DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 1
1 BAB 1 SPESIFIKASI TEKNIS ........................................................................................... 5
2 BAB 2 PERSYARATAN TEKNIS UMUM ..................................................................... 12
2.1. LINGKUP PEKERJAAN ........................................................................................... 12
2.2. REFERENSI ............................................................................................................... 12
2.3. PENYEDIAAN TENAGA .......................................................................................... 13
2.4. JENIS DAN MUTU BAHAN ..................................................................................... 14
2.5. PELAKSANAAN ....................................................................................................... 18
2.6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ....................................................................... 21
2.7. KEAMANAN DAN PENJAGAAN ........................................................................... 21
2.8. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN ................................................................. 22
2.9. JAMINAN KESELAMATAN TENAGA KERJA ..................................................... 22
2.10. ALAT–ALAT PELAKSANAAN PENGUKURAN ................................................... 22
2.11. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN ................... 23
2.12. PENGUJIAN HASIL PEKERJAAN .......................................................................... 23
2.13. PENUTUPAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN .......................................... 23
2.14. PEKERJAAN TIDAK BAIK ...................................................................................... 23
2.15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG ................................................................ 24
3.1. 24
2.16. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN ................................................................. 24
3 BAB 3 PEKERJAAN PERSIAPAN .................................................................................. 26
3.2. PEKERJAAN PERSIAPAN ....................................................................................... 26
3.3. HEALTH AND SAFETY ENVIRONTMENT (HSE) ............................................... 30
3.4. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN .................................... 35
4 BAB 4 PEKERJAAN TANAH.......................................................................................... 38
4.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH ............................................................................... 38
4.2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT ................................................................. 39
4.3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN ........................................................ 40
4.4. PEKERJAAN URUGAN SIRTU ............................................................................... 42
5 BAB 5 PEKERJAAN STRUKTUR .................................................................................. 48
5.1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG JACKED IN PILES ......................... 48
5.2. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI ..................................................................... 51
5.3. PEKERJAAN BETON STRUKTUR.......................................................................... 52
5.4. PEKERJAAN GROUTING DAN REPAIR BETON ................................................. 68
5.5. PEKERJAAN WATER PROOFING .......................................................................... 71
BAB 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR...................................................................................... 73
6.1. PEKERJAAN PASANGAN ORNAMEN NON STRUKTURAL ............................. 73
6.2. PEKERJAAN PASANGAN PAVING STONE ......................................................... 74
6.3. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN ........................................................... 77
6.4. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN SEMEN DINDING BATA RINGAN .. 78
1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
6.5. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM, DAUN PINTU, JENDELA DAN KACA ... 80
6.6. PEKERJAAN PASANGAN HOMOGENOUS TILE ................................................ 85
6.7. PEKERJAAN PASANGAN GRANIT ALAM .......................................................... 86
6.8. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD .......................................................... 87
6.9. PEKERJAAN RAILING PIPA BESI ......................................................................... 89
6.10. PEKERJAAN RAILING STAINLESS STEEL.......................................................... 90
6.11. PEKERJAAN PENGECATAN .................................................................................. 91
6.12. PEKERJAAN GRC (GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT) .............................. 94
BAB 7 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING ............................. 96
7.1. PEKERJAAN SANITAIR 96
7.1.1. Lingkup Pekerjaan 96
7.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan 96
7.1.3. Persyaratan Bahan 96
7.1.4. Persyaratan Pelaksanaan 96
7.2. PEKERJAAN PLUMBING 98
7.2.1. Lingkup Pekerjaan 98
7.2.2. Pekerjaan yang Berhubungan 98
7.2.3. Standard dan Persyaratan 98
7.2.4. Persyaratan Bahan 101
7.2.5. Persyaratan Pelaksanaan Umum 101
7.3. Pekerjaan Instalasi Air Bersih 103
7.3.1. Lingkup Pekerjaan 103
7.3.2. Persyaratan Pelaksanaan 104
7.3.3. Testing dan Comisioning 105
7.4. Pekerjaan Instalasi Air Bekas 105
7.4.1. Lingkup Pekerjaan 105
7.4.2. Persyaratan Pelaksanaan 105
7.4.3. Testing dan Comisioning 106
7.5. Pekerjaan Instalasi Air Kotor 106
7.5.1. Lingkup Pekerjaan 106
7.5.2. Persyaratan Pelaksanaan 107
7.5.3. Testing dan Comisioning 107
7.6. Pekerjaan Instalasi Air Hujan 107
7.6.1. Lingkup Pekerjaan 107
7.6.2. Persyaratan Pelaksanaan 108
7.6.3. Testing dan Comisioning 109
7.7. Sistem Pengolahan Air Limbah 109
7.8. Sistem Pengkondisian Udara &Ventilasi 109
7.8.1. U M U M 109
7.8.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN 110
7.8.3. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS 112
7.8.4. LINGKUP PEKERJAAN 112
7.8.5. PEKERJAAN ISOLASI 120
7.8.6. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIS 122
2
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1 BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS
NAMA KEGIATAN : Pembangunan Gedung Penunjang Pembelajaran Universitas
Negeri Malang Tahun Anggaran 2020
NAMA PEKERJAAN : Pembangunan Gedung Penunjang Pembelajaran Universitas
Negeri Malang Tahun Anggaran 2020
LOKASI : Universitas Negeri Malang, Malang - Jawa Timur
5
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
7
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
8
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Isolasi Armaflex
9
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
10
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
11
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 2 2
2.2. REFERENSI
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
12
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Daftar Standar dan Pedoman Bahan konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Badan
Penelitian & Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
2017 Tentan SNI, Pedoman Teknis (SE/PERMEN) dan RSNI
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 14 tahun 2020 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
- Peraturan Pemerintah no. 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU no. 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 93/KPTS/M/2019 Tentang Komite Keselamatan Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Gedung Negara
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
nomor 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
Persyaratan Teknis Umum / Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang
disebutkandiatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut Kontraktor harus mengajukan
salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
1) Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Assosiasi Profesi /
Assosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwenang /
berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional
dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi
/ Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
2) Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
Pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.
13
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3. 2 (dua) orang Pelaksana berpendidikan, S1 Teknis Sipil dengan pengalaman minimal 5 tahun,
memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli Teknik Bangunan Gedung (Kode 201)
dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
4. 2 (dua) orang Pelaksana berpendidikan, S1 Teknis Arsitektur dengan pengalaman minimal 5
tahun, memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli Teknik Arsitektur (Kode 101)
dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
5. 1 (satu) orang Pelaksana berpendidikan, S1 Teknis Elektro dengan pengalaman minimal 5
tahun, memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli Elektronika dan Telekomunikasi dalam
gedung (Kode 405) dan Ahli Proteksi Kebakaran (Kode 304) dilengkapi dengan Curiculume
Vitae dan selalu ada dilapangan.
6. 1 (satu) orang Pelaksana berpendidikan, S1 Teknis Sipil dengan pengalaman minimal 5 tahun,
memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli K3 Konstruksi (Kode 603) dilengkapi dengan
Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
7. 1 (satu) orang Pelaksana berpendidikan, S1 Teknis Mesin dengan pengalaman minimal 5
tahun, memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli Plumbing dan Pompa Mekanik (Kode
303) dan Sistem Tata Udara dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
8. 2 (dua) orang Drafter berendidikan, S1 Teknik Sipil dengan dengan pengalaman minimal 5
tahun, memiliki sertifikat keahlian tingkat muda Ahli Teknik Bangunan Gedung (Kode 201)
dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
9. 2 (dua) orang Surveyor berpedidikan minimal D3 dengan pengalaman minimal 3 tahun,
dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
10. 2 (dua) orang tenaga administrasi dan logistic, pendidikan minimal D3 dengan pengalama
minimal 2 tahun, dilengkapi dengan Curiculume Vitae dan selalu ada dilapangan.
11. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPK (Surat Perintah Kerja) dikeluarkan Kontraktor
Pelaksana sudah harus menyerahkan nama tenaga yang dipergunakan di atas lengkap dengan
Bagan Organisasinya,.
Tenaga Pekerja
Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor,
tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang
draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing dan 1 (satu) orang surveyor untuk
pengukuran.
14
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam / untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam komponen
kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan / dilarang digunakan.
Tanda Pengenal
1. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik /
produsen ataupun sebagai pengenal kwalitas / kelas / kapasitas, maka semua bahan
dari pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
mengandung tanda pengenal tersebut.
2. Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan, komunikasi, alarm,
plumbing dan lain-lain) kecuali ditetapkan oleh Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus diberi tanda
pengenal yang berbeda pula. Tanda pengenal ini dapat berupa warna atau tanda lain
yang harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Dalam hal ini harus
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
Merk Dagang dan Kesetaraan
1. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk didalam persyaratan teknis,
secara umum harus dimengerti sebagai keharusan memakai produk tersebut.
2. Bilamana Produk yang dimaksudkan tidak ditemukan dipasaran maka Kontraktor dapat
mengajukan usulan material dengan kualitas setara.
3. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang
dapat dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setara dengan bahan / produk
yang memakai merk dagang yang disebutkan dapat diterima apabila sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas atas ijin dari pemberi tugas tentang
kesetaraan tersebut.
4. Penggunaan bahan / produk yang disetujui Direksi Pengawas sebagai "setara” tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan
produk yang disebutkan merk dagangnya akan diabaikan.
5. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
negeri lebih diutamakan.
Penggantian (Substitusi)
1. Kontraktor / Supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan /
produk dengan sesuatu bahan / produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan
yang dipersyaratkan bilamana produk yang disyaratkan dalam RKS tidak ditemukan
dipasaran.
2. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada
dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan
pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Kontraktor /
Supplier untuk mendapatkan bahan / produk seperti yang dipersyaratkan, maka
perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
b. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas sebagai masukan (input) baru
yang menyangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
Persetujuan Bahan
1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli / dipesan / diprodusir, terlebih dahulu
dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
atau kesesuaian dari bahan / produk tersebut pada persyaratan teknis, yang mana akan
diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan /
produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas Lapangan.
15
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Pada waktu memintakan persetujuan atau bahan / produk kepada Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas harus disertakan contoh dari bahan / produk tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jumlah contoh :
a. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat pengujian
yang dapat disetujui/ diterima oleh Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi
/ Pengawas sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian, maka kepada
Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas harus
diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan
pada Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.
b. Untuk bahan / produk yang dapat ditunjukkan sertifikat pengujian agar dapat
disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas, kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
harus diserahkan3 (tiga) buah contoh yang masing-masing disertai
dengan salinan sertifikat pegujian yang bersangkutan.
16
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Penyimpanan Bahan.
1. Persetujuan atas sesuatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukkan bahan / produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk
dipakai.
Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk menjadi tidak lagi layak untuk
pakai dalam pekerjaan, maka Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
berhak untuk memerintahkan agar :
a. Bahan / Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak
untuk dipakai.
b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin untuk dilakukan,
maka bahan/produk tersebut agar segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dalam waktu 2 x 24 jam untuk diganti dengan bahan / produk yang memenuhi
persyaratan.
2. Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, maka kegiatan
penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian bahan / produk
17
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
tersebut yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Terbuat dari kaleng, kertas karton, atau material yang tidak akan rusak
selama penggunaan ini
b. Berukuran minimal 40 x 60 cm
c. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
d. Diletakkan ditempat yang mudah terlihat
3. Penyusunan bahan / produk sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian
rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula terlebih dulu dikeluarkan
untuk dipergunakan dalam pekerjaan.
2.5. PELAKSANAAN
Persiapan Pelaksanaan
1. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas sebuah "Network Plan” mengenai seluruh
kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram yang
menyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan
tersebut, antara lain :
1) Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama masa pengadaan / pembelian serta
waktu pengiriman / pengangkutan dari :
a. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan /
pembantu.
b. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
2) Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
3) Kegiatan pembuatan gambar-gambar kerja.
4) Kegiatan permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
5) Penyampaian harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
6) Penyampaian jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
2. Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas akan memeriksa rencana kerja
Kontraktor dan memberikan tanggapan atas hal tersebut dalam waktu 2 (dua) minggu.
3. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja apabila
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas meminta diadakannya
perbaikan/ penyempurnaan atas rencana kerja tersebut paling lambat 4 (empat) hari
sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas terhadap rencana kerja tersebut, yang dituangkan dalam bentuk Ijin tahapan
pelaksanaan pekerjaan (tertulis).
Gambar Kerja (Shop Drawing)
1. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan
pelaksanaan, Kontraktor wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara
terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
2. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
3. Gambar kerja harus diajukan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4. Gambar kerja harus diajukan dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
18
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
5. Pengajuan gambar kerja tersebut diserahkan untuk disetujui oleh Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas sebelum pemesanan bahan atau
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
Kualitas Pekerjaan
Material, proses serta hasil pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi / peraturan / kaidah yang
telah ditetapkan.
19
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
seperti tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh
Kontraktor.
5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1) Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga / berdasarkan kesepakatan bersama.
2) Melakukan pengujian ulang pada Badan / Lembaga Penguji pertama atau
kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas dan Kontraktor/ Supplier
maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat
penguji.
6. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk menganggapnya demikian.
7. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua
pengulangan pengujian menjadi tanggungan Kontraktor / Supplier.
8. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak tepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil pengujian yang
kedua, maka :
1) 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Kontraktor /
Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
2) Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan / pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan
mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi.
3) Apabila hasil pengujian pekerjaan tidak mencapai atau tidak sesuai dengan
standart penguji baik melalui badan yang ditunjuk, Konsultan Manajemen
Konstruksi / konsultan pengawas dan direksi maka pekerjaan tersebut harus
segerah di perbaiki dan apabila masih belum mencapai hasil standart maka
pekerjaan itu tidak akan diakui dikerjakan.
21
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
22
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
23
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
pekerjaan yang sudah maupun yang belum dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan
sebagainya menjadi beban Kontraktor untuk disesuaikan dengan kontrak.
2. Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas diperbolehkan (secara adil)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan tenaga kerja dari pekerjaan.
Penyerahan
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
24
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1. 5 (Lima Rangkap ) 1 Dokumen Asli dan 4 Dokumen Copy dan disertai scan hard file
yang sudah disahkan dalam bentuk soft file/pdf set Dokumen Terlaksana .
2. Untuk peralatan / perlengkapan :
a. 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operation Manual) dan Pedoman Pemeliharaan
(Maintenance Manual).
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orsinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal
Pajak dan lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pengawas.
25
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 3
3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Direksi Keet (Bangunan Sementara).
1. Direksi keet walau tidak disebutkan dalam RAB penawaran sudah menjadi kewajiban
bagi kontraktor untuk menyediakannya.
2. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diharuskan menyediakan
dan menyiapkan ruang atau bangunan sementara berukuran 3,00 x 7,00 m untuk ruang
rapat dan 7,00 x 4,00 m untuk ruang Direksi dan diperbolehkan memakai Kontainer
dengan ukuran 20 dan 40 Feet. Bangunan Sementara ini harus dilengkapi dengan
Toilet/ WC dan kamar mandi (dilengkapi dengan bak air, closet, Septictank &
Sumur peresap) yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.
3. Kelengkapan Direksi Keet. Sebagai kelengkapan Direksi Keet guna penyelesaian
Administrasi dilapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Kontraktor
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan peralatan antara lain :
a. 1 (satu) soft board menempel didinding 2x1,20x2,40 m2
b. 1 (satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,20x4,80 m2
c. 12 (dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
d. 1 (satu) white board (1,20 x 2,40 m2) dan peralatannya
e. 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
f. Sarana dan prasarana pendukung kerja meliputi pendingin ruangan, konsumsi,
listrik, telepon dan komunikasi.
4. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek untuk setiap saat dapat digunakan
oleh Direksi Lapangan adalah :
a. 1 (satu) buah kamera (Camera Digital)
b. 1 (satu) buah alat ukur Schuitmaat
c. 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolith/ waterpass)
d. 2 (dua) buah personal computer dan printer Inkjet A4 dan A3
5. Di dalam direksi keet MK / Pengawas Lapangan harus dilengkapi dengan :
a. Gambar kerja baik itu gambar perencanaan ataupun shop drawing
b. Buku direksi yang berisi laporan atau catatan atau permintaan dari pihak Direksi
ataupun Kontraktor
c. Dispenser Air minum dan Kotak P3K sebagai sarana untuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
d. 5 (lima) Meja sederhana Untuk ruang direksi, MK ,pengawas Lapangan
e. 9 (sembilan) Kursi untuk Ruang Direksi, MK , Pengawas Lapangan
f. 1(satu) rak/almari buku (sederhana)
g. 1 (satu) meja kerja/tulis dan kursi
h. 2 (dua) tabung Pemadam Api
i. 10 (sepuluh) buah helm
j. 10 (sepuluh) Pasang Sepatu Safety
k. 5 (lima) HT ( Handy Talky) Radio Komunkasi untuk digunkana Direksi, MK ,
Pengawas Lapangan.
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah Terima ke I) semua Peralatan / kelengkapan tersebut
dalam ayat ini menjadi milik Kontraktor
Kantor dan Gudang Kontraktor.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat kantor kontraktor, barak-barak
untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah
26
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Sarana Kerja.
1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan diluar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal
kerja.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material dilapangan harus aman dari segala
kerusakan hilang dan hal-hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan.
4. Untuk menghindari kemacetan dan gangguan lain terhadap akses jalan yang timbul
akibat operasional pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyediakan lahan untuk
penyimpanan bahan/ material selama pelaksanaan pekerjaan.
27
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3. Segala biaya yang ditimbulkan atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah
beban Kontraktor.
Drainase Tapak.
1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
antara kondisi lapangan dan gambar Lay Out, Kontraktor harus melapor pada Direksi
/ Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
4. Pemasangan Bouplank.
a. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
benchmark yang diberikan Direksi secara tertulis, serta bertanggung jawab atau
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam
hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila
kesalahan tersebut disebabkan terdapat referensi tertulis dari Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Direksi atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib
melindungi semua benchmark dan lain-lain atau seluruh referensi dan realisasi
yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam RKS ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.
2. Harga pekerjaan ini termasuk dalam skope pekerjaan persiapan, bilamana tidak tercantum
pada item pekerjaan maka pekerjaan ini tetap merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan.
3. Indikator keberhasilan adalah Pelaksanaan proyek berjalan dengan tertib, aman dan tidak
ada kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan proyek.
Standard dan Persyaratan
Standard dan persyaratan yang berlaku mengikuti:
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.
174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
Akses, Pagar Pengaman Proyek, Barrier, Perlindungan pada bangunan yang sudah ada dan
lingkungan sekitar
30
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Kontraktor harus, menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap kebersihan
proyek dari hari kehari, pengendalian kebersihan lingkungan dan pengaruhnya lingkungan dan
bahwa semua penyediaan sarana dan prasarana untuk pencegahan yang berhubungan dengan
polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya dengan
memperhatikan:
a.Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama kerja dan setelah jam
kerja.
b. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan
akses kerja dan disimpan setelah selesai jam kerja.
c.Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu dibersihkan dan
dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek.
d. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan yang rutin
e.Tempat Kerja yang licin karena air, minyak, atau zat lainnya harus segera dibersihkan
f. Semua orang wajib menyingkirkan paku yang berserakan, kawat/besi menonjol, potongan
logam yang tajam, semuanya yang dapat membahayakan.
31
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
g. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerilkil dan
harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
h. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini tidak
berlebihan, agar tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja (selebihnya
dikembalikan ke gudang umum).
i. Material sisa, bahan bongkaran dan sampah secara rutin dibawa keluar lokasi proyek dengan
persetujuan Direksi Pengawas.
4. Pengendalian Resiko
Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada
kerugian.
Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut.
Jenis- jenis kecelakaan yang sering terjadi pada proyek konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Jatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Menginjak, terantuk, dan terbentur
d. Terjepit dan terperangkap
e. Kontak suhu tinggi/terbakar
f. Kontak aliran listrik
g. Kontak dengan bahan berbahaya (Kimia/Radiasi)
Untuk itu Kontraktor wajib melakukan Rencana Pemantauan Keselamatan dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mempersiapkan rencana kerja dengan metode kerja dan rencana cara berkerja yang
memperhatikan :
Resiko-resiko yang mungkin timbul dari setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Perhatikan jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada kegiatan tersebut.
Adanya alat-alat konstruksi yang bergerak.
Untuk lokasi-lokasi kritis atau tindakan yang akan menimbulkan bahaya bagi pekerja
maka Kontraktor wajib menyediakan seorang petugas yang membantu
mengingatkan Pekerja saat melakukan pekerjaannya.
b. Kontraktor wajib menyediakan peralatan safety yang sesuai dengan jenis dan lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c. Bilamana terdapat pekerjaan yang akan menimbulkan percikan api atau sumber api maka
Kontraktor wajib menyediakan petugas siaga dengan Pemadam Api Portable.
d. Form Rencana Pemantauan Keselamatan wajib diserahkan dan ditanda tangani oleh
Direksi Pengawas sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.
Pekerjaan yang memerlukan Rencana Pemantauan Keselamatan dan ijin kerja dari Direksi
Pengawas:
a. Bekerja diruang terbatas (conned area), sempit, gorong-gorong
b. Bekerja terkait dengan pemeliharaan, pembersihan, bersinggungan langsung dengan
jalan raya yang sedang digunakan
c. Menggunakan bahan kimia berbahaya
d. Menggunakan bahan mudah terbakar
e. Menggunakan bahan mudah meledak
f. Bekerja berhubungan dengan listrik
g. Bekerja dengan cara menyelam
h. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
i. Memindahkan barang / benda berat
j. Pekerjaan pembongkaran
32
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
5. Fasilitas Pekerja
a. Bedeng pekerja
Kontraktor wajib menyediakan bedeng pekerja di luar lokasi proyek untu tempat tidur,
istirahat, tempat ganti pakaian dan penyimpanan pakaian yang aman. Ukuran bedeng
yang cukup nyaman bagi Pekerja dilengkapi dengan MCK dan Tempat memasak yang
aman.
b. Air minum
Tersedia air minum untuk pekerja yang memenuhi standard kesehatan.
c. Air bersih dan MCK
Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi menjaga
kebersihan dan sejumlah Toilet yang memadai bagi jumlah pekerja yang ada.
d. Tempat memasak, Kantin Pekerja
Tempat memasak dan kantin pekerja berada diluar lokasi proyek. tIdak diijinkan
memasak dilokasi Proyek Konstruksi.
e. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja mengandung resiko
untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan berat), berbagai upaya
pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi. Selain itu, keterampilan
melakukan tindakan pertolongan pertama tetap diperlukan untuk menghadapi
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus
memiliki petugas P3K (First Aid), atau setidaknya setiap karyawan memiliki
keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja
maupun kegawatan medic.
i. Jaket pelampung Melindungi dari bahaya jatuh keair, tenggelam, tidak dapat berenang
Seluruh peralatan APD yang digunakan memenuhi standard SNI.
Selama bekerja Pekerja wajib menggunakan baju kerja yang sesuai, baju dengan lengan dan
celana panjang.
8. Pengoperasian Alat Berat / Mekanis dan Alat Berat Yang Harus Disediakan.
Peralatan berat mekanis umumnya seperti : crane crawel 60 ton, excavator pc 200, pc 75,
motor grader, bulldozer, wheel loader, vibro roller, pneumatic tire roller, dump truck, Beton
Molen, Concrete Pump, concrete vibrator, stamper, bar cutter, bar bender, genset 10 kva,
dll.
Kotraktor wajib menyediakan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelaikan Peralatan Berat Mekanis, ada inspeksi dan dinyatakan oleh Mekanik/petugas
yang kompeten serta alat dijalankan operator mempunyai kompetensi (SIO) yang masih
berlaku
b. Setiap persiapan pengoperasian alat harus dilakukan uji coba tanpa beban lebih dulu,
yang menyangkut keselamatan: rem, gigi, kemudi, kaca spion, gerakan lengan, alarm dan
tanda mundur, lampu sein jika semuanya baik maka boleh beroperasi dan harus ada ijin
laik alat berat.
c. Jika bekerja pada jalur lintas dimana ada pengguna jalan lain maka Operator harus
bekerja / bergerak searah (tidak berlawanan) supaya tidak terperanjat, kaget, tidak dapat
menduga gerakan tersebut.
d. Jika bekerja pada lokasi yang terdapat kegiatan lain maka operator wajib dibantu 2
petugas yang memberikan aba-aba bantuan dan pemerhati kegiatan sekeliling nya.
e. Saat selesai operasi, posisi alat harus aman: gigi netral, bucket diturunkan, ruang kabin
dan panel dalam keadaan tertutup, mesin dalam keadaan mati, parkir ditempat yang
ditentukan. (dalam jarak aman dari pengguna jalan dan kegiatan di lingkungan)
f. Terpasang tanda peringatan untuk tidak boleh istirahat didalam dan disekitar alat baik
bagi operator atau pekerja lainnya.
g. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu sarigan kegaduhan harus
dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor,
di bawah pengendalian Kontraktor.
h. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik dalam
daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat
Pemukiman, Perkantoran dan lain-lain.
9. Pencegahan Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian pada jiwa, peralatan
produksi, proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.
34
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Khususnya pada kejadian kebakaran yang besar dapat melumpuhkan bahkan menghentikan
proses konstruksi, sehingga ini memberikan kerugian yang sangat besar.
Untuk mencegah hal ini Kontraktor wajib melakukan upaya-upaya penanggulangan
kebakaran.
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja
yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
Kontraktor wajib melatih pekerjanya dalam upaya yang pengendalian setiap bentuk energi :
a. Melakukan identifikasi semua sumber energi yang ada di tempat kerja/ perusahaan baik
berupa peralatan, bahan, proses, cara kerja dan lingkungan yang dapat menimbulkan
timbulnya proses kebakaran (pemanasan, percikan api, nyala api atau ledakan);
b. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran berdasarkan peraturan
perundangan atau standar teknis yang berlaku.
Pada Lokasi proyek tidak diijinkan sama sekali untuk Merokok.
10. Asuransi
1. Construction’s All Risk (CAR)
a. Bilamana diminta maka Kontraktor Atas nama Pemilik, Kontraktor diwajibkan
mengansurasikan pekerjaan terhadap semua risiko (Construction’s all risk atau
Erection all risk) termasuk Third-Party Liability (TPL). Yaitu kehilangan dan
kerusakan akibat kebakaran, petir, ledakan, taufan, banjir, pecahnya tangki air atau
pipa, gempa bumi, kejatuhan benda terbang, huru hara serta kecelakaan-kecelakaan
robohnya bangunan akibat kesalahan teknis.
b. Besarnya nilai yang harus ditanggung adalah sebesar nilai borongan pekerjaan
meliputi semua pekerjaan yang telah dilaksanakan, bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan bangunan yang belum terpasang yang direncanakan untuk pekerjaan
tersebut, tetapi tidak termasuk peralatan-peralatan, milik Kontraktor atau Sub
Kontraktor.
Besarnya nilai pertanggungan Third Party Liability (TPL) senilai Rp. Pengasuransian itu
harus oleh Perusahaan Asuransi yang disetujui Pemilik.
c. Polis asuransi diserahkan kepada pemilik dan berlaku selama berlakunya Surat
perjanjian Kontraktoran termasuk perpanjangan waktu yangmungkin diberikan.
d. Atas penggantian dari klaim yang tergantung asuransi, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaan yang rusak, mengganti atau memperbaiki semua pekerjaan
yang rusak atau hilang, membersihkan segala puing yang ada dan menyelesaikan
pekerjaan sampai selesai menurut surat Perjanjian Pekerjaa Konstruksi. Dalam hal
demikian Kontraktor hanya berhak menerima penggantian biaya sejumlah yang
diganti oleh asuransi.
2. Asuransi Pekerja Konstruksi
Kontraktor diwajibkan untuk mengansuransikan personil lapangan termasuk personil Sub
Kontraktor terhadap bahaya kecelakaan dan keehatan yang mungkin terjadi selama
waktu pelaksanaan Konstruksi.
Asuransi untuk personil Kontraktor harus dapat digabung dalam satu paket polis asuransi
ASTEK / BPJS / Atau jenis asuransi lainnya.
Lingkup Pekerjaan.
35
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1. Bagian ini meliputi pekerjaan pembongkaran bangunan existing seperti yang tampak
pada daerah pembangunan. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembongkaran yang
ditunjukkan Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas, serta pengamanan
atas jaringan-jaringan listrik dan lain-lain bila ada.Pengamanan barang hasil bongkaran
bangunan existing (yang masih dimanfaatkan atau bernilai) merupakan tanggung jawab
Kontraktor sebelum diserahkan kepada Pihak yang berwenang Sedangkan untuk material
yang tidak dapat dimaanfaatkan atau tidak bernilai, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pembersihan dan pengangkutan bahan-bahan bongkaran tersebut keluar
dari lapangan pekerjaan.
2. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
(tertulis), maka Kontraktor diwajibkan melaksanakan pembersihan dan pengangkutan
bahan- bahan bongkaran keluar dari lapangan pekerjaan.
Pelaksanaan
1. Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai kondisi-
kondisi yang ada disekitar lapangan pembangunan serta gambar-gambar dan izin-
izin yang diperlukan untuk bekerja.
2. Kontraktor juga harus mengajukan rencana, lokasi dan sistem pelaksanaan
pembongkaran kepada Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas, untuk
disetujui.
3. Terhadap semua sarana-sarana listrik maupun yang ada lainnya harus dilakukan
tindakan-tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan fungsinya serta tidak akan
mengganggu kelancaran pemakaian yang ada dan mengadakan tindakan-tindakan yang
perlu guna menanggulangi hal ini tanpa membebani Pemberi Tugas.
4. Pelaksanaan pembongkaran dan pembersihan harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan. Semua kerugian pihak
lain yang timbul karenanya akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Semua sarana yang dapat dipakai lagi dan / atau ditambah / dikurangi harus terpasang
kembali sesuai dengan standar serta petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas, hingga dapat berfungsi dengan baik. Keadaan sesudah selesai harus rapih dan
bersih serta siap untuk pekerjaan selanjutnya. Penggunaan bahan peledak untuk
pekerjaan pembongkaran tidak diizinkan.
Hasil Bongkaran
1. Semua bahan hasil bongkaran adalah milik Pemberi Tugas dan akan dimanfaatkan
kembali sesuai petunjuk / seijin Direksi yang nantinya dapat diperhitungkan sebagai
kopensasi biaya pembongkaran / pemasangan, atau pekerjaan tambahan lainnya, untuk
hal tersebut bahan hasil bongkaran yang berharga harus ditata supaya mudah didata,
sedang untuk bahan tidak berharga harus segera dibuang dan dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan sesuai arahan Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
(tertulis).
2. Semua bahan hasil bongkaran dari elemen yang paling kecil maupun elemen besar yang
nantinya akan dipasang kembali, keseluruhannya harus didata sesuai persetujuan Direksi
/ Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
36
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
37
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 4
4
PEKERJAAN TANAH
4.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja , Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap, balok pondasi dan struktur lainnya yang
terletak didalam atau diatas tanah, seperti tercantum didalam gambar rencana atau sesuai
kebutuhan. Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan
aman.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat didalam tanah dapat membusuk dan
menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi
proyek dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai
terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih.
Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon Pada Lahan Proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini
dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Direksi
Pengawas. Pohon yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam gambar
rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan
terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan
hal ini dengan Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas sebelum galian dilaksanakan.
Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka
Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan
utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan dibawah tanah dan terletak didalam lokasi
pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Direksi Pengawas atas
tanggungan Kontraktor.
3. Galian Yang Tidak Sesuai
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor harus
mengisi / mengurug kembali kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi
syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi sayarat, atau galian tersebut dapat
diisi dengan material lain seperti adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab
mengenai pekerjaan urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.
5. Pemadatan Dasar Galian
38
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Dasar galian harus rata dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya.
Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Persyaratan Bahan
1. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari
lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harusmendapat persetujuan tertulis dari
Direksi Pengawas.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak , asam alkali dan bahan-
bahan organis lainnya, serta dapat diminum . Sebelum digunakan air harus diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat,
maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
39
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari
98 % dari kepadatan optimum laboratorium . Pemadatan harus dilakukan pada kondisi
galian yang memadai agar dapat menghasilkan kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus
diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka kontraktor wajib menyediakan
pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan . Kontraktor harus
membuat rencana yang benar , agar air tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari
dasar galian., misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di Sekitar Pasir Urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug .
Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya , maka konttraktor wajib mengganti pasir
urug tersebut dengan bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk
digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya.
2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a. Memiliki koifisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik
b. Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas tanah organis, kotoran
dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 % partikel
gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI lebih dari 10
% akan sulit dipadatkan.
40
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi
lepas agar mudah dipadatkan.
3. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti
dengan bahan yang memenuhi syarat.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan 20 cm dan pemadatan
dilakukan sampai mencapai kepadatan maximum pada kadar air optimum yang ditentukan
didalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.Jika tidak tercantum dalam
gambar rencana , maka pemadatan harus dilakukan sampai mecapai derajat kepadatan 98 %.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana.
Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistim Drainase
Pada daerah yang basah , kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa
sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa
air. Sistim drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas. Dan sistim
drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara efektif untuk menanggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis.
Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil uji
ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. uji yang dilakukan antara
lain:
- “Density of soil inplace by sand-cone method” AASHTO.T.191
- “Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T204
- “Density of soil inplace by the rubber ballon method” AASHTO.T205
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan,
yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistim “Field Density Test”. Jika
urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana , maka
berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95 % dari berat jenis
kering laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor Test.
b. Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus minimal 98 % dari
Standard Proctor Test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan + 50 mm
terhadap kerataan yang ditentukan.
8. Level Akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
41
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,penghamparan dan pemadatan tanah,
sirtu atau bahan bebutir yang disetujui untuk pembuatan urugan, untuk penimbunan
kembali galian dan untuk urugan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi urugan
sesuai dengan garis ,kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui.
2. Urugan yang dicakup dalam hal ini,yaitu urugan biasa dan urugan pilihan.
3. Urugan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve sub grade)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar.
4. Pekerjaan ini juga mencakup urugan secara manual atau mekanis, dikerjakan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pengawas
Persyaratan Bahan
Standar dan persyaratan perkerjaan urugan sirtu wajib memenuhi:
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1742-1989 : Metoda Pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1744-1989 : Metoda Pengujian CBR Laboratorium
SNI 03-Z828-1992 : Metoda pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.
1. Standard Bahan Sirtu
a. Agregat pasir memenuhi persyaratan di bawah ini :
Agregat pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dengan indikasi
kekerasan
Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal
Agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-
zat yang reaktif alkali
b. Agregat lempung memenuhi persyaratan di bawah ini :
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering)
c. Agregat batuan memenuhi persyaratan di bawah ini :
Ukuran maksimum, ft2 : 75 (ASTM C615-80)
- Densitas lbs/ ft2 : (ASTM C-97)
42
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Rendah : 150
- Minimal diinginkan : 160
- Tinggi : 190
Penyerapan air % berat : (ASTM C-121) (ASTM C-97)
- Rendah : 0,02
- Minimal diinginkan : 0,40
- Kuat tekan, ksi : (ASTM C-170)
- Minimal diinginkan : 90
- Tinggi : 52
Kuat tarik, ksi : (ASTM C-99)
- Minimal diinginkan : 1,5
- Tinggi : 5,5
- Rendah : 2
- Tinggi : 10
- Ketahanan Abrasi : tidak diinginkan (ASTM C-241)
2. Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung lumpur dan
ukuran butiran kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
3. Material yang digunakan harus memenuhi persyaratan sirtu kelas B.
4. Seluruh material harus bersih dari kotoran organic dan mineral.
5. Kontraktor wajib menjelaskan asal usul bahan sirtu.
6. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi permukaan harus dipadatkan
dalam dalam lapisan - lapisan urugan dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak
boleh kurang dari 10 cm, kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering
maksimum atau sesuai yang di jelaskan oleh Perencana.
Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang
yang disyaratkan , maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus
dilakukan pada kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pengawas,
tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan.
Persyaratan Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap urugan awal yang akan
dilaksanakan, Kontraktor harus :
Menyerahkan Gambar hasil penampang melintang dasar urugan yang menunjukan
permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan urugan kepada Direksi
Pengawas.
Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar urugan yang membuktikan bahwa
pemadatan pada permukaan yang telah memenuhi persyaratan.
b. Kontraktor harus menyerahkan hal – hal berikut ini kepada. Direksi Pengawas paling
lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya
sebagai bahan urugan.
Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan,satu contoh harus disimpan
oleh Direksi Pengawas untuk rujukan selama perioda kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
urugan,bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukan sifat
sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
c. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum
dan selama pekerjaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan,dan selama pelaksanaan
urugan haurs mempunyai lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan
jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin pekerjaan akhir mempunyai
43
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Metoda Kerja drainase yang baik. Bilamana memungkinkan air yang berasal dari
tempatkerja ,harus dibuang kedalam sistim drainase permanen.
d. Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar
air urugan selama noprasi penghaparan dan pemadatan.
e. Perbaikan Terhadap Urugan yang tidak memenuhi ketentuan / tidak stabil.
Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaanya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Lapis hamparan urugan yang terlalu kering untuk dipadatkan,dalam hal batas-batas
kadar airnya yang disyratkan, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan
tersebut,dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya,dan dicampur seluruhnya
dengan mengunakan Motor Greader atau peralatan lain yang disetujui.
Urugan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi
ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak
memerlukan perkerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.
f. Spesifikasi Alat Pemadatan
Vibrating Rammer, Dengan luas alas yang kecil (± 30 cm x 30 cm), dapat
menggunakan Vibrating Rammer ini dipakai pada pekerjaan pemadatan lubang-
lubang kecil penambalan (Patching), terutama penambalan pada lubang-lubang yang
dalam. Beratnya sekitar 80 Kg atau 60 Kg. Pekerjaan pemeliharaan jalan dan
pekerjaan pemadatan kecil yang sejenisnya
Vibrating Tamper (Plate Tamper), Dengan luas permukaan alat yang agak lebih besar
(sekitar ± 45 cm x 50 cm) maka tamper ini dapat dipakai pada pemadatan lapisan
tambalan (patching) dengan luas penambalan sekitar 100 x 100 cm atau lebih. Dipakai
juga pada pemadatan serta perataan permukaan jalan trotoar block yang baru
dipasang.
Pedestrian Roller (Baby Roller), Alat pemadat ini berbentuk alat pemadat tandem
kecil dengan roda besi pemadat berdiameter kecil (drum). Roda besi (drum) ini bisa
satu (single drum), bisa juga dua roda (tandem). Dengan roda yang bergetar bisa satu
roda bisa juga dua-duanya bergetar. Pedestrian roller ini bisa berjalan sendiri karena
dipasang mesin dan dikendalikan oleh seorang operator yang berjalan di belakangnya.
Karenanya roller ini kadang disebut juga walk behind. Pedestrian roller dengan berat
statis mulai dari 400 Kg sampai 1200 Kg dipakai pada pemadatan lapisan aspal panas
atau dingin untuk pejalan kaki, di pelataran parkir mobil, atau pemadatan lapisan
aspal pada pekerjaan patching untuk permukaan lubang kerusakan agak luas, dan juga
untuk pelaksanaan pemadatan lapisan aspal permukaan pekerjaan jalan di bagian tepi
dengan beton pembatas atau kerb.
g. Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akaibat pengujian Kepadatan atau lainya
harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.
h. Cuaca Yang Dijinkan Untuk Bekerja
Urugan tanah tidak boleh ditempatkan dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilahsanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar
rentang yang disyaratkan.
i. Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 30 cm atau yang disyaratkan
Kontraktor harus menyampaikan metoda kerja yang akan dilakukan.
j. Pelaksanaan Urugan Badan Jalan harus dikerjakan setengah lebar jalan sehingga setiap
saat jalan tetap terbuka untuk lalu – lintas.
44
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
k. Sebelum penghamparan urugan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan
harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pengawas sesuai dengan
Spesifikasi ini.
l. Kontraktor harus memasang patok batas dasar urugan 3 hari sebelum pekerjaan dimulai.
m. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk sekitar.
n. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainya berada dalam galian yang
mengharuskan kepada mereka berada dipermukaan tanah, kontraktor harus menempatkan
pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan
keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan (yang belum terpakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
o. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau
orang lain terjatuh kedalamnya, dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu
jalan harus ditambah dengan rambu pada malam hari dengan drum dicat putih (atau yang
serupa) ketentuan pengaturan dan pengendalian lalu – lintas selama pelaksanaan
kostrukasi harus diterapkan pada seluruh galian dalam daerah milik jalan.
2. Penghamparan Urugan
a. Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang setelah dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan. Bilamana urugan terakhir yang dipadatkan lebih dari 30 cm dan kurang dari
60 cm maka dibagi 2 sama tebalnya.
b. Tanah / Sirtu urugan diangkut langsung dari luar sumber bahan ke permukaan yang yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah. Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun
dilokasi urugan untuk persedian tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan
kecuali dengan perlindungan sehingga air hujan tidak membasahi tumpukan Tanah /
Sirtu.
c. Penimbunan dalam suatu lokasi (lot) dan pada satu lapis hanya boleh digunakan bahan
tanah yang berasal dari satu sumber galian dan yang seragam.
d. Bilamana urugan badan jalan akan dipelebar, pelebaran urugan harus dihampar
horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar jalan lama, yang kemudian
harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi
permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu
lintas secepat mungkin,dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan kesisi jalan
lainya bilamana diperlukan.
3. Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pengawas sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya, bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3% dibawah kadar air oftimum sampai 1% diatas kadar air optimum.
c. Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang dsyaratkan , diuyji
kepadatanya dan harus diterima oleh Direksi Pengawas sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
d. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke arah elevasi
tertinggi sumbu jalan, sehingga setiap titik akan menerima energi pemadatan yang sama.
e. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau
timbris(tamper)manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan dibawah maupun di
tepi pipa harus mendapat perhatian Khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga ,
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
4. Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
45
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu
bahan akan ditetapkan ditetapkan oleh Direksi Pengawas , tetapi bagaimanapun juga
harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dengan satu rangkaian pengujian
bahan yang lengkap, untuk setiap jenis tanah dari setiap sumber bahan setelah setelah
persetujuan terhadap mutu bahan urugan yang diusulkan, Direksi Pengawas dapat
memintakan pengujian mutu bahan ulang untuk mencegah terjadinya perubahan sifat
bahan.
Pengandalian mutu bahan harus rutin dilaksanakan untuk mengendalikan setiap
perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Setiap perubahan sumber bahan
paling sedikit harus dilakukan satu pengujian untuk menentukan bahan urugan
ketentuan, seperti yang disyaratkan. Direksi Pengawas setiap saat dapat
memerintahkan dilakukanya uji ke ekspansif an sesuai SNI 03-6795-2002.
b. Percobaan Pemadatan Lapangan
Kontraktor harus menyampaikan usulan percobaan pemadatan termasuk memilh Metoda
dan peralatan untuk mendapatkan ketebalan dan tingkat kepadatan yang disyaratkan.
Bilamana Kontraktor tidak dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur
pemadatan berikut ini harus diikuti:
Mengganti alat pemadat yang lebih sesuai atau lebih berat.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan alat pemadat
dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai, sehingga dapat diterima
oleh Direksi Pengawas
c. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Kontraktor sebagai bahan
untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis jenis alat pemadat dan
kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
d. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi permukaan harus dipadatkan
dalam dalam lapisan - lapisan urugan dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak
boleh kurang dari 10 cm, kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering
maksimum atau sesuai yang di jelaskan oleh Perencana.
e. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang
yang disyaratkan , maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus
dilakukan pada setiap luas 500m2 atau 1000 m2 luas lokasi yang ditimbun (tergantung
luas dan petunjuk Perencana) pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pengawas.
f. Toleransi Dimensi
Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (sub grade), toleransi elevasi permukaan
tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur
dengan mistar panjang 3 m arah memanjang dan melintang.
Seluruh permukaan akhir urugan yang terekpos harus cukup rata dan harus memiliki
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng urugan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Retribusi bahan galian untuk Urugan
Bilamana bahan galian tanah biasa atau bahan urugan pilihan atau lapis pondasi agregat,
atau bahan lainya dari galian sumber bahan di luar daerah milik jalan, Kontraktor harus
dilakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar kepemilikan bahan konsesi kepada
pemilik tanah maupun retribusi dan ijin pengangkutan kepada pihak yang bewenang.
b. Pengukuran Urugan (unit price contract)
Kontraktor wajib melakukan menyampaikan berkas delivery order dan meminta
Persetujuan Direksi Pengawas pada setiap pengiriman bahan nya.
46
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
47
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 5
5
PEKERJAAN STRUKTUR
Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan yang meliputi mob-demobilisasi, uitzet dan marking, pemancangan, dll seperti
yang ditunjukan pada gambar.
Umum
Semua material dan pelaksanaan pada pekerjaan ini mengacu pada spesifikasi umum dari
pekerjaan struktur dan spesifikasi umum pada pekerjaan beton, dan spesifikasi khusus seperti
yang tercantum pada bab ini.
3. Baja
Baja tulangan harus mempunyai kekuatan tank leleh minimum sebesar
- Baja ulir BJTD 40
- Baja polos BJTP 24
- Baja profil dari mutu SS 41 atau St 37
4. Pengujian Mutu bahan
Semua biaya untuk pengujian mutu bahan test silinder beton maupun test tarik baja menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
5. Pemindahan, Mobilisasi Dan Pemancangan
Tiang pancang tidak boleh dipindahkan sampai hasil test silinder menunjukkan bahwa kuat
tekan telah mencapai 80% dari kuat tekan rencana beton umur 28 hari, dan tidak boleh
dimobilisasi atau dipancang sampai hasil test silinder menunjukkan bahwa kuat tekan telah
mcncapai kuat tekan rencana beton umur 28 hari, kecuali jika Kontraktor dapat membuktikan
dengan perhitungan maupun test fisik bahwa tiang cukup kuat dan tidak timbul cacat-cacat
retak.
Ketika tiang pancang diangkat atau dipindahkan tiang tersebut harus didukung pada titik-titik
seperti ditunjukkan pada gambar atau jika tidak ditunjukkan, tiang tersebut harus didukung
pada titik-titik berjarak 1/4 kali panjang tiang dari kedua ujung tiang.
Semua tiang pancang beton pratekan pracetak harus disimpan di atas dan tidak menempel
pada tanah, juga setiap lapis saling dipisahkan satu sama lainnya dengan balok-balok kayu
berukuran dan berkekuatan cukup. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 1 lapis.
Peralatan untuk mengangkat, memindahkan, atau memiringkan tiang harus diajukan terlebih
dahulu oleh Kontraktor dan disetujui oleh perencana/Direksi Pengawas.
6. Jacking Equipment
Peralatan Jacking adalah peralatan hydraulic Jack yang kapasitasnya telah terkalibrasi dan
terbukti mampu serta layak untuk untuk memancang tiang sesuai spesifikasi dari persyaratan
bahan. Sertifikat kalibrasi harus dikirimkan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi
Pengawas sebelum dipakai.
Kalibrasi dengan sertifikat paling lama 6 bulan sejak diterbtkannya sertifikat.
7. Urutan Jacking Dan Mendirikan Pancang
Tiang pancang harus di jacked in sesuai urutan yang telah di setujui oleh Direksi pengawas.
Tujuan dari pengurutan ini adalah untuk meminimalisasi timbulnya efek getaran dan
pergesaran lateral dari tanah akibat tekanan berat dari pemancangan.
Bilamana diperlukan maka akan dilakukan pengukuran atas pergeseran dan level tanah yang
mungkin diakibatkan dari pemancangan tersebut
8. Jacking In
Pile Strength
Tiang pancang tidak boleh di jacked sampai beton mencapai kekuatannya sesuai dengan
persyaratan kekuatan beton yang diisyaratkan oleh persyaratan bahan.
Penyambungan Tiang
Penyambungan tiang pancang dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Pengawas.
Penyambungan tiang harus dengan menggunakan sistem las kuat penuh (butt welds) sesuai
dengan sistem sambungan dari pabrik tiang/sistem sambungan dan hasil dari sambungan las
dicat zingkromate yang telah disetujui Direksi dalam tender.
Apabila dalam kondisi tertentu diperlukan adanya sambungan khusus, maka Kontraktor harus
mengajukan sistem sambungan tersebut terlebih dahulu (dibuktikan kekuatannya dengan
perhitungan dan dilampirkan refercnsi proyek yang pcrnah mcmakai sistem terscbut) kepada
Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus bertanggungjawab penuh
atas kemampuan sambungan tersebut dan harus melaksanakan test-test sambungan apabila
diperlukan. Semua biaya test-test sambungan tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Lanjutan pemancangan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan penyambungan selesai
dikerjakan, diperiksa dan kemudian harus disetujui sccara tertulis dari Direksi Pengawas.
Tiang Pancang Cacat
49
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Metoda pemancangan yang digunakan tidak boleh sampai menyebabkan kerusakan tiang
pancang. Usaha mengembalikan tiang ke posisi yang benar dengan menggerakan pengarah
tidak diijinkan jika Direksi Pengawas menganggap pergeseran yang terjadi terlalu besar.
Sernua kerusakan tiang yang terjadi, baik akibat metoda pemancangan yang salah, tiang
dipancang diluar posisinya atau yang ditentukan pada gambar atau Perencana harus
diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
Kontraktor harus mengajukan cara perbaikan terlebih dahulu (disertai dengan analisa teknis)
kepada Perencana guna mendapatkan persetujuan. Apabila cara perbaikan yang diajukan oleh
Kontraktor dinilai kurang memadai, maka Kontraktor harus melakukan perbaikkan sesuai
petunjuk Perencana.
Tiang pancang beton dianggap cacat / rusak jika terlihal retak-retak sekeliling tiang, atau
cacat yang lain yang ditentukan oleli Perencana / Direksi Pengawas yang dapat
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang.
Tiang pancang yang bengkok atau melengkung tidak boleh dipancang.
Pemberian Tanda pada Tiang Pancang
Semua tiang pancang beton pracctak harus mempunyai nomor referensi, panjang dan lain lain
yang diatur sebagai berikut :
- Setiap tiang pancang pada 2/3 bagian dari panjang tiang harus diberi (anda dengan interval
100 crn.
- Setiap tiang pancang pada 1/3 bagian sisanya harus diberi tanda dengan interval 50 cm.
Jacking Process
Setting dan marking titik pemancangan di laksanakan dibawah pengawasan engineer yang
ditunjuk atau personil yang telah di setujui oleh Direksi Pengawas.
Setiap tiang pancang harus di jacked in secara continyu sampai mencapai kapasitas sesuai
spesifikasi atau kedalaman yang dituju. Pada kondisi terdapat kejadian diluar control
kontraktor, Direksi Pengawas akan melakukan pengambilan keputusan yang mungkin berbeda
dengan spesifikasi.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat jacking log untuk tekanan yang di tunjukan setiap
penetrasi 0.5 m sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
Bilamana kontraktor menemukan atau menduga adanya kelainan pada karakteristik tanah
yang tidak sesuai dengan laporan soil investigation maka kontraktor diwajibkan
menginformasikan hal ini kepada Direksi Pengawas.
Kontraktor diminta memberikan akses seluas-luasnya bagi Direksi pengawas untuk
melakukan pengecekan atas Jacking resistances.
9. Rejacked Process
Bilamana diperlukan akan dilakukan rejacking proses maka Direksi Pengawas akan
menerbitkan prosedur baru yang telah disetujui.
10. Laporan Pemancangan
Semua tiang tanpa kecuali harus disertai pencatatan pemancangan dari awal sampai akhir
("piling records").
Sebelum dilakukan pemancangan tiang beton pracetak harus diteliti hal-hal sebagai berikut :
a. Kedataran dan stabilitas mesin
b. Kekuatan dan keamanan tiang pancang beton pracelak
c. Ukuran tiang pancang
d. Panjang yang tepat dari tiang pancang
e. Keutuhan bentuk
f. Keadaan dari topi ("helmet")
g. Alat Jack-In harus segaris dengan sumbu tiang pancang.
Catatan lengkap tentang pemancangan harus diambil pada tiap-tiap pemancangan.
Kontraktor wajib segera memberitahu Direksi Pengawas bilamana dijumpai pencatatan
pemancangan yang sangat berbeda dengan tiang-tiang lainnya. Bilamana perlu Direksi
Pengawas dapat meminta diadakannya pemancangan ulang.
50
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Sesudah selesainya satu hari pemancangan, maka lembaran catatan harus diserahkan pada
Direksi Pengawas bersama duplikatnya. Catatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Lembaran ringkasan :
1. Tanggal
2. Jumlah tiang yang dipancangkan
3. Nomor referensi dan tiang-tiang yang dipancangkan.
4. Panjang total dari semua tiang yang dipancangkan.
5. Jenis alat pemukul Jack in dan massanya.
b. Lembaran untuk tiap-tiap tiang pancang :
1. Nomor referensi lokasi tiang pancang sesuai dengan pancang dan nomor produksi
tiang pancang.
2. Ketinggian muka tanah dan ketinggian kerjanya (bila ternyata berbeda).
3. Panjang tiang pancang dari ketinggian kerja.
4. Pcriincian tcntang adanya hambatan dan waktu yang dibutuhkan untuk menembusnya.
5. Perincian penundaan waktu dan alasannya.
6. Inklinasi tiang pancang.
7. "Piling history"; termasuk data final load berdasarkan bacaan dial yang Iengkap.
8. Catatan mengenai kelainan-kelainan yang terjadi.
11. Pekerjaan Tambah Kurang
Bila terjadi perubahan persyaratan teknis dan atau pcnambahan tiang pada tempat-tempat
tertentu, karena keadaan seternpat yang diluar dugaan, dan diluar gambar dan persyaralan
teknis khusus yang tercantum dalam perjanjian kontraktoran, maka akan ada perubahan
pekerjaan tambah atau kurang yang akan disesuaikan dengan kenyataan dalam pelaksanaan
dan perhitungan berdasarkan harga satuan dalam perjanjian kontraktor. Semua perubahan
kerja harus atas perintah tertulis dari pihak pengawas.
Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan
hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain yang
dianggap perlu.
Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah:
• Pekerjaan Galian & Urugan
• Pekerjaan Beton Struktur
• Pekerjaan Pondasi Bore / Strauss
Standard dan Persyaratan Bahan
Standar persyaratan bahan harud memenuhi:
1. Batu belah / batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal diameter 15-30cm dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
2. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
3. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
4. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
Persyaratan pelaksanaan
1. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
di tunjukan dalam gambar.
2. Landasan dari adukan segar paling sedikit 30 mm tebalnya harus dipasang pada pondasi dan
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
3. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudutsudut.
51
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4. Batu yang dipasang harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar.
5. Peralatan yang cocok harus disediakan utnuk memasang batu yang lebih besar dari yang
dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan
yang baru dipasang tidak diperkenankan.
6. Batu harus tertanam dengan kuat satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan tebal yang
diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus terhadap lereng. Tambahan aduk mengisi
rongga yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri hampir rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak menutupi batunya dengan menggunakan perekat 1 pc : 4 pc.
7. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan harus diakhiri segera
setelah pengerasan awal dan aduk dengan menyapunya dengan sapu yang kaku.
8. Lereng yang bersebelahan dengan batu harus diratakan dan dibentuk untuk menjamin
pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga memungkinkan untuk
drainase tang tidak menghambat dan mencegah gerusan pada tepi perkerasan.
9. Pasangan yang dihasilkan harus kokoh / masif (tidak berongga), untuk itu semua rongga
diantara batu kali harus terisi campuran.
10. Setelah pasangan batu belah / batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
1. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara struktur
baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan
merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur
beton agar sesuai gambar rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan didalam spesifikasi ini. Kontraktor
dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Direksi /
Pengawas. Didalam penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan didalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur
beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingg bebas dari kebocoran. Semua pengikat. Semua pengikat acuan (ties) harus
dilengkapi denganmaterial tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat dicor akan
menyatu dengan struktur beton.
2. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan, peralatan seperti release agent,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai
cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain
yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara
aman dan benar.
2. Ditail – ditail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang ditawarkan
didalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika menggunakan material acuan yang
khusus untuk menghasilkan ditail khusus
52
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4. Persyaratan Bahan
1. Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton , baja, pasangan bata yang
diplester, Plywood dengan Phenolic / Phenol Film / TegoFilm / Corin Flex yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunanaan acuan siap pakai produksi pabrik
tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Direksi
Pengawas.Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk/
ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai,
53
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
walau penggunaan material penyanggah dari kayu dapat diterima . Bahan dan ukuran
kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi. Sebagai acuan samping
dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali , batu bata atau material lain
yang disetujui Direksi. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
2. Release Agent
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
- Cream emulsion
- Neat oil dengan ditambahkan surfactant
- Release agent kimiawi yang tidak merusak beton
Release agent disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
Kontrktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan cocok kdengan bahan
finish yang akan digunakan. Dan jika permukaan beton merupakan finishing atau umum
disebut beton exposed maka Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton yang
dihasilkan sesuai dengan dokumen perencanaan. Kontraktor harus memastikan bahwa
release agent tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi beton.
5. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga mampu
memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi
yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak
lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban beton
juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan
lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus
diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum
pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukurann yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk plester/ finishing. Tambahan elemen
tertentu seperti bentuk/profil khusus yang tercantum didalam gambar arsitektur juga
harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk
memulai pembuatan acuan dilapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Direksi, tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan,
kekakuan dan nstabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika
terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tamabh, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat didalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya
acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Direksi Pengawas berhak untuk
meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna
dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Direksi/ Tim Teknis
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi.
54
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2 (dua) kali, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga dapat dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
9. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan / kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan
posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
10. Sistim Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
dipersiapkan sistim pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air dapat
mengalir ketempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus
dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen
selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
11. Ikatan Acuan di Dalam Beton
Baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian dan mendapat persetujuan dari Direksi, sehingga bila acuan dibongkar
kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
12. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang
menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent berpengaruh pula pada
warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan
dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
siar-siar pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis
relesae agent yang telah disetujui bersama. Tidak boleh diganti dengan merk jenis lain.
Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdangan dari release
agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan
mentah utamanya, cara-cara pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan lain yang
dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
13. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
14. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus mengggunakan steger besi (scaffolding).
Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh
Direksi.
15. Persetujuan Direksi
Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada Direksi.
16. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat, harus
dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb :
55
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
56
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 01-10
2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organik ,lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 %
berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak harus memenuhi syarat sbb :
Sisa diatas (% berat)
Ayakan 4.00 mm >02
Ayakan 1.00 mm > 10
Ayakan 0,25 mm 80-95
57
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Jika tidak ditentukan secara khusus , maka untuk lantai kerja, kolom praktis, ring
balk, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton Mutu K
175, sedangkan untuk beton structural menggunakan beton Mutu K 300.
d. Disain Adukan Beton
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan
memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton
mudah dituangkan kedalam acuan dan kesekitar besi beton, tanpa menimbulkan
segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara kelebihan. Campuran beton
harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di
bawah ini :
MUTU BETON K225 K250 K275 K300 K350 K400
Kuat tekan minimum 7 hari
158 175 192 210 245 280
(kg/cm2)
Jumlah semen minimum
300 300 300 325 350 375
(kg/m3)
Jumlah semen
550 550 550 550 550 550
maksimum(kg/m3)
W/C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus , maka harus
dipenuhi syarat pada Pedoman Beton Indonesia.
Ketentuan minimum untuk beton kedap air
Kondisi lingkungan Faktor air Jumlah semen
Jenis Struktur Berhubungan semen Minimum (kg/m3)
dengan Maksimum
Beton Bertulang Air tawar/ payau 0.50 290
Air laut 0.45 360
Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen
minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok waterproofing.
3. Pengujian Bahan
1. Umum
a. Kontraktor harus bertaggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk
mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan . Kontraktor
harusmenyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan
oleh Direksi.
b. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus
melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya
mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
c. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Direksi Pengawas.
d. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus
mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan
secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini. (optional)
2. Laboratorium Penguji
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu
laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan
pada proyek ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua
pengujian dengan spesifikasi ini.
58
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan , maka
Direksi Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya
Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil
diperoleh ternyata memuaskan.
5. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi
pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil dari mixer,
atau dalam hal menggunakan beton readymix, maka benda uji harus diambil sebelum
beton dituang ke lokasi pengecoran sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi
Pengawas.
2. Jumlah Benda Uji Beton
Pada saat pelaksanaan, harus dibuat 3 benda uji per 6 m3 beton. Benda uji harus
berbentuk kubus berukuran (15x15x15) cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan
jika disetujui oleh Direksi Pengawas. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh
Direksi dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
a. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dituang pada
satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan contoh
beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah
59
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur beton yang
ditentukan , yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
b. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Direksi dapat meminta jumlah benda uji
yang lebih besar dari ketentuan diatas, dengan beban biaya ditanggung oleh
Kontraktor.
c. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah :
Jumlah Minimum Waktu Perawatan (hari)
Jenis Struktur
Benda Uji 3 7 28
Beton Bertulang 4 - 2 2
Beton Pratekan 6 2 2 2
3. Laporan Hasil Uji Beton
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari laboratorium penguji untuk
disahkan oleh Direksi. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan
beton karakteristik.
4. Evaluasi Kualitas Beton Berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standar – S
Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdarakan jumlah 30 buah hasil tes kubus.
Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus
dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :
fc fcr
2
S=
N 1
Jumlah Benda Uji (N)-buah Faktor Pengali - S
<15 1.16
20 1.08
25 1.03
>30 1.00
60
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
a. Sebelum besi beton dipesan , Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton
masaing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai diameter dan mutu yang
akan digunakan . Selanjunya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh
Direksi Pengawas sebanyak 5 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-masing diameter
besi beton . Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan ulir lentur.
b. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakuakn setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh Direksi. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Direksi
tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.
c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman ,
lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu
dicatat.
d. Jika akibat suatu alasan , seperti hasil uji yang kurang memuaskan , maka Direksi
berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan
diatas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.
e. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji
untuk diserahkan kepada Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapai dengan
kesimpulan apakah kualitas besi beton tertsebut memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
8. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan, antara lain, mutu dan penggunannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton
harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan /
bekisting, sehingga sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkina yang terjadi. Selain itu
, Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan utamanya pada saat dan setelah pengecoran berlangsung.
Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan
perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan
dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Direksi. Jika
dipandang perlu, maka Direksi / Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang
ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor dan semua
biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus
adalah antara 5 – 12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor slump beton adalah 16
– 18 cm lebih besar dari 12 cm (disesuaikan dengan bab pengecoran bored piled,
Pondasi). Cara uji slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan kedalam
cetakan beton (begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas permukaan
yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.Kemudian beton tersebut
ditusuk- tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16 mm, panjang 30 cm dengan ujung
yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan
dibawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan
diukur penurunnannya.
b. Persetujuan Direksi / Tim Teknis
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas Lapangan harus diberikan
kepada Direksi paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan . Hal-hal khusus
akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan.
Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas sehingga mudah
untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
61
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari
Direksi. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi tentang kesiapannya untuk
melakukan pengecoran dan laporan tersebut harus disampaikan minimal satu hari
sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan kesepakatan dilapangan, untuk
memungkinkan Direksi melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas
lain yang dibutuhkan agar Direksi dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah.
Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran .
Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam
waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya Kontraktor harus mengajukan ijin lagi untuk dapat
melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi
yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas, Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidak sempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum
pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam
didalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah dibersihkan dari
lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan
persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar
pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat
dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan
sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi
siar pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah minimal,
umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang efektif elemen struktur.
Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur
yang besar pada beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara
horizontaldan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan
tersebut harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus sudah mempertimbangkan
didalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti
waterstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat
dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua
kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran
dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat
tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba dilokasi proyek
dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan cukup
jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses
pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus
diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton .
Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta
beton sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus
disiapkan alat bantu seperti pipa tremi sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum
pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup,
sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan
jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap
alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar perjam. Beton segar
dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah
62
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan selam pemadatan beton masih
bersifat plastis.
9. Pemadatan Beton
1. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan tipe
yang disetujui oleh Direksi / Pengawas. Pemadatan tersebut bertujuan untuk / mengurangi
udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan
dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat
singkat, sehingga slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus
disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang
akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator cadangan yang akan dipakai,
jika ada vibrtor yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton.
2. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-kolom,
dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka kontraktor
harus mempersiapkan metode khusus atau (menggunakan vibrator dinding) untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Direksi paling lambat 3 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton, sehingga secara kualitas
tidak akan disetujui.
3. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomondasi Direksi agar retak tersebut
dapat dihilangkan.
4. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang
dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton.
Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada
beton, tanpa adanya beban yang bekerja.
5. Temperatur Beton Segar
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala 5
s/d 100 derajat C, harus dimasukkan kedalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika
temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan
ketelitian 1 derajat C.
10. Perawatan Beton
1. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat
cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari beton pada umur
beton awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat
menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan . Untuk itu harus
dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat
terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
2. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih
selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti
kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang
dibasahi terus menerus selama 7 hari .
3. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton
harus dilindungi dengan material (antara lain stirofoam) yang disetujui oleh Direksi, agar
dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
63
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakuakan. Acuan tersebut dihindari dari
terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kuarang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan
beton.
5. Curing
Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap sinar
matahari dan hembusan angin kering.
Semua permukaan beton yang terlihat hams diambil tindakan sebagai berikut:
- Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada hari pertama
harus disirami, ditutupi dengan karung basah atau digenangi dengan air selama paling
sedikit 2 minggu secara terus menerus.
- Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas konstruksi beton yang baru dicor
(dalam tahap pengeringan) atau mempergunakannya sebagai jalan mengangkut
bahan-bahan.
11. Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton.
1. Alat Monitoring.
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm. Kontraktor harus menyediakan
perlatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang
mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung. Monitoring dilakukan minimal
selama 7 hari sejak pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur
temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, didalam beton dan dipermukaan
beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak
horisontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur
dan metode pengukur suhu tersebut harus diusulkan kepada Direksi / Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Perbedaan Temperatur.
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting
adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yanng besar (> 20o C) antara permukaan dan
inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung atapun tiupan
angin.
3. Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat dicampur
kedalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton untuk
mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat.
4. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. dan lebar retak yang dizinkan
maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
5. Antisipasi Perbedaan Temperatur.
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi jika perbedaan
temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan mempertebal isolasi yang
sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan
udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar ,
Untuk itu harus disiapkan material isilosi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran
dilakukan.
6. Hal-hal Lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah
pengecoran beton adalah :
1) Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi
terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat
pencampuaran dimulai.
64
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun
1988).
b. Merk Besi Beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merk besi
beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan
untuk disetujui Direksi.
c. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak merusak
kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan
karat dapat dihindarkan.
d. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar ditail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan
dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan
pembengkokan dengan sistim panas sama sekali tidak diijinkan. .Untuk itu
Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan
diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
e. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang,
permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat
mengurangi lekatan besi beton.
2. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar stndar ditail .
Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik / tekan penampang beton
harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian
selimut beton yang melebihi ketentuan - ketentuan tersebut diatas harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
3. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran,
letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam
gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta
klarifikasi kepada Direksi.
4. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang
kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang
berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.
Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi
penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan.
Ikatan dari kawat harus dimasukkan kedalam penampang beton, sehingga tidak menonjol
permukaan beton.
5. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang
harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran /
kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan didalam gambar standar agar
sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang
digunakan untuk pengikat tulangan utama.
6. Beton Tahu
66
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak
antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm dengan ketebalan sesuai SNI
7. Penggantian Besi.
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada gambar
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka
Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
1) Harus ada persetujuan dari tertulis dari Direksi.
2) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas) . Khusus untuk balok portal , jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
3) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
4) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
8. Toleransi Besi
67
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus mengikuti
ketentuan yang terdapat didalam gambar standar. Jika tidak / belum tertera didalam
gambar maka Kontraktor wajib mengiformasikan hal tersebut kepada Tim Teknis /
Direksi untuk mendapatkan penyelesainnya
15. Beton Kedap Air
1. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu yang
lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh
Pemasok bahan kedap air / waterproofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
2. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja / shop drawing, sehingga
rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah
termasuk didalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.
3. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus mengadakan
perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus
diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi, sedemikian rupa sehingga tidak
merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik pada pekerjaan Grouting dan Repair Beton Struktural.
b. Perbaikan akan dilakukan oleh tim khusus dari Kontraktor spesialis repair beton bila
terdeteksi adanya cacat pada struktur beton.
c. Metode perbaikan yang akan dilakukan akan tergantung dari jenis cacatnya.
Pekerjaan Yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini antara lain:
Pekerjaan Beton Struktur
Pekerjaan Pasangan Keramik
Pekerjaan Pasangan Homogenous Tile
Pekerjaan Pasangan Marmer dan Granite Alam
Pekerjaan Grouting
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik pada pekerjaan:
Dudukan pondasi mesin
Pengisian angkur
Bearing pad
b. Persyaratan Bahan
Bahan Grouting menggunakan yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
Bahan penunjang lainnya sesuai rekomendasi produk.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bagian permukaan beton dibersihkan dari kotoran (debu, oli dsbnya) terlebih dahulu.
Campurkan bahan grout dan air dan diaduk.
Bagian yang akan digrouting dipersiapkan dengan bekisting yang baik
Aplikasikan bahan grout dengan cara menuangkan pada bagian yang akan digrout
Sealing bagian bekisting dari kemungkinan kebocoran
Pekerjaan Repair Beton Struktur
16. Sambungan Beton Lama dan Baru
a. Lingkup Pekerjaan
68
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik pada pekerjaan:
Penyambungan beton lama dan baru
Plesteran dan acian
Perekat untuk bahan patching dan repair mortar
b. Persyaratan Bahan
Bahan bonding agent yang disetujui Direksi Pengawas.
Bahan penunjang lainnya sesuai rekomendasi produk.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
4-6 m2 memerlukan 1 kg bonding agent
Disiram/kuas pada permukaan beton lama sebelum di cor beton baru.
Untuk pelesteran dan acian, bonding agent dicampurkan pada adukan tersebut
17. Beton Kropos
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik pada pekerjaan:
Beton struktur kropos tanpa terlihat besi penulangan.
Beton struktur kropos dengan besi penulangan terlihat.
b. Persyaratan Bahan
Bahan penambal kropos beton yang dipakai yang disetujui oleh Direksi Pengawas
Bahan penunjang lainnya sesuai rekomendasi produk.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bersihkan daerah yang terjadi kropos, chipping apakah terlihat besi atau tidak, jika
tidak terlihat besinya ikuti langkah – langkah dibawah ini:
Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.
Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan
bonding agent, tunggu ± 30 menit.
Tambal area yang terbuka dengan bahan penambal .
Lakukan Curing area yang perlu diperbaiki.
2. Untuk beton keropos dengan tulangan yang terekspose, diajukan metode Pressure
Grouting / Injection (suntikan) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Lakukan hacking dan hilangkan beton keropos yang lepas sampai menemukan
permukaan yang padat.
Bersihkan area dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa beton, lalu basahi dengan
bonding agent.
Untuk area yang cukup besar :Pasang bekisting dan cor kembali dengan grout atau
beton dengan mutu yang sama.
Untuk area yang kecil, sempit dan rapat dengan tulangan, diajukan metode sebagai
berikut :
Sediakan agregat 20 mm dengan kawat ayam dipasang sekililing area yang
akan diperbaiki.
Tutup dengan bekisting, sediakan selang grouting ( inlet dan outlet ).
Tambal celah-celah pada bekisting dengan Plug bersetting cepat.
Lakukan curing selama 1 hari.
Lakukan suntikan dengan grout.
Berikan tekanan 1-3 bar dan tahan selama beberapa menit.
Selang grout dapat dipotong dan dilepaskan pada hari berikutnya.
69
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
70
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
71
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
72
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 6
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
1. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe, pelat klem-
klem sambungan rangka, dari bahan galvanized steel.
2. Bahan penggantung rangka plafond dari besi diameter 6 mm dilengkapi dengan wartel
moer (adjustable rod) dan klem pada rangka plafond (klem besi strip ¼” x 1” bentuk U)
dan dipasang sesuai dengan gambar dan atas petunjuk Direksi / Pengawas, tiap jarak 80
Cm. Pemasangan pada bidang beton dikaitkan pada angker-angker beton (Philips red
head / Ramset) atau ditanam dalam beton sebelum pengecoran pelat atau balok beton
lantai. Besi diameter 6 mm sebagai penggantung harus lurus, tidak boleh bekas tekukan
dan tidak karatan. Setelah rangka plafond selesai dipasang, besi-besi penggantung harus
dicat dengan zinc chromate.
3. Railing pagar selasar, dengan ukuran sesuai gambar rencana.
Persyaratan Bahan
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
2. Direksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di Pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa
dan disetujui Direksi. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian, harus diperbaiki dengan
segera tanpa tambahan biaya.
3. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk
fabrikasi.
4. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
5. Sambungan.
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full
penetration butt weld).
6. Pemasangan percobaan (trial erection)
Bila dipandang perlu oleh Direksi, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok
73
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi.
Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi.
7. Pengecatan.
a. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Sebelum dicat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan
dengan sikat besi mekanis (mechanical wire brush).
b. Cat dasar adalah cat zinc chromate produk ICI, Mowilex atau setara. Pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh dicat.
c. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint) produk primptop,
protective, nippon paint ICI, atau setara. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih
dilapangan sampai menutup sempurna.
8. Pemasangan akhir (final erection)
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan
bentuk karena kesalahan penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus
segera dilaporkan kepada Direksi, untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan
dan pemecahannya, yang dapat dilakukan di lapangan atau di work shop.
Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Segala biaya sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
b. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang
tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah
disetujui.
c. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar
pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemasangan.
Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sesuai
dengan gambar detail.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan serta pengangkutan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
serta pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan paving. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik bekerja maupun fasilitas lain disekitar
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Pekerjaan Yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan Pasangan Paving adalah:
Pekerjaan Galian dan Urugan
Pekerjaan Urugan Sirtu
Pekerjaan Beton
Standard dan Persyaratan Yang Berlaku
Standard dan Persyaratan yang dipakai untuk pekerjaan Paving ini adalah:
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
SNI 03-0691-1996 Bata Beton (paving block)
SNI 15-6699-2002 Bata paving keramik
Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
Mutu dan Cara Uji Sement Portland (SII 0013-81)
Mutu dan Cara Uji Sement Beton (SII 0052-80)
74
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat atau tajam.
Kadar air ‹ 10% dan kadar Lempung ‹ 3%
Tabel Gradasi Pasir Pengisi
Ukuran % Lolos
Saringan Saringan
2,36 mm 100
1,18 mm 90-100
600 microns 60-90
300 microns 30-60
150 microns 15-30
75 microns 05-Oct
76
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1) Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan
harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
2) Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.
3) Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik / garis (starting point) diatas lapisan
abu batu/pasir alas (laying course).
4) Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian
kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
5) Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu / pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah / naat
dengan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
6) Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah
terpasang.
7) Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk
setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum
kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.
8) Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
9) Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai
plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran
dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter
dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya
pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran
garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
10) Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 - 15 mm (tergantung abu batu/pasir
yang dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu.
11) Abu batu / pasir pengisi celah / naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling
sedikit 2 lintasan.
12) Pengecatan paving untuk marka parkir sepeda motor menggunakan cat Tennokote
(exterior). Pengecatan marka dilakukan sesuai dengan tata cara yang lazim.
g. Hasil Akhir
1) Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat, (pecah / patah
terbagi).
2) Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
3) Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
4) Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.
5) Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan pasangan bata ringan celkone ini meliputi seluruh detail yang disebutkan
dan ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhungungan dengan pekerjaan ini.
77
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata ringan dengan menggunakan aduk MU-300 atau PM-100.
2. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad / siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301 atau PM-200 harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di
pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300
atau pemasangan keramik dinding.
5. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok
4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm
kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
10. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan plesteran dan acian dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan plesteran dinding dan acian ini adalah satu kesatuan pekerjaan yang dikerjakan pada
permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.
78
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Persyaratan Bahan
1. SemenMortar harus memenuhi SNI 6882-2014 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
2. Air harus memenuhi SNI 7974-2013
3. Penggunaan campuran untuk plesteran :
- Tuang air sebanyak 13 liter untuk kantong semen mortar khusus plesteran dan acian
(40kg).
- Masukan adukan kering semen mortar khusus plesteran acian ke dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata.
- Pelaksanaan acian tebal 1,5 mm.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat
Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitekur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan
bentuk profilnya.
4. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
5. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
a. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara dipahat
halus.
b. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan
dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen.
c. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
6. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
7. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
8. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
9. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
10. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran 2,5 cm, jika
ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya
lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Perencana.
11. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk
lain didalam gambar.
12. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air secara cepat.
79
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
15. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air,
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
16. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan wajib diperbaiki.
17. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.
80
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
i. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120 kg/m2,
untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
j. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air / kebocoran air, tidak
terlihat kebocoran signifikasi (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan
137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2
min.
k. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
l. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
1. untuk tinggi dan lebar 1 mm.
2. untuk diagonal 2 mm.
m. Accessories.
Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
n. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau setara.
o. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak /
bergeser.
p. Handle, engsel, kunci maupun slot pintu dan jendela menggunakan kwalitas I. Untuk
hak angin sikutan menggunakan casement.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
b. Kontraktor wajib mengajukan mockup profil untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pengawas.
c. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
manajemen Konstruksi, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta/berlaku. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
d. Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
e. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
f. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
g. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap
dan harus cocok.
h. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
i. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen
aluminium harus ditutup oleh sealant.
81
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
j. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
k. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
l. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass (pelubangan dinding).
m. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan
double door.
n. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
o. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
82
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca pada daerah Interior dan
seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Toleransi
Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Direksi Pengawas.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik:
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan oleh
pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
83
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
5. Pada saat diserah terimakan anak kunci deiserahkan lengkap 3 set, masing-masing
memiliki tag name yang menjelaskan lokasi kunci dan korespondensi dengan cylinder
nya.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk keperluan dalam pelaksanaannya pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang baik, dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkaan
dalam gambar (lantai, dinding dan plint).
Pekerjaan Yang Berhubungan
a. Pekerjaan yang berhungungan dengan pekerjaan ini adalah:
b. Pekerjaan Plesteran dan Screeding
c. Pekerjaan Pasangan Bata
d. Pekerjaan Waterproofing
Standard Dan Persyaratan
Standard dan persyaratan yang dipakai.
• ANSI American National Standard Institute, USA
• A108.1 Instalation of glazed wall tile, ceramic mosaic tile, quarry and power tile
with portland cement mortar.
• A108.5 Ceramic tile installed in the dry-set portland cement mortar or latex,
portland cement mortar.
• A108.6 Installation of ceramic tile with chemical resistant, water cleanable tile,
setting and grouting epoxy.
• A118.3 Chemical resistant, water cleanable, tile setting epoxy.
• A118.4 Latex Portland cement mortar.
Persyaratan Bahan
Jenis : Homogenous Tile yang disetujui Direksi Pengawas.
Finish permukaan : Halus (polish) kecuali lantai toilet dan teras (unpolish)
Bahan perekat :Mortar flex MU-450,PM410 (exterior&wet interior), PM420
(interior), AM 30
Warna : Warna dan motif akan ditentukan kemudian.
Ukuran : 1200x1200cm, 60x60cm, atau Sesuai yang tertera pada gambar.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Persetujuan
Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi pengawas Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh
semua bahan yang akan dipakai; Homogenous Tile, bahan-bahan additive untuk
adukan dan bahan untuk tile grouts.
Mockup/Contoh Pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya, Mock-up
yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
Homogenous Tile.
Brosur product
Untuk kebutuhan penentuan bahan material oleh Direksi / Perencana, Kontraktor
harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan digunakan.
b. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai Homogenous TileT sudah
selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Direksi Pengawas (antara lain lantai
screed, kering dari lantai screed = min. 7 hari, waterproofing dan lain-lain) baru
85
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
pemasangan Homogenous Tile dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah
minimum berusia 28 hari.
c. Homogenous Tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda dan sebelum dipasang Homogenous Tile harus direndam terlebih dahulu
kedalam air.
d. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata dan sebelum
pemasangan Homogenous Tile, dibagian bawah Homogenous Tile perlu diberi pasir atau
plastik lembaran dan bahan lain untuk menghindari terjadinya Homogenous Tile pecah.
e. Homogenous tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat, naad serapat mungkin,
maksimum 1 mm. Pada bagian-bagian yang dipasang vertikal harus diperkuat dengan
kaitan-kaitan dari pelat baja st. steel yang dipaku kuat kepada dinding.
f. Setelah homogenous tile harus sama membentuk garis lurus bidang permukaan lantai
harus rata dan waterpass serta tidak ada bagian-bagian yang bergelombang celah-celah
antara masing-masing unit dicor dengan air semen kental yang diberi cat warna sama
dengan granitnya, dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh celah terisi padat.
g. Setelah itu dipoles dengan mesin poles sehingga betul-betul rata dan dikilapkan dengan
wax khusus untuk keperluan tersebut atau rubbing compound.
h. Pemotongan homogenous tile harus dilakukan dengan baik dan rapi, dikerjakan oleh
orang-orang yang ahli untuk itu dengan menggunakan mesin pemotong homogenous tile.
Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan noda-noda pada lantai seperti minyak, residu,
teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai.
86
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu alam dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung,pada bagian-bagian
tertentu sesuai dengan gambar perencanaan.
Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan pasangan bata
Standard dan Persyaratan
Bahan yang dipakai :
Batu alam andesit bakar polos.
Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB mkaka akan ditambakan coating
anti jamur yang sesuai.
Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama dengan kualitas seperti
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau istilahnya
tarik benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga hasilnya rapi
serta siku. Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis / coating untuk menjaga penampilan
permukaan batu alam agar tidak berlumut dan kusam. Dan tidak lupa, batu alamnya itu
sendiri. Keramik disamping adalah acuannya; Setelah diberi tanda, baru dipotong sisinya.
Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan buatan pabrik maka
pada persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya. Bisa memakai keramik
yang siku sebagai acuannya.
2. Untuk tembok yang masih baru atau belum diaci, bisa langsung tarik benang dan lanjut
ke pemasangan. Tetapi untuk tembok yang sudah jadi dan dicat seperti ini maka
temboknya harus dibobok terlebih dahulu atau dirusak / dibuat cacat. Tembok yang akan
dipasang batu alam Maksudnya agar adukan semen untuk untuk batu alam nanti bisa
menempel / menyatu dengan baik dengan lapisan semen sebelumnya. Karena sebenarnya
sifat cat dan semen tidak senyawa atau menempel dengan baik.
3. Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku untuk
awal pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa basahi
dahulu tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak sehingga bisa
menyatu dengan lapisan semen yang baru.
4. Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur maka
pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah maka
dibutuhkan pengganjal.
5. Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa maju
yang diinginkan. Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya. Cara
pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat / mengisi ruang kosong
di belakang batu alam tersebut.
6. Bersihkan sisa semen yang keluar. Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk
menyerap kadar air pada adukan.
7. Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses
ini biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik,cukup
bersihkan kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan
daripada keramik karena pori-porinya lebih besar.
Syarat Kualitas Pekerjaan
a. Kondisi batu alam tertempel rapi tidak mudah terlepas.
b. Seluruh batu alam bebas noda air semen.
87
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond & list plafond Gypsum Board area sesuai dengan yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas, pada
tahapan ini dilaksanakan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini antara lain:
• Pekerjaan pasangan dinding bata & plesteran
• Pekerjaan Fire fighting
• Pekerjaan Elektrikal
• Pekerjaan HVAC
Standard dan Persyaratan
Seluruh pekerjaan ini wajib memenuhi standard dan peryaratan:
• SNI 03-1741-1989 untuk Plafond
• ASTM E119 untuk Plafond
• ASTM C363 Rangka Plafond
Persyaratan Bahan
a. Penutup Plafond
1. Bahan penutup langit langit gypsum board yang digunakan adalah sesuai dengan gambar.
2. Gypsum board yang digunakan disetujui oleh Direksi Pengawas lengkap dengan acessories
nya.
3. Gypsum board dipasang tanpa sambungan (flush joint) dimana sambungan pertemuan
adalah yang dalam pengerjaanya dipasang dengan jointing compound dan cotton tape.
4. Model bentuk dan ukuran Cornice yang dipakai sesuai dengan yang tercantum pada
gambar.
b. Rangka Plafond
1. Rangka plafond terbuat dari metal furring / besi hollow yang merupakan produk yang
direkomendasi oleh produsen.
2. Bilamana rangka plafond terbuat dari besi hollow maka material tersebut sebelum
dipasang harus sudah difinish dengan cat primer anti karat Zincrhomate atau di galvanized
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
3. Rangka merupakan 'grid' yang terdiri dari profil profil yang terdiri atas profil utama
(maintee), profil penghubung (cross tee) dan lis lis tepi dengan gesper pengatur ketinggian.
4. Penggantung rangka plafon terbuat dari besi bulat diameter 6 mm yang dilengkapi dengan
mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja
yang ada. Dan jarak penggantung sesuai dengan gambar.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengukuran kembali dan Shop Drawing
1. Desain dan produk dari sistem langit-langit harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar gambar
yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola
lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detil detil sesuai gambar.
3. Diwajibkan kepada Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
4. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock up sebelum pekerjaan dimulai dan
dipasang.
b. Rangka Plafond
1. Semua batang profil untuk rangka langit langit telah diseleksi dengan baik, lurus dan rata.
Tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat cacat lainnya. Semua bahan
yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas.
88
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
2. Seluruh rangka langit langit digantung pada plat beton atas balok kawat penggantung
seperti telah disebutkan diatas.
3. Kawat penggantung dikaitkan pada pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke plat
beton / balok beton.
4. Setelah seluruh rangka langit langit terpasang, seluruh permukaan harus rata, lurus dan
waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang batang rangka harus saling
tegak lurus.
c. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos klos, baut, angker angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga
kerapihan terutama untuk bidang bidang tampak tidak boleh ada lubang lubang atau cacat
bekas penyetelan.
e. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
f. Urutan dan tata kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dari Produsen.
g. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing masing bahan yang
digunakan).
h. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut sudut pertemuan dengan bidang
lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar. Kontraktor wajib menanyakan hal ini
kepada Perencana.
i. Semua ukuran modul yang diatur berkaitan dengan modul lantai dan langit langit.
j. Penutupan sambungan gypsum board
1. Perbandingan adukan plamir dengan air adalah 1:2. Tuangkan Jointing Compound sedikit
demi sedikit ke dalam air, pastikan bercampur dengan baik. Aduk pada komposisi yang
tepat, untuk penggunaan, jangan lebih dari 15 menit, atau akan mengeras.
2. Lapisan pertama : Berilah adukan tadi pada nat sambungan lalu tempelkan cotton
tape,fungsinya sebagai penahan retak. Kemudian ratakan dengan adukan dengan
menggunakan kape/ srap.
3. apisan kedua : Lanjutkan dengan memberikan adukan pada sambungan, hingga merata dan
halus dengan menggunakan kape/ srap, dan tunggu hingga kering. Bersihkan/ ratakan
dengan kape.
4. Lapisan ketiga : Lanjutkan untuk lapisan ketiga dengan adukan tipis merata dan halus
sekitar 30-40 cm dengan menggunakan trowel. Tunggulah sampai kering kemudian
amplas.
k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang bisa
dibuka, tanpa merusak gypsum board disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan /
pemeliharaan M & E. Dan ukuran manhole minimal 60cm x 60cm.
l. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan benturan,
benda benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul
adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Meliputi pekerjaan railing pipa besi dilakukan pada masing masing item pekerjaan railing atau
seluruh lokasi yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
Pengawas.
Standar dan Persyaratan yang Berlaku
89
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Lingkup Pekerjaan
90
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Meliputi pekerjaan railing stainless steel dilakukan pada tangga utama dan void atau seluruh
lokasi yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
Pengawas.
Persyaratan Bahan
1. Railing / hand railing :
Railing / hand railing untuk pekerjaan tangga terbuat dari bahan pipa stainless steel dari
produk yang tertera pada (tabel) daftar material, dengan ukuran sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar rancangan dan atas petunjuk Direksi Pengawas.
Pipa stainless steel harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ASTM A 36
dengan mutu ST 37. Pengelasan sambungan pipa stainless steel harus baik dan rata serta
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ASTM A 53 type E atau type S.
2. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserakan contohnya kepada Direksi
Pengawas. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Yang dimaksud adalah pekerjaan pembuatan railing dan hand railing stainless steel,
dilaksanakan pada semua tangga yang memerlukan sesuai petunjuk dalam gambar.
2. Cara penyambungan dilakukan dengan cara las.
3. Bila dianggap perlu Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan test terhadap bahan bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas, baik mengenai
komposisi, konsentrasi serta aspek-aspek lain yang ditimbulkannya. Untuk itu Pelaksana
Pekerjaan harus menunjukkan surat rekomendasi dari lembaga resmi yang telah ditunjuk
oleh Direksi Pengawas sebelum memulai pekerjaan.
4. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan
mupun pelaksanaan di lapangan oleh Direksi Pengawasatas tanggungan Pelaksana
Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyampaikan contoh
material/bahan yang akan dipergunakan kepada Direksi Pengawas untuk memperoleh
persetujuannya.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan pengecatan pada seluruh permukaan plesteran bata, beton, GRC, gypsum, baja /
metal termasuk pipa-pipa serta permukaan-permukaan lain yang ditentukan dalam gambar
rencana maupun rincian anggaran biaya.
2. Pengecatan semua permukaan dan area yang pada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas maupun
91
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
penyempurnaan / pengulangan cat karena belum rata, berubah warna & sebab-sebab lainnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Pengecatan semua permukaan dan area yang pada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawasmaupun
penyempurnaan / pengulangan cat karena belum rata, berubah warna & sebab-sebab lainnya.
Standar Dan Persyaratan
1. Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut :
- NI – 3 – 1970
- NI – 4 – 1972
- ASTM D – 3363 (powder coating)
- A 153 (galvanizing)
2. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang
bidang transparant ukuran 30x60 cm. Dan pada bidang bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir).
3. Semua bidang contoh tersebut diperhatikan kepada Direksi Pengawas dan Perencana.
Jika contoh contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi
Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum
diatas.
4. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi Pengawas.
5. Jika masing masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Pengawas dan
Perencana, bidang bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
Pengecatan Dinding Dan Plafond
1. Persyaratan Bahan
a. Cat dinding dan plafond bagian luar bangunan (Exterior) dan ruang basah (toilet).
Cat yang digunakan Vinyl Acrylic dengan kemampuan tahan cuaca dan jamur
disetujui oleh Direksi Pengawas.
Tanpa plamir
Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis.
Tahap 2: Acrylic wall filler, 1 Lapis
Tahap 3: Cat akhir : Wheather shied dengan minimal 2 kali pengecatan.
Warna akan ditentuka Kemudian.
b. Cat dinding dan Plafond bagian dalam bangunan (Interior)
Cat yang digunakan yang disetujui Direksi Pengawas.
Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding atau plafond/plafond
beton ekspose dengan urutan pengecatan sebagai berikut :
Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis
Tahap 2: Undercoat : Acrylic wall filler, 1 Lapis
Tahap 3: Cat akhir : Acrylic emulsion paint 2 kali pengecatan.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding / plafond/ Beton expose adalah pengecatan
seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian yang lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan kontraktor meminta persetujuan kepada Perencana.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
92
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
e. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah minimum 2 (dua) lapis dengan
kekentalan sama setiap jenisnya.
f. lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Lapis I encer (tambahkan 20% air)
Lapis II kental.
g. Untuk warna-warna yang jenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
h. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
Pengecatan Kayu Dengan Melamine Lacquer
1. Persyaratan Bahan
a. Bahan material cat melamine lacquer yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
b. Wood Filler, Stain, Base Coat dan Top Coat
c. Thinner dengan kualitas no. 1 sesuai rekomendasi Produk
d. Warna dari melamic adalah ditentukan dalam Tabel / Skema Material yang ditunjukkan
oleh Perencana.
e. Tingkat kilap dari melamic adalah SEMI GLOSS (tidak terlalu mengkilap).
f. Kontraktor wajib membuat contoh/sample melamic di atas material yang akan dipakai
dalam proyek ini dan diajukan dan disetujui Direksi Pengawas, Perencana dan Pemberi
Tugas.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Melamic harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang trampil dalam pekerjaan ini dan
pekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang mandor yang betul-betul ahli dan
berpengalaman.
b. Sebelum pekerjaan finishing mellamic / polyurethane dimulai harus dipastikan
bahwatersedia ventilasi / sirkulasi udara bersih dalam ruangan yang akan dicat.
c. Permukaan kayu yang retak-retak, lubang-lubang atau bercelah harus digosok dengan
amplas kayu, dicat dasar di dempul kemudian diamplas kembali sehingga benar-benar
halus permukaannya.
d. Permukaan plywood veneer sebaiknya diamplas secukupnya agar serat kayu pada
lembaran veneer tidak habis dan serat masih terlihat baik.
e. Setiap mata kayu yang besarnya lebih dari 1 cm harus dipotong dan diganti dengan kayu
yang mulus, atau permukaannya diperbaiki dengan potongan kayu.
f. Mata kayu yang besarnya kurang dari 1 cm cukup diberi 2 lapis plamir yang tipis.
g. Setiap lubang paku dan lubang-lubang atau cacat-cacat lainnya harus didempul.
h. Semua permukaan kayu / plywood yang hendak di-melamic dibersihkan dari debu
minyakdan kotoran yang mungkin melekat disitu.
i. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaankayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada
permukaan kayutersebut.
j. Apabila seluruh permukaan kayu / plywood sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup
dengan wood filler secukupnya dengan menggunakan kape, sampai pori-pori tertutup
sempurna.
k. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, dihaluskan dengan
amplas Duco yang halus, kemudian debu amplas tersebut dibersihkan.
l. Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampurkan 10 bagian sanding
sealerdengan talk secukupnya, wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori pori
tertutup sempurna dengan diamplas Duco yang halus untuk setiap lapisan.
m. Pewarna dipakai dngan daya sebar sesuai warna yang dikenhendaki perliter satu lapis.
93
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
n. Sanding sealer sebagi cat dasar dicampur dengan hardener serta diencerkan dengan
thinner sesuai dengan rekomendasi produk
o. Perbandingan campuran asalah 10 bagian sanding sealer + 1 bagian hardener + Thinner
secukupnya. Dibutuhkan 2 3 lapis cat dasar setiap lapisan harus diamplas sempurna
sehingga siperoleh permukaan yang halus dan rata.
p. Cat akhir dipakai Melamic doff disemprot lapis 1 dengan rata dan sempurna dan amplas
sempurna kemudian semprot lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah bagian finished
tidak perlu diamplas. Warna akan ditentukan kemudian oleh Perencana.
Pengecatan Besi Dan Kayu Dengan Semi Duco
1. Persyaratan Bahan
Pengecatan untuk besi dengan urut-urutan sebagai berikut :
1. Cat dasar : Zinc chromate primer, ketebalan 40 mikron.
2. Cat akhir : High quality synthetic enamel gloss ketebalan 2x30 mikron.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian bagian besi pagar
beserta pintunya, pintu pintu besi, talang talang dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar.
b. Contoh bahan
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan usulan bahan yang akan
digunakan, dan mengajukan contoh hasil finishing untuk mendapat persetujuan.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat , selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan
ujung ujung yang tajam diberi "touch up" dengan dua lapis setelah itu lapisan tebal 40
micron diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis. Setelah 16
jam mengering baru lapisan akhir disemprot 3 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 lampis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran pengotoran.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pada listplank untuk bagian bangunan
tertentu seperti yang tertuang terlukis dan dijelaskan dalam gambar rencana termasuk
kelengkapan pendukung lainnya hingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
Standar yang Dipakai
- PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3).
- SII : Standart Industri Indonesia.
Persyaratan Bahan
GRC yang digunakan adalah Model Islamic atau sesuai ambar rancangan dengan merk lokal
atau yang setara. Sebelum dipasang kontraktor diwajibkan mengajukan contoh GRC kepada
Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh tiap jenis / type
GRC yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
Shop Drawing
Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan jelas,
bagian-bagian atas yang belum tergambar dengan jelas pada gambar rencana.
Untuk Joint Angkur GRC By Vendor / Aplikator .
94
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus
diikuti ketentuan dari pabrik penutup tersebut dan harus sesuai dengan gambar rencana
95
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 7
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
7.1. PEKERJAAN SANITAIR
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapau hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
2. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam detail gambar,
urinair dan syarat syarat dalam buku ini.
7.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah:
Pekerjaan beton
Pekerjaan Pasangan Keramik
Pekerjaan Plumbing
7.1.3. Persyaratan Bahan
1. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan harus dengan persetujuan Direksi
Pengawas
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk baru yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.
5. Kontraktor wajib melampirkan faktur pembelian dan asal usul barang pada setiap
pengirimannya.
7.1.4. Persyaratan Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui
Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Direksi Pengawas.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya / air tidak macet.
9. Pemasangan Kloset
a. Kloset yang digunakan adalah lengkap dengan segala accessorinya seperti
tercantum dalam brosurnya. Type type yang dipakai adalah sesuai dengan gambar
dan bill of quantities atau gambar.
96
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipsang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi ,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran kebocoran.
10. Pemasangan Wastafel.
a. Wastafel yang digunakan adalah lengkap dengan segala accessorinya seperti
tercantum dalam brosurnya. Type type yang dipakai adalah sesuai dengan gambar
dan bill of quantities.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi ,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran kebocoran.
11. Pemasangan Urinal.
a. Urinal yang digunakan adalah lengkap dengan segala accessorinya seperti
tercantum dalam brosurnya atau sesuai gambar untuk itu. Type type yang dipakai
adalah sesuai dengan gambar dan bill of quantities.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipsang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi ,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran kebocoran.
12. Pemasangan Kran
a. Semua kran pada toilet dengan chromed finish dan dengan shower spray. Ukuran
disesuaikan keperluan masing masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat alat
sanitair.
b. Keran keran yang dipasang pada sink diruang saji dan dapur disambung dengan
pipa leher angsa (extension).
c. Stop kran yang dapat digunakan atau setara dengan penempatan sesuai gambar
untuk itu.
d. Keran keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar gambar untuk itu.
13. Pemasangan Floor drain dan Floor Clean Out
a. Floor drain dari metal verchroom, lobang 2" dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain dan dopverchroom dengan draad untuk clean
out. Atau sesuai dengan gambar untuk itu.
b. Floor drain dipasang ditempat tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang teleh diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Perencana.
d. Pada tempat tempat yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran
floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat beton kedap air
dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem.
f. Setelah floor drain dan floor clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda noda semen dan tidak ada kebocoran.
97
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
98
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistim ini,
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
d. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada
dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistim Mekanikal / Elektrikal
keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor masih tetap
bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.
4. Shop Drawing, Contoh Bahan & Asbuilt Drawing
a. Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop
drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
b. Contoh Bahan & Mockup
Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada
Direksi Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara
tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
c. Asbuilt Drawings
Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan
Gambar-gambar kenyataan (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
Gambar-gambar kenyataan tersebut pada saat diserahkan sudah di tanda tangani
oleh Direksi Pengawas.
5. Testing dan Commisioning
a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis
mengenai hal-hal sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Direksi.
6. Persyaratan Penerimaan Pekerjaan
Pekerjaan dapat diterima sebagai suatu hasil pekerjaan yang baik bilamana:
a. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan Direksi Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas dengan hasil baik, sesuai dengan
spesifikasi teknis.
b. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi Pengawas.
c. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemberi Tugas telah dipenuhi, sehingga
Pemberi Tugas dapat membenarkannya.
d. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat lzin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga
99
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi
yang bersangkutan.
e. Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor
gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut
Direksi Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian
dari sistim ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal
ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.
7. Petunjuk Operasi dan Pelatihan
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak
3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
Katalog spare-parts.
Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini,
juga dalam bahasa Indonesia.
b. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Direksi Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum
lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100%.
c. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi
Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3
(tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah penyerahanvpertama proyek
dilakukan.
d. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pelatihan ini terlebih dahulu kepada
Direksi Pengawas.
e. Pelatihan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan
perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Direksi Pengawas
dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan
ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Direksi
Pengawas.
8. Servis dan Garansi
a. Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun
sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Direksi Pengawas secara baik (setelah
masa pemeliharaan).
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
c. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim
yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
d. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap minggu atau setiapp
dibutuhkan untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Plumbing
serta mendatangkan seorang supervisor sekali sebulan untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
e. Kontraktor wajib memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini
diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah
terima kedua.
100
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
101
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian- bagian berikut ini :
Sambungan masuk dan keluar peralatan
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Ventilasi udara otomatis.
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
b. Labeling Tag untuk Katup-katup
Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus
ditunjukkan ditags katup.
Tags untuk katup harus terbuat dan plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
c. Floor Drain
Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Pooved type
dengan 50mm Water Seal. Floor Drain terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water prooving
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
2. Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih
dihitung dengan faktor dan 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
3. Bentuk gantungan.
4. Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.
5. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
6. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
4. Pipa Tertanam Dalam Tanah
Perlakuan pipa tertanam dalam tanah adalah sebagai berikut:
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda
keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar.
5. Bak Kontrol/Sumur Periksa
b. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
c. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
d. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harusdibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
6. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
103
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Sleeve
Lubang pembersihan
Penyambungan ke kran dan sanitary fixtures
Peralatan Bantu
Testing & Commisioning
104
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
UNION atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil : 0.5 %
Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 0.5 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
9. Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpjpaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
11. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
12. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
7.4.3. Testing dan Comisioning
b. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan rendaman air dalam
jangka waktu 24 jam.
c. Pipa-pipa juga diuji kelancaran nya dengan test glontor.
d. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
e. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji rendaman dan glontor harus dilepas
(diputus) dan hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
106
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
107
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
108
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang.
7.6.3. Testing dan Comisioning
1) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan rendaman air
dalam jangka waktu 24 jam.
2) Pipa-pipa juga diuji kelancaran nya dengan test glontor.
3) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
4) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji rendaman dan glontor harus dilepas
(diputus) dan hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
7.7. Sistem Pengolahan Air Limbah
Selain disebutkan berbeda pada gambar maka digunakan Sewage Treatment Plan dengan
spesifikasi sbb:
1. Sewage Treatment Plan (STP) dengan Bio sistem harus memenuhi standart Effluent
atau air hasil pengolahan minimal memenuhi standar baku pengolahan limbah domestik
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : 112 Thn 2003, atau
kandungan BoD < 20 ppm dan CoD < 50 ppm.
2. Sewage Treatment Plan (STP) dengan Bio sistem harus mempunyai tangki proses
anaerobic dan tangki proses aerobic.
Sewage Treatment Plan (STP) dengan Bio sistem hanya boleh menambahkan Chlorine pada
effluent, bukan pada tangki-tangki utama. Juga tidak ada penambahan bakteri ataupun zat-zat
kimia lain pada tangki-tangki utama maupun pada effluent.
109
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
pembuat. Material/barang harus didapat dari agen resmi yang ada di Indonesia yang didukung
oleh pabrik pembuat dimana barang diproduksi. Dokumen/Surat Keterangan resmi ini harus
juga dilampirkan pada saat persetujuan material
3. Sub Pelaksana Pekerjaan
a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pelaksana Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Pelaksana Pekerjaan lain setelah mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana.
b. Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya,
baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
c. Pemberi Tugas/KonsultanPerencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut
bilamana ada gugatan dari sub Pelaksana Pekeerjaan karena ketidak lancaran
pembayaran yang harus diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.
110
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan panel daya dengan outlet
daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, motor-motor listrik pada peralatan
112
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala sampai dengan overhaul,
operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap peralatan / unit mesin yang
dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem
( Principal ) serta pelatihan on
site project utuk pengoperasian system dan cara/proses pemeliharaan beserta trouble
yang memiliki 2 unit Scroll Compressor tipe inverter harus tetap beroperasi
evel outdoor
unit tidak boleh melebihi 68 db (A) pada saat beroperasi, di mana ini diukur secara
horizontal dengan jarak 1 meter dan pada ketinggian 1.5 meter dari atas
dan ambient te
meng cover operasional dari 64 group indoor (125 unit indoor) dan bila di
setting: temperature, operation mode, fan speed dan locking dari seluruhi indoor
indoor harus dihubungkan dengan indoor lain secara looping menuju outdoornya
yang kemudian menuju sentral controller dengan menggunakan kabel 2 core
dengan ukuran kawat tembaga 0,75 - 1.25 mm2.
Instalasi
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat bantu tersebut.
2. Semua pondasi untuk peralatan dan motor, berukuran sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian–bagian perlatan maupun motor yang berada diluar pondasi
(berat peralatan diartikan berat pada saat dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang menggantung dan duduk
pada suatu platform, maka harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku)
114
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam saat beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati,
termasuk juga assesories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter,
venting dll.
Pengadaan dan Pemasangan
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara
(Air Conditioning) seperti : Mesin AC, Fan, Thermostat, control dan lain
sebagainya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan
air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel AC.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen.
6. Mendidik petugas dan pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
C. Spesifikasi Teknis
1. Pemipaan
a) Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan
pemasangan instalasi pemipaan lengkap dengan fiting-fiting dan alat bantu,
accessories dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
b) Umum Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana jalur-jalur pipa
yang tercantum adalah gambar yang menunjukkan rute dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing)
dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-
potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari direksi / konsultan
sebelum dilaksanakan.
c) Konstruksi Pemasangan Pipa
1. Kontraktor harus memasang pipa refrigerant pada masing-masing unit
9. Setiap ujung pipa yang belum akan disambungharus ditutup dengan plat
(metal) yang dilas. Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus
memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya
Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
12. Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90° dan 45°. Pada dasarnya
untuk sudut belokan 90° dan 45° terutama untuk pipa pembuangan
digunakan long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak
memungkinkan maka penggunaan short radius harus mendapat
persetujuan tertulis dari pihak
13. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
14. Sebelum dipasang support pipa harus dicat dengan ICI zinchromate
15. g
harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
16. Kontraktor harus memasang pipa buangan kondensat pada masing-
18. Pipa harus dipasang dengan kemiringan 1%-2% dan dilengkapi dengan
19. Apabila ada pipa tersebut yang menembus dinding, langit-langit, lantai
dan lain-lainnya, pipa ini harus dilindungi dengan pipa yang lebih besar
ukurannya.
d) Pemipaan Refrigerant, Drainase & Outdoor Unit
Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe
with High pressure ressistance Type ASTM B280 REV A Standard
Specification for Seamless Copper Tube for Air Conditioning and
Refrigeration Field Service sesuai dengan standard JIS H300 - C1220T,
dengan ketebalan diameter pipa sesuai dengan standard rekomendasi dari
pabrik.
2. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang sesuai
dengan rekomendasi ketebalan insulasi dari pabrik menyesuaikan dengan tingkat
kelembaban udara pada lokasi unit terpasang sehingga tidak menimbulkan terjadi
kondensasi.
3. Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk
mencegahkebocoran refrigerant. Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system
haruslah dipakai.
4. Dry Nitrogen harus dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan
brazing sehingga tidak terbentuk karbon didalam pipa yang nantinya dapat
116
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
menimbulkan kotoran yang dapat menyebabkab buntu system dan dapat merusak
compressor.
5. Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type EPDM ( Ethylene Propylene
Dyene Monomer ) Closed Cell Elastromeric Class “ 1 “ , ASZTM E84 dengan
fire rated Class “O” dengan ketebalan minimal 19 - 25 mm untuk Suction lines
dan 10mm untuk Liquid lines (Menyesuaikan dengan ukuran diameter pipa
refrigerant)
6. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan
peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian.
sesuaikan dengan ou
dilakukan dengan mengalirkan gas Dry Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk
menghindari penumpukan jelaga dan kerak pada bagian permukaan dalam pipa
sambungan / fitting / elbow.
2. Finishing isolasi pipa refrigerant baru boleh dilakukan setelah melaluit test
tekan dengan menggunakan Dry Nitrogen.
3.
Step 1 Test Tekan pada pipa instalasi terpasang, pada tekanan 500 Psi (minimal
117
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
5. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa dengan
jarak maksimal antar dudukan atrau support adalah 1.2 m
g) Lingkup pengujian sistem tata udara adalah testing, adjusting dan balancing
untuk seluruh sistem, dan ventilasi mekanis sehingga didapat besaran
pengukuran yang sesuai seperti dalam gambar perencanaan sehingga sistem
dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.
h) Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi tata udara harus melakukan
semua testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi /
bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan.
2. Penyediaan Peralatan Pengukur dan Penguji
a) Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan
atas biaya Kontraktor.
b) Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya
harusdisediakan Kontraktor untuk pengujian adalah:
- Anemometer Humidifier Meter
- Thermometer Gun
- Sound Level Meter
- Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan,
saluran udara dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian
yang diajukan oleh Kontraktor dan telah disetujui.
3. Pengujian Sistem Pemipaan
a) Dilakukan dengan metoda Tes Tekanan dengan Dry Nitrogen sesuai dengan
ketentuan pada Bab Persyaratan Teknis ME
b) Tekanan pengujian meneyesuaikan dengan standarisasi pengetesan dari pihak
pabrikan / principal
c) Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian
dinyatakan selesai.
d) Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut dan
pengujian harus diulangi dari awal.
4. Pengaturan Distribusi Aliran Udara Ke Ruangan
a) Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan
seluruh komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
b) Pekerjaan yang harus dilakukan:
1) Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
2) Mengatur splitter damper dan volume damper sehingga jumlah udara
yang mengalir ke setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan
tersebut.
3) Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan
kebutuhan mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10%
atau - 5%.
4) Pengukuran temperatur udara / air a. Sling psychrometic b. Thermometer
5) Pengujian Kriteria Kebisingan (Noise Criteria), 1. Pengukuran dilakukan
terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan ukuran atau skala
'weighing' decible (dB CA) pada berbagai pita frekuensi sehingga dapat
dibuat kurva Noise Criteria. 2. Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam
bentuk hasil pengukuran dan diplot pada NC chart.
c) Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal terdahulu,
maka Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara pada saluran
udara, misalnya duct acoustic lining.
d) Penyetelan Dan Pengujian Operasi Sistem Kontrol
1) Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan DIREKSI, Kontraktor
harus memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh peralatan kontrol
119
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
120
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Bab Isolasi ini menjelaskan kebutuhan akan isolasi secara umum. Dikarenakan tidak
semua jenis isolasi digunakan dalam tiap proyek, maka adalah tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan untuk menentukan dari gambar spesifikasi, job description, skedul peralatan
serta dokumen tender, bagian-bagian mana dalam spesifikasi ini yang berlaku untuk
proyek ini.
2. UMUM
a.Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengadaan bahan isolasi dan pemasangan
sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan spesifikasi.
b. Semua bahan isolasi untuk duct, pipa dan peralatan-peralatan lainnya harus
disediakan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan ini, dengan cara pelaksanaan
terbaik
c.Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
setelah diturunkannya Surat Perintah Kerja semua contoh-contoh bahan isolasi
serta brosur-brosurnya yang akan digunakan dalam proyek ini kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana atau Pejabat yang ditunjuk.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana berhak untuk
menerima/menolak bahan-bahan contoh tersebut, menurut pendapatnya, untuk
digunakan dalam proyek ini. Serta berhak menolak pemasangan isolasi yang telah
terpasang bila menurut pendapatnya hal tersebut tidak memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan, baik bahan dan metoda/cara instalasinya.
d. Bahan dan sumbernya yang tertera dalam spesifikasi ini adalah yang hanya dapat
diterima dalam proyek ini. Penggantian hanya menjadi pertimbangan bila diajukan
pada saat tender dan perbedaan dalam biaya dinyatakan pada waktu itu.
3. Isolasi Ducting
c. Bahan Isolasi Bahan isolasi yang digunakan adalah Fiber Glass Blanket .
Kepadatan (density) tidak kurang dari 32 kg/m3, faktor konduktifitas K value
0,032 untuk 10°C ;Tidak korosive Lebih diutamakan jenis long fiber Ketebalan
dari fiber glass blanket yang digunakan adalah sesuai dengan pemasangan pada
pasal pemasangan
d. Alluminium Foil (Vapour Barrier) Minimal terdiri atas 4 (empat) lapis bahan yang
dilaminasi di bawah tekanan dan suhu sehingga membentuk suatu lembar fleksible
yang berlapis banyak (multi-ply flexible sheet). Mempunyai karakteristik sebagai
121
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) diperkuat dengan
adhesive band.
4. Isolasi Duct yang berada di luar
Semua duct yang keluar dari bangunan dan dipengaruhi langsung oleh cuaca harus
diberi lapisan isolasi dari fibre glass blanket setebal 5 cm (2 inches) dengan kepadatan
minimum 2.25 lb/cu. Ft. Duct hendaknya dilapisi dengan lapisan "weather proof
vapour barrier" seperti alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan
diperkuat dengan adhesive band dan "kraft paper" dengan pemasangan yang menjamin
keawetan dan tidak menimbulkan kebocoran. Finishing cover duct ini ditutup/dilapisi
kembali dengan bahan stainless steel standard manufacturer minimal tebal 0.15 mm.
5. Isolasi Pemipaan Air Sejuk Seluruh pemipaan air dingin, termasuk tangki ekspansi,
valve, flens, fitting harus diberikan lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
a. Bahan Isolasi: Ethylen Propelene Diene Monomer (EPDM) Elastomeric (Class
“1”) – ASTM E 84 atau Polyethelene foam produksi AEROFLEX, ARMAFLEX
atau setara Density minimum : ± 62 Kg/M3. Water Vapour permeability : 0,1
perm-in Thermal conductivty : K value 0,23-0,034 untuk 0°C W/m.k, K value
0,25-0,037 untuk 24°C W/m.k Water Absorption : maksimum 5% Moisture
resistance : µ lebih besar dari 7000 Ozone resistance : No crack . Flammability :
Class V O, Non flammable Sambungan dari isolasi hendaknya dirapatkan dengan
self-adhesive tape Harus dilengkapi jaminan pabrik pembuatnya (guaranted of
product) Sebagai acuan ketebalan isolasi untuk masing-masing diameter pipa
adalah sebagai berikut :
Diameter Pipa Ketebalan Isolasi Sampai dengan 1” 1,25” s/d 4” 5” atau lebih 32
mm 38 mm 50mm
b. F i n i s h i n g Seluruh pemipaan lengkap dengan isolasi, bila berada diluar bangunan
kemungkinan adanya mechanical damaged atau yang langsung terkena sinar matahari
harus diberi lapisan akhir (jacketing) yang terbuat dari glasscloth dengan bahan dari
closed cell elastomeric yang tahan terhadap cuaca, melindungi terhadap sinar ultra
violet. Sistem sambungan harus diperkuat dengan sealent sesuai dengan petunjuk dan
disetujui Konsultan Pengawas.
122
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Seluruh fan tipe Axial, pada bagian luar dari casing harus diberi lapisan peredam
suara, dari bahan komposit mineral PVC dengan densitas 6 Kg/m², tebal ± 3,5
mm.
7.8.7. PEKERJAAN LISTRIK
a. Pekerjaan Listrik meliputi dan tidak terbatas pada:
1) Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi
yang berkaitan dengan paket pekerjaan sistem pengkondisi udara dan
ventilasi mekanis. Instalasi kabel indoor menggunakan konduit jenis high
impact sedangkan untuk instalasi outdoor menggunakan jenis metal konduit
lengkap elbow, konduit lengkap elbow, klem dan aksesoriesnya.
2) Scope pekerjaan Pelaksana Pekerjaan sistem AC dalam proyek ini meliputi
pengadaan dan instalasi seluruh panel kontrol dan panel daya AC lengkap
dengan komponen panel, grounding, terminasi sesuai dengan gambar
perencanaan.
3) Kontrol untuk pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air, aliran
udara, damper-damper indicator yang ada beserta seluruh peralatan yang
diperlukan pada sistem AC agar sistem dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan gambar-gambar dan spesifikasinya harus disediakan dan dipasang
oleh Pelaksana Pekerjaan. Semua peralatan yang resmi yang mungkin
diperlukan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan. d. Merupakan tanggung
jawab dari Pelaksana Pekerjaan sistem AC, apabila tiap AC unit yang akan
di instalasi membutuhkan feeder lebih dari satu.
b. Syarat - Syarat Semua pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah setempat, seperti PUIL 1987 dan dari Jawatan
Keselamatan Kerja. Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan
standard Negara dan pabrik pembuatnya. Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih
mana yang lebih sesuai. Hendaknya semua uji pemeriksaan dan pengujian
beserta keterangan resmi yang mungkin diperlukan dilaksanakan oleh
Pemborong.
c. B a h a n Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan
Jepang, USA, atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain agar sejauh
mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk
seluruh proyek ini.
d. P e r a l a t a n a. Hendaknya masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah. b. Untuk setiap phasa pada panel diberi lampu indikator penunjukkan
atau alat-alat ukur. c. Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat. d. Semua
panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada harus diberi
nama yang jelas dan tidak mudah rusak. e. Semua alat-alat ukur yang terpasang
harus dari daerah kerja yang paling sesuai dan dengan ketelitian 2%.
e. Sekering (Fuse) Cadangan Untuk setiap panel harus disediakan sekering
cadangan sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda
pengenal.
f. Penyambungan Kabel: Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai
dengan persyaratan yang ada diantaranya ialah:
1) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang sesuai dan dilapisi dengan timah putih.
2) Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
3) Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
4) Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
g. S t a r t e r Kecuali ditentukan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain maka jenis
starter yang dipergunakan adalah :
123
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Power Input Motor Jenis Starter Sampai dengan 5 Kw 5 kW – keatas On/Off Switch
Variable Speed Controller
h. Metoda pengukuran harus sesuai dengan metoda ASHRAE Standard ANSI/ASHRAE
- III - 1988. c. A i r Menjadi tanggungan dan beban Pelaksana Pekerjaan. d. L i s t r i
k Menjadi tanggungan dan beban Pelaksana Pekerjaan.
i. Jenis Pekerjaan Pengujian Sistem Air Conditioning: Jenis pekerjaan pengujian
balancing dan adjusting instalasi ini, secara garis besarnya mencakup penguraian
tersebut di bawah ini, antara lain:
1)
sambungan pada saat pipa chiller diberi tekanan 15 kg/cm² dan
pembersihan / flushing terhadap pipa-
terhadap sistem instalasi dengan pengamatan terhadap pengembunan
-besaran yang harus diukur
dan dicatat, meliputi temperatur dan tekanan air masuk dan keluar serta
debit aliran air dari seluruh unit chiller, AHU/FCU dan pompapompa.
2) an harus dilakukan terhadap kebocoran
pada sambungan, temperatur, kecepatan dan jumlah aliran udara pada
cabang-cabang ducting, diffuser, grille, lubang-lubang pengujian pada
udara pada cerobong utama (main duct) udara catu dan balik serta pada
- Panel Penerangan
- Seluruh instalasi pertanahan (Panel Listrik).
4. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
5. Menyediakan dan memasang semua armature lampu penerangan dalam dan luar
bangunan.
6. Mengurus penyambungan daya listrik ke PLN.
7. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing
8. Melakukan pengetesan dan training
9. Melaksanakan mengurus surat jaminan Instalasi sesuai aturan yang berlaku
126
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
127
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan
detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
c. Kontraktor harus selalu kordinasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan
instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi chrosing.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam plat beton pelindung
pipa lengkap fitting-fitting.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
1) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di klem
dengan pelindung conduit.
2) Untuk jalur kabel lebih dari 5 jalur instalasi harus lewat kabel tray tanpa conduit.
c. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke kolom atau
tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan
tertentu.Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai
d. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap
jarak 150 cm.
e. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di bawah
permukaan tanah.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah
permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
f. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.
g. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa saklar.
h. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke dalam besi
beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
i. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur baut ke angkur.
j. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus diperhatikan radiusnya,
minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
k. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di tengah jalan
kecuali pada tempat penyambungan.
l. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
m. Armature lampu
- Balk oval TK-terpasang rata pada plat duck.
- Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
- GMS terpasang rata dengan penggantung 2 tempatpada plat duck.
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai dengan
spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada Crossing/tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat
persetujuan dari Konsultan Perencana / Konsultan MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian pelaksanaan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu sampai
padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus
diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik.
4. Pentanahan
130
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Semua instalasi, peralatan listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan baik
peralatan electronik, motor pompa, panel litrik, Genset dan sebagainya minimal 2 ohm
Konduit : PVC-E19
132
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
7.12.3. UMUM
Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal sehingga alarm yang diberikan hanya pada
lantai tersebut.
Kemampuan dari fire detector mempunyai daerah deteksi kurang lebih 70 m² sehingga
untuk bagian-bagian ruangan yang luas hanya dibutuhkan beberapa fire detector.
Untuk wiring digunakan kabel STP tiap lantai dipasangkan sebuah terminal box yang
diletakkan di dekat shaft.
Ruangan menggunakan fire photoelectric smoke detector dan rate of rise heat detector.
Master control adalah dari tipe addressable yang dilengkapi dengan changer dan stand-by
battery yang mampu digunakan minimal 1 jam pada keadaan listrik PLN terputus.
Menggunakan vibrating Bell berkekuatan 90 dB pada tiap zone.
Manual station dipasang pada setiap hidran box yang dilengkapi dengan sebuah lampu yang
menyala terus.
Semua sistem instalasi, detector, annunciator, master control, dan lain-lain pada pekerjaan
Fire Alarm ini, harus tersupervisi dengan sistim instalasi Class A
7.12.4. KOMPONEN-KOMPONEN
Komponen-komponen yang termasuk dalam deteksi unit adalah manual station serta fire
deteksi.
Jenis fire deteksinya adalah :
- Heat Detector.
- Smoke Detector.
Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan. Dipilih
detector yang sesuai untuk masing-masing ruangan
a. HEAT DETECTOR
Combination rate of rise dan fixed temperature atau fixed temperatur saja atau rate of
rise temperature saja. Dimana untuk fixed temperatur akan memberikan sinyal-sinyal
apabila temperatur disekitarnya mencapai 136F. Rate of rise detector akan bekerja
apabila temperatur disekitarnya naik dengan kecepatan 5F per 20 detik. Combination
rate of rise dan fixed temperature yaitu dengan sifat-sifat yang merupakan kombinasi
dari keduanya. Yang digunakan dalam bangunan ini adalah combination type untuk heat
detection.
b. SMOKE DETECTOR
Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas diruangan yang
dideteksi.
c. HEAT DAN SMOKE DETECTOR
Harus dapat bekerja apabila ada temperatur ruangan naik sampai 135F atau apabila
timbul asap sebanyak 1-2% per feet.
d. MANUAL STATION
Manual station dari tipe break glass dengan semi flush mounting, sistem kerja pull down
dan tetap berada dalam posisi on sebelum di reset kembali. General alarm switch hanya
dapat dioperasikan oleh orang yang berhak dengan menggunakan kunci khusus.
135
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan glass. Semua
panel station harus dilengkapi dengan glass rod cadangan. Untuk menjamin operasi
yang lama, alarm contact harus terbuat dari "gold plated".
e. ALARM BELL
Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 Vdc polarized
dengan 6 gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan pada ketinggian 75 cm
di bawah langit-langit dengan cara "semi flush", minimum output suara adalah 90 dB
atau lebih besar pada jarak 10 ft.
f. ALARM HORN
Alarm horn harus cocok untuk dipakai di dalam gedung maupun diluar gedung. Semua
alarm horn bekerja pada 24 Vdc polarized, level suara minimum adalah 95 dB pada
jarak 10 ft. Type pemasangan adalah semi flush mounted.
g. UNIT CONTROL
Unit ini terdiri dari panel kontrol serta power supply dimana pada panel kontrol dapat
terlihat masing-masing daerah proteksi bagian mana yang mengalami gangguan, atau
yang mendeteksi adanya kebakaran. Juga pada unit kontrol dilengkapi dengan fasilitas
telepon darurat yang dapat dihubungkan dengan outlet telepon pada box hidrant. Sistem
ini hanya digunakan untuk hubungan intern dalam gedung pada saat terjadi kebakaran,
dan sistem ini terlepas dari sistem telepon normal (PABX).
1) UNIT KONTROL INI TERDAPAT 3 MACAM WARNA LAMPU DENGAN
KODE
a) Hijau adalah AC pilot lamp (lampu power supply) yang menandakan power
supply ada, baik itu dari battery atau generator.
b) Kuning adalah lampu gangguan, misalnya ada bagian dari sistem fire alarm ini
yang mengalami gangguan kabel putus dan sebagainya.
c) Merah adalah lampu alarm (lampu kebakaran) yang menandakan terjadinya
kebakaran disuatu daerah perlindungannya (zone protection).
2) PANEL KONTROL TERDAPAT 3 BUAH TOMBOL YANG MASING-MASING
ADALAH
a) Tombol reset.
b) Switch normal trouble/silence.
c) Tombol Test.
3) PADA PANEL KONTROL INI HARUS TERDAPAT FASILITAS
a) Penyambungan ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
b) Kontak untuk stater pompa kebakaran, smoke fan pressurized fan, dll.
c) Terminal untuk pengambilan data status setiap zone untuk remote monitor
(untuk building automation/sound system).
h. UNIT ANNUNCIATOR
Annunciation Panel, Lampu indikator harus dapat bekerja agar petugas dapat
mengetahui dari mana dan dimana ada alarm atau adanya gangguan pada fire alarm.
Jadi disini ada pasangan-pasangan lampu merah dan lampu kuning. Sesuai dengan
keterangan diatas maka sistem annunciator juga mengikuti sistem instalasi Class A.
i. POWER SUPPLY
Sistem fire alarm menggunakan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan dengan alat-alat
dengan arus AC misalnya AC bell, dan harus mempunyai double power supply.
- Primer supply 200 Volt AC.
- Sekunder supply 24 Volt DC.
Untuk stand by dalam keadaan darurat harus minimum 20 jam dan terletak di suatu
tempat dengan kontrol panel dan rechargeable.
Alat pengisi battery terletak pada panel kontrol, terdapat booster power supply untuk
memperbesar kapasitas keperluan atau bell serta lain-lainnya.
136
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
138
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Menampilkan tampilan multi screen dari camera manapun yang ada pada jaringan DVR
.
DVR mempunyai sistem Operasi Functionality Pentaplex yang artinya Bisa secara
bersamaan (simultaneously) menampilkan live , playback, record pada camera-camera
dari DVR itu sendiri maupun camera pada DVR-DVR lainnya yang terhubung dalam
jaringan network dan mampu menampilkan sampai dengan 32 camera sekaligus dalam
satu tampilan monitor.
DVR harus bisa menampilkan denah / layout setiap camera.
DVR harus bisa diakses melalui Internet explorer dan di integrasikan ke sistem integrasi
melalui HTTP atau sebagai OPC Server/Client sehingga sistem integrasi mempunyai
kemampuan untuk secara penuh mengontrol DVR untuk menampilkan Video secara Live
maupun playback, untuk memulai recording, maupun untuk mengontrol camera.
DVR mempunyai kapasitas hard disk internal sebesar 480 GB, dan dilengkapi dengan
CD-RW
Harus menyediakan RJ-45 port untuk koneksi ke Ethernet dan RS-232 untuk nantinya
bisa di-Interface ke transaksi data pada mesin ATM minimal 4 ATM per DVR (credit
card, bank code, account number , or amount withdraw). Menyediakan SCSI Port untuk
dihubungkan ke penyimpanan disk luar seperti Disk Array.
DVR akan ditempatkan pada 19” rack cabinet, untuk keyboard dan mouse akan
diletakkan dimeja console dilengkapi dengan KVM Switch kapasitas 8 port, sehingga
cukup menggunakan satu pasang keyboard dan mouse untuk mengontrol semua DVR
termasuk PC Sistem Integrasi
Untuk 1 unit DVR dengan 16 Camera harus mempunyai kapasitas storage internal dan
external yang mampu menyimpan hasil rekaman dengan kondisi sebagai berikut :
a. Dengan resolusi gambar (pixel) : 720 x 288 atau 640 x 480 dengan quality
2CIF/Normal/Fine
b. Perhitungan dibagi menjadi 2 bagian waktu yaitu :
1. Jam kerja : mulai pukul 7.00 s/d 17.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk 16 Camera
dengan perkiraan 100% aktivitas motion
2. Diluar Jam kerja : mulai pukul 17.00 s/d 7.00 :
DVR merekam dengan kecepatan total 100 frame/second untuk 16 Camera
dengan perkiraan 25% aktivitas motion
c. Lama penyimpanan selama 31 Hari termasuk internal dan external storage
- Untuk kapsitas internal storage sesuai yang dijelaskan pada RKS
- Untuk external kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang disebut
diatas.
2. External Disk Array (storage)
Disk array digunakan untuk memperbesar kapasitas penyimpan DVR sehingga bisa
memperpanjang masa rekaman.
Untuk kapasitas external storage harus disesuaikan dengan yang disebut diatas. Dan
external storage yang digunakan adalah type 19“ Rack Housing yang dapat
mengakomodasi 12 s/d 14 Hot Swappable DiskDrive, menggunakan standard konfigurasi
RAID5 Protection. Kapasitas per disk drive adalah 380GB dan jumlah disesuaikan
dengan kebutuhan. Disk Drive dapat diganti (replace) tanpa menggangu penyimpanan.
External Storage harus mempunyai Redundant Power Supply. External Storage
mempunyai 2 Ultra SCSI-3 untuk Host Port ke DVR dan 2 Ultra SCSI-3 untuk
Looptrought ke external storage lain. Dan juga menyiapkan Lan interface RJ-45 untuk
dihubungkan ke Network untuk Konfigurasi melalui Web-based GUI
3. Monitor
Monitor yang digunakan adalah tipe 20.1” LCD Monitor untuk DVR, monitor harus
mempunyai bentuk yang ringkas dengan frame yang tipis. Mempunyai resolusi tinggi
139
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1280 x 1024 pixels dengan pixel pitch yang rapat . Monitor nantinya akan ditempatkan
pada console yang terdiri dari monitor console dan meja operator
4. Rack, Monitor Console dan Power
Switch manageable yang sudah support POE dan sudah ada port 10G.
Untuk penempatan peralatan utama CCTV akan ditempatkan pada 19” Rack Cabinet
diutamakan setara dengan Merk Clipsal. 19” Rack cabinet dengan tinggi harus 42U dan
jumlah / banyaknya rack disesuaikan dengan kebutuhan space peralatan. Rack dilengkapi
dengan pintu depan kaca, top fan tray dengan 4 AC Fan, MCB Merlin Gerin untuk setiap
masing-masing Camera (86 MCB untuk Camera) dan MCB setiap masing-masing
Peralatan yang ada pada rack. Untuk Power disiapkan UPS untuk semua camera dan
peralatan utama termasuk monitor dengan jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan
kebutuhan, dengan back-up selama 15 menit, UPS harus mempunyai model 19” yang
akan ditempatkan pada 19” Rack Cabinet.
Console digunakan untuk menempatkan LCD Monitor dari DVR, dan meja operator
untuk printer keyboard dan mouse. Console dibuat sedemikian rupa agar memudahkan
operator dalam memonitoring maupun mengontrol. Console terbuat dari kayu dilapis
melamik. Console harus dibuat rapi dan kokoh.
1. UMUM
Instalasi kabel data untuk AP dan computer atau laptop di beberapa titik. Kabel data
menggunakan kabel cat 6. Dengan merek, Datwyler, Panduit.
Syarat-syarat umum pekerjaan instalasi kabel CCTV ini berisi perincian yang
memperjelas/menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku syarat-syarat Administratip.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratip saling melengkapi dengan syarat-syarat
umum pekerjaan instalasi CCTV.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja, tetapi tidak terbatas pada :
- Pekerjaan instalasi kabel sistem CCTV di dalam gedung.
- Pekerjaan instalasi kabel sistem CCTV luar gedung.
3. STANDAR/RUJUKAN
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
- International Electrotechnical Commission (IEC).
- Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
4. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.
- Sebelum pengadaan ke lapangan, contoh dan / atau brosur / data teknis bahan /
peralatan untuk pekerjaan instalasi kabel ESS harus diajukan dahulu kepada Enjinir
untuk disetujui.
- Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Engginerring untuk disetujui.
b. Gambar Detail Pelaksanaan.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat dahulu Gambar Detail
Pelaksanaan serta diajukan kepada Engginerring untuk mendapatkan persetujuan.
- Dalam membuat Gambar Detail Pelaksanaan dan dalam pelaksanaan pekerjaan,
Kontraktor harus bekerja sama dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada
lokasi yang sama agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
- Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga
diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan waktu dan biaya bagi
Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
140
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
- Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar letak dari peralatan, instalasi,
jalur kabel, titik penomoran pada sambungan-sambungan.
- Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya, atau antara Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya kepada
Engginerring untuk pemecahannya.
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
- Bahan yang dikirim ke lokasi haruslah dilakukan dengan baik dan hati-hati,
merupakan bahan yang sudah menjalani pengujian di pabrik dan dilengkapi dengan
hasil uji serta sesuai brosur yang ditawarkan dan telah disetujui bersama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan MK.
- Pengiriman peralatan secara keseluruhan haruslah dibungkus, dikemas atau di dalam
koli dan sangat dicegah terhadap kemungkinan bahan tersebut kena hujan.
- Penyimpanannya setelah tiba di lokasi harus ditempatkan di tempat yang telah
ditentukan oleh Pemberi Tugas dan dijaga dengan baik (terlindung) dan tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor .
- Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan tidak cacat dan harus dilengkapi dengan data
teknis yang jelas yang menyebutkan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang
telah disetujui.
- Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
d. Ketidaksesuaian.
- Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan
yang telah disetujui, maka Kontraktor wajib menggantinya dengan bahan yang sesuai
dan yang disetujui Konsultan MK , Tim Teknis dan Pengelola Proyek.
- Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
e. Coba, Commissioning dan Acceptance Prosedur.
Proses pengadaan bahan, pemasangan, supervisi dirangkaikan dengan proses
commissioning dan uji coba harus dilaksanakan oleh pihak Kontraktor .
Prosedur dan pelaksanaan commissioning dan pengujian terhadap fisik peralatan, elektris,
operasional, proses, sertifikasi dan hasil penyiapan laporan pengujian disiapkan oleh
Kontraktor .
Acceptance oleh pihak Pemberi Tugas akan dilakukan setelah uji-coba secara khusus
dengan menyertakan pihak Pemberi Tugas proyek, dan Konsultan Perencana dan
menyampaikan hasil / laporan commissioning dan sertifikat/hasil uji yang telah
dilaksanakan.
Uji coba acceptance ini dilaksanakan berdasarkan jadwal yang ditentukan KONSULTAN
MK dan Pemberi Tugas.
Biaya dan peralatan uji serta kebutuhan lainnya adalah menjadi tanggungan Kontraktor .
f. Masa Pemeliharaan dan Perbaikan
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja guna melaksanakan dan
menjamin terlaksananya pemeliharaan dan perbaikan dari semua instalasi terpasang
apabila terjadi kerusakan atau pengoperasian yang tidak benar.
Masa pemeliharaan dan perbaikan ini adalah selama 6 (enam) bulan setelah Serah Terima
Pertama (setelah pelaksanaan commissioning) atau sampai dengan serah terima kedua
yang dinyatakan melalui suatu Berita Acara.
Pekerjaan yang disebutkan di bawah ini (tetapi tidak terbatas pada apa yang disebut ini)
adalah menjadi kewajiban Kontraktor untuk memenuhi kewajiban pemeliharaan dan
perbaikan antara lain sebagai berikut :
- Melakukan pemeliharaan rutin sesuai jadwal pemeliharaan dan wajib menyediakan
dan mengisi Log Book pemeliharaan, perbaikan, pelaksanaan inspeksi, status buku
141
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Log Book ini disimpan oleh Pemberi Tugas proyek sebagai suatu User
Documentation Up-Dating.
- Melakukan trouble shooting terhadap setiap gangguan atau operasi yang tidak benar
dari sistem/instalasi terpasang dan melakukan penggantian komponen-komponen
yang rusak sedemikian rupa sehingga sistem berjalan dengan baik kembali.
- Peralatan dan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan ini
pada jam kerja normal maupun di luar jam kerja normal dan disetujui oleh pihak
Pemberi Tugas adalah tanpa adanya biaya tambah dan lain-lain.
- Menerima pelaporan terhadap hal-hal di atas dari Pemberi Tugas proyek baik secara
tertulis ataupun secara lisan atau telepon atau fax dan lain-lain selama 24 jam
termasuk pada hari Sabtu maupun hari libur lainnya dan untuk itu Kontraktor harus
secara langsung mengambil tindakan tidak lebih dari 120 (seratus dua puluh) menit
untuk mulai melakukan aksi/tindakan melaksanakan tugas pemeliharaan yaitu
pemeriksaan dan perbaikan tersebut.
- Pada saat mengajukan penawaran lelang, Kontraktor harus mengajukan organisasi
dan sistem serta tenaga ahli untuk menangani pemeliharaan dan perbaikan ini.
- Selesainya periode masa pemeliharaan dan perbaikan akan dinyatakan melalui suatu
prosedur Acceptance Test and Handling Over.
g. Jaminan dan Garansi
- Seluruh bahan dan instalasi yang tercakup di dalam paket ini haruslah memenuhi
standard-standard yang disebutkan di dalam dokumen ini. Kontraktor menjamin
(garansi) bahwa seluruh bahan dan instalasi adalah baru (brand new), merupakan
barang kelas satu, tropicalized, dapat dan tahan untuk beroperasi pada kondisi dan
iklim di tapak proyek ini.
- Kontraktor berkewajiban untuk menjamin dan memberi garansi penuh terhadap
peralatan yang dipasang secara menyeluruh selama waktu yang tidak kurang dari 12
(dua belas) bulan setelah saat serah terima kedua (setelah selesainya masa
pemeliharaan).
- Selama masa jaminan/garansi ini Kontraktor harus melaksanakan perbaikan dan
penggantian dalam waktu yang secepatnya terhadap bahan dan instalasi yang gagal
beroperasi atau rusak pada kondisi operasi normal, tanpa adanya suatu biaya
tambahan.
- Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh bahan dan instalasi (hardware) selama
minimal kurun waktu 3 (tiga) tahun masih dapat diperoleh dengan mudah.
h. Biaya-Biaya Lain
- Penawaran Kontraktor yang telah diajukan ini diartikan bahwa itu sudah mencakup
biaya yang berkaitan dengan paket pekerjaan ini.
- Semua biaya lain yang disebutkan di bawah ini sebagai contoh dan tidak terbatas
pada apa yang disebutkan itu dinyatakan sebagai kewajiban dan menjadi tanggungan
Kontraktor . Pada Bill of Quantity, biaya-biaya tersebut mungkin saja tidak
disebutkan namun dari apa yang diartikan di atas, maka semua itu sudah termasuk
lingkup paket pekerjaan Kontraktor .
- Biaya perijinan terhadap instalasi dalam hal ini dengan instansi-instansi
terkait/tertentu.
- Biaya-biaya lain yang menyangkut legalisasi dan supervisi bila akan ada keterlibatan
unsur-unsur pengamanan negara ataupun instansi lain.
- Biaya-biaya menyangkut ijin dan klaim hak patent maupun biaya royalti dan lisensi
atau ijin penggunaan aplikasi perangkat lunak (software) bagi Pemberi Tugas untuk
pemakaian tidak terbatas.
i. Peralatan Peralatan
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban Kontraktor untuk
menyediakan seluruh peralatan baik itu peralatan umum maupun peralatan
khusus/pengujian dan lain-lain.
142
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang disebut di bawah ini
merupakan peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor .
1. Peralatan umum antara lain :
- Tangga, steger, tali
- Peralatan kerja seperti palu, obeng, martil, tang dan lain-lain
- Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda, las listrik/las
karbit.
- Peralatan galian
- Dan lain-lain.
2. Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
- Digital multitester
- Insulation meter
- dB gain meter
- Earthing resistant meter
- Tool kit
- Dan lain-lain.
j. Persyaratan Lainnya.
- Pekerjaan sistem elektrikal harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang terdaftar di PLN
dan memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku, minimal Pas PLN kelas B, dan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Kontraktor diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari Pemilik Proyek sehingga
memahami seluruh sistem elektrikal ini dan dapat menjalankannya dengan baik.
Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Inner conductor : Copper
- Patent : Polyethylene
- Dielectric : Foam HDPE
- Tape : Aluminium polyester aluminium
- Screening : Duofoil+Tinned copper
- Jacket : Black PVC.
Kabel koaksial untuk CCTV minimal harus dari tipe U/RG-6 yang dibuat dari 18 AWG
solid, 0.40” bare copper, duofoil+tinned copper braid shield gas injected foam HDPE
insulation, dengan black PVC jacket, seperti merek Belden, Teldor dan Epan.
c. Kabel Daya Tegangan Rendah
- Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah.
Kabel tegangan rendah ini harus memenuhi persyaratan dan standard seperti
diuraikan sebagai berikut :
- Tegangan kerja : 600 – 1000 V
- Frekwensi pengenal : 50 Hz
- Titik netral dihubungkan langsung pada pembumian gedung.
- Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
Kabel daya harus dari kabel tipe heavy thermoplastic flexible yakni tipe NYYHY
ukuran 3 x 1,5mm², dari Supreme, Kabelindo atau Tranka. Penghantar terbuat dari
kawat tembaga yang dipilin atau tembaga compact yang dipilih.
Lapisan isolasi bahan PVC atau bahan polyethylene yang di-cross linkad pada setiap
penghantar fasa maupun penghantar netral lapisan ini harus dapat dengan mudah
dikupas.
Lapisan pengendap yang tahan air disekeliling urat-urat penghantar fasa dan pengisi
ruangan di antara kawat fasa.
Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap di atas.
Pelindung dari pita baja di atas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan
SII.
Diluar lapisan pelindung pita baja, ada lapisan plastik sebagai lapis pelindung.
Temperatur maksimal kabel yang diijinkan sesuai persyaratan SNI adalah 70°C untuk
kabel PVC.
d. Kabel Kontrol Twisted Shielded (STP)
- Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel kontrol harus memenuhi
persyaratan Fire Safety Rating IEC 60332-1 dan standard TIA TSB -36, TIA / EIA –
568 - A, UL, ETL
- Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Core Conductor : 1, 2, 3, 4-pairs Twisted Shielded 18 AWG
e. Kabel Sinyal Fiber Optic (FO)
- Umum
Kabel FO harus diadakan jalur dari pusat TIK ke ruang control kabel data masjid.
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel signal Fiber Optic harus
memenuhi persyaratan NEC dan standard UL Listing. Sifat karakteristik umum
adalah sebagai berikut :
- Fiber type : Single mode 62.5 /125, 900 micron
- Operating wave length : 850 ~ 1300 nm
- Maximum attention : 3,4 ~ 1,0 dB/km
- Minimum bandwidth : 500 / 500 MHz-km
144
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Konstruksi
Kabel harus memenuhi sebagai berikut :
- Buffer type : 900 micron
- Break of element size : Non-Break out
- Jackets : PVC, FA
- Strength members : Aramid
- Operation temp. range : -20C to +70C
- Crush resistance : 114 lb/inch
- Impact resistance : 0.55 ft – lbs, 20 impacts
- Flexing : 100 cycles, 8.8 lbs
10 x 0. D radius
- Twist/Bend : 100 cycles, 8.8 lbs
10 x 0. D radius
f. Konduit.
Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe high impact yang
memenuhi standar BS 6099, merk produk Ega dan Clipsal, dengan diameter sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan perkerasan harus
ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis galvanis kelas medium standar
SNI 07-0039-1987, merk produk Matsushita dan Nippon Steel dengan diameter sesuai
Gambar Kerja.
Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi standar BS 4607,
digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit
fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.
Persyaratan Bahan-Bahan.
a. Semua bahan yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan bahan tersebut
khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas, KONSULTAN MK dan Konsultan Perencana.
b. Kontraktor harus bersedia mengganti bahan yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi atau hal lainnya, di mana penggantian tersebut tanpa biaya ekstra.
Komponen-komponen dari bahan, yang mungkin sering diganti, harus dipilih yang mudah
diperoleh di pasaran bebas.
Pemasangan Kabel.
a. Luar Bangunan.
- Kabel daya, kabel koaksial dan kontrol haruslah dilindungi dengan pipa baja lapis seng
sedemikian rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan mekanis dan
145
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
kimiawi yang mungkin timbul pada tempat kabel tersebut dipasang. Kabel ini akan
dipergunakan untuk ESS dan saling berhubungan dengan peralatan peralatan yang
ada di ruang kontrol.
- Pada area tanpa perkerasan kabel ditanam minimal 600mm dari permukaan tanah dan
harus diletakkan di dalam pasir, di atas galian tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas
dari batu-batuan dengan ketentuan tebal lapisan pasir tidak kurang dari 100mm.
Sebagai timbunan perlindungan, di atas urukan pasir harus dipasang beton atau batu
bata pelindung.
- Pada area di bawah perkerasan beton, kabel ditanam minimal 150mm dari finish grade.
- Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam konduit pipa baja
lapis seng/galvani atau PVC, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini, dengan
diameter sesuai Gambar Kerja.
- Pemasangan dan jenis konduit yang dipilih sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
- Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan yang dibutuhkan untuk penanaman
kabel harus dilaksanakan sesuai ketentuan.
- Letak penanaman kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat, jelas dan
tepat di mana beradanya lokasi jalur kabel tersebut.
- Ada dua tipe perletakan konduit bawah tanah :
(1) konduit yang ditidurkan yang disebut konduit tanam langsung
(2) conduit yang ditidurkan di dalam beton yang disebut duct banks
- Cabel trench (saluran kabel) harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya
penambahan kabel untuk masa yang akan datang dengan cara sebagai berikut :
(1) minimal 5% (space area untuk satu jalur kabel) yang diestimasikan untuk
masa mendatang atau berdasarkan jumlah kabel yang ada.
(2) Jarak untuk kabel yang akan datang hendaklah diposisikan di atas kabel yang
ada dalam saluran.
- Jarak antar konduit minimal 25mm dari sisi luar konduit yang berukuran 25mm (1
inci).
- Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah minimal 30 cm dan
jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan menengah minimal 2 m.
- Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di sepanjang jalur kabel.
b. Dalam Bangunan.
- Sistem pengkabelan dalam bangunan diharuskan menggunakan alat bantu seperti rak
kabel, rigid metal conduit dan konduit PVC.
- Sistem rak kabel haruslah heavy duty, ladder type, punch type trays ( untuk ukuran
kecil menggunakan rak kabel 100mm atau kurang.
- Untuk rak kabel di daerah hazard atau non hazardous dalam ruang harus
ditempatkan pada daerah yang tidak mudah kena benturan, seperti daerah lalu lalang
atau daerah yang selalu ada pemeliharaannya
- Rak kabel dan kelengkapannya lainnya harus dari bahan baja lapis seng celup panas
atau aluminium.
- Rak kabel harus mempunyai tutup yang mudah dipindah-pindahkan di area kabel
yang tidak mudah rusak apabila ada benda jatuh, tidak mudah karat dan tidak kena
sinar secara langsung.
- Rak kabel dan tangga kabel (ladder) harus menggunakan penumpu sesuai dengan
interval yang direkomandasikan oleh pabrik pembuat.
- Cara pengaturan susunan kabel
- Kabel kontrol harus diletakkan antara kabel data apabila memungkinkan.
- Kabel kontrol dan instrumen boleh ditidurkan lebih dari dua susun pada rak yang
sama. Jika diperlukan lebih dari dua susun maka jarak bersih minimal antar susun
harus 150mm.
146
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Jarak antara kabel kontrol dengan kabel power tegangan rendah minimal 30 cm dan
jarak antara kabel kontrol dengan kabel tegangan menengah minimal 2 m.
- Konstruksi penumpu rak harus kokoh dan dari bahan baja lapis seng.
- Apabila ada jalur kabel lebih dari tiga bisa menggunakan penumpu secara langsung
dari/ sepanjang struktur dengan menggunakan klip atau baja siku lapis seng.
- Baut, mur, cincin dan U-bolt yang digunakan dalam instalasi harus terbuat dari
stainless steel. Alat bantu untuk instalasi seperti besi siku dan kanal harus memiliki
lapisan seng celup panas serta konduit, elbow, coupling dan aksesori lainnya harus
dari bahan baja yang memiliki lapisan seng celup panas (hot dipped galvanid steel).
- Konduit harus diikat untuk mencegah getaran-getaran yang terjadi dengan cara
diikatkan ke terminal pada konduit fleksibel yang sesuai.
- Konduit harus mempunyai minimal lima ulir, ulir harus ¾ inci per kaki.
- Sistem konduit yang mempunyai elevasi harus mempunyai breathers dan drain
untuk mencegah akumulasi kondensasi air. Breathers dan drain juga harus digunakan
pada junction box.
- Jalur konduit yang diinstalasi tidak boleh dibengkokkan lebih dari ¼ diameter
konduit.
- Konduit yang digunakan minimal ¾ inci kecuali jika situasinya tidak
memungkinkan.
- Apabila konduit yang diinstalasi mempunyai jarak lebih dari 61m (200feet) dan
mempunyai lekukan 90° sebanyak 3 buah, pemasangannya harus dilengkapi dengan
aksesori pemasangan atau sambungan bertipe pull fitting (fitting yang mudah
dilepas). Setiap lekukan harus berjarak 15,25m (50feet) satu sama lain dan setiap
bengkokan tidak boleh lebih dari 90°.
- Konduit dan aksesori tidak boleh dilas ke suatu bagian bangunan.
- Konduit harus diinstalasi minimal 300mm (1foot) dari pipa panas tanpa isolasi atau
permukaan yang panas.
- Konduit yang dihubungkan pada ujung peralatan harus datang dari bawah untuk
mencegah pengembunan. Pemasangan dari samping bisa diterima, tapi pemasukan
dari atas tidak diperbolehkan
- Kabel harus diinstalasi sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat. Selama instalasi kabel tidak diperbolehkan ditarik hingga tegang dan
pelindungnya tertekan, dan harus diberi kelebihan (spare) selama instalasi.
- Kabel yang diinstalasi harus berjarak minimal 150mm dari permukaaan yang
memiliki temperatur 45oC sampai dengan 65oC, dan tidak boleh kurang dari 300mm
dengan permukaan yang memiliki temperatur di atas 65oC.
- Semua kabel harus dalam satu panjang (tanpa sambungan) bila memungkinkan.
- Pada intinya sirkuit yang aman tidak boleh digabungkan dengan kabel, rak, duct,
konduit atau penumpu kabel yang sama. Lebih dari satu sirkuit yang aman dapat
ditempatkan dalam rak kabel, duct, konduit atau penumpu kabel asalkan berada
dalam bungkus kabel yang terpisah.
- Sambungan dan terminal untuk kabel yang berkerja di atas 600V harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat kabel dan menggunakan salah satu metode berikut :
1. Sambungan lurus.
2. Dengan menggunakan heat shrink sleeve atau dengan terminasi.
- Semua sistem kabel harus ditandai dengan label yang dibuat dari stainless steel tipe
316 dengan huruf timbul dan diikat dengan tali pengikat dari bahan stainless steel
atau nilon. Penanda kabel harus diikatkan pada ujung setiap kabel. Semua kabel
kontrol harus mempunyai identitas yang jelas dan dari tipe permanen.
- Penomoran kabel harus diperlihatkan dalam Shop Drawings.
- Kabel kontrol harus mempunyai terminasi pada blok terminal di dalam junction box.
Untuk kabel luar instalasi terminalnya dilakukan dengan menggunakan alat crimping
147
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
yang layak pakai. Terminal tipe ring tongue atau locking fork harus digunakan untuk
terminasi tipe sekrup. Untuk tipe pin harus menggunakan terminasi tipe clamp-screw.
- Bila kabel kontrol atau instrumen diterminasi pada peralatan yang tidak dilengkapi
titik terminal, maka blok terminal harus dipasang jika jumlah titik terminalnya lebih
dari empat dalam sebuah junction box. Bila berjumlah empat atau kurang, terminasi
harus dibuat dengan mengaplikasikan self-insulated crimp type butt splice
connectors.
- Satu terminasi hanya untuk dua kabel. Untuk sambungan harus ditambahkan terminal
yang baru pada titik yang sama.
- Untuk kabel daya tidak diperbolehkan menggunakan terminal, kabel daya harus
diinstalasi tersendiri dengan menggunakan tipe crimp, koneksi ini harus dibuat kedap
air dengan menggunakan electrical rubber tape dan plastic vinyl untuk mencegah
uap/lembab masuk ke dalam konektor.
- Bila suatu alat tidak mempunyai sepatu kabel atau terminal, kabel daya harus
diterminasi dengan menggunakan terminal tipe compression ring tounge. Terminal
harus dipasang dengan tipe roda gigi searah atau hydraulic crimping.
- Pembengkokan dan pengukuran harus seragam dan simetris tanpa memipihkan atau
merusak permukaan konduit. Pembengkokan harus dibuat dengan alat dan
perlengkapan standar yang dibuat khusus untuk maksud tersebut. Jari-jari
pembengkokan konduit minimal 15 (lima belas) kali diameter konduit.
- Sistem konduit harus diadakan dan dipasang sesuai ketentuan Gambar Kerja. Sistem ini
harus menghubungkan semua kotak keluaran seperti ditunjukkan dalam Gambar kerja.
- Konduit harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
- Jalur konduit harus terpasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. Konduit harus
vertikal, horisontal atau sejajar dengan garis struktur.
- Semua konduit horisontal harus diarahkan ke arah konduit vertikal untuk dihubung-
kan.
- Semua konduit yang dipasang di bawah lantai harus terdiri dari pipa PVC sepeti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Tipe pipa PVC harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
- Konduit yang dipasang di bawah lantai harus memiliki penutup minimal 50mm.
- Penyambungan konduit tidak boleh menggunakan nonmetalic conduit. Sambungan
konduit haruslah menggunakan seal yang lunak.
- Penyambungan kabel harus diusahakan se-minimal mungkin.
- Semua sambungan harus dibuat dengan junction box atau kotak terminal yang disetujui.
- Hubungan kabel pada terminal busbar panel harus menggunakan sepatu kabel.
148
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Konsultan MK untuk memastikan bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
memenuhi semua persyaratan.
- Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan MKan pengujian dan pemeliharaan peralatan agar
tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor .
- Catatan pengujian harus dibuat oleh Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Konsultan MK sebelum serah terima pekerjaan.
- Pengujian dan uji pengoperasian akan ditentukan oleh Enjinir.
- Pengujian harus dilengkapi dengan panel, fuse holder, switch, fuse dan overcurrent device
pada tempatnya.
- Semua arus harus diuji dan dioperasikan untuk menunjukkan hal-hal berikut :
- Kesinambungan arus dan operasi yang dikehendaki.
- Bebas dari pembumian.
- Bebas dari arus hubung singkat.
- Seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
- Dalam masa pemeliharaan pekerjaan sistem elektrikal ini, Kontraktor wajib mengatasi
segala kerusakan dan kekurangan.
- Kontraktor bertanggung-jawab mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang rusak sampai
pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada Enjinir.
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK semua buku asli petunjuk/manual
pemeliharaan dan cara pengoperasiannya dalam bahasa Inggris dan Indonesia, yang
selanjutnya akan diteruskan kepada Pemilik Proyek.
150
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
151
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
- Switch pertama akan mendeteksi penurunan tekanan air dalam pipa dan memberikan
signal ke panel kontrol pompa jockey bila tekanan menurun mencapai tingkat yang
lebih rendah dari batas bawah pada pressure switch, lalu panel kontrol pompa jockey
akan menghidupkan pompa jockey sampai tekanan kembali mencapai batas atas dari
pressure switch tersebut dan secara otomatis panel kontrol akan mematikan pompa
tersebut.
- Bila tekanan menurun terus sampai mencapai pada switch kedua, maka panel kontrol
pompa utama akan menghidupkan pompa utama secara otomatis, namun mematikan
pompa utama harus dilakukan secara manual.
- Bila sumber daya dari PLN terputus pompa kebakaran penggerak engine akan bekerja
secara otomatis dengan triger tekanan di bawah tekanan pompa utama penggerak
listrik.
- Daya listrik untuk pompa-pompa kebakaran disediakan melalui panel khusus yang
mendapat daya listrik dari sumber PLN dan Genset.
7.15.1. PENJELASAN
Bagian ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan
Sistem/Pekerjaan Sistem Supresi Kebakaran FM 200, NN 100, INERGEN, Fire
Suppression System gas alternatif pengganti halon ini merupakan bagian dari RKS
Pekerjaan MEP.
Butir 1 ini menjelaskan hal umum tentang sub-pekerjaan Sistem Supresi Kebakaran paket
pekerjaan MEP. Terdapat berapa sub-butir dari butir 1 pada bagian ini yang mungkin
mengulang dari apa yang telah disebutkan pada Bab I (Umum) terdahulu. Hal ini adalah
untuk lebih menegaskan lagi atau untuk menambah secara khusus karena dianggap
dibutuhkan untuk sub-pekerjaan pada Bab ini.
Hal-hal yang disebutkan pada bagian dari dokumen RKS paket pekerjaan MEP ini
merupakan bagian yang harus diikuti oleh setiap disiplin / sub-pekerjaan sebagai bagian
dari paket pekerjaan MEP. Spesifikasi teknis, Bill of Quantity dan gambar perencanaan
dan informasi yang diberikan pada proses pelelangan ini, dan telah diberikan kepada
setiap peserta lelang adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari paket
pekerjaan MEP secara umum dan secara khusus sub-pekerjaan pada bagian ini.
7.15.4. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar yang harus diajukan pada saat penawaran adalah :
a. Shop drawings yang harus menunjukan detail layout dari sistem yang di ajukan,
lokasi setiap komponen yang akan di pasang, termasuk sistem diagram, wiring
diagram dan flow chart cara kerja sistem.
b. Gambar Isometric tiga dimensi pemipaannya.
152
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Data detail produk, seperti tabung, control valves, pilot control, control panel,
nozzles, dan lain-lain.
d. Harus mengajukan daftar pengalaman kerja 3 tahun terakhir
e. Harus memiliki fasilitas pengisian gas sendiri di Jakarta – Indonesia.
f. Harus memiliki stock spare part di Jakarta Indonesia.
g. Harus melampirkan surat keagenan produk yang ditawarkan
h. Calculation Sheet
Pengesahan Desain Komputer sesuai dengan tata letak yang diajukan. Program
Komputer harus UL Listed atau Vds atau BS approved. Pengesahan meliputi :
- Jumlah dan ukuran silinder
- Jumlah total agent
- Ukuran pipa
- Ukuran orifice nozzle
- Tekanan sistem
- Waktu discharge
7.15.6. I Z I N
Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya
Kontraktor .
Ijin dari Pemadam Kebakaran
153
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
7.15.11.LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan peralatan dari sistem instalasi/pemipaan
a. Pengadaan dan pemasangan fixtures supresi kebakaran kebakaran
b. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem supresi kebakaran
hingga berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan tinggi.
c. Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem supresi kebakaran dapat dinyatakan baik dan layak
pakai oleh Pemda setempat.
d. Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek dan
untuk waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama Pemberi Tugas /
KONSULTAN MK .
154
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
155
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Sertifikat garansi minimal selama 20 (dua puluh) tahun yang meliputi garansi product dan
system yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Untuk Active Equipment (Access Switch , Core Switch)
Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized
partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan
langsung oleh principle kepada authorized partner yang ditunjuk, bukan melalui pihak kedua
atau rekanan.
156
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
BAB 8
PENUTUP
1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan
bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat
"DIADAKAN OLEH KONTRAKTOR ATAU DISELENGGARAKAN KONTRAKTOR",
maka hal ini dianggap seperti betul-betul disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk
dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang betul-betul
termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Rencana kerja
dan Syarat- syarat Pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh Kontraktor seperti
benar-benar disebut.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan/ dikerjakan Kontraktor.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Pemberi Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan Perencana
- Antara gambar, RKS, BAA dan Berita Acara Site Meeting (BASM), maka BASM lah
yang diikuti.
- Antara gambar yang di skala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran yang
tertulislah yang diikuti.
- Antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan yang
tertulislah yang diikuti.
- Antara gambar rencana berskala kecil dengan gambar berskala besar (Detail), maka
gambar Detaillah yang diikuti.
- Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS, BAA maupun BASM tidak tertulis,
maka gambarlah yang diikuti.
- Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar tidak tercantum dan pada BAA maupun
BASM tidak diterangkan, maka RKS lah yang diikuti.
- Bila dijelaskan pada BAA tetapi pada gambar, RKS maupun BASM tidak tercantum,
maka BAA lah yang diikuti.
- Bila ditulis dalam BASM tetapi pada gambar, RKS maupun BAA tidak ditulis, maka
BASM lah yang diikuti.
158