PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Desain Kolom
Berat bahan bangunan adalah sebanding dengan beban inersia gempa. Sebagai contoh
penutup atap genteng menghasilkan beban gempa horisontal sebesar tiga kali beban
gempa yang dihasilkan oleh penutup atap seng. Sama halnya dengan pasangan dinding
bata menghasiIkan beban gempa sebesar 15 kali beban gempa yang dihasilkan oleh
dinding kayu.
5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban
gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan pada
gambar berikut:
Perbesaran penampang.
Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan hubungan
antara balok dengan kolom. Berikut ini adalah ilustrasi pembentukan sendi plastis dalam
perencanaan bangunan tahan gempa.
Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll yang tidak
simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi) seperti pada gambar berikut:
3. Pondasi:
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik maka harus
dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi terletak lebih dari 45 cm dari
tanah asli:
10
Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dindingdinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu diikat kuat satu
sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang pondasi tersebut.
Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu dengan yang
lainnya.
4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan kayu,
beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.
11
12
13
tersebut disusun melingkar dengan kolom sebagai pusatnya sehingga saat dilihat dari atas
seperti sebuah sarang laba-laba.
Berikut penerapan struktur dan pondasi sarang laba-laba pada sebuah bangunan gedung:
Tahap Perencanaan : struktur gedung didesain hingga diketahui gaya kolom yang harus
dipikul pondasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan settlement sebagai kinerja struktur
agar dapat diantisipasi. Dengan gaya yang bekerja, pondasi KSLL didesain supaya
didapat dimensi pelat, jarak dan tebal rib, serta detail penulangannya.
Tahap Finishing : setelah rib terpasang, rongga antara rib diisi dengan tanah timbunan
dan pasir, lalu dipadatkan dan pelat beton dicor di atasnya, sehingga dihasilkan pondasi
KSLL.
Untuk melihat bangunan atau konstruksi mana dan apa saja yang telah dibuat dengan
menggunakan KSLL di daerah rawan gempa dan daerah yang memiliki tanah lunak,
baik insfrastuktur pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah indonesia. anda bisa
cek secara lengkap di katama.co.id, Oh iya KSLL sendiri juga telah lolos uji weight
deflectometer (HWD) dan falling weight deflectometer (FWD) lokasi di Bandara Juwata
Tarakan, oleh Scott Wilson Sdn Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik
dan konstruksi asal Malaysia. dan mereka sangat kagum dengan inovasi KSLL.
Sumber: (In'am, 2011)
2.4 Contoh Bangunan Tahan Gempa
Tahun 2006 terjadi gempa di Yogyakarta yang menghancurkan kota dan daerah
sekitarnya. Salah satu daerah di Kabupaten Sleman terdapat semua pemukiman dengan rumah
anti gempa. Rumah ini berbentuk seperti Iglo, rumah khas suku Eskimo. Pembangunan
permukiman ini dibantu oleh LSM WANGO (World Association of Non-Governmental
Organization) dan DFTW (Domes for the World Foundation).
15
16
Di bagian bawah struktur Steel BracedFrame, terdapat sekering (fuses) baja yang
akan menjaga gedung dari kerusakan akibat
guncangan gempa. Sekering ini berfungsi untuk
melenturkan, membuang induksi energy sari
gempa, dan memperkecil kerusakan, serta
membatasi kerusakan bangunan hanya pada
area tertentu. Sekring ini, dari segi fungsi
seperti sekering listrik dan bisa diganti dnegan
mudah jika terjadi kerusakan. Ide dari struktur
ini adalah untuk mengkonsentrasikan kerusakan pada
sekering yang dapat diganti.
Sumber Gambar : (Anonim, konsep rumah tahan
gempa, 2011)
Bangunan Apple Towers di Sendai, Jepang juga salah satu bangunan tahan gempa.
Struktur bangunannya menggunakan Seismic Bearing (bantalan karet). Bantalan karet
digunakan untuk menopang struktur. Jika terjadi gempa, bantalan karet akan bergerak ke kiri
dan ke kanan. Aplikasi bantalan ini digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari
kombinasi lempengan karet alam dan lempeng baja yang dapat mengurangi daya reaksi hingga
70%, karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap energi. Bantalan
tersebut dipasang disetiap kolom yaitu diantara pondasi dan bangunan. Karet alam berfungsi
untuk mengurangi getaran akibat gempa bumi sedangkan lempeng baja digunakan untuk
menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas
bantalan karet tidak besar. Pada dasarnya cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet
tahan gempa dicapai melalui pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan
Sumber Gambar
: (Anonim,
tahan gempa
memungkinkan bangunan
untuk begerak
bebas struktur
saat berlangusung
gempasteel
bumi tanpa tertahan
braced-frame,
2011)
oleh pondasi.
Sumber : (Anonim, Japanese Earthquake Resistance and Seismic Isolation
Technologies, Save Structures from Damage, 2011)
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas
kegempaan dan gunung berapi yang tinggi memerlukan desain bangunan yang berbeda
dengan negara lain. Bangunan di Indonesia didesain dengan mempertimbangkan keadaan
tersebut. Nenek moyang kita dahulu sudah mengantisipasi keadaan Indonesia ini. Rumah
tradisional yang dibuat dari kayu dan bambu. Bahan ini dipilih karena ringan. Sesuai dengan
prinsip dasar bangunan tahan gempa. Struktur kayu atau bambu dibuat rigid. Saat ini, dimana
teknologi sudah canggih, bangunan tidak lagi memakai kayu dan bambu sebagai bahan
bangunan. Beton menjadi pilihan utama untuk pembangunan. Struktur dan konstruksi yang
digunakan tentu saja berbeda dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar bahan bangunan
tahan gempa. Bangunan dengan struktur dan pengerjaan konstruksi yang benar akan menjadi
tempat berlindung yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
choirul, i. (2012, 11 1). Empat Rumah Adat Indonesia yang Tahan Gempa. Retrieved
4 12, 2015, from sidomi: http://sidomi.com/139686/inilah-empat-rumah-adatindonesia-yang-tahan-gempa/
FAIZAH, R. (2010). Persyaratan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Natural Disaster and Earthquake Engineering:
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/persyaratan-bangunan-tahan-gempa
In'am, M. A. (2011). Konstruksi "Ramah Gempa" Sarang Laba-laba (KSLL). Retrieved
April 12, 2015, from KONSTRUKSI RAMAH GEMPA, INOVASI PENYELAMAT JIWA:
http://achsanbjn.blogspot.com/2014/12/konstruksi-ramah-gempa-inovasi.html
Riza, M. M. (2011). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Retrieved April 12, 2015,
from Jasa Perencanaan Struktur:
http://www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahangempa.html
Rurin. (2014, 8 11). urbanindo. Retrieved 4 12, 2015, from blog:
http://blog.urbanindo.com/2014/08/konstruksi-rumah-tahan-gempa/
zeniad. (2009, 2 2). Retrieved 4 12, 2015, from wordpress:
https://zeniad.wordpress.com/2009/02/02/bangunan-tahan-gempa/
21