Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PERKERASAN JALAN

UJI KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL


(Pengujian Kelekatan Bahan-Bahan Bitumen/Aspal)

DOSEN:
DR. IR. HJ. ANDI KUMALAWATI, MT.

KELOMPOK 2 :

1. Maria Vilivan Tuto Juan 1806010068

2. Einjekl K.R. Pailaka 2106010007


3. Imel Fyosana Alberthus 2106010010

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia dan kesempatan
yang telah diberikan kepada kami sehingga laporan Praktikum Bahan Perkerasan Jalan dapat
diselesaikan dengan baik. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
dan hasil mengenai pelaksanaan Praktikum Pengujian Pelekatan agregat terhadap Aspal.

Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuannya kepada kami dalam segala bentuk yang sangat
membantu dalam proses penyelesaian laporan ini, sehingga laporan praktikum ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurnah, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan menjadi lebih baik.

Kupang, 23 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1-2

1.2 Tujuan Pengujian .............................................................................................. 2

1.3 Alat dan Bahan .................................................................................................. 2-6

1.4 Langkah Kerja .................................................................................................. 7

BAB II. HASIL PENGUJIAN ......................................................................................... 8

Hasil Pengujian ...................................................................................................... 8

Contoh Kasus .......................................................................................................... 9-10

BAB III. PENUTUP ......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 13-14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan lentur karena hampir
90% komponen perkerasan jalan terdiri dari agregat. Kualitas agregat yang ditentukan oleh
karakteristik/sifat fisik agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan
dalam memikul beban dan ketahanannya terhadap pengaruh cuaca. Karakteristik/sifat fisik utama
dari agregat yang sangat menentukan kualitasnya sebagai komponen utama struktur perkerasan
adalah gradasi agregat. Sifa-sifat fisik lainnya yang juga menentukan kualitasnya dalam struktur
perkerasan jalan adalah kekerasan dan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan,
kebersihan dan daya kelekatan terhadap aspal.
Gradasi agregat merupakan kondisi agregat yang dapat dibentuk untuk mencapai
persaratan yang diinginkan. Oleh karena itu penentuan komposisi dari masing masing fraksi
agregat menjadi faktor yang sangat penting dalam rangka mendapatkan agregat sesuai dengan
gradasi yang diinginkan. Sehingga pengaruh agregat terhadap kelekatan aspal dapat sesuai dengan
standar yang dipakai sebagai acuan.
Kelekatan agregat adalah persentase luas permukaan agregat yang terselimuti aspal
terhadap keseluruhan permukaan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan angka
kelekatan agregat terhadap aspal. Pengujian ini dapat dilakukan terhadap semua jenis bahan yang
dilakukan sebagai mutu pengendalian mutu agregat pada pembangunan jalan raya. Berdasarkan
SNI 03-2439-1991 bahwa kelekatan agregat adalah minimal 95% kelekat agregat terhadap aspal
terbagi 2 yaitu :
- Hydrophilic adalah sifat agregat yang mudah diresapi air, hal ini mengakibatkan agregat
tidak mudah dilekati aspal dan ikatan aspal dengan agregat mudah dilepas.
- Hydrophobic adalah sifat agregat yang tidak mudah terikat dengan air, tapi mudah terikat
dengan aspal.
Selain itu kelekatan aspal terhadap agregat dipengaruhi juga oleh sifat agregat terhadap air.
Granit dan batuan yang mengandung silica merupakan agregat yang bersifat hydrophilic yaitu
agregat yang senang terhadap air. Agregat yang demikian tidak bagus digunakan untuk bahan
campuran dengan aspal karena mudah terjadi striping yaitu lepasnya lapis aspal dari agregat karena
pengaruh air. Agregat sebaliknya yang tidak mudah terikat dengan air sehingga ikatan antara aspal
dan agregat cukup baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan aspal pada agregat adalah :
a) Pori-pori dan absorbs, Agregat berpori berguna untuk menyerap aspal, sehingga ikatan
antara aspal dan agregat baik. Tetapi terlalu banyak pori dapat mengakibatkan terlalu
banyak aspal yang terserap dan berakibat lapisan agregat aspal menjadi tipis.

1
b) Agregat berpori berguna untuk menyerap aspal, sehingga ikatan antara aspal dan agregat
baik. Tetapi terlalu banyak pori dapat mengakibatkan terlalu banyak aspal yang terserap
dan berakibat lapisan agregat aspal menjadi tipis.
c) Bentuk dan tekstur permukaan, agregat berbentuk kubus dan kasar lebih mengikat aspal
daripada agregat berbentuk bulat dan halus. Permukaan agregat yang kasar akan
menimbulkan/memberikan ikatan dengan aspal lebih baik dari pada agregat dengan
permukaan licin .
d) Ukuran butiran

1.2 Tujuan Pengujian


a. Tujuan Umum
Dapat menguji besarnya kelekatan agregat terhadap aspal dengan cara visual.
b. Tujuan Khusus
- Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian kelekatan agregat terhadap aspal
- Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan benar
- Dapat menyimpulkan,dan menganalisa data hasil pengujian kelekatan agregat terhadap
aspal berdasarkan standar yang diacu.

1.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum untuk menunjang proses keberhasilan
praktikum ini, diantaranya :
a. Alat
1) Saringan 9,5mm (3/4) dan 6,35(1/2)

2) Oven

2
3) Timbangan Digital

4) Kompor Gas

5) Termometer Logam

6) Wadah Stainless

3
7) Spatula Pengaduk

8) Gelas Kimia 600 ml

9) Loyang Aluminium

b. Bahan
1) Aspal cair

4
2) Air bersih/air suling dengan pH 6,0 sampai 7,0.

3) Agregat yang lolos saringan 9,5 mm (3/4) dan tertahan saringan 6,35 mm (1/2) sebanyak
100 gram

5
c. Perlengkapan Keamanan

1) Baju Laboratorium

2) Sarung Tangan

6
1.4 Langkah Kerja
Tahapan dalam pengujian ini adalah :
a. Persiapan Benda Uji
1) Siapkan benda uji sebanyak kira-kira 100 gram,yang lewat saringan 9,5 mm (3/4) dan
tertahan saringan 6,35 mm(1/2),
2) Cuci dengan air suling/air bersih dan keringkan pada suhu (140 ± 5)ºC sampai berat
tetap/tidak berubah (constant), kemudian simpan di dalam tempat tertutup rapat dan siap
untuk diperiksa.
3) Untuk agregat basah perlu di tentukan berat jenis permukaan jenuh (SSD) dan
penyerapan dari agregat kasar.
b. Langkah Pengujian kelekatan
1) Masukan 100 gram benda uji (agregat) ke dalam wadah,
2) Panaskan benda uji (agregat) suhu sekitar 150°,
3) Isikan aspal cair sekitar 5,5 gram yang telah di panaskan ke dalam wadah pada
temperatur yang sesuai,
4) Aduk aspal dan benda uji sampai merata selama 2-3 menit, sampai benda uji terselimut
oleh aspal,
5) Masukan benda uji yang sudah terselimut oleh aspal serta wadahnya dalam oven pada
suhu 60ºC selama 2 jam,
6) Keluarkan benda uji yang sudah terselimut oleh aspal serta wadahnya dari oven dan di
aduk kembali,
7) Pindahkan adukan kedalam tabung gelas kimia,
8) Isi dengan air suling/air bersih dengan pH 6,0 sampai 7,0 sebanyak 400 ml, kemudian
diamkan pada temperatur ruang selama 16 sampai 18 jam ,
9) Perkirakan persentase luas permukaan yang masih terselimuti aspal.

7
BAB II
HASIL PENGUJIAN

Setelah melakukan pengujian kelekatan agregat terhadap aspal, dengan :


- Benda uji 3/4 dan 1/2 : 106,2 gram
- Aspal : 5,5 gram
Maka, Luas permukaan benda uji (agregat) yang terselimuti aspal setelah diuji adalah sekitar
98% karena seluruh agregat terselimuti aspal.

Tuliskan persentase hasil yang telah didapat dalam pengujian, yaitu 98%

Gambar. Bentuk Laporan

8
CONTOH KASUS

1. Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Sebelum melakukan pencampuran agregat, dibutuhkan analisis terlebih dahulu, dalam kasus ini
yang dibutuhkan adalah gradasi agregat campuran Laston AC-WC sesuai dengan ketentuan
perancangan campuran Bina Marga.
% Berat yang Lolos Terhadap Total
Ukuran Agregat Campuran
Ayakan Laston (AC)
WC BC BASS
19 100 90 - 100 60 - 78
12,5 90 - 100 75 - 90 52 - 71
9,5 77 - 90 66 - 82 35 - 52
4,75 53 - 69 46 - 64 35 - 54
2,36 33 - 53 30 - 45 23 - 41
1,18 21 - 40 18 - 38 13 - 30
0,6 13 - 30 12 - 28 10 - 22
0,3 9 – 22 7 - 20 6 - 15
0,15 6 – 15 5 - 13 4 - 10
0,075 4-9 4-8 3-7
(Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6)

Pengujian berat jenis dan penyerapan air terhadap agregat kasar dilakukan berdasarkan ketentuan
SNI 1969 : 2016, ASTM C 127-15 dan AASHTO T 85-14. Pada pengujian berat jenis dan
penyerapain air terhadap agregat kasar menggunakan sampel duplo.

Tabel Data Hasil Pengujian Berat Jenis


Sampe 1 Sampel 2
Pengujian Indeks
(gr) (gr)
Berat Benda Uji di dalam air Ba 1720.2 1720.2
Berat Benda Uji SSD Bj 2996.4 2996.4
Berat Wadah 151.9 151.9
Berat Wadah + Benda Uji Kering
2892.6 2892.6
Oven
Berat Benda Uji Kering Oven Bk 2740.7 2740.7

9
Gambar Tahap Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar
(Sumber: Penelitian di Lab. Rekayas Jalan & Lalu Lintas ITB)

2. Uji Kelekatan Agregat Terhadap Aspal

Pada pengujian kelekatan agregat terhadap aspal ini, tidak dilakukan proses perhitungan,
tetapi dilakukannya pengamatan terhadap persentase agregat yang terselimuti oleh aspal. Hasil
pengujian ini dinyatakan dalam angka lebih dari 95% atau kurang dari 95%. Berikut hasil
pengujian kelekatan agregat terhadap aspal:

Gambar Visualisasi Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal


(Sumber: Penelitian di Lab. Rekayas Jalan & Lalu Lintas ITB)
Jika dilihat dari penampakan benda uji tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari 95%
permukaan agregat tertutupi oleh aspal dikarenakan tekstur agregat yang kasar.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kelekatan agregat adalah persentase luas permukaan agregat yang terselimuti aspal
terhadap keseluruhan permukaan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan angka
kelekatan agregat terhadap aspal. Pengujian ini dapat dilakukan terhadap semua jenis bahan yang
dilakukan sebagai mutu pengendalian mutu agregat pada pembangunan jalan raya.

Adapun tujuan dari pengujian ini ada secara umum dan ada tujuan khusus. Tujuan Umum
dari pengujian ini adalah dapat menguji besarnya kelekatan agregat terhadap aspal dengan cara
visual. Sedangkan Tujuan Khusus dari pengujian ini adalah dapat memahami prosedur
pelaksanaan pengujian kelekatan agregat terhadap aspal, dapat terampil menggunakan peralatan
pengujian dengan baik dan benar, dan dapat menyimpulkan, dan menganalisa data hasil pengujian
kelekatan agregat terhadap aspal berdasarkan standar yang diacu.

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah untuk benda uji 3/4 dan ½ : 106,2 gram,
Aspal : 5,5 gram maka, luas permukaan benda uji (agregat) yang terselimuti aspal setelah diuji
adalah sekitar 98% karena seluruh agregat terselimuti aspal.

3.2 Saran

Semoga kedepannya dalam pembuatan laporan tidak hanya dari menonton


video pengujian tetapi bisa melakukan praktek secara langsung di laboratorium
sehingga betul-betul mahasiswa dapat memahami proses pengujian yang dilakukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google.com/file/d/15_BcO-FB4NQ4_CHni-wSI7ctZrdfB6Oa/view?usp=sharing

RPS-CIV314-CIV314-Modul-Praktikum-Jalan-dan-Rekayasa-Transportasi.pdf

qdoc.tips_4pengujian-kelekatan-agrt-thdp-aspal.pdf

12
LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai