Anda di halaman 1dari 17

BAHAN GALIAN INDUSTRI

MAKALAH

Oleh:

Evon Seplika Kadang 1609055030


Earl Artha P. 1609055058
Nurul hikmah 1609055059

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Atas
segala kemudahan, kesempatan, fasilitas, pengetahuan baru, dukungan doa, motivasi,
sehingga tersusunnya makalah ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah, ibu dan adik – adik saya yang selalu mendoakan serta mendukung penulisan
serta pembuatan makalah ini.
2. Abang – abang dan Mbak – mbak alumni Teknik Pertambangan Universitas
Mulawarman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang sudah sangat
banyak membantu penulis membuat makalah dengan memberikan soft copy data data
Bahan Galian Industri
3. Saudara dan Saudari seperjuangan Teknik Pertambangan Universitas Mulawarman
Angkatan 2012 (HMDTP), yang tak henti – hentinya memberikan dukungan selama
pembuatan makalah demi menyelesaikan Ahli Jenjang.

Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan
yang tidak di sengaja untuk ditulis. Laporan ini jauh dari sempurna, karena itu mengharapkan
masukan baik saran maupun kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan dan
penyempurnaan di makalah. Penulis berharap dengan adanya laporan ini semoga dapat
membagikan pengalaman dan pengetahuan, serta menjadi bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Samarinda 23 oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

halaman
Kata pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asbes ................................................................................................ 3


2.2 Keadaan Geologi dan Genesa Batu Asbes ......................................................... 3
2.2 1 Kondisi Geologi Pembentukan Asbes ............................................................ 5
2.2.2 Mineralogi ....................................................................................................... 5
2.3 Pertambangan Pada Mineral Asbes ................................................................... 6
2.3 1 Proses Pengolahan Asbes ................................................................................ 6
2.4 Jenis-Jenis Asbes ............................................................................................... 7
2.5 Perkembangan dan prospek Asbes Di Indonesia ............................................... 8
2.6 Manfaat dan kerugian dari Asbes ...................................................................... 8
2.7 Pengertian Batu Apung ...................................................................................... 9
2.8 Genesa Terbentuknya Batu Apung .................................................................... 9
2.9 Ciri-Ciri Batu Apung ....................................................................................... 11
2.10 Sifat fisik dan Kimia Batu Apung.................................................................. 11
2.11 Kegunaan ...................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral dalam hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan. Banyak
manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia lupa
bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kekayaan tambang yang paling
besar, hal ini dapat kita ketahui dari daerah-daerah penghasil tambang di Indonesia yang
beraneka ragam. Tidak hanya itu dapat kita pelajari dari sejarah proses pembentukan
permukaan bumi Negara Indonesia memiliki potensi penghasil bahan tambang karena
dahulunya saat pembentukan permukaan bumi terjadi proses sedimentasi, serta beberapa
daerah terdapat bekas bentukan pegunungan yang mungkin pada zaman ini telah menjadi
lautan ataupun ada yang menjadi daratan. Bentuk tambang salah satunya yaitu asbes,
merupakan salah satu bahan tambang yang terbentuk dari serat mineral silika termasuk dalam
kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk bahan
actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes
putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran salah satu dari mineral tersebut

Asbes merupakan mineral fibrosa yang secara luas banyak dipakai bukan hanya di negara
berkembang melainkan juga di negara yang sudah maju seperti di Amerika. Di Amerika,
asbes dipakai sebagai bahan penyekat. Terdapat banyak jenis serat asbes tetapi yang paling
umum dipakai adalah krisotil, amosit dan krokidolit, semuanya merupakan silikat magnesium
berantai hidrat kecuali krokidolit yang merupakan silikat natrium dan besi. Krokidolit dan
amosit mempunyai kandungan besi yang besar.

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang
terbuat dari gelombang berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas
vulkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal
dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Batu Asbes dan Apung ?


2. Mengetahui Keadaan Geologi Asbes dan Apung ?
3. Mengetahui Pertambangan Pada Asbes dan Apung ?
4. Mengetahui Penggunaan Dan Spesifikasi Batu Asbes dan Apung ?
5. Mengetahui Perkembangan dan Prospek Batu Asbes dan Apung ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah

1.4 Manfaat

Hasil dari pembuatan makalah ini sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang berguna
untuk pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asbes

Gambar 2.1 Batu Asbes

Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini berasal dari
dari penggunaannya di lampu wick, karena tahan api dia telah digunakan dalam banyak
aplikasi, selain itu lebih tahan terhadap zat asam. Asbestos adalah bentuk serat mineral silika
termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk
batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite),
anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran
yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut.Asbes
merupakan istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan hingga
menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan
menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida
magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu
mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral
asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes
terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan
tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari
molekul-molekul Si4O11.
Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan dalam serat
asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis
serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat
yang berukuran panjang hingga yang halus. Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk
beberapa jenis mineral silikat berserat. Secara historis, asbes terkenal karena ketahanan
terhadap api dan kemampuannya untuk ditenun menjadi kain. Karena sifat ini, asbes
digunakan untuk membuat tirai tahan api panggung untuk teater, serta tahan panas pakaian
untuk pekerja logam dan petugas pemadam kebakaran. Aplikasi yang lebih modern dari asbes
memanfaatkan ketahanan kimia dan sifat penguat serat untuk menghasilkan produk asbes
semen yang diperkuat termasuk pipa, lembaran, dan herpes zoster yang digunakan dalam
konstruksi bangunan. Asbes juga digunakan sebagai isolasi untuk mesin roket di pesawat luar
angkasa dan sebagai komponen dalam sel elektrolitik yang membuat oksigen di kapal selam
nuklir terendam.Sebagian besar klorin untuk pemutih, pembersih, dan desinfektan diproduksi
menggunakan produk asbes.

2.2 Keadaan Geologi dan Genesa Batu Asbes

Asbes merupakan mineral yang terdapat di alam. Asbes adalah istilah umum dari serat
mineral yang terdapat di alam dan terdiri dari berberapa jenis seperti amosit, krosidolit,
tremolit, antofilit, amfibol dan krisofil. Endapan asbes di Indonesia terdapat di beberapa
lokasi, dan untuk pengembanganya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Mengingat hal
tersebut, diperlukan informasi yang lengkap mengenai asbes di Indonesia. Kegunaan Asbes
antara lain sebagai bahan baku industri, seperti industri barang dari karet, industri bahan
bangunan, industri perlengkapan dan komponen kendaraan roda empat. Kebutuhan asebes
sebagai bahan baku itu semakin meningkat dan diperlukan pengolahan asbes di Indonesia.
Asbes serpentin terbtk sebagai Galian ubahan hydrothermal (alterasi) dr batuan ultra basa yg
kaya magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yg terjadi krn pelapukan batugamping
magnesia (dolomit). Asbes dpt juga tjd krn perubahan bentuk dan proses transformasi dr
batukarang. Batu ini termasuk olivin yg disebut peridotite, tersusun dr besi magnesium &
silikat yg mengalami temperatur dan tekanan.
2.2 1 Kondisi Geologi Pembentukan Asbes

Asbes merupakan salah satu hasil dari transformasi batuan atau mineral lainnya. Ganesa
asbes terbentuk kemungkinan lebih dari satu juta tahun yang lalu sehingga perlu dibedakan
antara proses transformasi dengan kegiatan produksi asbes. Variasi dari formasi asbes tidak
terbentuk secara keseluruhan tetapi bersifat relatif dan saling mempengaruhi. Hal ini
disebabkan antara lain oleh pergerakan tektonik lokal dan kondisi geologi, keadaan
permukaan , rekahan, tekanan, keadaan temperatur, dan faktor intrusi lainnya. Proses
transformasi membedakan dua kelompok asbes yaitu proses transformasi metamorfik
serpentit dan jenis amfibol. Proses metamorfosa ini memperkaya material dengan SiO2.

2.2.2 Mineralogi

Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan,
sehingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

 Golongan Amfibol yaitu mineral Aktinolit, antofilit, amosit , tremolit, dan krosidolit.
 Golongan serpentinit yaitu minerla krisotil yang merupakan hidroksida dari
magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H20.

Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat kompleks tetapi sebenarnya silikat itu
berasal dari molekul molekul Si4O11.

Beberapa komposisi mineral asbes adalah sebagai berikut :

 Antofilit yaitu amfibol ortorombik dengan komposisi mineral


(MgFe)II7(OH)2(SiO11)2.
 Termolit komposisi mineralnya Ca2Mg5(OH)2(Si4O11)2.
 Amosit adalah antofilit yang kaya akan besi atau feroantofilit dengan komposisi
MgAlFe3(II)Fe(III)(OH)2(Si4O11)2.
 Krosidolit disebut juga blue asbestos karena warna birunya termasuk dalam mineral
Riebeckite yaitu suatu amfibol berbentuk monoklin. Komposisi kimianya
Na2MgFe5(II)(OH)2 (SiO11)2.
 aktinolit yaitu bila oksida datang menggantikan magnesium dari tremolit. Komposisi
mineralnya C2(Mg,Fe)5 (OH) 2 (SiO11)2

2.3 Pertambangan Pada Mineral Asbes


2.3 1 Proses Pengolahan Asbes

Asbes digiling dalam mesin giling. Pada instalasi yang biasa, dipakai 3 macam mesin giling.
Jaw atau gyratory crusher, cone dan hammer mill. Pada penggilingan asbes ini harus
diusahakan supaya sebanyak mungkin diperoleh serabut yang panjang karena hargannya akan
menjadi tinggi dan pemakaiannya banyak, hasilnya serabut panjang, pendek serta yang halus
akan dipisahkan dengan jalan menyaring dan jalan penghisapan dengan udara, setelah itu
serabut yang panjang diatas belt diambil dengan tangan sebelum masuk kepada pengolahan
selanjutnya. Dan kegunaan berikutnya akan diolah sebagai bahan baku dari bahan dasar
serabut asbes ini. Penambangan asbes dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka maupun
tambang bawah tanah, adapun tahapannya meliputi:

 pemboran
 peledakan
 pemisahan batuan yang mengandung asbes dengan batuan lainnya
 pengolahan.

Pengolahan: dilakukan penggilingan utk memisahkan antara serat dengan gumpalan. (basah
atau kering).

Penggilingan secara kering:


 Diremuk dengan jaw crusher/hammer crusher sampai uk 150 mm, kemudian
dilakukan hand sorting
 Diayak dengan vibrating grizzly, lebar spasi 50 mm. Oversize diremuk lagi dengan
setting 50 mm, produknya digabung dgn undersize dan dikeringkan dengan suhu 90-
540 C selama 1-10 mnt.
Asbes dapat diperoleh dengan berbagai metode penambangan bawah tanah, namun
yangpaling umum adalah melalui penambangan terbuka (open-pit mining). Karena sifatnya
yang tahan panas, kedap suara dan kedap air, asbes sering juga digunakan pada isolating pipa
pemanas dan juga untuk panel akustik.

2.4 Jenis-Jenis Asbes

Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :

A. Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :

 Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel
uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan
tekstil asbes, dan lain-lain.
 Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik,
alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.

2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:

 Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat
kimia dan listrik
 Asbes untuk atap.
 Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik
 Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket,
ketel, dan tanur.
 Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur
 Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis
varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil.
 Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga
merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
2.5 Perkembangan dan prospek Asbes Di Indonesia

* Tempat Terdapatnya
Keterdapatan endapan asbes di Indonesia berkaitan dengan daerah sebaran batuan basa atau
ultrabasa, terdapat di beberapa tempat, seperti:

 Kuningan (jawa barat)


 jawa tengah
 Pulau Halmahera
 Sulawesi
 Irian
 Seram (Maluku)
 papua

2.6 Manfaat dan kerugian dari Asbes

Manfaat

Banyak manfaat dari serabut asbes ini, pemakaian utama dari asbes yang berkualitas tinggi
yaitu yang dapat dipintal dipakai untuk melapisi rem mobil, benang bahkan kain. Asbes juga
bisa dipakai untuk membuat sumbu kaos lampu, sarung tangan, tirai tahan api, baju tahan api
isolasi listrik dan panas, band pengangkut atau bisa disebut belt convenyor untuk benda-
benda panas, bahan pengempak selampit dan putar pada sambungan pipa-pipa uap.
Sedangkan serabut yang panjang dipakai sebagai bahan campuran dalam semen asbes yang
digunakan untuk bahan atap rumah, bisa juga untuk membuat pipa pendek dan sebagai
penahan.

Kerugian :

Serat-serat ini menguap di udara dan tidak larut dalam air, jika terhirup oleh paru-paru akan
menetap di sana dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Asbes dapat
membahayakan tubuh kita jika ada bagian asbes yang rusak, sehingga serat-seratnya bisa
lepas yang berupa serbuk yang sangat berbahaya bagi paru-paru (WHO, 1995).
2.7 Pengertian Batu Apung

Gambar 2.2 Batu Pumice (apung)

Batu Apung (pumice) adalah hasil gunung api yang kaya akan silika dan mempunyai
struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut di dalamnya pada
waktu terbentuk, berbentuk blok padat, fragmen hingga pasir atau bercampur halus dan
kasar. Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara
luas secara tiba-tiba. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung
api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.

2.8 Genesa Terbentuknya Batu Apung

Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luas
secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung di dalamnya mempunyai
kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan tiba-tiba.Pumice umumya
terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat gunung api dengan ukuran dari
kerikil sampai bongkah. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran
permukaan, bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula
dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. (gambar.3). jenis material
piroklastika, menurut Fisher & Schmincke, 1984) Pemanasan yang dilakukan pada obsidian
dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah obsidian menjadi batu apung rata-
rata 880 oC. Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan
tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air. Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis.
Pumice berwarna putih abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran
lubang yang bervariasi baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious
dengan lubang yang terorientasi. (gambar.4. Material gunung api produk letusan Vide
Compotn, 1985). Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit atau kalsit. Batuan ini
tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (mengisap air).
Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah.Kekuatan tekan antara 30-20 kg/cm 2.
Komposisi utama mineral silikat amorf. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika
dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan
scoria. Sedangkan mineral- mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa,
obsidian, kristobalit, dan tridimit.Didasarkan pada cara pembentukan (desposisi),
distribusi ukuran partikel (fragmen) dan material asalnya, endapan batu apung dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

 Sub areal
 Sub aqueous
 New ardante, yaitu endapan yang dibentuk oleh pergerakan ke luar secara
horizontal dari gas dalam lava, yang menghasilkan campuran fragmen dengan
berbagai ukuran dalam suatu bentuk matriks.Hasil endapan ulang (redeposit).

Dari metamorfosisnya, hanya daerah-daerah yang relative ada gunung api, akan
mempunyai endapan batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari endapan-endapan ini
antara tersier sampai sekarang. Gunung api yang aktif selama umur geologi tersebut
antara lain pada jalur pinggiran laut Pasifik dan jalur yang mengarah dari laut Mediteran ke
pegunungan Himalaya kemudian ke India Timur.

Gambar 2.3 Erupsi Gunung berapi


2.9 Ciri-Ciri Batu Apung

Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak
(berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas yang terkandung di dalamnya. Banyaknya ruang
pori (Vesikel) pada batu apung yang dibatasi oleh dinding tipis membuat batuan ini
mempunyai berat jenis yang sangat rendah. Batu apung biasanya memiliki berat jenis < 1,
sehingga membuat batuan ini mampu mengapung diatas air. Pada umumnya batu apung
terdapat sebagai bahan lepasan atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Mineral-
mineral yang terdapat dalam batu apung biasanya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan
kristobalit.

2.10 Sifat fisik dan Kimia Batu Apung

Tabel 2.1 Sifat Fisik


Unsur Kapasitas
Bobot isi ruang 480 – 960 kg/cm3
Peresapan air 16,67 %
Berat jenis 0,8 gr/cm3
Hantaran Suara Rendah
Ratio kuat tekan terhadap beban Tinggi
Konduktivitas terhadap panas Rendah
Ketahanan terhadap api S.d. 6 jam

2.1 Komposisi kimianya


Unsur Persen (%)
SiO2 60,00 – 75,00
Al2O3 12,00 – 15,00
Fe2O3 0,90 – 4,00
Na2O 2,00 – 5,00
K2O 2,00 – 4,00
MgO 1,00 – 2,00
CaO 1,00 – 2,00
Unsur lainya TiO2, SO3 dan Cl
LOI 6
pH 5
2.11 Kegunaan

Kegunaan batuapung seperti terlihat pada Tabel 1, yaitu sebagai bahan mentah untuk
membuat bahan-bahan poles, untuk logam, mortar dan beton. Bahkan batu apung di dalam
dunia pembangunan masa kini, terutama dalam membuat rumah-rumah, nampaknya batu
apung dapat digunakan juga untuk membuat bata ringan. Batu apung juga digunakan untuk
membuat bata yang tahan terhadap api juga sebagai bahan toilet/sabun tangan, sebagai bahan
untuk mengasah, sebagai bahan plester, filter.

Tabel 1 Kegunaan batuapung di sektor industry

Industri Kegunaan Ukuran Butir


Cat Pelapis nonskid Kasar
Cat sekat akustik Kasar
Bahan pengisi cat tekstur Halus – Kasar
Flattening agents Sangat halus
Kimia Media fitrasi Kasar
Chemical carrier Kasar
Pemicu korek api belerang Halus - Kasar
Logam dan plastik Pembersih dan pemoles Sangat halus
Vibratory and barrel finishing Sangat halus - sedang
Pressure blasting Sedang
Electro-plating Halus
Pembersih gelas dan kaca Sangat halus
Komponder Bubuk sabun tangan Sedang
Pembersih gelas dan kaca Sangat halus
Kosmetik dan odol Pemoles dan penambal gigi Halus
Pemerata kulit Sangat halus
Karet Bahan penghapus Sedang
Bahan cetakan Sangat halus
Kulit Untuk mengkilap Sedang
Kaca dan cermin Pemrosesan tabung TV Halus
Pemoles dan pengkilap tabung TV Halus
Bevel finishing Sangat halus
Penghalus potongan kaca Sangat halus
Elektronika Pembersih papan sirkit Sangat halus
Tembikar Bahan pengisi Halus
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Mineral dalam hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan.
Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi
manusia lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan
untuk manusia. Mineral merupakan sumber daya alam yang pembentukannya
memerlukan waktu yang jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan .Mineral
dapat dimanfaatkan sebgaai bahan baku dalam industri dan produksi . Mineral adalah
suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya
mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang dapat menjelma.

 Asbes adalah nama umum yang berlaku untuk beberapa jenis mineral silikat berserat.
Secara historis, asbes terkenal karena ketahanan terhadap api dan kemampuannya
untuk ditenun menjadi kain. Karena sifat ini, asbes digunakan untuk membuat tirai
tahan api panggung untuk teater, serta tahan panas pakaian untuk pekerja logam dan
petugas pemadam kebakaran.

 Batu Apung (pumice) adalah hasil gunung api yang kaya akan silika dan
mempunyai struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut
di dalamnya pada waktu terbentuk, berbentuk blok padat, fragmen hingga pasir
atau bercampur halus dan kasar. Pumice terjadi bila magma asam muncul ke
permukaan dan bersentuhan dengan udara luas secara tiba-tiba. Batuan ini
terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api yang mengeluarkan
materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan
terakumulasi sebagai batuan piroklastik.
DAFTAR PUSTAKA

1) https://www.google.co.in/webhp?hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiJ0aLE1tLPAhUHvY
8KHYGOBzcQPAgD#hl=en&q=batu+apung+%28bahan+galian+industri%29

2) http://jojogeos.blogspot.co.id/2014/09/batu-apung-pumice.html

3) http://dokumen.tips/documents/klasifikasi-penamaan-batuan-piroklastikdocx.html

4) http://dennynatalian.blogspot.co.id/2010/12/bahan-galian-industri.html

5) http://www.scribd.com/doc/57623968/16/Batuan-Piroklastik

Anda mungkin juga menyukai