Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO.

2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI ALAM PADA PROYEK


PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG KABUPATEN
TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA

Bangun Pasaribu, Darlina Tanjung, Faiqah Vebi Yuriza


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
bangun@ft.uisu.ac.id; darlinatanjung@yahoo.com; faiqahvby@gmail.com

Abstrak
Pondasi adalah struktur bagian bawah dari konstruksi bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah
dan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang
akan memikul dan menahan suatu beban yang bekerja di atasnya. Dalam perencanaan pondasi perlu
diperhitungkan besar beban yang diterima dan daya dukung tanah setempat. Setiap pondasi harus mampu
mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, pada perencanaan pondasi ini ditujukan pada
Proyek Pembangunan Jembatan Gantung Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumater utara, untuk mengetahui
besar daya dukung tiang yang dapat menahan beban tersebut, untuk memahami tentang pondasi. Pondasi yang
digunakan pada proyek pembangunan jembatan gantung ini adalah pondasi tiang bor. Nilai daya dukung
pondasi tiang bore pile, untuk dimana kapasitas daya dukung pondasi tiang dihitung berdasarkan data Standart
Penetration Test (SPT) dengan menggunakan Metode Reese & Wright. Dari hasil perhitungan tiang bor tunggal
dengan tiang kelompok yang direncanakan masih berada pada zona aman, berdasarkan (Tomlinson, 1977).
Daya dukung tiang kelompok dengan jumlah tiang 9 buah didapat sebesar 2953,1266 ton.

Kata kunci : Bore Pile, Kapasitas, Daya Dukung, Standart Penetration Test (SPT).

I. PENDAHULUAN 1. Untuk mengetahui nilai daya dukung tiang bor.


2. Untuk mengetahui nilai daya dukung aksial
tiang kelompok.
Jembatan adalah sarana transportasi yang 3. Untuk mengetahui bagaimana proses
mempunyai peranan penting bagi kelancaran pengeboran dan pengujian Standar Penetration
pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan Test (SPT) di lapangan.
adalah menghubungkan rute/lintasan transportasi
yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
saluran, jalan raya, jalan kereta api dan perlintasan dikemukakan rumusan masalahnya bagaimana
lainnya. Perencanaan pembangunan jembatan harus menganalisa perhitungan daya dukung tiang bor
diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, pada Pembangunan Jembatan Gnatung Kabupaten
sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara
keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna Berdasarkan :
jembatan (Struyk, 1984). 1. Diameter tiang bor.
Jembatan gantung ini dibangun untuk melayani 2. Kedalaman tiang bor.
kebutuhan tertentu. Pada pembangunan jembatan 3. Daya dukung tiang bor.
gantung Pondasiyang digunakan adalah pondasi tiang
4. Kondisi lapisan tanah.
pancang, pondasi sumuran, pondasi tiang bor (bored
pile). Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang 5. Data Standar Penetration Test
pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah 6. Beban yang bekerja.
pada awal pengerjaannya, baru kemudian diisi
dengan tulangan dan di cor dengan beton. Apabila II. TINJAUAN PUSTAKA
kekuatan tanah tidak mampu memikul beban
pondasi, maka penurunan yang berlebihan atau Pengertian Dan Fungsi Pondasi Pondasi
keruntuhan dari tanah akan terjadi. Dalam merupakan salah satu struktur bangunan yang
perencanaannya, sangatlah penting dilakukan analisis terletak padabagian paling bawah bangunan.
mengenai daya dukung pondasi. Tujuan dari skripsiini Berdasarkan struktur betonbertulang, pondasi
untuk menghitung daya dukung tiang dari hasil berfungsi untuk :
standar penetrasi test (SPT). 1. Mendistribusikan dan memindahkan beban-
Sementara untuk meninjau daya dukung tiang beban yang bekerja pada struktur bangunan
bor (bored pile). adalah dengan menghitung beban diatasnya ke lapisan tanah dasar yang dapat
secara keseluruhan dari tiang bor (bored pile) yang mendukung struktur tersebut.
memiliki beban terpusat, hidup). Hal inilah yang 2. Mengatasi penuurunan yang berlebihan dan
menyebabkan penulis tertarik melakukan penelitian penurunan yang tidak sama pada struktur di
ilmiah. atasnya.
Adapun maksud dari penulisan ini adalah sbb: 3. Memberi kestabilan pada struktur dalam

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP 143
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

memikul beban horizontal akibat angin, gempa lokasi tanahtersebut.


bumi dan sebagainya. 6. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya
masalah perilaku bangunan yang sudah ada di
Klasifikasi Pondasi Tiang Berdasarkan metoda sekitar lokasi pembangunan tersebut.
instalasinya, pondasi tiang pada umumnya dapat
diklasifikasikan atas: 3. Teori Daya Dukung
Menurut Hardiyatmo (1996), analisis daya
1. Tiang Pancang dukung mempelajari kemampuan tanah dalam
Kelebihan aplikasi pondasi tiang pancang mendukung beban pondasi struktur yang terletak di
• Pondasi tiang pancang, terutama yang atasnya.
menggunakan bahan beton berkualitas, akan Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi
memiliki teganganyang baik pula. dalam perancangan pondasi adalah:
• Karena tidak dipengaruhi oleh tinggi permukaan 1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat
air tanah, penggunaan fondasi jenis ini dapat terlampauinya daya dukung harus dipenuhi.
meminimalisir galian. Dalam hitungan daya dukung, umumnya
• Material yang dipilih sebagai bahan tiang digunakan faktor aman 3.
pancang bisa bertahan hingga penggunaan 2. Penurunan pondasi harus masih dalam batas-
puluhan tahun. batas nilai yangditoleransikan

Kekurangan penggunaan pondasi tiangpancang. 4. Persamaan Terzaghi


• Karena menggunakan bahan yang solid (kayu, Terzaghi (1943) menganalisis daya dukung
beton atau baja) dan memiliki ukuran yang tanahdengan beberapa anggapan, yaitu:
besar, maka salah satu kekurangan dari 1. Pondasi memanjang tak terhingga.
penerapannya adalah pada masalah bobot dan 2. Tanah didasar pondasimemanjang Berat tanah
dimensi diatas dasar pondasi dapat digantikan dengan
• Lagi-lagi, demi mendapatkan kualitas terbaik, beban terbagi rata sebesar Po = Df.γ,dengan Df
proses produksi tiang pancang juga merupakan adalah kedalaman dasar pondasi dan γ adalah
proses yang rumit dan tidak boleh ada berat volume tanah di atas dasar pondasi.
kesalahan. 3. Tahanan geser tanah di atas dasar pondasi
diabaikan.
Persyaratan Pondasi Tiang Beberapa 4. Dasar pondasi kasar.
persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi 5. Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral
tiang yaitu: logaritmis dan linier.
1. Beban yang diterima oleh pondasi tidak
melebihi daya dukung tanah untuk menjamin Persamaan Daya Dukung Vesic Berdasarkan
keamananbangunan. prinsip super posisi, Vesic (1973) menyarankan
2. Pembatasan penurunan yang terjadi pada faktor-faktor daya dukung yang diperoleh dari
bangunan pada nilai yang dapat diterima yang beberapa peneliti Reissner (1924) telah
tidak merusakstruktur. menunjukkan bahwa persamaan daya dukung yang
3. Pengendalian atau pencegahan efek dari disarankan Vesic (1973) tersebut sama dengan
pelaksanaan konstruksi pondasi atau galian atau persamaan Terzaghi, hanya persamaan faktor-
pekerjaan pondasi yang lain untuk membatasi faktor daya dukungnya yang berbeda.
pergerakan bangunan atau struktur lain
disekitarnya (Rahardjo, 2000). 5. Persamaan Meyerhof
Zona keruntuhan berkembang dari dasar
2. Penyelidikan Tanah pondasi, ke atas sampai mencapai permukaan tanah.
Adapun tujuan penyelidikan tanah ini pada Jadi, tahanan geser tanah di atas dasar pondasi
umumnya mencakup maksud- maksud sebagai diperhitungkan. Karena ᵦ > φ, nilai factor-faktor
berikut : kapasitas dukung Meyerhof lebih rendah daripada
1. Untuk menentukan kondisi alamiah dan lapisan- yang disarankan oleh Terzaghi. Namun, karena
lapisan tanah di lokasi ditinjau. Meyerhof mempertimbangkan factor pengaruh
2. Untuk mendapatkan sampel tanah asli kedalaman pondasi, kapasitas dukungnya menjadi
(undisturbed) dan tidak asli (disturbed) untuk lebih besar.Meyerhof (1963) menyarankan
mengidentifikasitanah tersebut secara visual dan persamaan kapasitas dukung dengan
untuk keperluan pengujian di laboratorium. mempertimbangkan bentuk pondasi, kemiringan
3. Untuk menentukan kedalaman tanahkeras. beban dankuat geser tanah di atas pondasinya.
4. Untuk melakukan uji lapangan seperti uji Kapasitas Daya Dukung Dari Hasil Pengujian
rembesan, uji geser vane dan uji penetrasi baku. di Lapangan Kapasitas Daya Dukung PondasiTiang
5. Untuk mengamati kondisi pengaliran air dari Dari Hasil Sondir

144 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

Sondir adalah suatu alat berbentuk silindris 𝑄p = 𝑞p . ApDimana:


dengan ujungnya berupa suatu konus. Kapasitas
𝐴p = Luas penampang tiang bor (m2)
Daya Dukung Pondasi Tiang Dari Hasil SPT Standart
Penetration Test (SPT) telah memperoleh 𝑞p = Tahanan ujung per satuan luas,(ton/ m2)
popularitas dimana- mana sejak tahun 1927 dan telah
diterima sebagai uji tanah rutin di lapangan Tahanan 𝑄p = Daya dukung ujung tiang (ton)
ujung ultimit tiang (Qb) dihitung dengan Untuk tanah kohesif:
persamaan:
𝑞p = 9.𝐶u
Qb = Ab . fb Untuk tanah non-kohesif:

Tahanan gesek dinding tiang (Qs) dihitung Untuk N ≤ 60 maka, 𝑞p = 7N (t/m2)


dengan persamaan: < 400 (t/m2)
Qs = As . fs
Kapasitas daya dukung ultimit tiang (Qu) adalah Untuk N > 60 maka, 𝑞p = 400 (t/m2)
jumlah dari tahanan ujung ultimit tiang (Qb) dan Ap = 1/4 . π . D2.
tahanan gesek dinding tiang (Qs) antara sisi tiang dan
tanah di sekitarnya dinyatakan dalam persamaan b. Daya dukung selimut (skin friction),
berikut ini (Hardiyatmo, 2010): (Reese & Wright, 1977)
𝑄s = f. 𝐿. P
Qu = Qb + Qs = Ab . fb + As . fs Dimana:
f = Tahanan satuan skin friction, (ton/m2)
Dimana: 𝐿= Panjang lapisan tanah (m)p =
Qb = Tahanan ujung ultimit tiang Keliling tiang (m)
Qs = Tahanan gesek dinding tiangAb = 𝑄s= Daya dukung selimut tiang (ton)
Luas ujung tiang bawah Pada tanah kohesif: f = α .
As = Luas selimut tiang 𝐶u
fb = Tahanan ujung satuang
tiangfs = Tahanan gesek satuan tiang Dimana:
α = faktor adhesi (berdasarkan penelitian Reese &
Wright (1977)
Berdasarkan Metode Meyerhoof:
α=0,55
Kapasitas dukung ultimit tiang dapat
Cu= kohesi tanah (ton/m2)
dihitung secara empiris dari nilai Nhasil uji SPT.
a. Tahanan ujung tiang berdasarkan data Pada tanah non kohesif:
pengujian SPT dihitung dengan
N < 53 maka,
persamaan Meyerhoff(Bowles, 1993),
f = 0,32 N (ton/m2)
yaitu:
N <53 < N ≤ 100 maka,
f = Cu = 2/3 .NSPT . 10.
Qb = 40. Nb. Ab
Dimana:
Faktor Keamanan
Nb = Nilai rata-rata statistic dari bilangan- bilangan
Dari hasil banyak pengujian- pengujian beban
SPT dalam daerah kira-kira 8B di atas sampai
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang
dengan 4B di bawah titik tiang.
berdiameter kecil sampai sedang (600 mm),
Ab = Luas penampang pile.
penurunan akibat beban kerja (working load) yang
terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman
b. Tahanan gesek selimut tiang berdasarkan data yang tidakkurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).
pengujian SPT dihitung dengan persamaan Tomlinson (1977) menyarankan faktor
Meyerhoff (Bowles, 1993), yaitu: aman untuk tiang bor:
Untuk dasar tiang yang dibesarkan dengan
Qs = f. L. p diameter < 2 m:
Dimana: Qa = 𝑄u/2,5
f = 0,2 untuk bore pile
L = Panjang lapisan tanah(m) Untuk tiang tanpa pembesaran dibagian
p = Keliling tiang (m) bawahnya:
Qa = 𝑄u/2
Berdasarkan Metode Reese & Wright:
Kapasitas daya dukung pondasi tiang pada Pondasi Tiang Kelompok (Pile Group)
tanah pasir dan silt didasarkan pada data SPT, Pada umumnya jarang pondasi bore pile
ditentukan dengan perumusan berikut : digunakan sebagai tiang tunggal, melainkan berupa
a. Daya dukung ujung tiang (andbearing), gabungan dari beberapa tiang yang disebut dengan
(Reese & Wright, 1977) tiangkelompok (pile group).

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP 145
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

Kapasitas Kelompok Tiang dan Effisiensi Bore Total Kedalaman pengeboran max didapat :
Pile 18.45 meter
Kapasitas Kelompok Tiang Stabilitas
kelompok tiang tergantung dari 2 hal, yaitu:
1. Kapasitas dukung tanah di sekitar dan di bawah 3.5 Bagan Alir
kelompok tiang dalam mendukung beban total
struktur.
2. Pengaruh penurunan konsolidasi tanah yang
terletak di bawah kelompok tiang (Hardiyatmo,
2015).

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Wilayah


Dalam penelitian pada skripsi ini, lokasi
wilayah studi diperlukan untuk mengumpulkan
sejumlah informasi mengenai daerah serta
lingkungan tempat atau lokasi penelitian..

3.2. Data Umum


Data umum dari proyek pembangunan
Jembatan Gantung adalahsebagai berikut :
1. Nama proyek = Pembangunan Jembatan
Gantung Desa Sianipar, Kecamatan Balige,
Kabupaten TobaSamosir Provinsi
Sumatera Utara
2. Lokasi proyek = Desa Sianipar, Kecamatan
Blige, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi
Sumatera Utara Gambar 1. Bagan Alir
3. Waktu = Waktu pelaksanaan pekerjaan proyek
adalah 150 (seratus lima puluh hari)
4. Konsultan = PT. Adiwarna IV. ANALISA DAN PERHITUNGAN
5. Kontraktor Utama = PT. Citra Prasasti
Konsorindo 4.1 Menghitung Kapasitas Daya DukungTiang
Bor
3.3 Data Teknis Proyek
Data teknis yang diperoleh dari pihak Dari Data SPT Perhitungan kapasitas daya
kontraktor adalah sebagai berikut: Panjang bore dukung bored pile dari data SPT memakai metode
pile : Titik 1 = 10 m Reese & Wright dan data diambil pada 2 titik :
Titik 2 = 18 m 1. Perhitungan kapasitas daya dukung ultimate
Jumlah titik pengeboran : 2 titik untuk pada titik 1 :
pengujian SPT (BOR MESIN) BH – 1
Data bored pile :
Rencana Kedalaman Boring: 22.50 meter Nilai
SPT ( N Value) : ≥60 Diameter Tiang (D) =1 m = 100 cmKeliling Tiang
Level Jalan(BM) : ± (p) = π x D
0.00 m Level Titik Boring : - 9.40 m =3,14 x 100
Muka Air Tanah(GWL) : - 1.20 m
Total Kedalaman pengeboran max =314cm = 3.14m
idapat : 10.45 meter Test Lapangan Luas bored pile = ¼. π . D2
Standart Penetration Test(SPT) :
5 test = ¼ . 3,14 .1002
BH - 2 = 7850 cm2

Rencana Kedalaman Boring: 22.50 meter Nilai a. Untuk lapisan tanah kedalaman 2
SPT ( N Value) : ≥60 meter :
Level Jalan(BM) : ± Untuk rumus menggunakan Metode Reese
0.00 m Level Titik Boring : - 4.60 m and Wright
Muka Air Tanah(GWL) : - 1.20 m (terlampir di hal 40-41)Qp = qp . Ap

146 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

Untuk tanah kohesif: = 0.785 m2


qp = 9 . Cu Qp = qp . Ap
Cu = 2/3 . N-SPT . 10 = 165,15 t/m2 . 0,785 m2
= (2/3 . 3 . 10) = 129,64 ton
= 20 kN/m2 = 2,04 t/m2qp = 9 . Cu
= 9 . 2,04 t/m2
Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif
= 18,36 t/m2Ap = 1/4 . π . D2 dapat dinyatakan sebagai berikut :
= 1/4 . 3,14 . 12 Qs = f . L . p Dari
= 0,785 m2 persamaan :

Qp = 18,36 t/m2 . 0.785 m2 f = α . Cu


= 14,41 ton α = 0,55
Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif f = 0,55 . 18,35 t/m2
dapat dinyatakan sebagai berikut :
= 10,09
Qs = f . L . p Dari t/m2Qs = f . L
persamaan :
.p
f = α . Cu
= 10,09 . 4 .3,14
α = 0,55 (Berdasarkan penelitian
Reese and Wright ) = 126,73 ton
f = 0,55 . 2,04 t/m2 Qu = 129,64 + 126,73
= 1,122 t/m2Qs = f . = 256,37 ton (aman)
L.p
c. Untuk lapisan tanah kedalaman 6
= 1,122 . 2 .3,14 meter :
= 7,04616 ton Untuk rumus menggunakan
MetodeReese and Wright
Qu = Qp + Qs
(terlampir di hal 40-
= 14,41 + 7,04616
41)Qp = qp . Ap
= 21,45616 ton (aman)
Untuk tanah non
b. Untuk lapisan tanah kedalaman 4 kohesif:qp = 7N . Ap
meter :
Untuk rumus menggunakan Ap = 1/4 . π . D2
MetodeReese and Wright
= 1/4 . 3,14 . 12
(terlampir di hal 40- = 0.785 m2
41)Qp = qp . Ap
qp = 7N . Ap
Untuk tanah kohesif:
= 7 . 60 . 0,785
qp = 9 . Cu
= 329,7
Cu = 2 / 3 . NSPT . 10 t/m2Qp = qp
= 2 / 3 . 27 . 10 . Ap

= 180 KN/m2 = 18,35 t/m2 = 329,7 t/m2 . 0,785m2

qp = 9 . Cu = 258,81 ton

= 9 . 18,35 Daya dukung selimut beton pada tanah non-


kohesif dapat dinyatakansebagai berikut :
= 165,15
t/m2Ap = 1/4 . π Qs = f . L . p
. D2 𝑁−53 1
f =(
= 1/4 . 3,14 . 12 )𝑥( )

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP 147
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

450 0,30482 Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif


60−53 1 dapat dinyatakan sebagai berikut :
=(
)𝑥( Qs = f . L . p Dari
450 0,30482) persamaan :
= 0,1674 f = α . Cu
Qs = f . L . p α = 0,55
= 0,1674 . 6 .3,14 f = 0,55 . 2,04 t/m2
= 3,1538 tonQu = Qp = 1,122 t/m2Qs = f .
+ Qs L.p
= 258,81 + 3,1538 = 1,122 . 2 .3,14
= 261,9838 ton (aman) = 7,04616 ton

1. Perhitungan kapasitas daya dukung Qu = Qp + Qs


ultimate pada titik 2 : = 14,41 + 7,04616
Data bored pile :
= 21,45616 ton (aman)
Diameter Tiang (D) = 1 m = 100
cmKeliling Tiang (p) =πxD d. Untuk lapisan tanah kedalaman 4
meter :
= 3,14 x 100 Untuk rumus menggunakan Metode
=314cm = 3.14m Reese and Wright

Luas bored pile = ¼. π . D2 (terlampir di hal 40-41)Qp = qp


. Ap
= ¼ . 3,14 .1002
Untuk tanah kohesif:
= 7850 cm2
qp = 9 . Cu
Cu = 2/3 . N-SPT . 10
a. Untuk lapisan tanah kedalaman 2
meter : = (2/3 . 5 . 10)
Untuk rumus menggunakan
= 33,33 kN/m2 = 3,4 t/m2qp = 9 .
MetodeReese and Wright
Cu
(terlampir di hal 40-41)Qp =
= 9 . 3,4 t/m2
qp . Ap
= 30,6 t/m2 Ap = 1/4
Untuk tanah kohesif:qp
. π . D2
= 9 . Cu
= 1/4 . 3,14 . 12
Cu = 2/3 . N-SPT . 10
= 0,785 m2
= (2/3 . 3 . 10)
= 20 kN/m2 = 2,04 t/m2qp Qp = 30,6 t/m2 . 0.785 m2
= 9 . Cu = 24,02 ton
= 9 . 2,04 t/m2 Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif
dapat dinyatakan sebagai berikut :
= 18,36 t/m2Ap = Qs = f . L . p Dari
1/4 . π . D2 persamaan :
f = α . Cu
= 1/4 . 3,14 . 12
α = 0,55
= 0,785 m2 f = 0,55 . 3,4 t/m2
= 1,87 t/m2Qs = f . L . p
Qp = 18,36 t/m2 . 0.785 m2 = 1,87 . 4 .3,14
= 14,41 ton = 23,487 tonQu = Qp + Qs

148 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

= 24,02 + 23,487 = 48,96 t/m2Ap = 1/4 . π . D2


= 47,507 ton (aman) = 1/4 . 3,14 . 12
= 0,785 m2
e. Untuk lapisan tanah kedalaman 6meter Qp = 48,96 t/m2 . 0.785 m2
: = 38,43 ton
Untuk rumus menggunakan Metode Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif
Reese and Wright dapat dinyatakan sebagai berikut :

(terlampir di hal 40-41)Qp = Qs = f . L . p Dari persamaan :


qp . Ap f = α . Cu
α = 0,55
Untuk tanah kohesif: f = 0,55 . 5,44 t/m2
qp = 9 . Cu = 2,99 t/m2Qs = f . L . p
Cu = 2/3 . N-SPT . 10 = 2,99 . 10 .3,14
= (2/3 . 4 . 10) = 93,886 tonQu = Qp + Qs
= 26,67 kN/m2 = 2,71 t/m2qp = 9 . Cu = 38,43 + 93,886
= 9 . 2,71 t/m2 = 132,316 ton (aman)
= 24,39 t/m2Ap = 1/4 . π . D2
Tabel 1. Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimate
= 1/4 . 3,14 . 12
Titik Kedalaman (m) Qu (ton)
= 0,785 m2
1 2 21,45616
Qp = 24,39 t/m2 . 0.785 m2
4 256,37
= 19,15 ton
6 261,9838
Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif
8 263,0151
dapat dinyatakan sebagai berikut :
10 264,066
Qs = f . L . p Dari persamaan : 2 2 21,45616
f = α . Cu 4 47,507
α = 0,55 6 47,41
f = 0,55 . 2,71 t/m2 8 85,0188
= 1,5 t/m2Qs = f . L . p 10 132,316
= 1,5 . 6 .3,14 12 717,546
= 28,26 tonQu = Qp + Qs 14 266,2832
= 19,15 + 28,26 16 267,220176
= 47,41 ton (aman) 18 268,271448

Daya dukung selimut beton pada tanah kohesif


dapat dinyatakan sebagai berikut : IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Qs = f . L . p Dari persamaan :
f = α . Cu 4.1 Kesimpulan
α = 0,55 Berdasarkan hasil analisis yang telahdilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
f = 0,55 . 4,07 t/m2
= 2,24 t/m2Qs = f . L . p 1. Daya dukung tiang bor tunggal pada kedalaman
10 meter memiliki kekuatan daya dukung tiang
= 2,24 . 8 .3,14 sebesar 264,066 ton.
= 56,2688 ton 2. Untuk menentukan panjang tiang bordiambil 10
Qu = Qp + Qs meter karena untuk mengambil kondisi tanah
= 28,75 + 56,2688 yang sudahseragam.
= 85,0188 ton (aman) 3. Daya dukung tiang kelompok dengan jumlah
f. Untuk lapisan tanah kedalaman 10meter : baris 3 dan kolom 3 maka jumlah tiang
Untuk rumus menggunakan Metode keseluruhan 9 buah di dapat sebesar 2953,1266
Reese and Wright ton dengannilai efisiensi sebesar 0,993.
Untuk tanah kohesif: 4. Dan bila ditinjau dari hasilperhitungan tiang bor
tunggal dengan tiang kelompok yang
qp = 9 . Cu
direncanakan masih berada pada zona aman,
Cu = 2/3 . N-SPT . 10 berdasarkan (Tomlinson, 1977) Tiang bor yang
= (2/3 . 8 . 10) berdiameter kecil sampai dengan sedang (600
= 53,33 kN/m2 = 5,44 t/m2qp = 9 . Cu mm) untuk faktor aman yang tidak kurang dari
= 9 . 5,44 t/m2 2,5 dengan menggunakan rumusQa =𝑄u/2,5 .

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP 149
JURNAL TEKNIK SIPIL (JTSIP) : VOL. 1 NO. 2, DESEMBER 2022 ISSN 2964-9374

4.2 Saran [5]. Hardiyatmo, H.C. 2014. “Analisis dan


Dari hasil perhitungan dan kesimpulan di atas, Perancangan Fondasi I”. Yogyakarta:
Penulis memberi saran sebagai berikut: Gramedia Pustaka Utama.
1. Untuk mendapatkan analisis yang akurat, data [6]. Hardiyatmo, H.C. 2015. “Analisis dan
yang dimiliki harus benar-benar valid dan Perancangan Fondasi II”. Yogyakarta:
lengkap sehingga dalam perhitungan tidak Gramedia Pustaka Utama.
terjadi kesalahan. [7]. Hulu, Henri Beteholi. 2015. “Analisa Daya
2. Sebaiknya mencoba perhitungan dengan metode- Dukung Pondasi Bored Dengan Metode
metode yang lainnya supaya mendapat hasil Analisis Proyek Manhattan Mall dan
perhitungan yang lebih akurat. Condominium”. Tugas Akhir Teknik Sipil,
3. Teliti dalam mengolah data dan pembacaan hasil Universitas Sumatera Utara.
pengujian karena dapat mempengaruhi [8]. Jusi, Ulfa. 2015. “Analisa Kuat Dukung
perhitungan. Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data
4. Agar dilakukan perbandingan Analisa daya Pengujian Lapangan (Cone Dan N-Standard
dukung tanah dengan menggunakan software. Penetration Test)”. Tugas Akhir Teknik
Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru.
[9]. L.H. Shirley. Ir. 1987. “Geoteknik dan
DAFTAR PUSTAKA Mekanika Tanah”
[10]. Rahardjo, Paulus P. 2000. “Manual Pondasi
[1]. Bowles, Joseph E. 1997. ”Analisis Dan Desain Tiang”. Program Pasca Sarjana Teknik Sipil,
Pondasi”. Jakarta: Erlangga. Universitas Khatolik Parahyangan.
[2]. Bowles, Joseph E . 1993. “Sifat sifat fisis dan [11]. Sunggono, V. 1995. “Buku Teknik
Geoteknis Tanah”. Jakarta: Edisi ke 4 Alih Sipil”.Bandung: Nova.
bahasa Johan K. Hainim. [12]. Zebua, Erwin Junianto, dkk. 2016. “Analisa
[3]. Frick, Heinz. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Bor
1. Yogyakarta: Kanisius. (Bored Pile) Studi Kasus Pembangunan
[4]. Hardiyatmo, H.C. 1996. “Teknik Fondasi 1”. Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Andalas”.Tugas Akhir Teknik Sipil.

150 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/JTSIP

Anda mungkin juga menyukai