Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan dari
praktikum untuk mata kuliah “Perencanaan Perkerasan Jalan” ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang hasil pengujian dan perhitungan bahan perkerasan jalan.
Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan
berbagai pihak diantaranya; asisten dosen selaku pembimbing kami selama praktikum
berlangsung, Bapak Muhammad Isradi ST, MT selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Perkerasan Jalan jurusan teknik sipil Universitas Mercubuana Jakarta
Kampus D. Kelompok 2 yang telah berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu kami
sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan fikirannya yang telah diberikan.
Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok
kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
penyusun
1
DAFTAR ISI
Pendahuluan ......................................................................................................... 3
Pelaksanaan Praktikum
Penutup ................................................................................................................. 38
2
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3
(A-1)
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(SNI-06-2456-1991)
(AASHTO T-49-68)
(ASTM D-5-71)
4
Gambar 1.3.1.1 (Asphalt penetrometer)
5
1.4. Pelaksanaan Pengujian
Hari : Sabtu
Tanggal : 20 Oktober 2018
Tempat : Lab Sipil Mercu Buana Bekasi
Jam : 11:30 – 12:30
Langkah =
1. Oleskan gliserin pada jarum penetrometer, hal ini berfungsi supaya
jarum tidak melekat dengan bahan uji.
2. Letakkan benda uji I ( bitumen ) ke atas alat penetrasi tepat di bawah
jarum yang sudah dipasang pada alat penetrometer.
3. Kalibrasi penetrometer hingga jarum berada tepat di titik 0
4. Lalu nyalakan alat dengan menekan tombol power dan tekan tombol
start, diamkan 5 detik sampai terdengar bunyi dari penetrometer, lalu
lepaskan pemegang jarum bersamaan dengan bunyi dari tombol
otomatis.
6
1.5. Rumus Pengujian
Hasil penetrasi rata rata dari kedua benda uji :
𝑨𝟏+𝑨𝟐+𝑨𝟑+𝑨𝟒+𝑨𝟓
Benda Uji 1 = = A‘
𝒏
𝑩𝟏+𝑩𝟐+𝑩𝟑+𝑩𝟒+𝑩𝟓
Benda Uji 2 = = B‘
𝒏
𝟏𝟔𝟖+𝟏𝟔𝟗+𝟏𝟕𝟐+𝟏𝟕𝟎+𝟏𝟕𝟒
Benda Uji 1 = = 170,6
𝟓
7
𝟏𝟖𝟔+𝟏𝟖𝟒+𝟏𝟖𝟓+𝟏𝟖𝟕+𝟏𝟖𝟎
Benda Uji 2 = = 184,4
𝟓
Toleransi = ( rata rata – angka toleransi ) = 184,4 – 60 = 124,4
1.9. Kesimpulan
Hasil dari data praktikum yang di dapat adalah sebagai berikut :
Dari nilai penetrasi rata-rata yang di dapat pada kedua sampel aspal atau
bitumen tersebut di dapat :
1. Sampel I : 170,6
2. Sampel II : 184,4
Dari praktikum ini dapat kita katakan bahwa bahan tersebut diatas
memenuhi syarat sesuai Tabel Aspal Pen SNI 06-2456-1991 namun hanya
digunakan untuk daerah bercuaca dingin dan lalu lintas rendah dan sangat
tidak dianjurkan untuk daerah bercuaca panas dan volume lalu lintas tinggi.
Karena jika ingin digunakan untuk daerah bercuaca panas, hasil
pemeriksaan aspal penetrasi maksimal 60/70 Laston, yaitu dengan
spesifikasi minimal 60 mm dan maksimal 79 mm.
8
(A-2)
BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER
(SNI-06-2432-1991)
(AASHTO T-51-74)
(ASTM D-113-69)
Berat jenis bitumen dan ter adalah perbandingan antara berat bitumen dan
berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
1. Piknometer
2. Timbangan
9
Gambar 2.3.1.2 (Timbangan)
10
1. Timbang piknometer
2. Isi piknometer dengan air hingga batas leher piknometer,
kemudian ditimbang lagi. Setelah itu buang air yang ada di dalam
piknometer. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berat
piknometer dan berat air.
11
4. Timbang piknometer yang sudah terisi bola bola aspal
12
2.6. Sketsa dan Tabel Data
No Uraian Sample
1 Berat piknometer 67 gr
2 Berat piknometer + benda uji 88 gr
3 Berat piknometer + air 160 gr
4 Berat piknometer + benda uji + air 158 gr
No Uraian Sample
1 Berat piknometer 67 gr
2 Berat piknometer + benda uji 88 gr
3 Berat piknometer + air 160 gr
4 Berat piknometer + benda uji + air 158 gr
Berat Jenis Aspal Keras 0,91 gr
2.9. Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis bitumen didapat sebesar 0,91 gr, jadi aspal
yang diuji tidak termasuk kedalam berat jenis aspal yang diizinkan dan
aspal yang diuji tidak baik digunakan untuk kontruksi bangunan dan
perkerasan jalan karena tidak sesuai dengan syarat minimum SNI 06-
2488-1991 yaitu min 1 gr.
13
(A-3)
DAKTILITAS BAHAN – BAHAN BITUMEN
(SNI-06-2432-1991)
(AASHTO T-51-74)
(ASTM D-113-69)
14
Gambar 3.3.1.c (Mesin uji)
1. Gliserin
2. Aspal
3. Air
3.4. Pelaksanaan Pengujian
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Oktober 2018
Tempat : Lab Sipil Mercu Buana Bekasi
Jam : 12:15 – 13:00
Langkah =
1. Lapisi cetakan daktilitas dengan gliserin, kemudian pasang cetakan
daktilitas diatas plat.
2. Panaskan aspal sehingga cair dan dapat dituang.
3. Pada waktu mengisi cetakan, tuang hati hati dari ujung ke ujung
cetakan.
4. Dinginkan cetakan.
15
5. (Gambar 3.4.1) Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi cetaknya,
dan pasang pada alat mesin uji yang berisi air.
6. (Gambar 3.4.2) Tarik benda uji secara teratur dengan alat penguji
otomatis, sampai benda uji putus. Dan catatlah pertambahan
panjang setiap menitnya.
16
3.5. Tabel Rekaptulasi
Menit Panjang
1 15,5 cm
2 29 cm
3 42 cm
4 55 cm
5 67,5 cm
6 79,5 cm
7 92 cm
8 105 cm
9 117 cm
3.6. Kesimpulan
Menurut SNI 06–2432–1991, AASHTO T–51–74 , dan ASTM D–113–71 jarak
minimum putus pada aspal ialah 100 cm. Dari praktikum yang kami lakukan,
pada saat mencapai tarikan sepanjang 117 cm, aspal sudah terputus. Sehingga
daktilitas aspal tersebut memenuhi syarat untuk digunakan dalam perkerasan
jalan.
17
(A-4)
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES
(SNI-M-02-1990-F)
(AASHTO T-96-74*)
(ASTM C-535-9*)
18
Gambar 4.2.1.2 ( Bola Baja )
19
4.2.2. Bahan Praktikum
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Oktober 2018
Tempat : Lab Sipil Mercu Buana Bekasi
Jam : 13:00 – 14:00
Langkah =
1. Siapkan alat dan bahan
20
3. (Gambar 4.3.2) Timbang agregat dengan total berat 10 kg yang dibagi
menjadi : (Gradasi E)
i. Saringan 3“ = 2500 gr
ii. Saringan 2“ = 2500 gr
iii. Saringan 1,5“ = 5000 gr
21
5. (Gambar 4.3.4) Nyalakan mesin los angeles, dan atur mesin. Mesin
akan berputar sebanyak 1500 putaran. Untuk 1 menit dapat mencapai
kurang lebih 45 putaran.
22
7. (Gambar 4.3.6) Ambil bola baja dan agregat
23
4.6. Hitungan Rekapitulasi
9710−8890
Keausan = x 100%
9710
= 8,4 %
4.7. Kesimpulan
Berdasarkan SNI 03-2417-1991 bahwa, nilai keausan agregat kasar yang baik
itu adalah kurang dari 40 %. Jika nilai keausan lebih besar dari 40 % maka
dinyatakan bahwa nilai keausan agregat kasar kurang baik. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, didapat nilai keausan agregat yaitu 8,4 %. Jadi,
nilai keausan agregat kasar pada praktikum ini baik karena memenuhi SNI.
24
(A-5)
TITIK LEMBEK ASPAL
PA. 0302. 76
(AASHTO T-53-74)
25
Gambar 5.3.1.2 (Pelat Kuningan)
26
Gambar 5.3.1.5 (Dudukan benda uji)
27
1. (Gambar 5.4.1) Bejana diisi air hingga penuh.
2. Siapkan kompor
3. Letakan tatakan bejana diatas kompor. Dan letakkan bejana yang
sudah terisi air diatas kompor.
4. Lalu letakan 2 bola baja di tengah tengah cincin kuningan. Setelah
itu dimasukkan ke dalam bejana yang telah diisi air.
5. Nyalakan kompor, ukur suhu dengan termometer. Suhu awal 26ᵒC
6. Perhatikan bola baja kanan dan kiri, kapan akan jatuh.
7. Cek suhu dan catat setiap menit
28
5.5. Sketsa dan Tabel Data
Suhu yang
Waktu (detik) Titik Lembek °C
No
di amati
°C °F I II Sample kanan Sample Kiri
1 27° 1 1
2 27,5° 2 2
3 27,7° 3 3
4 28° 4 4
5 29° 5 5
6 30,3° 6 6
7 32,3° 7 7
8 34,7° 8 8
9 37,2° 9 9
10 39,7° 10 10
11 42° 11 11
12 44,8° 12 12
13 46,5° 13 13
14 48,2° 14 14
15 50° 15 15
16 51,8° 16 16
17 53,1° 17 17 17 menit 30 detik
18 53,4° 18 18 18 menit
19 55,4° 19 19
29
5.7. Tabel Rekapitulasi
Suhu yang
Waktu (detik) Titik Lembek °C
No
di amati
°C °F I II Sample kanan Sample Kiri
1 27° 1 1
2 27,5° 2 2
3 27,7° 3 3
4 28° 4 4
5 29° 5 5
6 30,3° 6 6
7 32,3° 7 7
8 34,7° 8 8
9 37,2° 9 9
10 39,7° 10 10
11 42° 11 11
12 44,8° 12 12
13 46,5° 13 13
14 48,2° 14 14
15 50° 15 15
16 51,8° 16 16
17 53,1° 17 17 17 menit 30 detik
18 53,4° 18 18 18 menit
19 55,4° 19 19
5.8. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bahan uji bitumen yang
digunakan merupakan jenis bitumen yang cukup baik untuk digunakan untuk
perkerasan jalan, karena bola baja jatuh di suhu yang masih dalam rentang
48° - 58°.
30
(A-6)
CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHAL
(AASHTO T-245-74)
(ASTM D-1559-62T)
31
Gambar 6.2.1.3 ( Wajan )
32
Gambar 6.2.1.7 ( Mold )
33
6.3. Pelaksanaan Pengujian
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Desember 2018
Tempat : Lab Sipil Mercu Buana Bekasi
Jam : 11:30 – 13:00
Langkah =
34
(Letakan agregat didalam wajan diantara aspal bitumen yang berada di tengah
wajan, panaskan hingga bitumen mencair diantara agregat sampai suhu 150
derajat)
35
( Masukan cetakan tersebut keatas alat cetakan dan dipadatkan dengan
cara ditumbuk sebanyak 75 kali tumbukan. Lakukan pada sisi atas dan
bawah. Kemudian hasil tumbukan dalam cetakan tersebut di diamkan selama
24 jam.)
( Rendam sampel dalam air kurang lebih 24 jam. Timbang berat dan catat
hasilnya. )
36
6.5. Sketsa dan Tabel Data
6.7. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa
semakin besar kadar aspalnya, dia akan semakin melekatkan agregat –
agregatnya sehingga beratnya semakin ringan tetapi lebih kuat.
37
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hikmat-Nya selama kami menyusun laporan ini.
Dengan tersusunnya laporan ini berarti telah terpenuhi tugas kami dalam
praktikum serta penyusunan laporan untuk mata kuliah Perencanaan
Perkerasan Jalan. Kami menyadari bahwa laporan kami masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan. Namun berkat bimbingan dan pengarah dosen
juga asisten dosen serta beberapa pihak yang telah banyak membantu, maka
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Kami mohon maaf yang sebesar besarnya bila dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan. Dari kami berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
38