Anda di halaman 1dari 25

TUGAS TEKNIK GEMPA

“SYARAT-SYARAT BANGUNAN TINGGI / KONSTRUKSI


GEDUNG TAHAN GEMPA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK F4

KHAIRUL ANWAR (418110171)

WAHYU MUHAMAD YUSUF (418110182)

MOHAMAD ARIS ARFANDI (418110173)

ROZIMAN HAKKI (418110188)

DESI RATNASARI (418110184)

RENDI ANDAN WANGI (418110195)

HARDI INDRA PRAWIRA (41511A0116P)

SEMESTER/KELAS : 5F

PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah ini. Makalah yang kami buat berisi materi tentang “SYARAT-SYARAT
BANGUNAN TINGGI / KONSTRUKSI GEDUNG TAHAN GEMPA”.

Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap pembahasan syarat-syarat


bangunan tahan gempa. Oleh karena itu, selain menyajikan makalah yang di kehendaki,
makalah ini juga menyajikan aplikasi apakah yang dimaksdu dengan bangunan tahan
gempa.

Demikian pula dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

Mataram, november 2020

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... I

DAFTAR ISI ......................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang .................................................................................................. 1


1.2.Rumusan masalah ............................................................................................ 2
1.3.Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa............................................................. 3


2.2.syarat-syarat bangunan tahan gempa ................................................................ 7
2.3.struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa ................................................. 13
2.4.contoh-contoh bangunan tahan gempa ............................................................... 16

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas
kegempaan dan gunung berapi yang tinggi. Sepanjang pulau Jawa terdapat deretan
gunung berapi yang masih aktif. Keadaan geografi Indonesia yang rawan gempa,
mengharuskan perlakuan khusus untuk bangunan yang akan dibangun. Bangunan
harus bisa memberikan respon atas keadaan geografi di Indonesia. Ada ketentuan
yang harus diperhatikan untuk faktor keamanan. Stuktur dan Konstruksi yang benar
menentukan kekuatan bangunan.
Zaman nenek moyang kita dahulu, sudah memperhatikan keadaan Indonesia
yang rawan gempa. Rumah-rumah tradisional dirancang sedemikian rupa agar tetap
kokoh walaupun terkena gempa. Bencana gempa yang menyebabkan rusaknya
fasilitas umum dan bangunan pribadi, menimbulkan desain-desain bangunan baru
yang tahan gempa. Desain-desain ini lahir dari hasil mempelajari kembali rumah
tradisional. Bangunan yang dibangun harus bisa melindungi penghuninya.
1.1.1. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi bisa disebabkan karena
bergesernya lempengan bumi atau meletusnya gunung berapi. Gempa bumi
dibedakan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa
tektonik adalah gempa yang disebabkan karena bergesernya lempengan-
lempengan tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan. Lempengan
yang bergerak menghasilkan tekanan. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.Gempa vulkanik akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

1
1.1.2. Pengertian Bangunan Tahan Gempa
Membangun bangunan yang dapat menahan beban gempa adalah tidak
ekonomis. Oleh karena itu prioritas utama dalam membangun bangunan tahan
gempa adalah terciptanya suatu bangunan yang dapat mencegah terjadinya
korban, serta memperkecil kerugian harta benda.

Dari hal tersebut pengertian bangunan tahan gempa adalah:

 Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-struktural maupun pada komponen strukturalnya.

 Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada


komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh
rusak.

 Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa
penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih
cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar.

1.2.Perumusan Masalah
1. Apa prinsip dasar bangunan tahan gempa?
2. Apa persyaratan bangunan tahan gempa?
3. Apa saja struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa?
4. Apa saja contoh bangunan tahan gempa?

1.3.Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar bangunan tahan gempa.
2. Mengetahui syarat-syarat bangunan tahan gempa
3. Mengetahui struktur dan konstruksi bangunan tahan gempa
4. Mengetahui contoh-contoh bangunan tahan gempa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa


Prinsip- prinsip yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan gempa :
1. Pondasi :

Gambar 1. Desain Pondasi yang Digabungkan


Membangun pondasi memang sederhana, tapi pondasi yang kuat
memerlukan pengetahuan yang cukup. Sehingga fondasi bangunan yang baik
haruslah kokoh dalam menyokong beban dan tahan terhadap perubahan
termasuk getaran. Penempatan fondasi juga perlu diperhatikan kondisi batuan
dasarnya.Pada dasarnya fondasi yang baik adalah seimbang atau simetris. Dan
untuk pondasi yang berdekatan harus dipisah, untuk mencegah terjadinya
keruntuhan local (Local Shear).

3
2. Desain Kolom

Gambar 2. Desain Gedung dengan Kolom Menerus


Kolom harus menggunakan kolom menerus (ukuran yang mengerucut/
semakin mengecil dari lantai ke lantai). Dan untuk meningkatkan kemampuan
bangunan terhadap gaya lateral akibat gempa, pada bangunan tinggi (high rise
building) acapkali unsur vertikal struktur menggunakan gabungan antara kolom
dengan dinding geser (shear wall).

3. Denah Bangunan

Gambar 3. Denah Bangunan yang Dibuat Terpisah

4
Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan
(pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau
pergerakan) bangunan saat gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan
masalah pada bangunan yaitu :
1. Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami
yang berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
2. Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
3. Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).
Konstruksi Balok Korbel untuk dilatasi struktur adalah sebagai berikut.

Gambar 4. Konstruksi Balok Korbel

4. Bahan bangunan harus seringan mungkin

5
Gambar 5. Konstruksi Bangunan dengan Kayu

Berat bahan bangunan adalah sebanding dengan beban inersia gempa.


Sebagai contoh penutup atap genteng menghasilkan beban gempa horisontal
sebesar tiga kali beban gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng. Sama
halnya dengan pasangan dinding bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15
kali beban gempa yang dihasilkan oleh dinding kayu.
5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang
menahan beban gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi
seperti, diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 6. Konstruksi Bangunan dengan Pengaku (Bracing)


6. Konsep Desain Kapasitas (Capasity Design)
Konsep Desain Kapasitas adalah dengan meningkatkan daktalitas elemen-
elemen struktur dan perlindungan elemen- elemen struktur lain yang diharapkan
dapat berperilaku elastik. Salah satunya adalah dengan konsep “strong column
weak beam”. Dengan metode ini, bila suatu saat terjadi goncangan yang besar
akibat gempa, kolom bangunan di desain akan tetap bertahan, sehingga orang-
orang yang berada dalam Gedung masing mempunyai waktu untuk
menyelamatka diri sebelum Bangunan roboh seketika. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk mendesain kolom yang kuat antara lain :
 Pengaturan jarak antar sengkang,

6
 Peningkatan mutu beton, dan
 Perbesaran penampang.
 Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan
hubungan antara balok dengan kolom. Berikut ini adalah ilustrasi
pembentukan sendi plastis dalam perencanaan bangunan tahan gempa.

Gambar 7. Konstruksi Bangunan dengan Capasity Design

Tiap Negara mempunyai desain sendiri dalam merencanakan tingkat daktilitas


untuk keamanan bangunan yang mereka bangun, hal ini tergantung dari letak
geologi negara masing- masing. Misalnya Jepang yang menerapkan tingkat
daktilitas 1. Dengan desain ini, bangunan di desain benar- benar kaku (full elastic).
2.2.Persyaratan Bangunan Tahan Gempa

Persyaratan agar bangunan termasuk dalam kategori bangunan tahan gempa,


menurut Kementrian PU-Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman adalah
sebagai berikut:

1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata
kekerasannya).

Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan
ke permukaan tanah oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan
padat, partikel tanah akan mengalami gerak yang semakin kecil, sehingga
getaran pada permukaan tanah juga akan semakin kecil.

2. Denah bangunan sebaiknya sederhana , simetris, atau seragam.

7
 Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll
yang tidak simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi)
seperti pada gambar berikut:

 Penempatan dinding-dinding penyekat dan lubang-lubang pintu/jendela


diusahakan sedapat mungkin simetris terhadap sumbu-sumbu denah
bangunan, seperti contoh:

 Bidang-bidang dinding sebaiknya membentuk kotak-kotak tertutup, seperti


contoh:

8
 Atap sedapat mungkin dibuat yang ringan:

3. Pondasi:

 Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik
maka harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi
terletak lebih dari 45 cm dari tanah asli:

9
 Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi
dinding-dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat
perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof)
sepanjang pondasi tersebut.

10
 Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu
dengan yang lainnya.

4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan


bahan kayu, beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.

11
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat dengan kokoh dan kaku
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang
seringan mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis,
bilik, ikat bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan
berbunyi nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan
diberi angker yang dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter
6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai
sifat khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu
dengan yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.

12
2.3.Struktur dan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa
KSLL atau Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah suatu teknologi inovasi pondasi
ramah gempa yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba dan telah teruji
menyelamatkan ratusan bangunan dibeberapa daerah Indonesia. Konstruksi Sarang
Laba-Laba sendiri dibuat dengan perhitungan dan ketelitian yang berarti, dimana
tentunya selalu ada antisipasi-antisipasi pada saat membangun konstruksi ini. Dan
dengan konsep KSLL ini terbukti ampuh menahan beban ketika diterjang gempa
bumi yang berskala cukup besar yang seperti terjadi di Aceh beberapa tahun silam.

KSLL merupakan suatu substruktur yang termasuk kedalam jenis pondasi


dangkal namun mampu menahan beban vertikal yang cukup besar. Hal ini
dikarenakan pondasi KSLL terdiri dari pelat tipis yang diperkaku dengan rib-rib
tipis dan tinggi yang saling berhubungan membentuk segitiga-segitiga yang diisi
dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton
bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan mampu menyebarkan semua
gaya secara merata ke tanah pemikul sehingga mampu mengantisipasi adanya resiko
terjadinya Settlement (penurunan), serta mampu menerima gaya lateral akibat
gempa.
Selain itu, KSLL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan
bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit, mampu memperkecil
penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan
mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi. Tanah yang digunakan

13
pada KSLL ini dapat diambil dari berbagai jenis tanah, asalkan tanah tersebut dapat
dipadatkan. KSLL terdiri dari 85% tanah dan 15% beton bertulang, sehingga KSLL
dikatakan ekonomis dalam pembuatannya.
Pengisian tanah pada ruang-ruang KSLL sendiri terinspirasi oleh kerang yang
tetap utuh setelah dilindas oleh ban mobil karena kerang tersebut terisi oleh tanah.
Sementara itu, bagian dari KSLL yang menyerupai sarang laba-laba adalah susunan
tulang KSLL. Tulangan-tulang tersebut disusun melingkar dengan kolom sebagai
pusatnya sehingga saat dilihat dari atas seperti sebuah sarang laba-laba.
Berikut penerapan struktur dan pondasi sarang laba-laba pada sebuah
bangunan gedung:
 Tahap Perencanaan : struktur gedung didesain hingga diketahui gaya kolom
yang harus dipikul pondasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan settlement
sebagai kinerja struktur agar dapat diantisipasi. Dengan gaya yang bekerja,
pondasi KSLL didesain supaya didapat dimensi pelat, jarak dan tebal rib, serta
detail penulangannya.
 Tahap Pelaksanaan : dilakukan pekerjaan persiapan yang bertujuan
menghasilkan permukaan tanah dengan elevasi yang sudah direncanakan.
Kemudian dilakukan pembetonan rib yang dapat dilaksanakan dengan metode
cor di tempat (in situ) atau pracetak.
 Tahap Finishing : setelah rib terpasang, rongga antara rib diisi dengan tanah
timbunan dan pasir, lalu dipadatkan dan pelat beton dicor di atasnya, sehingga
dihasilkan pondasi KSLL.

14
Urutan Pelaksanaan KSLL pondasi ramah gempa.

(Sumber Gambar: KSLL, diedit oleh achsanbjn.blogspot.com)

Sistem KSLL kini dapat dan telah diimplementasikan dengan berbagai jenis
fungsi dan kondisi bangunan sebagai berikut:
 Konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai
 Konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron, taxyway dan Hanggar
 Konstruksi pondasi Gudang kelas I
 Konstruksi pondasi Container yard/terminal peti kemas
 Konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi
 Konstruksi pondasi menara/tugu, menara air
 Konstruksi pondasi kolam renang
 Konstruksi pondasi tangki-tangki minyak
 Konstruksi Jalan Raya Kelas I
 Konstruksi pondasi jembatan
 Konstruksi lantai/pondasi open storage.

15
Untuk melihat bangunan atau konstruksi mana dan apa saja yang telah dibuat
dengan menggunakan KSLL di daerah rawan gempa dan daerah yang memiliki
tanah lunak, baik insfrastuktur pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah
indonesia. anda bisa cek secara lengkap di katama.co.id, Oh iya KSLL sendiri
juga telah lolos uji weight deflectometer (HWD) dan falling weight
deflectometer (FWD) lokasi di Bandara Juwata Tarakan, oleh Scott Wilson Sdn
Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik dan konstruksi asal
Malaysia. dan mereka sangat kagum dengan inovasi KSLL.

2.4.Contoh Bangunan Tahan Gempa


Tahun 2006 terjadi gempa di Yogyakarta yang menghancurkan kota dan
daerah sekitarnya. Salah satu daerah di Kabupaten Sleman terdapat semua
pemukiman dengan rumah anti gempa. Rumah ini berbentuk seperti Iglo, rumah
khas suku Eskimo. Pembangunan permukiman ini dibantu oleh LSM WANGO
(World Association of Non-Governmental Organization) dan DFTW (Domes for the
World Foundation).

16
Sumber Gambar : (Anonim, konsep rumah tahan gempa, 2011)

Sistem Steel Braced-Frame mampu mendisipasi atau menyalurkan energi


melalui jalur-jalur bingkai baja yang menempel pada kerangka atau dinding
eksterior bangunan. Rengka baja ini dirancang untuk bisa bergoyang ke atas dan ke
bawah saat serangan gempa terjadi. Sistem struktur tahan gempa Steel Braced-
Frame ini, terdiri dari beberapa bagian dan komponen: pondasi baja pada bagian
bawah struktur, ‘sekering’ baja, dan tendon (urat baja) yang terdiri dari kawat-kawat
baja pilihan. Urat baja ini, terletak di bagian tengah bingkai baja, dan didesain untuk
bisa berlaku elastic ketika gedung sedang bergyang akibat gempa. Namun, ketika
guncangan gempa berakhir, urat baja yang terbuat dari material baja berkekuatan

17
tinggi ini akan menyesuaikan kepada panjangnya semula, dan menarik gedung
untuk kembali pada posisi awal.

Di bagian bawah struktur Steel


Braced-Frame, terdapat sekering (fuses) baja
yang akan menjaga gedung dari kerusakan
akibat guncangan gempa. Sekering ini
berfungsi untuk melenturkan, membuang
induksi energy sari gempa, dan memperkecil
kerusakan, serta membatasi kerusakan
bangunan hanya pada area tertentu. Sekring
ini, dari segi fungsi seperti sekering listrik
dan bisa diganti dnegan mudah jika terjadi kerusakan. Ide dari struktur ini adalah
untuk mengkonsentrasikan kerusakan pada sekering yang dapat diganti.

Bangunan Apple Towers di Sendai, Jepang juga salah satu bangunan tahan
gempa. Struktur bangunannya menggunakan Seismic Bearing (bantalan karet).
Bantalan karet digunakan untuk menopang struktur. Jika terjadi gempa, bantalan
karet akan bergerak ke kiri dan ke kanan. Aplikasi bantalan ini digunakan untuk
melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi lempengan karet alam dan lempeng
baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga 70%, karena secara alami karet
alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi. Bantalan tersebut dipasang
disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi untuk
mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk
menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu
diatas bantalan karet tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh
bantalan karet tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi
kearah horizontal dan memungkinkan bangunan untuk begerak bebas saat
berlangusung gempa bumi tanpa tertahan oleh pondasi.

Sumber : (Anonim, Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation


Technologies, Save Structures from Damage, 2011)

18
Gambar : Apple Towers Sendai Gambar : Struktur Apple Towers

Tidak hanya bangunan modern atau


bangunan denga sistem struktur modern yang bisa
bertahan saat gempa. Bangunan tradisional yang
ada di Indonesia juga banyak yang bisa bertahan
dari gempa. Rumah tradisional suku Nias, Sumatera
Utara yaitu Omo Hada bisa bertahan dari gempa
tahun 2010 di Nias. Konstruksi rumah ini
didominasi kayu. Untuk menyatukan antarbagian,
dipakailah pasak dan bukan paku. Rumah Omo Hada tidak ada jendelanya. Atapnya
oval dan pengganti jendela hanya dibuat model teralis.

19
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan


aktivitas kegempaan dan gunung berapi yang tinggi memerlukan desain bangunan
yang berbeda dengan negara lain. Bangunan di Indonesia didesain dengan
mempertimbangkan keadaan tersebut. Nenek moyang kita dahulu sudah
mengantisipasi keadaan Indonesia ini. Rumah tradisional yang dibuat dari kayu dan
bambu. Bahan ini dipilih karena ringan. Sesuai dengan prinsip dasar bangunan tahan
gempa. Struktur kayu atau bambu dibuat rigid. Saat ini, dimana teknologi sudah
canggih, bangunan tidak lagi memakai kayu dan bambu sebagai bahan bangunan.
Beton menjadi pilihan utama untuk pembangunan. Struktur dan konstruksi yang
digunakan tentu saja berbeda dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar bahan
bangunan tahan gempa. Bangunan dengan struktur dan pengerjaan konstruksi yang
benar akan menjadi tempat berlindung yang baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011, 7 31). Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation


Technologies, Save Structures from Damage. Retrieved 4 13, 2015, from Kahimyang:
http://kahimyang.info/kauswagan/sci-tech/415/japanese-earthquake-resistance-and-
seismic-isolation-technologies-save-structures-from-damage

Anonim. (2011, 3 17). konsep rumah tahan gempa. Retrieved 4 12, 2015, from
carirumah: http://carirumah.net/artikel/detil/24/konsep-rumah-tahan-gempa

Anonim. (2011, 3 6). struktur tahan gempa steel braced-frame. Retrieved 4 12, 2015,
from blogspot: http://iptekims.blogspot.com/2011/03/struktur-tahan-gempa-steel-
braced-frame.html

Anonim. (2011, 5 27). TEKNOLOGI RUMAH ANTI GEMPA. Retrieved 4 13, 2015,
from wordpress: https://hiasanrumah.wordpress.com/tag/rumah-tahan-gempa/

choirul, i. (2012, 11 1). Empat Rumah Adat Indonesia yang Tahan Gempa. Retrieved 4
12, 2015, from sidomi: http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adat-indonesia-
yang-tahan-gempa/

FAIZAH, R. (2010). Persyaratan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Natural Disaster and Earthquake Engineering:
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/persyaratan-bangunan-tahan-gempa

In'am, M. A. (2011). Konstruksi "Ramah Gempa" Sarang Laba-laba (KSLL). Retrieved


April 12, 2015, from KONSTRUKSI RAMAH GEMPA, INOVASI PENYELAMAT
JIWA: http://achsanbjn.blogspot.com/2014/12/konstruksi-ramah-gempa-inovasi.html

Riza, M. M. (2011). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Jasa Perencanaan Struktur:
http://www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahan-
gempa.html
Rurin. (2014, 8 11). urbanindo. Retrieved 4 12, 2015, from blog:
http://blog.urbanindo.com/2014/08/konstruksi-rumah-tahan-gempa/

zeniad. (2009, 2 2). Retrieved 4 12, 2015, from wordpress:


https://zeniad.wordpress.com/2009/02/02/bangunan-tahan-gempa/

https://dokumen.tips/documents/bangunan-tahan-gempa-5665c0b19ffe4.html

Anda mungkin juga menyukai