Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKERASAN JALAN

UJI DAKTILITAS ASPAL

(Pengujian Daktilitas Aspal)

DOSEN:

Dr. Ir. Hj. Andi Kumalawati, MT

KELOMPOK 4 :

1. Imelda P. Botoor (2106010032)

2. Maria A. A Sani (2106010033)

3. Marlen Y. Patola (2106010035)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang
“Pengujian Daktilitas Aspal”.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Kupang, 28 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................... i

Daftar isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Definisi Dan Deskripsi Umum...................................................................................... 3

2.2 Tujuan Pengujian .......................................................................................................... 3

2.3 Ruang Lingkup.............................................................................................................. 3

2.4 Alat Dan Bahan Pengujian ............................................................................................ 3

2.5 Persiapan Benda Uji ...................................................................................................... 5

2.6 Cara Pengujian .............................................................................................................. 5

2.7 Gambar Kerja ................................................................................................................ 6

2.8 Contoh Pengujian .......................................................................................................... 7

BAB II PENUTUP .............................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 8

3.2 Saran ............................................................................................................................. 8

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan agregat dan aspal
atau semen (Portland Cement) sebagai bahan ikatnya sehingga lapis konstruksi
tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu
agar mampu menyalurkan beban lalulintas diatasnya ke tanah dasar secara
aman.Permukaan pada perkerasan haruslah rata tetapi harus mempunyai kekesatan
atau tahan gelincir (skid resistance) di permukaan perkerasan. Perkersasan dibuat dari
berbagai pertimbangan, seperti: persyaratan struktur, ekonomis, keawetan,
kemudahan, dan pengalaman (Crhistiady, 2011).

Menurut Sukirman (1999), berdasarkan bahan pengikatnya kontruksi perkerasan jalan


dapat dibedakan atas: 1. Kontruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu
perkerasan yang ,menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu-lintas. 2. Konstruksi
perkerasan kaku (Rigrid Pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(Portland Cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan
diletakkan di atas tanah dasar dengan 17 atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu-
lintas sebagian beasr dipikul oleh pelat beton. 3. Kontruksi perkerasan komposit
(Composite Pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan
perkerasan lentu dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau
perkerasan di atas perkerasan lentur yang ada di lapangan.

Dalam perkerasan lentur digunakan aspal sebagai salah satu lapisan pengikat. Aspal
didefiniskan sebagai material perekat ,berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur
utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam atau pun merupakan residu dari
pengilangan minyak bumi. Bitumen sering juga di sebut aspal. Aspal adalah material
yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampaii agak padat, dan bersifat
termoplastis. Jadi aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan
kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan
material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran
perkerasan berkisar antara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15%
berdasarkan volume campuran (Sukirman, 1999).

Metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keplastisitasan aspal


adalah Pengujian Daktilitas Aspal. Uji daktilitas bahan bitumen/aspal bertujuan untuk
mengetahui nilai keplastisan aspal, dimana apabila aspal digunakan nantinya tidak
akan retak. Nilai daktilitas aspal biasa digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Maka diharapkan
dengan dibuatnya makalah ini menambah pengetahuan akan penggujian daktilitas
aspal dalam usaha mengembangkan dan memperbaharui teknologi yang digunakan
dalam perkerasan jalan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengujian daktilitas aspal?

2. Apa tujuan dilakukannya pengujian daktilitas aspal?

3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian daktilitas aspal?

4. Bagaimana prosedur pengujian daktilitas aspal?

5. Bagaimana contoh kasus pengujian daktilitas aspal?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi pengujian daktilitas aspal.

2. Mengetahui tujuan dilakukanya pengujian daktilitas aspal.

3. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian daktilitas aspal.

4. Mengetahui dan memahami prosedur pengujian daktilitas aspal.

5. Mengetahui contoh kasus pengujian daktilitas aspal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Deskripsi Umum


Daktalitas aspal adalah nilai keelastisitas aspal, yang diukur dari jarak terpanjang,
apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik sebelum putus pada suhu
25°C dan dengan kecepatan 50 mm/menit. Bila tarikan mencapai 100 cm maka bahan
mempunyai kelenturan yang cukup dan cenderung kuat. Nilai daktilitas aspal biasa
digunakan untuk digunakan untuk mengetahui ketahanan mengetahui ketahanan aspal
terhadap terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan
perkerasan mengalami perubahan perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal
perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.
Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :
1. < 100 cm = getas
2. 100 - 200 cm = plastis plastis
3. > 200 cm = sangat plastis plastis liat

2.2 Tujuan Pengujian


Pengujian ini ditujukan untuk mendapatkan harga atau nilai daktilitas aspal sehingga
nantinya aspal yang digunakan nantinya tidak akan retak.

2.3 Ruang Lingkup


Pengujian ini dapat dilakukan pada aspal keras atau cair. Hasil pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui elastisitas bahan aspal.

2.4 Alat dan Bahan Pengujian


Peralatan yang digunakan sebagai berikut :
1) Termometer
2) Cetakan daktilitas kuningan

Gambar 2.1 cetakan daktilitas kuningan

3
3) Bak perendam isi 10 liter, yang menjaga suhu tertentu selama pengujian
dengan ketelitian 0,1°C, dan benda uji dapat terendam sekurang-kurangnya
100 m dibawah permukaan air ; bak tersebut diperlengkapi dengan pelat dasar
berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendam untuk meletakan
benda uji.

Gambar 2.2 Bak Perendam

4) Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut:


• Dapat menarik benda uji dengan kecepatan tetap;
• Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulakan
getaran selama pemeriksaan;

Gambar 2.3 Mesin Uji Daktilitas.

5) Bahan methyl alkohol teknik atau glycerin teknik.

4
2.5 Persiapan Benda Uji
Benda uji adalah contoh aspal sebanyak 100 gram yang dipersiapkan sebagai berikut:
1) Lapis semua bagian dalam sisi-sisi cetakan daktilitas dan bagian atas pelat
dasar dengan campuran glycerin dan dextrin atau glycerin dan talk atau
glycerin dan kaolin atau bisa juga dengan amalgan; kemudian pasanglah
cetakan daktilitas di atas pelat dasar;
2) Panaskan contoh aspal sehingga cair dan dapat dituang; untuk menghindari
pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati; pemanasan dilakukan sampai
suhu antara 80°C - 100°C di atas titik leleh; kemudian contoh disaring dengan
saringan No. 50 dan setelah diaduk, dituang dalam cetakan.
3) Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke ujung
hingga penuh;
4) Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 - 40 menit lalu pindahkan
seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan pada suhu
pemeriksaan selama 30 menit; kemudian ratakan contoh yang berlebihan
dengan pisau atau spatula yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.

2. 6 Cara Pengujian
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Diamkan benda uji pada suhu 25°C dalam bak perendam selama 85 – 95
menit, kemudian lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakannya;
2) Pasanglah benda uji pada mesin dan tariklah benda uji secara teratur dengan
kecepatan 50 mm/menit sampai benda uji putus; perbedaan kecepatan lebih
atau kurang dari 5% masih diizinkan; bacalah jarak antara pemegang benda
uji, pada saat benda uji putus (dalam cm); selama percobaan berlangsung
benda uji harus aelalu terendam sekurang-kurangnya 25 mm dalam air dan
suhu harus dipertahankan tetap (25°C ±0,5°C);
3) Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan
air makan pengujian dianggap tidak normal; untuk menghindari hal semacam
ini maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan
menambah methyl alkohol atau glycerin, apabila pemeriksaan normal tidak
berhasil setelah dilakukan 3 kali maka dilaporkan bahwa pengujian daktilitas
bitumen/aspal tersebut gagal.

5
2.7 Gambar Kerja
No. Keterangan Gambar
1. Melapisi bagian alas dan cetakan
kuningan dengan bahan campuran
glycerin.

2. Menyusun plat alas dan cetakan


kuningan

3. Memanaskan aspal sampai suhu


antara 80°C - 100°C diatas titik
leleh.

4. Menuangkan aspal cair kedalam


cetakan kuningan

6
5. Merendam benda uji pada bak berisi
air selama 30 menit.

6. Memasang benda uji pada alat uji


yaitu penetrometer, menyalakan
mesin dan benda uji mulai ditarik.

7. Tampak benda uji yang sudah


putus.

2.8. Contoh Pengujian


Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.

no Benda Uji Jarak Penampang Saat Sampel Putus (Cm)


1 Benda Uji 1 87
2 Benda Uji 2 136
3 Benda Uji 3 103
rata-rata 108.67

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan, diketahui aspal yang diuji telah memenuhi
persyaratan daktilitas yaitu jarak Tarik minimum 100 cm, dimana hasil uji didapat adalah
sepanjang 108,67 cm. Dari nilai itu juga dapat diketahui nilai kekenyalan aspal yang diuji
termasuk dalam tingkat plastis.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam menyusun makalah ini perlu pengujian langsung di Laboratorium
untuk lebih memahami prosedur dalam pengujian Daktilitas Aspal.

8
DAFTAR PUSTAKA

05.3 bab 3.pdf

Pdf-4-laporan-uji-daktilitas-aspal.pdf

Laporan Akhir Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Aspal Batu Buton (Asbuton), Perkerasan
Jalan, PUPR.Pdf

Anda mungkin juga menyukai