Anda di halaman 1dari 20

PERKULIAHAN IV

TIK :
Mahasiswa dapat mengetahui manajemen pengadaan, pengoperasian alat berat dalam berbagai jenis konstruksi sipil.

Pokok Bahasan : Manajemen dan pengoperasian alat

Deskripsi Singkat Mata Kuliah :


Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya peralatan serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.

I. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bahan Bacaan Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanik, Bagian Penerbit Institut Teknologi Nasional Malang, 1998 Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Penerbit BP PU Partanto Prodjosumarto, Ir. Diktat Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan ITB Bandung 1993 Rochmanhadi, Ir. Alat Berat dan Penggunaannya, penerbit Badan Penerbit PU Rochmanhadi, Ir. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Menggunakan Alat Berat, penerbit Badan Penerbit PU, 1994 Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Pertanyaan Kunci/Tugas Jelaskan manajemen pengadaan alat berat untuk pekerjaan konstruksi Jelaskan manajemen pengoperasian alat berat pada pekerjaan konstruksi

II. 1. 2.

3.

Jelaskan perencanaan yang harus dilakukan dalam penggunaan alat

III. Tugas : Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir bab I dan jawaban dikumpul sebelum perkuliahan V.

II - 0

BAB II MANAJEMEN DAN PENGOPERASIAN ALAT

A.

PENDAHULUAN

Prasyarat :
Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Standar Kompetensi :
Mampu menjelaskan manajemen pengadaan dan pengoperasian alat berat untuk berbagai jenis pekerjaan konstruksi.

Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan manajemen pengadaan alat berat untuk konstruksi 2. Mampu menjelaskan pengoperasian alat berat untuk kontruksi sipil

3. Mampu menjelaskan berbagai perencanaan yang dilakukan dalam


penggunaaan alat berat untuk masing-masing pekerjaan konstruksi sipil.

B. I.

PENYAJIAN Pendahuluan

1.1. Umum Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan bangunan sipil selalu berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali, meggusur, memindahkan, memadatkan dan

kadangkala mengolahnya untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang diharapkan atau yang ditentukan.

II - 1

Pekerjaan tanah dalam sakala kecil seringkali dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia. Cara ini masih banyak dijumpai terutama dalam pekerjaan yang berorientasi padat karya atau dengan maksud proyek tersebut dapat mempekerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja, sehingga masalah efisiensi waktu dan ektfitas kegiatan pekerjaan bukan merupakan prioritas utama. Namun bila skala pekerjaan cukup besar dan membutuhkan kecepatan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pekerjaan tanah tersebut dilakukan dengan cara mekanis atau dengan kata lain menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan mekanis lainnya (alat-alat berat). Penggunaan peralatan berat ini biasanya digunakan untuk : Penggalian, pengupasan ,pembongkaran dan peminbunan tanah Perataan atau penyebaran tanah Pembuatan profil permukaan tanah Pemindahan atau pengangkutan tanah Pemadatan (compaction) Kadangkala kegiatan pekerjaan tanah mempunyai porsi cukup besar, hal ini dapat terjadi pada jenis proyek pembangunan bendungan pembangunan jalan baru. Pembukaan lahan untuk lokasi hunian atau perkebunan, irigasi dan lain sebagainya. Sehingga untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan perlu dilakukan perencanaan secara cermat dan teliti. Yang menjadi permasalahan adalah, bagaimana kia melakukan perencanaan pekerjaan tersebut dan kemudian melaksanakannya. Serta

II - 2

yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mengendalikannya. Hal ini dapat tercapai apabila dilakukan oleh orang-orang yang betul-betul mampu, dalam arti mempunyai keahlian, pengalaman yang baik dan memiliki kemampuan managerial. Karena pada dasarnya sasaran utama (Project Objective) dari suatu pelaksanaan proyek adalah : Bagaimana dapat melakukan efisiensi terhadap : Biaya Mutu dan Waktu

Atau biasa dikenal dengan singkatan BMW,yakni : bagaimana kita membuat rencana anggaran Biaya semurah mungkin namun masih dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan spesifikasi, untuk mencapai Mutu sebaik mungkin dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan tepat Waktu sesuai dengan jadwal atau schedule yang telah ditentukan. Kelihatannya tujuan utama proyek tersebut demikian sederhana, namun dalam

pelaksanaannya tidak semudah mengucapkannya. Pengelolaan pekerjaan tersebut memelukan manajemen yang baik dan teratur rapih. Jadi setiap pimpinan proyek dituntut untuk dapat mengelola uang atau anggaran biaya, menjaga mutu pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yabng dibuat, Ditambah lagi pada saat ini adalah bagaimana Proyek Manajer dapat mengatasi resiko-resiko pekerjaan (risk management), karena pada dasarnya setiap pelaksanaan pekerjaan mengandung unsure risiko, dari resiko ini dapat menjadi besar ataupun menjadi kecil, tergantung dari bagaimana para manager melakukan tindakan-tindakan dalam

II - 3

pelaksanaan pekerjaanya. Karena setiap resiko mempunyai konsekuensi biaya, maka ketelitian dan ketepatan dalam membuat keputusan merupakan tuntutan yang harus dikuasai oleh para manager professional. Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemindahan Tanah Mekanis, yang perlu diperhatikan adalah : 1. Perhitungan Volume Pekerjaan Perhitungan volume pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis perlu diperhatikan terhadap ketelitiannya, terutama terhadapat kondisi tanah tersebut seperti ; a. Volume Tanah. Dikenal ada 3 macam jenis volume tanah yang berkaitan dengan pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis yaitu : Volume dalam keadaan tanah asli di alam (bank measure volume) Volume dalam keadaan tanah lepas (Loase measure volume) tanah yang telah digali dari kondisi alamnya dan siap untuk diangkut. Volume tanah yang telah dipadatkan (compacted measure volume), yakni volume tanah yang telah mengalami perlakuan pemadatan secara mekanis. Ketiga macam jenis volume ini memiliki koefisien koefisien tersendiri sesuai dengan jenis dari tanah tersebut, seperti pasir, tanah liat, dan sebagainya sehingga di dalam menghitung volume

II - 4

tanah perlu dipahami apakah tanah tersebut termasuk dalam kategori tanah dalam keadaan asli, lepas atau telah dipadatkan. b. Jenis Tanah. Pada kenyataannya tanah memiliki banyak jenis, dimana setiap jenis tanah memilikinilai kembang dan susut (swelling dan shrinkage) tersendiri serta memiliki karakteristik yang berlainan seperti tanah kohesif dan non kohesif. Setiap jenis tanah ini mempunyai cara tersendiri atau peralatan tersendiri untuk mengerjakannya. Kelalaian dalam menentukan kaegori dan jenis tanah akan membawa konsekuensi terhadap perhitungan dan penentuan peralatan yang akan dipergunakan ,untuk memahami lebih mendalam kasus ini akan dibahas secara tersendiri. 2. Spesifikasi Pekerjaan Yang perlu diperhatikan terhadap spesifikasi pekerjaan adalah : Jenis pekerjaan : Galian, Timbunan, Land clearing, Stripping atau Pemadatan, jenis pekerjaan ini harus jelas. Hasil pekerjaan, terutama yang menyangkut hasil akhir dari pekerjaan, seperti : kemiringan, tingkat kepadatan, tinggi timbunan atau kedalaman galian, jarak angkut atau jarak pemindahan tanah dan sebagainya. 3. Pemilihan Jenis Peralatan atau Alat yang Digunakan, meliputi: - Jenis dan type alat - Kapasitas alat

II - 5

- Kemampuan - Suku cadang alat. Pemilihan alat-alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan karakteristk lain keadaan tanah. 4. Perencanaan Sumber Daya Manusia / SDM (Man Power). Dalam melakukan pekerjaan pemidahan tanah mekanis diperlukan perencanaan SD yang benar-benar baik dan mencapai sasaran, apalagi bila mengingat lokasi pekerjaan berada di daerah pedalaman atau jauh dari kota besar dimana untuk mencari tenaga kerja terampil dan berpengalaman akan sulit dilakukan. Selain itu perlu dipkirkan pula mekanisme pengawasan dan tenaga pendukung dalam upaya memperlancar jalannya kegiatan pekerjaan. 5. Mobilisasi Peralatan Pelaksanaan mobilisasi peralatan perlu mendapat perhatian khusus, terutama bila lokasi pekerjaan berada di tempat yang jauh ( di daerah pedalaman ) seperti misalnya di Kalimantan, Sumatera ataupun di Indonesia bagian Timur. Pada lokasi tersebut banyak fasilitas jalan dan jembatan yang kurang memadai, peralatn penunjang seperti trafler pengangkut, ferry penyeberangan antar pulau yang belum tersedia, sehingga perlu direncanakan dan disiapkan dari sejak awal. 6. Perencanaan Metode Kerja Motode kerja merupakan persyaratan utama yang perlu direncanakan secara matang, hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Perencanaan metode kerja ini meliputi :

II - 6

Organisasipelaksanaan Prosedur operasi kerja Prosedur perawatan peralatan Prosedur keselamatan kerja Prosedur pelaporan administrasi dar keuangan.

Metode kerja ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang terlihat, agar semua aparat atau petugas mengetahui wewenang, hal dan tanggung jawab masing-masing. 7. Sarana Pendukung di Lapangan Sarana pendukung di lapangan merupakan sarana yang cukup strategis pada pekerjaan pemindahan tanah secara meknis, sehingga perlu perencanaan secara matang terhadap : Sistim perawatan alat-alat berat. Sistim logistic peralatan (spare part), bahan baker maupun konsumsi pekerja. Sistim komunikasi dan informasi kerja.

Ketujuh butir tersebut di atas hendaknya direncanakan dan dipikirkan secara matang dan terperinci. Kesalahan dalam menentukan salah satu perencanaan berarti akan terjadi pemborosan. Sebagaicontoh operator alat alat berat yang digunakan, bila ternyata operator mempunyai kemampuan yang rendah, (keterampilan kurang, disiplin rendah dan malas) mungkin pelaksanaan pekerjaan akan berjalan lambat. Hal ini akan berakibat sasaran proyek akan mustahil dapat tercapai dengan baik.

II - 7

1.2.

Pengertian Dasar Pemindahan tanah Mekanis Pekerjaan Pemindahan tanah secara mekanis adalah suatu

pekerjaan di mana sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis. Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang perlu dimengerti dan dipahami, antara lain adalah pengertian terhadap tanah itu. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa tanah mempunyai jenis dan karakteristik yang berlainan yang disebabkan sifat heterogen dari tanah itu sendiri. Pada kesempatan ini dijelaskan secara ringkas pengertian pengertian yang berkaitan terhadap sifat-sifat mekanis dari tanah. Unuk mengetahui lebih mendalam mengenai hal inidapat dipelajari pada Ilmu Mekanika Tanah atau Geoteknik. Pada dasarnya tanah di alam terdiri dua bagian, yaitu : bagian padat (solid) dan pori. Bagian padat berisikan butiran-butiran atau partikel tanah yang padat, sementara pori beriskan air dan atau udara. Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) yang berhubungan dengan sifat fisik tanah, seperti : Berat jenis dan volume batuan / tanah Tingkat kohestivitas Bentuk batuan tanah Tingka kepadatan Gradasi batuan / tanah Kadar air Batas-batas konsistensi tanah yaitu Liquid limit, Plastic Limit dan Plastisity Indeks.

II - 8

1.3.

Pengertian Dasar Pengoperasian Alat-alat. Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan pemindahan Tanah Mekanis dengan menggunakan Alat alat Berat, sebaiknya perlu diengerti dahulu istilah-istilah yang digunakan sehingga pengertian-pengertian ini akan mempermudah pemahaman selanjunya. Ada tiga hal masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam manajemen alat-alat berat : Kepemilikan alat Kemampuan kerja alat-alat berat Perhitungan biaya kerja alat-alat yang dipilih.

Dimana pengertiannya adalah sebagai berikut : Kepemilikan Alat Dalam manajemen alat-alat berat perlu dipikirkan bagaimana

kepemilikan alat tersebut diperoleh. Karena kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu perusahaan baik dengan cara menyewa atau membeli, penjelasan tentang kepemilikan alat akan dibahas dalam bab tersendiri. Kemampuan Kerja Alat. Adalah kemampuan alat dalam melakukan kegiatan, mengerukm menggusur, mengangkut atau memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat yang lain yang diukur dengan satu-satuan waktu (M/Jam) Dalam menentukan kemampuan kerja alat perlu dibedakan pengertian antara :

II - 9

1. Kapasitas Kerja Alat, dan 2. Produksi Kerja Alat Dimana pengertiannya adalah sebagai berikut : Kapasitas Kerja Alat, adalah kemampuan alat dalam melakukan pekerjaan seperti mengeruk, mengangkut atau memindahkan tanah dalam satu kali operasi atau sat siklur, diukur dalam (M/siklus). Produksi Kerja Alat, adalah kemampuan kerja alat dalam melakukan pekerjaan seperti menggusur, mengeruk, memindahkan atau

mengangkat tanah dari satu tempat ketempat lain. Diukur dalam 1 jam kerja (M/jam). Perhitungan Biaya Operasi Alat. Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses analisa biaya pekerjaan pemindahan tanah mekanis, perlu diperhatikan mengenai permasalahanpermasalahan yang ada. Hal ini akan mempermudah adanya pengertian terhadap factor-faktor yang ikut menentukan dalam analisa biaya tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap Tingkat produksi alat dan biaya pengoperasian alat tersebut yang tergantung dari : 1. Kemapuan Berproduksi, Kemampuan produksi alat berat

tergantung dari kondisi lapangan dimana alat berat tersebut bekerja, kondisi lapangan yang berat akan menghambat maneuver alat tersebut sehingga akan menurunkan tingkat produksinya. Selain hambatan-hambatan seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat hambatan lainnya seperti :

II - 10

Pengaruh ketinggian Pengaruh temperatu Pengaruh tekanan udara Keadaan tanah yang akan dikerjakan Percepatan alat

Selain hambatan dari kondisi lapangan, kondisi alat berat pun mungkin akan menjadi hambatan, misalnya alat tersebut baru atau bekas dan juga mengenal metode pelaksanaan kerja yang dilakukan. 2. Biaya pengoperasian alat berat, tergantung dari biaya kepemilikan alat dan ini dipengaruhi oleh : Faktor-faktor harga alat, umur alat (life time), bunga modal, assuransi dan nilai sisa pakai (depresiasi). Biaya operasi yang dipengaruhi oleh, penggunaan bahan baker, pelumas, perbaikan, suku cadang dan biaya operator. Biaya mobilisasi alat.

Perhitungan produksi alat berat sangat mempengaruhi Rencana anggaran Biaya (RAB), sehingga dtuntut pemahaman dalam perhitungan yang benar-benar teliti. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa, peralatan akan berdaya guna atau berhasil guna tinggi, bila peralatan tersebut menhasilkan produksi yang tinggi dengan biaya serendah mungkin. Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan tahapan kerja yang disusun secara cermat dan saling berkaitan, hal ini untuk menhindari terjadinya persoalan atau masalah yang menjurus pada

II - 11

pemanfaatan dana yang tidak bermanfaat atau tidak mencapai sasaran. 1.4. Persiapan Pekerjaan PTM. Persiapan kerja merupakan kegiatan ang harus dilakukan, hal ini untuk menghindari kesalahan dalam memperkirakan kondisi lapangan pekerjaan. Karena lokasi pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis mempunyai sifat yang unik dimana lokasi pekerjaan dan karakteristk pekerjaan tidak pernah ada yang sama. Pekerjaan ini barkaitan erat dengan keadaan lingkungan tempat lokasi pekerjaan itu berada, baik yang bersifat fisik atau keadaan alamnya atau geografis dan yang lebih penting lagi adalah permasalah yang berkaitan dengan keadaan social lingkungan dan infra struktur yang tersedia. Bila kondisi social lingkungan baik dan infra struktur lengkap, maka memang tidak ada permasalahan. Namun yang perlu dijaga adalah bilamana keadaan yang ada adalah sebaliknya, dimana masyarakat kurang menerima dengan baik kehadiran proyek tersebut, infra struktur tidak lengkap lokasi berada di tengah-tengah pedalaman. Hal ini akan menjadi permasalahan serius yang harus dipikirkan jauh-jauh hari. Biasanya tahapan-tahapan kerja yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan Pemindahan Tanah secara Mekanis ialah seperti uraian berikut : 1.4.1. Survey Lapangan (Site survey) Survey lapangan dimaksudkan guna menghimpun data-data lapangan secara actual di lokasi tempat pekerjaan akan dilakukan. Pengumpulan data lapangan hendaknya dikumpulkan selengkap,

II - 12

secermat dan serinci mungkin melalui survey lapangan (site survey), sehingga pada saat pembuatan rencana kerja, anggaran biaya dan pelaksanaan pekerjaan kita tidak mengalami hambatan atau

perencanaan dapat dibuat se-objektif mungkin. Kurangnya data berarti akan menghadapi resiko yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Survey lapangan ini perlu dilakukan terutama bagi pemula walaupun data berupa gambar dan keterangan pekerjaan telah diperoleh, dengan dilakukannya survey lapangan secara visual, minimal kita dapat mengantisipasi apa-apa yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan, terutama bila pelaksanaan pekerjaan dilakukan pada daerah yang belum dikenal. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam survey lapangan, antara lain : 1. Keadaan lapangan yang meliputi : Keadaan tanaman/tumbuhan (vegetasi), antara lain; Jenis pohonan, diameter batang, struktur akarnya, kerapatan pohon dan lain-lainnya. Keadaan tanah, jenis tanah, kekerasan tanah, struktur lapisan tanah, kelandaian tanah atau ketinggian tanah dan lainlainnya. Keadaan curah hujan Topografi permukaan tanah Volume dan luas daerah cakupan pekerjaan 2. Kondisi Tenaga Kerja Keadaan Tenaga kerja setempat, kualitas dan kuantitas

II - 13

KONDISI

KEMAMPUAN KERJA PRUSHAAN DALAM BIDAN PEKERJAAN

SIPIL, BAHAN BANGUNAN, PERALATAN PENDUKUNG, DALN LAINNYA.

KEMAMPAMPUAN

LOGISTI, SUPLAI BAHAN MAKANAN, BAHAN BAKAR

MINYAK, PELUMAS, SUKU CADANG DAN KEBUTUHAN HIDUP SEHARIHARI.

3.

KONDISI TRANSPORTASI DAN AKOMODASI Kondisi dan kemampuan jalan ada yang berkaitan dengan pelaksanaan mobilisasi. Meliputi : 1) Kelas jalan 2) Kelas jembatan 3) Tanjakan 4) Tikungan Peta lokasi daerah tujuan akhir peralatan dan material Pengiriman berita (komunikasi) Lokasi kerja, dekat atau jauh dari permukiman dan kondisi lingkungan Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran pekerjaan.

1.4.2. Perencanaan Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja yang akan menjadi acuan kerja, yang meliputi : Persiapan Kerja Struktur Organisasi Proyek Penentuan Metode dan Prosedur Kerja

II - 14

Jadwal Kerja (Time Schedule) Penentuan Jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan dipergunakan Penenuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan digunakan Sistim Logistik dan maintenance. Perencanaan kerja tersebut hendaknya mengacu kepada metode

kerja yang telah disusun agar efisien dan paling menguntungkan dengan resiko kerja seminimal mungkin. Dalam penyusunan rencana kerja hendaknya bukanlah satu-satunya metode yang kita kembangkan,

melainkan merupakan hasil pengkajian dari beberapat alternative metode pelasanaan. Metode perencanaan yang baik, belum tentu yang termurah, dalam arti bahwa yang termurah itu belum tentu ekonomis. Faktor-faktor berikut sebaiknya diperhatikan : 1. Keadaan medan 2. Keadaan tanah 3. Pengaruh keadaan lingkungan 4. Spesifikasi pekerjaan 5. Volume pekerjaan yang diisyaratkan 6. Biaya operasi pelaksanaan pekerjaan dari alat-alat berat serendah mungkin 7. Prosedur pengoperasian alat dan pemeliharaan (maintenance) yang mudah dan sederhana. 8. Umur pemakaian alat 9. Undang-undang perburuhan dan Kesehatan dan Keselamatan Kera (K3)

II - 15

10. Peraturan, perjanjian yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Perencanaan yang baik merupakan modal utama untuk melakukan pelaksanaan kegiatan dilapangan. Lebih baik melakukan awal kegiatan dengan sedikit lambat (slow down) sambil menyusun perencanaan yang matang, Setelah perencanaan seluruhnya sudah dianggap baik maka pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan kapasitas penuh dari kemampuan dan potensi yang dimiliki. Namun demikian didalam

perjalanannya perlu diadakan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal, hal ini berkaitan dengan perkembangan dan permasalahan yang terjadi di lapangan. Karena tidak ada suatu proyek pun yang memiliki permasalahan yang sama, sehingga permasalahan yang dihadapi di lapangan, apsti akan mempengaruhi perencanaan awal. Oleh karenanya perencanaan awal tersebut perlu di update atau disesuaikan dengan perkembangan yang ada secara periodeik, baik perminggu atau perbulan tergantung dari kebijakan dari proyek manajer. Kegiatan ini sekaligus merupakan kegiatan evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dan menyesuaikan rencana kerja untuk dipergunakan pada kegiatan pekerjaan selanjutnya. Dengan begitu berarti pelaksanaan pekerjaan selalu dapat terkendali dengan baik. 1.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang menentukan terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh timb manajemen proyek. Manajemen perlu melakukan upaya-upaya untuk membuat suatu prosedur pelaksanaan pekerjaan baik yang berkaitan

II - 16

dengan pelaksanaan teknis pekerjaan maupun persiapan pelasanaan administrasi dan keuangan serta sarana-sarana pendukung lainnya. Karena pada pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis, memerlukan dukungan selain dukungan perawatan mesin dan peralatan juga membutuhkan pendukung lainnya sperti spare part, bahan baker, peluman. Selain itu dukungan konsumsi bila proyek berada jauh dari perkotaan dimana bahan makanan harus didatangkan dari kota yang berjarak relative jauh. Ini penting untuk diperhatikan guna menghilangkan kendala psikologis para pekerja dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu yang perlu diperhatikan dalam memulai pelaksanaan pekerjaan adalah : 1) Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan ) Penentuan titik dimulainya pekerjaan penting dilakukan, hal ini dimaksudkan agar menjadi ukuran awal bagi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, seperti patok ketinggian atau leveling sehingga pekerjaan selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan terhadap control permukaan dan lain sebainya. 2) Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan analisa terhadap keadaan topografi lokasi pekerjaan, hal ini dimaksudkan guna mengatur operasional alat-alat berat dalam melakukan kegiatannya, seperti, dari mana alat bersebut harus mulai pekerjaannya dan dimana harus diakhiri. 3) Pengaturan pertahapan areal yang akan dikerjakan.

II - 17

Pengaturan areal pekerjaan perlu dilakukan bila pekerjaan melibatkan banyak peralatan dimana pekerjaan dilakukan secara simultan, sehingga alat alat berat dapat bekerja secara efisien dan efektif. 4) Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat, sehingga tidak terjadi hambatan. Perlu dilakukan pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat berat seperti jalur dumptruck pada saat isi dan jalur dumptruck pada saat kosong maupun demi kepentingan inspeksi pekerjaan, sehingga pengaturan ini mengindari terhadap terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti tabrakan dan lain sebagainya. 5) Pengamanan lokasi kerja dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan. Lokasi pekerjaan sebaiknya diamankan bagi orang-orang yang tidak berkepentingan dengan kegiatan pekerjaan, untuk itu perlu dibuatkan tanda-tanda pengamanan pada lokasi-lokasi yang dianggap

membahayakan keselamatan umum seperti pada daerah yang rawan longsor, daerah peledakan dinamit dan daerah dimana lalulintas alat-alat berat sangat padat. 6) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, kegiatan ini merupakan sarana control bagi manajemen untuk mengetahui apakah semua ketentuan atau perencanaan yang telah dibuat telah dijalankan sesuai dengan perintah yang diberikan. Fungsi pengawasan dan pengendalian mempunyai nilai sangat stratetgis bagi tercapainya

II - 18

sasaran manajemen dalam menjalankan proyeknya dalam meraih keuntungan tanpa harus mengorbankan mutu, dan waktu pelaksanaan.

II - 19

Anda mungkin juga menyukai