Anda di halaman 1dari 20

Busem

Latar Belakang
 Akibat pengembangan kawasan luas impervious area (kedap
air) meningkat
 Lahan semakin sempit dan ruang terbuka hijau (taman) akan
berangsur-angsur hilang, sehingga jumlah limpasan air permukaan
akan meningkat
 Dampak yang ditimbulkan dari peningkatan limpasan air
permukaan adalah semakin besar debit yang mengalir di saluran
drainase
 Perubahan tata guna lahan juga mengakibatkan limpasan akan
membawa material dari muka tanah ke dalam saluran, yang
kemudian menyebabkan sedimentasi di saluran.
 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan:
 Pengembangan kawasan membebani sistem drainase
Perubahan Hidrograf Akibat Pengembangan Suatu Kawasan
 Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perlu dibuat
kolam tampungan dengan tujuan:
 Menurunkan debit puncak dengan cara menampung sementara
limpasan hujan dan mengatur pembuangannya agar tidak
membebani saluran yang ada.
 Menampung sementara limpasan hujan dengan tujuan
menunggu turunnya muka air di pembuangan akhir, sampai
dengan kondisi memungkinkan mengalirkan air secara gravitasi
atau membuangnya segera dengan bantuan pompa.
 Menampung aliran dan memanfaatkannya untuk berbagai
kebutuhan, misalnya untuk air baku kebutuhan sehari-hari
(penyiraman pekarangan, air minum dsb). Dalam hal kualitas
yang lebih baik, air perlu diolah terlebih dahulu apabila ada
indikasi tercemar oleh polutan.
Konsep Busem
Konsep perencanaan kolam tampungan meliputi :
 Volume kolam cukup untuk menerima aliran dari daerah
pematusan saluran-saluran yang bermuara padanya.
 Harus terdapat pembuangan akhir yang menerima debit
outflow dari kolam atau ada saluran yang meneruskan ke
pembuangan akhir
 Debit keluar (outflow) tidak boleh lebih besar daripada debit
yang dihasilkan area yang bersangkutan sebelum ada
perubahan penggunaan lahan
Busem

Saluran sekunder

Saluran primer
Saluran diperlebar

saluran

Long storage
pintu air
laut
busem

Pintu air /
pompa
Prinsip Kerja Busem

Prinsip hidrolik kerja busem meliputi hubungan antara inflow


(I, aliran masuk ke busem) dari saluran-saluran drainase,
outflow (O, aliran keluar dari busem) dan storage (V,
tampungan dalam busem)
 Sistem gravitasi
sistem gravitasi dapat dilakukan apabila kondisi elevasi muka air
di hilir busem/pembuangan akhir/laut lebih rendah dari pada
elevasi muka air di busem

V

V2

Vmax

V1

t1 t

V = volume limpasan total (m3)


V1 = volume yang dibuang secara gravitasi (m3)
V2 = volume akhir busem (m3)
Vmax = volume maksimum busem (m3)
 Sistem pompa
Sistem pompa dilakukan apabila kondisi elevasi muka air di hilir
busem/pembuangan akhir/laut lebih tinggi daripada elevasi
muka air di busem.

V

V2

Vmax

V1

t
Contoh soal :
Diketahui : Intensitas hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun
dinyatakan dengan rumus :
2667
I= (t  15) mm / jam (t dalam menit)

Hitunglah kapasitas busem bila pembuangan aliran menggunakan pipa


dengan debit outflow konstan sebesar 0,300 m³/dt.
Lihat tabel di bawah ini :
kolom 2 : dari rumus intensitas
kolom 3 : kolom 1 × kolom 2 × 60
Kolom 5 : kolom 3 – kolom 4
Kolom 6 = kolom 5 * kolom 1 *60
Durasi hujan Intensitas Debit Inflow Debit Outflow Selisih Kapasitas
(min) Mm/jam (m³/dt) (m³/dt) (m³/dt) (m³)

1 2 3 4 5 6
2 157 4,070 0,300 3,770 452
5 133 3,460 0,300 3,160 948
10 107 2,768 0,300 2,468 1481
12 99 2,563 0,300 2,263 1629
15 89 2,306 0,300 2,006 1806
20 76 1,977 0,300 1,677 2012
30 59 1,538 0,300 1,238 2228
45 44 1,153 0,300 0,853 2304
60 36 0,923 0,300 0,623 2241
75 30 0,769 0,300 0,469 2110
90 25 0,659 0,300 0,359 1939
120 20 0,513 0,300 0,213 1530
Dari perhitungan di atas dapat dilihat kapasitas busem yang
diperlukan adalah 2304 m³.
Bila B = lebar busem = 20 m dan L = panjang busem = 80 m,
maka kedalaman air di busem :
H = 2304/(20*80) = 1,44 m.

Anda mungkin juga menyukai