Lingkungan Geokimia
KELOMPOK 4
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……………. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 14
3.2 Saran……………………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 15
Hasil Diskusi…………………………………………………………………………... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Dapat mengetahui dan memahami terkait lingkungan kimia.
2. Dapat mengetahui dan memahami arti dari dispersi Kimia.
3. Dapat mengetahui mobolitas unsur serta asosiasi elemen dalam geokimia.
4. Dapat mengetahui dan memahami arti anomali dan background geokimia.
BAB II
ISI
Dispersi adalah sebaran unsur-unsur kimia dialam ditentukan oleh proses pengurain dan
pengangkutan, baik secara mekanis maupun kimia serta bersifat penguapan dan
larutan. Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi
unsur-unsur. Menurut para ahli diantaranya Joyce (1984) mendefinisikan dispersi geokimia
sebagai proses total yang mencakup transportasi dan/atau fraksinasi dari unsur-unsur.
Sedangkan Rose et al (1979) mendefinisikannya sebagai proses di mana atom-atom dan
partikel-partikel bergerak menuju ke lokasi atau lingkungan geokimia yang baru. Dispersi
dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya
disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan
metode pengambilan contoh, pemilihan lokasi contoh, pemilihan fraksi ukuran dsb.
Berdasarkan prosesnya Joyce (1984) dan Chaussier (1987) membagi dispersi menjadi
dua jenis, yaitu:
Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah contoh diambil dari air
atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, harus diketahui apakah pengendapan unsur yang
dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan
aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari
ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang
diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar
kemungkinan mengandung unsur yang dicari. Pola dispersi dan assosiasi dengan cebakan
bijih mencakup :
a. Tubuh bijih memotong bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat diobservasi
secara langsung. Pola dispersi geokimia berasosiasi dengan tubuh bijih primer.
b. Tubuh bijih tidak tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah pelapukan. Dispersi
unsur akan terdapat pada sedimen maupun pada soil.
c. Tubuh bijih persis tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam keadaan ini jika
konsentrasi mineral-mineral stabil dan mobil tidak banyak maka deteksi terhadap
tubuh bijih sangat sulit.
d. Tempat tubuh bijih terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan geokimia akan
memberi hasil nihil, deteksi harus dilakukan dengan metode geofisika.
Beberapa elemen yang bergerak atau terdispersi dari sumber utamanya ke proses
secondary dispersion (misalnya Zn), dimana hal ini dapat dipengaruhi juga oleh:
Pergerakan mekanis fragmenfragmen melalui gaya berat.
Pergerakan sebagai gas atau difusi elemen dalam bentuk ion seperti halnya
pergerakan dalam larutan.
Gambar 2.3 Dispersi yang Tergantung Pada Jenis Overburden
Proses dispersi, selain dipengaruhi oleh tingkat mobilitas unsur yang terangkut, juga
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan media dispersinya, antara
lain tingkat keasaman, yang selalu berubah tergantung lingkungan geokimianya. Sebagai
contoh air hujan bersifat agak asam, tanah penutup sebagian bumi tingkat keasamannya
sedang, air yang mengalir (termasuk sungai) umumnya netral, dan air laut bersifat alkali.
Mobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu.
Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut
mudah bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn
dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan uranium. Mobilias unsur akan berbeda
dalam lingkungan yang berbeda. Misal F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan
magma (pembentukan batuan beku), jebakan pneumatolitik dan hidrotermal, namun akan
sangat stabil dalam proses metamorfose dan pembentukan tanah, tetapi bila F masuk ke air,
maka akan menjadi sangat mobil kembali.
Levinson (1974) mendefinisikan mobilitas unsur sebagai suatu kondisi di mana suatu
unsur tertentu dapat bergerak pada lingkungan tertentu pula. Mobilitas unsur adalah
kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam
proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau
mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk
dalam prospeksi endapan uranium. Pada beberapa lingkungan, mobilitas tergantung pada sifat
mekanisnya pada fase mobil. Sifat mekanis itu misalnya faktor kekentalan magma dan
larutan pada lingkungan deep seated atau ukuran, bentuk dan densitas butiran klastik dalam
suatu aliran sungai pada lingkungan surfical.
Tabel 2.1 Mobilitas relatif unsur pada lingkungan sekunder (Andrews-Jones, 1968 dalam
Levinson, 1974)
Mobilitas unsur sebagaimana terlihat pada gambar dibawah, emas (Au) mempunyai
mobilitas rendah, sehingga cenderung tetap tertinggal pada lokasi (gosan). Mineral galena
cenderung untuk lambat pelapukannya, sehingga juga masih tertinggal bersama emas di
gosan. Sulfida Cu, Ag, dan Zn tidak tahan terhadap pelapukan, sehingga cepat terurai dengan
mobilitas tinggi, dan bermigrasi ke arah bawah dari gosan, membentuk zone yang kaya akan
Cu, Ag, dan Zn, atau dikenal dengan zone pengkayaan bijih oksida atau supergen.
Dalam menentukan anomali geokimia diperlukan adanya nilai ambang/nilai batas yang
digunakan untuk menentukan anomali. Nilai batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata
rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas nilai threshold
didefinisikan sebagai anomali.
Gambar 2.5 Semua Nilai di atas Nilai Threshold Didefinisikan sebagai Anomali.
Tabel 2.4 Latar belakang konsentrasi dari unsur jejak dan utilitas dalam eksplorasi geokimia.
(Rose et al. 1979, Levinson 1980 dalam Moon et al., 2006)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan geokimia terbagi dua yaitu, Lingkungan kedalaman (deep seated
environment), yaitu lingkungan yang meluas ke arah bawah, mulai dari level terendah yang
dapat dicapai oleh sirkulasi air permukaan sampai ke level terdalam di mana batuan biasanya
terbentuk. Dan lingkungan permukaan (surficial environment) adalah lingkungan di mana
terjadi prosesproses pelapukan, erosi, dan sedimentasi, di permukaan bumi, yang mencakup
proses-proses yang terjadi setelah tubuh batuan terbentuk.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran membangun dari bapak dosen dan teman-teman semua untuk
kedepannya. Dengan itulah, kami dapat menyusun makalah berikutnya dengan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Darijanto, T., dan Indriati, T., 1998, Eksplorasi Geokimia dalam Modul Pelatihan Eksplorasi
Endapan Bahan Galian, ITB, Bandung.
Ottonello, G., Principles of Geochemistry, 1997, 894 hal.
Rollinson, H., 1993, “Using Geochemical Data : Evaluation, Presentation, Interpretation”,
Longman Group Ltd., Essex, England.
Rose, A.W., Hawkes, H.E., Webb, J.S., 1979, “Geochemistry in Mineral Exploration”, 2nd
Edition, Academic Press Inc., San Diego, California, USA.
https://prezi.com/kfzbn0tu7sn2/lingkungan-dan-
geokimia/?frame=9ac8e70b0ffa7c29c84ac032cd4d6b688da334bb
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/16/eksplorasi-geokimia-1-definisi-dan-
konsep-dasar/
http://sahalageologist.blogspot.com/2014/05/aplikasi-geokimia-dalam-eksplorasi.html
http://bybudimanyusuf.blogspot.com/2010/04/geokimia-eksplorasi.html
Hasil Diskusi
Ita Purnamasari (H061191049) mungkin bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai dispersi
kimia dan dispersi mekanik, karena tadi hanya disebutkan contohnya.