CONCRETE
Group Project
Written by:
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Kelompok Struktur Bangunan
Beton – Inovasi Beton Tahan Gempa dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
proses pengerjaan tugas ini, tentu banyak kendala-kendala yang tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Wahyuniarsih Sutrisno, ST.,MT. selaku dosen mata kuliah Struktur
Bangunan Beton Teknik Sipil ITS yang telah mengajarkan ilmu pada mata
kuliah Struktur Bangunan Beton.
2. Teman-teman satu kelompok: Patricia Mayang Putri, Almira Nafiisa
Bilqisaqila, Aulia Budy Velindayanti, Udyani Salma Widyaswari dan
Maulina Indah Harvianti yang telah membantu dalam diskusi, pencarian data,
Kelompok ini.
Kami sadar bahwa laporan tugas kelompok ini tentu masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan
laporan mendatang. Diharapkan apa yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Teknik Sipil dan memotivasi untuk dapat memberikan inovasi inovasi
terbaru khususnya di bidang Struktur Bangunan Beton ini di waktu yang akan
datang.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan memohon maaf apabila
terdapat banyak kesalahan dalam segi penulisan dan pengolahan data.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….………...1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…2
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….……….4
1.1 Latar Belakang……………………………………………….……….4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….……4
1.3. Tujuan…………………………………………………………….….5
1.4. Manfaat………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6
2.1. Penjelasan Teori……………………………………………………...6
2.2. Inovasi Campuran Beton Tahan Gempa……………………………..7
BAB IV HEMPCRETE………………………………………………………….15
4.1. Konsep dan Penjelasan……………………………………………...15
4.2. Kekurangan………………………………………………………….16
4.3. Kelebihan……………………………………………………………17
2
BAB VII PENUTUP………………………………....…….…………………..27
7.1. Kesimpulan ………………………………….…….………..……..27
7.2. Saran…………………………………………………………….…27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….28
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Apa saja kelebihan dari inovasi campuran beton tahan gempa tersebut?
4. Apa saja kekurangan dari inovasi campuran beton tahan gempa tersebut?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Mengetahui apa saja inovasi campuran beton tahan gempa.
2. Mengetahui bagaimana penjelasan dan teori mengenai inovasi tersebut
3. Mengetahui kelebihan dari inovasi campuran beton tahan gempa.
4. Mengetahui kekurangan dari inovasi campuran beton tahan gempa.
1.4. Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa khususnya Teknik
Sipil mengenai campuran-campuran beton.
2. Dapat memotivasi mahasiswa khususnya Teknik Sipil untuk menemukan
inovasi/gagasan terbaru yang dapat diterapkan untuk merancang bangunan
beton tahan gempa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2. Inovasi Campuran Beton Tahan Gempa
7
BAB III
8
Gambar 2.2. Serat antar muka FRC
9
FRC dapat digunakan dalam struktur beton dalam bentuk berikut:
■ Pelat – di permukaan untuk meningkatkan kapasitas tegangan.
■ Batangan - sebagai penguat balok dan pelat yang menggantikan tulangan baja.
■ Kabel - sebagai tendon dan post tension di jembatan balok utama.
■ Pembungkus - di sekitar beton untuk membatasi beton dan meningkatkan
kekuatan tekan
10
Gambar 2.1. Perbandingan kekuatan antar material FRC
Secara umum, beton kuat terhadap gaya tekan, tetapi lemah terhadap
gaya tarik. Akibatnya elemen beton konvensional cenderung mengalami
kegagalan geser getas. Sambungan kolom balok adalah wilayah kritis untuk
keselamatan seismik bangunan. FRC baru telah dikembangkan dengan serat
polivinil alkohol (PVA) tertanam dalam matriks, yang disebut PVA-ECC.
PVA-ECC memiliki sifat ulet yang unggul dibandingkan dengan FRC
konvensional seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6, yang membuatnya
lebih cocok untuk membuat bangunan tahan gempa. Dinding PVA-ECC sendiri
menyerap energi dari gempa bumi dan menyelamatkan bangunan dari kekuatan
seismic.
11
Gambar 2.6. Kuat lentur FRC Konvensional dan FRC PVA-ECC
Berikut ini adalah berbagai jenis serat yang umumnya digunakan dalam
industri konstruksi:
1. Steel Fiber Reinforced Concrete
2. Polypropylene Fiber Reinforced (PFR) cement mortar & concrete
3. GFRC Glass Fiber Reinforced Concrete
4. Asbestos Fibers
5. Carbon Fibers
6. Organic Fibers
3.2. Kekurangan
Tergantung oleh bentuk, dimensi dan panjang serat. Serat tipis dan pendek,
misalnya serat kaca (pendek berbentuk rambut) hanya akan efektif beberapa
jam pertama setelah menuangkan beton (mengurangi retak saat beton
menjadi kaku) tetapi tidak akan meningkatkan kekuatan tarik beton.
Material serat agak susah menyatu ketika dilakukan mixing agregat. Dan
mixing harus dilakukan dengan hati hati
12
Jika distribusi serat tidak seragam/merata, akan menurunkan
kemampuan/kekuatan beton.
Kerentanan terhadap paparan sinar ultraviolet. Jadi, FRC harus dilindungi
dari paparan sinar matahari langsung, dengan menggunakannya khusus
dalam ruangan atau dilapisi dengan cat/resin.
13
3.3. Kelebihan
14
BAB IV
HEMPCRETE
15
hemp juga dapat diubah menjadi bahan utama pembuatan kertas, pakaian, dan
lain sebagainya.
Tidak seperti jenis ganja lain yang memabukkan dan membuat pemakaianya
kecanduan, jenis ganja yang digunakan untuk keperluan industri ini sama sekali
tidak mengandung zat psikoaktif atau adiktif. Tanaman ganja jenis ini
dibudidayakan oleh petani di wilayah utara Belanda.
4.2.Kekurangan
Negara Republik Indonesia melarang budidaya dan produksi semua jenis
tanaman cannabis beserta turunannya melalui UU No. 35 tahun 2009
tentang narkotika; “Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis
dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan
tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.”
Hemp adalah salah satu genus dari tanaman cannabis yang masuk ke dalam
golongan 1 narkotika.
16
4.3. Kelebihan
Hempcrete sangat ringan, anti pecah dan juga zero carbon.
Selain ‘eco friendly’ alias ramah lingkungan, hempcrete juga tahan api,
kedap suara, anti toxic, memiliki insulasi termal dan resisten terhadap tikus
dan hama lainnya.
Hempcrete tidak memiliki kerapuhan beton dan bahan isolasi ringan yang
ideal sehingga tidak mudah pecah.
Hempcrete juga cocok untuk berbagai macam iklim karena memiliki
penggabungan isolasi dengan massa termal.
Hempcrete termasuk material dengan kepadatan rendah dan tahan terhadap
tekanan yang membuat keretakan (High Flexural Strength), sehingga
membuatnya sangat sesuai untuk digunakan di daerah rawan gempa
Hempcrete sangat ramah lingkungan di banding batu bata biasa karena
memiliki Carbon Positive, yang lebih baik dari karbon netral. Selain itu
bahan bangunan ini juga dapat didaur ulang dan digunakan sebagai pupuk.
Dinding yang terbuat dari hemp tidak mengandung racun, tidak berlumut
atau berjamur, bebas hama serta tahan api.
17
BAB V
BETON RINGAN
18
boleh melampaui 880 kg per meter kubik dan berat jenis agregat tidak boleh
melampaui 2000 kg per meter kubik.
Salah satu contoh agregat ringan alami, yaitu batu apung. Agregat
tersebut selain ramah lingkungan (tidak banyak menimbulkan polusi udara
berupa gas CO2 sehingga tidak memicu global worming) karena dimanfaatkan
tanpa melalui proses pembakaran, tidak seperti agregat ringan buatan yang
membutuhkan proses pembakaran juga memiliki ketahanan terhadap gempa,
ekonomis, dan mudah di dapat. Sedangkan untuk agregat ringan buatan
terdapat styrofoam. Beton dengan campuran styrofoam dapat disebut sebagai
Beton-Styrofoam (Styrofoam-Concrete, disingkat Styrocon). Penggunaan
styrofoam pada beton dianggap sebagai rongga udara yang dapat mengurangi
kekuatan beton. Setiap penambahan udara 1% dari volume udara, maka
kekuatan beton akan berkurang 5.5% (Giri, 2008). Beton dengan bahan pengisi
udara mempunyai kekuatan 10% lebih kecil daripada beton tanpa pemasukan
udara pada kadar semen dan workabilitas yang sama (Murdock dan Brook,
1999). Akan tetapi penggunaan styrofoam ini apabila dibandingkan dengan
rongga udara adalah styrofoam mempunyai kekuatan tarik, sehingga selain
membuat beton menjadi ringan, penggunaan styrofoam juga menambah
kekuatan beton itu sendiri. Selain itu juga terdapat Lightweight Expanded Clay
Aggregate (LECA) yang merupakan agregat ringan dari campuran mineral
vulkanik yang ringan dan dibuat berpori dengan pembakaran diatas 1000 oC
dan lapisan luar tanah lempung tembikar (Rudy, 2016), serta Artifical
Lightweight Aggregat (ALWA).
19
Menurut bahan pembentuknya beton ringan dapat dibedakan menjadi:
20
3. Beton Ringan dengan memasukkan udara dalam adukan atau mortar
(Beton Aerasi atau Beton Busa atau Aerated Concrete)
Beton yang dibuat dengan memasukkan udara atau gas yang dibentuk
secara khusus ke dalam pasta semen sehingga setelah mengeras,
beton yang dihasilkan memiliki pori.
5.2. Kekurangan
21
udara pada kadar semen dan workabilitas yang sama (Murdock dan Brook,
1999)
5.3. Kelebihan
1. Berat jenis beton ringan lebih kecil dibandingkan dengan berat jenis beton
normal. Hal ini berpengaruh terhadap berat sendiri elemen struktur yang
lebih kecil sehingga kebutuhan dimensi tampang melintang dan ukuran
pondasi yang diperlukan akan berkurang. Selain itu resiko pasca terjadinya
gempa bumi juga dapat diminimalisir akibat berat total struktur yang lebih
kecil.
2. Penggunaan batu apung sebagai pengganti agregat kasar dapat mengurangi
polusi udara berupa gas CO2 yang dapat memicu global worming karena
pembuatannya tidak melalui proses pembakaran seperti agregat ringan
buatan.
3. Berat sendiri beton yang ringan meminimalisir biaya transportasi dan tenaga
pekerja.
4. Berat jenis beton yang relatif kecil membuat beton ringan lebih tahan
terhadap panas dan api.
22
BAB VI
Abu terbang atau fly ash merupakan produk sekunder dari pembakaran
batu bara bubuk pembangkit listrik. Menambahkan volume fly ash ke komposit
ini membantu mengurangi kekuatan ikatan antarmuka matriks dan
ketangguhan matriks, sehingga fly ash berkontribusi dalam pencapaian
kapasitas regangan tinggi selama berada di bawah beban tarik. Kapasitas tinggi
ini diperoleh melalui pengembangan multiple cracking. ECC (Engineered
23
Cementitious Composite) merupakan salah satu komposit yang dikembangkan
sebelumnya mencapai multiple cracking menggunakan semen murni dan lebih
dari 2% fiber PVA berlapis minyak untuk mencapai kinerja yang sama.
Sedangkan, EDCC mencapai kapasitas yang mirip dengan ECC melalui
penggantian 60% dari semen dengan fly ash dan hanya menggunakan 1% fiber
PVA tidak berlapis bersamaan dengan 1% fiber PET. Hal ini menyebabkan
EDCC menjadi bahan yang lebih berkelanjutan dan layak secara ekonomi
daripada ECC. Selain itu, untuk memproduksi satu ton semen sama dengan
melepas satu ton karbon dioksida ke atmosfer. Sehingga, penggantian semen
dengan abu terbang akan mengurangi pencemaran udara.
24
Gambar 5.2 Metode Pengaplikasian EDCC
6.2. Kekurangan
25
Gambar 5.4 Casting, moulding, consolidation, dan demoulded
specimen EDCC (dari kiri ke kanan).
6.3. Kelebihan
Tidak hanya daktilitas tinggi yang membuat EDCC menjadi pilihan yang
sempurna untuk aplikasi seismik, tetapi juga EDCC ini jauh lebih hemat
biaya, praktis, dan bahan yang jauh lebih berkelanjutan, dibandingkan
dengan yang lain sistem perbaikan berbasis semen konvensional.
EDCC juga material yang ramah lingkungan dibandingkan dengan ECC
karena penggunaan semen yang digantikan dengan fly ash.
26
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Subhankar Maity and Kunal Singha: Journal of Textile Science and Technology.
Harayana, India: Department of Textile Technology, Panipat Institute of
Engineering & Technology
Sinta: Proporsi Campuran dan Karakteristik Beton Ringan dengan Agregat Kasar
Lightweight Expanded Clay Agregate (LECA). Bali, Indonesia: Department of Civil
Engineering, Universitas Udayana
Aris Sutrisno, Slamet Widodo: Analisis Variasi Kandungan Semen Terhadap Kuat
Tekan Beton Ringan Struktural Agregat Pumice. Yogyakarta, Indonesia:
Universitas Negeri Yogyakarta.
https://theconstructor.org/concrete/fiber-reinforced-concrete/150/
(Diakses pada 4 September 2019)
28
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-
45086874
(Diakses pada 4 September 2019)
https://interiordesign.id/murah-ramah-lingkungan-hempcrete-material-rumah-
yang-terbuat-dari-serat-tanaman-ganja/
(Diakses pada 4 September 2019)
https://www.propertyinside.id/2018/02/25/selain-ramah-lingkungan-bahan-
bangunan-dari-serat-ganja-juga-tahan-gempa/
(Diakses pada 4 September 2019)
https://kharisibnuayyash.wordpress.com/2012/11/25/bangunan-berbahan-dasar-
serat-ganja-hempcrete/
(Diakses pada 4 September 2019)
https://properti.kompas.com/read/2018/12/10/105253121/pertama-di-dunia-
rumah-dari-serat-ganja?page=all
(Diakses pada 4 September 2019)
http://www.lgn.or.id/negara-produsen-hemp-terbesar-di-dunia/
(Diakses pada 4 September 2019)
https://www.academia.edu/19792225/Jurnal_Beton
(Diakses pada 3 September 2019)
https://www.designindaba.com/articles/creative-work/researchers-develop-edcc-
new-earthquake-resistant-
concrete#targetText=Called%20Eco%2Dfriendly%20Ductile%20Cementitious,ac
cording%20to%20a%20press%20release.
(Diakses pada 6 September 2019)
29
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877705817360472
(Diakses pada 6 September 2019)
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877705817360551
(Diakses pada 6 September 2019)
30