Anda di halaman 1dari 97

RKS ARSITEKTUR

RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

PT. GLOBAL RANCANG SELARAS


architecture, design and planning

JL. Apel 111, Nglaban, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta


Telp/Fax: (0274) 887778, 880637
www.globalrancangselaras.com

NOVEMBER 2021
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

DAFTAR ISI :

PERSYARATAN UMUM ARSITEKTUR 1

BAB 1. PEKERJAAN MORTAR UTAMA SISTEM 2


1.1. Pekerjaan Acian Daerah Basah Dengan MU-600 (dry shield) 2
1.2. Pekerjaan Perekat Keramik / Homogenious Tile Lantai/Dinding 4
1.3. Pekerjaan Tile Grout MU-408 6
1.4. Pekerjaan Floor Hardener MU-700 8
1.5. Pekerjaan Plesteran Dengan Mortar Instan MU-302 9
1.6. Pekerjaan Plesteran Dengan Mortar Instan MU-101 12
1.7. Pekerjaan Acian Dengan MU-202 15
1.8. Pekerjaan Screed MU-440 Dan MU-445 Heavy Duty Floor 17
1.9. Pekerjaan Perekat Keramik / Homogeneous Tile Lantai/
Dinding MU-402 19
1.10. Pekerjaan Perekat Keramik / Homogeneous Tile Lantai/
Dinding MU-485 20
1.11. Pekerjaan Pasangan Bata Ringan Dengan MU-382 21

BAB 2. PEKERJAAN LANTAI 24


2.1. Umum 24
2.2. Pekerjaan Keramik Glazur 24
2.3. Pekerjaan Lantai Homogenius Tile 27

BAB 3. PEKERJAAN PELAPIS DINDING 30


3.1. Umum 30
3.2. Pekerjaan Dinding Keramik 30
3.3. Pekerjaan Dinding Homogenious Tile 32
3.4. Pekerjaan Clading Aluminium 35

BAB 4. PEKERJAAN PARTISI 37


4.1. Partisi Gypsum 37
4.2. Pekerjaan Dinding Partisi Cubicle Phenolic 38

BAB 5. PEKERJAAN LANGIT- LANGIT (PLAFOND) 41


5.1. Umum 41
5.2. Pekerjaan Langit – langit Gypsum Board 42
5.3. Pekerjaan Langit – langit Gypsum Wet Area 44
5.4. Pekerjaan List Plafond Shadowline Alumunium 46

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 6. PEKERJAAN PENGECATAN 47


6.1. Umum 47
6.2. Pengecatan Langit – Langit Gypsumboard Dan
Langit – Langit Beton Ekspose 51
6.3. Pengecatan Dinding Bata Ringan 52
6.4. Pengecatan Partisi Gypsum 54
6.5. Pekerjaan Cat Duco 55

BAB 7. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 59


7.1. Pekerjaan Kusen Aluminium 59
7.2. Pekerjaan Pintu dan Jendela kaca Rangka Aluminium 64
7.3. Pekerjaan Daun Pintu Kaca, Frameless dan Jendela Kaca Mati 66
7.4. Pekerjaan Daun Pintu Besi KUPPE 68
7.5. Pekerjaan Daun Pintu Besi Tahan Api KUPPE 69
7.6. Pekerjaan Pintu Otomatis Tormax 70

BAB 8. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN 73


8.1. Lingkup Pekerjaan 73
8.2. Persyaratan Bahan 73
8.3. Pelaksanaan Pekerjaan 74

BAB 9. PEKERJAAN ATAP 75


9.1. Pekerjaan Atap Beton 75
9.2. Pekerjaan Penutup Atap 76
9.3. Talang Air 76
9.4. Atap Baja Konvensional 77
9.5. Drainase Atap (Roof Drain) Pada Atap Dak Beton 77

BAB 10. PEKERJAAN SANITAIR 78


10.1. Lingkup Pekerjaan 78
10.2. Persyaratan Bahan 78
10.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan 78
10.4. Bahan – Bahan 79
10.5. Pemasangan 79
10.6. Pelaksanaan 79
10.7. Pengujian Mutu Pekerjaan 79

BAB 11. PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE DAN KUNCI 81


11.1. Pekerjaan Alat Penggantung 81
11.2. Pekerjaan Handle, Kunci dan aksesorisnya 82

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 12. PEKERJAAN STAINLESS STEEL 85


12.1. Lingkup Pekerjaan 85
12.2. Pengendalian Pekerjaan 85
12.3. Bahan – Bahan 85
12.4. Pelaksanaan 86
12.5. Pengujian Mutu Pekerjaan 87

BAB 13. PEKERJAAN PELINDUNG DINDING (STRETCHER GUARD) 88


13.1. Lingkup Pekerjaan 88
13.2. Persyaratan Bahan 88
13.3. Syarat- Syarat Pelaksanaan 88
13.4. Kondisi Pemasangan 89

BAB 14. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT 90


14.1. Lingkup Pekerjaan 90
14.2. Bahan – Bahan 90
14.3. Saluran Pembuangan Halaman 90
14.4. Lanscaping 92
14.5. Pelaksanaan 93

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

PERSYARATAN UMUM ARSITEKTUR

1. Pada saat akan melaksanakan pekerjaan, pemborong wajib menyerahkan terlebih dahulu
gambar kerja (shop drawing) guna mendapatkan persetujuan dari direksi. Gambar –
gambar kerja tersebut diserahkan minimal 1 minggu sebelum pekerjaan dimulai.

2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat persetujuan material yang


akan digunakan dengan membuat material board kepada pengawas dan mengajukan
saran-saran perubahan jika ada.

3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat mock-up material yang


akan digunakan dengan koordinasi pengawas dan mengajukan lokasi yang akan di
mock-up

4. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat Rencana Kerja dengan


jadwal disesuaikan dengan kontraktor yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan,
kontraktor wajib memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.

5. Apabila terjadi suatu keadaan dimana pemborong tidak mungkin menghasilkan suatu
pekerjaan dengan kualitas baik, maka kontraktor wajib memberikan saran-saran secara
tertulis kepada pengawas untuk mengadakan perubahan-perubahan perbaikan. Apabila
hal ini tidak dilakukan, maka kontraktor tetap bertanggung-jawab terhadap pada
kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

6. Selama pelaksanaan, kontraktor wajib memberikan tanda berupa tinta merah terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan di dalam shop drawing.

7. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi gambar-gambar instalasi sesungguhnya


sebagaimana yang terpasang dalam bangunan (as built drawing ) yang memuat lengkap
terhadap segala perubahan. Terdiri dari satu set di kertas kalkir dan dua set gambar
copy.

8. Kontraktor harus membuat dan melaksanakan program pelatihan (training) bagi operator
yang ditunjuk oleh pemilik, baik mengenai cara penggunaan maupun pemeliharaan
sistem secara keseluruhan.

9. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi buku petunjuk (manual) mengenai cara
pengoperasian dan pemeliharaan sistem secara keseluruhan. Buku itu harus diserahkan
rangkap tiga.

10. Kontraktor wajib mencari subkon spesialis yang mempunyai agen tunggal dan sekaligus
aplikator dengan menunjukkan surat keterangan keagenan. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menjaga kualitas dan garansi. (khusus MOT, Vinyl).

11. Syarat-syarat untuk penerimaan bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara


pemasangan dan kualitas pengerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa standar di
bawah ini :
- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM
- JIS
- PBI 1989
- ANSI

12. ‐  Rapat  koordinasi  diatur  oleh  MK  dan  Pemberi  Tugas,  dilakukan  secara  berkala  yang 
dihadiri  oleh  pihak  kontraktor  yang  berkaitan  langsung  dengan  sub  pekerjaan  yang 
sedang dilakukan. 
- Peserta rapat koordinasi dari MK dan kontraktor harus mengetahui situasi
dan kondisi lapangan serta memberi keputusan terhadap masalah.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 1
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 1
PEKERJAAN MORTAR UTAMA SISTEM

1.1. PEKERJAAN ACIAN DAERAH BASAH DENGAN MU-600 DRYSHIELD

1.1.1 Lingkup Pekerjaan


MU-600 DryShield sebagai bahan pelapis kedap air 2 komponen ini
untuk digunakan sebagai waterproofing pada tempat-tempat
basah seperti lantai kamar mandi, dinding kamar mandi sisi dalam
setinggi 50 cm, lantai janitor dan dinding janitor setinggi 50 cm,
lantai spoel hoek dan dinding spoel hoek setinggi 50 cm.
Pekerjaan waterproofing yang hendak diprogress harus
melampirkan berita acara testing commissioning.

1.1.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk
1. SNI - 2 - 1971
2. SNI - 3 - 1970
3. SNI - 8 - 1974
4. DIN 1048
5. ASTM C2240
6. ASTM D421

1.1.3 Bahan-Bahan
MU-600 Dry Shield merupakan Pelapis Kedap Air Berbahan Dasar
Semen (Two Component Cementitious Waterproofing) untuk acian
daerah basah. Merupakan campuran liquid acrylic, semen, pasir
silika dan aditif. Mortar instan ini harus dengan mutu yang baik
dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan
acian waterproof dengan kekuatan yang dibutuhkan, mudah
dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik.
Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek/Pengawas
untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai.

1.1.4 Metode Pelaksanaan


1. Alat kerja : Roller atau kuas dan hand mixer.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diaci.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan acian.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pengacian.
d. Permukaan yang akan dilapisi kedap air harus bersih dan
bebas dari debu, oil, minyak atau kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat produk.
e. Permukaan yang cacat atau rusak, seperti berlubang atau
mengelupas harus diperbaikai dahulu dengan produk yang
sesuai sebelum aplikasi.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun


tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
3. Aplikasi untuk plesteran :
a. Masukan 2 kg powder MU-600 DryShield ke dalam wadah
yang telah berisi 1 kg liquid MU-600 DryShield atau 15 kg
powder MU-600 DryShield ke dalam wadah yang telah berisi
5 kg liquid MU-600 DryShield
b. Lakukan pengadukan campuran tersebut diatas hingga rata.
c. Lapiskan dengan merata campuran adukan kedap air pada
permukaan bidang dengan menggunakan kuas atau roller
searah sehingga seluruh permukaannya tertutup rapat.
d. Ulangi kembali pelapisan setelah lapis pertama setengah
kering dengan arah menyilang dari lapisan pertama dan
seterusnya dengan arah yang berbeda untuk setiap lapisnya
hingga diperoleh minimal 2 lapis.
e. Tunggu sampai produk setting atau setelah lapisan
mengering pada hari berikutnya, sebelum dilakukan aplikasi
lapisan diatasnya (plester, screeding, pemasangan
Homogeneous Tile dll).
f. Aplikasikan lapisan waterproofing diatas permukaan
bataringan, jika diatas permukaan lapisan waterproofing
MU-600 DryShield (Pelapis Kedap Air Berbahan Dasar
Semen) akan diplester lapisi terlebih dahulu dengan MU-
L500 AcryBond.
g. Jika dinding batamerah, sebaiknya diplester terlebih dahulu
tanpa dihaluskan atau dengan meratakan spesi pasangan
yang tidak rata kemudian aplikasikan waterproofing MU-
600DryShield dan sebelum diplester kembali, kuaskan MU-
L500 AcryBond diatas permukaan MU-600 DryShield.

1.1.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima acian waterproof ini
harus cukup keras untuk menjamin adanya pengikatan (bond)
yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas.Perhatian yang baik harus ada selama
pelaksanaan untuk menghindari acian waterproof yang masih
basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya,
seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-
plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor.

1.1.6 Catatan
1. Lapisan kedap air ini digunakan bersifat umum dan bukan
digunakan sebagai repair concrete/structural.
2. Sebelum menutup permukaan lantai & dinding dengan Pelapis
Kedap Air Berbahan Dasar Semen MU-600 DryShield, buatkan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

semacam tanggulan pada setiap sudutan (pertemuan antara


lantai dengan dinding).
3. Pelapis Kedap Air Berbahan Dasar Semen MU-600 DryShield
harus ditutup kembali dengan aplikasi lain seperti Plester,
Screed atau Homogeneous Tile ataupun minimal cat yang
tahan cuaca.
4. Pelapis Kedap Air Berbahan Dasar Semen MU-600 Dry
Shield+MU-L500 Acry Bond lebih dikhususkan untuk lantai
dan dinding kamar mandi, spoel hoek, janitor, meja pantry
dan basah lainya.

1.1.7 Tes Rendam Lantai


Pada semua permukaan lantai dengan acian waterproof ini
diperlukan tes rendam dengan air selama 2x24 jam untuk
mengetahui kesempurnaan pelaksanaan waterproofing ini
sehingga apabila ada kebocoran bisa langsung diketahui, untuk
kemudian diperbaiki sampai sempurna.

1.2. PEKERJAAN PEREKAT KERAMIK / HOMOGENEOUS TILE LANTAI /


DINDING

1.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan Keramik/Homogeneous Tile
pada dinding maupun lantai, sesuai dengan detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.2.2 Jenis Material


1. MU-402 (perekat Keramik / Homogeneous Tile Dinding &
Lantai).
2. MU-485 (perekat Keramik / Homogeneous Tile Dinding di Area
Basah).

1.2.3 Metode Pelaksanaan


1. Alat Kerja
a. roskam Homogeneous Tile bergigi (sesuai ukuran
Homogeneous Tile)
b. electrical mixer
c. palu karet
d. sendok semen
e. waterpass

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang
Homogeneous Tile, sebaiknya Homogeneous Tile dipasang
pada dasar yang telah cukup stabil & rata
b. Untuk Homogeneous Tile dinding, pemakaian bahan
adukan akan lebih boros pada dasar permukaan dinding
pasangan bata yang tidak diplester.
c. Gunakan terlebih dahulu campuran MU-600 (Pelapis Kedap
Air Berbahan Dasar Semen) bila menginginkan
Homogeneous Tile yang lebih kedap air.
d. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan,
kelurusan & kemudahan pekerjaan pemasangan
Homogeneous Tile.
e. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran,
minyak maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan kemudian basahi dengan air.
f. Homogeneous Tile yang hendak dipasang sebaiknya juga
dibasahi terlebih dahulu dengan air selain untuk
menghilangkan debu/kotoran juga untuk mengurangi daya
serap Homogeneous Tile terhadap adukan perekat (untuk
homogenous tile dapat dipasang secara langsung).

1.2.4 Pelaksanaan

a. Tuangkan air sebanyak 9,0 – 9,5 liter dan adukan kering


Perekat Homogeneous Tile ke dalam bak adukan untuk
tiap kantong MU-402 (40 Kg) atau 10 Kg Liquid untuk tiap
kantong MU-485 (40 Kg Set).
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan perekat
Homogeneous Tile (campuran akan lebih baik & mudah
jika menggunakan electrical mixer).
c. Pemasangan Homogeneous Tile dinding atau lantai
dilakukan secara manual dengan roskam Homogeneous
Tile bergigi sebagaimana umumnya (ukuran gigi roskam
disesuaikan dengan besar kecilnya ukuran Homogeneous
Tile yang akan dipasang) dan tebal perekat yang
dianjurkan 3 – 10 mm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 5
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.2.5 Catatan

No. Aplikasi & Ukuran Tebal Perekat Keterangan


Minimal

1 HomogeneousTile/Keramik
untuk Lantai
1. s/d 30 x 30 3 mm
2. s/d 40 x 40 4 mm
3. s/d 60 x 60 6 mm
4. diatas 60 x 60 8 mm

2 HomogeneousTile/Keramik
untuk Dinding
1. s/d 30 x 30 3 mm Pasang angkur
2. s/d 40 x 40 4 mm Pasang angkur
3. s/d 60 x 60 6 mm Pasang angkur
4. diatas 60 x 60 8 mm Pasang angkur

Keterangan : Aplikasi dinding diatas 1,5 m sangat direkomendasikan


untuk memasang angkur.

1.3. PEKERJAAN TILE GROUT MU-408

1.3.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaantile grout atau pengisian nat Homogeneous
Tile, Batu Granit, granit baik pada lantai maupun dinding, sesuai
dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.3.2 Jenis Material


1. MU-408 ColorFill (pengisi nat Interior)
2. MU-408 Power Bathroom (pengisi nat Kamar Mandi)
3. MU-408 Color Outdoor (pengisi nat Eksterior)

1.3.3 Metode Pelaksanaan

1. Alat Kerja :
a. Sendok semen
b. Roskam karet (rubber squeegee)
c. Alat pembersih nat
d. Karet busa pembersih

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 6
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Persiapan
a. Pastikan bahwa perekat Homogeneous Tile telah kering
sempurna sebelum melakukan pekerjaan pengisian celah
nat diantara Homogeneous Tile (minimal dilaksanakan
setelah 24 jam Homogeneous Tile terpasang).
b. Bersihkan celah-celah Homogeneous Tile dari sisa-sisa
perekat, minyak, karat, lumut maupun benda-benda lepas
lainnya.
c. Bila Homogeneous Tile disentuh terasa hangat dapat
dilakukan pendinginan dengan cara menyeka permukaan
Homogeneous Tile dengan kain lembab.

3. Pelaksanaan
a. Tuangkanpowder tile grout MU-408 Color Fill atau MU-408
Power Bathroom ke dalam sebuah wadah yang telah diisi
air 330-340 ml/Kg atau tile grout MU-408 Color Outdoor
ke dalam sebuah wadah yang telah diisi air 250-260
ml/Kg.
b. Lakukan pengadukan hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan pengisian
nat Homogeneous Tile.
c. Oleskan bahan pengisi nat dengan menggunakan roskam
karet (rubber squeegee) pada celah Homogeneous Tile lalu
lakukan dengan gerakan memutar sampai seluruh celah
diantara Homogeneous Tile dapat terisi penuh dengan
bahan pengisi nat.
d. Untuk bahan pengisi nat yang berlebihan agar dibersihkan
dari permukaan Homogeneous Tile dengan alat yang sama
sambil pekerjaan pengisian berlangsung.
e. Jika terdapat bahan pengisi nat yang mulai mengering
pada permukaan Homogeneous Tile hendaklah
dibersihkan/dibuang dengan menggunakan karet busa
lembab.
f. Untuk kesempurnaan hasil aplikasi dapat menggunakan
jari yang telah dilindungi dengan sarung tangan untuk
menggosok seluruh celah Homogeneous Tile yang telah
terisi dengan bahan pengisi nat sehingga diperoleh
pengisian yang padat, merata sempurna dan halus.

1.3.4 Catatan
1. Hendaklah dibiarkan selama min 24 jam sebelum
mempergunakan tempat yang baru selesai dikerjakan.
2. Lebar nat Homogeneous Tile dan fungsi produk pengisi nat
yang dianjurkan adalah nat Homogeneous Tile pada area
Interior lebar nat 1 - 3 mm dan area Eksterior lebar nat 2 –
10 mm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 7
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.4. PEKERJAAN FLOOR HARDENER MU-700

1.4.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pewarnaan dan perkerasan lantai, sesuai
dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.4.2 Jenis Material


1. MU-700 (Floor Hardener)

1.4.3 Metode Pelaksanaan


1. Alat Kerja
a. Trowel/mesin trowel
b. Roskam kayu
c. Kuas/roll

2. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan ditutup
dengan pelapis lantai beton.
b. Ketika proses perataan adukan beton di lantai kerja
sebaiknya mengikuti prosedur perataan dan pemadatan
beton sesuai standart umum.
c. Apabila terdapat kelebihan air sebaiknya dikurangi.

3. Pelaksanaan
a. Pada saat aplikasi pengecoran beton diatas sisa air pada
permukaan beton basah taburkan secara merata 2/3
material MU-700 (25 kg) yang akan dipergunakan untuk
menutupi permukaan beton, biarkan sampai hasil taburan
MU-700 menjadi basah karena mengambil sisa air beton
dibawah.
b. Padatkan lapisan pertama ini dengan menggunakan roskam
kayu atau trowel, dan ambil bagian-bagian yang berlebih
sehingga permukaan menjadi rata. Setelah 1-2 jam,
kemudian taburkan lagi 1/3 sisa MU-700 diatas lapisan
pertama.
c. Apabila beton dasar sudah agak keras, sehingga mampu
menahan beban diatasnya, lakukan penggosokan MU-700
dengan menggunakan mesin trowel secara hati-hati.
Penggosokkan ini dilakukan berulang sampai didapatkan
permukaan yang rata dan padat. Keuntungan pemakaian
mesin trowel adalah hasil pekerjaan akan lebih padat, lebih
luas serta permukaan lebih halus dan waktu lebih singkat.
d. Kapasitas Floor Hardener dalam 1 m2 adalah 5 Kg (Medium
Traffic).

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 8
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.4.4 Catatan
1. MU-700 berfungsi untuk memperkuat permukaan lantai
beton terhadap gesekan, khususnya beban berat dan tahan
terhadap benturan/gesekan.
2. Untuk aplikasi Floor Hardener (MU-700) diatas Perata Lantai
Ekspos (MU-445) dapat dilakukan seperti aplikasi diatas
permukaan beton.
3. Minimal kekuatan mutu beton/screed K-225 (225 Kg/cm²).
4. Kapasitas Floor Hardener adalah 5 Kg/m² (Medium Traffic).

1.5. PEKERJAAN PLESTERAN DENGAN MORTAR INSTAN MU-302

1.5.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh
dinding bata ringan pada bagian dalam (termasuk dinding dalam
shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar
pelaksanaan.

1.5.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk :
1. SNI - 2 – 1971
2. SNI - 3 – 1970
3. SNI - 8 – 1974
4. DIN 18550
5. DIN 18555
6. DIN 1053

1.5.3 Bahan-bahan
Mortar instan MU-302 untuk plesteran dinding bata ringan ini
merupakan campuran semen, pasir silika, filler dan aditif. Mortar
instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan
yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan
penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke
Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Mortar
instan MU-302 ini untuk plesteran dinding ini siap digunakan
dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi
ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk
pekerjaan beton.

1.5.4 Keunggulan Mortar instan MU-302


1. Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.
2. Berfungsi ganda dapat untuk pekerjaan pasangan bata dan
pekerjaan plesteran.
3. Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.
4. Aplikasi adukan lebih tipis, sehingga hemat penggunaan
bahan adukan.
5. Saat diaplikasikan adukan tidak cepat kering terserap oleh
porositas permukaan bata.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 9
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

6. Waktu pengerjaan lebih cepat, sehingga menghemat biaya.


7. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat
penyusutan.
8. Hasil lebih kuat dan permukaan dinding lebih halus.
9. Pasangan bata menjadi lebih rapi.
10. Pemasangan bata lebih rata sehingga menghemat bahan
adukan pada pekerjaan plesteran.

1.5.5 Metode Pelaksanaan


1. Alat kerja :
Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu
pekerjaan plesteran.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pemlesteran.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran &
minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
e. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
diplester air.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
3. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan.Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter
kemudian masukan 50 Kg adukan kering MU-302 ke dalam
bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.

4. Aplikasi untuk plesteran :


a. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
b. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana
umumnya dengan tebal yang dianjurkan adalah 10 - 15
mm.
c. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara
dikamprot maksimal 5 mm dengan adukan plesteran encer
sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya dan
setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester
hingga didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk
perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar
alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 10
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.5.6 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


1. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup
keras dan kasar untuk menjamin adanya pengikatan (bond)
yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan
dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
2. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru
akan dipasangkan harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk
memperoleh penempelan yang sempurna, dibersihkan secara
sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan
memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang
sudah disetujui.
3. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 15 mm harus
diaplikasikan bertahap lapis demi lapis (multilayer), dengan
jangka waktu aplikasi 24 jam untuk setiap tahap lapisannya.
Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
4. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama
rata/tidak melengkung. Kontraktor harus memakai
mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan
kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan
kerataan/sama rata, dan penggaris dari metal tersebut harus
diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk memeriksa
hasil pekerjaan pekerjaan.
5. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh
pemasang plester secara bertahap/interval harus diatur dan
ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang tidak diinginkan
ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
6. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing,
pipa-pipa, plugs dan lain-lain berada dalam posisinya yang
tepat sebelum memulai pekerjaan plester supaya
pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi
sesudahnya.
7. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan
harus dilaksanakan secara rapih untuk mendapatkan sudut-
sudut yang rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan
tegak lurus.
8. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari plester yang masih basah jatuh atau bepercikan
pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai,
pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus
dibuang segera sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang
permanen.

1.5.7 Catatan :
1. Adukan plesteran MU-302 dapat digunakan paling lambat ±60
menit setelah produk tersebut dicampur air & diaduk secara
merata.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 11
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Aplikasi plester dengan ketebalan >15 mm dilakukan dengan


metode multilayer, dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi
setebal maksimal 10 mm dengan cara dikamprot. Aplikasi
lapisan berikutnya akan lebih ideal dilakukan setelah aplikasi
lapisan sebelumnya berumur minimal 24 jam, hal ini bisa
diaplikasi adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan
awal sudah kering sempurna.
3. Pembuatan kepalaan/kelabangan (guidance line) dapat
disiapkan minimal setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi
plesteran.
4. Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan
pembuatan kepalaan lebih mendekati bidang sudutan masing-
masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20 cm sehingga
didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
5. Proses pencampuran produk kering MU-302 akan lebih terjaga
homogenitasnya dengan menggunakan mixer D30, dimana
mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam kondisi sudah
tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan
komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650
ltr/jam

1.6. PEKERJAAN PLESTERAN DENGAN MORTAR INSTAN MU-101

1.6.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh
dinding bata luar, dan dinding bata area basah seperti di toilet,
dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

1.6.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk :
1. SNI - 2 – 1971
2. SNI - 3 – 1970
3. SNI - 8 – 1974
4. DIN 18550
5. DIN 18555
6. BS4551

1.6.3 Bahan-bahan
Mortar instan MU-101 untuk plesteran dinding bata luar (premium)
ini merupakan campuran semen, pasir silika, filler dan aditif.
Mortar instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari
ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan
kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi
dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan
ke Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Mortar
instan MU-101 (premium) ini untuk plesteran dinding ini siap
digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus
tercapai untuk pekerjaan beton.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 12
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.6.4 Keunggulan Mortar instan MU-101


1. Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.
2. Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.
3. Hemat dalam penggunaan bahan.
4. Waktu pengerjaan lebih cepat, sehingga menghemat biaya.
5. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat
penyusutan.
6. Hasil lebih kuat dan permukaan dinding lebih halus.
7. Sangat efektif bila diaplikasikan dengan mesin semprot
(Duomix – Mixer & Spray Pump).
8. Dapat digunakan untuk daerah lembab (trasram) atau dinding
yang terkena resapan air hujan.

1.6.5 Metode Pelaksanaan


1. Alat kerja :
Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu
pekerjaan plesteran.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pemlesteran.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran &
minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
e. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
diplester air.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

3. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan.Tuangkan air sebanyak 7 – 7,5 liter/ 40 kg
kemudian masukan adukan kering MU-101 ke dalam bak
adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
4. Aplikasi untuk plesteran :
a. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
b. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana
umumnya dengan tebal yang dianjurkan adalah 10 - 15
mm.
c. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara
dikamprot maksimal 5 mm dengan adukan plesteran encer

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 13
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya dan


setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester
hingga didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk
perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar
alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan

1.6.6 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


1. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup
keras dan kasar untuk menjamin adanya pengikatan (bond)
yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan
dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
2. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru
akan dipasangkan harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk
memperoleh penempelan yang sempurna, dibersihkan secara
sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan
memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang
sudah disetujui.
3. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 15 mm harus
diaplikasikan bertahap lapis demi lapis (multilayer), dengan
jangka waktu aplikasi 24 jam untuk setiap tahap lapisannya.
Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
4. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama
rata/tidak melengkung. Kontraktor harus memakai
mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan
kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan
kerataan/sama rata, dan penggaris dari metal tersebut harus
diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk memeriksa
hasil pekerjaan pekerjaan.
5. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh
pemasang plester secara bertahap/interval harus diatur dan
ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang tidak diinginkan
ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
6. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing,
pipa-pipa, plugs dan lain-lain berada dalam posisinya yang
tepat sebelum memulai pekerjaan plester supaya
pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi
sesudahnya.
7. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan
harus dilaksanakan secara rapih untuk mendapatkan sudut-
sudut yang rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan
tegak lurus.
8. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari plester yang masih basah jatuh atau bepercikan
pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai,
pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 14
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

dibuang segera sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang


permanen.

1.6.7 Catatan :
Adukan plesteran MU-101 dapat digunakan paling lambat ±60
menit setelah produk tersebut dicampur air & diaduk secara
merata.
1. Aplikasi plester dengan ketebalan >15 mm dilakukan dengan
metode multilayer, dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi
setebal maksimal 10mm dengan cara dikamprot. Aplikasi
lapisan berikutnya akan lebih ideal dilakukan setelah aplikasi
lapisan sebelumnya berumur minimal 24 jam, hal ini bisa
diaplikasi adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan
awal sudah kering sempurna.
2. Pembuatan kepalaan/kelabangan (guidance line) dapat
disiapkan minimal setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi
plesteran.
3. Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan
pembuatan kepalaan lebih mendekati bidang sudutan masing-
masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20 cm sehingga
didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
4. Proses pencampuran produk kering MU-101 akan lebih terjaga
homogenitasnya dengan menggunakan mixer D30, dimana
mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam kondisi sudah
tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan
komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650
ltr/jam.

1.7. PEKERJAAN ACIAN DENGAN MU-202

1.7.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding
bata dan atau dinding beton, baik internal maupun ekternal
(termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

1.7.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk
1. SNI - 2 - 1971
2. SNI - 3 - 1970
3. SNI - 8 - 1974
4. DIN 18550

1.7.3 Bahan-Bahan
Mortar instan MU-202 (untuk acian pada plesteran dinding bata)
dan MU-202 (untuk acian pada beton) ini merupakan campuran
semen, filler dan aditif. Mortar instan ini harus dengan mutu yang
baik dan bebas dari ketidak-murnian /kotoran supaya
menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan, daya

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 15
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh


bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum
pemakaian dimulai. Mortar instan MU-202 siap digunakan dengan
menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-
ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan
beton.

1.7.4 Metode Pelaksanaan


1. Alat kerja : Roskam baja, jidar panjang dari baja atau
alumunium, hand mixer, bak adukan.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan acian.
c. Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan,
kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya rekat
adukan.
d. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
diaci dengan air.
e. Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
f. Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
3. Pengadukan Bahan :
a. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 13 – 14 liter
untuk tiap kantong MU-202 (40 kg).
b. Masukan adukan kering MU-202 kedalam bak adukan.
Aduk campuran di atas hingga rata.
c. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan.
4. Aplikasi untuk acian :
a. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana
umumnya yang kemudian diratakan dengan jidar panjang.
b. Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm,
tergantung kerataan dasar permukaannya.

1.7.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras
untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan
bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas.
Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari acian yang masih basah jatuh atau bepercikan pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-
pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan
timbulnya noda / kotor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 16
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.7.6 Catatan :
Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak dianjurkan untuk menekan,
memutar atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen
atau bahan lain yang meresap air.

1.8. PEKERJAAN SCREED MU-440 DAN MU-445 HEAVY DUTY FLOOR

1.8.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan screed/perataan lantai, sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. Pemakaian
produk Mortar Utama (MU-440 dan MU-445 Heavy Duty Floor)
untuk aplikasi perataan, penambahan ketinggian permukaan lantai
atau sebagai lantai kerja sebelum pemasangan keramik lantai,
Batu Granit lantai dan sejenisnya dengan tebal ≥ 20 mm dan
lantai ekspos.

1.8.2 Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan


sesuai dengan standar acuan produk :
1. DIN 18550
2. DIN 18555

1.8.3 Pengunaan
1. MU-440 dapat diaplikasikan diatas permukaan tanah yang
cukup padat dan rata.
2. MU-445 digunakan screed yang di ekspos (dak atau yang
lainnya)

1.8.4 Metode Pelaksanaan


1. Alat Kerja :

Sendok semen, jidar alumunium, roskam dan waterpass


2. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan ditutup
dengan adukan perata lantai.
b. Bila digunakan secara langsung diatas permukaan
tanah, terlebih dulu permukaannya harus benar-benar
dalam keadaan padat dan rata lalu tutup permukaan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 17
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

tanah dengan pasir urug sebagai dasar lantai kerja


adukan perata lantai.
c. Jika pelaksanaannya diatas beton hendaklah
dibersihkan permukaan tersebut dari kotoran, minyak,
karat, maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan dan apabila dalam keadaan kering basahi
dengan air secara merata.
3. Pelaksanaan
a. Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8 liter untuk tiap 50 Kg
kantong MU-440 atau 4,5 – 5 liter untuk tiap 40 Kg
kantong MU-445 Heavy Duty Floor kemudian masukan
adukan kering MU-440 atau MU-445 Heavy Duty Floor
ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh
kelecakan (consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan
perata lantai.
c. Penghamparan dan perataan adukan baik diatas
permukaan tanah maupun beton dilakukan secara
manual sebagaimana umumnya dengan jidar
alumunium panjang.
d. Sangat dianjurkan setelah perataan permukaan lantai
kerja dengan jidar alumunium agar ditunggu setengah
kering lalu dilakukan.
e. Penghalusan permukaan dengan roskam dimana
berfungsi untuk menghaluskan permukaan

1.8.5 Catatan
1. MU-440 hanya berfungsi sebagai pekerjaan perataan,
penambahan ketinggian permukaan lantai atau sebagai
lantai kerja sehingga masih dibutuhkan topping material
diatasnya seperti keramik atau Batu Granit.

Sedangkan MU-445 Heavy Duty Floor bisa digunakan sebagai


topping material atau diekspos karena mempunyai
compressive strength tinggi, K-300 untuk MU-445 Heavy
Duty Floor, yang bersifat heavy duty dan tahan abrasive.
2. Sebaiknya pembuatan kepalaan (guidance line) pada bidang
lantai telah dikerjakan sebelum pekerjaan penghamparan
adukan (minimal setelah 1 x 24 jam).

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 18
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

3. Pemberian kawat ayam atau fiber mesh pada lapisan perata


lantai sangat dianjurkan untuk ketebalan perata lantai ≥ 40
mm.
4. Pemberian expansion Joint dengan lebar ± 10 mm dengan
kedalaman sesuai ketebalan aplikasi perata lantainya dengan
ukuran maksimal 8mx8m yang disesuaikan dengan kondisi
dilapangan. Sebagai material pengisi dapat digunakan
styrofoam dan untuk permukaannya digunakan sealent.
5. Untuk aplikasi selanjutnya sangat bergantung kepada
topping materialnya, seperti Homogeneous Tile/Keramik
masih memerlukan Perekat Keramik/Homogeneous Tile
Lantai MU-402 dan material tile grout MU-408 sebagai
pengisi nat.
6. Berat kering material MU-440 adalah 50Kg/sak dan berat
basahnya adalah 58Kg/ 1m²/2cm, berat kering material MU-
445 Heavy Duty Floor adalah 40Kg/sak dan berat basahnya
adalah 45Kg/1m²/2cm. Berat kering material Perekat
Keramik/Homogeneous Tile Lantai MU-402 adalah ± 5 Kg/1
m²/ 3 mm.

1.9. PEKERJAAN PEREKAT KERAMIK / HOMOGENEOUS TILE LANTAI /


DINDING MU-402

1.9.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik / homogeneous tile
atau lainnya baik pada dinding maupun lantai, sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.9.2 Jenis Material


1. MU-402 (perekat keramik lantai dan dinding)

1.9.3 Metode Pelaksanaan


1. Alat Kerja :
a. roskam keramik bergigi (sesuai ukuran keramik)
b. electrical mixer
c. palu karet
d. sendok semen
e. waterpass

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 19
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang
keramik, sebaiknya keramik dipasang pada dasar yang
telah cukup stabil & rata
b. Untuk keramik dinding, pemakaian bahan adukan akan
lebih boros pada dasar permukaan dinding pasangan bata
yang tidak diplester.
c. Gunakan terlebih dahulu campuran MU-600 (Pelapis Kedap
Air Berbahan Dasar Semen) bila menginginkan keramik
yang lebih kedap air.
d. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan,
kelurusan & kemudahan pekerjaan pemasangan keramik.
e. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran,
minyak maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan kemudian basahi dengan air.
f. Keramik yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi
terlebih dahulu dengan air selain untuk menghilangkan
debu/kotoran juga untuk mengurangi daya serap keramik
terhadap adukan perekat (untuk homogenous tile dapat
dipasang secara langsung).
3. Pelaksanaan
a. Tuangkan air sebanyak 9,0 – 9,5 liter dan adukan kering
Perekat Keramik ke dalam bak adukan untuk tiap kantong
MU-402.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan perekat
keramik (campuran akan lebih baik & mudah jika
menggunakan electrical mixer).
c. Pemasangan keramik dinding atau lantai dilakukan secara
manual dengan roskam keramik bergigi sebagaimana
umumnya dan tebal perekat yang dianjurkan 3 – 10 mm.

1.10. PEKERJAAN PEREKAT KERAMIK / HOMOGENEOUS TILE DINDING


AREA BASAH MU-485

1.10.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik / homogeneous tile
atau lainnya baik pada dinding area basah, sesuai dengan detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.10.2 Jenis Material


1. MU-485 (perekat keramik / homogeneous tile serbaguna)

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 20
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1.10.3 Metode Pelaksanaan


1. Alat Kerja :
a. roskam keramik bergigi (sesuai ukuran keramik)
b. electrical mixer
c. palu karet
d. sendok semen
e. waterpass
2. Persiapan
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang
keramik/homogeneous tile, sebaiknya keramik dipasang
pada dasar yang telah cukup stabil & rata
b. Untuk keramik dinding, pemakaian bahan adukan akan
lebih boros pada dasar permukaan dinding pasangan bata
yang tidak diplester.
c. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan,
kelurusan & kemudahan pekerjaan pemasangan keramik.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran,
minyak maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan
adukan kemudian basahi dengan air.
e. Keramik yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi
terlebih dahulu dengan air selain untuk menghilangkan
debu/kotoran juga untuk mengurangi daya serap keramik
terhadap adukan perekat (untuk homogenous tile dapat
dipasang secara langsung).
3. Pelaksanaan
a. Tuangkan liquid sebanyak 10 kg dan Masukan powder MU-
485 (40 kg) ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan perekat
keramik (campuran akan lebih baik & mudah jika
menggunakan electrical mixer).
c. Pemasangan keramik dinding atau lantai dilakukan secara
manual dengan roskam keramik bergigi sebagaimana
umumnya dan tebal perekat yang dianjurkan 3 – 10 mm.

1.11. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN MU-382

1.11.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 21
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi dinding-dinding


bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

1.11.2 Bahan-bahan
1. Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bata ringan harus memenuhi standar SNI.
b. Spesi untuk perekatan bata ringan harus memenuhi
standar SNI atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
bata ringan. Dalam hal ini spesi menggunakan mortar
instan MU-382.
c. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9
2. Produk bata ringan yang digunakan adalah ex. Bricon
berukuran 60x20x10 cm.

1.11.3 Alat-Alat Kerja


1. Sendok semen
2. Waterpas
3. trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
4. electrical mixer
5. palu karet
6. gergaji utk bata ringan

1.11.4 Pelaksanaan
1. Pastikan lokasi pemasangan bata ringan sudah sesuai
shopdrawing/gambar rencana yang telah disetujui.
2. Bersihkan dasar permukaan lokasi pemasangan bata ringan
dari debu, kotoran, minyak, setelah itu beri air pada lokasi
tersebut
3. Masukkan air 9 - 9.5 liter/40 Kg MU-382 kemudian campur
dengan adukan kering MU-382 kedalam tempat adukan.
Setelah itu aduk rata campuran MU-382 dengan air tersebut.
4. Sebelum pemasangan, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bata ringan yang akan dipasang.
5. Tuangkan adonan MU-382 pada tiap lapisan bata ringan
setebal 3 mm dengan roskam bergigi 6 mm yang telah
dipersiapkan.
6. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan rata, tahap
pertama setinggi 7 lapis dengan spesi dasar 3 cm dan diikuti
dengan cor kolom praktis. Setelah tahap pertama selesai
biarkan pasangan bata ringan tersebut mengering lebih kurang
3 jam. Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang
ditentukan. Beri ring balk/balok gantung bila tinggi bata ringan
tersebut mencapai 2,4 – 2,5 meter.Pemberian angkur untuk
pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5 baris
terpasang.
7. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12 m2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom dan balok
praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm, dengan 4 buah tulangan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 22
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20 cm,


jarak antara kolom maksimal 3,50 m. Setiap opening baik
opening kaca ataupun jendela harus dibuat kolom dan balok
praktis.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan untuk perancah
sama sekali tidak diperkenankan.
9. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain. Pada pertemuan dengan kolom
utama digunakan adukan MU-830 Patch Crete (Perbaikan
Permukaan Beton) dengan pemakaian air sama jumlahnya
dengan produk MU-382 sedangkan pada pertemuan dengan
balok atau slab beton diberi media penghantar yang flexible
seperti styrofoam. Aplikasi MU-830 Patch Crete (Perbaikan
Permukaan Beton) berbarengan pada saat pemasangan
bataringan MU-382.
10. Pasangan bata ringan harus menghasilkan dinding finish 13 cm
untuk bata ringan tebal 10 cm, 15 cm untuk bata ringan tebal
12 cm dan 23 cm untuk bata ringan tebal 20 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
11. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

1.11.5 Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut
persyaratan teknis dari pabrik pembuat/produsen atau
menurut uraian di atas.
b. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
c. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian
bila hal ini dianggap perlu.
d. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan maka biaya pengujian (dan pengulangan
pengujian) tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 23
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 2
PEKERJAAN LANTAI

2.1. UMUM

2.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan
pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat
ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

2.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan
penutup lantai yang dipakai.
3. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci
pintu, harus dibingkai dengan aluminium yang direkatkan
dengan silicone sealant.
4. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

2.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK GLAZUR

2.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut step-
nosing tangga.

2.2.2 Persyaratan Bahan


Jenis : Glazed Ceramic Tile
ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 24
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Roman.


Ketebalan Minimum : sesuai produk roman
Daya Serap : sesuai produk roman
Kekerasan : sesuai produk roman
Kekuatan Tekan : sesuai produk roman
Daya Tahan Lengkung : sesuai produk roman
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single
Firing,tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-
3) pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : - MU-408 ColorFill
(pengisi nat Interior)
- MU-408 Power Bathroom
(pengisi nat Kamar Mandi)
Bahan Perekat : MU-402

2.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan bernoda.
3. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air
bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,
dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3 mm, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya. Kecuali pemasangan keramik cutting tanpa nat.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 25
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan


memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan
dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak sewaktu
menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus
dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian
dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian
belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar,
demikian juga pengambilan as pemasangan.
14. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam,
basa serta kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan
dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam
setelah keramik dipasang.
16. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar
melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah
naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
17. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang
tidak terkena adukan/air semen.
18. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan
keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
19. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
20. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi,
baik, tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan
kuat.
21. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap
basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di
pasaran.
22. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotorannya.
23. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan,
maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur
expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 26
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2.2.4 Pengendalian Pekerjaan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas.

2.3. PEKERJAAN LANTAI HOMOGENIOUS TILE

2.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut plint
lantai dan step-tile tangga.

2.3.2 Persyaratan Bahan :


Jenis : Homogenious Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Homogeneous Tile untuk lantai yang digunakan adalah produk
Indogress.
Ketebalan Minimum : sesuai produk Pabriknya
Daya Serap : sesuai produk Pabriknya
Kekerasan : sesuai produk Pabriknya
Kekuatan Tekan : sesuai produk Pabriknya
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single
Firing,tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-
3) pasal 33 D ayat 17 – 23
Bahan Pengisi : - MU-408 ColorFill
(pengisi nat Interior)
- MU-408 Power Bathroom
(pengisi nat Kamar Mandi)
Bahan Perekat : MU-402

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 27
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2.3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola lantai.
2. Homogenious tile yang terpasang harus dalam keadaan baik,
tidak retak, tidak cacat dan bernoda.
3. Alas dari lantai homogenious tile di atas plat beton struktur
adalah lantai screed Mortar Utama dengan ketebalan minimal
2-3 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
5. Bahan homogenious tile sebelum dipasang harus direndam
dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai
jenuh.
6. Hasil pemasangan lantai homogenious tile harus merupakan
bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras/balkon.
7. Jarak antara unit-unit pemasangan homogenious tile satu
sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 2 mm,
yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar
dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya. Kecuali pemasangan homogenious tile cutting
tanpa nat.
8. Pemotongan unit-unit homogenious tile harus menggunakan
alat pemotong homogenious tile khusus sesuai persyaratan
dari pabrik.
9. Homogenious tile yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Hospital/ plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan
dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak sewaktu
menerima beban diatasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi homogenious tile harus
dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian
dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
13. Sewaktu homogenious tile dipasang, permukaan homogenious
tile bagian belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
14. Pola pemasangan homogenious tile disesuaikan dengan
gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan.
15. Naad homogenious tile diisi dengan mortar tertentu yang tahan
asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna homogenious tile.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 28
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

16. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam


setelah homogenious tile dipasang.
17. Sewaktu pengisian naad ini, homogenious tile harus sudah
benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi,
celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan homogenious tile yang sudah
terpasang tidak terkena adukan/air semen.
19. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan
keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi,
baik, tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan
kuat.
22. Bila masih diperlukan, Homogenious Tile harus dibersihkan
dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang
ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan,
maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur
expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas.

2.3.4 Pengendalian Pekerjaan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 29
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

3.1. UMUM

3.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dan
mencapai waktu seperti yang disyaratkan. Apabila dipandang
perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

3.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan
pelapis dinding yang dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

3.2. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

3.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas.

3.2.2 Persyaratan Bahan


Bahan Keramik Dinding :
Jenis : Glazed Ceramic Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Produksi : Roman

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 30
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

Ketebalan : sesuai produk roman


Bahan Pengisi : - MU-408 ColorFill
(pengisi nat Interior)
- MU-408 Power Bathroom
(pengisi nat Kamar Mandi)
Bahan Perekat : MU-402

3.2.3 Persyaratan Bahan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 -
1989 - F.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

3.2.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang
menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan
Mortar Utama setebal 1.5 cm, menurut arah permukaan yang
tertera dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut diberi waterproofing
(seperti tercantum dalam pasal 3 ayat 3.4).
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat
Mortar Utama setebal antara 3 – 8 mm. Dengan lebar naad
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm).
Naad ini diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan
yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan
dengan air keras.
4. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan
pendek, harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat
untuk itu (tile acccessories).
5. Pada permukaan dinding beton/bata yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan diatas plesteran, dengan menggunakan
Mortar Utama, diaduk baik. Sehingga mendapatkan ketebalan
dinding seperti tertera pada gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 31
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan


baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak,
gompal atau cacat lainnya.
7. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
8. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.
9. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel,
Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain yang
tertera di dalam gambar.
10. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
Pada Toilet, Spoel Hoek dan Janitor, keramik dipasang setinggi
plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar Toilet. keramik
dipasang setinggi 140 cm dari lantai dan lebar 80 cm.
Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium, keramik dipasang
setinggi 60 cm dari meja beton.
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis
siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding
yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
sebesar 3 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua
garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi
siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan grouting.
15. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara
keramik dinding dengan dinding.

3.3. PEKERJAAN DINDING HOMOGENIOUS TILE

3.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan dinding Homogenious Tile ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 32
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

3.3.2 Persyaratan Bahan


Bahan Homogenious Tile Dinding :
Jenis : Homogenious Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Produksi : Indogress
Ketebalan : sesuai produk Indogress
Bahan Pengisi : - MU-408 ColorFill
(pengisi nat Interior)
- MU-408 Power Bathroom
(pengisi nat Kamar Mandi)
Bahan Perekat : MU-402

3.3.3 Persyaratan Bahan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 -
1989 - F.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

3.3.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang
menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan
Mortar Utama setebal 1.5 cm, menurut arah permukaan yang
tertera dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut diberi waterproofing
(seperti tercantum dalam pasal 3 ayat 3.4).
3. Homogenious Tile tile dipasang dengan menggunakan bahan
Mortar Utama setebal antara 3 – 8 mm. Dengan lebar naad
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm).
Naad ini diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan
yang rata dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan
dengan air keras.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 33
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

4. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan


pendek, harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat
untuk itu (tile acccessories).
5. Pada permukaan dinding beton/bata yang ada, Homogenious
Tile dapat langsung diletakkan diatas plesteran, dengan
menggunakan Mortar Utama, diaduk baik. Sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
6. Homogenious Tile yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap Homogenious Tile harus sama
tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
7. Pemotongan Homogenious Tile harus menggunakan alat
potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
8. Sebelum Homogenious Tile dipasang, Homogenious Tile
terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
9. Pola Homogenious Tile harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan,
Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain
yang tertera di dalam gambar.
10. Ketinggian peil tepi atas pola Homogenious Tile disesuaikan
gambar. Pada Toilet, Spoel Hoek dan Janitor, Homogenious Tile
dipasang setinggi plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar
Toilet. Homogenious Tile dipasang setinggi 140 cm dari lantai
dan lebar 80 cm. Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium,
Homogenious Tile dipasang setinggi 60 cm dari meja beton.
11. Awal pemasangan Homogenious Tile pada dinding dan kemana
sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih
dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
12. Bidang dinding Homogenious Tile harus benar-benar rata,
garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal
pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
13. Homogenious Tile harus disusun menurut garis-garis lurus
dengan siar sebesar 3 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar Homogenious Tile
diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan
dan warnanya akan ditentukan kemudian.
14. Naad-naad pada pemasangan Homogenious Tile harus diisi
dengan bahan grouting.
15. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara
Homogenious Tile dinding dengan dinding.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 34
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

3.4. PEKERJAAN CLADING ALUMINIUM

3.4.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan panel aluminium composite seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.

3.4.2 PENGENDALIAN PEKERJAAN


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan
sesuai dengan standar spesifikasi dari pabrik.
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :
a. AA The Aluminium Association
b. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
c. ASTM American Standard fo Testing Materials.

3.4.3 KOMPONEN
a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm
c.a finished untuk instalasi frame.
b. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm
c. Sealant dan Gasket
1. Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant dan Gasket.
2. Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart
dari pabrik.
3. Lokasi sealant :
a. antara panel aluminium dengan panel aluminium
menggunakan sealent (Neutral / Non Acid) ex MARKS,
GRH SA3200 300ml (non-stain dan weatherproof) atau
Dow Corning 991.

b. antara panel aluminium dengan kaca menggunakan


sealent (Neutral / Non Acid) ex MARKS, GRH SA3200
300ml (non-stain dan weatherproof) atau Dow Corning
991.

3.4.4 BAHAN - BAHAN


a. Bahan
1. Bahan : Aluminium Composite
2. Tebal : 4 mm
3. Berat : 5-6 kg/m2
4. Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
5. Heat Deformation : 200 derajat Celcius
6. Sound Insulation : 24 – 39 dB
7. Finished : Flourocarbond factory finished
8. Warna : lihat gambar / sesuai approval.
9. Aluminium skin thickness : 0,5mm
10. Aluminium alloy : 5005
11. Coating type : PVDF
12. Merk : SEVEN

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 35
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic


c. Bahan composite harus tahan terhadap api / tidak mudah
terbakar (FR/Fire Resistant B1).
d. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan
ditentukan kemudian.
e. Bahan yang digunakan dari produksi SEVEN, MARKS, Alpolic
dengan PVDF 0.5 alloy 5005
f. Garansi 20 tahun
g. Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan
kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas.

3.4.5 PELAKSANAAN
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam
pekerjaan ini dengan menunjukkan surat keterangan referensi
pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek
harus dari satu macam produk saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan
bantu untuk mempermudah serta mempercepat pemasangan
dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti,
tegak lurus dan tepat pada posisinya.
e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara
panel dengan bahan caulking dan sealant hingga rapat dan
tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking dan Sealant
dalam persyaratan ini.
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari
hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini
terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
g. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite
harus merupakan hasil pekerjaan yang rapi dan tidak
bergelombang.
h. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 20
tahun terhadap warna dan kualitas aluminium berupa
Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 36
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 4
PEKERJAAN PARTISI

4.1. PARTISI GYPSUM

4.1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta


pemasangan partisi gypsum board dengan rangka metal stud
ex. Jayaboard dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail
yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

2. Gypsum dipasang pada kedua sisi rangkanya (double


gypsum/dua muka) dan dipasang tegak lurus dari lantai
sampai setinggi plafond (rapat dengan plafond).

3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan


jenisnya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

4. Sistem Pemasangan Partisi Rangka MetalJayaboard terdiri dari


pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum
Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat
dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah
Rangka Boral Metal System (BMSys) yang memproduksi
rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load
bearing) dan system partisi pemikul beban (load bearing).
Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud dan wall track
diperkuat dengan menggunakan lekukan.

4.1.2 Persyaratan Bahan

1. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan
ketebalan 12 mm. Finishing gypsum dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap
bahaya kebakaran minimal 60 menit.
2. Rangka Partisi

Rangka partisi menggunakan metal stud merk Jayaboard.


Apabila ada yang memakai rangka kayu di tempat tertentu,
seluruh rangka kayu harus diserut hingga lurus dan di-
treatment dengan bahan anti rayap. Ukuran dan Tipe sesuai
gambar. Ketebalan partisi adalah 100 mm.Sistem
Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari
pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 37
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat


dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah
Rangka Boral Metal System (BMSys) yang memproduksi
rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load
bearing) dan system partisi pemikul beban (load bearing).
Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud dan wall track
diperkuat dengan menggunakan lekukan.

4.1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus
dibuat/didirikan tegak lurus dengan lantai.
2. Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-
bagian struktur gedung, disekrup dan lain-lain, agar tidak
mudah roboh bila kena benturan.
3. Panel gypsum dipasang rata di kedua sisi tanpa ada
sambungan horizontal ditengahnya. Semua sambungan antar
panel gypsum harus di tengah dengan paper tape dan ditutup
dengan joint compound dan diamplas halus dengan
permukaan yang rata. Panel gypsum harus ditempel pada
rangka-rangkanya dengan sekrup khusus (standart) dengan
jarak ke arah horizontal maximal 60 cm arah vertikal 40 cm,
kecuali untuk bagian tepinya.
4. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan
skrup fiser S6 atau jika kondisi lapangan memaksa boleh
menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm, setiap jarak 30
cm.
5. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan paku
full drat S 6 dengan jarak skrup maximal 30 cm dengan skrup
lainnya.

4.1.4 Cara Pemasangan


Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu
memperhatikan/mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah
ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan yang
dikeluarkan dari Pabrik Produksi gypsum board, kecuali dalam
keadaan tertentu yang menghendaki lain, yang sudah mendapat
petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

4.2. PEKERJAAN DINDING PARTISI CUBICLE PHENOLIC

4.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan cubicle toilet seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 38
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang


ditunjukkan dalam gambar.
3. Merk yang digunakan adalah Winas

4.2.2 Pengendalian Pekerjaan


1. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan sesuai dengan standar dan spesifikasi dari pabrik.
2. Bahan-bahan yang dipakai harus memenuhi standar-standar
antara lain :
a. ASTM : American Society for Testing and Materials
b. BS : British Standard
c. DIN : Deutsches Institut fur Normung
d. NEN : Netherlandse Normen
e. NF : Norme Francaise
f. NEMA : National Electrical Manufactures Association
g. ISO 9001 dan ISO 14001

4.2.3 Komponen
1. Pintu Cubicle lengkap dengan aksesoris.
2. Kaki alumunium.
3. Mohair strip
4. Head section alumunium.
5. Alumunium U-Channel
6. Skrup

4.2.4 Bahan-Bahan
1. Spesifikasi Bahan :
a. Tebal : 12 mm
b. Tahan terhadap benturan
c. Tahan air
d. Warna : ditentukan kemudian
e. Sistem/Asesories : alumunium
2. Bahan yang digunakan produksi dari Winas.
3. Kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan supply yang
dikeluarkan oleh distributor dan didukung oleh pihak pabrik
atau principal yang mencantumkan nama proyek dan
perkiraan volumenya.
4. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-
contoh bahan kepada Direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan Pemberi tugas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 39
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

4.2.5 Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam
pekerjaan ini dengan menunjukan surat keterangan referensi
pekerjaann-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada direksi
lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Toilet Cubicle yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan
bantu untuk mempermudah serta mempercepat pemasangan
dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4. Metode pemasangan antara lain :
a. Kondisi lapangan sudah terpasang keramik, saniter, dll
b. Pemasangan Panel dan asesorisnya.
5. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan
pembersih yang cocok sangat tergantung pada penggunaan.
Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau
sikat lembut Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan
dengan aceton.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 40
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 5
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

5.1. UMUM

5.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah
semua peralatan yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-
kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan
penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Perencana,
Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat
dalam rencana langit-langit haruslah mengacu pada gambar
mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya
memuat tata letaknya saja.

5.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan
contoh/sample bahan penutup langit-langit dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa
sehingga diperoleh bidang langit-langit yang rata, datar dan
tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah
pada waktu pemasangan harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang
mungkin terjadi terhadap :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-
bagian partisi yang harus disangga oleh rangka langit-
langit.
b. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan
(man-hole).
c. Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat
penggantung, sehingga langit-langit menjadi bergelombang
karenanya.
d. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat
maintenance pada langit-langit di luar bangunan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 41
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

5.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

5.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta
pemasangan langit-langit gypsum board dengan rangka besi
hollow 4x4 cm tebal 0.4 mm sebagai rangka utama dan 4x2 cm
tebal 0,4 mm sebagai rangka pembagi, yang dipasang pada
ruang-ruang rawat inap, koridoratau disebutkan dalam gambar.

5.2.2 Pengendalian Pekerjaan


Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di
dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 - 1961

5.2.3 Bahan-bahan

5.2.3.1 Gypsum Board


Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard
dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm. Finishing
Gypsum Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN
CAT.

5.2.3.2 Rangka Langit-langit


Rangka langit-langit menggunakan Galvanis 4x4 cm
dan 4x2 tebal 0.4 mm. Rangka hollow di pasang
dengan modular 60x60 cm untuk plafond datar
sedangkan untuk drop ceilling mengikuti pola gambar
atau sesuai ketentuan pabrik gypsum.

5.2.3.3 Baja Penggantung


Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang
dapat distel agar seluruh sistem langit-langit dapat
tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem
lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan
sebagainya.

5.2.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai
sebagai pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 42
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

5.2.4 Pelaksanaan

5.2.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Board


1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka
hollow 4x4 cm dan 4x2 cm dengan bentuk, ukuran
dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan
harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari
pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit
dipasang rata sesuai ukuran yang telah ditentukan.
Batang hollow yang dipasang di pasangan bata
harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm.
Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru
dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik,
lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak
disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada
pelat beton dan atau atap dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized suspension /
kawat seng BWG 14 yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga
seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat
pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah
bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,
seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang
dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban
mechanical electrical equipment yang terletak di
plafon.

5.2.4.2 Pekerjaan langit-langit Gypsum Board


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah
gypsum board dengan ukuran sesuai dengan
gambar.
2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board
yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
retak, gompal atau cacat-cacat lain dan telah
mendapat persetujuan dari Pengawas.
3. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan
sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah
gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 43
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

bergelombang dan sambungan antara unit-unit


gypsum board harus tidak kelihatan.
4. Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan
ditentukan kemudian.
5. Semua sambungan antar gypsum board didempul
dengan bahan tertentu sesuai tatacara dan teknis
dari pabrik. Sambungan gyspum harus didempul
dan compound sehingga rata menutupi sambungan
tanpa ada retakan.

5.3. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM WET AREA

5.3.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta
pemasangan langit-langit gypsum wet area dengan
rangkagalvanis hollow 4x4 cm dan 4x2 cm tebal 0.4 mm, di ruang
yang berhubungan dengan elektrikal dan mekanikal, dan
pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam
gambar dan atas petunjuk Pengawas.

5.3.2 Pengendalian Pekerjaan


Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di
dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 - 1961

5.3.3 Bahan-bahan

5.3.3.1 GYPSUM WET AREA


Gypsum Wet Area yang dipakai adalah merk Jayaboard
atau yang setara dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9
mm. Finishing Gypsum Wet Area dicat sesuai dengan
Pasal PEKERJAAN CAT.

5.3.3.2 Rangka Langit-langit


Rangka langit-langit menggunakan rangka hollow 4x4
cm dan 4x2 cm. Jarak rangka rangka hollow 60 x 60
cm atau sesuai rekomendasi pabrik.

5.3.3.3 Baja Penggantung


Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang
dapat distel agar seluruh sistem langit-langit dapat
tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem
lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan
sebagainya.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 44
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

5.3.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai
sebagai pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

5.3.4 Pelaksanaan

5.3.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Wet Area


1. Rangka langit-langit gypsum wet area
menggunakan rangka hollow 4x4 cm dan 4x2
cmdengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan
sesuai dengan gambar dan harus sesuai tata cara
dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit
dipasang rata sesuai ukuran yang telah ditentukan.
Batang hollow yang dipasang di pasangan bata
harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm.
Pada sambungan antar modul dilas dan di sekru
dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik,
lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak
disetujui oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada
pelat beton dan atau atap dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized suspension /
kawat seng BWG 14 yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga
seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat
pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah
bentuk lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,
seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang
dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban
mechanical electrical equipment yang terletak di
plafon.

5.3.4.2 Pekerjaan langit-langit Gypsum Wet Area


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah
gypsum wet area dengan ukuran sesuai dengan
gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 45
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Gypsum wet area yang dipasang adalah


gypsumyang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lain dan telah
mendapat persetujuan dari Pengawas.
3. Gypsum wet area dipasang dengan cara
pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah gypsumterpasang, bidang permukaan
langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak
bergelombang dan sambungan antara unit-unit
gypsum board harus tidak kelihatan.
4. Finishing gypsum wet area adalah cat emulsi untuk
interior dan cat acrylic untuk ekterior, warna akan
ditentukan kemudian.
5. Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access
panel pada langit-langit yang dapat dibuka, tanpa
merusak gypsum dan sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/pemeliharaan instalasi
Mekanikal-Elektrikal.
Semua sambungan antar gypsum wet area
didempul dengan bahan tertentu sesuai calsiboard.
Didempul dan compound sehingga rata menutupi
sambungan tanpa ada retakan.

5.4. PEKERJAAN LIST PLAFOND SHADOWLINE

5.4.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan list plafond shadowline, yaitu
pada bagian tepi plafond yang berbatasan dengan
dinding/balok/kolom, dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam
gambar pelaksanaan.

5.4.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk.

5.4.3 Bahan-Bahan
Bahan list plafond shadowline adalah dari produksi Jayaboard Tipe
PN 307 yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Perencana.

5.4.4 Metode Pelaksanaan


List plafond shadowline dipasang dengan rapi pada bagian tepi
plafond yang berbatasan dengan dinding/balok/kolom, dan lain-
lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan, sehingga
pada bagian tersebut kelihatan bagus, lurus, tidak cacat sehingga
Konsultan Pengawas bisa menerima dan menyetujui pekerjaan
tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 46
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 6
PEKERJAAN PENGECATAN

6.1. UMUM

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali


ditentukan lain) dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini
termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar,
uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja. Semua
pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari
pabrikan. Cat yang digunakan adalah merk DULUX. Untuk dinding
luar menggunakan Dulux Professional Weathershield E1000
sedangkan untuk dinding dalam menggunakan Cat Antibakteria
Dulux EasyClean Anti-Viral untuk area pelayanan medis dan rawat
inap dan Dulux Professional Diamond StainResist untuk area servis
dan lainnya, warna ditentukan kemudian. Untuk Plafon
menggunakan Dulux Professional Diamond Ceiling. Semua
pekerjaan pengecatan harus mendapat garansi dari pabrik. Untuk
cat eksterior bergaransi minimal 5 tahun.

6.1.2 Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan
NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang
bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik
tersebut mengenai hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang
digunakan, antara lain :
a. Segel kaleng.
b. Test laboratorium Pabrik.
c. Hasil akhir pengecatan.
3. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi
tertulis dari produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas.
Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib
menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3
contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 47
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

ukuran 40 x 40 cm dengan teknik duco lengkap PVC edging


di sudut – sudut sisi, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik.

6.1.3 Pelaksanaan

6.1.3.1 Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus
ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/
penggantian, bahan pengganti harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan
dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan
hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan
mengurangi kualitas pengecatan dalam keadaan
terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-
benar sudah dipersiapkan untuk pengecatan,
sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang
bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus
benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu
bidang, harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Sebelum memulai
pengecatan, Kontraktor wajib melakukan
percobaan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu
pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara
gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor harus

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 48
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

segera melaporkannya kepada Konsultan


Pengawas.
8. Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/
mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemberi Tugas.
9. Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik
DULUX.

6.1.3.2 Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai
dengan prosedur dan teknik pengecatan DULUX.
Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan
pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan
tebal lapisan penutup minimal sama dengan
persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau
semprotan dan roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan
pada evaluasi pabrik cat yang dipilih atau ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai
kuas. Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila
disetujui Konsultan Pengawas.
4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau
cat akhir yang kurang menutupi, atau lepas.
Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan
pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat
persetujuan. Pekerjaan termasuk penggunaan
ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan
dengan kain kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak
mengotori dan menggangu pekerjaan finishing lain,
atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 49
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas


tanggungan Kontraktor.

6.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan percobaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak
disetujui Konsultan Pengawas harus diulangi/diganti, atas
biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor
harus memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua
pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
3. Konsultan Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan
syarat-syarat yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun
atas petunjuk Konsultan Pengawas. Peralatan untuk
pengujian disediakan oleh Kontraktor.
4. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan
pengujian bila dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan
pengujian merupakan tanggung jawab Kontraktor.

6.1.5 Pengamanan Pekerjaan


1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari
pekerjaan-pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga
daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya
sampai cat tersebut kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain
yang dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting,
kusen-kusen dan sebagainya dengan cara
menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab
memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 50
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

6.2. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUMBOARD DAN LANGIT-


LANGIT BETON EKPOSE

6.2.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit


gypsum board/beton ekspose dengan finishing cat Dulux
Professional Diamond Ceiling di seluruh area atau sesuai dengan
gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

6.2.2 Bahan-bahan

Cat Plafon menggunakan Dulux Professional Diamond Ceiling

yang terdiri dari:


1. Untuk Cat Plafon :
a. Primer :
Dulux Professional Interior Sealer A700
b. Second Coat :
Dulux Professional Diamond Ceiling
c. Finish Coat :
Dulux Professional Diamond Ceiling

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

6.2.3 Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit
harus diperhatikan mengenai:
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah
dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
b. Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna
sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
c. Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-
lubang atau cacat lain.
d. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala
noda atau kotoran/debu.
e. Tekstur hasil penyemprotan cat harus merata.
2. Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat,
dilakukan pengecatan dengan lapisan - lapisan sebagai
berikut :
a. 1 lapis Dulux Professional Interior Sealer A700
b. 3 lapis Dulux Professional Diamond Ceiling

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 51
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

6.3. PENGECATAN DINDING BATA RINGAN

6.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata ringan seperti
yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas, antara lain:
a. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar
seperti dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
b. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan
dalam SNI. T11 - 1990 - F.
c. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti
yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk
Konsultan Pengawas.

6.3.2 Bahan-bahan

Cat menggunakan merk DULUX yang terdiri dari:


1. Untuk Cat Exterior (Weathershield) :
a. Primer :
Dulux Professional Weathershield Sealer E1000
b. Second Coat :
Dulux Professional Weathershield E1000
c. Finish Coat :
Dulux Professional Weathershield E1000

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

2. Untuk Cat Interior (Anti Bakteria) :


a. Primer :
Dulux Professional Interior Sealer A700
b. Second Coat :
Dulux EasyClean Anti-Viral
c. Finish Coat :
Dulux EasyClean Anti-Viral

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 52
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

3. Untuk Cat Interior Lainnya :


a. Primer :
Dulux Professional Interior Sealer A700
b. Second Coat :
Dulux Professional Diamond StainResist
c. Finish Coat :
Dulux Professional Diamond StainResist

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

6.3.3 Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding
tersebut, maka harus diperhatikan permukaan plesterannya
dari :
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah
dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
b. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai
dengan pola yang telah ditentukan.
c. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan
hasil yang rata dan halus.
d. Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai
dengan ketentuan pabrik.
e. Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh
alat ukur khusus yang sesuai dengan ketentuan pabrik.
f. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala
noda-noda atau kotoran/debu.
g. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding
tidak diplester, maka Kontraktor harus memeriksa
apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
2. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan
pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. 1 lapis Dulux Professional Weathershield Sealer E1000
/ Dulux Professional Interior Sealer A700
b. 3 lapis Dulux Professional Weathershield Sealer E1000
/ Dulux EasyClean Anti-Viral / Dulux Professional
Diamond StainResist

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 53
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

3. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau


roller, dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan
dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
4. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus
dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai
1.5 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang
paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.

6.4. PENGECATAN PARTISI GYPSUM

6.4.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding partisi gypsum seperti


yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas, antara lain:
1. Pengecatan seluruh dinding partisi gypsum seperti dalam
gambar danpetunjuk Konsultan Pengawas.
2. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam
SNI.T11 -1990 - F.

6.4.2 Bahan-bahan

Cat menggunakan merk DULUX yang terdiri dari:


1. Untuk Cat Interior (Anti Bakteria) :
a. Primer :
Dulux Professional Interior Sealer A700
b. Second Coat :
Dulux EasyClean Anti-Viral
c. Finish Coat :
Dulux EasyClean Anti-Viral

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

2. Untuk Cat Interior Lainnya :


a. Primer :
Dulux Professional Interior Sealer A700
b. Second Coat :
Dulux Professional Diamond StainResist
c. Finish Coat :
Dulux Professional Diamond StainResist

Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 54
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

6.4.3 Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding
partisi tersebut, maka harus diperhatikan permukaannya
dari :
a. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah
dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
b. Permukaan partisi gypsum harus datar dan sempurna
sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
c. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala
noda-noda atau kotoran/debu.
2. Setelah permukaan dinding partisi gypsum siap untuk dicat,
dilakukan pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai
berikut:
a. 1 lapis Dulux Professional Interior Sealer A700
b. 3 lapis Dulux EasyClean Anti-Viral / Dulux Professional
Diamond StainResist
3. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau
roller, dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan
dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
4. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus
dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai
1.5 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang
paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.

6.5. PEKERJAAN CAT DUCO

6.5.1 Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan


pengecatan pada permukaan logam/besi/kayu yang ditentukan
yaitu pada daun pintu besi dan daun pintu kayu.

6.5.2 Ketentuan

6.5.2.1 Warna cat

Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana


berdasarkan contoh dan katalog yang diajukan oleh
pelaksana pekerjaan atau sesuai standar yang dimiliki

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 55
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

oleh bagian Logistik/Pemberi Tugas. Cat yang


dipergunakan harus ramah lingkungan dan tidak
mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia.

6.5.2.2 Peralatan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini,
pelaksana pekerjaan harus menggunakan
peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut
ketentuan atau rekomendasi yang dikeluarkan
oleh pabriknya.
2. Pengecatan harus menggunakan alat semprot
yang dilengkapi dengan kompresor
3. Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan
tidak boleh membahayakan manusia.

6.5.2.3 Penyerahan

Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus


menyerahkan:
1. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat
dan bahan-bahanlain yang diperlukan guna
pelaksanaan pekerjaan antara lain contoh bahan-
bahan secara lengkap, kartu warna, aturan,
prosedur, peralatan yang harus dipakai serta data
teknis yang berisi keterangan sifat dan ketahanan
bahan cat serta jaminan ramah lingkungan dan
ramah manusia.
2. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam
komposisi lengkap. Keseluruhan ini diperlukan
guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
3. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil
pengecatan.

6.5.3 Bahan-bahan

6.5.3.1 Bahan/jenis cat

Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk


DULUX, NIPPON atau Setara dengan warna yang akan
ditentukan kemudian oleh konsultan perencana.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 56
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

Pemakaian jenis cat disesuaikan denganketentuan yang


tercantum dimasing-masing gambar rencana. Cat tidak
boleh mengandung bahan yang membahayakan
manusia/lingkungan.

6.5.3.2 Bahan penguat tepi sudut

Edging coat menggunakan PVC bening dengan


prosedur tertentu sesuai dengan aturan aplikasi.

6.5.3.3 Bahan dempul

Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester


lengkap dengan bahan campuran untuk pengenceran
dari merk Sampolac, Danagloss, Impra atau merk lain
yang setara dan disetujui. Dempul tidak boleh
mengandung bahan beracun/berbahaya seperti timah,
air raksa, dan sebagainya.

6.5.3.4 Peralatan kerja

Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis


pelaksanaan pekerjaan serta yang direkomendasikan
oleh pabriknya.

6.5.4 Pelaksanaan

6.5.4.1 Persiapan
1. Semua bahan, peralatan dan penunjukan
pemakaian/pelaksanaan yang dikeluarkan dan
pabriknya harus dipersiapkan sebelum
pelaksanaan dimulai.
2. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat
harus dalam keadaan bersih, kering serta rata
dan datar.

6.5.4.2 Pelaksanaan pengecatan


1. Komponen dari logam/besi/plywood yang akan
dicat duco harus sudah dibentuk/dikerjakan
permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti
tertera di dalam gambar rencana.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 57
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat


harus dalam keadaan halus,bersih, kering serta
rata atau datar
3. Permukaan yang tidak datar harus didempul
terlebih dahulu dengan menggunakan bahan
dempul yang telah ditentukan dan dengan
tatacara menurut petunjuk dari pabriknya.
4. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan
aturan yang dikeluarkan dari pabriknya, baik
mengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi
permukaan bidang pengecatannya.
5. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada
permukaan logam/besi yang menggunakan cat
adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan permukaan bidang cat.
b. Dicat dasar.
c. Didempul dengan sanpolac dan diampelas,
epoxy.
d. Dicat dasar.
e. Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan
cat minimal 3 mikron.
f. Hasil pengecatan harus rata dan halus serta
kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca
atau keadaan sekelilingnya.
g. Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores,
dilakukan seperti disyaratkan pada
fabrikannya dan dikerjakan ditempat
tertentu saja yang dijelaskan dalam
dokumen spesifikasi ataupun gambar.
h. Diperoleh permukaan yang rata, kuat
dengan sisi sudut terlapisi PVC edging.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 58
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

7.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

7.1.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, back
mullion, kusen bouvenlicht seperti yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

7.1.2 Persyaratan Bahan

7.1.2.1 Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan
dalam:
1. The Aluminium Association (AA)
2. Architectural Aluminium Manufactures Association
(AAMA)
3. American Standards For Testing Material (ASTM)

7.1.2.2 Kusen Aluminium yang digunakan

1. Bahan
Dari bahan aluminium framing system buatan
Alutama.

2. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.

3. Ukuran Profil
a. Ukuran Proril 100x40x1.35 mm digunakan
untuk semua kusen.
b. Ketebalan 2.5 mm digunakan untuk curtain
wall.

4. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau
kemiringan.

5. Powder Coating

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 59
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

Ketebalan lapisan diseluruh permukaanaluminium


adalah 60 mikron dengan warna white atau
ditentukan lain oleh Pengawas.

6. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipecampuran
(“Alloy”) dan ketebalan “Powder Coating”.
Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti
keaslian barang/bahan dengan “Certificate of
Origin” dari pabrik yang disetujui Pengawas.

7.1.2.3 Kadar Campuran :


Architectur Albillet 45 (AB45) atau yang setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut : Ultimate
Strength 28.000 psi Yield aluminium adalah 18 mikron.

7.1.2.4 Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus
menggunakan bahan sejenis silicon sealant yaitu
“Silicon Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau
yang setara.

7.1.2.5 Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas
contoh potongan kusen aluminium dari ukuran 40 cm,
beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen.
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk
dikonsultasikan dengan Pengawas.

7.1.2.6 Penyimpanan dan Pengiriman


Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan
dijaga agar tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain
serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.

7.1.2.7 Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather
strip dari vinyl dan pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking
dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.

7.1.2.8 Bahan Finishing


Finishing untuk permukaan kusen pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton,
adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 60
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic


varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui
Pengawas.

7.1.2.9 Syarat lainnya


1. Persyaratan bahan yang digunakan harus
memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
2. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type
harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.
3. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15
m3/hr dan terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang
harus disertai hasil test.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi
terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum
proses fabrikasi warna, profil-profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap
unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang
telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu.

7.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus
diketahui) serta membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon)
dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh
mata.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 61
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan


teliti dengan sekrup, rivet dan harus cocok. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2,3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
dan ditempatkannya pada interval 300 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga
hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup
oleh sealant yang sudah disetujui Pengawas.
9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana
kusen aluminium akan kontak dengan besi,tembagaatau
lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding
adalah 10 - 25 mm yang kemudian diisi dengan beton
ringan/grout.
11. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen
yang diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur adalah
3 mm.
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara,
terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding
agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya
dibuat fixed dengan beads. Beads dimaksud harus dari
aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing
untuk penahan air hujan.
15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah
mendapat persetujuan Pengawas.
16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar
tegak lurus terhadap gari horizontal. Jarak pemasangan kisi-
kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah
terpilih dan tidak ada bagian yang cacat atau tergores.
18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi
dari produsen atau yang disetujui Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 62
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

19. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan


yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
20. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem
kosen penggantung.

7.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan
yang telah disetujui Pengawas.
2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan
sudut harus 90. Apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar
atas biaya Kontraktor.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan
sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna
dan harus sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak
boleh timbul getaran ; apabila masih terjadi getaran, maka
profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas biaya
Kontraktor.

7.1.5 Pengamanan Pekerjaan


1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan
kusen dapat dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi
dengan “Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar
terlindung dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya,
bahan pelindung harus segera digunakan. Bahan aluminium
yang terkena bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
4. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau
anti corrosive treatment dengan insulating material seperti
asphaltic varnish atau yang lainnya.
5. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar
bangunan maka sekeliling kaca yang berhubungan langsung
dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 63
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

7.2. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

7.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil
kaca seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

7.2.2 Persyaratan Bahan :

7.2.2.1 Bahan Rangka


1. Dari bahan aluminium framing system, dari produk
dalam negeri merk Alutama.
2. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar
perencanaan
3. Warna profil aluminium framing colour powder
coating. Warna yang digunakan adalah warna putih
atau ditentukan kemudian.
4. Lapisan powder coating minimal 60 mikron. Tebal
bahan minimal 1.35 mm.
5. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi
terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan
bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan
oleh Pengawas.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus
memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
7. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka
aluminium, seperti yang ditunjukkan dalam
gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.

7.2.2.2 Penjepit Kaca


Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang
bermutu baik dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dari pabrik. Pemasangan disyaratkan hanya
1 (satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat
structural seal.

7.2.2.3 Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela


1. Bahan untuk kaca pintu frameless menggunakan
kaca tempered 12 mm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 64
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Bahan untuk kaca pintu rangka aluminium


menggunakan non tempered 6 mm.
3. Bahan untuk kaca jendela mati yang menerus dari
lantai sampai balok, menggunakan kaca tempered
12 mm (lihat gambar).
4. Bahan untuk kaca jendela hidup dan jendela mati
yang menerus dari lantai sampai setinggi 220 cm,
menggunakan kaca non tempered 8 mm.
5. Kaca-kaca interior menggunakan tipe clear,
demikian juga kaca-kaca eksterior menggunakan
tipe clear atau kaca polos non tempered 8 mm.
6. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas
noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lainnya dari produk Asahimas

7.2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di
tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka
aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat
penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
5. Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat
pada permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang serta tidak melintir.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 65
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

7.3. PEKERJAAN DAUN PINTU KACA, FRAMELESS DAN JENDELA KACA


MATI

7.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk
pengangkutan serta pemasangan material, angkur, bobokan
dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian dengan lantai
dan langit-langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu
kaca.
2. Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

7.3.2 Bahan-Bahan
1. Kaca yang digunakan untuk daun pintu ini adalah jenis
Tempered produksi Asahimas dengan ketebalan 12mm atau
sesuai gambar.
2. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan
kaca polos produksi Asahimas, dengan ketebalan 6 mm atau
sesuai gambar.
3. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe clear atau kaca polos
non tempered 8 mm, demikian juga untuk interior
menggunakan tipe Clear juga.
4. Shop Drawing dan Contoh
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau pernyataan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
e. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara
dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain
oleh Pengawas.
f. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
g. Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil
alih Pengawas yang kemudian akan diinformasikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 66
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

h. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,


baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di
lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Kontraktor
tanpa biaya tambahan.

7.3.3 Pelaksanaan

7.3.3.1 Persyaratan Pekerjaan


1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan
serta ketentuan teknis yang harus dipenuhi
menurut brosur produksi yang nantinya terpilih
atau petunjuk Pengawas.
2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui
oleh Pengawas.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi
dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui.
4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari
goresan/gompel (Chipping), diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus,
dan harus digosok tepinya dengan “sander” pada
tingkat 120 mesh atau lebih.

7.3.3.2 Pekerjaan Pemasangan


1. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua
pekerjaan pemasangan kaca yang disebutkan
dalam gambar seperti partisi, pintu, jendela dll.
2. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai
dengan petunjuk gambar uraian dan syarat
pekerjaan tertulis serta petunjuk Pengawas dan
Konsultan Perencana.
3. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka
aluminium sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
4. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang
dipakai untuk pemasangan ini apakah telah sesuai
dengan petunjuk gambar dan spesifikasi bahan
kusen/kerangka yang terpasang.
5. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca
dengan rangka aluminium yang berhubungan
dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai
sealant sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang
tampak dari kaca dan kerangka.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan
rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 67
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas


goresan.
7. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan
bermutu baik (polysulfids).
8. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat
insulasi panas yang tinggi, seperti neoprene, foam
dan polyethylene.
9. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene
dengan kekerasan 90 derajat atau lebih pada sisi
bawah kaca dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max
50 mm
b. Lebar : Tebal kaca + 5 mm
c. Tebal : 5 mm s/d 12 mm

7.3.3.3 Pekerjaan Perapihan


1. Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat
dari pekerjaan pembobokan, pemasangan, dan lain-
lain yang berkaitan terhadap bagian-bagian
dinding, lantai dan langit-langit yang berdekatan
dengan tempat pekerjaan tersebut.
2. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya,
maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa
biaya tambahan.

7.3.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku
ini serta ketentuan teknis dalam brosur produk bahan tersebut.
2. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi,
akibat pemasangan list.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna
dan tidak bergeser dari sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang,
apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut
harus dibongkar atas biaya Kontraktor.

7.4. PEKERJAAN DAUN PINTU BESI KUPPE

7.4.1 Lingkup Pekerjaan


1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 68
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

2. Pintu-pintu besi untuk ruang-ruang yang tersebut dalam


gambar.

7.4.2 Bahan-bahan
1. Rangka besi siku produksi Kuppe.
2. Penutup dengan pelat besi 2 (dua) lapis, tebal 5.5 mm,
produksi Kuppe.

7.4.3 Pelaksanaan
a. Pemotongan besi siku untuk sambungan bersudut 45 derajat
harus dilakukan dengan sempurna dan rapi.
b. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan
harus mempunyai jarak +/- 2 mm. Pengelasan pelat besi siku
sedemikian rupa agar tidak terjadi gelombang-gelombang;
sehingga permukaan pelat rata. Pengelasan/penyambungan ini
harus kuat, dengan menggunakan las listrik.
c. Bekas-bekas pengelasan harus dirapikan dengan gurinda atau
alat lain, agar didapatkan suatu permukaan yang rata.
d. Untuk mencegah terjadinya karat/korosi, sebelum difinish,
baja siku atau pelat besi harus dilindungi dengancat meni besi
yang telah disetujui Pengawas.
e. Penutup pintu besi difinish meni dan cat besi; warna akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas.
f. Tinggi garis terendah pintu shaft adalah 100 cm dari
permukaan lantai.
g. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

7.5. PEKERJAAN DAUN PINTU BESI TAHAN API KUPPE

7.5.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaKsanakn
pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar, yaitu kusen-
kusen, pintu-pintu besi tahan api pada ruang tangga darurat
sesuai pada gambar. Pintu tahan api harus mempunyai minimal
fire rated 2 jam.

7.5.2 Bahan-bahan
Pintu besi tahan api menggunakan rangka dan panil besi ex.
Kuppe dengan ukuran serta cara pemasangan seperti dalam
gambar dan petunjuk pabrik.
Shop Drawing

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 69
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1. Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan dokumen


kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar
pelaKsanaan/dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas tercantum semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan,
atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap
dalam gambar pelaKsanaan sesuai dengan spesifikasi gambar.
4. Gambar shop drawing yang diajukan Kontraktor sebelum
dilaKsanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas.
5. Kontraktor wajib memperlihatkan terlebih dahulu contoh bahan,
perlengkapan, cara pemasangan serta “sertifikat garansi” dari
bahan dan sistem yang akan digunakan untuk diperiKsa dan
disetujui Pengawas.

7.5.3 Pelaksanaan
1. Pintu-pintu besi tahan api harus dilaKsanakan dan dipasang
dengan baik sesuai dengan persyaratan/ketentuan dari pabrik
pembuatnya dan telah disetujui Pengawas.
2. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor wajib
mengganti tanpa biaya tambahan.

7.6. PEKERJAAN PINTU OTOMATIS TORMAX

7.6.1 Lingkup Pekerjaan


1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja dan alat-alat
bantunya untuk seluruh perlengkapan pintu sesuai gambar
rencana, brosur dan petunjuk Pengawas atau MK.
2. Pemberi garansi spare parts secara tertulis selama 2 sampai
dengan 5 tahun. Merk menggunakan Tormax.

7.6.2 Perlengkapan Pintu (Sliding)


1. Data dan “features” yang dipersyaratkan
a. Type – Approved/Ce
Menjamin bahwa electronic yang digunakan tidak
memberikan gangguan pada system pancaran dan
electronic lain disekitarnya.Control program yang
mengatur variasi gerakan pintu berupa posisi Control
Program di :

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 70
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1. Off, pintu menutup dan terkunci secara electro -


mechanical lock.
2. Automatic, pintu membuka max dan menutup
setiap kali diaktifkan oleh radar movement
detectors atau activators lainnya.
3. Self Regulating partial opening, pintu membuka
sebagian sesuai dengan lebar bukaan yang
dikehendaki setiap saat bisa dirubah lebarnya, dan
pintu akan secara automatic membua maximum
jika terjadi lalu lintas yang terus menerus.
4. Exit, pintu hanya akan terbuka jika diaktifkan dari
dalam ruangan saja. (One-Way).
5. Permanent Open, Pintu akan selalu dalam kondisi
terbuka terus menerus.
b. Battery Pack, sangat berguna untuk membuka kunci
electro-mechanical lock saat listrik padam atau saat
sedang digunakan tiba-tiba listrik mati, maka pintu
secara otomatis akan terbuka sendiri.
c. Night/Bank Control, saat pintu dalam kondisi terkunci
pada malam hari, kita dapat membuka pintu keluar
dengan menggunakan activators misalnya push button,
access card dan lain-lain, bila :
1. Ada aliran listrik
2. Tidak ada aliran listrik
d. Photo Elctric Ligth Barrie Control, system pengaman
tambahan, dipasang di kiri dan kanan gawang main
entrance, terletak pada ketinggian +/- 1.00 m diatas
lantai untuk mencegah pintu tidak akan menutup jika
masih ada orang berdiri di lalu lintas gerakan pintu.
e. Interlock Control/Air Lock Control, jika menggunakan 2
unit siding automatic, terletak saling berhadapan maka
unit II tidak akan terbuka jika unit I belum menutup.
f. Connection for emergency power supply module, yaitu
sejenis UPS pada computer menjaga agar pintu masih
dapat dioperasikan normal walaupun listrik padam.
1. Floating contact, di mana automatic sliding dapat
dihubungkan ke berbagai macam control system
yang lain, misal Fire Alarm, BAS, Security System
dll
2. Digital Operating Cycle Control, untuk menghitung
jumlah buka tutup pintu selama pintu diperasikan.
Jika listrik padam atau control program pada posisi
OFF, maka perhitungan cycle mulai dari nol lagi.
g. Self Monitoring, misalnya :

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 71
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

1. Setiap 4 jam mengontrol apakah baterry pada


photo electric light barrier, electro mechanical
lock, da lain-lain dalam keadaan baik.
2. Dengan hand terminal dapat dimonitor 3 macam
kerusakan terakhir yang terjadi.
h. Self Teaching, dapat mengatur sendiri batas optimum
system gerakan pintu, misalnya kecepatan buka tutup
pintu tidak akan melampaui batas kecepatan
maximum.
i. Visual Fault indicator yaitu :
Lampu-lampu kecil sebagai indikator jika ada
komponen yang rusak.
j. Potentiometer Adjustment yaitu :
Tombol-tombol pengatur kecepatan dari gerakan pintu.
2. Perlengkapan
a. Pintu Automatic khusus untuk pintu ruang operasi
dengan system tombol (push button atau kick off)
“Automatic Sliding Door Operators”. Unit operator
pintu ini menggunakan produk Tormax yang disetujui,
sesuai dengan seluruh features yang dipersyaratkan.
b. Pintu Otomatis yang mekanisme buka tutup nya
dengan sensor gerakan tangan dan kick off button,
digunakan untuk pintu Ruang Operasi
c. Pintu Otomatis yang mekanisme buka tutup nya
dengan sensor orang, digunakan untuk pintu utama.
d. Khusus Pintu Otomatis pada Ruang Operasi
menggunakan daun pintu Stainless steel Hermetic
merk Tormax.

7.6.3 PelaKsanaan
1. Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
tersebut. Bila kontraktor lalai, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Teknis
Mekanisme pemasangan harus mengikuti seluruh prosedur
yang telah ditetapkan dari pabrik pembuatnya, serta
mendapat persetujuan dari Pengawas atau MK.

7.6.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


Seluruh mekanisme “Automatic Sliding Door Operators” ini harus
bekerja dengan baik sesuai dengan “features” yang diminta.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 72
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 8
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

8.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaKsanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Kontraktor harus membuat shopdrawing dan menghitung kekuatan
kaca terhadap terpaan angin.
4. Bila ada kegagalan/keruntuhan kaca, kontraktor harus
bertanggungjawab penuh.
5. Merk kaca dan cermin adalah Asahimas.
6. Tipe Kaca :
a. Clear tempered 12 mm
b. Clear Non tempered 10, 6, 5 mm
c. Panasap 8 mm
d. Cermin 5 mm

8.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panggang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter.
4. Cacat-cacat :
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 73
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca


baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira-kira 0.3 mm.
5. Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas. Tebal, jenis dan
warna kaca yang digunakan sesuai dengan gambar perencanaan.

8.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksaanaan
yang dikeluarkan oleh pabrik kaca tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 74
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 9
PEKERJAAN ATAP

9.1. PEKERJAAN ATAP BETON

9.1.1 Persyaratan Umum


Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,
namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan
dipakai.

9.1.2 Persyaratan Bahan


1. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang
telah disyaratkan dalam RKS Struktur.
2. Menggunakan bekisting multiplex harus berangka.
3. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi
dalam RKS Struktur.

9.1.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Sesudah atap beton mengeras, diwaterproofing dengan
waterproofing jenis membrane sheet + kawat ayam finishing
screed 5 cm (dari campuran MU-445) dengan kemiringan 1,5
% - 2 % disesuaikan dengan gambar dan petunjuk Pengawas.
2. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan
dari kotoran dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan
primer, kemudian diberi lapisan waterproofing yang
dilaksanakan sesuai RKS ini.
3. Diatas lapisan waterproofing diberi penguat/tulangan dari
kawat ayam, agar tidak terjadi retakan-retakan dan
pelindung/screed dari MU-445 dengan ketebalan disesuaikan
dengan gambar serta diberi naad setiap m2. Kemiringanan
screed 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan petunjuk
Pengawas.
4. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai,
bilamana terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi
tanggung jawab penuh Kontraktor.
5. Untuk pengecoran lantai atap / dak atap, tidak boleh ada
daerah yang cekung/bergelombang.

9.1.4 Tes Rendam Lantai


Pada semua permukaan lantai atap dengan waterproof ini
diperlukan tes rendam dengan air selama 2x24 jam untuk
mengetahui kesempurnaan pelaksanaan waterproofing ini
sehingga apabila ada kebocoran bisa langsung diketahui, untuk
kemudian diperbaiki sampai sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 75
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

9.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

9.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
melaKsanakan pekerjaan penutup atap dan pelindung panas
sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Tim
Pengawas. Bahan penutup atap harus mendapat surat garansi dari
pabriknya.

9.2.2 BahanPenutup Atap Beton


Lihat RKS dan Gambar Struktur

9.2.3 BahanPenutup Atap Rooftuff


1. Atap PVC ex. Rooftuf
2. DiproduKsi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus
sesuai ketentuan pabrik.
3. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik.
4. Pemasangan atap harus dilaKsanakan oleh ahli sesuai dengan
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
5. Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.

9.3. TALANG AIR

9.3.1 Pekerjaan Termasuk


Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-
bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang
tercantum didalam gambar-gambar. Drainase Atap terdiri dari
talang atap dan sistem penyaluran dari teras dak.

9.3.2 Kondisi Pembangunan/KonstruKsi


1. Harus dilaKsanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai
pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum
pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap dan memerlukan sparing, ini
harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak
bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban
Kontraktor, dengan persetujuan Supervisor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 76
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

9.4. ATAP BAJA KONVENSIONAL

9.4.1 Lihat gambar Struktur.

9.4.2 Insulasi dibutuhkan untuk atap beton bertulang apabila dibawah


plat atap tersebut ada ruangan ber AC (Air Conditioning) {Lihat
gambar-gambar M/E untuk detail/perincian}

9.5. DRAINASE ATAP (ROOF DRAIN) PADA ATAP DAK BETON

9.5.1 Pekerjaan Termasuk


Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-
bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang
tercantum didalam gambar-gambar.

9.5.2 Produk
Materi-materi/Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh
Supervisor.
2. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh
Supervisor.
3. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti
yangterlihat digambar-gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-
77

9.5.3 Kondisi Pembangunan/KonstruKsi


1. Harus dilaKsanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai
pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum
pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan
sparing, ini harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak
bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban
Kontraktor, dengan persetujuan Supervisor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 77
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 10
PEKERJAAN SANITAIR

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa
lainnya sehubungan dengan pemasangan peralatan sanitair di ruang-ruang
yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.

10.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah
didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapan, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh
pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku.

10.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
2. Jika dipasang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
lapangan, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
6. Selama pelaKsanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriKsaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaKsanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 78
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

10.4. BAHAN - BAHAN

10.4.1 Umum / Merk


Merk alat sanitair yang digunakan adalah dari merk TOTO. Jenis
dan tipe yang digunakan sesuai dengan Tabel Spesifikasi Sanitair
pada gambar

10.4.2 Floor Drain


1. Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah
basah harus dari jenis yang terpasang pada lantai.
2. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada
kebocoran.

10.4.3 Kitchen Sink


Untuk seluruh pantry, harus disediakan kitchen sink buatan Teka,
terbuat dari bahan stainless steel sus 304, lengkap dengan trap
dan segala kelengkapannya. Kitchen sink untuk pantry mempunyai
“bowl tunggal” dengan lubang pembuangan ditengah.

10.4.4 Contoh-contoh
1. Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh
bahan yang akan dipakai kepada Pengawas untuk disetujui.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standar bagi Pengawas untuk menerima/memeriKsa
bahan yang dikirim ke lapangan oleh Kontraktor.

10.5. PEMASANGAN
1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu
dan letak pemasangan peralatan sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-
lain.
2. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

10.6. PELAKSANAAN
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E
tersebut tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

10.7. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap
bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas,
baik mengenai komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang
ditimbulkannya. Untuk itu Kontraktor harus menunjukkan syarat

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 79
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum


memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaKsanaan di lapangan oleh
Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
3. Bila Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
terlaKsananya pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 80
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 11
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE DAN KUNCI

11.1. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

11.1.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
untuk perlengkapan daun pintu dan jendela dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaKsanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela.

11.1.2 Persyaratan Bahan-bahan


1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Tabel Spesifikasi Material.
Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal
dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.
Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap
anak kunci.
3. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini
harus dari satu produk misalnya, untuk engsel, kunci atau
sejenisnya dan memiliki surat garansi minium 5 tahun dari
main distirbusinya.
a. Contoh-contoh
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai
standar/pedoman bagi Pengawas untuk
menerima/memeriKsa bahan-bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
b. Perlengkapan Pintu (Swing)
1. Engsel Kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua
pintu selain pintu frameless. Engsel dilengkapi dengan
nylon ring dari bahan stainless steel merk DEKSONatau
sesuai gambar, ukuran 4” x 4”.
2. Engsel FriKsi (Friction Casement Stay) digunakan untuk
semua daun jendela hidup dan bouvenlicth. Casement Stay
menggunakan merk DEKSON atau sesuai gambar. Ukuran
disesuaikan dengan gambar detail.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 81
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

11.1.3 Syarat PelaKsanaan


1. Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila ada kesalahan
pemasangan karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Teknis
1. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar
2. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap
daun pintu, menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel.
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi
atas pintu ke bawah. Engsel tengah dipasang tidak lebih
dari 60 cm (as) dari engsel atas ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai
ke atas.
4. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari
permukaan lantai setempat.
5. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan
kontraktor untuk disetujui Pengawas.
6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

11.2. PEKERJAAN HANDLE , KUNCI DAN AKSESORISNYA

11.2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputipenyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
untuk perlengkapan handle daun pintu dan jendela, kunci,
aKsesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaKsanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

11.2.2 Persyaratan Bahan-bahan


1. Pintu
a. Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless
steel merk DEKSON atau sesuai gambar. Tipe handle yang
digunakan adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull
Ring.
b. Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKSON atau sesuai gambar. Tipe kunci yang digunakan
adalah tipe Cylinder dan Double Cylinder. Seluruh kunci
yang digunakan harus mempunyai Grand Master Key.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 82
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

c. Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk


DEKSON atau sesuai gambar.
d. Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan
stainless steel merk DEKSON atau sesuai gambar. Kunci
tanam ini digunakan untuk pintu double daun.
e. Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKSON atau sesuai gambar. Tipe yang digunakan adalah
tipe Hold Open Arm dan Normal Open Arm.
f. Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci
dan akesoris di atas sesuai dengan gambar detail.

11.2.3 Jendela
a. Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKSON atau sesuai gambar dengan warna yang sama
dengan rangka daun jendela.
b. Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang
digunakan harus sesuai dengan peruntukannya.

11.2.4 Contoh
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan-persetujuan Konsultan Pengawas.

11.2.5 Persyaratan PelaKsanaan


a. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila terjadi
kerusakan karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
b. Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
c. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
e. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
f. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaKsanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-
detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 83
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

g. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu


oleh Pengawas.

11.2.6 Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja
dengan baik.
b. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
c. Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di
dalam panel pintu. Semua Handle dan kunci harus mendapat
surat garansi dari DEKSON.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 84
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 12
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

12.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan
lain serta pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang
tercantum dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas atau MK.
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan railing pada tangga utama atau
disebutkan lain dalam gambar.

12.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. NI - 3 - 1970 - PPBBI – 1993
2. SII - 0161 - 1981 – ASTM
3. SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
4. SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

12.3. BAHAN-BAHAN
1. Spesifikasi Bahan
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan
stainless steel dengan ketebalan minimum 1,5 mm type hairline.
2. Umum
a. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST
304).
b. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok
untuk maKsud tersebut.
c. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis,
harus diadakan.
3. Jaminan
Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang
sudah dikenal disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian
Bahan yang disetujui Pengawas atau MK.
4. Contoh-contoh
a. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan
kepada Pengawas atau MK berupa contoh untuk disetujui.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 85
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

b. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas atau MK


harus diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal
pekerjaan yang telah disetujui. Contoh tersebut harus
memperlihatkan kualitas penyambungan dan penghalusan untuk
standard dalam pekerjaan tersebut.
c. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman
atau standar bagi Pengawas atau MK untuk memeriKsa atau
menerima bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

12.4. PELAKSANAAN
1. Pengerjaan
a. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan
tidak kelihatan bergelombang.
b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.
2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam
standar yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaKsud tidak
tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh
Pengawas atau MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak
disetujui akan ditolak.
3. Pemotongan dan Penyambungan
a. Pengelasan
1. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las
listrik. Yang dimaKsud dengan pengelasan disini adalah “Electric
Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti
cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang
melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian
Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau
Swasta yang diakui. Seluruh pekerjaan las harus
dikerjakan di bengkel (worKshop). Penyimpangan dari
persetujuan ini harus seijin Pengawas atau MK.
2. Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus
diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip
keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish”
dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik
yang sesuai dengan maKsudnya, termasuk perlengkapan-
perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black
Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon steel yang
memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 86
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

powder coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor


atau di “punch”.
c. Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian
di tempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk beton atas
persetujuan Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor harus
menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau MK.
4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk
pekerjaan stainless steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot
dip coated) atau terdiri dari bahan bebas karat yang disetujui
Pengawas atau MK.
5. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

12.5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan maupun pengerjaan di lapangan oleh Pengawas atau MK.
Peninjauan dan pengujian dilaKsanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
tambahan biaya.
2. Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 87
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 13
PEKERJAAN PELINDUNG DINDING (STRETCHER GUARD)

13.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan pelindung dinding (stretcher guard) harus mengcover area
dinding yang ditunjukan dalam gambar rencana dan detail, Skup
pekerjaan dari pekerjaan pelindung dinding (stretcher guard) ini meliputi
pekerjaan instalasi, accessories material, tenaga kerja dan material
pendukung lainnya yang diperlukan selama proses instalasi.

13.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Material harus dari kualitas yang baik, tahan lama, tahan terhadap efek
benturan, tahan gores, mempunyai rating yang bagus dalam
penyebarana api dan tidak menimbulkan asap, Material tidak
menyimpan kotoran/bakteri dan mudah dibersihkan.
2. Pelindung dinding/stretcher guard harus terdiri dari material
pendukung alumunium dengan pelapis luar berbahan dasar vinyl
dengan system snap on termasuk braket penggantung yang diberi
jarak sesuai spesifikasi pabrik dan penutup di setiap pengakhiran dari
pelindung dinding (stretcher guard).

13.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Material harus lulus uji ASTM D-256-93A, Test Benturan, test kriteria
terhadap efek benturan.
2. Bahan cover vinyl harus sesuai dengan ASTM E84, Kriteria penyebaran
api/asap yang ditimbulkan, dengan kriteria penyebaran api 5 dan
penyebaran asap 185.
3. Cover Vinyl harus lulus uji G21/G22 , dan criteria tes penyebaran
bakteri.
4. Dimensi dari penahan dinding (stretcher Guard) adalah : lebar 140
mm dan jarak terhadap dinding dan jarak terhadap system konstruKsi
38 mm Braket penggantung diletakkan pada setiap jarak 750 mm
5. Pengakhiran dari Vinyl (End Caps) harus dipasang di setiap
pemberhentian jalur vinyl kecuali langsung berhenti/berakhir pada
dinding.
6. Warna, Pola dan TeKsture Pelindung dinding (stretcher guard) harus
diajukan konntraktor untuk disetujui oleh konsultan Manajemen
KonstruKs atau pemberi tugas.
7. Merk yang digunakan setara merk Pawling Impact Protection System
ex. USA atau setara.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 88
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

13.4. KONDISI PEMASANGAN


1. Pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan terpilih
dan menggunakan system kontruKsi dan penggantung yang telah
direkomendasikaWn oleh pabrikan dan terpasang baik dan tepat pada
posisi dan levelnya.
2. Pengakhiran dari pelindung dinding (stretcher guard) atau End caps
harus disesuaikan untuk memastikan klem penjepit terpasang secara
ketat. Sambungan akan yang terjadi harus membentuk sudut
horizontal yang akan terjadi setelah panjang vinyl melampaui panjang
3 meter (12ft). Pasang Sambungan Aluminum sehingga
meliput/menutup vinyl dengan sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 89
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

BAB 14
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan, perlengkapan-perlengkapan untuk menyelesaikan halaman
di area gedung kantor ini.

14.2. BAHAN-BAHAN
1. Jalan di luar gedung terdiri dari lapisan tanah asli yang dipadatkan,
lapisan batu pecah yang dipadatkan, lapisan sirtu yang dipadatkan, dan
lapisan atasnya adalah Aspal Hotmix dengan ketebalan masing-masing
sesuai gambar atau sesuai spesifikasi yang diajukan pelaksana yang
disetujui oleh MK atau owner.
2. Selasar luar sesuai gambar rencana terbuat dari lapisan dasar sirtu,
pasir dengan ketebalan masing-masing sesuai gambar. Lapisan
atasnya adalah Paving Block.
3. Pembatas antara jalan dengan rumput dipasang kansteen beton pra
cetak dengan modul 1,00 m pada daerah lurus dan 0,50 m pada
daerah tikungan jalan serta ukuran kansteen sesuai gambar.
4. Didalam rumah genset dibutuhkan panel penerangan yang
berhubungan dengan lampu taman yang spesifikasi teknis secara
lengkapnya akan diuraikan pada Perincian Volume.
5. Untuk penerangannya digunakan lampu taman “Mercury” 80 watt,
dengan tegangan 220 volt merk PHILIPS atau setara. Lampu taman ini
harus dilengkapi dengan tiang, fuse box serta pondasi yang terbuat
dari beton tumbuk dan diberi angkur penguat sesuai dengan gambar
dan petunjuk Konsultan Pengawas.
6. Untuk saluran pada sekeliling lahan terdapat saluran tertutup grill besi
lebar 25 cm dan kedalaman 20 cm.
7. Penutup grill tebal 4 mm dan rangka besi L 20.20.5 dengan modul 1,0
m.
8. Untuk pagar pembatas keliling gedung adalah sebagian / pada daerah
tertentu tembok yang terbuat dari pasangan batako press ex
CONBLOCK atau setara.

14.3. SALURAN PEMBUANGAN HALAMAN


1. Meliputi : semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk pekerjaan pengaliran air, saluran-saluran, jembatan-jembatan,
urung-urung dan lain-lain konstruKsi untuk saluran pembuangan
seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar.
2. Pekerjaan ini berhubungan dengan :
a. Pekerjaan beton.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 90
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

b. Pekerjaan-pekerjaan landscaping, saluran sanitair dan septictank,


yang berhubungan dengan bab ini.
3. Bahan-bahan
a. Beton : untuk semua pekerjaan yang berhubungan dengan saluran
pembuangan dipakai beton dengan kwalitas K.175 dengan
mengacu pada SNI.T15 - 1991 - 03.
b. Pipa-pipa beton : tidak bertulang, kekuatan normal, ukuran-ukuran
pipa seperti ditunjukkan dalam gambar.
c. Siapkan lubang-lubang pengairan seperti yang tercantum dalam
gambar. Buatlah peralihan dan konstruKsi untuk balok-balok yang
sesuai dengan standar.
d. Pipa pralon : harus terbuat dari kwalitas baik. Ukuran-ukuran
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
e. Sambungan antara pipa-pipa harus diperhatikan dan menggunakan
solvent semen kwalitas tertinggi. Pipa pralon klas AW.
f. Pekerjaan logam : tutup lubang bak penampungan terdiri atas
rangka baja yang diangker dengan baja cor sebagai tutupnya, bisa
ditutup dan dibuka dan dicat sesuai dengan warna beton.
4. Tata Kerja :
a. Beton : seperti yang tercantum dalam Pasal pekerjaan beton.
b. Saluran sambungan air : instalasi-instalasi harus
dikoordinasikan/disesuaikan dengan pekerjaan-pekerjaan dan
bangunan pelengkap lainnya untuk menghindari kekacauan dalam
pekerjaan. Bila pipa-pipa melalui pondasi penyangga beban,
selubungi dengan beton panjang 1 meter dan tebal 15 cm. Jaga
agar saluran-saluran selalu bersih dan bebas dari sampah.
Sambungan-sambungan pipa harus dibuat dari adukan semen yang
rapat air.
c. Bak penampungan : harus mempunyai dasar yang rata. Semua
pipa-pipa harus rata dengan permukaan bagian dalam atau
dibengkokkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Buatlah
dasar yang lebih rendah dari pipa pembuangan.
d. KonstruKsi saluran pembuangan di luar lapangan : buatlah
konstruKsi saluran pembuangan di luar lapangan sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan badan-badan dan Pemerintah yang
berwenang. Urus dan bayarlah ijin-ijin khusus yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
e. Lay ouy : pekerjaan lay out harus dilakukan dan diperiKsa oleh
Pengawas Lapangan. Pekerjaan lay out ini harus sesuai dengan
peralatan, kemiringan dan lokasi yang ditentukan.
f. Perlindungan terhadap urugan kembali : Kontraktor bertanggung
jawab atas penggantian semua pekerjaan dan konstruKsi-
konstruksi saluran pembuangan yang rusak karena pengurugan
kembali atau pekerjaan lain sehubungan dengan kontrak.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 91
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

14.4. LANDSCAPING
1. Meliputi : semua pekerja, bahan-bahan dan lain-lain pekerjaan yang
diperlukan untuk pekerjaan landscaping sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Secara lebih terperinci pekerjaan ini antara lain ialah :
a. Perataan, peninggian dan penurunan tanah untuk keperluan
landscaping.
b. Pembuangan kelebihan tanah dan sampah-sampah.
c. Penyediaan dan penanaman macam-macam tanaman
d. Perawatan tanaman
e. Penanaman rumput
2. Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan saluran pembuangan
lapangan.
3. Syarat-syarat :
a. Kontraktor harus mengunjungi lapangan dan memperhatikan
pekerjaan saluran pekerjaan untuk syarat-syarat pekerjaan
tanah.
b. Pengawasan : semua bahan-bahan dan pekerjaan harus diawasi
sampai mendapat persetujuan dan Konsultan Pengawas.
4. Bahan-bahan
Contoh dari semua bahan-bahan dan tanaman harus diberikan
kepada Konsultan Pengawas guna mendapatkan persetujuan
sebelum pekerjaan ini dimulai.
5. Tata Kerja
a. Pekerjaan Tanah :
1. Sebelum diberi pupuk dan ditanami, tanah harus diolah
hingga lapisan atas setebal 15 cm menjadi gembur.
2. Rumput dan tanaman hias setiap daerah seluas 100 m2 diberi
pupuk sebanyak 2,25 m3 pupuk kandang dan 5 kg pupuk
buatan.
3. Pohon : harus dibuat lubang 60 cm dengan kedalaman 75
cm. Pada saat menanam taburkanlah campuran pupuk
kandang, tanah asli dan 20 gram pupuk buatan disekitar akar
sampai rata dengan tanah.
b. Cara menanam :
1. Umum : penanaman baru boleh dimulai setelah pekerjaan
perataan, peninggian dan penurunan tanah selesai dan
disetujui Konsultan Pengawas.
2. Daerah yang ditanami rumput : ditanam dengan jarak seperti
yang tercantum dalam gambar.
3. Pohon-pohon : sesudah ditanam, pohon ditopang dan
ditimbun tanah setinggi 30 cm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 92
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA

c. Perawatan :
1. Umum : perawatan dimulai sesaat sesudah penanaman harus
terus menerus dilakukan sampai akhirnya masa pemeliharaan
dari bangunan atau sampai penyerahan berakhir.
2. Rawatlah rumput dan tanaman dengan menyiram air,
menyemprot anti hama dan lain-lain yang diperlukan.
3. Tanaman yang mati harus diganti.
4. Rawatlah rumput sedemikian rupa hingga tumbuh dengan
baik. Bagian yang tidak tumbuh dengan baik harus diolah dan
ditanami lagi.

14.5. PELAKSANAAN
1. Sebelum pelaKsanaan pekerjaan dimulai. Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan yang bersangkutan untuk mendapatkan
persetujuannya.
2. Pemasangan bahan-bahan yang ada harus mengikuti gambar
pelaKsanaan dan petunjuk Konsultan Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 93

Anda mungkin juga menyukai