Anda di halaman 1dari 21

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-

8259
Juli 2015, Vol. 8 No. 1, hal. 121 - 136

ANALISIS PENGGUNAAN PONDASI MINI PILE DAN PONDASI BORPILE


TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
RUANG KELAS SMPN 10 DENPASAR

Juniada Pagehgiri
FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstrak

Pemilihan jenis pondasi secara garis besar ditentukan berdasarkan faktor teknis, ekonomis
dan lingkungan. Mengingat pentingnya tahap pemilihan jenis pondasi dalam perencanaan
bangunan, perencana seringkali mengalami kesulitan dalam memilih jenis pondasi jika bangunan
akan dibangun di daerah dengan daya dukung tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang
tanggung (tidak tinggi ataupun rendah, antara 3 sampai 8 lantai). Jika menggunakan pondasi
dalam, misalnya dengan tiang pancang, maka harga bangunan akan naik hingga 30%, sedangkan
jika digunakan pondasi dangkal harus mempertimbangkan resiko penurunan bangunan secara tidak
merata (irregular differential settlement) ditambah dengan total settlement. Proyek pembangunan
ruang kelas SMPN 10 Denpasar merupakan salah satu proyek konstruksi bangunan gedung dua
lantai yang juga memerlukan suatu cara pemilihan alternatif desain pondasi yang akan digunakan.
Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kriteria dan alternatif dalam penentuan jenis pondasi
yang perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Hasil dari penelitian ini didapatkan
untuk Pondasi Bor Pile, Total Biaya = Rp. 70,309,270.33 (Tujuh Puluh Juta Tiga Ratus Sembilan
Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah), Total Durasi = 22.51 hari. Untuk Pondasi Mini Pile
didapatkan hasil Total Biaya = Rp. 104,439,399.30 (Seratus Empat Juta Empat Ratus Tiga Puluh
Sembilan Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Sembilan Rupiah) dan Total Durasi = 33.78 hari

Kata kunci : Biaya, Waktu, Bor Pile, Mini Pile

I. PENDAHULUAN atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah,


maka pondasi yang dipilih sebaiknya jenis
1.1 Latar Belakang pondasi dangkal (pondasi jalur atau pondasi
Pemilihan jenis pondasi dipengaruhi tapak) dan pondasi strouspile. Bila tanah
oleh beberapa faktor, salah satunya menurut keras terletak pada kedalaman hingga 10
Suyono (1984) adalah biaya pelaksanaan meter atau lebih di bawah permukaan tanah
pekerjaan seperti biaya mengendalikan air maka jenis pondasi yang biasanya dipakai
tanah, cara-cara mengatasi agar seminimal adalah pondasi tiang minipile dan pondasi
mungkin kerusakan pada bangunan didekat- sumuran atau borpile. Dan bila tanah keras
nya dan waktu yang digunakan untuk terletak pada kedalaman hingga 20 meter
membangun. Pada dasarnya waktu berban- atau lebih di bawah permukaan tanah maka
ding lurus dengan biaya pelaksanaan, jenis pondasi yang dapat dipakai adalah
semakin sedikit waktu yang digunakan pondasi mini pile atau pondasi borpile.
maka dapat mereduksi biaya proyek. Jenis-jenis pondasi yang ada sangat banyak
Pemilihan bentuk pondasi yang sehingga dalam memilih jenis pondasi yang
didasarkan pada daya dukung tanah, perlu akan digunakan, pihak pengambil kepu-
diperhatikan beberapa hal, antara lain bila tusan harus memperhitungkan kriteria-
tanah keras terletak pada permukaan tanah
Jurnal Teknik Sipil Untag 12
Surabaya 1
kriteria yang ada untuk mendapatkan biaya Ilmiah Neutron, Vol.8, No.2, Agustus
dan waktu pelaksanaan yang terbaik. 2008: 1-13, dengan judul “Analisa
Proyek pembangunan ruang kelas Perbandingan Biaya Pelaksanaan
SMPN 10 Denpasar merupakan salah satu Pondasi Tiang Pancang dan Bor Pile
proyek konstruksi bangunan gedung dua Jembatan Suramadu”. Tujuan penelitian
lantai yang juga memerlukan suatu cara ini adalah untuk membandingkan biaya
pemilihan alternatif desain pondasi yang pelaksanaan pondasi bor pile dengan
akan digunakan. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang pancang dan berupaya
terdapat beberapa kriteria dan alternatif mencari biaya pelaksanaan yang lebih
dalam penentuan jenis pondasi yang perlu ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian
diperhitungkan dalam pengambilan kepu- di dapatkan biaya yang lebih ekonomis
tusan. Tantyonimpuno dan Retnaningtias adalah dengan menggunakan pondasi
(2006) dalam penelitiannya mengenai bor pile sebesar Rp 1,077,392,726.
proses pengambilan keputusan pemilihan b. Penelitian yang dilakukan oleh Dafid
jenis pondasi pada proyek pembangunan Irawan dan Abdul Halim yang dimuat
Royal Plaza Surabaya menunjukkan hasil pada Jurnal Ilmiah Widya Teknika Vol.
bahwa pondasi mini pile prestress 19 No.2; Oktober 2011: 16-22, dengan
merupakan alternatif desain pondasi yang judul “Analisa Perbandingan Desain dan
tepat untuk digunakan. Lain halnya dengan Biaya Pondasi Strauss, Pondasi Sumuran
penelitian oleh Arifin (2006) dimana dan Pondasi Telapak Pada Gedung
penggunaan pondasi mini pilelebih efisien Stikes Widyagama Husada Malang”.
biaya dan waktu daripada penggunaan Tujuan Penelitian ini membandingkan
pondasi Sumuran. antara Pondasi strauss, Pondasi sumuran
dan Pondasi telapak dalam penggunan
1.2 Rumusan Masalah biaya.Biaya yang diperlukan untuk
1. Seberapa besar selisih biaya dan waktu, mengerjakan Pondasi strauss adalah
akibat perubahan pondasi borpile sebesar Rp 4.152.810,16 dengan daya
menjadi pondasi mini pile pada pelak- dukung ultimate (qu) sebesar 576.97
sanaan pembangunan ruang kelas SMPN Ton, biaya yang diperlukan untuk
10 Denpasar? mengerjakan Pondasi Sumuran adalah
2. Mengapa terjadi perbedaan biaya dan sebesar Rp 4.871.620,94 dengan daya
waktu tersebut ? dukung ultimate (qu) sebesar 576.35 Ton
dan biaya yang diperlukan untuk
1.3 Tujuan Penelitian mengerjakan Pondasi Telapak adalah
1. Mengetahui besar selisih biaya dan sebesar Rp 3.910.742,72 dengan daya
waktu, akibat perubahan pondasi pondasi dukung ultimate (qu) sebesar 576.97
borpile menjadi pondasi mini pile pada Ton. Sehingga penggunaan Pondasi
pelaksanaan pembangunan ruang kelas telapak lebih efisien dari pada dua
SMPN 10 Denpasar. Pondasi lainnya yaitu Pondasi Strauss
2. Mengetahui Penyebab terjadinya dan Pondasi sumuran.
Perbedaan Biaya dan waktu akibat
perubahan Pondasi. 2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pondasi
Definisi Pondasi
II. TINJAUAN PUSTAKA Pondasi adalah suatu bagian dari
konstruksi bangunan yang berfungsi mele-
2.1 Penelitian Terdahulu takkan bangunan dan meneruskan beban
a. Penelitian yang dilakukan oleh Ir. Arifin, bangunan atas (upperstructure/ super-
MT., MMT yang dimuat pada Jurnal structure) ke dasar tanah yang cukup kuat
mendukungnya. Fungsi dari pondasi adalah diperhatikan apakah pondasi itu cocok
menjamin kestabilan bangunan terhadap untuk berbagai keadaan di lapangan dan
berat sendiri, beban-beban berguna dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk
gaya-gaya luar seperti tekanan angin, diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan
gempa bumi yang tidak boleh terjadi jadwal kerjanya. Hal-hal lain yang perlu
penurunan pondasi setempat atau penu- dipertimbangkan yaitu:
runan pondasi merata lebih dari batas waktu 1. Keadaan tanah pondasi,
tertentu (Gunawan, 1993). 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di
Beberapa persyaratan umum dari atasnya (superstructure),
pondasi menurut Bowles (1983), adalah: 3. Batasan-batasan dari sekelilingnya,
a. Kedalaman haruslah memadai untuk 4. Waktu dan biaya pekerjaan.
menghindarkan pengeluaran bahan Nakazawa (2000) juga menjelaskan
dalam arah lateral dari bawah pondasi – pentingnya batasan-batasan akibat kons-
khususnya pondasi telapak dan rakit, truksi di atasnya. Sebagai contoh penurunan
b. Kedalaman haruslah berada di bawah jenis pondasi yang akan dipakai tergantung
daerah perubahan volume musiman yang kepada apakah sifat bangunan itu mengi-
disebabkan oleh pembekuan, pencairan zinkan atau tidak terjadinya penurunan
dan pertumbuhan proyek, pondasi. Akan tetapi dari segi pelaksanaan,
c. Sistem harus aman terhadap rotasi, terdapat beberapa keadaan dimana kondisi
penyorongan, atau perpecahan tanah, lingkungan tidak memungkinkan adanya
d. Sistem harus aman terhadap korosi atau pekerjaan yang baik dan sesuai dengan
kemerosotan yang disebabkan oleh kondisi pada perencanaan. Hal ini dapat
bahan berbahaya yang terdapat di dalam terjadi meskipun macam pondasi yang
tanah, sesuai telah dipilih, dengan perencanaan
e. Sistem harus memadai untuk menahan yang memadai serta struktur pondasi telah
beberapa perubahan di dalam tempat dipilih itu dilengkapi dengan pertimbangan
yang terkemudian atau geometri kons- mengenai jenis tanah pondasi dan batasan
truksi, dan mudah dimodifikasi seandai- struktur. Khususnya apabila pekerjaan-
nya perubahan-perubahan kelak akan pekerjaan konstruksi dalam kota menjadi
meliputi ruang lingkup yang besar, begitu aktif, ada beberapa keadaan dimana
f. Pondasi haruslah ekonomis di dalam metode konstruksi tertentu kadang-kadang
metoda pemasangan, dilarang ditinjau dari segi sudut gangguan
g. Pergerakan tanah seluruhnya (umumnya umum (Nakazawa, 2000).
lendutan-pampat) dan pergerakan differ- Menurut Thornburn dkk (1973),
rensial harus dapat ditolerir untuk kedua dalam memilih jenis pondasi ada beberapa
elemen pondasi dan elemen bagian faktor penentu yang menjadi pertimbangan,
bangunan di atas tanah, yaitu:
h. Pondasi dan konstruksinya, harus 1. Fungsi bangunan dan beban yang harus
memenuhi syarat standar untuk perlin- dipikul
dungan lingkungan, 2. Kondisi permukaan
Menurut Bowles (1983), setiap 3. Biaya pondasi dibanding dengan biaya
pondasi yang tidak digolongkan sebagai bangunan
pondasi dangkal, pondasi dalam, atau Pemilihan jenis struktur bawah (sub-
konstruksi tahan boleh disebut sebagai structure) yaitu pondasi, menurut Suyono
pondasi khusus (khas). (1984) harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
Pemilihan Jenis Pondasi a) Keadaan tanah pondasi
Menurut Nakazawa (2000), untuk b) Batasan-batasan akibat struktur di
memilih pondasi yang memadai perlu atasnya
c) Batasan-batasan keadaan lingkungan di memikul beban tersebut jauh dari permu-
sekitarnya kaan tanah
d) Biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan 3. Pembangunan diatas tanah yang tidak
rata
Macam-macam Pondasi 4. Memenuhi kebutuhan untuk menahan
Pondasi bangunan biasanya dibeda- gaya desak keatas (uplift)
kan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal
(shallow foundation) dan pondasi dalam A. Penggolongan Pondasi Tiang Pancang
(deep foundation), tergantung dari letak Pondasi mini pile dapat digolongkan
tanah kerasnya dan perbandingan keda- berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang
laman dengan lebar pondasi. Pondasi meneruskan beban dan cara pemasangan-
dangkal kedalamannya kurang atau sama nya, berikut ini akan dijelaskan satu
dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat persatu.
digunakan jika lapisan tanah kerasnya 1. Pondasi Mini Pile Menurut
terletak dekat dengan permukaan tanah. Pemakaian Bahan dan Karakteristik
Sedangkan pondasi dalam digunakan jika Strukturnya
lapisan tanah keras berada jauh dari Mini pile dapat dibagi kedalam
permukaan tanah. beberapa kategori (Bowles, 1991) antara
Pondasi dapat digolongkan berdasar- lain:
kan kemungkinan besar beban yang harus a. Mini Pile Kayu
dipikul oleh pondasi : b. Mini Pile Beton
1. Pondasi dangkal c. Mini Pile Baja
2. Pondasi dalam d. Mini Pile Komposit
2. Pondasi mini pile menurut
Kriteria dan jenis pemakaian tiang pemasangannya
pancang Pondasi mini pile menurut cara
Dalam perencanaan pondasi suatu pemasangannya dibagi dua bagian besar,
konstruksi dapat digunakan beberapa yaitu:
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi a. Mini pile pracetak
yang digunakan berdasarkan atas beberapa Mini pilepracetak adalah mini
hal, yaitu: pileyang dicetak dan dicor didalam
1. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul acuan beton (bekisting), kemudian
oleh pondasi tersebut; setelah cukup kuat lalu diangkat dan
2. Besarnya beban dan beratnya bangunan dipancangkan. Mini pile pracetak ini
atas; menurut cara pemasangannya terdiri
3. Kondisi tanah tempat bangunan didiri- dari:
kan; 1) Cara penumbukan
4. Biaya pondasi dibandingkan dengan 2) Cara penggetaran
bangunan atas. 3) Cara penanaman
Kriteria pemakaian mini pile diper- b. Tiang yang dicor ditempat (cast
gunakan untuk suatu pondasi bangunan in place pile)
sangat tergantung pada kondisi : Tiang yang dicor ditempat (cast
1. Tanah dasar di bawah bangunan tidak in place pile) ini menurut teknik
mempunyai daya dukung (misalnya penggaliannya terdiri dari beberapa
pembangunan lepas pantai) macam cara yaitu :
2. Tanah dasar di bawah bangunan tidak 1) Cara penetrasi alas
mampu memikul bangunan yang ada 2) Cara penggalian
diatasnya atau tanah keras yang mampu
B. Alat Pancang Tiang 1. Menghitung daya dukung yang didasar-
kan pada karakteristik tanah dasar yang
Dalam pemasangan tiang kedalam
diperoleh dari penyelidikan tanah.
tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan di-
yang dapat berupa pemukul (hammer)
mensi pondasinya.
mesin uap, pemukul getar atau pemukul
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang
yang hanya dijatuhkan. Skema dari
ditentukan dari daya dukung diizinkan
berbagai macam alat pemukul diperlihatkan
dipertimbangkan terhadap penurunan
dalam Gambar 2.11 Pada gambar terebut
toleransi.
diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan
pada kepala tiang dalam pemancangan.
Penutup (pile cap) biasanya diletakkan D. Tahapan Pekerjaan Pondasi Mini Pile
menutup kepala tiang yang kadang-kadang Tahapan pekerjaan pondasi mini pile
dibentuk dalam geometri tertutup. adalah sebagai berikut :
1. Pemukul Jatuh (drop hammer) 1. Pekerjaan Persiapan
2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting a. Membubuhi tanda, tiap mini pile
hammer) harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik
angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas
pada tiang pancang. Untuk memper-
mudah perekaan, maka mini pile
diberi tanda setiap 1 meter.
b. Pengangkatan/pemindahan, mini pile
harus dipindahkan/diangkat dengan
hati-hati sekali guna menghindari
retak maupun kerusakan lain yang
tidak diinginkan.
c. Rencanakan final set tiang, untuk
Gambar 2.11 Skema Pemukul Tiang menentukan pada kedalaman mana
Sumber: Hardiyatmo, H.c (2002 ) pemancangan tiang dapat dihentikan,
berdasarkan data tanah dan data
3. Pemukul Aksi Double (double-acting
jumlah pukulan terakhir (final set).
hammer)
d. Rencanakan urutan pemancangan,
4. Pemukul Diesel (diesel hammer)
dengan pertimbangan kemudahan
5. Pemukul Getar (vibratory hammer)
manuver alat. Lokasi stock material
C. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang
agar diletakkan dekat dengan lokasi
Pancang
pemancangan.
Aspek teknologi sangat berperan
e. Tentukan titik pancang dengan
dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
theodolith dan tandai dengan patok.
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan
f. Pemancangan dapat dihentikan
dalam metode pelaksanaan pekerjaan
sementara untuk peyambungan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat,
batang berikutnya bila level kepala
praktis, cepat dan aman, sangat membantu
tiang telah mencapai level muka
dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
tanah sedangkan level tanah keras
proyek konstruksi. Sehingga target waktu,
yang diharapkan belum tercapai.
biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan
g. Selesai penyambungan, pemancangan
dapat tercapai.
dapat dilanjutkan seperti yang di-
Langkah-langkah dari pekerjaan untuk
lakukan pada batang pertama.
dimensi kubus/ukuran dan tiang pancang:
Penyambungan dapat diulangi sampai
mencapai kedalaman tanah keras 3. Proses Pemancangan
yang ditentukan. a. Alat pancang ditempatkan sedemikian
h. Pemancangan tiang dapat dihentikan rupa sehingga as hammer jatuh pada
bila ujung bawah tiang telah menca- patok titik pancang yang telah diten-
pai lapisan tanah keras/final set yang tukan.
ditentukan. b. Tiang diangkat pada titik angkat yang
i. Pemotongan mini pile pada cut off telah disediakan pada setiap lubang.
level yang telah ditentukan. c. Tiang didirikan disamping driving
2. Proses Pengangkatan lead dan kepala tiang dipasang pada
a. Pengangkatan tiang untuk disusun helmet yang telah dilapisi kayu
(dengan dua tumpuan) sebagai pelindung dan pegangan
Metode pengangkatan dengan kepala tiang.
dua tumpuan ini biasanya pada saat d. Ujung bawah tiang didudukkan secara
penyusunan tiang beton, baik itu dari cermat diatas patok pancang yang
pabrik ke trailer ataupun dari trailer telahditentukan.
ke penyusunan lapangan. e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan
Persyaratan umum dari metode dengan mengatur panjang back-
ini adalah jarak titik angkat dari stay sambil diperiksa dengan water-
kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk pass sehingga diperoleh posisi yang
mendapatkan jarak harus diperhatikan betul-betul vertikal. Sebelum peman-
momen maksimum pada bentangan, cangan dimulai, bagian bawah tiang
haruslah sama dengan momen mini- diklem dengan center gate pada dasar
mum pada titik angkat tiang sehingga driving lead agar posisi tiang tidak
dihasilkan momen yang sama. bergeser selama pemancangan, teru-
Pada prinsipnya pengangkatan tama untuk tiang batang pertama.
dengan dua tumpuan untuk tiang f. Pemancangan dimulai dengan me-
beton adalah dalam tanda pengang- ngangkat dan menjatuhkan hammer
katan dimana tiang beton pada titik secara kontiniu ke atas helmet yang
angkat berupa kawat yang terdapat terpasang diatas kepala tiang.
pada tiang beton yang telah ditentu-
4. Quality Control
kan dan untuk lebih jelas dapat dilihat a. Kondisi fisik tiang
oleh gambar. 1) Seluruh permukaan tiang tidak
b. Pengangkatan dengan satu tumpuan rusak atau retak
Metode pengangkatan ini biasa- 2) Umur beton telah memenuhi syarat
nya digunakan pada saat tiang sudah 3) Kepala tiang tidak boleh menga-
siap akan dipancang oleh mesin lami keretakan selama peman-
pemancangan sesuai dengan titik cangan
pemancangan yang telah ditentukan b. Toleransi
di lapangan. Vertikalisasi tiang diperiksa secara
Adapun persyaratan utama dari periodik selama proses pemancangan
metode pengangkatan satu tumpuan berlangsung. Penyimpangan arah
ini adalah jarak antara kepala tiang vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75
dengan titik angker berjarak L/3. dan penyimpangan arah horizontal
Untuk mendapatkan jarak ini, harus- dibatasi tidak lebih dari 75 mm.
lah diperhatikan bahwa momen c. Penetrasi
maksimum pada tempat pengikatan Tiang sebelum dipancang harus diberi
tiang sehingga dihasilkan nilai tanda pada setiap setengah meter di
momen yang sama. sepanjang tiang untuk mendeteksi
penetrasi per setengah meter. Dicatat
jumlah pukulan untuk penetrasi setiap Dalam menentukan kapasitas daya
setengah meter. dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode
d. Final set Aoki dan De Alencar.
Pemancangan baru dapat dihentikan Aoki dan Alencar mengusulkan untuk
apabila telah dicapai final set sesuai memperkirakan kapasitas dukung ultimit
perhitungan. dari data Sondir. Kapasitas dukung ujung
persatuan luas (qb) diperoleh sebagai
E. Tiang Dukung Ujung dan Tiang berikut :
Gesek
Ditinjau dari cara mendukung beban,
tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam dimana :
(Hardiyatmo, 2002), yaitu : Tiang dukung qca (base) = Perlawanan konus rata-rata
ujung (end bearing pile) dan Tiang gesek 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah
(friction pile). ujung tiang dan Fb adalah faktor empirik
tergantung pada tipe tanah.Tahanan kulit
F. Kapasitas Daya Dukung Mini Pile persatuan luas (f) diprediksi sebagai
Dari Hasil Sondir berikut:
Diantara perbedaaan tes di lapangan,
sondir atau cone penetration test (CPT)
seringkali sangat dipertimbangkan berpe- dimana :
ranan dari geoteknik. CPT atau sondir ini qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing
tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis lapisan sepanjang tiang.
dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan Fs = Faktor empirik tahanan kulit
yang tergantung pada tipe tanah.
dengan pengukuran terus-menerus dari Fb = Faktor empirik tahanan ujung
permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau tiang yang tergantung pada tipe tanah.
sondir ini dapat juga mengklasifikasi
lapisan tanah dan dapat memperkirakan Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4
kekuatan dan karakteristik dari tanah. persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen
Didalam perencanaan pondasi mini pile dan nilai αs untuk lempung = 1,4 persen.
(pile), data tanah sangat diperlukan dalam Untuk menghitung daya dukung mini pile
merencanakan kapasitas daya dukung berdasarkan data hasil pengujian sondir
(bearing capacity) dari mini pile sebelum dapat dilakukan dengan menggunakan
pembangunan dimulai, guna menentukan metode Meyerhoff.
kapasitas daya dukung ultimit dari tiang Daya dukung ultimate pondasi tiang
pancang. Kapasitas daya dukung ultimit dinyatakan dengan rumus :
ditentukan dengan persamaan sebagai Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ......... (2.4)
berikut : dimana :
Qu = Qb + Qs = qb ......................... (2.1) Qult = Kapasitas daya dukung mini
dimana : piletunggal. qc = Tahanan ujung sondir.
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit Ap = Luas penampang tiang.
tiang pancang. JHL = Jumlah hambatan lekat.
Qb = Kapasitas tahanan di ujung K11 = Keliling tiang.
tiang. Qs = Kapasitas tahanan kulit. Daya dukung ijin pondasi dinyatakan
Qb = Kapasitas daya dukung di ujung dengan rumus
tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung
tiang.
f = Satuan tahanan kulit persatuan
dimana :
luas.
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin
As = Luas kulit tiang pancang. pondasi. qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat. 1. Karena tiang dibuat di pabrik dan
K11 = Keliling tiang. pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya
lebih dapat diandalkan. Lebih-lebih
Faktor Aman
karena pemeriksaan dapat dilakukan
Untuk memperoleh kapasitas ijin
setiap saat.
tiang, maka diperlukan untuk membagi
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi
kapasitas ultimit dengan faktor aman
oleh air tanah.
tertentu. Faktor aman ini perlu diberikan
3. Daya dukung dapat diperkirakan ber-
dengan maksud :
dasarkan rumus mini pile sehingga
1. Untuk memberikan keamanan terhadap
mempermudah pengawasan pekerjaan
ketidakpastian metode hitungan yang
konstruksi.
digunakan.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk
2. Untuk memberikan keamanan terhadap
mempertahankan daya dukung vertikal.
variasi kuat geser dan kompresibilitas
Kerugiannya yaitu:
tanah.
1. Karena dalam pelaksanaannya menim-
3. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang
bulkan getaran dan kegaduhan maka
cukup aman dalam mendukung beban
pada daerah yang berpenduduk padat di
yang bekerja.
kota dan desa, akan menimbulkan
4. Untuk meyakinkan bahwa penurunan
masalah disekitarnya.
total yang terjadi pada tiang tunggal atau
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang
kelompok masih tetap dalam batas-batas
terlalu besar.
toleransi.
3. Bila panjang mini pile kurang, maka
5. Untuk meyakinkan bahwa penurunan
untuk melakukan penyambungannya
tidak seragam diantara tiang-tiang masih
sulit dan memerlukan alat penyambung
dalam batas toleransi.
khusus.
Sehubungan dengan alasan butir (d),
4. Bila memerlukan pemotongan maka
dari hasil banyak pengujian-pengujian
dalam pelaksanaannya akan lebih sulit
beban tiang, baik mini pile maupun tiang
dan memerlukan waktu yang lama.
bor yang berdiameter kecil sampai sedang
Metode pelaksanaan:
(600 mm), penurunan akibat beban bekerja
1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan
(working load) yang terjadi lebih kecil dari
dipancang.
10 mm untuk faktor aman yang tidak
2. Pengangkatan tiang.
kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).
3. Pemeriksaan kelurusan tiang.
Besarnya beban bekerja (working
4. Pemukulan tiang dengan palu (hammer)
load) atau kapasitas tiang ijin (Qa) dengan
atau dengan cara hidrolik.
memperhatikan keamanan terhadap kerun-
tuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Qu)
Perbandingan Jenis Pondasi Dalam
dibagi dengan faktor aman (SF) yang
(Deep Foundation) Berdasarkan Metode
sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang
Konstruksinya
telah banyak digunakan untuk perancangan
Pengeboran (Drilled)
pondasi tiang pancang, sebagai berikut :
Kelebihan:
1. Tidak menimbulkan getaran dan
kegaduhan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar.
Pemakaian pondasi mini pile beton 2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter
mempunyai keuntungan dan kerugian besar.
antara lain adalah sebagai berikut: 3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan.
Keuntungannya yaitu:
Kekurangan: 4. Daya dukung dapat diperkirakan ber-
1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dasarkan rumus tiang.
dicetak di lapangan. 5. Sangat cocok untuk mempertahankan
2. Lebih banyak memerlukan alat bantu daya dukung vertikal.
seperti mesin bor, casing, cleaning 6. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat
bucket dan alat bantu pengeboran ketat sesuai standar pabrik.
sehingga mengeluarkan biaya yang lebih 7. Pemancangan lebih cepat, mudah dan
besar. praktis.
3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan
lumpur di dalam lubang. Kekurangan:
4. Waktu pengerjaan lebih lama. 1. Bila panjang tiang kurang, maka untuk
melakukan penyambungannya sulit dan
Pemancangan memerlukan alat penyambung khusus.
Kelebihan: 2. Bila memerlukan pemotongan maka
1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat dalam pelaksanaannya akan lebih sulit
ketat sesuai standar pabrik. dan memerlukan waktu yang lama.
2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan 3. Tidak cocok untuk pondasi dengan
praktis. diameter yang agak besar.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air 4. Memerlukan mesin hydraulic press
tanah. untuk menekan pondasi.
4. Daya dukung dapat diperkirakan ber-
dasarkan rumus tiang. Perhitungan efisiensi kelompok mini pile
5. Sangat cocok untuk mempertahankan dihitung sesuai dengan jenis, dimensi,
daya dukung vertikal. jarak, jumlah, dan susunan kelompok mini
Kekurangan: pileyang digunakan. Alasan penggunaan
1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran pondasi mini pileini adalah:
dan kegaduhan. 1. Pengerjaannya relatif cepat dan
2. Pemancangan sulit, bila diameter tiang pelaksanaannya juga relatif lebih mudah.
terlalu besar. 2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari
3. Kesalahan metode pemancangan dapat pada tipe pondasi dalam yang lain (bored
menimbulkan kerusakan pada pondasi. pile).
4. Bila panjang mini pilekurang, maka 3. Kualitas mini pile terjamin. Mini pile
untuk melakukan penyambungan sulit yang digunakan merupakan hasil
dan memerlukan alat penyambung pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang
khusus. digunakan dapat dikontrol sesuai dengan
5. Bila memerlukan pemotongan maka kebutuhan serta kualitasnya seragam
dalam pelaksanaannya akan lebih sulit karena dibuat massal. (Kontrol kualitas/
dan memerlukan waktu yang lama. kondisi fisik mini pile dapat dilakukan
sebelum mini piledigunakan).
Tekan (Pressed) 4. Dapat langsung diketahui daya dukung
Kelebihan: tiang pancangnya, pemancangan yang
1. Tidak menimbulkan getaran dan kega- menggunakan drop hammer dihentikan
duhan yang dapat mengganggu ling- bila telah mencapai tanah keras/final
kungan sekitar. set yang ditentukan (kalendering).
2. Tidak menimbulkan kerusakan pada Sedangkan bila menggunakan Hydrolic
pondasi akibat benturan. Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air pembebanan yang menunjukkan tekanan
tanah. hidrolik terdiri dari empat silinder untuk
menekan mini pileke dalam tanah dimana:
sampai ditemui kedalaman tanah keras. ql(l) = harga ql pada lapisan loose sand (pasir
lepas).
ql(d) = harga ql pada lapisan dense sand (pasir
2.3 Kapasitas Aksial Pondasi Tiang
padat).
Pancang Lb = panjang penetrasi ke dalam lapisan
Kapasitas aksial pondasi tiang bawah. D = diameter tiang.
pancang dapat dihitung dengan cara statik, Harga qp di atas dibandingkan dengan harga
berdasarkan korelasi langsung dengan uji ql(d) dan diambil harga yang lebih kecil.
lapangan (in-situ test), dengan formula Kemudian dikalikan dengan luas
dinamik (dari rekaman pemancangan), penampang ujung tiang (Ap) sehingga
analisis perambatan gelombang, ber- diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp).
dasarkan hasil pendongkrakan secara 2. Tanah Lempung
hidrolik, dan dengan pengujian di lapangan. Formula yang digunakan adalah :
*
Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc  9.cu.Ap
Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang
(Sumber: Meyerhof ,1976)
Pancang : Cara Statik dimana:
Penentuan daya dukung pondasi tiang QP = daya dukung ujung tiang.
pancang dengan cara statik dapat dilakukan AP = luas penampang ujung tiang.
*
= faktor daya dukung ujung.
sebagai berikut : Nc
cu = kohesi.
Daya Dukung Ujung Tiang (Qp)
Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)
1. Tanah Pasir
Daya dukung selimut tiang ditentukan
Formula yang digunakan adalah :
* berdasarkan rumus berikut ini :
Qpl = Ap.qp = Ap.q’.Nq Qs = As.f
(Sumber: Meyerhof ,1976) (Sumber: Meyerhof ,1976)
dimana:
Qp = daya dukung ujung tiang. Dimana:
qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas. As = luas selimut tiang = p x ΔL.
AP = luas penampang ujung tiang. p = keliling tiang.
q’ = tegangan vertikal efektif. ΔL = panjang segmen tiang.
*
Nq = faktor daya dukung ujung. f = gesekan selimut satuan.
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung Di bawah ini diberikan cara untuk
batas ql, karena itu daya dukung ujung tiang menentukan gesekan selimut (f).
perlu ditentukan : 1. Tanah Pasir
*
Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq .tan  Formula yang digunakan adalah:
(Sumber: Meyerhof ,1976) f = K.v’. tan 
dimana : (Sumber: Meyerhof ,1976)
2
Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m ). dimana :
Ap = luas penampang ujung tiang
2 * K = konstanta = 1- sin .
(m ). Nq = faktor daya dukung ujung. 1
v = tegangan vertikal efektif tanah, yang
 = sudut geser dalam. dianggap konstan setelah kedalaman 15 D
ql = daya dukung batas.
Untuk tiang pancang harga K ditentukan
Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2
sebagai berikut :
dibandingkan dan diambil harga yang lebih
K = K0 (batas bawah)
kecil sebagai daya dukung ujung tiang.
* K = 1.8K0 (batas atas)
Harga Nq ditentukan sebagai fungsi dari dimana :
sudut geser dalam tanah () Untuk tanah K0 = koefisien tekanan tanah at rest.
pasir berlapis, harga qp ditentukan dengan K0 = 1 – sin .
cara berikut  = sudut geser dalam
Lb Harga K dan  menurut Tomlinson (1986)
p 1(1) 
q  q  q  q1(1)
1(d)
10.D
 ditentukan berdasarkan tabel berikut ini.
(Sumber: Meyerhof ,1976)
Tabel 2.4 Penentuan Harga K dan δ  = K tan r.
Nilai K
Bahan Tiang r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainase
δ Dr rendah Dr tinggi
0 (dari uji triaksial CD).
Baja 20 0.5 1.0
K = 1-sinr (untuk tanah terkonsolidasi
Beton 3/4  1.0 2.0
normal).
Kayu 2/3  1.5 4.0 K = (1-sinr).√OCR (untuk tanah over-
Sumber: Tomlinson, 1986) consolidated).
1
 v = tegangan vertikal efektif.
2. Tanah Lempung OCR = Over Consolidation
Ada 3 metoda yang dapat digunakan Ratio.
untuk menghitung gesekan selimut pada
tanah lempung, yaitu : Penentuan daya dukung ijin (Qa) diperoleh
1. Metoda Lambda (Vijayvergiya & dengan membagi daya dukung ultimit
Focht) dengan faktor keamanan sebagaimana telah
ditentukan dengan menggunakan anjuran
Tomlinson sebagai berikut :
fσ'  λ  2c 
(Sumber: Tomlinson, 1986)
ave
Qa  Q u atau
dimana ave ave u 2.5
 = konstanta. Q p Qs
ave = tegangan vertikal efektif rata- Qa  
rata. cu ave = kohesi rata-rata.
3 1.5
fave = gesekan selimut rata-rata. (Sumber: Tomlinson, 1986)
Harga rata-rata tegangan vertikal efektif Pengambilan faktor keamanan untuk Qs
1
( ave) dapat dijelaskan berdasarkan lebih rendah daripada faktor keamanan
n
untuk Qp karena gerakan yang dibutuhkan
A i
 'av e  i 1 untuk memobilisasi gesekan jauh lebih
L kecil dari pada gerakan untuk memobilisasi
(Sumber: Tomlinson, 1986)
dimana : tahanan ujung. Di Indonesia digunakan
Ai = luas diagram tegangan vertikal efektif faktor keamanan FK = 2 untuk gesekan
.L = panjang tiang. selimut dan FK = 3 untuk daya dukung
Sedangkan, ujung.
n

A i 1
i Efisiensi Kelompok Tiang Dan Daya
c Uav  Dukung Kelompok
L
e Efisiensi kelompok tiang didefinisikan
(Sumber: Tomlinson, 1986) sebagai :
dimana :
cui = kohesi (lapis). Day a dukung kelomp ok tiang
Eg 
Li = panjang segmen tiang (lapis). Jumlah tiang x day a dukung tiang
L = panjang tiang. tunggal

2. Metoda Alpha Meskipun beberapa formula sering


dipergunakan untuk menentukan nilai
f = .cu efisiensi ini tetapi belum ada suatu
(Sumber: Tomlinson, 1986) peraturan bangunan yang secara khusus
dimana
f = gesekan selimut . menetapkan cara tertentu untuk
α = konstanta . menghitungnya. Laporan terakhir ASCE
cu = kohesi. Committee on Deep Foundation (1984),
3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif) menganjurkan untuk tidak menggunakan
fave = .
1 efisiensi kelompok untuk mendeskripsikan
v
(Sumber: Tomlinson, 1986) aksi kelompok tiang (group action).
dimana: Laporan yang dihimpun berdasarkan studi
fave = gesekan selimut rata-rata. dan publikasi sejak 1963 itu menganjurkan
bahwa tiang tahanan gesek pada tanah
pasiran dengan jarak tiang sekitar 2.0 D - III. METODE PENELITIAN
3.0 D akan memiliki daya dukung lebih
besar daripada jumlah total daya dukung 3.1 Jenis Penelitian
individual tiang, sedangkan untuk tiang Penelitian yang akan digunakan
tahanan gesek pada tanah kohesif, geser dalam penelitian ini adalah Jenis penelitian
blok disekeliling kelompok tiang ditambah yang dilakukan merupakan penelitian
dengan daya dukung ujung besarnya tidak komparatif, yaitu penelitian yang bersifat
boleh melebihi jumlah total daya dukung membandingkan.. Data kualitatif digunakan
masing-masing tiang. dalam penelitian ini, karena data dari
Efisiensi kelompok tiang tergantung pada penelitian ini tidak berupa angka-angka,
beberapa faktor diantaranya dan tidak menggunakan perhitungan
 Jumlah tiang, panjang, diameter, peng- statistik, melainkan menggunakan analisa
aturan, dan terutama jarak antara as ke dan data yang berupa hasil survey dan hasil
as tiang. wawancara, dan juga berdasarkan hasil
 Modus pengalihan beban (gesekan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
selimut atau tahanan ujung).
 Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang 3.2 Jenis, Sumber dan Teknik
pancang atau tiang bor). Pengumpulan Data
 Urutan instalasi tiang. 1. Data Primer
 Jangka waktu setelah pemancangan. 2. Data sekunder
 Interaksi antara pile cap dan tanah di Metode pengumpulan data dilakukan
permukaan. dengan :
1. Wawancara
Efisiensi Kelompok Tiang Pada Tanah 2. Observasi
Pasiran
3.3 Teknik Analisa Data
Formula Sederhana Sesuai tujuan dari penelitian ini yaitu
Formula ini didasarkan pada jumlah daya membandingkan biaya dari desain yang
dukung gesekan dari kelompok tiang dihasilkan oleh fondasi strauss, fondasi
sebagai satu kesatuan (blok). sumuran dan fondasi telapak maka
2(m n - 2)s 4D dibutuhkan data-data berupa data tanah dan,
Eg  data statika portal.
p .m.n
(Sumber: Tomlinson, 1986)
dimana :
m = Jumlah tiang pada deretan IV. PEMBAHASAN
baris.
n = jumlah tiang pada deretan 4.1. Penyelidikan Sondir
kolom. Dari hasil pengujian sondir sebanyak
s = jarak antar tiang. 3 tititk secara umum dapat digambarkan
D = diameter atau sisi tiang
. bahwa kondisi tanah kerasnya mulai
p = keliling dari penampang terdeteksi oleh ujung konus sondir mulai
tiang. pada kedalaman :
Formula Converse-Labarre  Titik sondir S.1, kedalaman tanah
kerasnya mulai kisaran -5.00 meter.
 (n - 1)m (m - 1)n  Titik sondir S.2, kedalaman tanah
E 1-
kerasnya

θg mulai kisaran -5.50 meter
90.m.n  Titik sondir S.3, kedalaman tanah
(Sumber: Tomlinson, 1986) kerasnya,
mulai kisaran -5.00 meter dari permukaan
dimana : tanah asli dengan nilai konus sudah mencapai
 = arc tan (D/s)
diatas 200 kg/cm2. 4.2. Perhitungan T
a
Jumlah Tiang b
Pondasi e
l
Bor Pile
Tabel 4.3 Jumlah
4
Pondasi Bor Pile .
6
Harga Satuan Pekerjaan
Penulangan Beton
Pondasi Bor Pile
PEMBESIAN 10 KG DENGAN BESI ULIR U40

10.5000 kg Besi Beton (Ulir) 11,000.00 115,500.00


n n
Node P ijin P aksial strous P EFF strous 0.1500 kg Kawat Beton 13,750.00 2,062.50
kg kg bh KG bh 0.0700 oh Pekerja 40,000.00 2,800.00
3 3202.068312 2,266.77 1 2814.24 1
0.0700 oh Tukang Besi 79,000.00 5,530.00
33 3202.068312 2,329.95 1 3202.07 1
35 3202.068312 2,475.01 1 3202.07 1 0.0070 oh Kepala Tukang 88,000.00 616.00
37 3202.068312 2,284.94 1 3202.07 1
0.0040 oh Mandor 95,000.00 380.00
39 3202.068312 2,547.01 1 3202.07 1
41 3202.068312 2,287.68 1 3202.07 1 Total : 9,326.00 117,562.50 126,888.50
Total
43 3202.068312 2,538.82 1 3202.07 1 PEMBESIAN 1 KG DENGAN Untuk 1
45 3202.068312 2,288.22 1 3202.07 1 B ESI U40 Kg : 12,688.85
47 3202.068312 2,541.18 1 3202.07 1 Sumber
ULIR : Olahan Penulis

49 3202.068312 2,283.38 1 3202.07 1


51 3202.068312 2,535.01 1 3202.07 1 Tabel 4.7
53 3202.068312 2,309.16 1 3202.07 1 Total Harga Pekerjaan Pondasi Bor Pile
55 3202.068312 2,569.20 1 3202.07 1 HARGA
PEKERJAAN BETON SATUAN HARGA
57 3202.068312 2,573.30 1 3202.07 1 PONDASI/POER VOLUME
(Rp) TOTAL (Rp)
59 3202.068312 2,115.18 1 3202.07 1
BETON PONDASI/POER
Sumber : Olahan Penulis
Pek. Beton Pondasi/Poer 8.08 m3 782,961.30 6,326,327.32
4.3. Harga Satuan Pondasi (Bor Pile) Pek. Penulangan Pondasi/Poer 1,335.51 kg
12,688.85 16,946,086.06

Tabel 4.4Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Bor Pile Pek. Bekisting Pondasi/Poer 18.90 m2 79,126.50 1,495,490.85
1 M' PONDASI BORED PILE DIAMETER 30 CM PEKERJAAN PONDASI
A. Pengeboran O 13/m' Bored pile
BORE PILE
0.1550 Jam Mesin Bor 80,000.00 12,400.00
0.1800 oh Tukang Gali 76,000.00 13,680.00 m
0.0090 oh Mandor 95,000.00 85.00 Pek. Pondasi Bore Pile 364,330.9 45,541,366.1 1
1.0000 Ls Oli + Solar 46,750.00 46,750.00 125.00
0.2200 Alat Bantu 40,000.00 8,800.00
3 0
Total A : 61,285.00 21,200.00 82,485.00 70,309,270.3
TOTAL HARGA PEKERJAAN
B. Beton K-300, Bored Pile 3
0.0707 m3 Beton K-300 834,723.18 59,014.93
0.4250 oh Tukang batu 76,000.00 32,300.00
Sumber : Olahan Penulis
0.0210 oh Mandor 95,000.00 1,995.00
Pipa Tremi dan
1.0000 Ls Casing pelindung 100,000.00
Total B :
100,000.00
34,295.00 159,014.93 193,309.93
4.4. Perhitungan Jumlah Tiang Pondasi
Pembesian 6 O 13 Beugel O 8
C. Spiral
Mini Pile
7.2936 Kg Besi O 13 10,000.00 72,936.00 Tabel 4.8
1.5600 Kg Beugel Besi O8 10,000.00 15,600.00 Titik Sondir, Kedalaman, Penampang dan P Ijin Pondasi Mini
Total C : 88,536.00 88,536.00 Pile
Total A +
B+C: 95,580.00 268,750.93 364,330.93
Kedalaman Penampang P ijin
Sumber : Olahan Penulis Titik
m cm kg
Tabel 4.5 Harga Satuan Pekerjaaan Beton Pondasi Bor Pile 1 4 25 x 25 2871.25
MEMBUAT M³ ETON MUTU f'C= 19,3 Mpa (K225), Slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,58 2 4 25 x 25 3231.25
1 B Semen 3 4 25 x 25 3191.25000
371.0000 Portland 1,340.00 97,140.00
kg Sumber : Olahan Penulis
0.4986 Pasir Beton 131,000.00 65,312.86
m3
0.7756 Koral Beton 152,000.00 117,884.44 Dicoba d = 25 x 25 cm
m3 A = 625 cm2
215.0000 Air Pekerja 25.00 5,375.00 = 62500 mm2
lt
1.6500 Tukang Batu 40,000.00 66,000.00 K = 100 cm
oh
0.2750 Kepala Tukang 76,000.00 20,900.00
oh
Tabel 4.9
0.0280 Mandor 88,000.00 2,464.00 Gaya-gaya Dalam Hasil Perhitungan SAP 2000 Pondasi
oh
0.0830 95,000.00 7,885.00
Mini Pile
oh qc1 = 3.99 qc2 = 4 kg/cqc1 3.99 kg/cm2
JHP1 = 102 = JHP2 = 120 kg/c P3 118 kg/cm
Total : 97,249.00 685,712.30 782,961.30 =
Sumber : Olahan Penulis
P1 ijin = + JHP.K = 2493.75 10200 = 2871.25 kg
5 3 5

P2 ijin = + JHP.K = 2493.75 12000 = 3231.25 kg


5 3 5

P3 ijin = + JHP.K = 2493.75 11800 = 3191 kg


5 3 5

n strouss P total
Pijin

Sumber : Olahan Penulis


Tabel 4.10 Jumlah Pondasi Mini Pile Tabel 4.12
Harga Satuan Pekerjaan Beton Lantai Kerja t. 5 cm
1 M2 BETON LANTAI KERJA =
T. 5 CM 0.05 507,252.93 Rp. 25,362.65

Sumber : Olahan Penulis

Tabel 4.13 Harga Satuan Pekerjaan Beton Pondasi Poer


HARGA
n
Node P ijin P aksial strous P EFF n Mini Pile
kg kg bh KG bh
KOMPONEN SATUAN BETON POER
3 3231.25 2,266.77 1 2839.88 1
Volume/ Jumlah
33 3231.25 2,329.95 1 3231.25 1
(Rp.) Satuan Harga
35 3231.25 2,475.01 1 3231.25 1 Spesi beton strauss 619,741.50 m3
37 3231.25 2,284.94 1 3231.25 1
Spesi beton K 175 654,192.57 m3
39 3231.25 2,547.01 1 3231.25 1 Spesi beton K 300 739,188.00 1.00 m3 739,188.00
41 3231.25 2,287.68 1 3231.25 1
Bekisting Praktis 401,124.00 1.00 m3 401,124.00
43 3231.25 2,538.82 1 3231.25 1
45 3231.25 2,288.22 1 3231.25 1 Bekisting Struktur 668,540.00 m3
47 3231.25 2,541.18 1 3231.25 1 Bekisting Perancah 240,351.10 m2
49 3231.25 2,283.38 1 3231.25 1
Bongkar Cetakan 217,500.00 1.00 m3 217,500.00
51 3231.25 2,535.01 1 3231.25 1
53 : Olahan
Sumber 3231.25 2,309.16
Penulis 1 3231.25 1 Besi Beton 8,535.60 195.00 kg 1,664,442.00
55 3231.25 2,569.20 1 3231.25 1 JUMLAH 3,022,254.00
Sumber : Olahan Penulis
57 3231.25 2,573.30 1 3231.25 1
Tabel 4.14
59 3231.25 2,115.18 1 3231.25 1 Total Harga ekerjaan Pondasi Mini Pile
Beton pondasi tiang pancang Mini
pile 25x25 cm+ pemancangan m1 120.00 170,271.00 20,432,520.00

Penyambungan/ las tiang pancang bh 60.00 23,300.00 1,398,000.00

Kupasan tiang pancang bh 60.00 33,000.00 1,980,000.00


Beton lantai kerja t.5 cm (poer &
sloof) m2 200.00 25,362.65 5,072,529.30

Beton pondasi poer m3 25.00 3,022,254.00 75,556,350.00

JUMLAH TOTAL PEKERJAAN PONDASI MINI PILE 104,439,399.30


Sumber : Olahan Penulis

4.6. Perencanaan Perhitungan Alokasi


Waktu Pekerjaan Pondasi Bor Pile
Untuk mendapatkan alokasi waktu
pada masing-masing pekerjaan pondasi
bor pile maka digunakan software
Gambar 4.2 Pondasi Mini Pile
Microsoft Project (secara lengkap
4.5. Harga Satuan Pondasi (Mini Pile) disampaikan dalam lampiran)
Tabel 4.11 Harga Satuan Pekerjaan Pemancangan Rumus yang dipergunakan dalam
Pondasi Mini Pile mendapatkan alokasi waktu tiapa
1 M1 PENGADAAN/PEMANCANGAN TIANG PANCANG 25 X CM pekerjaan adalah :
Upah 25
:
@
0.1250 oh
Mandor
Rp. 85,000.00 = Rp. 10,625.00 Durasi = Koefisien Pekerja X Volume Pekerjaan
Jumlah Pekerja yang dimiliki
Bahan
: Asumsi :
1.0000 m1
Tiang pancang 25 x 25 cm
@
Rp. 94,900.00 = Rp. 94,900.00
 Sumber daya pekerja yang dimiliki
Sewa
= 5 orang
alat : A. Durasi untuk MEMBUAT 1 M³
Crane 30 ton -min 8 jam
(teramasuk @ BETON MUTU f'C= 19,3 Mpa
0.2180 jm mob/demob,operator,BBM) Rp. 165,000.00 = Rp. 35,970.00
(K225), Slump (12 ± 2)cm, w/c = 0,58
Alat tiang pancang-min 8 jm
(termasuk @
Durasi = 1.6500 OH x 8.08
0.2180 jm mob/demob,operator,BBM) Rp. 132,000.00 = Rp. 28,776.00 5
=
= 2.6664 hari
Jumlah Rp. 170,271.00
Sumber : Olahan Penulis
B. Durasi untuk PEMBESIAN 1 KG  Durasi untuk sewa Crane 30 ton -
DENGAN BESI ULIR U40 min 8 jam (termasuk
Durasi = 0.07 OH x 1,335.51 mob/demob,operator,BBM)
5 = 0.2180 x 120
= 1.869714 hari 8
C. Durasi untuk 1 M2 PASANG = 3.27 hari
BEKISTING UNTUK PONDASI (2  Durasi untuk sewa Alat tiang
X PAKAI) pancang-min 8 jm (termasuk
Durasi = 0.52 OH x 18.90 mob/demob,operator,BBM)
5 = 0.2180 x 120
= 0.9828 hari 8
D. Durasi untuk 1 M' PONDASI BORED = 3.27 hari
PILE DIAMETER 30 CM Total Durasi untuk Beton
 Pengeboran O 13/m' Bored pile pondasi tiang pancang Mini pile
Durasi = 0.18 OH x 125 25x25 cm + pemancangan =
5 9.54 hari
= 4.5 hari B. Durasi untuk 1 m2 Beton lantai
 Beton K-300, Bored Pile kerja t.5 cm (poer & sloof)
Durasi = 0.425 OH x 125 Durasi = 1.65 OH x 20
5 5
= 10.626 hari = 6.6 hari
 Total durasi pekerjaan PONDASI C. Durasi untuk 1 m3 Beton pondasi
BORED PILE poer
DIAMETER 30 CM = 15.125 hari  Durasi untuk Spesi beton K 300
Dari perhitungan durasi dengan = 0.52 OH x 25
menggunakan Microsof Project didapatkan 5
durasi total pekerjaan Pondasi Bor Pile = 2.6 hari
adalah sebesar : 22.51 hari  Durasi untuk Bekisting Praktis
= 3 OH x 25
4.7. Perencanaan Perhitungan Alokasi 5
Waktu Pekerjaan Pondasi Mini Pile = 15 hari
Untuk mendapatkan alokasi waktu  Durasi untuk Bekisting Praktis
pada masing-masing pekerjaan pondasi = 0.007 OH x 25
bor pile maka digunakan software 5
Microsoft Project (secara lengkap = 0.04 hari
disampaikan dalam lampiran)  Total Durasi untuk pekerjaan
Rumus yang dipergunakan dalam beton pondasi poer = 17.64 hari
mendapatkan alokasi waktu tiapa Dari perhitungan durasi dengan
pekerjaan adalah : menggunakan Microsof Project didapatkan
Durasi = Koefisien Pekerja X Volume Pekerjaan
Jumlah Pekerja yang dimiliki durasi total pekerjaan Pondasi Bor Pile
adalah sebesar : 33.78 hari
Asumsi :
 Sumber
daya pekerja
V. KESIMPULAN
yang dimiliki
DAN SARAN
=
5
5.1 Kesimpulan
o
a. Pondasi Bor Pile
r
Total Biaya
a
proyek yang
n
diperlukan
g
adalah = Rp.
A. Durasi
70,309,270.33
untuk Beton
(Tujuh
pondasi
tiang
pancang
Mini pile
25x25 cm +
pemancanga
n
 Durasi =
0.125 OH x
120
5
=

h
a
r
i
Puluh Juta Tiga Ratus Sembilan Ribu Flanagan, R, dan Norman, G., 1996.
Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah). Risk Management and Construction.
Durasi proyek yang dibutuhkan dengan London: Blackwell Science.
menggunakan Bor pile memakan waktu Ir. Arifin, MT., MMT yang dimuat pada
Total Durasi = 22. 51 hari Jurnal Ilmiah Neutron, Vol.8, No.2,
b. Pondasi Mini Pile Agustus 2008: 1-13, dengan judul
Total Biaya Proyek yang dibutuhkan “Analisa Perbandingan Biaya
sebesar = Rp. 104,439,399.30 (Seratus Pelaksanaan Pondasi Tiang
Empat Juta Empat Ratus Tiga Puluh Pancang dan Bor Pile Jembatan
Sembilan Ribu Tiga Ratus Sembilan Suramadu
Puluh Sembilan Rupiah). Waktu yang
diperlukan dalam penelitian ini Total Kraiem, Z.K and Dickman, J.E., 1987.
Durasi = 33.78 hari Concurrent Delays in Construction
Projects. Journal of Construction
5.2 Saran Engineering and Management.
a. Metode Konstruksi Pelaksanaan Pondasi Vol.113, No.4. Hal: 591-602.
Mini Pile tidak cocok diperguakan pada Long, 2008. Delay and cost overruns in
pondasi yang tidak terlalu dalam Vietnam Large Construction
dikarenakan membutuhkan waktu Project : A Comparison with other
pelaksanaan yang panjang dan biaya Selected Countries. Korean Society
yang lebih besar. Of Civil Engineers Journal of Civil
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Engineering. Vol. 12. Hal: 367-
pemilihan pondasi Bor Pile atau Mini 377.
Pile pada proyek dengan skala besar dan
kompleks. Dan juga penerapan metode Praboyo, B., 1999. Keterla mbatan
lainnya yang dapat dilihat tingkat Waktu Pelaksanaan Proyek:
kemaksimalan yang diperoleh Klasifikasi dan peringkat dari
Penyebab-penyebabnya. Dimensi
Teknik Sipil. Vol. 1, No 2.
VI. DAFTAR PUSTAKA Project Management Institute, 2000. A
Guide to the Project of
Asianto, 2005. Manajemen Produksi untuk Management Body Knowledge.
Jasa Konstruksi. Jakarta: PT. USA: North California, USA.
Pradnya Paramita.
Saputra, Oka I.G.N., 2008. Analisis
Arditi, D., and Patel, B.K., Impact Perbandingan
Analysis of
Risiko Biaya antara Kontrak Lump Sump
Owner-Directed Acceleration. Journal of dengan Kontrak Unit Price,
construction Engineering and Jurnal Ilmiah Teknik Sipil.
management. Vol. 115, No. 1, Vol.12, No.2. Hal:136-152.
Hal:
144-157. Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek
(dari konseptual sampai
Andi, S.W., 2003. On Representing facrtors operasional). Jakarta: Penerbit
Influencing time Performance of Erlangga
shop- House Construction in
Surabaya. Dimensi Teknik Sipil.
Vol
5, No 2.

Anda mungkin juga menyukai