Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI BAHAN
ASPAL

DISUSUN OLEH:
WAHYU RAMADHAN
20222100431

DOSEN PENGAMPU :
ARMAN A,S.ST.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“ASPAL” ini dengan baik.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu bahan bangunan.
Kami berterima kasih pada bapak ARMAN A,S.ST.,M.T. selaku Dosen mata kuliah ilmu bahan
baguanan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai informasi-informasi yang berhubungan dengan Aspal.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Padang,5 Desember 2023

Penulis

Page | i Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 2

2.1 Sejarah Aspal................................................................................................. 2

2.2 Pengertian Aspal ........................................................................................... 3

2.3 Sumber Aspal ................................................................................................ 5

2.4 Macam-macam Aspal................................................................................... 10

2.5 Klasifikasi Aspal .......................................................................................... 12

2.6 Sifat-sifat Aspal............................................................................................ 13

2.7 Pembuatan Aspal.......................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 41

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 43

P a g e | ii Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembahasan ilmu bahan bangunan, kita mencoba untuk membahas materi
tentang aspal. Aspal merupakan pembahasan ke lima dalam mata kuliah ilmu bahan
bangunan. Dalam penyusunan makalah ini kami coba mengangkat mengenai aspal hal itu
disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu penghasil aspal terbesar di dunia, namun
di Indonesia sendiri belum mampu mengeksploritasi aspal secara maksimal. Hal ini di
tunjukan oleh bahan pembuat aspal jalan di Indonesia masih menggunakan aspal dari luar
negeri ( aspal import), padahal aspal di Indonesia masih dapat di eksploitasi dalam kurun
waktu yang lama

1.2 Tujuan Penulisan


Agar lebih mengetahui tentang aspal lebih jauh. Karena aspal adalah sumber daya alam
yang terdapat di Indonesia yang masih belum di eksplorasi lebih jauh karena itu kami
mencoba untuk menggali lebih jauh tentang aspal yang ada di indonesia serta apa saja
teknologi terbaru dalam aspal. Serta sebagai sarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Ilmu Bahan Bangunan.

Page| 1 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Aspal

Istilah aspal berasal dari bahasa Yunani kuno asphaltos, kemudian bangsa Romawi
mengubahnya menjadi asphaltus, lalu diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi asphalt dan
kita menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi aspal.
Sejarah penggunaan aspal telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi oleh
bangsa Sumeria dan Mesopotamia. Mereka menggunakan aspal (bitumen) sebagai lapis
pengedap untuk bak mandi maupun kolam-kolam air di istana dan kuil.
Sejarah penggunaan aspal untuk pembuatan jalan di abad modern dapat ditelusur
kembali pada masa abad ke 18. Seorang insinyur Inggris yang bernama John Metcalf (lahir
1717) harus membangun jaringan jalan di Yorkshire dengan total panjang hampir 300
km.Jalan dibuat dengan batuan berukuran besar diletakkan di bawah sebagai pondasi yang
kuat, kemudian di atasnya diberi batu galian, lalu kerikil sebagai lapis
penutup. Kemudian Thomas Telford membangun jaringan jalan di Skotlandia pada tahun
1803-1821 sepanjang hamper 1.500 km. Telford menyempurnakan metode pembuatan jalan
Metcalf dengan mengganti batu galian dengan batu pecah.Ketebalan lapisan batu pecah juga
sudah dihitung berdasar karakter lalu lintas yang akan melintasi.
Baru pada tahun 1870 campuran aspal digunakan untuk pembangunan jalan, yang
dilakukan oleh seorang ahli kimia Belgia, yang bernama Edmund J. DeSmedt, ketika
membangun jalan di depan balai kota Newark, New Jersey, USA. Campuran yang digunakan
adalah pasir dan aspal alam dari Trinidad.Hasil yang memuaskan membuat para kontraktor
pembangun jalan segera memanfaatkan aspal sebagai bahan konstruksi pada proyek-proyek
pembangunan jalan yang dikerjakan.

Page| 2 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.2 Pengertian Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen
merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis
permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat
dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada
suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat
kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar).
Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal
adalah senyawa polar.

Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base Course,
Base Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga
terdiri dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua.

Untuk mendapatkan mutu aspal yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus
memperhatikan karakteristik campuran aspal , yang meliputi:

1. Stabilitas
Stabilitas aspal dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas
tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari gayagesekan
antar partikel (internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi
yang baik antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan

Page| 3 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dan tingkat
kepadatan campuran.
2. Durabilitas
aspal dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan
beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung durabilitas meliputi
kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas aspal dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan
akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan
bentuk.Fleksibilitas perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi yang
relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah
ketahanan terhadap pembebanan.

Page| 4 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.3 Sumber Aspal
 Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses
penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
 Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
 Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang bertujuan
untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga menghasilkan jenis
aspal baru yang disebut aspal modifikasi
1. Aspal Hasil Destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi
dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan
temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari
proses destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak.
Berdasarkan depositnya aspal hasil destilasi ini dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu:
A. Aspal Keras
Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan
dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama
aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses
destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 ºC. Temperatur ini bervariasi tergantung
pada sumber minyak mentah yang disulaing atau tingkat aspal keras yang akan
dihasilkan.
Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses
penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal
keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur berbagai variasi
minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi dilakukan. Pencampuran ini
nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang bervariasi, sesuai dengan
sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan untuk mendapatkan aspal
keras adalah dengan viskositas menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal
keras dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan
aspal lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas
menengah.
Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah
dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui proses
ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin, solar, dan minyak tanah)

Page| 5 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan sehingga meninggalkan aspal
sebagai residu.
B.Aspal Cair
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis
minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana
dalam proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya
dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau
minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan menentukan
jenis aspal cair yang dihasilkan.
Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:
 Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya
adalah bensin
 Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang bahan
pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis
ini biasanya adalah minyak tanah
 Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan
pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah
solar.

Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan
pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair
tersebut. Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari
MC-200.

Page| 6 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


C. Aspal Emulsi

Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi.Aspal
emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-
partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer
(emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian
besar berukuran sangat kecil bahkansebagian besar berukuran koloid.
Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan
aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan,
Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi :
 Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
 Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif
 Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)

Page| 7 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2. Aspal Alam
Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan depositnya
aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:
A. Aspal Danau ( Lake Asphalt)

Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan lewele.
Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik lainnya. Angka
penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek sangat tinggi.
Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang mempunyai angka
penetrasiyang tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga dihasilkan aspal
dengan angka penetrasi yang diinginkan.
B. Aspal Batu ( Rock Asphalt)

Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah terdeposit di
daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia. Aspal dari deposit ini
terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang
terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12 – 35 % dari masa batu tersebut
dan memiliki persentasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya, deposit ini harus
ditimbang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan
minyak pelunak atau aspal keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang
diinginkan. Pada saat ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga

Page| 8 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


menghasilkan aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih
kecil dari 1 mm dan dalam bentuk mastik.

3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah.
Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini, sehinga aspal
modifikasi sering disebut juga aspal polymer.
Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanya
digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
 Aspal Polymer Elastomer dan karet adalah jenis – jenis polyer elastomer yang
SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene
Isoprene Styrene), dan karet adalah jenis polymer elastoner yang biasanya
digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras. Penambahan polymer jenis ini
dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi,
kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang
dibuat dengan aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang
lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras.
Presentase penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan aspal
polymer harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena
penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu memang dapat
memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang
berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.
 Aspal Polymer Plastomer
Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan polymer
plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi
baik pada aspal keras dan sifat sifak campuran beraspal. Jenis polymer
plastomer yang telah banyak digunakan antara lain adalah EVA ( Ethylene
Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene. Presentase penambahan
polymer ini kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian
labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu
penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran
tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang
negatif.

Page| 9 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.3 Macam – macam Aspal
1. Aspal Makadam (macadam penetrasi)

Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk
memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang lebih besar
diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x ukuran batuan
terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan stabil, selanjutnya
dipenetrasi agar saling mengikat.

Kesalahan aspal makadam :


- penggunaan batuan yang tidak benar
- penyebaran aspal yang tidak benar
2. Beton Aspal

Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal panas
dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.

P a g e | 10 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


Kelebihan pada aspal beton
a. kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)
b. kadar aspal rendah (4-6%)
c. permukaan lapisan lebih tahan lama
d. mampu menahan gesekan
e. permukaannya rata
f. pencampurannya saggat merata
g. kekuatan dan stabilitasnya yang
tinggi Kesalahan pada aspal beton :
h. gradasi batuan tidak benar
i. terlalu banyak aspal
j. pencampuran aspal terlalu sedikit
k. batuan tidak cukup kering
l. kesalahan pelaksanaan penghamparan
m. kesalahan membuat sambungan

3. Butas (Buton aspal)

Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton,
sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam
Kesalahan pada butas :
a. waktu pengeraman terlalu singkat / lama
b. pengadukan tidak homogen
c. terjadi segregasi
d. komposisi campuran tidak benar.

P a g e | 11 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.5 Klasifikasi Aspal
Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas berdasarkan
sistem yang berbeda, yaitu:
1. Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistem
mengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam
pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalah sistem
pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi.
Dalam sistem viskositas, satuan poise adalah estándar pengukuran viskositas
absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin kental aspal tesebut.
AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C) adalah jenis
aspal keras yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada
temperature 60ºC) adalah jenis aspal keras yang bersifat keras.
Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas estela
penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela penghamparan di
lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama pencampuran, aspal segar
yang akan digunakan dituangkan terlebihdahulu dalam oven melalui pengujian Thin
Film Oven Test (TFOT) dan Rolling Film Oven Test (RTFOT). Sisa aspal yang
tertinggal (residu) kemudian ditentukan tingkatannya (grade) berdasarkan
fiskositasnya dalam satuan poise.
2. Uji Penetrasi, Pengujian kekerasan aspal dilakukan dengan pengujian penetrasi, yaitu
dengan menggunakan jarum penetrasi berdiameter 1 mm dan beban 50 gram. Berat
jarum dan beban menjadi 100 gram. Nilai penetrasi jarum beserta beban, yang masuk
ke dalam contoh aspal selama 5 detik dan dilakukan pada temperatur 25˚ C dibaca
pada arloji pengukur, dalam satuan 0,1 mm.

P a g e | 12 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.6 Sifat-sifat Aspal
Sifat-sifat aspal ada dua macam, yaitu :
1. Sifat Kimia Aspal
2. Sifat Fisik Aspal

1. Sifat-sifat Kimia Aspal

Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi yang
digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan
tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan struktur internal aspal
sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yang terdapat dalam aspal tersebut.
Susunan molekul aspal sangat kompleks dan dominasi ( 90 -95% dari berat aspal)oleh unsur
karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa aspal seringkali disebut sebagai senyawa
hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5-10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan
logam.
Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan
kedudukan atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah yang
menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi antar atom tom ini dapat
menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom yang terkandung
didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang digunakan dan
tingkat penuaannya. Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen
untuk mengikat oksigen. Oleh sebab itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan
mengalami penuaan yang lebih cepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur.
Atom logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanya terkandung
di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya mengandung satu
persen atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya.
Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal sangat
sulit dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang
dihasilkan pun belum tentu memiliki hubung an dengan sifat rheologi aspal.Analisa kimia
yang dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu
aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi saturated, aromatik dan resin.
Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat didefinisikan secara jelas karena adanya sifat
saling tumpang tindih antara kelompok-kelompok tersebut.

P a g e | 13 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


 Aspalten
Aspalten adalah unsur kimia aspla yng padat yang tidak larut dalam n- penten. Aspalten
berwarna cokelat sampai hitam yang mengandung karbon dan hidrogen dengan
perbandungan 1 : 1, dan kadang-kadang juga mengandung nitrogen, sulfur, dan oksigen.
Aspalten biasanya deanggap sebagai material yang bersifat polar danmemiliki bau yang
khas dengan berat molekul yang cukup berat. Molekul aspalten ini memiliki ukuran
antara 5-30 nano meter. Besar kecilnya kandungan aspalten dalam aspal sangat
mempengaruhi sifat rheologi aspal tersebut. Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal
menghasilkan aspal yang lebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek
yang tinggi dan tingkat kekentalan aspal yang tinggi pula.

 Malten
Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain aspalten. Unsur
malten ini dapat dibagi lagi menjadi 3 :
a) Resin
Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit mengandung
oksigen, sulfur dan nitrogen. Rasio kandungan unsur hidrogen terhadap karbn di
dalam resin berkisar antara 1,3 – 1,4. Resin ini memiliki ukuran antara 1-5 nanometer,
berwarna cokelat, berbentuk semi padat, bersifar sangat polar dan memberikan sifat
adesif pada aspal. Didalam aspal, resin berperan sebagai zat pendispersi aspaltene.
Sifat aspal, SOL ( larutan ) atau GEL ( jeli) sangat ditentukan oleh proporsi
kandungan resin terhadap kandungan aspalten yang terdapat pada aspal tersebut.
b) Aromatik
Aromatik adalah unsur pelaryt aspalten yang paling dominan di dalam aspal.
Aromatik berbentuk cairan kental yang berwarna cokelat tua dan kandungan di dalam
aspal bersifat antara 40% - 60% terhadap berat aspal. Aromatik terdiri dari rantai
karbon yang bersifat non polar yang didominasi oleh unsur tak jenuh ( un saturated)
dan memiliki daya larut yang tinggi terhadap molekul hidrokarbon.

c) Saturated
Saturated adalah bagian dalam molekul malten yang berupa minyak kental yang
berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat non polar. Saturated terdiri dari
parafin ( wax) dan non parafin, kandungannya di dalam aspal berkisar antara 5% -
20% terhadap berat aspal.
P a g e | 14 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal
2. Sifat – sifat Fisik Aspal

Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran
beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai bahan
pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di sebabakan
karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan pengelupasan
yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan campuran beraspal
di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah
atau dengna kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk
menghambat laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat
proses penuaan. Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas
yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif
yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi,
titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji yang
telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT) dan
Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses
penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal
terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan
atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.

2. Adesi dan Kohesi


Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan kohesi
adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi
aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini
mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian
kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat adesifnes
atau daktalitas aspal keras.Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal
yang memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki
nilai daktalitas yang tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji
kuantitatif lainnya yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap
batuan. Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam
P a g e | 15 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal
air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan
agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat
pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari
pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak
terjadi sama sekali

3. Kepekaan aspal terhadap temperatur


Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur menurun
dan melunak bila temperature meningkat.Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat
perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.

4. Pengerasan dan penuaan aspal


Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran
beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan fraksi minyak
yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang
progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting
yang menentukan kecepatan penuaan.

P a g e | 16 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


2.7 Pembuatan Aspal
Bahan dasar aspal di peroleh dari :
-Tambang / Alam yang dapat terjadi dari aspal danau, batu kapur aspal, dan batu pasir aspal
serta mastik aspal
hasil sampingan dari proses pemurnian minyak.
Dalam proses pembuatan aspal minyak bumi, mula-mula dari suatu sumur minyak yang
masih bercampur pasir dan air. Minyak bumi di sedot keluar, di tempatkan dalam tanki ,
kemudian di alirkan ke gardu pompa untuk selanjutnya di pompa untuk selanjutnya di pompa
ke dalam tangki pengilangan .

Gambar.Pengolahan Aspal Minyak ( Penyulingan )

Setelah bejana pipa dan bejana lain dengan pemanasan pada suhu tertentu dalam proses yang
kemudian di hasilkan destilat ringan, destilat sedang, destilat berat, dan destilat residu, dari
destilat-destilat ini dalam suatu prosesing yang di hasilkan :
- Bensin
- Minyak tanah, minyak bakar ringan
- Minyak diesel
- Minyak Pelumas
Dari bahan residu di hasilkan minyak bakar residu. Bahan residu setelah diproses lagi di
hasilkan : - Aspal padat
- Semen aspal
Dengan penetrasi tertentu dari aspal akan di hasilkan bahan aspal cair, di alirkan ke instalasi
emulsi di hasilkan aspal emulsi.

P a g e | 17 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur
ruang berbentuk padat sampai agak padat, yang terbuat dari komposisi carbon, Hidrogen,
Oksigen dan Nitrogen. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk
campuran perkerasan jalan. Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan
atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang
ditemukan bersama material lain.

P a g e | 18 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan
https://id.wikipedia.org/wiki/Aspal
civilkitau.co.id/2016/11/jenis-jenis-aspal.html?m=1
www.ilmudasardanteknik.com/2016/11/pengertiandanjenisaspal.html?m=1
http://muchrahman.blogspot.co.id/2011/11/pemeliharaan-jalan-raya.html
http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/033_body.html?m=1
Sukirman, Silvia, 1999, Aspal Beton, Nova, Bandung.
Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit Erlangga.
Surabaya.

P a g e | 19 Ilmu Bahan Bangunan - Aspal

Anda mungkin juga menyukai