STRUKTUR BETON
BERTULANG 1
LENTUR PADA BALOK T
Abstrak Kompetensi
KATA PENGANTAR
Struktur Beton Bertulang 1
1 Anita Intan Nura Diana, MT
2020
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan dan
Rahmat-Nya kepada kami, sehingga template tugas ini dengan judul: “Lentur
Pada Balok T” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan yang
diharapkan. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan template tugas ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan kritikan dan saran
sehingga template tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya template tugas ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu kami berharap semoga template tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi semua orang.
Kelompok 2
2.1Beton Bertulang
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta
yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan.
Terkadang terdapat bahan aditif yang ditambahkan untuk menghasilkan
beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
( workability ), durabilitas, dan waktu pengerjaan. (Nawy, 1996) Seperti
halnya pada material mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang
tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Agar bisa digunakan dengan baik
dalam suatu struktur, beton harus dikombinasikan dengan bahan yang
memiliki kuat tarik bagus seperti baja tulangan, sehingga jadilah suatu
bahan struktur yang disebut dengan beton bertulang. Dengan kata lain,
beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja, dimana
tulangan baja berfungsi untuk menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki
beton. Gambar 2.1 memperlihatkan kekuatan balok yang secara nyata dapat
ditingkatkan dengan menambahkan baja tulangan di daerah tarik.
Selain untuk meningkatkan kuat tarik pada balok, baja tulangan yang
mampu menerima tekan dan tarik juga dimanfaatkan untuk menyediakan
sebagian dari daya dukung kolom beton dan kadang-kadang didalam
daerah tekan balok.
Konstruksi balok-T
Pada konstruksi balok-T, sayap dan badan balok harus dibangun
menyatu bila tidak harus dilekatkan bersama secara efektif.
Lebar pelat efektif sebagai sayap balok-T tidak boleh melebih
seperempat panjang bentang balok, dan lebar efektif sayap yang
menggantung pada masing-masing sisi badan balok tidak boleh
melebihi : (a) Delapan kali tebal pelat; dan(b) Setengah jarak bersih
ke badan di sebelahnya.
Untuk balok dengan pelat pada satu sisi saja, lebar sayap efektif
yang menggantung tidak boleh melebihi: (a) Seperduabelas
Struktur Beton Bertulang 1
1 Anita Intan Nura Diana, MT 2020
0
panjang bentang balok; (b) Enam kali tebal pelat; dan(c) Setengah
jarak bersih ke badan di sebelahnya
Balok yang terpisah, dimana bentuk-T digunakan untuk
memeberikan sayap untuk luasan tekan tambahan, harus
mempunyai ketebalan sayap tidak kurang dari setengah lebar
badan dan lebar efektifsayap tidak lebih dari empat kali lebar
badan.
Bila tulangan lentur utama pada pelat yang dianggap sebagai
sayap balok-T (tidak termasuk konstruksi balok usuk) paralel
dengan balok, tulangan tegak lurus terhadap balok harus
disediakan pada sisi teratas pelat
Tulangan transversal harus didesain untuk memikul beban
terfaktor
sesuai dengan berikut ini: pada lebar pelat yang menggantung
yang diasumsikan bekerja sebagai kantilever, untuk balok yang
terpisah, seluruh lebar sayap yang menggantung harus
diperhitungkan. Untuk balok-T lainnya, hanya lebar efektif pelat
yang menggantung perlu diperhitungkan.
Tulangan transversal harus dispasikan tidak lebih jauh dari lima kali
tebal pelat, atau juga tidak melebihi 450 mm.
3.2 Balok Penampang T
Pada suatu sistem pelat lantai satu arah seperti ditunjukkan dalam
gambar 3.16, pelat diasumsikan memikul beban dalam salah satu arah dan
disalurkan oleh balok dalam arah tegak lurusnya. Pada masa kontruksi,
kolom beton pada umumnya dicor terlebih dahulu hingga mengeras.
Setelah itu baru dilakukan pengecoran pada balok dan pelat secara
bersamaan,sebagai hasilnya pelat dapat berfungsi sebagai sayap atas dari
balok. Pada balok tengah, sayap akan terbentuk di kedua sisi dari balok, dan
mengasilkan penampang balok T.
Suatu balok penampang T yang mengalami lentur ditunjukkan pada
gambar 3.17. pada bagian lapangan (potongan A) terjadi momen positif, sisi
bawah balok mengalami tarik dan sisi atas balok mengalami tekan. Maka
sayap balok akan berfungsi daerah tekan beton. Pada kasus ini, daerah
tekan beton dapat berupa persegi atau juga dapat berupa penampang T,
seperti ditunjukkan pada gambar 3.17.b dan d. Dibagian tumpuan
(dipotongan B) terjadi momen negatif, sehingga sisi atas balok mengalami
tarik dan sisi bawah balok mengalami tekan. Sehingga daerah tekan beton
dapat dipastikan berupa penampang persegi. (Gambar 3.17.c)
Sehingga :
T – C cf
(3.51)
0,85 f ' c b w
hf a
(
Mn = Ccf d−
2) ( )
+C cw d−
2
(3.52)
εt = ( d−c
c )
0.003 (3.53)
nilai εtharus lebih besar dari 0,005 untuk penampang terkendali tarik.
Sesuai SNI 2847:2013 pasal 10.5.2. disebutkan bahwa Luas tulangan
minimum untuk balok penampang T, tidak kurang dari yang disyaratkan
dalam persamaan 3.26, hanya saja nilai bw diganti dengan 2bw atau beyang
diambil yang terkecil.
Tabel nilai p dan Ru (=Mu/bd2) untuk penampang terkendali tarik, ε t ¿ 0,005
dan ɸ = 0.90
pc (Mpa) fy (Mpa) β1 pb pmaks Ru (Mpa)
20 400 0,850 0,0217 0,01355 4,100
25 400 0,850 0,0271 0,001693 5,125
30 400 0,836 0,0320 0,01998 6,065
35 400 0,800 0,0357 0,02231 6,828
40 400 0,764 0,0390 0,02436 7,513
Contoh Soal
1) Suatu konstruksi plat lantai dengan denah strukturnya ditunjukkan dalam
gambar C. 3.9. Hitunglah besarnya kuat momen rencana ɸMn dari balok
anak pada potongan A-A dan B-B. Anggap balok sebagai balok T.
Gunakan nilai f’c = 25Mpa,fy = 400Mpa
Ternyata nilai A lebih kecil daripada h f dan juga lebih kecil dari d’,
sehingga As’ dapat diabaikan dalam perhitungan M n. Hal ini merupakan
hal umum dijumpai pada balok T dengan momen positif. Balok dengan
daerah tekan yang lebar tidak memerlukan tulangan tekan untuk
meningkatkan momen nominal. Tulangan tekan yang dipasang lebih
diperuntukkan bagi kekontinuan penulangan, mereduksi lendutan balok
atau juga untuk tempat pemasangan tulangan geser.
Selanjutnya periksa apakag tulangan tarik benar sudah luluh :
c = a/β1 = 25,525/0,85 = 28,85 mm
a 24,52
Mn =As . fy ( d
2 (
) = 2280(400) 510−
2 )
=453,938,880 Nmm
C1 = 0.85∫ ab (a = β 1c =0.85c)
e
C1 = 0.85(25)(0.80c)(350) = 5,418,75c
1
c−65
1
C1 = A 2 600
{c−d
c ( ) | }
−0,85 ∫ ❑ = 1.140 600
e
c [ ( )
−0.85(25)
]
Struktur Beton Bertulang 1
1 Anita Intan Nura Diana, MT 2020
7
= 684.000 ( c−65
c )
– 24,225
T = A1 ∫ ❑=2,670(400) = 1.068.000 N
y
T =C5+C1
1
c−d 135,7−65
∫ ❑=600( c )
= 600 (
135,7 )
= 312,75 Mpa
s
(<fy = 400 Mpa, tulangan tekan belum luluh, jadi sesuai asumsi awal)
d i−c
C3 = 684.000 ( ) c
– 24.225 = 332.309 N
d t −c 535−135,77
εt = ( ) c
0,003 = (
135,77 )
0,003 = 0.0088 > 0.005
Jadi tulangan tarik sudah luluh dan penampang terkendali tarik ∅ =0,90
kemudianhitung ∅ Mn2 dengan menggunakan persamaan 3,46 :
∅ Mn= ∅ ¿
1,4 1,4
A2 min = 2bd= ( 600 ) ( 535 )=1.123,5 mm2 < A2.
fy 400
Contoh Soal
2) Hitunglah kuat momen rencana, ɸMn dan AS min untuk penampang balok T
ditunjukkan dalam gambar C.3.10. Asumsikan bahwa mutu beton dan
tulangan baja adalah f’c ¿ 25 Mpa, fy ¿ 400 Mpa.
Keterangan :
As = Luas
Penyelesaian :
4.1 Kesimpulan
Balok berperilaku sebagai balok “T” pada saat terjadi momen positif
dimana sisi bawah balok mengalami tarik dan sisi atas balok mengalami
tekan dan berperilaku seperti balok biasa pada saat terjadi momen negatif
dimana sisi atas balok mengalami tarik dan sisi bawah balok mengalami
tekan
Pada suatu sistem pelat lantai satu arah seperti ditunjukkan dalam
gambar 3.16, pelat diasumsikan memikul beban dalam salah satu arah dan
disalurkan oleh balok dalam arah tegak lurusnya. Pada masa kontruksi,
kolom beton pada umumnya dicor terlebih dahulu hingga mengeras.
Setelah itu baru dilakukan pengecoran pada balok dan pelat secara
bersamaan,sebagai hasilnya pelat dapat berfungsi sebagai sayap atas dari
balok. Pada balok tengah, sayap akan terbentuk di kedua sisi dari balok, dan
mengasilkan penampang balok T.
http://lib.unnes.ac.id/36234/
https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/viewFile/10540/8046