. Tidak menggunakan seragam,kaos /Bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek saat bekerja maupun pada saat berada di lokasi
area kerja .
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
4. Tidak menggunakan Full Body Harness atau tidak mencantolkan full Body Harness saat bekerja pada ketinggian di atas 2 (Dua) meter
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek)
5. Tidak menggunakan stekker listrik untuk peralatan yang menggunakan arus listrik.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek)
6. Merokok pada saat bekerja di area yang ada tanda larangan merokok,atau pada gudang/tangki BBM yang mengandung bahan mudah
terbakar
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
7. Membawa dan Mengkonsumsi Obat-obatan terlarang (Narkoba) dan meminum,minuman keras / kadar ber alcohol serta zat aktif yang
dilarang secara hukum.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
PUNISHMENT
8. Berkelahi,Berjudi,Melakukan pencurian maupun melawan tindakan melawan hukum lainnya . Sanksi Denda : Disesuaikan
dengan kebijakan proyek

9. Merusak Fasilitas Safety,Healt & Environmental seperti, Rambu rambu K3,Safety line,Railing pengaman, tabung APAR,
baricade, bedeng pekerja dan lainnya.
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

10. Mengambil fasilitas yang telah disediakan oleh PT.BRANTAS ABIPRAYA (Persero) untuk keperluan pribadi seperti
lampu,Kabel,listrik dan lainnya
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

11. Mengeluarkan barang jenis apapun dari area proyek tanpa surat izin resmi

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek)

12. Buang air besar dan Buang air kecil sembarang tempat.

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

13. Meninggalkan lokasi kerja tanpa melakukan Housekeeping terlebih dahulu

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

14. Membuat dan menyalakan api yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

15. Memperkerjakan pekerja berusia di bawah 17 tahun dan di atas 60 tahun

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

16. Tidak memasang flashback arrestor pada tabung bertekanan (Oksigen maupun Elpiji) yang digunakan
Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek
PUNISHMENT
17. Tidak mengikuti HSE Talk mingguan ;

• PM / SM Subkonraktor dan Mandor.

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

• Wakil Subkontraktor / Wakil mandor

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

• Pekerja

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

• Perusahaan / Mandor

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

18. Tidak mengikuti HSE Meeting mingguan

• PM / SM Subkonraktor dan Mandor.

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

• Wakil Subkontraktor / Wakil mandor

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

19. Tidak mengikuti TBM (Toolbox meeting)

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek


20. Tidak mengikuti atau melaksanakan Toolbox meeting

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek

21. Tidak mengajukan PTW/Izin kerja dan JSA (Job safety analysis) sebelum melakukan pekerjaan

Sanksi Denda : Disesuaikan dengan kebijakan proyek


PUNISHMENT

KETERERANGAN:

1. Sanksi denda mulai di berlakukan pada hari …… tanggal …………..

Sampai dengan selesai proyek.

2. Bukti pelanggaran melalui Foto.

3. Pekerja yang melanggar peraturan/ Tata tertib lebih dari 2 (Dua) kali,Langsung di keluarkan.
4. Sanksi akan di potong melalui Opname/ Penagihan Progress Pekerjaan
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS

 PENGHENTIAN PEKERJAAN

Menghentikan kegiatan proyek apabila


terjadi keadaan bahaya atau darurat
(khusus pelaksana K3LMP yang telah
tersertifikasi Stop Working Authority
(SWA))

CONTOH
Syarat memiliki SWA adalah minimal
memiliki Sertifikat Ahli Muda K3
Konstruksi
 FORMULIR INFORMASI KECELAKAAN KERJA
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 EVALUASI KINERJA K3L
Waskita-Adhi-Abipraya
Waskita-Adhi-Abipraya
KSO
KSO

CONTOH
PERIODE: BULAN ............. 20... PERIODE: BULAN ............. 20...

PROYEK : ......................................................................
ALAMAT : ........................................................................................ PROYEK : ......................................................................
PHONE : .............................................. ALAMAT : ........................................................................................
EMAIL : ......................................................... PHONE : ..............................................
EMAIL : .........................................................
 MONITORING FORM

CONTOH
 MONITORING FORM

CONTOH
MONITORING DAN EVALUASI K3L
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

B.3. PENERAPAN SAFETY AWARENESS TERHADAP


PERSONIL DAN PERALATAN
 PERENCANAAN BIDANG K3L :
Matriks Penilaian Risiko
 PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 IJIN KERJA BERBAHAYA

• Ijin Kerja Pek. Pengelasan,


Pemotongan & Penggerindaan
• Ijin Kerja Pek. Yang berhubungan
dengan Listrik
• Ijin Kerja Pengunaan Bahan Kimia
• Ijin Kerja Pengunaan Bahan Mudah
Meledak
• Ijin Kerja Pekerjaan Penggalian > 2 m

CONTOH
 PROSEDUR PENGAJUAN IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)
 IJIN KERJA BERBAHAYA
 JOB SAFETY ANALYSIS
Doc No: 0062 /HSE/AK/IX/16

JOB SAFETY ANALYSIS


DATE ISSUED:
LAST REVIEWED DATE:
Job Deskription : Pemasangan Scaffolding
REVIEWED BY:
Area/Unit :

Tag No/Equipment Description: SIGNATURE OF SUPERVISOR.

References: HSE Prosedur Page: 1 of 3

PPE Required to do this Job:  Safety glasses


 Goggles/faceshield
 Earplug/Earmuff

TO H
 Dust/weldingmask
 Cartridge-filter mask
 SCBA/SABA
 Coveralls
 Chemical clothing
 Leather/chemical gloves
 Safety harness/lifelines
 Life vest
 Leather/chemical boots
 Hard hats
 Welding helmet
 Others

N
CO
IF YOU DON’T MEET THE REQUIREMENTS AS STATED IN THIS PROCEDURE DO NOT PROCEED WITH PERFORMING THE JOB
Risk Level Safety Shoes
Machine/Equipment/Tool Potential Hazard/Loss before Control Statement Risk Level
JOB STEP involved in each step Mitigate after Mitigate
(H,M,L)
1 Safety Breefing  PTW  Kesalahan dalam penulisanTidak L  Periksa Permit/Izin L
 JSA disampaikan ke pekerja
 Topik yang dibicarakan tidak dapat L  Harus dilakukan Breefing Sebelum L
dipahami dengan benar dimulainya pekerjaan terutama yang terlibat
 Salah hazard identifikasi L langsung L

 Lakukan pemeriksaan terakhir untuk


pekerjaan tersebut
2.Pengangkutan material ke Pipa scaffolding, clamp,  Material terjatuh M  Ikuti prosedur pengangkutan barang, L
lokasi kerja papan, tali, kunci. Pastikan matrial terikat dengan kuat pada
saat pengangkutan
 Tangan/kaki terjepit, tertimpa M  Menggunakan Hand Glove yang sesuai L
dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakuakan
 Gerobak usak L L
 JOB SAFETY ANALYSIS

TO H
N
CO
 JOB SAFETY ANALYSIS

No. Dokumen :2-000-57-01/10


Persero
PT BRANTAS ABIPRAYA Lampiran : 8.2
Halaman
: 1- 1

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ASPEK K3L (HIRADC)


Nama Proyek/Pabrik :
Revisi ke :

IDENTIFIKASI RISIKO/PELUANG PENILAIAN AWAL RISIKO/PELUANG PENGENDALIAN RISIKO PENILAIAN AKHIR RISIKO/PELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pengendalian Risiko
Kesesuaian 1. Menghilangkan risiko
Tingkat Awal Toleransi Tingkat Awal Toleransi
Kondisi Risiko/Peluan Peraturan Nilai Kategori Kategori
Potensi Bahaya & Aspek Peraturan Perundangan Nilai Risiko / Risiko / 2. Substitusi risiko Nilai Nilai Risiko / Risiko /
NO Aktifitas, Produk dan Jasa K3/L (R, NR, N, Potensi Risiko/Peluang g Perundangan Kemungkina Risiko / 3. Engineering Risiko /
Lingkungan Terkait Keparahan Peluang Peluang Kemungkinan Keparahan Peluang Peluang
AN, E) (R / P) (S, TS, SS, n Peluang Peluang
(10 x 11) ( Y/T) 4. Administrasi (16 x 17) ( Y/T)
TA) 5. APD

1 Pekerjaan Beton
A Perapian area Pekerja tidak menggunakan Kaki pekerja luka oleh benda 1. Melakukan TBM sebelum
- UU No. 1 tahun 1970
sepatu safety saat bekerj tajam sekitar area paron bekerja
- PP No. 50 tahun 2012
K3 R R S 3 4 12 Menengah T 2. Memberikan pengarahan 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun
kepada pekerja untuk
1980
menggunakan APD
Material bekas perapian tidak Dapat terkena pesawat yang - UU No. 1 tahun 1970 1. Mengunakan pagar pembatas
tersusun rapi sedang melintas - PP No. 50 tahun 2012 areal kerja dengan arela aman
Debu berterbangan Memberikan dampak yang - Permenaker No. 01 Tahun 2. Menyiapkan termporary
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Rendah Y
kurang nyaman pada 1980 stockyard pada areal kerja
penumpang 3. Menyiram secara rutin areal
kerja
B Pembesian Sling angkut besi tidak dalam Material besi menimpa - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan pngecekan alat
kondisi baik pekerja - PP No. 50 tahun 2012 angkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 2. Melakukan TBM sebelum
1980 bekerja
Sisa potongan besi Dapat melukai pekerja dan - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan pembersihan areal

OH
stake holder proyek - PP No. 50 tahun 2012 kerja secara rutin
R - Permenaker No. 01 Tahun S 3 3 9 Menengah T 2. Potongan besi dikumpulkan 1 1 1 Rendah Y
1980 pada satu tempat
3. Melakukan area wajib APD
Perakitan besi Tangan pekerja tergores oleh - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan TBM saat

NT
K3 R
besi - PP No. 50 tahun 2012 bekerja
R S 3 2 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 2. Menggunakan sarung tangan
1980
Lalu lintas mobilisasi besi kecelakaan lalu lintas dan - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan trafic manajemen
CO
truk memasuki areal yang - PP No. 50 tahun 2012 dengan berkoordinasi dengan
tidak diizinkan - Permenaker No. 01 Tahun pihak AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Memberi pengarahan kepada 2 2 4 Rendah Y
supir dan menempatkan tim
flgman untuk memandu jalur lalu
lintas
C Bekisting Keletihan pekerja Tangan pekerja terkena - UU No. 1 tahun 1970 1. Memeriksa kondisi pekerja dan
martil saat fabrikasi dan - PP No. 50 tahun 2012 memberikan istirahat kepada
install bekisting - Permenaker No. 01 Tahun pekerja yang keletihan
1980 2. Melakukan MCU kepada
R R S 3 2 6 Menengah T 2 2 4 Rendah Y
pekerja
K3 dan L 3. Melakukan senam pagi untuk
memberikan olahraga dan hiburan
kepada pekerja
Sisa material bekisting 1. Pekerja dan penumpang - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan temporari
R tertusuk paku R - PP No. 50 tahun 2012 S 2 2 4 Menengah T stockyard untuk sampah bekisting 1 1 1 Rendah Y
2. Serbuk kayu yang dapat - Permenaker No. 01 Tahun 2. melakukan pembersihan areal
mengganggu pernapasan 1980 kerja secara rutin
 JOB SAFETY ANALYSIS PEKERJAAN
Per ser o
P T B RANTAS AB IP RAYA

ID ENTIFIK ASI BAH AYA DAN A SPE K K 3L (H IRAD C)


No.

La mp
Dokum en

i ran
Ha la man
:2-000

:
:
-5

8.2
1-
7-01

1
/ 10

N am a Pro ye k /Pabri k :
Re vis i ke :

IDENTIFIKAS I RISIKO/ P ELUANG PENILAIA N AWA L R IS IKO/ PELUA NG PENGEN DALIAN RIS IKO PENILAIAN AKHIR RISIKO/ P ELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P eng end al i an Ri s i k o
K es es ua ia n 1. M en gh ila n gk an r i s iko
Ti ng k at Aw al Tol erans i Ting k at Awal To le rans i
K o ndisi R is ik o/ Pe luan P eraturan N il ai Kateg ori 2. Su b s t it us i ris iko Kat e go ri
Po tens i Bahaya & A s pek P eraturan P erunda nga n Ni la i R is ik o / Ri s i ko / Ni l ai Ni l ai Ri s i ko / Ri s i k o /
NO Ak tifi tas , P roduk dan Ja s a K3/L (R, NR , N, P otens i Ri s i k o/ Pe luang g P erund a nga n Ke mun g k i na Ri s i k o / 3. En g in eerin g R is ik o /
L i ng kung an Ter kai t Keparahan P el uang P elua n g Kemungk i nan Kepa rahan Pel uang Pel uang
AN , E) (R / P ) (S, TS , SS , n P el u an g 4. A d m in is t ras i P el uang
(1 0 x 1 1 ) ( Y/ T ) (1 6 x 1 7 ) ( Y / T)
TA) 5. A PD

1 Pekerjaa n Bet o n
A P er apia n a rea Pe ke rja t idak mengg unakan Ka ki pe k e rja luka ol e h be nda 1. Mela k ukan T B M se belum
- UU No. 1 t a h un 1970
sepa t u saf et y sa at be ker j t aja m se kit ar a re a pa ron beke rja
- PP N o . 50 t a hun 2012
K3 R R S 3 4 12 Me nenga h T 2. Membe rikan pe n ga ra h an 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun
kepa d a pe k e rja untuk
1980
me ng gu na k a n AP D
Ma t e rial beka s per apia n tida k Da pat te rkena pe saw at ya ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mengu naka n pagar pe mbat as
t er susun ra pi se d a ng me linta s - PP N o . 50 t a hun 2012 a re al k e rja de ng a n a re la a man
De b u b e rt e rbangan Mem b e rikan da mpak ya ng - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Menyi a pk a n t e rmpo r ar y
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Ren d ah Y
ku r ang nyama n pa d a 1980 st ock ya rd pa d a a re a l ke rja
penumpang 3. Menyi r am se c ara rutin ar ea l
ker ja
B P em be sian Sling a n gku t be si t idak da la m Mat e ria l bes i me nimpa - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan png e c eka n al at
ko ndi si baik peke rja - PP N o . 50 t a hun 2012 an gkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mela k ukan T B M se belum
1980 beke rja
Sisa potongan besi Da pat me lukai peker ja dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan pe mber sih a n a re al
st ake holder pro ye k - PP N o . 50 t a hun 2012 ker ja sec a ra r u t in
R - P er me n ake r No. 01 Ta hun S 3 3 9 Me nenga h T 2. P o t ong a n besi d ikumpu lkan 1 1 1 Ren d ah Y
1980 pada sa t u te mpat
3. Mela k ukan are a w ajib AP D
P e rakit an be si Ta nga n pe ker ja t er gore s ole h - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan T BM sa a t
K3 R
besi - PP N o . 50 t a hun 2012 beke rja
R S 3 2 6 Me nenga h T 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mengg un a kan sa rung t ang an
1980
La lu linta s mobilisasi besi kec e laka an l alu lint as dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan tra fic ma n a je men
t ruk me ma su ki ar ea l yang - PP N o . 50 t a hun 2012 dengan be rko ordin a si d e ng an
t ida k diizinkan - P er me n ake r No. 01 Ta hun pih a k AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Membe ri p en ga ra h a n kepa d a 2 2 4 Ren d ah Y
sup ir da n m enem p a tka n t im
flgma n un t uk me ma n du ja lur la lu
linta s
C Be kisting Ke let ihan pe ker j
a Ta nga n p e ker ja t er kena - UU No. 1 t a h un 1970 1. Meme riksa kon disi pe k e rja da n
ma rt il sa a t fa brikasi dan - PP N o . 50 t a hun 2012 me mber ik a n ist ira h a t ke p a da
insta ll be kist ing - P er me n ake r No. 01 Ta hun peke rja yang kele t ih an
1980 2. Mela k ukan MC U k e pada
R R S 3 2 6 Me nenga h T 2 2 4 Ren d ah Y
peke rja
K3 da n L 3. Mela k ukan senam pa g i un tuk
me mber ik a n olahra ga dan h ibu r an
kepa d a pe k e rja
Sisa m at e ria l be kist ing 1. P e k e rja da n penu mp a ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan t e mpo r ar i
t er tusuk paku - PP N o . 50 t a hun 2012 st ock ya rd untuk sa mpah b ek ist ing
R R S 2 2 4 Me nenga h T 1 1 1 Ren d ah Y
2. Se rbuk k a yu yang dapa t - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. me lakuk a n pem b e rsiha n ar ea l
me ng ga n ggu pe rna pa san 1980 ker ja sec a ra r u t in

D Pengecoran E Akses jalan truk mixer licin Truk Mixer (bermuatan) - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan Y
dan labil tergelincir/selip di jalan akses - PP No. 50 tahun 2012 perawatan/perbaikan rutin untuk
pada waktu hujan karena licin - Permenaker No. 01 Tahun jalan akses serta dilengkapi
dan tidak stabil. 1980 dengan rambu-rambu peringatan
R S 2 4 8 Menengah T 1 3 3 Rendah
yang diperlukan.
2. Pekerja memakai alat
pelindung diri

E Pengecoran dengan concrete pipa penyalur dari concrete - UU No. 1 tahun 1970 Periksa/inspeksi kesempurnaan Y
pump tidak kuat menahan pump beton lepas atau pecah - PP No. 50 tahun 2012 pemasangan dan sambungan
tekanan sehingga mencelakai pekerja - Permenaker No. 01 Tahun antar pipa sebelum digunakan.
dan sarana lainnya. 1980
R S 2 5 10 Menengah T 1 4 4 Rendah

H
TO
R Pekerja tidak mengenakan 1. Kaki pekerja terperosok - UU No. 1 tahun 1970 1. Berdiri di atas akses/platform Y
sepatu saat bekerja diantara besi tulangan - PP No. 50 tahun 2012 yang disediakan.
R S 3 4 12 Menengah T 1 3 3 Rendah
2. Terluka karena ikatan - Permenaker No. 01 Tahun 2. Mengenakan alat pelindung
kawat bendrat yang tajam. 1980 diri.
R Penggunaaan vibrator yang 1. Mata terkena percikan air R - UU No. 1 tahun 1970 1. Penempatan kabel sedemikian Y
kurang berhati-hati semen pada saat penuangan - PP No. 50 tahun 2012 hingga tidak berada di lokasi yang
atau pemadatan dengan - Permenaker No. 01 Tahun akan dicor.

N
vibrator 1980 2. Menyediakan sarana kotak
2. Tangan terbakar akibat obat-obatan P3K.
selang vibrator yang terlalu 3. Penerangan yang cukup pada
panas. pengecoran malam.
3. Tersandung kabel listrik

CO
atau tersengat kabel listrik S 3 4 12 Menengah T 2 2 4 rendah
pada pengecoran malam hari.

R Truck mixer tidak dibersihkan Truck Mixer mengotori jalan - UU RI No. 18 Tahun 2008 1. Ban Truck Mixer di cuci
R S 3 3 9 Menengah T 1 3 3 Rendah Y
setelah selesai cor. umum pada saat selesai - PP RI No. 74 Tahun 2001 sebelum meninggalkan area
2 HMA Interlayer
A Perapian area Pekerja tid ak menggunakan Kaki pekerja luka oleh benda 1. Melakukan TBM s ebelum bekerja
- UU No. 1 tahun 1970
sepatu safety s aat bekerj tajam s ekitar area paron 2. Memberikan pengarahan kep ada
K3 R R - PP No. 50 tahun 2012 S 3 4 12 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
pekerja untuk menggunakan APD
- Permenaker No. 01 Tahun 1980

Material bekas perapian tidak Dapat terkena pesawat yang - UU No. 1 tahun 1970 1. Mengunakan pagar pembatas areal
tersusun rapi s edang melintas - PP No. 50 tahun 2012 kerja dengan arela aman
K3 R Debu berterbangan Memberikan dampak yang R - Permenaker No. 01 Tahun 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Menyiapkan termporary stockyard 1 1 1 Rendah Y
kurang nyaman pada pada areal kerja
penumpang 3. Menyiram secara rutin areal kerja
B Pekerjaan HMA Lalu lintas mob ilis asi HMA kecelakaan lalu lintas dan truk - UU No. 1 tahun 1970 1. Melakukan trafic manajemen
memas uki areal yang tidak - PP No. 50 tahun 2012 dengan berkoordinasi dengan pihak
diizinkan - Permenaker No. 01 Tahun 1980 AP 2
R TS 3 5 15 Tinggi T 2 2 4 Rendah Y
2. Memberi pengarahan kepada supir
dan menempatkan tim flgman un tuk
K3 R memandu jalur lalu lintas
Pengamparan HMA HMA yang mas ih panas - UU No. 1 tahun 1970 1. Memberikan rambu-rambu dilarang
mengenai pekerja - PP No. 50 tahun 2012 melintas
R - Permenaker No. 01 Tahun 1980 S 3 3 9 Menengah T 2. Melakukan TBM s eblum bekerja 1 1 1 Rendah Y
3. menggunakan sepatu safety s aat
penghamparan HMA
Limbah HMA Pencemaran lin gkungan - UU No. 1 tahun 1970 1. Menyiapkan gudang B3
- PP No. 50 tahun 2012 2. Melakukan kerjasama dengan
L R S 3 3 9 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 1980 pihak ke 3 untuk pengurus an limbah
B3
 JOB SAFETY ANALYSIS
No. Dokum en :2-000-57-01/ 10
Per ser o
P T B RANTAS AB IP RAYA La mp i ran : 8.2
Ha la man
: 1- 1

ID ENTIFIK ASI BAH AYA DAN A SPE K K 3L (H IRAD C)


N am a Pro ye k /Pabri k :
Re vis i ke :

IDENTIFIKAS I RISIKO/ P ELUANG PENIL AIA N AWA L R IS IKO/ PELUA NG PE NG E N DALIAN RIS IKO PENILAIAN AK HIR RISIKO/ P ELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P eng end al i an Ri s i k o
K es es ua ia n 1. M en gh ila n gk an r i s iko
Ti ng k at Aw al Tol erans i Ting k at Awal To le rans i
K o ndisi R is ik o/ Pe luan P eraturan N il ai Kateg ori 2. Su b s t it us i ris iko Kat e go ri
Po tens i Bahaya & A s pek P eraturan P erunda nga n Ni la i R is ik o / Ri s i ko / Ni l ai Ni l ai Ri s i ko / Ri s i k o /
NO Ak tifi tas , P roduk dan Ja s a K3/L (R, NR , N, P otens i Ri s i k o/ Pe luang g P erund a nga n Ke mun g k i na Ri s i k o / 3. En g in eerin g R is ik o /
L i ng kung an Ter kai t Keparahan P el uang P elua n g Kemungk i nan Kepa rahan Pel uang Pel uang
AN , E) (R / P ) (S, TS , SS , n P el u an g 4. A d m in is t ras i P el uang
(1 0 x 1 1 ) ( Y/ T ) (1 6 x 1 7 ) ( Y / T)
TA) 5. A PD

1 Pekerjaa n Bet o n
A P er apia n a rea Pe ke rja t idak mengg unakan Ka ki pe k e rja luka ol e h be nda 1. Mela k ukan T B M se belum
- UU No. 1 t a h un 1970
sepa t u saf et y sa at be ker j t aja m se kit ar a re a pa ron beke rja
- PP N o . 50 t a hun 2012
K3 R R S 3 4 12 Me nenga h T 2. Membe rikan pe n ga ra h an 1 1 1 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun
kepa d a pe k e rja untuk
1980
me ng gu na k a n AP D
Ma t e rial beka s per apia n tida k Da pat te rkena pe saw at ya ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mengu naka n pagar pe mbat as
t er susun ra pi se d a ng me linta s - PP N o . 50 t a hun 2012 a re al k e rja de ng a n a re la a man
De b u b e rt e rbangan Mem b e rikan da mpak ya ng - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Menyi a pk a n t e rmpo r ar y
K3 R R TS 3 5 15 Tinggi T 1 1 1 Ren d ah Y
ku r ang nyama n pa d a 1980 st ock ya rd pa d a a re a l ke rja
penumpang 3. Menyi r am se c ara rutin ar ea l
ker ja
B P em be sian Sling a n gku t be si t idak da la m Mat e ria l bes i me nimpa - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan png e c eka n al at
ko ndi si baik peke rja - PP N o . 50 t a hun 2012 an gkat
R S 3 5 15 Tinggi T 2 1 2 Ren d ah Y
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mela k ukan T B M se belum
1980 beke rja
Sisa potongan besi Da pat me lukai peker ja dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan pe mber sih a n a re al
st ake holder pro ye k - PP N o . 50 t a hun 2012 ker ja sec a ra r u t in
R - P er me n ake r No. 01 Ta hun S 3 3 9 Me nenga h T 2. P o t ong a n besi d ikumpu lkan 1 1 1 Ren d ah Y
1980 pada sa t u te mpat
3. Mela k ukan are a w ajib AP D
P e rakit an be si Ta nga n pe ker ja t er gore s ole h - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan T BM sa a t
K3 R
besi - PP N o . 50 t a hun 2012 beke rja 1 Ren d ah Y
R S 3 2 6 Me nenga h T 1 1
- P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. Mengg un a kan sa rung t ang an
1980
La lu linta s mobilisasi besi kec e laka an l alu lint as dan - UU No. 1 t a h un 1970 1. Mela k ukan tra fic ma n a je men
t ruk me ma su ki ar ea l yang - PP N o . 50 t a hun 2012 dengan be rko ordin a si d e ng an
t ida k diizinkan - P er me n ake r No. 01 Ta hun pih a k AP 2
R 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Membe ri p en ga ra h a n kepa d a 2 2 4 Ren d ah Y
sup ir da n m enem p a tka n t im
flgma n un t uk me ma n du ja lur la lu
linta s
C Be kisting Ke let ihan pe ker j
a Ta nga n p e ker ja t er kena - UU No. 1 t a h un 1970 1. Meme riksa kon disi pe k e rja da n
ma rt il sa a t fa brikasi dan - PP N o . 50 t a hun 2012 me mber ik a n ist ira h a t ke p a da
insta ll be kist ing - P er me n ake r No. 01 Ta hun peke rja yang kele t ih an
1980 2. Mela k ukan MC U k e pada
R R S 3 2 6 Me nenga h T 2 2 4 Ren d ah Y
peke rja
K3 da n L 3. Mela k ukan senam pa g i un tuk
me mber ik a n olahra ga dan h ibu r an
kepa d a pe k e rja
Sisa m at e ria l be kist ing 1. P e k e rja da n penu mp a ng - UU No. 1 t a h un 1970 1. Membe rikan t e mpo r ar i
R t er tusuk paku R - PP N o . 50 t a hun 2012 S 2 2 4 Me nenga h T st ock ya rd untuk sa mpah b ek ist ing 1 1 1 Ren d ah Y
2. Se rbuk k a yu yang dapa t - P er me n ake r No. 01 Ta hun 2. me lakuk a n pem b e rsiha n ar ea l
me ng ga n ggu pe rna pa san 1980 ker ja sec a ra r u t in

3 Pekerjaan Pave shoulder


A Perapian area Pekerja tidak menggunakan Kaki pekerja luka oleh benda 1. Melakukan TBM sebelum bekerja
- UU No. 1 tahun 1970
sepatu safety saat bekerj tajam sekitar area paron 2. Memberikan pengarahan kepada
K3 R R - PP No. 50 tahun 2012 S 3 4 12 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
pekerja untuk menggunakan APD
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
Material bekas perapian tidak Dapat terkena pesawat yang - UU No. 1 tahun 1970 1. Mengunakan pagar pembatas areal
tersusun rapi sedang melintas - PP No. 50 tahun 2012 kerja dengan arela aman
K3 R Debu berterbangan Memberikan dampak yang R - Permenaker No. 01 Tahun 1980 TS 3 5 15 Tinggi T 2. Menyiapkan termporary stockyard 1 1 1 Rendah Y
kurang nyaman pada pada areal kerja
penumpang 3. Menyiram secara rutin areal kerja
B Pekerjaan Lapis Ac-Wc Kurangnya konsentrasi Terkena ayunan cangkul, Permenaker nomor 08 tahun 2010 1. Melakukan shift pekerjaan agar
tertimbun material, tertabrak, kaki tentang alat pelindung diri ( pekerjaa tidak letih
R NR 3 4 12 Tinggi T 2 2 4 Rendah Y
tergilas oleh kendaraan APD) 2. memberikan TBM dan melengkapi
pengangkut material. APD
K3 dan L Debu dan asap Gangguan pernafasan TS Memberikan masker kepada pekerja
NR 3 4 12 Tinggi T 2 2 4 Rendah Y

Suhu Ac-Wc Kaki pekerja terkena Aspal Menggunakan safety shoes


NR 5 3 15 Tinggi T 2 2 4 Rendah Y
panas
Limbah Ac- Wc Pencemaran lingkungan - UU No. 1 tahun 1970 1. Menyiapkan gudang B3
- PP No. 50 tahun 2012 2. Melakukan kerjasama dengan
L R S 3 3 9 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 1980 pihak ke 3 untuk pengurusan limbah
B3
4 Pekerjaan Marka
A Marka Tertabrak, terserempet lalulintas Cidera ringan / berat yg di 1. Menggunakan pakai scotlaight
Kendaraan dan pesawat sebabkan terserempet oleh 2. menempatkan 1 tim k3 untuk
kendaraan menjaga areal
- UU No. 1 tahun 1970

H
3. bekerja sesuai lokasi yang
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 TS 2 3 6 Menengah T 1 2 2 Rendah Y
dosyaratkan
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
4. melakukan TBM

O
Tersengat Aliran listrik yang Cidera berat hingga fatality
masih aktif dilokasi pekerjaan

T
5 Pekerjaan Drainase
A Galian Galian tidak stabil 1. Galian longsor dan mengenai 1. Menggunakan sloping pada galian
pekerja yang sedang bekerja dalam
- UU No. 1 tahun 1970
dib awah S 2 3 6 Menengah T 2. Memberi rambu peringatan 2 2 4 Rendah Y

N
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012
2. Pekerja terperosok kedalam disekitar areal galian
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
galian
Utilitas sekitar area galian pekerja tersengat listtrik S 2 3 6 Menengah T

CO
B Pekerjaan Uditch Handling dan ins tall Uditch 1. Sling putus dan mengenai 1. Melakukan pengecekan alat
pekerja angkut s ecara rutin
2. Pekerja terhimpit s aat 2. Memberikan aba-aba kep ada
- UU No. 1 tahun 1970
penurunan ud itch operator.
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 3 3 9 Menengah T 2 2 4 Rendah Y
3. Uditch terguling dan 3. Memilih operator dan pekerja yang
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
mengenai pekerja telah berpen galaman
4. Penempatan u ditch dengan benar
dan diganjal agar tid ak guling
6 Electrikal
A Pemasangan instalasi pemasangan yang tidak benar Tersengan listrik 1. Menerapkan LOTO deng an baik
- UU No. 1 tahun 1970
dan adanya aliran listrik yang 2. menggunakan APD
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
belum dimatikan s aat bekerja
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
7 Pekerjaan Bobokan
A Bobokan Material sisa bobokan Pekerja terluka oleh material 1. Memberi rambu disekitar arah
- UU No. 1 tahun 1970
bobokan seperti mengenai mata bobokan
K3 R NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
s aat membobok, tergores oleh 2. menggunakan APD
- Permenaker No. 01 Tahun 1980
material bobokan
Cara Bobokan yang kurang Dapat merusak struktur yang memberi dilatasi sebelum memb obok
- UU No. 1 tahun 1970
benar tidak ingin dibobok struktur
NR - PP No. 50 tahun 2012 S 2 3 6 Menengah T 1 1 1 Rendah Y
- Permenaker No. 01 Tahun 1980

…………..……,………………
….
Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,

Project Manager SQM/HSE Koordinator


 Hazard Identification Risk Assesment Determining Control

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENENTUAN PENGENDALIAN RISIKO


                                        
Aktivitas Legislasi Risiko Awal Risiko Sisa
Deskrip

HIRARKI
- Lokasi Kemungk Keparah NILA Kemungk Keparah
Deskripsi Potensi si NILAI KONTROL
No - Peralatan inan an I Pengendalian yang Ada inan an
Bahaya Penyebab Konsek Y/T P/T P/T TAMBAHAN
- Perkakas KMxK KMxK
uensi KM KP KM KP
- Material P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
                    - Masker          
                             
47 Penyemprotan Badan Terpercik panas Luka UU No 1 2 2 4 p ► E; tidak ada 1 1 1 T    
TACK COAT jalan aspal bakar Th 1970
panas pasal 3 &
        13         ► S: tidak ada          
                ► APD          
                  - Wear pack          
                  - Kacamata          
                  - Sarung tangan          
 
 
 
 
 
 
 
 
Menghirup uap panas
 
 
ISPA
 
 

T
Ya
O H  
 
3
 
 
1
 
 
3
 
 
p
  - Safety shoes
 
► E: tidak ada
 
 
1
 
 
1
 
 
1 T
 
 
 
 
 
 
uap panas aspal

N
CO
        UU No 1         ► S: Tidak ada          
        Th 1970         ► EC: tidak ada          
        pasal 3 &         ► ADM:          
13
                    - Jaga jarak dengan tempat          
penyemprotan
                  ► APD:          
                    - Masker          
                  1 1 1 T    
    Terciprat Uap panas Iritasi Ya 3 2 6 p ► E: tidak ada          
uap mata
    panas / debu   UU No 1         ► S: Tidak ada            
debu Th 1970
          pasal 3 &       ► EC: tidak ada            
        13       ► ADM:            
                  - Jaga jarak dengan tempat            
penyemprotan
                ► APD:            
                  - Kacamata            
                             
 IAL (Identifikasi Aspek Lingkungan)

Risiko Awal
  Risiko SisaA
 
Legislasi
Aktivitas Tingkat
- Lokasi Tingkat
Kondisi Operasi Risiko (R)
No. - Peralatan Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan Pengendalian Yang Ada Risiko Pengendalian Tambahan
(N/AB/D) Kemun Kepa
- Perkakas (R)
gkinan rahan P/T Kemun Kepa
- Material (KM) (KP) gkinan rahan P/T
(KM) (KP)
Y/T KM x KP KMxKP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Aktivitas Bathcing Limbah industri Melakukan pemantauan pembuangan material


13.     Pencemaran Tanah N Y 3 2 6 P ADM : 1 1 1 T   
Plant beton sisa

Membuat bak air limbah cair


                          EC :           
Membuat bak kontrol

Ceceran minyak

TO H Penyediaan alat penanganan tumpahan

N
          dan sisa air dari   Pencemaran air dan air tanah N Y 3 2 6 P EC : (wadah), kemudian tumpahan dilokalisir ke 1 1 1 T   
kegiatan tempat penampungan limbah B3

          Hilangnya vegetasi   Lahan krisis mudah erosi AB


CO Y 3 2 6 P EC :
Melakukan pemantauan pembuangan material
sisa
1 1 1 T   

Meminimalisir dampak kerusakan dengan


Kuantitas air/ debit air
             N Y 3 2 6 P   tidak merusak/ menebang pohon diluar 1 1 1 T   
berkurang
daerah proyek

Gangguan pernapasan dan


kenyamanan bagi komunitas Penyiraman jalan kerja kendaraan proyek
          Debu   N T 3 1 3 P EC : 1 1 1 T   
sekitar proyek, Pencemaran (bila kondisi berdebu)
udara

Y
Kep
Penurunan kenyamanan
MenLH
          Kebisingan   komunitas sekitar proyek, N 3 1 3 P EC : Pemasangan alat peredam kebisingan 1 1 1 T   
No. 48
pencemaran udara
Tahun
1996
 PERENCANAAN BIDANG K3L :
1. Identifikasi Undang-undang Dan Persyaratan Lain Yang Berlaku Sesuai Dengan Aktivitas Proyek

DAFTAR UNDANG–UNDANG & PERSYARATAN LAIN


Pusa t /Unit B i
snis/C a ba ng/ Proy e k : …

DA FT AR PER SY AR AT AN H UKU M DAN LAI N N YA


BI DAN G: K3
T a ngg al
No. No mo r P era tura n Ju du l Pe rat ura n Per und an ga n Fil e
Pen ga rsi pan

L alu Lint as & Jalan


1 U U RI No . 22 Tah u n 2 0 09 Lal
u Li
n tas d an An g ku t an Jalan Pdf. -
2 U U RI No . 38 Tah u n 2 0 04 Jalan Pdf. -
3 P P R I No . 4 4 T ah un 19 93 K end araan dan P eng emu d i Pdf. -
4 P erm en P er hu b un g an No . 13 T ahu n 2 0 14 Ram bu Lal
u Li
n tas Pdf. -

P ekerj aan Diketin ggian


5 P erm en aker RI No . 9 Tahu n 20 1 6 K3 D al
am Peker j aan P ada K eting g i
an Pdf. Feb-1 6

K 3 & S MK3
6 U U RI No . 01 Tah u n 1 9 70 K esel
am atan Ker j a Pdf. -
7 P P R I 50 Tah u n 2 01 2 P ener apan Sist em Man ajem en K3 Pdf. -
8 P erm en aker RI No . PE R-0 1/ MEN/1 9 80 K esel
am atan dan Kes eh at anker j a P ad a K o n str uks i B ang u nan Pdf. -
9 P erm en P U N o. 0 5/ P RT /M/ 20 1 4 P edo man Sist em M an ajem en K eselamat an d an K eseh atan Ker j a Pdf. Okt- 1 6
(S MK 3) K on st ru ksi Bi
d an g P eker j aan Umu m

1 0 K ep men naker tr an s RI No . KE P- 2 45 /MEN/1 99 0 Har i K esel


am atan Ker j a N asion al Pdf. -
1 1 K ep men aker No . KEP -1 135 /MEN 19 8 7 B end era K esel
am atan dan K esehat an K er ja Pdf. -
1 2 K ep . B ers ama M en ake rt ran s d an M en ter i P U No . KEP - P edo man K es el
am atan d an Keseh at an K erja p ad a T emp at K egiatan Pdf. -
1 7 4/ M EN/ 8 6 d an No . 10 4/ K P TS /1 98 6 K on st ru ksi

DAFTAR PERSYARATAN HUKUM DAN LAINNYA


BIDANG: K3
Tanggal
No. Nomor Peraturan Judul Peraturan Perundangan File
Pengarsipan

Lalu Lintas & Jalan


1 UU RI No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pdf. -
2 UU RI No. 38 Tahun 2004 Jalan Pdf. -
3 PP RI No. 44 Tahun 1993 Kendaraan dan Pengemudi Pdf. -
4 Permen Perhubungan No. 13 Tahun 2014 Rambu Lalu Lintas Pdf. -
Pekerjaan Diketinggian
5 Permenaker RI No. 9 Tahun 2016 K3 Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian Pdf. Feb-16
K3 & SMK3
6 UU RI No. 01 Tahun 1970 Keselamatan Kerja Pdf. -
7 PP RI 50 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen K3 Pdf. -
8 Permenaker RI No. PER-01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatankerja Pada Konstruksi Bangunan Pdf. -
9 Permen PU No. 05/PRT/M/2014 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pdf. Okt-16
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
10 Kepmennakertrans RI No. KEP-245/MEN/1990 Hari Keselamatan Kerja Nasional Pdf. -
11 Kepmenaker No. KEP-1135/MEN1987 Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pdf. -
12 Kep. Bersama Menakertrans dan Menteri PU No. KEP- Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Pdf. -
174/ MEN/86 dan No. 104/KPTS/1986 Konstruksi

Jasa Konstruksi
13 UU RI No. 02 Tahun 2017 Jasa Konstruksi Pdf. 5-Oct-17
 PERENCANAAN BIDANG K3L :
2. Identifikasi Undang-undang Dan Persyaratan Lain Yang Berlaku Sesuai Dengan
Aktivitas Proyek

DAFTAR LEGISLASI LINGKUNGAN


DAFTAR L EGISL ASI LINGKUNGAN
PT.

Tgl.
No. Nomor Peraturan Judul Peraturan Perundangan File
Pengarsipan

Lalu Lintas dan Kendaraan Bermotor


1 UU RI No. 22 T ahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pdf.

2 Permen LH No. 07 T ahun 2009 T entang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor T ipe Pdf.
Baru

Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup


3 UU RI No. 32 T ahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pdf.

4 Surat Kep Men Perindustrian nomor:250/M/SK/10/1994 Pedoman T eknis Penyusunan Pengendalian Dampak T erhadap Pdf.
Lingkungan Hidup pada Sektor Industri

Kesehatan Lingkungan
5 PP RI No. 66 T ahun 2014 Kesehatan Lingkungan Pdf. 27-Okt-16

AMDAL/UPL/UKL
4 PP RI No. 27 tahun 2012 Izin Lingkungan Pdf.

5 Permen LH No. 05 T ahun 2012 Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan yang Wajib memiliki Pdf.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

6 Permen LH No. 16 T ahun 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Pdf.

7 Permen LH No. 17 T ahun 2012 Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Pdf. 27-Okt-16
Lingkungan
8 Permen LH No. 14 T ahun 2010 Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan yang Pdf.
T elah Memiliki Izin Usaha dan/ atau Kegiatan T etapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
 PERENCANAAN BIDANG K3L :
3. Tujuan, Sasaran Dan Program Kerja K3L
 PERENCANAAN BIDANG K3L :
4. Tujuan, Sasaran Dan Program Kerja K3L
No. Tujuan SASARAN PROGRAM PENANGGUNG JAWAB
1 Terciptanya Lost Time Injury Melengkapi HIRADC untuk semua kegiatan Proyek Tim proyek
lingkungan kerja (LTI) Tidak ada Melakukan evaluasi implementasi HIRADC K3LP
yang aman Membuat RK3LMP dan mensosialisasikannya Tim proyek
Memberikan induksi kepada Tamu, Karyawan, Sub Kon, Mandor, dan para pekerja sebelum memasuki Tim proyek
area proyek
Melengkapi APD sesuai dengan bahaya dari pekerjaan K3LP
Melakukan Inspeksi Harian K3L K3LP
Melakukan Safety Morning / Briefing Morning setiap hari Tim proyek
Sosialisasi dan pengawasan penggunaan APD sesuai dengan bahaya dari pekerjaan Pelaksana, K3LP
Pemasangan rambu petunjuk / himbauan K3LP
Pemasangan rambu larangan K3LP
Pemasangan railing / baricade pembatas di area berbahaya Pelaksana, K3LP
Membuat Wajib Lapor Ketenagakerjaan ke Disnaker KSDM
Membuat Prosedur Gawat Darurat K3LP
Memasang petunjuk arah evakuasi, denah evakuasi dan tempat berkumpul K3LP
Menempatkan fasilitas tanggap darurat di area kerja (ex: APAR, Lifebuoy, dll) K3LP
Melakukan sosialisasi prosedur tanggap daarurat K3LP
Melakukan simulasi tanggap darurat K3LP
Melakukan evaluasi tanggap darurat K3LP
Membuat traffic manajemen plan K3LP
Melakukan pengaturan lalulintas di area proyek dan area keluar masuk proyek K3LP
Memasukkan materi K3LMP dalam rapat koordinasi tim proyek Tim proyek
Melakukan identifikasi Legislasi yang berhubungan dengan K3
CONTOH
Melakukan evaluasi kesesuaian implemantasi di lapangan dengan legislasi K3 yang berlaku
Menyediakan Ruang P3K dan Petugas P3K yang kompeten / bersertifikat Hyperkes
K3LP
K3LP
K3LP
Membuat laporan mingguan kinerja K3LP K3LP
Membuat laporan bulanan kinerja K3LP K3LP
Melakukan pemantauan housekeeping di area kerja Pelaksana, K3LP
Melakukan pemeriksaan konsidi keamanan alat dan kendaraan Loglat, K3LP
Melakukan inspeksi LOTO Loglat, K3LP
Menyediakan Smoking Area K3LP
Membuat media promosi K3 (poster, leaflet, spanduk) K3LP
 SIKLUS IMPLEMENTASI K3LMP

Kebijakan
K3 Legislasi Dokumen
(UU, Permen, Kontrak
Kepmen, dll )

HIRADC
ACTION
Sasaran K3 ACTION Perbaikan/
Pencegahan Improvement
PLAN
Program K3
DO
Inspeksi
REVIEW
Implementasi Monitoring
Audit
YANG WAJIB DI PENUHI K3
 Membuat HSE Komit (terpasang di lokasi kantor dan lokasi kerja).
 Membuat papan informasi dan HSE Performance
 Membuat Team Tanggap Darurat.
 Membuat Laporan Inverstigasi (apabila ada kecelakaan baik kecil/nearmiss wajib
untuk di laporkan).
 Wajib mengeluarkan SWA apabila ada tidak kesesuaian dan tindakan tidak aman.
 Merevew JSA (Job Safety Analisys) yang di buat oleh ahli
teknik/pelaksana/sederajat.
 Menerbitkan Ijin Kerja/PTW (Permit to Work).
 Memastikan sudah melakukan TBM di masing-masing lokasi kerja.
 Membuat panismen dan memberika reward kedisiplinan pekerja.
 Membuat program House Keeping.
 PROGRAM KERJA HSE

PROGRAM KERJA HSE

PERENCANAAN HOUSE
TARGET HSE INDUCTION HSE TALK HSE PATROL HSE MEETING TRAINING HSE AUDIT HSE
HSE KEEPING

HSE PLAN TARGET : ZERO PEKERJA BARU SEMINGGU SETIAP HARI DAN SEMINGGU - DASAR-DASAR K3L - LINGKUNGAN
ACCIDENT & - PERUSAHAAN SEKALI SETIAP MINGGU SEKALI -P3K 6 BULAN SEKALI
KERJA BERSIH,
SAKIT AKIBAT - SUBKON/MANDOR - TANGGAP
DARURAT RAPI DAN SEHAT.
KERJA - TAMU
- PEMADAMAN API - PEMBERSIHAN
- PEKERJA YANG
AKAN - GEMPA BUMI MASAL SETIAP
MELAKUKAN - EVAKUASI DLL SABTU ( RUTIN )
PEKERJAAN

HSE MEETING : MEETING YANG DILAKUKAN UNTUK MEMBAHAS


MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI SELAMA
PEKERJAAN BERLANGSUNG DAN MENGAMBIL
PERENCANAAN HSE : PETUNJUK / GAMBARAN PELAKSANAAN K3L TINDAKAN PENCEGAHANNYA SERTA MELAPOR-
DIAREA PROYEK (SHE PLAN). KAN KASUS KECELAKAAN YANG TERJADI DAN
LANGKAH-LANGKAH PERBAIKANNYA.
TARGET : TARGET ZERO ACCIDENT & SAKIT AKIBAT KERJA. SHE MEETING DILAKUKAN MINIMAL SEMINGGU
SEKALI.
SHE INDUCTION : PENDEKATAN DAN PENGARAHAN TENTANG K3L,
HOUSEKEEPING DAN KETERTIBAN PROYEK TRAINING HSE : TRAINING K3L KEPADA KARYAWAN, MANDOR,
KEPADA PEKERJA BARU, TAMU DAN KEPADA SUBKONTRAKTOR TENTANG DASAR-DASAR
PEKERJA YANG AKAN MELAKUKAN KEGIATAN K3 & LINGKUNGAN , PERTOLONGAN PERTAMA
PEKERJAAN YANG BERESIKO BAHAYA TINGGI. PADA KECELAKAAN (P3K), TANGGAP DARURAT
SEPERTI CARA PEMADAMAN API BILA TERJADI
HSE TALK : PENGARAHAN SINGKAT TENTANG K3L DAN KEBAKARAN,GEMPA BUMI DAN EVAKUASI DLL.
KONDISI PROYEK KEPADA SELURUH PEKERJA
SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI, DILAKUKAN HOUSE KEEPING : MELAKUKAN PEMBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA
MINIMAL SEMINGGU SEKALI MULAI DARI JAM SECARA RUTIN AGAR LINGKUNGAN KERJA
20.00 – 20.15 WITA. SELALU DALAM KEADAAN BERSIH, RAPI, SEHAT,
AMAN DAN NYAMAN.
HSE PATROL : PATROLI RUTIN YANG DILAKUKAN SETIAP HARI
UNTUK MEMONITOR KEGIATAN PEKERJAAN AUDIT HSE : AUDIT PELAKSANAAN DAN PENERAPAN K3L,
DILAPANGAN. APAKAH TELAH DIJALANKAN SESUAI DENGAN
KEBIJAKAN DAN KETENTUAN YANG ADA.
AUDIT INTERNAL DAN EKSTERNAL DILAKUKAN
6 BULAN SEKALI .
 PROGRAM KERJA HSE
 HSE INDUCTION
1. SEMUA TAMU/PEKERJA BARU YANG
MEMASUKI LOKASI PROYEK HARUS
DILAKUKAN INDUKSI.
2. MEMPUNYAI MATERI INDUKSI
3. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG
KEBIJAKAN PERUSAHAN, KEBIJAKAN
PROYEK DAN VISI MISI PROYEK.
4. MEMBERIKAN INFORMASI TATA TERTIB Ruang
Ruang Induksi
Induksi
PROYEK.
5. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG
LOKASI DAN AREA BAHAYA.
6. MEMBERIKAN INFORMASI PROSEDUR
APABILA TERJADI KONDISI TANGGAP
DARURAT (KEBAKARAN / GEMPA BUMI )
7. MENANDATANGANI FORMULIR INDUKSI
8. MEMBERIKAN APD (HELM, ROMPI, Cara
Cara Pemakaian
Pemakaian APD
APD
SEPATU)
9. MENGISI BUKU TAMU DI POS SATUAN
PENGAMANAN BAGI TAMU
10. MEMBERIKAN ID CARD TAMU

Pencatatan
Pencatatan Tamu
Tamu Pelaksanaan
Pelaksanaan Induksi
Induksi
 HSE INDUCTION
 PROGRAM KERJA HSE
 MENGINGATKAN KONDISI BAHAYA
TOOL BOX MEETING (TBM)

DILAKSANAKAN SETIAP HARI PUKUL 07.00


WIB SEBELUM BEKERJA

1. LOKASI SEBAIKNYA DI AREA TERBUKA DAN


LUAS.
2. PESERTA TBM DARI PELAKSANA AREA LOKASI
KERJA, SELURUH PEKERJA, MANDOR / SUB
KONTRAKTOR.
3. PEMBICARA PELAKSANA MASING MASING
AREA
4. MATERI PEMBAHASAN SINGKAT :
a. MENANYAKAN KELENGKAPAN APD.
b. MENANYAKAN KONDISI KESEHATAN
PEKERJA YANG BEKERJA
c. BERDOA SEBELUM BEKERJA
d. MEMBUAT YELL YELL TENTANG K3
5. MEMBUAT DAFTAR HADIR.
 PROGRAM KERJA HSE
 MENGINGATKAN KONDISI BAHAYA

Dilaksanakan Seminggu Sekali Max 1 Jam

1. Lokasi Ruang Rapat Kantor Proyek.


2. Peserta Dari Pelaksana Area Lokasi Kerja,, Mandor / Sub Kontraktor.
3. Materi Pembahasan Singkat :
a. Membahas Hasil Inspeksi.
b. Membahas Rencana Kedepan
c. Membahas Kinerja K3
5. Membuat Daftar Hadir.
6. Membuat Risalah Rapat.
7. Mendistribusikan Risalah Rapat Ke Semua Bagian
 PROGRAM KERJA HSE

 MENGINGATKAN KONDISI BAHAYA


 PROGRAM KERJA HSE

NO PROSEDUR KETERANGAN
 QHSE Induction
 Tes Kesehatan Awal
 Prosedur Tanggap 1 K3LM-04-03 Induksi K3LM
darurat
 Penyediaan fasilitas P3K 2 K3LM-04-05 Kuisioner Riwayat Kesehatan Sebelum Bekerja

3 Organisasi Tugas dan Tanggung jawab

4 K3LM-05 Tanggap Darurat


Sebelum
bekerja
 PROGRAM KERJA HSE
 PEMERIKSAAN KESEHATAN

 Ringan :
P3K -> Rumah
Sakit

 Berat :
Rumah Sakit ->
Depnaker ->
BPJS
Ketenagakerjaan

 Meninggal :
Kepolisian ->
Rumah Sakit ->
Depnaker ->
BPJS
Ketenagakerjaan
 PROGRAM KERJA HSE
 MENYIAPKAN RUANG & PERALATAN P3K
 PROGRAM KERJA HSE
 MENYIAPKAN RUANG & PERALATAN FIRST AIDER
KOTAK P3K
KOTAK P3K

EYE WASH
EYE WASH
PERSYARATAN
EYE WASH
1. Mampu
memancarkan air
ke arah 2 kelopak
mata
2. Menggunakan air
bersih yang
dibuktikan dengan
pengetesan air
3. Air bersih diganti
setiap minggu
 PROGRAM KERJA HSE

 Safety Briefing NO PROSEDUR KETERANGAN


 Ijin Pelaksanaan
Pekerjaan 1 K3LM-04-04 Risalah Safety Briefing
 Ijin kerja K3
2 Prod-20 sd Prod-26 Ijin kerja K3 (Pekerjaan Risiko Tinggi)
 Simulasi Tanggap
Darurat
 Mampu Telusur Produk
 SIO dan SILO
 Penggunaan APD

Proses
pekerjaan
 PROGRAM KERJA HSE

 Inspeksi APAR NO PROSEDUR KETERANGAN


 Inspeksi Scafolding
 Inspeksi Panel 1 K3LM-06-08 Inspeksi panel
 Inspeksi Harian
 Inspeksi Mingguan 2 Prod-51 Inspeksi dan tes
 Inspeksi dan tes
Material
 Inspeksi dan tes Produk
 Pelaksanaan Traffic
Management

Proses
pekerjaan
 PROGRAM KERJA HSE
 MENYIAPKAN APAR

 Rambu tanda APAR (segi 3 warna merah)


harus dipasang
 Tinggi pemasangan APAR 120 cm dari dasar
lantai, agar mudah diambil
 Lengkapi dengan instruksi cara penggunaan
APAR
 Lengkapi ceklist mingguan APAR
 Lindungi APAR dari paparan sinar matahari
secara langsung karena bisa membuat
pressure jadi drop
 Buat denah pemasangan APAR dengan
jarak antar APAR maks 15 m atau
ditentukan oleh ahli K3
 PROGRAM KERJA HSE
 PELAKSANAAN PELATIHAN
Pelatihan / Sosialisasi Sasaran Peserta Frekuensi
Tanggap Darurat : Kebakaran All Pekerja 6 bulan 1x
Tanggap Darurat : Gempa dan Tsunami All Pekerja 3 bulan 1x
Tanggap Darurat : Huru - hara All Pekerja 6 bulan 1x
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan All Pekerja 6 bulan 1x
Pengenalan dan Penggunaan APAR All Pekerja 6 bulan 1x

2016. 12. 23 07 : 41
2107. 01. 13 07 : 47 2016. 12. 23 07 : 47
 PROGRAM KERJA HSE
 PELAKSANAAN PELATIHAN

Pelatihan Cara pemakaian full body harness yang baik dan benar kepada
seluruh Karyawan dan Pekerja. Terutama bagi pekerja di ketinggian

Pelatihan P3K dari pihak eksternal

Training dan Simulasi Penggunaan APAR


 PROGRAM KERJA HSE
 MENGINGATKAN KONDISI BAHAYA

DILAKSANAKAN SEMINGGU SEKALI

1. HARI PELAKSANAAN TETAPKAN DAN DISEPAKATI OLEH TEAM


PROYEK.
2. WAKTU PUKUL 08.00 WIB SUDAH BERKUMPUL
3. LOKASI SEBAIKNYA DI AREA TERBUKA DAN LUAS.
4. PESERTA SAFETY MORNING DARI SELURUH KARYAWAN,
SELURUH PEKERJA, SATUAN PENGAMANAN DAN KEPALA
PROYEK.
5. PEMBICARA DIBUAT JADWAL SECARA BERGANTIAN SETIAP
PELAKSANAAN SAFETY MORNING ( BAGIAN LAPANGAN, LOGLAT,
TEKNIK, ADKON, SDM, K3LP, QC, MEDIS, SATUAN
PENGAMANAN, MANDOR DAN SUB KONTRAKTOR)
6. MATERI PEMBAHASAN DIJADWAL DAN DICATAT DALAM WAKTU
PELAKSANAAN.
7. DAFTAR HADIR DI BUAT BERDASARKAN BAGIAN YANG HADIR.
8. AWAL DAN AKHIR ADA YELL YELL TENTANG K3 ( SELAMAT,
SEHAT YESS )
9. MODERATOR PELAKSANAAN SAFETY MORNING DARI K3
10. PADA SAAT PELAKSANAAN SAFETY MORNING DIBERIKAN
REWARD (PENGHARGAAN) TENTANG PENGGUNAAN APD, 5R,
DISIPLIN KEHADIRAN SAFETY MORNING DAN MANDOR / SUB
KONTRAKTOR
 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
SIMULASI TANGGAP DARURAT

1. MEMBUAT STRUKTRUR ORGANISASI


TANGGAP DARURAT.
2. MEMBUAT TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PERSONIL TANGGAP DARURAT ( ADA
TANDA TERIMA PERSONIL )
3. MEMBUAT SEKENARIO TANGGAP
DARURAT.
4. MELAKUKAN PELATIHAN KEPADA
PERSONIL PENGGUNAAN ALAT YANG AKAN
DIGUNAKAN.
5. MEMASANG JALUR EVAKUASI DI SETIAP
LOKASI LANTAI GEDUNG DAN KANTOR.
6. DAFTAR HADIR DI BUAT.
7. MODERATOR PELAKSANAAN SIMULASI
TANGGAP DARURAT DARI K3
8. PADA SAAT PELAKSANAAN SIMULASI
HARUS ADA YANG MEMANTAU DARI PIHAK
LAIN SEPERTI DARI PIHAK TERKAIT.
 STRUKTUR ORGANISASI K3L :

STRUKTUR ORGANISASI
TANGGAP DARURAT
 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
A. Project Manager

1. Menentukan skema K3L sehingga mendukung kelancaran, keamanan dan keselamatan pelaksanaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)

2. Menentukan tim K3L dalam rangka memastikan sumber daya manusia terpenuhi ( skill)

3. Menentukan fasilitas proyek dan jaminan-jaminan yang diperlukan dalam rangka mendukung aktivitas pelaksanaan Preservasi Jalan Ruas Bts.
Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)

4. Merencanakan dan mengontrol revisi RBP (Rencana Biaya Pelaksanaan) yang sudah tidak relevan dalam rangka ketersediaan RBP yang terkini

5. Mengarahkan dan mengontrol implementasi K3L berjalan dalam rangka memastikan kesehatan keselamatan kerja

6. Mengarahkan dan mengontrol sistem kerja Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi
Jembatan)

7. Menentukan, membangun dan mengarahkan SDM K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-
Api (Rehabilitasi Jembatan)

8. untuk memastikan kesiapan serta pengembangan karyawan

9. Mengarahkan kepatuhan kebijakan, sistem dan prosedur dalam rangka terlaksananya penerapan Standard Operating Procedure Pekerjaan
Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)

10. Mengontrol dan mengarahkan pengelolaan serta mitigasi atas risiko K3L dalam rangka terciptanya manajemen risiko K3L yang baik dan benar
di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
B. HSE MANAGER

1. Mengawasi waktu dan keselamatan kerja pelaksanaan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj.
Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
2. Melaksanakan manajemen ISO 14001, ISO 45001 & SMK3 di lingkungan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Tinjauan Manajemen (TM) K3L di Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin
Tj. Api-Api(Rehabilitasi Jembatan) dan menyusun laporannya
4. Melakukan penyusunan program K3L
5. Melakukan inspeksi K3L
6. Melakukan koordinasi pembinaan dan peningkatan K3L dengan HSE Officer
7. Melakukan evaluasi kinerja K3L
8. Menyusun laporan pelaksanaan K3L
9. Mengidentifikasi, menindaklanjuti, serta melakukan pemantauan bahaya dan dampak K3L sesuai aktifitas Pekerjaan Preservasi Jalan
Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) dalam rangka mencapai tujuan/sasaran K3L
10. Melakukan pengukuran kinerja K3L dan menyusun laporan kinerja K3L
 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL K3L
C. Site Engineering Manager (SEM)

1. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
 

D. Site Operation Manager (SOM)

2. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan), Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.

E. Quality Control

3. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
4. Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.

 F. Site Manager

5. Berkoordinasi dengan HSE Inspector dalam menjalankan implementasi K3L Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
6. Membantu HSE Inspector dalam implementasi K3L.
 KOMPETENSI
 STRUKTUR ORGANISASI P2K3 :

STRUKTUR ORGANISASI P2K3

KETUA UNIT P2K3


(Kepala Proyek)

PELAKSANA HARIAN
(Teknik)

SEKRETARIS
(Ahli K3/Pelaksana K3)

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


(Kasie/Staf Logistik & Pelaksana) (Kasie/Staf KSDM) (Koord Lapangan/Pelaksana)
 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL P2K3

A. KETUA
1. Memimpin rapat P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk memimpin rapat.
2. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-
Api (Rehabilitasi Jembatan) ke Pemberi Kerja, dengan tembusan kepada P2K3 Divisi Operasi 3 / P2K3 Kantor Pusat PT Brantas
ABIPRAYA

4. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program-program K3 di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)

B. SEKRETARIS

5. Membuat undangan rapat dan notulen.


6. Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
7. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
8. Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan demi suksesnya program-program K3.
9. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang bersangkutan dengan kondisi dan tindakan bahaya di
tempat kerja.

C. ANGGOTA

10. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan.


11. Melaporkan kepada Ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.
12. Aktif berpartisipasi dalam seluruh kegiatan K3L di lingkungan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab.
Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
 ORIENTASI K3
Orientasi K3L merupakan kegiatan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada personil Perusahaan tentang pentingnya
memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja serta kewajiban memakai APD di lokasi kerja masing-masing,
untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat merugikan pekerja maupun lingkungan di sekitarnya.

Kegiatan ini dilaksanakan minimal 1 (satu) kali untuk tenaga kerja/pekerja baru, dan harus diberikan saat tenaga kerja / pekerja akan
mulai bekerja atau sebelum bekerja atau kapan saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu banyaknya jumlah materi yang hendak
disampaikan.

 TOOLBOX MEETING
Toolbox Meeting adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari pada awal shift sebelum mulai bekerja untuk mengingatkan pekerja
mengenai cara kerja aman, risiko, dan tindakan pencegahan pada proses pekerjaannya. Kegiatan ini dilakukan sebelum pekerjaan
dimulai, dalam bentuk kelompok kerja.

 HSE TALK
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada para pekerja dan staff Pekerjaan
Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) tentang isu-isu terkini terkait
keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja masing-masing.

Anggota HSE Talk adalah: semua anggota kelompok pekerja pegawai / karyawan/ pekerja baru yang terlibat dalam proses produksi
pekerjaan secara langsung dilapangan.

Kegiatan ini dilaksanakan secara periodik satu minggu sekali dengan jadwal yang ditetapkan oleh Manager dan dihadiri oleh semua Tim
Pekerjaan Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan)
 RAPAT P2K3
Rapat P2K3 ini dilakukan oleh Tim P2K3 Proyek, sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Rapat ini membahas isu-
isu K3L yang terjadi dan dipimpin oleh Ketua P2K3 di masing-masing Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota
Palembang/ Bts. Kab. Banyuasin Tj. Api-Api

 PEKERJAAN KHUSUS
PT Brantas Abipraya (Persero) memiliki Prosedur Cara Kerja Aman untuk penanganan pekerjaan khusus, dengan
klasifikasi pekerjaan panas, pekerjaan di ruang terbatas, pekerjaan di ketinggian, serta pekerjaan menggunakan material
atau bahan-bahan kimia berbahaya. Semua pekerjaan yang menyangkut dengan kondisi-kondisi tersebut diatas diatur
dalam petunjuk kerja masing-masing untuk diaplikasikan di Pekerjaan Preservasi Jalan Ruas Bts. Kota Palembang/ Bts.
Kab. Banyuasin Tj. Api-Api (Rehabilitasi Jembatan) dengan menggunakan Izin Kerja / Work Permit. Work Permit
merupakan sistem tertulis secara formal yang digunakan untuk mengontrol tipe pekerjaan yang dinilai berbahaya. Izin
Kerja / Work Permit ini berbentuk form yang juga berfungsi sebagai media komunikasi antara pelaksana pekerjaan, HSE
Inspector serta Pimpinan Tertinggi Unit.
 PENYEDIAAN APD
 PENYEDIAAN APD
 STANDAR APD
 STANDAR APD

WARNA HELM PERUNTUKAN


1. Personil / Staf Abipraya
2. Tamu Abipraya
PUTIH 3. Personil / Staf Subkotraktor
Bir 4. Mandor Abipraya
u 1. Pelaksana K3LP
MERAH 2. Tenaga / Pekerja K3 Abipraya
3. Tenaga K3 Subkon

PEKERJA STRUKTUR
1. Pondasi
2. Galian
3. Bekisting
KUNING 4. Pembesian
5. Pengecoran
6. Perkerasan

1. Pekerja Finishing
BIRU 2. Pekerja Landscape

HIJAU 1. Pekerja MEP


1. Pekerja Kebersihan
ORANGE 2. Riger
 STANDAR APD
 STANDAR APD
PROSEDUR K3L
 STANDAR APD
 RAMBU – RAMBU K3L
DIPASANG SESUAI DENGAN LOKASI RAMBU-RAMBU LINGKUNGAN
KERJA DAN FUNGSINYA.
LABEL BAHAN KIMIA BERBAHAYA ( BKB )
1. MEMBUAT DENAH RENCANA PENEMPATAN
RAMBU YANG AKAN DIBUTUHKAN
DILAPANGAN.
2. MEMBUAT RANGKA DENGAN UKURAN 40 X 60 MUDAH
MUDAH BERBAHAYA
BERBAHAYA BERACUN
BERACUN IRITASI
IRITASI

CM TERBAKAR
TERBAKAR BAGI
BAGI
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN

3. MENGHITUNG BIAYA KEBUTUHAN RAMBU


YANG AKAN DI GUNAKAN DI PROYEK.
4. RANGKA RAMBU TERBUAT DARI HOLO
UKURAN 2X3 CM PENGOKSIDASI
PENGOKSIDASI MUDAH
MUDAH
MELEDAK
GAS
GAS
BERTEKANAN
KOROSIF
KOROSIF
MELEDAK BERTEKANAN

LABEL LIMBAH BERBAHAYA BERACUN (B3)

LABEL ORGANIK DAN AN-ORGANIK


PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 RAMBU – RAMBU K3L
DIPASANG SESUAI DENGAN
LOKASI KERJA DAN FUNGSINYA.

1. MEMBUAT DENAH RENCANA


PENEMPATAN RAMBU YANG AKAN
DIBUTUHKAN DILAPANGAN.
2. MEMBUAT RANGKA DENGAN UKURAN 40
X 60 CM
3. MENGHITUNG BIAYA KEBUTUHAN
RAMBU YANG AKAN DI GUNAKAN DI
PROYEK.
4. RANGKA RAMBU TERBUAT DARI HOLO
UKURAN 2X3 CM
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 Pemasangan Rambu

 Pemasangan rambu lalu lintas dimulai dari ujung awal, sedangkan


pembongkarannya harus dari ujung akhir.

 Saat Penyimpanan, rambu lalin perlu dicuci secara berkala agar


bersih dan reflektif Terdapat paling tidak rambu lalin yang antara
lain sebagai berikut:

 Rambu panah

 Rambu hati-hati

 Rambu ada pekerjaan

 Rambu kurangi kecepatan

 Rambu dilarang saling mendahului

 Rambu batas kecepatan maksimum

 Rambu diatas dipastikan ada, untuk memastikan kendaraan yang


melintas harus mengurangi kecepatan menjelang akses menuju
lokasi proyek.
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 Pemasangan Rambu

Pekerjaan ini adalah kegiatan perencanaan, dan


pengaturan lalu lintas yang bertujuan untuk
keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja
proyek serta untuk pengguna lalu lintas umum /
publik.

Kegiatan traffic manajemen ini antara lain berupa


pemasangan spanduk, pemasangan rambu lalu
lintas dan mcb, pengaturan oleh flagman dengan
dibantu oleh pihak-pihak yang terkait.
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 Penempatan Petugas Rambu & Flagman

 Petugas bendera dan petugas rambu ditunjuk untuk mengatur proses lalu lintas supaya aman dan
nyaman bagi pengguna jalan dan proyek.

 Jumlah petugas ini berdasarkan skala pekerjaan dan kompleksitas pengaturan lalu lintas.

 Petugas bendera membawa bendera merah pada siang hari atau senter merah pada malam
hari/mendung/ hujan, serta menggunakan rompi reflektif atau jaket reflektif pada saat hujan atau
malam hari.
 Petugas ini harus berada di lokasi yang ditentukan, juga mengatur keluar masuk kendaraan proyek.

 Petugas rambu selalu memeriksa urutan rambu, posisi rambu, jumlah rambu. Pengontrolan ini bersifat
berkala, dan apabila ada rambu yang jatuh atau rusak perlu diperbaiki, lengkapi rambu bila jumlahnya
kurang, termasuk memperhatikan jarak antar rambu.
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS

 Penempatan Petugas Rambu & Flagman

• Jalan yang menjadi akses keluar masuk proyek • Menempatkan Flagman untuk menjaga lalulintas
diberi rambu “Hati-Hati Keluar Masuk keluar masuk material dan alat berat
Kendaraan Proyek”
• Jika membutuhkan buka tutup jalan akses maka
• Rambu dibuat dengan bahan SpotLight agar diperlukan minimal 2 orang flagman yang dilengkapi
dapat terlihat saat malam hari dengan radio kominikasi (HT)
• Di atas rambu tersebut diberi lampu rotari yang • 100 M dari lokasi dipasang rambu “Kurangi Kecepatan
berfungsi sebagai tanda pengguna jalan dari Sekarang”
kejauhan sudah harus berhati-hati
• Di area tersebut juga dipasang rubber cone sebagai
• Lampu rotari tersebut wajib dinyalakan pada tanda area berbahaya
malam hari
• Rambu tersebut juga dipasang di depan lokasi
direksi keet yang bertemu dengan jalan umum

HATI-HATI
60 cm KELUAR MASUK
KENDARAAN PROYEK

90 cm
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS
 Penugasan & Penempatan Petugas Rambu dan Flagman
 Penugasan & Penempatan Petugas Rambu dan Flagman

 Petugas bendera dan petugas rambu ditunjuk untuk mengatur proses lalu lintas supaya aman dan nyaman bagi
pengguna jalan dan proyek.

 Jumlah petugas ini berdasarkan skala pekerjaan dan kompleksitas pengaturan lalu lintas.

 Petugas bendera membawa bendera merah pada siang hari atau senter merah pada malam hari/mendung/ hujan, serta
menggunakan rompi reflektif atau jaket reflektif pada saat hujan atau malam hari.

 Petugas ini harus berada di lokasi yang ditentukan, juga mengatur


keluar masuk kendaraan proyek.
Bendera merah
 Petugas rambu selalu memeriksa urutan rambu, posisi rambu, jumlah uk. 1 x 0.9

rambu. Pengontrolan ini bersifat berkala, dan apabila ada rambu yang
dipergunakan pada
jatuh atau rusak perlu diperbaiki, lengkapi rambu bila jumlahnya siang hari untuk
pengaturan lalu lintas
kurang, termasuk memperhatikan jarak antar rambu.

Rompi Reflektor
FLAGMAN
Senter Merah, uk.
3 batery

dipergunakan pada
malam hari untuk
pengaturan lalu lintas
PENGENDALIAN SAFETY AWARENESS

 Pengendalian Lalu Lintas


a.Pengendalian lalu lintas diluar area proyek
Pengendalian lalu lintas dilaksanakan pada saat peralatan/ material keluar dari garasi/
pool/ gudang menuju lokasi proyek dengan perjalanan darat dengan bekerja sama dengan
dinas dinas terkait
b.Pengendalian lalu lintas memasuki area proyek
1. Pengendalian khusus dilaksanakan saat kendaraan proyek akan memasuki area
pekerjaan.
2. Kendaraan proyek akan dikawal oleh petugas lapangan (flag man) untuk membuka jalan

Flagman

Gbr. Pengawalan Jalan


 MONITORING dan EVALUASI K3L

IDENTIFIKASI UU, PERATURAN DAN STANDAR EKSTERNAL


NO. TANGGAL INFORMASI
URUT
  NOMOR SERI KET
TERBIT BAB PASAL LAMPIRAN HAL
A KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA              
1 Ketenagakerjaan UU RI No. 13/2003 25-03-2003 17 193 0 65  
2 Keselamatan Kerja UU RI No. 1/1970 12-01-1970 11 18 0 9  
3 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja PP RI No. 50/2012 12-04-2012 6 22 3 12  
4 Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Di Dalam Tempat Kerja PMP No. 7/1964 12-09-1964 0 16 0 11  
5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan Per Menaker No 1/1980 06-03-1980 19 106 0 20  
6 Instalasi Alarm Kebakaran Automatic Per Menaker No. 2/1983 10-08-1983 8 87 0 22  
7 Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Per Menaker 2/1992 30-12-1992 5 14 0 6  
8 Pesawat Angkat Angkut Per Menaker 5/1985 02-08-1985 7 146 0 26  
9 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan Per Menaker 3/1998 26-02-1998 6 15 4 20  
10 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja Kep Menaker 187/1999 29-09-1999 6 27 4 15  
11 Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan Per Menaker 4/1980 14-04-1980 6 27 2 10  
12 Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja Per Menaker 13/2011 28-10-2011 4 19 2 39  
13 Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja Kep Menaker 333/1989 01-07-1989 0 6 2 9  
14 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Kep Menakar 3/1982 23-04-1982 0 12 0 4  
15 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Per Menaker 02/1980 09-06-1980 0 11 0 6  
16 Unit Penaggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja Kep Menaker 186/1999 29-09-1999 6 17 2 16  
17 Pesawat Tenaga dan Produksi Per Menaker 4/1985 26-07-1985 12 147 4 37  
18 Bendera Keselamatan Kerja Per Menaker 1135/1987 23-07-1987 0 0 4 16  
19 Hari Keselamatan Kerja Nasional Kep Menaker 245/1990 07-05-1990 0 0 0 2  
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
20 Per Menaker 4/1987 23-07-1987 0 16 0 7  
Kerja
21 Operator dan Petugas Pesawat Angkat Angkut Per Menaker 9/2010 13-07-2010 10 40 1 15  
22 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir Per Menaker 2/1989 12-10-1995 12 62 2 40  
23 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Ins Menaker 11/1997 26-02-1998 0 0 1 28  
Perberlakuan SNI No. SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 Di
24 Kep Menaker 75/2002 25-04-2002 0 6 0 2  
Tempat Kerja
25 Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja Kep Pres 22/1993 27-02-1993 0 5 1 2  
26 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja Per Menaker 15/2008 13-08-2008 6 14 3 12  
27 Alat Pelindung Diri Per Menaker 08/2010 06-07-2010 0 11 1 12  
 MONITORING dan EVALUASI K3L

IDENTIFIKASI UU, PERATURAN DAN STANDAR EKSTERNAL


TANGGA INFORMASI
NO.
URUT
  NOMOR SERI L LAMPIRA KET
TERBIT BAB PASAL
N
HAL
B LINGKUNGAN HIDUP              
16-03-
1 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dan Panduan Penggunaan SNI 19-14001-2005 0 0 25 2  
2005
07-05-
2 Pengelolaan Sampah UU RI No. 18/2008 8 67 0 10  
2008
03-10-
3 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU RI No. 32/2009 17 127 0 67  
2009
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Kep Men LH No. 28-10-
4 0 10 1 7  
Pemantauan Lingkungan Hidup 86/2002 2002
Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Kep Men LH No. 05-04-
5 0 5 1 11  
Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) 45/2005 2005
Jenis Rencana Usaha atau Kegiatan Yang Wajib dilengkapi dengan Analisis Per Men LH No. Tahun
6 0 11 3 37  
Mengenai Dampak Lingkungan 11/2006 2006
Kep Bapedal No. 18-03-
7 Pedoman Mengenai Dampak Penting 0 0 1 7  
056/1994 1994
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai Kep Bapedal No. 04-11-
8 0 3 5 21  
Dampak Lingkungan 299/1996 1996
Panduan Pemantau Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Kep Bapedal No. 14-11-
9 0 3 1 16  
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) 105/1997 1997
27-02-
10 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PP RI No. 18/1999 8 67 0 49  
1999
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18/1999 tentang Pengolahan Limbah 07-10-
11 PP RI No. 85/1999 0 2 3 0  
Bahan Berbahaya dan Beracun 1999
26-11-
12 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun PP RI No. 74/2001 15 43 2 33  
2001
Per Men LH No. 04-02-
13 Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 0 13 1 11  
2/2008 2008
Per Men LH No. 05-03-
14 Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun 0 5 1 16  
3/2008 2008
Per Men LH No. 22-05-
15 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 0 20 5 13  
18/2009 2009
Kep Bapedal No. 05-09-
16 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 0 7 1 14  
01/1995 1995
 MONITORING dan EVALUASI K3L

 PEMENUHAN PERATURAN K3
NO.
NAMA STANDAR/PERATURAN NOMOR SERI
URUT
A KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1 Ketenagalistrikan UU No 30 Tahun 2009
2 Keselamatan Kerja UU RI No. 1/1970
3 Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja PP RI No. 50/2012
4 Pengawasan Ketenagakerjaan PERPRES RI No 21 Tahun 2010
5 Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja KepPres RI No 22 Tahun 1993
6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Ekskalator PERMENAKER RI No. 6/2017
7 Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut PERMENAKER RI PER.09/MEN/VII/2010
Perubahan Atas Peraturan Menaker Per 03/men/1999 Tentang syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk
8 PERMENAKER RI No 32 Tahun 2015
Pengangkutan Orang dan Barang
9 Syarat - syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang PERMENAKER RI No . 03 Tahun 1999
10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi PERMENAKER RI No. 38/2016
11 Pesawat Tenaga dan Produksi PERMENAKER RI No 04 Tahun 1985
12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun PERMENAKER RI No. 37/2016
13 Bejana Tekanan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1982
14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian PERMENAKER RI No. 9/2016
Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
15 PERMENAKER RI No. 33/2015
Tempat Kerja
16 Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalut Petir PERMENAKER RI No. 31/2015
17 Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No. 23/2015
18 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja PERMENAKER RI No. 12/2015
19 Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid PERMENAKER No .01/1992
20 Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan di Tempat Kerja PERMEN Perburuhan No 7 Tahun 1964
 MONITORING dan EVALUASI K3L
 PEMENUHAN PERATURAN K3
21 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1980
22 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelanggaraan Keselamatan Kerja PERMENAKER RI No 02 Tahun 1980
23 Syarat -Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan PERMENAKER RI No 04 Tahun 1980
24 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja PERMENAKER RI No 03 Tahun 1982
25 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik PERMENAKER RI No 02 Tahun 1983
26 Pesawat Angkat dan Angkut PERMENAKER RI No 05 Tahun 1985
27 Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Operator Keran Angkat PERMENAKER RI No 01 Tahun 1989
28 Tata Cara Penunjukan Kewajiban dna wewenang Ahli Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 02 Tahun 1992
29 Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan PERMENAKER RI No 03 Tahun 1998
30 Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasehat PERMENAKER RI No 04 Tahun 1998
31 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja PERMENAKER RI No 01 Tahun 1981
32 Kwalifikasi Juru Las PERMENAKER RI No 02 Tahun 1982
33 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja PERMENAKER RI No 04 Tahun 1987
34 Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket Jaminan Pemeliharaan PERMENAKER RI No 01 Tahun 1998
35 Kesehatan
Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainya di PERMENAKER RI No 11 Tahun 2005
36 Tempat
PedomanKerja
Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 01 Tahun 2007
37 P3K di Tempat Kerja PERMENAKER RI No 15 Tahun 2008
38 Pedoman Diagnosis Kecelakaan dan PAK PERMENAKER RI No 25 Tahun 2008
39 Alat Pelindung Diri PERMENAKER RI No 08 Tahun 2010
40 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja PERMENAKER RI 05 Tahun 2018
41 NAB Faktor Kimia dan Fisika di Tempat Kerja PERMENAKER RI No 13 Tahun 2011
Perubahan atas PERMEN PU RI No 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMEN PU RI No 02 Tahun 2018
42
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
43 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum PERMEN PU RI No 05 Tahun 2014
44 Larangan Penggunaan HCFC di Bidang Perindustrian PERMENPERIN RI No 41 Tahun 2014
45 Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik PERMEN ESDM RI No 13 Tahun 2012
46 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan PERMENPU No 26/PRT/M/2008
47 Penghematan Penggunaan Air Tanah PERMEN ESDM RI No 15 Tahun 2012
48 Higiene Sanitasi Jasaboga PERMENKES No 1096/MENKES/PER/VI/2011
49 Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran PERMEN KES RI No 48 Tahun 2016
50 Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 26 Tahun 2014
 MONITORING dan EVALUASI K3L
 PEMENUHAN PERATURAN K3
51 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI No 05 Tahun 1996
52 Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PERMENAKER RI PER.18/MEN/XI/2008
53 Pelaksanaan Audit Sistem ManajemenKeselamatan dan Kesehatan Kerja KEPMENAKER RI KEP.19/MEN/1997

54 Pemberlakuan SNI 04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja KEPMENAKER No 75 Tahun 2002

55 Disgnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja KEPMENAKER No 333 Tahun 1989
56 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja KEPMENAKER No 147 Tahun 1998
57 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat Kerja KEPMENAKER No 51 Tahun 1999
58 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja KEPMENAKER No 187 Tahun 1999
59 Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja KEPMENAKER No 186 Tahun 1999
60 Keselamatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi KEPMENAKER No 174 Tahun 1986
61 Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja KEPMEN PU No 1135 Tahun 1987
62 Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja KEPMENAKER No 68 Tahun 2004
63 Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan KEPMEN PU No 384 Tahun 2004
64 Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja KEPMENAKER No 609 Tahun 2012
65 Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran Instruksi Menaker RI No 11/M/BW/1997
66 Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Surat Edaran MenPU No 66 Tahun 2015
67 Persyaratan Teknis dan Tata Cara Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran serta Hidran Halaman PERGUB DKI Jakarta No 92 Tahun 2014
 INSPEKSI LAPANGAN
 INSPEKSI LAPANGAN
Inspeksi Harian Lapangan (Safety Patrol)

1. Waktu Pelaksanaan Inspeksi 2 X Dalam Sehari (


Pagi Dan Sore ) .
2. Inspeksi Harian Dilaksanakan Oleh Petugas
Safety .
3. Hasil Inspeksi Dilaporkan Dan Dibuat Tindak
Lajut Perbaikannya.

Dilaksanakan Seminggu Sekali Untuk


Gabungan

1. Hari Dan Waktu Pelaksanaan Tetapkan Dan


Disepakati Oleh Team Proyek.
2. Peserta Inspeksi Lapangan Personil Teknik, Qc,
K3l, Loglat, Pelaksana.
3. Hasil Inspeksi Dilaporkan Dan Dibuat Tindak
Lajut Perbaikannya.
 INSPEKSI LAPANGAN

1. Personil K3 Melakukan Inspeksi Bersama Bagian


Peralatan (Mekanik/ Tenaga Yang Sudah
Terlatih ) Terhadap Alat Alat Berat Yang Akan
Digunakan
2. Memastikan Surat Ijin Layak Pakai Alat Ada Dan
Sudah Disahkan Dari Disnaker Setempat.
3. Memastikan Operator / Personil Yang
Mengoperasikan Mempunyai Keahlian Dan
Bersertifikat Serta Memiliki Sio Yang Masih
Berlaku.
4. Memasang Rambu-rambu Peringatan, Himbauan
Dan Larangan Pada Alat Berat Dan Saat Alat
Berat Dioperasikan.
5. Operator Alat Yang Melaksanakan Pekerjaan
Diwajibkan Menggunakan Apd (Helm, Rompi,
Sepatu, Sarung Tangan, Full Body Harness).
 CONTOH FORM INSPEKSI ALAT
 Gagasan Implementasi K3L

Pencegahan Unsafe Action pekerja


1. Pemeriksaan kesehatan sederhana pekerja

Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui tingkat


kesehatan pekerja. Pemeriksaan dilakukan
setiap pagi hari sebelum melakukan aktivitas
dengan cara melalui titian kayu , apakah pekerja
dalam kondisi sehat atau tidak.
Titian tersebut di pasang pada pintu masuk
pekerja dan diawasi Petugas K3.

Hanya ilustrasi
 Gagasan Implementasi K3L

Pencegahan Unsafe Condition


1. Inspeksi Rutin dengan tim khusus

Inspeksi ini ditujukan untuk memastikan area kerja aman sebelum pekerja
melakukan aktivitas nya.
Tim ini diberikan fasilitas mobil khusus patrol yang mana dilakukan setiap hari
pada pukul 08.00 WIB.
Apabila ada unsafe condition maka tim tersebut bertanggung jawab melakukan
tindakan perbaikan serta dilaporkan kepada Kepala Proyek
 INVESTIGASI INCIDENT DAN ACCIDENT
 MANAJEMEN SAMPAH/LIMBAH

 INVESTIGASI INCIDENT DAN ACCIDENT


 LAPORAN INVESTIGASI INSIDEN / ACCIDENT
 LAPORAN INVESTIGASI INSIDEN / ACCIDENT (LANJUTAN)
 LAPORAN INVESTIGASI INSIDEN / ACCIDENT (LANJUTAN)
CONTOH FORM BERITA ACARA INCIDENT/ACCIDENT
PROGRAM ZERO ACCIDENT
 PELAPORAN FREQUENCY RATE
FASILITAS KESELAMATAN KERJA

Emergency Preparedness

• Sirine
• APAR
• Fireblanket
• Palu pemecah Kaca
• Pelampung
• Perahu Karet
• Muster Point
• Mobil Ambulance
(Evakuasi)

Emergency
preparedness proyek
merupakan langkah
awal pertolongan
pertama. Untuk
perawatan selanjutnya
dirujuk ke Puskesmas
atau RS.
CONTOH FORM PROGRAM PENGELOLAAN K3
5

PROGRAM PENGELOLAAN K3
Periode : Oktober 2016

FREKWENSI DOKUMEN YANG DISETUJUI


NO AKTIFITAS SPESIFIK REFERENSI PIC
(TIME FRAME) ATAU DIVERIFIKASI

I Penilaian & Pengendalian Resiko Sesuai dengan SPD


Lingkup Pekerjaan dan Persyaratan Kontrak : (Sebelum Pekerjaan Dimulai)
- Identifikasi Bahaya & Pengujian Resiko sesuai - SPD Semua lokasi kerja - Prosedur Penerapan SMK3 - Pengujian dan pengendalian Kepala Proyek
dengan lingkup pekerjaan proyek. No : 2-000-57-01 resiko/bahaya Kasie Operasi
- Membuat rencana pengendalian resiko/ - SPD - WI Pelaksanaan Pekerjaan Petugas K3L
bahaya
- Inspeksi K3L - SPD - PK. Respon Kondisi Keadaan
Darurat No: 3-000-57-03

II Organisasi
- Organisasi K3L - SPD Prosedur Penerapan SMK3 - Organisasi K3L Kepala Proyek
- Job Description - SPD No : 2-000-57-01 - Sasaran K3L Kasie ADM & Keu

H
- Sasaran dan Target K3L - SPD WI Pelaksanaan Pekerjaan - Hasil Pengukuran Kinerja K3

III Dokumentasi Prosedur

NTO
CO
- Identifikasi Persyaratan K3 PT. BA - SPD - Prosedur Pengendalian - Prosedur/WI K3L Kepala Proyek
- Identifikasi Persyaratan K3 Proyek - SPD Dokumen No : 2-000-70-02 Kasie Operasi
- Prosedur-Prosedur/WI K3 Proyek Petugas K3L

IV Persiapan Perlengkapan K3L


- Alat Pelindung Diri (APD) - SPD - Semua yang terlibat diproyek - PK. Respon Kondisi Keadaan - Daftar perlengkapan APD Kasie Operasi
- Kotak P3K & Obat-obatan - Sesuai kebutuhan - Kantor, Mess & Barak Kerja Darurat No: 3-000-57-03 - Daftar Kotak P3K & Obat-obatan Kasie ADM & Keu
- Fire Extinguisher - Sesuai kebutuhan - Kantor, Mess & Barak Kerja - Daftar APAR Petugas K3L
- Kotak Sampah - Sesuai kebutuhan - Tempat tertentu

V Penerapan & Operasi K3L


- Orientasi & Sosialisasi K3L - Sesuai kebutuhan - Semua yang terlibat diproyek - Dokumentasi Kepala Proyek
- Pelatihan sosialisasi K3L - Sesuai jadual - Semua yang terlibat - PK. Respon Kondisi Keadaan - Daftar hadir dan materi Petugas K3L
- Pertemuan K3 : Morning Talk, Evaluasi - Mingguan - Semua yang terlibat Darurat No: 3-000-57-03 - Daftar hadir dan notulen rapat Karyawan
dan Koordinasi
- Pertemuan P2K3, untuk pelaporan 1 bulan sekali - Office AP1 Bandara Juanda - -
ke Pemberi Kerja
CONTOH FORM PROGRAM PENGELOLAAN K3 (LANJUTAN)
5

PROGRAM PENGELOLAAN K3
Periode : Oktober 2016

FREKWENSI DOKUMEN YANG DISETUJUI


NO AKTIFITAS SPESIFIK REFERENSI PIC
(TIME FRAME) ATAU DIVERIFIKASI

VI Pengukuran & Monitor Inspeksi Penerapan


Pengendalian Aspek K3
- Inspeksi Fire Extinguisher - Bulanan - Semua yang terlibat diproyek & - Standar Cheklist Inspeksi K3 - Laporan Inspeksi Petugas K3L
- Inspeksi kotak K3 dan obat-obatan - Mingguan tempat kerja - Standar Cheklist Inspeksi K3 - Laporan Inspeksi Kasie ADM & Keu
- Audit - 6 bulanan - Prosedur Pelaksanaan Audit - Laporan Inspeksi Kepala Proyek
- Laporan kinerja - Bulanan - Prosedur Penerapan SMK3 - Laporan Inspeksi Kasie ADM & Keu
No : 2-000-57-01
- Patroli HSE - Mingguan - PK. Respon Kondisi Keadaan - Laporan Inspeksi
Darurat No: 3-000-57-03

VII Evaluasi K3L


- Pertemuan hasil patroli K3L - Mingguan - Kasie, Koord. dan Pengawas - PK. Respon Kondisi Keadaan - Laporan Inspeksi Kepala Proyek
- Pertemuan koordinasi K3 - Mingguan - Kasie, Koord. dan Pengawas - Prosedur Penerapan SMK3 - Notulen Pertemuan
No: 2-000-57-01
- Tinjauan Pencapaian Sasaran K3 & - Bulanan - Kasie, Koord. dan Pengawas - Prosedur Tinjauan Manajemen - Notulen TM Kasie Operasi
Efektivitas Sistem Manajemen K3 No : 2-000-10-02

VIII Kesehatan
- Pelayanan kesehatan di Puskesmas atau - Sesuai kebutuhan - Semua yang terlibat diproyek - Prosedur-prosedur - Rekaman hasil kunjungan Kepala Proyek
Rumah Sakit terdekat yang membutuhkan permintaan pelayanan kesehatan Kasie ADM & Keu
di Puskesmas/Rumah Sakit
- Kerja bakti kebersihan lingkungan - Mingguan - Semua yang terlibat diproyek

IX Tanggap Darurat
- Alur penanganan tanggap darurat - Setiap saat - Lapangan - Prosedur-prosedur - Alur penanganan tanggap darurat Kepala Proyek
- Kesiapan tanggap darurat - Mingguan - Lokasi Proyek - Daftar periksa keadaan darurat Petugas K3L
CONTOH FORM TUJUAN/SASARAN K3 & PROGRAM KERJA

TUJUAN/SASARAN K3 & PROGRAM KERJA


Periode : 1 Maret s/d 31 Maret 2015

TUJUAN / SASARAN PROGRAM KERJA


PIC TARGET PELAKSANAAN URAIAN TINDAKAN & JADUAL MONITORING
SASARAN PENGUKURAN
DASAR PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN

A. ZERRO FATAL ACCIDENT


Cidera :
- Fatal
- Meninggal dunia Jumlah orang yang meninggal Kepala Proyek 0 - Sosialisasi pemahaman K3 Insidential Evaluasi Kinerja
akibat kecelakaan kerja Kasie Operasi (zerro accident) ke setiap karyawan
Team K3 - Inspeksi secara berkala

- Hampir Fatal
- Cacat permanen total Jumlah orang yang mengalami Kepala Proyek 0 - Sosialisasi pemahaman K3 Insidential Evaluasi Kinerja
cacat permanen total akibat Kasie Operasi (zerro accident) ke setiap karyawan
kecelakaan per tahun Team K3 - Inspeksi secara berkala

- Cacat permanen sebagian Jumlah orang yang mengalami 0


cacat permanen sebagian (zerro accident)
akibat kecelakaan per tahun

- Kasus kecelakaan Komulatif jam kerja hilang Kepala Proyek Waktu Pelaksanaan Proyek (A) - Meningkatkan sosialisasi dan Insidential Meningkatkan

H
- Jam kerja hilang per tahun (6 hari kerja/tahun) Kasie Operasi ( A / 12 ) x 12 penyuluhan pengawasan

O
Team K3 - Meningkatkan kesadaran dan
kepedulian K3

- Total jam kerja Total jam kerja selama


pelaksanaan

NT
Kepala Proyek
Kasie Operasi
= (100) x (25 x 8) x 7
= 14.000 jam

CO
(1 bulan = 25 hari efektif, Team K3
8 jam / sesuai waktu
pelaksanaan & jumlah tenaga)

- Nilai kerugian akibat Total biaya accident/ Kepala Proyek ( 3,00 x 300.000 ) atau - Mentransfer resiko kepada Insidential - Evaluasi Kinerja
kecelakaan kecelakaan Kasie Operasi 8/12 x 3 = 2 kejadian kecelakaan pihak lain - Adanya Inspeksi
Team K3 2 x Rp. 300.000,- = Rp.600.000,- - Mencegah terjadinya insiden
kecelakaan

B. FREQUENCY RATE (FR) FR = (dalam proyek hanya boleh Kepala Proyek 3 / (100 org x 8 jam x 7 bln x 25 hr) - Mencatat setiap kemungkinan Bulanan - Identifikasi resiko
(Tingkat kekerapan) 3 kejadian per tahun) / 100 org) Kasie Operasi x 1.000.000 adanya kecelakaan - Daftar Absensi
x 1.000.000 Team K3 = 2,14 atau 2 kejadian - Mendeteksi jumlah karyawan - Daftar Jam Kerja
bekerja

C. SAVERITY RATE (SR) SR = (jumlah hari kerja hilang / Kepala Proyek 6 / (100 org x 8 jam x 7 bln x 25 hr) - Mencatat setiap terjadinya Bulanan - Laporan bulanan K3
(Tingkat keparahan) jumlah jam kerja) x 1.000.000 Kasie Operasi x 1.000.000 kecelakaan - Daftar Jam Kerja
Team K3 = 4,29 % - Mencatat jumlah waktu jam

kerja hilang
- Mencatat jumlah biaya yang
timbul karena jam kerja hilang
(JKH)
CONTOH SCHEDULE SAFETY PROGRAM
SCHEDULE OF SAFETY PROGRAM PERIOD 2016 - 2017
PT. BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)
PEKERJAAN OVERLAY RUNWAY 09-27 DAN PERBAIKAN TURNING AREA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
REVIEW & Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17
N/A DESCRIPTIONS
CHECKING 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.0 SITE SAFETY PREPARATION
1.1 Site Safety Requirement / PPE During Project
1.2 First Aid Box Anytime
1.3 Fire Extinguisher Anytime
2.0 SITE SAFETY ACTIVITY PROGRAM
2.1 Safety Induction for New worker Any Time
2.2 Internal Induction Any Time
2.3 Site Safety Meeting :
- Morning Safety Talk Weekly
- Coordination Meeting (P2K3) Monthly
2.3 Safety Board Any Time
2.4 House Keeping Weekly
2.5 Equipment Inspection
- Tool and Equipment Inspection Monthly
- Fire Extinguisher& first aid Inspection Monthly
- Scafolding Inspection daily

H
- Visual Work Monitoring daily
2.6 Safety Observation Weekly

O
2.7 Fire and Safety Construction & Any Time

T
Coordination

N
2.8 Safety Assesment : Any Time

CO
Every a new construction
Precomm & Comissioning activity
2.9 Work Permit and JSA Any Time
3.0 SITE SAFETY ADMINISTRATION
3.1 Site Safety Rules/Regulation Any Time
3.2 Site Safety Works Instruction Any Time
3.3 Safety Procedure Any Time
3.4 Weekly Report Weekly
3.5 Monitoring of Distribution PPE Monthly
3.6 Monthly Report Monthly
3.7 Accident/Incident Report Any Time
4.0 SAFETY TRAINING PROGRAM
4.1 Training Internal Any Time
5.0 SAFETY CAMPAIGN PROGRAM
5.1 K3LH Campaign 2 Monthly
5.2 Safety Sign/banner/poster/bag Anytime
5.3 Safety Reward Employed 1 Monthly

Prepared by,

HSE Officer
CONTOH FORM CEKLIST INSPEKSI HOUSE KEEPING
No Item Iya Tidak N/A Keterangan
Persero No. Dokumen : 2-000-57-03/01
Gudang /TPS B3
Lampiran : 8.3 H
PT BRANTAS ABIPRAYA 1 Bersih & Rapih
Halaman : 1-2
CEKLIST INSPEKSI 2 Bahan yg tidak terpakai ditempatkan terpisah
3 Terlindung dari Becek
HOUSE KEEPING
4 Penyusunan teratur sesuai jenis & ukuran
Tanggal : Jenis Inspeksi : Mingguan
5 Tidak mengganggu lalu lintas proyek
Lokasi : I Fasilitas Penunjang di Lokasi
Proyek : Bulanan 1 Tempat sampah dipisah sesuai kriteria
Berilah tanda Ceklis (V) pada bagian di inspeksi 2 TPA Sampah (Dibuang rutin sesuai rencana)
No Item Iya Tidak N/A Keterangan 3 Tersedia area bebas merokok (Sesuai rencana)
A Pagar Proyek dan Pintu Proyek 4 Musholla bersih dan rapi
1 Bentuk dan warna sesuai standar, bersih dan rapi J Barak Pekerja
2 Jalan Masuk & Pintu Pagar Rapi
1 Dihuni/ditempati sesuai kapasitas
3 Tersedia pintu kecil
2 Ventilasi udara cukup
4 Konstruksi kokoh
5 Mudah dibuka dan ditutup 3 Penerangan Cukup
B Kantor/Direksi Kit 4 Kebersihan Terjaga
1 Ada penghijauan 5 Tersedia Tempat Sampah
2 Penerangan cukup 6 Tersedia tempat Jemur Pakaian
3 Ruangan bersih dan rapi K Gudang /TPS B3
4 Toilet bersih dan tersedia air bersih 1 Apakah ada prosedurnya
5 Halaman bersih dan rapi Apakah tersedia MSDS yang sesuai
2
C Pos Jaga
3 Apakah sign/label yang sesuai telah terpasang
1 Ada buku Laporan (Jaga)
2 Selalu ada Petugas Jaga 4 Apakah bangunan sesuai standard
3 Penerangan Cukup 5 Apakah pemisahan material kimia dilakukan
4 Tersedia APD untuk Tamu 6 Apakah tersedia APAR
5 Tersedia Tempat Sampah L Toilet
6 Bersih & Rapih 1 Air Tersedia
7 Tersedia alat komunikasi 2 Penyedotan rutin dilakukan
D Tempat Parkir 3 Kebersihan
1 Bersih & Rapih
4 Kelengkapan fasilitas toilet
2 Tidak becek
3 Ada rambu & marka parkir
4 Penerangan cukup
5 Ada petugas yang mengecek kebersihan ban kendaraan CATATAN :
E Pabrikasi Besi
1 Besi utuh ditumpuk menurut ukuran
2 Los kerja kokoh & rapi
3 Lokasi kerja bersih
4 Rangkaian besi ditumpuk rapi
F. Gudang Tertutup
1 Bersih & Rapih
2 Lantai Kering
3 Barang tersusun sesuai ketentuan
…………..……,…………………..
4 Penerangan Cukup
Disetujui Oleh, Dibuat Oleh,
5 Ada Pintu yang dapat dikunci
G Gedung Terbuka
1 Bersih & Rapih
2 Bahan yg tidak terpakai ditempatkan terpisah
3 Terlindung dari Becek Project Manager SQM/HSE Koordinator
4 Penyusunan teratur sesuai jenis & ukuran
5 Tidak mengganggu lalu lintas proyek
CONTOH FORM IDENTIFIKASI K3L - BULANAN

Proyek :
Periode : 1 Agustus s/d 31 Agustus 2015

LAPORAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA & LINGKUNGAN - BULANAN

JENIS TINDAKAN, KONDISI JUMLAH


TGL.BLN.THN URAIAN KECELAKAAN DAN KESEHATAN JAM KERJA DISKRIPSI KECELAKAAN
TINDAK TIDAK AMAN KONDISI TIDAK AMAN HILANG
1 2 3 4 5 6

TO H
N
CO
TOTAL

Malang 31 Agustus 2015


Mengetahui , Dibuat Oleh ,

Ony Agtiffantono
Kepala Proyek Petugas K3
CONTOH FORM IDENTIFIKASI ASPEK K3L , PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO

Persero Nomor Dokumen : 3-000-57-01/05


PT BRANTAS ABIPRAYA Lampiran : 9.3
Halaman : 1-6

IDENTIFIKASI ASPEK K3L, PENGUJIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN RESIKO


Lokasi : Bandar Udara Juanda Departemen/Area : HSE
Aktivitas : Pekerjaan Perluasan Apron dan Taxiway Berikut Fasilitas Penunjangnya Tanggal Pengujian :
Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt
Pengendalian
No. Kegiatan Bahaya Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi Pengendalian Yang Disyaratkan Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi
Yang Ada
(R) (L) ( Rt ) Y/N (R) (L) ( Rt ) Y/N
1 BAHAYA LALU LINTAS 1.1. Tabrakan, kemacetan Belum ada 4 3 12 N 1.1.1. Adanya petugas pengatur lalu lintas pada kedua arah 2 1 2 Y
yang berbeda.
1.1.2. Harus tersedia sarana pengaturan/ pengamanan lalu
lintas yang cukup memadai, misal : lampu peringatan,
blok-blok beton, rambu-rambu lalu lintas, dll
1.1.3. Membuat jalan pengalihan arus lalu lintas dan jembatan
sementara yang kokoh agar arus lalu lintas tidak terputus

1.1.4. Harus ada rambu-rambu "Kecepatan Maksimum 20


Km/Jam"
1.2. Terjatuh dari kendaraan Belum ada 4 3 12 N 1.2.1. Standar DLLAJ dan keselamatan penumpang 2 1 2 Y
1.3 Tertabrak Kendaraan Belum Ada 4 3 12 N 1.3.1 Dipasangnya rambu pejalan kaki dan 2 1 2 Y
rambu laju kendaraan
1.3.2 Adanya petugas pengatur lalu lintas pada kedua arah

H
yang berbeda.

O
1.3.3 Harus tersedia sarana pengaturan/ pengamanan lalu

T
lintas yang cukup memadai, misal : lampu peringatan,
blok-blok beton, rambu-rambu lalu lintas, dll

N
CO
2 BASE CAMP / BARAK KERJA 2.1. Kebakaran Belum ada 5 3 15 N 2.1.1. Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai dan 3 2 6 Y
sumber pompa air
2.1.2. Dipasang rambu-rambu bahaya kebakaran
2.1.3. Instalasi listrik dengan sarana yang memadai dan
pemasangan yang rapi
2.2. Kebocoran dan keruntuhan Belum ada 5 3 15 N 2.2.1. Dipastikan atap yang tertutup rapat dari lobang kebocoran 3 2 6 Y

2.2.2. Kondisi Base Camp/Barak dipastikan kuat/kokoh terhadap


hembusan angin dan air hujan
2.3. Kebakaran Belum ada 5 3 15 N 2.3.1. Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai dan 3 2 6 Y
sumber pompa air
2.3.2. Dipasang rambu bahaya kebakaran
2.3.3. Instalasi listrik dengan sarana yang memadai dan
pemasangan yang rapi
2.4. Sakit Belum ada 3 3 9 N 2.4.1. Menjaga kebersihan lingkungan dan dipasang rambu- 2 2 4 Y
rambu jaga kebersihan
2.4.2. Tersedianya ruangan yang memadai
2.4.3. Tersedia MCK yang terpisah dari barak dan bersih serta
memadai
2.4.4. Tersedianya P3K
2.4.5. Tersedianya ventilasi udara yang cukup
2.4.6. Penerangan cukup
CONTOH FORM IDENTIFIKASI ASPEK K3L , PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO

Persero Nomor Dokumen : 3-000-57-01/05


PT BRANTAS ABIPRAYA Lampiran : 9.3
Halaman : 2-6

Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt
Pengendalian
No. Kegiatan Bahaya Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi Pengendalian Yang Disyaratkan Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi
Yang Ada
(R) (L) ( Rt ) Y/N (R) (L) ( Rt ) Y/N
3 KEBERSIHAN & KERAPIHAN KONDISI LOKASI 3.1. Kesehatan Belum ada 3 3 9 N 3.1.1. Menjaga kebersihan lingkungan dan dipasang rambu- 3 2 6 Y
PEKERJAAN rambu jaga kebersihan
3.1.2. Tersedianya ruangan yg memadai
3.1.3. Tersedia MCK yang terpisah dari barak dan bersih serta
memadai
3.1.4. Tersedianya P3K dan tandu
3.1.5. Tersedianya ventilasi/sirkulasi udara yang cukup
3.1.6. Penerangan cukup
3.1.7. Tersedianya tempat pembuangan sampah/kotoran
3.2. Terkena benda tajam/serpihan material, terpeleset, Belum ada 3 3 9 N 3.2.1. Lokasi proyek harus bebas dari sisa bongkaran/puing- 2 1 2 Y
tersandung, terbentur puing, serpihan material, pengaturan/penempatan stock
material harus rapi
3.2.2. Pekerja harus memakai sepatu safety, helm, sarung
tangan.
3.2.3. Harus terpasang lantai untuk kerja (plat form), tangga
kerja dan jalan kerja dengan pengaman pagar
3.2.4. Penerangan harus memadai pada pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan pada malam hari

4 ASPHALT MIXING PLANT 4.1. Asap/gas buang beracun, ketumpahan aspal pada Belum ada 5 5 25 N 4.1.1. Tenaga kerja harus memakai sepatu bot karet, sarung 4 2 8 N
lokasi asphalt mixing plant tangan, pelindug dada, helm, masker/ penutup hidung
4.1.2. Pemasangan pembatas area bahaya/ rambu-rambu
peringatan

H
4.1.3. Pemasangan filter asap beracun dengan koordinasi
dengan pihak terkait

O
4.1.4. Tersedianya alat pemadam kebakaran yang sesuai dan

T
memadai

N
4.2. Terkena/terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 4.2.1. Harus ada pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu di 4 2 8 N
dalam area dan luar area plant

CO
5 PEKERJAAN PEREKATAN ASPAL 5.1. Terkena lentingan material dan debu Belum ada 3 3 9 N 5.1.1. Pekerja menggunakan pakaian lengan panjang dan 2 2 4 Y
(Tackout ) menggunakan celana panjang
5.1.2. wajib menggunakan APD sarung tangan, sepatu
boots, safety googles, safety helmet, dan masker

6 PEKERJAAN PEREKATAN ASPAL 6.1. kulit Terkontaminsi cairan perekat aspal Belum ada 3 3 9 N 7.1.1. Pekerja menggunakan pakaian lengan panjang dan 2 2 4 Y
(Tackout ) menggunakan celana panjang
7.1.2. wajib menggunakan APD sarung tangan, sepatu
boots, safety googles, dan masker

7 PEKERJAAN PENGHAMPARAN ASPHALT 7.1. Terkena aspal panas pada kegiatan penghamparan Belum ada 4 3 12 N 8.1.1. Tenaga kerja harus memakai sarung tangan, helm, 4 1 4 Y
OPERASIONAL ALAT BERAT (finisher ) penutup muka dan safety shoes
8.1.2. Pemasangan pembatas area bahaya/ rambu-rambu
peringatan
7.2. Pekerja terkena alat kerja Belum ada 3 3 9 N 8.2.1. Tenaga kerja harus memakai sarung tangan, helm dan 2 2 4 Y
safety shoes
7.3. Terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 8.3.1. Operator harus sudah terlatih/ bersertifikat 3 2 6 N
8.3.2. Maintenance alat dilakukan secara periodik

8 PENGERJAAN PEMADATAN ASPAL 8.1. Terserempet, tertabrak, tergilas Belum ada 5 3 15 N 9.1.1. Pemasangan pembatas area bahaya/rambu-rambu 3 2 6 N
OPERASIONAL ALAT BERAT (TR, TANDEM) peringatan
9.1.2. Operator harus sudah terlatih/ bersertifikat
9.1.3. Maintenance alat dilakukan secara periodik
CONTOH FORM IDENTIFIKASI ASPEK K3L , PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO

Persero Nomor Dokumen : 3-000-57-01/05


PT BRANTAS ABIPRAYA Lampiran : 9.3
Halaman : 3-6

Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt Tingkat Tingkat Tingkat Resiko dpt
Pengendalian
No. Kegiatan Bahaya Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi Pengendalian Yang Disyaratkan Keparahan Kemungkinan Resiko Ditoleransi
Yang Ada
(R) (L) ( Rt ) Y/N (R) (L) ( Rt ) Y/N

11 PEMBERSIHAN AREA KERJA SETELAH


PEKERJAAN SELESAI DILAKUKAN tersandung, terbentur

TO H
10.1. Terkena benda tajam/serpihan material, terpeleset, Belum ada 3 3 9 N 10.1.1. Lokasi proyek harus bebas dari sisa bongkaran/puing-
puing, serpihan material, pengaturan/penempatan stock
material harus rapi
2 2 4 Y

N
10.1.2. Pekerja harus memakai sepatu safety, helm, sarung

CO
tangan.

Catatan :
Keparahan ( R ) Kemungkinan ( L ) Pembuat, Pengesahan,
1 = No/trivial effect (hampir tidak ada efeknya) 1 = almost impossible (hampir tidak mungkin)
2 = minor injury (injury kecil) 2 = very unlikely (kecil kemungkinannya)
3 = lost time injury (injury menimbulkan waktu kerja hilang) 3 = possible (mungkin)
4 = incapacity (hampir fatal) 4 = probable (sangat mungkin) Project Manager
HSE Officer
5 = fatality (fatal) 5 = certain (pasti)
Ketika resiko dipertimbangkan tidak dapat ditoleransi, proses pengujian harus diulang
CONTOH FORM SAFETY PATROL

No Dokumen : 2-000-57-07/04
Persero Lampiran : 8.8
PT BRANTAS ABIPRAYA Halaman : 1-1

FORM SAFETY PATROL


Hari/tanggal :
Proyek :

JENIS BATAS DOKUMENTASI PERBAIKAN STATUS


NO TEMUAN AREA RISIKO BAHAYA USULAN PERBAIKAN PIC
TEMUAN PENYELESAIAN SEBELUM SESUDAH Open Close
1

Catatan :

Mengetahui, Diperiksa oleh, Dibuat oleh,

...................... .................................. ..................................


PM/SOM SQM/HSE KOORDINATOR HSE INSPECTOR
CONTOH FORM INSPEKSI PERALATAN DAN MESIN
No. Dokumen 2-000-57-07/04
Persero Lampiran 8.2
PT BRANTAS ABIPRAYA
Halaman 1-1

FORM INSPEKSI PERALATAN DAN MESIN


Berilah tanda ceklis (V) jika baik, tanda silang (X) jika tidak, serta N/A (N/A = Not applicable) jika tidak ada.

Hasil
NAMA ALAT URAIAN
FIT FIT (Catatan) TIDAK FIT

Kebersihan Suara Mesin/ Engine Start Level indikator Oli Fuse Grounding Kabel Terminal Switch (On / ESD (Emergency Safety Pengaman dari Indikator (Voltage, Bahan bakar,
Up Mesin Off) Safety Device) benda berputar Temperatur)
Power Generator
(Genset)
Kabel supply Earth Cable / Pole Industrial Plug / Battery Koneksi Socket Kap tutup Tanda Inspeksi Mesin terletak pada APAR berada pada area sekitar
quality - rating Connector bahan bakar lokasi yang aman
Kondisi general ELCB (Earth Leakage Kondisi Plug dan Kondisi Kabel Tanda Inspeksi Rambu Kondisi Switch Supply cable proper Indikator (voltage, Sistem
Distribusi Panel / kontrol panel Circuit Breaker) socket Peringatan on/off isulated ampere) Pembumian/
Extension Panel * grounding
Operator Trained Certificate Kondisi selang Kondisi Separator Emergency Shut Indikator bahan Injector Kondisi keseluruhan Nozzle Injection Koneksi Batre APAR (sekitar
Down (ESD) bakar / Kebersihan area)
Kompresor Udara
(Air compressor)
Kondisi Belt Kondisi Hose / Clamps Ban/ Roda / Track Condition of Air Condition of Air
Drives Tank Pressure Gauge
Body ( cabin ) Konektor Preesure gauge Hose dan clamps Kondisi Pad eye / Tanda Inspeksi Switch (On / Sertifikat Tanki Air
Air Receiver lifting point Off) receiver

RPM Switch ON/OFF Pegangan (Handle) Kondisi Disc / Batu ELCB Kondisi kabel Grinder Safety
Mesin Gerinda Granite Terminal Guard (penutup)

Spark arrestor Sistem Insulation exhaust Electrical/ kabel Sistem ESD Konektor Socket/ Kabel elektrik Indikator Sistem kabel Sistem Safety guarding ELCB (30 mA)
koneksi las Power supply insulasi Ampere Grounding terpasang
Mesin las
(welding Kebocoran mesin dan sistem bahan bakar Lifting point/ pad APAR tersedia Kondisi badan secara Ceklis Tanda Inspeksi
machine) eye condition didekat mesin umum perawatan
(certified) harian
Kondisi kabel Kondisi Switch (on/off) Kabel suplai terinstal Kondisi Koneksi Indikators (Voltage, Sistem Work Clamp Kebersihan Mesin Kondisi Electrode Mesin terletak
terminal Soket Ampere, temperature) Pembumian / dalam kondisi Holder pada tempat yang
Welding rectivier/ Grounding baik aman
travo Kabel Hanger Terdapat APAR disekitar Tanda Inspeksi
Area
RPM Kondisi Kabel Terminal Switch ON/OFF ELCB Pegangan
Mesin Bor
Tangan
Hydraulic Jack/ Berat Tonase Kebersihan alat Koneksi Hose & Kalibrasi Kebocoran Safety Device Tanda Inspeksi
Dongkrak tertera hydraulic
Body ( Cabin ) konektor Hose dan Clamp Kondisi Filter Anti w-hip system Kondisi Valve Indikator Tekanan/ Presure
Air Filter Tanda Inspeksi

RPM Switch ON/OFF Pegangan / Handle Kondisi Pisau Disc/ Front safety Cover Kondisi Kabel Kondisi Kabel Pengaman Safety Kebersihan Mesin
Cutting Wheel Saw Socket Cutting Wheel

Portable RPM Switch ON/OFF Pegangan untuk Kondisi Badan / Kondisi Kabel Kondisi Socket Blower Frame Kondisi Kipas Penutup Kipas
Ventilator mengangkat Bodi
(Blower)
Periksa Kebocoran Periksa Kerusakan Badan Periksa Seluruh Periksa Baut Roda Periksa Ban Serep Periksa Periksa Sabuk Periksa Permukaan Periksa Perlengkapan Periksa Sticker Jadwal Perawatan
Oli Mesin Mobil Roda Permukaan Oli Keselamatan Bahan Bakar P3K
Kendaraan Mesin
Operasional Periksa Permukaan Periksa Permukaan Minyak Periksa Permukaan Tes Klakson Tes Fungsi Tes Fungsi Rem Tes Fungsi Rem Parkir Periksa APAR
Oli Steering Rem Air Radiator Periksa Air Kemudi
Tes Lampu Hazard
Pembersih Kaca

CATATAN :

…………..……,…………………..
Diketahui Oleh, Dibuat Oleh,

Mekanik HSE Inspector


SQM/HSE Koordinator
CONTOH FORM INSPEKSI APAR DAN HYDRANT

No. Dokumen : 2-000-57-07/04


Persero
Lampiran 8.5
PT BRANTAS ABIPRAYA
Halaman : 1-1

FORM INSPEKSI APAR


Lokasi :
No Apar :
Bulan
No Uraian Keterangan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Tanggal Kadaluarsa
2 Segel
3 Selang
4 Nozzle
5 Tekanan
6 Tabung
Diperiksa Oleh

No. Dokumen : 2-000-57-07/04


Persero
PT BRANTAS ABIPRAYA
Lampiran 8.6
Halaman : 1-1

FORM INSPEKSI HYDRANT


Lokasi :
No Hydrant :

Bulan
No Uraian Keterangan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Box Hydrant
2 Kepala Hydrant Valve/valve hydrant
3 Selang+coupling
4 Pipa Pemancar Hydrant
5 Hose Rack
6 Break Glass
7 Lampu
Diperiksa Oleh
CONTOH FORM INSPEKSI KOTAK P3K

Persero
No. Dokumen : 2-000-57-07/04
PT BRANTAS ABIPRAYA
Lampiran 8.7
Halaman : 1-1

FORM INSPEKSI KOTAK P3K


Lokasi :
No Kotak P3K :
Bulan
No Isi Kotak P3K Quantity Keterangan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Kasa steril terbungkus 20
2 Perban (lebar 5 cm) 2
3 Perban (lebar 10 cm) 2
4 Plester (lebar 1,25 cm) 2
5 Plester cepat 10
6 Kapas (25 gram) 1
7 Kain segitiga/mittela 2
8 Gunting 1
9 Peniti 12
10 Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2
11 Masker 2
12 Pinset 1
13 Lampu senter 1
14 Gelas untuk cuci mata 1
15 Kantong plastik bersih 1
16 Aquades (100 ml lar.Saline) 1
17 Povidon Iodin (60 ml) 1
18 Alkohol 70% 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1
20 Buku catatan. Daftar isi kotak 1
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

C. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

C.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN


(TYPIKAL POTONGAN MELINTANG)
(TYPIKAL POTONGAN MELINTANG)
(TYPIKAL POTONGAN MELINTANG)
(TYPIKAL POTONGAN MELINTANG)
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PENGUKURAN
 PEKERJAAN PENGUKURAN

Ilustrasi Pekerjaan Pengukuran

Peralatan Pengukuran

Surveying Equipment

  Titik Acuan Titik Bench Mark

Kegiatan Pelaksanaan Pengukuran


 PEKERJAAN PENGUKURAN

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN DRAINASE
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN DRAINASE

SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 2A


(dengan tutup)
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Asumsi:
• Pekerjaan dengan alat mekanik (alat Berat), Pekerja dan alat bantu.
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator untuk menggali
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
Uraian :
Pekerjaaan ini meliputi semua galian dalam batas DAMIJA, pemindahan, pengangkutan, dan
pembuangan, pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka, sesuai
spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam
gambar dan petunjuk konsultan Pengawas.
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN HANDLING MATERIAL

HANDLING MATERIAL
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN SALURAN U-DS
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN SALURAN U-DS

Pekerjaan Pemasangan
Pemasangan Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m
untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang
lainnya pada sisi luar precast untuk kelurusan pamasangan saluran.
Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah dikerjakan. Dengan bantuan
peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat digunakan flatbed truck atau Excavator dengan tetap mengacu
prosedur Handling), satu persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan sebaiknya dari
arah hilir ke hulu.
Pengurugan kembali lapis demi lapis ( 15 s/d 20 Cm perlapis ) dengan pemadatan dapat dikerjakan dengan Stamper
atau lainnya dengan material yang sesuai persyaratannya hingga ke finishing surface.
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN SALURAN U-DS
1. Pengadaan Material  
2. Urugan Pasir dan pas.
Material Saluran (Precast) Batu pecah / material lain
dengan mutu dan bentuk
sesuai gambar kerja dan yang dipersyaratkan.
spesifikasi dihasilkan oleh  
Penghamparan material
supplier (termasuk dalam pasir dengan tebal sesuai
material Pabrikasi).
  gambar kerja.
Material Precast di hantar Pemadatan dengan Hand
dari pabrik ke lokasi Tamper.
pekerjaan dengan truk,  
penempatan disamping  
lokasi pekerjaan yang telah  
dipersiapkan.  

3. Pemasangan Bowplank  
  4. Penyiapan Saluran Beton
Pemasangan bouwplank Tipe U.
pada galian untuk
pengecekan kelurusan Saluran Beton Tipe U
maupun elevasi dengan diangkut ke lokasi
jarak maksimum 20 m
untuk menghindari pekerjaan dan siap untuk
lendutan benang acuan. di instalasi
Untuk mengangkat dan  
penyetelkan dapat
digunakan mobil Flat Bad
atau excavator dengan
tetap mengacu prosedur
handling.
 
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN SALURAN U-DS
   
5. Saluran Beton Tipe U 6. Pekerjaan Sambungan antar
dipasang satu persatu profil.
disambungkan di lokasi Tahapan pekerjan Pengambungan
pekerjaan. dan material penyambungan
Erection dapat dilaksanakan sesuai dengan
menggunakan Flat Bed spesifikasi teknis dan Gambar
Crane Truck atau rencana
Excavator  
7. Penimbunan kembali.
Lokasi dibersihkan dari
material sisa dan kotoran
sebelum di timbun.
Penimbunan dilaksanakan
layer per layer, dan dipadatkan
dengan Hand stamper.
 

 
8. Penutupan U ditch (Pada Lokasi
sesuai Gambar kerja
Tutup Udict Ptacetak (dimensi dan
mutu sesuai tender dokumen)
didatangkan dan di installasi di
lokasi pekerjaan
METODE PELAKSANAAN
 FLOWCHART PEKERJAAN SALURAN
 PEKERJAAN SALURAN U-DS
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN SALURAN U-DS
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN GALIAN SALURAN DRAINASE
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

GALIAN BIASA
METODE PELAKSANAAN
 TIPIKAL GALIAN BIASA
Pekerjaan Galian Biasa
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukkan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan
untuk kegiatan penyelesaian proyek.
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator untuk menggali
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
Batasan/Toleransi:
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
Pekerjaan Galian dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
1. Menggali
• Pelaksanaan penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator. Pekerjaan galian dilakukan dari bagian atas ke bawah lapis demi lapis sehingga
mencapai elevasi sesuai dengan yang direncanakan dalam shop drawing.
• Penggalian dilakukan sedemikian rupa sehingga bila terjadi hujan, air tidak menggenang di tempat galian dan aktivitas selanjutnya tidak terganggu.
Pengamanan ini bisa dilakukan dengan membuat slope/kemiringan yang memadahi sehingga air hujan bisa mengalir keluar dari tempat galian, atau
apabila kondisi sekitar galian tidak memungkinkan dilakukan hal ini, maka genangan air harus dibuang keluar dengan pompa.
• Memperhatikan letak pembuangan sementara sebelum pengangkutan pada lokasi proyek agar tidak mengganggu arus lalu lintas di bagian badan jalan
yang sedang digunakan.
2. Pengangkutan
• Material hasil galian diangkut keluar dengan menggunakan Dump truck untuk dibuang di tempat yang telah ditentukan.
• Pada saat pengangkutan harus diperhatikan kebersihan jalan yang dilewati Dump Truck dan faktor keamanan. Untuk itu, selama pengangkutan material
sebaiknya ditutup dengan terpal dan apabila pengangkutan melewati jalan raya, maka roda dump truck harus dicuci dan disediakan rambu-rambu
peringatan.
• Perawatan jalan kerja dan penentuan interval Dump Truck menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk kelancaran pekerjaan ini.
3. Penempatan Material Hasil Galian
Setelah pengangkutan sampai di tempat yang telah ditentukan, maka dilakukan penempatan/dropping material.
METODE PELAKSANAAN
 TIPIKAL GALIAN BIASA
START
START

MC-0
MC-0Kondisi
KondisiEksisting
Eksisting

Mempersiapkan
Mempersiapkangambar
gambarkerja\
kerja\
,,kuantitas
kuantitas pekerjaandan
pekerjaan danIjin
IjinKerja
Kerja Tidak

Diajukan
Diajukanke
keKonsultan
Konsultan

Diterima
Excavator untuk memotong / menggali di
MC-0
MC-0Timbunan
TimbunanBorrow
Borrow
lokasi galian/pekerjaan dan dari proses galian
dituang ke bak dump truck untuk selanjutnya
dihantar ke lokasi timbunan / Lokasi Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran
Pembuangan Dump Truck Menghantar
material galian ke lokasi timbunan.
Pekerjaan
Pekerjaangalian
galian

FINISH
FINISH
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN BIASA
GALIAN BIASA UNTUK DIBUANG

Galian dengan Excavator  untuk lokasi yang memungkinkan pekerjaan


dapat dilakukan dengan alat berat
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN BIASA

Pelaksanaan
• Tipikal daerah galian
Penggalian menggunakan excavator yang langsung diloading ke atas dump truck untuk dihauling ke stock pile,
disposal atau lokasi timbunan.
• Tipikal daerah galian-timbunan
Tanah hasil galian excavator akan langsung ditempatkan ke area timbunan atau material hasil galian akan
ditempatkan di sekitar bulldozer untuk kemudian didorong ke lokasi timbunan.

• Galian akan dilaksanakan dengan sistem open cut atau penggalian akan dilaksanakan secara langsung tanpa
perlakuan khusus sebelumnya, seperti pembuatan konstruksi penahan, dsb.
• Galian untuk jalan akan dilakukan secara simultan/ paralel dengan galian bahu jalan dan galian saluran drainase untuk
menghindari terjadinya genangan air di area konstruksi.
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN BIASA
HANDLING MATERIAL

PERATAAN MATERIAL DI LOKASI BUANGAN > JIKA DIPERSYARATKAN


 PEKERJAAN GALIAN

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK

1 SAFETY HELMET

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER

6 BODY HARDENESS

7 ROMPI

8 EAR PLUG
BODY HARDNESS

ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan

EAR PLUG SAFETY GLOVES


 PEKERJAAN GALIAN

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN GALIAN

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 PEKERJAAN GALIAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA


COLD MILLING MACHINE
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE

A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan beraspal
tanpa cold milling machine sama dengan menggunakan cold
milling machine.
Gambar Pekerjaan Markingan
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat
berat (tanpa breaker),
• Jack Hammer untuk pengerukan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer.
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE

• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beraspal / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu

Bongkaran dan Loading langsung menggunakan Excavator

Excavator

Existing pas. batu atau Beton bertulang

Galian dengan Concrete breaker, kemudian


bongkaran di lokasi pekerjaan dituang ke bak
dump truck dengan excavator
Orang dg. alat breaker

Existing Pas. Batu Existing Pas. Batu


atau Beton bertulang atau Beton bertulang
yang telah dibongkar terlebih dahulu
dengan breaker
FLOW CHART PEKERJAAN
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE

Start
Start

Perrsiapan
Perrsiapan Alat
Alat

Pengukuran
Pengukuran dan
dan Pemasangan
Pemasangan Marking
Marking

Pengerukan
Pengerukan dengan
dengan Jack
Jack Hammer/Excavator
Hammer/Excavator

Pengangkutan
Pengangkutan Hasil
Hasil Galian
Galian Perkerasan
Perkerasan Beraspal
Beraspal Dengan
Dengan DT
DT

Perapihan
Perapihan Hasil
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan

Finish
Finish
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 GALIAN PERKERASAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

GALIAN PERKERASAN BERBUTIR


METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan berbutir
adalah lapis fondasi agregat, tanah dasar atau formasi yang
akan dihampar
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat
menggunakan alat berat (tanpa breaker), Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Jack Hammer untuk pengerukan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer. Untuk
lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat
(tanpa breaker), maka Galian perkerasan beraspal / Loading
material hasil bongkaran akan dilaksanakan dengan alat
berat, pekerja dan alat bantu
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR

• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beraspal / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu

Bongkaran dan Loading langsung menggunakan Excavator

Excavator

Existing pas. batu atau Beton bertulang

Galian dengan Concrete breaker, kemudian


bongkaran di lokasi pekerjaan dituang ke bak
dump truck dengan excavator
Orang dg. alat breaker

Existing Pas. Batu Existing Pas. Batu


atau Beton bertulang atau Beton bertulang
yang telah dibongkar terlebih dahulu
dengan breaker
FLOW CHART PEKERJAAN
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR

Start
Start

Perrsiapan
PerrsiapanAlat
Alat

Pengukuran
Pengukurandan
danPemasangan
PemasanganMarking
Marking

Pengerukan
Pengerukandengan
denganJack
JackHammer/Excavator
Hammer/Excavator

Pengangkutan
PengangkutanHasil
HasilGalian
GalianPerkerasan
PerkerasanBerbutir
Berbutir Dengan
DenganDT
DT

Perapihan
PerapihanHasil
HasilPekerjaan
Pekerjaan

Finish
Finish
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 GALIAN PERKERASAN BERBUTIR
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

GALIAN PERKERASAN BETON


METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BETON

A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan Beton (Rigid)
Peralatan-peralatan yang dipergunakan :
• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat
berat (tanpa breaker),
• Jack Hammer untuk pengerukan
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.

B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer.
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
METODE PELAKSANAAN
 GALIAN PERKERASAN BETON

• Untuk lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker), maka
Galian perkerasan beton / Loading material hasil bongkaran akan dilaksanakan
dengan alat berat, pekerja dan alat bantu

Bongkaran dan Loading langsung menggunakan Excavator

Excavator

Existing pas. batu atau Beton bertulang

Galian dengan Concrete breaker, kemudian


bongkaran di lokasi pekerjaan dituang ke bak
dump truck dengan excavator
Orang dg. alat breaker

Existing Pas. Batu Existing Pas. Batu


atau Beton bertulang atau Beton bertulang
yang telah dibongkar terlebih dahulu
dengan breaker
FLOW CHART PEKERJAAN
 GALIAN PERKERASAN BETON

Start
Start

Perrsiapan
PerrsiapanAlat
Alat

Pengukuran
Pengukurandan
danPemasangan
PemasanganMarking
Marking

Pengerukan
Pengerukandengan
denganJack
JackHammer/Excavator
Hammer/Excavator

Pengangkutan
PengangkutanHasil
HasilGalian
GalianPerkerasan
PerkerasanBeton
BetonDengan
DenganDT
DT

Perapihan
PerapihanHasil
HasilPekerjaan
Pekerjaan

Finish
Finish
 GALIAN PERKERASAN BETON
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 GALIAN PERKERASAN BETON
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 GALIAN PERKERASAN BETON
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 GALIAN PERKERASAN BETON

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN


METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN

Peralatan-peralatan yang dipergunakan :


• Excavator , lokasi yang dimungkinkan dapat menggunakan alat berat (tanpa breaker),
• Vibro Roller untuk pemadatan timbunan
• Alat Bantu; Cangkul, blincong dsb.
• Dump truck untuk pengangkutan material galian.
• Whell Loader Untuk Penghamparan
• Water Tank Truk Untuk Mengangkut air Pemadatan
Pekerjaan timbunan pilihan dilakukan sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
1. Penghamparan Material
Penghamparan material timbunan pilihan dilakukan dengan menggunakan Motor Grader.
Dalam penghamparan material ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Kondisi cuaca yang memungkinkan
• Panjang hamparan pada setiap section yang akan dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar
penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi
• Material yang tidak terpakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan.
2. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.
Setelah pemadatan selesai, alat pemadat dipindahkan ke jalur di sebelahnya dengan overlapping 1/8
panjang drum dan seterusnya hingga mencapai selurtuh area pemadatan.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Umum :
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material pilihan.
Batasan / Toleransi :
• Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan tidak lebih tinggi ataupun lebih rendah dari 2 cm, dari elevasi yang
direncanakan.
• Permukaan akhir harus cukup rata dan punya kelandaian cukup untuk aliran yang bebas dari air permukaan.
• Timbunan tidak dipasang dalam lapis yang lebih dari 20 cm tebal padat juga tidak dalam lapis yang kurang dari 10 cm tebal
padat.
• sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu lintas (dalam hal ini setelah setengah badan jalan ditimbun maka setengah
badan jalan berikutnya barudikerjakan).
Metode :
• Langkah awal adalah penyiapan tempat kerja, dimana dasar pondasi dari timbunansudah dipadatkan terlebih dahulu sehingga
memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan.
• Material timbunan diangkut dari borrow area dengan menggunakan Dump Truck, diangkut langsung dari lokasi sumber
material.
• Material timbunan di lokasi kerja dihampar dengan menggunakan Whell Loader, penghamparan ini dilakukan dengan ketebalan
gembur untuk mencapai ketebalan padat yang diinginkan.
• Setelah material dihampar maka dilanjutkan dengan pemadatan material, pemadatan ini dilakukan pada saat kadar air dari
material berada dalam rentangkurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum.
• Pemadatan dilakukan lapis perlapis, dan dipadatkan mulai dari tepi luar dan berlanjut ke arah sumbu jalan. Pemadatan
dilakukan dengan menggunakan vibro roller.
 SPESIFIKASI TEKNIS TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Selected Embankment
Material on Quarry / Borrow Pit Area
Selected Embankment Equipment; Selected Embankment Equipment;
Material on Quarry / Borrow Pit Area - Wheel Loader Material on Quarry / Borrow Pit Area - Wheel Loader
- Dump truck - Dump truck
- Motor Grader Selected Embankment
Material on Quarry / Borrow Pit Area
Equipment;
-
-
-
Wheel Loader
Dump truck
Motor Grader
- Motor Grader
- Vibratory Roller - Vibratory Roller
- Vibratory Roller
- Water Tank Truck
- Tools

- Water Tank Truck - Water Tank Truck


- Tools - Tools

1. Penghamparan & Perataan 2. Pemadatan


Selected Embankment
1. Penghamparan & Perataan- Wheel Loader
Equipment;
1. Penghamparan & Perataan 2. Pemadatan Material on Quarry / Borrow Pit Area 2. Pemadatan Timbunan
Selected Embankment Equipment; - Dump truck
Material on Quarry / Borrow Pit Area - Wheel Loader
- Dump truck
Timbunan - Motor Grader Timbunan Pada proses
- Vibratory Roller
- Motor Grader
- Vibratory Roller
Pada proses - Water Tank Truck Pada proses pemadatan,
- Tools
- Water Tank Truck
- Tools
pemadatan, pemadatan, Penyiraman air
Penyiraman air jika Penyiraman air jika
jika kadar air
kadar air tidak sesuai kadar air tidak sesuai
tidak sesuai
dengan yang dengan yang
dengan yang
dipersyaratkan dipersyaratkan
dipersyaratkan
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN

Penyiraman air jika kadar air tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan

Pada Lokasi widening adalah variable, maka ada beberapa lokasi yang tidak memungkinkan pekerjaan dengan alat berat,
maka pekerjaan pengghamparan dilaksanakan oleh pekerja dan alat bantu. Pemadatan dengan menggunakan Hand
Stamper ataupun pedestrian Roller

Pemadatan dengan menggunakan Hand Stamper ataupun pedestrian Roller


3. Watering (If neccesary) > for water rate as
1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian Roller / Mini Roller according to technical specification

1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary)  for 1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary)  for
Roller / Mini Roller water rate as according to technical Roller / Mini Roller water rate as according to technical 1. Spreading 2. Compaction by Pedestrian 3. Watering (If neccesary)  for
specification specification Roller / Mini Roller water rate as according to technical
specification
FLOWCHART PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN

Mulai

Galian di
Borrow Pit
Compactor of Layer
area
2N
Tdk dipakai dipakai

Tanpa Proses Trial Pemadatan


Selanjutnya Cek density
of layer 2N

*Proses di Quary sampai Galian dan


Ke lokasi pekerjaan Transportasi
Forming Finish
Grade

Area Timbunan

Cek Top
Spreding Layer 1
Level

Ketebalan >20cm

Compactor of Final Compaction


Layer 1

Cek ketebalan Cek density


Padat = Max= 20cm

Selesai
Cek density
of layer 1

Spreding of layer
2N
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

TIMBUNAN BIASA DARI HASIL GALIAN


 SPESIFIKASI TEKNIS TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
 TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan badan jalan:


- Excavator, untuk loading, distribusi material
- Dump truck, untuk mengangkut material
- Vibratory roller, untuk pemadatan timbunan tanah
- Whell Loader , untuk menghampar dan meratakan timbunan
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
 PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI SUMBER GALIAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

PENYIAPAN BADAN JALAN


METODE PELAKSANAAN
 PENYIAPAN BADAN JALAN
Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan (sub grade)
• Uraian

- Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan
- Yang terpenting adalah kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih
dari kotoran apapun diatasnya.
- Derajat Kepadatan 100 % (Standard Proctor)
- Jenis tes yang dilakukan: sand cone, CBR test atau ditentukan lain oleh Direksi.
- Pekerjaan ini pada dasarnya dilaksanakan untuk pembentukan /sub grade preparation sebagai tempat bagi pekerjaan
perkerasan diatasnya
- Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar, untuk penghamparan Lapis
Pondasi Agregat atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas.
- Untuk sub grade/permukaan tanah dasar untuk ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh tebih tinggi atau lebih
rendah satu sentimeter dari yang diisyaratkan/disetujui dan sesuai gambar rencana.
- Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar/sub grade dibentuk/diratakan dengan alat motor grader.
- Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar ( Vibratory Roller)
- Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari
permukaan.
 
METODE PELAKSANAAN
 PENYIAPAN BADAN JALAN
• Peralatan
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan badan jalan:
- Water Tanker untuk Penyediaan air
- Vibratory roller, untuk pemadatan timbunan tanah
- Whell Loader untuk leveling dan pembentukan kemiringan

• Pelaksanaan
- Setelah timbunan (embankment) mencapai nilai spesifikasi (kepadatan, elevasi, dsb) yang ditentukan, dilanjutkan
pekerjaan persiapan penyiapan badan jalan (sub grade). Pelaksanaan dilaksanakan persetengah badan jalan.
- Pembentukan kemiringan jalan menggunakan motor grader dan diakhiri dengan pemadatan ulang hingga
memenuhi spesifikasi yang ditentukan menggunakan vibro roller. Jika diperlukan akan dilakukan penyiraman
dengan water tank truck untuk memenuhi nilai kadar air tanah sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Sub Grade Preparation pada lokasi permukaan galian Sub Grade Preparation pada lokasi permukaan
Whell Loader

untuk pekerjaan perkerasan diatasnya Timbunan PIlihan untuk pekerjaan perkerasan


diatasnya
Rencana Top elevasi Rencana Top elevasi Rencana Top elevasi Rencana Top elevasi

Rencana Top elevasi

Vibro Roller
Rencana Top elevasi

Vibratory Roller

Sub Grade Preparation


pada lokasi permukaan
galian dan timbunan
untuk pekerjaan
perkerasan diatasnya
FLOWCHART PELAKSANAAN
 PENYIAPAN BADAN JALAN
Mulai

Galian di
Borrow Pit
Compactor of
area
Layer 2N
Tdk dipakai dipakai

Tanpa Proses Trial Pemadatan


Selanjutnya Check density
of layer 2N

Galian dan
Transportasi
Forming Finish
Grade

Area Timbunan

Check Top
Spreading Layer 1
Level

Ketebalan >25cm

Compactor of Final Compaction


Layer 1

Check Check density

ketebalan

Selesai
Check density
of layer 1

Spreading of layer
2N
 PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PREVENTIV
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PREVENTIV
Penambalan Dangkal Perkerasan
Beton Semen Bersambung Tanpa
Tulangan
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan, dan
Penambalan dengan perkerasan beton semen
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan
badan jalan:
- Excavator untuk Menggali
- Jack Hammer, untuk pengerukan Gambar Pekerjaan Markingan
- Dump Truk untuk leveling dan pembentukan
kemiringan
B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking.
• Melakukan pengerukan dengan alat Jack Hammer. pekerja
dan alat bantu
Gambar Pekerjaan pengerukkan
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.
• Hasil galian yang sudah dibersihkan dilapisi dengan bahan
perekat sebelum memasang bahan tambalan (AASHTO
M235M/M235-13)
• Pencampuran beton dilakukan secara manual atau dengan
concrete mixer atau bahan jadi
• Melakukan Penambalan dan Perataan Secara Manual
dengan peralatan manual seperti papan kaku
METODE PELAKSANAAN
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Bongkaran dan Loading langsung menggunakan
Excavator

Excavator

Existing pas. batu atau Beton bertulang

Galian dengan Concrete breaker, kemudian


bongkaran di lokasi pekerjaan dituang ke bak
dump truck dengan excavator
Orang dg. alat breaker

Existing Pas. Batu Existing Pas. Batu


atau Beton bertulang atau Beton bertulang
yang telah dibongkar terlebih dahulu
dengan breaker

Gambar Pekerjaan penambalan


FLOW CHART PEKERJAAN
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

START

Pe rsia p a n Ala t

Pe n g u ku ra n d a n Pe m a sa n g a n Ma rkin g

Pe n g e ru ka n d e n g a n Ja c k h a m m e r

Pe n g a n g ku t a n Ha sil Ga lia n d e n g a n DT

Pe ra p ih a n h a s il p e ke rja a n

SELESAI

Pelapisan Bahan Perekat

Penambalan

FINISH
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PREVENTIV
Penambalan Penuh Perkerasan Beton
Semen Bersambung Tanpa Tulangan
METODE PELAKSANAAN
Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

A.Lingkup Pekerjaan
Pada dasar nya lingkup pekerjaan galian perkerasan, dan
Penambalan dengan perkerasan beton semen
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan penyiapan
badan jalan:
- Excavator untuk Menggali Gambar Pekerjaan Markingan
- Jack Hammer, untuk pengerukan
- Dump Truk untuk leveling dan pembentukan kemiringan

B. Uraian Pengerjaan
• Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu
demarking dengan mempertimbangkan sambungan
penyalur beban (dowel) Gambar Pemotongan
• Melakukan pemotongan pada batas yang sudah diberi
tanda dan dilanjutkan pengerukan dengan alat Jack
Hammer dan alat bantu
• Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
• Hasil galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan Gambar Pekerjaan pengerukkan
dan dowel penyalur beban dipasang dengan dibor tegak
lurus vertikal dari perkerasan beton
• Pelaksananan pengecoran dilakukan dengan mengunakan
beton readymix dengan pencapaian kepadatan dan tingkat
kerataan dengan beton disekitar
METODE PELAKSANAAN
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Bongkaran dan Loading langsung menggunakan
Excavator

Excavator

Existing pas. batu atau Beton bertulang

Galian dengan Concrete breaker, kemudian


bongkaran di lokasi pekerjaan dituang ke bak
dump truck dengan excavator
Orang dg. alat breaker

Existing Pas. Batu Existing Pas. Batu


atau Beton bertulang atau Beton bertulang
yang telah dibongkar terlebih dahulu
dengan breaker
Gambar Pengecoran/Penambalan Penuh
FLOW CHART PEKERJAAN
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

START

Persiapan Alat

Pengukuran dan Pemasangan Marking

Pemotongan dan Pengerukan dengan Jack


Hamer

Pengangkutan Hasil Galian Dengan DT

Pembersihan dengan Compresor

Pemasangan dan Perapihan Dowel

Pengecoran/ Penambalan Penuh

FINISH
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 Penambalan Penuh Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PERKERASAN BERBUTIR
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PERKERASAN BERBUTIR
LAPIS PONDASI AGGREGATE KELAS A
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PERKERASAN BERBUTIR
LAPIS PONDASI AGGREGATE KELAS S
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S
1.Pengadaan material
• Material agregat dari
sumber galian, selanjutnya
diolah di Crusher dengan
komposisi sesuai
spesifikasi.
• Material dari Crusher di
loading ke dump truck
dengan whell loader,
excavator atau sejenisnya.
Gbr. Ilustrasi Pengadaan Material Agregat

2. Proses penghamparan
• Material agregat diturunkan
dari dump truck kemudian
dihamparkan menggunakan
Whell Loader.
3. Peralatan yang digunakan
- Whell Loader
- Dumptruck
- Vibratory Roller

Gbr. Ilustrasi Penghamparan Material Agregat


 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S
3.Pemadatan
• Setiap selesai pengahaparan diakhiri
dengan pemadatan menggunakan Whell
Loader dengan jumlah lintasan sesuai trial
timbunan atau ketentuan. Pemadatan
ulang akan dilakukan apabila hasil test
kepadatan tidak memenuhi persyaratan.
• Pemadatan dengan vibro roller dan
penyiraman air (jika diperlukan)
menggunakan water tank sesuai dengan
yang dipersyaratkan. Dalam pemadatan
selalu diperhatikan profil acuan yang telah
dibuat.

• Pemadatan dilakukan dari sisi pinggir area


timbunan terus kearah sumbu timbunan
dan dari arah rendah menuju arah yang
lebih tinggi.
4. Pembentukan kemiringan
• Setelah agregat padat dan elevasi
tercapai, dilanjutkan pembentukan
kemiringan jalan menggunakanWhell
Loader dan diakhiri dengan pemadatan
ulang hingga memenuhi spesifikasi yang
ditentukan.

Gbr. Ilustrasi Pemadatan Material Agregat


 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL


 PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
PEKERJAAN PERKERASAN LENTUR
- Asphalt Concrete Base Course
- Asphalt Concrete Wearing Course
 Tebal dan urutan susunan sesuai gambar kerja dan yang dipersyaratkan dalam dokumen pelelangan
 Assumsi:
1. Pekerjaan dilakukan dengan alat berat (secara mekanik ), tenaga/orang dan alat Bantu.
2. Lokasi pekerjaan : Sepanjang Badan Jalan dan pada lokasi lain yang telah ditentukan pada gambar rencana.
Uraian Pekerjaan;
Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat,filler dan aspal (bitumen) pada instalasi pencampur, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang
telah dipersiapkan menurut spesifikasi dan garis kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada gambar atau instruksi
konsultan pengawas.
 DEFINISI
Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat dan aspal (Modifikasi) pada instalasi pencampur (AMP), penghamparan dan pemadatannya pada
permukaan yang telah dipersiapkan menurut spesifikasi dan garis kelandaian, ketebalan dan bentuk tampak melintang yang tercantum pada gambar
atau instruksi konsultan pengawas.

 PROPOSED JOB MIX FORMULA :


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor mengusulkan Job Mix Formula untuk pekerjaan Hotmix dengan indeks kekuatan menurut
pengujian sifat-sifat marshal dengan ketentuan sesuai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis,.
JMF tersebut harus menunjukkan angka-angka pasti mengenai :
- Persentase agregat hasil pengayakan dari masing-masing saringan.
- Persentase aspal yang ditambahkan berdasarkan berat total agregat.
- Suhu campuran ketika keluar dari mixer.
- Suhu ketika penghamparan.
- Grade/jenis material bitumen (aspal)
 
 PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

 TRIAL MIX DI AMP :


Setelah kalibrasi alat AMP yang antara lain meliputi kalibrasi :
Timbangan, rencana bukaan cold bin, pengukur suhu dll. Disetujui oleh direksi, maka dilanjutkan dengan trial mix yang dilaksanakan di lokasi AMP
merujuk pada Job Mix Formula yang telah disetujui direksi, sehingga didapatkan mutu campuran yang baik.
 
 TRIAL COMPACTION :

Setelah percobaan komposisi campuran hot mix dilaksanakan dan disetujui oleh direksi dilanjutkan dengan percobaan trial compaction yang

dilakukan pada dasar pondasi yang telah disiapkan, untuk menentukan tebal hotmix (belum padat) dan kombinasi jumlah passing pemakaian

tandem roller dan Pneumatic tired roller, sehingga didapat ketebalan padat yang dipersyaratkan.
 
 HOTMIX PRODUCTION :

Selanjutnya hasil-hasil yang didapat dari trial mix di AMP dan trial compaction tersebut dipakai sebagai dasar/acuan untuk memproduksi hotmix di

AMP dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 PERSIAPAN LAPANGAN :

1. Pembersihan Lapangan / lokasi pekerjaan dengan Air compressor

2. Pekerjaan Prime coat / Tack Coating

 DELIVERY
  OF HOTMIX :

Sebelumnya Lokasi pekerjaan telah dipersiapkan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratkan dalam spesifikasi teknik. Pengiriman hotmix ke

lapangan menggunakan Dump truck yang dilengkapi penutup dari kanvas/terpal untuk melindungi hotmix dari pengaruh cuaca dan mempertahankan

suhu hot mix, setiap Dump truck ditimbang beratnya minimal sekali setiap penggantian pekerjaan.
 PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

 SPREADING OF HOTMIX/ PENGHAMPARAN :

Sebelum dihampar :

- Cek Suhu Hot Mix (130 - 150 oC), bila suhu <130oC maka hot mix tidak dipakai/rejected.

- Terpal tetap tertutup sampai dengan hot mix siap digelar Aspalt Finiser.

- Alat harus dalam kondisi siap operasi di site sebelum hot mix sampai di lokasi.

- Penghamparan hotmix dilaksanakan menggunakan Bituminous paver/Asphalt Finisher , self contained dan self propelled unit dilengkapi secreed,

dihamparkan pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi yang ditentukan serta dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan lebar dan ketebalan dalam gambar, dengan suhu penghamparan 130 °C – 150 °C .

  COMPACTING (Pemadatan Awal):

- Breakdown rolling dilaksanakan pada suhu min 125 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam

dokumen pelelangan, dengan Tandem Roller

- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.

- Arah passing dari Tandem Roller diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan

berikutnya bisa maju dst.


 PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

 Intermediate rolling (Pemadatan Tengah)

- Dilaksanakan pada suhu min 100 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan,.

- Menggunakan Pneumatic Tire Roller (PTR) tekanan roda dibuat sama untuk semua roda dengan tekanan yang telah ditentukan.

- Kecepatan PTR < 10 km/jam dengan jalur lintasan harus konstan/perubahan jalur smoth dan tidak secara mendadak/patah.

- Arah passing dari PTR diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan berikutnya bisa

maju dst.

- Roda karet selalu dijaga kebersihannya, dan ditugaskan pekerja khusus dengan lap setengah basah untuk hal tersebut.

- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.

 Finish rolling / Pemadatan Akhir

- Dilaksanakan pada suhu > 95 °C atau sesuai dengan table viskositas yang ditunjukan dalam spesifikasi teknis dalam dokumen

pelelangan,dilaksanakan sementara bahan yang bersangkutan masih berada dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan sehingga semua bekas

jejak roda mesin gilas dapat dihilangkan.

- menggunakan Tandem Roller

- Arah passing dari Tandem Roller diawali dengan mundur disesuaikan dengan roda penggerak yang lebih berat utk ½ lintasan, ½ lintasan

berikutnya bisa maju dst.

- Jumlah passing / Lintasan disesuaikan hasil trial compaction & diawasi/dihitung petugas khusus.

- Pemadatan dengan alat tandem roller

- OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

LAPIS PEREKAT DAN LAPIS RESAP PENGIKAT


 PELAKSANAAN TACK COAT (LAPIS PEREKAT)

 
  Peralatan yang digunakan
1. Compresor
2. Asphalt Sprayer
3. Air Compresor
Uraian
1. Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai
dgn spesifikasi teknis kemudian dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair/lapisan perekat
2.Permukaan yang akan dilapisi lapis perekat dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan air compressor
3.Kemudian lapis perekat disemprotkan dengan asphalt
sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis
4.Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan
Dump Truck
 

FLOW CHART

START

Material Tack Coat (Aspal +


kerosin)

Pembersihan Lokasi
Delivery Pekerjaan

Penyemprotan material lapis perekat


dg Asphalt sprayer

FINISH
 LAPIS RESAP PENGIKAT – ASPAL CAIR (PRIME COAT)
Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang
mengikat lambat (slow setting) memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis
kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionic. Aspal emulsi jenis
lkationik harus digunakan pada permukaan yang berbasis acidic
(dominika silica) , sedang kan Janis anionic harus digunakan pada
permukaan berbasis basaltic (dominan karbonat) . Sumber Spesifikasi
Umum 2018 Dinas Pekerjaan Umum
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A.
Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan
berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat
kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen atau sesuai
dengan yang di isyaratkan didalam dokumen spesifikasi teknis. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap
kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan
pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh Gambar pelaksanaan lapis resap pengikat
karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan (Prime Coat) menggunakan asphalt distributor
agar pasir tersebut diselimuti aspal.

Fungsi dari lapis resap pengikat antara lain :


• Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal
• Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
• Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat
yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

LAPIS PONDASI AC-BASE


 PELAKSANAAN LAPIS PONDASI AC-BASE

Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8
cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan
lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tondem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil
Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS PONDASI AC-BASE

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

LAPIS PONDASI ANTARA AC-BC


 PELAKSANAAN LAPIS ANTARA AC-BC

Setelah pekerjaan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8 cm dilaksanakan dilanjutkan dengan penghamparan Lapis
perekat dan lapis resap pengikat dengan asphal Sprayer, Setelah itu baru dilanjutkan dengan penghamparan lapis antara (AC-BC.
Lapisan ini digunakan untuk mengurangi tegangan atau regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan bawahnya.

Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan


1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil
Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS ANTARA AC-BC

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

LAPIS AUS (AC-WC)


 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC

Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik., Lapis Aus (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak
paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non structural Lapis Aus (AC-WC) dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor
Metoda Kerja:
• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
 
 

     
Breakdown rolling Intermediate rolling Finish rolling / Pemadatan Akhir
     

OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis.
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

2. PEK AC-BACE
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

2. PEK AC-BC

2. PEK AC-WC
 FLOWCHART PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

START
START

Quality
Quality Test
Test ofof Material
Material
(Aggregate
(Aggregate && Asphalt)
Asphalt) and
and
Trial
Trial Mix
Mix

Uji
Uji Lintasan
Lintasan
N
o

Check Transporting Asphalt


Check // Test
Test
Spray Prime Coat
/ Tack Coat
Ok
Mixing
Mixing Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
Survey
Survey At
At AMP
AMP

Transporting
Transporting No
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
To
To Site
Site
Preparation
Preparation of
of Surface
Surface

Check
Check // Test
Test
Prime
Prime Coat
Coat // Tack
Tack Coat
Coat
Spreading Asphalt
Pengontrolan QC
Ok
Spreading
Spreading Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC

Compacting
Compacting

No
Check
Check // Test
Test
Compacting Tandem Roller – Pneumatic Tire Roller – Tandem Roller
Pass
Finish
Finish
 FLOWCHART PENGENDALIAN PERKERASAN ASPAL
ALUR PENGENDALIAN MUTU PERKERASAN HOTMIX.

Aspal curah
- Softening point dll. YA YA
- Kesinambungan Dipesan Test Masuk
suplai Tangki

Tidak

Tolak Percobaan Job


Tidak Mix Formula
Buat lagi
Altenatif
lain

Test routine
Aggregat halus YA
YA Abrasi <40 YA
Aggregat kasar Tes awal
Dipesan kepipihan
Fine Abrasi <40
Kadar
Filler kepipihan
organik
Pengolahan di
Tidak AMP

Tolak /
cari
Altenatif
Pengangkutan
Hotmix

Penghamparan
Hotmix

Pemadatan
Hotmix

Tidak
Uji mutu
- Core
Drill

Ya

FINISH
DOKUMENTASI PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL :

1. Pembersihan Lokasi 2. Penghamparan Tack Coat 3. Check suhu Aspal

4. Penghamparan Aspal 5. Raker Sambungan 6. Pemadatan dg Tandem

7. Pemadatan dg TR 8. Check ketebalan Aspal 9. FINISH


 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

BAHAN ANTI PENGELUPASAN


 METODE PELAKSANAAN BAHAN ANTI PENGELUPASAN

Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika Stabilitas Marshall Sisa (IRS — Index of Retained
Stability) atau nilai Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambah bahan
anti pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan. Stabilitas Ulan anti pengelupasan Bahan anti
pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP
dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum diiakukan proses pencampuran
basah di pugrnil. Penambaban bahan anti pengelupasan ke dalam ketel aspaI hanya diperkenankan
atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam rentang 0,2% - 0,4%
terhadap berat aspal. Bahan anti pengelupasan hams digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak
boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif. Persyaratan bahan anti pengelupasan
haruslah memenuhi Tabel dan kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam Tabel.
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN STRUKTUR
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN STRUKTUR

MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa


METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DENGAN MORTAR-BUSA

Pekerjaan Timbunan Mortar Busa


1. Uraian :
Material ringan mortar-busa adalah material menyerupai beton yang terdiri dari caampuran material pasir, semen , air, dan
cairan busa(foam agent) , dan berfngsi sebagai bahan pengganti timbunan tanah dengan densitas kering 7-8 kN/m3, dan kuat
tekan bebas minimal 800 Kpa. Material ini dapat digunakan sebagai timbunan untuk konstruksi jalan yang dimaksudkan untuk
mengurangi beban timbunan seperti yang ditujukan dalam gambar rencana.

2. Bahan Material
Material ringan mortar-busa harus berupa campuran cairan busa , semen , pasir, dan air, dengan komposisi tertentu sehingga
memenuhi spesifikasi teknis sebagai pengganti tanah timbunan.
a. Semen yang digunakan sesuai SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004 dan SNI 15-0302-2004
b. Aggregat halus yaitu pasir yang digunakan tidak boleh mangandung lumpur , tanah liat dan material material
gembur/mudah hancur (clay lumps and fariable particles ) lebih dari 4% (SNI 03-6819-2002) Aggrega pasir harus bebas
dari arang m, bnda benda dari kayu serta kotoran kotoran lainnya yang tidak dikehendaki
c. Cairan Busa (Foam Agent) harus menghasilkan gelembung dengan nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila
bercampur dengan air menggunakan alat pembangkit busa
d. Air untuk mencampur material ringan mortar busa harus sesuai spesifikasi SNI 03-6861-2002
METODE PELAKSANAAN
 FLOW CHART PROSEDUR PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN MORTAR BUSA
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Peralatan: Alat penunjang :

1. Mixer
Pada prinsipnya pekerjaan pengadukan mortar
yang akan dilaksanakan harus diaduk di suatu
central mixing plant (stationary mixer) type wet-
mix yang dilengkapi alat penimbang, alat
pengontrol kelembaban dan kadar air agregat
serta alat pengontrol lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan spesifikasi

2. Mortar Pump (Pompa Morta)


mesin pompa untuk memompa adukan mortar
basah ke titik pengecoran apabila tidak bisa
dijangkau oleh truck mixer.

3. Peralatan lain Pembentuk Foam


Peralatan pembuat foam terdiri dari
compressor dan mesin pembuat foamnya.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Uraian Pelaksanaan :

1. Persiapan Kerja
Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan, perbaikan ketidakrataan tanah dan
pembuatan lantai kerja atau lean concrete serta semua peralatan dan operator sudah siap. Lahan
yang akan dihamparkan harus tertutup agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung maupun
hujan.
2. Pemasangan anyaman baja Wiremesh M-10
Pada timbunan jalan menggunakan mortar busa yang menggunakan anyaman baja wiremesh M-10,
lebar dan panjang anyaman baja harus di atur sedemikian rupa sehingga pada saat dipasang agar
anyaman baja tersebut tepat pada posisi dan tidak bergeser.
Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar pengecoran dengan panjang yang cukup
untuk memungkinkan agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa kelebihan anyaman. Untuk
mencegah anyaman bergeser maka lembaran anyaman yang berdampingan harus diikat kuat.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
3.Pemasangan Bekisting
Papan-papan cetakan atau bekisting dibentuk dengan baik dengan ketinggian bekisting 40 – 50 cm dan harus dipasang tegak
lurus dalam arti tidak berbelok-belok sesuai dengan dimensi yang direncakan agar tegak lurus dilakukan pengukuran dengan
bantuan alat waterpass. Papan-papan tersebut harus kokoh sehingga tidak mudah berubah tempat, miring atau melengkung
bila pengecoran telah dimulai.
Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar busa. Papan cetakan harus dipasang secara rapi
berdasarkan bentuk timbunan ringan yang kana dicor. Bekisting dipasang sesuai persyaratan tinggi papan cetakan dipasang
melebihi tinggi mortar busa yang akan dituang.
Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat sehingga tidak terjadi kebocoran. Untuk
bekisting pada abutment harus ditunjang denga tiang yang kaut untuk menyangga papan cetakan. Bekisting dibuat sesuai
kemampuan mortar busa yang dihasilkan.

Wiremesh
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DENGAN MORTAR-BUSA

4.Penuangan (Pengecoran)
• Sebelum mortar busa dihamparkan pada daerah timbunan maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan
densitas basah dan flow sesuai spesifikasi dan pengecekan densitas kering diperoleh dari hasil
pengujian mortar busa yang berbentuk silinder kemudian diuji tekan sehingga diperoleh target kekuatan
sesuai spesifikasi.
• Pembuatan mortar busa dapat dilakukan di batching plat atau langsung dihamparkan dengan
menggunakna truck mixer di lapangan.
• Campuran mortar busa harus dicor dengan menuangkan mortar busa dari alat pengangkut
sesuai dengan batas bekisting (retaining wall/ wing wall). Tata cara pencampuran sesuai dengan
tata cara pengadukan dan pengecoran beton, sesuai spesifikasi.
• Mortar busa harus dihampar dengan takaran yang cukup untuk mengecor seluruh lebar mortar
busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material‐
material pembentuk mortar busa sendiri. Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan
harus diatur level pada kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja rencana.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa

• Pengecoran dapat juga dilakukan dengan mesin pompa (Mortar pump) untuk memompa
campuran mortar busa basah ke lokasi pengecoran, apabila tidak bisa dijangkau oleh truck
mixer dan harus dijaga untuk tidak menimbulkan segregasi atau pemisahan material
pembentuk mortar busa sendiri.

• Tinggi jatuh pelaksanaan pengecoran maksimum 50 centimeter, jika harus menggunakan pipa atau
trimie, untuk menghindari hasil pelaksanaan pengecoran terjadi buih yang terlalu besar, yang akan
mengakibatkan segregasi atau penurunan hasil pengecoran sehingga keroposnya permukaaan
atas hasil pengecoran.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN PILIHAN DENGAN MORTAR-BUSA

5. Perataan

Setelah material ringan dengan mortar


busa dihamparkan, permukaan material
ringan harus diratakan dan dirapihkan dengan
alat perata.

6.Perawatan (Curing)
Mortar busa yang telah selesai dicor segera ditutup dengan
bahan penutup (terpal, plastik tebal) agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan untuk menghindari retakan.
Lahan yang akan dicor harus ditutup agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung, hujan, atau angin

7.Pembukaan Bekisting
Cetakan tidak boleh dibuka dari saat mortar busa di cor sampai finial setting time atau dihitung 3 hari
setelah pengecoran atau dengan pengecekan UCS. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada mortar busa.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa

1) Pemasangan Bekisting 2) Penuangan Mortar Busa 4) Pemasangan bekisting


3) Curing
dengan ketebalan 40-50 cm menggunakan concrete pump (lanjutan)

5) Pengecoran mortar busa 6)Pengecoran bertahap dengan 7)Pengecoran Tahap Selanjutnya 8) Pekerjaan Selesai
(lanjutan) ketebalan 40-50 cm , dan pada
tiap ketebalan 1 m dipasang
tulangan wiremesh M-10
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Pengendalian Mutu :
Pengujian permukaan timbunan ringan dengan mortar busa sebagai berikut :
1. Permukaan timbunan jalan menggunakan mortart busa harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang
3 meter, harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar.

2. Pengujian untuk pemerikasaan toleransi kerataan yang diisyaratkan harus mulai dilaksanakan segera
setelah penghamparan dan perataan, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengam mebuang
atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan.
a. Ketentuan berat isi, UCS, dan flow
Berat isi dan kekuatan tekan bebas timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) dan flow
harus sesuai dengan persyaratan timbunan menggunakan mortar busa.
b.Jumlah pengambilan benda uji
Jumlah pengambilan benda uji umumnya dilakukan di unit produksi mortar busa dengan frekuensi
pengujian setiap pengecoran 10 m adukan harus diambil benda uji silinder/ kubus secara uji petik
(random sampling) untuk setiap minimum 3 kali pengujian dan setidak-tidaknya setiap 1 hari sekali
yang cukup mewakili (representative) untuk pengecoran hari itu, juga sebanyak untuk minimum 3 kali
pengujian
3.Untuk menguji kekuatan tekan timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) mengikuti
spesifikasi. Pada saat awal-awal pengecoran, ahrus mengambil minimum sebanyak 20 buah benda uji
silinder yang masing-masing di tes pada umur 7 hari dan 14 hari.
4.Dari haris pengetesan benda uji tersebut diatas, maka harus dipakai sebagi dasar untuk
mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran (mix design) dan cara
pelaksanaan.
5.Benda-benda uji tersebut harus dibuat/dipersiapkan menurut cara standar tentang pembuatna dan
perawatan benda uji di laboratorium .
6.Pengetesan/ pengujian dilaksanakan setelah benda uji mencapai umur tertentu dan setiap pengujian
harus teridir dari 3 buah benda uji. Jadi setiap rangkai pengujian @3 benda uji.
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK

1 SAFETY HELMET

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER

6 BODY HARDENESS

7 ROMPI

8 EAR PLUG
BODY HARDNESS

ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan

EAR PLUG SAFETY GLOVES


 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 800 Kpa
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN STRUKTUR

TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA


ucs 2000 Kpa
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN DENGAN MORTAR-BUSA UCS 2000 Kpa

Pekerjaan Timbunan Mortar Busa


1. Uraian :
Material ringan mortar-busa adalah material menyerupai beton yang terdiri dari caampuran material pasir, semen , air, dan
cairan busa(foam agent) , dan berfngsi sebagai bahan pengganti timbunan tanah dengan densitas kering 7-8 kN/m3, dan kuat
tekan bebas minimal 2000 Kpa. Material ini dapat digunakan sebagai timbunan untuk konstruksi jalan yang dimaksudkan untuk
mengurangi beban timbunan seperti yang ditujukan dalam gambar rencana.

2. Bahan Material
Material ringan mortar-busa harus berupa campuran cairan busa , semen , pasir, dan air, dengan komposisi tertentu sehingga
memenuhi spesifikasi teknis sebagai pengganti tanah timbunan.
a. Semen yang digunakan sesuai SNI 15-2049-2004, SNI 15-7064-2004 dan SNI 15-0302-2004
b. Aggregat halus yaitu pasir yang digunakan tidak boleh mangandung lumpur , tanah liat dan material material
gembur/mudah hancur (clay lumps and fariable particles ) lebih dari 4% (SNI 03-6819-2002) Aggrega pasir harus bebas
dari arang m, bnda benda dari kayu serta kotoran kotoran lainnya yang tidak dikehendaki
c. Cairan Busa (Foam Agent) harus menghasilkan gelembung dengan nilai berat isi sebesar 0,075 – 0,085 t/m3 bila
bercampur dengan air menggunakan alat pembangkit busa
d. Air untuk mencampur material ringan mortar busa harus sesuai spesifikasi SNI 03-6861-2002
METODE PELAKSANAAN
 FLOW CHART PROSEDUR PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN MORTAR BUSA
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Peralatan: Alat penunjang :

1. Mixer
Pada prinsipnya pekerjaan pengadukan mortar
yang akan dilaksanakan harus diaduk di suatu
central mixing plant (stationary mixer) type wet-
mix yang dilengkapi alat penimbang, alat
pengontrol kelembaban dan kadar air agregat
serta alat pengontrol lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan spesifikasi

2. Mortar Pump (Pompa Morta)


mesin pompa untuk memompa adukan mortar
basah ke titik pengecoran apabila tidak bisa
dijangkau oleh truck mixer.

3. Peralatan lain Pembentuk Foam


Peralatan pembuat foam terdiri dari
compressor dan mesin pembuat foamnya.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Uraian Pelaksanaan :

1. Persiapan Kerja
Penyiapan kondisi lapangan yaitu meliputi kebersihan lahan, perbaikan ketidakrataan tanah dan
pembuatan lantai kerja atau lean concrete serta semua peralatan dan operator sudah siap. Lahan
yang akan dihamparkan harus tertutup agar tidak terkena cahaya matahari secara langsung maupun
hujan.
2. Pemasangan anyaman baja Wiremesh M-10
Pada timbunan jalan menggunakan mortar busa yang menggunakan anyaman baja wiremesh M-10,
lebar dan panjang anyaman baja harus di atur sedemikian rupa sehingga pada saat dipasang agar
anyaman baja tersebut tepat pada posisi dan tidak bergeser.
Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar pengecoran dengan panjang yang cukup
untuk memungkinkan agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa kelebihan anyaman. Untuk
mencegah anyaman bergeser maka lembaran anyaman yang berdampingan harus diikat kuat.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
3.Pemasangan Bekisting
Papan-papan cetakan atau bekisting dibentuk dengan baik dengan ketinggian bekisting 40 – 50 cm dan harus dipasang tegak
lurus dalam arti tidak berbelok-belok sesuai dengan dimensi yang direncakan agar tegak lurus dilakukan pengukuran dengan
bantuan alat waterpass. Papan-papan tersebut harus kokoh sehingga tidak mudah berubah tempat, miring atau melengkung
bila pengecoran telah dimulai.
Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan mortar busa. Papan cetakan harus dipasang secara rapi
berdasarkan bentuk timbunan ringan yang kana dicor. Bekisting dipasang sesuai persyaratan tinggi papan cetakan dipasang
melebihi tinggi mortar busa yang akan dituang.
Sambungan pada bekisting harus merupakan garis lurus serta sambungan harus rapat sehingga tidak terjadi kebocoran. Untuk
bekisting pada abutment harus ditunjang denga tiang yang kaut untuk menyangga papan cetakan. Bekisting dibuat sesuai
kemampuan mortar busa yang dihasilkan.

Wiremesh
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa

4.Penuangan (Pengecoran)
• Sebelum mortar busa dihamparkan pada daerah timbunan maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan
densitas basah dan flow sesuai spesifikasi dan pengecekan densitas kering diperoleh dari hasil
pengujian mortar busa yang berbentuk silinder kemudian diuji tekan sehingga diperoleh target kekuatan
sesuai spesifikasi.
• Pembuatan mortar busa dapat dilakukan di batching plat atau langsung dihamparkan dengan
menggunakna truck mixer di lapangan.
• Campuran mortar busa harus dicor dengan menuangkan mortar busa dari alat pengangkut
sesuai dengan batas bekisting (retaining wall/ wing wall). Tata cara pencampuran sesuai dengan
tata cara pengadukan dan pengecoran beton, sesuai spesifikasi.
• Mortar busa harus dihampar dengan takaran yang cukup untuk mengecor seluruh lebar mortar
busa yang bekerjanya sedemikian rupa sehingga tidak akan timbul segregasi atau pemisahan material‐
material pembentuk mortar busa sendiri. Level permukaan harus diawasi dari bekisting samping dan
harus diatur level pada kemiringan yang betul sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja rencana.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa

• Pengecoran dapat juga dilakukan dengan mesin pompa (Mortar pump) untuk memompa
campuran mortar busa basah ke lokasi pengecoran, apabila tidak bisa dijangkau oleh truck
mixer dan harus dijaga untuk tidak menimbulkan segregasi atau pemisahan material
pembentuk mortar busa sendiri.

• Tinggi jatuh pelaksanaan pengecoran maksimum 50 centimeter, jika harus menggunakan pipa atau
trimie, untuk menghindari hasil pelaksanaan pengecoran terjadi buih yang terlalu besar, yang akan
mengakibatkan segregasi atau penurunan hasil pengecoran sehingga keroposnya permukaaan
atas hasil pengecoran.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa

5. Perataan

Setelah material ringan dengan mortar


busa dihamparkan, permukaan material
ringan harus diratakan dan dirapihkan dengan
alat perata.

6.Perawatan (Curing)
Mortar busa yang telah selesai dicor segera ditutup dengan
bahan penutup (terpal, plastik tebal) agar tidak terjadi
penguapan yang berlebihan untuk menghindari retakan.
Lahan yang akan dicor harus ditutup agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung, hujan, atau angin

7.Pembukaan Bekisting
Cetakan tidak boleh dibuka dari saat mortar busa di cor sampai finial setting time atau dihitung 3 hari
setelah pengecoran atau dengan pengecekan UCS. Bekisting harus dibuka secara hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada mortar busa.
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa

1) Pemasangan Bekisting 2) Penuangan Mortar Busa 4) Pemasangan bekisting


3) Curing
dengan ketebalan 40-50 cm menggunakan concrete pump (lanjutan)

5) Pengecoran mortar busa 6)Pengecoran bertahap dengan 7)Pengecoran Tahap Selanjutnya 8) Pekerjaan Selesai
(lanjutan) ketebalan 40-50 cm , dan pada
tiap ketebalan 1 m dipasang
tulangan wiremesh M-10
METODE PELAKSANAAN
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Pengendalian Mutu :
Pengujian permukaan timbunan ringan dengan mortar busa sebagai berikut :
1. Permukaan timbunan jalan menggunakan mortart busa harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang
3 meter, harus dilaksanakan tegak lurus dan sejajar.

2. Pengujian untuk pemerikasaan toleransi kerataan yang diisyaratkan harus mulai dilaksanakan segera
setelah penghamparan dan perataan, penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki dengam mebuang
atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan.
a. Ketentuan berat isi, UCS, dan flow
Berat isi dan kekuatan tekan bebas timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) dan flow
harus sesuai dengan persyaratan timbunan menggunakan mortar busa.
b.Jumlah pengambilan benda uji
Jumlah pengambilan benda uji umumnya dilakukan di unit produksi mortar busa dengan frekuensi
pengujian setiap pengecoran 10 m adukan harus diambil benda uji silinder/ kubus secara uji petik
(random sampling) untuk setiap minimum 3 kali pengujian dan setidak-tidaknya setiap 1 hari sekali
yang cukup mewakili (representative) untuk pengecoran hari itu, juga sebanyak untuk minimum 3 kali
pengujian
3.Untuk menguji kekuatan tekan timbunan menggunakan mortar busa (compressive strength) mengikuti
spesifikasi. Pada saat awal-awal pengecoran, ahrus mengambil minimum sebanyak 20 buah benda uji
silinder yang masing-masing di tes pada umur 7 hari dan 14 hari.
4.Dari haris pengetesan benda uji tersebut diatas, maka harus dipakai sebagi dasar untuk
mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam campuran (mix design) dan cara
pelaksanaan.
5.Benda-benda uji tersebut harus dibuat/dipersiapkan menurut cara standar tentang pembuatna dan
perawatan benda uji di laboratorium .
6.Pengetesan/ pengujian dilaksanakan setelah benda uji mencapai umur tertentu dan setiap pengujian
harus teridir dari 3 buah benda uji. Jadi setiap rangkai pengujian @3 benda uji.
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :
NO PERLENGKAPAN K3 CHECK

1 SAFETY HELMET

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER

6 BODY HARDENESS

7 ROMPI

8 EAR PLUG
BODY HARDNESS

ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan

EAR PLUG SAFETY GLOVES


 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 TIMBUNAN MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA ucs 2000 Kpa
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN STRUKTUR

MATERIAL RINGAN MORTAR BUSA UCS 2000 Kpa


METODE PELAKSANAAN
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
Pekerjaan Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
Pekerjaan Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa dilaksanakan diatas struktur tanah lunak yang belum dapat ditanggulangi dengan UCS 800 Kpa
biasanya diaplikasikan untuk mengatasi penuruan tanah pada pekerjaan oprit Jembatan, perkuatan tanah lunak dan gambut dan instabilitas tanah
timbunan, Pekerjaan ini mencakup pekerjaan lantai kerja, bekisting dan pengecoran material ringan mortar busa,
Pekerjaan Material Ringan Mostar Busa UCS 2000 Kpa dilakukan sesuai dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
1. Field Trial
• Pembuatan Material (Persiapan)
Material di produksi di Batching Plant dengan komposisi sudah dibaut mix design sebelumnya

Distribusi Ke Lokasi Pengecoran

2. Setelah galian timbunan eksisting sudah mencapai elevasi, dilanjutkan pengecoran lantai kerja harus rata sesuai elevasi rencana
METODE PELAKSANAAN
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
Persiapan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk pengecoran lean concrete. Adapun peralatan dan material yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
• Kaso untuk bekisting, stamper, talang cor, dan jidar.
• Beton sesuai spesifikasi volume beton diberikan oleh QS, konfirmasi order beton ke Batching Plan maksimal 5 jam sebelum pengecoran.
• Marking koordinat dan elevasi lean concrete sesuai dengan shop drawing.
• Area lean concrete digali dan dipadatkan menggunakan stamper, kemudian dilakukan pengecekan elevasi dan koordinat.
• Apabila elevasi dan koordinat sudah benar, maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Tetapi jika elevasi dan koordinat belum tepat maka harus diperbaiki.
• Pasang bekisting lean concrete dan talang cor.
• Pembersihan area cor meliputi pembersihan serpihan material dan kotoran lain, selain itu area cor harus dipastikan dalam keadaan kering.
• Lakukan pengujian nilai slump ketika beton datang, apabila nilai slump tidak sesuai maka beton harus direject.
• Beton dituang dari truck mixer ke area cor lean concrete menggunakan talang cor, lalu diratakan menggunakan jidar.

3. Pengecoran : Adonan campuran dituang secara merata (tidak dituang pada satu titik) dan ditutup dengan terpal
Setelah bekisting dan tulangan sudah diperiksa pengawas, selanjutnya dilakukan pekerjaan pengecoran,
Proses pengecoran pada Timbunan dilaksanakan dalam beberapa tahapan cor sesuai Tahapan bentang yang akan
dicor. Persiapan terakhir sebelum dilakukan pengecoran adalah pembersihan lokasi, pembesian dari kotoran berupa
sisa-sisa kawat bendrat maupun kotoran lain yang dapat mengganggu pada saat pengecoran. Pengecoran dilakukan
dengan menggunakan material Mortar Busa UCS 2000 Kpa, yang sudah dilakukan trial mix sebelumnya dan telah ditetapkan.
Pengecoran ini menggunakan Mortar Busa yang diproduksi di Batching plant, dibawa ke lokasi menggunakan Concrete T
ruck Mixer. Penuangan beton menggunakan Concrete Pump dengan pemadatan menggunakan electric concrete vibrator.
4. Lokasi yang sudah dilakukan pengecoran dilakukan curing dengan menutup dengan terpal dan perawatan beton
METODE PELAKSANAAN
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa

START
START

Mix
MixDesign
Design(UCS
(UCS2000
2000 Kpa)
Kpa)

Cek

Tidak

Diajukan
Diajukanke
keKonsultan
Konsultan

Diterima
Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran

Pengecoran
PengecoranLantai
LantaiKerja
Kerja

Setting
Settingout
outdan
danpengukuran
pengukuran(Bekisting)
(Bekisting)

Penghamparan
PenghamparanMorttar
MorttarBusa
Busa

Curing
Curing

FINISH
FINISH
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK

1 SAFETY HELMET

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES
SAFETY GLASSES
4 SAFETY GLASSES SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
5 MASKER

6 BODY HARDENESS

7 ROMPI

8 EAR PLUG
BODY HARDNESS

ROMPI MASKER
Keterangan :
APD Wajib digunakan
APD Tidak Wajib digunakan

EAR PLUG SAFETY GLOVES


 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
 Material Ringan Mortar Busa UCS 2000 Kpa
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR


METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

• Mobilisasi/ pengadaan material batu dari quarry dengan menggunakan dump truck.
• Pelaksanaan pasangan batu dimulai pada bagian pondasi dan lantai saluran dilanjutkan pada bagian lining.
• Setelah setting out dilanjutkan pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2- 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu
tersebut agar terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/ mampat.
• Untuk bangunan yang tingginya lebih dari 1 meter, maka tinggi pengerjaan pasangan batu per layer dengan maksimum 1
meter. Penghentian pelaksanaan bertangga/ trap agar sambungan pasangan lama dan pasangan berikut diatasnya bisa
terjadi satu ikatan yang kuat.
• Pekerjaan penyusunan batu parallel dengan pemasangan wheep hole dengan jarak sesuai spesifikasi.
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
 Pemasangan Batu
 Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
 Batu dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu
terpasang
 Batu tidak menggeser atau memindahkan batu yang terpasang.
 Pada saat pemasangan dilakukan pemasangan lubang sulingan dengan lokasi pemasangan dan material sulingan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
 Untuk Elevasi Permukaan dapat dibantu dengan menggunakan patok kayu yang yang diberi benang antara patok tersebut

- Toleransi Dimensi :
 Sisi muka masing —masing batu dari permukaan pas. Batu tidak boleh > 1 cm dari profil permukaan rata-rata pas. Batu dg
mortar disekitarnya.
 Profil permukaan rata-rata selokan & saluran air yg dibentuk tidak berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai
saluran yang ditentukan, dan tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang yang ditentuka.
 Tebal minimum 10 cm
 Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap (catch pits) dan lantai golak tidak
bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan (pekerjaan Akhir Batu) dilakukan sesuai dengan persyaratan dan tahapan
pekerjaan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis pada dokumen pelelangan
METODE PELAKSANAAN
 PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR

Peralatan kerja;
Peralatan Kerja :
1.
1. Concrete Mixer
Concrete Mixer
2.
2. Alat
Alatbantu
Bantu
Pekerjaan dibantu
Pekerjaan dibatu dengan
dengan peralatan perancah/
scafolding dari bambu yang dirangkai.
scaffolding dari bamboo yang dirangkai

Untuk Elevasi Permukaan dapat dibantu dengan menggunakan


patok kayu yang yang diberi benang antara patok tersebut

Gambar diatas hanya sebagai Ilustrasi pekerjaan “Retaining


Gambar
wall” diatas
dengan hanya sebagai
konstruksi ilustrasi
Pasangan pekerjaan
Batu. Untuk retaining
Ukuran dan
Wall dengan
dimensi konstruksi
sebenarnya pasangan
sesaui tenderbatu . Untuk Ukuran dan
dokumen
Dimensi sebenarnya, sesuai tender dokumen

  
Timbunan Lokasi sesuai gambar kerja
 
1. Pada Lokasi yang tidak memungkinkan dilaksanakan
pekerjaan dengan alat berat
2. Pekerjaan Timbunan  pada lokasi Retaining wall dan
Lokasi lainnya sesuai gambar kerja
3. Penghamparan oleh pekerja dan alat bantu Pemadatan
dengan Hand Stamper atau dengan mini roller
 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Bak truck harus ditutup dengan baik bila membawa material


pasir, tanah dan lainnya (penutup harus kuat untuk menahan
material, seperti terpal, termasuk memastikan kekuatan dinding
bak truck).

 Penyiraman Lokasi lokasi yang terkena dampak dari pekerjaan , Truk dengan penutup terpal

seperti debu yang dibawa oleh kendaraan proyek sehingga


bertebaran akibat dari aktivitas kendaraan itu sendiri maupun
kendaraan yang melalui di sekitar lokasi pekerjaan

Penyiraman Lokasi yang terkena Dampak dari kegiatan pekerjaan


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN HARIAN DAN LAIN LAIN


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN MARKA JALAN TERMOPLASTIK


 PEKERJAAN MARKA JALAN TERMOPLASTIK

1. Lokasi
• Lokasi pekerjaan : sesuai shop drawing.

2. Uraian
• Material marka didatangkan dari pabrik/supplier sesuai spesifikasi teknis.
• Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
 Perbersihan lokasi pekerjaan/permukaan perkerasan dari debu dan bahan yang bergemuk.
 Bahan cat thermoplastic dipanaskan terlebih dahulu.
 Penandaan lokasi permukaan perkerasan yang akan dicat dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
• Pengecatan marka dilakukan dengan mesin pengecat marka, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis
dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa
berhenti dan mulai berjalan lagi). Pengecatan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
atau ditentukan lain sesuai gambar kerja.
• Ketebalan cat ketika digelar, yaitu tebal basah minimum 1,50 mm atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis.
• Pengecatan dilakukan dengan kondisi temperature 204-218°C, atau ditentukan lain sesuai spesifikasi teknis.

Gbr. Contoh Visualisasi Pekerjaan Marka Jalan Thermoplastic


 PEKERJAAN MARKA JALAN TERMOPLASTIK

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN GUARD RAIL


 PEKERJAAN GUARD RAIL
Pelaksanaan Vehicle Guardrail
1. Fabrikasi material di pabrik atau workshop
2. Transportasi Guard rail dari pabrik menuju lokasi pekerjaan dengan menggunakan truck
atau sejenisnya.
3. Pemasangan tiang guard rail dilakukan secara manual oleh pekerja (gali, tanam, timbun,
pemadatan). Sebagai alternatif (jika memungkinkan) untuk sistem tanam dapat dilakukan
dengan sistem jacking dengan driving machine atau sejenisnya. Untuk pondasi beton,
menggunakan beton ready mix, mobilisasi dan penuangan dengan truck mixer.
4. Untuk horizontal rail dipasang (pengangkatan dan pembautan) secara manual oleh
pekerja dengan alat bantu.
 PEKERJAAN MARKA JALAN TERMOPLASTIK

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN RAMBU JALAN

RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN


PERMUKAAN PEMANTUL
 RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL

1. Menggunakan metode prefabrikasi. Fabrikasi dan perangkaian dikerjakan di workshop/ pabrik dan dilokasi pekerjaan
hanya intalasi.
2. Mobilisasi ke lokasi pekerjaan menggunakan truck atau sejenisnya. Untuk regulatory and warning signs type-B akan
dilakukan galian pondasi secara manual dengan alat bantu.
3. Pengangkatan, penyetelan, pembautan rambu secara manual, untuk lokasi diketinggian dapat dibantu truck . Pada type-B
sebelum pengecoran akan diberi support dari besi, bamboo atau lainya hingga kokoh dan dilanjutkan dengan pengecoran
pondasinya.
4. Plat untuk rambu jalan harus merupakan lembaran rata dari campuran alumunium keras dan harus mempunyai ketebalan
minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus bebas dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses
sebelum digunakan sebagai Pelat Rambu Jalan.
5. Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran alumunium alloy yang diekstrusi dari campuran logam.
Pelat Rambu Jalan harus diberi tambahan rangka pengaku bila ukuran melebihi 1 meter.
6. Tiang Rambu harus merupakan pipa baja berdiameter dalam minimum 40 mm, digalvanisir dengan proses celupan panas,
semua ujung yang terbuka harus diberi tutup untuk mencegah masuknya air.
7. Siapkan bekisting dan galian tanah pondasi untuk tiang rambu jalan tunggal
8. Pemasangan Rambu Jalan Tunggal pada lokasi dan jumlah sesuai dengan shop drawing yang disetujui
9. Apabila Pelat/Tiang Rambu Jalan Tunggal ada yang cacat pengecatannya akibat pemasangan ataupun handling, maka
perlu dicat/difinish kembali dengan material cat yang sama seperti semula
 RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL

Gbr. Contoh Visualisasi Pemasangan Rambu

Gbr. Flowchart Pekerjaan RAmbu tiang tunggal


 RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
 RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL

Jenis rambu berupa petunjuk, larangan, perhatian bagi pengguna lalu-lintas yang
akan melintasi lokasi proyek agar berhati-hati.

Rambu keluar Posisi flagman Lampu rotary di


masuk kendaraan pada setiap setiap pintu masuk
proyek pada pintu persimpangan proyek
area kerja

Rambu ketika ada Rambu di bawah


pekerjaan yang area jembatan
berada diatas ketika ada
ketinggian pekerjaan di atas

PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN

Rambu
Rambu jalur pejalan
pemberitahuan
kaki
adanya pekerjaan

Perangkat ini banyak dipakai


untuk mengarahkan lalu lintas
Rambu maksimum Rambu guna menghindari / mengalihkan
percepatan pada pemberitahuan lalu lintas ketika adanya
area kerja proyek adanya pekerjaan pekerjaan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

PERBAIKAN CAMPURAN ASPAL PANAS


 PELAKSANAAN TACK COAT (LAPIS PEREKAT)

 
  Peralatan yang digunakan
1. Compresor
2. Asphalt Sprayer
3. Air Compresor
Uraian
1. Aspal dan kerosin dicampur dengan perbandingan sesuai
dgn spesifikasi teknis kemudian dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair/lapisan perekat
2.Permukaan yang akan dilapisi lapis perekat dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan air compressor
3.Kemudian lapis perekat disemprotkan dengan asphalt
sprayer ke atas permukaan yang akan dilapis
4.Alat bantu dan angkutan aspal dan kerosin menggunakan
Dump Truck
 

FLOW CHART

START

Material Tack Coat (Aspal +


kerosin)

Pembersihan Lokasi
Delivery Pekerjaan

Penyemprotan material lapis perekat


dg Asphalt sprayer

FINISH
 LAPIS RESAP PENGIKAT – ASPAL CAIR (PRIME COAT)
Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang
mengikat lambat (slow setting) memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis
kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionic. Aspal emulsi jenis
lkationik harus digunakan pada permukaan yang berbasis acidic
(dominika silica) , sedang kan Janis anionic harus digunakan pada
permukaan berbasis basaltic (dominan karbonat) . Sumber Spesifikasi
Umum 2018 Dinas Pekerjaan Umum
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat merupakan
lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi agregat Klas A.
Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan
berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat
kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen atau sesuai
dengan yang di isyaratkan didalam dokumen spesifikasi teknis. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap
kedalam lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan
pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh Gambar pelaksanaan lapis resap pengikat
karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan dibiarkan (Prime Coat) menggunakan asphalt distributor
agar pasir tersebut diselimuti aspal.

Fungsi dari lapis resap pengikat antara lain :


• Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal
• Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat (segregasi) jika dilewati kendaraan sebelum dilapis dengan campuran aspal.
• Menjaga lapis pondasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat
yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur jalan.
 PELAKSANAAN LAPIS PONDASI AC-BASE

Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8
cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan
lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tondem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil
Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS PONDASI AC-BASE

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
 PELAKSANAAN LAPIS ANTARA AC-BC

Setelah pekerjaan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 8 cm dilaksanakan dilanjutkan dengan penghamparan Lapis
perekat dan lapis resap pengikat dengan asphal Sprayer, Setelah itu baru dilanjutkan dengan penghamparan lapis antara (AC-BC.
Lapisan ini digunakan untuk mengurangi tegangan atau regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan bawahnya.

Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan


1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil
Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS ANTARA AC-BC

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC

Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik., Lapis Aus (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak
paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non structural Lapis Aus (AC-WC) dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Alat Berat dan Peralatan Produksi yang digunakan
1. AMP
2. Dump Truk
3. Ashalt Finisher
4. Tandom Roler
5. Tire Roler
6. Air Compresor
Metoda Kerja:
• Pengangkutan Hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperature Hotmix pada saat produksi dan
pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
• Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher
• Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah lintasan 1 passing
• Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasandisesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix
• Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller
 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC

   
  Produksi Hotmix di
Mixing Plant (AMP)
 
 
 PELAKSANAAN LAPIS AUS AC-WC
 
 

     
Breakdown rolling Intermediate rolling Finish rolling / Pemadatan Akhir
     

OPEN TRAFFIC dilakukan minimum 12 jam setelah selesai Finish Rolling dan suhu berada pada titik lembek aspal yang digunakan atau ditentukan lain
sesuai spesifikasi teknis.
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

2. PEK AC-BACE
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

2. PEK AC-BC

2. PEK AC-WC
 FLOWCHART PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

START
START

Quality
Quality Test
Test ofof Material
Material
(Aggregate
(Aggregate && Asphalt)
Asphalt) and
and
Trial
Trial Mix
Mix

Uji
Uji Lintasan
Lintasan
N
o

Check Transporting Asphalt


Check // Test
Test
Spray Prime Coat
/ Tack Coat
Ok
Mixing
Mixing Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
Survey
Survey At
At AMP
AMP

Transporting
Transporting No
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC
To
To Site
Site
Preparation
Preparation of
of Surface
Surface

Check
Check // Test
Test
Prime
Prime Coat
Coat // Tack
Tack Coat
Coat
Spreading Asphalt
Pengontrolan QC
Ok
Spreading
Spreading Material
Material
AC
AC BC
BC // AC
AC WC
WC

Compacting
Compacting

No
Check
Check // Test
Test
Compacting Tandem Roller – Pneumatic Tire Roller – Tandem Roller
Pass
Finish
Finish
 FLOWCHART PENGENDALIAN PERKERASAN ASPAL
ALUR PENGENDALIAN MUTU PERKERASAN HOTMIX.

Aspal curah
- Softening point dll. YA YA
- Kesinambungan Dipesan Test Masuk
suplai Tangki

Tidak

Tolak Percobaan Job


Tidak Mix Formula
Buat lagi
Altenatif
lain

Test routine
Aggregat halus YA
YA Abrasi <40 YA
Aggregat kasar Tes awal
Dipesan kepipihan
Fine Abrasi <40
Kadar
Filler kepipihan
organik
Pengolahan di
Tidak AMP

Tolak /
cari
Altenatif
Pengangkutan
Hotmix

Penghamparan
Hotmix

Pemadatan
Hotmix

Tidak
Uji mutu
- Core
Drill

Ya

FINISH
DOKUMENTASI PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL :

1. Pembersihan Lokasi 2. Penghamparan Tack Coat 3. Check suhu Aspal

4. Penghamparan Aspal 5. Raker Sambungan 6. Pemadatan dg Tandem

7. Pemadatan dg TR 8. Check ketebalan Aspal 9. FINISH


 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PELAKSANAAN PERKERASAN ASPAL

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PERBAIKAN LAPIS FONDASI BAWAH BETON KURUS


 PEBAIKAN LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS

Perbaikan terhadap lapis pondasi Bawah beton kurus yang tidak memenuhi ketentuan, dilakukan sebagai
berikut ini :
• Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus tidak boleh berbeda lebih dari 10
mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm) dan untuk Perkerasan Beton Semen juga
tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm di bawah atau 10 mm di atas elevasi rancangan (-10, +10 mm).
Lapis Pondai Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0,3 % diperrbaiki dengan dibongkar dan diganti lapisan baru
 PEBAIKAN LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS

Perlengkapan K3 Yang Harus Dipenuhi :


NO PERLENGKAPAN K3 CHECK Keterangan :
APD Wajib digunakan
1 SAFETY HELMET
APD Tidak Wajib digunakan

2 SAFETY SHOES

3 SAFETY GLOVES

4 SAFETY GLASSES

5 MASKER
SAFETY GLASSES
6 BODY HARDENESS SAFETY HELMET SAFETY
SHOES
7 ROMPI

8 EAR PLUG

MASKER BODY HARDNESS


ROMPI
EAR PLUG
SAFETY GLOVES
 PEBAIKAN LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS

PENGENDALIAN RAMBU - RAMBU

Keterangan :
Rambu – rambu Wajib dipasang
Rambu – rambu tidak wajib dipasang
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEMELIHARAAN KINERJA JALAN


 PEMELIHARAAN KINERJA JALAN

Kinerja Jalan didefinisikan pada tiga tingkatan (meskipun kontrak yang sederhana tidak menggunakan semua kriteria di bawah
ini):
• Ketersediaan Lajur Jalan.
• Daya Tahan (Keawetan) Jalan.
• Kenyamanan Pengguna Jalan.
Indikator Kinerja Jalan
• ukuran yang dipakai untuk menggambarkan mutu bagian-bagian jalan, yang berdampak langsung terhadap Pengguna
Jalan.
Tingkat Layanan Jalan
• standar mutu jalan dengan panjang tertentu, yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Jalan.
Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dengan memelihara atau memperbaiki kerusakan perkerasan
dan bahu jalan seperti
• menutup celah/retak permukaan (sealing),
• penambalan lubang-lubang (patching),
• perataan setempat (spot leveling),
• perbaikan tepi perkerasan,
• pelaburan aspal, perbaikan retak,
• perbaikan permukaan yang bergelombang atau keriting (corrugations) dan
• meratakan alur (rutting) yang dalam untuk mempertahankan lereng melintang jalan yang standar.
 PEMELIHARAAN KINERJA JALAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN


 PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

TUJUAN PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN


• mempertahankan kondisi jembatan tetap mantap
• Menjamin agar penurunan kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai kinerja yang disyaratkan.

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


• pembersihan struktur jembatan secara keseluruhan (bangunan atas, bangunan bawah dan bangunan pelengkapnya), pembersihan
daerah aliran sungai (DAS) yang mempengaruhi keamanan jembatan (100 meter ke hulu dan 100 meter ke hilir), pembersihan
kotoran, sampah di sekitar jembatan,
• Perbaikan pasangan batu
• Perbaikan/pembuatan tangga inspeksi
• Perbaikan sandaran
• Perbaikan kerb pada trotoar dan median
 PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

A. Pemeliharaan Rutin
• Pembersihan Jembatan
Pembersihan Jembatan meliputi pekerjaan pembersihan pada seluruh struktur jembatan termasuk
sampah, kotoran yang ada pada dan sekitar bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa
cucuran dan lantai jembatan, sambungan siar muai , landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat
serta daerah aliran sungai, 100 meter arah hulu / hilir jembatan
• Perbaikan Pasangan batu
perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak adukan, pecah , gompal, pasangan
batu pada bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah timbunan (jalan pendekat),
pengaman bangunan bawah parapet.
• Perbaikan sandaran
Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran dengan tiang sandaran beton dan sandaran
horizontal baja atau tiang sandaran baja dan sandaran horizontal baja atau sandaran dengan jenis dinding
beton serta sandaran horizontal dan vertical dari bahan baja
• Perbaikan Kereb pada trotoar atau median
Perbaikan kereb pada trotoar atau median pada pemeliharaan kinerja jembatan ini yaitu perbaikan dan
pengecatan kereb pada trotoar atau median.
 PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

B. Pemeliharaan Berkala
• Pengecatan
Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan yang bersifat dekoratif maupun protektif. Pengecatan
yang bersifat dekoratif dapat digolongkan sebagai pengecatan sederhana pada pemeliharaan kinerja
jembatan
• Perbaikan / Penggantian sambungan siar muai
Perbaikan atau penggatian sambungan siar muai meliputi pekerjaan perbaikan sambungan siar
muai jenis asphaltic plug.

C. Perbaikan dan Rehabilitasi


• Perbaikan Retak/ Kerusakan Beton
Perbaikan kerusakan beton seperti retak , spaling dan scalling pada beton yang meliputi kerusakan beton
struktur dan non structural yang diakibatkan karena mutu beton yang rendah atau penggunaan yang tidak
semestinya seperti beton berlebih, serta pemeliharaan yang tidak dilaksanakan dengan baik pada elemen
jembatan seperti gelagar beton , lantai beton jembatan , bangunan bawah jembatan , tembok penahan
tanah , dan tembok sayap
 PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

Padat Karya
 Untuk jenis pekerjaan pembersihan jembatan dan pengecatan sederhana yang berupa pengecatan dekoratif (dengan bahan sesuai spesifikasi
sebagai jenis cat yang bersifat dekoratif)
 Dengan pengawasan dan arahan yang cukup ketat.
 Kontraktor akan menyampaikan program padat karya yang disahkan oleh Pengawas Pekerjaan yang sekurang-kurangnya meliputi
 jenis pekerjaan,
 lokasi pekerjaan,
 jadwal pelaksanaan dan
 perkiraan jumlah tenaga kerja setempat yang dilibatkan.
Pengajuan Kesiapan Kerja
 jadwal semua kegiatan pemeliharaan kinerja jembatan disampaikan pada Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
 melakukan pembersihan struktur jembatan sebelum pemeriksaan detail kondisi jembatan, dengan memperhitungkan nilai kondisi, volume
kerusakan, volume lalu lintas, fungsi jalan, umur layan jembatan, pengamatan dan pengukuran geometri jembatan (termasuk jalan pendekat) dan
lingkungan sekitar jembatan, kondisi perambuan dan perlengkapan jembatan lainnya untuk keselamatan pengguna jembatan
 memberikan contoh bahan yang akan digunakan untuk perbaikan yang sesuai dengan pekerjaan terkait dalam Divisi 8
 menyiapkan program kerja yang sekurang-kurangnya meliputi
 metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan,
 jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai untuk setiap jenis pekerjaan,
 kebutuhan volume material,
 kebutuhan jenis peralatan,
 jumlah tenaga kerja,
 pengaturan lalu-lintas,
 pengendalian mutu pekerjaan dan
 kemungkinan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan.
 PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

 INDIKATOR KINERJA ELEMEN JEMBATAN


PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

C.2. RENCANA JADWAL


PELAKSANAAN PEKERJAAN
 SCHEDULE PEKERJAAN
 SCHEDULE PEKERJAAN
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

D. RENCANA KENDALI MUTU

Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
ORGANISASI TIM PENGENDALI MUTU
ORGANISASI TIM PENGENDALI MUTU

KEPALA PROYEK

SITE MANAGER

QUALITY CONTROL

INSPEKTOR LBORATORY & QC DOKUMENTASI & INTERNAL AUDIT


TEST ADMINISTRASI
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

D.1. PENGENDALIAN KUALITAS , PROSEDUR


PENGUJIAN, LAPORAN DAN DOCUMENTASI

Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
A.Pengendalian kwalitas dan Kuantitas pekerjaan.

• Untuk menjamin terlaksananya pengendalian kwalitas/mutu proyek dipergunakan Sistim Manajemen Mutu Standard ISO
(standard International) yang dimiliki kontraktor dengan cara antara lain :
• Membuat Rencana Mutu Proyek.
• Membuat Prosedur Kerja.
• Membuat Instruksi Kerja Pekerjaan.
• Membuat Rencana Inspeksi dan Test.

 Untuk menjamin bahwa setiap material yang akan dipergunakan telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan setiap
proses produksi telah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi dan setiap hasil akhir
dari setiap pekerjaan betul-betul telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar, diperlukan suatu Rencana Mutu
Proyek (Project Quality Plan) berdasarkan Spesifikasi Teknik.
 Untuk menjamin terlaksananya Sistem Jaminan Mutu maka diperlukan suatu cara pengendalian mutu yaitu dengan
melaksanakan Audit Mutu Internal dan Audit Mutu Eksternal yang dilaksanakan secara periodik selama periode kontrak.
B. Kendali Waktu & Biaya

1. Kendali Waktu

Untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen maka
perlu dibuat suatu perencanaan waktu yang baik dan sederhana dan mudah pengendaliannya.

Perencanaan waktu dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menggunakan cara CPM
(Critical Path Method) atau Barchart atau kombinasi keduanya dengan memanfaatkan program komputer (Microsoft
Project) yang dilengkapi cara pengendaliannya dengan Updating program secara periodik.

Pengendalian waktu/updating harus dilakukan secara periodik sekali seminggu atau paling sedikit sekali sebulan
dengan memanfaatkan Approved Master Schedule sebagai acuan (Baseline).
Dengan melakukan updating schedule secara periodik tersebut akan dapat diketahui apakah terjadi keterlambatan
schedule atau sebaliknya.
Apabila terjadi keterlambatan schedule khususnya pada aktifitas pada lintasan kritis, maka agar tidak berkibat pada
mundurnya waktu pelaksanaan, perlu diberikan suatu perhatian khusus pada aktifitas tersebut misalnya dengan
mengusahakan agar keterlambatan yang terjadi pada periode sebelumnya dapat dikejar pada periode updating
berikutnya yaitu dengan cara menambah sumberdaya misalnya: Mesin, Tenaga kerja,

Material, Metoda kerja, Uang, Waktu / jam kerja.


Apabila terjadi keterlambatan kritis yang harus diselesaikan melalui Kantor pusat maka manajemen proyek segera
melapor dan berkoordinasi dengan Kantor Pusat untuk mendapatkan dukungan penyelesaian masalah tersebut.
2. Kendali Biaya

Lingkup kegiatan
a) Instruksi ini dilaksanakan untuk kegiatan Cash Flow / Transaksi Penggunaan dana Proyek (Uang muka / Termind
ataupun MC) untuk keperluan Penyelesaian Proyek.
b) Instruksi ini mencakup hubungan Uang Yang diterima, Progress Pekerjaan, Biaya Produksi dsb, dimana diharapkan
agar tercipta kesinambungan dan terjaganya pengendalian Biaya untuk proyek tersebut.

Maksud dan Tujuan


c) Agar efesiensi dan tepat guna terjadi dalam Penggunaan Biaya untuk menyelesaikan proyek.
d) Dengan penggunaan biaya yang tepat, maka tidak timbul permasalahan penggunaan Biaya untuk menyelesaikan
Proyek yang dimaksud “Tepat Waktu”
e) Sebagai monitoring Penggunaan biaya proyek, baik cash in (dari tagihan proyek) sampai penggunaan biaya (cash out)
untuk menyelesaikan proyek tersebut agar tepat waktu dan sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan
3. Aspek Teknis keselamatan kerja dan Keamanan Aset

Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan menerapkan “Prosesur
Pelaksanaan K-3”.

Untuk Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / Penyedia Jasa mempergunakan
prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem Management Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dan Sertifikat OHSAS.

Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama dengan Pihak keamanan terkait, kemanan dari internal yang
menggunakan tenaga yang handal di bidangnya.

Kontraktor juga akan mengadakan Program Asuransi saat dimulai, proses dan akhir pelaksaan proyek sesuai yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis / dokumen Pelelangan.
C. Aspek Teknis keselamatan kerja dan Keamanan Aset
Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan menerapkan “Prosesur
Pelaksanaan K-3”.

Untuk Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / Penyedia Jasa mempergunakan
prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem Management Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia dan Sertifikat OHSAS.

Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama dengan Pihak keamanan terkait, kemanan dari internal
yang menggunakan tenaga yang handal di bidangnya.

Kontraktor juga akan mengadakan Program Asuransi saat dimulai, proses dan akhir pelaksaan proyek sesuai yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis / dokumen Pelelangan.
E. Shop Drawing & As Build drawing

1. Prosedur Shop Drawing & As Build Drawing

Ruang Lingkup

Prosedur ini mengatur proses Pembuatan Shop drawing atau perubahan Shop drawing setelah proses peninjauan
gambar tender, modifikasi / perubahan, rekayasa engginer pada waktu MC0 dan distribusi gambar.

Pembuatan As built drawing setelah Bentuk Fisik Struktur / Pelaksanaan Item pekerjaan telah disetujui oleh pihak
konsultan pengawas dan Owner

Tujuan Dan Sasaran

Tujuan adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya (shop drawing) dan Bukti otentik Kebenaran
Dokumen untuk Perusahaan (shop drawing dan As bulid Drawing).
 

Sasaran adalah:
• Prosedure yang dipersyaratkan dilaksanakan

• Dalam Pelaksanaan pekerjaan di dukung oleh bukti yang kuat dan telah disetujui oleh pihak Konsultan pengawas
dan Owner (shop drawing)

• Hasil akhir pekerjaan telah didokumentasikan dalam bentuk Asbuild drawing (baik dalam bentuk soft Copy maupun
hard copy) yang telah disetujui oleh piahk konsultan pengawas maupun pihak Onwer

• Memudahkan pengarsipan dan penggadaan Pihak owner / Pengguna Jasa maupun oleh kontraktor pelaksana sendiri
FLOW CHART (SHOP DRAWING & AS BUILT DRAWING)

START

Selesai Survey dan


Pengukuran  disetujui
- Stake Out
- bowplank
- dsb

Pengukuran ulang dari


existing Cross and
Longitudinal section

Proposal / pengajuan Desain Compare dan checking terhadap


Konstruksi baru utk beberapa item tender drawing (dokumen tender )
pekerjaan atau seluruh item
pekerjaan

Persetujuan Konsultan
Perubahan
Pengawas

Gambar Pelaksanaan/Shop
Drawing

Persetujuan Konsultan
Pengawas
Repair Pedoman Pelaksanaan
Pekerjaan

Final
Check
Approved for Construction

issued

FINISH

Reference to next Construction


(same work)
F. Penanganan Material / Bahan Pekerjaan.

Material-material
Untuk baja tulangan, kayu, dsb material didatangkan ke base camp untuk selanjutnya disimpan dalam
gudang Proyek / Storage

G. Kebersihan
Selama Pekerjaan berlangsung.
Pekerjaan pembersihan disini dilakukan pada setiap pekerjaan sedang berlangsung (waktu malam adalah
untuk pekerjaan mayor dan waktu siang untuk pekerjaan minor), lokasi dibersihkan dari peralatan kerja,
kendaraan keluar - masuk site dan material yang tidak terpakai.Pekerjaan ini dilakukan sebagai procedure
standar bagi keselamatan, keamanan (personil ataupun peralatan), dan kebersihan kerja.

Setelah Pekerjaan selesai.


Pekerjaan Pembersihan dilakukan setelah pekerjaan sesuai gambar kerja dan BQ selesai dilaksanakan
dan telah telah disetujui pihak owner.Pekerjaan pembersihan lokasi dari peralatan kerja, kendaraan keluar
- masuk site, demobilisasi, dan material kerja yang tidak terpakai.

H. Antisipasi waktu kritis

Untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, dengan jadwal
waktu pelaksanaan yang telah dijadwalkan, dijabarkan lagi menjadi jadwal mingguan hingga harian.
Monitoring jadwal harian dilaksanakan setiap hari dan selalu di “Up Date” sesuai pelaksanaan dilapangan,
bila terjadi keterlambatan pada hari tersebut maka keterlambatan tersebut harus dapat digantikan pada
hari berikutnya, Misalnya dengan menambah jam kerja atau cara lain sehingga keterlambatan tersebut
dapat dipenuhi.
Untuk garansi kualitas Proyek menggunakan standar internasional sistem menajemen mutu (kualitas)
dengan aplikasi dari ISO 9001-2008. Komitmen PT.BRANTAS ABIPRAYA untuk kualitas ditunjukkan dalam
kebijakan perusahaan.
Dalam proyek konstruksi, kontrol dasar dari kualitas mengacu pada:

• ISO 9001-2008
• Spesifikasi teknik dari proyek
• Target kualitas
• Kualitas manajemen

Roda manajemen mutu perusahaan berdasarkan siklus PDCA (plan, do, check, action). Roda manajemen
mutu perusahaan adalah plan – train – action – monitor – improve – review. Atau perencanaan – latihan –
tindakan – monitor – peningkatan – review. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :
Roda manajemen mutu perusahaan

1.Perencanaan / plan
• Quality target PT.BRANTAS ABIPRAYA dan Spesifikasi teknis
• Presentasi subkontraktor / supplier
• Training – training
• Flow chart dan SOP Quality Control
• Form check list
• Kalibrasi, Serifikasi (mill certificate)
• Kunjungan ke work shop

2.Pelaksanaan
• Ijin pelaksanaan
• Pembuatan mock up
• Sampling and testing
• Rapat kualitas dan Kontrol proses

3.Monitor / kontrol
• Melakukan check list membuat Defect list
• Membuat evaluasi kualitas
• Corrective Action and Preventive Action
• Monitoring and Inspection

4. Improvement dan review


• Evaluasi produk dan Quality Assesment
• Improvement Plan
• Rekaman untuk data base
• Serah terima
Planning / Perencanaan
Sebagai bagian penting dari alur pengendalian kualitas adalah bagian perencanaan.Berikut dijelaskan
mengenai masing-masing bagian dari perencanaan kualitas.
A.1.1. Quality target PT.BRANTAS ABIPRAYA.
Quality target dimaksudkan sebagai penyeragaman kualitas oleh PT.BRANTAS ABIPRAYA yang
tentunya sudah memperhatikan standar kualitas yang disyaratkan oleh pemilik proyek.

A.1.2. Spesifikasi Teknis


Dalam setiap pelaksanaan harus mengacu pada spesifikasi teknis yang disyaratkan dalam
perencanaan. Spesifikasi teknis ini menjadi dasar utama dalam perencanaan kualitas di samping
quality target oleh PT.BRANTAS ABIPRAYA. Dalam spesifikasi teknis, tidak hanya mensyaratkan
hasil pekerjaan, tapi juga syarat pelaksanaan dan proses pengendalian kualitasnya. Untuk itu perlu
untuk mempelajari spesifikasi teknis tersebut.

A.1.3. Presentasi Subkontraktor


Setiap sebelum memulai pekerjaan tertentu, subkontraktor diharuskan untuk mempresentasikan
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Presentasi ini dihadiri oleh konsultan dan atau pengawas.
Presentasi ini akan berisi paling tidak metode pelaksanaan, spesifikasi produk yang akan digunakan,
proses kontrol kualitas, waktu pelaksanaan, alat-alat yang digunakan, proses koordinasi yang
diperlukan dengan main kontraktor, personil yang akan ditugaskan, dan hal-hal lain yang dianggap
perlu.
A.1.4. Training
Training merupakan tindakan yang secara terus-menerus dilakukan dalam rangka menunjang
pencapaian target kualitas di proyek.Training yang dilakukan adalah berdasarkan hasil evaluasi
kebutuhan yang dilakukan di proyek.Peserta training yang utama adalah pada pekerja, supervisor,
dan petugas QC.Setiap pengadaan training harus dievaluasi untuk mengetahui efektifitas
pelaksanaan training.
A.1.5. Flow Chart dan SOP
Flow chart dan SOP diperlukan dalam rangka untuk menjelaskan pola dan langkah-langkah yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian kualitas.Dalam pelaksanaan di proyek,
diperlukan suatu standar operasi pelaksanaan yang telah menjamin proses pengendalian mutu yang
berkesinambungan. Berikut adalah SOP (Standar Operating System) dari proses Quality Control (QC).

Pada pelaksanaan kontrol kualitas, setiap proyek dapat menetapkan SOP atau standar operating
procedure. SOP melibatkan beberapa personil maupun pejabat terkait yaitu SEM (Site Engineering
Manager), SOM (Site Operational Manager), QC (Quality Control) dan pihak mandor / supplier /
subkont.
SOP QUALITY QONTROL

1. SEM membuat dan menyetujui kontrak / SPK dengan mengacu pada spesifikasi / ketentuan yang
disyaratkan.
2. Pihak supplier / subkontraktor membuat metode pelaksanaan yang mengacu pada metode pelaksanaan
umum proyek, spesifikasi dan ketentuan lain yan disyaratkan
3. Metode diperiksa oleh SEM dan QC
4. Jika ada beberapa koreksi maka pihak supplier / subkontraktor harus memperbaiki
5. Supplier / subkontraktor mempresentasikan metode tersebut pada SEM, SOM dan QC. Jika diperlukan
metode dipresentasikan kepada pihak Owner untuk meyakinkan hasil yang akan dicapai.
6. Setelah disetujui, metode dapat dilaksanakan
7. Pelaksanaan dikontrol oleh SOM dan QC.
8. Jika ada ketidak sesuaian, maka QC dan SOM meminta untuk diperbaiki dengan menggunakan check list
9. Supplier / subkontraktor harus memperbaiki pekerjaan berdasarkan check list.
10. QC dan SOM melakukan check atas perbaikan pekerjaan. Jika sudah sesuai maka pekerjaan dianggap
selesai.
Skema SOP Pelaksanaan Pekerjaan Skema SOP Perbaikan Kualitas pekerjaan
Secara Umum Secara Umum
PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero )
Cabang III – Jakarta
Proyek Maryland Kemang Apartment
PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero )
Cabang III – Jakarta
STANDARD OPERATING PROCEDURE Proyek Maryland Kemang Apartment
PELAKSANAAN PEKERJAAN
MANDOR / STANDARD OPERATING PROCEDURE
SEM QC SOM
SUBKONT. PERBAIKAN KUALITAS PEKERJAAN

MANDOR / SUBKONT. SEM QC SOM


SPK
NCP &
METODE DATA ANALISA
PERSIAPAN

NCP
NO PERIKSA OK METODE
PERBAIKAN
PERIKSA

PERSIAPAN
PERBAIKI

NO OK
PERIKSA
PRESENTASI

PERBAIKI
PROSES

ACTION KONTROL

PROSES
ACTION KONTROL

NO CHECK OK
PERBAIKAN
PENYELESAIAN

LIST NO CHECK OK
PENYELESAIAN PERBAIKAN
LIST

SELESAI SELESAI
A.Form Checklist

Sebagai bagian dari proses kontrol adalah adanya lembar pengecekan atau yang sering disebut sebagai
Checklist form. Form ini dibuat untuk masing-masing pekerjaan.
Checklist yang baik akan menjadi fungsi kontrol terhadap kualitas. Adanya ketidaksesuaian akan dengan
cepat diketahui dan dapat ditangani dengan segera. Seperti yang telah disampaikan dalam SOP Quality
Control, proses check list dilakukan bertahap dimulai dari GSP, QC, hingga Construction Manager ( CM ).
Setelah CM menyatakan setuju terhadap checklist yang adalah, dokumen check list baru disampaikan
kepada pengawas. Apabila terdapat checklist yang tidak sesuai, maka harus segera diperbaiki.
Di dalam form checklist harus menyertakan spesifikasi teknis dan target kualitas yang disyaratkan,
holdpoint pekerjaan, toleransi kualitas, item pekerjaan yang di check, review hasil check, rencana
perbaikan, dan petugas yang terkait.

B. Kalibrasi

Kalibrasi adalah proses untuk menskala ulang alar-alat ukur yang digunakan di proyek agar sesuai dengan
rencana. Proses ini harus dilakukan secara rutin sesuai dengan spesifikasi alat. Proses dan laporan
kalibrasi alat dibuat mengikuti standar Work Instruction Sistem Manajemen Mutu PT.BRANTAS ABIPRAYA.

C. Sertifikasi

Sertifikasi adalah proses pembuatan sertifikat produk / material dan di produksi oleh pabrik untuk memberi
jaminan akan kualitas produk yang digunakan di proyek. Umumnya sertifikasi ini dilakukan pada material
besi tulangan.
D. Visit Workshop
Proses ini adalah untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan oleh pihak ke tiga dari sisi pelaksanaan /
proses pembuatan produk. Kunjungan workshop ini dilakukan secara periodik dimana dapat diyakinkan
bahwa proses produksi sesuai persyaratan, disamping sebagai kontrol terhadap kemampuan produksi.

E. Metode Kontrol Kualitas


Setiap material atau pekerjaan memiliki metode kontrol kualitas yang berbeda. Baik dari segi cara
maupun hold point dan yang lainnya. Berikut disampaikan metode kontrol kualitas beberapa pekerjaan
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

D.2. PENGENDALIAN KUALITAS

Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Mengontrol kualitas pelaksanaan digunakan form Quality Control sebagai berikut:


1. Ijin Pelaksanaan

TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. Proses Penerimaan Bahan

TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

3. Checklist / Monitor Pekerjaan

Pekerjaan Lantai

TO H
N
CO
METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. Monitoring Cacat Pekerjaan dan Tindakan Perbaikannya

TO H
N
CO

a. Laporan Cacat Pekerjaan b. Tindakan Koreksi Cacat Pekerjaan


METODE MONITORING KUALITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

5. Final Test untuk pekerjaan pre-acceptance


(Form ini digunakan untuk final mutu pekerjaan sebelum test com dan serah terima)

TO H
N
CO
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

D.3. PROSEDUR PENGUJIAN (KONTROL


KUALITAS)

Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
KONTROL KUALITAS
Untuk menghasilkan pekerjaan timbunan yang kualitas/ mutu sesuai spesisikasi teknis maka harus
dilakukan kontrol kualitas oleh tenaga laborat bersama-sama Enginer mulai dari pekerjaan belum
dilaksanakan sampai dengan pekerjaan selesai dilaksanakan.
Beberapa alternatif kontrol kualitas dan mutu pada pekerjaan antara lain:
A. Tes Laboratorium
Pelaksanaan tes laboratorium terhadap material yang akan digunakan sebagai material timbunan.
Test laboratorium antara lain:

1. Proctor test
Uji pemadatan Proctor adalah metode laboratorium untuk menentukan eksperimental kadar air
yang optimal di mana suatu jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai
kepadatan kering maksimum.

Gbr. Visualisasi Pelaksanaan Proctor Test


KONTROL KUALITAS

2. Pengujian Tarik Dan Tekuk/Lengkung Besi Beton

Pengujian Tarik Pengujian Lengkung

Hasil Bacaan
KONTROL KUALITAS

3. Pengujian Test Kuat Tekan Benda Uji Beton

TES
TES KUAT
KUAT TEKAN
TEKAN BETON
BETON
KONTROL KUALITAS

B. Test Lapangan
Pelaksanaan test dilapangan akan dilakukan tiap elevasi tertentu sesuai ketentuan.
Test ini antara lain:

1. Slump Test
Tahapan Uji Slump:
1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah
2. Letakkan cetakan di atas plat
3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak
merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi dilakukan
dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi
menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak 25-
30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2
menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di plat.
7. Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
8. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan
perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
9. Toleransi nilai slump dari beton segar  ±  2 cm 
10. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan
 Kontrol Kualitas Lainnya
           
J E N I S FREKWENSI KRITERIA A L A T METODE PENANGGUNG
JAWAB
INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES KEBERTERIMAAN INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES
           
PENGUKURAN Tiap titik BM / STA o Elevasi dan o Theodolith; Total Data Survey dan  Q/Assuranc
Survey Koordinat station Joint Survey e.
(INSPEKSI) mengikuti BM o Waterpass/Water  Surveyor.
  yang telah Level  
  ditetapkan o Meteran
  bersama-sama
  antara Direksi,
  Konsultan dan
  Kontraktor

           
PEKERJAAN          
TANAH Tiap 100 m2 atau Batas Luas & Elevasi Waterpas/Water Level Metode/Instruksi  Q/Assuranc
Galian Biasa ditentukan lain Galian sesuai Patok Kerja Inspeksi e & Laborat
(INSPEKSI) sesuai spesifikasi Tanda Pekerjaan Tanah  Surveyor
teknis  
 
           
Galian Biasa Tiap 1000 m3 atau Tanah dipadatkan Sand Cone Test AASHTO T-99.  Quality
(TES) ditentukan lain setebal 20 cm dengan atau ditentukan Assurance
sesuai spesifikasi kekeringan maks. lain sesuai & Laborat
teknis 90%. spesifikasi teknis  
     
           
Beton Sesuai standar Kubus / Silinder AASHTO T 126 o Q/Assuranc
  persyaratan (ASTM C 192) e&
AASHTO T 126 (ASTM   Laborat
C 192) dan Dan Persyaratan
persyaratan lain yang lain yang
ditentukan dalam ditentukan dalam
dokumen spesifikasi dokumen
  spesifikasi
 Kontrol Kualitas laninnya
           
J E N I S FREKWENSI KRITERIA A L A T METODE PENANGGUNG
JAWAB
INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES KEBERTERIMAAN INSPEKSI / TES INSPEKSI / TES

           
Beton Sesuai standar Kubus / Silinder AASHTO T 126 o Q/Assurance
  persyaratan (ASTM C 192) &
AASHTO T 126 (ASTM C   Laborat
192) dan persyaratan lain Dan Persyaratan lain
yang ditentukan dalam yang ditentukan
dokumen spesifikasi dalam dokumen
  spesifikasi

           
Besi Beton Sesuai Standar Uji tarik/strength AASHTO M55 dan o Q/Assurance
persyaratan : M31 &
Baja Anyaman sesuai   Laborat
AASHTO M 55 Dan Persyaratan lain
Baja tarik sesuai yang ditentukan
AASHTO M 31 dalam dokumen
dan persyaratan lain yang spesifikasi
ditentukan dalam
dokumen spesifikasi
           
Borrow Material Tiap 500 m³atau 1000m² o Bebas dari Bahan o Visual. Metode/Instruksi  
(INSPEKSI =Kepadatan dan Organik. o Meteran. Kerja Inspeksi  Q/Assurance
  5000m²=CBR, atau o Tebal Hamparan o Alat-Alat Tes Tanah Pekerjaan Tanah & Laborat
ditentukan lain sesuai tiap lapis  20 cm. Laboratorium  
spesifikasi teknis dan o Bukan Jenis OL, sesuai Spesifikasi.
arahan dari direksi OH, PT.  
pekerjaan.  
 
 CONTOH PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN

 Diameter besi
 Jarak atau jumlah besi  Elevasi bekisting  Instalasi inbow &
 Ikatan besi  Kerapatan sambungan sparing ME
 Beton decking  Kebersihan

BESI BETON BEKISTING PEK. LAIN


 Prosedur
Prosedur keselamatan
keselamatan (APD
(APD && APK)
APK)
Tidak
Tidak merokok
merokok saat
saat bekerja
bekerja

Akses
Akses kerja
kerja yang
yang aman
aman
PENGAWASAN
PENGAWASAN 
Form
Form utk
utk pekerjaan
pekerjaan khusus
khusus (kalendering,
(kalendering,
 Harus
Harus disetujui
disetujui oleh
oleh pencatatan
pencatatan jenis
jenis tanah
tanah && kedalaman
kedalaman bored
bored pile
pile
direksi/konsultan/MK
direksi/konsultan/MK  Metode
Metode kerja
kerja sudah
sudah disetujui
disetujui
PROSES
PROSES
IJIN
IJIN KERJA
KERJA KERJA
KERJA  Pengecekan
Pengecekan antara
antara
pelaksana
pelaksana dengan
dengan QCQC
 Lampiran
Lampiran ijin
ijin harus
harus
CEKLIST  Perbaikan
Perbaikan hasil
hasil ceklist
copy
copy shop
shop drawing
drawing yang
yang CEKLIST INTERNAL
INTERNAL oleh
ceklist
dikeluarkan oleh pelaksana
pelaksana
dikeluarkan teknik
teknik
 Curing
Curing beton
beton
 Pengecekan
Pengecekan antara  House
IJIN antara House keeping
keeping  Hasil Sesuai
IJIN KERJA
KERJA pelaksana,
pelaksana, QC
QC &  Pengamanan Hasil tes
tes beton
beton Sesuai
& Pengamanan alat
alat  Hasil
Hasil pengecoran
Keberterimaan
Keberterimaan
K3LMP
K3LMP direksi/konsultan/MK
direksi/konsultan/MK
pengecoran
CEKLIST
CEKLIST EKSTERNAL
EKSTERNAL  Perbaikan
 Harus Perbaikan hasil
hasil ceklist
ceklist SELESAI SELESAI
Harus dibuat
dibuat bila
bila pekerjaan
pekerjaan berhubungan
berhubungan :: oleh
oleh pelaksana
pelaksana
SELESAI INSPEKSI
INSPEKSI MUTU
MUTU SELESAI

 Bongkar/pasang
Bongkar/pasang bekisting
bekisting

 Pengelasan
Pengelasan

 Bekerja
Bekerja didi ketinggian
ketinggian
 Tidak
Tidak Sesuai
Sesuai
 Berhubungan
Berhubungan dengan
dengan listrik
listrik INSPEKSI
INSPEKSI PENGECORAN
 PENGECORAN Keberterimaan
Keberterimaan
 Penggunaan
Penggunaan bahan
bahan kimia
kimia BETON
 BETON
BETON BETON
 Penggunaan
Penggunaan bahan
bahan mudah
mudah meledak
meledak

 Bekerja
Bekerja didi ruang
ruang terbatas
terbatas

 Ijin
Ijin kerja
kerja galian
galian >> 2m
2m  Test  Kelayakan
Kelayakan dan
dan jumlah
jumlah alat
alat NCR
NCR
Test slump,
slump, supplier
supplier &
& volume
volume
 Dibuat
Dibuat pelaksana/kalap
pelaksana/kalap dandan disetujui
disetujui K3LP
K3LP bantu
bantu cor
cor
 Kondisi
Kondisi cuaca
cuaca  Non-Conformance
Non-Conformance atau
atau Laporan
Laporan Non-
Non-
Kesesuaian
Kesesuaian
 dokumen
dokumen terkait
terkait konstruksi
konstruksi yang
yang mencatat
mencatat
penyimpangan
penyimpangan dan
dan pekerjaan
pekerjaan yang
yang gagal
gagal
memenuhi
memenuhi standar
standar dan
dan spesifikasi.
spesifikasi.
 PENCATATAN KETIDAKSESUAIAN MUTU
KETIDAKSESUAIAN MUTU :
 Hasil suatu produk atau layanan yang tidak sesuai dengan persyaratan produk dan layanan
yang telah ditetapkan sesuai standard atau persyaratan mutu sehingga bisa berakibat tidak
diterimanya hasil produk dan layanan tersebut oleh pelanggan (ISO 9001: 2015 klausul 8.2)

MENCEGAH TERJADINYA
KETIDAKSESUAIAN MUTU

KOMPETENSI PERSONIL
PERSYARATAN DALAM PROSES
KEBERTERIMAAN PRODUK PELAKSANAAN & PENILAIAN
HASIL PRODUK

SHOP DRAWING & INSTRUKSI


KERJA SESUAI SYARAT
KEBERTERIMAAN PRODUK
PRESERVASI
JALAN RUAS BTS. KOTA PALEMBANG/ BTS. KAB. BANYUASIN. TJ. API-API
(REHABILITASI JEMBATAN)

D.4. SERTIFIKASI ISO

Certificate No. QSC 01142 Certificate No. OSH 00022 Certificate No. EMS 00100
SERTIFIKASI
SERTIFIKASI

Anda mungkin juga menyukai