Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


MINERAL ASBES

Oleh:

Wandhy Panoa (11.2016.1.90082)


Toni Hizkia (11.2016.1.90083)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik Mineral dan Kelautan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita disampaikan kepada TUHAN YANG MAHA ESA, atas kesehatan
yang diberikan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Kristalografi dan
Mineralogi dengan tepat waktu yang telah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada,
tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman dan yang telah ikut serta
dalam pembuatan makalah ini

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, khususnya dosen mata kuliah Kristalografi dan Mineralogi

Makalah ini dibuat merupakan tugas yang diberikan dosen pengajar kepada
mahasiswa sebagai bahan pembelajaran kedepannya. Makalah yang dikerjarkan berjudul
Asbes, dimana makalah ini berisikan informasi yang akan sangat membantu bagi pembaca
kelak, apabila sedang mencari referensi tentang mineral.

Terimah kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................1


A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Rmusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan .................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................... 4


A. Pengertian Asbes ........................................................ 4
B. Keadaan Geologi Mineral Asbes ................................. 5
C. Pertambangan Pada Mineral Asbes ................................ 7
D. Penggunaan Dan Spesifikasi Mineral Asbes .................... 8
E. Perkembangan dan Prospek Mineral Asbes .................... 12

BAB III PENUTUP ...................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................ 17

B. Saran .................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mineral dalam hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan.
Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia
lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kekayaan tambang yang
paling besar, hal ini dapat kita ketahui dari daerah-daerah penghasil tambang di Indonesia
yang beraneka ragam. Tidak hanya itu dapat kita pelajari dari sejarah proses pembentukan
permukaan bumi Negara Indonesia memiliki potensi penghasil bahan tambang karena
dahulunya saat pembentukan permukaan bumi terjadi proses sedimentasi, serta beberapa
daerah terdapat bekas bentukan pegunungan yang mungkin pada zaman ini telah menjadi
lautan ataupun ada yang menjadi daratan. Bentuk tambang salah satunya yaitu asbes,
merupakan salah satu bahan tambang yang terbentuk dari serat mineral silika termasuk dalam
kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk bahan
actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes
putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran salah satu dari mineral tersebut.

Asbes merupakan mineral fibrosa yang secara luas banyak dipakai bukan hanya di
negara berkembang melainkan juga di negara yang sudah maju seperti di Amerika. Di
Amerika, asbes dipakai sebagai bahan penyekat. Terdapat banyak jenis serat asbes tetapi
yang paling umum dipakai adalah krisotil, amosit dan krokidolit, semuanya merupakan silikat
magnesium berantai hidrat kecuali krokidolit yang merupakan silikat natrium dan besi.
Krokidolit dan amosit mempunyai kandungan besi yang besar. Krisotil terdapat dalam
lembaran-lembaran yang menggulung, membentuk serat-serat berongga seperti tabung
dengan diameter sekitar 0,03 milimikron. Serat asbes bersifat tahan panas dan dapat
mencapai 800 0C (Abraham, 1994). Karena sifat inilah maka asbes banyak dipakai di industri
konstruksi dan pabrik (Roggli et al., 1994). Lebih dari 30 juta ton asbes digunakan di dalam
konstruksi dan pabrik di Amerika. Selain itu asbes relatif sukar larut, daya regang tinggi, dan
tahan asam (hanya amfibol) (Abraham, 1994).

Asbes dapat menjadi kering atau rapuh bila keberadaannya digangggu (misal:
perbaikan penyekat pipa) atau oleh karena termakan usia. Akibatnya serat mikroskopis yang
tidak terlihat oleh mata tersebut dapat terpecah dan melayang di udara. Sekali terdapat di
udara, serat asbes akan menetap dalam jangka waktu yang panjang dan kemudian terhirup
oleh manusia yang berada di lingkungan tersebut. Ukuran dan bentuknya yang kecil
menyebabkan serat asbes ini terperangkap di dalam paru-paru (Anonim, 1995).

Manusia diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam
dengan ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini
dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari
tambang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Asbes ?

2. Mengetahui Keadaan Geologi Mineral Asbes ?

3. Mengetahui Pertambangan Pada Mineral Asbes ?

4. Mengetahui Penggunaan Dan Spesifikasi Mineral Asbes ?

5. Mengetahui Perkembangan dan Prospek Mineral Asbes ?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah

D. MANFAAT

Hasil dari pembuatan makalah ini sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang
berguna untuk pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASBES

Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini berasal
dari dari penggunaannya di lampu wick, karena tahan api dia telah digunakan dalam banyak
aplikasi, selain itu lebih tahan terhadap zat asam.Asbestos adalah bentuk serat mineral silika
termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk
batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite),
anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran
yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut.

Asbes merupakan istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-
pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes
dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang
merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O,
Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun
sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi
mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul
Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu
terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes
jenis krisotil. Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga
karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan
untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.

Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk beberapa jenis mineral silikat berserat. Secara
historis, asbes terkenal karena ketahanan terhadap api dan kemampuannya untuk ditenun
menjadi kain. Karena sifat ini, asbes digunakan untuk membuat tirai tahan api panggung
untuk teater, serta tahan panas pakaian untuk pekerja logam dan petugas pemadam
kebakaran. Aplikasi yang lebih modern dari asbes memanfaatkan ketahanan kimia dan sifat
penguat serat untuk menghasilkan produk asbes semen yang diperkuat termasuk pipa,
lembaran, dan herpes zoster yang digunakan dalam konstruksi bangunan. Asbes juga
digunakan sebagai isolasi untuk mesin roket di pesawat luar angkasa dan sebagai komponen
dalam sel elektrolitik yang membuat oksigen di kapal selam nuklir terendam.Sebagian besar
klorin untuk pemutih, pembersih, dan desinfektan diproduksi menggunakan produk asbes

B. KEADAAN GEOLOGI DAN PEMBENTUKAN ASBES

Asbes merupakan mineral yang terdapat di alam. Asbes adalah istilah umum dari serat
mineral yang terdapat di alam dan terdiri dari berberapa jenis seperti amosit, krosidolit,
tremolit, antofilit, amfibol dan krisofil. Endapan asbes di Indonesia terdapat di beberapa
lokasi, dan untuk pengembanganya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Mengingat hal
tersebut, diperlukan informasi yang lengkap mengenai asbes di Indonesia. Kegunaan Asbes
antara lain sebagai bahan baku industri, seperti industri barang dari karet, industri bahan
bangunan, industri perlengkapan dan komponen kendaraan roda empat. Kebutuhan asebes
sebagai bahan baku itu semakin meningkat dan diperlukan pengolahan asbes di Indonesia.

Asbes serpentin terbtk sebagai Galian ubahan hydrothermal (alterasi) dr batuan ultra
basa yg kaya magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yg terjadi krn pelapukan
batugamping magnesia (dolomit). Asbes dpt juga tjd krn perubahan bentuk dan proses
transformasi dr batukarang. Batu ini termasuk olivin yg disebut peridotite, tersusun dr besi
magnesium & silikat yg mengalami temperatur dan tekanan.

Kondisi Geologi Pembentukan Asbes

Asbes merupakan salah satu hasil dari transformasi batuan atau mineral lainnya.
Ganesa asbes terbentuk kemungkinan lebih dari satu juta tahun yang lalu sehingga perlu
dibedakan antara proses transformasi dengan kegiatan produksi asbes.

Variasi dari formasi asbes tidak terbentuk secara keseluruhan tetapi bersifat relatif dan
saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan antara lain oleh pergerakan tektonik lokal dan
kondisi geologi, keadaan permukaan , rekahan, tekanan, keadaan temperatur, dan faktor
intrusi lainnya. Proses transformasi membedakan dua kelompok asbes yaitu proses
transformasi metamorfik serpentit dan jenis amfibol. Proses metamorfosa ini memperkaya
material dengan SiO2.

Mineralogi

Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam macam mineral yang dapat dipisah-
pisahkan, sehingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya asbes
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

o Golongan Amfibol yaitu mineral Aktinolit, antofilit, amosit , tremolit, dan krosidolit.
o Golongan serpentinit yaitu minerla krisotil yang merupakan hidroksida dari magnesium silikat
dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H20.

Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat kompleks tetapi sebenarnya
silikat itu berasal dari molekul molekul Si4O11.

Beberapa komposisi mineral asbes adalah sebagai berikut :

o Antofilit yaitu amfibol ortorombik dengan komposisi mineral (MgFe)II7(OH)2(SiO11)2.

o Termolit komposisi mineralnya Ca2Mg5(OH)2(Si4O11)2.

o Amosit adalah antofilit yang kaya akan besi atau feroantofilit dengan komposisi
MgAlFe3(II)Fe(III)(OH)2(Si4O11)2.

o Krosidolit disebut juga blue asbestos karena warna birunya termasuk dalam mineral
Riebeckite yaitu suatu amfibol berbentuk monoklin. Komposisi kimianya
Na2MgFe5(II)(OH)2 (SiO11)2.

o aktinolit yaitu bila oksida datang menggantikan magnesium dari tremolit. Komposisi
mineralnya C2(Mg,Fe)5 (OH) 2 (SiO11)2

C. PERTAMBANGAN PADA MINERAL ASBES

Proses Pengolahan Asbes.

Asbes digiling dalam mesin giling. Pada instalasi yang biasa, dipakai 3 macam mesin
giling. Jaw atau gyratory crusher, cone dan hammer mill. Pada penggilingan asbes ini harus
diusahakan supaya sebanyak mungkin diperoleh serabut yang panjang karena hargannya akan
menjadi tinggi dan pemakaiannya banyak, hasilnya serabut panjang, pendek serta yang halus
akan dipisahkan dengan jalan menyaring dan jalan penghisapan dengan udara, setelah itu
serabut yang panjang diatas belt diambil dengan tangan sebelum masuk kepada pengolahan
selanjutnya. Dan kegunaan berikutnya akan diolah sebagai bahan baku dari bahan dasar
serabut asbes ini.

Penambangan asbes dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka maupun tambang
bawah tanah, adapun tahapannya meliputi:

o pemboran

o peledakan

o pemisahan batuan yang mengandung asbes dengan batuan lainnya

o pengolahan.
Pengolahan:

dilakukan penggilingan untuk memisahkan antara serat dengan gumpalan. (basah atau
kering).
Penggilingan scr kering:
o Diremuk dengan jaw crusher/hammer crusher sampai uk 150 mm, kemudian
dilakukan hand sorting
o Diayak dengan vibrating grizzly, lebar spasi 50 mm. Oversize diremuk lagi dengan
setting 50 mm, produknya digabung dgn undersize dan dikeringkan dengan suhu
90-540 C selama 1-10 mnt.

Asbesdapat diperoleh dengan berbagai metode penambangan bawah tanah, namun


yangpaling umum adalah melalui penambangan terbuka (open-pit mining). Karenasifatnya
yang tahan panas, kedap suara dan kedap air, asbes sering jugadigunakan pada isolating pipa
pemanas dan juga untuk panel akustik.

D. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI MINERAL ASBES

Penggunaan

Penggunaan asbes dalam industri dipengaruhi oleh panjang pendeknya serabut asbes
misalnya :

- Asbes serabut panjang : dipintal untuk benang, tali, kain asbes, untuk tirai
tahan api, baju tahan api, isolasi listrik dan panas, belt conveyor, lapisan rem
mobil, kaos tangan, sumbu, kaos lampu.
- Asbes serabut sedang : bahan campuran dalam semen asbes, membuat pipa-
pipa, lembaran asbes, atap.
- Asbes serabut pendek : bahan tuang tahan api, Macam-macam bahan
campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes
Sebagai bubur.
Serat Asbes cenderung mudah patah, menjadi debu, tersebar di udara serta lengket
pada pakaian maupun tubuh manusia. Serat asbes umumnya berukuran 3 sampai 20 micron,
sehingga tidak dapat terlihat secara kasat mata. Tetapi bila diperbesar melalui mikroskop
electron, bentuk dari serat asbes adalah lancip dan tajam.

Sifat Fisika dan Kimia

Sifat yang dimiliki suatu jenis mineral asbes dapat menentukan kualitas dari serabut
asbes tersebut.

Sifat Fisika

Tegangan serabut Asbes setelah pemanasan dan dalam campuran udara uap. Sifat
utama dari asbes ialah penahan panas dan sifat ini tidak sama dengan setiap jenis asbes.
Contoh blue asbestos pada suhu biasa lebih konstan kepadatannya daripada krisotil tetapi
pada suhu lebih tinggi dari 200 C sebagian tegangan menjadi hilang, sedangkan krisotil
sampai suhu 400 C hampir tidak terdapat kehilangan tegangan. Shingga krisotil lebih kuat
dari asbestos sampai suhu 400 C.

Hasil Pengujian tegangan material , daya tahan material berat jenis dapat
dilihat di bawah ini :

o Krisotil berat jenis 2,5 gr/cm2 , tegangan 8-10 x 10.000 psi , panjang 22,4-30 km.

o Antofilit berat jenis 3,2 gr/cm2, tegangan 4 , panjang 0,87 km

o Amosit berat jenis 3,3 gr/cm2, tegangan 16 - 90 x 1000 psi, panjang 3,3 - 1,9 km

o Blue asbestos berat jenis 3,4 gr/cm2, tegangan 1-3 x100.000 psi, panjang 22-66.

Panjang daya datah krisotil (km) sama dengan kapas , rami manila, sutera. tegangan
jenis dan panjang daya datah blue asbestos hanya dilampui oleh nilon dan kemungkinan rami
eropa. Panjang daya tahan krisotil (kg/mm20 hanya dulampui oleh rami , nilon , dan blue
asbestos.

Sifat kimia

Mineral asbes dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimianya. suatu penelitian


kimia analitis telah dilakukan terhadap krisotil Shabani dari Afrika selatan, terdapat
perbedaan antara mineral krisotil terhadap serpentin dengan batuan induknya yang terdapat
pada dinding atas dan bawah dari krisotil yang batuan sekitarnya tidak memiliki nilai
komersial.

Asbes dalam asam pada berbagai suhu dan konsentrasi


Asbes dalam asam seperti HCOOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, HCl dan asam citrik
pada suhu yang berbeda akan terpengaruh beratnya. Dalam hal ini terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :

Pengaruh asam terhadap krisotil , tidak pernah lebih dari 605 sedangkan untuk blue
asbestos lebih rendah dari 20%. Pada suhu 20 C blue asbestos kurang dipengaruhi oleh asam
- asam anorganis dibandingkan dengan asam organis terhadap krisotil pada suhu yang sama.
Pengaruh asam citrik buatan dan bukan buatan akan sama besar. Jika beratnya bertambah
akan mempengaruhi tegangannya. Di atas 50 C blue asbestos lebih banyak dipengaruhi oleh
asam citrik daripada asam formic. Terhadap krisotil asam - asam organis yang mendidih
sangat merusak sehingga dalam keadaan panas akan kehilangan tegangan asbes.

Cara membedakan asbes dengan cairan Yodium

Untuk membedakan jenis asbes yang satu dengan jenis lainnya, dapat dilakukan
dengan menggunakan cairan Yodium yang diteteskan pada serabut asbes sampai
menghasilkan warna. Dengan melihat reaksi warna Yodium pada gelas objekti diketahui
bahwa krisotil sangat cepat diberi warna , kecepatan perwarnaan tidak sama untuk setiap
asbes. Pengaruh cairannyodium pada serabut krisotil, memungkinkan adanya suatu sifat
tertentu dari asbes. Demikian pula hanlnya , pada serpentin yang masif dan minerl - mineral
sejenis seperti Mg silikat. Penelitian menunjukkan bahwa harga brucite atau Mg(OH)2 dan
serpentin yang diwarnai cairan yodium serta perlakuan serpentin terhadap cairan yodium
dapat diterangkan dengan dehidrasi.

Daya serap serat asbes

Daya serap serat asbes yaitu dengan adsorbsi yodium oleh krisotil. salah satu contoh adalah
adsorbsi karbohidrat

Jenis-jenis Asbes.

Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :

1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :

o Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap,
pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes,
dan lain-lain.

o Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat
kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.

2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:


o Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia
dan listrik

o Asbes untuk atap.

o Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik

o Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan
tanur.

o Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur

o Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas
krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri
tekstil.

o Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga
merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.

E. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK MINERAL ASBES

Tempat Terdapatnya

Keterdapatan endapan asbes di Indonesia berkaitan dengan daerah sebaran batuan


basa atau ultrabasa, terdapat di beberapa tempat, seperti:

o Kuningan (jawa barat)

o jawa tengah

o Pulau Halmahera

o Sulawesi

o Irian

o Seram (Maluku)

o papua
Manfaat dan kerugian dari Asbes.

o Manfaat :

Banyak manfaat dari serabut asbes ini, pemakaian utama dari asbes yang berkualitas
tinggi yaitu yang dapat dipintal dipakai untuk melapisi rem mobil, benang bahkan kain.
Asbes juga bisa dipakai untuk membuat sumbu kaos lampu, sarung tangan, tirai tahan api,
baju tahan api isolasi listrik dan panas, band pengangkut atau bisa disebut belt convenyor
untuk benda-benda panas, bahan pengempak selampit dan putar pada sambungan pipa-pipa
uap. Sedangkan serabut yang panjang dipakai sebagai bahan campuran dalam semen asbes
yang digunakan untuk bahan atap rumah, bisa juga untuk membuat pipa pendek dan sebagai
penahan.

o Kerugian :

Serat-serat ini menguap di udara dan tidak larut dalam air, jika terhirup oleh paru-
paru akan menetap di sana dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Asbes dapat
membahayakan tubuh kita jika ada bagian asbes yang rusak, sehingga serat-seratnya bisa
lepas, ini sangat berbahaya karena sulit untuk mendeteksi bagaimanakah yang dikatakan
asbes rusak, dan terkadang kita tidak sadar kalau asbes yang kita gunakan sudah rusak.
Kondisi lain yang sangat beresiko adalah saat asbes yang diperbaiki atau dipotong akan
mengeluarkan serpihan yang berupa serbuk yang sangat berbahaya bagi paru-paru (WHO,
1995)

Bahaya Asbes

Serat asbes cenderung mudah patah, menjadi debu, tersebar di udara serta lengket
pada pakaian maupun tubuh manusia. Serat asbes umumnya berukuran 3 sampai 20 micron,
sehingga tidak dapat terlihat secara kasat mata. Tetapi bila diperbesar melalui mikroskop
electron, bentuk dari serat asbes adalah lancip dan tajam.

Debu asbes dapat menempel pada kulit dan menimbulkan gatal-gatal (iritasi). Ketika
digaruk atau digosok, debu tadi dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui lubang
pori-pori untuk kemudian berkembang menjadi kanker kulit. Serat-serat asbestos dengan
diameter kurang dari 3 milimikron yang terinhalasi akan menembus saluran napas dan
tertahan dalam paru-paru. Sifatnya yang tahan lama yang menyebabkan serat-serat asbes
akan tinggal di dalam tubuh manusia selama bertahun-tahun. Serat asbes dapat
mengakibatkan gangguan pneumokoniosis (dari bahasa Yunani, pneumon berarti paru-paru
dan konis berarti debu) pada paru-paru yang lebih dikenal dengan sebutan asbestosis, yaitu
gangguan pada paru-paru karena penyerapan jangka panjang serat asbes dan sudah cukup
dikenal di kalangan praktisi kesehatan kerja maupun kesehatan lingkungan. Partikel
inorganik, yang terinhalasi, seperti asbes, silika dapat merusak paru-paru melalui
pembentukan radikal bebas.

Secara singkat bisa di simpulkan, penyakit karena asbes antara lain adalah:

a. Asbestosis yaitu luka pada paru-paru hingga kesulitan bernafas dan dapat
mengakibatkan kematian.

b. Mesothelioma, sejenis kanker yang menyerang selaput pada perut dan dada,
muncul gejalanya setelah 20-30 tahun sejak pertama kalimenghirup serat asbes.

c. Kanker paru-paru, biasanya asbes putih penyebab utama penyakit kanker paru-
paru.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam
dengan ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini
dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari
tambang.
Mineral dalam hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan.
Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia
lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.

Mineral merupakan sumber daya alam yang pembentukannya memerlukan waktu


yang jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan .Mineral dapat dimanfaatkan sebgaai
bahan baku dalam industri dan produksi . Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam
dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang
kadang-kadang dapat menjelma.

Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk beberapa jenis mineral silikat berserat.
Secara historis, asbes terkenal karena ketahanan terhadap api dan kemampuannya untuk
ditenun menjadi kain. Karena sifat ini, asbes digunakan untuk membuat tirai tahan api
panggung untuk teater, serta tahan panas pakaian untuk pekerja logam dan petugas pemadam
kebakaran.

B. SARAN
Penambangan atau pengolahan mineral yang baik adalah buktik kecintaan kita pada
tempat kita berada yaitu bumi , dan sekiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran
pada tulisan ini jika terdapat kesalahan untuk perbaikan penulisan berikutnya dan semoga
tulisan ini bisa menjadi inpirasi untuk siapa saja.

Anda mungkin juga menyukai