Anda di halaman 1dari 8

2.

6 Shear Wall Frame Interaction System With Rigid Belt Truss

2.6.1 Pengertian

Sistem interaksi rangka dinding geser dengan rangka sabuk kaku, mengacu pada sistem
struktur yang digunakan dalam desain bangunan untuk menahan beban lateral seperti gaya angin
atau gempa. Sistem ini menggabungkan dua elemen utama: dinding geser dengan rangka sabuk
kaku. Sistem ini umumnya digunakan pada gedung bertingkat tinggi dan struktur lain yang
memerlukan stabilitas lateral. Hal ini memungkinkan perpindahan dan distribusi beban secara
efisien, meminimalkan deformasi struktural dan memastikan keselamatan bangunan dan
penghuninya.

Dinding Geser adalah elemen struktur vertikal yang terbuat dari beton bertulang atau
pasangan bata yang memberikan ketahanan lateral pada bangunan. Dinding geser dirancang
untuk menahan gaya geser yang ditimbulkan oleh beban lateral. Dinding geser biasanya terletak
di inti bangunan atau lubang lift dan tangga. Gaya lateral yang terjadi pada suatu gedung, baik
diakibatkan melalui struktur lantai yang berfungsi sebagai diafragma horizontal yang kemudian
akan ditahan oleh dinding geser karena memiliki kekakuan yang besar untuk menahan gaya
lateral.

Rangka sabuk kaku adalah elemen struktur horizontal yang menghubungkan dinding
geser dan rangka pada berbagai tingkat bangunan. Ini bertindak sebagai penghubung antara dua
sistem, memberikan kekakuan dan kekuatan lateral tambahan. Nair (1998) memperkenalkan belt
truss dengan sebutan virtual outriggerr karena penempatannya yang tidak berada di tengah denah
bangunan, tetapi masih tetap berfungsi sebagai outrigger. Rangka dirancang untuk
mendistribusikan gaya lateral secara efisien antara dinding geser dan rangka, sehingga
mengurangi risiko kegagalan struktural selama kejadian seismik atau angin kencang.

2.6.2 Rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core )

Belt truss mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan
inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt
trussing apabila berada di bagian bawahnya.

2.6.3 Sistem Interaksi Dinding Geser-Rangka dengan Belt Truss Kaku.


Rangka diperkaku (bangunan rangka-dinding geser) menjadi tidak efisien lagi di atas
ketinggian 40 lantai, karena banyak sekali diperlukan bahan untuk membuat pengaku yang
cukup kaku dan kuat. Efisiensi struktur bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan
menggunakan rangka sabuk (belt truss) horizontal untuk mengikat rangka ke inti.

Rangka tersebut diikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior.
Apabila inti geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan tegangan
– tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom – kolom ini berlaku sebagai strut
untuk melawan lendutan dari inti.

Apabila rangka diikat ke inti dengan menggunakan belt truss, maka rotasi di bagian atas
sistem ini akan ditiadakan. ( Gambar (a)). Kekuatan dan kekakuan sistem ini selanjutnya
ditingkatkan dengan menambah rangka sabuk tambahan pada lantai – lantai antara di dalam
bangunan (Gambar (b)). Pada setiap tingkat yang dilengkapi dengan rangka sabuk, rotasi akan
dicegah.

Taranath (1998) menyatakan bahwa pada sistim rangka kaku gaya-gaya lateral ditahan
seluruhnya oleh rangka bangunan, sehingga lendutan lateral rangka kaku disebabkan oleh:

1. Lentur kantilever, di mana ketika melawan momen guling rangka ini berlaku sebagai
balok kantilever vertikal yang melentur melalui deformasi aksial serat-seratnya, di sini
pemanjangan dan pemendekan kolom akan menghasilkan simpangan lateral, dan
menyambung 15-20% dari penyimpangan total struktur.
2. Defleksi karena lentur balok dan kolom, gaya geser horizontal dan vertikal pada kolom
dan balok menyebabkan terjadinya momen lentur, dan apa bila melentur maka seluruh
rangka mengalami distorsi. Penyimpangan akibat distorsi atau lentur pada balok 50-60%
sedangkan distorsi atau lentur pada kolom 14-20% dari penyimpangan total struktur.

Untuk bangunan yang menggunakan sistem dinding geser yang ketinggiannya di atas 500
kaki tidak akan praktis lagi untuk menahan beban lateral. Lendutan yang terjadi akan demikian
besarnya sehingga menyebabkan keretakan partisi. Semakin tinggi bangunan maka dinding geser
akan menyerap gaya geser yang besar, dan dengan demikian lebar dinding geser akan bertambah
besar. Salah satu cara untuk memperkecil lebar dinding geser dengan nilai kekuatan yang sama
yaitu dengan penambahan outrigger dan belt truss.

Efisiensi bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk
horizontal untuk mengikat rangka ke inti yang kemudian dihubungkan dengan kolom eksterior.
Apabila inti geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan tegangan-
tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-kolom ini akan berlaku sebagai strut
untuk melawan lendutan dari inti, artinya inti tersebut mengumpulkan gaya geser dan rangka
sabuk meneruskan gaya geser vertikal dan inti ke rangka fasade.

Pada struktur bangunan dapat ditempatkan satu atau beberapa rangka sabuk, lebih banyak
rangka yang digunakan lebih memperkaku struktur tersebut. Schueler (1989) menyatakan bahwa
penempatan belt truss pada bagian atas dan tengah bangunan cukup ekonomis sampai dengan
ketinggian 60 lantai.
Berikut adalah alur pembebanan pada interaksi dinding geser dengan belt truss kaku:

1. Rangka diikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior.

2. Jika inti geser melentur, belt truss akan menyalurkan tegangan aksial langsung ke kolom
luar.

3. Kolom-kolom ini akan berlaku sebagai strut untuk melawan lendutan dari inti.
2.6.4 Studi Kasus: Taipe 101

 Lokasi: Distrik Xinyi, Taioe, Taiwan


 Fungsi: kantor dan mall
 Ketinggian: puncak menara (508m atau 1.671 kaki), atap (448m), lantai 91 (390,6m),
permukaan laut (-1,2m)
 Jumlah lantai: 101 lantai + 5 lantai basement
 Ukuran lahan: 50mx50m
 Kekuatan gempa: 6.8-7.0 SR
 Kecepatan rata-rata angin: 134m/jam

Bangunan ini menggunakan material baja 60ksi, beton 10.000 psi dan menggunakan
beberapa sistem struktur yang diperlukan, antara lain: Outrigger Trusses, Moment Frames,
Belt Trusses. Untuk menahan gaya lateral sendiri, dipergunakan braced frame outrigger dari
inti bangunan hingga ujung terluat bangunan, rangka-ragkayang mengelilingi bangunan, dan
dinding geser.
Keberadaan bangunan ini berada di wilayah yang rentan gempa bumi dan angin sengit
Asia – Pasifik. Dan untuk menstabilkan menara terhadap guncangan gempa, angin topan,dan
terpaan angin, sebuah pendulum seberat kurang lebih 800 ton dipasang di lantai 88.

Bangunan ini mempunyai inti berbentuk persegi yang terdiri dari 16 kolom dalam empat
baris, yang dikuatkan seluruhnya oleh rangka momen antar lantai. Bangunan ini memiliki 8
kolom super yang ada di sekeliling bangunan dan, 2 di setiap sisi. Kolom ini diisi beton
berkekuatan 69MPa dari dasar basement hingga level 62.

Kolom-kolom ini mengontrol penyimpangan karena sebagian besar penyimpangan terjadi


pada tingkat yang lebih rendah karena rotasi guling. Pergeseran antar lantai dan gerak lateral
keseluruhan dibatasi pada ketinggian sebesar 200.

Pada keliling bangunan dari lantai dasar hingga lantai 26 di setiap sisi bangunan
dilengkapi dengan dua buah super kolom dan dua sub-super kolom juga dua buah kolom
sudut. Super kolom dan sub-super kolom tadi merupakan bagian kotakbaja yang diisi beton
dengan kekuatan 10.000 psi hal ini dilakukan untuk kekuatan dan kekakuan bangunan

a. Sistem Outrigger dan Core

Cadik adalah anggota struktural tambahan untuk menahan gaya guling. Dalam struktur, cadik
pada dasarnya mengikat dua sistem struktur menjadi satu, yaitu sistem inti (core system) dan
sistem perimeter dan fungsinya adalah untuk mengintergrasikan dua sistem tersebut menjadi satu
kesatuan yang lebih kokoh.
Sistem Outrigger dan Core dipasang pada tiap-tiap lantai tertentu pada bangunan yang
mempunyai hubungan langsung dengan core. Selain sebagai pengaku gaya lateral, sistem
outrigger juga digunakan untuk memperkecil ukuran kolom sehingga biaya bangunan bisa
menjadi lebih ekonomis.

Ketika dikenai beban lateral, cadik tertahan kolom menahan rotasi inti, menyebabkan
defleksi lateral dan momen pada inti yang menjadi lebih kecil. Hal ini karena cadik membantu
dalam mendistribusikan beban lateral secara merata di seluruh struktur, sehingga beban yang
diterima oleh inti menjadi lebih sedikit.

Selain menekuk inti, cadik juga membantu menahan momen eksternal ddengan cara
menyalurkan sebagian beban tersebut ke kolom-kolom luar bangunan. Kolom-kolom ini
kemudian menanggung tegangan aksial dan kompresi yang dihasilkan dari beban lateral,
sehingga meningkatkan kekakuan dan stabilitas keseluruhan bangunan.

b. Sistem Rangka sabuk kaku

Di Taipe 101, rangka sabuk di bawah tingkat 27 memiliki kedalaman dua lantai di tingkat 9,
19 dan 27. Untuk lantai atas, rangka sabuk memiliki kedalaman satu lantai, setiap 8 lantai
mengikat kolom perimeter utama dengan penyangga silang, yang berfungsi untuk meningkatkan
kekakuan dan stabilitas struktur, serta memastikan distribusi beban yang merata ke seluruh
sistem struktural.

Rangka sabuk ini, mengumpulkan dan memindahkan beban perimeter ke dua kolom super di
setiap sisi. Dengan cara ini, rangka sabuk membantu dalam mendistribusikan beban lateral secara
efisien dan menyalurkannya ke kolom-kolom utama.
Alur pembebanan:

1. Dinding geser dan rangka sabuk terhubung melalui cadik dan balok, pelat sekitar dinding
geser.
2. Gaya lateral yang bekerja pada bangunan diterima dan ditahan oleh outrigger yang
kemudian disalurkan ke core.
3. Core akan mentransfer beban ini ke rangka sabuk kaku.
4. Rangka sabuk kaku akan mendistribusikan beban ini ke seluruh bangunan, termasuk
kolom-kolom utama diluar bangunan.

Anda mungkin juga menyukai