Anda di halaman 1dari 9

A.

Klasifikasi Bahan Galian


Klasifikasi endapan bijih Niggli (1929)
1.

plutonik (intrusif)

plutonik adalah batuan yang mengalami pembekuan dibawah tanah. Posisi batuan hamper
mendekati lapisan astenosfer yaitu lapisan terdalam dibumi.Gunung api yang meletus
menyebabkan magma naik, tetapi sebagian magma tidak mendapat dorongan yang kuat dari
dapur bumi. Akhirnya magma hanya menembus lapisan asternosfer dan mulai membuka pada
lapisan tersebut.
2.

Ortomagmatik
1.intan,platina-khrom

2. titan-besi-nikel-tembaga
3. Pneumolitik pegmatitit
Pengertian Pneumatolitik yang disampaikan Niggli (1929) adalah stadia magmatisme
yang didominasi oleh fase gas, sedangkan hidrotermal didominasi oleh fase cair. Pada
klasifikasi ini telah muncul istilah hidrotermal, yang dibagi menjadi empat golongan komoditi
logam. Niggli (1929) tidak membagi hidrotemla menjadi hipotermal, mesotermal, dan
epitermal.

Pada kenyataannya

sulit

dibedakan kenampakan hasil ubahan atau endapan

mineral yang disebabkan oleh proses pneumatolitik dengan hidrotermal. Belakangan, para
ahli

geologi

banyak menggunakan istilah fluida hidrotermal (hydrothermal fluid) untuk

mewakili baik fase gas pneumatolitik maupun fase cair hidrotermal. Pegmatit adalah batuan beku
yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi pada magmatik awal dan
tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos
batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.

B.

volkanik (ekstrusif)

Volkanis adalah bahan galian yang terbentuk karena kegiatan vulkanisme seperti aliran lava,
bahan valatil (uap air) dan sumber-sumber air panas. Hasil penguapan yang /ekshalasi yang
diakibatkan oleh kegiatan vulkanis antara lain Fumarol (H2O), Solfatar (S2, SO2), Mofet (CO2),
dan Soffroni (Be). Beberapa endapan bahan galian bernilai ekonomis yang dihasilkan dari tipe
inia antar lain kristal belerang dan air panas yang sering membawa endapan limonit (bahan cat),
jarosit (bahan pupuk) dan lainnya.

Sn-Ag-Bi

logam-logam berat

Emas-perak

Sb-Hg

tembaga (nattive copper)

Endapan subaquatic-volcanik dan biokimia

B. Model dan Tipe Endapan Bahan Galian

Secara garis besar, genesa cebakan mineral sangat berkaitan dengan 3 proses pembentukan
batuan

yakni

magmatisme,

sedimentasi

dan

metamorfisme.

Ketiga

proses

tersebut

mempengaruhi terbentuknya berbagai macam tipe cebakan serta kelompok asosiasi mineral bijih
tertentu. Sedangkan pembentukan endapan mineral secara umum terbagi atas dua yakni
endogenik dan eksogenik. Endapan endogenik ialah endapan yang terbentuk jauh di dalam kerak
bumi, bersamaan dengan terbentuknya batuan beku atau yang disebut cebakan primer. Endapan
endogenik terdiri dari endapan magmatik, endapan hidrothermal dan endapan metasomatik.
Endapan eksogenik : endapan yang terbentuk di permukaan bumi. Endapan eksogenik antara lain
ialah endapan sedimentasi, endapan laterit dan endapan transportasi permukaan (endapan
sekunder/aluvial).
1.Tipe Endapan Magmatik
Proses magmatisme akan membentuk berbagai macam tipe cebakan seperti (early)
magmatic, pegmatic, greissen, skarn, hidrothermal, epitermal dan lain sebagainya dengan
membentuk tubuh bijih yang beraneka ragam dari yang isometris, lapisan, vein (urat), kantong
(pocket), atau yang bentuknya rumit lainnya.

Gambar 1.
Pembentukan endapan magmatic

2.Tipe Endapan Pegmatik

Pegmatit adalah sumber utama dari beryllium, lithium, cesium, tantalum, muscovite dan
feldspar. Pegmatit juga merupakan sumber minor dari Uranium, Yttrium, REE, Tin dan
Tungsten. Miarolitik pegmatite adalah sumber penting dari gemston seperti beryl (emerald),
topaz dan tourmaline.Pegmatit bisa terbentuk dari metamorfisme regional yang menyebabkan
batuan menuju fase granitization, yang menghasilkan produk akhir berupa granit dan pegmatite.
Selain itu, pegmatit juga dapat terbentuk dari aktifitas magma, yaitu ketika magma terbentuk
sehingga terjadi diferensiasi yang mengakibatkan kandungan volatile tinggi dan terinjeksikan
pada batuan sekitar sehingga terbentuk pegmatite. Material yang diinjeksikan pada sistem
tertutup (sistem kimia) sehingga terbentuk pegmatite sederhana yang mengandung albit, kuarsa,
mikroklin dan muskovit.

Gambar 2.
Contoh Bentuk Endapan Pegmatik

3. Tipe Endapan Hidrothermal

Hidrothermal merupakan fluida atau larutan air panas yang naik akibat proses magmatik
ataupun dari proses lainnya seperti meteoritik atau yang terbebaskan pada suatu proses malihan.
Air panas tersebut melarutkan unsur-unsur logam dari batuan yang dilaluinya sehingga akan
terjadi pengkayaan unsur-unsur dan akan diendapkan di suatu tempat dengan temperatur yang
lebih rendah. Sebagian besar dari cebakan mineral berasal dari proses ini.
Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber
terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan,
dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :

Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur
baru dari larutan hidrothermal.

Gambar 3. Proses Hidrothermal

4. Tipe Vulkanogenik
Endapan vulkanogenik terjadi akibat adanya aktivitas gunung api bawah laut. Kegiatan
vilkanik bersusunan riolitik yang menghasilkan breksi tufa asam ini berlangsung di bawah laut.

Salah satu karkteristik cebakan ini adalah adanya perlapisan rijang, endapan sulfida, barit dan
gipsum. Endapan sulfida terdiri dari dari bijih hitam, bijih kuning, dan bijih kuning yang
berbentuk stockwork. Contoh endapan ini ialah bijih Pb-Zn di jepang (tipe Kuroko), Kazakhtan,
Rusia dan Lerokis Pulau Wetar, Indonesia.
5. Endapan Tipe Metamorfik dan Metamorfisme Kontak
Cebakan tipe metamorfik terbentuk berhubungan dengan proses metamorfisme yang
disebabkan oleh tekanan dan temperatur yang mengalami perubahan (peningkatan). Pada
endapan ini hanya menghasilkan sedikit endapan mineral karena batuan induknya mengandung
sedikit ion-ion metal. Tubuh bijih yang terbentuk terkadang sederhana, Seringkali tidak teratur
dengan sebaran bijih di dalamnya teratur atau tidak teratur. Metamorfisme dapat mengakibatkan
re-kristalisasi dari sulfida yang telah ada menjadi berukuran lebih besar, lebih ekonomi,
mineralisasi yang memberikan kadar metal yang tinggi. Endapan mineral yang mempunyai nilai
ekonomis terbentuk akibat proses malihan pada kondisi temperatur dan tekanan tinggi, contoh :
asbes serpentin, grafit, talk, pyropilit, silimanit, andalusit, kyanit, garnet dan wollastonit.
Pada metamorfisme kontak magma menjadi sumber air, volatil material dan variasi unsurunsur, bila material ini kontak dengan country rock, maka akan terbentuk skarn, yang prosesnya
juga disebut metasomatisme. Endapan metasomatik terbentuk karena adanya penerobasan batuan
beku asam pada formasi batugamping atau batuan gampingan. Proses ini dirtandai dengan
pembentukan skarn, yaitu kumpulan mineral yang terdiri dari garnet da piroksen dan dapat
beragam susunan mineral. Skran dapat terbentuk dalam batuanbeku di dekat kontaknya,
(endoskarn) atau dalam batuan samping (exoskarn).

6. Tipe Endapan Sedimenter


Proses pengendapan atau sedimentasi yang berhubungan dengan pembentukan batuan
meliputi tiga tahapan yaitu pelapukan batuan asalm transportasi atau pemindahan hasil

pelapukan, pengendapan material lepas, dan diagnesa atau pemampatan material lepas tersebut
menjadi batuan yang kompak. Proses ini menyebabkan terjadinya tubuh cebakan mineral yang
umumnya berbentuk lapisan. Sebaran bahan berharga dalam lapisan itu tergantung pada proses
sedimentasi itu sendiri, ada yang merata atau terserak secara tidak teratur.
Cebakan tipe sedimenter terbentuk karena pengendapan baik secara mekanik maupun
kimia. Bentuk tubuh bijihnya relatif sederhana menyerupai lapisan, teratur, dengan sebaran bijih
di dalamnya nisbi merata. Pada cebakan mineral ini FeO & MnO umumnya terbentuk karena
presipitasi sedimen yang berasal dari batuan sebelumnya yang mengalami pelapukan dan
tertransportasikan dalam cekungan sedimen, pada kondisi cocok, ion-ion akan bergabung dan
membentuk presipitasi kimia.
7. Endapan Residual
Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan dan
pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami transportasi (baik
dengan media air atau angin) seperti endapan sedimen yang lainnya. Proses pelapukan
(weathering) biasanya terjadi secara fisika dan kimia.Asal batuannya yaitu berupa batuan beku
atau metamorf, mengalami pelapukan berupa penghancuran, baik karena tekanan ataupun
pelapukan alami (cuaca dan iklim) dan hancur berubah menjadi butiran-butiran (grain). Butiranbutiran tersebut akan menumpuk dicekungan tepat dimana batuan asalnya. Lalu mengalami
proses sedimen yaitu kompaksi dan sedimentasi.
Endapan sedimen ini umumnya membawa endapan lain yaitu berupa bahan galian dalam
bentuk unsur -unsur kimia yang terkandung dalam mineral. Endapan-endapan mineral tersebut
umumnya berbentuk badan bijih. Badan bijih yang terkandung di dalam residual deposit yaitu
badan bijih yang terbentuk akibat perombakan batuan-batuan yang mengandung mineral bijih
dengan kadar rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta pelindian, dan
selanjutnya mengalami pengayaan relatif hingga mencapai kadar yang ekonomis.

4.Foto Contoh Endapan Residual


(Nikel Laterit)

Tugas

BIJIH LATERIT

OLEH:
DEPRI AFRIAN LAMBUTO
F3G212045

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

Anda mungkin juga menyukai