Anda di halaman 1dari 115

SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

DAFTAR ISI :

BAB 1. PEKERJAAN PERSIAPAN 1

1.1 Pengukuran, Duga dan Patok Utama 1


1.2 Pembersihan dan Perataan Lapangan 2
1.3 Pekerjaan Tanah Untuk Konstruksi 4

BAB 2. PEKERJAAN ANTI RAYAP 6

2.1 Lingkup Pekerjaan 6


2.2 Persyaratan Bahan dan Peralatan 6
2.3 Persyaratan Pelaksanaan 7
2.4 Garansi dan jaminan 8

BAB 3. PEKERJAAN MORTAR UTAMA SISTEM 10


3.1 Pekerjaan Pasangan Bata Ringan 10
3.2 Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan MU-301 12
3.3 Pekerjaan Acian Dengan MU-250 Dan MU-200 15
3.4 Pekerjaan Acian Daerah Basah Dengan MU-600 17
3.5 Pekerjaan Screed MU-440 19
3.6 Pekerjaan Perekat Keramik Lantai/Dinding 21
3.7 Pekerjaan Pemasangan Marmer Dinding 23
3.8 Pekerjaan Tile Grout MU-408 25
3.9 Pekerjaan Floor Hardener MU-700 26

BAB 4. PEKERJAAN LANTAI 29


4.1 Umum 29
4.2 Pekerjaan Lantai Keramik Glazur 29
4.3 Pekerjaan Lantai Homogenius Tile 32
4.4 Pekerjaan Lantai Vinyl 34

BAB 5. PEKERJAAN PELAPIS DINDING 38


5.1 Umum 38
5.2 Pekerjaan Dinding Keramik 38
5.3 Pekerjaan Dinding Homogeneous Tile 40
5.4 Pekerjaan Fasade GRC 42
5.4 Pekerjaan Clading Alumunium 43
5.5 Pekerjaan Timah Hitam Finishing GRC+Vinyl 45

BAB 6. PEKERJAAN PARTISI 46


6.1 Partisi Gypsum 46
6.2 Pekerjaan Dinding Partisi Cubicle 47

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 7. PEKERJAAN LANGIT- LANGIT (PLAFOND) 50


7.1 Umum 50
7.2 Pekerjaan Langit – langit Gypsum Board 51
7.3 Pekerjaan Langit – langit Gypsum Wet Area 53
7.4 Pekerjaan Langit – langit GRC Board 55
7.5 Pekerjaan Plafond Ekspose Beton 57
7.6 Pekerjaan List Plafond Shadowline 58

BAB 8. PEKERJAAN PENGECATAN 60


8.1 Umum 60
8.2 Pengecatan Langit – Langit Gypsumboard 63
8.3 Pengecatan Langit-Langit Dan Dinding Beton Ekspose 63
8.4 Pengecatan Dinding Bata / Bata Ringan 65
8.5 Pengecatan Partisi Gypsum 66
8.6 Pekerjaan Cat Duco 67

BAB 9. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 70


9.1 Pekerjaan Kusen Aluminium 70
9.2 Pekerjaan Pintu dan Jendela kaca Rangka Aluminium 75
9.3 Pekerjaan Daun Pintu Kaca, Frameless dan Jendela Kaca Mati 76
9.4 Pekerjaan Pintu Kayu 79
9.5 Pekerjaan Pintu Engineering 81
9.6 Pekerjaan Daun Pintu Besi 83
9.7 Pekerjaan Daun Pintu Besi Tahan Api 84
9.8 Pekerjaan Pintu Otomatis 85
9.9 Pekerjaan Galvanized Sheet 87

BAB 10. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN 90


10.1 Lingkup Pekerjaan 90
10.2 Persyaratan Bahan 90
10.3 Pelaksanaan Pekerjaan 91

BAB 11. PEKERJAAN BESI BAJA 92


11.1 Lingkup Pekerjaan 92
11.2 Pengendalian Pekerjaan 92
11.3 Bahan-bahan 92
11.4 Pelaksanaan 93
11.5 Pengujian Mutu Pekerjaan 94

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 12. PEKERJAAN ATAP 95


12.1 Pekerjaan Atap Beton 95
12.2 Pekerjaan Penutup Atap 96
12.3 Talang Air 96
12.4 Atap Baja Konvensional 97
12.5 Drainase Atap (roof drain) Pada Atap Dak Beton 97
12.6 Pekerjaan Insulasi 97

BAB 13. PEKERJAAN SANITAIR 100


13.1 Lingkup Pekerjaan 100
13.2 Persyaratan Bahan 100
13.3 Syarat – Syarat Pelaksanaan 100
13.4 Bahan – Bahan 101
13.5 Pemasangan 101
13.6 Pelaksanaan 101
13.7 Pengujian Mutu Pekerjaan 102

BAB 14. PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI 103


14.1 Pekerjaan Alat Penggantung 103
14.2 Pekerjaan Handle, Kunci dan aksesorisnya 104

BAB 15. PEKERJAAN STAINLESS STEEL 107


15.1 Lingkup Pekerjaan 107
15.2 Pengendalian Pekerjaan 107
15.3 Bahan – Bahan 107
15.4 Pelaksanaan 108
15.5 Pengujian Mutu Pekerjaan 109

BAB 16. PEKERJAAN PANEL INSULASI ANTIBAKTERIA

(PLAFON RUANG OK) 110


16.1 Umum 110
16.2 Lingkup Pekerjaan 110
16.3 Bahan – Bahan 110
16.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan 110

BAB 17. PEKERJAAN PELINDUNG DINDING (STRETCHER GUARD) 114


17.1 Lingkup Pekerjaan 114
17.2 Persyaratan Bahan 114
17.3 Syarat-syarat Pelaksanaan 114
17.4 Kondisi Pemasangan 115

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. PENGUKURAN, DUGA DAN PATOK UTAMA

1.1.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi : pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan, untuk menyelesaikan semua pekerjaan
pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar.
Pekerjaan pengukuran antara lain :
Penentuan lokasi bangunan, jalan, door lop, landscaping dan lain-
lain.
Penentuan duga.
Uitzet & pemasangan bowplank :
Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran/uitzet dahulu untuk
menentukan peil dan as bangunan.
Tanda-tanda as bangunan dinyatakan pada bouwplank dan ditulis
dengan cat meni. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.

1.1.2 Syarat-syarat
1. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli
dan berpengalaman.
2. Pemeriksaan : hasil pengukuran harus segera di laporkan
kepada Pengawas, Panitia Pembangunan dan dimintakan
persetujuannya. Pengawas juga akan menentukan patok
utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-
bangunan lainnya.
3. Pelaksana wajib melakukan pengukuran ulang dengan cermat
tidak sekedar melaksanakan titik dalam gambar perencanaan.
4. Kesalahan penentuan titik di lapangan menjadi tanggung
jawab penuh kontraktor.

1.1.3 Bahan dan Peralatan


Theodolite, waterpas serta peralatannya dan patok-patok yang
kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus
dimiliki kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu
memerlukan pemeriksaan.

1.1.4 Tata Kerja


Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-
bangunan lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-
raguan supaya menanyakan kepada Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 1
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

1.2. PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

1.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Secara umum Kontraktor Pelaksana menerima lahan terbangun
dalam keadaan rata, padat, tanpa sampah, tanpa reruntuhan.
2. Meliputi semua pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-
peralatan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan : stripping, grubbing,
penggalian, pengurugan, pemadatan dan lain-lain sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar.
3. Pekerjaan pada seksi-seksi lain yang berhubungan dengan hal
ini antara lain pekerjaan untuk konstruksi.
4. Pelaksana menerima data daya dukung tanah, mempercayai
atas kebenaran data tersebut.

1.2.2 Syarat-syarat
1. Standar : Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini.
2. Laporan penyelidikan tanah : Laporan mengenai hal ini dapat
diperoleh di kantor Konsultan Perencana atau Pemberi Tugas.
3. Kerugian akibat perbedaan data daya dukung tanah menjadi
tanggung jawab pelaksana.
4. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi-kondisi dan bahan-
bahan yang akan dikerjakan sebelum memulai pekerjaan.
5. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kembali barang-barang
hasil pembongkaran gedung lama, yang sebelumnya telah
ditetapkan oleh pemberi tugas, barang/inventaris apa yang
diperlukan dari gedung lama.
6. Pemeriksaan dan pengujian: Pekerjaan tanah yang dilakukan
akan diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah
yang dipilih oleh Pengawas, MK disetujui panitia
pembangunan.
7. Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :
Pengujian daya dukung tanah melalui metode sondir dan
boring
Menghasilkan data – data daya dukung tanah mendasar
seperti persyaratan sipil.
Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi
persyaratan dan spesifikasi.
8. Biaya Pengujian
Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila
hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka
Kontraktor harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi
sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas
biaya kontraktor sendiri.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

9. Prosedur pengujian
Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan
prosentasi relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh
pekerjaan-pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan
test-test laboratorium sebelumnya untuk density kering secara
teoritis. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan
metode lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

1.2.3 Bahan-bahan
Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
2. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis
tanah yang berbutir kasar, tidak mengembangkan dan bebas
sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
3. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki
butir-butir yang lebih kasar dari 3 cm.
4. Tanah untuk keperluan pengurugan taman.

1.2.4 Tata Kerja

1.2.4.1 Pengertian clearing, stripping dan grubbing


1. Clearing: Membersihkan semua sampah-sampah dan
barang-barang yang tidak perlu.
2. Stripping : Memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan
lainnya kecuali pohon-pohon yang memang dipertahankan.
3. Grubbing : Menyingkirkan dan membuang semua sampah
dari tempat kerja.

1.2.4.2 Pemadatan yang bukan area bangunan


Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60%
dari pemadatan maksimum.

1.2.4.3 Pemadatan area jalan


Didaerah yang akan dibuat jalan pasir harus dipadatkan sampai
95% dari pemadatan maksimum.

1.2.4.4 Finish grading


Di daerah untuk landscaping, elevasinya tidak boleh berbeda
dari 3 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.

1.2.4.5 Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan


1. Kontrol air di permukaan dan di bawah tanah selama masa
pembangunan dan masa pemeliharaan dengan jaminan,
lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang
menggenang, yang mengalir yang dapat menimbulkan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

erosi, serta tanah longsor. Ini meliputi pembuatan tanggul-


tanggul, selokan-selokan sementara, sumur-sumur, alat-
alat pompa dan lain-lain guna mencegah kerusakan atau
dibawah tanah ditempat yang berdekatan, serta
pengaruhnya terhadap bangunan disekitarnya.
2. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerusakan-kerusakan termasuk kerusakan-kerusakan
bangunan disekitarnya akibat pelaksanaan proyek tersebut.
3. Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan
lapangan belum siap tidak akan dipertimbangkan, kecuali
bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha
perlindungan yang mungkin.

1.3. PEKERJAAN TANAH UNTUK KONSTRUKSI

1.3.1 Lingkup Pekerjaan :


Meliputi: Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang
sehubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti
yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar.
Pekerjaan ini berhubungan dengan :
a. Pembersihan dan perataan lapangan.
b. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.

1.3.2 Syarat-syarat
a. Standar : Pengujian seperti disyaratkan dalam bab ini.
b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat
dilihat di kantor Konsultan Perencana Pemberi Tugas atau
Panitia Pembangunan, Konsultan Pengawas.
Pemeriksaan dan pengujian: Pekerjaan tanah yang dilakukan
akan diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah
yang dipilih oleh Pengawas, MK disetujui panitia
pembangunan.
Jasa-jasa Laboratorium akan meliputi :
Pengujian daya dukung tanah melalui metode sondir dan
boring.
Menghasilkan data – data daya dukung tanah mendasar
seperti persyaratan sipil.
Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi
persyaratan dan spesifikasi.

1.3.3 Bahan-bahan
Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan ditentukan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis


tanah yang berbutir kasar, tidak mengembangkan dan bebas
sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya.
3. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki
butir-butir yang lebih kasar dari 3 cm. Tanah untuk keperluan
pengurugan taman.

1.3.4 Tata Kerja


Galian untuk Konstruksi : Urugan dan perataan tanah galian untuk
Konstruksi harus dikerjakan sesuai dengan Pasal 1.2.4 dan harus
selesai sebelum pekerjaan seksi ini dimulai. Semua galian dan
pemadatan tanah dari seksi ini harus mengikuti persyaratan dari
Pasal 1.2.4 dengan persyaratan lain sebagai berikut :
1. Konsultan Pengawas memeriksa dan menyetujui semua
permukaan sebelumnya pengecoran beton.
2. Semua sisa tanah dan bongkaran yang berasal dari galian
harus dibuang seluruhnya keluar lapangan sehingga bersih.
3. Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak
diijinkan.
 Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat di atas juga
pada masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada
yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas terlebih dahulu kelebihan dari galian
ini tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus
diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis
pondasinya. Tata kerja pekerjaan galian tanah untuk
konstruksi didasarkan pada prosedur keamanan dan
keselamatan dari ancaman runtuh dan longsor.
BAB 2
PEKERJAAN ANTI RAYAP

2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi perlakuan kimiawi terhadap seluruh komponen kayu


bangunan, tapak bangunan dan pondasi.

2.2. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN

2.2.1 Bahan
1. Bahan kimia yang digunakan adalah merk STEDFAST, LATREX
400 EC, AGENDA 25 EC, atau AKONAFOS 480 EC.
2. Konsentrasi penggunaan ditentukan sebagai berikut :
3. Perlakuan tanah : bahan aktif dengan komposisi pestisida 25
cc dalam 1 (satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 5
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

dipergunakan adalah air bersih (kriterianya adalah air yang


bisa diminum). Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida
tersebut dikonsultasikan dengan Pengawas.
4. Perlakuan kayu : Bahan Aktif dengan komposisi pestisida 50 cc
dalam 1 (satu) liter pelarut. Bahan pelarut yang dipergunakan
adalah air bersih (Kriterianya adalah air yang bisa diminum).
5. Bahan dan penggunaan konsentrasi pestisida tersebut
dikonsultasikan dengan Pengawas.
6. Untuk mengetahui kandungan bahan aktif dan konsentrasi
bahan anti rayap yang digunakan, apabila diperlukan,
Pengawas Pekerjaan berhak mengambil contoh untuk dianalisa
di laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik
mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek dampak
lingkungan yang ditimbulkan.

2.2.2 Peralatan
1. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
antara lain : Machine power sprayers
2. Alat untuk penyebaran obat kimia anti rayap yang bertekanan
tinggi khusus pondasi dan pelataran tanah.
3. Soil Injector. Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk
tanah.
4. Wood Injector. Alat penyuntikan kimia anti rayap khusus untuk
kayu-kayu.

5. Drilling dan Boring


Alat pengeboran kimia anti rayap untuk pembuatan lobang-
lobang pada ubin/lantai dinding yang berdekatan dengan
kayu-kayu kosen pintu dan jendela.
6. Hand Sprayer
Alat penyemprotan kimia anti rayap pada jenis kayu-kayu
yang berada pada bangunan.
7. Steak Injector
Alat suntikan kimia anti rayap untuk tanah urugan yang telah
dipadatkan dengan kedalaman 1 m kedalam tanah.
8. Alat Pengamanan. Untuk melindungi bahaya keracunan bagi
teknisi.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Perlakuan Pondasi Beton

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 6
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Setelah parit pondasi berikut balok pondasi diurug dari as pondasi,


pada kedua sisinya dipaparkan larutan STEDFAST, LATREX 400 EC,
AGENDA 25 EC, dan AKONAFOS 480 EC dengan cara spraying dengan
dosis 5 (lima) liter yang sudah dilarutkan dengan air (konsentrasi 2,5
%) permeter panjang pondasi pada setiap sisinya.
2. Perlakuan Calon Lantai
Setelah calon lantai diratakan, dipaparkan secara merata larutan anti
rayap dengan dosis aplikasi 5 liter per meter persegi dengan
konsentrasi 2,5 %. Segera setelah selesai penyemprotan, permukaan
calon lantai ditaburi pasir yang akan digunakan sebagai dasar lantai.
3. Perlakuan Komponen Kayu
Perlakuan diberikan sebelum komponen kayu terpasang. Komponen
kayu tersebut diberikan perlakuan pengolesan dan atau sparying
dengan dosis 200 cc larutan permeter persegi permukaan dengan
konsentrasi seperti perlakuan kayu.
4. Kontraktor pekerjaan anti rayap adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa Pest Control anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan
Pengendalian Hama Indonesia) dan telah memperoleh Ijin
Pengendalian Rayap (Termite Control) yang dikeluarkan oleh dinas
kesehatan. Selain itu juga harus mempunyai Ijin Penggunaan
Pestisida terbatas pemakaian yang dikeluarkan oleh Komisi Pestisida.
Kontraktor harus mendapatkan surat jaminan pengadaan barang
sesuai dengan jumlah termitisida yang diperlukan yang akan
dipergunakan pada proyek ini dari distributor resmi yang ditunjuk
resmi oleh produsen termitisida.
5. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat pekerjaan
dalam keadaan tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu
diterima dari Distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
6. Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti uraian dan syarat pekerjaan,
petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan petunjuk
Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang
mendapat ijin untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
mengindahkan semua peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan.
8. Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja
diperhatikan, penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi
persyaratan (Helm, masker, sepatu dan lain - lain).
9. Peralatan yang diperlukan harus memenuhi persyaratan teknis
pelaksanaan pengendalian rayap sesuai dengan standard SK SNI T -
05 1990 - F Bab II.
10. Pelaksana harus menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja/pelindung diri yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
Departemen Tenaga Kerja sepert i: seragam kerja berlengan panjang,
respirator, sepatu boot karet, sarung tangan tahan bahan kimia dan
kaca mata/masker.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 7
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

11. Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh


manusia adalah kewajiban kontraktor untuk menjaga keamanan
tersebut dan keselamatan terhadap diri manusia di sekitarnya.
12. Penyemprotan dilakukan dengan alat Power spray sebelum dan
sesudah pengurugan level.
13. Pelaksanaan pekerjaan anti rayap mengutamakan keselamatan dalam
aplikasi cairan sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi lingkungan
sekitarnya dan aplikator.

2.4. GARANSI DAN JAMINAN

1. Kontraktor diwajibkan untuk menertibkan surat jaminan Termite


Control yang berlaku selama itu terjadi serangan rayap, maka
menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk membasmi dan melakukan
treatment ulang dan memberikan perlakuan kuratif pada lokasi
serangan.
2. Selama masa garansi, Kontraktor (Applicator) diwajibkan melakukan
pemeriksaan/inspeksi berkala setiap 6 bulan pada tahun pertama dan
selanjutnya 1 kali setahun atau apabila dikehendaki oleh pemilik
Bangunan, dilakukan pemeriksaan oleh applicator jika ada tanda-
tanda awal serangan rayap.
3. Jaminan yang dimaksud dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :
a. Dilakukan renovasi tanpa pemberitahuan terlebih kepada
kontraktor.
b. Terjadi bencana alam.
c. Terjadi kebakaran.
d. Terjadi kejadian-kejadian lain yang diluar kekuasaan Kontraktor
maupun pemilik bangunan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 8
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 3
PEKERJAAN MORTAR UTAMA SISTEM

3.1. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN

3.1.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi dinding-dinding
bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.

3.1.2 Bahan-bahan
a. Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bata ringan harus memenuhi standar SNI.
2. Spesi untuk perekatan bata ringan harus memenuhi
standar SNI atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat
bata ringan. Dalam hal ini spesi menggunakan semen
instan MU-380.
3. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 9
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

b. Produk bata ringan yang digunakan adalah ex. Hebel/lokal


berukuran 60x20x10 cm.

3.1.3 Alat-Alat Kerja


a. Sendok semen
b. Waterpas
c. trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
d. electrical mixer
e. palu karet
f. gergaji utk bata ringan

3.1.4 Pelaksanaan
a. Pastikan lokasi pemasangan bata ringan sudah sesuai
shopdrawing/gambar rencana yang telah disetujui.
b. Bersihkan dasar permukaan lokasi pemasangan bata ringan
dari debu, kotoran, minyak, setelah itu beri air pada lokasi
tersebut
c. Masukkan adukan kering MU-380 kedalam tempat adukan
kemudian campur dengan air 7.5 - 8 liter/50 kg MU-380.
Kemudian aduk rata campuran MU-380 dengan air tersebut.
d. Sebelum pemasangan, bersihkan terlebih dahulu permukaan
bata ringan yang akan dipasang.
e. Tuangkan adonan MU-380 pada tiap lapisan bata ringan
setebal 3 mm dengan roskam bergigi 6 mm yang telah
dipersiapkan.
f. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan rata, tahap
pertama setinggi 7 lapis dengan spesi dasar 3 cm dan diikuti
dengan cor kolom praktis. Setelah tahap pertama selesai
biarkan pasangan bata ringan tersebut mengering lebih kurang
3 jam. Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang
ditentukan. Beri ring balk/balok gantung bila tinggi bata ringan
tersebut mencapai 2,4 – 2,5 meter. Pemberian angkur untuk
pasangan bata ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5 baris
terpasang.
g. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih besar dari 12
m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom dan
balok praktis) dengan ukuran 10 x 10 cm, dengan 4 buah
tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak
20 cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m. Setiap opening
baik opening kaca ataupun jendela harus dibuat kolom dan
balok praktis.
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan untuk perancah
sama sekali tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain. Pada pertemuan dengan kolom
utama digunakan adukan MU-830 (Perbaikan Permukaan
Beton) dengan pemakaian air sama jumlahnya dengan produk

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 10
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

MU-380 sedangkan pada pertemuan dengan balok atau slab


beton diberi media penghantar yang flexible seperti styrofoam
atau yang sejenis serta Pengisi Celah (MU-880). Aplikasi MU-
830 (Perbaikan Permukaan Beton) & MU-880 (Pengisi Celah)
berbarengan pada saat pemasangan bataringan MU-380.
j. Pasangan bata ringan harus menghasilkan dinding finish 12 cm
untuk bata ringan tebal 10 cm, 14 cm untuk bata ringan tebal
12 cm dan 22 cm untuk bata ringan tebal 20 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
k. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

3.1.5 Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut
persyaratan teknis dari pabrik pembuat/produsen atau
menurut uraian di atas.
b. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
c. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian
bila hal ini dianggap perlu.
d. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan maka biaya pengujian (dan pengulangan
pengujian) tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

3.2. PEKERJAAN PLESTERAN DENGAN SEMEN INSTAN MU-301

3.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh
dinding bata (termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti
yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Untuk plesteran pada
permukaan beton terlebih dahulu dilapisi bonding agent MU-L500.

3.2.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk :
a. SNI - 2 – 1971
b. SNI - 3 – 1970
c. SNI - 8 – 1974
d. DIN 18550
e. DIN 18555
f. DIN 1053

3.2.3 Bahan-bahan
Semen instan MU-301 untuk plesteran dinding bata ini merupakan
campuran semen, pasir silika, filler dan aditif. Semen instan ini
harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan
yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan
penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 11
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen


instan MU-301 ini untuk plesteran dinding ini siap digunakan
dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi
ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk
pekerjaan beton.

3.2.4 Keunggulan Semen Instan MU-301


a. Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.
b. Berfungsi ganda dapat untuk pekerjaan pasangan bata dan
pekerjaan plesteran.
c. Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.
d. Aplikasi adukan lebih tipis, sehingga hemat penggunaan
bahan adukan.
e. Saat diaplikasikan adukan tidak cepat kering terserap oleh
porositas permukaan bata.
f. Waktu pengerjaan lebih cepat, sehingga menghemat biaya.
g. Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat
penyusutan.
h. Hasil lebih kuat dan permukaan dinding lebih halus.
i. Pasangan bata menjadi lebih rapi.
j. Pemasangan bata lebih rata sehingga menghemat bahan
adukan pada pekerjaan plesteran.

3.2.5 Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja :
Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
 Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu
pekerjaan plesteran.
 Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pemlesteran.
 Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran &
minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
 Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
diplester air.
 Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
 Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
 Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter / 50
kg MU-301 atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian masukan
adukan kering MU-301 ke dalam bak adukan.
 Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 12
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

d. Aplikasi untuk plesteran :


 Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
 Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana
umumnya dengan tebal yang dianjurkan adalah 10 mm.
 Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara
dikamprot maksimal 5 mm dengan adukan plesteran encer
sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya dan
setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester
hingga didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk
perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar
alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat
dilakukan penghalusan permukaan

3.2.6 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


a. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup
keras dan kasar untuk menjamin adanya pengikatan (bond)
yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan
dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
b. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru
akan dipasangkan harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk
memperoleh penempelan yang sempurna, dibersihkan secara
sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan
memplester dimulai, dengan memakai bonding-agent yang
sudah disetujui.
c. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus
diaplikasikan lapis demi lapis, dengan jangka waktu
pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi dari 24 jam.
Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
d. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama
rata/tidak melengkung. Kontraktor harus memakai
mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan
kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan
kerataan/sama rata, dan penggaris dari metal tersebut harus
diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk memeriksa
hasil pekerjaan pekerjaan.
e. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh
pemasang plester secara bertahap/interval harus diatur dan
ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang tidak diinginkan
ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
f. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing,
pipa-pipa, plugs dan lain-lain berada dalam posisinya yang
tepat sebelum memulai pekerjaan plester supaya
pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi
sesudahnya.
g. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan
harus dilaksanakan secara rapih untuk mendapatkan sudut-

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 13
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

sudut yang rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan


tegak lurus.
h. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari plester yang masih basah jatuh atau bepercikan
pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai,
pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus
dibuang segera sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang
permanen.

3.2.7 Catatan :
a. Adukan plesteran MU-301 dapat digunakan paling lambat ±60
menit setelah produk tersebut dicampur air & diaduk secara
merata.
b. Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan
metode multilayer, dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi
setebal maksimal 15mm dengan cara dikamprot. Aplikasi
lapisan berikutnya setelah aplikasi kamprot selama 4jam agar
didapat proses evaporasi adukan dapat berlangsung walaupun
demikian hal tersebut masih dimungkinkan terjadinya sagging.
Aplikasi lapisan berikutnya dapat juga dilakukan setelah
kamprotan selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah
terjadinya sagging walaupun proses evaporasi belum
sempurna. Aplikasi kamprotan akan lebih ideal dilakukan
hingga berumur minimal 24 jam, hal ini bisa diaplikasi adukan
plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering
sempurna.
c. Pembuatan kepalaan/kelabangan (guidance line) dapat
disiapkan minimal setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi
plesteran, akan lebih baik jika kepalaan tersebut dikuaskan
produk MU-L500 (Superbond Adhesive Pure Acrylic) atau MU-
L501 (Extrabond Adhesive PVAc) sebelum aplikasi plesteran.
d. Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan
pembuatan kepalaan lebih mendekati bidang sudutan masing-
masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20 cm sehingga
didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
e. Proses pencampuran produk kering MU 301 akan lebih terjaga
homogenitasnya dengan menggunakan mixer D30, dimana
mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam kondisi sudah
tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan
komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650
ltr/jam

3.3. PEKERJAAN ACIAN DENGAN MU-250 DAN MU-200

3.3.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding
bata dan atau dinding beton , baik internal maupun ekternal

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 14
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

(termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang


dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

3.3.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk
a. SNI - 2 - 1971
b. SNI - 3 - 1970
c. SNI - 8 - 1974
d. DIN 18550

3.3.3 Bahan-Bahan
Semen instan MU-250 (untuk acian pada plesteran dinding bata)
dan MU-200 (untuk acian pada beton) ini merupakan campuran
semen, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang
baik dan bebas dari ketidak-murnian /kotoran supaya
menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan, daya
tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh
bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum
pemakaian dimulai. Semen instan MU-250 dan MU-200 siap
digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan
memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus
tercapai untuk pekerjaan beton.

3.3.4 Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja : Roskam baja, jidar panjang dari baja atau
alumunium, hand mixer, bak adukan.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
 Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan acian.
 Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan,
kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya rekat
adukan.
 Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
diaci dengan air.
 Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
 Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
 Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter
untuk tiap kantong MU-250 dan 12,0 – 13 liter untuk tiap
kantong MU-200 (40 kg).
 Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak
adukan. Aduk campuran di atas hingga rata.
 Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 15
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

d. Aplikasi untuk acian :


 Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana
umumnya yang kemudian diratakan dengan jidar panjang.
 Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm,
tergantung kerataan dasar permukaannya.

3.3.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras
untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan
bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas.
Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari acian yang masih basah jatuh atau bepercikan pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-
pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan
timbulnya noda / kotor.

3.3.6 Catatan :
Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak dianjurkan untuk menekan,
memutar atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen
atau bahan lain yang meresap air.

3.4. PEKERJAAN ACIAN DAERAH BASAH DENGAN MU-600

3.4.1 Lingkup Pekerjaan


MU-600 sebagai bahan pelapis kedap air 2 komponen ini untuk
digunakan pada tempat-tempat basah seperti lantai kamar mandi,
dinding kamar mandi sisi dalam setinggi 180 cm, dinding dan
meja dapur serta wastafel, lantai janitor dan dinding setinggi 150
cm, lantai spoel hoek dan dinding setinggi 150.

3.4.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk :
 SNI - 2 - 1971
 SNI - 3 - 1970
 SNI - 8 - 1974
 DIN 1048
 ASTM C2240
 ASTM D421

3.4.3 Bahan-Bahan
MU-600 merupakan Pelapis Kedap Air (Two Component
Waterproofing Membrane) untuk acian daerah basah. Merupakan
campuran liquid acrylic, semen, pasir silika dan aditif. Semen
instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian/kotoran supaya menghasilkan acian waterproof dengan
kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi
dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 16
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

ke Arsitek/Pengawas untuk persetujuan sebelum pemakaian


dimulai.

3.4.4 Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja : Roller atau kuas dan hand mixer.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diaci.
 Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan acian.
 Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pengacian.
 Permukaan yang akan dilapisi kedap air harus bersih dan
bebas dari debu, oil, minyak atau kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat produk.
 Permukaan yang cacat atau rusak, seperti berlubang atau
mengelupas harus diperbaikai dahulu dengan produk yang
sesuai sebelum aplikasi.
 Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
 Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
c. Aplikasi untuk plesteran :
 Masukan 1 kg liquid ke dalam wadah yang telah berisi 2 kg
powder kedap air (MU-600) atau 10 kg liquid ke dalam
wadah yang telah berisi 20 kg powder kedap air (MU-600)
 Lakukan pengadukan campuran tersebut diatas hingga
rata.
 Lapiskan dengan merata campuran adukan kedap air pada
permukaan bidang dengan menggunakan kuas atau roller
searah sehingga seluruh permukaannya tertutup rapat.
 Ulangi kembali pelapisan setelah lapis pertama setengah
kering dengan arah menyilang dari lapisan pertama dan
seterusnya dengan arah yang berbeda untuk setiap
lapisnya hingga diperoleh minimal 2 lapis.
 Tunggu sampai produk setting atau setelah lapisan
mengering pada hari berikutnya, sebelum dilakukan
aplikasi lapisan diatasnya (plester, screeding, pemasangan
keramik dll).
 Aplikasikan lapisan waterproofing diatas permukaan
bataringan, jika diatas permukaan lapisan waterproofing
MU-600 (Pelapis Kedap Air Fleksibel) akan diplester lapisi
terlebih dahulu dengan MU-L500
 Jika dinding batamerah, sebaiknya diplester terlebih
dahulu tanpa dihaluskan atau dengan meratakan spesi
pasangan yang tidak rata kemudian aplikasikan
waterproofing MU-600 dan sebelum diplester kembali,
kuaskan MU-L500 diatas permukaan MU-600.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 17
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3.4.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima acian waterproof ini
harus cukup keras untuk menjamin adanya pengikatan (bond)
yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-
barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada selama
pelaksanaan untuk menghindari acian waterproof yang masih
basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya,
seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-
plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor.

3.4.6 Catatan :
a. Lapisan kedap air ini digunakan bersifat umum dan bukan
digunakan sebagai repair concrete/structural.
b. Sebelum menutup permukaan lantai & dinding dengan Pelapis
Kedap Air MU-600, buatkan semacam tanggulan pada setiap
sudutan (pertemuan antara lantai dengan dinding).
c. Pelapis Kedap Air MU-600 harus ditutup kembali dengan
aplikasi lain seperti Plester, Screed atau Keramik ataupun
minimal cat yang tahan cuaca.
d. Pelapis Kedap Air MU-600+MU L500 lebih dikhususkan untuk
lantai dan dinding kamar mandi, spoel hoek, janitor, meja
pantry dan basah lainya. Untuk dinding setinggi pintu serta
untuk dinding dan meja pantry/wastafel mengikuti pola
keramik
e. Pelapis Kedap Air MU-600+MU L500+kawat ayam finish screed
lebih dikhususkan untuk area yang selalu terendam dengan air
atau daerah dak atap.

3.5. PEKERJAAN SCREED MU-440/MU-445

3.5.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan screed/perataan lantai, sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. Pemakaian
produk Mortar Utama (MU 440 dan MU 445) untuk aplikasi
perataan, penambahan ketinggian permukaan lantai atau sebagai
lantai kerja sebelum pemasangan keramik lantai, marmer lantai
dan sejenisnya dengan tebal ≥ 30 mm dan lantai ekspos.

3.5.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk :
 DIN 18550
 DIN 18555

3.5.3 Pengunaan
a. MU-440 dapat diaplikasikan diatas berbagai permukaan, yaitu
 Permukaan tanah yang cukup padat dan rata.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 18
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

 Permukaan lantai rabat yang terlebih dahulu dilapisi


bonding agent MU-L500.
 Permukaan lantai beton yang terlebih dahulu dilapisi
bonding agent MU-L500.
b. MU-445 digunakan screed yang di ekspos (dak atau yang
lainya)

3.5.4 Metode Pelaksanaan


a. Alat Kerja : sendok semen, jidar alumunium, roskam dan
waterpass
b. Persiapan
1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan ditutup
dengan adukan perata lantai.
2. Bila digunakan secara langsung diatas permukaan tanah,
terlebih dulu permukaannya harus benar-benar dalam
keadaan padat dan rata lalu tutup permukaan tanah
dengan pasir urug sebagai dasar lantai kerja adukan
perata lantai.
3. Jika pelaksanaannya diatas beton hendaklah dibersihkan
permukaan tersebut dari kotoran, minyak, karat, maupun
lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila
dalam keadaan kering basahi dengan air secara merata
yang kemudian lapisi Extrabond Addhesive PVaC MU-L501
untuk area internal dan kering atau gunakan Superbond
Adhesive Pure Acrylic MU-L500 untuk area eksternal dan
basah.

c. Pelaksanaan
1. Tuangkan air sebanyak 5,5 – 6,5 liter untuk tiap kantong
MU-440 atau MU-445 kemudian masukan adukan kering
MU-440 atau MU-445 ke dalam bak adukan.
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh
kelecakan (consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan
perata lantai.
3. Penghamparan dan perataan adukan baik diatas
permukaan tanah maupun beton dilakukan secara manual
sebagaimana umumnya dengan jidar alumunium panjang.
4. Sangat dianjurkan setelah perataan permukaan lantai
kerja dengan jidar alumunium agar ditunggu setengah
kering lalu dilakukan.
5. Penghalusan permukaan dengan roskam dimana berfungsi
untuk menghaluskan permukaan

3.5.5 Catatan
a. MU-440 hanya berfungsi sebagai pekerjaan perataan,
penambahan ketinggian permukaan lantai atau sebagai lantai
kerja sehingga masih dibutuhkan topping material diatasnya
seperti keramik atau marmer. Sedangkan MU-445 bisa
digunakan sebagai topping material atau diekspos karena

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 19
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

mempunyai compressive strength tinggi yang bersifat heavy


duty dan tahan abrasive.
b. Penambahan produk Powder Mix (MU-502) & Air pada produk
Superbond Adhesive (MU-L500) atau Extrabond Adhesive (MU-
L501) sebagai aplikasi slurry, untuk aplikasi Perata Lantai MU-
440 dengan ketebalan ≥ 30 mm jika menghendaki
pengaplikasian perata lantai tanpa multilayer.
c. Sebaiknya pembuatan kepalaan (guidance line) pada bidang
lantai telah dikerjakan sebelum pekerjaan penghamparan
adukan (minimal setelah 1 x 24 jam).
d. Pemberian kawat ayam atau fiber mesh pada lapisan perata
lantai sangat dianjurkan untuk ketebalan perata lantai ≥ 30
mm.
e. Pemberian expansion Joint dengan lebar ± 10 mm dengan
kedalaman sesuai ketebalan aplikasi perata lantainya dengan
ukuran maksimal 8mx8m yang disesuaikan dengan kondisi
dilapangan. Sebagai material pengisi dapat digunakan
styrofoam dan untuk permukaannya digunakan sealent.
f. Untuk aplikasi selanjutnya sangat bergantung kepada topping
materialnya, seperti keramik/marmer masih memerlukan
Perekat Keramik Lantai MU-450 atau Perekat Keramik Putih MU-
470 untuk pemasangan marmer dan material tile grout MU-408
sebagai pengisi nat.
g. Untuk topping material yang menggunakan karpet/parquet atau
vinyl, maka material yang dibutuhkan adalah Self leveling floor-
underlayment MU-410 yang sebelumnya juga diperlukan MU-
L410 sebagai primernya. Sehingga kerataan permukaan
menjadi sempurna.
h. Untuk berat material MU-440 atau MU-445 adalah 46 kg berat
basah untuk 1.2m²/2cm ketebalan, sedangkan untuk berat
kering adalah 40kg/1.2m²/2cm. Untuk material Perekat
Keramik Lantai MU-450 atau Perekat Keramik Putih atau Self
Leveling Floor adalah ± 5 kg/m²

3.6. PEKERJAAN PEREKAT KERAMIK LANTAI/DINDING

3.6.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik, marmer, granit atau
batu alam lainnya baik pada dinding maupun lantai, sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.6.2 Jenis Material


a. MU-400 (perekat keramik dinding)
b. MU-450 (perekat keramik lantai)
c. MU-470 (perekat keramik putih/marmer)

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 20
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3.6.3 Metode Pelaksanaan


a. Alat Kerja :
1. roskam keramik bergigi (sesuai ukuran keramik)
2. electrical mixer
3. palu karet
4. sendok semen
5. waterpass
b. Persiapan
1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang
keramik, sebaiknya keramik dipasang pada dasar yang
telah cukup stabil & rata
2. Untuk keramik dinding, pemakaian bahan adukan akan
lebih boros pada dasar permukaan dinding pasangan bata
yang tidak diplester.
3. Gunakan terlebih dahulu campuran MU-600 (Pelapis Kedap
Air Fleksibel) atau MU-601 (Pelapis Kedap Air Semi
Fleksibel) bila menginginkan keramik yang lebih kedap air.
4. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan,
kelurusan & kemudahan pekerjaan pemasangan keramik.
5. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran, minyak
maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan
kemudian basahi dengan air.
6. Keramik yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi
terlebih dahulu dengan air selain untuk menghilangkan
debu/kotoran juga untuk mengurangi daya serap keramik
terhadap adukan perekat (untuk homogenous tile dapat
dipasang secara langsung).
c. Pelaksanaan
1. Tuangkan air sebanyak 5,5 – 6,0 liter dan adukan kering
Perekat Keramik ke dalam bak adukan untuk tiap kantong
MU-400/MU-470 atau 9,0 – 9,5 iter untuk tiap kantong
MU-450 (40kg).
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan perekat
keramik (campuran akan lebih baik & mudah jika
menggunakan electrical mixer).
3. Pemasangan keramik dinding atau lantai dilakukan secara
manual dengan roskam keramik bergigi sebagaimana
umumnya (ukuran gigi roskam disesuaikan dengan besar
kecilnya ukuran keramik yang akan dipasang) dan tebal
perekat yang dianjurkan 3 – 10 mm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 21
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3.6.4 Catatan

No. Aplikasi & Ukuran Tebal Perekat Keterangan


Minimal

1 Keramik/Homogenous Lantai
1. s/d 30 x 30 3 mm
2. s/d 40 x 40 4 mm
3. s/d 60 x 60 6 mm
4. diatas 60 x 60 8 mm

2 Marmer Lantai
1. s/d 30 x 30 4 mm
2. s/d 40 x 40 6 mm
3. s/d 60 x 60 8 mm
4. diatas 60 x 60 10 mm

3 Keramik/Homogenous Dinding
1. s/d 30 x 30 3 mm Pasang angkur
2. s/d 40 x 40 4 mm Pasang angkur
3. s/d 60 x 60 6 mm Pasang angkur
4. diatas 60 x 60 8 mm Pasang angkur

4 Marmer Dinding
1. s/d 30 x 30 4 mm Pasang angkur
2. s/d 40 x 40 6 mm Pasang angkur
3. s/d 60 x 60 8 mm Pasang angkur
4. diatas 60 x 60 10 mm Pasang angkur

Keterangn : Aplikasi dinding diatas 1,5 m sangat direkomendasikan


untuk memasang angkur.

3.7. PEKERJAAN PEMASANGAN MARMER DINDING

3.7.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan marmer dinding, sesuai
dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.7.2 Jenis Material


a. MU-470 (perekat keramik putih )
b. MU-471 (spasi marmer)
c. MU-L500 (superbond adhesive)
d. MU-510 (protective coating slurry)

3.7.3 Metode Pelaksanaan


a. Alat Kerja
1. roskam keramik bergigi
2. electrical mixer

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 22
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3. palu karet
4. kuas
5. sendok semen
6. waterpas
b. Alat Kerja
1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang
marmer, sebaiknya marmer dipasang pada dasar yang
telah cukup stabil & rata.
2. Pasanglah petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan,
kelurusan & kemudahan pekerjaan pemasangan marmer.
3. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran, minyak
maupun lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan
kemudian basahi dengan air.
4. Marmer yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi
terlebih dahulu dengan air selain untuk menghilangkan
debu/kotoran juga untuk mengurangi daya serap marmer
terhadap adukan perekat.
c. Pelaksanaan
1. Tuangkan air sebanyak 5,5 – 6,0 liter dan adukan kering
Perekat Keramik ke dalam bak adukan untuk tiap kantong
MU-470 (25 kg).
2. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan perekat
marmer (campuran akan lebih baik & mudah jika
menggunakan electrical mixer).
3. Untuk lebar/tinggi marmer > 40x40 cm aplikasikan
dengan mengolesi setiap sisi dan dasar marmer dengan
Protective Coating Slurry (MU-510) secara merata sehari
sebelum pemasangan marmer, kemudian aplikasikan
adukan MU-470 (perekat keramik putih) secara bertahap
yakni ¼ bagian dari lebar/tinggi marmer dengan cara di
gurat dengan roskam keramik.
4. Tempelkan ke bidang dinding dengan bantuan anchor,
setelah 1x24 jam masukkan kembali adukan MU-471
(spasi marmer) ke ¾ bagian yang tersisa secara padat.
5. Sedangkan untuk lebar/tinggi marmer < 40x40 cm
aplikasikan dengan mengolesi setiap sisi dan dasar
marmer dengan Protective Coating Slurry (MU-510) secara
merata sehari sebelum pemasangan marmer, kemudian
aplikasikan adukan MU-470 (perekat keramik putih)
dengan cara di gurat dengan roskam keramik dan
tempelkan ke bidang dinding dengan bantuan anchor.

3.7.4 Catatan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 23
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Bidang yang akan di pasang marmer sebaiknya di plester terlebih dahulu.

No. Aplikasi & Ukuran Tebal Perekat Keterangan


Minimal
1
Marmer Lantai
1. s/d 30 x 30 4 mm
2. s/d 40 x 40 6 mm
3. s/d 60 x 60 8 mm
4. diatas 60 x 60 10 mm
2
Marmer Dinding
1. s/d 30 x 30 4 mm Pasang angkur
2. s/d 40 x 40 6 mm Pasang angkur
3. s/d 60 x 60 8 mm Pasang angkur
4. diatas 60 x 60 10 mm Pasang angkur

Keterangan :
a. Bidang yang akan di pasang marmer sebaiknya di plester terlebih
dahulu.
b. Aplikasi dinding diatas 1,5 m sangat direkomendasikan untuk
memasang angkur.

3.8. PEKERJAAN TILE GROUT MU-408

3.8.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan tile grout atau pengisian nat keramik,
marmer, granit baik pada lantai maupun dinding , sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.8.2 Jenis Material


MU-408 (pengisi nat keramik–tanpa pasir)

3.8.3 Metode Pelaksanaan

a. Alat Kerja
1. sendok semen
2. Roskam karet (rubber squeegee)
3. Alat pembersih nat
4. Karet busa pembersih

b. Persiapan
1. Pastikan bahwa perekat keramik telah kering sempurna
sebelum melakukan pekerjaan pengisian celah nat

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 24
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

diantara keramik (minimal dilaksanakan setelah 24 jam


keramik terpasang).
2. Bersihkan celah-celah keramik dari sisa-sisa perekat,
minyak, karat, lumut maupun benda-benda lepas lainnya.
3. Bila keramik disentuh terasa hangat dapat dilakukan
pendinginan dengan cara menyeka permukaan keramik
dengan kain lembab.

c. Pelaksanaan
1. Tuangkan adukan tile grout MU-408 ke dalam sebuah
wadah yang telah diisi air 300-330 ml/kg.
2. Lakukan pengadukan hingga rata dan diperoleh kelecakan
(consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan pengisian
nat keramik.
3. Oleskan bahan pengisi nat dengan menggunakan roskam
karet (rubber squeegee) pada celah keramik lalu lakukan
dengan gerakan memutar sampai seluruh celah diantara
keramik dapat terisi penuh dengan bahan pengisi nat.
4. Untuk bahan pengisi nat yang berlebihan agar dibersihkan
dari permukaan keramik dengan alat yang sama sambil
pekerjaan pengisian berlangsung.
5. Jika terdapat bahan pengisi nat yang mulai mengering
pada permukaan keramik hendaklah dibersihkan/dibuang
dengan menggunakan karet busa lembab.
6. Untuk kesempurnaan hasil aplikasi dapat menggunakan
jari yang telah dilindungi dengan sarung tangan untuk
menggosok seluruh celah keramik yang telah terisi dengan
bahan pengisi nat sehingga diperoleh pengisian yang
padat, merata sempurna dan halus.

3.8.4 Catatan
a. Hendaklah dibiarkan selama min 24 jam sebelum
mempergunakan tempat yang baru selesai dikerjakan.
b. Lebar nat keramik dan fungsi produk pengisi nat yang
dianjurkan adalah nat keramik pada area Interior Lebar nat
< 3 mm

3.9. PEKERJAAN FLOOR HARDENER MU 700

3.9.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan tile grout atau pengisian nat keramik,
marmer, granit baik pada lantai maupun dinding , sesuai dengan
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.9.2 Jenis Material


a. MU-700 (Floor Hardener)
b. MU-L710 (Cairan Emulsi Polymer Material Pelapis Curing)

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 25
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3.9.3 Metode Pelaksanaan

a. Alat Kerja
1. Trowel/mesin trowel
2. Roskam kayu
3. Kuas/roll

b. Persiapan

1. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan ditutup


dengan pelapis lantai beton.
2. Ketika proses perataan adukan beton di lantai kerja
sebaiknya mengikuti prosedur perataan dan pemadatan
beton sesuai standart umum.
3. Apabila terdapat kelebihan air sebaiknya dikurangi.

c. Pelaksanaan

1. Pada saat aplikasi pengecoran beton diatas sisa air pada


permukaan beton basah taburkan secara merata 2/3
material MU-700 (25 kg) yang akan dipergunakan untuk
menutupi permukaan beton, biarkan sampai hasil taburan
MU-700 menjadi basah karena mengambil sisa air beton
dibawah.
2. Padatkan lapisan pertama ini dengan menggunakan roskam
kayu atau trowel, dan ambil bagian-bagian yang berlebih
sehingga permukaan menjadi rata. Setelah 1-2 jam,
kemudian taburkan lagi 1/3 sisa MU-700 diatas lapisan
pertama.
3. Apabila beton dasar sudah agak keras, sehingga mampu
menahan beban diatasnya, lakukan penggosokan MU-700
dengan menggunakan mesin trowel secara hati-hati.
Penggosokkan ini dilakukan berulang sampai didapatkan
permukaan yang rata dan padat. Keuntungan pemakaian
mesin trowel adalah hasil pekerjaan akan lebih padat, lebih
luas serta permukaan lebih halus dan waktu lebih singkat.
4. Setelah beberapa saat permukaan beton yang telah di
floorhardener diaplikasi, aplikasikan Cairan Emulsi Polymer
(Curing Coumpound) MU-L710 diatas permukaan
floorhardener secara merata dengan menggunakan kuas /
roll minimal 2 lapis. Pelapisan cairan ini untuk mengurangi
resiko retak di permukaan beton/mortar karena kehilangan
kelembaban pada waktu terkena sinar matahari atau angin.

3.9.4 Catatan :
a. MU-700 berfungsi untuk memperkuat permukaan lantai
beton terhadap gesekan, khususnya beban berat dan tahan
terhadap benturan/gesekan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 26
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

b. Untuk aplikasi Floor Hardener (MU-700) diatas Perata Lantai


Ekspos (MU-445) dapat dilakukan seperti aplikasi diatas
permukaan beton.
c. Minimal kekuatan mutu beton/screed K-225 (225 kg/cm2).

BAB 4
PEKERJAAN LANTAI

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 27
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4.1. UMUM

4.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-lapisan
pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat
ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

4.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan
penutup lantai yang dipakai.
3. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat pengunci
pintu, harus dibingkai dengan aluminium yang direkatkan
dengan silicone sealant.
4. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

4.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK GLAZUR

4.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut step-
nosing tangga.

4.2.2 Persyaratan Bahan


Jenis : Glazed Ceramic Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Keramik untuk lantai yang digunakan adalah produk Roman.
Ketebalan Minimum : sesuai pabrik
Daya Serap : 1%

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 28
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.


Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single
Firing, tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-
3) pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : MU 408
Bahan Perekat : MU 450

4.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan bernoda.
3. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air
bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,
dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3 mm, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya. Kecuali pemasangan keramik cutting tanpa nat.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat
pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan
dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak sewaktu
menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus
dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian
dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 29
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian


belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar,
demikian juga pengambilan as pemasangan.
14. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam,
basa serta kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan
dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam
setelah keramik dipasang.
16. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar
melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah
naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
17. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang
tidak terkena adukan/air semen.
18. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan
keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
19. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.
20. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi,
baik, tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan
kuat.
21. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap
basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di
pasaran.
22. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotorannya.
23. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan,
maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur
expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas.

4.2.4 Pengendalian Pekerjaan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 30
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4.3. PEKERJAAN LANTAI HOMOGENIOUS TILE

4.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut plint
lantai dan step-tile tangga.

4.3.2 Persyaratan Bahan


Jenis : Homogenious Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Ketebalan Minimum : sesuai pabrik
Daya Serap : <0.05 %.
Kekerasan : Minimum 8 skala Mohs.
Kekuatan Tekan : > 450 kg/cm2.
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded Single
Firing, tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-
3) pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : MU 408
Bahan Perekat : MU 450

4.3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola lantai.
2. Homogenious tile yang terpasang harus dalam keadaan baik,
tidak retak, tidak cacat dan bernoda.
3. Alas dari lantai homogenious tile di atas plat beton struktur
adalah lantai screed MU-440 dengan ketebalan minimal 2-3 cm
atau lebih sesuai dengan gambar.
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
5. Bahan homogenious tile sebelum dipasang harus direndam
dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai
jenuh.
6. Hasil pemasangan lantai homogenious tile harus merupakan
bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras/balkon.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 31
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

7. Jarak antara unit-unit pemasangan homogenious tile satu


sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 2 mm,
yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar
dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya. Kecuali pemasangan homogenious tile cutting
tanpa nat.
8. Pemotongan unit-unit homogenious tile harus menggunakan
alat pemotong homogenious tile khusus sesuai persyaratan
dari pabrik.
9. Homogenious tile yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Hospital/ plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung dengan
siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan
dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak sewaktu
menerima beban diatasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi homogenious tile harus
dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian
dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
13. Sewaktu homogenious tile dipasang, permukaan homogenious
tile bagian belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
14. Pola pemasangan homogenious tile disesuaikan dengan
gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan.
15. Naad homogenious tile diisi dengan mortar tertentu yang tahan
asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna homogenious tile.
16. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam
setelah homogenious tile dipasang.
17. Sewaktu pengisian naad ini, homogenious tile harus sudah
benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi,
celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan homogenious tile yang sudah
terpasang tidak terkena adukan/air semen.
19. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan
keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap/disapu hingga bersih.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 32
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi,


baik, tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang dengan
kuat.
22. Bila masih diperlukan, Homogenious Tile harus dibersihkan
dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang
ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan,
maka pada beberapa bagian harus disediakan alur-alur
expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi
dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas.

4.3.4 Pengendalian Pekerjaan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan
air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas.

4.4. PEKERJAAN LANTAI VINYL

4.4.1 LINGKUP PEKERJAAN


1. Meliputi bagian-bagian permukaan lantai sesuai dengan yang
di tunjukan dalam detail gambar. Dalam hal ini termasuk
pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
peralatan pembantu lainnya.
2. Pemasangan lantai Vinyl pada ruangan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

4.4.2 PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan harus mempunyai kualitas yang baik, tahan lama
terhadap goresan,anti static, hygienis, mampu mencegah
pertumbuhan jamur dan bakteri, mudah dibersihkan dan
mudah dalam perawatan.
2. Bahan terbuat dari PVC murni, satu layer/homogeneus chip,
tanpa bahan pencampur/filler,layer terbuat dari PVC murni
yang transparan yang dilengkapi dengan proteksi PUR
(polyurethane)TRUESHIELD Coated dengan ketebalan
minimum 2,0 mm, tidak menyusut, ketahanan tinggi terhadap
noda dan bahan-bahan kimia rumah sakit, dan antislip.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 33
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3. Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi sebagai


berikut :
a. Wear Resistance : kelas EN 660-2 dengan resistensi abrasi
yang yang baik(grup P)
b. Static Electrical Propensity : kelas EN 1815-1997 ≤2.0 kV,
tebal lapisan minimal 2,0 mm
c. Flammability : GB 8624-2012 kelas B1, EN 13501-1
kelas Bfl-S1
d. Dynamic Coefficient Friction : EN 13893 Kelas DS
e. Slip Resistance : DIN 51130 Grup R9
f. Resistance to Staining : EN 423 No stain
g. Dimensional Stability : ISO 23999-EN 434 X :< 0.4%; Y
:<0.4%
h. Color Fastness : ISO 105-B02 rating >6
i. Impact Sound Reduction : ISO 10140 ISO 717-2 3 dB
j. Classification : ISO 10874-EN 685 kelas Domestic : 23
heavy, Commercial : 34 very heavy, Industrial : 43 heavy

4. Bidang vinyl harus dalam bentuk ‘sheet’ (gulungan), lebar


minimal 2m, panjang 13-20m, tebal minimal 2 mm, total
berat 3.3 kg/m2, sambungan di las (hot welding) dengan
pemanasan dengan menggunakan bahan PVC yang sama yang
disebut welding rod atau dengan menggunakan adhesive S
761 ex. Armstrong (cold welding/seamless). Lebar sambungan
dengan welding rod antara 2,5 s/d 3 mm dan harus rata.
5. Plint adalah perpanjangan atau kelanjutan vinyl dari lantai
kemudian naik ke dinding setinggi 10 cm. Pada sudut antara
lantai dan dinding di pasang “Cove Fillet“ yaitu bahan yang
membentuk sudut landai (R) agar sudut tersebut tidak siku.
Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding, ditutup
dengan wall capping. Material dari cove fillet dan wall capping
juga harus terbuat dari vinyl PVC.
6. Warna dan corak bahan di ajukan oleh kontraktor dengan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan atau
Pemberi Tugas.
7. Merk pabrikasi bahan : Ex. TAJIMA

4.4.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat
retak-retak, tidak ada lubang dan celah-celah, bebas debu,
bebas lemak dan minyak.
2. Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai
dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan
sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan
dapat tahan lama.
3. Pekerjaan lapisan vinyl dilakukan setelah pekerjaan finishing
yang lain seperti plafond, dinding, pekerjaan ME, pengecatan
selesai dilaksanakan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 34
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4.4.4 SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN


Tempat penyimpanan barang harus terhindar dari genangan air,
tidak lembab, terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan)
dan selalu bersih.

4.4.5 TAHAP PENGERJAAN VINYL


1. Screeding harus benar-benar kuat dan rata yang di capai
dengan membuat adukan dengan komposisi 1 semen : 4
pasir. Permukaan screed harus kering, bebas debu, bebas
lemak dan minyak.
2. Leveling di laksanakan sebanyak 3 s/d 4 kali (lapis). Antara
tahap 1 dan tahap berikutnya di lakukan dengan arah yang
menyilang dan biarkan sampai kering. Bahan leveling terdiri
dari : Polymer dan semen atau dengan bahan Self Leveling.
Tetapi kalau dengan self leveling dapat di lakukan antara 1
s/d 2 lapis.
3. Sebelum melakukan pekerjaan leveling, periksa dulu apakah
lapisan screed telah mengering dengan sempurna. Untuk
lantai yang berhubungan langsung dengan tanah dan
kelembabannya tinggi, sebelum pekerjaan leveling ataupun
sebelum pekerjaan screed, harus di coating dengan water
proffing atau dilakukan tahapan pemasangan vinyl.
Kelembaban atau moisture tidak boleh melebihi 75% bila di
test dengan menggunakan hydrometer.
4. Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering,
kemudian di bersihkan dengan cara di Vacuum atau dipell.
5. Untuk menjaga hyginitas setiap ada celah/sambungan vinyl
harus dilas dengan bahan yang sama.
6. Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah
terakhir adalah pemolesan. Bahan poles adalah yang telah
direkomendasikan oleh Pabrik.
Untuk lantai yang berhubungan langsung dengan tanah dan
kelembabannya tinggI harus di coating dengan water proffing
atau dilakukan tes moisture sebelum dilakukan tahapan
pemasangan vinyl.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 35
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 5
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

5.1. UMUM

5.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plesteran dinding selesai dikerjakan dan
mencapai waktu seperti yang disyaratkan. Apabila dipandang
perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 36
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

5.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan
pelapis dinding yang dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.

5.2. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

5.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas.

5.2.2 Persyaratan Bahan

Bahan Keramik Dinding :


Jenis : Glazed Ceramic Tile
Ukuran : lihat gambar
Tipe : lihat gambar
Produksi : Roman
Ketebalan : sesuai pabrik
Bahan Pengisi Siar : MU 408
Bahan Perekat : MU 400

5.2.3 Persyaratan Bahan


1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 -
1989 - F.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 37
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

5.2.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang
menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan
MU 301 setebal 1.5 cm, menurut arah permukaan yang tertera
dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut diberi waterproofing
(seperti tercantum dalam pasal 3 ayat 3.4).
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat
MU-400 setebal antara 3 – 8 mm. Dengan lebar naad sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini
diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata
dan saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air
keras.
4. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan
pendek, harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat
untuk itu (tile acccessories).
5. Pada permukaan dinding beton/bata yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan diatas plesteran, dengan menggunakan
perekat MU-400, diaduk baik. Sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak,
gompal atau cacat lainnya.
7. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
8. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.
9. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel,
Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain yang
tertera di dalam gambar.
10. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
Pada Toilet, Spoel Hoek dan Janitor, keramik dipasang setinggi
plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar Toilet. keramik
dipasang setinggi 140 cm dari lantai dan lebar 80 cm.
Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium, keramik dipasang
setinggi 60 cm dari meja beton.
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 38
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis


siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding
yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
sebesar 3 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua
garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi
siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan grouting.
15. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara
keramik dinding dengan dinding.

5.3. PEKERJAAN DINDING HOMOGENOUS TILE

5.3.1 Lingkup Pekerjaan


3. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
4. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Pengawas.

5.3.2 Persyaratan Bahan


Bahan Keramik Dinding :
Jenis : Glazed
Ukuran : 30x60 cm
Ketebalan : Sesuai merk dan tipe yang digunakan.
Bahan Pengisi Siar : MU 408 atau yang setara
Bahan Perekat : MU 400 atau yang setara

5.3.3 Persyaratan Bahan


5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 -
1989 - F.
6. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.
7. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Pengawas.
8. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 39
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Pengawas.

5.3.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


16. Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang
menempel, kemudian permukaannya diplester halus dengan 1
PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera
dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
17. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan
menggaruk menyilang) agar lapisan yang akan dipasang
terikat kuat.
18. Homogenous tile dipasang dengan menggunakan bahan
perekat setebal minimal 1 cm atau sesuai dengan spesifikasi
mortar yang dipakai. Dengan lebar naad sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad ini diisi
dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan
saling tegak lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
19. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan
pendek, harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat
untuk itu (tile acccessories).
20. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik
dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat MU-
450 atau yang setara, diaduk baik. Sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
21. Homogenous tile yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap Homogenous tile harus sama
tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
22. Pemotongan Homogenous tile harus menggunakan alat potong
khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
23. Sebelum Homogenous tile dipasang, Homogenous tile terlebih
dahulu harus direndam air sampai jenuh.
24. Pola Homogenous tile harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding: Exhaust Fan,
Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv dan lain-lain
yang tertera di dalam gambar.
25. Ketinggian peil tepi atas pola Homogenous tile disesuaikan
gambar. Pada Toilet dan Janitor, keramik dipasang setinggi
plafond. Pada Wastafel yang terletak di luar Toilet,
Homogenous tile dipasang setinggi 120 cm dari lantai dan
lebar 80 cm. Sedangkan pada Pantry dan Laboratorium,
Homogenous tile dipasang setinggi 60 cm dari meja beton.
26. Awal pemasangan Homogenous tile pada dinding dan kemana
sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih
dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
27. Bidang dinding Homogenous tile harus benar-benar rata, garis-
garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada
dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
28. Homogenous tile harus disusun menurut garis-garis lurus
dengan siar sebesar 3 mm setiap perpotongan siar harus

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 40
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi


dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan
dan warnanya akan ditentukan kemudian.
29. Naad-naad pada pemasangan Homogenous tile harus diisi
dengan bahan grouting.
30. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara
keramik dinding dengan dinding.

5.4. PEKERJAAN FASADE GRC ( GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT )

5.4.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan tenaga dan
pemasangan pekerjaan Fasade GRC seperti yang dijelaskan dalam
gambar-gambar.

5.4.2 Bahan-Bahan
a. GRC
GRC yang dipakai adalah GRC dengan ketebalan 12 mm setara
dengan produksi PT. Bangunperkasa Adhitamasentra dengan
produknya Superpanel atau yang setara, dengan ukuran sesuai
standard pabrik dan gambar-gambar serta petunjuk Pengawas.

b. Rangka Fasade
Rangka fasade adalah dengan memakai rangka metal, sesuai
dengan petunjuk Pengawas atau rekomendasi pabrik pembuat
GRC.

5.4.3 Contoh-Contoh Bahan


Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan dan metoda
pemasangan kepada Pengawas untuk persetujuannya.

5.4.4 Pemasangan
1. Ikuti semua petunjuk dan persyaratan dari pabrik pembuat dan
sesuaikan dengan gambar.
2. Semua lubang-lubang untuk pemasangan sekrup atau pengikat
lainnya harus dibor tangan atau bor mesin agar tidak
mengakibatkan rusak.

5.4.5 Pemeriksaan Akhir dan Pembersihan


1. Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna
sesuai dengan perintah Pengawas.
2. Bilamana “touching-up” tidak dapat memperbaiki permukaan-
permukaan pekerjaan GRC tersebut, diganti dengan bahan-
bahan baru sampai sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 41
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

5.5. PEKERJAAN CLADING ALUMINIUM

5.5.1 Umum
Ketebalan aluminium composites panel 4 mm. Terbuat dari 0.3
mm aluminium skin di bawah dan di atas, di lapisan tengah ada
3.4mm polytheylene yang masih baru bukan di recycled (hampir
semua produk China menggunakan recycled polythelyne). Kulit
aluminium dibuat dari PERALUMAN-100 (AlMg1-NS41) or series
5005 alloy. Merk yang digunakan Allucobond

5.5.2 Finishing Alumunium Composite Panel


Finishing Aluminium Composit Panel adalah Cat PVF 2 atau PVDF
dengan "REVERSE ROLLER COATING" process. Total ketebalan
film-kering of cat adalah minumun 25 microns, terdiri dari
chromate penggantian coating, primer cat dan top cat. Applikasi
seperti spray paint PVDF tidak lah diterima, karena hasil cat
tidaklah bertahan lama dan dapat menimbulkan belang warna.
Finishing cat pada aluminium composites adalah pekerjaan pabrik
(fabricated).

5.5.3 Bahan - bahan


Semua cladding menggunakan Allucobond Panel ketebalan 4.0
mm, panel aluminium komposit yang terdiri dari inti Polietilen
diapit dua kulit paduan aluminium peraluman – 100 (ALMg1-
NS41)
1. Aluminium kulit : 0.5 mm
2. Mechanical Properties : tensile strength 130 N/mm2
3. 0.2 % bukti stress 90 N/mm2
4. Elongasi 5.65 jadi 10 %
5. Modulud Elastisitas 70.000 N/mm2
6. Getaran rata – rata udara – rygi transmisi suara dan noise
Dampinf R-5 dB (DIN 4109)
7. Kekakuan (E x l ) : 0.240 kNm2/m
8. Berat panel : 5.5 kg/m2
9. Warna/glos : Grafik warna dengan approx 30%
10. Gloss menurut Gardner. Warna ditentukan kemudian.

5.5.4 Pemasangan
3. Fasteners, termasuk sekrup tersembunyi, kacang-kacangan,
baut dan item lainnya yang diperlukan untuk menghubungkan
aluminium
4. Blind digunakan untuk memasang paku keling panel ke sub-
frame aluminium akan aluminium paduan dengan baja
stainless Mandrel.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 42
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

5. Semua panel harus dipotong dan diarahkan menggunakan


peralatan dan alat-alat yang direkomendasikan dan disetujui
oleh produsen panel. Setelah lipat ke dalam kaset, sebuah
aluminium ekstrusi profil Akan ditetapkan untuk 25mm
minimum dalam tikungan kembali menggunakan paku keling
5mm
6. Jika penguatan panel akan dibutuhkan, sebuah aluminium
ekstrusi profil yang sesuai penampang dan kekuatan akan
terikat ke sisi sebaliknya panel menggunakan pita perekat dua
sisi "3M VHB4991" atau PU perekat "Sikaflex-221". Penerapan
sistem ikatan akan diperketat sesuai dengan spesifikasi
manufaktur dan rekomendasi. Ujung mekanis stiffener akan
bergabung ke panel sub-frame.
7. Setiap panel harus ditandai di sisi sebaliknya untuk
memudahkan identifikasi ukuran dan lokasi.
8. Selesai panel akan disimpan dan dikirim ke site / lokasi dalam
posisi vertikal, face-to-face resp. back-to-kembali, dengan
perlindungan yang memadai untuk mencegah goresan dan
penyok.
9. Pengelupasan pelindung diterapkan pabrik-off foil hanya boleh
dihapus setelah panel terinstal.

5.6. PEKERJAAN TIMAH HITAM FINISHING GRC+VINYL

5.6.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan partisi single GRC ini meliputi pelapisan dinding pada
ruang Radiologi atau sesuai gambar. Dinding plester yang rata
dilapis lembaran timah hitam finishing partisi single GRC 6 mm
dilapis Vinyl Simpurity untuk untuk area Radiologi area Catlab.

5.6.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam
1. NI - 5 - 196
2. NI - 0458 – 1961

5.6.3 Bahan-bahan
1. GRC yang digunakan adalah merk GRC board. Spesifikasi lain
seperti yang disebutkan pada Bab 6 Pekerjaan Partisi.
2. Timah Hitam yang digunakan adalah Timah Hitam produksi
lokal tebal 2 mm.
3. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan
dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas terbaik
serta disetujui Konsultan Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 43
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

5.6.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum memasang rangka partisi, lembaran Timah Hitam
dipasang terlebih dahulu pada dinding.
2. Pemasangan partisi gypsum seperti yang disebutkan pada
Pasal 5.II Pekerjaan Partisi.
3. Finishing partisi menggunakan cat seperti yang diuraikan di
dalam pasal pengecatan.

BAB 6
PEKERJAAN PARTISI

6.1. PARTISI GYPSUM

6.1.1 Lingkup Pekerjaan

1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta


pemasangan partisi gypsum board dengan rangka metal stud
ex. Jayaboard dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail
yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

2. Gypsum dipasang pada kedua sisi rangkanya (double


gypsum/dua muka) dan dipasang tegak lurus dari lantai
sampai setinggi plafond (rapat dengan plafond).

3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan


jenisnya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

4. Sistem Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari


pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum
Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat
dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 44
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Rangka Boral Metal System (BMSys) yang memproduksi


rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load bearing)
dan system partisi pemikul beban (load bearing). Beberapa
komponen BMS, termasuk wall stud dan wall track diperkuat
dengan menggunakan lekukan.

6.1.2 Persyaratan Bahan

1. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan
ketebalan 12 mm. Finishing gypsum dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap
bahaya kebakaran minimal 60 menit.
2. Rangka Partisi

Rangka partisi menggunakan metal stud merk Jayaboard.


Apabila ada yang memakai rangka kayu di tempat tertentu,
seluruh rangka kayu harus diserut hingga lurus dan di-
treatment dengan bahan anti rayap. Ukuran dan Tipe sesuai
gambar. Ketebalan partisi adalah 100 mm. Sistem
Pemasangan Partisi Rangka Metal Jayaboard terdiri dari
pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum
Jayaboard yang dipasang pada rangka metal tahan karat
dengan menggunakan skrup. Rangka yang digunakan adalah
Rangka Boral Metal System (BMSys) yang memproduksi
rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh, termasuk system partisi ringan (non load
bearing) dan system partisi pemikul beban (load bearing).
Beberapa komponen BMS, termasuk wall stud dan wall track
diperkuat dengan menggunakan lekukan.

6.1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus
dibuat/didirikan tegak lurus dengan lantai.
2. Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-
bagian struktur gedung, disekrup dan lain-lain, agar tidak
mudah roboh bila kena benturan.
3. Panel gypsum dipasang rata di kedua sisi tanpa ada
sambungan horizontal ditengahnya. Semua sambungan antar
panel gypsum harus di tengah dengan paper tape dan ditutup
dengan joint compound dan diamplas halus dengan
permukaan yang rata. Panel gypsum harus ditempel pada
rangka-rangkanya dengan sekrup khusus (standart) dengan
jarak ke arah horizontal maximal 60 cm arah vertikal 40 cm,
kecuali untuk bagian tepinya.
4. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan
skrup fiser S6 atau jika kondisi lapangan memaksa boleh

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 45
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm, setiap jarak 30


cm.
5. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan paku
full drat S 6 dengan jarak skrup maximal 30 cm dengan skrup
lainnya.

6.1.4 Cara Pemasangan


Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu
memperhatikan/mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah
ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan yang
dikeluarkan dari Pabrik Produksi gypsum board, kecuali dalam
keadaan tertentu yang menghendaki lain, yang sudah mendapat
petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

6.2. PEKERJAAN DINDING PARTISI CUBICLE

6.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan
peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pemasangan cubicle toilet seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
2. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
3. Merk yang digunakan adalah Winas

6.2.2 Pengendalian Pekerjaan


1. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan sesuai dengan standar dan spesifikasi dari pabrik.
2. Bahan-bahan yang dipakai harus memenuhi standar-standar
antara lain :
 ASTM : American Society for Testing and Materials
 BS : British Standard
 DIN : Deutsches Institut fur Normung
 NEN : Netherlandse Normen
 NF : Norme Francaise
 NEMA : National Electrical Manufactures Association
 ISO 9001 dan ISO 14001

6.2.3 Komponen
1. Pintu Cubicle lengkap dengan aksesoris.
2. Kaki alumunium.
3. Mohair strip

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 46
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4. Head section alumunium.


5. Alumunium U-Channel
6. Skrup

6.2.4 Bahan-Bahan
1. Spesifikasi Bahan :
 Tebal : 30 mm
 Tahan terhadap benturan
 Tahan air
 Warna : ditentukan kemudian
 Sistem/Asesories : alumunium
2. Bahan yang digunakan produksi dari Winas.
3. Kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan supply yang
dikeluarkan oleh distributor dan didukung oleh pihak pabrik
atau principal yang mencantumkan nama proyek dan
perkiraan volumenya.
4. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-
contoh bahan kepada Direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan Pemberi tugas.

6.2.5 Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam
pekerjaan ini dengan menunjukan surat keterangan referensi
pekerjaann-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada direksi
lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Toilet Cubicle yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan
bantu untuk mempermudah serta mempercepat pemasangan
dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4. Metode pemasangan antara lain :
 Kondisi lapangan sudah terpasang keramik, saniter, dll
 Pemasangan Panel dan asesorisnya.
5. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan
pembersih yang cocok sangat tergantung pada penggunaan.
Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau
sikat lembut Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan
dengan aceton.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 47
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 7
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

7.1. UMUM

7.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah
semua peralatan yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-
kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan
penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Perencana,
Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat
dalam rencana langit-langit haruslah mengacu pada gambar
mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya
memuat tata letaknya saja.

7.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan
contoh/sample bahan penutup langit-langit dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 48
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa


sehingga diperoleh bidang langit-langit yang rata, datar dan
tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah
pada waktu pemasangan harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang
mungkin terjadi terhadap :
Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian
partisi yang harus disangga oleh rangka langit-langit.
Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan
(man-hole).
Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat
penggantung, sehingga langit-langit menjadi bergelombang
karenanya.
Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat
maintenance pada langit-langit di luar bangunan.

7.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

7.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta
pemasangan langit-langit gypsum board dengan rangka besi
hollow galvanis 4x4 cm tebal 0.4 mm, yang dipasang pada ruang-
ruang rawat inap, koridor atau disebutkan dalam gambar.

7.2.2 Pengendalian Pekerjaan


Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di
dalam:
a. NI - 5 - 1961
b. NI - 0458 - 1961

7.2.3 Bahan-bahan

7.2.3.1 Gypsum Board


Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan
ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm. Finishing Gypsum Board
dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki
daya tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.

7.2.3.2 Rangka Langit-langit


Rangka langit-langit menggunakan besi hollow galvanis 4x4 cm
tebal 0.4 mm. Rangka hollow di pasang dengan modular 60x60
cm untuk plafond datar sedangkan untuk drop ceilling
mengikuti pola gambar atau sesuai ketentuan pabrik gypsum.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 49
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

7.2.3.3 Baja Penggantung


Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel
agar seluruh sistem langit-langit dapat tetap rata
permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang
(mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.

7.2.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.

7.2.4 Pelaksanaan

7.2.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Board


1. Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka hollow
galvanis 4x4 cm tebal 0.4 mm dengan bentuk, ukuran dan
pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai
tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang
rata sesuai ukuran yang telah ditentukan. Batang hollow
yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk dalam
tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas
dan di sekru dan sebagainya yang telah diseleksi dengan
baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui
oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton
dan atau atap dengan menggunakan penggantung dari
logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang
dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan
kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk
lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak
ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical
electrical equipment yang terletak di plafon.

7.2.4.2 Pekerjaan langit-langit Gypsum Board


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum
board dengan ukuran sesuai dengan gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 50
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang


telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas.
3. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan gambar untuk itu dan setelah gypsum board
terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara
unit-unit gypsum board harus tidak kelihatan.
4. Finishing gypsum adalah cat emulsi, warna akan ditentukan
kemudian.
5. Semua sambungan antar gypsum board didempul dengan
bahan tertentu sesuai tatacara dan teknis dari pabrik.
Sambungan gyspum harus didempul dan compound
sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

7.3. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM WET AREA

7.3.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta
pemasangan langit-langit gypsum wet area dengan rangka besi
hollow galvanis 4x4 cm tebal 0.4 mm, Gypsum Wet Area dipasang
di area kamar mandi (daerah basah lainnya) dan pekerjaan lain
yang sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan
atas petunjuk Pengawas.

7.3.2 Pengendalian Pekerjaan


Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di
dalam:
a. NI - 5 - 1961
b. NI - 0458 - 1961

7.3.3 Bahan-bahan

7.3.3.1 Gypsum Wet Area


Gypsum Wet Area yang dipakai adalah merk Jayaboard atau
yang setara dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm.
Finishing Gypsum Wet Area dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap
bahaya kebakaran minimal 60 menit.

7.3.3.2 Rangka Langit-langit


Rangka langit-langit menggunakan rangka hollow galvanis 4x4
cm tebal 0.4 mm. Jarak rangka rangka hollow 60 x 60 cm atau
sesuai rekomendasi pabrik.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 51
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

7.3.3.3 Baja Penggantung


Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel
agar seluruh sistem langit-langit dapat tetap rata
permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang
(mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.

7.3.3.4 Contoh-contoh
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.

7.3.4 Pelaksanaan

7.3.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Wet Area


1. Rangka langit-langit gypsum wet area menggunakan rangka
galvanis 4x4 cm tebal 0.4 mm dengan bentuk, ukuran dan
pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai
tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
2. Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang
rata sesuai ukuran yang telah ditentukan. Batang hollow
yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk dalam
tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas
dan di sekru dan sebagainya yang telah diseleksi dengan
baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui
oleh Pengawas.
3. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton
dan atau atap dengan menggunakan penggantung dari
logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang
dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan
kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk
lagi.
4. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak
ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
5. Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical
electrical equipment yang terletak di plafon.

7.3.4.2 Pekerjaan langit-langit Gypsum Wet Area


1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum
wet area dengan ukuran sesuai dengan gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 52
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Gypsum wet area yang dipasang adalah gypsum yang telah


dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
3. Gypsum wet area dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan gambar untuk itu dan setelah gypsum terpasang,
bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas
dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit
gypsum board harus tidak kelihatan.
4. Finishing gypsum wet area adalah cat emulsi untuk interior
dan cat acrylic untuk ekterior, warna akan ditentukan
kemudian.
5. Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel
pada langit-langit yang dapat dibuka, tanpa merusak
gypsum dan sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-Elektrikal.
6. Semua sambungan antar gypsum wet area didempul
dengan bahan tertentu sesuai calsiboard. Didempul dan
compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada
retakan.

7.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GRC BOARD/KALSIBOARD

7.4.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta


pemasangan langit-langit GRC board / Kalsiboard dengan rangka
besi hollow, di ruang yang berhubungan dengan elektrikal dan
mekanikal, dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang
dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Pengawas atau MK.

7.4.2 Pengendalian Pekerjaan


Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di
dalam:
c.NI - 5 - 1961
d. NI - 0458 - 1961

7.4.3 Bahan-bahan

7.4.3.1 Kalsiboard
GRC board / Kalsiboard yang dipakai adalah merk GRC
board / Kalsi dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 4.5
mm. Finishing Kalsiboard dicat sesuai dengan Pasal
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan
terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.

7.4.3.2 Rangka Langit-langit


Rangka langit-langit menggunakan besi hollow 40x40
Mm. Modul 60 x 120 cm

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 53
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

7.4.3.3 Baja Penggantung


Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang
dapat distel agar seluruh sistem langit-langit dapat
tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem
lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan
sebagainya.

7.4.3.4 Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai
sebagai pedoman/standard bagi Pengawas untuk
menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

7.4.4 Pelaksanaan

7.4.4.1 Pekerjaan rangka langit-langit Kalsiboard

a. Rangka langit-langit menggunakan besi hollow


dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan
sesuai dengan gambar.
b. Batang-batang profil untuk rangka langit-langit
yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat
lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas atau
MK.
c. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada
pelat beton dan atau atap dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized
suspension/kawat seng BWG 14 yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan
baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat
berubah-ubah bentuk lagi.
d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang,
seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang
dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.
e. Rangka tersebut mempertimbangkan beban
mechanical electrical equipment yang terletak di
plafon.

7.4.4.2 Pekerjaan langit-langit GRC board / Kalsiboard

f. Bahan penutup langit-langit yang digunakan


adalah GRC board / Kalsiboard dengan ukuran
sesuai dengan gambar.
g. GRC board / Kalsiboard yang dipasang adalah GRC
board / Kalsiboard yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-
cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas atau MK.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 54
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

h. GRC board / Kalsiboard dipasang dengan cara


pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah GRC board / Kalsiboard terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang, dan
sambungan antara unit-unit GRC board /
Kalsiboard harus tidak kelihatan.
i. Finishing GRC board / Kalsiboard adalah cat
emulsi, warna akan ditentukan kemudian.
j. Pada tempat tertentu harus dibuat
manhole/access panel pada langit-langit yang
dapat dibuka, tanpa merusak GRC board /
Kalsiboard sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-
Elektrikal.
k. Semua sambungan antar GRC board / Kalsiboard
didempul dengan bahan tertentu sesuai GRC board
/ Kalsiboard. Didempul dan compound sehingga
rata menutupi sambungan tanpa ada retakan.

7.5. PEKERJAAN PLAFOND EKSPOS BETON (SKIN COAT)

7.5.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plafond beton ekspos, baik
internal maupun ekternal, dan lain-lain seperti yang dijelaskan
dalam gambar pelaksanaan.

7.5.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk
a. SNI - 2 - 1971
b. SNI - 3 - 1970
c. SNI - 8 - 1974
d. DIN 18550

7.5.3 Bahan-Bahan
Semen instan MU-200 (untuk skin coat pada beton) atau yang
setara ini merupakan campuran semen, filler dan aditif. Semen
instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-
murnian /kotoran supaya menghasilkan acian dengan kekuatan
yang dibutuhkan, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang
baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk
persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan MU-200
atau yang setara siap digunakan dengan menambahkan air. Air
harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama
seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.

7.5.4 Metode Pelaksanaan


a. Alat kerja : Roskam baja, jidar panjang dari baja atau
alumunium, hand mixer, bak adukan.
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak
dicoating.
 Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu
pekerjaan coating.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 55
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

 Bersihkan dasar permukaan yang akan dicoating dari


serpihan, kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya
rekat adukan.
 Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan
dicoating dengan air.
 Pekerjaan coating harus lurus, sama rata, datar maupun
tegak lurus.
 Jika coating menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,
adanya pecah atau retak, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
 Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 12,0 – 13 liter
untuk tiap kantong MU-200 (40 kg) atau yang setara.
 Masukan adukan kering MU-200 atau yang setara kedalam
bak adukan. Aduk campuran di atas hingga rata.
 Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih
dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan.

d. Aplikasi untuk coating :


 Coating dilakukan secara manual sebagaimana umumnya
yang kemudian diratakan dengan jidar panjang.
 Tebal coating yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm,
tergantung kerataan dasar permukaannya.

7.5.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)


Semua permukaan yang akan menerima coating harus cukup
keras untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik,
bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang
lepas. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk
menghindari coating yang masih basah jatuh atau bepercikan
pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai,
pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda / kotor.

7.5.6 Catatan :
Untuk finishing akhir coating cukup menarik roskam searah
(horizontal atau vertikal) dan tidak dianjurkan untuk menekan,
memutar atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen
atau bahan lain yang meresap air.

7.6. PEKERJAAN LIST PLAFOND SHADOWLINE

7.6.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan list plafond shadowline, yaitu
pada bagian tepi plafond yang berbatasan dengan
dinding/balok/kolom, dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam
gambar pelaksanaan.

7.6.2 Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan
sesuai dengan standar acuan produk.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 56
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

7.6.3 Bahan-Bahan
Bahan list plafond shadowline adalah aluminium bentuk U dari
produksi lokal yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Perencana.

7.6.4 Metode Pelaksanaan

List plafond shadowline dipasang dengan rapi pada bagian tepi


plafond yang berbatasan dengan dinding/balok/kolom, dan lain-
lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan, sehingga
pada bagian tersebut kelihatan bagus, lurus, tidak cacat sehingga
Konsultan Pengawas bisa menerima dan menyetujui pekerjaan
tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 57
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1. UMUM

8.1.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali
ditentukan lain) dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini
termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar,
uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja. Semua
pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari
pabrikan. Cat yang digunakan adalah merk Jotun. Untuk dinding
luar menggunakan Jotun Jotashield sedangkan untuk dinding
dalam menggunakan Jotun Jotun Essence Easy Clean dan Plafond
menggunakan Jotun Jotaplast, warna ditentukan kemudian.
Semua pekerjaan pengecatan harus mendapat garansi dari pabrik.
Untuk cat eksterior bergaransi 5 tahun.

8.1.2 Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan
NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang
bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik
tersebut mengenai hal-hal menunjukkan kemurnian cat yang
digunakan, antara lain :
Segel kaleng
Test laboratorium
Hasil akhir pengecatan
3. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi
tertulis dari produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan
1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan
yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40
cm dengan teknik duco lengkap PVC edging di sudut – sudut
sisi, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

8.1.3 Pelaksanaan

8.1.3.1 Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan
kepada Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan
pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 58
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian,


bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan
dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin
berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan dalam
keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik
cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan
dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang,
harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum
memulai pengecatan, Kontraktor wajib melakukan
percobaan untuk disetujui Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di
suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-
lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Pengawas .
8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas beban biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
9. Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik Jotun.

8.1.3.2 Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai
dengan prosedur dan teknik pengecatan Jotun. Dilakukan
kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan
lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal
sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata,
tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan atau semprotan dan
roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada
evaluasi pabrik cat yang dipilih atau ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.
Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui
Pengawas .

4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat


akhir yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 59
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh


Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan.
Pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan
air, maupun pembersihan dengan kain kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori
dan menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain
yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

8.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib
melakukan percobaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak
disetujui Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya
Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus
memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua
pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-
syarat yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas
petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh
Kontraktor.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila
dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan
pengujian merupakan tanggung jawab Kontraktor.

8.1.5 Pengamanan Pekerjaan


1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-
pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut
terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut
kering.
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain
yang dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-
kusen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi
bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti
bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 60
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

8.2. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUMBOARD

8.2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit
gypsum board dengan finishing cat emulsi Jotun Jotaplast atau
sesuai dengan gambar dan petunjuk Pengawas atau MK.

8.2.2 Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Jotun yang terdiri dari:
1. Untuk Cat Interior (Jotaplast) :
 Primer : Basecoat Interior Sealer
 Second Coat : Jotaplast
 Finish Coat : Jotaplast
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior,
dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

8.2.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit
harus diperhatikan mengenai:
1. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,
berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
2. Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai
dengan pola yang telah ditentukan.
3. Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau
cacat lain.
4. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda atau
kotoran/debu.
5. Tekstur hasil penyemprotan cat harus merata.
Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat,
dilakukan pengecatan dengan lapisan - lapisan sebagai berikut :
a. 1 lapis Basecoat Interior Sealer
b. 3 lapis Jotaplast

8.3. PENGECATAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EKSPOSE

8.3.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan langit-langit
dan dinding beton ekspose sesuai dengan gambar atau petunjuk
Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 61
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

8.3.2 Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Jotun yang terdiri dari:
1. Untuk Cat Exterior (Jotashield) :
 Primer : Jotashield Primer 07
 Second Coat : Jotashield
 Finish Coat : Jotashield
2. Untuk Cat Interior (Essence Easy Clean) :
 Primer : Basecoat Interior Sealer
 Second Coat : Essence Easy Clean
 Finish Coat : Essence Easy Clean
2. Untuk Cat Interior (Jotaplast) :
 Primer : Basecoat Interior Sealer
 Second Coat : Jotaplast
 Finish Coat : Jotaplast
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior,
dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

8.3.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan langit-langit
harus diperhatikan mengenai:
Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,
berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
Permukaan langit-langit harus datar dan sempurna sesuai dengan
pola yang telah ditentukan.
Pada permukaan langit-langit tidak terjadi lubang-lubang atau
cacat lain.
Pada permukaan langit-langit yang sudah siap untuk dicat,
terlebih dahulu harus diplamur dengan bahan plamur yang sudah
disetujui Pengawas .
Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak
terdapat retak - retak dan dilakukan setelah ada persetujuan
Pengawas .
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,
dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan
keadaan lokasinya.
Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.
Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit
selama 2 (dua) jam kemudian.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 62
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

8.4. PENGECATAN DINDING BATA / BATA RINGAN

8.4.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding bata/bata ringan
seperti yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk
Pengawas, antara lain:
a. Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti
dalam gambar dan petunjuk Pengawas.
b. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan
dalam SNI. T11 - 1990 - F.
c. Pengecatan dinding bangunan bagian dalam seperti yang
dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.

8.4.2 Bahan-bahan
Cat menggunakan merk Jotun yang terdiri dari:
1. Untuk Cat Exterior (Jotashield) :
 Primer : Jotashield Primer 07
 Second Coat : Jotashield
 Finish Coat : Jotashield
2. Untuk Cat Interior (Essence Easy Clean) :
 Primer : Basecoat Interior Sealer
 Second Coat : Essence Easy Clean
 Finish Coat : Essence Easy Clean
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior,
dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.

8.4.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut,
maka harus diperhatikan permukaan plesterannya dari :
Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,
berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan
pola yang telah ditentukan.
Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang
rata dan halus.
Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan
ketentuan pabrik.
Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur
khusus yang sesuai dengan ketentuan pabrik.
Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda
atau kotoran/debu.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 63
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak


diplester, maka Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan
dinding sudah bersih dari noda, seperti yang disyaratkan.
Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan
pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:
1 lapis Jotashield Primer 07 / Basecoat Interior Sealer
3 lapis Jotashield/ Essence Easy Clean
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,
dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan
keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.
Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit
selama 2 (dua) jam kemudian.

8.5. PENGECATAN PARTISI GYPSUM

8.5.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding partisi gypsum seperti
yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas, antara
lain:
a. Pengecatan seluruh dinding partisi gypsum seperti dalam
gambar dan petunjuk Pengawas.
b. Seluruh pekerjaan ini harus mengacu pada ketentuan dalam
SNI.T11 -1990 - F.

8.5.2 Bahan-bahan
1. Untuk Cat Interior (Essence Easy Clean) :
 Primer : Basecoat Interior Sealer
 Second Coat : Essence Easy Clean
 Finish Coat : Essence Easy Clean

8.5.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding partisi
tersebut, maka harus diperhatikan permukaannya dari :
Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan,
berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
Permukaan partisi gypsum harus datar dan sempurna sesuai
dengan pola yang telah ditentukan.
Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda
atau kotoran/debu.
Setelah permukaan dinding partisi gypsum siap untuk dicat,
dilakukan pengecatan dengan lapisan-lapisan sebagai berikut:

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 64
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

1 lapis Basecoat Interior Sealer


3 lapis Essence Easy Clean
Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller,
dimana penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan
keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.
Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit
selama 2 (dua) jam kemudian.

8.6. PEKERJAAN CAT DUCO

8.6.1 Lingkup Pekerjaan


Uraian ini mencakup persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan
pengecatan pada permukaan logam/besi/kayu yang ditentukan
yaitu pada daun pintu besi dan daun pintu kayu.

8.6.2 Ketentuan

8.6.2.1 Warna cat


Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana
berdasarkan contoh dan katalog yang diajukan oleh pelaksana
pekerjaan atau sesuai standar yang dimiliki oleh bagian
Logistik/Pemberi Tugas. Cat yang dipergunakan harus ramah
lingkungan dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya
bagi manusia.

8.6.2.2 Peralatan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini, pelaksana
pekerjaan harus menggunakan peralatan dan peraturan
pelaksanaan menurut ketentuan atau rekomendasi yang
dikeluarkan oleh pabriknya.
2. Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang
dilengkapi dengan kompresor
3. Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak
boleh membahayakan manusia.

8.6.2.3 Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus
menyerahkan:
1. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-
bahan lain yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan
antara lain contoh bahan-bahan secara lengkap, kartu
warna, aturan, prosedur, peralatan yang harus dipakai serta

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 65
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

data teknis yang berisi keterangan sifat dan ketahanan


bahan cat serta jaminan ramah lingkungan dan ramah
manusia.
2. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi
lengkap. Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan
persetujuan pelaksanaannya.
3. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.

8.6.3 Bahan-bahan

8.6.3.1 Bahan/jenis cat


Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk NIPPE dengan
warna yang akan ditentukan kemudian oleh konsultan
perencana. Pemakaian jenis cat disesuaikan dengan ketentuan
yang tercantum di masing-masing gambar rencana. Cat tidak
boleh mengandung bahan yang membahayakan
manusia/lingkungan.

8.6.3.2 Bahan penguat tepi sudut


Edging coat menggunakan PVC bening dengan prosedur
tertentu sesuai dengan aturan aplikasi.

8.6.3.3 Bahan dempul


Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap
dengan bahan campuran untuk pengenceran dari merk
Sampolac, Danagloss, Impra atau merk lain yang setara dan
disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan
beracun/berbahaya seperti timah, air raksa, dan sebagainya.

8.6.3.4 Peralatan kerja


Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis pelaksanaan
pekerjaan serta yang direkomendasikan oleh pabriknya.

8.6.4 Pelaksanaan

8.6.4.1 Persiapan
1. Semua bahan, peralatan dan penunjukan
pemakaian/pelaksanaan yang dikeluarkan dan pabriknya
harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus
dalam keadaan bersih, kering serta rata dan datar.

8.6.4.2 Pelaksanaan pengecatan


1. Komponen dari logam/besi/plywood yang akan dicat duco
harus sudah dibentuk/dikerjakan permukaannya menurut
ukuran, bentuk seperti tertera di dalam gambar rencana.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 66
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus


dalam keadaan halus, bersih, kering serta rata atau datar
3. Permukaan yang tidak datar harus didempul terlebih dahulu
dengan menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan
dan dengan tatacara menurut petunjuk dari pabriknya.
4. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang
dikeluarkan dari pabriknya, baik mengenai aturan pakai,
tahapan maupun kondisi permukaan bidang pengecatannya.
5. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan
logam/besi yang menggunakan cat adalah sebagai berikut :
- Pembersihan permukaan bidang cat.
- Dicat dasar.
- Didempul dengan sanpolac dan diampelas, epoxy.
- Dicat dasar.
- Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3
mikron.
- Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan
tahan terhadap pengaruh cuaca atau keadaan
sekelilingnya.
- Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan
seperti disyaratkan pada fabrikannya dan dikerjakan
ditempat tertentu saja yang dijelaskan dalam dokumen
spesifikasi ataupun gambar.
- Diperoleh permukaan yang rata, kuat dengan sisi sudut
terlapisi PVC edging.

BAB 9
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

9.1. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

9.1.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela,
kusen bouvenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar perencanaan. Seluruh Kusen untuk pintu yang
dipasang engsel kupu-kupu di beri kayu 5/7 yang telah diserut
setinggi pintu dan sepanjang jendela.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 67
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

9.1.2 Persyaratan Bahan

9.1.2.1 Standar
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:
1. The Aluminium Association (AA)
2. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)
3. American Standards For Testing Material (ASTM)

9.1.2.2 Kusen Aluminium yang digunakan

1. Bahan
Dari bahan aluminium framing system buatan Alexindo.

2. Bentuk Profil
Sesuai shop drawing yang disetujui Pengawas.

3. Ukuran Profil
Ukuran Proril 40x100x1.35 mm digunakan untuk semua
kusen.

4. Nilai Deformasi : 0
Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.

5. Powder Coating
Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah
60 mikron dengan warna white atau ditentukan lain oleh
Pengawas.

6. Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran
(“Alloy”) dan ketebalan “Powder Coating”. Kontraktor harus
dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian barang/bahan
dengan “Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui
Pengawas.

9.1.2.3 Kadar Campuran :


Architectural billet 45 (AB45) atau yang setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut : Ultimate Strength
28.000 psi Yield aluminium adalah 18 mikron.

9.1.2.4 Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus
menggunakan bahan sejenis silicon sealant yaitu “Silicon
Glazing Sealant” produksi DOW CORNING atau yang setara.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 68
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

9.1.2.5 Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh
potongan kusen aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur
lengkap dari pabrik/produsen. Kontraktor harus membuat shop
drawing untuk dikonsultasikan dengan Pengawas.

9.1.2.6 Penyimpanan dan Pengiriman


Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga
agar tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat
dengan tempat pembakaran.

9.1.2.7 Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari
vinyl dan pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur
untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.

9.1.2.8 Bahan Finishing


Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, adukan atau plesteran
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish
seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang
disetujui Pengawas.

9.1.2.9 Syarat lainnya


1. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus
disertai hasil test, minimum 100 kg/m 2.
3. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan
terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil
test.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses
fabrikasi warna, profil-profil harus diseleksi secermat
mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela,

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 69
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi


warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu.

9.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus
diketahui) serta membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain.
2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon)
dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh
mata.
5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan
teliti dengan sekrup, rivet dan harus cocok. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2,3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
dan ditempatkannya pada interval 300 mm.
7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga
hari line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.
8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup
oleh sealant yang sudah disetujui Pengawas.
9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana
kusen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau
lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding
adalah 10 - 25 mm yang kemudian diisi dengan beton
ringan/grout.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 70
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

11. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen


yang diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur adalah
3 mm.
12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara,
terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding
agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya
dibuat fixed dengan beads. Beads dimaksud harus dari
aluminium extruded shape dan dilengkapi dengan neoprene.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi finishing
untuk penahan air hujan.
15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah
mendapat persetujuan Pengawas.
16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar
tegak lurus terhadap gari horizontal. Jarak pemasangan kisi-
kisi sesuai dengan gambar perencanaan.
17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang
telah terpilih dan tidak ada bagian yang cacat atau tergores.
18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi
dari produsen atau yang disetujui Pengawas.
19. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
20. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem
kosen penggantung.

9.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan
yang telah disetujui Pengawas.
2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan
sudut harus 90. Apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar
atas biaya Kontraktor.
3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan
sempurna.
4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna
dan harus sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak
boleh timbul getaran ; apabila masih terjadi getaran, maka
profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas biaya
Kontraktor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 71
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

9.1.5 Pengamanan Pekerjaan


1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan
kusen dapat dibersihkan dengan “Volatile Oil”.
2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi
dengan “Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar
terlindung dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.
3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya,
bahan pelindung harus segera digunakan. Bahan aluminium
yang terkena bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air
bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
4. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau
anti corrosive treatment dengan insulating material seperti
asphaltic varnish atau yang lainnya.
5. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar
bangunan maka sekeliling kaca yang berhubungan langsung
dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.

9.2. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

9.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil
kaca seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

9.2.2 Persyaratan Bahan :

9.2.2.1 Bahan Rangka


1. Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam
negeri merk Allexindo.
2. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar perencanaan
3. Warna profil aluminium framing colour powder coating.
Warna yang digunakan adalah warna putih atau ditentukan
kemudian.
4. Lapisan powder coating minimal 60 micron. Tebal bahan
minimal 1.35 mm.
5. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan
yang disyaratkan oleh Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 72
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian


dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
7. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka
aluminium, seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
termasuk bentuk dan ukurannya.

9.2.2.2 Penjepit Kaca


Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik.
Pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta
harus kedap air dan bersifat structural seal.

9.2.2.3 Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela


1. Bahan untuk kaca pintu frameless menggunakan kaca
tempered 12 mm.
2. Bahan untuk kaca pintu rangka aluminium menggunakan
kaca tempered 6 mm.
3. Bahan untuk kaca jendela mati yang menerus dari lantai
sampai balok, menggunakan kaca 10 mm atau sesuai
gambar.
4. Bahan untuk kaca jendela hidup dan jendela mati yang
menerus dari lantai sampai setinggi 220 cm, menggunakan
kaca 8 mm atau sesuai gambar.
5. Kaca-kaca interior menggunakan tipe clear, sedangkan
kaca-kaca eksterior menggunakan tipe Panasap.
6. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan
cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya dari
produk Asahimas

9.2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di
tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka
aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat
penyetelan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 73
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran


jadi.
Daun Pintu
Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan
tidak bergelombang serta tidak melintir.

9.3. PEKERJAAN DAUN PINTU KACA, FRAMELESS DAN JENDELA KACA


MATI

9.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan termasuk
pengangkutan serta pemasangan material, angkur, bobokan
dan perapihan kembali terhadap bagian-bagian dengan lantai
dan langit-langit yang berkaitan dengan pekerjaan daun pintu
kaca.
2. Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

9.3.2 Bahan-Bahan
1. Kaca yang digunakan untuk daun pintu ini adalah jenis
tempered produksi Asahimas dengan ketebalan 12 mm sesuai
gambar.
2. Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati menggunakan
kaca polos tempered produksi Asahimas, dengan ketebalan 6
mm sesuai gambar.
3. Kaca untuk eksterior menggunakan tipe Panasap
menggunakan tipe yang meredam panas 70%, sedangkan
untuk interior menggunakan tipe Clear.
Shop Drawing dan Contoh
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen kontrak.
Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau pernyataan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 74
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada


Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari
berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan.
Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan diambil
alih Pengawas yang kemudian akan diinformasikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,
baik pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di
lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa
biaya tambahan.

9.3.3 Pelaksanaan

9.3.3.1 Persyaratan Pekerjaan


1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan serta ketentuan teknis
yang harus dipenuhi menurut brosur produksi yang
nantinya terpilih atau petunjuk Pengawas.
2. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Pengawas.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari
kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui.
4. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari
goresan/gompel (Chipping), diharuskan menggunakan alat-
alat pemotongan kaca khusus, dan harus digosok tepinya
dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau lebih.

9.3.3.2 Pekerjaan Pemasangan


1. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan
pemasangan kaca yang disebutkan dalam gambar seperti
partisi, pintu, jendela dll.
2. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan
petunjuk gambar uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta
petunjuk Pengawas dan Konsultan Perencana.
3. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka aluminium
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
4. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai untuk
pemasangan ini apakah telah sesuai dengan petunjuk
gambar dan spesifikasi bahan kusen/kerangka yang
terpasang.
5. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca dengan
rangka aluminium yang berhubungan dengan udara luar,

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 75
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan


persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal sealant maksimal
5 mm yang tampak dari kaca dan kerangka.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan bekas goresan.
7. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu baik
(polysulfids).
8. Gunakan Back Up material yang memiliki tingkat insulasi
panas yang tinggi, seperti neoprene, foam dan polyethylene.
9. Gunakan 2 buah setting blocks dari neoprene dengan
kekerasan 90 derajat atau lebih pada sisi bawah kaca
dengan ukuran :
- Panjang : (25 x luas kaca (m2) mm, max 50 mm
- Lebar : Tebal kaca + 5 mm
- Tebal : 5 mm s/d 12 mm

9.3.3.3 Pekerjaan Perapihan


1. Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat dari
pekerjaan pembobokan, pemasangan, dan lain-lain yang
berkaitan terhadap bagian-bagian dinding, lantai dan langit-
langit yang berdekatan dengan tempat pekerjaan tersebut.
2. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

9.3.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku
ini serta ketentuan teknis dalam brosur produk bahan tersebut.
2. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi,
akibat pemasangan list.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna
dan tidak bergeser dari sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang,
apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut
harus dibongkar atas biaya Kontraktor.

9.4. PEKERJAAN PINTU KAYU

9.4.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 76
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Semua jenis


kayu harus kering oven.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood
lapis plastic laminate (HPL) seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

9.4.2 Persyaratan Bahan

9.4.2.1 Bahan Kayu


1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan
dalam NI-5 (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang
tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata
kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-
14%.
4. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu damar laut dan atau
meranti batu dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kelas
kuat I - II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar
adalah ukuran jadi.
5. Daun pintu dengan konstruksi kayu solid dan lapisan cat
duco di kedua sisi pintu. Ukuran disesuaikan dengan
gambar-gambar detail (kecuali ditentukan lain dalam
gambar).

9.4.2.2 Bahan Perekat


Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

9.4.2.3 Bahan Panil Daun Pintu


1. Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri.
2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata,
lurus dan siku.
3. Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC

9.4.2.4 Bahan Finishing


Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan
Plastik laminated (HPL) ketebalan 3 mm, mutu terbaik merk
Gres Merino

9.4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 77
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat


pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka
kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-
siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam
keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan
mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
Daun Pintu
HPL yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan
cara dilem dan di-press di workshop, tanpa pemakuan. Jika
diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Pengawas atau MK tanpa meninggalkan bekas
cacat permukaan yang tampak.
Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang
dan merekat dengan sempurna.
Permukaan plywood boleh di dempul.

9.5. PEKERJAAN PINTU ENGINEERING

9.5.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
Pintu Engineering sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu engineered
solid core door atau engineered hollow core door dengan
bahan pelapis decorative printed overlay/MPL ex. Deesen Door
atau HPL (Plastic Laminate) ex. Taco atau setara.
3. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu engineered
solid core door dengan bahan pelapis veneer kayu nyatoh,
jati , mindi, white oak atau sesuai dengan yang ditentukan
Konsultan Perencana dengan finishing melamine open pore,
duco, polyurethane.
4. Termasuk dalam pekerjaan ini pembuatan engineered door
frame dengan finishing cat duco melamine , polyurethane.

9.5.2 Persyaratan Bahan

9.5.2.1 Bahan Daun Pintu


1. Untuk bahan kayu engineering yang dipakai adalah
bare core falcata (sengon/albasia) tiga layer (lapis)

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 78
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

cross grain dengan kekeringan kayu 12% - 14%


(kering oven) di lapis sekelilingnya dengan lipping
(penguat/ram) berupa kayu meranti solid dengan
ketebalan 15 mm.
2. Sekeliling tepi daun pintu diberi edging PVC setebal
2,0 mm kecuali untuk daun pintu dengan pelapis
veneer kayu.
3. Bahan perekat yang digunakan adalah lem kayu
yang bermutu baik.
4. Isian pada daun pintu engineered hollow core
menggunakan plywood cacah dengan ketebalan 3
mm dan berukuran 40 x 40 mm.

9.5.2.2 Bahan door frame/kusen


Bahan kayu engineering yang dipakai adalah LVL
(lumber veneer laminated) dilapis kedua sisinya
dengan kayu meranti solid tebal 15 mm.

9.5.2.3 Bahan Finishing


1. Finishing untuk permukaan daun pintu
menggunakan decorative printed overlay/MPL ex.
Deesen Door dengan tebal 2,0 mm atau dengan
plywood produksi dalam negeri tebal 4 mm dilapisi
dengan HPL (Plastic Laminate) tebal 0,3 mm merk
Taco atau setara.
2. Untuk daun pintu dengan pelapis veneer kayu
menggunakan veneer kayu berkwalitas baik dengan
ketebalan 0,3 mm.
3. Finishing daun pintu dengan pelapis veneer kayu
dapat menggunakan bahan finishing oil, melamine
atau polyurethane.

9.5.3 Syarat – Syarat Pelaksanaan.


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan lubang-lubang) termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan ditempat
pekerjaan harus ditempatkan dalam ruangan tertutup dengan
sirkulasi udara baik, tidak terkena sinar matahari dan cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan kesiapan lokasi yang dinyatakan siap bila
jendela external atau façade sudah terpasang; pekerjaan
finishing toilet baik lantai dan dinding sudah selesai kecuali
accessories; pekerjaan cat plafond minus 1X pelapisan atau
sudah selesai; pekerjaan cat dinding minus 1X pelapisan atau
sudah selesai; pekerjaan finishing lantai (keramik,marmer)
dalam ruangan sudah selesai dan lantai kerja luar
ruang/koridor sudah di screed/aci atau sudah finished.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 79
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4. Daun pintu harus tampak halus, rata, tidak bergelombang,


lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan dalam
keadaan sudah siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Aplikasi printed overlay/MPL atau HPL yang dipasang pada
permukaaan bare core atau plywood adalah dengan cara di lem
dan di press di workshop tanpa pemakuan.
6. Permukaan bare core atau plywood boleh di dempul.
7. Daun pintu harus sudah siap untuk pemasangan accessories
seperti kunci dll. (sudah dilubangi) sesuai dengan spesifikasi
accessories yang ditentukan oleh Konsultan Perencana.
8. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.

9.6. PEKERJAAN DAUN PINTU BESI

9.6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar.
b. Pintu-pintu besi untuk ruang-ruang yang tersebut dalam
gambar.

9.6.2 Bahan-bahan
a. Rangka besi siku produksi KS.
b. Penutup dengan pelat besi 2 (dua) lapis, tebal 5.5 mm,
produksi Krakatau Steel.

9.6.3 Pelaksanaan
a. Pemotongan besi siku untuk sambungan bersudut 45 derajat
harus dilakukan dengan sempurna dan rapi.
b. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan
harus mempunyai jarak +/- 2 mm. Pengelasan pelat besi siku
sedemikian rupa agar tidak terjadi gelombang-gelombang;
sehingga permukaan pelat rata. Pengelasan/penyambungan ini
harus kuat, dengan menggunakan las listrik.
c. Bekas-bekas pengelasan harus dirapikan dengan gurinda atau
alat lain, agar didapatkan suatu permukaan yang rata.
d. Untuk mencegah terjadinya karat/korosi, sebelum difinish,
baja siku atau pelat besi harus dilindungi dengan cat meni besi
yang telah disetujui Pengawas.
e. Penutup pintu besi difinish meni dan cat besi; warna akan
ditentukan kemudian oleh Pengawas.
f. Tinggi garis terendah pintu shaft adalah 100 cm dari
permukaan lantai.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 80
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

g. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan


yang berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

9.7. PEKERJAAN DAUN PINTU BESI TAHAN API

9.7.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakn
pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar, yaitu kusen-
kusen, pintu-pintu besi tahan api pada ruang tangga darurat
sesuai pada gambar. Pintu tahan api harus mempunyai minimal
fire rated 2 jam.

9.7.2 Bahan-bahan
Pintu besi tahan api menggunakan rangka dan panil besi ex. Lion
Metal dengan ukuran serta cara pemasangan seperti dalam
gambar dan petunjuk pabrik.
Shop Drawing
1. Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan
dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar
pelaksanaan/dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas tercantum semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan,
atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap
dalam gambar pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi gambar.
4. Gambar shop drawing yang diajukan Kontraktor sebelum
dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas.
Kontraktor wajib memperlihatkan terlebih dahulu contoh bahan,
perlengkapan, cara pemasangan serta “sertifikat garansi” dari
bahan dan sistem yang akan digunakan untuk diperiksa dan
disetujui Pengawas.

9.7.3 Pelaksanaan
1. Pintu-pintu besi tahan api harus dilaksanakan dan dipasang
dengan baik sesuai dengan persyaratan/ketentuan dari pabrik
pembuatnya dan telah disetujui Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 81
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan


yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor wajib
mengganti tanpa biaya tambahan.

9.8. PEKERJAAN PINTU OTOMATIS

9.8.1 Lingkup Pekerjaan


1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja dan alat-alat
bantunya untuk seluruh perlengkapan pintu sesuai gambar
rencana, brosur dan petunjuk Pengawas atau MK.
2. Pemberi garansi spare parts secara tertulis selama 2 sampai
dengan 5 tahun.

9.8.2 Perlengkapan Pintu (Sliding)


1. Data dan “features” yang dipersyaratkan
a. Type – Approved/Ce
Menjamin bahwa electronic yang digunakan tidak
memberikan gangguan pada system pancaran dan
electronic lain disekitarnya. Control program yang
mengatur variasi gerakan pintu berupa posisi Control
Program di :
 Off, pintu menutup dan terkunci secara electro -
mechanical lock.
 Automatic, pintu membuka max dan menutup
setiap kali diaktifkan oleh radar movement
detectors atau activators lainnya.
 Self Regulating partial opening, pintu membuka
sebagian sesuai dengan lebar bukaan yang
dikehendaki setiap saat bisa dirubah lebarnya, dan
pintu akan secara automatic membua maximum
jika terjadi lalu lintas yang terus menerus.
 Exit, pintu hanya akan terbuka jika diaktifkan dari
dalam ruangan saja. (One-Way).
 Permanent Open, Pintu akan selalu dalam kondisi
terbuka terus menerus.
b. Battery Pack, sangat berguna untuk membuka kunci
electro-mechanical lock saat listrik padam atau saat
sedang digunakan tiba-tiba listrik mati, maka pintu
secara otomatis akan terbuka sendiri.

c. Night/Bank Control, saat pintu dalam kondisi terkunci


pada malam hari, kita dapat membuka pintu keluar

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 82
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

dengan menggunakan activators misalnya push button,


access card dan lain-lain, bila :
 Ada aliran listrik
 Tidak ada aliran listrik
d. Photo Elctric Ligth Barrie Control, system pengaman
tambahan, dipasang di kiri dan kanan gawang main
entrance, terletak pada ketinggian +/- 1.00 m di atas
lantai untuk mencegah pintu tidak akan menutup jika
masih ada orang berdiri di lalu lintas gerakan pintu.
e. Interlock Control/Air Lock Control, jika menggunakan 2
unit siding automatic, terletak saling berhadapan maka
unit II tidak akan terbuka jika unit I belum menutup.
f. Connection for emergency power supply module, yaitu
sejenis UPS pada computer menjaga agar pintu masih
dapat dioperasikan normal walaupun listrik padam.
 Floating contact, di mana automatic sliding dapat
dihubungkan ke berbagai macam control system
yang lain, misal Fire Alarm, BAS, Security System
dll
 Digital Operating Cycle Control, untuk menghitung
jumlah buka tutup pintu selama pintu diperasikan.
Jika listrik padam atau control program pada posisi
OFF, maka perhitungan cycle mulai dari nol lagi.
g. Self Monitoring, misalnya :
 Setiap 4 jam mengontrol apakah baterry pada
photo electric light barrier, electro mechanical
lock, da lain-lain dalam keadaan baik.
 Dengan hand terminal dapat dimonitor 3 macam
kerusakan terakhir yang terjadi.
h. Self Teaching, dapat mengatur sendiri batas optimum
system gerakan pintu, misalnya kecepatan buka tutup
pintu tidak akan melampaui batas kecepatan
maximum.
i. Visual Fault indicator yaitu :
Lampu-lampu kecil sebagai indikator jika ada
komponen yang rusak.
j. Potentiometer Adjustment yaitu :
Tombol-tombol pengatur kecepatan dari gerakan pintu.
2. Perlengkapan
a. Pintu Automatic khusus untuk pintu Airlock ruang
Operasi dan ruang operasi dengan system tombol
(push button atau kick off) “Automatic Sliding Door
Operators”. Unit operator pintu ini menggunakan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 83
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

produk Tormax yang disetujui, sesuai dengan seluruh


features yang dipersyaratkan.
b. Pintu Otomatis yang mekanisme buka tutup nya
dengan sensor gerakan tangan, digunakan untuk pintu
Ruang Operasi
c. Pintu Otomatis yang mekanisme buka tutup nya
dengan tombol (Push Button), digunakan untuk pintu
Airlock Ruang Operasi.
d. Khusus Pintu Otomatis pada Ruang Operasi
menggunakan daun pintu Stainless steel merk Bondor.

9.8.3 Pelaksanaan
1. Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
tersebut. Bila kontraktor lalai, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Teknis
Mekanisme pemasangan harus mengikuti seluruh prosedur
yang telah ditetapkan dari pabrik pembuatnya, serta
mendapat persetujuan dari Pengawas atau MK.

9.8.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


Seluruh mekanisme “Automatic Sliding Door Operators” ini harus
bekerja dengan baik sesuai dengan “features” yang diminta.

9.9. PEKERJAAN GALVANIZED SHEET

9.9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan gawangan ini dilakukan di area pintu masuk utama
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Ketentuan:
1. Tenaga Kerja yang dilibatkan dalam pekerjaan ini adalah yang
ahli dan telah berpengalaman di bidangnya masing-masing,
seperti ahli rangka portal (gawangan) dari metal serta ahli
pemasangan galvanized sheet sebagai bahan penutup
gawangan.
2. Tenaga Pembantu tukang atau tenaga-tenaga yang sedang
dilatih selalu mendapat pengawasan dari tenaga ahlinya.
3. Tatacara Pemasangan galvanized sheet harus mengikuti
petunjuk atau metoda yang direkomendasikan dari pabriknya.
4. Sebelum pekerjaan gawangan dimulai, pelaksana pekerja
harus menyerahkan contoh, katalog dan data teknis dari
bahan yang akan dipakai serta contoh pemasangan pada
lokasi yang ditunjuk oleh Pengawas atau MK guna
pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 84
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

5. Penanganan Pekerjaan
a. Perlindungan dan penyimpanan material atau hasil kerja
pemasangan harus dilindungi dari segala kemungkinan
cuaca, kotor, atau mekanis baik dari mulai pengangkutan,
pengangkatan, penyimpanan, pemasangan maupun
terpasang.
b. Segala kerusakan yang terjadi harus segera dilakukan
penggantian atau perbaikan. Hasilnya harus mendapat
persetujuan dari konsultan MK atau konsultan perencana.

9.9.2 Persyaratan Bahan


1. Bahan Rangka Gawang
Bahan dari besi Stall Buis yang sudah di-zincromate, dengan
ukuran 40x40x2.5 mm dan dari plat besi strip ukuran 40x3
mm. Jenis plat besi dan besi Stall Buis yang digunakan harus
bermutu baik, lurus dan tanpa cacat. Contoh harus diajukan
ke Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Bahan Pelapis Gawangan
Bahan pelapis gawangan adalah galvanis metal sheet 2 mm.
Jenis metal galvanis sheet yang digunakan harus bermutu
baik, lurus dan tanpa cacat. Contoh bahan harus diajukan ke
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan Finishing Gawangan
Bahan finishing gawangan menggunakan stainless steel
hairline anti gores. Contoh warna yang akan dipakai harus
diajukan ke Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

9.9.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Rangka gawangan
a. Sambungan antara plat besi siku, dan besi Stall Buss
untuk rangka gawangan dilakukan dengan sekrup
galvanis dan pisher dan las jenis las listrik dimana
penyelesaian bagian-bagian pojok serta pengakhiran dari
ujung–ujung harus dikerjakan dengan terfinish rapi dan
tidak boleh terlihat ada bagian-bagian yang tidak rata,
berlubang, timbul atau tidak lurus.
b. Cara Pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar.
c. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca
harus rapi, rapat, tidak bercelah dan tegak lurus. Hasil
pemasangan rangka gawangan harus kokoh, kuat, tidak
dapat bergeser / goyah dari tempatnya
2. Cover gawangan

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 85
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

a. Bahan penutup gawangan adalah metal galvanis sheet


dipasang dengan cara diceplokkan pada rangka gawangan
(system plug ‘n play).
b. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca
harus rapi, rapat, tidak bercelah dan tegak lurus serta
diberi lem sealant untuk menghindari susut dan muai
c. Cara pemasangan harus sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar serat rapi dan tidak kotor
d. Hasil pemasangan cover gawangan (metal galvanis sheet)
harus kokoh, kuat, tidak dapat bergeser/goyah serta tidak
mudah lepas
e. Antara rangka dan cover gawangan di isi lapisan antara
berupa plywood 9 mm.

BAB 10
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 86
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang


disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Kontraktor harus membuat shopdrawing dan menghitung kekuatan
kaca terhadap terpaan angin.
4. Bila ada kegagalan/keruntuhan kaca, kontraktor harus
bertanggungjawab penuh.
5. Merk kaca dan cermin adalah Asahimas.
6. Tipe Kaca :
 Clear tempered 12 mm
 Panasap 10, 8 mm
 Clear 6 mm
 Indofloot 5 mm

10.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panggang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter.
4. Cacat-cacat :
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 87
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan


(scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira-kira 0.3 mm.
5. Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas. Tebal, jenis dan
warna kaca yang digunakan sesuai dengan gambar perencanaan.

10.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pemasangan kaca mengacu pada tatacara pelaksanaan yang


dikeluarkan oleh pabrik kaca tersebut.

BAB 11
PEKERJAAN BESI BAJA

11.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan


perlengkapan lain serta pemasangan semua pekerjaan besi seperti
yang tercantum dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas. Besi

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 88
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

harus di zincromate 2 lapis, kemudian dicat duco dan mengacu pada


pasal pekerjaan pengecatan duco.
2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan railing pada tangga utama, handrail
& tangga kebakaran.

11.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. NI - 3 - 1970 - PPBBI - 1993
2. SII - 0161 - 1981 - ASTM
3. SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
4. SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

11.3. BAHAN-BAHAN

11.3.1 Spesifikasi Bahan


Besi Baja seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan
besi ex. KS dengan ketebalan seperti tetera dalam gambar

11.3.2 Umum
1. Mutu besi yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36. Besi baja harus anti karat (jenis ST
304).
2. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan harus dari jenis yang paling
cocok untuk maksud tersebut.
3. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang
perlu demi kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara
khusus diperlihatkan dalam gambar-gambar atau Persyaratan
Teknis, harus diadakan.

11.3.3 Jaminan
Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik
yang sudah dikenal disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga
Pengujian Bahan yang disetujui Pengawas.

11.3.4 Contoh-contoh
1. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus
diperlihatkan kepada Pengawas berupa contoh untuk disetujui.
2. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas harus
diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal pekerjaan
yang telah disetujui. Contoh tersebut harus memperlihatkan
kualitas penyambungan dan penghalusan untuk standard
dalam pekerjaan tersebut.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 89
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

3. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai


pedoman atau standar bagi Pengawas untuk memeriksa atau
menerima bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.

11.4. PELAKSANAAN

11.4.1 Pengerjaan
1. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan
mencolok.
2. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.

11.4.2 Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam
standar yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak
tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh
Pengawas. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui
akan ditolak.

11.4.3 Pemotongan dan Penyambungan

11.4.3.1 Pengelasan
1. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai
las listrik. Yang dimaksud dengan pengelasan disini adalah
“Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus
mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai
“Sertifikat Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-
Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Pengawas.
2. Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus
diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip
keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam
“finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.

11.4.3.2 Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara
terbaik yang sesuai dengan maksudnya, termasuk
perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A -
307 (Black Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon steel
yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel
atau powder coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup
harus dibor atau di “punch”.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 90
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

11.4.3.3 Tambatan dan Angker


Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-
bagian di tempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk beton
atas persetujuan Pengawas harus disediakan. Kontraktor harus
menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

11.4.3.4 Perlindungan
1. Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung
untuk pekerjaan stainless steel, harus terlindung secara
dicelup panas (hot dip coated) atau terdiri dari bahan bebas
karat yang disetujui Pengawas.
2. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

11.5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

1. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan maupun pengerjaan di lapangan oleh Pengawas.
Peninjauan dan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
tambahan biaya.
2. Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

BAB 12
PEKERJAAN ATAP

12.1. PEKERJAAN ATAP BETON

12.1.1 Persyaratan Umum


Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,
namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan
dipakai.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 91
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

12.1.2 Persyaratan Bahan


1. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang
telah disyaratkan dalam RKS Struktur.
2. Menggunakan bekisting multiplex harus berangka.
3. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi
dalam RKS Struktur.

12.1.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari
bahan insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan
radiasi panas yang masih ke atap beton. Insulasi merk Aircell
40 UF
2. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan MU-600 +
Mu-L500 + kawat ayam finishing screed 3 cm (dari campuran
MU-445) dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan
gambar dan petunjuk Pengawas.
3. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan
dari kotoran dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan
primer, kemudian diberi lapisan waterproofing yang
dilaksanakan sesuai RKS ini.
4. Diatas lapisan waterproofing MU-600 diberi lapisan bonding
agent L-500 kemudian diberi penguat/tulangan dari kawat
ayam, agar tidak terjadi retakan-retakan dan pelindung/screed
dari MU-445 dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar
serta diberi naad setiap m2. Kemiringanan screed 1,5 % - 2 %
disesuaikan dengan gambar dan petunjuk Pengawas.
5. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai,
bilamana terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi
tanggung jawab penuh Kontraktor.

12.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan penutup atap dan pelindung panas
sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Tim
Pengawas. Bahan penutup atap harus mendapat surat garansi dari
pabriknya. Semua yang berpenutup atap, bawahnya diberi insulasi
dari Air-Cell Insulbreak 40F ex. Solartex.

12.2.2 Bahan Penutup Atap Beton


Lihat RKS dan Gambar Struktur

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 92
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

12.2.3 Bahan Penutup Atap Genteng Keramik


1. Genteng Keramik ex. Kanmuri
2. Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus
sesuai ketentuan pabrik.
3. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik.
4. Pemasangan atap harus dilaksanakan oleh ahli sesuai dengan
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
5. Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.

12.3. TALANG AIR

12.3.1 Pekerjaan Termasuk


Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-
bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang
tercantum didalam gambar-gambar. Drainase Atap terdiri dari
talang atap dan sistem penyaluran dari teras dak.

12.3.2 Kondisi Pembangunan/Konstruksi


1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai
pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum
pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap dan memerlukan sparing, ini
harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak
bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban
Kontraktor, dengan persetujuan Supervisor.

12.4. ATAP BAJA KONVENSIONAL

12.4.1 Lihat gambar Struktur.

12.4.2 Insulasi dibutuhkan untuk atap beton bertulang apabila dibawah


plat atap tersebut ada ruangan ber AC (Air Conditioning) {Lihat
gambar-gambar M/E untuk detail/perincian}

12.5. DRAINASE ATAP (ROOF DRAIN) PADA ATAP DAK BETON

12.5.1 Pekerjaan Termasuk


Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-
bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan seperti yang
tercantum didalam gambar-gambar.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 93
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

12.5.2 Produk
Materi-materi/Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh
Supervisor.
2. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh
Supervisor.
3. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti
yang terlihat digambar-gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-77

12.5.3 Kondisi Pembangunan/Konstruksi


1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai
pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum
pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan
sparing, ini harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak
bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban
Kontraktor, dengan persetujuan Supervisor.

12.6. PEKERJAAN INSULASI

12.6.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi semua pengadaan dan pemasangan bahan,
penyediaan alat bantu dan tenaga serta kelengkapan lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan lapisan insulasi yang berfungsi
untuk mengurangi tingkat panas pada atap bangunan dan dinding.

12.6.2 Bahan - bahan

12.6.2.1 Spesifikasi Bahan


1. Pelindung Panas menggunakan merk Air-Cell Insulbreak 40F
ex. Solartex
2. Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus
sesuai ketentuan pabrik.
3. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik.
4. Pemasangan Air-Cell Insulbreak 40F harus dilaksanakan
oleh ahli sesuai dengan petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik.
5. Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik

12.6.2.2 Contoh Bahan


1. Kontraktor wajib mengajukan contoh semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik untuk disetujui Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 94
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada


Pengawas sebanyak minimal 2 produk yang setara dari
berbagai merk kecuali ditentukan oleh Pengawas.
3. Merk yang digunakan adalah Aircell Insulbreak 40F.

12.6.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan pelindung panas Air-Cell Insulbreak
40F, rangka atap sudah rapi dan siku. Untuk dinding harus
rata kecuali disebutkan lain
2. Pengerjaan
a. Buka atau gelar produk Air-Cell Insulbreak 40F dari
bubungan menuju ke talang air pada bangunan.
b. Gunakan 3 atau 4 sekrup melewati lebar dari roll dan
mengikat, dengan menggunakan ukuran sekrup 25 mm
dari ujung satu keujung lain dengan jarak antar sekrup
430 mm dari pusat.
c. Lengkapi dengan sekrup ukuran 50 mm pada sambungan
dan tambahkan plester timah ukuran 72 mm pada bagian
atas sambungan. (Lihat tabel cara menyambung AIR–
CELL pada Teknis dan Tatacara Pemasangan).
d. Pasang atap metal dengan menggunakan sekrup pada
AIR-CELL.
e. Seluruh permukaan atap harus benar-benar terlapisi oleh
“insulation” yang tidak berlubang/bercelah. Semua
insulasi harus terpasang dengan baik.
f. Untuk insulasi dinding, insulasi di beri plepet dari besi
plat. Ukuran, jenis dan jarak pemasangan mengacu pada
pabriknya.

12.6.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test
terhadap bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi, kekuatan
maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu
Kontraktor harus menunjukkan syarat rekomendasi dari
lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik
pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di
lapangan oleh Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa
biaya tambahan.
3. Bila Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik
yang telah disetujui, maka segala biaya dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalah
tanggung jawab Kontraktor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 95
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 13
PEKERJAAN SANITAIR

13.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa


lainnya sehubungan dengan pemasangan peralatan sanitair di ruang-ruang
yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.

13.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah


didapatkan di pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapan, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh
pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 96
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku.

13.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pengawas


beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
2. Jika dipasang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
lapangan, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada


kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

13.4. BAHAN - BAHAN

13.4.1 Umum / Merk


Merk alat sanitair yang digunakan adalah dari merk TOTO. Jenis
dan tipe yang digunakan sesuai dengan Tabel Spesifikasi Sanitair
pada gambar

13.4.2Floor Drain
1. Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah
basah harus dari jenis yang terpasang pada lantai.
2. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 97
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

13.4.3Kitchen Sink
Untuk seluruh pantry, harus disediakan kitchen sink buatan lokal
atau yang setara, terbuat dari bahan stainless steel, lengkap
dengan trap dan segala kelengkapannya. Kitchen sink untuk
pantry mempunyai “bowl tunggal” dengan lubang pembuangan
ditengah.

13.4.4Contoh-contoh
1. Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh
bahan yang akan dipakai kepada Pengawas untuk disetujui.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai
pedoman/standar bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa
bahan yang dikirim ke lapangan oleh Kontraktor.

13.5. PEMASANGAN

1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan
letak pemasangan peralatan sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.
2. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.

13.6. PELAKSANAAN

Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M & E
tersebut tidak rusak. Jika terjadi kerusakan, maka Kontraktor harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

13.7. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap


bahan-bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas,
baik mengenai komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang
ditimbulkannya. Untuk itu Kontraktor harus menunjukkan syarat
rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh
Pengawas atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
3. Bila Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
terlaksananya pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 98
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 14
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI

14.1. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG

14.1.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
untuk perlengkapan daun pintu dan jendela dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela.

14.1.2 Persyaratan Bahan-bahan


1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Tabel Spesifikasi Material.
Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal
dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 99
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap


anak kunci.
3. Untuk keseragamanan semua “hardware” dalam pekerjaan ini
harus dari satu produk misalnya, untuk engsel, kunci atau
sejenisnya dan memiliki surat garansi minium 5 tahun dari
main distirbusinya.
Contoh-contoh
Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui akan dicapai sebagai
standar/pedoman bagi Pengawas untuk menerima/memeriksa
bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
Perlengkapan Pintu (Swing)
Engsel Kupu-kupu (butt hinge) digunakan untuk semua pintu
selain pintu frameless. Engsel dilengkapi dengan nylon ring
dari bahan stainless steel merk DEKKSON atau sesuai
gambar, ukuran 4” x 4”.
Engsel Friksi (Friction Casement Stay) digunakan untuk semua
daun jendela hidup dan bouvenlicth. Casement Stay
menggunakan merk DEKKSON atau sesuai gambar. Ukuran
disesuaikan dengan gambar detail.

14.1.3 Syarat Pelaksanaan

14.1.3.1 Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila ada kesalahan
pemasangan karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

14.1.3.2 Teknis
1. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar
2. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap
daun pintu, menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel.
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi
atas pintu ke bawah. Engsel tengah dipasang tidak lebih
dari 60 cm (as) dari engsel atas ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai
ke atas.
4. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari
permukaan lantai setempat.
5. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan
kontraktor untuk disetujui Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 100
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan


yang berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi
kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.

14.2. PEKERJAAN HANDLE , KUNCI DAN AKSESORISNYA

14.2.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
untuk perlengkapan handle daun pintu dan jendela, kunci,
aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

14.2.2 Persyaratan Bahan-bahan

14.2.2.1 Pintu
1. Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless
steel merk DEKKSON atau sesuai gambar. Tipe handle yang
digunakan adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull
Ring.
2. Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKKSON atau sesuai gambar. Tipe kunci yang digunakan
adalah tipe Cylinder dan Double Cylinder. Seluruh kunci
yang digunakan harus mempunyai Master Key.
3. Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKKSON atau sesuai gambar.
4. Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan
stainless steel merk DEKKSON atau sesuai gambar. Kunci
tanam ini digunakan untuk pintu double daun.
5. Door Closer yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKKSON atau sesuai gambar. Tipe yang digunakan adalah
tipe Hold Open Arm dan Normal Open Arm.
6. Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci
dan akesoris di atas sesuai dengan gambar detail.

14.2.2.2 Jendela
1. Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel merk
DEKKSON atau sesuai gambar dengan warna yang sama
dengan rangka daun jendela.
2. Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang
digunakan harus sesuai dengan peruntukannya.

14.2.2.3 Contoh
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan-persetujuan Konsultan Pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 101
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

14.2.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan
karena kelalaiannya, maka kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-
detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.
7. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu
oleh Pengawas.

14.2.4 Pengujian Mutu Pekerjaan


1. Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja
dengan baik.
2. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
3. Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di
dalam panel pintu. Semua Handle dan kunci harus mendapat
surat garansi dari DEKKSON.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 102
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 15
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

15.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan


lain serta pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang
tercantum dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas atau MK.
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan railing pada tangga utama.

15.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan :


1. NI - 3 - 1970 - PPBBI – 1993
2. SII - 0161 - 1981 – ASTM
3. SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
4. SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES

15.3. BAHAN-BAHAN

1. Spesifikasi Bahan
Railing tangga seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan
stainless steel dengan ketebalan minimum 1,5 mm type hairline.
2. Umum
a. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST
304).

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 103
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

b. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan


barang yang dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok
untuk maksud tersebut.
c. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar-gambar atau Persyaratan Teknis,
harus diadakan.
3. Jaminan
Bahan baja yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik yang
sudah dikenal disertai Sertifikat Pengujian dari Lembaga Pengujian
Bahan yang disetujui Pengawas atau MK.
4. Contoh-contoh
a. Untuk benda-benda ini sebelum pemakaiannya harus diperlihatkan
kepada Pengawas atau MK berupa contoh untuk disetujui.
b. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Pengawas atau MK
harus diserahkan secepat mungkin sesuai dengan jadwal
pekerjaan yang telah disetujui. Contoh tersebut harus
memperlihatkan kualitas penyambungan dan penghalusan untuk
standard dalam pekerjaan tersebut.
c. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman
atau standar bagi Pengawas atau MK untuk memeriksa atau
menerima bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

15.4. PELAKSANAAN

1. Pengerjaan
a. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan
tidak kelihatan bergelombang.
b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga
dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.
2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam
standar yang telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak
tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh
Pengawas atau MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak
disetujui akan ditolak.
3. Pemotongan dan Penyambungan
a. Pengelasan
 Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las
listrik. Yang dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric
Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti cara-
cara mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang
melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 104
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau


Swasta yang diakui. Seluruh pekerjaan las harus
dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari
persetujuan ini harus seijin Pengawas atau MK.
 Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus
diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip
keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish”
dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik
yang sesuai dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-
perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black
Blolt/Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon steel yang
memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau
powder coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor
atau di “punch”.
c. Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian
di tempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk beton atas
persetujuan Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor harus
menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau MK.
4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk
pekerjaan stainless steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot
dip coated) atau terdiri dari bahan bebas karat yang disetujui
Pengawas atau MK.
5. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

15.5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

1. Bahan-bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan maupun pengerjaan di lapangan oleh Pengawas atau MK.
Peninjauan dan pengujian dilaksanakan oleh Kontraktor tanpa adanya
tambahan biaya.
2. Peninjauan ini tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
penyediaan bahan yang tidak memenuhi syarat.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 105
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 16
PEKERJAAN PANEL INSULASI ANTIBAKTERIA (PLAFON RUANG OK)

16.1. UMUM

1. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan


perlengkapan lain serta Pekerjaan Panel Insulasi Antibakteria
difokuskan pada unit-unit ruang yang memiliki persyaratan sterilitas
tinggi.
2. Karena item pekerjaan Panel Insulasi Antibakteria ini adalah bersifat
khusus, maka disyaratkan pekerjaan ini dilakukkan oleh pihak
supplier produk. Sehingga tidak diizinkan kontraktor memasang
sendiri produk ini dan hanya membeli produknya saja.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya,
namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.

16.2. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan (Scope of Works) Bondor Indonesia pada proyek ini


adalah:
1. Design, supply & install sandwich Panel Insulasi Antibakteria tebal
50/70 mm untuk ceiling

16.3. BAHAN-BAHAN
1. Dinding dan plafond (ceiling) Panel Insulasi Antibakteria adalah
produk dari Techno Prefab. Prefab panel terbuat dari 0.6 mm
polyester coated ANTIBACTERIA COLORBOND pada ZINCFORMG300
BFC Z275 substrate.
2. Ketebalan panel : 70 mm Untuk dinding dan plafond (ceiling).
3. Sitem Join : menggunakan slipjoint system Prefabr, seluruh join
bagian luar akan dilapisi dengan silicone sealant.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 106
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

16.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Tahap Persiapan
a. Construction Document
Berdasarkan gambar yang sudah disetujui (Approved) oleh
Costumer, Departement E & E akan membuat gambar kerja dan
material list (Costruction Document). Dokumen ini kemudian
didistribusikan kepada Divisi manufacture dan Departement
Instalasi.
b. Site Survey
Departement instalasi akan melakukan site survey yang
bertujuan untuk mengecek apakah ukuran actual ruangan dan
detail lainnya sama dengan gambar kerja. Apabila terdapat
perbedaan, akan didiskusikan, apakah Costumer akan
memperbaiki ukuran ruangan atau Bondor akan merevisi gambar
kerja. Site survey juga bertujuan untuk mengumpulkan data-
data untuk dinding atau lantai dimana sandwich akan dipasang
sudah selesai, tempat penyimpanan material sementara, listrik
kerja, peraturan kerja yang ditetapkan oleh Costumer, dsb.
c. Rencana Kerja
Berdasarkan Construction Document dan data hasil site survey,
Dept. head membuat rencana kerja meliputi :
Menugaskan tenaga kerja (Site Supervisor dan Site Crew)
dengan membuat Surat Tugas (F/IN/04).
Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)
dengan mengisi form Project Action Plan (F/IN/03).
Membuat Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek dengan
mengisi form Project Budgeting Request (F/IN/02).
Mempersiapkan plant dan tools yang akan dipergunakan
dengan mengisi form Tool Request (F/TV/01) dan diserahkan
kepada Departemen TVBM.
Mempersiapkan peralatan safety yang diperlukan dengan
mengisi form Safety Request (F/HS/08) dan diserahkan
kepada Departemen HSE.
2. Tahap Persiapan Keberangkatan
a. Mengirimkan surat konfirmasi keberangkatan kepada Costumer
melalui telepon atau fax dengan melampirkan Surat Tugas.
b. Memeriksa kelengkapan bahan dan peralatan yang akan dikirim,
melapor kepada QA untuk diperiksa persiapan instalasi sesuai
dengan form Inspeksi Persiapan Instalasi (F/QA/02).
c. Menyiapkan diri untuk keberangkatan.
3. Tahap Persiapan Di Lapangan
a. Menyiapkan keperluan akomodasi.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 107
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

b. Melaporkan kedatangan kepada pihak Costumer, menyerahkan


Surat Tugas (asli).
c. Menyerahkan dan mendiskusikan Rencana Kerja dengan pihak
Costumer.
d. Bila terdapat perubahan pada Rencana Kerja awal yang dibuat di
Kantor Pusat sehingga menyebabkan adanya tambahan waktu
kerja, maka Rencana Kerja baru harus segera dikirimkan ke
Installation Dept. Head melalui Fax.
e. Melakukan pemeriksaan lokasi/areal konstruksi, termasuk
pengukuran bila diperlukan.
f. Mempersiapkan kedatangan Bahan dan Peralatan (termasuk
kedatangan anggota tim lain yang menyusul).
g. Mempersiapkan pekerja lapangan (Local Worker).
4. Tahap Instalasi/Konstruksi/Pemasangan Panel
a. Melakukan bongkar muat Bahan Material dan Peralatan dan
mengatur penyimpanan.
b. Melakukan prosedur pengecekan material yang dikirim
menggunakan form Installation Incoming Inspection (F/QC/05).
c. Melakukan prosedur pemasangan/ instalasi sesuai petunju
teknik/ gambar konstruksi.
d. Melakukan prosedur pemeriksaan gambar setiap hari sebelum
bekerja.
e. Memeriksa mutu setiap tahapan pekerjaan menggunakan form
Installation Quality Acceptance (F/QC/07).
f. Melakukan koordinasi persiapan kegiatan yang direncanakan
untuk hari berikutnya.
g. Melakukan koordinasi dengan pihak Kontraktor lain maupun
dengan pihak Costumer.
h. Melaporkan perkembangan pelaksanaan di lapangan sesuai
kesepakatan jangka waktu yang telah ditentukan.
5. Tahap Penyelesaian
a. Memberi informasi rencana penyelesaian proyek + 2 (dua) hari
sebelum waktunya kepada pihak Costumer dan Kontraktor lain.
b. Memberikan informasi rencana kepulangan + 2 hari sebelumnya
kepada Installation Dept. Head.
c. Melakukan prosedur pemeriksaan mutu akhir pekerjaan
menggunakan form Installation Final Inspection (F/QC/10).
d. Memberi informasi kepada pihak Costumer dan Kontraktor lain
bila terdapat hal dalam pekerjaan yang harus diselesaikan
setelah pekerjaan Kontraktor lain (seperti Pengecoran), dengan
kemungkinan-kemungkinan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 108
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

e. Akan kembali lagi (meminta konfirmasi tanggalnya dari


Kontraktor lain atau pihak Costumer); atau
f. Tidak akan kembali lagi (jika hanya ada hal kecil yang dapat
dikerjakan pihak lain tanpa resiko penyetelan).
g. Menyelesaikan prosedur pemeriksaan mutu pekerjaan dengan
Costumer menggunkan form Inspection for Completion
(F/IN/06). Apabila masih ada pekerjaan yang harus diperbaiki,
segera dilakukan pekerjaan perbaikan.
h. Apabila perbaikan sudah selesai, segera meminta Costumer
untuk memeriksa kembali dan melakukan serah-terima
menggunakan form Handing Over (F/IN/05).
i. Melaporkan diri pada Manajer Pabrik bahwa tim akan pulang,
lengkap dengan prosedur pengembalian Peralatan dan Bahan.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 109
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

BAB 17
PEKERJAAN PELINDUNG DINDING (STRETCHER GUARD)

17.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan pelindung dinding (Stretcher Guard) harus mengcover area


dinding yang ditunjukan dalam gambar rencana dan detail, Skup
pekerjaan dari pekerjaan pelindung dinding (stretcher guard) ini meliputi
pekerjaan instalasi, accessories material, tenaga kerja dan material
pendukung lainnya yang diperlukan selama proses instalasi.

17.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Material harus dari kualitas yang baik, tahan lama, tahan terhadap efek
benturan, tahan gores, mempunyai rating yang bagus dalam
penyebarana api dan tidak menimbulkan asap, Material tidak
menyimpan kotoran/bakteri dan mudah dibersihkan.
2. Pelindung dinding/stretcher guard harus terdiri dari material
pendukung alumunium dengan pelapis luar berbahan dasar vinyl
dengan system snap on termasuk braket penggantung yang diberi
jarak sesuai spesifikasi pabrik dan penutup di setiap pengakhiran dari
pelindung dinding (Stretcher Guard).

17.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Material harus lulus uji ASTM D-256-93A, Test Benturan, test kriteria
terhadap efek benturan.
2. Bahan cover vinyl harus sesuai dengan ASTM E84, Kriteria penyebaran
api/asap yang ditimbulkan, dengan kriteria penyebaran api 5 dan
penyebaran asap 185.
3. Cover Vinyl harus lulus uji G21/G22 , dan criteria tes penyebaran
bakteri.
4. Dimensi dari penahan dinding (stretcher Guard) adalah : lebar 140
mm dan jarak terhadap dinding dan jarak terhadap system konstruksi
38 mm Braket penggantung diletakkan pada setiap jarak 750 mm
5. Pengakhiran dari Vinyl (End Caps) harus dipasang di setiap
pemberhentian jalur vinyl kecuali langsung berhenti/berakhir pada
dinding.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 110
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

6. Warna,Pola dan Teksture Pelindung dinding (stretcher guard) harus


diajukan konntraktor untuk disetujui oleh konsultan Manajemen
Konstruks atau pemberi tugas.
7. Merk yang digunakan setara merk KAID atau Pawling Impact Protection
System ex. USA atau setara.

17.4. KONDISI PEMASANGAN

1. Pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan terpilih


dan menggunakan system kontruksi dan penggantung yang telah
direkomendasikaWn oleh pabrikan dan terpasang baik dan tepat pada
posisi dan levelnya.
2. Pengakhiran dari pelindung dinding (Stretcher Guard) atau End caps
harus disesuaikan untuk memastikan klem penjepit terpasang secara
ketat. Sambungan akan yang terjadi harus membentuk sudut
horizontal yang akan terjadi setelah panjang vinyl melampaui panjang
3 meter (12ft). Pasang Sambungan Aluminum sehingga
meliput/menutup vinyl dengan sempurna.

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 111
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT RKZ SURABAYA

KONSULTAN PERENCANA
PT GLOBAL RANCANG SELARAS ARSITEKTUR - 112

Anda mungkin juga menyukai