Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan
Perancangan Struktur Semester I Tahun Akademik 2016/2017
Dosen:
Ir. Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D.
Disusun Oleh:
Jackson Leonard 15013056
Nurwida Rizki Ramadhani P. 15013057
Muhammad Naufal Abdullah 15013058
Anisa Jasmine Apriyadi 15013059
Eli Firmando Simbolon 15013063
Asisten
Kevin Nathaniel, S.T. 25016054
Nyoman Triani H.D., S.E., S.T. 25016059
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Jackson Leonard 15013056
Nurwida Rizki Ramadhani P. 15013057
Muhammad Naufal Abdullah 15013058
Anisa Jasmine Apriyadi 15013059
Eli Firmando Simbolon 15013063
Telah diperiksa dan disetujui serta memenuhi ketentuan layak untuk dinilai
sebagai syarat kelulusan mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur
Semester ganjil pada tahun ajaran 2016/2017.
KELOMPOK 4 | ii
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
PRAKATA
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami membahas
mengenai perancangan struktur gedung perkantoran 10 lantai dengan sistem
ganda yang berlokasi di Jakarta.
Laporan ini dibuat untuk melengkapi syarat kelulusan dari mata kuliah SI-
4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur untuk mahasiswa S1 Teknik Sipil
Institut Teknologi Bandung. Laporan ini dibuat dengan beberapa bantuan dari
berbagai pihak terutama dosen dan para asisten dosen untuk membantu
menyelesaikan hambatan selama mengerjakan laporan ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu:
1. Orang tua yang selalu mendoakan serta memberikan dukungannya dalam
proses penyelesaian laporan tugas besar ini.
2. Dosen mata kuliah SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur selaku
yang telah memberikan pembekalan dalam membuat laporan tugas besar
berupa materi kuliah, yaitu Bapak Ir. Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D.
3. Asisten tugas besar mata kuliah Rekayasa dan Perancangan Struktur, yaitu
Kevin Nathaniel dan Nyoman Triani Herlina.
4. Teman-teman yang telah membantu dalam membuat laporan tugas besar
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan ini. Oleh karena itu kami berharap bahwa pembaca dapat memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan lainnya.Akhir kata semoga
laproran ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
KELOMPOK 4 | iii
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
DAFTAR ISI
KELOMPOK 4 | iv
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | v
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban
Gempa ..................................................................................................................... 7
Tabel 2. 2 Faktor Keutamaan Gempa ..................................................................... 8
Tabel 2. 3 Klasifikasi Situs ..................................................................................... 8
Tabel 2. 4 Koefisien Situs, Fa ................................................................................ 10
Tabel 2. 5 Koefisien Situs, Fv................................................................................ 11
Tabel 2. 6 Respon Spektra Desain ........................................................................ 13
Tabel 2. 7 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan
pada perioda pendek.............................................................................................. 14
Tabel 2. 8 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan
pada perioda 1 detik .............................................................................................. 14
Tabel 2. 9 Faktor R, Ω0 dan Cd untuk sistem penahan gaya gempa ...................... 15
Tabel 2. 10 Tebal minimum untuk perencanaan dimensi pelat ............................ 19
Tabel 2. 11 Hasil perencanaan kolom ................................................................... 21
Tabel 2. 12 Kesimpulan perencanaan dimensi awal ............................................. 22
Tabel 3. 1 Modal Participating Mass Ratio .......................................................... 27
Tabel 4. 1 Perhitungan Cs ..................................................................................... 29
Tabel 4. 2 Tabel ETABS Untuk Mencari Nilai Massa Kumulatif ........................ 30
Tabel 4. 3 Tabel ETABS Untuk Mencari Nilai Periode ....................................... 30
Tabel 4. 4 Perhitungan Geser Statik Arah X ......................................................... 31
Tabel 4. 5 Perhitungan Geser Statik Arah Y ......................................................... 31
Tabel 4. 6 Tabel ETABS untuk Mencari nilai Geser Dinamik ............................. 32
Tabel 4. 7 Simpangan Antar Lantai Ijin ................................................................ 33
Tabel 4. 8 Faktor Amplifikasi Defleksi................................................................. 33
Tabel 4. 9 Data Story Drift .................................................................................... 34
Tabel 4. 10 Story Drift Arah X.............................................................................. 35
Tabel 4. 11 Story Drift arah Y............................................................................... 35
Tabel 4. 12 Perhitungan Point Displacement Arah X (dalam mm) ...................... 36
Tabel 4. 13 Perhitungan Point Displacement Arah Y (dalam mm) ...................... 37
Tabel 4. 14 Data Gaya Geser ................................................................................ 38
KELOMPOK 4 | vi
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | vii
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | viii
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
DAFTAR GAMBAR
KELOMPOK 4 | ix
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | x
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
KELOMPOK 4 | 1
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
1.2 Tujuan
Tugas Besar SI-4111 Rekayasa dan Perancangan Struktur ini bertujuan untuk:
a. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait langkah dan tahapan
secara garis besar dalam melakukan perancangan struktur bangunan gedung
tahan gempa.
b. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa yang diwujudkan dalam
kemampuan membuat gambar teknik elemen struktur sekaligus detailing
elemen struktur yang dimaksud tersebut.
c. Memberikan gambaran terkait pembebanan yang perlu dipertimbangkan dalam
perancangan gedung tahan gempa.
KELOMPOK 4 | 2
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 3
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
BAB II
DESKRIPSI TUGAS
KELOMPOK 4 | 4
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 5
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 6
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Tabel 2. 1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
KELOMPOK 4 | 7
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Klasifikasi Situs
Klasifikasi situs dikategorikan berdasarkan profil tanah pada lokasi bangunan
yang akan dibangun. Bangunan yang akan di rancang terletak di kota Jakarta
dengan kelas situs SD (tanah sedang).
KELOMPOK 4 | 8
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
masing dari respons spektral percepatan 0,1 detik dan 1 detik dalam peta
gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50
tahun (MCER 2 persen dalam 50 tahun), dan dinyatakan dalam bilangan
desimal terhadap percepatan gravitasi.
KELOMPOK 4 | 9
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Dengan klasifikasi situs yaitu tanah sedang (SD), maka dapat ditentukan
koefisien situs Fa dan Fv berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 pada SNI 1726:2012.
KELOMPOK 4 | 10
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Dengan nilai S1 = 0.3 g dan dengan kelas situs yaitu tanah sedang (SD)
maka didapatkan nilai Fv yaitu 1,8.
Setelah mendapatkan nilai Fa dan Fv, maka dapat dihitung nilai SMS dan
SM1 sebagai berikut:
KELOMPOK 4 | 11
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 12
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 13
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Tabel 2. 7 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda pendek
Tabel 2. 8 Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda 1 detik
KELOMPOK 4 | 14
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 15
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 16
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
- Dinding Geser
Dinding geser (shear wall) merupakan elemen struktur yang berfungsi
menahan gaya lateral, khususnya yang disebabkan oleh gempa. Dinding geser
sangat efektif dalam menahan gaya lateral karena dinding geser memiliki
kekakuan yang sangat tinggi.
Dinding geser dimodelkan sebagai elemen wall dengan tipe shell-thin.
Pada pemodelan awal, pembesaran boundary element belum ditambahkan
pada ujung-ujung dinding geser. Untuk memperhitungkan pengaruh
keretakan beton (cracking), momen inersia penampang dinding geser efektif
diambil sebesar 70% dari momen inersia jika kondisi tidak retak atau 35%
dari momen inersia jika kondisi retak. Untuk desain awal digunakan momen
inersia penampang dinding geser efektif sebesar 70%, kemudian nantinya
dilakukan pengecekan masing-masing dinding geser. Untuk momen torsi juga
direduksi sebesar 25% untuk menyeimbangkan nilai reduksi terhadap inersia
elemen struktur.
2.3.1. Pembebanan
Besar pembebanan yang digunakan pada tugas besar ini adalah sebagai berikut:
- Dead Load
Beban mati yang bekerja pada struktur adalah berat sendiri dari elemen-elemen
struktural. Digunakan berat jenis beton sebesar 24 kN/m3 dan berat jenis baja
tulangan sebesar 78,5 kN/m3. Besar beban mati ditentukan oleh dimensi dari
elemen-elemen struktural seperti balok, kolom, dan pelat.
- Superimposed Dead Load
Superimposed dead load adalah beban yang ada pada struktur namun bukan
merupakan elemen struktural, seperti beban plafond, façade, dll. Pada
bangunan perkantoran pada tugas besar ini, beban superimposed yang bekerja
adalah sebagai berikut
Beban plafond, atap, dan MEP : 1,72 kN/m2
Beban dinding batako 20 cm : 2 kN/m2
- Live Load
Beban hidup adalah semua beban tidak tetap yang bekerja pada struktur. Besar
beban hidup ditentukan berdasarkan peruntukan dari bangunan yang dibangun.
KELOMPOK 4 | 17
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Besar beban ini dapat dilihat pada SNI 1727:2013 pasal 4.10. Beban hidup
yang bekerja pada bangunan ini adalah sebagai berikut
Beban lantai 1-10 : 2,4 kN/m2
Beban hidup atap (Lr) : 0,96 kN/m2
Beban hujan : 0,4 kN/m2
Perancangan struktur dilakukan berdasarkan beban terbesar dari kombinasi-
kombinasi di bawah ini:
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL +0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (LL atau 0,5 W)
4. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 0.5 LL ± 0,3 (ρ EX) ± 1 (ρ EY)
5. (1,2 + 0,2 SDS) DL + 0.5 LL ± 1 (ρ EX) ± 0,3 (ρ EY)
6. (0,9 – 0,2 SDS) DL ± 0,3 (ρ EX) ± 1 (ρ EY)
7. (0,9 – 0,2 SDS) DL ± 1 (ρ EX) ± 0,3 (ρ EY)
Dengan ρ merupakan faktor redundansi, yang digunakan sebesar 1,3 untuk
asumsi awal.
KELOMPOK 4 | 18
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Diambil H = 700 mm. berdasarkan SNI Beton Struktural, lebar balok diambil
minimal
𝐻 700
𝐵𝑚𝑖𝑛 = = = 350 𝑚𝑚
2 2
Diambil B = 350 mm. Maka, dimensi balok induk sebesar 700 mm × 350
mm.
2. Perencanaan dimensi pelat
Perencanaan awal dimensi pelat dilakukan berdasarkan SNI Beton Struktural
tabel 9.5(a)
Tabel 2. 10 Tebal minimum untuk perencanaan dimensi pelat
Diasumsikan bahwa pelat merupakan struktur pelat masif satu arah. Panjang
bentang (l) yang digunakan pada perencanaan ini merupakan bentang
terpendek pelat, di mana pada bangunan ini sebesar 3000 mm. Pada satu
ujung menerus,
𝑙 3000
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = = 125 𝑚𝑚
24 24
Pada kedua ujung menerus,
𝑙 3000
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = = 107,143 𝑚𝑚
28 28
Untuk memudahkan konstruksi, digunakan tebal pelat yang sama pada semua
daerah. Digunakan tebal pelat sebesar 140 mm.
3. Perencanan dimensi kolom
Tipikal kolom dibagi menjadi tiga tipe, yaitu
Tipe 1 : Kolom lantai 1
Tipe 2 : Kolom lantai 2-5
Tipe 3 : Kolom lantai 6-10
KELOMPOK 4 | 19
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Untuk mencari panjang sisi penampang kolom, dicari luas minimum kolom
agar dapat menahan beban tekan yang bekerja di atasnya. Luas minimum
tersebut dicari dengan rumus berikut:
𝑃𝑢
𝐴𝑔 ≥
0,35𝑓𝑐 ′
Dengan
Ag = Luas penampang kotor kolom
Pu = Beban total yang bekerja pada kolom pada tributary area
fc’ = Kuat tekan kolom
Digunakan kolom pendek berbentuk persegi. Kolom pendek harus memenuhi
ketentuan berikut:
𝑘𝑙𝑢 𝑘𝑙𝑢
𝜆= ≈ ≤ 22
𝑟 0,3𝑠
Dengan
k = Faktor panjang tekuk (untuk keadaan jepit-jepit gunakan
sebesar 0,65)
lu = Tinggi kolom dari pusat ke pusat
s = Panjang sisi kolom
Tributary area yang digunakan adalah tributary area terbesar, yaitu yang
terletak pada bagian tengah bangunan.
Tributary Area
KELOMPOK 4 | 20
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 21
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Kesimpulan
Balok Induk
H 700 mm
B 350 mm
Balok Anak
H 500 mm
B 250 mm
Pelat
H 140 mm
Kolom
Tipe 1
H=B 800 mm
Tipe 2
H=B 750 mm
Tipe 3
H=B 550 mm
Dinding Geser
t 350 mm
KELOMPOK 4 | 22
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR
3.1 Pemodelan
Dalam pemodelan dan analisis gedung ini digunakan perangkat lunak ETABS
v15.0.0. Berikut ini cara pemodelan gedung menggunakan ETABS.
1. Buat model baru di ETABS, pilih opsi Grid dan ubah jumlah dan jarak antar
grid baik pada sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z (tinggi lantai / story). Grid
ini dibuat untuk memudahkan penempatan balok, kolom, dan shearwall
ketika menggambar model. Bentuk grid yang dibuat untuk pemodelan gedung
ini ialah sebagai berikut.
2. Definisikan material, frame section (kolom, balok, pelat, dan shear wall)
pada ETABS melalui menu Define. Material didefinisikan sesuai dengan
spesifikasi seperti beton fc’ 30 MPa, beton fc’ 40 MPa, dan besi fy 420 MPa.
Bagian struktur gedung didefinisikan sesuai dengan hasil preliminarydesign.
KELOMPOK 4 | 23
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
3. Definisikan respon spektra dari menu Define -> Function -> response
spectrum history. Isi sesuai dengan perhitungan gempa pada bab sebelumnya.
KELOMPOK 4 | 24
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
5. Gambar setiap elemen struktur pada grid sesuai dengan denah perencanaan.
Berikut ini contoh hasil penggambaran denah untuk lantai 9.
KELOMPOK 4 | 25
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 26
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 27
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 28
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
BAB IV
ANALISIS STRUKTUR
Dikalikan dengan
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘
0.85 ×
𝑉𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑘
Nilai V dinamik dapat dicari melalui ETABS lalu V static dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Perhitungan Cs
Ss 0.686
S1 0.3
Jenis Tanah SD
Fa 1.251
Fv 1.8
SDs 0.572124
SD1 0.36
R 7
Ie 1
KELOMPOK 4 | 29
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Story Diaphragm MassX MassY XCM YCM CumMassX CumMassY XCCM YCCM XCR YCR
Story10 D2 1090753 1090753 20 16 1090753.19 1090753.19 20 16 20 16
Story9 D2 1449134 1449134 20 16 2539887.17 2539887.17 20 16 20 16
Story8 D2 1449134 1449134 20 16 3989021.14 3989021.14 20 16 20 16
Story7 D2 1449134 1449134 20 16 5438155.12 5438155.12 20 16 20 16
Story6 D2 1449134 1449134 20 16 6887289.1 6887289.1 20 16 20 16
Story5 D2 1480912 1480912 20 16 8368201.51 8368201.51 20 16 20 16
Story4 D2 1519886 1519886 20 16 9888087.47 9888087.47 20 16 20 16
Story3 D2 1519886 1519886 20 16 11407973.4 11407973.4 20 16 20 16
Story2 D2 1519886 1519886 20 16 12927859.4 12927859.4 20 16 20 16
Story1 D2 1619643 1619643 20 16 14547502.7 14547502.7 20 16 20 16
Period
Case Mode UX UY Sum UZ RX RY RZ Sum RX Sum RY Sum RZ
sec
Modal 1 0.79 0.7082 0 0 0 0.3278 0 0 0.3278 0
Modal 2 0.77 0 0.7059 0 0.3301 0 0 0.3301 0.3278 0
Modal 3 0.5 0 0 0 0 0 0.7036 0.3301 0.3278 0.7036
Modal 4 0.201 0.194 0 0 0 0.4028 0 0.3301 0.7306 0.7036
Modal 5 0.193 0 0.1945 0 0.3975 0 0 0.7276 0.7306 0.7036
Modal 6 0.124 0 0 0 0 0 0.2108 0.7276 0.7306 0.9144
Modal 7 0.094 0.0581 0 0 0 0.1452 0 0.7276 0.8758 0.9144
Modal 8 0.089 0 0.0597 0 0.1479 0 0 0.8755 0.8758 0.9144
Modal 9 0.059 1.55E-06 0 0 0 4.82E-06 0.055 0.8755 0.8758 0.9694
Modal 10 0.059 0.0225 0 0 0 0.0696 3.95E-06 0.8755 0.9453 0.9694
Modal 11 0.055 0 0.023 0 0.0707 0 0 0.9461 0.9453 0.9695
Modal 12 0.043 0.0096 0 0 0 0.0295 0 0.9461 0.9748 0.9695
Tx 0.79 s
Ty 0.77 s
Dari data-data tersebut, kita dapat mencari nilai Cs yang akan digunakan untuk
menghitung nilai Vstatis.
𝑇𝑥 = 0.79 𝑠
𝑆𝑑1
𝐶𝑠 = 𝑅
𝑇(𝐼𝑒)
KELOMPOK 4 | 30
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
0.36
𝐶𝑠 = 7 = 0.0651
0.79(1)
𝑆𝑑𝑠
𝐶𝑠 = 𝑅
(𝐼𝑒)
0.572
𝐶𝑠 = 7 = 0.0817
(1)
Cs 0.081732 Ok
Cs 0.065099
Cs 0.025173 Ok
Wx 14762255 Kg
Vsx 9610.148 kN
Cs 0.081732 Ok
Cs 0.06679
Cs 0.025173 Ok
Wy 14762255 Kg
Vsy 9859.762 kN
KELOMPOK 4 | 31
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
P VX VY
Story Load Case/Combo Location
kN kN kN
Story10 ENVELOPE Max Bottom 16742.59 1610.1103 1647.1524
Story9 ENVELOPE Max Bottom 36083.8 3327.4131 3413.1101
Story8 ENVELOPE Max Bottom 56506.08 4667.6232 4796.0469
Story7 ENVELOPE Max Bottom 76985.77 5737.2921 5904.5035
Story6 ENVELOPE Max Bottom 97465.47 6621.4456 6819.9324
Story5 ENVELOPE Max Bottom 118847.2 7389.4167 7611.3228
Story4 ENVELOPE Max Bottom 140276.1 8062.4498 8299.6502
Story3 ENVELOPE Max Bottom 161718.9 8612.9104 8854.9485
Story2 ENVELOPE Max Bottom 183161.7 9014.7345 9255.5473
Story1 ENVELOPE Max Bottom 206973.5 9250.5594 9486.6948
Vdx 9250.559 kN
Vdy 9486.695 kN
Maka dicek nilai V dinamik harus lebih besar dari 0.85* V static
Vdx 9250.559
Ok
0.85Vsx 8168.626
Vdy 9486.695
Ok
0.85Vsy 8380.798
Karena nilai sudah memenuhi, maka tidak perlu diganti scale factor nya.
Keterangan
KELOMPOK 4 | 32
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 33
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Max Max
Unique UX UY UZ RX RY RZ Abs Ux Abs Uy Perpindahan X Perpindahan Y
Story Label Load Case/Combo Ux Uy
Name
mm mm mm rad rad rad mm mm mm mm mm mm
Story10 44 183 Envelope Gempa Max 19.6 19.2 0.2 0.000626 0.000629 3.59E-07 19.6 19.2
Story10 44 183 Envelope Gempa Min -19.6 -19.2 -4.5 -0.000596 -0.000618 -1.00E-06 19.6 19.2
19.6 19.2 2.1 2.1
Story10 47 218 Envelope Gempa Max 19.6 19.2 0.2 0.000596 0.000625 3.59E-07 19.6 19.2
Story10 47 218 Envelope Gempa Min -19.6 -19.2 -4.5 -0.000628 -0.000619 -1.00E-06 19.6 19.2
Story9 44 182 Envelope Gempa Max 17.4 17.1 0.2 0.000619 0.000622 3.21E-07 17.4 17.1
Story9 44 182 Envelope Gempa Min -17.5 -17.1 -4.5 -0.000622 -0.000658 -1.00E-06 17.5 17.1
17.5 17.1 2.3 2.2
Story9 47 217 Envelope Gempa Max 17.4 17.1 0.2 0.000626 0.000624 3.21E-07 17.4 17.1
Story9 47 217 Envelope Gempa Min -17.5 -17.1 -4.5 -0.000615 -0.000654 -1.00E-06 17.5 17.1
Story8 44 186 Envelope Gempa Max 15.2 14.9 0.3 0.000653 0.000651 2.80E-07 15.2 14.9
Story8 44 186 Envelope Gempa Min -15.2 -14.9 -4.4 -0.000628 -0.000651 -4.41E-07 15.2 14.9
15.2 14.9 2.3 2.3
Story8 47 221 Envelope Gempa Max 15.2 14.9 0.3 0.000628 0.000649 2.80E-07 15.2 14.9
Story8 47 221 Envelope Gempa Min -15.2 -14.9 -4.4 -0.000653 -0.000652 -4.41E-07 15.2 14.9
Story7 44 188 Envelope Gempa Max 12.9 12.6 0.4 0.000649 0.000654 2.39E-07 12.9 12.6
Story7 44 188 Envelope Gempa Min -12.9 -12.6 -4.3 -0.000649 -0.000681 -3.70E-07 12.9 12.6
12.9 12.6 2.3 2.3
Story7 47 223 Envelope Gempa Max 12.9 12.6 0.4 0.000652 0.000656 2.39E-07 12.9 12.6
Story7 47 223 Envelope Gempa Min -12.9 -12.6 -4.3 -0.000645 -0.000679 -3.70E-07 12.9 12.6
Story6 44 190 Envelope Gempa Max 10.6 10.3 0.5 0.000644 0.000645 1.96E-07 10.6 10.3
Story6 44 190 Envelope Gempa Min -10.6 -10.3 -4.1 -0.000627 -0.000647 -3.00E-07 10.6 10.3
10.6 10.3 2.3 2.2
Story6 47 225 Envelope Gempa Max 10.6 10.3 0.5 0.000627 0.000644 1.96E-07 10.6 10.3
Story6 47 225 Envelope Gempa Min -10.6 -10.3 -4.1 -0.000643 -0.000647 -3.00E-07 10.6 10.3
Story5 44 192 Envelope Gempa Max 8.3 8.1 0.5 0.000615 0.000626 1.55E-07 8.3 8.1
Story5 44 192 Envelope Gempa Min -8.3 -8.1 -3.7 -0.000619 -0.000642 -2.33E-07 8.3 8.1
8.3 8.1 2.1 2.1
Story5 47 227 Envelope Gempa Max 8.3 8.1 0.5 0.000622 0.000627 1.55E-07 8.3 8.1
Story5 47 227 Envelope Gempa Min -8.3 -8.1 -3.8 -0.000613 -0.00064 -2.33E-07 8.3 8.1
Story4 44 194 Envelope Gempa Max 6.2 6 0.6 0.000555 0.000552 1.16E-07 6.2 6
Story4 44 194 Envelope Gempa Min -6.2 -6 -3.3 -0.000541 -0.000559 -1.70E-07 6.2 6
6.2 6 2 2
Story4 47 229 Envelope Gempa Max 6.2 6 0.6 0.000542 0.000552 1.16E-07 6.2 6
Story4 47 229 Envelope Gempa Min -6.2 -6 -3.3 -0.000553 -0.00056 -1.70E-07 6.2 6
Story3 44 196 Envelope Gempa Max 4.2 4 0.6 0.000523 0.000528 7.93E-08 4.2 4
Story3 44 196 Envelope Gempa Min -4.2 -4 -2.8 -0.000518 -0.000548 -1.14E-07 4.2 4
4.2 4 1.8 1.7
Story3 47 231 Envelope Gempa Max 4.2 4 0.6 0.000519 0.000528 7.93E-08 4.2 4
Story3 47 231 Envelope Gempa Min -4.2 -4 -2.8 -0.000521 -0.000547 -1.14E-07 4.2 4
Story2 44 199 Envelope Gempa Max 2.4 2.3 0.5 0.000388 0.000388 4.76E-08 2.4 2.3
Story2 44 199 Envelope Gempa Min -2.4 -2.3 -2.2 -0.000378 -0.000396 -6.59E-08 2.4 2.3
2.4 2.3 1.3 1.3
Story2 47 233 Envelope Gempa Max 2.4 2.3 0.5 0.000379 0.000388 4.76E-08 2.4 2.3
Story2 47 233 Envelope Gempa Min -2.4 -2.3 -2.2 -0.000387 -0.000396 -6.59E-08 2.4 2.3
Story1 44 179 Envelope Gempa Max 1.1 1 0.4 0.000321 0.000327 2.18E-08 1.1 1
Story1 44 179 Envelope Gempa Min -1.1 -1 -1.4 -0.000317 -0.000345 -2.86E-08 1.1 1
1.1 1 1.1 1
Story1 47 214 Envelope Gempa Max 1.1 1 0.4 0.000317 0.000327 2.18E-08 1.1 1
Story1 47 214 Envelope Gempa Min -1.1 -1 -1.4 -0.00032 -0.000344 -2.86E-08 1.1 1
Base 44 178 Envelope Gempa Max 0 0 0 0 0 0 0 0
Base 44 178 Envelope Gempa Min 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
Base 47 213 Envelope Gempa Max 0 0 0 0 0 0 0 0
Base 47 213 Envelope Gempa Min 0 0 0 0 0 0 0 0
δizin <δx->Ok
KELOMPOK 4 | 34
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Lantai Total Drift (mm) Perpindahan (mm) Story Drift Diperbesar (m) Story Drift Izin (m) Cek
10 19.6 2.1 0.01155 0.070 OK
9 17.5 2.3 0.01265 0.070 OK
8 15.2 2.3 0.01265 0.070 OK
7 12.9 2.3 0.01265 0.070 OK
6 10.6 2.3 0.01265 0.070 OK
5 8.3 2.1 0.01155 0.070 OK
4 6.2 2 0.011 0.070 OK
3 4.2 1.8 0.0099 0.070 OK
2 2.4 1.3 0.00715 0.070 OK
1 1.1 1.1 0.00605 0.100 OK
Lantai Total Drift (mm) Perpindahan (mm) Story Drift Diperbesar (m) Story Drift Izin (m) Cek
10 19.2 2.1 0.01155 0.070 OK
9 17.1 2.2 0.0121 0.070 OK
8 14.9 2.3 0.01265 0.070 OK
7 12.6 2.3 0.01265 0.070 OK
6 10.3 2.2 0.0121 0.070 OK
5 8.1 2.1 0.01155 0.070 OK
4 6 2 0.011 0.070 OK
3 4 1.7 0.00935 0.070 OK
2 2.3 1.3 0.00715 0.070 OK
1 1 1 0.0055 0.100 OK
KELOMPOK 4 | 35
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Prinsip yang digunakan hampir sama dengan pengecekan story drift, maka
dipilih dua poin untuk pengecekan displacement arah x dan arah y saat terjadi
gempa.
Contoh Perhitungan :
Point Displacement X
Story Poin 44 Poin 47 Delta 44 Delta 47 Max Average Max/Average Keterangan
KELOMPOK 4 | 36
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Point Displacement Y
Story Poin 45 Poin 47 Delta 45 Delta 47 Max Average Max/Average Keterangan
Dengan :
0.5
θ max = ≤ 0.25
βCd
KELOMPOK 4 | 37
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
P VX VY T MX MY
Story Load Case/Combo Location
kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Story10 ENVELOPE Max Bottom 16742.59 1610.1103 1647.152 40663.18 267881.4 -185708
Story9 ENVELOPE Max Bottom 36083.8 3327.4131 3413.11 84202.21 593956 -395079
Story8 ENVELOPE Max Bottom 56506.08 4667.6232 4796.047 118276.3 938133.6 -599869
Story7 ENVELOPE Max Bottom 76985.77 5737.2921 5904.504 145565.9 1285987 -801119
Story6 ENVELOPE Max Bottom 97465.47 6621.4456 6819.932 168107.1 1636766 -999561
Story5 ENVELOPE Max Bottom 118847.2 7389.4167 7611.323 187611.6 2004416 -1206756
Story4 ENVELOPE Max Bottom 140276.1 8062.4498 8299.65 204600.7 2374146 -1411933
Story3 ENVELOPE Max Bottom 161718.9 8612.9104 8854.949 218342.4 2745579 -1615436
Story2 ENVELOPE Max Bottom 183161.7 9014.7345 9255.547 228278.4 3118321 -1817632
Story1 ENVELOPE Max Bottom 206973.5 9250.5594 9486.695 234030.7 3546739 -2037161
Tabel 4. 15 Gaya P
Load P VX VY T MX MY
Story Location
Case/Com kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Story10 Comb P Bottom 13656.27 0 0 0 218500.3 -273125
Story9 Comb P Bottom 30051.42 0 0 0 480705.4 -600879
Story8 Comb P Bottom 46446.57 0 0 0 742910.5 -928633
Story7 Comb P Bottom 62841.72 0 0 0 1005116 -1256386
Story6 Comb P Bottom 79236.87 0 0 0 1267321 -1584140
Story5 Comb P Bottom 96325.86 0 0 0 1540627 -1925771
Story4 Comb P Bottom 113414.9 0 0 0 1813934 -2267401
Story3 Comb P Bottom 130503.8 0 0 0 2087240 -2609031
Story2 Comb P Bottom 147592.8 0 0 0 2360547 -2950662
Story1 Comb P Bottom 166656 0 0 0 2665440 -3331777
Contoh Perhitungan :
13656.27 × 0.01155 × 1
θ= = 0.005508894
1610.1103 × 3.5 × 5.5
0.5
θ max = ≤ 0.25
βCd
0.5
θ max = = 0.0909 ≤ 0.25
1 ∗ 5.5
θ ≤ θmax (Ok)
KELOMPOK 4 | 38
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Gaya Geser
Lantai Story Drift (m) P (kN) θ θmax cek
Seismik (kN)
10 0.01155 1610.1103 13656.27 0.00508894 0.090909 oke
9 0.01265 3327.4131 30051.42 0.00593496 0.090909 oke
8 0.01265 4667.6232 46446.57 0.0065391 0.090909 oke
7 0.01265 5737.2921 62841.72 0.00719782 0.090909 oke
6 0.01265 6621.4456 79236.87 0.00786383 0.090909 oke
5 0.01155 7389.4167 96325.86 0.00782139 0.090909 oke
4 0.011 8062.4498 113414.9 0.00803831 0.090909 oke
3 0.0099 8612.9104 130503.8 0.00779252 0.090909 oke
2 0.00715 9014.7345 147592.8 0.00608118 0.090909 oke
1 0.00605 9250.5594 166656 0.00396347 0.090909 oke
KELOMPOK 4 | 39
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 40
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 41
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
gempa namun sebagian dari beban gempa tersebut akan ditahan oleh dinding
geser. Oleh karena itu pada sistem ini mengharuskan sistem dinding penahan agar
dapat leleh terlebih dahulu dan sistem rangka akan berperan sebagai second
defense. Berdasarkan SNI, rangka pemikul momen harus mampu menahan paling
sedikit 25 persen gaya gempa desain. Hal ini merupakan implementasi dari second
defense dimana ketika dinding geser mengalami kegagalan, sistem rangka akan
menjadi pertahanan kedua dengan menahan beban gempa paling sedikit 25 persen
gaya gempa.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sistem ganda (dual system) adalah
sebagai berikut :
1. Rangka ruang yang memikul seluruh beban gravitasi.
2. Pemikul beban lateral berupa dinding geser atau rangka bresing dengan
rangka pemikul momen. Rangka pemikul momen harus direncanakan secara
terpisah dan mampu memikul sekurang-kurangnya 25% dari seluruh beban
lateral.
3. Kedua sistem harus direncanakan mampu memikul secara bersama-sama
seluruh beban lateral dengan memperhatikan interaksi sistem ganda suatu
sistem struktur yang gaya-gaya lateralnya dipikul oleh rangka ruang pemikul
momen daktail, yang bekerja sejajar dengan dinding geser atau rangka
berdasarkan kekauan relatifnya.
KELOMPOK 4 | 42
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑆𝐷𝑆 0,5722
𝐶𝑠 = 𝑅 = = 0.082
7/1
𝐼𝑒
KELOMPOK 4 | 43
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 44
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Arah X
SW Rangka Total %SW %Rangka
7001.885 414.4749 7416.36 0.944113 0.055887
Nilai V dinamik ini dibandingkan dengan nilai V statik sebelumnya dengan
persyaratan
0,85 𝑉𝑠 < 𝑉𝑑
0,85 (9361.5) > 7415.36
Karena nilai Vd belum memenuhi persyaratan diatas, maka faktor skala
gempa perlu dikalibrasi seperti berikut.
𝑔 × 𝐼𝑒 0.85𝑉𝑠 9.81 × 1 0.85(9361.5)
𝑆𝐹 = × = × = 1.5036
𝑅 𝑉𝑑 7 7415.36
Untuk keperluan detailing elemen struktur rangka, skala fakor harus
dikalibrasi (dengan mematikan shearwall), menjadi 25% gaya gempa. Maka
didapatkan skala gempa yang baru yaitu
𝑆𝐹 = 0.25 × 1.5036 = 0,3759
Hasil perhitungan gaya geser dinamik untuk arah Y adalah sebagai berikut.
KELOMPOK 4 | 45
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 46
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 47
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Pengecekan Ketidakberaturan
Torsi Arah X
40
Pengecekan Ketidakberaturan
Torsi Arah Y
40
Tinggi Bangunan (m)
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5
δmax/δavg
𝛿𝑚𝑎𝑘𝑠 + 𝛿𝑚𝑖𝑛
𝛿𝑎𝑣𝑔 =
2
Untuk tanpa ketidakberaturan torsi, nilai A adalah 1. Dikarenakan pada arah-X
maupun arah-Y merupakan tanpa ketidakberaturan torsi, maka faktor pembesaran
KELOMPOK 4 | 48
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
torsi tak terduga Ax=Ay=1. Nilai A ini akan digunakan untuk perhitungan
eksentrisitas desain.
Eksentrisitas desain yang digunakan untuk arah X maupun arah Y adalah nilai
gabungan eksentrisitas torsi bawaan dan eksentrisitas torsi tak terduga, yaitu
dengan persamaan berikut:
𝑒𝑑𝑥 = 𝑒𝑜𝑥 + 0.05𝐿𝑥 × 𝐴𝑦
𝑒𝑑𝑦 = 𝑒𝑜𝑦 + 0.05𝐿𝑦 × 𝐴𝑥
Dengan besarnya torsi bawaan arah X (eox) dan arah Y (eoy) dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
𝑒𝑜𝑥 = |𝑋𝐶𝐶𝑀 − 𝑋𝐶𝑅|
𝑒𝑜𝑦 = |𝑌𝐶𝐶𝑀 − 𝑌𝐶𝑅|
Nilai XCCM, SCR, YCCM, dan YCR didapatkan dari ETABS, sebagai berikut:
KELOMPOK 4 | 49
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Contoh perhitungan:
Torsi bawaan arah-X (eox) dan arah-Y (eoy)
𝑒𝑑𝑥 = 0 + 0.05(40) × 1 = 2 𝑚
𝑒𝑑𝑦 = 0 + 0.05(34) × 1 = 1.7 𝑚
2
𝐸𝑥 = = 0.05 𝑚
40
1.7
𝐸𝑦 = = 0.05 𝑚
34
4.6 Ketidakberaturan
4.6.1 Ketidakberaturan Horizontal
Tabel 4. 26 Ketidakberaturan Horizontal Pada Struktur
KELOMPOK 4 | 50
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 51
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑣𝑜𝑖𝑑 = 4 × 3 × 4 = 48 𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑎𝑓𝑟𝑎𝑔𝑚𝑎 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜 = 40 × 30 = 1200 𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑣𝑜𝑖𝑑 48
= = 0,04 = 4%
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑎𝑓𝑟𝑎𝑔𝑚𝑎 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜 1200
KELOMPOK 4 | 52
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Karena rasio luas void dan luas diafragma bruto kurang dari 50%, maka
bangunan tidak mengalami ketidakberaturan diskontinuitas diafragma.
3. Ketidakberaturan pergeseran melintang
Ketidakberaturan pergeseran melintang atau out of plane offsets terjadi
apabila terdapat diskontinuitas dalam lintasan tahanan lateral, seperti
pergeseran melintang terhadap bidang elemen vertikal.
KELOMPOK 4 | 53
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 54
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Besar kekakuan dicari dengan membagi gaya yang berlaku pada tiap lantai
untuk tiap arah gempa dengan defleksi yang dialami pada lantai dan arah
tersebut. Besar defleksi yang digunakan adalah besar defleksi elastis dikali
dengan koefisien perbesaran defleksi (Cd). Pada bangunan ini, besar Cd
adalah 5,5.
𝛿𝑥 = 𝐶𝑑 𝛿𝑥𝑒
δxe yang digunakan adalah defleksi pusat massa diafragma yang
didapatkan dari kombinasi beban ENVELOPE. Besar gaya yang berlaku pada
tiap lantai didapatkan dari tabel story stiffness bagian “Shear X” dan “Shear
Y”. Di bawah diperiksa perbandingan kekakuan lantai terhadap lantai di
atasnya dan terhadap rata-rata dari tiga lantai di atasnya.
KELOMPOK 4 | 55
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Karena konfigurasi struktur dan beban yang terdapat pada setiap lantai
kurang lebih sama, maka dapat disimpulkan tidak terdapat ketidakberaturan
berat pada bangunan.
3. Ketidakberaturan geometri vertikal
Ketidakberaturan geometri vertikal didefinisikan ad ajika dimensi
horizontal sistem penahan seismic di semua tingkat lebih dari 130% dimensi
horizontal sistem penahan seismik tingkat di dekatnya.
Gambar 4. 15 Tinjau dimensi horizontal tiap lantai untuk menganalisis ketidakberaturan geometri
vertikal
KELOMPOK 4 | 56
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 57
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Persentase Persentase
Story Vx (kN) Vy (kN) Vx' (kN) Vy' (kN) terhadap Tingkat terhadap Tingkat
Atas (arah X) Atas (arah Y)
Karena tidak ada lantai di mana gaya yang bekerja kurang dari 80% gaya
yang bekerja pada tingkat di atasnya, maka dapat disimpulkan bahwa
bangunan tidak mengalami ketidakberaturan kuat lateral tingkat maupun
ketidakberaturan kuat lateral tingkat berlebihan.
KELOMPOK 4 | 58
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Apabila persamaan di atas terpenuhi, berarti gaya tarik yang terjadi masih
dapat ditahan oleh penampang beton dan belum terjadi keretakan pada penampang
shear wall, sehingga tidak perlu dilakukan pengurangan momen inersia efektif.
Untuk menentukan besarnya momen dan gaya tekan yang terjadi akan digunakan
bantuan software ETABS, sedangkan nilai dari momen inersia dan luas
penampang dapat dihitung oleh penulis pada excel. Perlu diperhatikan pada
penentuan gaya dalam pada penampang, harus digunakan kombinasi envelope.
Dan apabila setelah diperiksa dan dipastikan terjadi retak, momen inersia efektif
penampang perlu direvisi dari yangjika tidak retak maka sebesar 0,7 Ig menjadi
momen inersia yang dihitung sebesar berapa penampang efektif yang belum retak
tersisa.
Pencarian momen maksimum dilakukan dengan mengassign pier(tiang) pada
masing-masing dinding geser. Jumlah dinding geser ada 8, sehingga dibuat 8 jenis
pier yang diassign pada masing-masing dinding geser mulai dari lantai terbawah
hingga lantai teratas. Setelah itu dicari momen maksimum M3 yang terjadi
melalui ETABS dengan mempertimbangkan beban Envelope, didapatkan hasil di
bawah ini.
KELOMPOK 4 | 59
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑃 𝑀𝑌 𝑘𝑁
+ = 3402,714 2 < 0,62√𝑓𝑐′ = 3667,969
𝐴 𝐼 𝑚
KELOMPOK 4 | 60
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 61
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
BAB V
PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 62
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑀𝑢 6,869.106
𝐴𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠 = = = 170,829
∅ 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑗𝑑 0,9. 420. 106,375
𝑀𝑢 4.663.106
𝐴𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = = = 115.9669
∅ 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑗𝑑 0,9.420. 106,375
𝐷2 102
𝐴𝑠 = 3.14 𝑥 = 3,14 𝑥 = 78.5
4 4
Karena nilai As atas dan As bawah lebih kecil dari As minimal, maka digunakan
As minimal
𝐴𝑠. 𝑓𝑦
𝑎=
0.85. 𝑓𝑐 ′ 𝑏
252.420
𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝑎 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = = 4.15
0.85.30.1000
𝑎 4.15
𝐽𝑑 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝐽𝑑 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑑 − = 115 − = 112, 9247
2 2
𝐴𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 = = 3. 21 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 4
𝐴𝑠
𝐴𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = = 3,21 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 4
𝐴𝑠
KELOMPOK 4 | 63
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑏 1000
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑡𝑎𝑠 = = = 250 ≤ 𝑆 max … … 𝑂𝑘
𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 4
𝑏 1000
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = = = 250 ≤ 𝑆𝑚𝑎𝑥 … … 𝑂𝑘
𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 4
Story 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Diameter tulangan (mm) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Selimut Beton (mm) 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Tebal (mm) 140 140 140 140 140 140 140 140 140 140
d 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115
Phi 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Mu Max (kNm) 4.663 9.567 9.563 9.596 9.61 9.727 9.749 9.749 9.76 9.772
Mu Min (kNm) -6.869 -8.919 -8.867 -8.731 -8.61 -8.302 -8.278 -8.301 -8.305 -8.348
Vu 14.524 22.136 21.986 21.883 21.644 21.205 21.09 21.02 20.863 20.685
jd 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375 106.375
fy 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420
78.73511764 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512 78.73512
Vu <∅Vc Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok
As Atas (tumpuan) 170.8292143 221.8119 220.5187 217.1364 214.1272 206.4673 205.8705 206.4425 206.5419 207.6113
As Bawah (lapangan) 115.9668986 237.9274 237.8279 238.6486 238.9968 241.9065 242.4536 242.4536 242.7272 243.0256
As minimal 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252
As 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5 78.5
As Pakai atas 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252
As pakai Bawah 252 252 252 252 252 252 252 252 252 252
a Atas (tumpuan) 4.150588235 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588
a Bawah (Lapangan) 4.150588235 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588 4.150588
Jd baru Atas 112.9247059 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247
Jd baru Bawah 112.9247059 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247 112.9247
Cek
Atas OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
Bawah OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
Jumlah Tulangan Atas 3.210191083 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191
Jumlah Tulangan Bawah 3.210191083 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191 3.210191
n (lapangan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
n (tumpuan) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Spasi Atas 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
Spasi Bawah 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
Smax Atas (mm) 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700
Smax Bawah (mm) 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700
Cek a/d (atas) 0.036092072 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092
Cek a/d (bawah) 0.036092072 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092 0.036092
Batas 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875 0.31875
Cek ∅ atas 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Cek ∅ bawah 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
KELOMPOK 4 | 64
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 65
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑙𝑛 5450
𝑑𝑏 ≤ = = 1362,5 𝑚𝑚
4 4
Karena tinggi balok hanya sebesar 700 mm, maka dapat dipastikan
persyaratan ini terpenuhi.
c. Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3.
𝑏 350
= = 0,5 ≥ 0,3 → 𝑂𝐾
ℎ 700
Persyaratan ini terpenuhi.
d. Lebar komponen tidak boleh:
i. Kurang dari 250 mm
ii. Melebihi lebar komponen struktur pendukung ditambah jarak pada
tiap sisi komponen struktur pendukung yant diak melebihi ¾ tinggi
komponen struktur lentur
𝐵 = 350 𝑚𝑚 ≥ 250 𝑚𝑚
𝐵 = 350 𝑚𝑚 ≥ 𝐵𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 600 𝑚𝑚
Persyaratan ini terpenuhi.
Dengan melakukan run analysis dan display table, beam forces pada program
ETABS 2015 didapatkan gaya-gaya dalam ultimit yang terjadi pada balok adalah
sebagai berikut.
Tabel 5.4 Gaya Dalam Ultimit Balok Induk
Gaya Ultimit
M3 (+) 229.9633 kNm
M3 (-) -451.709 kNm
V2 (abs) 276.6322 kN
Pmax 0 kN
Perencanaan Lentur
Selimut beton yang digunakan adalah sebesar 40 mm dan ukuran sengkang
yang digunakan adalah 10 mm. Asumsikan akan digunakan satu lapis tulangan
D25. Maka besar d asumsi awal sebesar 700 – 40 – 10 – 25/2 = 637,5 mm.
𝑓𝑐′ − 28 30 − 28
𝛽1 = 0,85 − 0,05 × = 0,85 − 0,05 ( ) = 0,836
7 7
Untuk tulangan penahan momen negatif (tulangan atas):
𝑀𝑢 451709000
𝐴𝑠 = = = 2205,303 𝑚𝑚2
𝜙𝑓𝑦 𝑗𝑑 0,9 × 420 × 0,836 × 637,5
KELOMPOK 4 | 66
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 67
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 68
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑎𝑡𝑐𝑙
= 0,375𝛽1 = 0,375 × 0,836 = 0,313
𝑑𝑡
Karena a/dt < atcl/dt, desain tulangan under-reinforced OK!
KELOMPOK 4 | 69
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Mn(−)
ϕMn = 263,887 kNm ≥ 242,19 kNm = → 𝑂𝐾!
2
Perencanaan Geser
Geser rencana akibat gempa pada balok dihitung dengan mengasumsikan sendi
plastis terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan tulangan lentur balok
mencapai 1,25fy dan factor reduksi kuat lentur ϕ = 1.
Pada muka kolom (tumpuan):
1,25𝐴𝑠 𝑓𝑦 1,25 × 2280,796 × 420
𝑎𝑝𝑟−1 = = = 134,164 𝑚𝑚
0,85𝑓𝑐 ′𝑏 0,85 × 30 × 350
𝑎𝑝𝑟−1 134,164
𝑀𝑝𝑟−1 = 1,25𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − ) = 1,25 × 2280,796 × 420 (615,5 − )
2 2
= 656685315,5 𝑁𝑚𝑚 = 656,685 𝑘𝑁𝑚
Pada bagian lapangan:
1,25𝐴𝑠 𝑓𝑦 1,25 × 1140,398 × 420
𝑎𝑝𝑟−3 = = = 67,082 𝑚𝑚
0,85𝑓𝑐 ′𝑏 0,85 × 30 × 350
𝑎𝑝𝑟−1 67,082
𝑀𝑝𝑟−3 = 1,25𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − ) = 1,25 × 1140,398 × 420 (639 − )
2 2
= 362493691,7 𝑁𝑚𝑚 = 362,494 𝑘𝑁𝑚
Karena detailing penampang kedua ujung balok adalah identik, kapasitas
momen probabel ujung-ujung balok ketika struktur bergoyang ke kiri akan sama
dengan pada saat struktur bergoyang ke kanan, hanya arahnya saja yang berbeda
Kondisi 2:
apr-2 =134,164 mm dan Mpr-2 = 656,685 kNm berlawanan arah jarum jam di
muka kolom interior kiri.
Kondisi 4:
apr-4 = 67,082 mm dan Mpr-4 = 362,494 kNm berlawanan arah jarum jam di
muka kolom interior kanan.
𝑀𝑝𝑟−1 + 𝑀𝑝𝑟−3 656,685 + 362,494
𝑉𝑠𝑤𝑎𝑦 = = = 187,005 𝑘𝑁
𝑙𝑛 5,45
SNI Beton Pasal 21.5.4.2 menyatakan bahwa kontribusi beton dalam menahan
geser (Vc) harus diambil sama dengan nol pada perencanaan geser di daerah sendi
plastis apabila:
KELOMPOK 4 | 70
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 71
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Kesimpulan
1. Dipasang tulangan atas 6D22 di bagian tumpuan balok
2. Dipasang tulangan bawah 3D22 secara menerus di sepanjang balok
3. 2 dari 6 tulangan atas D22 dipasang menerus di sepanjang balok
4. Dipasang tulangan sengkang D10-110 di sepanjang balok
Berdasarkan SNI Pasal 21.5.2.1, harus ada paling sedikit dua batang tulangan
yang disediakan menerus pada kedua sisi atas dan bawah. Hal ini sudah terpenuhi
dengan dipasangnya 2D22 di bagian atas balok secara menerus dan 3D22 di
bagian bawah. Karena baja tulangan yang disediakan di tengah bentang pada
dasarnya ditentukan oleh syarat detailing, maka SNI Beton Pasal 7.10.4.5
mengizinkan sambungan lewatan kelas A untuk penyambungannya, dengan
panjang penyaluran ld di mana ld = 48db. Pada balok induk ini, baja tulangan
terbesar yang harus disalurkan adalah baja tulangan D22.
𝑙𝑑 = 48𝑑𝑏 = 48 × 22 = 1056 𝑚𝑚
Berdasarkan SNI Pasal 21.5.2.3, baja tulangan yang disalurkan harus diikat
dengan hoops yang dipasang dengan spasi maksimum, yaitu yang terkecil di
antara d/4 dan 100 mm.
5𝐴(700 − 40 − 10 − 22⁄2) + 𝐴(700 − 40 − 10 − 22 − 25 − 22⁄2)
𝑑=
6𝐴
= 632,833 𝑚𝑚
𝑑 632,833
= 158,208 𝑚𝑚
4 4
Jadi, spasi hoops di daerah penyambungan lewatan tulangan = 100 mm.
Cut-Off Points
Dari diagram momen balok, tulangan perlu untuk momen negative di ujung-
ujung balok dapat dipotong di titik-titik di mana tulangan sudah tidak diperlukan
lagi. Namun tetap harus diingat bahwa setidak-tidaknya ada dua buah tulangan
yang dibuat kontinu, masing-masing di bagian atas dan bawah penampang balok.
a) Tulangan negatif di muka kolom interior
KELOMPOK 4 | 72
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Terdapat tulangan atas terpasang 6D22. Dua dari enam batang tersebut
dipasang menerus, sehingga harus dilakukan cutoff terhadap keempat
sisanya.
2
𝐴𝑠−𝑠𝑖𝑠𝑎 = 2𝜋(22⁄2) = 760,265 𝑚𝑚2
KELOMPOK 4 | 73
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
3,72 × 30
𝑆𝐼𝐷𝐿 = = 13,95 𝑘𝑁⁄𝑚
8
2,4 × 30
𝐿𝐿 = = 9 𝑘𝑁⁄𝑚
8
1,2𝐷𝐿 + 1,0𝐿𝐿 = 1,2(5,88 + 12,6 + 13,95) + 9 = 47,916 𝑘𝑁⁄𝑚
Cari titik di mana momen sama dengan nol. Vu = 276,632 kN
1
47,916𝑥 ( 𝑥) − 276,632𝑥 + (675,445 − 362,494)
2
= 23,958𝑥 2 − 276,632𝑥 + 312,951 = 0
Didapatkan x = 1,271 m. Berdasarkan SNI Beton Pasal 12.12.3, setidaknya
1/3 tulangan tarik momen negative pada tumpuan harus ditanam melewati
titik belok tidak kurang dari d, 12 db atau ln/16. Penyaluran juga harus
dipasang tidak kurang dari ld.
𝑓𝑦 𝜓𝑡 𝜓𝑒 420 × 1,3 × 1
𝑙𝑑 = 𝑑𝑏 = × 22 = 1290,047 𝑚𝑚
1,7𝜆√𝑓𝑐 ′ 1,7 × 1√30
𝑑 = 639 𝑚𝑚
12𝑑𝑏 = 12 × 22 = 264 𝑚𝑚
𝑙𝑛 7450
= = 465,625 𝑚𝑚
16 16
Nilai maksimum di antara semua yang terdapat pada persyaratan adalah
1,271 + 0,639 = 1,91 m. Maka, dipilih cutoff point sepanjang 2 m dari
muka kolom.
b) Tulangan positif
Karena tulangan positif, yaitu 3D22 yang terletak di bagian bawah balok
dipasang menerus, maka tidak perlu diperhitungkan cutoff point-nya di
tengah bentang. Namun, diharuskan adanya penyaluran pada kolom
sebesar ld. Diambil panjang penyaluran sepanjang 1300 mm.
KELOMPOK 4 | 74
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Penulangan Lentur
Tabel 5. 6 Perhitungan Perencanaan Lentur Balok Anak
Tulangan Lentur Tipikal 1 Tipikal 2
D (mm) 19 25
d (mm) 440.5 437.5
jd (mm) 374.425 371.875
Tumpuan 103.1646 159.9813
Mu (kN-m)
Lapangan 55.8147 84.1215
Tumpuan 114.6273333 177.757
Mn Perlu (kN-m)
Lapangan 62.01633333 93.46833333
2 Tumpuan 728.910255 1130.349075
As Perlu (mm )
Lapangan 394.3591814 594.3610891
2 1 359.0353967 359.0353967
As Min (mm )
2 367.0833333 367.0833333
2 Tumpuan 728.910255 1130.349075
As Pakai (mm )
Lapangan 394.3591814 594.3610891
2
As/tulangan (mm ) 283.528737 490.8738521
Tumpuan 3 3
Jumlah Tulangan Lapangan 2 2
Spasi Tulangan Perlu (mm) 25 25
207 225
Tumpuan
Cek Spasi OK OK
Tulangan 163 175
Lapangan
OK OK
Tumpuan 65.92778936 114.1409096
c (mm)
Lapangan 43.95185957 76.09393971
Tumpuan 0.017044658 0.008498945
Ԑs
Lapangan 0.027066987 0.014248417
Tumpuan LELEH LELEH
Cek Kelelehan
Lapangan LELEH LELEH
Cek ɸ Lentur Tumpuan asumsi ɸ benar asumsi ɸ benar
(Tumpuan) Lapangan asumsi ɸ benar asumsi ɸ benar
Tumpuan 132.6214462 216.5317155
ɸMn (kN-m)
Lapangan 90.41625596 150.3551602
Tumpuan OK OK
Cek Kekuatan
Lapangan OK OK
n 3 3
Tulangan Tekan
D (mm) 19 25
Tumpuan
Luas 283.528737 490.8738521
n 2 2
Tulangan Tekan
D (mm) 19 25
Lapangan
Luas 283.528737 490.8738521
ρbal 0.030357143 0.030357143
Tumpuan 0.007723825 0.013463969
ρ tarik
Lapangan 0.005149217 0.008975979
Tumpuan 0.007723825 0.013463969
ρ tekan
Lapangan 0.005149217 0.008975979
Tumpuan 0 0
ρ
Lapangan 0 0
UNDER UNDER
Tumpuan
REINFORCED REINFORCED
Cek
UNDER UNDER
Tulangan
REINFORCED REINFORCED
KELOMPOK 4 | 75
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑑. 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙
𝑑 = ℎ − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 − 𝑑. 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 −
2
19
𝑑 = 500 − 40 − 10 − = 440.5 𝑚𝑚
2
𝑗𝑑 = 0.85 × 𝑑 = 0.85 × 440.5 = 374.425 𝑚𝑚
Didapat data dari ETABS, bahwa Mu = 103.1646 kN-m
𝑀𝑢 103.1646
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = = 114.6273 𝑘𝑁 − 𝑚
∅ 0.9
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 114.6273 × 106
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = = = 728.9103 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 × 𝑗𝑑 420 × 374.425
Kemudian, kita cek As minimal dengan persamaan di bawah ini:
𝑏𝑑 250 × 440.5
𝐴𝑠𝑚𝑖𝑛1 = √𝑓𝑐′ = √30 = 359.0354 𝑚𝑚2
4 × 𝑓𝑦 4 × 420
1.4 × 𝑏 × 𝑑 1.4 × 250 × 440.5
𝐴𝑠𝑚𝑖𝑛2 = = = 367.0833 𝑚𝑚2
𝑓𝑦 420
Lalu, kita pilih nilai AS yang akan kita pakai, dengan mencari nilai yang paling
maksimum diantara As perlu, As min1 dan As min2, yaitu 728.9103 𝑚𝑚2 .
Setelah itu, kita hitung luas dari tulangan yang diameternya telah kita asumsikan
sebelumnya yaitu 19 mm. Sehingga, luas tulangannya:
𝜋
𝐴𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 192 = 283.5287 𝑚𝑚2
4
Maka dari itu, jumlah tulangan yang dibutuhkan adalah:
𝐴𝑠𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 728.9103
𝑛 = 𝑅𝑂𝑈𝑁𝐷𝑈𝑃 ( ) = 𝑅𝑂𝑈𝑁𝐷𝑈𝑃 ( )= 3
𝐴𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 283.5287
Didapatlah, jumlah tulangan yang dibutuhkan sebanyak 3 buah. Lalu, kita
tentukan spasi tulangan perlunya yaitu 25 mm.
Setelah itu, kita harus mengecek spasi tulangannya apakah mencukupi lebar
dari penampang, dengan cara menghitung lebar yang dibutuhkan spasi tulangan
dan tulangan yang telah dipilih:
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 = (2 × 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛) + (2 × 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑡. 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔)
+ (𝑛 × 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑡. 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 )
+ ((𝑛 − 1) × 𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛)
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 = (2 × 40) + (2 × 10) + (3 × 19) + ((3 − 1) × 25) = 207 𝑚𝑚
KELOMPOK 4 | 76
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Dikarenakan, 207 < 250, yang dimana 250 mm adalah nilai dari lebar balok,
maka nilai spasi tulangan yang kita pilih sudah memenuhi syarat.
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai c, yaitu:
𝐴𝑠𝑓𝑦 3 × 283.5287 × 420
𝑐= = = 65.9278 𝑚𝑚
0.85 𝑓𝑐 𝑏𝛽1
′ 0.85 × 30 × 250 × 0.85
𝑑−𝑐 440.5 − 65.9278
𝜀𝑠 = × 𝜀𝑐𝑢 = × 0.003 = 0.01704
𝑐 65.9278
Kemudian, kita cek apakah tulangan leleh atau tidak, dengan cara
membandingkan nilai 𝜀𝑠dan 𝜀𝑦. Berdasarkan perhitungan diatas ternyata 𝜀𝑠 > 𝜀𝑦,
maka tulangan yang telah dipilih leleh. Sebelumnya, kita cek dahulu apakah
asumsi ∅ = 0.9 di awal sudah benar atau belum:
Karena 𝜀𝑠> 0.005 yaitu 0.01704 > 0.005 ,maka asumsi ∅ = 0.9 di awal
sudah benar.
Lalu, kita lanjutkan perhitungan untuk mengecek kekuatan struktur:
𝑎
∅𝑀𝑛 = ∅𝐴𝑠𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
65.9278 × 0.85
= 0.9 × 3 × 283.5287 × 420 𝑥 (440.5 − )
2
= 132.6214 𝑘𝑁 − 𝑚
Jika ∅𝑀𝑛 > 𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 OK!
Berdasarkan perhitungan diatas, 132.6214 > 114.6273 OK! , maka struktur
tersebut aman.
Selanjutnya, kita hitung tulangan tekan untuk penampang ini. Tulangan tekan
ini berfungsi hanya sebagai terusan saja atau dengan kata lain menambah faktor
keamanan struktur.
Diasumsikan tulangan tekan sebanyak 3 buah dengan diameter 19 mm dengan
luas 283.5287 mm2.
0.85 × 𝛽1 × 𝑓𝑐′ 600 0.85 × 0.85 × 30 600
𝜌𝑏𝑎𝑙 = × = 𝑥
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦 420 600 + 420
= 0.03036
𝐴𝑠 3 × 283.5287
𝜌𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = = = 0.0077
𝑏×𝑑 250 × 440.5
𝐴𝑠 3 × 283.5287
𝜌𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛 = = = 0.0077
𝑏×𝑑 250 × 440.5
KELOMPOK 4 | 77
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝑓𝑦 420
𝜌 = (𝜌𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 − 𝜌𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛) = (0.0077 − 0.0077) × = 0
𝑓𝑦 420
Karena 𝜌 < 𝜌𝑏𝑎𝑙under reinforced.
Lakukan langkah-langkah di atas untuk menentukan tulangan lentur dari semua
balok yang berbeda baik untuk momen positif maupun negatif, serta dilakukan
pengecekan yang sama juga. Sehingga didapat penampang serta tulangan lentur
pada tumpuan dan lapangan.
Penulangan Geser
Tulangan geser diperlukan untuk membuat beton tahan terhadap gaya geser
lintang yang terjadi pada beton. Tulangan geser ini adalah tulangan sengkang
yang dipasang berdasarkan diameter dan jarak yang kita desain. Berikut hasil
perhitungannya:
KELOMPOK 4 | 78
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
= 60.8676 𝑘𝑁
𝑉𝑢𝑑 60.8676
= = 81.1568 𝑘𝑁
ɸ 0.75
Hitung Vc
√𝑓𝑐′ × 𝑏𝑤 × 𝑑 √30 × 250 × 440.5
𝑉𝑐 = = = 100.5299 𝑘𝑁
6 6
0.5𝑉𝑐 = 0.5(100.5299) = 50.2650 𝑘𝑁
Cek Zona 1
𝑉𝑢𝑑
Syarat: < 0.5𝑉𝑐 , karena hasil perhitungan diatas tidak memenuhi syarat
ɸ
tersebut, maka untuk balok anak tipikal 1 diperlukan tulangan dan dilanjutkan
perhitungannya ke zona 2.
Cek Zona 2
Batas:
1 1
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑏𝑑 = 100.5299 + × 250 × 440.5 = 137.2382 𝑘𝑁
3 3
75 75
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + √𝑓𝑐′𝑏𝑑 = 196814.9723 + √30 × 250 × 440.5
1200 1200
= 138.2286 𝑘𝑁
𝑉𝑢𝑑
Karena, nilai < 𝑉𝑛 maka balok anak tipikal 1 masuk ke zona 2.
ɸ
KELOMPOK 4 | 79
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Dari keempat syarat diatas, didapat bahwa nilai minimal untuk sengkang
adalah 220.25 mm. Karena itu, dipilih nilai S pakai sebesar 250 mm. Namun,
sebelumnya kita cek terlebih dahulu nilai S yang kita pilih tadi apakah telah
memenuhi atau tidak, dengan perhitungan berikut:
𝐴𝑣𝑓𝑦𝑑 157.0796 × 300 × 440.5
𝑉𝑠 = = = 83.0323 𝑘𝑁
𝑠 250
𝑉𝑛 = 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠 = 100.5299 + 83.0323 = 183.5622 𝑘𝑁
𝑉𝑢𝑑
Karena, < 𝑉𝑛, maka nilai S sebesar 250 mm telah memenuhi syarat.
ɸ
Sehingga, kita mendapat tulangan sengkang untuk balok anak tipikal 1 yaitu
∅10 − 250.
Penulangan Torsi
Tulangan torsi berfungsi untuk menahan puntiran yang terjadi pada balok. Berikut
adalah hasil perhitungan desain penulangan torsi:
KELOMPOK 4 | 80
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 81
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). Peran kolom sangat penting pada struktur bangunan, oleh karena itu
diperlukan perencanaan yang baik agar kerja kolom dapat maksimal.
Berikut ini gaya dalam yang diterima kolom berdasarkan analisis ETABS.
Tipe 1 P M2 M3
Pmin 633.3033 40.071 24.3974
Pmax 7286.58 -92.9983 -102.064
M2min 3854.726 -128.405 -88.6387
M2max 1830.343 128.4046 88.6387
M3min 5396.122 -115.67 -165.987
M3max 1318.659 115.6697 165.9868
Tipe 2 P M2 M3
Pmin 390.0982 125.1417 60.9031
Pmax 6476.543 -72.78 -88.2811
M2min 2058.984 -286.381 -191.987
M2max 958.6132 286.3808 191.987
M3min 2951.798 -171.687 -406.446
M3max 712.0926 171.6868 406.446
Tipe 3 P M2 M3
Pmin 83.107 94.1157 47.997
Pmax 3435.029 -51.4416 -63.4101
M2min 221.9658 -203.085 -134.167
M2max 111.4215 203.0847 134.1672
M3min 313.4169 -124.791 -323.262
M3max 108.6864 124.7911 323.2617
KELOMPOK 4 | 82
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
𝐴𝑔 = 𝑏ℎ = 8002 = 640000
𝐴𝑔 𝑓𝑐′ 64000 × 35
= = 2240 𝑘𝑁 < 7286.5799 → 𝑜𝑘
10 10 × 1000
b. Sisi terpendek penampang kolom tidak kurang dari 300 mm
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = 𝑏 = 800 𝑚𝑚 > 300 𝑚𝑚 → 𝑂𝑘
c. Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4
𝑏 800
= = 1 > 0,4 → 𝑜𝑘
ℎ 800
Untuk tipikal lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.
KELOMPOK 4 | 83
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
3. Kuat Kolom
Berdasarkan SNI Pasal 21.6.2.2 disebutkan bahwa Kuat Kolom 𝜙𝑀𝑛
harus memenuhiΣ𝑀𝑐 ≥ 1,2 Σ𝑀𝑔
Σ𝑀𝑐 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑛 𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑖 𝑗𝑜𝑖𝑛
Σ𝑀𝑔 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑛 𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑖 𝑗𝑜𝑖𝑛
Nilai Mn kolom didapatkan dari diagram P-M hasil perhitungan dari
SpColumn. Sedangkan nilai Mn balok didapatkan dari perhitungan sub
bab sebelumnya.
Contoh perhitungan untuk kolom tipe 1 (lantai 1).
1,2 Σ𝑀𝑔 = 1,2(484,38 + 264,533) = 898,69 𝑘𝑁𝑚
𝜙𝑃𝑛−𝑎𝑏𝑣 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑠 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 2)
𝜙𝑃𝑛−𝑎𝑏𝑣 = 6476,543 𝑘𝑁 → 𝜙𝑀𝑛−𝑎𝑏𝑣 = 1274 𝑘𝑁𝑚
𝜙𝑃𝑛−𝑑𝑠𝑔 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
𝜙𝑃𝑛−𝑑𝑠𝑔 = 7286,58 𝑘𝑁 → 𝜙Mn−dsg = 1651 𝑘𝑁𝑚
Σ𝑀𝑐 = 𝜙𝑀𝑛−𝑎𝑏𝑣 + 𝜙Mn−dsg = 2925 𝑘𝑁𝑚 > 898,69 𝑘𝑁𝑚 → 𝑜𝑘
Untuk perhitungan kolom lainnya dapat dilihat pada tabel berikut.
KELOMPOK 4 | 84
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
0,09𝑠𝑏𝑐 𝑓𝑐′
𝐴𝑠ℎ =
𝑓𝑦𝑡
Dimana
𝑏𝑐 = lebar penampang inti beton (yang terkekang)
𝐴𝑐ℎ = luas penampang inti beton,diukur dari serat terluar hoops ke
serat terluar hoops di sisi lain
Contoh perhitungan kolom tipe 1.
Dicoba tulangan berdiameter D13 untuk hoops dengan jumlah 4
𝜋(13)2
𝐴𝑠ℎ =× 4 = 530,929 𝑚𝑚2
4
1
𝑏𝑐 = 𝑏𝑤 − 2 (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 + 𝑑𝑏 ) = 800 − 2(40 + 0.5(13)) = 707𝑚𝑚
2
2
𝐴𝑐ℎ = (𝑏𝑤 − 2(𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡)) × (𝑏𝑤 − 2(𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡)) = (800 − 2(40))
= 518400 𝑚𝑚2
Sehingga
𝐴𝑠ℎ 35 640000 𝑚𝑚2
= 0,3 (707 × )( − 1) = 4,14
𝑠 420 518400 𝑚𝑚
dan
𝐴𝑠ℎ 0,09 × 707 × 35 𝑚𝑚2
= = 5,0325
𝑠 420 𝑚𝑚
Jadi, diambil nilai yang terbesar yaitu 5,0325 mm 2/mm. Untuk tipikal
lainnya disajikan pada tabel berikut.
b. Spasi Maksimum
Menurut SNI Pasal 21.6.4.3, spasi maksimum adalah yang terkecil
diantara :
1. ¼ dimensi penampang kolom terkecil
KELOMPOK 4 | 85
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 86
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 87
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 88
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Vc+(75*fc'^0.5 Vc+1/3*fc'^
Vu/Ф (kN) zona I Vc+1/3*bw*d zona II zona III
/1200)*bw*d 0.5*bw*d
312.707 Perlu 89.1 98.836 LEBIH 527 YA
312.707 Perlu 352.6613543 362.397 YA
312.707 Perlu 352.6613543 362.397 YA
312.707 Perlu 352.6613543 362.397 YA
312.707 Perlu 352.6613543 362.397 YA
334.575 Perlu 677.3195764 696.018 YA
312.707 Perlu 677.3195764 696.018 YA
312.707 Perlu 677.3195764 696.018 YA
312.707 Perlu 677.3195764 696.018 YA
203.623 Tidak Perlu 773.1371255 794.480 YA
d. Sengkang diluar 𝑙𝑜
SNI pers (11-4) memberikan harga Vc bila ada gaya aksial yang
bekerja:
𝑁𝑢
𝑉𝑐 = 0,17 (1 + ) 𝜆√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 𝑑
14𝐴𝑔
Dengan
Nu = gaya tekan aksial terkecil dari kombinasi pembebanan
𝜆 = 1, untuk beton normal
𝑁𝑢 /𝐴𝑔 dinyatakan dalam MPa
Gaya aksial tekan terkecil setiap lantai didapatkan dari ETABS sebagai
berikut.
650,997
𝑉𝑐 = 0,17 (1 + ) (1)√35(800)(733) = 632,18 𝑘𝑁
14(8002 )
𝑉𝑢
< 𝑉𝐶 → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
𝜙
KELOMPOK 4 | 89
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 90
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
KELOMPOK 4 | 91
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Dimensi kolom pada desain bangunan kita paling kecil adalah 550 mm.
Diameter longitudinal pada balok lantai tersebut yang terbesar adalah sebesar 25
mm. Maka terpenuhi bahwa dimensi kolom = 550 mm > 20 x 25 = 500 mm
Panjang Joint
Menurut SNI 2847-2013 Pasal 23.5.2.1: dalam menentukan panjang joint yang
diukur paralel terhadap tulangan lentur balok yang menyebabkan geser di joint
sedikitnya 20 kali db longitudinal terbesar. Panjang joint = 20 x 25 = 500 mm.
KELOMPOK 4 | 92
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
untuk kolom lantai 10 adalah sebesar 4,22 mm 2/mm, maka dibutuhkan tulangan
confinement:
0,5𝐴𝑠ℎ
= 0,5 𝑥 4,22 = 2,11 𝑚𝑚2/𝑚𝑚
𝑠
Spasi vertikal hoop diizinkan untuk diperbesar hingga 150 mm. Sehingga:
Ash min = 150 mm x 2,11 mm2/mm = 316,5 mm2
Coba gunakan baja tulangan diameter 13 mm 4 kaki.
1
Ash pakai = 3 𝑥 4 𝑥 𝑝ℎ𝑖 𝑥 (13)2 = 398,197 mm2
Luas Ash yang didapat adalah 398,197 mm2. Karena sudah memenuhi area
tulangan hoop yang diperlukan, maka digunakan 3 kaki D13 dengan spasi 150
mm.
Perhitungan Geser di Joint, dan Cek Kuat Geser
Sesuai dengan hasil perhitungan pada tahap sebelumnya pada desain kolom
didapatkan besarnya gaya Vswayuntuk masing-masing lantai pada kolom. Gaya
tersebut akan digunakan dalam perhitungan kuat geser join.
Geser pada kolom atas Lantai 10:
Vsway= 234,53 kN
As = (A tulangan 1 x jumlah tulangan) + (A tulangan 2 x jumlah tulangan)
As = 2280,79 mm2
Maka dapat ditentukan gaya tarik yang terjadi pada tulangan sebesar
T1 = 1,25 As fy = 1140,39813 kN
T2 = C = 1,25 As fy = 1140,39813 kN
Gaya geser horizontal di Hubungan Balok-Kolom dapat dihitung dengan
KELOMPOK 4 | 93
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Vu = |T1 + C – Vsway|
Vu = 2046,2658 kN
SNI 2847-2013 Pasal 23.5.3.1 Kuat geser nominal joint yang dikekang di keempat
sisinya adalah:
Vn = 1,7√fc’Aj = 3042,34403
∅Vn = 0,75 x 3042,34403 = 2281,75802
Sehingga karena nilai Kuat geser nominal sudah lebih besar nilainya dibanding
geser yang terjadi, maka kuat geser joint sudah memadai.
KELOMPOK 4 | 94
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Diperiksa jenis dinding geser luar dan dalam berdasarkan panjang dan
tingginya. Untuk dinding geser bagian luar:
ℎ𝑤 36,5
= = 3,042 ≥ 2
𝑙𝑤 12
Untuk dinding geser bagian dalam:
ℎ𝑤 36,5
= = 5,214 ≥ 2
𝑙𝑤 7
Dapat disimpulkan kedua tipikal dinding geser merupakan dinding langsing.
Desain dinding geser dilakukan berdasarkan SNI Beton Pasal 21.9 mengenai
dinding struktur khusus dan balok kopel (coupling). Berdasarkan SNI Beton Pasal
21.9.2.1, rasio tulangan badan terdistribusi ρ l dan ρt untuk dinding struktur tidak
boleh kurang dari 0,0025, kecuali bahwa nilai Vu tidak melebihi 0,083λAcv√𝑓𝑐 ′, ρl
dan ρt diizinkan untuk direduksi menjadi nilai-nilai yang disyaratkan dalam 14.3.
Spasi tulangan untuk masing-masing arah pada dinding struktur tidak boleh
melebihi 450 mm. Tulangan yang menyumbang pada V n harus menerus dan harus
didistribusikan melintasi bidang geser.
Untuk dinding geser terluar:
𝐴𝑐𝑣 = 350(6000 + (6000 − 350)) = 4077500 𝑚𝑚2
Untuk beton normal, besar λ diambil sama dengan 1.
KELOMPOK 4 | 95
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Berdasarkan SNI Beton Pasal, untuk batang tulangan ulir yang tidak lebih
besar dari D16 dengan f y tidak kurang dari 420 MPa, rasio minimum tulangan
vertikal adalah sebesar 0,0012 dan untuk batang tulangan ulir lainnya sebesar
0,0015. Rasio minimum luas tulangan horizontal terhadap luas beton bruto harus
0,002 untuk batang tulangan ulir yang tidak lebih besar dari D16 dengan f y tidak
kurang dari 420 MPa atau 0,0025 untuk batang tulangan ulir lainnya.
Berdasarkan SNI Beton Pasal 21.9.2.2, paling sedikit dua tirai tulangan harus
digunakan pada suatu dinding jika Vu melebihi 0,17Acvλ√𝑓𝑐 ′.
Untuk dinding geser terluar:
KELOMPOK 4 | 96
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Di mana αc = 0,17 untuk hw/lw ≥ 2. Untuk semua segmen dinding vertikal yang
menahan gaya lateral yang sama, kombinasi V n tidak boleh diambil lebih besar
dari
𝑉𝑛 = 0,66𝐴𝑐𝑣 √𝑓𝑐′
Periksa kekuatan geser dinding geser bagian luar menggunakan rasio tulangan
minimum:
𝜙𝑉𝑛 = 0,75 × 4077500(0,17 × 1√35 + 0,0046 × 420) = 8978435 𝑁
= 8978,435 𝑘𝑁 ≥ 𝑉𝑢 → 𝑂𝐾!
KELOMPOK 4 | 97
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
pada dinding geser bagian dalam dan tulangan 2D22-250 untuk tulangan
longitudinal dan transversal pada dinding geser bagian luar. Kemampuan
kombinasi aksial tekan dan lentur diperiksa dengan program CSI Col.
Kebutuhan komponen batas di tepi-tepi dinding struktural harus dievaluasi
berdasarkan SNI Pasal 21.9.6. kombinasi momen dari gaya aksial terfaktor yang
bekerja pada dinding geser melebihi 0,2fc’
𝑃𝑢 𝑀𝑢 𝑦
+ > 0,2𝑓𝑐′
𝐴𝑔 𝐼
Daerah tekan harus diperkuat dengan elemen pembatas khusus yaitu:
𝑙𝑤
𝑐> 𝛿
600 (ℎ 𝑢 )
𝑤
Besaran δu/hw dalam persamaan di atas diambil sebesar 0,007. Periksa dinding
geser bagian luar:
Berikut hasil perhitungan rasio kapasitas dengan perangkat lunak CSI Column.
KELOMPOK 4 | 98
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Tabel 5. 28 Hasil Perhitungan Kapasitas Rasio Bottom End Shear Wall Bagian Luar
Tabel 5. 29 Hasil Perhitungan Kapasitas Rasio Top End Shear Wall Bagian Luar
Capacity Ratio untuk seluruh kombinasi beban bernilai <1, hal ini berarti
dinding geser dapat menahan seluruh kombinasi gaya.
Berikut ini hasil pemeriksaan dinding geser bagian dalam.
Berikut hasil perhitungan rasio kapasitas dengan perangkat lunak CSI Column.
KELOMPOK 4 | 99
LAPORAN TUGAS BESAR SI-4111 REKAYASA DAN PERANCANGAN STRUKTUR
Tabel 5. 30 Hasil Perhitungan Kapasitas Rasio Bottom End Shear Wall Bagian Dalam
Tabel 5. 31 Hasil Perhitungan Kapasitas Rasio Top End Shear Wall Bagian Dalam
Capacity Ratio untuk seluruh kombinasi beban bernilai <1, hal ini berarti
dinding geser dapat menahan seluruh kombinasi gaya.
KELOMPOK 4 | 100