Anda di halaman 1dari 61

Bimbingan Teknis BBSBG

SERI 1 : PEMERIKSAAN CEPAT


(QUICK ASSESSMENT) KERUSAKAN
BANGUNAN GEDUNG
PASCA BENCANA GEMPA BUMI
Disusun Oleh:
Tim Balai Bahan & Struktur Bangunan Gedung

Rabu, 23 Februari 2022


Angga Arief Gumilang S, S.T., M.T.
Ir. Faiz Sulthan, S.T. ,M.T.
Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung
1
Outline
1. Pendahuluan pemeriksaan struktur bangunan gedung
2. Pemeriksaan cepat kerusakan struktur bangunan
gedung 1 (satu) lantai pasca bencana gempa bumi
3. Pemeriksaan cepat kerusakan struktur bangunan
gedung lebih dari 1 (satu) lantai pasca bencana
gempa bumi
4. Pelaksanaan pemeriksaan cepat pasca bencana
gempa bumi oleh Kementerian PUPR

+ Studi kasus pemeriksaan cepat


struktur bangunan gedung
2
Bagian 1:

Pendahuluan
Pemeriksaan Struktur Bangunan Gedung

▪ Metode pemeriksaan struktur bangunan gedung terhadap


bahaya gempa bumi
▪ Acuan pemeriksaan cepat struktur bangunan gedung
pasca bencana gempa bumi
▪ Tingkat kerusakan struktur bangunan gedung
▪ Tipe struktur bangunan gedung
▪ Penanganan kerusakan struktur

3
Metode Pemeriksaan Struktur Bangunan
Gedung terhadap Bahaya Gempa Bumi
Pemeriksaan Cepat Pemeriksaan Detail
Waktu
(Quick Asssessment) (Detailed Evaluation)
FEMA 154: Rapid Visual Screening of Buildings for ASCE 41: Seismic Evaluation and
Sebelum
Potential Seismic Hazard Retrofit of Existing Building
Gempa
Output: Skor kerentanan bangunan, peta risiko Output: Rekomendasi perkuatan
• Pedoman Teknis PU 2006: Rumah dan Bangunan
Tahan Gempa
• NILIM 2002: Quick Inspection Manual for Damaged ATC 20: Post Earthquake Safety
Reinforced Concrete Buildings Due To Earthquakes Evaluation of Buildings
Setelah • ATC 20: Post Earthquake Safety Evaluation of (Chapter 4: Detailed Evaluation
Gempa Buildings (Chapter 3: Rapid Evaluation Method) Method)
• NZSEE 2014: Rapid Post Disaster-Building Usability Output: Rekomendasi perbaikan/
Assessment – Earthquakes perkuatan
Output: Tingkat bahaya, tingkat kerusakan,
rekomendasi penanganan sementara 4
Acuan Asesmen Cepat pada Struktur
Bangunan Gedung Pasca Bencana Gempa Bumi
1. Pedoman Teknis PU 2006: Rumah Khusus untuk Struktur
Dinding Pasangan Bata
dan Bangunan Tahan Gempa di Indonesia
2. NILIM 2002: Quick Inspection
Manual for Damaged Reinforced Khusus untuk Struktur
Rangka Pemikul Momen
Concrete Buildings Due To Beton Bertulang
Earthquakes

3. ATC 20: Post Earthquake Safety


Evaluation of Buildings (Chapter 3:
Rapid Evaluation Method) Untuk Semua Tipe Struktur yang
4. NZSEE 2014: Rapid Post Disaster- ada di USA & NZ
Building Usability Assessment –
Earthquakes 5
Definisi dan Tujuan Pelaksanaan
Quick Assessment
ATC-20 Apakah bangunan ini
aman digunakan
kembali setelah gempa?

Gempa
susulan
Kebutuhan
prasarana
Perlu diperhatikan...

Lakukan dalam team Skenario Lakukan


• Diskusi / Engineering pelarian pemeriksaan
judgement penyelamatan menggunakan
• Saling mengingatkan akan jika terjadi form
potensi bahaya gempa susulan
saat pemeriksaan
Tingkat Kerusakan Struktur Bgn Gedung
(Pedoman Teknis PU 2006 & NILIM 2002)
1. Rusak Ringan Nonstruktur
2. Rusak Ringan Struktur
3. Rusak Sedang 1. Slight Damage
4. Rusak Berat 2. Light Damage
5. Roboh 3. Medium Damage
4. Heavy Damage
5. Collapse

8
Tingkat Kerusakan Struktur Bgn Gedung
(BNPB)
Berdasarkan Perka BNPB No. 15 tahun 2011
1. Rusak Ringan
2. Rusak Sedang
3. Rusak Berat

Tingkat kerusakan berdasarkan acuan yang dirujuk


(PU, 2006 & Nilim, 2002) perlu didefinisikan sesuai
kategorisasi yang ditetapkan oleh BNPB selaku
lembaga yang berwenang dalam penanggulangan
bencana dan akan memanfaatkan data hasil asesmen
pasca bencana untuk keperluan rehab rekon
Sumber: Perka BNPB No. 15 tahun 2011 9
Tingkat Kerusakan Struktur Bgn Gedung
dalam kegiatan Asesmen Cepat

No. Pedoman Teknis PU 2006 NILIM 2002 Tingkat Kerusakan


1. Rusak Ringan Nonstruktur Slight Damage
Rusak Ringan
2. Rusak Ringan Struktur Light Damage
3. Rusak Sedang Medium Damage Rusak Sedang
4. Rusak Berat Heavy Damage
Rusak Berat
5. Roboh Collapse

10
Tipe Struktur Bangunan Gedung

11
FEMA 178
Tipe Struktur yang Dominan
di Indonesia
Gedung 1 Lantai Gedung Bertingkat (> 1 Lt)

Dinding pas. bata Dinding pas. bata Struktur rangka beton bertulang
terkekang tanpa perkuatan dgn dinding pengisi pas. bata

12
Sumber: Glossary for gem taxonomy
Bagian 2:

Pemeriksaan cepat kerusakan struktur


bangunan gedung 1 (satu) lantai pasca
bencana gempa bumi
▪ Lingkup obyek
▪ Standar acuan
▪ Kriteria kerusakan (ringan, sedang, berat)
▪ Prosedur pemeriksaan
▪ Penentuan tingkat kerusakan

13
Lingkup obyek
Metode ini berlaku dengan ketentuan:
1. Bangunan dengan tinggi 1 (satu) lantai
2. Struktur gedung dinding bata terkekang (confined
masonry)atau dinding bata tanpa perkuatan
(unreinforced masonry)
3. Fungsi bangunan :
1. Rumah tinggal
2. Kantor
3. Sekolah
4. Bangunan dengan fungsi umum lainnya
14
Batasan sistem struktur

Dinding pasangan bata terkekang Dinding pasangan bata tanpa perkuatan


(Confined masonry) (Unreinforced masonry)

15
Standar acuan
Pedoman teknis rumah dan
bangunan tahan gempa,
Ditjen Cipta Karya PU, 2006

16
• Kerusakan ringan non struktur
– Kondisi :
• Retak halus (lebar celah lebih
kecil dari 0,75 mm) pada plesteran
• serpihan plesteran berjatuhan
• mencakup luas yang terbatas
– Penanganan cepat :
• Bangunan tidak perlu dikosongkan
– Penanganan jangka panjang :
• Perbaikan arsitektural

17
• Kerusakan ringan
– Kondisi :
• Retak kecil (lebar celah antara
0,75 mm hingga 6 mm) pada dinding.
• Plester berjatuhan mencakup luas
yang besar
• Kurang dari 30 % komponen struktur
utama mengalami kerusakan.
• kerusakan bagian-bagian non
struktur seperti cerobong,
lisplang, dsb
• kemampuan struktur untuk memikul
beban tidak banyak berkurang.
– Penanganan cepat :
• Bangunan tidak perlu dikosongkan
– Penanganan jangka panjang :
• Perbaikan arsitektural 18
Contoh foto kerusakan

Atap/genteng
terlepas
Cek kerusakan pada
komponen struktur

Kaca pecah Tidak ada


kerusakan/keretakan pada
fondasi, kolom, balok dan
rangka kuda-kuda

Bangunan masih tegak


berdiri, tidak miring

Dinding retak dgn lebar < 6mm/ tidak


tembus, sebagian plasteran terkelupas
19
Contoh foto kerusakan

Plasteran terkelupas Plasteran terkelupas Plasteran terkelupas

Dinding retak halus Plafond terlepas Plafond terlepas 20


• Kerusakan sedang
– Kondisi :
• Retak besar pada dinding; retak menyebar luas di
banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban
dan kolom praktis.
• Retak dengan lebar celah lebih besar dari 6 mm.
• Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah
sebagian berkurang.
• 30 s.d 50 % komponen struktur utama mengalami
kerusakan.
– Penanganan cepat :
• Bangunan perlu dikosongkan

– Penanganan jangka panjang :


• Restorasi dan perkuatan jika diperlukan 21
Contoh foto kerusakan

Cek kerusakan pada


komponen struktur

Ada indikasi
kerusakan/ keretakan
Plafond terlepas
pada kolom dan
balok
Plaster
terkelupas Bangunan masih
dalam di Sebagian besar tegak berdiri, tidak
banyak dinding retak lebar miring
tempat > 6mm dan tembus
22
Contoh foto kerusakan

Retak tembus pada dinding, bangunan Plafon rusak, dinding retak lebar, Penutup atap lepas, retak lebar pada
masih berdiri bangunan masih berdiri tegak dinding/ampig, sebagian kecil dinding
roboh, bangunan masih tegak

Retak lebar pada dinding, sebagian kecil Kerusakan pada struktur rangka kayu dan
dinding roboh, bangunan masih tegak berdiri dinding partisi, bangunan masih berdiri 23
• Kerusakan berat struktur
– Kondisi :
• Dinding pemikul beban terbelah dan roboh,
kegagalan komponen-komponen pengikat
menyebabkan bangunan terpisah. Kira-kira
lebih dari 50% komponen struktur utama
mengalami kerusakan.
• Bangunan menjadi sangat berbahaya..

– Penanganan cepat :
• Bangunan perlu dikosongkan
– Penanganan jangka panjang :
• Dirobohkan atau Restorasi dan
perkuatan 24
Contoh foto kerusakan

Struktur rusak parah, bangunan Struktur kolom dan balok rusak, Struktur kolom dan balok rusak,
miring dinding roboh dinding roboh

Sambungan balok kolom rusak, Dinding pasangan roboh, sebagian Struktur kolom dan balok rusak,
sebagian besar dinding roboh. lainnya miring dinding roboh sebagian 25
Contoh foto kerusakan

Struktur rusak parah, dinding


roboh

Struktur rusak parah, dinding


roboh

Struktur dan dinding rumah roboh


sebagian besar 26
Prosedur Pemeriksaan

1. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan


2. Persiapkan formulir pemeriksaan
3. Amati kondisi struktur bagian luar di seluruh
sisinya (depan, belakang, samping)
4. Jika memungkinkan (tidak membahayakan), amati
kondisi struktur bagian interior
5. Isi formulir sesuai hasil pengamatan

27
Peralatan yang dibutuhkan

28
Formulir
pemeriksaan

29
Petunjuk pengisian

1. Isi identitas objek yang ditinjau,


2. sketsa denah dapat dibuat lebih lengkap di
halaman terpisah 30
3. Secara umum, isikan potensi bahaya di sekitar objek yang
dinilai baik yang telah terjadi maupun belum akibat longsor,
ground failure, tsunami ataupun likuifaksi
4. Cek ketegakan bangunan, definisi miring adalah tampak jelas
secara visual dan diperkuat dengan indikasi retakan/celah
5. Perkirakan % kerusakan setiap elemen struktur terhadap
keseluruhan bangunan
31
5. Lakukan penilaian terhadap elemen non struktur secara umum
6. Isikan waktu pelaksanaan dan identitas assessor
7. Berikan catatan lainnya yang dianggap perlu

32
1. Lakukan pemotretan
bangunan secara
keseluruhan agar
evaluator mendapat
gambaran utuh terkait
bangunan yang
ditinjau
2. Potret detail
kerusakan yang
dianggap perlu
3. Tandai lokasi
pengambilan potret
pada denah yang
dimaksud
33
Penentuan kriteria kerusakan Struktur

34
Bagian 3:

Pemeriksaan cepat kerusakan struktur


bangunan gedung lebih dari 1 (satu)
lantai pasca bencana gempa bumi
▪ Lingkup obyek
▪ Standar acuan
▪ Kriteria kerusakan (ringan, sedang, berat)
▪ Prosedur pemeriksaan
▪ Penentuan tingkat kerusakan

35
Lingkup obyek
Metode ini berlaku dengan ketentuan:
1. Bangunan dengan lebih dari 1 (satu) lantai
2. Struktur gedung rangka pemikul momen
3. Fungsi bangunan :
1. Kantor
2. Sarana pendidikan (sekolah. Madrasah, pergutuan
tinggi)
3. Rumah sakit
4. Bangunan dengan fungsi umum lainnya

36
Batasan sistem struktur

Sistem rangka pemikul momen dengan dinding pengisi


(Moment resisting frame with Infilled wall)

37
Standar acuan
1.Quick Inspection Manual
for Damaged Concrete
Buildings due to
Earthquakes, NILIM, 2002

38
• Fase darurat Pemeriksaan
– Pemeriksaan visual dari luar dan dalam
gedung (jika memungkinkan) gedung pasca
– Rekomendasi yang dikeluarkan :
• Aman (telah diinspeksi/inspected)
gempa
• Hati-hati (Limited entry)
• Bahaya (Unsafe)
Rekomendasi sementara
penanganan bangunan
– Umumnya 1 – 2 minggu (tergantung luasan
dan level kerusakan akibat gempa)

Gempa Padang 2009 39


Fase Peralihan
– Pemeriksaan bangunan dilakukan lebih tepat dan
terukur
– Rekomendasi berupa
• Perlu perbaikan dan atau perkuatan
• Pembongkaran
mempertimbangkan analisis terkait teknis dan ekonomis
– Umumnya 2 minggu hingga 3 bulan pasca gempa Gempa Bener Meriah 2013

Fase Stabil
– Evaluasi kapasitas bangunan secara menyeluruh
– Perencanaan detail perbaikan dan perkuatan Seismic capacity evaluation
– Umumnya 3 bulan pasca gempa
40
Formulir
pemeriksaan

41
Prosedur
Langkah ke-1 pemeriksaan
Pendataan informasi
umum gedung
• Tanggal dan waktu
pemeriksaan
• Nama Pemeriksa
• Nama gedung
• Alamat gedung
• Penanggungjawab gedung
• Jumlah lantai
• Fungsi bangunan
• Tipe struktur

Gempa Padang Panjang 2007


42
Langkah ke-2
Pemeriksaan visual gedung gedung secara umum eksterior
dan interior (jika memungkinkan)
[ ] Runtuh Total atau sebagian [ ] Kerusakan masif terlihat jelas dan
atau struktur atas bergeser dari
struktur bawah
[ ] Terlihat kemiringan pada seluruh [ ] lainnya
bangunan atau sebagian lantai

Gempa Jogja 2006 43


Langkah ke-3 Pemeriksaan struktur
A B C
Ditemukan kemungkinan bahaya dari Tidak Tidak diketahui Ya
bangunan atau tanah sekitarnya

Penurunan bangunan akibat kegagalan < 0.2 m 0.2-1.0 m >1m


struktur bawah/tanah
Kemiringan bangunan akibat differential <1/60 rad 1/60 – 1/30 rad > 1/30 rad
settlement (1) (2)
Besar rasio kerusakan tingkat IV atau V 1% 1-10 % > 10%

Besar rasio kerusakan tingkat III 12.5% 12.5-25 % > 25%

– Jika hanya A : Aman (telah diinspeksi/inspected)


– Jika B  1 tapi C = 0 : Hati-hati (Limited entry)
– Jika B  2 atau C  1 : Bahaya (Unsafe) 44
Langkah ke-4 Pemeriksaan non struktural
Komponen A B C
Retak tembus penampang,
Retak terlihat namun tidak ada
Rangka dinding non struktural Tidak ada atau kerusakan ringan
deformasi arah out of plane
terpisah dari rangkanya pada arah
out of plane

Dinding non struktural Tidak ada kerusakan Rusak ringan Ada retak diagonal

Rusak ringan tapi tidak ada risiko Ada kemiringan, deformasi dan
Atap Tidak ada kerusakan
jatuh terpisah dari struktur
Retak cukup luas namun tulangan Ada kemiringan dan terpisah dari
Tangga Tidak ada atau kerusakan ringan
tangga masih terangkur struktur utama

Rangka dan daun jendela Tidak ada atau kerusakan ringan Retak dan deformasi terlihat jelas Hampir jatuh

Ditemukan retak dan sebagian Retak sangat jelas dan atau


Finishing Tidak ada kerusakan
terpisah terpisah dari posisi awal
Elevated water tank, chimney, Hampir jatuh
Tidak ada indikasi miring Ada indikasi miring
signboard, etc
lainnya Tidak ada kerusakan Kerusakan terlihat jelas Berbahaya

– Jika hanya A dan B : Aman (telah diinspeksi/inspected)


– Jika C > 1 : Hati-hati (Limited entry) 45
Langkah ke-5
– Aman (telah diinspeksi/inspected)
• Kemampuan lateral bangunan tidak menurun signifikan
• Gedung dapat difungsikan sementara
– Hati-hati (Limited entry)
• Gedung dapat dimasuki untuk kepentingan darurat
• Penggunaan gedung tidak diijinkan kecuali telah dilakukan
penanganan sementara untuk menghindari kerusakan lebih lanjut,
penanganan terhadap komponen bangunan yang dapat membahayakan atau
dilindungi dari bahaya sekitarnya
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut
– Bahaya (Unsafe)
• Penanganan sementara untuk menghindari keruntuhan gedung
• Dilarang memasuki dan menggunakan gedung
• Perlu pemeriksaan lebih lanjut 46
Kriteria kerusakan

47
I II III IV

V V V 48
Kriteria kerusakan

49
Bagian 4:

Pelaksanaan pemeriksaan cepat


kerusakan struktur bangunan gedung

▪ Riwayat asesmen
▪ Kegiatan pemeriksaan cepat
& pelatihan

50
Riwayat Asesmen Pasca Bencana
Gempa Bumi oleh Kementerian PUPR
Kepmen PUPR No.994 Th.2016
Tentang Satgas Penanggulangan
Bencana di Kementerian PUPR
Lombok Maluku
Pidie Jaya

s.d. 2015 Des 2016 April 2018 Juli 2018 Sept 2018 Sept 2019 Jan 2021

Aceh, Sumbar,
Jabar, Jateng, Banjarnegara Sulteng Sulbar
DIY, Sulut,
Papua, dll.

51
Kegiatan Pemeriksaan Cepat

Koordinasi awal (pimpinan) Koordinasi pelaksana Survei lapangan

Penandatanganan Verifikasi hasil pembahasan Pembahasan hasil survei


52
berita acara (jika ada yang meragukan) lapangan
Gempa Pidie Jaya
Gempa Pidie Jaya yang terjadi pada hari rabu, tanggal 7
Desember 2016 dengan pusat gempa pada koordinat
5.25°LU,96.24°BT kedalaman 15 km, berkekuatan M6.5,
telah mengakibatkan banyak kerusakan pada sarana dan
prasarana di wilayah Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya

Kegiatan:
1. Verifikasi hasil asesmen bangunan sekolah yang
mengalami rusak berat
2. Menyiapkan rencana bangunan sementara
3. Quality kontrol perencanaan dan pelaksanaan rehab/
rekon
53
Gempa Banjarnegara
Gempa yang terjadi di Kabupaten Bajarnegara pada tanggal
18 April 2018 pukul 13:28 dengan kekuatan M4,4 berpusat
pada koordinat 7,21o LS; 109,65o BT, telah menimbulkan
korban jiwa dan bangunan rusak terutama rumah tinggal
dan beberapa fasilitas umum seperti masjid dan sekolah di
wilayah Kecamatan Kalibening.

Kegiatan:
Verifikasi hasil asesmen yang telah
dilaksanakan oleh Dinas PU Kab.
Banjarnegara, untuk menjadi Lampiran
SK Bupati tentang daftar penerima
bantuan yang akan didanai oleh BNPB
54
Gempa Lombok
Gempa Lombok terjadi pada tanggal 29 Juli 2018, pukul 06.47
WITA berkekuatan M6,4 yang melanda Pulau Lombok dengan
pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa
Tenggara Barat pada kedalaman 24 km, telah menimbulkan
korban jiwa dan bangunan rusak terutama rumah tinggal dan
beberapa fasilitas umum seperti masjid dan sekolah.

Kegiatan:
1. Asesmen Struktur Gedung Kantor, Fasum,
Fasdik, Faskes
2. Verifikasi hasil asesmen bangunan rumah
yang dilakukan oleh fasilitator rehab/ rekon
55
Gempa Sulteng
Gempa berkekuatan M7,5 yang memicu tsunami dan likuifaksi
melanda Sulawesi Tengah pada hari Jumat, 28 September
2018. Kejadian ini merenggut kurang lebih 2000 korban jiwa
dan berbagai infrastruktur terutama bangunan rumah dan
gedung mengalami kerusakan

Kegiatan:
1. Asesmen Struktur Gedung Kantor, Fasum, Fasdik, Faskes,
Rusun, Tempat Ibadah
2. Verifikasi hasil asesmen bangunan rumah dan sekolah yang
dilakukan oleh fasilitator dari Dinas Teknis dan Dinas
Pendidikan
56
Gempa Maluku
Gempa Maluku terjadi pada tanggal 26 September 2019,
Pukul 06.46 WIB,dengan magnitudo 6,5. Pusat gempa
berjarak 42 km Timur Laut Kota Ambon, Maluku, Indonesia
dengan kedalaman 10 Km. Guncangan terkuat dirasakan di
Kota Ambon, Salahutu, Amalatu dan Kairatu hingga VI MMI.
Gempa bumi ini memicu longsor dan menyebabkan bangunan
rusak serta korban jiwa

Kegiatan:
1. Pelatihan pemeriksaan cepat terhadap bangunan yang
mengalami kerusakan, yang diikuti para pegawai BPPW,
BPJN, SNVT PnP, Dinas PUPR, dan Dinas PKP Prov. Maluku
2. Verifikasi hasil asesmen bangunan yang dilakukan oleh
pelaksana dari Balai dan Dinas 57
Gempa Sulawesi Barat
Gempa Sulawesi Barat terjadi pada tanggal 15 januari 2021 lalu pada
pukul 01:28:17 WIB terjadi gempa bumi dengan lokasi pusat gempa
bumi terletak di darat pada koordinat 2,97°LS dan 118,99°BT, dengan
magnitudo M6,2 pada kedalaman 38 km dan diperkirakan pada skala
intensitas V-VI MMI (Modified Mercally Intensity), berjarak sekitar
35 km selatan Kabupaten Mamuju, Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat,
dan berjarak sekitar 62,2 km utara Kabupaten Majene, Ibu kota
Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Gempa bumi ini
menyebabkan bangunan rusak serta korban jiwa
Kegiatan:
1. Pelatihan pemeriksaan cepat secara online
2. Pemeriksaan Cepat Tim DJCK Kementerian PUPR dan Verifikasi
hasil asesmen bangunan yang dilakukan oleh pelaksana dari Balai
dan Dinas 58
Pelatihan Pemeriksaan Cepat

59
Penanganan Kerusakan
Struktur Gedung

Mengembalikan bentuk arsitektur


bangunan agar semua perlengkapan Perbaikan
dapat berfungsi kembali Pilihan Perkuatan Sebelum
perkuatan
Kegiatan untuk memulihkan kembali Meningkatkan
daktilitas
kapasitas komponen struktur yang Restorasi Kombinasi
rusak ke kondisi asalnya

Kapasitas Lateral
Meningkatkan
kekuatan
Kegiatan untuk meningkatkan kapasitas Demand

komponen struktur menjadi lebih kuat Perkuatan


dibandingkan kondisi asalnya

Perpindahan puncak gedung 60


61

Anda mungkin juga menyukai