Anda di halaman 1dari 16

TURAP KANTILEVER DAN BERJANGKAR

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Pondasi II

Disusun Oleh :
1. Jefri Dhuwit
2. Sarah Poluan
3. Melale Saweduling
4. Jeal Langi
5. Riski Riwulare
6. Renaldo Gunawan

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan berkat serta karunia-Nya kepada penyusun Makalah, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang diberikan.

Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih atas


bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada penyusun oleh Dosen
Bidang Studi Manajemen Lingkungan, teman-teman, serta semua pihak yang
membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penyusun
berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan motivasi yang
berarti bagi para pembaca.

Penyusun juga menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu bilamana terdapat banyak kekurangan didalam pembuatan
laporan ini, penyusun mohon maaf sebesar-besarnya.

Manado, 17 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1Turap kantilever
2.2Turap Berjangkar
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang didesain dan dibangun untuk
menahan tekanan lateral tanah ketika terdapat perubahan dalam elevasi tanah
yang melampaui sudut geser dalam tanah. Bangunan dinding penahan
umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja. Dinding
penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama untuk jalan
raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan dengan tanah berkontur
atau tanah yang memiliki elevasi berbeda.
Dinding penahan tanah dapat dikatakan aman, apabila dinding penahan tanah
tersebut telah diperhitungkan faktor keamanannya, baik terhadap bahaya pergeseran,
bahaya penggulingan, penurunan daya dukung tanah, dan patahan. Pada dinding
penahan, perhitungan stabilitas merupakan salah satu aspek yang tidak boleh
diabaikan maupun dikesampingkan, karena stabilitas dinding penahan sangat
mempengaruhi usia dinding penahan itu sendiri, keamanan bangunan bendung, serta
kondisi tanah disekitar dinding penahan tanah tersebut.
Sekarang ini perkembangan dari sistem informasi dan teknologi terutama
menyangkut dalam hal perhitungan terhadap penerapan metoda sipil sudah sangat
berkembang. Sistem analisis perhitungan dinding penahan tanah ini dibuat untuk
memudahkan dalam analisis sehingga menghasilkan keakuratan dalam penyajian
hasil perhitungan berdasarkan metoda kalkulasi yang terdapat dalam sistem dan
sesuai dengan literatur sipil yang telah ada, serta untuk menyajikan hasil kalkulasi
dengan cepat dan juga mengurangi terjadinya human error terhadap kalkulasi.
Aplikasi ini dapat menghasilkan laporan berdasarkan data masukan dan data hasil
perhitungan.

2.2 Rumusan Masalah


Dalam materi turap berjangkar dan kantilever terdapat 2 hal yang dapat diangkat
menjadi topik permasalahan pada tugas akhir ini, yaitu antara lain:
1. Turap Kantilever
2. Turap Berjangkar

2.3Tujuan
Tujuannya untuk mengetahui dan memahami materi turap berjangkar dan turap
kantilever
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Turap Kantilever
Pada turap kantilever, kestabilan turap sepenuhnya ditahan oleh tekanan tanah
pasif yang berada di muka dindingnya. Turap ini biasanya digunakan untuk
kedalaman galian tanah yang tidak terlalu dalam. Kedalaman galian dapat
mempengaruhi panjang dari turap kantilever. Bila kedalaman galian semakin dalam
maka turap yang dibutuhkan semakin panjang dan mengakibatkannya momen lentur.
Pada pemakaian turap kantilever, pergeseran arah lateral reltif besar. Kedalaman
turap yang dipilih sedemikian rupa sehingga memenuhi jumlah gaya – gaya
horizontal sama dengan nol.
Dinding turap cantilever biasanya direkomendasikan untuk dinding
dengan ketinggian sedang, berkisar 6 m atau kurang di atas garis galian.
Pada dinding ini, turap berprilaku seperti sebuah balok lebar cantilever di
atas garis galian. Prinsip dasar untuk menghitung distribusi tekanan tanah
lateral tiang turap cantilever dapat dijelaskan dengan bantuan Gambar 6,
yang menunjukkan prilaku leleh dinding cantilever yang tertanam pada
lapisan pasir di bawah garis galian. Dinding berputar pada titik O. Oleh
karena adanya tekanan hidrostatik pada masing-masing sisi dinding,
maka tekanan ini akan saling menghilangkan, dengan demikian yang
diperhitungkan hanya tekanan tanah lateral efektif saja. Pada Zona A,
tekanan lateral hanyalah tekanan tanah aktif saja yang berasal dari

tanah sebelah di atas garis galian. Sementara pada Zona B, oleh karena
pelenturan dinding di daerah ini, maka bekerja tekanan tanah lateral aktif
dari bagian tanah sebelah

atas garis galian dan tekanan tanah pasif di bawah garis galian di sebelah
air. Kondisi pada Zona $B$ ini akan berkebalikan dengan Zona C, yaitu
di bawah titik rotasi O. Distribusi tekanan tanah bersih ditunjukkan pada
Gambar (b), namun untuk penyederhanaan biasanya Gambar (c) akan
digunak an
dalam
perenca naan.
P ada
bagian berikut
akan
diberik an
sejuml ah
formul a
matematis untuk analisis dinding turap cantilever. Namun perlu
diperhatikan bahwa analisis ini berlaku untuk konstruksi yang sebelahnya
menghadap air. Dan permukaan air biasanya akan berfluktuasi sebagai
akibat pasang surut, oleh karena itu harus hati-hati dalam menentukan
pengaruh air pada diagram tekanan bersih.

2.2 Turap Berjangkar


1. Macam-macam jangkar
Apabila dibedakan berdasarkan bentuk konstruksinya, jangkar dapat dibedakan

h
H
jangkar
kepala
jangkar

sebagai berikut:
 Blok beton (deadmen anchorge)
terdiri dari blok menerus atau setempat
tahanan jangkar diperoleh dari tekanan tanah pasif.
 Tiang pancang (braced piles)
digunakan untuk lapisan tanah lunak yang cukup tebal.
 Penjangkaran pada lapisan tanah (soil anchorge)
2. Analisis Sistem Penjangkaran
Blok beton (menerus, kepala jangkar terbuat dari blok beton yang menerus
sepanjang dinding turap)
F H
h
Pp Pa

Gaya jangkar yang diijinkan tergantung dari tekanan aktif dan pasif tanah.

B
Ti = ( Pp−Pa ).
SF .................................................................. 3.1
dimana:
1
Pp = . γ . Kp . H 2
2 ................................................................... 3.2
1 2
Pa = . γ . Ka . H
2 ................................................................... 3.3
Ti = Gaya jangkar yang diijinkan
L = Panjang kepala angkur
SF = 1.5 – 2

 Blok beton (setempat, L/h < 5)


h
H
kepala jangkar
jangkar

L
B

Gaya jangkar yang diijinkan dihitung dengan persamaan:


1
Tult = L( Pp−Pa)+ Ko. γ .( √ Kp+ √ Ka). H 2 tan ϕ
3 ... 3.4
dimana:
Tult = gaya jangkar ultimit, sehingga Ti = Tult/SF
Ko = koefisien tekanan tanah diam = (1−sin ϕ) √ OCR
L = Jarak antar jangkar (Ti / F)
Pancang
Tiang
ult
T H

F = Gaya jangkar yang terjadi (dari analisis turap)

 Tiang pancang (braced piles)

Gambar Penjangkaran tiang pancang


Tiang pancang ditempatkan setempat, pada setiap penjangkaran saja.
Gaya jangkar yang diijinkan diperoleh dari dari perhitungan tahanan lateral
tiang pancang.

 Penjangkaran pada lapisan tanah

T H
ult
Grouting
l beton
d

Gambar Penjangkaran pada lapisan tanah


Kepala jangkar ditempatkan setempat, pada setiap penjangkaran saja.
Tult diperoleh dengan persamaan:
Tult = π . d. σ ' . L. K . tan ϕ + c a . π .d . L .................................... 3.5
dimana:
Tult = gaya jangkar ultimit, sehingga Ti = Tult/SF
s’ = tegangan overburden efektif
K = koefisien tekanan tanah (dapat diambil Ko)
ca = 0.3 sampai 0.9 c

3. Panjang dan Lokasi Penjangkaran.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi dan panjang
penjangkaran adalah sebagai berikut:
 Segitiga gelincir aktif pada dinding turap, tidak boleh berpotongan dengan
segitiga gelincir pasif pada jangkar.
45 -  

maksimum
Bidang keruntuhan
Bidang keruntuhan aktif turap

45 + /2
jangkar
Bidang keruntuhan pasif
 Deadman (Kepala jangkar) harus diletakkan lebih jauh dari bidang
kelongsoran maksimum.

Gambar Lokasi penjangkaran


A. Analisis Turap Berjangkar
Terdapat dua metode untuk menganlisis dinding turap berjangkar:
 Dinding turap dengan perletakan bebas (free support method)
 Dinding turap dengan perletakan jepit (fixed support method)

1. Analisis turap perletakan bebas


Asumsi2 yang diambil dalam analisis :
 Turap memiliki kekakuan yang baik (keruntuhan tanah)
 Tekanan tanah yang bekerja dihitung dengan met. Rankine
 Turap bebas berotasi pada jangkar.

Gambar Diagram tekanan tanah pada turap berjangkar


Gaya jangkar dihitung dengan persamaan:
F = Pa−Pp .................................................................................. 3.6
Analisis kedalaman pemancangan diperoleh dengan prinsip statika, dimana
k
a
m
M

S momen pada titik B = 0


z

l
B F
H
h1 h2
Pa
D Pp
Σ MB = Pp .h 1−Pa .h 2 = 0 .........................................................
3.7
dimana:
Pp = (1/2). γ . D2 . Kp .................................................................... 3.8
2
Pa = (1/2). γ .(H + D) . Ka ...........................................................
3.9
Dengan mensubstitusikan persamaan 3.8 dan 3.9 kedalam pers. 3.7, akan
diperoleh persamaan pangkat 3:
3 2
α 1. D +α 2.D +α 3.D+α 4 = 0 ...................................................... 3.10
nilai a 1, 2, 3, 4 bervariasi tergantung kekomplekan tanah.
Kedalaman pemancangan dicari dengan metode coba banding.
D aktual = 1.3 – 1.4 x D teoritis
Momen maksimal pada turap berjangkar terletak pada kedalaman B hingga
dredge line. Terlebih dahulu dicari letak momen maksimal dengan menggunakan
jumlah gaya geser = 0.
Σ geser = 0
1 2
. Ka . γ ' z −F = 0
2
2F
z =
√ Ka. γ '
......................................................................................... 3.11
Momen maksimal dapat diperoleh dengan persamaan:
'
1 z
M max = − Ka { γ . z 2 .(
3
)+ F .( z−l )¿
2 ................................................. 3.12

2. Analisis turap perletakan jepit


Pada analisis perletakan jepit, penetrasi dinding turap diasumsikan cukup dalam
sehingga perletakan yang terjadi dianggap jepit. Dinding turap melendut sedemikian
rupa sehingga memiliki titik balik pada jarak y 0 dari dredge line, seperti ditunjukkan
pada gambar berikut ini (Anderson Method).
= titik belok y0

F
A
C
I
B

P2
Ri
Ri

F
D0
I
M=0

F
(a) (b) (c)
Gambar Turap berjangkar perletakan jepit
(a). Lendutan pada turap
(b). Free body diagram tekanan lateral
(c). Bidang momen yang terjadi

Tahap analisis untuk dinding turap perletakan jepit adalah sebagau berikut:
1. Menentukan panjang yo dengan persamaan:
P2
'

Yo = γ .( Kp − Ka ) .......................................................... 3.13
2. Mencari nilai Ri dengan persamaan SM C = 0
3. Mencari F dengan pers SH = 0 untuk free body bagian atas.

4. Nilai D dicari dengan menggunakan free body bagian bawah, dengan persamaan
SM B = 0
Σ MB = 0
1 γ ' ( Kp − Ka ) . D 2 (
D
)− Ri . D = 0
2 3

6 Ri
Do =
5. Kedalaman pemancangan (D) = Yo + Do
√ γ .( Kp−Ka ) ............................. 3.14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada turap kantilever, kestabilan turap sepenuhnya ditahan oleh tekanan tanah pasif yang berada
di muka dindingnya. Turap ini biasanya digunakan untuk kedalaman galian tanah yang tidak terlalu dalam.
Kedalaman galian dapat mempengaruhi panjang dari turap kantilever

Turap berjangkar sangat cocok untuk galian dalam, namun tergantung pada jenis tanah galian dan
kondisi sekitarnya. Turap dipancang berderet kemudian dilakukan penggalian.
DAFTAR PUSTAKA
 SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan
 https://www.academia.edu/17161988/Tata_Cara_Teknik_Operasional_Pengelo
laan_Sampah_Perkotaan
 https://jujubandung.wordpress.com/2012/05/29/pewadahan-pengumpulan-dan-
pemindahan-sampah/
 https://www.slideshare.net/metrosanita/persyaratan-teknis-pengumpulan-
pemindahan-dan-pengangkutan-sampah

Anda mungkin juga menyukai