Dosen:
Dr. Russ Bona Frazila, ST., MT. dan Dr. Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo,
MT.
Asisten:
Michael Freddy 15012104
Disusun oleh:
Dina Amalia 15013088
Siti Raudhatul Fadilah 15013106
i
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen : Dr. Russ Bona Frazila, ST., MT. dan Dr. Ir. R Sony Sulaksono Wibowo
MT.
telah diperiksa dan disetujui memenuhi ketentuan serta layak untuk dinilai sebagai
syarat kelulusan mata kuliah SI-4243 Rekayasa Prasarana Antar Moda semester II
tahun ajaran 2015/2016.
Michael Freddy
15012104
KELOMPOK 41 II
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Rekayasa
Prasarana Antar Moda SI-4243 ini dengan baik. Pembuatan Laporan Tugas Besar Rekayasa
Prasarana Antar Moda SI-4243 ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Besar Rekayasa Prasarana Antar Moda SI-4243 oleh dosen Rekayasa Prasarana Antar Moda
Bapak Dr. Russ Bona Frazila, ST., MT. dan Bapak Dr. Ir. R Sony Sulaksono Wibowo MT.
Penulis berterima kasih kepada orang tua yang telah mendukung dan mendoakan
selama proses pembuatan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen
Rekayasa Prasarana Antar Moda Bapak Dr. Russ Bona Frazila, ST., MT. dan Bapak Dr. Ir. R
Sony Sulaksono Wibowo MT. atas segala bimbingan dan arahan dalam proses pembuatan
Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi SI-223 Laporan Tugas Besar Rekayasa Prasarana
Antar Moda SI-4243. Penulis juga berterima kasih kepada asisten tugas besar Rekayasa
Prasarana Antar Moda yakni Michael Freddy atas segala arahan dan bimbingannya dalam
pembuatan tugas besar Rekayasa Prasarana Antar Moda ini. Terima kasih kepada rekan-
rekan Teknik Sipil yang telah berkontribusi serta pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam
pembuatan laporan ini.
Pembuatan Laporan Tugas Besar Rekayasa Prasarana Antar Moda SI-4243 ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam laporan ini. Penulis menerima kritik dan saran demi kemajuan dan
peningkatan kualitas. Akhir kata, penulis berharap dengan disusunnya tugas besar ini dapat
bermanfaat bagi kami selaku penulis dan teman-teman yang lain.
Penulis
KELOMPOK 41 III
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
DAFTAR ISI
KELOMPOK 41 IV
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
DAFTAR GAMBAR
KELOMPOK 41 V
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Peubah Bebas dan Peubah Tidak Bebas ...................................................... 7
Tabel 3.2 Matriks Korelasi Peubah Bebas dan Peubah Tidak Bebas ...................................... 7
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Tiga Tahapan Analisis Regresi-Linear-Berganda ........................ 8
KELOMPOK 41 VI
BAB I
PENDAHULUAN
1
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas besar SI-4243 Rekayasa Prasarana Antar Moda ini
adalah sebagai berikut.
1) Melakukan proyeksi kebutuhan peti kemas di Pelabuhan Nunukan pada tahun 2044
2) Mendesain fasilitas sisi darat dari pelabuhan sesuai kebutuhan peti kemas pada tahun
2044
3) Melakukan studi kelayakan ekonomi dari pengembangan pelabuhan pada tahun 2044
KELOMPOK 41 2
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
BAB II
METODOLOGI
Alternatif pengembangan
pelabuhan
Layout pelabuhan
(tata letak fasilitas sisi
darat)
Kesimpulan dan
rekomendasi
KELOMPOK 41 3
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 4
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
BAB III
PROYEKSI DEMAND
3.1 Metoda Proyeksi
Metode proyeksi digunakan untuk memperkirakan jumlah peti kemas pada akhir umur
rencana. Dengan menggunakan metode proyeksi tertentu, akan dihasilkan suatu persamaan
yang merupakan hubungan antara jumlah peti kemas dengan parameter-parameter lain yang
memiliki korelasi dengan perubahan arus peti kemas di zona pelabuhan tertentu. Pada tugas
besar ini, digunakan metode proyeksi ekonometri dengan analisis regresi-linear-berganda
(Multi Linear Regression).
Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel
dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independen yang relevan dan cukup
signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut. Metode ekonometri memiliki dua
keunggulan sebagai alat prakiraan. Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi
nilai variabel yang penting. Kedua adalah metode ekonometri dapat mengestimasi perilaku
hubungan antara variabel-variabel.
Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model
ekonometri ini.
1) Menentukan zona hinterland. Yang dimaksud dengan hinterland adalah daerah
belakang suatu pelabuhan di mana luasnya relatif dan tidak mengenal batas
administratif suatu daerah, provinsi, atau batas suatu negara, namun bergantung
kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut.
2) Mengumpulkan data dari tiap parameter sosio-ekonomi yang relevan terhadap
dependen variabel yang dicari. Data yang dicari merupakan data tiap parameter
sosio-ekonomi pada dalam cakupan zona hinterland yang terlah didefinisikan pada
tahap 1.
3) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi dengan analisis regresi linear
berganda (Multi Linear Regression).
4) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
Dalam hal ini, analisis regresi-linear-berganda (Multi Linear Regression) digunakan
untuk hubungan linear antara jumlah pergerakan peti kemas yang dibangkitkan atau tertarik
oleh zona dan parameter sosio-ekonomi rata-rata dari zona hinterland. Analisis regresi linear
berganda dilakukan dengan metode analisis langkah demi langkah tipe 1. Metode ini secara
bertahap mengurangi jumlah peubah bebas sehingga didapatkan model terbaik yang hanya
terdiri dari beberapa peubah bebas. Berikut ini adalah tahapan pada analisis regresi linier
berganda. Berikut ini adalah tahapan pada metode analisis langkah demi langkah tipe 1 :
KELOMPOK 41 5
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Tahap 3: Menentukan parameter yang mempunyai korelasi terkecil terhadap peubah tidak
bebasnya dan hilangkan parameter tersebut. Lakukan kembali analisis regresilinear-berganda
dan dapatkan kembali nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien
regresinya.
Tahap 4: Melakukan kembali tahap (3) satu demi satu sampai hanya tertinggal satu
parameter saja.
Tahap 5: Mengkaji nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi
setiap tahap untuk menentukan model terbaik dengan kriteria berikut:
• semakin banyak peubah bebas yang digunakan, semakin baik model tersebut
• tanda koefisien regresi (+/−) sesuai dengan yang diharapkan
• nilai konstanta regresi kecil (semakin mendekati nol, semakin baik)
• nilai koefisien determinasi (R2) besar (semakin mendekati satu, semakin baik)
Berdasarkan tahapan di atas, akan diperoleh hasil akhir berupa suatu persamaan
linier yang menunjukkan hubungan antara jumlah peti kemas dengan parameter sosio-
ekonomi yang mempengaruhi arus peti kemas di zona hinterland. Persamaan ini nantinya
akan digunakan untuk memprediksi jumlah peti kemas di akhir umur rencana.
KELOMPOK 41 6
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
perikanan budidaya, dan PDRB di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,
maka semakin tinggi pula arus pergerakan peti kemas di Pelabuhan Nunukan.
3. Mencari data TEU’s, jumlah penduduk, produksi perikanan budidaya, dan PDRB dalam
rentang tahun tertentu. Data TEU’s Pelabuhan Nunukan hanya tersedia dari tahun
2010-2014. Maka, dicari data jumlah penduduk, produksi perikanan budidaya, dan
PDRB pada rentang tahun yang sama yaitu 2010-2014 melalui website Badan Pusat
Statistik (BPS). Berikut ini adalah rekapitulasi data-data yang diperoleh.
Peubah bebas yang dimaksud adalah jumlah penduduk (X1), produksi perikanan
budidaya (X2), dan PDRB (X3). Sedangkan peubah tidak bebas adalah jumlah TEU’s
(Y).
4. Membuat matriks korelasi peubah bebas dan peubah tidak bebas. Dalam hal ini
dilakukan analisis regresi-linear-berganda dengan semua peubah bebas terpilih untuk
mendapatkan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien
regresinya. Analisis regresi-linear-berganda dilakukan dengan menggunakan fitur
regression pada Microsoft Excel. Caranya adalah sebagai berikut : File option
Add-Ins Analysis ToolPak Ok klik menu Data Data Analysis Regression
Pada bagian Input Y Range, blok semua data TEU’s Pada bagian Input X Range,
blok semua data peubah tidak bebas yang ingin dicari korelasinya dengan peubah
tidak bebas Ok. Selanjutnya, akan ditampilkan nilai koefisien determinasi (R2) dari
masing-masing peubah bebas yang ditinjau. Nilai R2 ini selanjutnya diisi pada matriks
korelasi. Rekapitulasi hasil perhitungan matriks korelasi peubah bebas dan peubah
tidak bebas tersaji pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Matriks Korelasi Peubah Bebas dan Peubah Tidak Bebas
Y
Y 1
X1 0.926565113
X2 0.951623529
X3 0.795527437
KELOMPOK 41 7
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
6. Menentukan model persamaan linier yang menunjukkan hubungan antara jumlah peti
kemas dengan parameter sosio-ekonomi yang mempengaruhi arus peti kemas di zona
hinterland. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.3, dipilih persamaan dari
tahap 1 berdasarkan pertimbangan berikut :
a. Ada tiga peubah bebas yang digunakan. semakin banyak peubah bebas yang
digunakan, semakin baik model tersebut
b. Tanda koefisien regresi sesuai dengan yang diharapkan yaitu positif (+)
c. Nilai koefisien determinasi (R2) paling besar yaitu 0,97237653.
Maka model persamaan linier untuk memprediksi jumlah peti kemas di akhir umur
rencana adalah sebagai berikut.
𝑌 = −6447,054396 + 0,001533021 𝑋1 + 0,004445348 𝑋2 + 0,00279153 𝑋3
Di mana :
- Y = jumlah peti kemas (TEUs)
- X1 = jumlah penduduk (jiwa)
- X2 = produksi perikanan budidaya (ton)
- X3 = Produk Domestik Regional Bruto, PDRB (milyar Rupiah)
Sebelum menghitung jumlah peti kemas di tahun 2044, harus dicari terlebih dahulu
proyeksi X1, X2, dan X3 di tahun 2044. Nilai ini dicari dengan menggunakan fungsi forecast
pada Microsoft Excel. Berdasarkan hasil forecast tersebut diperoleh :
- Jumlah penduduk tahun 2044 = X1 = 8574861,8 jiwa.
- Produksi perikanan budidaya tahun 2044 = X2 = 2492052,2 ton.
- PDRB tahun 2044 = X3 = 1735582,57 milyar rupiah
Maka, jumlah peti kemas pada tahun 2044 adalah :
𝑌 = −6447,054396 + (0,001533021 ×8574861,8) + (0,004445348 ×2492052,2) +
(0,00279153 ×1735582,57) =22621, 36204
KELOMPOK 41 8
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah peti kemas pada tahun 2044 adalah
sebanyak 22.622 TEU’s.
BAB IV
DESAIN FASILITAS SISI DARAT
Data
Untuk menghitung panjang dermaga, dibutuhkan beberapa data berikut yaitu:
1) Jumlah bongkar muat container tahun 2044
Data ini bisa didapatkan dari Bab III yang ditunjukkan oleh variabel y (TEU’s).
Pada tahun 2044, jumlah bongkar muat container adalah sebesar 22621.36204 TEU’s.
KELOMPOK 41 9
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah perhitungan panjang dermaga yang dibutuhkan untuk melayani
kapal yang masuk.
1) Produktivitas crane per hari untuk tahun 2044
= Jumlah efektif jam kerja dalam satu hari×produktivitas crane per jam
= 21 jam×12 TEU’s/crane/hour
= 252 TEU’s/crane/day
2) Jumlah crane per hari di tahun 2044
Bongkar muat container per tahun×Produktivitas crane per hari
=
Jumlah efektif hari kerja
486251.76 TEU’s×252 TEU′s⁄crane/day
=
21 jam/hari
= 0.2494 crane / hari = 1 crane / hari
3) Panjang kapal untuk container
Berdasarkan Standar Kinerja Utilisasi Dirjen Perhubungan Laut tahun 1999,
panjang kapal container standar adalah 100 meter per kapal. Maka, panjang kapal
container dapat dihitung dengan cara berikut.
Jumlah crane per hari×100 m
Panjang kapal container =
𝐵𝑂𝑅
1×100
Panjang kapal container =
70%
Panjang kapal container = 142.8571 m
4) Untuk menentukan panjang dermaga yang akan didesain, maka harus ditentukan
dahulu jenis dan jumlah kapal yang akan melayani Pelabuhan Nunukan ini. Beberapa
jenis kapal secara umum beserta karakteristiknya adalah sebagai berikut.
KELOMPOK 41 10
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Pada tugas besar ini, terdapat pertambahan draft kapal sebesar 1 meter sehingga
draught yang dihasilkan adalah 13 meter. Artinya, dermaga ini hanya bisa melayani
jenis kapal feeder ship dan panamax-size.
Kemudian, dilakukan iterasi proporsi ukuran kapal pada tabel sebelumnya
sehingga mendapatkan jumlah kapal ideal yang sesuai dengan panjang dermaga yang
diinginkan. Iterasi ini harus menghasilkan total panjang seluruh kapal yang melayani
harus mendekati dan lebih besar dari panjang kapal container. Pada perhitungan
sebelumnya, panjang kapal container yang dihitung pada tahap sebelumnya
menghasilkan nilai 142.8571 meter, maka dari iterasi yang dilakukan, diperoleh hasil 1
buah kapal jenis feeder ship (dengan length of all sebesar 200 meter dan 800 TEU’s)
yang dapat dapat melayani Pelabuhan Nunukan.
Maka, dapat dihitung total panjang kapal yang melayani Pelabuhan Nunukan ini,
yaitu:
Total panjang kapal = jumlah kapal×Panjang 1 kapal
Total panjang kapal = 1×200 = 200 m
5) Panjang Dermaga
Pelabuhan peti kemas cocok dengan penggunaan bentuk dermaga
memanjang yaitu muka dermaga sejajar dengan garis pantai sehingga kapal-kapal
akan bertambat dan sekaligus berleret memanjang. Secara ilustratif, bentuk dermaga
memanjang adalah seperti di bawah ini.
Setelah mengetahui jenis dan jumlah kapal yang akan melayani Pelabuhan
Nunukan, maka dapat dihitung panjang dermaga yang dibutuhkan pada tahun 2044,
yaitu sebagai berikut.
Panjang dermaga = Total panjang kapal + (Jumlah kapal − 1) x 15 + (2 x 25 meter)
KELOMPOK 41 11
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 12
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 13
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 14
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Pemindahan peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan peti kemas atau
container yard dan sebaliknya dari lapangan penumpukan ke kapal dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam peralatan. Tata letak peti kemas di lapangan penumpukan
tergantung pada sistem penanganan peti kemas yang digunakan. Selain itu, setiap alat
memiliki ukuran yang berbeda sehingga memerlukan lebar jalur yang berbeda dalam
beroperasi.
Berdasarkan pada peralatan (container handling system) yang digunakan di container
yard, siistem penanganan peti kemas dapat dibedakan menjadi empat tipe berikut ini.
1. Sistem Chassis
Pada sistem ini, peti kemas ekspor ditaruh di atas chassis dan ditempatkan di
lapangan penumpukan (container yard). Peti kemas dan chassis-nya ditarik oleh traktor
menuju ke dermaga dan kemudian quai gantry crane mengangkat peti kemas dari chasis
dan memasukannya ke dalam kapal. Selanjutnya quai gantry crane mengambil peti
kemas dari kapal dan menempatkannya di atas chasis yang masih berada di dermaga.
KELOMPOK 41 15
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 16
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
kemas diperlukan kembali mengangkut peti kemas ke truck trailer. Berikut ini adalah
gambar yang menunjukkan tata letak peti kemas di lapangan penumpukan peti kemas
dengan sistem straddle carrier.
Gambar 4.5 Penyimpanan Peti Kemas di Container Yard dengan Sistem Straddle Carrier
KELOMPOK 41 17
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 18
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Pada tugas besar ini, data container handling system pada Pelabuhan Nunukan
kurang lengkap sehingga diasumsikan digunakan sistem RTG karena sistem RTG
memiliki kapasitas yang lebih besar dan merupakan sistem yang baik. Diasumsikan
pula stacking height 1 over 2 dengan breadth or line of containers sebesar 9. Maka
berdasarkan asumsi di atas, dapat ditentukan nilai ATEU adalah 15.
5) Rasio dari tinggi tumpukan rata-rata dengan tinggi tumpukan maksimum (H)
Nilai H ini biasanya diambil antara 0.5 – 0.8. Faktor ini bergantung pada
kebutuhan shifting and digging dari container di area penyimpanan. Pada tugas besar
ini, diasumsikan nilai H sebesar 0.8.
Perhitungan
Berikut ini adalah perhitungan panjang dermaga yang dibutuhkan untuk melayani kapal
yang masuk.
1) Jumlah bongkar muat container pada tahun 2044 (CTEU)
𝐶𝑇𝐸𝑈 = Jumlah bongkar muat container tahun 2044 x 75 %
𝐶𝑇𝐸𝑈 = 803 TEU’s x 75 % = 602.25 TEU’s
KELOMPOK 41 19
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
3) Jumlah slot
AT ×N
Jumlah Slot =
ATEU
317.625×0.75
Jumlah Slot =
15
Jumlah Slot = 15.8813 slot ≈ 16 slot
Berikut ini adalah hasil perhitungan luas lapangan penumpukan petikemas (container
yard / container park area) pada tiap tahun sampai umur rencana (tahun 2044) adalah
sebagai berikut.
KELOMPOK 41 20
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 21
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Di mana :
HCR = Holding Capacitiy Required
CFSCMY = Container Fraight Container Movements Per Year
ATT = Average Transit Time (diasumsikan antara 4 – 15 hari)
CFSASA = Container Freight Station Stacking Area
ASH = Average Stacking Height (diasumsikan antara 1 – 4 meter)
CFSASA = Container Freight Station Average Strorage Area
AF = Access Factor (diasumsikan antara 0.2 – 0.6)
- 0,2 menandakan bahwa CFS hanya dapat diakses oleh truk bermuatan kecil
dan/atau efisiensi CFS kecil
- 0,6 menadakan bahwa CFS dapat diakses oleh truk bermuatan besar dan/atau
efisiensi CFS besar
RCSF = Reserve Capacity Factor (diasumsikan antara 25% - 50%)
Semakin besar nilainya maka kualitas penyimpanan barang semakin baik
CFSDSA = CFS Design Storage Area
Asumsi
Perhitungan dalam kasus ini mengasumsikan bahwa 1 TEU membutuhkan ruang sebesar 29
m3. Selain itu, diambil asumsi bahwa 75 % jumlah bongkar muat container akan langsung ke
Container Park Area (CPA) dan sisanya sebesar 25 % akan disimpan di Container Freight
Station (CFS).
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk perencanaan CFS pada tahun 2010 :
a. Jumlah bongkar muat kontainer di tahun 2010 = 803 TEUs
b. CFSCMY = Jumlah bongkar muat container tahun 2010 x 25 %
CFSCMY = 803 x 25 % = 200,75 TEU’s
c. ATT = 7 hari (asumsi)
KELOMPOK 41 22
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
d. ASH = 4 m (asumsi)
e. AF = 0.6 (asumsi)
f. RCSF = 50 % (asumsi)
g. 𝐻𝐶𝑅 = 𝐶𝐹𝑆𝐶𝑀𝑌 ×𝐴𝑇𝑇/365
7
𝐻𝐶𝑅 = 200,75 × 365 = 3,85 TEU’s
Hasil perhitungan luas CFS untuk masing – masing tahun rencana adalah sebagai berikut:
KELOMPOK 41 23
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 24
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 25
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 26
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Tingkat pemakaian peralatan merupakan jumlah petikemas (ton barang) dalam satu periode
(bulan/tahun) yang melewati dermaga, dan dapat dilayani oleh peralatan. Tingkat pemakaian
peralatan dapat dicari dengan rumus berikut :
𝑋
𝑈𝐴 = ×100%
𝑁𝐴 ×𝑌𝐴 ×𝐵𝑊𝑇×𝑊𝐷
Di mana:
UA = Utilitas peralatan (%)
X = Perkiraan jumlah TEU’s yang diangkut di pelabuhan per tahun
NA = Jumlah alat
YA = Jumlah TEU’s yang diangkut oleh alat/jam
BWT = Jam kerja per hari
WD = Hari kerja yang tersedia per tahun
KELOMPOK 41 27
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Contoh perhitungan jumlah peralatan bantu bongkar muat pelabuhan ini untuk tahun 2010
adalah sebagai berikut:
𝑋
f. 𝑁𝐶𝐶 = ×100%
𝑈𝐶𝐶 ×𝑌𝐶𝐶 ×𝐵𝑊𝑇×𝑊𝐷
803
𝑁𝐶𝐶 = 80%×20×21×360 ×100% =0,006639 unit ≈ 1 unit
Hasil perhitungan tingkat pemakaian Container Crane (CC) setiap tahunnya tersaji pada tabel
berikut.
KELOMPOK 41 28
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 29
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
d. WD = 360
e. BWT = 21
𝑋
f. 𝑁𝑅𝑇𝐺𝐶 = 𝑈 ×100%
𝑅𝑇𝐺𝐶 ×𝑌𝑅𝑇𝐺𝐶 ×𝐵𝑊𝑇×𝑊𝐷
803
𝑁𝑅𝑇𝐺𝐶 = ×100% =0,013277 unit ≈ 1 unit
80%×10×21×360
Hasil perhitungan tingkat pemakaian Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) setiap tahunnya
tersaji pada tabel berikut.
KELOMPOK 41 30
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
d. WD = 360
e. BWT = 21
𝑋
f. 𝑁𝑇𝑇𝑈 = 𝑈 ×100%
𝑇𝑇𝑈 ×𝑌𝑇𝑇𝑈 ×𝐵𝑊𝑇×𝑊𝐷
803
𝑁𝑇𝑇𝑈 = 80%×3×21×360 ×100% = 0,044257 unit ≈ 1 unit
Hasil perhitungan tingkat pemakaian Truck Trailer Unit (TTU) setiap tahunnya tersaji pada
tabel berikut.
KELOMPOK 41 31
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 32
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
BAB V
KELAYAKAN FINANSIAL
Studi Kelayakan (Feasibility study) adalah suatu studi atau pengkajian apakah suatu
usulan proyek/gagasan usaha apabila dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai
dengan tujuannya atau tidak. Objek atau subjek studi kelayakan pada tugas besar ini adalah
usulan pengembangan fasilitas sisi darat Pelabuhan Nunukan berdasarkan proyeksi demand
di tahun 2044. Usulan proyek/gagasan usaha tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki dari aspek
finansial, apakah memenuhi persyaratan untuk dapat berkembang atau tidak.
Analisa kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial
yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan.Model
evaluasi kelayakan finansial yang akan dipergunakan dalam tugas besar ini adalah evaluasi
kelayakan finansial yang memperhitungkan perbandingan nilai biaya-manfaat dengan
menggunakan indikator finansial : Internal Rate of Return (IRR), Benefit-Cost Ratio (BCR),
dan Net Present Value (NPV).
Sebenarnya analisis ekonomi juga merupakan analisis finansial, hanya saja dalam
melakukan perhitungan terdapat perbedaan antara analisi finansial dan ekonomi. Dalam
analisis ekonomi variabel harga yang dipakai adalah harga bayangan sedangkan dalam
analisis finansial variabel harga yang dipakai adalah data harga riil. Untuk pengerjaan tugas
besar ini akan melakukan analisis finansial yang memerlukan data cost dan revenue dari
Pelabuhan Nunukan hingga akhir umur rencana di tahun 2044.
Perhitungan Cost
Perhitungan cost ini bertujuan untuk menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh pihak
pengelola pelabuhan, yang nantinya akan menjadi parameter dalam analisis kelayakan
finansial. Perhitungan cost berdasarkan tahun rencana dilakukan berdasarkan langkah-
langkah berikut :
1. Menentukan data biaya, jumlah pekerja, dan parameter ekonomi untuk
setiap fasilitas sisi darat pelabuhan.
Berikut adalah default harga yang digunakan dalam pengerjaan tugas besar ini.
Biaya Investasi Biaya Maintenance per Tahun Gaji Operator per Tahun Satuan
IDR 12,000,000.00 IDR 700,000.00 - per m2
IDR 15,000,000.00 IDR 1,100,000.00 - per m2
IDR 20,000,000.00 IDR 1,100,000.00 - per m2
IDR 78,900,000,000.00 IDR 600,000,000.00 IDR 72,000,000.00 per unit
IDR 22,355,000,000.00 IDR 350,000,000.00 IDR 72,000,000.00 per unit
IDR 22,355,000,000.00 IDR 350,000,000.00 IDR 72,000,000.00 per unit
IDR 4,896,665,500.00 IDR 250,000,000.00 IDR 72,000,000.00 per unit
IDR 1,972,500,000.00 IDR 200,000,000.00 IDR 72,000,000.00 per unit
- - IDR 120,000,000.00 per unit
Data jumlah pekerja pelabuhan dan perkantoran serta jumlah shift kerjanya tersaji pada
Tabel 5.2.
KELOMPOK 41 33
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Tabel 5.2 Data Jumlah Pekerja Pelabuhan dan Jumlah Shift Kerja
KELOMPOK 41 34
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Untuk perhitungan luas dermaga, bentuk dermaga diasumsikan berbentuk persegi panjang
dengan lebar dermaga 20 m. Berdasarkan perhitungan pada subbab 4.1, diperoleh panjang
dermaga sebesar 250 m, sehingga luas dermaga = 250 m x 20 m = 5000 m2.
KELOMPOK 41 35
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
a. Tidak ada biaya investasi pengembangan untuk luas dermaga karena luas dermaga
dari awal hingga akhir tahun rencana tetap sama.
b. Biaya investasi pengembangan untuk Container Park Area (CPA) dicari dengan
perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑃𝐴 = (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2044 − 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014)×
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖/𝑚2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑃𝐴 = (8948 − 1372)×15.000.000 = Rp 113.640.000.000
KELOMPOK 41 36
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
c. Biaya investasi pengembangan untuk Container Freight Station (CFS) dicari dengan
perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝐹𝑆 = (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝐹𝑆 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2044 − 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝐹𝑆 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014)×
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖/𝑚2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝐹𝑆 = (1888 − 290)×20.000.000 = Rp 31.960.000.000
d. Tidak ada biaya investasi pengembangan untuk peralatan bongkar muat karena
jumlah Container Crane (CC), jumlah Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), dan jumlah
Truck Trailer Unit (TTU) dari awal hingga akhir tahun rencana tetap sama.
e. Total biaya investasi adalah :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑃𝐴 + 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐶𝐹𝑆
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = 𝑅𝑝 113.640.000.000 + 𝑅𝑝 31.960.000.000
= 𝑅𝑝 145.600.000.000
KELOMPOK 41 37
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya maintenance di tahun 2015.
a. Biaya maintenance dermaga dicari dengan perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑚2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎 = 5000 ×700.000 =Rp 3.500.000.000
b. Biaya maintenance Container Park Area (CPA) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝑃𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑚2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝑃𝐴 = 1591 ×1.100.000 = Rp 1.750.100.000
c. Biaya maintenance Container Freight Station (CFS) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝐹𝑆 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐶𝐹𝑆 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑚2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝐹𝑆 = 336 ×1.100.000 = Rp 369.600.000
d. Biaya maintenance Container Crane (CC)dicari dengan perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝐶 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝐶 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝐶 = 1 ×600.000.000 = Rp 600.000.000
e. Biaya maintenance Truck Trailer Unit (TTU) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑇𝑇𝑈 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇𝑈 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑇𝑇𝑈 = 1 ×200.000.000 = Rp 200.000.000
f. Biaya maintenance Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) dicari dengan perhitungan
berikut.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑇𝐺𝐶 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑇𝐺𝐶 ×𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎/𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑇𝐺𝐶 = 1 ×350.000.000 = Rp 350.000.000
KELOMPOK 41 38
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh biaya operasional di tahun 2015.
a. Gaji operator Container Crane (CC) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐶𝐶 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎×𝑔𝑎𝑗𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝐶𝐶 = 1×3×72.000.000 = 𝑅𝑝 216.000.000
b. Gaji operator Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑅𝑇𝐺𝐶 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎×𝑔𝑎𝑗𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑅𝑇𝐺𝐶 = 1×3×72.000.000 = 𝑅𝑝 216.000.000
c. Gaji operator Truck Trailer Unit (TTU) dicari dengan perhitungan berikut.
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝑇𝑈 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎×𝑔𝑎𝑗𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑇𝑇𝑈 = 1×3×72.000.000 = 𝑅𝑝 216.000.000
d. Gaji pekerja dicari dengan perhitungan berikut.
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎×𝑔𝑎𝑗𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐺𝑎𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 800×120.000.000 = 𝑅𝑝 96.000.000
KELOMPOK 41 39
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
inflation merupakan nilai total cost setelah memperhitungkan nilai inflasi. Total cost after
inflation dicari dengan menggunakan rumus berikut.
𝑇𝐶𝐴𝐼 = 𝑇𝐶×(1 + 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒)∆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Di mana :
TCAI = Total Cost After Inflation
TC = Total Cost
Inflation rate = tingkat inflasi
∆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = selisih tahun kajian dengan tahun di awal umur rencana
Perhitungan total cost dan total cost after inflation tersaji pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Total Cost dan Total Cost After Inflation
Tahun ke- Tahun Total Investment Cost Total Biaya Maintenance Total Biaya Operasi Total Cost Total Cost After Inflation
0 2014
1 2015 IDR 145,600,000,000.00 IDR 6,769,700,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 249,017,700,000.00 IDR 266,697,956,700.00
2 2016 - IDR 7,106,300,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 103,754,300,000.00 IDR 119,010,436,026.30
3 2017 - IDR 7,445,100,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 104,093,100,000.00 IDR 127,876,386,316.81
4 2018 - IDR 7,782,800,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 104,430,800,000.00 IDR 137,399,922,667.21
5 2019 - IDR 8,120,500,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 104,768,500,000.00 IDR 147,631,176,315.94
6 2020 - IDR 8,458,200,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 105,106,200,000.00 IDR 158,622,634,972.63
7 2021 - IDR 8,797,000,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 105,445,000,000.00 IDR 170,432,449,946.45
8 2022 - IDR 9,134,700,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 105,782,700,000.00 IDR 183,117,737,761.68
9 2023 - IDR 9,472,400,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 106,120,400,000.00 IDR 196,745,186,466.48
10 2024 - IDR 9,810,100,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 106,458,100,000.00 IDR 211,384,636,371.31
11 2025 - IDR 10,148,900,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 106,796,900,000.00 IDR 227,113,434,928.87
12 2026 - IDR 10,485,500,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 107,133,500,000.00 IDR 244,005,122,253.55
13 2027 - IDR 10,824,300,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 107,472,300,000.00 IDR 262,155,916,786.97
14 2028 - IDR 11,163,100,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 107,811,100,000.00 IDR 281,654,094,322.85
15 2029 - IDR 11,500,800,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 108,148,800,000.00 IDR 302,596,407,332.33
16 2030 - IDR 11,838,500,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 108,486,500,000.00 IDR 325,092,710,499.67
17 2031 - IDR 12,176,200,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 108,824,200,000.00 IDR 349,258,100,227.41
18 2032 - IDR 12,515,000,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 109,163,000,000.00 IDR 375,219,963,912.24
19 2033 - IDR 12,851,600,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 109,499,600,000.00 IDR 403,099,703,320.67
20 2034 - IDR 13,190,400,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 109,838,400,000.00 IDR 433,055,555,740.80
21 2035 - IDR 13,528,100,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 110,176,100,000.00 IDR 465,228,468,751.44
22 2036 - IDR 13,866,900,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 110,514,900,000.00 IDR 499,791,876,986.07
23 2037 - IDR 14,203,500,000.00 IDR 96,648,000,000.00 IDR 110,851,500,000.00 IDR 536,907,416,815.23
24 2038 - IDR 14,742,300,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 111,606,300,000.00 IDR 578,943,270,951.41
25 2039 - IDR 15,080,000,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 111,944,000,000.00 IDR 621,924,394,371.51
26 2040 - IDR 15,417,700,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 112,281,700,000.00 IDR 668,090,384,288.40
27 2041 - IDR 15,755,400,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 112,619,400,000.00 IDR 717,676,823,901.46
28 2042 - IDR 16,094,200,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 112,958,200,000.00 IDR 770,944,201,856.07
29 2043 - IDR 16,431,900,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 113,295,900,000.00 IDR 828,149,698,031.65
30 2044 - IDR 16,769,600,000.00 IDR 96,864,000,000.00 IDR 113,633,600,000.00 IDR 889,592,044,942.60
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan di tahun 2015.
a. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 145.600.000.000 + 6.769.700.000 + 96.648.000.000 = Rp 249.017.700.000
b. 𝑇𝐶𝐴𝐼 = 𝑇𝐶×(1 + 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒)∆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇𝐶𝐴𝐼 =249.017.700.000 ×(1 + 0,071)1 = Rp 266.697.956.700
Perhitungan Revenue
KELOMPOK 41 40
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 41
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
3. Menghitung revenue
Komponen revenue yang akan dhitung di antaranya :
a. Full Container Load (FCL) Handling Charges
Merupakan biaya yang diperoleh oleh pengelola pelabuhan dari hasil operasi
bongkar/muat petikemas jenis FCL. Petikemas jenis FCL biasanya diangkut dan disimpan di
Container Park Area (CPA).
𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑖 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴 ×𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶 (𝑝𝑒𝑟 𝑇𝐸𝑈 ′ 𝑠)
KELOMPOK 41 42
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Tahun ke- Tahun FCL Handling Charges LCL Handling Charges CPA Service Charges CFS Service Charges
KELOMPOK 41 43
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan revenue di tahun 2015.
a. Full Container Load (FCL) Handling Charges
𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑖 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴 ×𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶 (𝑝𝑒𝑟 𝑇𝐸𝑈 ′ 𝑠)
𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶 = 1591 ×775.850 = Rp 1.234.377.350
b. Less Than Container Load (LCL) Handling Charges
𝐿𝐶𝐿𝐻𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝐶𝐹𝑆×𝐿𝐶𝐿𝐻𝐶 (𝑝𝑒𝑟 𝑇𝐸𝑈 ′ 𝑠)
𝐿𝐶𝐿𝐻𝐶 = 336×1.288.700 = Rp 433.003.200
c. Container Park Area (CPA) Service Charges
𝑝𝑒𝑟 𝑇𝐸𝑈′𝑠
𝐶𝑃𝐴𝑆𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝐶𝑃𝐴×𝐶𝑃𝐴𝑆𝐶 ( ) ×𝑑𝑤𝑒𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑝𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦
𝐶𝑃𝐴𝑆𝐶 = 1591×14465×7 = Rp 161.096.705
d. Container Freight Station (CFS) Service Charges
𝑝𝑒𝑟 𝑇𝐸𝑈′𝑠
𝐶𝐹𝑆𝑆𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑚𝑎𝑠 𝐶𝐹𝑆× ( )
𝑝𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦
𝐶𝐹𝑆𝑆𝐶 = 336×17.752,5 = Rp 5.964.840
Sedangkan Total Revenue After Inflation merupakan nilai total revenue setelah
memperhitungkan nilai inflasi.
𝑇𝑅𝐴𝐼 = 𝑇𝑅×(1 + 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒)∆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Di mana :
TRAI = Total Revenue After Inflation
TR = Total Revenue
Inflation rate = tingkat inflasi
∆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = selisih antara tahun kajian dengan awal tahun rencana
Hasil perhitungan total revenue dan total revenue after inflation disajikan pada Tabel 5.13.
KELOMPOK 41 44
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Tabel 5.13 Perhitungan Total Revenue dan Total Revenue After Inflation
Total
Total Revenue After
Tahun ke- Tahun Total Revenue
Inflation
Rupiah/Tahun Rupiah/Tahun
0 2014
1 2015 IDR 1,834,442,095.00 IDR 1,964,687,483.75
2 2016 IDR 2,125,591,642.50 IDR 4,553,017,298.24
3 2017 IDR 2,418,924,747.50 IDR 7,772,005,213.72
4 2018 IDR 2,710,951,400.00 IDR 11,613,715,797.60
5 2019 IDR 3,003,407,400.00 IDR 16,083,246,627.00
6 2020 IDR 3,295,434,052.50 IDR 21,176,459,221.37
7 2021 IDR 3,588,767,157.50 IDR 26,904,987,379.78
8 2022 IDR 3,880,793,810.00 IDR 33,250,641,364.08
9 2023 IDR 4,173,249,810.00 IDR 40,225,954,918.59
10 2024 IDR 4,465,276,462.50 IDR 47,823,110,913.38
11 2025 IDR 4,758,609,567.50 IDR 56,061,179,314.72
12 2026 IDR 5,049,759,115.00 IDR 64,899,504,145.98
13 2027 IDR 5,343,092,220.00 IDR 74,391,872,979.06
14 2028 IDR 5,636,425,325.00 IDR 84,512,561,323.05
15 2029 IDR 5,928,451,977.50 IDR 95,240,581,018.54
16 2030 IDR 6,220,907,977.50 IDR 106,601,479,102.44
17 2031 IDR 6,512,934,630.00 IDR 118,581,000,808.41
18 2032 IDR 6,806,267,735.00 IDR 131,211,229,395.33
19 2033 IDR 7,097,417,282.50 IDR 144,425,344,281.59
20 2034 IDR 7,390,750,387.50 IDR 158,309,873,300.25
21 2035 IDR 7,682,777,040.00 IDR 172,793,338,406.64
22 2036 IDR 7,976,110,145.00 IDR 187,933,107,236.49
23 2037 IDR 8,267,259,692.50 IDR 203,647,408,005.35
24 2038 IDR 8,560,592,797.50 IDR 220,041,477,266.94
25 2039 IDR 8,852,619,450.00 IDR 237,028,885,773.75
26 2040 IDR 9,145,075,450.00 IDR 254,653,770,980.70
27 2041 IDR 9,437,102,102.50 IDR 272,892,681,497.99
28 2042 IDR 9,730,435,207.50 IDR 291,796,291,002.51
29 2043 IDR 10,022,461,860.00 IDR 311,287,642,909.74
30 2044 IDR 10,314,917,860.00 IDR 331,418,310,841.80
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan di tahun 2015.
a. Total cost
𝑇𝑅=𝐹𝐶𝐿𝐻𝐶+𝐿𝐶𝐿𝐻𝐶+𝐶𝑃𝐴𝑆𝐶+ 𝐶𝐹𝑆𝑆𝐶
KELOMPOK 41 45
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Setelah mendapatkan nilai total cost after inflation dan total revenue after inflation, akan
dicari nilai present worth-nya dengan menggunakan rumus berikut.
Di mana ∆𝑡 adalah selisih antara tahun kajian dengan awal tahun rencana.
Nilai present worth dari total cost after inflation dan total revenue after inflation tersaji pada
Tabel 5.14 dan Tabel 5.15.
KELOMPOK 41 46
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan di tahun 2015.
a. Total cost after inflation = Rp 266.697.956.700
b. Present Worth dari total cost after inflation
KELOMPOK 41 47
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan di tahun 2015.
a. Total revenue after inflation = Rp 1.964.687.483,75
b. Present Worth dari total revenue after inflation
KELOMPOK 41 48
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 49
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Perhitungan
Berikut ini adalah contoh perhitungan di tahun 2015.
a. Revenue - Cost
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 − 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 − 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 1.964.687.483,75 – 266.697.956.700 = - Rp 264.733.269.216,26
b. NPV
𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒−𝐶𝑜𝑠𝑡 264.733.269.216,26
𝑁𝑃𝑉 = = = - Rp 245.806.192.401,35
(1+𝑖)𝑡 (1+0,077)1
KELOMPOK 41 50
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Nilai NPV adalah hasil penjumlah NPV dari awal hingga akhir umur rencana. Maka, diperoleh
NPV = - Rp 2.324.204.987.937. Karena NPV < 0, maka secara finansial pengembangan
Pelabuhan Nunukan tidak layak untuk dilakukan.
Maka, diperoleh BCR = 0,257. Karena BCR< 1, maka secara finansial pengembangan
Pelabuhan Nunukan tidak layak untuk dilakukan.
KELOMPOK 41 51
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
KELOMPOK 41 52
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
BAB VI
LAYOUT PELABUHAN
Perencanaan layout pelabuhan meliputi tiga fasilitas utama pelabuhan, yaitu fasilitas
perairan, dermaga dan fasilitas daratan. Layout pelabuhan memuat tata letak berbagai
fasilitas yang dibutuhkan di suatu pelabuhan. Layout pelabuhan yang baik di suatu pelabuhan
harus mampu :
1. Menghubungkan pelabuhan
2. Mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir yang secara langsung menuju ke
berbagai pusat perdagangan
3. Mampu mengantisipasi percepatan bongkar muat barang dengan kelengkapan
fasilitas pelayanan
4. Penanganan bongkar muat barang dilakukan di terminal pengapalan yang disesuaikan
dengan jenis muatan yang diangkut.
Karena berdasarkan hasil analisis Pelabuhan Nunukan tidak layak dikembangkan
secara finansial, maka pada tugas besar ini hanya disajikan layout eksisting Pelabuhan
Nunukan pada tahun 2009. Layout eksisting Pelabuhan Nunukan pada tahun 2009 disajikan
pada Gambar 6.1.
KELOMPOK 41 53
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
Berdasarkan Gambar 6.1, terlihat bahwa secara garis besar tata letak Pelabuhan Nunukan
terdiri dari :
1. Ship to Shore
Pada bagian ini terdapat fasilitas dermaga. Dermaga adalah tempat kapal
ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat
barang dan orang dari dan ke atas kapal.
2. Waterside Horizontal Transport
Proses pengangkutan container barang dari quay cranes ke tempat penyimpanan atau
storage disebut waterside horizontal transport.
3. Storage
Storage adalah fasilitas untuk mengumpulkan, meyimpan, dan menumpuk barang-
barang yang dibongkar dari kapal. Pada bagian storage terdapat fasilitas Container
Yard (CY), Container Freight Station (CFS), dan gudang.
4. Akses menuju sisi darat pelabuhan
Bagian ini memuat akses jalan darat dari hinterland menuju storage di kawasan
pelabuhan. Di sepanjang akses menuju sisi darat pelabuhan terdapat perkantoran-
perkantoran.
5. Hinterland Connection
Antara pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dan
saling ketergantungan. Pelabuhan tidak akan berkembang tanpa didukung oleh
hinterland yang potensial. Untuk itu diperlukan adanya suatu hinterland connection
berarti semua fasilitas yang memungkinkan terlaksananya hubungan antara
pelabuhan dengan seluruh lokasi industri, pertanian dan perdagangan dalam arti luas
yang berada di hinterland di mana pelabuhan tersebut berada.
KELOMPOK 41 54
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan proses analisis dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk umur rencana 30 tahun, prediksi jumlah TEU’s di Pelabuhan Nunukan pada
tahun 2044 adalah sebanyak 22.622 TEU’s.
2. Untuk memenuhi demand sebesar 22.622 TEU’s di tahun 2044, maka Pelabuhan
Nunukan sebaiknya melakukan pengembangan fasilitas sisi darat yaitu memperluas
Container Park Area (CPA) menjadi 8.948 m2, memperluas Container Freight Station
(CFS) menjadi 1888 m2, serta menambah jumlah Truk Trailer Unit (TTU) menjadi 2
buah.
3. Namun, berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan parameter NPV, BCR, dan
IRR, maka diperoleh hasil bahwa Pelabuhan Nunukan tidak layak untuk
dikembangkan.
7.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang diajukan penulis berdasarkan hasil pengerjaan tugas
besar kali ini :
1. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebaiknya merumuskan kebijakan dan strategi
guna menaikkan demand Pelabuhan Nunukan yang masih rendah. Dengan kondisi
saat ini, pengembangan belum layak dilakukan karena cost dari biaya operasional dan
maintenance jauh lebih besar dengan revenue yang diperoleh.
2. Sebaiknya data yang digunakan pada tugas besar ini adalah data yang sebenarnya
agar hasil analisis yang diperoleh relevan dan dapat diimplementasikan ke pelabuhan
yang dikaji.
KELOMPOK 41 55
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PELABUHAN NUNUKAN
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 41 56