dirasakan pada perancangan bangunan tinggi karena pengaruh beban lateral seperti gempa
atau angin akan sangat mempengaruhi simpangan horisontal (lateral drift) dan dengan
demikian akan mempengaruhi kenyamanan pemakainya. Pengaku terhadap beban lateral
dapat berupa portal balok-kolom (open frame), rangka batang silang (truss) atau dinding
tahan geser/ dinding geser/ DG (shear resistance wall atau shear wall disingkat SW ).
Sistem penahan beban lateral ini kemudian harus diikuti oleh sistem fondasi yang mampu
meneruskan beban itu ke tanah, apabila momen oleh gaya lateral lebih besar dari pada
kemampuan fondasi maka struktur dapat mengguling.
a. Portal balok-kolom
c. Dinding geser
3-1
menyesuaikan dengan keinginan arsitek. Di bawah ini disajikan beberapa tipe dinding
geser dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya.
Tipe tube (a) kurang bagus dari sisi keamanan terhadap bahaya kebakaran karena di dalam
tube sering digunakan untuk keperluan akses vertikal, misal ruang tangga/ lift/ escalator
3-2
(kecuali di dalam tube terdapat blower yang dapat menghembuskan udara segar saat terjadi
kebakaran), namun dari sisi arsitektur tipe ini disukai oleh sebab jarak jangkau yang relatif
sama ke segala arah sehingga membuat nyaman bagi pemakainya.
Dari sisi struktur bentuk ini sangat kokoh dan memiliki kekakuan sama ke segala arah,
namun bila terjadi momen puntir maka tipe ini akan memikul gaya geser lebih besar
dibandingkan dengan tipe (b), (c), (d), (e) dan (f) karena lengannya terhadap pusat
kekakuan (untuk tampang simetrik berada di pusat tampang) lebih pendek. Apabila sebuah
dinding geser kantilever tidak cukup kuat menahan gaya lateral atau tidak cukup kaku
untuk mengurangi simpangan lateral maka dua buah atau lebih dinding geser dapat
dirangkai menggunakan balok penghubung (coupled beam) yang umumnya memiliki
kekakuan yang tinggi (tipe f). Keuntungan pemakaian dinding geser secara umum adalah
seperti berikut ini.
1. mengurangi pengaruh puntir yang tidak menguntungkan bagi kolom khususnya pada
bangunan asimetrik,
2. mengurangi simpangan lateral secara total maupun antar tingkat (interstory drift) pada
bangunan tinggi menambah kenyamanan pemakai, mengurangi kerusakan nonstruktural
3. mengurangi sangat banyak gaya lateral dan momen pada kolom lainnya
4. dianjurkan untuk digunakan pada bangunan dengan sistem flat-slab
Di bawah ini akan dibahas diapragma dan dinding geser menurut versi ACI-318-2000 dan
UBC.
B. Diapragma
Sistem penahan beban lateral (portal balok-kolom, rangka batang silang, dinding
penahan geser) akan efektif bila seluruh beban yang berada di atas setiap lantai bangunan
itu dapat tersalurkan secara proporsional ke unsur-unsur penahan beban lateral. Sistem
yang
memanfaatkan plat lantai beton bertulang, rangka balok silang di bawah plat lantai kayu
atau baja. Dilaporkan pula dalam peraturan ACI 318-2000 bahwa dinding geser paling
efektif dibandingkan dengan sistem lain karena memiliki kekakuan yang sangat tinggi
bahkan dapat menyalurkan hampir seluruh gaya lateral apabila sistem diapragma yang
3-3
M
M > R + L diapragma fleksibel
20 kN
2R
2R
a. Sangat kaku
20 kN
20kN
2R
b. Cukup kaku
20 kN
20kN
2R
2R
20kN
2R
c. Sangat fleksibel
Gambar 3.4. menunjukkan pengaruh kekakuan diapragma pada reaksi tumpuan (dinding
geser). Pada dinding geser sangat kaku maka reaksi masing-masing dinding geser (SW)
akan proporsional terhadap kekakuan (inersia) dari dinding geser itu. Gambar 3.3.a
menunjukkan reaksi dinding geser tepi yang memiliki inersia 2R sebesar = (20 kN + 20
kN) * 2R/(2R+R+2R) = 16 kN, sedang dinding geser tengah akan menerima 8 kN. Tetapi
pada gambar 3.3.b karena diapragma tidak sangat kaku (melendut) maka dinding geser tepi
akan menerima beban lebih ringan ( misalnya 14 kN) sedang dinding geser tengah akan
meningkat ( misalnya 12 kN). Tetapi pada gambar 3.3.c dinding geser sangat fleksibel
3-4
maka dinding geser tengah akan menerima beban jauh lebih besar (misalnya 20 kN)
sedang dinding geser tepi justru menjadi lebih ringan (misalnya 10 kN)
Untuk menjadikan plat beton sebagai diapragma yang kaku dan dapat berfungsi
secara optimum perlu beberapa syarat antara lain ketebalan plat beton yang tidak kurang
dari 12,5 cm untuk plat monolitik dan tidak kurang dari 15 cm untuk plat beton yang dicor
dalam dua tahap (10 cm partially precast slab dan 5 cm in situ topping slab). Plat beton
harus dilengkapi pula dengan balok pengumpul (collector/drag) yang berfungsi
menyalurkan gaya geser ke sistem penahan vertikal dan balok rusuk (chord) yang
menyalurkan beban tarik dan tekan oleh gaya momen.
SFD
BMD
chord
ftarik
sayap/ elemen
pembatas/flange
+
collector
shear
wall
maks
badan/
web
ftekan
Angkur yang menghubungkan antara balok pengumpul (collector) dan dinding geser
sangat berperan apabila balok pengumpul berada disamping dinding geser. Karena
diapragma berupa balok tinggi dengan tampang profil C memiliki lengan yang relatif
besar, maka momen dapat ditahan oleh balok-balok rusuk saja (chord sebagai sayap /
flange ) yang menahan gaya tarik dan tekan, sedang gaya geser (shear) ditahan oleh bagian
bagian badan (web).
3-5
Batasan dimensi tampang dinding geser dan batasan regangan dapat dilihat pada gambar
3.6.
ACI-318-2000 memberikan ketentuan bahwa bila Hw /Lw > 2 dinding geser
berperilaku seperti balok kantilever (lendutan lentur lebih dominan) sehingga faktor
reduksi kekuatan dapat disamakan dengan balok (=0,85). Bila Hw /Lw < 2 maka dinding
geser berperilaku sebagai balok tinggi/ balok rangka diagonal dimana kerusakan geser
diagonal lebih dominan. Dengan menganggap elemen tekan berarah diagonal (kemiringan
o), maka kebutuhan jumlah tulangan dapat ditetapkan dengan persamaan di bawah ini.
Tulangan arah vertikal ( gaya T) meghindarkan retak diagonal beton.
T .d v.h
b
v V .
d
b.h
T V . 2
d
b
Bila 45 o T V .
d
3-6
Namun demikian dari persamaan keseimbangan benda bebas (free body) menunjukkan
adanya komponen horisontal sehingga tulangan horisontal juga diperlukan ( vu ). Sudut
retak ditentukan oleh perbandingan antara jumlah tulangan vertikal dan horisontal. Bila
jumlah itu sama maka sudut retak = 45o. Lebih jauh hitungan tulangan ini dapat dilihat
dalam bab balok tinggi (deep beam).
Untuk dinding geser dengan Hw /Lw < 2 pemakaian tampang persegi masih dapat
dimengerti, namun pada Hw /Lw > 2 dinding geser perlu diperkuat (elemen pembatas) pada
tepi-tepi tekannya agar tidak melipat karena beban vertikal (aksial) dan momen lentur.
Pada umumnya dinding geser hanya memikul momen lentur oleh beban horisontal (gempa)
dan beban aksial disekitarnya.
Menurut UBC (Uniform Building Code California, USA) bila beban aksial < 0,1
fc.Ag maka faktor reduksi kekuatan bervariasi secara linear antara 0,7 sampai dengan
0,9 sementara SNI-1726-2002 menyebutkan nilai itu berkisar antara 0,7 sampai dengan
0,85. Menurut UBC, gaya aksial pada dinding geser tidak boleh lebih besar dari 0,35.P o
dengan Po = 0,8..{0,85.fc(Ag Ast) + fy.Ast)} untuk sengkang biasa (bukan spiral).
Menurut UBC elemen pembatas diperlukan bila gaya aksial diantara 0,15 P o dan 0,35 Po.
Bila lebar elemen pembatas merupakan fungsi dari tinggi tingkat maka tinggi elemen
pembatas, H dapat ditentukan melalui grafik berikut
0,85
H/Lw
0,15
0,15 Po
0,35 Po
Menurut UBC elemen pembatas tidak diperlukan bila semua syarat berikut dipenuhi :
a. gaya aksial terfaktor Nu 0,1 fc.Ag untuk dinding geser simetrik dan Nu 0,05 fc.Ag
untuk dinding geser tidak simetrik.
b. Mu / ( Vu.Lw ) 1,0
3-7
ACI-318-2000 tidak menetapkan ukuran elemen pembatas ini, dalam hal tidak ada
aturannya maka ACI-318-2000 mengacu pada aturan yang ada di UBC. Syarat yang
dicantumkan dalam ACI-318 terkait dengan perlunya elemen pembatas bila tegangan tekan
di serat terluar > 0,2.fc.
g.n
B
bw
H
c 2.H
0,0015
0,003
Lw
Lb
Wt
3-8
Fi
Wi .hi
.V
Wi .hi
dengan :
Wi
hi
Fi
k y ,i , j
.Fi
y ,i
I y ,i , j
y ,i
I x ,i , j
.Fi
x ,i
Kekakuan sering diidentifikasikan dengan inersia dinding geser selama tinggi tingkat
dan jenis kolom sama (I = second moment of area of wall) sehingga ky,i,j Iy,i,j dan
ky,i Iy,i
b. Pengaruh momen torsi
y j .I y ,i , j
F " x ,i , j
2
( y ) 2 .I
j
y ,i , j ( x j ) .I x ,i , j
x j .I x ,i , j
F " y ,i , j
2
2
( y ) .I
j
y ,i , j ( x j ) .I x ,i , j
Fx ,i , j F 'x ,i , j F "x ,i , j
Fi .e y
Fi .e x
dengan :
Iy,i,j
Ix,i,j
Fi
Fx,i,j
Fy,i,j
3-9
Fx,i,j = gaya translasi arah-x pada tingkat ke-i dinding geser ke-j pengaruh
momen torsi Fi.ey
Fy,i,j = gaya translasi arah-y pada tingkat ke-i dinding geser ke-j pengaruh
momen torsi Fi.ex
F y,i,j + F y,i,j
4.
Fx,i,j + Fx,i,j
CR
ey
CM
Fi
ex
Fi
Penetapan momen pada tingkat ke-i dinding geser ke-j arah-x dan arah-y :
N
n i
5. Penetapan gaya aksial pada tiap tingkat pada dinding geser : N x,i , j dan N y ,i , j
6. Penetapan gaya geser pada tingkat ke-i dinding geser ke-j arah-x dan arah-y :
N
Vx ,i , j Fx , n, j . dan V y ,i , j Fy ,n , j .
n i
n i
3-10
ditempatkan dapat dihitung dan kemampuan dinding geser menahan momen dapat dihitung
melalui persamaan :
Pn = Cs + Cc - Ts
Mn = Cc.(.Lw-.a) + Cs .(.Lw-d) + Ts.(.Lw-d)
Bila nilai c divariasikan maka akan didapat banyak nilai Mn dan Pn sehingga dapat
digambarkan diagram interaksi. Penggunaan tulangan menjadi tidak efisien jika tulangan
bekerja dengan lengan momen yang kecil (Park dan Paulay, 1974). Selain mengurangi
efisiensi penggunaan tulangan, penempatan tulangan yang terlalu banyak pada badan
dinding geser juga akan mengurangi daktilitas.
Cardenas dan Magura di dalam Park dan Paulay (1975) seperti terlihat dalam
gambar 3.9 memperlihatkan perilaku tampang pada kondisi rasio tulangan yang sama
namun dengan penempatan jumlah tulangan lentur yang berbeda. Kurva pada tampang
bentuk persegi empat dengan tulangan lentur yang ditempatkan merata menunjukkan:
peningkatan rasio tulangan diikuti penurunan daktilitas yang cukup drastis. Kurva pada
tampang-I dengan rasio tulangan badan minimum (0,25%) dan sebagian besar tulangan
ditemptkan di sayap menunjukkan perilaku yang sama tetapi memiliki peningkatan
kekuatan momen yang lebih besar dan daktilitas yang lebih baik. Perbandingan di atas
menunjukkan bahwa tampang dinding geser efisien jika tulangan lentur sebagian besar
ditempatkan dekat dengan tepi tarik, sedangkan pada badan ditempatkan rasio tulangan
minimum untuk menahan geser saja.
3-11
3-12
Sumbu
g.n
Pn
B
bw
a
c 2.H
0,0015
0,003
Lw
d1
Lb
Cc1
Cc2
Ts1
Ts2 Ts3
Cs3
Cs2 Cs1
= 0,85.fc.B.(.c)
Lc
= Lw/2 (.c)/2
Mn
= Cc.Lc
dengan :
Cc1
Lc
2. Untuk a = .c > H
Cc1 = 0,85.fc.H.B
Cc2 = 0,85.fc.(.c-H).bw
Lc1
= Lw/2 - H/2
Lc2
Mn
3-13
dengan :
Cc1 dan Cc2
sn
dengan :
sn
c d n .0,003
c
dn
Es
Mn = Pn.e =
T
1
sn
1
.( .Lw d n )
2
3-14
Karena umumnya dinding geser menggunakan diapragma (plat lantai beton) yang kaku
maka hampir seluruh gaya geser pada bangunan itu akan didukung oleh dinding geser.
Dalam segala hal dinding geser tidak boleh rusak geser, oleh karenanya dinding geser
memperhitungkan pula pengaruh berbagai faktor antara lain faktor pembesaran dinamik
(DMF) seperti berikut. Apabila frekuensi alami gedung berdekatan dengan frekuensi
eksitasi gempa maka akan terjadi resonansi yang berakibat adanya pembesaran simpangan
tanpa pembesaran gaya. Nilai DMF bergantung pada nilai banding kedua frekuensi itu
(/p) dan rasio redaman (d). Dalam hal ini faktor itu
Vug
= DMF.o.Vu
dengan :
Vu,g
= gaya geser terfaktor yang diperbesar oleh faktor pembesaran dinamik dan
overstrength factor
Vu
Besarnya nilai DMF ditentukan oleh jumlah tingkat seperti dalam tabel berikut :
Tabel 3.1. Faktor pembesar dinamis
(T.Paulay and R.L. Williams, 1980)
BAYAKNYA TINGKAT (N)
FAKTOR (DMF)
15
0,1 N + 0,9
69
1,5
10 14
1,7
15 lebih
1,8
1
Vc
6
1
f c ' . Acv
dengan :
Lb
3-15
bw
= tebal badan
Bila Vc < Vu,g maka tulangan geser dipasang dalam 2 lapis (double curtain) , bila
sebaliknya maka jumlah tulangan geser cukup 1 lapis. Dalam segala hal Vu,g < 4.Vc, bila
tidak maka ukuran bagian badan diubah (misalnya tebal badan ditambah)
.Vn . Acv . f c ' Ast . f y harus lebih besar dari pada Vu,g
6
Bila Hw /Lw < 2, maka dinding geser berperilaku sebagai balok tinggi dengan tipe
kerusakan geser sehingga boleh digunakan = 0,70
.Vn . c Acv . f c ' Ast . f y harus lebih besar dari pada Vu,g
Ast = luas tulangan geser yang dipasang dengan jarak 450 mm namun luasan tulangan
geser itu 0,25% Acv dan diameter tulangan badan 12 mm. Bila Hw /Lw = 1,5 bisa
digunakan c = dan berangsur berubah secara linear c =1/6 pada Hw /Lw = 2.
N un Ast . f y
Agn
0,8.N u Ast . f y
0,8.bw .Lw
Bila tegangan yang terjadi merupakan fungsi gaya lintang dan memperhitungkan tinggi
efektif 80% maka :
vu
Vu
Vu
3-16
V
0,8.N u Ast . f y
Vu
V 0,8.N u
A
0,8.N u
Ast u
st u
0,8.bw .Lw
0,8.bw .Lw
fy
Ag Ag
Ag
0,8.N u 1
vu
min 0,0025
Ag f y
fy
dengan :
Ast = tulangan vertikal dalam badan
Ag = luasan bersih bagian badan (= 0,8.bw .Lw)
vu = tegangan geser yang terjadi (=Vu/Ag)
N u M u .(1 / 2).Lw
Pu
Nu
Mu
3-17
dengan :
Acf = luas elemen pembatas / sayap (=B.H)
Asf = luas tulangan di dalam elemen pembatas / sayap
Bila gaya aksial Pu > .0,8.0,85. f c '.( Acf Asf ) Asf . f y maka ukuran elemen pembatas/
sayap harus diubah. Tulangan pengekang diletakkan sejajar dengan arah panjang elemen
pembatas (long direction) dan arah lebar (short direction).
dengan :
s
bc
hc
Acf
Ac
fyh
3-18
Ash_y
hc
k
bc
h'
sv
Ash_x
sh
s
3-19
Gb.3.12. Detail
penulangan
dinding geser
40,000
35,000
234,846
30,000
221,678
129,621 ,
28,571
25,000
20,000
203,643
182,060
15,000
164,724
146,214
10,000
5,000
-
50000
250000 300000
bw
Gb.3.14. Dinding
geser tampang
persegi empat
Lw
Hitunglah penulangan yang diperlukan bila tinggi tingkat Lu = 4,5 m, lebar dinding geser
Lw = 7,977 m, tebal bw = 509 mm, tinggi bangunan Hw = 45,11 m, fc = 28 MPa, fy = 420
MPa, fyv = 420 MPa. Diameter tulangan utama = 35,9 mm, pada badan = 15,9 mm, pada
sengkang/ pengekang = 15,9 mm
Jawab :
3-20
Ag
Ig
4,06.10 6
2,1528.1013
17,47 MPa 0,2. f c ' 5,6 MPa
Karena tegangan yang terjadi melampuai 0,2 fc maka diperlukan elemen pembatas/
sayap. Ukuran sayap diperkirakan 813/1270 (32 x 50) dengan tulangan di dalamnya
2-4%. Digunakan 30D35,8 = (30). ..(35,8)2 = 30182,62 mm2 = 2,92 % diatur
seperti berikut ini.
1270
813
20.312.042 N
2 ( Lw H )
2
7977
20.312 kN .Pn 24.837,7 kN OK !!
Pu
Dicoba dengan c = H = 1270 mm, kemudian dihitung regangan pada tiap tulangan di
dalam elemen pembatas. Bila regangan itu leleh maka gaya yang dapat dipikul = luas
tulangan x tegangan leleh = A.fy, namun sebaliknya maka gaya yang dapat dipikul =
luas x tegangan kerja = A.fs = A.Es.s
sumbu
e
Pn
Lw
c =1270
813
13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,003
g.n
0,85.fc
Cc
c
(mm)
a
(mm)
d
(mm)
Pn (kN)
Mn (kNm)
5030,44
1270
1079,50
50,0
-0,00288
(2112,784)
(8320,792)
2012,17
1270
1079,50
156,4
-0,00263
(845,113)
(3238,427)
2012,17
1270
1079,50
262,7
-0,00238
(845,113)
(3148,538)
2012,17
1270
1079,50
369,1
-0,00213
(845,113)
(3058,648)
2012,17
1270
1079,50
475,5
-0,00188
(755,322)
(2653,334)
2012,17
1270
1079,50
581,8
-0,00163
(654,209)
(2228,555)
2012,17
1270
1079,50
688,2
-0,00137
(553,096)
(1825,286)
2012,17
1270
1079,50
794,5
-0,00112
(451,983)
(1443,526)
2012,17
1270
1079,50
900,9
-0,00087
(350,870)
(1083,276)
10
2012,17
1270
1079,50
1007,3
-0,00062
(249,757)
(744,535)
11
2012,17
1270
1079,50
1113,6
-0,00037
(148,645)
(427,304)
12
5030,44
1270
1079,50
1220,0
-0,00012
(118,829)
(328,955)
3-22
13
30182,62
1270
1079,50
7341,62
0,014342
12676,701
(42508,883)
(20882,539)
(72014,646)
16136,67
143050,40
Total
sumbu
Pn
Lw
c =2540
g.n
813
13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0,003
0,85.fc
Cc1
Cc2
c
(mm)
a
(mm)
d
(mm)
Pn (kN)
Mn (kNm)
5030,44
2540
2159
50,0
-0,00294
(2112,784)
(8320,792)
2012,17
2540
2159
156,4
-0,00282
(845,113)
(3238,427)
2012,17
2540
2159
262,7
-0,00269
(845,113)
(3148,538)
2012,17
2540
2159
369,1
-0,00256
(845,113)
(3058,648)
2012,17
2540
2159
475,5
-0,00244
(845,113)
(2968,759)
2012,17
2540
2159
581,8
-0,00231
(845,113)
(2878,870)
2012,17
2540
2159
688,2
-0,00219
(845,113)
(2788,980)
2012,17
2540
2159
794,5
-0,00206
(829,644)
(2649,685)
2012,17
2540
2159
900,9
-0,00194
(779,088)
(2405,354)
10
2012,17
2540
2159
1007,3
-0,00181
(728,531)
(2171,777)
11
2012,17
2540
2159
1113,6
-0,00168
(677,975)
(1948,954)
12
5030,44
2540
2159
1220,0
-0,00156
(1568,546)
(4342,217)
3-23
13
30182,62
2540
2,159
7341,62
0,005671
12676,701
(42508,883)
(35337,555)
(106871,639)
34428,10
189332,51
40000.00
35000.00
189332.51
30000.00
78,522 ,
24,376
172175.46
25000.00
Gb.3.18. Diagram
interaksi dinding
geser
158356.83
20000.00
143050.40
15000.00
10000.00
118568.47
5000.00
0.00
50000
= 250,08 mm2
= 711,48 mm2
3-24
= 153,66 mm2
= 437,16 mm2
= 28 MPa
fyv
= 420 MPa
3-25
Tulangan geser pada badan harus dijangkarkan ke dalam elemen pembatas dengan
suatu panjang tertentu syarat panjang penjangkaran dengan ujung berkait :
l dh
f y .d b
5,5
fc '
> 8.db
> 150 mm
dengan :
db
= diameter tulangan
420.15,8
250 mm dan > 8.15,8 = 126,4
5,5 28
Menurut persyaratan bila tidak digunakan ujung berkait maka panjang penjangkaran ldh
harus dinaikkan 3,5 kali lebih besar = 3,5 x 250 mm = 877 mm
Pengekang arah
pendek 4D15,8
1270
813
D15,8 300 mm
30D35,8
ldh
3-26
Definisi dinding geser berangkai sering dikatakan pula sebagai dinding struktur
berlubang (structural wall containing openings) atau sering disebut sebagai rangka portal
kaku dengan balok-balok tinggi (rigid jointed frame consisting of deep members). Dari
definisinya dapat diduga bahwa cara hitungan struktur biasa/ konvensional tidak dapat
diguankan. Hitungan menggunakan model analisis laminer dengan menggunakan
komputer merupakan cara terbaik untuk mendapatkan informasi gaya-gaya yang ada dalam
dinding geser berangkai. Balok penghubung dua dinding geser digantikan oleh ekivalen
media elastik menerus (equivalent continuous elastic medium) yang akan memudahkan
masalah statika tak tentu sehingga gaya geser diantara balok penghubung dengan dinding
geser dapat diketahui. Park dan Paulay (1975) mengatakan pada prinsipnya bahwa momen
pada setiap potongan harus seimbang :
Mo = Mu1 + Mu2 + Tu.l
l
dengan :
Mo
= momen eksternal
Mu1, Mu2
3-27
Kemampuan dinding geser berangkai akan lebih didominasi oleh perkalian gaya (T) dan
lengan (l) dari pada Mu1, Mu2 selama balok penghubung dua dinding geser itu mampu
menahan gaya geser yang terjadi. Peran balok penghubung sangat besar dalam mentransfer
gaya geser (berfungsi sebagai dowel) sehingga dinding geser berangkai merupakan
kesatuan monolitik. Oleh beban lateral berlebih biasanya balok penghubung mengalami
kerusakan (diharapkan kerusakan lentur) dan terbentuk sendi plastis. Dua sendi plastis
pada setiap ujung balok penghubung dinding geser akan mengakhiri kemampuan dinding
geser berangkai dalam menahan geser. Pada saat inilah dinding geser akan mengambil
peran melalui kemampuannya menahan momen Mu1, Mu2 (dinding geser berangkai berubah
menjadi dua buah dinding geser kantilever). Kuntuhan diakhiri oleh terbentuknya sendi
plastis pada masing-masing dinding geser (umumnya pada ujung bawah).
Perancangan dinding geser berangkai tertuju pada perancangan balok penghubung/
perangkai (SNI-03-2847-2002 pasal 23.6.7) sehingga tidak terjadi kerusakan geser
padanya tetapi kerusakan lentur dalam batas beban rancang. Seperti halnya dalam dinding
geser kantilever maka Mu1, Mu2 dapat ditetapkan melalui diagram interaksi dinding geser
setelah gaya aksial terfaktor Nu dapat ditentukan pada suatu titik tertentu. Gaya aksial aksil
terfaktor Tu dapat ditentukan dan penulangan untuk itu dapat dihitung.
Memperhatikan kemampuan beton menahan geser Vc = (4/6)fc (bw.d) maka gaya geser
maksimum pada balok penghubung yang didasarkan pada kemampuan lenturnya harus
sedikitnya sama dengan gaya geser beton maksimum tersebut.
Vu
ls
ls
s .Vc
s .
4
6
4
6
d
d
f c '.(bw .d )
f c '.(bw .d )
(d-d)
Gb.3.21.
Tampang balok
penghubung
Dengan memasukkan s = 0,7 dan f = 0,85 maka jumlah tulangan tarik dapat dihitung :
3-28
ls . f c '
Ast 1 s .l s . f c '.
0,7
.
bw .d 3 . f . f y .(d d ' ) 3.0,85 f y .(d d ' )
0,275.
ls . f c '
f y .(d d ' )
maks 0,25.
ls
fc '
f y .(d d ' )
Cara lain untuk menghindarkan kerusakan geser pada balok tinggi dapat digunakan
tulangan diagonal berikut :
Tu
Cu
Tu
Mu
Vu
Vu
Vu
Mu
Cu
Vu
2. f y . sin
Momen :
Mu
Vu .l s
l s .Tu . sin
2
3-29
A
jarak sengkang spiral
mengikuti peraturan
Gb.3.23.
Penulangan balok
diagonal
POT.
A-A
ls
panjang pengangkuran
mengikuti peraturan
3-30