FORENSIK BANGUNAN
SAMPUL
Disusun oleh:
Kelompok 8
1. M. Anwar Najmi S 16/396041/SV/10254
2. Isna Jati Putri 16/396778/SV/10972
3. Ilyas Luhur Pribadi 16/405741/SV/12436
4. M. Ridhoilah 16/405743/SV/12438
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN FORENSIK BANGUNAN
Disetujui Oleh :
Dosen
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
3.2.1 Alat.......................................................................................................... 9
iii
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 13
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena
rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberi kelancaran dan kemudahan untuk
mengerjakan sekaligus menyelesaikan Laporan Forensik Bangunan dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam laporan ini, maka dari
itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan penulisan maupun hasil
analisis pengerjaaan di masa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan laporan ini, yaitu :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayahnya kita semua dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Suwardo, S.T., M.T, Ph.D selaku Kepala Departemen Teknik Sipil
Sekolah Vokasi UGM.
3. Bapak Dr. Eng Iman Haryanto, selaku Kepala Prodi D-IV Teknik
Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil.
4. Bapak Teguh Sudibyo, S.T., M.T. selaku Dosen Forensik Bangunan.
5. Serta pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian laporan
ini.
Demikian laporan ini dibuat, harapan penulis sangat sederhana, yaitu semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan informasi.
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi dan fungsi dari Bangunan Perpustakaan SV UGM?
2. Bagaimana kerusakan yang terjadi pada Bangunan Perpustakaan SV UGM?
3. Bagaimana pelaksanaan forensik bangunan untuk Bangunan Perpustakaan
SV UGM?
4. Bagaimana hasil evaluasi forensik bangunan menurut metode hipotesa dan
pembuktian?
5. Apa rekomendasi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) dan Perbaikan
yang diusulkan untuk Bangunan Perpustakaan SV UGM?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kondisi dan fungsi dari Bangunan Perpustakaan SV UGM.
2. Mengetahui kerusakan yang terjadi pada Bangunan Perpustakaan SV UGM.
3. Mengetahui pelaksanaan forensik bangunan untuk Bangunan Perpustakaan
SV UGM.
4. Mengetahui hasil evaluasi forensik bangunan menurut metode hipotesa dan
pembuktian.
5. Menentukan rekomendasi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP) dan
perbaikan yang diusulkan untuk Bangunan Perpustakaan SV UGM.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
dengan kecepatan rambat tergantung pada kedalaman dan jarak gempa serta
kondisi tanah dimana bangunan didirikan. Selain hal tersebut kerusakan
pada struktur tergantung pada jenis dan kualitas bangunan.
5. Faktor Longsor
Tanah longsor dapat terjadi akibat beberapa dampak seperti : banjir, curah
hujan yang tinggi, erosi tanah, pembebanan bangunan, getaran kendaraan
beban, gempa dan lain-lain. Peristiwa longsor dapat terjadi dimana saja bila
keseimbangan daya dukung tanah terganggu akibat hal-hal tersebut diatas.
6. Faktor Petir
Di beberapa daerah di Indonesia petir merupakan jenis bencana alam yang
sering terjadi. Sembaran petir sering mengakibatkan korban jiwa dan
kerusakan pada bangunan serta peralatan listrik dalam bangunan.
7. Faktor Kualitas Bangunan
Suatu bangunan terbentuk dan tersusun dari berbagai macam dan jenis
bahan, apakah bahan alami atau bahan buatan, sehingga kualiatas dari
masing-masing bahan yang digunakan jelas. Pemilihan kualitas dari bahan
bangunan yang dipakai harus ditentukan dari berdasarkan tujuan pengguna
yaitu apakah bangunan sementara atau bangunan permanen atau bangunan
dengan spesifik tertentu seperti tahan terhadap zat reaktif, tahan terhadap
kebakaran dan sebagainya.
8. Faktor Hama
Rayap adalah fauna jenis serangga yang paling banyak mengakibatkan
kerusakan pada bahan kayu, terutama sekali menyerang kayu yang tidak
diawetkan dengan membuat sarang didalam tanah dan berkumpul dalam
koloni yang besar.
9. Faktor Kualitas Perencanaan
Daya tahan suatu bangunan sangat ditentukan berbagai unsure yang
mungkin mempengaruhi atau pemilihan bahan yang digunakan.
Berdasarakan hal tersebut maka dilakukan berbagai asumsi ataupun
pendekatan yang diperlukan dalam proses penentuan beban-beban yang
mungkin bekerja. Selanjutnya berdasarkan beban yang mungkin bekerja
dilakukan analisis kekuatan-kekuatan dengan asumsi-asumsi mekanika
4
struktur yang dianggap sesuai. Tidak jarang ditemukan bangunan yang
mengalami kerusakan akibat kelalaian manusia yang kurang tepat dalam
mengambil asumsi atau pendekatan yang seharusnya diperhitungkan akan
mempengaruhi bangunan.
10. Faktor Kesalahan Perencana
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada bangunan yang
mengalami kerusakan, banyak diantaranya yang kesalahan dalam
pelaksanaan. Kesalahan ini karena para pelaku pembangunan seperti
pengawas dan pelaksana tidak melaksanakan secara tepat sesuai aturan yang
telah direncanakan dalam spesifikasi oleh perencana, masalah lain
ketidakmampuan pelaksana yang kurang dalam memahami memahami
teknologi yang harus digunakan dalam pelaksanaan.
11. Faktor Perubahan Fungsi
Perubahan ini semua akan mempengaruhi terhadap beban yang bekerja dan
selanjutnya akan mempengaruhi stabilitas atau usia layan bangunan.
12. Faktor Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana saja, sehingga peristiwa ini dapat
terjadi pada semua jenis dan kualitas bangunan.
2.2 Jenis dan Tipe Kerusakan
Jenis kerusakan yang terjadi pada bangunan sangat bervariasi, tergantung
pada penyebab kerusakan yang mempengaruhi. Dari setiap klasifikasi jenis
kerusakan, masih dapat dibedakan atas berapa penyebab. Dari satu penyebab
kerusakan masih dapat menghasilkan lebih dari satu tipe kerusakan, maka
secara kelompok besar dapat dibagi beberapa tipe kerusakan menurut Syafei
Amri, 2006 :
- Kerusakan komponen arsitektur
- Kerusakan komponen atas (Upper Structure) dan struktur bawah (Sub
Structure )
- Kerusakan komponen mekanikal dan elektrikal
5
2.3 Forensic Engineering
Forensic engineering haruslah dapat menjelaskan permasalahan secara
obyektif, logis, faktual, netral, tidak bias dan menggunakan bahasa yang mudah
di mengerti orang awam tentang cara melakukan investigasi untuk mendapatkan
temuan - temuan teknik evaluasi dan analisis, hasil evaluasi / analisis,
kesimpulan, pendapat dan rekomendasi.
Secara khusus ketika seorang profesional engineer memberikan kesaksian
sebagai saksi ahli (expert witness) di depan pengadilan atas suatu masalah
engineering yang menyangkut kepentingan masyarakat yang terkait erat dengan
keahliannya maka enginner tersebut sedang bertugas sebagai forensic enginner.
Permasalahan yang biasanya terjadi dan diperlukan seorang forensic
enginner untuk menginvestigasi adalah seperti permasalahan pada:
1. Perencanaan (design) suatu struktur baru
2. Pelaksanaan pembangunnannya (contruction)
3. Pengelolaan, pengoperasian, dan perawatan existing infrastructures
4. Evaluasi teknis untuk menilai kelayakan pakai suatu infrastruktur
selama masa layannya (useful life),dan
5. Metode repair / strenghtening apabila diperlukan
2.4 Forensic Engineer
Keperluan Ahli dari kondisi kerusakan yang terjadi perlu dicari penyebab
kerusakan, siapa yang bertanggung jawab, apakah dapat diajukan
kepengadilan, ganti rugi yang menjadi korban. Oleh karena itu dibutuhkan
seorang Ahli sesuai dengan bidan keahliannya guna memberikan jawaban
tentang sebab terjadinya kerusakan akibat bencana, atau sebab-sebab lain, dan
siapa yang bertanggung jawab, serta memberikan rekomendasi
penanggulangan atau perbaikannya. Ahli ini harus mempunyai pengalaman,
keahlian dalam bidangnya atau dikeanal sebagai Ahli Teknik Forensik (Foren-
sic Engineer). Seorang Forensic Engineer mempunyai tugas :
- Menyelidiki kerusakan, kekurangan atau keruntuhan suatu konstruksi,
- Menentukan penyebab masalah tersebut (kerusakan, keruntuhan dsb),
- Dalam banyak kasus memberikan rekomendasi tentang perbaikannya,
- Menentukan siapa yang harus bertanggung jawab akan kerusakan atau
kemunduran suatu konstruksi.
6
2.5 Operasional dan Pemeliharaan Bangunan (OP)
2.5.1 Prinsip Dasar Pemeliharaan Bangunan
1. Pemeliharaan harus dilakukan secara terencana sesuai dengan spesifikasi
bahan yang dipakai serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang
mungkin mempengaruhi selama masa pakai bangunan.
2. Apabila rencana pemeliharaan diabaikan, akan memperparah tingkat
kerusakan material atau komponen struktur.
3. Pemilihan kualitas material dan kualitas pekerjaan secara relatif menambah
umur penggunaan sehingga mengurangi intensitas jadwal pemeliharaan.
4. Pemeliharaan harus dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan umur
rencana.
5. Pemeliharaan harus dilakukan sepanjang umur bangunan dan dilakukan
dalam kondisi ada atau tidak kerusakan pada bangunan tersebut.
2.5.2 Jenis kegiatan pemeliharaan terdiri atas:
1. Terencana
a) Preventive Moigtenonce
Adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan tidak terduga
serta menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan saat digunakan.
b) Predictive Maintenonce
Adalah tindakan perbaikan berdasarkan informasi dari hasil inspeksi, yaitu
ada bagian suku cadang yang perlu diganti.
c) Corrective Mointenance
Adalah kegiatan pemeliharaan setelah timbul atau saat timbul kerusakan.
Kegiatan demikian sering disebut perbaikan dan perlu memPerhatikan biaya
yang timbul.
2. Tidak terencana (Breakdown Mointenance)
Adalah kegiatan pemeliharaan yang terjadi tiba-tiba di luar prediksi maupun
jadwal akibat kerusakan atau tidak berfungsi nya suatu sistem ataupun
peralatan. Hal ini sangat dihindari agar tidak terjadi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi
Lokasi : Gedung Perpustakaan Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Alamat : Jalan C Simanjutak No .76A, Gondokusuman, Blimbing Sari,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281
Fungsi : Gedung Perpustakaan, Hall Pertemuan, Ruang Kelas, Pusat
Pengembangan Studi Sekolah Vokasi (VDC)
8
3.2 Alat dan Formulir Survey Forensik
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk Survey Forensik Bangunan adalah sebagai
berikut:
1. Meteran
9
3.2.2 Formulir Survey
10
3.3 Tata Cara Survey
Survey dilaksanakan dengan sesuai dengan gambar bagan alur dibawah ini.
11
3.5 Penentuan Operasional dan Pemeliharaan
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
Dari hasil survey tersebut, sebagian besar kerusakan terjadi pada elemen
arsitektural yaitu cat dinding yang mengelupas, dak yang berlumut, dinding
yang lembab, dan retak-retak kecil. Kerusakan diidentifikasi karena cuaca dan
usia yang sudah cukup tua, karena memang benar bahwa gedung perpustakaan
ini merupakan bangunan cagar budaya seusia dengan Universitas Gadjah
Mada. Rekomendasi penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perawatan rutin untuk mempertahankan nilai arsitektural dan
structural bangunan.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari seluruh hasil survey forensik Bangunan Gedung Perpustakaan Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada disimpulkan sebagai berikut:
1. Survey Forensik pada Gedung Perpustakaan SV UGM menunjukan kondisi
gedung secara umum dalam keadaan baik secara struktur dan kurang baik
secara arsitektural yang tampak pada formulir kerusakan.
2. Penyebab kerusakan pada komponen arsitektural dan struktural Gedung
Perpustakaan SV UGM dinyatakan dengan hipotesa-hipotesa yang diuji
dengan pembuktian.
3. Hasil forensik bangunan Gedung Perpustakaan SV UGM
direkomendasikan kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (OP) dan
Perbaikan berupa kegiatan yang harus dilakukan secara langsung pada
beberapa komponen yang mengalami dis-fungsi dan kerusakan secara
arsitektural dan struktural.
5.2 Saran
1. Hipotesa yang ditentukan seharusnya diuji secara objektif menggunakan
peralatan yang bisa mendukung pengujian hipotesa.
2. Hasil dari pengamatan secara visual dianjurkan untuk dilakukan pengujian
secara fisik.
3. Hasil survei forensik disarankan untuk disampaikan kepada pengelola
Gedung Perpustakaan Sekolah Vokasi agar kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang akan timbul setelahnya bisa diminimalisir.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Lampiran 1 : Sampel Dokumentasi Kerusakan di Lantai 1
Foto Kerusakan pada Fentilasi yang ditumbuhi oleh Tumbuhan Paku dan
Lumut
17
Foto Kerusakan pada Plafond Dak yang disebabkan Aliran Buangan AC
18
Lampiran 2 : Sampel Dokumentasi Kerusakan di Lantai 2
19
Lampiran 3 : Sampel Dokumentasi Kerusakan di Lantai 3
20
Lampiran 4 : Denah Perpustakaan SV-UGM Lantai 1 – 3
21
22
23
Lampiran 5 : Hirarki Bangunan
24
25
26